ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II IV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II IV"

Transkripsi

1 ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II IV Anang Yuniarto Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Birgitta Dian Saraswati Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga One of the ipact of a long run onetary crisis is the high of inflation rate in Indonesia. There are any ways or policies that were taken by onetary authority to handle the crisis by control the high inflation rate at the tie. One way to control the high fluctuated inflation rate is by arrange the oney supply. In order to handle the aount of oney supply. The onetary authority needs to know the behavior of individual cash deand. These research is done in order to identify factors that influence oney deand in Indonesia during 1990 until The analysis technique being used was quantitative analysis technique using 2 analysis ethod which are long ter analysis using cointegrated equation and short ter dynaic analysis using error correction odel (ECM). The result this research shows that (1) inflation that is being proxcied by GDP deflator is not significant in short ter but it is significant in long ter with 1 percent level of confidency and it also has positive effect to oney supply in Indonesia, (2) the interest rate is significant with 5 percent level of confidency in short ter and long ter, and it has negative effect to oney supply in Indonesia, (3) in short ter Gross Doestic Product is not significant, but in long ter it is significant at 1 percent level of confidency and has positive effect to oney supply in Indonesia. Keyword: cash deand in Indonesia, inflation, interest rate, Gross Doestic Product Pendahuluan Krisis oneter yang elada wilayah Asia Tenggara di pertengahan tahun 1997 ebawa dapak buruk yang besar pada perekonoian Indonesia. Kondisi oneter Indonesia yang yang sudah ebaik di tahun 1996 enjadi porak poranda setelah dilanda krisis pada pertengahan 1997 sehingga dapaknya eluas ke seua sektor perekonoian. Salah satu dapak krisis oneter yang berkepanjangan adalah tingginya angka inflasi di Indonesia. Banyak cara ataupun kebijakan yang diabil oleh otoritas oneter Indonesia untuk enanggulangi krisis dengan engendalikan tingginya angka inflasi yang terjadi pada saat itu. Salah satu cara untuk engendalikan laju inflasi yang berfluktuasi tingga adalah elalui pegaturan julah uang beredar. Dala rangka pengaturan julah uang beredar (JUB), otoritas oneter perlu engetahui perilaku perintaan individu akan uang kas. Hal ini dikarenakan

2 perilaku perintaan individu akan uang kas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kebijakan oneter. Studi tentang perilaku perintaan uang kas pernah dilakukan oleh Nopirin ( 1998) dengan efokuskan pengaruh tingkat inflasi, tingkat bunga dan kurs terhadap perintaan uang kas di indonesia. Di Venezuela, studi yang berkaitan dengan perilaku perintaan uang pernah dilakukan oleh Cuves (2002) yang efokuskan pengaruh tingkat inflasi, tingkat bunga dan pendapatan terhadap perintaan uang baik dala jangka panjang aupun dala jangka pendek pada periode Grafik 1 berikut ini enunjukkan pergerakan Julah Uang Beredar (JUB) di indonesia tahun Terlihat bahwa fluktuasi pergerakan JUB cenderung naik, hal ini engindikasikan bahwa perintaan uang juga engalai kenaikan pada periode tersebut. Kenaikan paling taja terlihat pada periode pertengahan tahun 1997 sapai akhir tahun Hai ini disebabkan karena pada periode tersebut adalah awal terjadinya krisis ekonoi yang dialai Indonesia. Akibat dari krisis tersebut salah satunya adalah kenaikan harga-harga. Kenaikan harga-harga enyebabkan nilai uang riel turun sehingga asyarakat ebutuhkan lebih banyak uang ks untuk kebutuhan transaksinya. Julah Uang Beredar (JUB) digunakan sebagai penaksir julah uang yang diinta, karena julah uang kas yang diinta itu sebenarnya tidak ada dala kenyataan (unobservable), yang ada adalah Julah Uang Beredar (JUB). Dengan deikian yang bisa diketahui adalah Julah Uang Beredar (JUB) yang ada dala asyarakat ( suply of oney). Untuk engetahui julah uang yang diinta digunakan asusi keseibangan dala pasar uang, diana perintaan uang saa dengan penawaran uang ( M D = M S ), (Nopirin 1998). Grafik 1 Perkebangan Julah Uang Beredar Dikarenakan efektifitas kebijakan oneter sangat dipengaruhi oleh keinginan asyarakat akan uang kas, aka untuk enghasilkan kebijakan oneter yang efektif perlu identifikasi terhadap faktor-faktor yang epengaruhi perilaku perintaan asyarakat akan uang kas. Untuk itu penelitian ini bertujuan engkaji faktor-faktor yang epengaruhi perilaku perintaan uang

3 kas baik dala jangka pendek aupun dala jangka panjang. Terasuk didalanya ingin elihat pengaruh krisis ekonoi yang dialai Indonesia terhadap perilaku perintaan uang kas. Landasan Teori dan Tinjauan Studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan Teori Kuantitas Uang Modern dari Milton Friedan (Friedan s Modern Quantity Theory of Money) Teori perintaan uang yang dikeukakan oleh Milton Friedan pda dasarnya ingin enjelaskan engapa individu eiilih eegang uang kas. Secara sederhana perintaan uang kas dipengaruhi oleh faktor-faktor yang epengaruhi perintaan akan aset. Aset enurut Friedan digolongkan ke dala kategori aset phisik dan surat berharga. Sehingga perintaan uang erupakan fungsi dari ekspektasi return dari aset relatif dibandingkan dengan ekspektasi return dari eegang uang kas ( expected return on other assets relative to the expected return on oney). Secara ateatis odel perintaan uang enurut M.Friedan dapat ditulis sebagai berikut (Mishkin 2001: ): M P M P d d = f ( Y = Y p p, r ( r b b r, r e r ) ( r e r, π r ) e e r ) ( π r ) Diana : M d = perintaan akan uang kas P r = expected return on oney r b = expected return on bond r e = expected return on equity P e = expected inflation rate Y p = peranent incoe Teori Ekonoi Konvensional Teori ekonoi konvensional uunya enjelaskan pergerakan perintaan uang itu sebagai hasil dari adanya perubahan di dala variabel ekonoi akro. Varabel akro ekonoi tersebut dapat digolongkan ke dala tiga tipe yaitu : (1) variabel aktifitas perekonoian yang dala hal ini dicerinkan dala Pendapatan doestik Bruto (PDB), diana Pendapatan Doestik Bruto (PDB) berpengaruh positif terhadap perintaan uang; (2) variabel yang engukur opportunity cost of holding oney yang dala hal ini dicerinkan oleh tingkat inflasi, diana opportunity cist of holding oney berpengaruh nefatif terhadap perintaan uang; (3) variabel yang engukur rate of return of holding oney yang dala hal ini dicerinkan oleh variabel tingkat bunga, diana variabel rate of return of holding oney berpengaruh negatif terhadap perintaan uang (Cuevas 2002).

4 Penelitian Terdahulu Studi-studi tentang perilaku perintaan uang pernah dilakukan oleh Nopirin (1998), Astuti (2003) dan Cuevas(2002). Hsil penelitian Nopirin (1998) yang eneliti pengaruh tingkat inflasi, tingkat bunga dan kurs terhadap perintaan uang kas periode di Indonesia dengan eisahkan periode sebelu dan sesudah deregulasi perbankan 1988, enunjukkan bahwa tingkat bunga erupakan variabel yang paling signifikan epengaruhi perintaan uang ks baik sebelu auoun stelah deregulasi perbankan. Elastisitas tingkat bunga terhdap perintaan uang cukup elastis (>1) dan seakin elastis setelah deregulasi perbankan. Hal ini ebuktikan kebenaran dari adanya hipotesis Liquidity Trap. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2003) yang eisahkan priode pengaatan berdasarkan terjadinya krisis ekonoi yang dialai prekonoian Indonesia. Astuti (2003) eneliti pengaruh inflasi, tingkat bunga dan kurs terhadap perintaan uang Mi ( Narow Money) dan M2 (Quasy Money) pada periode sebelu krisis ( ) dan selaa krisis ( ). Hasil dari penelitian tersebut enunjukkan bahwa selaa periode sebelu krisis ( ) variabel infalsi, tingkat bunga dan kurs tidak berpengaruh terhadap perilaku perintaan uang M1 tetapi berpengaruh terhadap perilaku perintaan uang M2. Sedangkan pda asa krisis ( ) variabel inflasi, tingkat bunga dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku perintaan uang M1 dan M2. Penelitian yang saa juga dilakukanoleh Cuevas (2002) yang eneliti pengaruhproduk doestik bruto, tingkat inflasi, kurs dan tingkat bunga terhadap perintaan uang baik dala jangka panjang aupun dala jangka pendek. Hasil dari penelitian tersebut enunjukkan bahwa elastisitas hubungan antara produk doestik bruto terhadap perintaan uang lebih besar dibanding elastisitas hubungan antara inflasi dan kurs terhadap perintaan uang baik dala jangka panjang aupun dala jangka pendek. Cara Penelitian dan Metode Analisis Data yang digunakan dala penelitian ini erupakan data sekunder runtun waktu (tie series) dala bentuk kuartalan yang diperoleh dari International Financial Statistic (IFS). Interpolasi data dilakukan untuk data yang tidak tersedia dala bentuk kuartalan, seperti data pendapatan riil yang u;ai tahun 1983 tidak tersedia dala bentuk kuartal. Metode yang digunakan adalah etode interpolasi linear yang dikebangkan oleh Insukindro (1993:142). Kurun waktu yang digunakan adalah kuartal satu tahun 1990 sapai dengan kuartal epat tahun Peilihan periode tahun pengaatan tersebut didasarkan pada pertibangan bahwa pada periode tersebut telah terjadi krisis ekonoi yang diulai pada tahun 1997 kuartal dua. Metode Analisis Pengabilan variabel penelitian yang akan dijadikan sebagai spesifikasi odel dari penulisan ini erupakan pengebangan odel dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Cuevas (2002), diana perintaan uang (M d ) dipengaruhi oleh produk doestik bruto (Y), Inflasi (P), tingkat bunga (i) dan krisis ekonoi sebagai variabel boneka (duy variable/d). odel ateatisnya dapat ditulis sebagai berikut : M d = f (Y,P.i,D)

5 Diana : M d Y P I D : perintaan uang kas : Produk Doestik Bruto : Tingkat Harga : tingkat bunga : Krisis ekonoi sebagai duy variable Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dengan enggunakan dua etodeanalisis yaitu analisis jangka panjang dengan enggunakan persaaan kointegrasi dan analisis dinais jangka pendek dengan enggunakan odel dinaik koreksi kesalahan ( Error Corection Model/ECM) yang dikebangkan oleh granger dengan spesifikasi sebagai berikut : DLM d t δ DLY δ DLP d δ Di + δ 4D1 δ 5 ( LM t 1 β 0 β1lyt 1 β 2LPt 1 β 3i 1).(1) = 1 t + 2 t + 3 t t Diana : LM d LYt LPt it D1 : perintaan uang dala arti sepit (Narrow Money/M1) : Produk Doestik Bruto Riil sebagai proksi pendapatan riil : tingkat inflasi yang diukur berdasarkan GDP deflator : tingkat bunga pasar uang antar bank riil : krisis ekonoi sebagai duy variable DLM d : LM d - LM d t-1 DLYt : LYt LYt -1 DLPt : LPt LPt -1 Dit : it it -1 t : periode sekarang t-1 : periode satu kuartal sebelunya persaaan (1) di atas enjelaskan bahwa perubahan perintaan uang kas sekarang dipengaruhi oleh perubahan pendapatan riil, perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat bunga dan kesalahan keseibangan atau koponen koreksi kesalahan ( Error Corection Ter/ECT) periode sebelunya. Koponen ECT eegang peranan yang sangat penting. Hal ini terutaa bila akan dianalisis apakah hasol estiasi ECM konsisten atau tidak dengan odel teoritis. Jika koefisien ECT pada persaaan (1) tidak signifikan berarti pengaruh keseibangan jangka panjang tidak terjadi. Persaaan (1) hanya eliputi kelabanan satu periode, sehingga ECM ini dikenal dengan first order ECM (Thoas 1997:374). Sebelu dilakukan estiasi odel ECM, dilakukan sejulah pengujian eliputi uji akar-akar unit, uji derajat integrasi, uji kointegrasi dan uji asusi klasik. Analisis dan Interpretasi

6 Sebelu elakukan estiasi, perlu diaati terlebih dahulu perilaku data ekonoi runtun waktu yang digunakan. Hal ini berarti pengaat harus yakin terlebih dahulu apakah data stasioner atau tidak. Untuk itu perlu dilakukan uji akar-akar unit ( testing of unit roots). Uji akar-akar unit pada penelitian ini enggunakan uji Dickey dan Fuller (uji DF) dan Augented Dickey-Fuller (ADF). Dala ebandingkan nilai DF dan ADF tabel digunakan nilai kritis yang telah dikebangkan oleh Mc-Kinnon. Tabel 1 Uji Akar-akar Unit Variabel DF hitung ADF hitung LM d LYt LPt it ADF DF Nilai Kritis Mc-Kinnon : 1% = % = %= Berdasarkan Tabel 1, enunjukkan bahwa variabel-variabel yang diaati nilai absolut DF dan ADF hitung dengan enggunakan kontrol lag 4 belu stasioner pada derajat kepercayaan 1 persen aupun 5 persen. Oleh karena itu perlu dilakukan uji derajat integrasi untuk engetahu pada derajat keberapa data akan stasioner. Tabel 2 Uji derajat Integrasi Variabel DF hitung ADF hitung LM d LYt LPt it ADF DF Nilai Kritis Mc-Kinnon : 1% = % = %= Berdasarkan uji stasionaritas data, dapat disipulkan bahwa seua data stasioner pada derajat integrasi pertaa pada derajat kepercayaan 5 persen. Setelah uji stasionaritas, langkah selanjutnya adalah i\uji kointegrasi. Uji kointegrasi bertujuan untuk engetahui apakah residual regresi yang dihasilkan stasioner atau tidak. Berdasarkan uji kointegrasi, dapat diketahui bahwa nilai CRDW hitung adalah sebesar lebih besar dari nilai CRDW tabel yaitu 0.5. hal ini berarti dapat diabil kesipulan bahwa varoabel-variabel yang diaati epunyai hubungan jangka panjang. Estiasi Jangka Panjang

7 Studi epiris dengan enggunakan pendekatan kointegrasi dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Hasil estiasi Persaaan jangka Panjang Keterangan: a = signifikan pada a 0.01 (t tabel : 2.660) b = signifikan pada a 0.05 (t tabel : 2.00) Berdasarkan persaan di atas dapat diketahui bahwa variabel nflasi yang diproksikan dengan Produk Doestik Bruto deflator (P t ) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perintaan uang kas di Indonesia dala jangka panjang. Ini engindikasikan bahwa kenaikan tingkat inflasi akan enyebabkan peningkatan perintaan uang kas. Hal ini dikarenakan dengan eningkatnya tingkat harga uu akan enyebabkan nilai uang riil turun sehingga individu akan ebutuhkan lebih banyak uang kas untuk otif transaksinya. Begitu juga dengan variabel Produk Doestik Bruto (Y t ) berpengaruh secara positif dan signifikan dala jangka panjang terhadap perintaan uang kas di Indonesia. Hal ini epunyai arti bahwa seakin tinggi tingkat pendapatan riil aka perintaan uang kas akan eningkat. Degan pendapatan riil yang lebih tinggi aka individu akan cenderung elakukan transaksi yang lebih besar pula sehingga hal ini akan enuntut individu untuk eegang uang kas yang lebih banyak pula. Sedangkan variabel tingkat suku bunga (i t ) dala jangka panjang berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap perintaan uang kas di Indonesia. Ini berarti bahwa peningkatan suku bunga akan enyebabkan perintaan uang kas enurun. Dengan adanya peningkatan suku bunga aka eegang uang kas akan enanggung ooportunity cost yang lebih tinggi, yaitu kehilangan kesepatan eperoleh penghasilan bunga yang lebih tinggi. Sehingga eegang uang kas enjadi kurang enguntungkan dan individu akan eutuskan untuk engurangi perintaan uang kas. Estiasi odel jangka panjang ECM LM1 = LP t i t LY t (4.523) a (-2.383) b (11.203) a Studi epiris dengan enggunakan odel ECM dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini: Tabel 4 Hasil Estiasi Persaaan Jangka Pendek DLM1 = DLP t Di t (1.173) (-2.178) b (1.487) R 2 = F stat = DW = DLY t D ECT (0.005) (6.572) a

8 Tabel 4 enunjukkan bahwa nilai t hitung koefisien ECT signifikan pada derat kepercayaan 1 persen yaitu sebesar 6.572/ hal ini enunjukkan bahwa spesifikasi odel perintaan uang kas di Indonesia dapat dibenarkan. Signifikannya nilai ECT engindikasikan adanya keseibangan dala jangka panjang, eskipun dala jangka pendek tidak terjadi keseibangan. Ketidakseibangan dala 1 periode akan dikoreksi pada periode berikutnya. Dala kasus ini, nilai ECT adalah sebesar engidikasikan bahwa kecepatan proses penyesuaian ketidakseibangan tergolong cepat. Variabel inflasi yang diproksikan dengan Produk Doestik Bruto deflator dala jangka pendek tidak signifikan. Ini enunjukkan bahwa eskipun ada peningkatan atas harga, hal ini tidak akan epengaruhi perilaku perintaan uang kas. Hal ini dikarenakan pada saat tingkat harga uu eningkat dala jangka pendek, naun disisi lain pendapatan tidak eningkat aka yang terjadi adalah pendapatan riil asyarakat akan turun. Menghadapi situasi seperti ini dala jangka pendek asyarakat cenderung elakukan penyesuaian terhadap tingkat konsusinya dan tidak enabah perintaan uang kas. Variabel tingkat bunga dala jangka pendek berpengaruh negatif secara signifikan terhadap perintaan uang kas. Adanya pengaruh negatif baik dala jangka pendek aupun jangka panjang dari variabel tingkat suku bunga ini enunjukkan bahwa peningkatan tingkat bunga akan enarik asyarakat untuk enyipan uang di bank dibandingkan dengan dipegang dala bentuk kas karena akan eberikan return tingkat bunga yang lebih tinggi. Dala hal ini, eegang uang kas eiliki opportunity cost of holding oney yang lebih tinggi dibandingkan apabila disipan di bank. Adanya pengaruh negatif dari tingkat bunga terhadap perintaan uang kas juga endukung hasil penelitian dari Nopirin (1998) bahwa seakin tinggi tingkat bunga aka seakin kecil keinginan asyarakat untuk eegang uang kas. Variable pendapatan riil dala jangka pendek tidak signifikan. Dala jangka pendek, perubahan perubahan pendapatan tidak akan langsung erubah pola konsusi individu, sehingga dala jangka pendek perubahan pendapatan tidak akan epengaruhi perilaku perintaan uang. Variable duy, yaitu krisis ekonoi tidak signifikan terhadap perintaan uang kas di Indonesia. Meskipun tidak signifikan berpengaruh, naun jika dikaikan dengan angka konstantanya aka dapat diinterpretasikan bahwa dengan enganggap tidak ada variable inflasi yang diproksikan dengan PDB deflator, tingkat suku bunga dan PDB aka sesudah krisis ekonoi perintaan uang kas di Indonesia akan eningkat sebesar satuan. Sipulan dan Iplikasi Kebijakan Sipulan Hasil estiasi OLS odel koreksi kesalahan enunjukkan bahwa inflasi yang diproksikan dengan Produk doestic Bruto deflator dan pendapatan riil dala jangka pendek tidak signifikan akan tetapi dala jangka panjang signifikan pada derajat kepercayaan 1 persen dan berpengaruh positif terhadap perintaan uang kas di Indonesia sesuai hipotesis. Sedangkan tingkat bunga baik dala jangka pendek aupun jangka panjang signifikan pada derajat kepercayaan 5 persen dan berpengaruh negative terhadap perintaan uang kas di Indonesia sesuai hipotesis.

9 Variable duy, yaitu krisis ekonoi tidak signifikan terhadap perintaan uang kas di Indonesia. Meskipun tidak signifikan berpengaruh, naun jika dikaitkan dengan angka konstantanya aka dapat diinterpretasikan bahwa dengan enganggap tidak ada variable inflasi yang diproksikan dengan PDB deflator, tingkat suku bunga an PDB aka sesudah krisis ekonoi perintaan uang kas di Indonesia akan eningkat sebesar satuan. Nilai t- statistik Error Corection Ter (ECT) enunjukkan angka yang signifikan yaitu sebesar (6.572). Hal ini engindikasikan bahwa spesifikasi odel koreksi kesalahan sudah benar. Signifikannya nilai ECT engindikasikan adanya keseibangan dala jangka panjang, eskipun dala jangka pendek ungkin terjadi ketidakseibangan. Ketidakseibangan dala satu periode akan dikoreksi pada periode berikutnya. Dala kasus ini, nilai ECT adalah sebesar engindikasikan bahwa kecepatan proses penyesuaian ketidakseibangan tergolong cepat. Iplikasi Kebijakan Variable tingkat bunga asih efektif digunakan sebagai instruent pada kebijakan oneter. Hal ini dikarenakan baik dala jangka pendek aupun jangka panjang variable tingkat bunga epengaruhi perilaku perintaan uang kas dari individu, sehingga pada saat terjadi over heating perekonoian nasional, peningkatan suku bunga diharapkan dapat enyerap julah uang beredar yang nantinya akan eurunkan tingkat inflasi. Naun berdasarkan pertibangan bahwa dala jangka panjang pergerkan perintaan uang kas lebih dipengaruhi oleh variable pendapatan riil dan inflasi, yang berarti bahwa keapuan sector riil untuk enyediakan barang dan jasa lebih epengaruhi pergerakan julah perintaan akan uang kas aka diperoleh iplikasi bahwa efektifitas kebijakan oneter dala jangka panjang haruslah didukung kebijakan sector riil. Referensi Astuti, esther Sri Perintaan Berbagai Jenis Uang di Indonesia sebelu dan Selaa Krisis. Jurnak Ekonoi dan Keuangan Indonesia 51(3). Cuevas, Mario. A Money deand in Venezuela: Multiple Cycle Extraction in A Cointegration Fraework. Working Paper World Bank, May Darawan, Dhani Agung Analisi Perintaan Uang Kas di Indonesia periode Pendekatan Error Corection Model (ECM). Jurnal Ekonoi dan Pebangunan 13 (2). Engle, RF and Granger CWJ Cointegration and Error Corection Representation: Estiation and Testing, Econoetrica 55 (2). Insukindro Pendekatan Tradisional Mengenai Analisis Uang beredar Suatu studi Kasus di Indonesia. Jurnal Ekonoi dan Bisnis Indonesia. Septeber Thoas, R.L Modern Econoetric: An Introduction. Adison Wesley.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOINTEGRASI CRDW (COINTEGRATING REGRESSION DURBIN WATSON) UNTUK UJI HUBUNGAN JANGKA PANJANG MODEL INFLASI DI INDONESIA

PENDEKATAN KOINTEGRASI CRDW (COINTEGRATING REGRESSION DURBIN WATSON) UNTUK UJI HUBUNGAN JANGKA PANJANG MODEL INFLASI DI INDONESIA PENDEKATAN KOINTEGRASI CRDW (COINTEGRATING REGRESSION DURBIN WATSON) UNTUK UJI HUBUNGAN JANGKA PANJANG MODEL INFLASI DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Oleh : Wivana Rumahorbo J2A 605 111 PROGRAM STUDI MATEMATIKA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm.64-70 IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Hida Supriyanto Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

KAUSALITAS GRANGER PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI DATI I JAWA TENGAH

KAUSALITAS GRANGER PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI DATI I JAWA TENGAH Jurnal Ekonoi Pebangunan Vol. 8, No. 2, Deseber 2007, hal. 177-192 KAUSALITAS GRANGER PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI DATI I JAWA TENGAH Daryono Soebagiyo Fakultas Ekonoi Universitas Muhaadiyah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2008 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel BI rate, kurs tengah dan M2 (broad money) dalam mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. berbagai institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, World Bank,

METODE PENELITIAN. berbagai institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, World Bank, III. METODE PENELITIAN A.Sumber Data dan Variabel Analisis penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data diperoleh dari berbagai institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, World Bank,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA THE FACTORS ANALYSIS INFLUENCE INFLATION IN REGENCY/CITY YOGYAKARTA SPESIAL REGION Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi di kota Yogyakarta. B. Jenis Data Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Model Dinamik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pasca Krisis Moneter: Suatu Pendekatan Koreksi Kesalahan (Model Koreksi Kesalahan)

Model Dinamik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pasca Krisis Moneter: Suatu Pendekatan Koreksi Kesalahan (Model Koreksi Kesalahan) Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 1, Januari 2007 Artikel Penelitian: 19-24 Model Dinamik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pasca Krisis Moneter: Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN 2003.1 2005.12 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Pada fakultas

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i iii iv v vi viii ix xi xiv xv xvi xvii xviii

DAFTAR ISI. i iii iv v vi viii ix xi xiv xv xvi xvii xviii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOREKSI KESALAHAN DALAM PERSAMAAN SIMULTAN STUDI KASUS: PENDAPATAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA

PENDEKATAN KOREKSI KESALAHAN DALAM PERSAMAAN SIMULTAN STUDI KASUS: PENDAPATAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 16, No. 1, 2001, 18-29 PENDEKATAN KOREKSI KESALAHAN DALAM PERSAMAAN SIMULTAN STUDI KASUS: PENDAPATAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA Syamsul Hidayat Pasaribu Alumni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu time series berupa data bulanan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang akan diteliti adalah kredit UMKM pada Bank Pemerintah Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Core Capital Ratio

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif mewakili seluruh contoh populasi dalam penelitian. Hal ini menjelaskan mengenai kecenderungan data tengah dan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Apabila nilai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Apabila nilai 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (stasionaritas). Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masih melekat dalam ingatan kita bersama bagaimana beratnya dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu, dimana hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Data dan Spesifikasi Model Ekonomi

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Data dan Spesifikasi Model Ekonomi BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini terkait dengan sejumlah hal yang akan digunakan dalam menjawab hipotesis penelitian. Bagian pertama dari bab ini memaparkan tentang variabel penelitian, data dan spesifikasi

Lebih terperinci

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE 1984-2014: STUDI KASUS DI INDONESIA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time 37 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series) dari periode 2005Q1 2014Q4. Penggunaan data pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini 42 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Unit Root Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini diuji dengan uji unit roots yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM NASIONAL TAHUN 2000.I 2009.IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM NASIONAL TAHUN 2000.I 2009.IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM NASIONAL TAHUN 2000.I 2009.IV (Determined Faktors Analysis of Loans in National Comercial Bank Period 2000.I-2009.IV) SKRIPSI oleh

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS DESENTRALISASI FISKAL, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BLORA

ABSTRAK ANALISIS DESENTRALISASI FISKAL, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BLORA ABSTRAK ANALISIS DESENTRALISASI FISKAL, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BLORA Oleh : Reza Okky Saktia F0112080 Skripsi ini meneliti secara empiris pengaruh

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan karena beberapa faktor yang berpengaruh, tidak dapat ditentukan pada saat keputusan diambil.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang mempengaruhi dalam mencapai tujuan ekonomi di negara sedang berkembang. Menurut Friedman

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai error correction model (ECM) seringkali digunakan dalam menguji stabilitas permintaan uang. Penggunaannya karena ECM memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu peristiwa yang secara otomatis akan terjadi. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang akan diteliti adalah Non Performing Financing (NPF) pada Bank Syariah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing

Lebih terperinci

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data dilakukan melalui serangkaian tahapan pengujian menggunakan analis Vector Auto Regression (VAR). Pada tahap pertama dilakukan pengujian terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan dari penelitian yang dilakukan yakni ingin mengetahui analisis pengaruh dari Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan sektor perbankan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permintaan akan uang yang terjadi di masyarakat merupakan cerminan dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perhitungan PDB Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Menurut Mankiw (2007), ada dua cara untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga BAB IV STUDI KASUS 4.1 Teori Inflasi Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus (Nasution,1998). Menurut Anwar Nasution (Ginting,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitan dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Objek

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Stasioner Uji Stasioner dilakukan untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini stasioner

Lebih terperinci

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) 3.1 Teori Error Correction Model (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis regresi yang pada dasarnya adalah studi atas ketergantungan

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pengesahan Ujian..

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pengesahan Ujian.. DAFTAR ISI Halaman Judul..... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme.... ii Halaman Pengesahan Skripsi.... iii Halaman Pengesahan Ujian.. iv Halaman Motto...v Halaman Persembahan..... vi Halaman Kata Pengantar......

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) Skripsi

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) Skripsi Fakultas Ekonomi Medan ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) Skripsi Disusun Oleh Albert N. Harefa 060501108

Lebih terperinci

INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm.109-117 INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Asri Febriana 1, Masyhudi Muqorobbin 2 1Pusat

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, PRODUK DOMESTIK BRUTO, KURS DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORECTION MODEL

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, PRODUK DOMESTIK BRUTO, KURS DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORECTION MODEL ISSN : 2339 0689, E-ISSN : 2406-8616 J. KREATIF, Vol. 5, No. 1, Oktober 2017 (132-140) @Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, PRODUK DOMESTIK BRUTO, KURS DAN

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah serta kemakmuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci