PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA"

Transkripsi

1 PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Rohmatul Wahyunita Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT There is a special purpose in the establishment of a cooperative is to make its members prosperous. In addition to fulfill this purpose, good capital and financial performance is required in order to be able to generate dividend at KPRI in Surabaya city. The sample collection technique is quota sampling and the samples are 15 KPRI annual report of in Surabaya city. The multiple regression is used as analysis technique. The result of partial test has shown that from 4 variables that have been used as research model which shows significant influence to the dividend at KPRI in Surabaya city is own capital, debt to equity, and return on assets variables while current ratio variable has no significant influence since its significance level is more than = 5%. The result of partial determination test shows that own capital variable has the highest partial determination coefficient that is 69.06%. It shows that own capital variable has dominant influence to the dividend. Keywords: Cooperative, Own Capital, Financial Performance, Devidend ABSTRAK Koperasi mempunyai tujuan khusus dalam pendiriannya yaitu untuk mensejahterakan para anggota. Adapun upaya untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan modal dan kinerja keuangan yang baik untuk dapat menghasilkan sisa hasil usaha. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal sendiri dan kinerja keuangan secara parsial terhadap sisa hasil usaha pada KPRI di Kota Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling dan jumlah sampel sebanyak 15 KPRI dengan tahun buku di Kota Surabaya. Teknik analisa yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil pengujian secara parsial telah menunjukkan bahwa dari 4 variabel yang digunakan model penelitian yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha pada KPRI di Kota Surabaya adalah variabel modal sendiri, debt to equity ratio, dan return on asset sedangkan variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan karena tingkat signifikansi variabel tersebut lebih dari = 5%. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan variabel modal sendiri memiliki nilai koefisien determinasi parsial paling tinggi sebesar 69,06%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal sendiri memiliki pengaruh dominan terhadap sisa hasil usaha. Kata kunci: koperasi, modal sendiri, kinerja keuangan, sisa hasil usaha PENDAHULUAN Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk memperoleh laba agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usaha dan dapat menghadapi persaingan bisnis. Berbeda halnya dengan suatu badan usaha yaitu koperasi. Tujuan utama badan usaha tersebut adalah untuk mensejahterakan anggotanya. Mengingat sejarah dimana terbentuknya koperasi pada awal abad 20, koperasi tumbuh pada saat kondisi perekonomian rakyat dan sosial yang buruk. Banyak rakyat Indonesia yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi yang terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama membuat rakyat bersatu untuk menolong diri sendiri dan sesama untuk terlepas dari keterpurukan ekonomi pada masa itu hingga terbentuknya suatu badan usaha yaitu koperasi.

2 Dilihat dari sejarah bahwa jelas koperasi bertujuan untuk dapat menolong perekonomian rakyat dan berperan serta dalam pembangunan bangsa. Dimana kesejahteraan anggota lebih diutamakan. Maka hal tersebut membedakan koperasi dengan badan usaha lain yang tujuan utamanya adalah untuk memperoleh laba. Menurut (Sumarsono: 2003) bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. Dari definisi tersebut memperkuat bahwa tujuan koperasi adalah untuk mensejahterakan anggota yang berfokus pada orientasi manfaat (benefit oriented) dan bukan pada semata-mata untuk menghasilkan laba (profit oriented). Namun dalam upaya mensejahterakan anggota, koperasi tetap harus berusaha agar tidak menderita kerugian dengan cara meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dampaknya dapat meningkatkan kesejahteraan anggota serta dapat menjaga kelangsungan usahanya. Keuntungan/ laba di dalam koperasi biasa disebut dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 45 Ayat 1, Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Dalam upaya memperoleh SHU koperasi memerlukan modal terlebih dahulu untuk mendanai kegiatan koperasi agar dapat beroperasi. Modal tersebut dapat diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri koperasi yaitu modal yang dikumpulkan oleh koperasi dari para anggotanya berupa simpanan pokok dan simpanan wajib pada awal pendiriannya. Modal sendiri dapat juga diperoleh dari hibah dan cadangan, namun untuk cadangan koperasi harus memperoleh SHU terlebih dahulu karena dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU. Modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainnya. Dari modal-modal tersebut koperasi dapat memulai kegiatannya hingga dapat menghasilkan SHU. Perolehan besar kecilnya SHU sangat penting bagi koperasi karena dapat menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja koperasi tersebut. Apabila SHU yang diperoleh tinggi maka kinerja koperasi dapat dikatakan baik. Kinerja koperasi yang baik menunjukkan bahwa koperasi tersebut telah dikelola secara profesional. Maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja koperasi dengan mengukur kinerja keuangan. Kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan/ badan usaha pada periode tertentu melalui aktifitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Adapun alat ukur dalam penilaian kinerja keuangan yaitu dengan analisis rasio keuangan. Dengan alat ukur tersebut dapat memberikan gambaran dan penjelasan kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain rasio likuiditas yaitu Current Ratio (CR), rasio solvabilitas yaitu Total Debt to Equity (DER), dan rasio profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA). Hasil penelitian sebelumnya dengan Suryaningrum (2007) yang menguji pengaruh modal sendiri berupa simpanan pokok dan simpanan wajib terhadap sisa hasil usaha pada KPRI kota Semarang. Kontribusi pengaruh modal sendiri terhadap SHU dalam penelitiannya sebesar 51,5%. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aditya (2010) yang menguji pengaruh modal sendiri dan kinerja koperasi terhadap perolehan SHU pada PT Mahkota Aman Sentosa. Variabel yang diteliti adalah variabel independen berupa modal sendiri, pendapatan, dan net profit magin dengan SHU 2

3 sebagai variabel dependen. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kontribusi pengaruh variabel modal sendiri, pendapatan dan net profit margin sebesar 99,5%. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah apakah modal sendiri dan kinerja keuangan (CR, DER, dan ROA) secara parsial berpengaruh terhadap sisa hasil usaha pada KPRI di Kota Surabaya? Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah modal sendiri dan kinerja keuangan (CR, DER, dan ROA) secara parsial berpengaruh terhadap sisa hasil usaha pada KPRI di Kota Surabaya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yaitu tahun dan variabel independen yang digunakan dalam kinerja keuangan yaitu current ratio, debt to equity ratio dan return on asset. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. Definisi tersebut memiliki makna yang sama dengan pengertian koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 1 yaitu koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Menurut Baswir (1997:98), koperasi digolongkan menjadi beberapa karakteristikkarakteristik dan kriteria tertentu, yaitu (a) Berdasarkan bidang usaha terdiri dari koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi pemasaran, dan koperasi kredit, (b) Berdasarkan jenis komoditi terdiri dari koperasi ekstraktif, koperasi pertanian dan peternakan, koperasi industri dan kerajinan dan koperasi jasa-jasa, (c) Berdasarkan profesi anggota terdiri dari Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Pegawai (KP), Koperasi Angkatan Darat (Kopad), Koperasi Mahasiswa (Kopma), Koperasi Pedagang Pasar (Koppas), Koperasi Veteran Republik Indonesia (Koveri), dan Koperasi Nelayan, (d) Berdasarkan daerah kerja terdiri dari koperasi primer, koperasi pusat, koperasi gabungan dan koperasi induk. Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 Pasal 2 menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya, masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Setiap organisasi pasti memiliki fungsi dan perannya masing-masing, begitu pula dengan koperasi. Fungsi dan peran koperasi berdasarkan pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 yaitu (a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social, (b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, (c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya, (d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Dalam sebagian besar organisasi memiliki sebuah pedoman untuk berpikir dan bertindak atau bisa dikatakan sebuah prinsip. Dan prinsip koperasi tertera pada Pasal 5 UU No. 25 tahun 1992 tentang pengkoperasian yaitu keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal dan kemandirian. 3

4 4 Modal Sendiri Sumber modal pada koperasi menurut Pasal 41 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa: (1) Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman; (2) Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah; (3) Modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya dan sumber lainnya yang sah. Menurut Riyanto (2008:21), modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dan lain-lain). Modal sendiri dapat berasal dari sumber intern dan sumber ekstern. Dimana sumber intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dan sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan (Riyanto, 2008:240). Terdapat tiga alasan dasar koperasi dalam membutuhkan modal, yaitu untuk membiayai proses pendirian koperasi atau disebut biaya organisasi, untuk membeli barang-barang modal yang dalam perhitungan perusahaan digolongkan menjadi harta tetap/fixed assets dan untuk modal kerja/ working capital, yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional koperasi. Pengertian modal sendiri menurut Pasal 41 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti. Berikut ini adalah sumbersumber modal sendiri: (1) Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota, (2) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota, (3) Dana cadangan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan, dan (4) Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat. Kinerja Keuangan Riyanto (2008:253) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan untuk melakukan kegiatan pelaporan keuangan menurut standar keuangan yang telah ditetapkan. Kinerja Keuangan merupakan gambaran dari kondisi keuangan suatu badan usaha atau perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai terus menerus oleh manajemen yang tercermin dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, kinerja keuangan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengetahui kinerja keuangan diperlukan analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan. Menurut Mulyadi (2001:415) bahwa penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran kinerja dilakukan oleh pihak manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu jadi pengukuran kinerja perusahaan berhubungan dengan data kondisi masa lampau. Tujuan pengukuran kinerja perusahaan menurut Munawir adalah (a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih, (b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban

5 keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, (c) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal secara produktif dan (d) Untuk mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil diukur dengan kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga tepat pada waktunya. Analisis Laporan Keuangan Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubunganhubungan atau tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2002:35). Dalam mengukur kinerja dibutuhkan metode atau teknik sebagai alat bantu untuk menganalisa. Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos bila diperbandingkan dengan laporan dari berbagai periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat pembanding lainnya, seperti diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya (Munawir, 2002:36). Munawir (2002:36) menyatakan bahwa terdapat dua metode yang digunakan dalam analisa laporan keuangan yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya. Dan analisa vertikal adalah menganalisa laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode tersebut saja. Laporan Keuangan Munawir (2002:5) menyatakan bahwa akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa keuangan dicatat, digolongkan dan diringkas dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kasmir (2009:7) adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Terdapat definisi lain yang memiliki makna sama, dikemukakan oleh Harahap (2004:105) yang menyatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Munawir menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut dapat berguna bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Pihak yang perlu laporan keuangan terdiri dari pemilik, manajemen, kreditor, pemerintah dan investor. Oleh karena itu, dalam penelitian ini untuk mengukur rasio keuangan dibutuhkan laporan keuangan koperasi. Laporan Keuangan koperasi berdasarkan PSAK 27 terdiri dari Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. 5

6 Laporan keuangan yang disajikan pengurus atau pengelola koperasi bertujuan untuk dapat menyediakan informasi yang bermanfaaat bagi pengguna utama (main users). Pengguna utama menurut Sitio dan Tamba (2001:107) adalah para anggota koperasi, pejabat koperasi, calon anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor pajak. Tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi, adalah menilai pertanggungjawaban pengurus, menilai prestasi pengurus, menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya, menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas), dan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Tujuan laporan keuangan koperasi berdasarkan Sitio dan Tamba (2001:108) adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang diinformasikan oleh laporan keuangan koperasi adalah mengetahui manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi, mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan sisa hasil usaha dan pembagian untuk kepentingan anggota koperasi, mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota, mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode dengan pemisahan antara yang berhubungan dengan anggota dan bukan anggota dan mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio menurut Munawir (2002:37) adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Dalam Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2002:64). Pengertian rasio menurut James C Van Horne (dalam Kasmir, 2009:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Berikut beberapa pengertian alat analisis rasio keuangan dan pengukuran kinerja berdasarkan peraturan menteri dan KUKM NO.06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/ koperasi award: a. Current Ratio Current Ratio tersebut termasuk dalam rasio likuiditas. Current Ratio (rasio lancar), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Menurut Munawir (2002:72) bahwa rasio lancar dapat menunjukkan tingkat keamanan (margin safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Rumus Current Ratio sebagai berikut: 6 Current Ratio = Aktiva lancar Kewajiban lancar

7 7 b. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan rasio Solvabilitas yaitu rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mampu membayar semua hutangnya, sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu membayar semua hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus Debt to Equity Ratio sebagai berikut: Debt to Equity Ratio = Total Hutang/Kewajiban Modal Sendiri c. Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio juga termasuk rasio solvabilitas. Debt to Asset Ratio merupakan perbandingan antara total hutang/kewajiban dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membayar hutangnya berdasarkan asset yang dimiliki. Rumus Debt to Asset Ratio sebagai berikut: Total Hutang/Kewajiban Debt to Asset Ratio = Total asset d. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas/ rentabilitas yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas/ rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Return On Equity (ROE)/ rentabilitas modal sendiri merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rumus Return On Equity (ROE) sebagai berikut: Sisa Hasil Usaha Return On Equity Ratio = Modal Sendiri e. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) juga termasuk rasio profitabilitas/ rentabilitas. Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara hasil usaha yang diperoleh dengan asset koperasi pada tahun yang bersangkutan. Maka Return On Asset (ROA) dapat menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan assetnya. Rumus Return On Asset (ROA) sebagai berikut: Return On Asset Ratio = Sisa Hasil Usaha Asset f. Net Profit Margin Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba. Rasio tersebut diperoleh dari perbandingan antara hasil usaha yang diperoleh dengan pendapatan bruto koperasi pada tahun yang bersangkutan. Rumus Net Profit Margin sebagai berikut: Sisa Hasil Usaha Net Profit Margin = Penjualan/Pendapatan

8 g. Asset Turn Over Asset Turn Over merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki atau mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Asset Turn Over merupakan perbandingan antara volume usaha yang diperoleh dengan asset koperasi pada tahun yang bersangkutan. Rumus Asset Turn Over sebagai berikut: Asset Turn Over (ATO) = Volume Usaha Sisa Hasil Usaha X 1 kali Asset h. Perputaran piutang Perputaran piutang juga merupakan rasio aktivitas yang dihitung berdasarkan penjualan terhadap piutang rata-rata. Rumus Perputaran piutang sebagai berikut: Perputaran Piutang = Penjualan Saldo piutang (thn sebelumnya+thn saat ini)/2 X 1 kali i. Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota merupakan perbandingan antara transaksi yang dilakukan anggota kepada koperasi terhadap total transaksi koperasi. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Transaksi anggota terhadap koperasi Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota= Total transaksi seluruhnya Rasio yang terdapat pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/ koperasi award yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (rasio likuiditas), Debt to Equity Ratio (rasio solvabilitas) dan Return On Asset (rasio profitabilitas). 8 Sisa Hasil Usaha Dalam koperasi tidak menggunakan istilah keuntungan untuk menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Selisih tersebut di dalam Koperasi dikenal sebagai Sisa Hasil Usaha/SHU (Baswir, 1997). SHU pasal 45 UU No. 25 / 1992 dirumuskan sebagai berikut (a) Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku bersangkutan, (b) Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota, (c)besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. Sisa Hasil Usaha (SHU) dapat dirumuskan sebagai berikut: SHU = TR TC (dalam Partomo dan Soejoedono, 2004:84) Keterangan : SHU: Sisa Hasil Usaha TR : Total Revenue adalah pendapatan total koperasi dalam satu tahun TC : Total Cost adalah biaya total koperasi dalam satu tahun Berdasarkan persamaan tersebut menurut Partomo dan Soejoedono (2004:84) akan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu (a) Jumlah pendapatan koperasi lebih besar daripada

9 jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU positif, (b) Jumlah pendapatan koperasi lebih kecil daripada jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU minus dan (c) Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU nihil atau berimbang. Pembagian SHU Pembagian SHU pada koperasi menurut Anoraga dan Sudantoko (2002:81) dibagi menjadi dua yaitu pertama, SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan oleh anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana pegawai atau karyawan, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Kedua, SHU yang berasal dari usaha yang diselengarakan oleh bukan anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Besarnya SHU dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi maka besarnya SHU yang diterima setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Jadi, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Perhitungan SHU bagian anggota menurut Sitio dan Tamba (2001:88) dapat dilakukan bila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut (a) SHU Total Koperasi pada satu tahun buku. SHU total koperasi itu sendiri adalah sisa hasil usaha yang terdapat pada neraca atau laporan laba rugi koperasi setelah pajak, (b) Bagian (persentase) SHU anggota, (c) Total simpanan seluruh anggota, (d) Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota. Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual-beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya, (e) Jumlah simpanan per anggota yang merupakan partisipasi modal yaitu kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha dan simpanan lainnya, (f) Omzet atau volume usaha per anggota. Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatau periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan, (g) Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota; dan (h) Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota. Pembagian SHU yang diterima oleh anggota, bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri (dalam Sitio dan Tamba, 2001:89), yaitu (1) SHU atas jasa modal. Pembagian ini mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan, (2) SHU atas jasa usaha. Dalam pembagian atas jasa usaha menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Koperasi yaitu terdiri dari cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana karyawan, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Dari komponen-komponen di atas tidak semua diadopsi oleh koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal tersebut tergantung keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Prinsip Pembagian SHU Prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi menurut Sitio dan Tamba (2001:92) sebagai berikut: (a) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. SHU yang dibagi pada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri sedangkan SHU yang bukan berasal dari anggota pada dasarnya tidak dibagi pada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi, (b) 9

10 SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Maka perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi pada anggota, (c) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasi, (d) SHU anggota dibayar secara tunai. SHU anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. Pengaruh Modal Sendiri dan Kinerja Keuangan terhadap SHU Koperasi memerlukan sejumlah modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasinya. Modal tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran koperasi dari awal pendirian hingga koperasi dapat menjalankan kegiatan usahanya. Modal yang digunakan tersebut berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri ini bisa diperoleh dari anggota koperasi (simpanan pokok dan wajib) dan bisa juga berasal dari pemberian pihak lain yang koperasi tidak perlu memberikan bentuk balas jasa kepada pihak yang memberikan, pemberian itu disebut hibah serta koperasi dapat memupuk modalnya sendiri dari keuntungan yang diperoleh kegiatan usaha yaitu SHU, dengan menyisihkan Sisa Hasil Usaha ke dalam bentuk cadangan yang berfungsi sebagai penanggulangan resiko koperasi yaitu dengan menutup kerugian koperasi. Jadi, modal sendiri berpengaruh terhadap SHU karena dengan modal sendiri koperasi dapat menjalankan usahanya dan memperoleh SHU. Serta terdapat hubungan antara modal sendiri dengan SHU. Dalam memupuk modal sendiri koperasi, SHU dapat disisihkan dalam bentuk cadangan dimana cadangan ini merupakan komponen modal sendiri koperasi. Sitio dan Tamba (2001:79) menyatakan bahwa semakin tinggi partisipasi anggota maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima anggota. Partisipasi anggota adalah partisipasi modal berupa modal sendiri dan transaksi yang dilakukan anggota. Apabila semakin besar modal sendiri yang disetor, maka akan semakin besar pada keleluasaan para anggotanya dalam beroperasi untuk meningkatkan volume usahanya sehingga hal ini tentunya akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dapat diperoleh pihak koperasi. Koperasi yang berjalan dengan baik yaitu efektif dan efisien dalam menjalankan usahanya. Koperasi dapat dikatakan efektif bila kesejahteraan anggota terpenuhi dan efisien bila koperasi memperoleh SHU. Dikatakan efisien, karena koperasi dapat mengelola modal dengan baik hingga memperoleh SHU. Perolehan SHU pada koperasi menunjukkan bahwa koperasi tersebut berhasil mengelola usahanya dan dapat dikatakan kinerja koperasi berjalan dengan baik. Maka sangat penting koperasi mengukur kinerjanya. Pengukuran kinerja koperasi dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan. Dibutuhkan alat analisis untuk mengukur kinerja koperasi, salah satunya dengan mengukur kinerja keuangan dapat dilihat dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return On Asset. Pengukuran kinerja keuangan tersebut biasanya dijadikan bahan pertimbangan oleh kreditur dalam memberi pinjaman pada koperasi dan investor dalam berinvestasi. Apabila kinerja keuangan koperasi dianggap baik oleh kreditur dan investor maka koperasi dapat memperoleh tambahan modal yang berasal dari kreditur dan investor. Dari tambahan modal tersebut koperasi dapat mengembangkan usahanya, bila berhasil dapat meningkatkan SHU koperasi. Perumusan Hipotesis H 1: Modal sendiri berpengaruh terhadap SHU. H 2: Current Ratio berpengaruh terhadap SHU. 10

11 11 H 3: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap SHU. H 4: Return On Asset berpengaruh terhadap SHU. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah Koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang terdapat di Kota Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling atau sampling kuota. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 KPRI dari seluruh KPRI di Kota Surabaya yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya. Data yang digunakan adalah laporan neraca atau perhitungan hasil usaha tahun 2011 dan 2012 dari 15 KPRI. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen 1. Modal Sendiri (MS) Dalam penelitian ini variabel modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Serta menurut Riyanto (2008:21) bahwa modal sendiri atau sering disebut modal badan usaha adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik. 2. Kinerja Keuangan Guna menilai kinerja keuangan, penulis menggunakan beberapa rasio yang ada pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award sebagai berikut: a. Current Ratio/ CR Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar koperasi dengan kewajiban Jangka Pendek. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Current Ratio = b. Debt to Equity Ratio/ DER Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang/kewajiban dengan total asset. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Debt to Equity Ratio = Total Hutang/Kewajiban Modal Sendiri c. Return On Asset/ ROA Return On Asset (ROA)/ Rentabilitas Modal Sendiri merupakan perbandingan antara hasil usaha yang diperoleh dengan asset koperasi pada tahun yang bersangkutan. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Asset Ratio = Variabel Dependen Sisa Hasil Usaha Aktiva lancar Kewajiban lancar Sisa Hasil Usaha Total Asset Sisa Hasil Usaha (SHU) dikategorikan sebagai variabel terikat karena dalam penelitian ini, SHU dipengaruhi oleh modal sendiri dan kinerja keuangan. Variabel dependen adalah variabel

12 yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel bebas dan dalam persamaan regresi dilambangkan dengan huruf SHU. Sisa Hasil Usaha (SHU) dapat dirumuskan sebagai berikut: SHU = TR TC (dalam Partomo dan Soejoedono, 2004:84) Keterangan : SHU : Sisa Hasil Usaha TR : Total Revenue adalah pendapatan total koperasi dalam satu tahun TC : Total Cost adalah biaya total koperasi dalam satu tahun HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas tidak ada yang memiliki nilai VIF melebihi 10 dan nilai toleransi berkisar mendekati 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,155 dengan N = 30 dan k = 4, taraf signifikansi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh d L =1,124 dan d U = 1,743 serta 4 d U = 2,257 dan 4 d L = 2,876 karena 1,743 DW < 2,257 maka tidak terjadi autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,062 > 0,05, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian tersebut telah berdistribusi normal. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan tidak terjadi gangguan pada normalitas. Namun pada uji asumsi klasik yaitu uji heteroskedastisitas terdapat adanya gangguan. Dengan demikian model analisis belum layak untuk diregresi. Adapun cara menangani gangguan heteroskedastisitas menurut Ghozali adalah dengan melakukan tranformasi data dalam bentuk log natural (Ln). Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis 1, 2, 3 dan 4 Persamaan regresi digunakan untuk menjawab hipotesis 1, 2, 3 dan 4. Dari pengujian yang telah dilakukan melalui regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) MS CR DER ROA a. Dependent Variable: SHU Pada data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: t Sig. 12

13 SHU = -1, ,890MS + 0,001CR + 0,581DER + 10,185ROA Hasil pengujian yang telah dilakukan tampak dalam tabel di atas dan berikut penjabarannya: a. Uji Parsial pengaruh variabel modal sendiri terhadap sisa hasil usaha. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel modal sendiri = 0,000 < = 0,05 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha pada KPRI di Kota Surabaya. Modal sendiri mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05 (level of signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal sendiri secara parsial berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha. Kondisi ini mencerminkan semakin tinggi modal sendiri semakin tinggi pula sisa hasil usaha. Modal sendiri merupakan faktor yang penting dalam perolehan SHU koperasi karena modal sendiri merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan usaha yang mana dalam menjalankan usaha tersebut akan ada perolehan pendapatan dan biaya yang timbul dari kegiatan operasi. Selisih atas pendapatan dan biaya tersebut dinamakan sisa hasil usaha. Jadi semakin besar modal sendiri dapat meningkatkan SHU. Jika modal sendiri dikelola dengan baik maka koperasi dapat memperoleh SHU. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemanfaatan modal untuk pengembangan usaha yang berdampak pada perolehan SHU juga dapat meningkat. b. Uji Parsial pengaruh variabel current ratio terhadap sisa hasil usaha. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel current ratio sebesar 0,814 > = 0,05 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H 0 tidak diterima dan H 2 ditolak. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh current ratio terhadap sisa hasil usaha KPRI di Kota Surabaya. Kondisi ini menunjukkan naik turunnya current ratio tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha jadi, meningkatnya current ratio tidak menyebabkan SHU berkurang. Diketahui bahwa nilai rata-rata current ratio sebesar 1036,68%. Berdasarkan pedoman penilaian kinerja koperasi tahun 2006 yang menunjukkan apabila nilai current ratio <125% s/d > 325% dapat dikatakan tidak baik. Dengan tingginya tingkat kemampuan koperasi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki maka hal tersebut mencerminkan bahwa dana koperasi kurang produktif. Yang artinya KPRI di kota Surabaya belum dapat mengoptimalkan penggunaan asset lancar untuk kegiatan operasi. Oleh sebab itu current ratio tidak mempengaruhi sisa hasil usaha. c. Uji Parsial pengaruh variabel debt to equity ratio terhadap sisa hasil usaha. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel debt to equity ratio sebesar 0,000 < = 0,05 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H 0 ditolak dan H 3 diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh debt to equity ratio terhadap sisa hasil usaha KPRI di Kota Surabaya. Berdasarkan pedoman penilaian kinerja koperasi tahun 2006 yang menunjukkan apabila debt to equity ratio koperasi < 70% maka dianggap sangat baik yang artinya modal sendiri koperasi mampu memenuhi seluruh kewajiban koperasi. Pada KPRI kota Surabaya rata-rata debt to equity ratio-nya sebesar 37,03%, jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja KPRI di kota Surabaya sangat baik. Selain itu, dengan adanya pengaruh debt to equity ratio terhadap sisa hasil usaha menunjukkan bahwa koperasi menggunakan kewajiban (hutang) sebagai penambahan modal mereka untuk membantu kegiatan operasi. Dari kegiatan operasi tersebut koperasi dapat memperoleh sisa hasil usaha bila dikelola dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa hutang bukan suatu hal yang buruk selama modal koperasi masih cukup dan perlu dilihat kemampuan koperasi dalam mengolah assetnya untuk memperoleh keuntungan. Yang mana KPRI di Kota Surabaya memiliki rata-rata return on asset sebesar 8,15% yang dapat dikatakan baik berdasarkan pedoman penilaian kinerja koperasi tahun 2006 sebesar 7% s/d < 10%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa koperasi mampu melunasi hutang dan membayar bunganya maka kewajiban (hutang) dapat memberikan keuntungan atau membantu proses berjalannya suatu usaha. d. Uji Parsial pengaruh variabel return on asset terhadap sisa hasil usaha 13

14 Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel return on asset sebesar 0,000 < = 0,05 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H 0 ditolak dan H 4 diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh return on asset terhadap sisa hasil usaha KPRI di Kota Surabaya. Kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU dengan seluruh assetnya menunjukkan produktivitas koperasi dengan penggunaan seluruh dana koperasi yang berasal dari modal pinjaman maupun modal sendiri, dan lain-lain. Hal tersebut mengindikasikan kreditur dan investor tertarik untuk berinvestasi pada koperasi. Dengan bertambahnya modal pinjaman dan modal sendiri maka akan menambah asset koperasi dan diharapkan koperasi dapat meningkatkan SHU dengan pengelolaan asset yang efektif dan efisien. Diketahui bahwa nilai rata-rata rasio return on asset sebesar 8,15%. Berdasarkan pedoman penilaian kinerja koperasi tahun 2006 yang menunjukkan apabila nilai return on asset 7% s/d < 10% dapat dikatakan baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja KPRI di Kota Surabaya dalam menghasilkan sisa hasil usaha dengan penggunaan assetnya adalah baik. Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari model yang digunakan dalam penelitian terdiri atas modal sendiri, current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap sisa hasil usaha. Tingkat koefisien determinasi masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel r r 2 Modal sendiri 0,831 0,6906 Current Ratio -0,031 0,0009 Debt to Equity Ratio 0,168 0,0282 Return on Asset 0,258 0,0666 Sumber: data diolah Dari korelasi parsial di atas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dapat diketahui seberapa besar kontribusi pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: modal sendiri berkontribusi sebesar 69,06%, current ratio sebesar 0,09%, debt to equity ratio 2,82% dan return on asset sebesar 6,66%. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap sisa hasil usaha pada KPRI di Kota Surabaya adalah modal sendiri karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Hasil pengujian parsial menunjukkan dari 4 variabel yang digunakan model penelitian terdapat 3 variabel yaitu modal sendiri, debt to equity ratio dan return on asset yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KPRI di Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. Sedangkan variabel current ratio menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KPRI di Kota Surabaya karena nilai signifikansi variabel tersebut lebih besar dari tingkat α = 5%, (2) Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan seberapa besar kontribusi pengaruh variabel modal sendiri, current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap variabel sisa hasil usaha. Modal sendiri 14

15 berkontribusi sebesar 69,06%, current ratio sebesar 0,09%, debt to equity ratio 2,82% dan return on asset sebesar 6,66%, (3) Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan adalah variabel modal sendiri yang memiliki nilai koefisien determinasi parsial paling tinggi terhadap sisa hasil usaha. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain penelitian hanya mengambil satu variabel independen dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan simpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Dengan adanya kontribusi pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha KPRI di Kota Surabaya sebesar 69,6% ini, hendaknya dapat dipertahankan atau ditingkatkan agar koperasi bisa lebih mandiri dan tidak tergantung dengan pihak luar dengan berhutang, maka hal tersebut dapat memberi dampak pada koperasi yaitu terjadi efisiensi biaya dengan cara mengurangi beban bunga yang terdapat dalam pinjaman (hutang) koperasi, (2) Penggunaan modal pinjaman juga dapat membawa dampak positif dengan membantu berjalannya usaha koperasi pada KPRI di Kota Surabaya, oleh karena itu hendaknya koperasi mengawasi pengelolaan dana pinjaman agar digunakan dengan baik hingga mendapat keuntungan dan bukan sebaliknya, (3) Dengan adanya pengaruh return on asset terhadap sisa hasil usaha maka hendaknya KPRI di Kota Surabaya mengoptimalkan pemanfaatan assetnya untuk meningkatkan sisa hasil usaha agar dapat meningkatkan kemampuan koperasi dalam memperoleh sisa hasil usaha dengan cara melakukan pengembangan usaha, (4) Bagi penelitian berikutnya hendaknya lebih diperbanyak jumlah sampel, periode serta pengamatan diperluas dengan meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU). 15 DAFTAR PUSTAKA Aditya, G Pengaruh Modal Sendiri dan Kinerja Koperasi terhadap Perolehan SHU pada Koperasi Pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa. Jumat, 9 April atau 9 Juni Anoraga P. dan Sudantoko D Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Cetakan Pertama. Rineka Cipta. Jakarta. Baswir, R Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Ermayanti, D Kinerja Keuangan Perusahaan. Kamis, 15 Oktober Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, S. S Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Hendar dan Kusnadi Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Kasmir Analisis Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta Mulyadi Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat & Rekayasa). Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta. Munawir S Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk memperoleh laba agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usaha dan dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN Dwi Hari Prayitno Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Tujuan Penelitian yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pasar modal yang terjadi pada saat ini dapat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Disisi lain, perusahaan pencari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YULIANA PRASMAWATI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Pesaing dan Sisa Hasil. Usaha (SHU)

ABSTRAKSI. : Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Pesaing dan Sisa Hasil. Usaha (SHU) ABSTRAKSI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi (Studi Kasus Pada Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG. Kebun Agung Malang Tahun 2003-2014) Ainun Nadhiroh. 10520038

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGANN TERHADAP LABAA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN Dwi Hari Prayitno Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Tujuan Penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja secara sendiri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Data laporan keuangan perusahaan konsolidasi digunakan sebagai dasar dari analisis manajemen piutang PT PLN (Persero). PT PLN (Persero) membutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Jasman Syarifuddin Hasibuan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Sayekti 1) Sumarno Dwi Saputra 2) 1, 2) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Angga Bahtiar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM) PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM) Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 tahun 1992 pengertian koperasi yaitu: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Sebelum membahas dan menganalisis apa yang menjadi pokok permasalahan, terlebih dahulu akan dikemukakan teori dari buku literatur yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PT SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PT SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PT SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. DI BURSA EFEK INDONESIA Amilu Umma Khaira Amilu_260687@yahoo.com Suhermin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN INDUSTRI BARANG KOMSUMSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR Arif Siswanto Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Dividen merupakan laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Sebelum melanjutkan bahasan tenatang analisis terhadap rasio keuangan ini sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti dari Return on Assets, Return

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci