BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Fenomena stress wave propagation pada bantalan bola [3].

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Fenomena stress wave propagation pada bantalan bola [3]."

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang metoda peakvue sebagai dasar pembuatan program untuk mikrokontroler dan teori mikrokontroler berikut fitur-fitur yang akan digunakan, filter digital lalu tinggi (high pass digital filter), amplifier diferensial, amplifier logaritmik, dan pendeteksi puncak nilai tegangan. 2.1 Teori Hertz dan Wave Perambatan gelombang (stress wave propagation) merupakan sebuah fenomena yang sering terjadi pada bantalan. Fenomena ini secara praktek timbul akibat beban atau kondisi berikut ini: 1. Beban impak 2. Beban lelah (fatigue crack) 3. Scuffing 4. Beban gesekan (abrasive wear) Ilustrasi grafis penyebab terjadinya fenomena stress wave propagation pada bantalan bola diperlihatkan sebagaimana tampak dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1 Fenomena stress wave propagation pada bantalan bola [3]. 4

2 Pembahasan metoda perambatan gelombang lebih ditekankan pada aspek getaran yang timbul melalui kontak antar logam. Kontak antar logam menimbulkan energi tinggi yang mampu memindahkan sejumlah material secara tiba-tiba dalam durasi singkat. Fenomena ini disebutkan dalam teori Hertz dan teori Wave. Pada teori Hertz diuraikan bahwa kontak antar logam dapat menimbulkan gelombang energi seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Gambar 2.2 Besar impak pada pelat logam sebagai variasi laju dan dimensi [3]. Pada Gambar 2.2b diperlihatkan bahwa semakin kecil diameter bola yang menumbuk pelat maka waktu kontak bola dengan pelat akan semakin singkat. Sedangkan jika diperhatikan pada domain frekuensi sebagaimana tertera pada Gambar 2.2a, fenomena tersebut merupakan energi impak yang berkurang dalam rentang frekuensi yang cukup lebar. Penurunan energi dalam rentang frekuensi lebar ini menyebabkan kerusakan pada logam yang saling kontak. Teori Hertz dengan penekanan pada waktu kontak antara bola penumbuk dan obyek uji lebih lanjut diperkuat dengan Teori Wave yang lebih menegaskan efek akibat perambatan gelombang tegangan. Efek ini digambarkan pada data domain frekuensi sebuah mesin yang berputar dengan kecepatan 3600 rpm dilengkapi bantalan bola berdiameter 0,125 inci sebagaimana tertera pada Gambar

3 Gambar 2.3 Kandungan energi impak dan gesekan pada domain frekuensi [3]. Berdasarkan data domain frekuensi tersebut terlihat bahwa kandungan energi tinggi akibat beban impak dan gesek yang terjadi pada bantalan bola dengan diameter relatif kecil. Melalui ilustrasi Gambar 2.3 juga diketahui bahwa energi akibat gesekan relatif lebih besar dibandingkan dengan energi yang timbul akibat beban kejut. Salah satu solusi untuk mencegah terjadinya kasus seperti pada ilustrasi sebelumnya adalah dengan melakukan perawatan prediktif yang bertujuan untuk memonitor komponen-komponen kritis khususnya pada komponen mesin berputar. 2.2 Peakvue Peakvue merupakan sebuah nama metoda yang dipopulerkan oleh CSI corp., perusahaan pembuat data akuisisi digital CSI Metoda ini merupakan metoda yang digunakan untuk mendeteksi cacat bantalan bola lebih dini. Metoda ini melibatkan beberapa tahapan dan beberapa pertimbangan yang akan dibahas pada sub-bab berikut ini sebelum pengguna dapat memutuskan apakah kondisi bantalan masih aman beroperasi atau tidak Pemilihan dan Lokasi peletakan sensor Metoda Peakvue merupakan salah satu metoda analisis perawatan prediktif berbasis pemantauan kondisi tingkat getaran. Berdasarkan kategori tersebut, terkait dengan masalah pemilihan sensor digunakan sensor accelerometer untuk mendeteksi gerak relatif antar logam. Pemilihan sensor accelerometer juga didasarkan atas kemampuan sensor untuk mendeteksi perpindahan dengan laju tinggi. Berikut ini merupakan ilustrasi perbandingan beberapa accelerometer dengan variasi rentang pengukuran dan cara pemasangan pada obyek uji. 6

4 Gambar 2.4 Variasi cara pemasangan accelerometer [3]. Pada Gambar 2.4 ditunjukkan bahwa cara pemasangan sensor akan memengaruhi kondisi rentang pengukuran yang diizinkan. Terlihat pada Gambar 2.4 bahwa cara pemasangan sensor dengan hand probe tidak dapat digunakan untuk mendeteksi getaran dengan frekuensi di atas 1000 Hz karena batas pengukuran yang diizinkan hanya berkisar Hz. Selain cara pemasangan, beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan untuk pemakaian sensor yaitu mengenai lokasi peletakan dan nilai sensitivitas. Kasus perambatan gelombang tegangan terjadi ke segala arah dengan nilai nominal yang melemah seiring dengan semakin jauhnya posisi dari sumber gelombang tegangan. Oleh karena itu, peletakan sensor disarankan sedekat mungkin dengan sumber gelombang tegangan. Pernyataan ini tidak berlaku mutlak mengingat variasi konfigurasi mesin menyebabkan variasi cara pemasangan sensor selama masih mengacu pada Gambar 2.4. Penerapan umum metoda peakvue biasanya menggunakan metoda dual rail magnet dengan catatan bahwa permukaan tempat sensor diletakkan harus bersih dan halus atau memiliki profil kurva. Jika permukaan tempat sensor tersebut diletakkan bersifat datar, biasanya digunakan cara pemasangan flat magnet. Pemasangan sensor pada penelitian ini dilakukan dengan cara adhesive mounting. Nilai sensitivitas merupakan faktor konversi yang menunjukkan kemampuan sensor dalam mendeteksi perilaku obyek uji. Pengukuran dengan metoda peakvue biasanya menggunakan accelerometer dengan nilai sensitivitas sebesar 100 mv/g. Akan tetapi, penggunaan nilai sensitivitas tersebut perlu memerhatikan kondisi pengukuran, salah satunya jika nilai kecepatan putar mesin berkisar antara 5 rpm -10 rpm maka penggunaan sensor dengan sensitivitas 500 mv/g atau 1000 mv/g masih diizinkan. Jika nilai 7

5 kecepatan putar mesin berkisar antara rpm rpm, maka sensor accelerometer yang digunakan harus memiliki nilai sensitivitas 10 mv/g Tahapan metoda peakvue Sinyal getaran analog biasanya mengandung komponen getaran kondisi umum, seperti sinyal akibat kondisi unbalance, misalignment dan komponen getaran akibat perambatan gelombang tegangan. Hal yang umum diterapkan pada proses pengolahan sinyal getaran yaitu dengan melewatkan sinyal pada filter lalu rendah kemudian dilakukan proses pencuplikan menggunakan perangkat akuisisi data hingga hasil ditampilkan dalam domain frekuensi dengan bantuan algoritma Fast Fourier Transform. Hasil olahan data yang ditampilkan dalam domain frekuensi merupakan hasil diagnosis yang mampu menunjukkan kondisi getaran mesin yang terjadi. Namun, metoda tersebut tidak dapat diterapkan pada komponen getaran akibat gelombang tegangan. Berikut ini merupakan tahapan pengolahan sinyal akibat perambatan gelombang tegangan dengan metoda peakvue seperti digambarkan dalam diagram alir Gambar 2.5. Sinyal Asli Raw Signal Filter lalu-tinggi Filtered Signal Rektifikasi Rectified Signal Amplifikasi Logaritmik Amplified Signal Deteksi puncak Gambar 2.5 Diagram alir metoda peakvue Salah satu keunikan dalam metoda ini adalah hasil analisis utama diperoleh pada tampilan domain waktu. Tampilan data dalam domain frekuensi pada metoda ini hanya digunakan untuk validasi ketika pengguna ingin mencari sumber penyebab terjadinya perambatan gelombang tegangan dengan indikasi-indikasi seperti frekuensi cacat alur dalam (BPFI), frekuensi cacat alur luar (BPFO), frekuensi cacat bola (BSF), atau cacat 8

6 dasar (FTF) pada bantalan bola. Hasil puncak yang didapat melalui proses dalam diagram alir di atas akan dianalisis pada tabel berikut ini sebagai panduan kondisi rawan pada bantalan bola dalam domain waktu. Tabel 2.1 Panduan kondisi tingkat getaran rawan dalam domain waktu [log G]. Rolling Element Bearing Faults Component RPM Inner Race, Cage, Rolling Element Fault Outer Race G 6G G 6G Jika nilai hasil perhitungan metoda peakvue mencapai salah satu kondisi di atas pada nilai kecepatan putar tertentu maka kondisi bantalan bola tersebut dianggap rawan. Namun batas lain yang juga dijadikan sebagai acuan yaitu sebesar dua kali nilai batas dalam Tabel 2.1 merupakan kondisi bahaya di mana bantalan sudah tidak diizinkan untuk beroperasi. Berikut ini merupakan tabel yang menjadi rekomendasi pemilihan cut-off frequency penggunaan filter lalu tinggi pada metoda peakvue. Tabel 2.2 Rekomendasi nilai frekuensi potong filter lalu tinggi. RPM High Pass Filter [Hz] Namun, beberapa pertimbangan tambahan perlu diperhatikan yaitu: a. Nilai F max tidak boleh melebihi nilai frekuensi potong filter lalu-tinggi yang digunakan. (Nilai Fmax maksimum adalah sama dengan nilai frekuensi potong filter lalu-tinggi). b. Gunakan satuan sensor yang bersesuaian (dalam hal ini gunakan satuan percepatan dalam G ). c. Permukaan tempat peletakkan sensor harus bebas dari cat atau pengotor lainnya. d. Jangan menggunakan cara pemasangan dual-rail magnet ketika menggunakan filter lalu tinggi di atas 2000 Hz karena akan menghilangkan komponen getaran perambatan gelombang. e. Tambahkan silicone, wax, atau grease antara magnet (peletakkan sensor dual-rail magnet) dan permukaan jika hendak menggunakan filter lalu-tinggi 5000 Hz. 9

7 2.3 Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sebuah perangkat elektronik yang mampu mengendalikan besaran elektrik dan melakukan operasi aritmatika dalam waktu yang sangat singkat. Saat ini, cukup banyak jenis mikrokontroler yang tersedia di pasaran, diantaranya adalah: AVR, PIC, 8051, Zilog 80, dan lain-lain. Namun, pada tugas sarjana ini hanya akan dibahas mengenai mikrokontroler AVR. Berikut ini merupakan ilustrasi yang menunjukkan tahapan proses kerja mikrokontroler. Gambar 2.6 Tahapan proses kerja mikrokontroler [4]. Proses pemrograman dimulai dengan menuliskan program dengan bahasa High Level yang mudah dimengerti manusia pada sebuah compiler. Kemudian program tersebut diterjemahkan menjadi bahasa Assembly dan bahasa mesin oleh compiler. Hasil terjemahan tersebut berupa manipulasi register dan perubahan kondisi nilai tegangan hingga mikrokontroler mampu menjalankan instruksi sesuai program yang dituliskan Mikrokontroler ATMEGA32 ATMEGA32 merupakan salah satu varian mikrokontroler AVR dengan arsitektur Harvard yang memisahkan bagian memori program dan memori data. Keunggulan dari mikrokontroler AVR ini adalah kemampuannya dalam menyelesaikan 1instruksi per 1 sikus clock, sehingga lebih efisien dibandingkan mikrokontroler jenis lainnya. Berikut ini merupakan spesifikasi dari ATMEGA32: merupakan CPU 8 bit. memiliki 32 x 8 register kerja serba guna dan register pengendali. 10

8 memiliki kecepatan hingga 16 juta instruksi per detik pada frekuensi kristal eksternal 16 MHz. memiliki memori flash untuk menyimpan program operasi sebesar 32 kbyte yang bersifat mampu tulis/hapus sebanyak kali. memiliki RAM internal sebesar 2 kbyte. memiliki EEPROM internal untuk menyimpan data secara permanen sebesar 1 kbyte yang bersifat mampu tulis/hapus sebanyak kali. memiliki antamuka SPI untuk pemrograman. memiliki komparator analog. memiliki watchdog timer yang dapat diprogram dengan osilator internal di dalam chip. memiliki port serial yang dapat deprogram. memiliki antarmuka serial SPI dan I2C sebagai master maupun slave. memiliki real-time counter dengan osilator terpisah. memiliki 4 buah PWM dan timer/counter 8 bit dengan pembagi terpisah. memiliki timer/counter 16 bit dengan pembagi terpisah. memiliki 8 kanal ADC dengan resolusi 10 bit. memiliki 32 jalur masukan/keluaran multiguna. ATMEGA32 diproduksi dalam kemasan PDIP-40, TQFP-44, dan QFN-44. Namun, pada tugas sarjana ini digunakan jenis 40 pin PDIP seperti terlihat pada Gambar 2.7 berikut dengan alasan kemudahan dalam simulasi. Gambar 2.7 Susunan pin ATMEGA32 kemasan PDIP [5]. 11

9 2.3.2 Analog to Digital Converter (ADC) ATMEGA32 Salah satu fitur ATMEGA32 yaitu mampu mengonversi nilai tegangan analog menjadi digital melalui metoda 10-bit successive approximation. ADC dihubungkan pada 8 buah kanal analog multiplexer yang diwakili dengan register ADMUX. Register ini juga berfungsi menentukan apakah sinyal tegangan analog yang masuk berupa sinyal tunggal atau sinyal diferensial dengan penguatan tertentu. Berdasarkan pengaturan register ADMUX, sinyal akan mulai dikonversi dengan ketelitian 10 bit sebanyak data dalam satu detik. Melalui teorema Nyquist yang menyatakan tentang syarat pencuplikan sinyal, dapat disimpulkan bahwa sinyal tegangan analog yang berguna yaitu sebesar data pertama dengan kemampuan cuplik ADC ATMEGA32 sebesar data per detik. Pada saat sebelum proses konversi dimulai, sinyal dilewatkan pada sample and hold comparator yang berguna untuk menahan kondisi sinyal analog supaya nilai tersebut tidak berubah selama proses konversi berlangsung. Hasil proses konversi kemudian akan disimpan dalam register ADCH dan ADCL dalam bentuk nilai diskrit dengan kisaran untuk sinyal tunggal atau untuk sinyal diferensial dengan atau tanpa penguatan. Berikut ini ditampilkan ilustrasi yang menggambarkan proses kerja ADC ATMEGA32. Gambar 2.8 Ilustrasi kerja ADC ATMEGA32 [5]. 12

10 2.3.3 Timer/Counter0 dan Timer/Counter1 ATMEGA32 Timer dan counter merupakan dua buah fitur yang selalu bekerja sama dalam mengendalikan besaran elektrik yang ingin diatur. Pada ATMEGA32, terdapat 3 buah timer/counter dengan perbedaan spesifik pada nilai ketelitian yaitu Timer/Counter0 memiliki ketelitian sebesar 8 bit, sedangkan Timer/Counter1 dan Timer/Counter2 sebesar 16 bit. Salah satu fitur tambahan pada Timer/Counter2 memiliki fasilitas PWM yang sering digunakan dalam pengaturan motor listrik. Namun, pada prinsipnya cara kerja fitur ini sama untuk ketiga buah timer/counter serupa. Ketika fitur ini diaktifkan, mikrokontroler akan memulai pencacahan dimulai dari untuk ketelitian 8 bit atau untuk ketelitian 16 bit. Namun, pencacahan dapat dimulai dari angka berapa pun selama tidak melebihi angka maksimum yang bisa dihitung dengan mengisi nilai pada register TCNT0 atau TCNT1. ketika nilai pencacahan sudah mencapai maksimum, maka, maka register TOV0 atau TOV1 akan aktif sebagai tanda bahwa satu kali proses pencacahan telah dilakukan dan siap melakukan instruksi yang terdapat pada sub-routine timer_interrupt0 atau timer_interrupt1. Proses ini akan terus berulang sehingga memungkinkan mikrokontroler untuk melakukan kegiatan yang bersifat periodik dengan waktu yang dapat diatur. Berikut ini ditampilkan ilustrasi yang menggambarkan kerja Timer/Counter0 ATMEGA32. Gambar 2.9 Ilustrasi kerja Timer/Counter0 ATMEGA32 [5]. 13

11 2.3.4 Fasilitas Keluaran Supaya mikrokontroler mampu menunjukkan kerjanya, maka pada tugas sarjana ini digunakan fitur komunikasi USART yang berfungsi sebagai media untuk menunjukkan hasil perhitungan yang dilakukan mikrokontroler. 2.4 Amplifier Diferensial Salah satu kendala umum yang sering dihadapi dalam proses pengolahan sinyal adalah kesalahan perhitungan akibat kesalahan sinyal masukan. Kesalahan sinyal masukan dapat disebabkan karena banyaknya gangguan yang masuk (noise) atau karena sinyal masukan terlalu lemah. Kendala ini dapat diselesaikan dengan melewatkan sinyal melalui amplifier diferensial sebelum sinyal diolah lebih lanjut. Kelebihan utama amplifier diferensial adalah mampu mengeliminasi gangguan yang masuk bersamaan dengan sinyal, selain menguatkan sinyal masukan sebelum dianalisis lebih lanjut. Berikut ini merupakan ilustrasi amplifier diferensial. R V = (V -V) 2 out 2 1 R1 Gambar 2.10 Rangkaian umum amplifier diferensial [6]. Sebenarnya, mikrokontroler ATMEGA32 sudah dilengkapi amplifier diferensial dengan beberapa nilai penguatan tertentu. Namun, fitur ini tidak tersedia pada kemasan PDIP (Plastic Dual Inline Package) yang digunakan pada tugas sarjana ini sehingga penerapan menggunakan amplifier diferensial dilakukan dengan perangkat keras terpisah yang digunakan sebelum sinyal masukan dianalisis lebih lanjut oleh mikrokontroler. 2.5 Filter Digital Secara umum, filter merupakan elemen pengondisi sinyal dengan melemahkan komponen sinyal yang tidak ingin diinginkan. Berdasarkan respon yang terjadi, filter dapat terbagi dua yaitu IIR Filter (Infinite Impulse Response) yang bersifat rekursif atau FIR Filter (Finite Impulse Response) yang bersifat non-rekursif. Perbedaan signifikan kedua 14

12 filter ini terletak efek kestabilan yang dimiliki oleh filter. Filter FIR selalu stabil karena tidak memiliki elemen penyebab osilasi, sedangkan filter IIR tidak selalu stabil mengingat adanya komponen penyebab osilasi. Efek kestabilan, khususnya pada filter IIR juga ditentukan dari jumlah orde yang menyatakan jumlah elemen pelemahan. Berdasarkan jangkauan sinyal yang dapat diloloskan, filter terbagi dalam empat jenis, yaitu filter lalu rendah (low pass filter), filter lalu tinggi (high pass filter), filter lalu pita (band pass filter), dan filter takik (band stop filter). Pada tugas sarjana ini, filter yang akan digunakan adalah filter FIR yang umum diimplementasikan pada perangkat keras dengan jenis lalu tinggi sesuai dengan rekomendasi metoda peakvue. Berikut ini merupakan perumusan umum filter FIR. N = orde filter N b k = koefisien filter FIR y(n) = bk x(n-k) k=0 x(n-k) = sinyal masukan y(n) = sinyal keluaran setelah filter Permasalahan umum dalam perancangan filter adalah menemukan koefisien filter sehingga filter mampu memotong sinyal pada nilai frekuensi tertentu. Namun, masalah ini salah satunya dapat diatasi dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB sehingga dengan menentukan orde, nilai frekuensi potong tertentu, dan jenis filter yang digunakan maka nilai-nilai koefisien tersebut dapat langsung diperoleh. 2.6 Amplifier Logaritmik Amplifier adalah elemen pengondisi yang bertujuan untuk menguatkan sinyal dan biasa dilakukan pada proses pengolahan sinyal. Kadang-kadang, sinyal hasil keluaran sensor tidak dapat langsung diolah disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya adalah efek non-linier. Jika sinyal tersebut langsung diolah maka akan terjadi kesalahan pembacaan kondisi yang terjadi mengingat pembuatan instrumen pada umumnya mengasumsikan bahwa sinyal masukan bersifat linier sehingga menghasilkan nilai yang linier juga. Salah satu kelebihan amplifier logaritmik yaitu mampu mengondisikan sinyal masukan non-linier dan menghasilkan sinyal keluaran linier. Berikut ini merupakan rangkaian umum amplifier logaritmik. 15

13 in V out =- C ln ( ) V out V R = K ln V in Gambar 2.11 Rangkaian umum Amplifier Logaritmik [6]. Berdasarkan perumusan di atas, terlihat bahwa sinyal tegangan keluaran merupakan hasil perkalian logaritma natural sinyal masukan dengan suatu koefisien pengali. Koefisien pengali ini dipilih berdasarkan iterasi untuk mendekatkan nilai hasil pengukuran metoda peakvue dengan kondisi acuan. 2.7 Pendeteksi Tegangan Puncak Berdasarkan penjabaran metoda peakvue pada Gambar 2.5, proses terakhir yang dilakukan yaitu proses deteksi puncak yang terjadi sepanjang area pengukuran. Nilai puncak inilah yang menjadi indikator kelayakan bantalan untuk beroperasi atau tidak berdasarkan panduan Tabel 2.2. Proses ini secara analog dapat diterapkan dengan rangkaian berikut. Gambar 2.12 Rangkaian pendeteksi tegangan puncak. Namun, pada tugas sarjana ini penerapan elemen pendeteksi tegangan puncak akan dilakukan dengan menuliskan program yang memiliki hasil serupa dengan ilustrasi Gambar

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Perhitungan Frekuensi Cacat Bantalan Spesimen Uji Perhitungan frekuensi cacat spesimen bantalan uji dilakukan dengan memanfaatkan fitur GUIDE yang terdapat pada

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG IMPLEMENTASI METODA PEAKVUE DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA32 TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung Oleh YUDHI SOMALI 13103010

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan. Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan. Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam pengiriman barang-barang yang membutuhkan pengawasan khusus agar pengaturan awal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Sensor Accelerometer Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap waktu. Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan (acceleration).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung. 30 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Maret 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Frekuensi adalah salah satu parameter dalam operasi sistem tenaga listrik. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. Generator pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG Pada bab ini akan dibahas mengenai teori penunjang yang berhubungan dengan judul tugas akhir yang dikerjakan seperti suara, gelombang, sinyal, noise, Finite Impulse Response (FIR)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter Missa Lamsani Hal 1 Konverter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi

Lebih terperinci

BAB II Teori Dasar 2.1 Pendahuluan 2.2 Karakteristik Gempa Bumi 2.3 Teknik Filtering Sinyal Filter Analog

BAB II Teori Dasar 2.1 Pendahuluan 2.2 Karakteristik Gempa Bumi 2.3 Teknik Filtering Sinyal Filter Analog BAB II Teori Dasar 2.1 Pendahuluan Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang suatu sistem filter anti-gempa menggunakan prinsip deret Fourier yang berbasis mikrokontroler. Untuk mendukung proses perancangan

Lebih terperinci

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Praktikum Mikrokontroler untuk D4 Lanjut Jenjang Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2010 Aturan Praktikum Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tertib, praktikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN III. Sensor Sensor adalah suatu piranti yang dapat mendeteksi dan mengubah besaran alam atau besaran fisis seperti kecepatan, percepatan, tekanan, regangan, dan lain-lain

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp :

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp : PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp : 0422015 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adaptive Noise Cancellation merupakan salah satu aplikasi filter adaptif yang digunakan untuk meredam noise pada sinyal. Aplikasi filter ini menggunakan algoritma Least

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN 130 PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN Didik Djoko Susilo 1 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UNS Keywords : Machine Monitoring Vibration Signal Data Acquisition

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dari suatu objek untuk sepersekian detik setelah objek menghilang dari pandangan.

BAB II DASAR TEORI. dari suatu objek untuk sepersekian detik setelah objek menghilang dari pandangan. BAB II DASAR TEORI 2.1 Persistence of Vision Persistence of Vision adalah kemampuan mata untuk tetap melihat gambaran dari suatu objek untuk sepersekian detik setelah objek menghilang dari pandangan. Gambaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuarsa kristal yang dikenal dengan Quartz Crystal Microbalance (QCM) telah lama digunakan sebagai teknik pengindraan elektronik dengan mengamati perubahan frekuensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS Tugas Akhir (TM 1486) IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS LUQMAN PURWADANI 2102 100 004 Pembimbing : Ir. Suwarmin, PE PENDAHULUAN LATAR

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic CONVERSION 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic Analog To Digital Converter Spesifikasi umum ADC : ADC tersedia dalam kemasan IC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Atmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital 3.1 Introduction Kebanyakan informasi yang ada di dunia nyata adalah besaran analog. Contohnya tegangan, arus listrik, massa, tekanan, suhu, intensitas cahaya dan lain sebagainya. Namun pada era masa kini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC) ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC (Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pendengaran manusia, Light Dependent Resistor (LDR), mikrofon kondenser, tapis

BAB II DASAR TEORI. pendengaran manusia, Light Dependent Resistor (LDR), mikrofon kondenser, tapis BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi dan dasar teori yang menunjang dalam merancang pengukur intensitas cahaya dan suara. Antara lain dasar akustika dan pendengaran manusia, Light

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain mengatasi masalah jarak, biaya, waktu, dan tenaga pada pengiriman informasi, telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal

Lebih terperinci