Kabupaten Pekalongan telah menyusun peta panduan pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pekalongan;

Transkripsi

1 Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf b Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, Pemerintah telah menyusun peta panduan pengembangan kompetensi inti industri ; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan pengembangan kompetensi inti industri sebagaimana dimaksud dalam huruf a; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 20O4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO7 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2OO5-2O25 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

2 - 2 - Peraturan Menteri Perindustrial RI Nomor : 110/M-IND/PERI 10l2Ol4 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2Ol4 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO7 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724\; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20O9 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987); 9. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebij akan Industri Nasional; 10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 1 1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, T\rgas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; 12.Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II periode Tahun 2OO9-2O14 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan presiden Nomor 54 lp Tahlun 2Ol4; 13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 109/M-IND/ PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Mapl Pengembangan Klaster Industri tekstil dan produk Tekstil 14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 131/M-IND/ PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Mapl Pengembangan Klaster Industri Fashion 15. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 139/M-IND/ PERI 12 l2oi1 tentang Peta Panduan (Rood Mapl Pengembangan Industri Unggulan provinsi Jawa Tengah;

3 - 3 - Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 1 10/M-IND/PERI lo I Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/ PER/ 10/2O1O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; 17. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/ PER T l2ol l tentang Jenis-Jenis Industri Dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian Perindustrian; MEMUTUSI(AN: MenetapKan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI KABUPATEN PEKALONGAN. Pasal 1 (1) Menetapkan peta panduan pengembangan kompetensi inti industri pekalongan sebagaimana tercantum dalam Lampiran peraturan Menteri ini. (21 Peta panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dokumen perencanaan pengembangan industri yang memuat sasaran, strategi, dan rencana aksi pengembangan kompetensi inti industri. Pasal 2 Industri tenun dengan fokus kemampuan menghasilkan desain dan produk tenun ATBM yang berkuaiitas dan bernilai seni tinggi merupakan kompetensi inti industri sebagaimani dimaksud dalam Pasal 1. Pasal 3 Peta panduan pengembangan kompetensi inti industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 menjadi; a. pedoman operasional bagi Aparatur pemerintah dalam menunjang pelaksanaan program pengembangan kompetensi inti industri secara komplementer dan sinergik; b. pedoman pengembangan kompetensi inti industri bagi pelaku industri tenun dan/atau institusi terkait; c. pedoman dalam mengkoordinasikan perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota); d. acuan dalam peny'usunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan pekalongan; dan e. informasi dalam menggalang dukungan sosial_politis dan kontrol sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan kompetensi inti industri.

4 -4- Peraturan Menteri Perindustriarr RI Nomor : 1 10/M-IND/PER/ lo I 2Ol4 Pasal 4 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan peta panduan pengembangan kompetensi inti industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri. Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri dapat berkoordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait. Direktur Jenderal Pengembangan perwilayahan Industri menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada Menteri Perindustrian sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 5 Peraturan Menteri ditetapkan. mulai berlaku pada tanggal Ditetapkan di Jakarta pada tanggal l7 Oktober 2014 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd MOHAMAD S. HIDAYAT SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II; 2. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian perindustrian; 3. Gubernur Jawa Tengah; 4. Ketua Dewan Perwakilan Ralryat Daerah pekalongan; 5. Bupati ; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian perindustrian; 7. Pertinggal. Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Kepala Biro Hukum dan Organisasi b

5 Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Kepala Biro Hukum dan Organisasi

6 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 110/M-IND/PER/ 10/2014 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI KABUPATEN PEKALONGAN PENDAHULUAN Berdasarkan pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan 5 (lima) tahun ke depan serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di kabupaten/kota dan provinsi lain, menentukan industri tenun dengan fokus menghasilkan desain dan produk tenun ATBM yang berkualitas dan bernilai seni tinggi sebagai kompetensi inti industrinya. Dalam rangka mengembangkan kompetensi inti industri tersebut, disusun Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri, yang memaparkan sasaran pengembangan yang ingin dicapai, strategi, dan rencana aksinya. SASARAN Sasaran pengembangan industri tenun menghasilkan desain dan produk tenun dengan fokus kemampuan bernilai seni tinggi terdiri atas: a. Sasaran Jangka Menengah { \ 1. Terpenuhinya pasar kerajinan tenun ATBM dari meter menjadi meter atau dari 25o/o menjadi 55%; 2. Meningkatnya mutu dan desain produk tenun ATBM baik kerajinan maupun bahan sutera; 3. Adanya peningkatan kerjasama dengan pembeli dalam rangka pengembangan pasar nasional dan internasional; dan 4. Meningkatnya nilai ekspor sekitar 5o/o per tahun. ATBM yang berkualitas danb. Sasaran Jangka Panjang ( \ 1. Meningkatnya volume produk Kerajinan tenun ATBM dari bahan sutera ATBM sekitar 10% per tahun dari kebutuhan pasar yang ada; 2. Tumbuhnya unit usaha baru sekitar 2oh per tahun; 3. Meningkatnya nilai ekspor sekitar 10%o per tahun; dan 4. Meningkatnya daya saing produk kerajinan tenun ATBM. III STRATEGI Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka ditempuh strategi sebagai berikut: Penguatan kelembagaan; Peningkatan kemampuan SDM; Penguatan jejaring bahan baku - Pasar; dan Penguatan teknologi inovasi produk, desain dan sarana prasarana. W KERANGKA PENGEMBANGAN Kerangka pengembangan kompetensi inti industri sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

7 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 110/M-IND/PER/ lol2ol4 Industrl Penun-iang Industri Terkait Industri pemintalan benang Industri pakaian jadi, sutera, cotton dan polgester, industri kerajinan batik, industri asesoris, industri industri kerajinan tas, bahan pewarna alami industri alas kaki a. Terpenuhinya pasar kerajinan tenun a. Meningkatnya volume produk Kerajinan ATBM dari meter menjadi ATBM dari Bahan Sutera ATBM sekitar meter atau dari 25% menjadi lo%o per tahun dari kebutuhan pasar 55%o; yang ada; b. Meningkatnya mutu dan desain produk b. Tumbuhnya unit usaha baru sekitar 27o tenun ATBM baik kerajinan maupun per tahun; bahan sutera c. Meningkatnya nilai ekspor sekitar 107o c. Adanya peningkatan kerjasama dengan per tahun; dan pembeli dalam rangka pengembangan d. Meningkatnya daya saing produk pasar internasional; dan kerajinan ATBM. d. Meningkatnya nilai ekspor sekitar 5o/o per tahun. a. Penguatan kelembagaan; b. Peningkatan kemampuan SDM; c. Penguatan jejaring bahan baku - Pasar; dan d. Penguatan teknologi inovasi produk, desain dan sarana prasarana. Pokok-Pokok Rencana Aksi Pokok-Pokok Rencana Aksi Janska Menengah I2Ol4-2OLal Janska Panians I2OL4-2O261 Pengembangan kemampuan SDM a. Pengembangan desain, teknologi dan dibidang desain; diversifikasi produk untuk mencapai nilai Penyiapan tenaga kerja amdal dan tambah; profesional; b. Pelatihan ekspor-impor; Peningkatan ketersediaan bahan baku c. Pemberian insentif kepada industri besar terutama yang berasal dari dalam negeri; yang meningkatkan kemitraan dengan Peningkatan penggunaan teknologi IKM; dan d. Pembinaan klaster Industri TPT. tenun industri besar; Pembukaan showroom promosi produk tenun ATBM Kab. ; Workshop pengembangan dan penumbuhan industri pertenunan ATBM; Penyusunan rencana tata ruang klaster; Pembangunan fasilitas pendukung; Studi identifikasi dan revitalisasi peraturan perundangan IKM; dan Peningkatan perlindungan HKI. Teknologi a. Pengembangan teknologi ATBM; dan b. Pengembangan teknologi informasi. Unsur Penunjang Pasar a. Peningkatan dan memperluas jaringan pemasaran internasional dan pengembangan merk; b. Pemanfaatan dan Pengamanan pasar dalam negeri c. Pembukaan jaringan pemasaran pada segmen target market vang baru: dan SDM Pengembangan kemampuan SDM di bidang teknologi produksi dan desain produk. Infrastruktur a. Pengembangan kelembagaan KUB Kerajinan ATBM ; dan b. Penguatan kelembagaan klaster Industri Pertenunan ATM dan ATBM.

8 d. Peningkatan promosi untuk produk kerajinan ATBM dibarengi dengan perbaikan mutu packaqing, brand dan logo produk. Lokasi Pengembangan Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 110/M-IND/PER/ lol2ol4 Kecamatan Buaran, Kecamatan Tirto

9 a. Menetapkan Peraturan Adanya Peraturan Sekretariat Daerah Daerah Daerah/ SK Bupati / SK Bupati tentang Penetapan KIID, Bappeda tentang Penetapan Kompetensi Inti Industri Daerah b. Mensosialisasikan KIID c. Mencantumkan program KIID dalam Rencana Kerja Tahunan RKPD Tersosialisasinya KIID pada seluruh pemangku kepentingan Tercantumnya KIID Kab. dalam RKPD setiap Dinas Terkait Kementerian Perindustrian Bappeda, Dinas UMKM, Bagian Humas Setda, Dinas Pariwisata Kab., Pemuda dan Olahraga Kab., Dekranasda Kab. Sekretariat Daerah Kab., Bappeda, Dinas

10 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 1IO/M-IND/PER/ lol2ot4 No UMKM, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga d. Membentuk kelompok kerja pelaksanaan KIID Terbentuknya kepengurusan Pokja Kab. Sekretariat Daerah, Bappeda, Dinas UMKM e. Membentuk Asosiasi Pengrajin ATBM Adanya asosiasi pengra-jin tenun ATBM yang dilindungi dengan SK Bupati dan UMKM, Bappeda Kadinda, Perguruan Tinggi f. Evaluasi dan monitoring Terselenggara pertemuan antara stakeholder I kali per 6 bulan a. Melakukan pembinaan Terbinanya Deputi bidang kelompok pelaku usaha KUB/Koperasi yang Kelembagaan dalam bentuk koperasi terbentuk dengan Koperasi dan UKM atau KUB organisasi yang jelas dan Kementrian KUKM berjalan baik Bappeda, Dinas UMKM dan UMKM b. Sosialisasi prosedur legalitas usaha Pelaku usaha memahami pentingnya leealisasi usaha Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

11 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 1IO/M-IND/PER/ lol2ol4 No c. Melakukan pendampingan untuk pemenuhan legalitas usaha Meningkatnya jumlah usaha yang memenuhi legalitas usaha, Dinas UMKM dan UMKM Pelaku Usaha d. Fasilitasi pemodalan dengan syarat ringan bagi kelompok IKM Pertenunan ATBM (koperasi, KUB) oleh Perbankan dan non perbankan Teraksesnya modal oleh pelaku usaha dan UMKM Lembaga keuangan bank dan non bank 2.L a. Mengadakan pelatihan Ditjen IKM produksi, desain produk pertenunan ATBM Sutra Jacquard bagi SDM Pelaku usaha b. Mengadakan pelatihan desain dan diversifikasi produk pertenunan ATBM Terselenggaranya pelatihan mengenai perkembangan teknologi ATBM dan desain 1 tahun sekali bagi.25 pelaku usaha dan dikuasainya kemampuan desain produk Terselenggaranya pertemuan dengan para desainer 1 kali dalam setahun Terselenggaranya pelatihan mengenai perkembangan teknoloei Ditjen IKM dan UMKM, Dinsosnakertans, Bag. Perekonomian Setda dan UMKM Pekalonsan.

12 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 1IO/M-IND/PER/ lol2ol4 Akar Wangi dan Enceng Gondok bagi SDM Pelaku usaha c. Melakukan pendampingan dan pembinaan produksi tenun ATBM Sutra dan tenun ATBM Akar wangi enceng Gondok dalam mutu dan desain yang berkualitas dan memenuhi selera pasar ATBM dan desain 1 tahun sekali bagi.25 pelaku usaha dan dikuasainya kemampuan desain produk. Adanya tenaga ahli desain tenun ATBM sutra dan akar wangi dan enceng gondok yang mensupervisi dan membantu pemasaran secara profesional o Adanya diversifikasi produk baru yang Ditjen IKM dapat dipasarkan 2.2 a. Mengadakan pelatihan Terselenggaranya Deputi bid. kewirausahaan dan pelatihan Pengembangan bisnisplan bagi pelaku kewirausahaan dan SDM Kemen usaha bisnis ptan bagi pelaku KUKM b. Mengadakan pelatihan dan pendampingan pengelolaan usaha secara profesional usaha Terkuasainya keterampilan dalam perencanaan bahan baku, produksi, keuangan/pengupahan serta aplikasi IT Dinsosnakertans, Bag. Perekonomian Setda dan UMKM, Dinsosnakertans, Bag. Perekonomian Setda dan UMKM dan UMKM Pelaku Usaha Pelaku Usaha 2.3 a. Melakukan kerjasama Terselenggaranya Balai Besar Tekstil Pelaku Usaha dengan Perguruan Tinggi pelatihan inovasi produk dan UMKM untuk inovasi produk dan untuk 30% dari pelaku usaha dan adanya Mou

13 desain kerjasama a. Mewujudkan kerjasama antar pelaku IKM dalam sentra Terwujudnya kerjasama antar IKM dalam proses produksi dan pemasaran produk Bappeda, Dinas UMKM Asosiasi Pengrajin b. Menguatkan kelembagaan dengan mengintensifkan forum wirausaha dan Asosiasi Pengrajin ATBM c. Meningkatkan ketersediaan bahan baku yang berasal dari dalam negeri Solidnya kelembagaan dalam sentra dan terjalinnya kerjasama antar sesama IKM ATBM Adanya MOU dengan pemasok bahan baku dalam negeri untuk benang sutera dan enceng gondok dan UMKM Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Dinas UMKM, Dishutbun Asosiasi, Kadinda, Pelaku Usaha dan SMESCO Pelaku Usaha a. Mengikutsertakan produk Produk tenun ATBM tenun ATBM dalam Kab. ikut pamer rn dalam momen serta dalam pameran di pameran penting di dalam tingkat Propinsi dan negeri Nasional minimal2x dalam setahun Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Dinas UMKM, Dekranasda Pelaku Usaha b. Mengenalkan dan Produk pertenunan Dinas Perindaekop

14 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 110/M-IND/PER/ LOl2Ot4 No mempromosikan dan kerjasama pemasaran produk pertenunan ATBM ke pasar tekstil dan desainer pakaian jadi nasional ATBM selalu ada dalam moment dan gerai/outlet Tekstil dan desainer pakaian Jadi Nasional dan UMKM Indonesia, Pelaku Usaha c. Melakukan pembuatan profil sentra industri tenun ATBM pengembangan businessplan di Kab Tersedianya profil usaha tenun ATBM kabupaten dan UMKM Kadinda, Asosiasi, Pelaku Usaha d. Melakukan kerl'asama pemasaran dengan factory outlet, butik dan shoutroom di Kota-kota besar potensial seperti Jawa Tengah, Yoryakarta, Bandung dan Jakarta Adanya dokumen MoU pemasaran UMKM Kadinda, Asosiasi e. Membuat utebsite pemasaran dan promosi produk tenun ATBM kabupaten dan pemeliharaannya Tersedianya utebsite pemasaran dan promosi tenun ATBM yang dapat diakses dan dikelola dengan baik dan UMKM Kadinda, Asosiasi, pelaku usaha f. Membentuk kemitraan dengan industri besar dalam bidang pemasaran produk o Adanya MoU terkait investasi dan pemasaran dengan pelaku usaha industri o Adanva Drosram Bappeda, Dinas UMKM Kadinda, Asosiasi, pelaku usaha

15 magang untuk 307o pengrajin di Industri besar a. Memfasilitasi IKM dengan Tersedianya mesin Ditjen IKM bantuan peralatan produksi pada pelaku produksi yang usaha prioritas melalui berteknologi tepat guna KUB/Koperasi untuk meningkatkan kapasitas produksi b. Membangun pusat desain Tersedianya klinik desain sebagai tempat untuk mengembangkan dan eksplorasi desain Ditjen IKM Bappeda, Dinas UMKM, Bag. Perekonomian Setda, Dinperindag Prov Jawa Tengah Bappeda, Dinas UMKM, Bag. Perekonomian Setda, Dinperindag Prov Jawa Tengah Tersedianya produksi pertenunan ATBM yang berkualitas Ditjen IKM Bappeda, Dinas UMKM, Bag. Perekonomian Setda, Dinperindag Prov Jawa Tengah

16 Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 110/M-IND/PER/ to/2ot4 d. Memberikan fasilitas IT untuk promosi bagi pelaku usaha e. Melindungi dan fasilitasi pendaftaran hak kekayaan intelektual khususnya merek produknya secara legal Menyusun rencana tata ruang klaster industri Terdapatnya brosur, utebsite untuk promosi bagi pelaku usaha Terciptanya merek produk tenun ATBM milik pengusaha di Kab. Tersedianya dokumen tata ruang klaster industri DAERAH LAINNYA Ditjen Aplikasi Informatika Kemen Kominfo Klinik HKI dan Di{en HKI Kemenhumham Ditjen PPI, dan UMKM dan UMKM dan UMKM, Bappeda Kadinda, Pelaku Usaha Kadinda, Perguruan Tinggi, Pelaku Usaha Kadinda, Perguruan Tinggi g. Membangun shotr,room untuk pemasaran produk pertenunan ATBM ditempat strategis Terbangunnya showroom di titik titik strategis di kabupaten Kemendag, Bappeda h. Meningkatkan sarana penunjuk arah menuju sentra pengembangan dan pemasaran produk pertenunan ATBM Adanya penunjuk arah menuju sentra Bappeda Dinas PU Bina Marga Pelaku Usaha