BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SLTPN 2 Banyuwangi dengan pertimbangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SLTPN 2 Banyuwangi dengan pertimbangan"

Transkripsi

1 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLTPN Banyuwangi dengan pertimbangan bahwa kemampuan akademis siswa di sekolah ini cenderung bervariasi sehingga memungkinkan untuk memperoleh banyak informasi yang kaya makna. Di samping itu, jumlah siswa dan kelas yang tergolong besar memungkinkan hasil penelitian ini untuk digunakan di sekolah lain karena karakteristik siswa di sekolah ini relatif dapat mewakili karakteristik siswa di sekolah lain. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas I dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan penelitian diharapkan tidak mengganggu program-program sekolah dalam meningkatkan NEM siswa. Penelitian dilakukan selama empat minggu dengan rincian: minggu pertama dilaksanakan tes inteligensi untuk memperoleh skor kecerdasan. Minggu kedua, ketiga, dan keempat secara berturut-turut dilaksanakan tes pengetahuan awal, strategistrategi metakognitif, dan hasil belajar. B. Populasi Penelitian dan Sampling 1. Populasi Penelitian ini berusaha mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara variabel kecerdasan, strategi-strategi metakognitif, pengetahuan awal, dan hasil belajar dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas I SLTPN Banyuwangi. Oleh karena itu populasi target (target population) penelitian ini adalah siswa SLTP di

2 77 Banyuwangi sedangkan populasi terjangkau (accessible population) adalah siswa kelas I SLTPN Banyuwangi karena sampel penelitiannya adalah beberapa siswa kelas I SLTPN Banyuwangi.. Sampling Siswa kelas I SLTPN Banyuwangi sebagai populasi terjangkau menyebar secara tidak merata akibat adanya pengelompokkan siswa berdasarkan kelas unggulan. Ada dua kelas unggulan yaitu kelas I C dan I D, masing-masing sebagai kelas unggulan utama dan pratama. Oleh karena itu teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Seluruh siswa diberi nomor urut sesuai dengan nomor daftar hadir siswa. Nomor urut siswa di kelas berikutnya merupakan lanjutan dari nomor urut siswa di kelas sebelumnya. Nomor urut ini menjadi nomor urut populasi. Setelah itu, nomor urut sampel dipilih dengan cara mengacak nomor urut populasi. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan tabel Krejcie. Dengan populasi sebanyak 80 siswa (I A = 45 siswa, I B = 48 siswa, I C = 48 siswa, I D = 47 siswa, I E = 48 siswa, I F = 44 siswa), sampel minimal yang harus diambil untuk keperluan generalisasi adalah 164 siswa. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menggunakan analisis jalur. Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mencari hubungan

3 78 sebab akibat antarvariabel yang kemungkinan terjadi. Ada empat variabel yang dijadikan objek penelitian: dua variabel eksogenus yaitu kecerdasan dan strategistrategi metakognitif, dan dua variabel endogenus yaitu pengetahuan awal dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Pengetahuan awal menjadi variabel mediasi antara kecerdasan dan strategi-strategi metakognitif dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Lebih jelas, hubungan keempat variabel ini tampak pada gambar 3.1 (halaman 78). X 1 ρ Y 1 X 1 ρ Y X 1 r X 1 X Y 1 Y Y1 ρ Y 1 X ρ Y X ρ Y X e Y 1 e Y Keterangan: X 1 X Y 1 Y = kecerdasan (intelligence) = strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies) = pengetahuan awal (prior knowledge) = hasil belajar mata pelajaran ekonomi Gambar 3.1 Konstelasi Variabel-variabel Penelitian (Sumber: Hasil Pemahaman sendiri)

4 79. Definisi Operasional a. Kecerdasan (intelligence) adalah skor tes kemampuan verbal siswa yang meliputi kemampuan memahami hubungan kata, kosa kata, dan penguasaan komunikasi lisan. Pengukuran variabel ini dilakukan oleh lembaga Bina Budi Prasetya. Skor tes ini berskala interval. b. Strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies) merupakan skor kuesioner perencanaan-diri, pemantauan-diri, dan evaluasi-diri, terhadap proses belajar yang dilakukan siswa. Dengan demikian ada tiga komponen yang masingmasing memiliki empat indikator. Pertama, perencanaan-diri (self-planning), mempunyai indikator-indikator tentang tujuan belajar yang akan dicapai, waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas belajar, pengetahuan awal yang relevan, dan strategi-strategi kognitif yang akan digunakan. Kedua, pemantauandiri (self-monitoring), mempunyai indikator-indikator tentang pemantauan ketercapaian tujuan belajar, pemantauan waktu yang digunakan, pemantauan relevansi materi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan pemantauan strategi-strategi kognitif yang sedang digunakan. Ketiga, evaluasidiri (self-evaluation), mempunyai indikator-indikator tentang evaluasi ketercapaian tujuan belajar, evaluasi waktu yang digunakan, evaluasi relevansi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digunakan. Skor kuesioner ini berskala interval. c. Pengetahuan awal (prior knowledge) merupakan skor tes pengetahuan siswa tentang fakta, konsep, dan generalisasi yang mempermudah siswa mempelajari

5 80 pengetahuan baru tentang materi pelajaran ekonomi. Tes ini dibuat oleh peneliti. Materi tes terdiri atas pengertian dan contoh macam-macam barang, pengertian dan contoh macam-macam kegiatan ekonomi, pengertian dan contoh macammacam hubungan ekonomi, konsumsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, pengertian distribusi langsung dan tidak langsung, pengertian dan contoh perantara, pengertian, pengertian dan contoh macam-macam, pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan kurve. Skor tes ini berskala interval. d. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi adalah skor tes pengetahuan siswa tentang materi pelajaran ekonomi yang baru dipelajari yang berupa fakta, konsep, dan generalisasi. Tes ini dibuat oleh peneliti. Materi tes terdiri atas pengertian penawaran, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, kurve penawaran, pengertian harga, proses terbentuknya harga di, dan kurve keseimbangan. Skor tes ini berskala interval. D. Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dijawab, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatoris. Rancangan penelitian ini dibuat untuk mengurangi beberapa ancaman terhadap validitas internal penelitian sehingga penjelasan terhadap hubungan di antara variabel-variabel dapat dilakukan secara cermat dan tepat. Tes kecerdasan dilakukan satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar. Agar kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan penelitian, kegiatan belajar mengajar

6 81 dirancang sesuai dengan langkah-langkah yang dapat memudahkan peneliti memperoleh data secara akurat. Langkah-langkah ini tampak pada tabel 3.1. Ada tiga kali pertemuan kegiatan belajar mengajar di setiap kelas yang dijadikan objek penelitian. Tabel 3.1 Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas pada Saat Penelitian Pertemuan Langkah Kegiatan di Kelas Waktu I II III Tes pengetahuan awal Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan Tes strategi-strategi metakognitif Posttest secara lisan Pretest secara lisan Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan Tes strategi-strategi metakognitif Posttest secara lisan Pretest secara lisan Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan Tes strategi-strategi metakognitif 0 menit 35 menit 5 menit 15 menit 5 menit 5 menit 50 menit 5 menit 15 menit 5 menit 5 menit 35 menit 5 menit 15 menit

7 8 5 Tes hasil belajar 0 menit E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Metode Pengumpulan Data a. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kecerdasan, pengetahuan awal, dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. b. Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang strategi-strategi metakognitif.. Instrumen a. Konsepsi (1) Tes kecerdasan disusun berdasarkan teori kecerdasan Thurstone. Tes ini hanya mengukur kemampuan verbal. Bentuknya adalah tes objektif dengan 30 butir tes. Setiap butir tes memiliki lima alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor mentah tes akan bergerak dari 0 sampai 30. Selanjutnya, skor mentah ini dirubah menjadi IQ-deviasi dengan mean skor standar yang diinginkan sebesar 100 dan deviasi standar yang diinginkan sebesar 5. () Kuesioner strategi-strategi metakognitif disusun berdasarkan teori strategistrategi metakognitif Flavel dan Brown. Kuesioner ini berisi pernyataan positif sebanyak 30 butir dan pernyataan negatif sebanyak 30 butir. Kedua belahan kuesioner ini dibuat setara. Setiap pernyataan mempunyai empat alternatif

8 83 jawaban. Untuk setiap alternatif jawaban pernyataan positif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 4, benar = 3, tidak benar =, dan sangat tidak benar = 1 sedangkan untuk alternatif jawaban pernyataan negatif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 1, benar =, tidak benar = 3, dan sangat tidak benar = 4. Dengan demikian skor kuesioner akan bergerak dari 60 sampai 40. (3) Tes pengetahuan awal disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman: pengetahuan ( ), pemahaman ( ), dan penerapan ( ). Tes ini berbentuk tes objektif dengan 5 butir tes. Setiap butir tes memiliki empat alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor tes akan bergerak dari 0 sampai 5. (4) Tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman: pengetahuan ( ), pemahaman ( ), dan penerapan ( ). Tes ini berbentuk tes objektif dengan 36 butir tes. Setiap butir tes memiliki empat alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor tes akan bergerak dari 0 sampai 36. b. Kisi-kisi Instrumen Ada satu kuesioner dan dua tes objektif yang dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu ada tiga kisi-kisi instrumen penelitian yang dibuat peneliti, yakni kisi-kisi inventori strategi-strategi metakognitif, tes pengetahuan awal, dan tes hasil belajar

9 84 mata pelajaran ekonomi. Secara lebih jelas, ketiga kisi-kisi ini ditunjukkan oleh tabeltabel di bawah ini. Tabel 3. Kisi-kisi Inventori Strategi-strategi Metakognitif Rekaan Teoritis Komponen Indikator 1. Perencanaandiri.1 Tujuan belajar yang akan dicapai Nomor Pernyataan Positif 1, 31, 51, 55 Negatif 10, 4, 48, 58. Waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas belajar 15, 17, 37 18, 40, 60.3 Pengetahuan awal yang relevan 3, 11, 35, 8, 16.4 Strategi-strategi kognitif yang akan digunakan 5, 41 30, 56. Pemantauandiri.1 Pemantauan ketercapaian tujuan belajar 1, 33, 57 8, 46, 5. Pemantauan waktu yang digunakan 45, 49, 38 Strategi-strategi Metakognitif.3 Pemantauan relevansi pengetahauan awal dengan materi pelajaran 7, 7 4, 50.4 Pemantauan strategi-strategi kognitif yang digunakan 5, 13 0, 3 3. Evaluasi-diri 3.1 Evaluasi ketercapaian tujuan belajar 3, 39, 47 1, 34, Evaluasi waktu yang digunakan Evaluasi relevansi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru 9, 53 6, Evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digunakan 19, 9, 43 14, 4, 6

10 85 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Pengetahuan Awal 1. Tujuan Pembelajaran menjelaskan permasalahan ekonomi Bhn. Kls./ Smt. I/1 Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan 1.1 Masalah Ekonomi yang Dihadapi Manusia Alat Pemenuhan Kebutuhan Materi Pengertian barang produksi Contoh barang produksi Indikator mendefinisikan barang produksi memberikan contoh barang produksi Jenjang Kognitif Soal 1 Contoh barang substitusi memberikan contoh barang substitusi 3 Contoh barang yang dapat memenuhi kebutuhan rohani memberikan contoh barang yang dapat memenuhi kebutuhan rohani 4 Contoh kebutuhan kelompok memberikan contoh kebutuhan kelompok 5 Pengertian produksi mendefinisikan produksi 6. menjelaskan kegiatan berekonomi I/1.1 Kegiatan Ekonomi Kegiatan distribusi di dalam kehidupan siswa menunjukkan salah satu kegiatan distribusi 7 Pengertian konsumsi mendefinisikan konsumsi 8 Pengertian distribusi mendefinisikan distribusi 9

11 86 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi Contoh distribusi Indikator memberikan contoh kegiatan distribusi Jenjang Kognitif Soal 10 Pengertian konsumen mendefinisikan konsumen 11 Kegiatan konsumsi di dalam kehidupan siswa Gambar kegiatan ekonomi menunjukkan kegiatan konsumsi menggambarkan kegiatan ekonomi 1 13 Contoh produksi memberikan contoh kegiatan produksi 14.4 Hukum Ekonomi Pengertian hubungan kausal mendefinisikan hubungan kausal 15 Pengertian hubungan berbanding terbalik mendefinisikan hubungan berbanding terbalik 16 Pengertian hubungan berbanding lurus mendefinisikan hubungan berbanding lurus 17 Contoh hubungan berbanding lurus memberikan contoh hubungan berbanding lurus 18

12 87 3 Tujuan Pembelajaran menjelaskan kegiatan menggunakan barang (konsumsi) Bhn. Kls./ Smt. I/1 Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan 4.1 Manusia sebagai Konsumen Konsumsi Materi Soal Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi Indikator menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi pola konsumsi Jenjang Kognitif 19 Hubungan pendapatan dengan konsumsi menghubungkan pendapatan dengan konsumsi 0 Ciri-ciri berkonsumsi menjelaskan konsumsi 1 4 menjelaskan kegiatan distribusi dan I/1 5.1 Distribusi Agen, grosir, pengecer menyebutkan distributor-distributor di dalam negeri 5. Pasar Ciri-ciri kongkret mengidentifikasi kongkret 3 Ciri-ciri abstrak mengidentifikasi abstrak 4 Pasar produk barang jadi dan faktor produksi menyebutkan macam-macam berdasarkan barang yang dijual 5 Contoh produk barang jadi memberikan contoh produk barang jadi 6

13 88 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi Ciri-ciri monopoli Indikator menjelaskan monopoli Jenjang Kognitif Soal 7 Contoh monopoli memberikan contoh monopoli 8 Contoh persaingan monopolistis memberikan contoh persaingan monopolistis 9 Contoh berdasarkan waktunya memberikan contoh berdasarkan waktunya 30 Pengertian monopoli mendefinisikan monopoli 31 5 menjelaskan jual-beli barang di I/ 6.1 Permintaan, Penawaran, dan Harga Permintaan Berasal dari orang yang membeli barang menyebutkan sumber 3 Harga dan kualitas barang harus diperhatikan pada saat membeli barang memecahkan masalah yang terjadi pada saat membeli barang 33 Kesepakatan tentang harga barang mengungkapkan halhal yang menentukan terjadinya teransaksi jual beli barang 34

14 89 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi Pengertian Indikator mendefinisikan Jenjang Kognitif Soal 35 Faktor-faktor yang mempengar uhi menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi 36 Bersifat berbanding lurus menyebutkan sifat hubungan penghasilan dengan 37 Hubungan harga dengan menghubungkan harga dengan 38 Hubungan Tingkat kebutuhan dengan menghubungkan tingkat kebutuhan dengan 39 Harga dengan bersifat berbanding terbalik menyebutkan sifat hubungan harga dengan 40 Pembeli atau konsumen menyebutkan pelaku ekonomi yang melakukan 41 Hubungan harga, kebutuhan dengan menghubungkan harga, kebutuhan, dengan 4 Hubungan jumlah penduduk dengan per- menghubungankan jumlah penduduk dengan permin- 43

15 90 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi mintaan taan Indikator Jenjang Kognitif Soal Gambar kurve menggambarkan kurve 44 Hukum menyatakan hukum 45 Ceteris paribus menamakan syarat berlakunya hukum 46 Hubungan barang yang saling melengkapi menghubungkan barang yang saling melengkapi 47 Kemampuan masyarakat menurun pada saat harga mahal menjelaskan kemampuan masyarakat pada saat harga barang mahal 48 Hubungan pendapatan dengan menghubungkan pendapatan dengan 49 Gambar kurve menjelaskan gambar kurve pada saat harga barang nol 50 Gambar kurve menjelaskan gambar kurve pada saat nol 51 Gambar kurve menjelaskan gambar kurve 5

16 91 Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Tujuan Pembelajaran 1. menjelaskan jual-beli barang di Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi I/ 6.1 Permintaan, Penawaran, dan Harga 6.1. Penawaran Pelaku ekonomi Indikator menyebutkan pelaku ekonomi yang menawarkan barang Jenjang Kognitif Soal 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran Hubungan kebutuhan akan uang dengan harga barang menghubungkan kebutuhan akan uang dengan harga barang 3 Hukum penawaran menyatakan hukum penawaran 4 Gambar kurve penawaran menggambarkan kurve penawaran dalam bentuk pernyataan 5 Hubungan harga dengan penawaran menghubungkan harga dengan penawaran barang 6 Gambar kurve penawaran menggambar kurve penawaran 7 Ceteris paribus menyebutkan syarat berlakunya hukum penawaran 8

17 9 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi Soal Faktor-faktor yang termasuk ceteris paribus Indikator menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yang termasuk ceteris paribus Jenjang Kognitif 9 Gambar kurve penawaran menggambar kurve penawaran 10 Gambar kurve penawaran menggambar kurve penawaran 11 Syarat-syarat berlakunya hukum penawaran menyebutkan syaratsyarat belakunya hukum penawaran 1 Hubungan keterampilan dengan penawaran menghubungkan keterampilan dengan penawaran 13 Kurve penawaran menjelaskan kurve penawaran 14 Kurve penawaran menjelaskan kurve penawaran 15 Kurve penawaran menjelaskan pergerakan kurve penawaran 16 Kurve penawaran menjelaskan pergerakan kurve penawaran 17 Biaya produksi mendefinisikan biaya produksi 18

18 93 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Proses terbentuknya Harga Materi Harga barang Indikator mendefinisikan harga barang Jenjang Kognitif Soal 19 Pengertian nilai pakai mendefinisikan nilai pakai 0 Pengertian nilai tukar mendefinisikan nilai tukar 1 Harga keseimbangan menjelaskan terjadinya harga keseimbangan Hubungan, harga dengan penawaran menghubungkan, harga, dengan penawaran 3 Titik keseimbangan mendefinisikan titik keseimbangan 4 Hubungan penawaran, harga, dengan menghubungkan penawaran, harga, dengan 5 Harga keseimbangan menunjukkan harga keseimbangan 6 Titik keseimbangan menunjukkan titik keseimbangan 7 Harga keseimbangan mendefinisikan harga keseimbangan 8

19 94 Tujuan Pembelajaran Bhn. Kls./ Smt. Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Materi Kurve keseimbang an Indikator menggambar kurve keseimbangan Jenjang Kognitif Soal 9 Aspek-aspek yang mempengaruhi harga menyebutkan aspekaspek yang mempengaruhi harga 30 Kurve keseimbangan terjadi di persaingan sempurna menjelaskan terjadinya kurve keseimbangan 31 Kurve keseimbangan menjelaskan kurve keseimbangan 3 Pembeli dan penjual menyebutkan pelaku yang terlibat menciptakan keseimbangan 33 Hubungan biaya produksi dengan harga menghubungkan biaya produksi dengan harga 34 Contoh nilai pakai memberikan contoh nilai pakai 35 Contoh nilai tukar memberikan contoh nilai tukar 36 c. Kalibrasi Instrumen Ada beberapa langkah yang dilakukan berkaitan dengan kalibrasi instrumen. Pertama, menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi inventori strategi-strategi metakognitif

20 95 disusun berdasarkan konstruk teoretis yang diajukan. Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yang berpedoman pada skala Likert yaitu sangat benar, benar, tidak benar, dan sangat tidak benar. Pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Setiap pernyataan positif dibuat setara dengan pernyataan negatif. Untuk alternatif jawaban pernyataan positif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 4, benar = 3, tidak benar =, dan sangat tidak benar = 1 sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sangat benar = 1, benar =, tidak benar = 3, dan sangat tidak benar = 4. Pernyataan positif bernomor ganjil sedangkan pernyatan negatif bernomor genap. Untuk menghindari pengaruh respons pernyataan yang satu terhadap yang lainnya (response set score), penyajian pernyataanpernyataan dilakukan secara acak. Kisi-kisi tes pengetahuan awal dan hasil belajar berpedoman pada materi pelajaran ekonomi kelas I. Tes hasil belajar berisi materi pelajaran yang baru diajarkan, terdiri atas sub pokok bahasan penawaran dan proses terbentuknya harga sedangkan tes pengetahuan awal berisi materi pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya. Agar materi tes ini mencerminkan pengetahuan prasyarat yang memudahkan siswa dalam mempelajari pengetahuan baru, materi-materi tersebut dianalisis terlebih dahulu dengan cara membuat Analisis Materi Pelajaran (AMP) selama satu tahun pelajaran seperti yang tampak pada lampiran 1 (halaman ) dan kemudian menganalisis TPK materi pelajaran baru. Hasil analisis ini dihubungkan dengan materi pelajaran yang diperlukan sebagai pengetahuan awal. Melalui cara ini, pokok bahasan dan sub pokok bahasan serta materi pelajaran dipilih untuk dijadikan bahan membuat tes.

21 96 Langkah kedua, melakukan praujicoba tes. Praujicoba dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan yang belum dimengerti siswa sekaligus untuk mengetahui validitas butir (item validity) dan reliabilitas (reliability) tes pada tahap awal. Langkah ketiga, mengkonsultasikan tes yang telah dibuat kepada dua orang pakar tes untuk mendapatkan penilaian profesional (professional judgement). Penilaian professional untuk strategi-strategi metakognitif diberikan oleh Prof Dr. Nyoman Dantes dan Dr. Wayan Koyan sedangkan untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi diberikan oleh Dr. Naswan Sudarsono, M.Pd. dan Dra. L. E. Tripalupi, M.Pd. Dengan langkah ini diharapkan validitas isi (content validity) tes menjadi baik. Langkah keempat, melaksanakan ujicoba tes. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir (item validity) dan reliabilitas (reliability) tes. Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total (item-total correlation) yang kemudian dikoreksi dengan rumus the correction of item total correlation for spurious overlep dari Guilford. Alasan digunakannya skor total sebagai kriteria adalah (a) kekaburan dan kelemahan masing-masing butir-butir tes akan dikompensasikan oleh butir-butir tes yang baik yang jumlahnya lebih banyak, dan (b) skor total adalah hasil pengukuran bersama oleh semua butir tes. Dengan cara ini butir tes yang lemah dibuang sehingga tes bentuk akhir akan benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur oleh tes yang sedang diuji (Suryabrata, 000:17). Isi dari korelasi ini sebenarnya daya pembeda tes yaitu kemampuan tes untuk membedakan kelompok yang kemampuannya tinggi dengan

22 97 yang rendah. Untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar menggunakan rumus korelasi point-biserial: r pbi = M p M σ t q p q (Guilford, 1956:303) Keterangan: r pbi = koefisien korelasi M = rata-rata skor subjek yang menjawab benar p M q σ t = rata-rata skor subjek yang menjawab salah = simpangan baku skor total p = proporsi jawaban yang benar terhadap semua jawaban q = 1 p Rumus ini digunakan karena skor butir berbentuk skor dikotomi. Koefisien korelasi yang dihasilkan biasanya bergerak dari 0 sampai 0,4. Menurut Nunnaly (dalam Naga,199:79), butir tes yang memiliki koefisien korelasi di atas 0, sudah dianggap baik. Namun demikian, kita tetap berusaha memilih butir dengan koefisien korelasi yang paling tinggi dengan juga memperhatikan koefisien reliabilitas tes. Penghapusan butir tes akan berpengaruh terhadap koefisien reliabilitas tes. Seleksi butir tes juga dilakukan berdasarkan taraf kesukaran butir tes. Cara yang paling mudah dan umum untuk menghitung taraf kesukaran ini adalah dengan menggunakan skala rata-rata atau proporsi menjawab benar (proportion correct) yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir tes yang dianalisis dibandingkan dengan peserta tes seluruhnya. Walaupun ada beberapa kelemahan rumus ini, P

23 98 mempunyai peran penting dan harus dihitung karena ia merupakan rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu tes. B P = N (Suryabrata, 000:130). Keterangan: P = proporsi jawaban benar pada butir tes tertentu B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar N = jumlah peserta tes yang menjawab benar Ada beberapa macam pendapat yang memberikan batasan berapa sebenarnya taraf kesukaran butir tes yang baik. Menurut Suryabrata (00:70), tes diagnostik memerlukan rentang taraf kesukaran yang luas, barangkali 0,1 sampai 0,9. Jika tujuan tes adalah untuk menentukan kedudukan relatif individu dalam kelompoknya, misalnya ujian akhir semester, EBTA, dan sebagainya, memerlukan rentang taraf kesukaran yang relatif sempit, kira-kira 0,5 sampai 0,75 dan distribusinya normal sedangkan bila untuk keperluan seleksi yang ketat, seperti UMPTN, rentang taraf kesukarannya 0, sampai 0,8 dan distribusinya juling negatif. Atas pertimbangan ini dan agar butir-butir soal setara, butir-butir soal yang dipilih adalah butir-butir soal yang mempunyai taraf kesukaran 0,5 sampai 0,75. Dari susunan butir-butir tes yang sudah valid dan taraf kesukarannya telah memenuhi kriteria di atas, langkah selanjutnya menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR 0. Rumus ini akan menghasilkan koefisien perkiraan yang baik apabila butir-butir tes setara. Tes dikatakan reliabel apabila koefisien

24 99 reliabilitasnya di atas 0,75 (Naga, 199:19). Rumus ini dipilih karena skor tes dikotomi. r tt n σ t pq = n 1 σ t (Guilford, 1954:380) Keterangan: r tt = koefisien reliabilitas n = jumlah butir σ t = varians total skor p = proporsi jawaban benar untuk setiap butir tes q = 1 p Suatu butir tes dikatakan setara apabila varians skor amatannya sama dan komponen skor tulennya juga sama (Naga, 199:131-13). Untuk itu pembuatan setiap butir tes memperhatikan dua hal: pertama, disamping tes harus unidimensi, bahan, topik, atau subtopik yang ditanyakan oleh setiap butir tes harus sama. Kedua, keanekaragaman butir-butir tes (taraf kesukaran butir dan daya pembeda butir) juga harus sama. Proses seleksi pernyataan strategi-strategi metakognitif berpedoman pada dua kriteria: (1) distribusi jawaban, dan () daya pembeda pernyataan. Pernyataanpernyataan yang memenuhi syarat adalah pernyataan yang semua alternatif jawabannya terisi dan yang distribusi jawabannya bermodus tunggal. Daya pembeda diuji dengan menggunakan rumus item-total correlation yang kemudian dikoreksi dengan rumus the correction of item total correlation for spurious overlep dari

25 100 Guilford. Rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment karena skor butir tes berbentuk polikotomi. r xy = XY ( X )( Y ) ( X ) N Y { N X }{ ( Y ) } N Keterangan: (Guilford, 1956:140) X Y = skor butir tes = total skor Pernyataan dianggap valid, apabila mempunyai koefisien korelasi di atas 0, sesuai dengan pendapat Nunnaly (dalam Naga, 199:79). Namun demikian, kita tetap berusaha memilih butir dengan koefisien korelasi yang paling tinggi dengan juga memperhatikan koefisien reliabilitas tes. Penghapusan butir tes akan mempengaruhi koefisien reliabilias tes. Pernyataan-pernyataan yang tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria disusun kembali dan selanjutnya dihitung koefisien reliabilitasnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas adalah rumus Spearman-Brown. Rumus ini memerlukan koefisien korelasi belahan ganjil dengan genap dalam perhitungannya. r rtt = 1 + r tt (Guilford, 1954:354)

26 101 Keterangan: r r tt = koefisien reliabilias keseluruhan tes = koefisien korelasi antara kedua belahan Rumus ini digunakan karena tes terdiri dari dua belahan yang setara yaitu belahan bernomor ganjil dan belahan bernomor genap. Kuesioner dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya di atas 0,75 (Naga,199:19). Kesetaraan varians belahan bernomor ganjil dengan genap diuji dengan rumus F Fisher-Snedecor. F = S S gn gj (Naga, 199:139) Keterangan: S gn = varians belahan genap S gj = varians belahan ganjil Semua perhitungan analisis psikometrik di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS 10.0, EXCEL for WINDOWS dan ANATES. d. Hasil Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SLTP Negeri 4 Banyuwangi. Dengan pertimbangan, kemampuan kognitif antara siswa SLTP Negeri 4 Banyuwangi dengan siswa SLTP Negeri Banyuwangi relatif sama. Hal ini bisa dilihat dari input NEM SD pada saat penerimaan siswa baru. Analisis komputer dengan program SPSS 10.0 menunjukkan ada 1 butir pernyataan yang tidak valid (lihat lampiran 3a halaman ). Dari ke-1 butir

27 10 ini, ternyata ada yang berpasangan dengan butir-butir pernyataan lain yang sesungguhnya valid yaitu sebanyak 7 butir sehingga butir-butir ini juga harus dibuang. Ketujuh butir pernyataan ini adalah butir nomor, 8, 14, 37, 44, 55, 61, sehingga secara keseluruhan butir-butir pernyataan di dalam kuesioner ini tinggal 60 butir dari 88 butir yang diujicobakan yaitu 30 butir pernyataan positif dan 30 butir pernyataan negatif. Reliabilitas alpha butir-butir pernyataan positif sebesar 0,75 dan yang negatif sebesar 0,84. Koefisien reliabilitas Spearman-Brown kedua belahan kuesioner ini juga cukup baik yaitu 0,83 (lihat lampiran 3b halaman 175). Perbedaan varians belahan ganjil dengan genap tidak signifikan pada taraf signifikansi 5% di mana F = 1,46 (lihat lampiran 3c halaman 176) sehingga kedua belahan ini setara. Hanya ada satu butir tes pengetahuan awal yang taraf kesukarannya tidak sesuai dengan kriteria yaitu butir nomor 4 (lihat lampiran 4a halaman ). Dari 55 butir tes yang diujicobakan, ada 3 butir tes yang dibuang karena validitasnya rendah (lihat lampiran 4b halaman ). Butir nomor 4 tidak dibuang karena validitasnya tinggi walaupun taraf kesukarannya 0,1. Dengan demikian butir-butir tes pengetahuan awal tinggal 53 butir. Tes ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,89 (lihat lampiran 4c halaman 18) sehingga cukup reliabel. Ada 43 butir tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang diujicobakan. Dari ke-43 butir ini, hanya ada satu butir yang taraf kesukarannya di luar 0,5 0,75 yaitu butir nomor 3 (lihat lampiran 5a halaman 183). Walaupun demikian, butir ini tidak dibuang karena validitasnya masih memenuhi kriteria dan apabila dibuang, reliabilitas tes akan terpengaruh karena pada ujicoba tes ini, banyak butir tes yang dibuang karena tidak valid. Butir-butir tes yang dibuang karena tidak valid adalah

28 103 butir nomor, 4, 9, 14, 18, 6, dan 43 sehingga tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi tinggal 36 butir tes (lihat lampiran 5b halaman ). Dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,79, tes ini cukup reliabel (lihat lampiran 5c halaman 187). F. Metode Analisis data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Analisis jalur dilakukan dengan menggunakan structural equation modelling (SEM). SEM biasanya dikenal dengan beberapa nama seperti analisis struktural kovarians, analisis variabel laten, analisis faktor konfirmatori, dan analisis LISREL. Umumnya SEM memiliki dua karakteristik: (1) estimasi multi-hubungan dan saling keterhubungan, dan () kemampuan menggambarkan konsep yang tidak bisa diamati dalam kerangka hubungan-hubungan ini dan memperhatikan kekeliruan pengukuran di dalam proses estimasi (Hair et al, 1998:584). Analisis jalur (path analysis) adalah bentuk analisis multi-regresi. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan cara ini, dapat dihitung hubungan langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Hubungan ini tercermin dalam koefisien jalur (path coefficient) yang sesungguhnya ialah koefisien regresi yang telah dibakukan (Kerlinger, 00:990). Menurut Dillon dan Goldstein (1984:438), agar analisis jalur efektif ada enam asumsi yang harus dipenuhi: (1) hubungan-hubungan di antara variabel bersifat linier dan aditif; () kekeliruan yang satu tidak berkorelasi dengan yang lain; (3) harus ada

29 104 model rekursif; (4) data variabel penelitian berskala interval; (5) variabel-variabel yang diamati diukur tanpa kekeliruan; dan (6) model-model hubungan mencerminkan kekhususan model. Hair et al (1998:59) menyatakan ada tujuh langkah di dalam SEM: (1) mengembangkan model secara teoretis; () membuat diagram jalur hubunganhubungan kausal; (3) memaknai diagram jalur ke dalam model-model struktural dan pengukuran; (4) memilih jenis matriks input dan memgestimasi model yang telah dibangun; (5) menilai model struktural; (6) kelayakan model; dan (7) menjelaskan dan memodifikasi model. Untuk langkah satu dan dua telah dijelaskan pada BAB II dan BAB III. Berdasarkan gambar 3.1 (halaman 78), ada satu variabel eksogenus dan tiga variabel endogenus. Oleh karena itu ada empat rumus analisis jalur yang mencerminkan model struktural penelitian ini. x 1 = e X 1 x = ex y = ρ x + ρ x + 1 Y1 X1 1 Y1 X Y1 y = ρ x + ρ x + ρ y + e Y X1 1 Y X YY1 1 Y e (Dillon dan Goldstein, 1984:439) Model-model pengukuran keempat variabel penelitian ini telah dijelaskan pada subbab Metode Pengumpulan Data dan Instrumen. Data masukan untuk perhitungan SEM berupa matriks korelasi atau varianskovarians. Oleh karena itu asumsi selanjutnya yang dideskripsikan adalah

30 105 independensi observasi-observasi, keacakan sampel, ketiadaan data, outliers, dan normalitas data. Untuk mengurangi kekeliruan pengukuran, pengambilan dan pengukuran sampel ditentukan berdasarkan kriteria tertentu seperti yang telah dideskripsikan di dalam subbab sampling. Penilaian terhadap model struktural yang diajukan berpedoman pada matriks kovarians atau korelasi dan jumlah koefisien yang diestimasi. Penilaian kelayakan dilakukan terhadap kekeliruan estimasi, keseluruhan model, model pengukuran, dan model struktural. Langkah terakhir adalah menjelaskan dan memodifikasi model sesuai dengan teori yang diajukan. Ada lima asumsi penelitian yang akan dijelaskan. 1. Data Hilang (Missing Data) Data hilang (missing data) diperbaiki dengan cara mengganti sampel yang hilang (case substitution). Menurut Hair et al (1998:53), case substitution adalah metode memperbaiki data hilang dengan cara memilih kembali observasi-observasi yang belum terpilih sebagai sampel. Pemilihan anggota populasi yang belum menjadi sampel penelitian, sebagai pengganti sampel yang hilang, dilakukan secara acak dengan program SPSS Data Ekstrem (outlier) Pada dasarnya data ekstrem tidak bisa dikatakan bermanfaat atau bermasalah bagi keperluan analisis data penelitian. Keberadaannya harus dilihat sebagai bagian analisis (Hair et al, 1998:64). Penentuan data ekstrem dilakukan dengan deteksi univariat. Simpangan baku yang dijadikan patokan sebesar ± 3,0.

31 Normalitas Data Metode-metode statistik multivariat memerlukan asumsi normalitas data baik normalitas univariat maupun normalitas multivariat. Normalitas univariat lebih mudah diuji daripada normalitas multivariat. Jika sebuah variabel normal multivariat, variabel itu juga akan normal univariat. Tetapi tidak sebaliknya, jika beberapa variabel normal univariat, belum tentu normal multivariat. Akan tetapi bila semua variabel yang diteliti normal univariat, normalitas multivariat akan lebih mudah didapatkan walaupun hal ini tidak menjamin (Hair et al, 1998:71). Oleh karena itu normalitas data yang diuji dalam penelitian ini adalah normalitas univariat. Rumus yang digunakan adalah rumus khi kuadrat. Sebuah data dikatakan normal apabila khi kuadrat yang dihitung lebih kecil dari khi kuadrat tabel. χ = ( f f ) o f e e (Guilford, 1956:41) Keterangan: f o = frekuensi empirik f = frekuensi harapan e 4. Kolinieritas Pada dasarnya kolinieritas merupakan korelasi antara dua variabel bebas. Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan prediktif (predictive power) variabelvariabel independen terhadap variabel dependen (Hair et al, 1998:156). Oleh karena itu uji kolinieritas dapat menggunakan koefisien korelasi sebagai patokan. Di

32 107 samping itu, uji kolinieritas dapat juga menggunakan koefisien determinasi dan koefisien korelasi parsial. Cara yang terakhir ini akan digunakan untuk menguji kolinieritas dalam penelitian ini. Rumus koefisien determinasi untuk dua prediktor: R y 1, = a Σx y + a Σx y 1 1 Σy (Hadi, 1995:5) Keterangan: R = koefisien determinasi y 1, a 1 = koefisien prediktor X 1 a = koefisien prediktor X Σ x 1 y = jumlah produk antara X 1 dengan Y Σ y = jumlah produk antara X dengan Y x Σ y = jumlah kuadrat kriterium Y Rumus korelasi parsial jenjang pertama: r y1 r y 1 = = r y1 ( r )( r ) ( 1 r )( 1 r ) r y y y 1 1 ( r )( r ) ( 1 r )( 1 r ) y1 y1 1 1 (Hadi, 1995:48) Keterangan: r y1 = koefisien korelasi Y dengan X 1, dikontrol dengan X r y 1 = koefisien korelasi Y dengan X, dikontrol dengan X 1

33 108 Nirkolinieritas terjadi apabila koefisien determinasi sangat signifikan dan semua korelasi parsial juga signifikan. 5. Linieritas Hubungan Agar tidak terjadi underestimation dalam perhitungan analisis jalur, setiap hubungan variabel yang dianalisis harus memiliki hubungan yang linier. Linieritas hubungan dihitung dengan cara menguji signifikansi perbedaan antara korelasi linier dengan korelasi kudratik yaitu beda R dari regresi ke- dengan R dari regresi ke-1. Selanjutnya, perbedaan ini diuji dengan harga F dalam sumber perbedaan tersebut. Jika harga p beda melewati taraf signifikansi 5%, beda dinyatakan signifikan. Sebaliknya, jika harga p beda lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, beda dinyatakan tidak signifikan. Apabila perbedaan tidak signifikan, derajat hubungan yang dipakai adalah derajat hubungan yang lebih rendah misalnya derajat hubungan linier. Apabila dari perbandingan regresi linier (derajat ke-1) dengan regresi kuadratik (derajat ke-) diperoleh hasil beda yang signifikan maka analisis selanjutnya akan dilakukan dengan membandingkan antara regresi kuadratik dengan regresi kubik (derajat ke-3). Apabila tidak signifikan lagi, analisis akan dilajutkan dengan membandingkan regresi kubik (derajat ke-3) dengan regresi kuartik (derajat ke-4). Begitu seterusnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Agar sampel penelitian memenuhi batas minimal jumlah sampel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Agar sampel penelitian memenuhi batas minimal jumlah sampel yang 09 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Agar sampel penelitian memenuhi batas minimal jumlah sampel yang ditetapkan, pengambilan sampel dilakukan dengan cara menambah jumlah sampel yang diambil sebanyak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR LOGO. i. HALAMAN JUDUL ii. LEMBAR PERSETUJUAN. iv. KATA PENGANTAR.. vi. ABSTRAK viii. DAFTAR ISI xii. DAFTAR TABEL xviii

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR LOGO. i. HALAMAN JUDUL ii. LEMBAR PERSETUJUAN. iv. KATA PENGANTAR.. vi. ABSTRAK viii. DAFTAR ISI xii. DAFTAR TABEL xviii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR LOGO. i HALAMAN JUDUL ii LEMBAR PERSETUJUAN. iv KATA PENGANTAR.. vi ABSTRAK viii DAFTAR ISI xii DAFTAR TABEL xviii DAFTAR GAMBAR xx DAFTAR LAMPIRAN xxii BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 006;160). Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara No 48, Leuwigajah, Kota Cimahi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

TGB 1 27 TGB 2 25 Jumlah 52

TGB 1 27 TGB 2 25 Jumlah 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi, Subjek, dan Objek Penelitian a. Lokasi yang akan dilaksanakannya penelitian adalah SMKN 9 Garut yang berlokasi di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Suharsimi Arikunto (00:160) Penentuan dan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat kesamaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat kesamaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat kesamaan landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo 26 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4 kelas, terdiri dari kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen melihat ke depan dan bersifat prediktif kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 010.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu dengan bentuk desain penelitian pada penelitian kali ini adalah One Group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk untuk menguji hipotesis.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan dalam Bab I halaman 6-7, dibutuhkan data-data terkait penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena di dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara hasil belajar teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:77) Quasi eksperimental design merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek penelitian adalah pengaruh pembelajaran berbasis multiple intelligences (X) terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk memperoleh jawaban atau rumusan hipotesis tersebut, maka diperlukan suatu metode penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah data yang dapat membantu untuk membahas masalah dalam suatu penelitian tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014. Tempat Penelitian adalah SMP Negeri 1 Kotabumi, SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dimana penelitian ini menyajikan data berupa angka. Selanjutnya angka tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan penelitiannya Sugiyono (1999:7) Berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan penelitiannya Sugiyono (1999:7) Berdasarkan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan dengan siswa kelas IX sebagai objek penelitian. Pemilihan penelitian ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian, karena metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau Eksperimen Semu (Arikunto, 008: 7). Penelitian kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun Pelajaran 01/013. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

belajar sebagai variabel bebas ( ) dan hasil belajar sebagai variabel terikat ( ).

belajar sebagai variabel bebas ( ) dan hasil belajar sebagai variabel terikat ( ). 27 BAB III METODE PENELITIAN 1. Variabel dan Desain Penelitian a. Variabel Berdasarkan judul penelitian, maka variabel penelitian ini dibedakan atas dua jenis variabel yaitu; variabel bebas (Independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ditinjau dari jenis data dan analisisnya termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian ini tidak ada perlakuan kepada variabel penelitian melainkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Surakarta kelas VII Tahun Pelajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis hubungan yang terdapat antara (1) kompetensi dosen yang terdiri dari (a) kompetensi profesional, (b) kompetensi sosial, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik

III. METODE PENELITIAN. yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik 45 III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang juga dibahas dalam

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian sebagai berikut. dan analisis menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian sebagai berikut. dan analisis menggunakan statistik. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian sebagai berikut. a) Penelitian kuantitatif karena data penelitian yang diperoleh berupa angkaangka dan analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dalam menyusun penelitian skripsi, metode atau metodologi penelitian yang digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan judul yang telah dirumuskan sebelumnya adalah menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Universitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Dayung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Sukoharjo yang beralamatkan di Jl. Jendral Sudirman No. 151 Sukoharjo, dengan subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2014:6) metode penelitian adalah Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid yang bertujuan dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 28 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 bulan Januari 2013 di SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki(kamus Umum Bahasa Indonesia). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Tujuan penelitian dengan kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF Sebelum instrument digunakan dalam pengambilan data penelitian, maka sebaiknya instrument dilakukan beberapa uji agar instrument yang digunakan memberikan hasil yang lebih akurat.

Lebih terperinci