BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan. Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam
|
|
- Verawati Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam pengiriman barang-barang yang membutuhkan pengawasan khusus agar pengaturan awal dari sistem pengoperasian barang tersebut tidak berubah selama masa pengirimannya. Karena perubahan pengaturan tersebut kemungkinan besar tidak akan bisa dilihat dari keadaan fisik luar dari barang, maka dibutuhkan ketelitian didalam mengamati benturan yang terjadi, dan hal ini dilakukan dengan melihat data nilai magnitudo dari benturan yang terjadi, apakah nilai tersebut telah melebihi nilai ambang yang diperbolehkan atau tidak, dan perlu juga diketahui berapa besar nilainya. Sistem pendeteksi benturan merupakan suatu piranti yang mudah dibawa dan akan dipasangkan pada kemasan dari barang kiriman yang akan diamati, dimana penempatan dari modul pada kemasan barang contohnya ditunjukkan pada gambar 2.1. merupakan contoh penempatan modul yang sudah diterapkan[2]. Sistem pendeteksi benturan dibentuk dari komponen utama antara lain accelerometer sebagai pendeteksi percepatan benturan, modul pengolah isyarat digital (menggunakan modul Digital Signal Controller), modul pewaktu dan modul penyimpan data (modul memori). Dengan menggunakan accelerometer yang dapat mendeteksi percepatan dinamis dari benturan maka magnitudo dari percepatan selama benturan akan diukur dan dibandingkan dengan nilai ambang yang sudah diatur sebelumnya. 5
2 Accelerometer akan bekerja dengan memberikan keluaran berupa tegangan analog yang perubahannya setara dengan perubahan percepatan dinamis yang terukur oleh accelerometer tersebut. Gambar 2.1. Penempatan modul sistem pendeteksi benturan Accelerometer yang digunakan dikehendaki juga dapat mengukur percepatan dinamis yang dirasakan dari 3 arah sumbu pengukuran (x,y,z) sehingga keluaran dari tegangan analog accelerometer terdiri dari 3 keluaran tegangan analog yang masing-masing mewakili pengukuran dari 3 sumbu berbeda tersebut. Keluaran dari tegangan analog dari accelerometer merupakan gabungan dari percepatan statis akibat adanya gravitasi bumi yang dirasakan dan percepatan dinamis yaitu ketika accelerometer tersebut mengukur percepatan saat bergerak atau berguncang. Sehingga diperlukan proses menghilangkan percepatan statis sehingga hanya menyisakan percepatan dinamis yang akan diukur, proses ini dilakukan dengan melalukan isyarat percepatan melalui filter lolos atas, karena frekuensi dari percepatan statis berada pada frekuensi rendah yaitu antara 0 hingga 20 Hz[3]. Kemudian percepatan dinamis dari ketiga sumbu pengukuran akan dihitung nilai magnitudonya dengan persamaan 2.1 dan hasil perhitungan tersebut akan 6
3 dibandingkan dengan nilai ambang yang sudah diatur sebelumnya. Pada gambar 2.2 hingga 2.5 akan diperlihatkan contoh dari isyarat percepatan dari accelerometer 3 sumbu ketika melalui beberapa tahap pemfilteran sampai dihasilkan nilai perhitungan magnitudo yang ingin dibandingkan dengan nilai ambangnya, dimana contoh ini didapatkan dari sumber acuan dari perancangan alat pendeteksi benturan yang sudah ada[4]... (2.1) = Rerata integral magnitudo gabungan ketiga sumbu terhadap waktu. = Magnitudo sumbu pertama. = Magnitudo sumbu kedua. = Magnitudo sumbu ketiga Lamanya waktu pengukuran. Gambar 2.2. Isyarat percepatan hasil keluaran accelerometer 7
4 Gambar 2.3. Isyarat percepatan setelah melalui filter Median Gambar 2.4. Isyarat percepatan setelah melalui filter FIR lolos atas 8
5 Gambar 2.5. Nilai rerata integral magnitudo dari isyarat percepatan Pada gambar 2.1 merupakan isyarat percepatan hasil keluaran dari accelerometer untuk pengukuran ketiga sumbu dimana accelerometer mengalami guncangan yaitu antara waktu detik 1 hingga 5, dan kemudian mendeteksi benturan pada detik 5 hingga 6. Pada gambar tersebut terlihat bahwa percepatan statis akan memberikan penambahan nilai pada keluaran hingga hampir sebesar 1 g untuk sumbu pengukuran yang searah dengan arah percepatan gravitasi bumi. Pada gambar 2.2 merupakan isyarat percepatan yang telah melalui filter median untuk menghilangkan lonjakan-lonjakan derau. Pada gambar 2.3 merupakan isyarat percepatan yang telah melalui filer FIR lolos atas sehingga tinggal menyisakan percepatan dinamis yang akan dihitung. 9
6 Untuk gambar 2.3 merupakan hasil perhitungan dari rerata integral magnitudo percepatan untuk ketiga sumbu pengukuran terhadap waktu, dimana dihitung untuk tiap waktu 0,8 detik dan kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan nilai ambang yang sudah diatur sebelumnya. Proses pengolahan isyarat percepatan tersebut dilakukan secara digital sehingga isyarat percepatan keluaran dari analog perlu untuk diubah menjadi digital mengunakan modul pengubah analog ke digital (ADC), dimana data analog akan dicuplik kedalam bentuk data digital tiap waktu 22,22ms dan untuk tiap data berjumlah 13 akan dilalukan melalui filter median dan data berjumlah 36 akan dilalukan melalui filter FIR lolos atas dan kemudian dihitung rerata magnitudonya untuk kemudian dibandingkan dengan nilai ambang yang sudah diatur. Data dari rerata magnitudo tersebut kemudian akan disimpan kedalam modul memori yaitu EEPROM, dan juga waktu terjadinya benturan akan sekaligus disimpan kedalam modul memori tersebut. Pada akhirnya ketika data informasi dibutuhkan maka pengguna dapat mengambil data dari memori untuk dikirim melalui jalur komunikasi serial RS-232 kedalam perangkat lunak aplikasi desktop yang akan dibuat. Pada bagian berikutnya dari bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai modul-modul utama dari sistem pendeteksi benturan yang dibuat. 10
7 2.2 Accelerometer MMA7260Q Didalam tugas akhir ini, digunakan accelerometer MMA7260Q sebagai sensor pendeteksi percepatan dinamis. Accelerometer MMA7260Q adalah accelerometer tri-axial jenis kapasitif dimana mendeteksi percepatan yang muncul dengan menggunakan dua buah mikromesin g-sel dan sebuah pengkondisi sinyal ASIC (Application Specific Integrated Circuit) yang dikemas kedalam sebuah IC tunggal[5]. Sebuah mikromesin g-sel dapat dimodelkan sebagai 2 buah lempeng konduktor yang ditempatkan pada sisi pinggir dan dibuat tidak dapat bergerak, dan 1 buah lempeng konduktor yang ditempatkan pada sisi tengah yang dapat bergerak-gerak disepanjang garis lurus antara kedua lempeng pinggir tersebut. Gambar 2.6. Model fisik sederhana dari g-sel Kemudian ketika modul accelerometer MMA7260Q mengalami percepatan maka pada g-sel bagian lempeng tengah akan bergerak-gerak diantara kedua lempeng pinggir dimana arah gerak lempeng tengah akan bergerak menyesuaikan arah percepatan yang dialami modul tersebut. 11
8 Karena adanya perubahan jarak antara lempeng tengah dengan pinggir-pinggir yang timbul selama terjadinya percepatan, maka terjadi pula perubahan nilai kapasitansi antar pasangan lempeng tersebut, yang dapat dinyatakan melalui persamaan berikut.. (2.2) dimana, C = nilai kapasitansi D = jarak antara dua lempeng konduktor A = luas area dari lempengan konduktor ε = konstanta dielektrik Nilai kapasitansi dari 2 pasang lempeng induktor tersebut kemudian akan diolah oleh bagian pengkondisi isyarat ASIC untuk dihasilkan keluaran berupa tegangan analog yang nilainya setara terhadap percepatan yang dialami oleh modul accelerometer tersebut. Accelerometer MMA7260Q memiliki 16 kaki pin, untuk fungsi dari pin-pin tersebut akan dijelaskan pada tabel 2.1. Sedangkan pada gambar 2.7, diperlihatkan konfigurasi pin-pin dari accelerometer MMA7260Q tersebut. Gambar 2.7. Konfigurasi pin accelerometer MMA7260Q 12
9 Tabel 2.1. Fungsi pin-pin accelerometer MMA7260 Nama Pin Nomor Pin Fungsi Pin g-select1 1 Pin untuk memilih tingkatan sensitifitas g-select2 2 Pin untuk memilih tingkatan sensitifitas VDD 3 Pin catu positif VSS 4 Pin catu negatif (ground) NC 5-11 dan 16 Tidak terhubung. /Sleep mode 12 Pin untuk memilih mode sleep Zout 13 Pin keluaran sumbu Z Yout 14 Pin keluaran sumbu Y Xout 15 Pin keluaran sumbu X Untuk spesifikasi dari accelerometer MMA7260Q antara lain sebagai berikut. 1. Tegangan operasi accelerometer: 2.2 volt volt. 2. Konsumsi arus normal: 500 µa. 3. Jangkauan pengukuran percepatan accelerometer hingga 6 g. 4. Ukuran 6 mm x 6 mm x 1,45 mm kemasan Quad Flat No lead (QFN). 5. Kelengkapan lain berupa mode sleep. Mode sleep diaktifkan dengan cara memberikan logika low pada kaki pin 12. Ketika mode sleep aktif maka keluaran dari accelerometer tidak aktif dan konsumsi arus dari accelerometer hanya menjadi sebesar 3µA. Accelerometer MMA7260Q memberikan kebebasan bagi penggunaannya untuk memilih tingkatan sensitifitas yang digunakan dengan cara menentukan variasi status logika pada kaki pin-pin g-select2 dan g- select1. Pada tabel 2.2 akan dijelaskan pilihan sensitifitas yang dapat dipilih. 13
10 Tabel 2.2. Pasangan pemilihan g-select g-select2 g-select1 Jangkauan Sensitifitas Pengukuran g 800mV/g 0 1 2g 600mV/g 1 0 4g 300mV/g 1 1 6g 200mV/g Seperti dapat dilihat pada tabel 2.2, accelerometer MMA7260Q memiliki 4 pilihan jangkauan pengukuran percepatan yaitu 1.5g, 2g, 4g dan 6g dimana secara berurut pada pilihan jangkauan pengukuran tersebut memiliki sensitifitas yaitu 800mV/g, 600mV/g, 300mV/g, dan 200mV/g. 2.3 Digital Signal Controller (DSC) MC56F8013 Digital Signal Controller MC56F8013 merupakan 16-bit Digital Signal Controller dengan core 56800E yang diproduksi oleh freescale semiconductor. Digital Signal Controller menggabungkan dalam 1 buah chip kemampuan pemrosesan dari digital signal processing (DSP) dan kemampuan fungsional dari mikrokontroler (MCU). DSC MC56F8013 memiliki arsitektur dual-harvard dimana terdiri dari 3 unit pengeksekusi yang bekerja secara paralel sehingga memungkinkan dalam 1 siklus dapat menjalankan hingga 6 operasi. DSC MC56F8013 memiliki 4 KB memori RAM dan 16 KB program Flash, dimana alamat memori yang digunakan selebar 16 bit. Secara hardware DSC MC56F8013 normalnya bekerja pada tegangan 3,0 hingga 3,6 volt, namun DSC MC56F8013 masih mampu untuk menerima 14
11 inputan hingga 5,5 volt pada pin masukan keluaran tanpa menimbulkan kerusakan pada DSC MC56F8013 tersebut Fasilitas yang dimiliki oleh Digital Signal Controller MC56F8013 Digital Signal Controller MC56F8013 memiliki sejumlah fasilitas sebagai berikut. 1. Pemrosesan data memiliki kecepatan hingga 32 MIPS (Million Instructions per Second) pada frekuensi kerja 32 MHz KB program Flash, 4 KB program RAM. 3. Satu modul Serial Communication Interface (SCI). 4. Satu modul Serial Peripheral Interface (SPI) jalur General Purpose Input Output (GPIO). 6. Satu 16-bit Quad Timer. 7. Memiliki antarmuka JTAG. 8. Akumulator paralel Single Cycle 16 x 16-bit (MAC). 9. Empat akumulator 36-bit. 10. Enam saluran Analog-to-Digital resolusi 12 bit (ADC). 11. Enam saluran modul PWM. 12. Memiliki satu buah port I 2 C. 14. Menggabungkan fungsionalitas DSP dan MCU 15
12 Pin-pin General Purpose Input/Ouput (GPIO) MC56F8013 memiliki 26 pin masukan-keluaran yaitu 8 pin GPIOA, 8 pin GPIOB, 6 pin GPIOC dan 4 pin GPIOD dimana masingmasing pin masukan-keluaran dapat dipilih untuk bekerja dalam keadaan open drain atau push pull. Selain dapat beroperasi sebagai pin keluaranmasukan beberapa pin masukan-keluaran tersebut dapat difungsikan dalam fungsi operasi yang lainnya. Gambar 2.8. Pin-pin DSC MC56F8013 dikelompokkan sesuai fungsinya 16
13 Tabel 2.3. Fungsi-fungsi pin DSC MC56F8013 Nama Pin Nomor Fungsi Pin Pin GPIOB6 1 Pin masukan-keluaran, sebagai jalur penerima data SCI, berfungsi sebagai jalur SDA dalam komunikasi I 2 C. GPIOB7 3 Pin masukan-keluaran, sebagai jalur pengirim data SCI, sebagai jalur clock dalam komunikasi I 2 C. GPIOA7 15 Pin masukan-keluaran, Reset aktif low dimana fungsi reset pin ini tidak akan aktif jika difungsikan sebagai masukan-keluaran. GPIOB4 19 Pin masukan-keluaran, saluran masukan-keluaran Timer0, sinyal clock keluaran yang telah melalui buffer. GPIOB5 4 Pin masukan-keluaran, saluran masukan-keluaran Timer1. GPIOD2 14 Pin masukan-keluaran, pin Tes Clock Input (TCK) untuk JTAG. GPIOD3 31 Pin masukan-keluaran, pin Test Mode Select input (TMS) untuk JTAG. GPIOD0 30 Pin masukan-keluaran, pin Test Data Input (TDI) untuk JTAG. GPIOD1 32 Pin masukan-keluaran, pin Test Data Output (TDO) untuk JTAG. GPIOB0 21 Pin masukan-keluaran, pin SPI Serial Clock. (SCLK). GPIOB1 2 Pin masukan-keluaran, pin SPI Slave Select. GPIOA1 28 Pin masukan-keluaran, pin keluaran PWM1. GPIOA2 23 Pin masukan-keluaran, pin keluaran PWM2. GPIOA3 24 Pin masukan-keluaran, pin keluaran PWM3. GPIOA4 22 Pin masukan-keluaran, pin keluaran PWM4, saluran masukan-keluaran Timer2. GPIOA5 20 Pin masukan-keluaran, pin keluaran PWM5, Saluran masukan-keluaran Timer3. GPIOA6 18 Pin masukan-keluaran, pin fault0. GPIOC0 12 Pin masukan-keluaran, saluran 0 ADC A (Analog to Digital Converter A). GPIOC1 11 Pin masukan-keluaran, saluran 1 ADC A (Analog to Digital Converter A). GPIOC2 10 Pin masukan-keluaran, saluran 2 ADC A (Analog to Digital Converter A), pin V REF high. GPIOC4 5 Pin masukan-keluaran, saluran 0 ADC B (Analog to Digital Converter B). GPIOC5 6 Pin masukan-keluaran, saluran 1 ADC B (Analog to Digital Converter B). GPIOC6 7 Pin masukan-keluaran, saluran 2 ADC B (Analog to Digital Converter B), pin V REF Low. 17
14 Pengubah Analog ke Digital (ADC) DSC MC56F8013 Berikut ini karakteristik dari kelengkapan ADC pada DSC MC56F Memiliki resolusi 12 bit. 2. Frekuensi clock maksimum ADC yaitu 5,33 MHz yang setara dengan periode 187,5 ns. 3. Memiliki sampling rate hingga 1,78 juta tiap detik. 4. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah konversi yaitu 8,5 siklus clock ADC (8,5 x 187,5 ns = 1,595 µs). 5. Hasil konversi dapat berupa signed atau unsigned bit. 6. Dapat bekerja dalam operasi single-ended atau Differential. Berikut ini blok diagram fungsional dari ADC DSC MC56F8013. Gambar 2.9. Blok diagram fungsional ADC MC56F
15 DSC MC56F8013 memiliki 2 rangkaian ADC lengkap yang terpisah dimana masing-masing memiliki memiliki 3 saluran masukan untuk isyarat analog serta rangkaian pencuplik dan penahannya sendirisendiri. Kedua rangkaian ADC tersebut memiliki tegangan referensi yang sama dan juga memiliki tempat penyimpan keluaran data digital yang sama. ADC pada DSC MC56F8013 dapat bekerja dalam 2 pilihan operasi yaitu single-ended dan diferensial. Ketika dioperasikan dalam single-ended ADC akan menggunakan tegangan referensi internal yang sudah ditentukan yaitu VDDA dan VSSA. Sedangkan pada pilihan operasi diferensial ADC akan menggunakan tegangan referensi dari pin V REF high (GPIOC2) dan pin V REF low (GPIOC6) Modul Timer Berikut ini karakteristik dari kelengkapan modul timer pada DSC MC56F Empat buah, counter/timer 16-bit. 2. Dapat menghitung dengan perhitungan naik atau turun. 3. Memiliki prescaler yang terpisah untuk tiap keempat timer tersebut. 4. Tiap timer memiliki kemampuan mengambil nilai (capture) dan membandingkan nilai (compare). 5. Count-rate maksimum ketika menggunakan internal clock dapat mencapai 96 MHz atau 3 kali frekuensi kerja sistem (32 MHz). 19
16 2.4 Modul Pewaktu PCF8583 Berikut ini karakteristik dari modul pewaktu PCF Menggunakan antaramuka bus I2C untuk melakukan transaksi data. 2. Tegangan operasi yaitu: 2.5 volt hingga 6 volt. 3. Arus operasi maksimum: 50 µs. 4. Beroperasi dengan menggunakan kristal 32,678 khz atau 50 Hz. 5. Data berupa data waktu dan kalendar. Gambar Konfigurasi pin PCF8583 Tabel 2.4. Fungsi-fungsi pin PCF8583 Nama Pin Nomor Pin Fungsi Pin OSCI 1 Pin masukan oscillator OSCO 2 Pin keluaran oscillator A0 3 Pin masukan alamat VSS 4 Pin catu negatif (ground) SDA 5 Jalur data serial SCL 6 Jalur clock serial /INT 7 Interupsi keluaran (aktif low) VDD 8 Pin catu positif 20
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan akan dimulai dari penjelasan tentang perangkat keras, dan
Lebih terperinciPendeteksi Benturan Keras pada Pengiriman Barang Mudah Rusak Akibat Benturan
Pendeteksi Benturan Keras pada Pengiriman Barang Mudah Rusak Akibat Benturan Oleh: Karel Marthinus Manufandu NIM : 612004038 Skripsi Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijasah Sarjana Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler
BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas pengujian beserta hasil pengujian dari piranti yang telah dirancang dan dibuat. Melalui penujian-pengujian berikut ini akan diperlihatkan apakah
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan
Lebih terperinciSistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor
Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori
Lebih terperinciMIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin
4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika
TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam
Lebih terperinciBlok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu
Lebih terperinciANALOG TO DIGITAL CONVERTER
PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciADC (Analog to Digital Converter)
ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN
BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.
Lebih terperinciANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA Disusun oleh : Nama : Ferdian Cahyo Dwiputro dan Erma Triawati Ch, ST., MT NPM : 16409952 Jurusan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori penunjang sebagai pedoman dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan antara lain sensor akselerometer ADXL345, sensor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya
10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Sensor Accelerometer Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap waktu. Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan (acceleration).
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]
BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI
BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciSistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma
Sistem Tertanam Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno 1 Arsitektur Atmega328 Prosesor atau mikroprosesor adalah suatu perangkat digital berupa Chip atau IC (Integrated Circuit) yang digunakan untuk memproses
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol
BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas
BAB IV PRANCANGAN ALA 4.1 Deskripsi Sistem Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas SO 2 yang memiliki fasilitas sistem pemberitahuan dan pemantauan konsentrasi dan status kondisi
Lebih terperinciBAB III MIKROKONTROLER
BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI C-V METER BERBASIS SoC C8051F350
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI C-V METER BERBASIS SoC C8051F350 3.1 Perancangan dan Implementasi Perangkat Keras 3.1.1 Perancangan sistem C-V meter Diagram yang disederhanakan dari rangkaian sistem
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya
Lebih terperinciBAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :
BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa Isyarat Abjad Bahasa isyarat adalah media komunikasi bagi para penderita tuna-rungu agar dapat berinteraksi dengan para penderita tuna-rungu lainnya dan manusia normal,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55
ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Arduino Nano
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem dan penjelasan mengenai perangkat-perangkat yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
Lebih terperinciANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809
ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...
Lebih terperinciMIKROKONTROLER AT89S52
MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan
Lebih terperinciTKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto
TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51
TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan
Lebih terperinciMenggunakan ADC 16-bit DST-R8C
Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C Di dalam modul DST-R8C versi 3.0 sudah dilengkapi dengan 16 bit adc ( optinal ) yang dapat di gunakan untuk volmeter digital dengan dengan skala mikro volt ( uv ). Adc yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan sistem yang dibuat. Gambar 3.1
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan
Lebih terperinciArsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor
Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller TTH2D3 Mikroprosesor Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagian-bagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem berikut: Secara umum sistem yang dibangun dijelaskan dalam diagram blok sistem 6 1 Baterai Sensor: - GPS 2 Sensor Suhu dan Kelembapan 4 Mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan tentang perancangan, gambaran sistem serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan pada tongkat tunanetra. 3.1. Gambaran Alat Alat
Lebih terperinciPraktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto
Praktikum Mikrokontroler untuk D4 Lanjut Jenjang Disiapkan oleh: Hary Oktavianto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2010 Aturan Praktikum Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tertib, praktikan
Lebih terperinci