HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL KODE MATA KULIAH : WGI 4234 BLOCK BOOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL KODE MATA KULIAH : WGI 4234 BLOCK BOOK"

Transkripsi

1 HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL KODE MATA KULIAH : WGI 4234 BLOCK BOOK PLANNING GROUP I Gede Putra Ariana,S.H.,M.Kn. IGN Parikesit Widiatedja, SH.,M.Hum. Bagian Hukum Internasional FH Unud FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA 2009/2010 1

2 1. Identifikasi Mata Kuliah WGI 4234 Team Pengajar : Ekonomi Internasional : Ida Bagus Wyasa Putra,S.H.,M.H Ida Bagus Erwin Ranawijaya,S.H.,M.H I Gede Putra Ariana, S.H.,M.Kn IGN Parikesit Widiatedja, S.H.,M.Hum. Status Mata Kuliah : Wajib Kekhususan PK HI SKS : 2 2. Deskripsi Mata Kuliah Materi mata kuliah Hukum Ekonomi Internasional meliputi pengantar Hukum Ekonomi Internasional yang menyangkut definisi, istilah dan batasan Hukum Ekonomi Internasional, Sejarah Hukum Ekonomi Internasional yang mengkaji tahapan historis dan sejarah perkembangan Hukum Ekonomi Internasional, Subyek Hukum Ekonomi Internasional, Prinsip prinsip dalam Hukum Ekonomi Internasional, Sumber sumber Hukum Ekonomi Internasional dan mengerucut pada pembahasan Hukum Perdagangan Internasional yang meliputi GATT, WTO dan UNCITRAL. Selain memperbincangkan kajian teoritis, materi perkuliahan juga meliputi pembahasan kasus kasus hukum utamanya yang berasal dari kebiasaan dan praktek pergaulan internasional serta dinamika teraktual dari perjanjian internasional yang dihelat. 3. Tujuan Mata Kuliah Memberi pemahaman yang komprehensif dan integral mengenai seluk beluk Hukum Ekonomi Internasional baik yang berdimensi lalu (past), kini (present) dan Nanti (future). Tak hanya itu mata kuliah ini juga memiliki ekspektasi dalam peningkatan daya analitis dan kreativitas mahasiswa dalam menghadapi dinamika kasus dan perkembangan ekonomi internasional. 4. Metode dan Strategi Proses Pembelajaran Metode Perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) dimana mahasiswa menjadi titik sentral pembelajaran. Metode yang diterapkan adalalah belajar (Learning) bukan mengajar (teaching) Strategi pembelajaran adalah kombinasi perkuliahan 40 % ( 5 Kali pertemuan perkuliahan) dan tutorial 60 % ( 7 Kali pertemuan perkuliahan). Satu kali pertemuan untuk Tes Tengah Semester, dan satu kali pertemuan untuk Tes Akhir Semester. Total pertemuan 14 kali. Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial Pada mata kuliah HEI, perkuliahan direncanakan berlangsung selama 5 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 1, ke 2, ke 3, ke 4 dan ke 5. 2

3 Tutorial 7 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 6, ke 7, ke 8, ke 9, ke 10, ke 11, dan ke 12. Strategi Perkuliahan Perkuliahan tentang sub sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantu media papan tulis, power point slide, serta penyiapan bahan bacaan tertentu yang dipandang sulit didapat mahasiswa. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self study) mencari bahan materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam block book. Teknik perkuliahan: pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi (proses pembelajaran dua arah). Strategi tutorial Mahasiswa mengerjakan tugas tugas (discussion task, study task dan problem task) sebagai wujud dari self study, kemudian berdiskusi di kelas tutorial, presentasi power point. Dalam 7 kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan 1. menyetor karya tulis berupa paper ditulis tangan sesuai dengan topik tutorial pada pertemuan ke 6,ke 7, ke 8, ke 9, ke 10, ke 11, ke 12. Pilih salah satu dari topik tersebut dan disetor paling lambat pada tutorial pertemuan ke mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk power point pada tutorial pertemuan ke 11 dan ke Ujian dan Penilaian Ujian Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentuk tertulis yaitu Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Penilaian Penilaian Akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan Rumus Nilai Akhir sesuai Buku Pedoman yaitu: NA Nilai (UTS + TT) 2 3 Range + 2(UAS) A B C D E

4 6. Materi Perkuliahan (Organisasi Perkuliahan) 1. Pengantar Hukum Ekonomi Internasional a. definisi, istilah dan ruang lingkup HEI b. tujuan dan peran HEI c. materi muatan HEI d. sejarah perkembangan HEI 2. Subjek Hukum Ekonomi Internasional a. pengantar b. komparasi dengan subjek hukum internasional c. klasifikasi subjek HEI 3. Prinsip prinsip Dasar Hukum Ekonomi Internasional a. pengantar b. komparasi dengan subjek hukum internasional c. prrinsip HEI 4. Sumber sumber Hukum Ekonomi Internasional a. pengantar b. pengertian sumber HEI c. komparasi dengan sumber hukum internasional d. klasifikasi sumber HEI 5. Hukum Perdagangan Internasional a. pengantar b. GATT c. WTO d. UNCITRAL 7. Convention/Treaty/ PerUndang undangan Agreement Establishing the World Trade Organization Beserta Seluruh Annex nya Undang Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan (ratifikasi) Agreement Establishing the World Trade Organization. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan 4

5 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Lain Adolf, Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta:Rajawali Press. Adolf, Huala, A.Chandrawulan.1995.Masalah Masalah Hukum dalam Perdagangan Internasional. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Bain,Gofar.2001.Uruguay Round dan Sistem Perdagangan Masa Depan. Jakarta:Djambatan. Bursan Tsani,Mohammad.1990.Hukum dan Hubungan Internasional. Yogyakarta: Liberty. Direktorat Jenderal Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan RI Perkembangan Tatanan Perdagangan Dunia. Jakarta: Departemen Perdagangan RI. Direktorat Perdagangan dan Perindustrian Multilateral Direktorat Jenderal Multilateral Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Departemen Luar Negeri.2004.Persetujuan Bidang Jasa. Jakarta. Dixon,Martin & Mccorquodale,Robert.1991.Cases & Materials on International Law. London:Blackstone Press Limited. Gautama,Sudargo.1994.Segi segi Hukum Perdagangan Internasional (GATT dan GSP). Bandung:Citra Aditya Bakti. Hata.2006.Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek Aspek Hukum dan Non Hukum. Bandung:Refika Aditama. Kartadjomena,HS.1996.GATT dan WTO, Sistem Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta:UI Press. Lindert,Kindleberge.2003.Ekonomi Internasional Indonesia. Diterjemahkan oleh Arifin Sitompul. Jakarta:Erlangga. Panglaykim,Jusuf Bisnis Internasional dalam Lingkungan yang Berubah. Jakarta:Sinar Harapan. Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Siregar,Mahmul.2005.Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal. Medan:Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. Internet &detail=true 5

6 &task=view&id=3869&itemid= asp indonesia.or.id/enm/images/dokumen/kadin pdf 8. Persiapan Proses Perkuliahan Mahasiswa secara proaktif dan mandiri harus memiliki Block Book Mata Kuliah ini sebelum perkuliahan dimulai, dan sudah mempersiapkan materi sehingga proses perkuliahan dan tutorial dapat terlaksana dengan lancar. 6

7 Pertemuan 1 : Perkuliahan 1 (Lectures) Pengantar Hukum Ekonomi Internasional a. definisi, istilah dan ruang lingkup HEI b. tujuan dan peran HEI c. materi muatan HEI d. sejarah perkembangan HEI Convention/ Treaty/Per UU an Agreement Establishing the World Trade Organization Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. Dixon,Martin & Mccorquodale,Robert.1991.Cases & Materials on International Law. London:Blackstone Press Limited. Lindert,Kindleberge.2003.Ekonomi Internasional Indonesia. Diterjemahkan oleh Arifin Sitompul. Jakarta:Erlangga. Qureshi, Asif,1999. International Economic Law, London: University of Manchester, Sweet and Maxwell Internet &detail=true &task=view&id=3869&itemid=686 7

8 Pertemuan 2 : Perkuliahan 1 (Lectures) Subjek Hukum Ekonomi Internasional a. pengantar b. komparasi dengan subjek hukum internasional c. klasifikasi subjek HEI Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Kusumaatmadja,Mochtar.1990.Pengantar Hukum Internasional. Bandung:Bina Cipta. Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Rudy,T.May.2006.Hukum Internasional 2. Bandung:Refika Aditama. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. 8

9 Pertemuan 3 : Perkuliahan 3 (Lectures) Prinsip prinsip Dasar Hukum Ekonomi Internasional a. pengantar b. komparasi dengan subjek hukum internasional c. prinsip HEI Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Kusumaatmadja,Mochtar.1990.Pengantar Hukum Internasional. Bandung:Bina Cipta. Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. 9

10 Pertemuan 4 : Perkuliahan 4 (Lectures) Sumber sumber Hukum Ekonomi Internasional a. pengantar b. pengertian sumber HEI c. komparasi dengan sumber hukum internasional d. klasifikasi sumber HEI Convention/ Treaty/Per UU an Statuta the International Court of Justice Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Bursan Tsani,Mohammad.1990.Hukum dan Hubungan Internasional. Yogyakarta: Liberty. Kusumaatmadja,Mochtar.1990.Pengantar Hukum Internasional. Bandung:Bina Cipta. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. 10

11 Pertemuan 5 : Perkuliahan 5 (Lectures) Hukum Perdagangan Internasional a. pengantar b. GATT c. WTO d. UNCITRAL Convention/ Treaty/Per UU an Agreement Establishing the World Trade Organization Beserta Seluruh Annex nya Undang Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan (ratifikasi) Agreement Establishing the World Trade Organization. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Bain,Gofar.2001.Uruguay Round dan Sistem Perdagangan Masa Depan. Jakarta:Djambatan. Direktorat Jenderal Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan RI Perkembangan Tatanan Perdagangan Dunia. Jakarta: Departemen Perdagangan RI. Gautama,Sudargo.1994.Segi segi Hukum Perdagangan Internasional (GATT dan GSP). Bandung:Citra Aditya Bakti. Hata.2006.Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek Aspek Hukum dan Non Hukum. Bandung:Refika Aditama. Kartadjomena,HS.1996.GATT dan WTO, Sistem Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta:UI Press. Siregar,Mahmul.2005.Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal. Medan:Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera. Internet &task=view&id=3869&itemid= asp indonesia.or.id/enm/images/dokumen/kadin pdf 11

12 Pertemuan 6 : Tutorial 1 Problem Task Sejarah perkembangan hukum ekonomi internasional tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Konvensi Bretton Woods. Konvensi yang dilaksanakan pada tahun 1944 tersebut telah menjadi tonggak bersejarah bagi lahirnya tiga organisasi besar dunia meliputi World Bank sebagai lini perbankan, International Monetary Fund (IMF) sebagai lini moneter dan International Trade Organization (ITO) sebagai lini perdagangan. Pada perkembangan selanjutnya, kolaborasi antar ketiga pilar ekonomi dunia tersebut menghadapi batu sandungan ketiga konsensus untuk mendirikan ITO, gagal terwujud. Untuk menyelamatkan proses negosiasi sekaligus sebagai upaya mencegah kekosongan aturan hukum, peserta perundingan sepakat untuk menjadikan General Agreement on Tariff and Trade (GATT) sebagai jembatan yuridis dalam mengkomunikasikan, sikap, kemauan dan tindakan antarnegara di bidang perdagangan. Jelaskan alasan kegagalan terbentuknya ITO? Kemudian analisis konsekuensi baik secara internal maupun eksternal bagi konstelasi ekonomi internasional? Adolf, Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta:Rajawali Press. Hata.2006.Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek Aspek Hukum dan Non Hukum. Bandung:Refika Aditama. Kartadjomena,HS.1996.GATT dan WTO, Sistem Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta:UI Press. Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Siregar,Mahmul.2005.Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal. Medan:Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera. Internet 12

13 Pertemuan 7 : Tutorial 2 Study Task Discussion Task Hukum ekonomi internasional memiliki subjek hukum tersendiri yang menjadi ciri dan identitas dalam setiap diskursus menyangkut eksistensinya. Coba sebutkan siapa sajakah yang menjadi subjek hukum ekonomi internasional? Lalu bandingkan dengan subjek hukum internasional? Buat garis dikotomi yang tegas apabila ditemukan perbedaan yang signifikan! Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Kusumaatmadja,Mochtar.1990.Pengantar Hukum Internasional. Bandung:Bina Cipta. Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Rudy,T.May.2006.Hukum Internasional 2. Bandung:Refika Aditama. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. 13

14 Pertemuan 8 : Tutorial 3 Study Task Discussion Task Prinsip prinsip hukum ekonomi internasional mengenal prinsip nondiskriminasi, perlakuan sama, kaidah dasar minimum, resiprositas, tindakan pengaman dan kalusula penyelamat, penyelesaian sengketa secara damai dan lain lain. Sebutkan dan jelaskan prinsip prinsip hukum ekonomi internasional yang merupakan manifestasi keterpihakan bagi keberadaan negara negara berkembang? Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Kusumaatmadja,Mochtar.1990.Pengantar Hukum Internasional. Bandung:Bina Cipta. Rachmawati,N. Rosyidah.2006.Hukum Ekonomi Internasional Malang:Bayumedia. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. 14

15 Pertemuan 9 : Tutorial 4 Study Task Discussion Task Eksistensi hukum ekonomi internasional tentu didasarkan pada sumbersumber hukum baik yang besifat formil maupun materiil. Coba sebutkan apa sajakah yang menjadi sumber hukum ekonomi internasional? Lalu bandingkan dengan sumber hukum internasional? Buat garis dikotomi yang tegas apabila ditemukan perbedaan yang signifikan! Convention/ Treaty/Per UU an Statuta the International Court of Justice Adolf Huala Pengantar Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta:Rajawali Bursan Tsani,Mohammad.1990.Hukum dan Hubungan Internasional. Yogyakarta: Liberty. Kusumaatmadja,Mochtar.1990.Pengantar Hukum Internasional. Bandung:Bina Cipta. Starke,J.G.2001.Pengantar Hukum Internasional 2. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta:Sinar Grafika. Thontowi, Jawahir & Iskandar,Pranoto.2006.Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:Refika Aditama. 15

16 Pertemuan 10 : Tutorial 5 Problem Task Prinsip prinsip perdagangan internasional mengenal prinsip nondiskriminasi yang meliputi Most Favoured Nation (MFN) dan National Treatment. Prinsip MFN menghendaki bahwa konsesi yang diberikan kepada satu mitra dagang harus berlaku pula bagi semua negara lainnya. Sementara itu prinsip National Treatment menghendaki perlakuan sama bagi barangbarang asing dan domestik yang tengah beredar di pasaran. Beberapa tahun belakangan, timbul suatu kecenderungan bahwa negara negara anggota WTO menggunakan instrumen perjanjian internasional kawasan seperti yang terjadi pada AFTA di ASEAN dan NAFTA di Amerika Utara. Beberapa isi kesepakatan dari perjanjian internasional tersebut memberikan perlakuan yang istimewa bagi negara negara yang tergabung didalamnya. Pengurangan hambatan, baik tarif maupun non tarif, penyederhanaan proses ekspor impor menjadi beberapa contoh perlakuan istimewa tersebut. Bagaimanakah konstruksi WTO mengatur kecenderungan ini? Tidakkah perjanjian internasional tersebut menyalahi prinsip nondiskriminasi yang termaktub dalam GATT? Adolf, Huala.2005.Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: Rajawali Press. Bain,Gofar.2001.Uruguay Round dan Sistem Perdagangan Masa Depan. Jakarta:Djambatan. Gautama,Sudargo.1994.Segi segi Hukum Perdagangan Internasional (GATT dan GSP). Bandung:Citra Aditya Bakti. Hata.2006.Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek Aspek Hukum dan Non Hukum. Bandung:Refika Aditama. Kartadjomena,HS.1996.GATT dan WTO, Sistem Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta:UI Press. 16

17 Pertemuan 11 : Tutorial 6 Problem Task Putaran Uruguay telah menjadi cikal bakal perluasan liberalisasi perdagangan dunia. Perjanjian yang dilaksanakan pada tahun 1994 tersebut telah menyepakati tiga isu baru yang menjadi bagian integral dari Perjanjian Pembentukan WTO. Tiga isu baru tersebut meliputi Perdagangan Jasa yang termaktub dalam General Agreement on Trade in Services (GATS), Investasi dalam Trade Related Investment Measures (TRIMs) dan Hak atas Kekayaan Intelektual yang termaktub dalam Trade Related Intellectual Property Rights (TRIPs). Bagaimanakah pendapat saudara terhadap keberadaan tiga isu baru tersebut? Relevankah jika ketiga isu baru tersebut memiliki keterkaitan langsung dengan perdagangan? Dapatkah suatu negara tidak melaksanakan salah satu dari ketiga isu baru tersebut? Gautama,Sudargo.1994.Segi segi Hukum Perdagangan Internasional (GATT dan GSP). Bandung:Citra Aditya Bakti. Hata.2006.Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek Aspek Hukum dan Non Hukum. Bandung:Refika Aditama. Kartadjomena,HS.1996.GATT dan WTO, Sistem Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta:UI Press. Siregar,Mahmul.2005.Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal. Medan:Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera. Yuhassarie,Emmy (ed) Transaksi Perdagangan Internasional: Prosiding Rangkaian Lokakarya Terbatas Masalah masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya September Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum. 17

18 Pertemuan 12 : Tutorial 7 Study Task Discussion Task GATT dan WTO menjadi wasit dalam setiap proses interaksi perdagangan internasional saat ini. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan antara GATT dan WTO? Lalu mengapa WTO lebih memiliki kekuatan mengikat ketimbang GATT? Adolf, Huala.2005.Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta:Rajawali Press. Direktorat Jenderal Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan RI Perkembangan Tatanan Perdagangan Dunia. Jakarta: Departemen Perdagangan RI. Hata.2006.Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek Aspek Hukum dan Non Hukum. Bandung:Refika Aditama. Kartadjomena,HS.1996.GATT dan WTO, Sistem Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan. Jakarta:UI Press. Yuhassarie,Emmy (ed) Transaksi Perdagangan Internasional: Prosiding Rangkaian Lokakarya Terbatas Masalah masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya September Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum. 18

IDENTITAS MATA KULIAH

IDENTITAS MATA KULIAH S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 4 KE ATAS B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 BAHAN KULIAH WORLD TRADE ORGANIZATION Prof. Sanwani Nasution, SH Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 SEJARAH TERBENTUKNYA GATT (1) Kondisi perekonomian

Lebih terperinci

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum. Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya TidakterlepasdarisejarahlahirnyaInternational Trade Organization (ITO) dangeneral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi hal yang wajar apabila perkembangan peradaban manusia membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era perdagangan global yang

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) 1. Pembahasan HAKI Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri.

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219

Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219 Block Book Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Kode Mata Kuliah : WUK 7219 Planning Group: 1. Prof. R.A. Retno Murni, SH.MH.Ph.D 2. Dr. I Wayan Wiryawan,SH.MH 3. AA Dharma Kusuma,SH.MH Bagian Hukum Perdata

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu tujuan organisasi

BAB III PENUTUP. Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu tujuan organisasi 66 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu tujuan organisasi internasional yaitu World Trade Organization. Sektor pertanian merupakan salah satu bidang yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta pembentukan watak menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang harus

BAB I PENDAHULUAN. serta pembentukan watak menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia akan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu intelektual serta pembentukan watak menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir kondisi ekonomi seperti globalisasi ekonomi, perdagangan barang selain produk seperti perdagangan jasa secara signifikan meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan ekonomi suatu negara saat ini tidak bisa terlepas dari negara lain. Perdagangan antar negara menjadi hal yang perlu dilakukan suatu negara. Disamping

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Persetujuan Pembimbing... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pernyataan... iv

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Persetujuan Pembimbing... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pernyataan... iv DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan Skripsi... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Persembahan... v Kata Pengantar... vii Kutipan Undang-Undang...

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA

BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA Bab ini akan menjelaskan mengenai awal mula lahirnya suatu perjanjian TRIPs yang dikeluarkan oleh WTO. Dimana di bab ini lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian

Lebih terperinci

NAMA MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (Sks) SEMEST ER Hak Kekayaan Intelektual (Tiga) SKS VALIDASI Dosen Pengampu MK Dosen Pengajar Ka PRODI

NAMA MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (Sks) SEMEST ER Hak Kekayaan Intelektual (Tiga) SKS VALIDASI Dosen Pengampu MK Dosen Pengajar Ka PRODI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA NAMA MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (Sks) SEMEST ER Hak Kekayaan Intelektual 1134022 3 (Tiga) SKS VALIDASI Dosen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional. ABSTRAK Indonesia telah menjalankan kesepakan WTO lewat implementasi kebijakan pertanian dalam negeri. Implementasi kebijakan tersebut tertuang dalam deregulasi (penyesuaian kebijakan) yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua hal yang saling mempengaruhi atau memperkuat satu dengan yang lainnya. Kedua hal tersebut pun

Lebih terperinci

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 100 1 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses penandatangan MoU Microsoft - RI. Proses tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses politisasi hak kekayaan intelektual

Lebih terperinci

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH BLOCK BOOK HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH KODE MATA KULIAH : WCI 3222 STATUS MATA KULIAH : PROGRAM KEHKUSUSAN HUKUM PEMERINTAHAN (PK.III) SKS : 2 (DUA) SEMESTER : III (TIGA) PLANNING GROUP : PROF.DR. IBRAHIM,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di negara negara maju bidang hak kekayaan intelektual ini sudah mencapai suatu titik dimana masyarakat sangat menghargai dan menyadari pentingnya peranan hak kekayaan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 7 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 7 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 7 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) A. Sejarah WTO World Trade Organization (WTO) adalah suatu organisasi perdagangan antarbangsabangsa dengan

Lebih terperinci

Oleh : Putu Ayu Satya Mahayani I Ketut Sujana Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Oleh : Putu Ayu Satya Mahayani I Ketut Sujana Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana IMPLIKASI HUKUM PERSETUJUAN GENERAL AGREEMENT ON TRADE IN SERVICES (GATS) WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) TERHADAP PENGATURAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA Oleh : Putu Ayu Satya Mahayani I Ketut Sujana Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi teknologi berbasis sumber daya kecerdasan manusia. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan Nasional, perlu melakukan perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang ekonomi yang mengarah

Lebih terperinci

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7 1 S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL : WAJIB STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7 B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

SISTEM PERADILAN PIDANA KODE MATA KULIAH : WHI 6258

SISTEM PERADILAN PIDANA KODE MATA KULIAH : WHI 6258 SISTEM PERADILAN PIDANA KODE MATA KULIAH : WHI 6258 BLOCK BOOK Planning group : I Ketut Keneng, SH,MH ( Kordinator) Bagian Hukum Acaraa FH UNUD, Telp. 431876, e mail: re_keneng@yahoo.com I Wayan Tangun

Lebih terperinci

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Salah satu usaha

I. PENDAHULUAN. yang berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Salah satu usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara selalu berusaha meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Usaha ke arah tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan perdagangan antar negara yang dikenal dengan perdagangan internasional mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Perdagangan internasional merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HAKI

TINJAUAN TENTANG HAKI TINJAUAN TENTANG HAKI Mata Kuliah : Legal Aspek dalam Produk TIK Henny Medyawati, Universitas Gunadarma Materi dikutip dari beberapa sumber Subjek dan objek hukum Subjek Hukum adalah : Segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis yang berkembang sangat pesat. perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis yang berkembang sangat pesat. perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang berkembang sangat pesat. perhatian dunia usaha terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986

BAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986 dimana saat itu WTO masih berbentuk GATT ( General Agreement On Tariffs and Trade ). Dengan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga hak setiap orang seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu dari upaya tersebut adalah melalui pembentukan

Lebih terperinci

RAHASIA DAGANG SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA. Widyarini Indriasti Wardani * ABSTRACT

RAHASIA DAGANG SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA. Widyarini Indriasti Wardani * ABSTRACT ISSN : NO. 0854-2031 RAHASIA DAGANG SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA Widyarini Indriasti Wardani * ABSTRACT The enactment of Law No. 7 of 1994 on Ratification

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI Oleh Ida Ayu Reina Dwinanda I Ketut Wirawan Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This article

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum dan Peradilan Niaga SHPDT1210 2 VI Marnia Rani Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Mata kuliah Hukum dan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian 101 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam penulisan hukum ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh GATS terhadap

Lebih terperinci

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN. a. Konsep dasar HKI. b. Teori pembenar perlindungan HKI 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN. a. Konsep dasar HKI. b. Teori pembenar perlindungan HKI 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI SILABUS A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL STATUS MATA KULIAH :WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : 68/HKR 022 JUMLAH SKS : 2 B. DESKRIPSI MATA KULIAH: Mata kuliah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI DARI PRAKTEK DUMPING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI DARI PRAKTEK DUMPING PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI DARI PRAKTEK DUMPING DI BALI ( STUDY PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI ) Oleh : I Made Ferry Gunawadi I Wayan Novy Purwanto Bagian

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH HUKUM PERDAGANGAN JASA INTERNASIONAL SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2008

BAHAN KULIAH HUKUM PERDAGANGAN JASA INTERNASIONAL SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2008 BAHAN KULIAH HUKUM PERDAGANGAN JASA INTERNASIONAL Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum Staf Pengajar Fakultas Hukum USU Jl. BungaAsoka Gg. AndalasNo. 1 AsamKumbang, Medan Cellphone : 0813 62260213, 77729765 E-mail

Lebih terperinci

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu mengupayakan adanya persaingan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION

PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION Oleh : A.A. Istri Indraswari I Ketut Sudiarta Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Protection

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL DALAM KERANGKA WTO (WORLD TRADE ORGANIZATION)

PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL DALAM KERANGKA WTO (WORLD TRADE ORGANIZATION) PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL DALAM KERANGKA WTO (WORLD TRADE ORGANIZATION) Oleh: Hasan Basri, S.H. WTO dewasa ini telah menjadi organisasi internasional yang sangat dominan dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan penyelesaian sengketa

BAB III PENUTUP. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan penyelesaian sengketa 64 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan penyelesaian sengketa DSB WTO dalam

Lebih terperinci

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh : Melya Sarah Yoseva I Ketut Westra A.A Sri Indrawati Hukum Bisnis

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 10

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 10 BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 10 PENANAMAN MODAL TERKAIT PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM KERANGKA WTO (THE TRADE RELATED INVESTMENT MEASURES-TRIMs) A. Agreement on Trade

Lebih terperinci

RELEVANSI PRINSIP NON DISKRIMINASI DALAM WTO DARI SUDUT PELAYANAN JASA PARIWISATA BALI Oleh : I Kadek Setiawan, S.H. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM

RELEVANSI PRINSIP NON DISKRIMINASI DALAM WTO DARI SUDUT PELAYANAN JASA PARIWISATA BALI Oleh : I Kadek Setiawan, S.H. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM 209 RELEVANSI PRINSIP NON DISKRIMINASI DALAM WTO DARI SUDUT PELAYANAN JASA PARIWISATA BALI Oleh : I Kadek Setiawan, S.H. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Abstract A targeted and appropriate tourism development

Lebih terperinci

Pengantar Hukum WTO. Peter Van den Bossche, Daniar Natakusumah dan Joseph Wira Koesnaidi 1

Pengantar Hukum WTO. Peter Van den Bossche, Daniar Natakusumah dan Joseph Wira Koesnaidi 1 Pengantar Hukum WTO Peter Van den Bossche, Daniar Natakusumah dan Joseph Wira Koesnaidi 1 PRAKATA Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Adolf Warauw S.H., LL.M. dan Prof. Hikmahanto Juwana S.H., LL.M.,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI SILABUS A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : 68/HKR 022 JUMLAH SKS : 2 B. DESKRIPSI MATA KULIAH: Mata kuliah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang telah menjadi anggota World Trade

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang telah menjadi anggota World Trade 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai salah satu negara yang telah menjadi anggota World Trade Organization (WTO), Indonesia terikat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan perdagangan internasional

Lebih terperinci

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL GLOBAL TRADING SYSTEM 1. Tarif GATT (1947) WTO (1995) 2. Subsidi 3. Kuota 4. VERs 5. ad. Policy 6. PKL NEGARA ATAU KELOMPOK NEGARA NEGARA ATAU KELOMPOK NEGARA TRADE BARRIERS

Lebih terperinci

kata kunci: Hak Kekayaan Intelektual ; Merek

kata kunci: Hak Kekayaan Intelektual ; Merek PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG MEREK DAGANG ASING YANG ADA DI INDONESIA 1 Oleh : Maria Oktoviani Jayapurwanty 2 ABSTRAK Benda dalam arti kekayaan atau hak milik meliputi benda berwujud dan benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INVESTASI

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INVESTASI BAHAN KULIAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INVESTASI Prof. Sanwani Nasution, SH Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 HUBUNGAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL. Posisi Indonesia dan Perkembangan Perundingan WTO (Doha Development Agenda) APRILIA GAYATRI

TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL. Posisi Indonesia dan Perkembangan Perundingan WTO (Doha Development Agenda) APRILIA GAYATRI TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL Posisi Indonesia dan Perkembangan Perundingan WTO (Doha Development Agenda) O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : A Dosen : Huala Adolf,

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Keamanan pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi setiap negara. World Trade Organization (WTO) adalah organisasi internasional yang sejak tahun 1995 memiliki peran sentral

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, w w w.bpkp.go.id KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Lebih terperinci

SYLABUS HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL

SYLABUS HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL SYLABUS HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL Dosen : Erman Rajagukguk 1. Pengantar : a. Gambaran Umum Perkuliahan Kuliah ini akan membahas pelaksanaan dan masalah-masalah yang dihadapi oleh UU No. 25 Tahun 2007

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA Made Suksma Prijandhini Devi Salain SH, MH, LLM I Gusti Ngurah Parikesit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang dengan pesat. HKI dari masyarakat tradisional, termasuk ekspresinya, cenderung dijadikan pembicaraan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI DI INDONESIA. 1. Dasar Hukum Kebijakan Daftar Negatif Investasi (DNI)

BAB III KEBIJAKAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI DI INDONESIA. 1. Dasar Hukum Kebijakan Daftar Negatif Investasi (DNI) BAB III KEBIJAKAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI DI INDONESIA A. Dasar Hukum dan Perkembangan 1. Dasar Hukum Kebijakan Daftar Negatif Investasi (DNI) Adapun dasar hukum dari kebijakan Daftar Negatif Investasi

Lebih terperinci

INSTRUMEN INTERNASIONAL DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

INSTRUMEN INTERNASIONAL DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK INSTRUMEN INTERNASIONAL DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Pada saat ini, ada beberapa organisasi internasional yang mencoba untuk mengatur teknologi informasi, diantaranya the United Nations

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. Pertemuan 5 Dinamika Organisasi Internasional Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com

Lebih terperinci

RESENSI BUKU. : Investor-State Arbitration. Rubins, Borzu Sabahi. Judul. Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D.

RESENSI BUKU. : Investor-State Arbitration. Rubins, Borzu Sabahi. Judul. Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D. RESENSI BUKU Judul : Investor-State Arbitration Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D. Rubins, Borzu Sabahi Penerbit : Oxford University Press Bahasa : Inggris Jumlah halaman :

Lebih terperinci

perdagangan, industri, pertania

perdagangan, industri, pertania 6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 1 PENGERTIAN GLOBALISASI Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA DALAM GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE (GATT) DAN WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA DALAM GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE (GATT) DAN WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA DALAM GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE (GATT) DAN WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) A. Sejarah Perjalanan GATT Menuju WTO Pasca perang dunia kedua Negara-negara

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) DAN MANFAATNYA BAGI INDONESIA TESIS

ANALISIS TENTANG SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) DAN MANFAATNYA BAGI INDONESIA TESIS ANALISIS TENTANG SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) DAN MANFAATNYA BAGI INDONESIA TESIS Disusun Oleh : Nama : Maslihati Nur Hidayati NIM : 0606151500

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang berdirinya the World Trade Organization (WTO) tidak

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang berdirinya the World Trade Organization (WTO) tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang berdirinya the World Trade Organization (WTO) tidak terlepas dari peristiwa sejarah yaitu Perang Dunia II (PD II). Pada waktu berlangsungnya PD II, Negara

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian melalui pengumpulan data di Provinsi Kalimantan Barat, maka dapat dikemukanan kesimpulan mengenai kebijakan yang diambil pemerintah

Lebih terperinci

Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Kode M.K. : WUI 4227 PENYUSUN PROF. DR. TIP. ASTITI, SH., MS. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH.

Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Kode M.K. : WUI 4227 PENYUSUN PROF. DR. TIP. ASTITI, SH., MS. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH. BLOCK BOOK Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Kode M.K. : WUI 4227 GFGTT PENYUSUN PROF. DR. TIP. ASTITI, SH., MS. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR, 2009 1

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN SECOND PROTOCOL TO AMEND THE AGREEMENT ON TRADE IN GOODS UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION AMONG THE GOVERNMENTS OF THE MEMBER COUNTRIES OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dari pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang pelaksanaannya dititikberatkan

Lebih terperinci

IMPLIKASI PRINSIP MOST FAVOURED NATION DALAM UPAYA PENGHAPUSAN HAMBATAN PEDAGANGAN INTERNASIONAL

IMPLIKASI PRINSIP MOST FAVOURED NATION DALAM UPAYA PENGHAPUSAN HAMBATAN PEDAGANGAN INTERNASIONAL Prawitra Thalib: Implikasi Prinsip Most Favoured Nation 35 IMPLIKASI PRINSIP MOST FAVOURED NATION DALAM UPAYA PENGHAPUSAN HAMBATAN PEDAGANGAN INTERNASIONAL Prawitra Thalib, SH.,MH. Anwar Rachman dan rekan,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. adalah akumulasi keuntungan yang sebesar-besarnya (optimum profit). Tujuan ini

Bab I. Pendahuluan. adalah akumulasi keuntungan yang sebesar-besarnya (optimum profit). Tujuan ini Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merek sebagai salah satu bentuk dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mempunyai peranan yang penting dalam hal perdagangan terutama dalam menghadapi era globalisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing

Lebih terperinci

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja SENGKETA KOMPETENSI ANTARA SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC) DENGAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN DALAM PENYELESAIAN KASUS ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC BESERTA AFILIASINYA DAN LIPPO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kekayaan seni, budaya, suku, bangsa, dan agama. Keanekaragaman akan memberikan suatu identitas

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Penyusunan Melengkapi pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: WAA

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI, M E M U T U S K A N :

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI, M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR 527/MPP/KEP/7/2002 TANGGAL 5 JULI 2002 TENTANG TATA KERJA TIM NASIONAL WTO DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK PERUNDING UNTUK PERUNDINGAN PERDAGANGAN MULTILATERAL

Lebih terperinci

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2 SILABUS Matakuliah : Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2 Semester : 6 (enam) Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas konsep, teori, kebijakan dan kajian empiris perdagangan pertanian dan

Lebih terperinci

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013 SILABUS Mata Kuliah : Hukum Pidana Internasional Kode Mata Kuliah : HKIn 2081 SKS : 2 Dosen : Ir. Bambang Siswanto, S.H., M.Hum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013 1 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PERDAGANGAN DUNIA (GATT/WTO)

PRINSIP-PRINSIP PERDAGANGAN DUNIA (GATT/WTO) BAHAN KULIAH PRINSIP-PRINSIP PERDAGANGAN DUNIA (GATT/WTO) Prof. Sanwani Nasution, SH Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 PRINSIP-PRINSIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights (IPR), yaitu hak atas kepemilikan terhadap karya-karya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH :KAPITA SELEKTA HUKUM INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : PRASYARAT : JUMLAH SKS : 2 SKS SEMESTER

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual,

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, 128 DAFTAR PUSTAKA Buku Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001. CPF. Luhulima and Friends, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya terdapat tiga fungsi aparatur pemerintah seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, yaitu fungsi penyelenggaraan pemerintah, fungsi penyelenggaraan

Lebih terperinci

Conduct dan prosedur penyelesaian sengketa. GATT terbentuk di Geneva pada tahun 1947

Conduct dan prosedur penyelesaian sengketa. GATT terbentuk di Geneva pada tahun 1947 BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 6 GENERAL AGREEMENT on TARIFF and TRADE (GATT) A. Sejarah GATT Salah satu sumber hukum yang penting dalam hukum perdagangan internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk ditandai dengan berbagai peristiwa

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang; Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undangundang tentang

Lebih terperinci

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL INDONESIA DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (SERI 1) 24 JULI 2003 PROF. DAVID K. LINNAN UNIVERSITY OF

Lebih terperinci

TEORI DAN HUKUM KONSTITUSI WHI 3215 Block Book

TEORI DAN HUKUM KONSTITUSI WHI 3215 Block Book TEORI DAN HUKUM KONSTITUSI WHI 3215 Block Book Planning Group: Edward T.L. Hadjon, S.H., LL.M. (Koordinator) e mail: www.hadjon.edward@gmail.com I Gede Yusa S.H., M.H. Bagian Hukum Tata Negara FH UNUD.

Lebih terperinci

Implikasi Yuridis Prinsip National Treatment Dalam Trips-Wto Terhadap Pengaturan Perlindungan Hak Cipta Di Indonesia. Oleh : Budi Ardianto 1

Implikasi Yuridis Prinsip National Treatment Dalam Trips-Wto Terhadap Pengaturan Perlindungan Hak Cipta Di Indonesia. Oleh : Budi Ardianto 1 Implikasi Yuridis Prinsip National Treatment Dalam Trips-Wto Terhadap Pengaturan Perlindungan Hak Cipta Di Indonesia Oleh : Budi Ardianto 1 ABSTRAK Penelitian ini adalah menganalisis Implikasi Prinsip

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu. Oleh: NPM : JURUSAN ILMU HUKUM

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu. Oleh: NPM : JURUSAN ILMU HUKUM TUGAS AKHIR KONSEKUENSI PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL DI BIDANG GENERAL AGREEMENT ON TARIFF AND TRADE MELALUI UNDANG- UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION

Lebih terperinci

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET Implementasi agreement on trade related investment measures (persetujuan tentang kebijakan investasi yang berkaitan dengan perdagangan) oleh pemerintah Indonesia Beteng Sehi E.0000074 UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia Tim Dosen Hak Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Brawijaya A. Sebelum Penjajahan Belanda Tidak ada Hk HKI, karena tidak

Lebih terperinci