BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Sudirman Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Barang persediaan Barang persediaan merupakan sejumlah material yang disimpanan dan di rawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan di tataushakan dalam buku perusahaan. Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri pasti membutuhkan persediaan untuk keperluan industrinya baik berupa bahan baku, bahan penolong, atau barang lain yang digunakan untuk pemeliharaan dan operasinya. Pengunaan barang yang sering kali tidak teratur baik frequensi maupun jumlah dan jenisnya, sehingga sebelum digunakan perlu disimpan terlebih dahulu dalam gudang penyimpanan barang. Pengadaan dan penyimpanan barang persediaan pasti membutuhkan biaya yang besar setiap tahun umumnya bisa mencapai 20-40% dari harga barang itu sendiri. Oleh Karena itu di perlukan suatu manajemen yang mengatur sedemikian rupa sehingga tingkat persediaan dapat di tekan seminimal mungkin tetapi tidak mengganggu kinerja dari perusahaan tersebut. (Richardus Eko Indrajit,2003)
2 6 2.2 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan atau biasa di sebut inventory control atau inventory management adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material sedemikian rupa sehingga di suatu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya tetapi di lain pihak investasi persediaan material dapat ditekan secara optimal. Melihat prinsip tersebut sebenarnya ada hal yang bertolak belakang. Untuk menjamin operasi paling mudah adalah dengan menyimpan persediaan sebanyak banyaknya, sedangkan untuk menjaga agar investasi dapat seminimal mungkin ialah dengan mengusahakan persediaan mencapai nol. Disinilah letak fungsi manajemen persediaan untuk menjembatani dua kepentingan yang bertolak belakang tersebut. Dengan demikian manajemen persediaan harus dapat menjawab mengenai jenis barang apa yang perlu disimpan?,berapa jumlah yang harus disimpan?, apa, kapan, dan berapa suatu barang harus di pesan lagi?, bagaimana mentukan tingkat persediaan ideal, dan beberapa pertanyaan lain mengenai persediaan. 2.3 Pengendalian Persediaan Kegiatan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang perlu di cermati secara terus menerus karena kegiatan ini merupakan suatu hal selain mengawasi juga meluruskan jika terjadi penyimpangan dari aturan yang telah di tetapkan.
3 7 Faktor pengawasan untuk kegiatan logistik dalam perkembangannya mengalami kemajuan yang cukup berarti, dengan pengembangan peran sampai dengan kegiatan pengendalian persediaan. Pengendalian persediaan berarti memastikan secara sistemik sesuatu yang berkaitan dengan persediaan terjadi secara nyata sesuai dengan yang direncanakan. (Drs. H. Indriyo Gito Sudarmo,1998). 2.4 Penentuan Persediaan Untuk menghindari persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, maka besarnya persediaan dapat di tentukan lebih dahulu. Untuk dapat menentukan jumlah persediaan maka harus terlebih dahulu memperhitungkan beberapa factor Kebutuhan Bahan Besarnya kebutuhan bahan dasar yang di butuhkan untuk berproduksi dalam satu tahun dapat dihitung dengan menghitung jumlah rencana produksi dalam satu tahun. Atau dapat dikatakan bahwa unuk mengetahui kebutuhan bahan dalam satu tahun melalui perkalian standar penggunaan bahan dasar dengan jumlah rencana produksi Pembelian Bahan Dasar Jumlah bahan yang harus di beli merupakan jumlah rencana produksi ditambah dengan selisih antara persediaan awal tahun dengan persediaan akhir tahun.
4 8 Jadi pembelian bahan dasar belun tentu sama dengan kebutuhan barang karena di tentukan juga oleh tingkat persediaan bahan yang bersangkutan. Dalam hal pengadaan ada 2 cara yang dapat di tempuh, pertama dengan melakukan pembelian barang persediaan sesuai dengan kebutuhan secara sekaligus lalu barang akan di simpan di gudang dan akan dapat di ambil sesuai dengan kebutuhan produksi. Sehingga volume pembelian besar tetapi frekwensinya jarang, hal ini juga berarti perusahaan harus menanggung biaya persediaan yang cukup besar. Atau cara kedua yaitu dengan membeli dengan jumlah yang kecil tetapi frkwensi pembelian menjadi lebih sering. Cara ini dapat menurunkan biaya penyimpanan persediaan tetapi juga memiliki resiko yang cukup besar berkaitan dengan keterlambatan pengadaan 2.5 EOQ ( Economic Order Quantity ) Melihat dari konflik yang terjadi berkaitan dengan masalag persediaan maka kita harus menentukan kebijakan yang tepat dalam arti penentuan jumlah persediaan yang tepat yaitu persediaan yang tidak mengganggu proses produksi tetapi biaya yang di tanggung perusahaan juga tidak terlalu tinggi. Untuk itu terdapat suatu metode EOQ (economic order quantity). EOQ merupakan jumlah atau volume pembelian yang paling ekonomis untuk satu kali pembelian. EOQ sebenarnya ialah suatu titik yang di bentuk oleh garis yang memotong antara fungsi biaya pengadaan barang dengan biaya penyimpanan barang yang saling berbanding terbalik.
5 9 Cost Total Inventory cost carrying cost Ordering cost EOQ Quantity Gambar 2.1 Grafik Biaya Persediaan Untuk mendapatkan nilai EOQ ada suatu rumus pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan EOQ = 2 R O C Dimana, EOQ = Jumlah pemesanan ekonomis tiap pesan (Economic Order Quantity) R = Jumlah kebutuhan barang dalam satu tahun (Requirement) O = Biaya Pemesanan tiap pesan (Ordering Cost) C = Biaya Penyimpanan tiap satuan barang (carrying cost) Rumus ini berlaku jika pola produksi stabil dan barang selalu tersedia di pasaran.
6 10 Jumlah kebutuhan barang merupakan jumlah komponen yang di dapatkan dari hasil perkalian suatu komposisi standar yang di perlukan untuk satu proses dengan rencana jumlah produksi. Dalam topic ini yang menjadi komposisi standar pada suatu proses merupakan kebutuhan sesuai dengan petunjuk yang di dapatkan dari modul praktek mahasiswa maupun dari hasil pengamatan langsung pada saat proses praktek mahasiswa. Dan yang menjadi rencana jumlah produksi ialah jumlah mahasiswa yang akan mengerjakan modul tersebut. Sedangkan untuk biaya pesan merupakan biayabiaya yang muncul saat melakukan pemesanan, untuk material consumable pembelian di lakukan langsung melalui telpon kepada pihak supplier dengan mengeluarkan biaya yang di perhitungkan yaitu biaya telepon, biaya fax purchasing order, biaya transfer pembayaran, dan biaya pengiriman. Biaya penyimpanan merupakan biaya yang muncul dan harus di tanggung untuk menjaga agar bahan tersebut selalu dalam keadaan baik dan tidak berkurang kuantitas dan kualitasnya, termasuk juga di dalamnya biaya untuk tempat atau area penyimpanan. Dari rumus EOQ dapat juga di perhitungkan frekuensi pemesanan dalam satu tahun (n) yaitu dengan membagi kebutuhan total satu tahun dengan jumlah kebutuhan total untuk satu tahun. Atau di rumuskan menjadi : n = Jumlah Kebutuhan setahun EOQ
7 11 Setelah jumlah pemesanan tiap tahun (n) di dapatkan kita dapat memperhitungkan jeda waktu antar pemesanan dalam satu tahun (t) yaitu dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan jumlah pemesanan dalam satu tahun atau : 2.6 Persedian Pengaman t = Jumlah Hari Setahun n Apabila keadaan yang diperhitungkan selalu dalam keadaan stabil maka persediaan dalam kondisi aman tapi pada kenyataannya seringkali kedatangan material atau pun tidak meratanya jumlah penggunaan material dapat mengakibatkan hal yang tidak dinginkan yaitu terjadi kekosongan material. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka diperlukan suatu persediaan pengaman. Jumlah persediaan pengaman juga perlu di perhitungkan secara cermat karena walaupun dapat menghindari kerugian karena kehabisan material persediaan tetapi persediaan pengaman juga merupakan beban yang harus di tanggung oleh perusahaan. Untuk dapat menghitung persediaan pengaman yang ideal maka kita harus mengetahui tingkat layanan, pemakaian rata-rata selama waktu pesan, deviasi pengunaan material, dan factor keamanan yang berdasarkan tingkat layanan yang di tentukan. Setalah mengetahui hal itu maka kita dapat mencari persediaan pengaman yang ideal dengan mengalikan rata-rata pengunaan selama waktu pesan dengan factor pengaman yang sesuai dengan tingkat layanan yang di tentukan.
8 Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) Biaya persediaan yang muncul sebenarnya terdiri dari sua hal yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Hal itu di karenakan suatu perusahaan harus melakukan pemesanan atau pembelian barang persediaan lalu menyimpannya dengan baik hingga barang tersebut digunakan. Total biaya pesan merupakan hasil perkalian dari biaya untuk melakukan satu pesanan atau ordering cost dengan berapa kali dalam satu tahun barang tersebut di pesan. TO = o x n Total Biaya simpan merupakan biaya yang muncul saat kita menyimpan suatu barang. Dalam memperhitungkan biaya simpan ada tiga variable yang perlu di perhatikan yaitu tarif biaya simpan satu unit (, periode penyimpanan, dan jumlah barang yang di simpan. Jika barang persediaan di gunakan dan berkurang maka rumus perhitungannya menjadi: TC = c x T x q 2 Setelah kita mengetahui total biaya pengadaan dalam satu tahun dan total biaya penyimpanan dalam satu tahun maka total biaya persediaan (TIC) merupakan hasil dari penjumlahan dari kedua biaya tersebut dalam satu tahun. TIC = TC + TO
9 Pengelasan (Welding) Definisi pengelasan menurut Deutche Industrie Normen (DIN) Adalah proses penyambungan logam dimana terjadi ikatan metalurgi pada sambungannya yang dilaksanakan dalam keadaan cair. Atau dengan kata lain pengelasan terjadi saat 2 material (benda kerja dan material pengisi) sama-sama mencair lalu terjadi pencampuran secara metalurgi dan setelah tercampur mengeras secara bersamaan dan menyatu. Energi yang digunakan untuk mencairkan benda kerja merupakan energi panas yang dapat berasal dari berbagai cara misalnya semburan api dari gas, busur listrik, gesekan, dan lain-lain. Pada skripsi ini akan di bahas 2 jenis pengelasan yang sama sama menggunakan energi panas berupa busur listrik. Yaitu : SMAW, GMAW Shield Metal Arc Welding (SMAW) Pengelasan elektroda tertutup atau dikenal dengan shield metal arc welding (SMAW) pengelasan jenis ini menggunakan elektroda berbentuk batang yang terbungkus dengan fluks oleh karena itu di kenal juga dengan pengelasan stick. Busur listrik terbentuk antara logam induk dengan ujung elektroda. Karena panas dari busur listrik maka logam induk dan elektroda mencair dan kemudian membeku bersamaan. Logam elektroda berpindah ke material induk saat mencair dan terbawa oleh arus listrik yang mengalir.
10 14 Gambar 2.2 Pengelasan SMAW Pengelasan GMAW Las busur gas atau yang di kenal dengan Gas Metal Arc Welding (GMAW) merupakan pengelasan yang menggunakan gas CO 2 sebagai gas pelindung. Pada pengelasan GMAW material pengisi berupa kawat yang di umpankan secara otomatis. Sama dengan pengelasan SMAW pada pengelasan GMAW busur listrik terbentuk antara kawat elektroda dan material induk yang menyebabkan timbulnya panas dan mencairkan elektroda berbentuk kawat yang akan mengalir bersama arus listrik ke material induk.
11 15 Gambar 2.3 Pengelasan GMAW (Harsono Wiryosumarto,2004) 2.9 Pengecoran Logam (casting) Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Pengecoran juga dapat diartikan sebagai suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan bentuk yang
12 16 mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Padat skripsi ini pengecoran logam yang di bahas ialah pengecoran alumunium dengan menggunakan cetakan berbahan pasir yang di rekatkan dengan lempung(bentonite). (Wandi Wahyudi,2009) Pasir Cetak Suatu bahan yang akan digunakan untuk pasir cetak jika bahan bahan tersebut dapat memenuhi beberapa kriteria antara lain: a) Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan kekuatan yang cocok. Kekuatan pasir bukan hanya pada temperatur kamar tetapi juga pada kekuatan panasnya sangat di perlukan. b) Permeabilitas yang cocok. Pada proses pengecoran akan terjadi penyusutan dan pengeluaran gas. Gas yang terjebak didalam cetakan akan merusak kualitas hasil cetakan, maka gas tersebut harus di keluarkan melalui sela-sela butiran pasir cetak dengan kecepatan aliran yang cocok. c) Distribusi besar butir yang cocok. Semakin kecil diameter pasir yang digunakan maka kualitas permukaan hasil cetak juga dapat semakin halus, tetapi dengan semakin halusnya butiran pasir berarti akan mempersulit pelepasan gas dari dalam rongga cetak. Sehingga besarnya butiran pasir harus cocok dengan kedua syarat diatas.
13 17 d) Tahan terhadap temperatur logam yang dituang. Temperatur tuang logam yang dituangkan kedalam cetakan harus dapat ditahan oleh pasir cetak. Atau berarti pasir cetak harus memiliki ketahanan terhadap suhu yang lebih tinggi di bandingkan dengan suhu tuang material yang di cor. e) Komposisi yang cocok. Antara butiran pasir dengan logam yang di tuangkan akan terjadi reaksi kimia dan fisika yang memungkinkan menyebabkan munculnya gas atau tercampurnya bahan kedalam cairan logam yang di tuangkan. f) Mampu dipakai lagi. Pasir harus memiliki kemampuan untuk dapat di pergunakan kembali secara berulang ulang agar lebih ekonomis. g) Pasir harus murah. Untuk alasan ekonomi sebaiknya pasir di sesuaikan dengan penggunaannya dan di pilih pasir dengan harga termurah. Pada topik sekripsi ini untuk pengecoran logam berupa almunium di gunakan pasir cetak berupa pasir kuarsa. Pasir kuarsa adalah pasir alam dimana pasir ini umum dipakai dalam dunia pengecoran logam. ( ± 90% dari seluruh kebutuhan pasir ). Karena pasir kuarsa ini adalah pasir alam yaitu langsung didapatkan dari alam maka pasir kuarsa ini setelah diambil harus dicuci terlebih dahulu dan kemudian diklasifikasikan kedalam bentuk maupun besar butirannya. Pasir kuarsa di Indonesia didapatkan dari daerah Tuban, Sukabumi dsn Bangka. Tingkat kemurnian yang baik adalah minimal 98%.
14 18 Dengan bahan pengikat berupa bentonite. bentonite merupakan bahan pengikat yang paling tua penggunaanya. Sampai saaat ini yang lazim dipergunakan dalam industri pengecoran logam adalah Bentonit. Nama ini diambil dari suatu nama tempat yaitu Front Benton di Wyoming USA dimana jenis tanah lempung ini mulamula ditemukan.bentonit diolah dari bahan dasar Montmorillonit (Al2O3. 4SiO2.H2O + n H2O) yang merupakan batuan vulkanis. Bahan tambah berupa bubuk arang atau tepung ter atau bahan tambah lain dapat di campurkan dengan maksud memperbaiki kehalusan permukan atau sebagai bahan yang mempermudah proses pembongkaran cetakan. Bahan tambah harus di campurkan dalam jumlah yang tepat karena dapat memberikan kualitas hasil yang bertentangan dengan yang di hasilkan Material Logam Casting Ingot Almunium adalah Almunium berbentuk batangan. Pada proses pengecoran umumnya digunakan jenis HD2G2. Bahan ini diproduksi oleh pabrik tertentu yang khusus menyediakan material untuk melting operation (proses peleburan). Ingot harus dijaga selalu dalam keadaan kering, karena apabila basah atau lembab akan terjadi ledakan pada waktu proses melting. Ingot yang sudah di lebur dan berubah wujud menjadi cair disebut molten. Kondisi molten sangat tergantung pada temperatur, semakin tinggi temperatur maka logam akan terlihat semakin cair, temperatur yang ditetapkan adalah 720 C 750 C.Berat jenis
15 19 Almunium cair 2,6 2,7 gram/cm 3, dengan laju alir molten sangat ditentukan dari derajat kekentalan cairan tersebut Pengecatan Pengecatan merupakan salah satu jenis pelapisan dimana bahan pelapis (cat) yang dipakai telah diberi warna. Proses pengecatan tersebut biasa digunakan untuk pekerjaan akhir (finishing) produk-produk seperti dari logam, kayu, plastik, tembok dan lain-lain. Adapun tujuan utama dari proses pengecatan bahan logam atau non logam sebagai berikut : a. Tujuan Hiasan (Dekoratif) Pengecatan bertujuan untuk memperindah benda/barang yang dicat sehingga barang tersebut memiliki nilai seni dan daya tarik lebih tinggi dibanding sebelum dilakukan pengecatan. b. Fungsi Pelindung (Protective) Pengecatan bertujuan melindungi permukaan bahan/material yang dicat terutama pada bahan logam. Perlindungan ini untuk menghambat terjadinya korosi akibat pengaruh cuaca/lingkungan sekitar sehingga dapat memperpanjang usia logam tersebut dari korosi/karat.
16 20 c. Fungsi Khusus Pengecatan yang digunakan untuk tujuan khusus antara lain: pemantulan cahaya, isolasi, penghantar listrik, peredam suara dll. Lapisan cat yang melapisi permukaan benda merupakan campuran dari beberapa komponen material dengan komposisi tertentu. Material penyusun cat terdiri dari : a. Bahan Pengikat (Binder) Bahan pengikat (Binder) adalah resin padat yang membentuk film cat, lapisan film yang terbentuk bersifat elastis, tahan terhadap bahan kimia, tahan terhadap panas dan cuaca, mempunyai sifat mekanis yang baik, dll. b. Bahan Pelarut (Solvent) Pelarut (solvent) adalah cairan bahan kimia organik yang digunakan untuk melarutkan resin binder. Solvent merupakan larutan murni atau campuran beberapa larutan. Dalam melakukan pencampuran solvent harus diperhitungkan sifat-sifat solvent murni yang akan dicampur. Sifat-sifat solvent yang perlu diperhatikan adalah: - Daya larut, yaitu kemampuan untuk dapat melarutkan dan tetap menjaga binder dalam bentuk larutan.
17 21 - Viskositas, yaitu sifat kekentalan atau fluiditas yang dapat mempengaruhi proses pengecatan. - Kecepatan penguapan, berarti solvent harus dapat menguap dengan waktu yang sesuai dengan proses pengeringan. Spesifikasi oven dan temperatur pengeringan harus selaras dengan kecepatan penguapan solvent dan yang lebih penting kecepatan penguapan solvent dapat menentukan kualitas lapisan cat. - Safety, solvent harus diperhatikan sifat mudah terbakar dan sifat racunnya. - Biaya, artinya selain harus diperhatikan biaya pembelian solvent tetapi juga biaya penanganan maupun pembuangan sisa-sisa solvent, terutama untuk cat-cat waterbase. c. Bahan Pewarna (Pigment) Pigment cat merupakan komponen penyusun cat yang akan memberi warna pada benda kerja sehingga memberikan efek dekoratif. Pigment cat berupa partikel berukuran kurang dari 1 mikron hingga 100 mikron. Bentuk fisik pigment yakni bulat, datar atau berbentuk jarum. Fungsi pigment cat adalah : - Memberikan warna yang dikehendaki, terutama warna-warna khusus yang diperlukan untuk kepuasan pemakai dan menambah nilai ekonomi part
18 22 - Menutup permukaan benda kerja (hiding power) - Memperbaiki daya lekat cat pada permukaan logam (adhesi) - Menaikkan daya tahan terhadap korosi - Menaikkan kekuatan mekanis film cat - Menaikkan viscositas cat d. Bahan Tambah (Additive) Bahan tambah adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam cat, biasanya dalam jumlah sangat kecil, berfungsi untuk memberikan pengaruh khusus. Jenis bahan imbuh digolongkan sesuai dengan pengaruhnya pada sifat-sifat cat, baik dalam kondisi basah maupun setelah lapisan cat mengering. Pengecatan yang akan di bahas pada skripsi ini merupakan jenis pengecatan dengan teknik spray gun. Pengecatan dengan sistem spray dapat dilakukan dengan berbagai alat yang berbeda-beda, diantaranya dengan : 1) Manual hand gun 2) Elektrostatic gun 3) Bell gun 4) Elektrostatic disk 5) Reciprocrator
19 Manual Hand Gun Untuk pengecatan spray dengan manual hand gun, udara ditekan melalui gun dan akan tercampur serta terjadi atomisasi antara udara dan cat. Akibat dari tekanan angin, cairan cat akan terpecah menjadi butir-butir partikel semprotan cat. Gambar 2.4 Pengecatan sistem spray Komponen yang penting adalah kompresor udara sebagai penghasil angin (tekanan udara) dari gerakan pompa piston dengan tenaga listrik yang akan menjaga tekanan udara luar dalam tangki penampung yang berada pada harga tertentu. Komponen yang lain adalah transformer udara, yaitu regulator/pengatur yang memungkinkan operator mengatur tekanan udara pada harga tertentu. Pompa cat adalah tempat penampungan cat dan pompa yang akan mengirim cat. Spray gun berfungsi sebagai pengkabut cat, mendorong dan mengarahkan cat pada benda kerja, mengontrol bentuk dan pola pengecatan serta beberapa fungsi khusus lainnya.
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand
Lebih terperinciPenelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG
TUGAS AKHIR Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG Disusun : MUHAMMAD SULTON NIM : D.200.01.0120 NIRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam adalah salah satu teknik produksi manufaktur, teknologi pengecoran pun semakin menunjukan perkembangan sesuai dengan kebutuhan industri logam itu sendiri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik 2.1.1 Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".
Lebih terperinciPROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM PENGERTIAN Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk konstruksi las juga dapat untuk
Lebih terperinciMAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)
MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciC. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita dapat mengevaluasinya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini penggunaan baja semakin meningkat sebagai bahan industri. Hal ini sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting adalah karena sifat-sifat
Lebih terperinciPENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko
1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
29 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Data Praktek Pengelasan 4.1.1.1 Jenis modul pengelasan Pada pengelasan GMAW dan SMAW terdapat modul yang dipraktekkan oleh
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciPENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.
PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN. Fenoria Putri Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciBAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan
II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan
Lebih terperinciLas busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.
PENGELASAN TIM PERBENGKELAN FTP UB Las busur listrik Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas. Prinsip : 1) menyambung logam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena
Lebih terperinciDASAR TEKNOLOGI PENGELASAN
DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN Pengelasan adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian
Lebih terperinciPROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT
PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan
Lebih terperinciproses welding ( pengelasan )
proses welding ( pengelasan ) Berdasarkan defenisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono & Thoshie (2000:1), mendefinisikan bahwa las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia industri, bahan-bahan yang digunakan kadang kala merupakan bahan yang berat. Bahan material baja adalah bahan paling banyak digunakan, selain jenisnya bervariasi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW
30 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 KESIMPULAN 5.1.1 Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW mesin las GMAW ini adalah mesin las yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai
Lebih terperinciMetode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural
SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1
Lebih terperinciPENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON
TUGAS AKHIR PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena
Lebih terperinciPengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF
TUGAS AKHIR Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF Disusun : DIDIT KURNIAWAN NIM : D.200.03.0169 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciMenyiapkan Pasir Cetak
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Menyiapkan Pasir Cetak Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai
Lebih terperinciMetal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material
Metal Casting Processes Teknik Pembentukan Material Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai Studi Pustaka Identifikasi masalah Rencana Kerja dan Desain
Lebih terperinciEpoxy Floor Coating :
PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK
KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK Syaripuddin Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : syaripuddin_andre@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Las listrik SMAW dan GTAW Menurut Boentarto (1995) mengelas listrik adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan jalan pelelehan dengan busur nyala listrik. Cara membangkitkan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik
BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik dari bentuk maupun material. Berikut ini adalah proses produksi designer toys keramik.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena suhu
Lebih terperinciPENGARUH HEAT TREATMENT
TUGAS AKHIR PENGARUH HEAT TREATMENT SESUDAH PENGELASAN (POST WELD) PADA BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KOMPOSISI KIMIA Disusun : CATUR WIDODO YUNIANTO
Lebih terperinciPengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah
Pengaruh Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustafa No. 23. Bandung 4124 Yusril@itenas.ac.id,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Baja Baja adalah paduan antara unsur besi (Fe) dan Carbon (C) serta beberapa unsur tambahan lain, seperti Mangan (Mn), Aluminium (Al), Silikon (Si) dll. Seperti diketahui bahwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu
Lebih terperinciPengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciFrekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la
Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam
Lebih terperinciMODUL PDTM PENGECORAN LOGAM
MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI 1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Judul modul ini adalah Modul Pengecoran.
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciBAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam,desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses
Lebih terperinciTEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS Dwi Suheryanto
Lebih terperinciLAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)
Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan,
Lebih terperinciJENIS-JENIS PENGERINGAN
JENIS-JENIS PENGERINGAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis pengeringan Sub Pokok Bahasan pengeringan mengunakan sinar matahari pengeringan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Jaya Logam merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sparepart boiler. Perusahaan tersebut didirikan oleh pemiliknya yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian umum pengecatan Pengecatan adalah salah satu jenis pelapisan permukaan dimana bahan pelapisnya telah diberi pewarna (cat). Pengecatan secara tradisional digambarkan
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.
PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA Idris Prasojo 23411466 Teknik Mesin Dr.-Ing. Mohamad Yamin Latar Belakang Berkembangnya teknologi pada industri kereta api. Beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi proses produksi yang saat ini sedang populer adalah teknologi penggabungan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam konsumsi sumber daya
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciV. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.
V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK A. Sub Kompetensi Pasir cetak dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA
TUGAS AKHIR PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang manufaktur, terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut dicorkan ke dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciBAB 1 PROSES PENGELASAN
BAB 1 PROSES PENGELASAN Proses pengelasan dibagi dalam dua katagori utama, yaitu pengelasan lebur dan pengelasan padat. Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan disambung, beberapa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian
Lebih terperinciBerupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembuatan peralatan transportasi air berupa propeller (baling-baling) dan pengolahan aluminium menjadi batang aluminium merupakan usaha pertama kali
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENGELASAN
DASAR-DASAR PENGELASAN Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan : - pemanasan tanpa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah
Lebih terperinciANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL
ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL Syawaluddin, Thifti Ardiyansyah Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Penelitian ini menggunakan bahan baja karbon
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN CETAKAN PENGECORAN LOGAM
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN CETAKAN PENGECORAN LOGAM Yusuf Umardani Jurusan Teknik
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen otomotif, kemasan makanan, minuman, pesawat, dll. Sifat tahan korosi dari Aluminium diperoleh karena terbentuknya
Lebih terperinciPengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 27 Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083 Satrio Hadi 1, Rusiyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sambungan material komposit yang telah dilakukan banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan sambungan ikat, tetapi pada zaman sekarang para rekayasawan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih
BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lebih terperinciPengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah
TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : MT ERRY DANIS NIM : D.200.01.0055 NIRM : 01.6.106.03030.50055
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus oleh spesimen selama uji tarik dan dipisahkan oleh daerah penampang lintang yang asli. Kekuatan
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciIr Naryono 1, Farid Rakhman 2
PENGARUH VARIASI KECEPATAN PENGELASAN PADA PENYAMBUNGAN PELAT BAJA SA 36 MENGGUNAKAN ELEKTRODA E6013 DAN E7016 TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2 Lecture
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan
Lebih terperinciPENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn
PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan
Lebih terperinciProses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A
Proses Manufaktur (TIN 105) 1 Suatu proses penuangan logam cair ke dlm cetakan kemudian membiarkannya menjadi beku. Tahapan proses pengecoran logam (dengan cetakan pasir) : Bahan baku pola Pasir Persiapan
Lebih terperinciPEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING
PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING URZA RAHMANDA, EDDY WIDYONO Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya
Lebih terperinciProudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.
Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan
Lebih terperinciSUBMARGED ARC WELDING (SAW)
SUBMARGED ARC WELDING Pengertian (SAW) Submerged Arc Welding (SAW) merupakan salah satu jenis pengelasan busur listrik dengan memanaskan serta mencairkan benda kerja dan elektroda oleh busur listrik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinci3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim
3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah (decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi (protective)
Lebih terperinciLakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint
Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint Langkah-langkah Pengaplikasian Peredam Suara Mobil Acourete Paint Kebisingan yang terdengar di dalam kabin kendaraan dapat disebabkan oleh dua
Lebih terperinci