Yayasan Penyelamatan. orangutan borneo. panduan pengunjung, kode etik dan perilaku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yayasan Penyelamatan. orangutan borneo. panduan pengunjung, kode etik dan perilaku"

Transkripsi

1 1 Yayasan Penyelamatan orangutan borneo panduan pengunjung, kode etik dan perilaku

2 2

3 Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) adalah organisasi nirlaba Indonesia yang berbasis di Bogor, Jawa Barat, Indonesia, yang berkomitmen untuk menyelamatkan, merehabilitasi, dan melepasliarkan orangutan Kalimantan ke habitat aslinya, serta mengedukasi masyarakat lokal dan meningkatkan kesadartahuan publik mengenai konservasi orangutan. Didirikan sejak tahun 1991, BOSF bermitra erat dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan didukung oleh donor-donor internasional, serta juga organisasi 3 pendukung lainnya, di mana saat ini BOSF dipimpin oleh Prof. Bungaran Saragih selaku Ketua Dewan Pembina. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi daftar isi 4 program reintroduksi BOSF 5 persyaratan umum 6 umum/publik 6 relawan 7 pembuat film/media/jurnalis 8 penulis/fotografer independen 9 peneliti 10 ilmuwan profesional 11 pasca sarjana 12 kunjungan studi 13 kode etik dan perilaku

4 4 program reintroduksi BOSF Visi BOSF adalah merealisasikan Konservasi Orangutan Borneo dan habitatnya dengan partisipasi masyarakat. Inti dari program BOSF adalah memastikan kesehatan orangutan dan konservasi habitat mereka. Secara medis, BOSF berfokus pada program karantina skrining penyakit dan pengobatan medis yang efektif untuk memastikan orangutan bebas dari penyakit, terutama yang dapat ditularkan dengan mudah antara orangutan dan manusia (misalnya Hepatitis B, TBC, HIV, dll). Proses pengembalian orangutan hasil penyelamatan dan penyitaan ke habitat alaminya (reintroduksi) memerlukan serangkaian proses rehabilitasi yang panjang untuk memulihkan kondisi fisik, kesehatan dan tingkah lakunya. Kami harus melatih mereka selama 7 hingga 14 tahun agar mereka memperoleh kompetensi untuk hidup di hutan dan dapat menjadi liar kembali. Mereka harus belajar secara mandiri untuk bersosialisasi, mencari pakan alami dan membuat sarang. Dan salah satu kriteria terpenting untuk menjadi orangutan liar adalah menyadari bahwa manusia bukanlah teman dan harus dihindari. Dengan demikian sosialisasi orangutan menekankan orientasi terhadap spesies mereka sendiri dan jauh dari manusia. Kontak dengan manusia di luar apa yang diperlukan untuk perawatan dan kesejahteraannya tidak dianjurkan dan harus diminimalkan. Lebih jauh, karena kecerdasan orangutan yang luar biasa dan umurnya yang panjang, tindakan pengunjung yang memberikan kesenangan pribadi, meskipun kecil dan tampak tidak berarti, dapat memiliki konsekuensi negatif jangka panjang bagi orang lain yang bekerja dengan orangutan, dan yang paling penting, untuk orangutan itu sendiri. Karena itu, pusat rehabilitasi BOSF baik di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah bukan pilihan ideal atau sesuai untuk kunjungan santai atau wisata. Pertimbangannya adalah orangutan dapat bersikap agresif dan menyerang pengunjung. Lebih dari itu, pengunjung dikhawatirkan mengganggu proses rehabilitasi, sehingga mempengaruhi kesiapan orangutan untuk dilepasliarkan.

5 Persyaratan untuk pengunjung didasarkan pada peraturan-peraturan BOSF, Pemerintah Indonesia serta standar internasional dari IUCN (International Union for Conservation of Nature). 5 Kegiatan-kegiatan BOSF berada di bawah yurisdiksi Direktorat Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Persetujuan BOSF untuk berkunjung sangat diperlukan, namun tidak menjamin persetujuan/perijinan di tingkat yang lebih tinggi, yaitu dari pemerintah. Semua pengunjung harus mengisi dan menyerahkan: 1. Formulir Aplikasi Pengunjung 2. Formulir Pernyataan Pengunjung 3. Hasil Tes Kesehatan Semua pengunjung harus menyerahkan hasil tes kesehatan terkini (dalam enam bulan terakhir) yang menyatakannya bebas dari TBC, Hepatitis, Herpes dan HIV. Tes kesehatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: a. Serologi 4HbsAg 4Anti HBc 4Anti HBs 4Anti HAV 4Anti HCV b. Tes TB 43 kali tes sputum (dahak) 4Foto x-ray Warga Negara Indonesia / pemegang KITAS juga harus menyerahkan: 1. Salinan identifikasi yang sah (KTP/paspor/KITAS). 2. Salinan izin lainnya yang diperlukan, seperti yang dijelaskan dalam panduan ini. Pengunjung internasional juga harus menyerahkan: 1. Salinan paspor yang berlaku minimal 6 bulan setelah tanggal masuk ke Indonesia. 2. Salinan visa yang berlaku selama kunjungan. Pengunjung dari negara anggota ASEAN dibebaskan dari persyaratan visa. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kedutaan Besar atau Konsulat Indonesia di negara Anda. 3. Salinan izin lainnya yang diperlukan, seperti yang dijelaskan dalam panduan ini. PENTING 4Pengunjung internasional juga diminta untuk menjalani periode karantina selama 10 hari, sebelum masuk ke sebagian besar fasilitas BOSF. Selama masa karantina, pengunjung harus berada di provinsi yang dituju (Kalimantan Timur atau Kalimantan Tengah). Menghabiskan waktu di Bali atau Jakarta atau daerah lain di Indonesia/Asia TIDAK memenuhi persyaratan ini. 4Persyaratan tes kesehatan dan karantina dibutuhkan untuk (a) mencegah masuknya penyakit serius bagi orangutan jika pengunjung digigit dan (b) mencegah masuknya pilek dan flu yang juga dapat berdampak terhadap populasi orangutan. 4Interaksi langsung dengan orangutan (menyentuh, memegang, dll) tidak dijamin bisa dilakukan ketika mengunjungi pusat rehabilitasi, karena kesejahteraan orangutan harus didahulukan (lihat Kode Etik). persyaratan umum

6 6 umum/publik Program dan lokasi hutan BOSF tidak terbuka untuk umum atau publik dikarenakan alasan yang dijelaskan di atas. Meski begitu, Pusat Informasi terbuka untuk umum selama jam kerja, baik di Proyek Reintroduksi Samboja Lestari, Kalimantan Timur maupun di Proyek Reintroduksi Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Kunjungan profesional dan resmi dapat dilakukan, tetapi harus diatur secara formal dari jauh-jauh hari. relawan BOSF menghargai minat dan dukungan dari semua calon relawan yang ingin menyumbangkan waktu dan keahliannya. Kami sarankan untuk menghubungi Great Orangutan Project melalui website mereka: atau Kantor Pusat BOSF di Bogor melalui orangutan.or.id. Penggunaan kamera tidak diizinkan. Semua kegiatan fotografi dan rekaman / film harus mendapatkan izin khusus dari Kantor Pusat BOSF. Relawan juga harus membayar semua pengeluaran mereka sendiri (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal).

7 pembuat film/ media/jurnalis 7 Pembuat film/media/jurnalis harus mengajukan proposal resmi, yang dapat dikirimkan secara elektronik ke Kantor Pusat BOSF lewat bos_komunikasi@orangutan.or.id. Atau kirimkan lewat pos ke: Direktur/Ketua Dewan Pembina Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Jalan Papandayan 10, Bogor Indonesia PENTING Pemohon harus menyiapkan waktu minimal 2 (dua) bulan untuk menjalankan proses aplikasi. Dianjurkan untuk tidak membuat komitmen apapun sebelum menerima Surat Undangan resmi dari BOSF. Proses mendapatkan semua persetujuan dan izin yang diperlukan merupakan proses yang panjang dan seringkali tidak dapat diprediksi. Harap diperhatikan bahwa BOSF tidak menjamin bahwa persetujuan dapat diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Persyaratan proposal adalah sebagai berikut: 1. Surat Pengantar Serahkan surat pengantar resmi dari institusi / penerbit / stasiun TV / perusahaan film / rumah produksi Anda, yang harus mencantumkan: 4Perkenalan singkat (tujuan kegiatan, kualifikasi, dll); 4Harus memperlihatkan kompatibilitas kegiatan dengan tujuan operasional BOSF; 4Penjelasan singkat tentang kegiatan yang akan dilakukan 2. Proposal Jelaskan rencana kegiatan secara mendetail yang harus termasuk: 4Proposal resmi dalam format BOSF (lihat Formulir Aplikasi Pengunjung); 4Skrip film; 4Curriculum Vitae dari semua anggota tim; 4Penjelasan secara rinci untuk memungkinkan Biro Komunikasi BOSF menilai manfaat, metode, kelayakan dan kompatibilitas kegiatan ini dengan tujuan BOSF 3. Pendanaan Jelaskan semua biaya yang terkait dengan kegiatan yang diusulkan dan tunjukkan bagaimana biaya itu akan ditanggung. BOSF tidak dapat membantu memperkirakan biaya-biaya tersebut. Harap diperhatikan bahwa akan dikenakan biaya lokasi sebesar US$1,100 per hari, yang dapat dinegosiasikan berdasarkan manfaat dan/atau keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan Anda. Anda juga harus membayar semua layanan yang digunakan (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal). 4. Perjanjian Formal dengan BOSF Sebuah perjanjian formal antara BOSF dan institusi Anda harus disertakan (lihat Formulir Pernyataan Pengunjung). Perjanjian ini harus ditandatangani oleh kedua belah pihak (BOSF dan institusi Anda) SEBELUM melakukan kegiatan apapun. 5. Perizinan 4Institusi Indonesia: =Izin dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) di provinsi di mana kegiatan Anda akan dilakukan 4Institusi Asing: =Anda harus mendapatkan izin dari Direktorat Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Permohonan izin dapat diajukan melalui Kedutaan Besar Indonesia atau konsulat atau kantor lainnya di negara Anda yang ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia. =Dengan penerbitan izin di atas, Anda dapat mengajukan dan mendapatkan izin-izin lokal untuk kegiatan pembuatan film/peliputan di situs BOSF, yaitu: aizin dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) di provinsi di mana kegiatan Anda akan dilakukan. aizin dari kepolisian setempat. 6. Hak Cipta Semua hasil pekerjaan menjadi milik BOSF dan institusi Anda; dan karenanya harus ditandai dengan informasi hak cipta sebagai berikut: BOSF / <institusi Anda>.

8 8 Penulis/fotografer independen juga harus mengajukan proposal, yang dapat dikirimkan secara elektronik ke Kantor Pusat BOSF lewat orangutan.or.id. Atau kirimkan lewat pos ke: Direktur/Ketua Dewan Pembina Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Jalan Papandayan 10, Bogor Indonesia Persyaratan proposal adalah sebagai berikut: 1. Surat Pengantar Serahkan surat pengantar resmi, yang harus mencantumkan: 4Perkenalan singkat (tujuan kegiatan, kualifikasi, dll); 4Harus memperlihatkan kompatibilitas kegiatan dengan tujuan operasional BOSF; 4Penjelasan singkat tentang kegiatan yang akan dilakukan 2. Proposal Jelaskan rencana kegiatan secara mendetail yang harus termasuk: 4Proposal resmi dalam format BOSF (lihat Formulir Aplikasi Pengunjung); 4Alur cerita / storyboard; 4Curriculum Vitae dari setiap pemohon; 4Penjelasan secara rinci untuk memungkinkan Biro Komunikasi BOSF menilai manfaat, metode, kelayakan dan kompatibilitas kegiatan ini dengan tujuan BOSF 3. Pendanaan Jelaskan semua biaya yang terkait dengan kegiatan yang diusulkan dan tunjukkan bagaimana biaya itu akan ditanggung. BOSF tidak dapat membantu memperkirakan biaya-biaya tersebut. Anda juga harus membayar semua layanan yang digunakan (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal). 4. Perjanjian Formal dengan BOSF Sebuah perjanjian formal antara BOSF dan institusi Anda harus disertakan (lihat Formulir Pernyataan Pengunjung). Perjanjian ini harus ditandatangani oleh kedua belah pihak (BOSF dan institusi Anda) SEBELUM melakukan kegiatan apapun. 5. Perizinan 4Warga Negara Indonesia: =Izin dari BKSDA di provinsi di mana kegiatan Anda akan dilakukan 4Warga Negara Asing: =Izin dari BKSDA di provinsi di mana kegiatan Anda akan dilakukan =Izin dari kepolisian setempat. 6. Hak Cipta Semua hasil pekerjaan menjadi milik BOSF dan institusi Anda; dan karenanya harus ditandai dengan informasi hak cipta sebagai berikut: BOSF / <institusi Anda>. penulis/ fotografer independen

9 9 peneliti Semua studi dan proyek penelitian berada di bawah yurisdiksi Balai Penelitian Kehutanan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Penelitian dan studi membutuhkan persetujuan dan izin dari kedua lembaga tersebut. Selain itu, pemohon harus pula mengajukan proposal resmi yang ditujukan kepada Dewan Penasehat Ilmiah BOSF (Scientific Advisory Board / SAB). Persyaratan umum: 1. Tingkat studi minimal tahun terakhir S1/BA/BSc. 2. Durasi penelitian minimal 3 bulan untuk S1/BA/BSC; minimal 6 bulan untuk S2/ Master; dan > 1 tahun untuk S3/PhD. Aplikasi yang sudah dilengkapi dapat dikirimkan secara elektronik ke Sekretaris SAB melalui Arusson@gl.yorku.ca, atau kirimkan lewat pos ke: Dr. Anne Russon Secretary of BOSF Scientific Advisory Board Psychology Department, Glendon College 2275 Bayview Avenue, Toronto Ontario M4N 3M6, Canada Pemohon yang memenuhi syarat dapat mengajukan pra-proposal informal untuk pertimbangan awal; namun, persetujuan resmi dari SAB/BOSF hanya akan diberikan atas dasar proposal resmi. Jika SAB/BOSF menyetujui proposal tersebut, kami akan menginformasikan pemohon mengenai persyaratan selanjutnya. PENTING Pemohon penelitian harus menyiapkan waktu minimum 6 (enam) sampai 9 (sembilan) bulan untuk menjalankan proses aplikasi. Dianjurkan untuk tidak membuat komitmen apapun sebelum menerima Surat Undangan resmi dari BOSF.

10 10 ilmuwan profesional 1. Surat Pengantar Surat pengantar harus berisi: 4Perkenalan singkat dari pemohon (seperti alasan ketertarikan, kualifikasi, pengalaman yang relevan). 4Karakter dari kegiatan yang diajukan. 2. Proposal Proposal harus memperlihatkan kompatibilitas kegiatan dengan tujuan operasional BOSF dan harus mencakup: 4Proposal resmi. 4Rincian mendetail yang memungkinkan SAB untuk menilai manfaat ilmiah, metode, kelayakan dan kompatibilitas kegiatan dengan tujuan operasional BOSF. 3. Etika 4Sertakan bukti Persetujuan Etika dari dewan peninjau etika di institusi Anda. 4Kegiatan harus sesuai dengan standar etika Masyarakat Primatologi Internasional (International Primatological Society) untuk penelitian primata non-manusia dan peraturan CITES mengenai penelitian yang berkaitan dengan spesies yang terancam punah. 4Untuk studi berdasarkan proyek reintroduksi, proposal juga harus memperlihatkan kondisi khusus mantan tangkapan dalam proses rehabilitasi. 4. Sampel 4Untuk setiap sampel yang dibutuhkan, sertakan bukti bahwa izin telah diperoleh atau sedang diajukan. 4Mohon diperhatikan bahwa sampel yang boleh diekspor hanyalah sampel yang tidak dapat diproses oleh laboratorium di Indonesia (butuh pernyataan/izin formal dari LIPI). 4Sampel botani maupun yang lainnya membutuhkan izin dari LIPI, PHKA, SAT DN dari BKSDA setempat dan izin internasional. 4Orangutan adalah spesies yang terancam punah, maka sampel termasuk darah, jaringan, rambut dan tulang memerlukan izin CITES. 4Proposal yang diajukan tanpa izin dapat memperoleh izin sementara. Persetujuan akhir tidak akan diberikan sampai semua izin telah diperoleh. 5. Curriculum Vitae Sertakan curriculum vitae terkini. 6. Pendanaan 4Memberikan bukti ketersediaan dana untuk melakukan penelitian (BOSF tidak dapat membantu memperkirakan biaya). 4Peraturan di Indonesia mewajibkan peneliti asing untuk membiayai seorang mitra peneliti (warga negara Indonesia) selama masa studi peneliti asing tersebut; biaya kemitraan ini harus dimasukkan dalam perhitungan anggaran (seperti uang saku, transportasi, penginapan, makan, perlengkapan penelitian). 4Anda juga harus membayar semua layanan yang digunakan (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal).

11 11 1. Surat Pengantar Surat pengantar harus berisi: 4Perkenalan singkat dari pemohon (seperti alasan ketertarikan, kualifikasi, pengalaman yang relevan). 4Karakter dari kegiatan yang diajukan. 2. Proposal Proposal harus memperlihatkan kompatibilitas kegiatan dengan tujuan operasional BOSF dan harus mencakup: 4Proposal resmi. 4Rincian mendetail yang memungkinkan SAB untuk menilai manfaat ilmiah, metode, kelayakan dan kompatibilitas kegiatan dengan tujuan operasional BOSF. 3. Etika 4Sertakan bukti Persetujuan Etika dari dewan peninjau etika di institusi Anda. 4Kegiatan harus sesuai dengan standar etika Masyarakat Primatologi Internasional (International Primatological Society) untuk penelitian primata non-manusia dan peraturan CITES mengenai penelitian yang berkaitan dengan spesies yang terancam punah. 4Untuk studi berdasarkan proyek reintroduksi, proposal juga harus memperlihatkan kondisi khusus mantan tangkapan dalam proses rehabilitasi. 4. Sampel 4Untuk setiap sampel yang dibutuhkan, sertakan bukti bahwa izin telah diperoleh atau sedang diajukan. 4Mohon diperhatikan bahwa sampel yang boleh diekspor hanyalah sampel yang tidak dapat diproses oleh laboratorium di Indonesia (butuh pernyataan/izin formal dari LIPI). 4Sampel botani maupun yang lainnya membutuhkan izin dari LIPI, PHKA, SAT DN dari BKSDA setempat dan izin internasional. 4Orangutan adalah spesies yang terancam punah, maka sampel termasuk darah, jaringan, rambut dan tulang memerlukan izin CITES. 4Proposal yang diajukan tanpa izin dapat memperoleh izin sementara. Persetujuan akhir tidak akan diberikan sampai semua izin telah diperoleh. pasca sarjana (S2/MA/MSc; S3/PhD) 5. Curriculum Vitae Sertakan curriculum vitae terkini. 6. Pendanaan 4Memberikan bukti ketersediaan dana untuk melakukan penelitian (BOSF tidak dapat membantu memperkirakan biaya). 4Peraturan di Indonesia mewajibkan peneliti asing untuk membiayai seorang mitra peneliti (warga negara Indonesia) selama masa studi peneliti asing tersebut; biaya kemitraan ini harus dimasukkan dalam perhitungan anggaran (seperti uang saku, transportasi, penginapan, makan, perlengkapan penelitian). 4Anda juga harus membayar semua layanan yang digunakan (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal). 7. Surat Rekomendasi 42 (dua) Surat Rekomendasi harus disertakan untuk mendukung proposal. Satu dari pengawas utama dari lembaga pemohon, dan satu dari seorang profesional yang memahami mengenai kegiatan ini. 4Surat harus memperlihatkan seberapa baik pemberi rekomendasi mengenal pemohon serta kegiatan dan kualifikasi pemohon (akademis, praktis, personal, pengalaman kerja sebelumnya), dan manfaat dari proyek yang diajukan. 4Pengawas secara eksplisit harus menyatakan kesediaannya untuk mengawasi kegiatan ini sampai selesai, termasuk kerja lapangan.

12 12 kunjungan studi (tahun terakhir S1/BA/BSc) 1. Surat Pengantar Surat pengantar harus berisi: 4Perkenalan singkat dari pemohon (seperti alasan ketertarikan, kualifikasi, pengalaman yang relevan). 4Kegiatan studi yang ingin dilakukan oleh pemohon. 2. Proposal Studi Jelaskan rencana studi Anda. Jika rencana Anda adalah studi penelitian, serahkan proposal penelitian singkat (2-3 halaman), yang harus mencakup: 4Tujuan penelitian. 4Ringakasan literatur yang digunakan. 4Hipotesis spesifik. 4Penjelasan mengenai kompatibilitas studi dengan tujuan BOSF. 4Metode pengumpulan data. 4Hasil yang diharapkan. 4Proyeksi jangka waktu yang diperlukan. 4Proyeksi tanggal penyelesaian studi. 3. Sampel 4Untuk setiap sampel yang dibutuhkan, sertakan bukti bahwa izin telah diperoleh atau sedang diajukan. 4Mohon diperhatikan bahwa sampel yang boleh diekspor hanyalah sampel yang tidak dapat diproses oleh laboratorium di Indonesia (butuh pernyataan/izin formal dari LIPI). 4Sampel botani maupun yang lainnya membutuhkan izin dari LIPI, PHKA, SAT DN dari BKSDA setempat dan izin internasional. 4Orangutan adalah spesies yang terancam punah, maka sampel termasuk darah, jaringan, rambut dan tulang memerlukan izin CITES. 4Proposal yang diajukan tanpa izin dapat memperoleh izin sementara. Persetujuan akhir tidak akan diberikan sampai semua izin telah diperoleh. 4. Curriculum Vitae Silahkan rinci program studi Anda, institusi Anda, latar belakang pendidikan Anda, dan keahlian atau pengalaman apapun yang relevan dengan penelitian Anda (maksimal 2 halaman). 5. Pendanaan 4Jelaskan semua biaya yang terkait dengan studi yang diusulkan dan tunjukkan bagaimana biaya tersebut akan ditanggung. (BOSF tidak dapat membantu memperkirakan biaya, tapi mungkin dapat membantu menutup beberapa biaya berdasarkan manfaat/keuntungan yang dapat diberikan oleh studi ini). 4Anda juga harus membayar semua layanan yang digunakan (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal). 6. Surat Rekomendasi 42 (dua) Surat Rekomendasi harus disertakan untuk mendukung proposal. Satu dari pengawas utama dari lembaga pemohon, dan satu dari seorang profesional yang memahami mengenai kegiatan ini. 4Surat harus memperlihatkan seberapa baik pemberi rekomendasi mengenal pemohon serta kegiatan dan kualifikasi pemohon (akademis, praktis, personal, pengalaman kerja sebelumnya), dan manfaat dari proyek yang diajukan. 4Pengawas secara eksplisit harus menyatakan kesediaannya untuk mengawasi kegiatan ini sampai selesai, termasuk kerja lapangan.

13 13 kode etik dan perilaku

14 14 Kode etik berikut berasal dari prinsip: Berkontribusi terhadap Konservasi Orangutan dan habitatnya. Pengunjung diharapkan untuk melakukan hal yang sama. Pengunjung adalah semua orang di lokasi BOSF yang tidak dipekerjakan oleh BOSF. Pengunjung termasuk, tetapi tidak terbatas pada: 4Peneliti 4Profesional lainnya 4Pelajar 4Peserta lokakarya/kursus 4Media (seperti kru film, jurnalis, fotografer, penulis) 4Tamu undangan 4Konsultan 4Perwakilan/mitra BOSF di luar negeri 4Donor 4Keluarga atau teman 4Pegawai kebun binatang Semua pengunjung harus memahami bahwa semua program BOSF merupakan kawasan karantina, penelitian dan konservasi. Akses dibatasi di SEMUA situs dan fasilitas BOSF, kecuali Pusat Informasi/Pendidikan. Tak satu pun yang terbuka untuk pengunjung biasa atau wisatawan. Bahkan karyawan BOSF pun perlu izin untuk memasuki beberapa kawasan. Semua pengunjung harus memahami bahwa Program Reintroduksi Orangutan BOSF merupakan pusat rehabilitasi untuk mengembalikan orangutan kembali ke habitat alaminya, dan ini berarti pengunjung tidak dapat mengganggu proses rehabilitasi orangutan dengan cara apapun. Pengunjung BOSF diberikan akses ke area yang relevan dengan kunjungan mereka, dan HANYA area tersebut. Pengunjung yang ingin mengunjungi area lain dalam program yang sama (misalnya sekolah hutan, pulau pra-pelepasliaran, karantina, Rumah Singgah) harus terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari Program Manager masing-masing. Permohonan tidak menjamin pemberian izin. Situs hutan dan daerah karantina, misalnya, biasanya dapat diakses untuk tujuan profesional saja.

15 15 Karena itu, pengunjung harus berperilaku sebagai berikut: Perilaku Pengunjung di Sekitar Orangutan 1. SIKAP Jangan pernah menggunakan, mengeksploitasi atau menggambarkan orangutan dengan cara yang merendahkan atau yang menimbulkan persepsi bahwa mereka adalah hewan peliharaan yang diinginkan, setengah manusia atau badut menghibur. BOSF bertujuan untuk mempromosikan konservasi dan menghormati orangutan di lingkungan alaminya dan melawan citra mereka sebagai sepupu manusia yang dapat dipelihara dan tersedia untuk melayani berbagai kesenangan dan hiburan manusia. 2. KONTAK Untuk alasan medis dan perilaku, pengunjung tidak boleh melakukan kontak atau interaksi dengan orangutan dan menghindari kemungkinan terjadinya kontak. Interaksi dengan orangutan hanya diberikan kepada pengunjung yang telah diberikan wewenang untuk melakukannya, dan hanya untuk jenis kontak/interaksi yang diperlukan untuk tujuan proyek/kegiatannya. Ketika mengunjungi pusat satwa liar seperti ini, yang berisi kera besar yang cerdas, sangat suka berteman, nakal dan kadang agresif, ada aspek-aspek kesehatan tertentu yang perlu diperhatikan. Sebagian besar orangutan cukup jinak, tetapi beberapa suka menggigit. Kadang-kadang orangutan dewasa yang bertubuh besar lepas dari kandangnya dan jika menggigit, bisa menyebabkan cedera yang parah. Selain mereka yang telah mendapatkan izin untuk melakukan kontak, pengunjung lainnya harus setiap saat menjaga jarak dengan radius minimum 5 meter dari orangutan dan selalu dipantau oleh staf. Namun jika tidak ada staf, akses ke program ini akan terbatas sampai staf kembali tersedia. Semua pengunjung harus secara sukarela menghindari orangutan selama mengalami sakit ringan seperti pilek, flu, dll. Meski hasil tes kesehatan terbukti negatif sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengunjung dan masa karantina telah diselesaikan, akses ke daerah karantina dan isolasi atau tempat orangutan yang sakit, tidak diizinkan setiap saat. Pengunjung juga harus menghindari kontak dengan orangutan rehabilitan yang dirilis di hutan selama menyusuri hutan itu atau mengerjakan pekerjaan di sana. Dalam semua keadaan dan setiap waktu, pastikan Anda tetap jauh dari jangkauan orangutan. Jika orangutan mencoba untuk mendekati atau melakukan kontak, segera menjauh untuk menghindari kontak. Jika orangutan tetap mendekati, secara konsisten tunjukkan respon tidak ada interaksi. Peraturan ini sesuai dengan rekomendasi oleh para ahli medis dalam Lokakarya IUCN untuk Perlindungan dan Reintroduksi Orangutan 2001.

16 16 3. PERILAKU Dalam hal perilaku di sekitar orangutan, karyawan BOSF bukanlah contoh bagi pengunjung untuk berperilaku sama. Beberapa pekerjaan mengharuskan karyawan untuk menangani atau berinteraksi dengan orangutan. Pengunjung memiliki peran yang berbeda dan jangan pernah melakukan hal yang sama. 4. MAKANAN DAN HARTA BENDA LAINNYA Jangan menawarkan atau memperlihatkan makanan kepada orangutan, atau membawa makanan dengan cara yang memfasilitasi orangutan untuk melihat dan mencurinya. Jangan pernah makan di depan orangutan. Jangan meninggalkan barang apapun (seperti ransel, kamera, baju dan peralatan) dengan tidak dijaga pada tempat-tempat yang mudah diakses oleh orangutan. BOSF tidak bertanggung-jawab atas hilangnya harta benda pengunjung selama durasi kunjungan di BOSF. 5. MENGGANGU Jangan pernah menggoda atau mengganggu orangutan. Segera hentikan kegiatan apapun yang mengganggu mereka (menghampiri terlalu dekat, menggunakan flash ketika memotret, dll). Mencoba mengubah perilaku orangutan adalah hal yang tidak bisa diterima (memanggil untuk mendapatkan perhatian mereka, memancing mereka dengan makanan, dll). Pengunjung yang datang untuk melihat orangutan harus melakukannya dalam kelompok kecil dan didampingi oleh karyawan BOSF (maksimal 4 pengunjung ditambah 1 staf), dari jarang yang ditentukan. Pastikan untuk tidak bersuara keras/bising.

17 17 Perilaku dan Peraturan Umum 1. JAM KERJA Pengunjung tidak boleh mengganggu jadwal kerja karyawan. Karyawan biasanya bekerja dari jam sampai di lapangan dan dari jam sampai di Kantor Pusat. Selain staf yang bertugas, hari kerja normal adalah Senin sampai Jumat. 2. BAHASA Bahasa yang digunakan di BOSF adalah bahasa Indonesia. Pengunjung jangka panjang sudah harus memiliki keterampilan komunikasi fungsional dalam bahasa Indonesia sebelum kedatangan. Dalam kondisi tertentu, bahasa Inggris juga digunakan. Semua pengunjung harus setidaknya memiliki kemampuan bahasa Inggris fungsional. 3. CARA BERPAKAIAN BOSF adalah tempat bekerja profesional dan pengunjung harus berpakaian sesuai. Cara berpakaian di Indonesia adalah konservatif, maka pakaian seperti celana pendek, baju tanpa lengan dan atasan berpotongan rendah, atau pakaian kasual bergaya barat, bukanlah pakaian yang pantas. Kenakanlah pakaian yang fungsional dan sesuai untuk kondisi praktis di lapangan, namun pakaian seperti ini tidak sesuai di kantor. Karena Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, perempuan pada khususnya harus berpakaian sopan. Ketika mengunjungi situs di lapangan, pengunjung diharapkan untuk memakai celana panjang dan kaos lengan panjang untuk menghindari bahaya di hutan. 4. SEPATU Pengunjung diwajibkan memakai alas kaki yang tepat dan aman selama berada di lapangan. Mohon selalu melepas sepatu/sandal sebelum memasuki ruangan. 5. KEBISINGAN Pengunjung harus menghormati kebutuhan orang lain di BOSF. Bagi pengunjung yang menginap di fasilitas BOSF pada khususnya, tingkat kebisingan harus diminimalkan dari jam hingga karena karyawan dan pengunjung lainnya perlu tidur. 8. ALKOHOL & NARKOBA Alkohol dan narkoba tidak diizinkan di dalam lokasi BOSF dalam kondisi APAPUN. 9. MEROKOK Merokok tidak diizinkan di dalam lokasi BOSF, kecuali di beberapa tempat tertentu. 10. LAYANAN Anda harus membayar semua layanan yang digunakan (seperti tiket pesawat, asuransi, akomodasi, binatu, faks, telepon, fotokopi, ruang dan peralatan laboratorium, staf atau bantuan administratif, transportasi lokal). Laporkan semua penggunaan layanan kepada karyawan BOSF yang tepat dan kepada Manajer Program, dan aturlah pembayaran pada saat penggunaan atau ditagih bulanan. 11. JANGKA WAKTU KUNJUNGAN Izin untuk mengunjungi BOSF diberikan untuk tujuan tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Kunjungan dapat diperpanjang untuk alasan yang sah, tapi hanya dengan permohonan dan persetujuan resmi dari Kantor Pusat BOSF di Bogor. Perpanjangan kunjungan tidak selalu memungkinkan. 12. KEGIATAN TERBATAS YANG TELAH DISETUJUI Persetujuan bagi pengunjung merupakan perjanjian, oleh semua pihak, untuk mendukung kegiatan yang dijelaskan dalam proposal dan HANYA untuk kegiatan itu saja. Setiap perubahan atau penambahan kegiatan harus didiskusikan dengan dan disetujui oleh Kantor Pusat BOSF di Bogor. Pengunjung bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disetujui. Pengunjung harus meminta izin dari Manajer Program untuk menggunakan fasilitas BOSF di luar yang telah disetujui. Tidaklah cukup meminta izin dari teknisi, pengasuh, supir atau staf lain, atau berasumsi bahwa kegiatan tersebut dapat diterima. Jika ragu, pengunjung harus menganggap kegiatan itu tidak diterima, dan bertanya pada Manajer Program sebelum melanjutkan.

18 BEKERJA DI LAPANGAN Pengunjung yang bekerja di hutan/situs/pondok penelitian diminta untuk membatasi penggunaan pisau, dan tidak diperbolehkan untuk membuka jalan baru tanpa persetujuan dari Manajer Program. 14. AKOMODASI Akomodasi di program ini terbatas dan harus diatur terlebih dahulu. Ketersediaan kamar pribadi tidak dapat dijamin dan pengunjung harus siap untuk berbagi kamar dengan orang lain sesuai kebutuhan. Tarif akomodasi ditetapkan oleh Program dan pembayaran harus diselesaikan pada saat kedatangan. Jika akomodasi tidak tersedia, pengunjung akan disarankan untuk menginap di tempat terdekat dari BOSF. Di Indonesia, hanya pria dan wanita yang telah menikah yang bisa berbagi kamar. Jika tidak, berbagi hanya diperbolehkan dengan orang-orang dari jenis kelamin yang sama. 15. SAMPEL Semua sampel akan diambil oleh karyawan BOSF yang memiliki kualifikasi. Peneliti/pengunjung akan membayar biaya penugasan staf yang berkualifikasi tersebut. Dengan izin Manajer Program, peneliti yang memiliki kualifikasi dapat menyertai staf. Yayasan BOS memiliki hak untuk mengambil dan menyimpan satu set duplikat sampel. Setiap pengambilan sampel yang memerlukan penanganan khusus atau anestesi harus dijadwalkan bersamaan dengan pemeriksaan rutin, artinya tidak mengganggu rutinitas normal orangutan untuk tujuan pengambilan sampel penelitian; pekerjaan ini harus dijadwalkan oleh Manajer Program. 16. AKSES DAN PENGGUNAAN INFORMASI Pengunjung BOSF dapat diberikan akses khusus pada informasi internal. Pengunjung ini diharapkan untuk menghormati hal ini secara profesional, dengan memperlakukan informasi sebagai hak istimewa, bukan hak publik. 17. BANTUAN Pengunjung harus meminta bantuan hanya dari karyawan yang ditugaskan oleh Kantor Pusat BOSF untuk mendampinginya, hanya untuk tujuan yang disetujui, dan hanya sesuai dengan jadwal kerja yang telah disetujui. Asisten haruslah orang Indonesia dan dipekerjakan secara lokal. Perekrutan harus dikoordinasikan dengan Manajer Program untuk menjamin keadilan, standar, kontrak, dll. 18. TANGGUNG JAWAB Harap diperhatikan bahwa kunjungan ke lokasi BOSF dilakukan atas risiko Anda sendiri. Baik BOSF maupun berbagai cabang/mitra dari BOSF tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian fisik maupun non-fisik, penyakit dan kecelakaan yang mungkin terjadi sebelum, selama atau setelah kunjungan. BOSF juga tidak bertanggung jawab atas pengunjung yang bertindak tanpa otorisasi. 19. KELUARGA DAN TEMAN Keluarga dan teman dari pengunjung harus mematuhi peraturan dan persyaratan yang sama seperti pengunjung lainnya. 20. PROFESIONALISME Di atas segalanya, pengunjung harus menunjukkan profesionalisme, dedikasi, efisiensi, kejujuran dan keterbukaan.

19 Informasi dan Publikasi 21. CITRA ORANGUTAN DI MATA PUBLIK Pengunjung tidak boleh menggunakan, mengeksploitasi atau menggambarkan orangutan dengan cara yang merendahkan atau yang menimbulkan persepsi bahwa mereka adalah hewan peliharaan yang diinginkan, termasuk memakaikan baju kepada orangutan atau membuatnya berada dalam kondisi yang tidak diinginkan (misalnya mengendarai sepeda). Lihat poin (1) dari Kode Etik dan Perilaku. 22. PENGENDALIAN KUALITAS INFORMASI Semua materi untuk laporan dan publikasi harus dipersiapkan secara profesional. Informasi harus berdasarkan pada fakta dan pengamatan objektif. Jika ragu, pengunjung harus berkonsultasi dengan BOSF untuk mendapatkan opini yang objektif tentang nada dan isi dari materi tersebut. Sumber fakta harus dapat dipercaya, konsisten dan terkini. Jika ada informasi baru yang dapat dipercaya, yang bertentangan dengan pernyataan sebelumnya, informasi yang baru tersebut akan disajikan sebagai pembaruan atau revisi untuk mencegah kebingungan. 23. PELAPORAN Peneliti/Mahasiswa dan pengunjung lainnya yang berkegiatan di BOSF untuk jangka waktu lama (lebih dari 3 bulan) bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan tertulis kepada BOSF. BOSF juga memerlukan Laporan Kemajuan dan Laporan Akhir dari setiap pengunjung jangka panjang. 19 Jika peneliti/mahasiswa dan pengunjung lainnya tidak menyerahkan laporan tersebut, BOSF akan mengambil langkah tegas dengan menginformasikan instansi dan pengawas terkait, baik di Indonesia maupun di negara-negara yang bersangkutan. 24. PENGAKUAN Pengunjung harus memberikan pengakuan kepada BOSF dan programnya dalam semua laporan dan publikasi yang dihasilkan. Semua pengunjung harus mengirimkan salinan publikasi yang final kepada BOSF. 25. PUBLIKASI Para pengunjung harus menyerahkan publikasi dan presentasi yang dihasilkan dari kegiatan mereka kepada BOSF. Untuk kegiatan di bawah 3 (tiga) bulan, Laporan Kemajuan harus disampaikan kepada BOSF dan diserahkan sebelum meninggalkan BOSF. Untuk kegiatan selama 3 (tiga) bulan atau lebih, Laporan Kemajuan harus disampaikan secara triwulanan (setiap 3 bulan). Laporan Akhir harus diajukan dalam jangka waktu yang dijanjikan, dan tidak lebih dari satu tahun setelah menyelesaikan kerja lapangan. Jika Laporan Akhir tertunda, pengunjung harus memberitahu BOSF dan memberikan alasan penundaan dan kapan laporan tersebut akan siap. Laporan Kemajuan dan Laporan Akhir harus secara legal ditandatangani dan disampaikan kepada BOSF. Pelanggaran 26. KEGAGALAN MEMATUHI PERATURAN Pengunjung yang gagal mematuhi peraturan dan kode etik dan perilaku yang berlaku dapat diminta untuk meninggalkan lokasi BOSF. Pada kasus berat, BOSF berhak untuk mengambil tindakan hukum yang diperlukan.

20 20 Untuk info lebih lanjut, hubungi: BORNEO ORANGUTAN SURVIVAL FOUNDATION Jalan Papandayan 10 Bogor 16151, Indonesia Ph. +62 (0) Fax. +62 (0) Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo

YaYasan Penyelamatan. orangutan borneo. panduan pengunjung, kode etik dan perilaku

YaYasan Penyelamatan. orangutan borneo. panduan pengunjung, kode etik dan perilaku 1 YaYasan Penyelamatan orangutan borneo panduan pengunjung, kode etik dan perilaku 2 Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau Borneo Orangutan Survival Foundation (Yayasan BOS) adalah organisasi nirlaba

Lebih terperinci

YayAsan Penyelamatan. orangutan borneo. panduan pengunjung, kode etik dan perilaku

YayAsan Penyelamatan. orangutan borneo. panduan pengunjung, kode etik dan perilaku 1 YayAsan Penyelamatan orangutan borneo panduan pengunjung, kode etik dan perilaku 2 Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau Borneo Orangutan Survival Foundation (Yayasan BOS) adalah organisasi nirlaba

Lebih terperinci

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P.7/IV-Set/2011 Pengertian 1. Kawasan Suaka Alam adalah

Lebih terperinci

Indonesia Panduan Relawan

Indonesia Panduan Relawan International Animal Rescue Didedikasikan untuk penyelamatan dan rehabilitasi satwa Amal Terdaftar Nomor: AHU-278.AH.01.02.Tahun 2008 Indonesia Panduan Relawan International Animal Rescue (IAR) Yayasan

Lebih terperinci

THE BORNEO ORANGUTAN SURVIVAL FOUNDATION. Penggalangan dana untuk orangutan

THE BORNEO ORANGUTAN SURVIVAL FOUNDATION. Penggalangan dana untuk orangutan THE BORNEO ORANGUTAN SURVIVAL FOUNDATION Penggalangan dana untuk orangutan Kenapa saya harus membantu orangutan? Orangutan merupakan satwa terancam punah yang hanya hidup di dua pulau, Sumatera dan Kalimantan.

Lebih terperinci

lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat

lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat Praktisi status akreditasi sebagai mengunjungi petugas medis (apapun namanya) pada setiap lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat praktek mereka. Praktisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin PENDAHULUAN Latar Belakang Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin telah turut menyumbang pada perdagangan ilegal satwa liar dengan tanpa sadar turut membeli barang-barang

Lebih terperinci

Uncontrolled When Download

Uncontrolled When Download 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL PT Mutuagung Lestari, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (nomor telepon 021-8740202, nomor fax 021-87740745/87740746,

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa juta tahun yang lalu, jauh sebelum keberadaan manusia di daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup nenek moyang kera besar

Lebih terperinci

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII

Lebih terperinci

Bagaimana saya bisa mendaftar untuk mengikuti lomba ini? Anda dapat mendaftar untuk #BAJAKJKT 21K 2015 di gonike.me/bajakjkt

Bagaimana saya bisa mendaftar untuk mengikuti lomba ini? Anda dapat mendaftar untuk #BAJAKJKT 21K 2015 di gonike.me/bajakjkt #BAJAKJKT 21K 2015 FAQ 1) PENDAFTARAN Bagaimana saya bisa mendaftar untuk mengikuti lomba ini? Anda dapat mendaftar untuk #BAJAKJKT 21K 2015 di gonike.me/bajakjkt Apakah ada biaya yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAGIAN I. INFORMASI UMUM

BAGIAN I. INFORMASI UMUM Lampiran 2 Format Aplikasi Template berikut harus digunakan untuk elaborasi proposal proyek. Silahkan mengisi SEMUA bagian bawah. Usulan proyek termasuk, rencana kerja kerangka kerja logis dan anggaran

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai lembaga bisnis, seperti juga manusia, berada pada lingkungan yang tidak pasti. Berbagai faktor bisa berubah setiap saat, seperti konsumen, pesaing,

Lebih terperinci

Contoh Formulir Lamaran Kerja

Contoh Formulir Lamaran Kerja Contoh Formulir Lamaran Kerja HARAP GUNAKAN HURUF LAMARAN KERJA PELAMAR MUNGKIN HARUS MENJALANI TES UNTUK PEMAKAIAN OBAT TERLARANG SILAKAN MENGISI HALAMAN 1-5. TANGGAL Nama Belakang Depan Tengah Kecil

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PIAGAM DEWAN KOMISARIS I. DASAR HUKUM Penetapan, organisasi, mekanisme kerja, tugas dan tanggung jawab serta wewenang Dewan Komisaris PT Trias Sentosa Tbk ( Perseroan ) sebagaimana yang dinyatakan dalam Piagam ini merujuk ke

Lebih terperinci

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Desember 2012 Freeport-McMoRan Copper & Gold PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Anti-Korupsi ( Kebijakan ) ini adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering

Lebih terperinci

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017

Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017 Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017 1 Kebijakan Antisuap Pendahuluan Sebagai bagian dari komitmen kami di seluruh dunia terhadap kejujuran, integritas, dan rasa hormat, Goodyear tidak akan mendapatkan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tah

2016, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tah No.836, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Arsip Statis. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KETERBUKAAN ARSIP STATIS UNTUK PENELITIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka 4,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN Pemberian Hadiah/Penyediaan Hiburan 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. 1. Semua pemberian hadiah harus sesuai dengan kebijakan

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1125, 2014 PPATK. Informasi Publik. Layanan. Standar. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.03/PPATK/07/14 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.370, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Keterbukaan Informasi Publik. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/KA/VII/2010 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59,2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri No.726, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Informasi Publik. Pelayanan. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka 4,

Lebih terperinci

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK No.1, 2010 TAMBAHAN BERITA NEGARA RI KOMISI INFORMASI. Informasi Publik. Layanan. Standar. (Penjelasan Atas Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 272) PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI

Lebih terperinci

FORMULIR PENGESAHAN DAN SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN UNTUK PENDUDUK DALAM PELAYANAN DARI VFS Global Services Indonesia

FORMULIR PENGESAHAN DAN SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN UNTUK PENDUDUK DALAM PELAYANAN DARI VFS Global Services Indonesia FORMULIR PENGESAHAN DAN SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN UNTUK PENDUDUK DALAM PELAYANAN DARI VFS Global Services Indonesia 1. Layanan CVAC VFS Global Services menyediakan Pusat Permohonan Aplikasi Visa Kanada

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 5 TAHUN 2002 (5/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA

Lebih terperinci

1. Selamat datang Calon Keluarga Kemenkeu 2018

1. Selamat datang Calon Keluarga Kemenkeu 2018 1. Selamat datang Calon Keluarga Kemenkeu 2018 Seminggu Bersama Keluarga Kemenkeu (SBKK) adalah program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia yang melibatkan pejabat/pegawai Kementerian Keuangan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI WARGA MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

FORMULIR PELAMAR KERJA

FORMULIR PELAMAR KERJA FORMULIR PELAMAR KERJA HARAP GUNAKAN HURUF CETAK UNTUK MENGISI SEMUA INFORMASI KECUALI TANDA TANGAN PAS FOTO 4X6 DATA PRIBADI PELAMAR SILAKAN MENGISI HALAMAN 1-4. TANGGAL Nama Depan Tengah Belakang Kecil

Lebih terperinci

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII MANDIRI

Lebih terperinci

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA REFERENSI BAGI PEMINAT Dalam pengajuan proposal, peminat harus menaati segala instruksi, formulir, kontrak, dan spesifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2011 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 02 /M/PER/V/2011

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982, PERSETUJUAN PELAKSANAAN KETENTUAN-KETENTUAN KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT TANGGAL 10 DESEMBER 1982 YANG BERKAITAN DENGAN KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SEDIAAN IKAN YANG BERUAYA TERBATAS

Lebih terperinci

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. INFORMASI TENTANG HAK DAN TATACARA MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK, SERTA TATACARA PENGAJUAN KEBERATAN SERTA PROSES PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK BERIKUT PIHAK-PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB YANG DAPAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UNTUK PARTISIPASI DALAM KEM BADMINTON 2017 ( KB 2017 )

SYARAT DAN KETENTUAN UNTUK PARTISIPASI DALAM KEM BADMINTON 2017 ( KB 2017 ) 1. Pendaftaran dan Rilis 1.1 Formulir Pendaftaran bagi KB 2017 dapat diperoleh di www.tribenow.tv/id/kembadminton atau GOR Bulutangkis Sudirman, Surabaya, Indonesia pada Sabtu, 22 Juli 2017. 1.2 Dengan

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

SOP PERMINTAAN INFORMASI

SOP PERMINTAAN INFORMASI SOP PERMINTAAN INFORMASI A. DEFINISI Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan: 1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta

Lebih terperinci

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya Cisco Systems, Inc. dan semua entitas afiliasinya di seluruh dunia (Cisco) berkomitmen menjunjung standar integritas bisnis tertinggi

Lebih terperinci

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Anggota

Lebih terperinci

1. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Penyampaian Pelayanan (Service Delivery)

1. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Penyampaian Pelayanan (Service Delivery) LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA NOMOR TENTANG STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia NO KOMPONEN URAIAN.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG DAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG DAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DAN PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan jaminan hukum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Kebijakan Pengungkap Fakta

Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN

SYARAT DAN KETENTUAN SYARAT DAN KETENTUAN Mohon baca halaman ini dengan seksama. Di halaman ini terdapat Syarat dan Ketentuan yang mengatur akses anda ke dan dalam penggunaan Perangkat Lunak Cex Kirim, Layanan Cex Kirim, dan

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN (Penelitian) Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan Alamat : : : Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama/sebagai penanggungjawab Tim Peneliti : Judul :...... Lokasi :...

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni Tanya Jawab Umum Apa itu Skema Hibah Alumni? Skema Hibah Alumni bertujuan untuk mendukung alumni dari Australia untuk membagi pengetahuan dan pengalaman yang

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT Menimbang PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR : a. bahwa berdasarkan Peraturan Rektor

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.04/2014 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.04/2014 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

2017, No Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 590); 5. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2

2017, No Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 590); 5. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2 No.1171, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENLU. KMILN. Penerbitan dan Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN DAN PENCABUTAN KARTU MASYARAKAT

Lebih terperinci