BAB I KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI"

Transkripsi

1 BAB I KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI 1.1. Perkembangan Teknologi Otomasi Sejak awal kehidupannya dimuka bumi manusia selalu berusaha agar kehidupannya dari hari ke hari semakin mudah. OIeh karena itu manusia menggunakan akal fikiran, dan seluruh potensi yang dia miliki untuk melakukan inovasi dan rekayasa. Tujuan akhir dari proses inovasi dan rekayasa yang dilakukan tersebut adalah agar derajat kehidupannya semakin baik, dan dia Iebih mudah serta Iebih nyaman dalam menjalani kehidupannya. Perkembangan inovasi dan rekayasa yang dilakukan oleh manusia ternyata membawa dampak perubahan besar pada peradaban hidup manusia seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1. Pada awal kehidupannya manusia lebih cenderung untuk hidup dengan bergantung pada alam secara pasif. Manusia Iebih banyak menunggu dan mengumpulkan hasil buahbuahan atau daun-daunan dari berbagai pohon yang ada disekitarnya (foot gathering). Ketika jumlah keluarga atau anggota kelompoknya semakin besar, maka dirasakan bahwa kegiatan mengumpulkan makanan yang dilakukan hanya dengan menunggu hasil tanaman yang sudah ada dirasakan tidak lagi mencukupi, maka manusia kemudian melakukan rekayasa dan berinovasi menciptakan berbagai macam peralatan dari batu yang dapat mempermudah pekerjaannya mengumpulkan makanan baik dengan bercocok tanam maupun dengan berburu binatang. Pada masa ini peradaban manusia bergerak meninggalkan peradaban yang pasif menuju peradaban yang dinamis dimana manusia tidak lagi menunggu dari hasil yang disediakan oleh alam, tetapi mereka berusaha membuat dan menyediakan kebutuhannya. Proses inovasi dan rekayasa berjalan terus, hingga manusia sampai pada masa dimana dia membuat sesuatu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi atau kelompoknya saja, tetapi manusia dengan sengaja menghasilkan suatu produk untuk dijual. Sampai tahap ini muncul kebutuhan peralatan untuk melakukan proses produksi secara masal. Melalui inovasi dan rekayasa yang dilakukan manusia teknologi berkembang dengan Universitas Gadjah Mada 10

2 pesat hingga memasuki tahapan dimana proses produksi hanya memerlukan campur tangan manusia yang sangat minimal. Hal itu dapat terjadi karena diterapkannya otomasi dalam sistem produksi Otomasi Detroit lstilah otomasi (automation) pertama kali digunakan oleh Mgr. Fords di Detroit menggantikan kata otomatis (automatic). Otomasi Detroit digunakan untuk menjelaskan: Alat mekanis untuk penanganan material (material handling) diantara mesin-mesin perkakas, sehingga keseluruhan proses produksi menjadi suatu rangkaian lintasan produksi yang kontinyu. Ada sejumlah karakteristik utama yang menjadi ciri-ciri otomasi Detroit, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Mekanisme tanpa bantuan operator b. Alat transfer c. Operasi permesinan dilakukan secara sekuensial (berurutan) d. Benda kerja bergerak dengan sendirinya e. Utilisasi yang tinggi f. Special purpose (pembentukan blok mesin) Sebagai bentuk awal dari sebuah sistem produksi terotomasi, sistem otomasi Detroit masih terus digunakan pada sejumlah industri khususnya industri-industri perakitan. Selain itu sistem otomasi Detroit menjadi basis pengembangan otomasi sistem produksi selanjutnya. Kelanjutan sistem otomasi Detroit diantaranya adalah: a. Perakitan motor listrik, radio, TV b. Automated push button factory c. Pengendali otomatis proses kontinu Adapun teknologi-teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem otomasi tersebut diantaranya adalah: Pneumatik, Elektrik, dan Komputer Otomasi (Automation) Persaingan dalam pasar internasional mendorong industri manufaktur untuk melakukan perubahan strategi produksi. Produk-produk baru harus diproduksi dengan lebih cepat. Metode-metode manufakturing harus diperbarui. Selain itu organisasi manufakturing harus mampu beradaptasi dengan kondisi permintaan pasar yang menuntut waktu kirim (delivery time) yang lebih pendek, kualitas produk yang semakin tinggi dan fleksibilitas yang Iebih tinggi dalam menghadapi variasi produk, dengan ukuran batch yang kecil, serta tingkat harga yang wajar (VanHouten, 1992). Universitas Gadjah Mada 11

3 Dalam kondisi tersebut, industri dihadapkan pada permasalahan utama berupa kesulitan dalam memenuhi beberapa persyaratan teknologi yang ditentukan. Secara keseluruhan permasalahan tersebut berkaitan dengan usaha-usaha untuk memenuhi QCD (Quality, Cost, Delivery). OIeh karena itu industri-industri permesinan dan komponen perlu melakukan perbaikan secara bertahap, misalnya dengan melakukan penggantian mesinmesin yang sudah tua, melakukan pengenalan mesin-mesin dan peralatan dengan teknologi baru, serta penggunaan alat-alat inspeksi yang memadai. Seiring dengan proses tersebut, dilakukan pula perbaikan pada sistem manajemen pabrik. Dengan kata lain, Paradigma perubahan pada sistem manufaktur dari 1980-sekarang adalah: a. Kompetisi internasional b. Kualitas yang baik c. Harga yang murah d. Waktu yang pendek Pada industri manufaktur modern, kunci untuk bertahan hidup adalah mengotomasi sistem dengan memelihara fleksibilitasnya. Dalam situasi sistem manufaktur tersebut, otomasi mencoba untuk memenuhi strategi persaingan dalam bentuk QCDF (Quality, Cost, Delivery, dan Flexibility). Pengendail proses terotomasi (automated) di industri dilakukan dengan tujuan utama untuk mencapai akurasi, presisi dan yang Iebih penting lagi tingkat produktivitas yang tinggi. Ide dasar sistem produksi yang menerapkan otomasi otomasi diantaranya berupa: a. Penggunaan sistem elektrik dan/atau mekanik untuk menjalankan mesin/alat tertentu. b. Sistem disertai otak yang mengendaiikan mesin/alat tersebut. c. Tujuan utama pengembangannya adalah agar produktivitas meningkat dan ongkos produksi menurun. Untuk mewujudkan ide-ide tersebut, harus dapat dilakukan pengendalian yang baik, dan kondisi tersebut dimungkinkan oleh sistem kendali elektronik (terlebih setelah munculnya Integrated Circuit (IC) pada tahun 1960-an dan munculnya microprocessor pada tahun 1970-an. Selain itu penurunan ongkos IC dan mikroprocessor melahirkan Revolusi Industri II yang ditandai dengan munculnya mesin-mesin produksi yang terotomasi. Dengan sistem kendali elektronik memungkinkan dirancang sistem otomatis yang kompleks dan fleksibel, sehingga sering dinyatakan bahwa jantung pengendali otomasi modern adalah elektronik. Derajat/tingkat otomasi dari suatu industri atau sistem produksi tergantung pada kemampuan sistem tersebut mengendalikan proses dengan sedikit atau tanpa bantuan manusia. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pengendalian meliputi: a. Menghidupkan/menjalankan Universitas Gadjah Mada 12

4 b. Mematikan/menghentikan c. Mengatur gerakan d. Mengatur posisi/aliran Dengan kata lain pengendalian proses dalam hal ini merupakan kemampuan mengendalikan produk aktual yang diperoleh sebagai output proses produksi agar sesuai dengan produk yang diinginkan dalam tahap design. Pengendalian produk aktual tersebut dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap proses produksi yang mengerjakannya Pengertian Otomasi Otomasi mengandung pengertian sebagai: Teknologi yang memanfaatkan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem komputer untuk mengoperasikan dan mengendalikan operasi. Permasalahan (utama) yang ingin diselesaikan menggunakan otomasi diantaranya adalah: a. Tenaga kerja Terdapat sejumlah permasalahan tenaga kerja yang selalu dihadapi oleh industri, diantaranya adalah: Iangkanya tenaga kerja yang ahli/terampil, sehingga industri harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih tinggi untuk menyediakan tenaga kerja yang ahli/terampil. Persoalan tenaga kerja yang lain adalah pada industri dengan jumlah tenaga kerja yang tinggi dituntut untuk mampu melakukan pengendalian dengan baik agar proses produksi tetap berjalan dengan efisien. b. Daya beli Penggunaan sistem produksi yang terotomasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses produksi dan menekan biaya produksi serendah mungkin, sehingga dapat dihasilkan produk dengan tingkat harga yang lebih kompetitif dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat. Universitas Gadjah Mada 13

5 1.5. Sistem Otomasi Jenis-jenis sistem otomasi yang biasa diterapkan di industri pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi: a. Numerical Controlled Machine Tools (NC, CNC) Numerical Control (NC) didefinisikan oleh Electronic Industries Association (EIA) sebagai berikut (Koren, 1983): A system in which actions are controlled by the direct insertion of numerical data at same point. The system must automatically interpret at least some portion of this data. Dengan kata lain Numerical Control adalah sistem yang gerakan-gerakannya dikendalikan dengan data numerik. Sistem ini mulai dikembangkan pada tahun 1952 oleh Servomechanism Laboratory Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam sebuah mesin milling dengan kontrol tiga sumbu (Groover, 1987). b. Programmable Controller (PCIPLC) Programmable Controller/Programmable Logic Controller adalah suatu bentuk komputer kendali yang dirancang khusus untuk digunakan dalam mesin dan dirancang untuk dapat bekerja dalam lingkungan industri. Programmable Controller/Programmable Logic Controller dilengkapi dengan special inputs/outputs dan bahasa pemrograman untuk mengatur sistem kendalinya. Pada awalnya sistem ini dirancang untuk menggantikan sistem logika relay yang dirasakan semakin luas penggunaannya dan semakin tinggi tingkat kompleksitas sistem yang harus dikendalikannya. c. Automatic Storage and Retrieval System (AS/RS) Automatic Storage and Retrieval System (AS/RS) merupakan sebuah sistem yang tersusun dari sejumlah peralatan dan sistem kendali yang berfungsi melakukan penanganan, penyimpanan, dan pengambilan material secara cepat, presisi, dan akurat secara otomatis. d. Industrial Robotics Robot industri adalah suatu sistem yang tersusun dari sejumlah manipulator multifungsi terprogram yang dirancang untuk menangani pemindahan material, parts, tools, atau peralatan tertentu melalui sejumlah variabel gerakan terprogram sehingga menghasilkan performansi gerakan yang sesuai dengan kebutuhannya. Robot industri sendiri sebenarnya masih dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis baik yang berupa robot untuk material handling, maupun robot pekerja yang langsung Universitas Gadjah Mada 14

6 melakukan proses produksi seperti untuk proses pengecatan otomatis, pengelasan otomatis, dan lain sebagainya. e. Flexible Manufacturing Systems (FMS) Flexible Manufacturing Systems (EMS), adalah suatu sistem produksi yang terdiri atas sekumpulan CNC mesin yang idektik dan/atau komplementer yang terhubung antara yang satu dengan yang lain dengan menggunakan suatu sistem transportasi dan penangan material otomatis. Setiap proses dalam FMS dikendalikan oleh satu komputer khusus yang terhubung pula dengan jaringan komputer dalam industri tersebut. Terdapat sejumlah manfaat yang diharapkan dapat diraih oleh industri yang menerapkan sistem terotomasi, diantaranya adalah: a. Output meningkat b. Ketelitian meningkat c. Waktu proses menurun d. Area produksi menurun e. Tenaga kerja menurun 1.6. Mekanisasi VS Otomasi Mekanisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah susunan operasi yang bekerja pada suatu material tertentu. Sehingga jika semua peralatan baik, pekerja dalam kondisi stabil, dan material tidak bervariasi, maka produk akan sesuai dengan yang dikehendaki (tidak terjadi variasi yang besar terhadap produk yang dihasilkan). Namun dalam kenyataannya sangat sulit untuk mendapatkan kondisi operator yang selalu stabil selama waktu kerjanya, material yang tidak bervariasi, dan kondisi mesin yang terus-menerus baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan juga akan beragam. Pada sistem produksi dengan pengendali otomatis, produk diinspeksi terus-menerus secara otomatis. Informasi yang diperoleh selama proses inspeksi diproses untuk melakukan pengaturan dan penyesuaian kembali terhadap sistem produksi yang sedang berjalan. Pada dasarnya, cara kerja sebuah sistem otomasi menirukan sistem kerja manusia. Pada sistem kerja manusia ada tiga proses utama yang dilakukan, yaitu sensing (untuk mendapatkan data masukan), thinking (melakukan analisa/pengolahan data, penarikan kesimpulan dan hasil analisa tersebut), dan decission making (melakukan pengambilan keputusan tindakan yang akan diambil berdasarkan hasil kesimpulan). Tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan (melakukan proses) Universitas Gadjah Mada 15

7 Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa: a. Mekanisasi : usaha untuk membantu manusia dari usaha fisik b. Otomasi : usaha untuk membantu manusia dari usaha mental 1.7. Desain untuk Otomasi Desain produk yang akan dibuat dengan sistem produksi terotomasi harus memungkinkan untuk diproduksi dan dirakit. Selain itu komponen/produk memungkinkan untuk: diubah orientasi, reposisi, ataupun dirakit. Ketidaktelitian dalam memperhatikan hal di atas akan membuat otomasi sulit diterapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada suatu proses pembuatan komponen/produk dengan sistem terotomasi antara lain: Kesimetrian Dalam sejumlah kasus kesimetrian part akan memudahkan untuk otomasi. Namun kesimetrian terkadang membuat otomasi menjadi sulit dilakukan. Kondisi tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.4. Universitas Gadjah Mada 16

8 Parts Tangling Dalam proses produksi terotomasi harus dihindari terjadinya parts tangling, atau kekusutan antar part yang dapat terjadi apabila bagian dari suatu part masuk kedalam bagian part yang lain, atau dengan kata lain terdapat sejumlah part yang saling terkait. Sebagai contoh apabila produk yang dikerjakan dengan proses otomasi tersebut melibatkan komponen berupa pegas, maka bagian ujung pegas adalah bagian yang perlu mendapatkan perhatian, karena bagian tersebut memungkinkan terjadinya parts tangling. Untuk menghindari hal tersebut, maka bagian ujung pegas harus dibuat tertutup seperti ditunjukkan pada Gambar Desain Untuk Proses Feeding: Dalam sebuah sistem produksi terotomasi, benda kerja ditransportasikan dengan menggunakan sistemtrack, yang bekerja dengan menggunakan vibrasi ataupun gravitasi atau gaya lain untuk memindahkan satu keping part dari satu lokasi ke lokasi Iainnya. Oleh karena itu, part harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat ditransportasikan dalam keadaan normal, tidak saling tumpang tindih, atau terjadi reposisi pada saat transportasi. Hal itu dilakukan dengan menambah ketebalan part, atau memberikan bidang datar pada bagian ujung part seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6. Selain itu kasus tersebut, benda kerja yang memiliki bidang miring atau angle pada salah satu sisinya dapat mengalami perubahan orientasi selama proses transportasi. Universitas Gadjah Mada 17

9 Persoalan tersebut dapat diatasi dengan mengubah design part agar memiliki bidang datar yang lebih lebar dan angle yang lebih kecil seperti ditunjukkan pada Gambar Design Untuk Pengarahan Dalam proses perakitan terotomasi, maka antara komponen yang satu dengan yang lain harus dapat dipasangkan dengan tepat. Untuk memudahkan hal itu, maka part-part tersebut dibuat tirus pada bagian ujung part, dan atau pada bagian ujung lubang yang akan dimasuki. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.8. Universitas Gadjah Mada 18

10 Pengencang Semakin banyak baut dan pengencang menyulitkan untuk otomasi. Untuk itu perlu didesain produk sedemikian rupa sehingga untuk bagian yang perlu dikencangkan tidak diperlukan baut ataupun pengencang yang banyak, namun cukup suatu mekanisme pengencang dan sedikit baut atau pengencang. Jika memang pengencang terpaksa harus dipergunakan, maka standarisasi ukuran dan bentuk akan membantu dalam proses otomasi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.9. Universitas Gadjah Mada 19

11 Berbagai contoh kasus perubahan rancangan untuk mempermudah proses produksi yang dilakukan secara terotomasi dapat dilihat pada Gambar dan Siklus Hidup Produk Salah satu keuntungan penggunaan otomasi adalah menurunnya siklus waktu desain produk, atau waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru dari konseptual desain, anahisa pasar, desain produk dan pengembangan proses Menstabilkan Proses Untuk memungkinkan dilakukannya proses otomasi, maka produk dan proses yang stabil relatif diperlukan. Jika produk dan proses berubah-ubah, maka harus dilakukan Universitas Gadjah Mada 20

12 pendesainan ulang sistem otomasi, penambahan perangkat lunak ataupun perangkat keras, pemrograman ulang terhadap sistem yang sudah ada, dan akibatnya penerapan otomasi menjadi mahal Kualitas, Reliabilitas dan Otomasi a. Kualitas dan Otomasi Kualitas dan otomasi memiliki hubungan yang erat. Kualitas tentunya berkaitan dengan pengendalian kualitas dan pengendalian proses produksi. Otomasi dapat diterapkan jika proses dapat dikendalikan dengan ketat sehingga akan memberikan hasil keluaran dengan akurasi dan repeatbility yang tinggi. b. Reliabilitas mesin Pada suatu sistem produksi yang otomatis, mesin untuk berjalan secara otomatis tanpa supervisi dari operator. Reliabilitas mesin perlu diperhatikan untuk menjaga supaya kerusakan pada satu subsistem tidak berpengaruh pada subsistem lainnya. Parameter yang dipergunakan: ketersediaan (availability), dan maintainability Harapan dan Manfaat Otomasi Harapan yang akan diperoleh dari penerapan sistem terotomasi diantaranya adalah: a. Memperpendek waktu kerja, karena sebagian pekerjaan tidak lagi ditangani oleh manusia secara manual tetapi dilakukan oleh sistem terotomasi. b. Kondisi kerja yang aman, karena pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tingi, Iingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat, pekerjaan berbahaya ditangani oleh sistem terotomasi. Manusia hanya melakukan pengendalian dari ruangan yang aman dan lingkungan kerja yang lebih sehat. c. Harga murah, kualitas baik, karena proses produksi dikendalikan dengan sangat cermat dan setiap tahap proses dikontrol dengan ketat, serta waktu produksi lebih efisien, maka produktivitas akan lebih tinggi, dan harga jual produk akan lebih kompetitif dengan kualitas yang semakin baik, d. Kesempatan kerja, muncul kesempatan kerja dalam bidang-bidang yang terkait dengan perancangan, pembangunan, dan perawatan sistem produksi terotomasi. e. Meningkatkan standar hidup, karena manusia hanya mengerjakan pekerjaanpekerjaan yang benar-benar sesuai dengan kemampuannya saja. Manusia tidak Iagi dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya dan tidak sehat. Selain itu karena sistem berjalan lebih produktif, maka harga produk akan dapat lebih ditekan akibatnya harga produk terjangkau oleh masyarakat dan standar hidup masyarakat akan naik. Universitas Gadjah Mada 21

13 Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan sistem otomasi dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Output meningkat, terjadi karena produksitivitas meningkat, jumlah produk yang cacat turun, penanganan proses produksi menjadi semakin efisien karena tidak banyak terdapat waktu menganggur seperti hanya yang terjadi pada proses produksi manual. b. Ketelitian meningkat, proses dikendalikan secara akurat, dan terus-menerus dipantau sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka sistem kendali akan melakukan penyesuaian agar proses tidak menyimpang. c. Waktu proses menurun, proses dilakukan secara efektif, dan setiap tahap disesuaikan dengan waktu standart yang diperlukan untuk setiap elemen pekerjaan, selain itu waktu menganggur dalam proses dihilangkan. d. Area produksi menurun, mesin-mesin otomatis yang menggantikan pekerja manual tidak memerlukan ruangan yang luas ataupun kenyamanan dalam bekerja sehingga luasan lantai produksi dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. e. Tenaga kerja menurun, sejumlah pekerjaan yang monoton (sehingga cenderung membuat para pekerja jemu mengerjakannya), berbahaya, memerlukan akurasi dan kompleksitas pekerjaan yang tinggi dilakukan dengan menggunakan sistem terotomasi sehingga jumlah pekerja manual akan turun Persiapan Otomasi Untuk menerapkan otomasi di perusahaan, beberapa persiapan yang harus dilakukan diantaranya meliputi: 1. Menentukan jenis produksi: produk, dan sistem produksi (job order, batch, dan kontinu) 2. Melakukan studi proses produksi yang meliputi: a. Work study b. Method study c. Work measurement d. Fisibilitas perbaikan teknik produksi (eliminasi operasi, kombinasi operasi, perbaikan operasi) 3. Estimasi ongkos : ekonomi teknik 4. Perencanaan dan pengendalian produksi Universitas Gadjah Mada 22

14 1.13. Alasan Perlunya Otomasi Terdapat sejumlah alasan yang mendorong industri untuk menerapkan sistem otomasi, diantaranya adalah: a. Meningkatkan produktivitas Keluaran produksi per jam yang Iebih tinggi dapat dicapai dengan otomasi, dibandingkan dengan operasi manual b. Ongkos tenaga kerja yang tinggi Upah buruh selalu meningkat. OIeh karena itu, investasi tinggi dan teknologi otomasi telah dapat dibenarkan secara ekonomi untuk menggantikan operasi-operasi manual. c. Kekurangan tenaga kerja Kecenderungan di negara maju yang mengimpor tenaga kerja karena penduduk di negara tersebut tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menurut mereka berbahaya, tidak sehat, ataupun dalam pandangan mereka tidak layak dikerjakan manusia. d. Meningkatkan kualitas Selain meningkatkan kecepatan produksi, otomasi juga meningkatkan konsistensi dan kesesuaian terhadap spesifikasi kualitas produk. Hal itu dilakukan dengan sistem kendali proses produksi yang akurat dan repeatability yang tinggi. e. Mengurangi manufacturing lead time Otomasi mengurangi waktu antara customer-order dan delivery-product. Hal itu terjadi karena jumlah idle time selama proses baik dari mesin, pekerja, maupun transportasi semakin berkurang bahkan dihilangkan. f. Mengurangi in-process inventory Otomasi mengurangi waktu yang dihabiskan sebuah benda kerja/produk tinggal di dalam pabrik. g. Bila tidak dilakukan otomasi, ongkosnya tinggi Keuntungan penerapan otomasi seringkali muncul dengan cara yang tidak dapat dihitung atau terduga, seperti misalnya meningkatnya kualitas produk, meningkatkan penjualan dan menciptakan image perusahaan yang Iebih baik. Namun demikian terdapat pula argumen yang menolak penerapan otomasi dalam industri, yaitu: a. Pekerjaan tenaga manusia menjadi turun derajatnya. Otomasi memindahkan ketrampilan yang diperlukan pada suatu pekerjaan dari manusia/operator ke mesin b. Akan terjadinya penurunan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang dapat menimbulkan pengangguran Universitas Gadjah Mada 23

15 c. Otomasi dapat menurunkan kemampuan daya beli masyarakat, yang disebabkan karena menurunnya kemampuan ekonomi masyarakat akibat meningkatnya jumlah pengangguran Sedangkan bagi yang menerima diterapkannya sistem terotomasi memiliki argumen sebagai berikut: a. Otomasi adalah kunci untuk menurunkan jumlah hari kerja (per minggu) b. Otomasi memberikan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para pekerja c. Sistem produksi terotomasi menghasilkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah d. Pertumbuhan industri otomasi akan meningkatkan kesempatan kerja e. Otomasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan standar hidup manusia Berbagai tipe otomasi Terdapat berbagai tipe otomasi yang sering diterapkan di industri yaitu: 1. Fixed automation: Suatu sistem dimana urutan operasi proses dilakukan secara tetap, ditentukan sesuai dengan konfigurasi peralatan yang digunakan. Ciri-ciri sistem otomasi ini adalah sebagal berikut: a. Investasi awal yang tinggi untuk peralatan-peralatan yang didesain khusus b. Tingkat produktivitas yang tinggi c. Relatif tidak fleksibel dalam mengakomodasikan perubahan produk Otomasi kaku ini ekonomis untuk produk dengan demand/volume yang sangat tinggi. 2. Programmable Automation: Peralatan produksi didesain dengan kemampuan untuk diubah urutan operasinya, agar dapat mengakomodasikan konfigurasi produk yang berbeda. Urutan operasi dikendalikan dengan sebuah program komputer. Suatu produk baru dapat dipersiapkan dan dimasukkan ke dalam sistem untuk menghasilkan produkproduk baru. Ciri-ciri sistem otomasi ini adalah sebagai berikut: a. Investasi tinggi pada peralatan general purposes. b. Tingkat produksi yang rendah, relatif terhadap otomasi kaku c. Fleksibel dalam menghadapi perubahan pada konfigurasi produk d. Lebih cocok untuk produksi batch Otomasi yang bisa diprogram ini ekonomis untuk produk dengan volume kecil dan menengah. 3. Flexible Automation: Merupakan perluasan dari otomasi yang dapat diprogram. Otomasi fleksibel adalah suatu sistem yang dapat memproduksi sejumlah varitas produk, Universitas Gadjah Mada 24

16 yang secara virtual tidak ada yang terbuang pada saat dilakukan perubahan dari satu produk ke produk lain. Ciri-ciri sistem otomasi ini adalah sebagai berikut: a. lnvestasi yang tinggi untuk sistem yang dirancang secara khusus b. Produksi yang kontinu dari sejumlah produk yang berbeda c. Tingkat produksi yang sedang/medium d. Fleksibel dalam menghadapi sejumlah variasi di dalam desain produk Otomasi fleksibei ini ekonomis untuk digunakan pada suatu sistem produksi yang memiliki sejumlah variasi desain produk. Untuk menentukan pemilihan fixed automation, programmable automation ataupun flexible automation dapat dilihat pada performansi setiap sistem otomasi pada Gambar dan Tabel 1.1. Universitas Gadjah Mada 25

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI3105 Otomasi Sistem Produksi Konsep dan Model Dasar Sistem Otomasi Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @2013 Hasil Pembelajaran Mahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-3222: Otomasi Sistem Produksi Konsep dan Model Dasar Sistem Otomasi Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2005 Hasil Pembelajaran Mahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR OTOMASI PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

KONSEP DASAR OTOMASI PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI KONSEP DASAR OTOMASI PERTEMUAN #2 TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #2 Ganjil 2016/2017 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #2 Ganjil 2016/2017 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Materi #2 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Definisi Otomasi 2 Otomasi Pabrik (Dorf) : A process without direct human activity in the process. Otomasi adalah suatu teknologi yang menggabungkan aplikasi ilmu

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Materi #11 Jenis Aplikasi 2 Terdapat banyak aplikasi sistem kontrol dalam sistem produksi, antara lain: Numerical Control (NC) Machine. Computer Numerical Control (CNC) Machine. Direct Numerical Control

Lebih terperinci

Djoko Marsudi Inst.Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo LOGO

Djoko Marsudi Inst.Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo LOGO Djoko Marsudi Inst.Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo LOGO Contents 1 Definisi 2 Sejarah 3 Prinsip 4 5 Cara Kerja Macam alat www.themegallery.com Company Logo OTOMATISASI Terminologi Otomatisasi : Berkerja

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan proses dalam organisasi 1. Strategi proses dalam organisasi 2. Keputusan proses dasar 3. Strategi

Lebih terperinci

Elemen Dasar Sistem Otomasi

Elemen Dasar Sistem Otomasi Materi #4 Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 Elemen Dasar Sistem Otomasi 2

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. I N S T I T U T S A I N S & T E K N O L O G I A K P R I N D Y O G Y A K A R T A Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Kota Yogyakarta PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS FLEXIBLE ASSEMBLY LINE DENGAN MELAKUKAN VIRTUAL PROTOTYPING

ANALISIS FLEXIBLE ASSEMBLY LINE DENGAN MELAKUKAN VIRTUAL PROTOTYPING ANALISIS FLEXIBLE ASSEMBLY LINE DENGAN MELAKUKAN VIRTUAL PROTOTYPING The Jaya Suteja, Sunardi Tjandra Program Studi Teknik Manufaktur Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Surabaya, INDONESIA - 60292

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan besar saat ini saling berkompetisi dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan besar saat ini saling berkompetisi dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Khususnya dalam bidang elektronika, komputer, dan software. Hal itulah

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI TEORI DASAR OTOMASI Sumber: Mikell P. Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 PERTEMUAN #3 TKT312

Lebih terperinci

Addr : : Contact No :

Addr : : Contact No : email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tuntutan Sistem Produksi Maju Perkembangan teknologi dan kebudayaan manusia menuntut perubahan sistem produksi dalam dunia manufaktur. Kebutuhan produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia industri di Indonesia memberikan dampak pada persaingan global antar perusahaan. Meningkatkan daya saing terhadap industri dari negara lain

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para ilmuwan tidak henti-hentinya berusaha untuk menemukan dan merancang alat yang dapat digunakan untuk dapat menyumbangkan kreatifitas, daya fikir serta usaha semaksimal

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI KOMPETENSI MATA KULIAH Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami pengembangan sistem pengendalian produksi dan umpan balik informasi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi

Lebih terperinci

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n Materi #12 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu mengidentifikasi kebutuhan otomasi dalam suatu sistem manufaktur/jasa dan mampu menganalisa aspek teknis dan non teknis perancangan sistem otomasi dalam

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-9 Peranan perancangan dan pengawasan produk Organisasi bagian

Lebih terperinci

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO MATA KULIAH PENGANTAR SISTEM PRODUKSI DOSEN PEMBIMBING : BAPAK SAFRIZAL PROGRAM STUDI TEHNIK

Lebih terperinci

SISTEM OTOMASI PADA MODUL PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SEQUENTIAL FUNCTIONAL CHART

SISTEM OTOMASI PADA MODUL PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SEQUENTIAL FUNCTIONAL CHART SISTEM OTOMASI PADA MODUL PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SEQUENTIAL FUNCTIONAL CHART Moergen Tandinata 1), Didi Widya Utama 2) dan Soeharsono 3) Program Studi Teknik Mesin Universitas Tarumanagara, Jakarta

Lebih terperinci

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer- Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 4 PERTEMUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi, isu perdagangan global dan kesadaran akan pentingnya peran konsumen telah mengakibatkan banyak perubahan pada kondisi persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #3 Ganjil 2015/2016 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #3 Ganjil 2015/2016 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Materi #3 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Definisi Manufaktur 2 Manufaktur dapat didefinisikan sebagai aplikasi proses fisik dan proses kimia untuk merubah geometri, sifat-sifat, dan/atau penampilan material

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Hasil Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #1 Ganjil 2016/2017 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #1 Ganjil 2016/2017 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Materi #1 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN310 Nama Otomasi Sistem Produksi Bobot 2 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah ini memberikan pemahaman

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

Ratih Wulandari, ST., MT

Ratih Wulandari, ST., MT 10/7/2015 Teknik IndustriIndustri-UG Ratih Wulandari, ST., MT Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri manufaktur zaman sekarang telah berkembang pesat yang membuat perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang baik dari sisi kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

Lebih terperinci

KOMPUTER dan INDUSTRI

KOMPUTER dan INDUSTRI KOMPUTER dan INDUSTRI PENDAHULUAN Akhir dasawarsa 80-an, Jepang berhasil merebut posisi sebagai negara industri yang paling terkemuka di dunia, dimana pada satu dasawarsa sebelumnya posisi tersebut masih

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Materi #12 Pendahuluan 2 Manajemen manufaktur menggunakan komputer sebagai: Sistem konseptual (pada area persediaan: Titik pemesanan kembali, MRP, JIT). Elemen dalam sistem produksi fisik (CAD, CAM, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN

MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN Dalam perencanaan tata letak pabrik dalam hal ini lazim kita sebut pula sebagai tata letak mesin (machine lay-out) maka harus pula

Lebih terperinci

MATERIAL HANDLING. Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT.

MATERIAL HANDLING. Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. MATERIAL HANDLING Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. dimas_yw@yahoo.com Definisi Seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISIAN BARANG OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISIAN BARANG OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISIAN BARANG OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan MencapaiPendidikan Diploma III (DIII) DisusunOleh : Arif

Lebih terperinci

6/14/2011. Name : Sigit Sudarwanto Nim : Fakultas : Teknik Industri Universitas : Borobudur. Sejarah Mesin Bubut CNC

6/14/2011. Name : Sigit Sudarwanto Nim : Fakultas : Teknik Industri Universitas : Borobudur. Sejarah Mesin Bubut CNC Name : Sigit Sudarwanto Nim : 09081003 Fakultas : Teknik Industri Universitas : Borobudur Sejarah Mesin Bubut CNC Pengertian Mesin Bubut CNC Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC Bagian Utama Mesin Bubut CNC Pemrograman

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri tingkat produktifitas serta kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Heizer, et al (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang memiliki arti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat akan sangat berdampak terhadap suatu proses kehidupan. Perusahaan atau instansi dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong semua perusahaan khususnya industri manufaktur saling bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Semester : 6 Matakuliah : Otomasi Produksi SKS : 2 Kode Matakuliah

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

DEFINISI APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.

DEFINISI APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT. Chapter 2 ROBOTIKA DEFINISI Berdasarkan definisi Robotics Institute of America (RIA): "Robot adalah manipulator multifungsi yang dapat diprogram ulang yang dirancang untuk memindahkan material, komponen,

Lebih terperinci

PERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL ROBOT INDUSTRI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer- Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 7 PERTEMUAN #8 TKT312 OTOMASI

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller

Programmable Logic Controller Control Systems Service Center Jurusan Teknik Elektro ITS Pengantar Programmable Logic Controller Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: jos@ee.its.ac.id

Lebih terperinci

PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENGANTAR PERANCANGAN TATA ETAK FASIITAS Materi Kuliah Ke-2 PERANCANGAN TATA ETAK FASIITAS Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. dimas_yw@yahoo.com APA YANG DIMAKSUD DENGAN... Tata etak Pabrik/Fasilitas (Plant/Facility

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri

Lebih terperinci

MESIN-MESIN CNC (MESIN-MESIN NON KONVENSIONAL)

MESIN-MESIN CNC (MESIN-MESIN NON KONVENSIONAL) MESINMESIN CNC (MESINMESIN NON KONVENSIONAL) Selama manusia bekerja dengan logamlogam, maka ia akan terus mencari caracara dan prosesproses untuk memperbaiki pekerjaan itu. 4 (empat) fase perkembangan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Keyword : Semi automated manufacture, Make to order, CNC, Fixed Layout

Pendahuluan. Keyword : Semi automated manufacture, Make to order, CNC, Fixed Layout PENGGUNAAN METODE MESIN CNC DALAM PEMBUATAN PRODUK RODA GIGI SILVIANUS WISMA CAHYA, OKTAVIANUS CHRIS, CHRISTIAN YONATHAN LUMBAN TOBING, GUIDO GIANTLUGI PANYANGA, dan FERNANDES KLAUDISIUS SIMANJUNTAK PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan Industri manufaktur yang semakin ketat di Indonesia dapat terlihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI DESAIN PRODUK DAN PROSES INDUSTRI

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI DESAIN PRODUK DAN PROSES INDUSTRI MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI DESAIN PRODUK DAN PROSES INDUSTRI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL VI DESAIN PRODUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK Suatu lay-out pada umumnya ditentukan oleh jenis proses yang mendukungnya. Karena proses yang terjadi dalam industri begitu luasnya, maka lay-out yang direncanakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Pabrik 2.1.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk

Lebih terperinci

BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi

BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi Di didalam suatu unit usaha dikenal adanaya berbagai macam fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, diantaranya terdapat tiga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK Anthon de Fretes 1, Riccy Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam dunia industri. Proses produksi tidak terlepas dari pengendalian kualitas produk. Menurut Vincent Gasperz

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya, proses pemindahan barang di industri dari workstation yang satu ke workstation yang dituju menggunakan tenaga kerja manusia. Pemindahan dilakukan secara

Lebih terperinci

PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PROSES PEMESINAN DENGAN AUTOMATIC TOOL CHANGER (ATC) DAN AUTOMATIC PALLET CHANGER (APC)

PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PROSES PEMESINAN DENGAN AUTOMATIC TOOL CHANGER (ATC) DAN AUTOMATIC PALLET CHANGER (APC) PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PROSES PEMESINAN DENGAN AUTOMATIC TOOL CHANGER (ATC) DAN AUTOMATIC PALLET CHANGER (APC) A. PENGANTAR Produktivitas dan effisiensi merupakan masalah pokok dalam setiap proses.

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET Sigit Yoewono, Darma Yuda Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung E-mail: sigit@ftmd.itb.ac.id, darma_yuda_91@yahoo.com

Lebih terperinci

Gambar 1. Sistem PLC

Gambar 1. Sistem PLC PENGENDALIAN MODUL PROCESSING BEBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART (SFC) Suhendra 1), Agus Halim 2) dan Soeharsono 3) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Praktisi PT.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing untuk meningkatkan strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 1

Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dua pertiga perdagangan kosmetik di tanah air masih didominasi produk dalam negeri, namun pasar kosmetik lokal mulai tersaingi oleh produk asing. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mesin perkakas kini semakin pesat dengan. Dengan pengotomatisan proses kerja mesin industri, upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mesin perkakas kini semakin pesat dengan. Dengan pengotomatisan proses kerja mesin industri, upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi mesin perkakas kini semakin pesat dengan adanya mesin perkakas yang dapat dikendalikan oleh perangkat elektronika. Dengan pengotomatisan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan berbagai jenis gelar dan sering beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam sistem pendidikan. Politeknik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK 3.1 Perancangan dan Tahap-tahap Perancangan Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuat alat. Tahap pertama

Lebih terperinci

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL KONTINU DAN DISKRIT

SISTEM KONTROL KONTINU DAN DISKRIT SISTEM KONTROL KONTINU DAN DISKRIT Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 4 Materi

Lebih terperinci