JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2011 M

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2011 M"

Transkripsi

1 PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: EVA MAFTUHAH JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2011 M

2 PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: EVA MAFTUHAH NIM Di Bawah Bimbingan Siti Maryam, S.Ag M.Hum NIP: JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2011 M

3 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Oktober Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan. Jakarta, 25 Oktober 2011 Sidang Munaqasyah Ketua Sidang Sekretaris Drs. Rizal Saiful-Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS NIP NIP Pembimbing Siti Maryam, S.Ag M.Hum NIP Penguji I Penguji II Ida Farida, MLIS Drs. Rizal Saiful-Haq, MA NIP NIP

4 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Oktober 2011 Eva Maftuhah

5 ABSTRAK Eva Maftuhah Pelestarian Koleksi Buku langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Topik dari skripsi ini adalah mengenai pelestarian koleksi buku langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan PNRI dalam kegiatan pelestarian koleksi buku langka, mengetahui usaha-usaha pencegahan yang dilakukan pihak PNRI agar buku langka tidak cepat rusak, mengetahui usaha perbaikan yang dilakukan PNRI pada buku langka yang telah mengalami kerusakan, dan kendala-kendala yang dihadapi pihak perpustakaan dalam melestarikan koleksi buku langka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri atas kepala bidang konservasi, kepala sub bidang perawatan dan perbaikan bahan pustaka, satu orang pustakawan dan dua orang yang bekerja langsung merawat dan memperbaiki buku langka yang rusak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan observasi. Hasil atau data-data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan tiga tahapan yaitu data direduksi, selanjutnya data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif dan menarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan. Hasil observasi dan wawancara peneliti menunjukkan bahwa kegiatan pelestarian koleksi buku langka seperti usaha pencegahan dan perbaikan terhadap buku langka yang rusak di PNRI telah berjalan. Usaha yang dilakukan seperti melaksanakan fumigasi setiap satu tahun sekali, pemasangan AC, memasang alat dehumidifier, memasang saringan ultraviolet berupa kaca film, melakukan kegiatan desaidifikasi kertas, laminasi, menambal dan menyambung, penjilidan serta alih media ke dalam bentuk CD maupun mikrofilm. Namun PNRI belum memiliki kebijakan tertulis tentang kegiatan pelestarian bahan pustaka. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya dana atau anggaran, kurangnya sumber daya manusia yang bekerja langsung merawat dan memperbaiki buku langka yang rusak, kurangnya komunikasi antara bidang konservasi dengan bagian penyimpanan buku langka, serta peralatan yang mudah mengalami kerusakan dan sistem komputer yang terkena virus. i

6 KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ini dengan baik dan lancar. Topik skripsi ini penulis pilih atas pertimbangan pentingnya melestarikan koleksi buku langka guna menjaga kandungan informasinya dan menjaga bentuk fisiknya agar dapat secara terus-menerus dimanfaatkan oleh pemustaka. Disadari benar penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, karena adanya keterbatasan referensi yang digunakan. Dan tanpa bantuan, bimbingan, serta dorongan dari beberapa pihak, penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, diantaranya yaitu kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-nya yang tidak terhenti sampai kapanpun. 2. Bapak Drs. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq. MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ii

7 4. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Siti Maryam, M. Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya ditengah-tengah kesibukannya dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis. 7. Ibu Ana Suraya, AE selaku Kepala Bidang Konservasi Bahan Pustaka yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI. 8. Ibu Made Ayu Wirayati dan segenap staff Perpustakaan Nasional RI, yang telah banyak memberikan bimbingan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Kedua orangtuaku Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda tercinta Sumiati, serta adik-adikku tersayang Fitri Afrianti dan Robiatul Adawiyah terima kasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa dorongan dari kalian skripsi ini tidak akan pernah ada. 10. Ahmad Fulki yang tidak pernah bosan untuk selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi kepada penulis. 11. Keluarga besar H. Ahmad tercinta yang selalu membuat penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. iii

8 12. Teman-teman seperjuanganku pada Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2007 khususnya Fauzah Novantri, Mahdiah, Erma Yunita, Fadhlan Abdul Wadud Imron yang telah memberikan motivasi dan semangat yang tiada henti kepada penulis. 13. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala kenangan yang telah menjadi bagian dalam perjuangan hidup kita, saat ini dan yang akan datang. Tetap jaga rasa kekeluargaan di Jurusan Ilmu Perpustakaan. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do a dan ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, Aamiin. Jakarta, Oktober 2011 Eva Maftuhah iv

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Metode Penelitian Jenis Penelitian Informan Penelitian Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data... 9 F. Definisi Istilah G. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Nasional Definisi Perpustakaan Nasional v

10 2. Fungsi Perpustakaan Nasional Tugas Perpustakaan Nasional B. Pelestarian Bahan Pustaka Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka Unsur-Unsur Pelestarian Bahan Pustaka C. Pelestarian Koleksi Buku Langka Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Buku Langka a. Faktor Biologi b. Faktor Fisika c. Faktor Kimia d. Faktor Manusia dan Lainnya Usaha Pencegahan Kerusakan Buku Langka a. Cara Pencegahan Yang Disebabkan Oleh Faktor Biologi. 28 b. Cara Pencegahan Yang Disebabkan Oleh Faktor Fisika c. Cara Pencegahan Yang Disebabkan Oleh Faktor Kimia d. Cara Pencegahan Yang Disebabkan Oleh Faktor Manusia dan Lainnya Usaha Perbaikan Koleksi Buku Langka a. Fumigasi b. Laminasi c. Enkapsulasi d. Deasidifikasi Kertas vi

11 e. Alih Media/ Bentuk f. Penjilidan Kendala-Kendala Dalam Pelestarian Bahan Pustaka BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN NASIONAL RI A. Sejarah Perpustakaan Nasional RI B. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Nasional RI D. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI E. Koleksi Perpustakaan Nasional RI F. Koleksi Buku Langka Perpustakaan Nasional RI G. Sistem dan Layanan Perpustakaan Nasional RI H. Peraturan Perpustakaan Nasional RI I. Fasilitas dan Pelayanan Perpustakaan Nasional RI J. Lokasi Perpustakaan Nasional RI BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kebijakan Pelestarian Perpustakaan Nasional RI B. Usaha Pencegahan Kerusakan Buku Langka C. Usaha Memperbaiki Buku Langka dari Kerusakan D. Kendala-Kendala yang Dihadapi Perpustakaan Nasional RI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 Data Koleksi Buku Langka di PNRI Tabel 2 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Suhu dan Kelembaban di Ruang Penyimpanan Koleksi Buku Langka Tabel 3 Hasil Observasi Terhadap Pencegahan yang Disebabkan oleh Cahaya Tabel 4 Hasil Observasi Terhadap Pencegahan Yang Disebabkan Oleh Debu Tabel 5 Hasil Observasi Terhadap Keberadaan Serangga dan Binatang Lainnya Tabel 6 Hasil Observasi Terhadap Tindakan Manusia dalam Mencegah Kerusakan Buku Langka Tabel 7 Data Buku Langka yang Telah Dilestarikan Dari Seluruh Kegiatan Preservasi Bahan Pustaka viii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gedung Perpustakaan Nasional RI Gambar 2 Tissue Jepang Gambar 3 Scanner A Gambar 4 Scanner Book Drive Gambar 5 Scanner A ix

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Struktur Organisasi Lampiran 2 Skema Proses Digitalisasi Lampiran 3 Hasil Wawancara Lampiran 4 Lembar Observasi Kondisi Lingkungan Ruangan Penyimpanan Koleksi Buku Langka Lampiran 5 Lembar Observasi Faktor Penyebab dan Usaha Pencegahan Kerusakan Buku Langka Lampiran 6 Daftar Pengembalian Buku Langka Kegiatan Konservasi Lampiran 7 Lembar Pengajuan Proposal Skripsi Lampiran 8 Lembar Dosen Pembimbing Lampiran 9 Lembar Izin Penelitian Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 11 Lembar Dosen Penguji x

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, bertugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat dimanfaatkan oleh pemustaka secara efektif dan efisien. Agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, perlu suatu penanganan agar bahan pustaka terhindar dari kerusakan, atau setidaknya diperlambat proses kerusakannya, dan mempertahankan kandungan informasi itu, maka diperlukan penanganannya yaitu pelestarian (preservasi) bahan pustaka, karena hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. 1 Bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam perpustakaan, selain ruangan atau gedung, peralatan atau perabot, sehingga perlu dilakukan suatu pelestarian agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan. Dua hal penting dalam pelestarian, yaitu pelestarian bentuk fisik dokumen dan pelestarian nilai informasi dokumen dengan alih bentuk. Pada umumnya perpustakaan memiliki koleksi yang terbuat dari kertas baik dalam bentuk buku, surat kabar, serial, naskah, peta gambar, dokumen dan bahan cetak lainnya. Menyimpan dan memelihara bahan pustaka harus dilakukan dalam 1 Ahmad Yunus. Meningkatkan Peran Pemustaka Dalam Pelestarian Bahan Pustaka, (diakses tanggal 11 April 2011 jam WIB). 1

16 2 kondisi yang baik, yang merupakan syarat terpenting untuk mencegah kerusakannya. 2 Kelestarian bahan pustaka tergantung pada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakannya, diantaranya mutu bahan dasar, lingkungan penyimpanan, serta faktor-faktor lain seperti hewan, insekta, jamur serta manusia. Kerusakan bahan pustaka dapat terjadi dalam skala besar bila terjadi bencana alam (misalnya banjir, kebakaran, dan lain-lain). 3 Faktor-faktor kerusakan bahan pustaka yang berbeda-beda tersebut, menyebabkan pelestarian koleksi perpustakaan harus dimulai dengan perencanan yang baik dengan memperhitungkan nilai, kegunaan, dan resiko kerusakan pada bahan pustaka. Usaha-usaha untuk menyelamatkan bahan pustaka dari kerusakan dan bahkan dari kehancuran meliputi tiga kegiatan, yaitu pelestarian, pengawetan, dan perbaikan. 4 Adapun tujuan utama dari pelestarian bahan pustaka adalah untuk melestarikan, baik pelestarian dalam bentuk fisik dengan mempertahankan bentuk asli maupun pelestarian informasi dengan alih media dalam bentuk mikro dan digital yang merupakan hasil budaya cipta manusia. Bahan pustaka yang mahal, sulit didapat atau langka diusahakan agar awet untuk bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan, koleksi yang dirawat dimaksudkan bisa menimbulkan daya 2 Muhammadin Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Yayasan Ford oleh Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta: Grasindo, 2007), h.71

17 3 tarik, sehingga orang yang tadinya segan membaca atau enggan memakai buku perpustakaan menjadi rajin mempergunakan jasa perpustakaan. Tugas pemeliharaan, perawatan, dan pelestarian koleksi bukanlah tugas yang sangat mudah karena diperlukan keahlian dan keterampilan khusus untuk melestarikan bahan pustaka. Salah satu jenis bahan pustaka yang harus dilestarikan dan dirawat adalah buku-buku langka. Buku langka merupakan sebuah buku yang dilihat dari segi usia yaitu buku yang diterbitkan pada puluhan atau bahkan ratusan tahun silam sehingga menjadi buku yang langka karena sulit untuk dijumpai dan jarang sekali beredar di pasaran sehingga memiliki nilai historis yang tinggi dan tidak semua perpustakaan memiliki buku langka. Salah satu jenis perpustakaan yang ada adalah Perpustakaan Nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka Perpustakaan Nasional harus mampu memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, melayankan koleksi atau bahan pustaka yang dimilikinya kepada para pemustaka yang membutuhkannya. Selain mengumpulkan dan mengorganisir segala informasi yang tersimpan dalam buku dan bahan pustaka lainnya yang merupakan

18 4 pelestarian ilmu pengetahuan, dapat pula dilakukan dengan cara merawat fisik maupun mengalihmediakan ke dalam bentuk digital bahan pustaka tersebut. Mengingat bahan pustaka beraneka ragam jenis dan bentuknya, yang tercetak maupun terekam, dan merupakan khazanah kebudayaan bangsa, maka salah satu lembaga atau instansi yang menyimpan berbagai karya cipta hasil manusia termasuk didalamnya koleksi buku langka adalah Perpustakaan Nasional. Sehingga pelestarian bahan pustaka khususnya koleksi buku langka menjadi sangat penting mengingat tujuan dilakukannya pelestarian bahan pustaka adalah untuk menjaga dan melestarikan buku atau berbagai bahan pustaka yang merupakan warisan kebudayaan dan sumber informasi utama untuk jangka panjang. Dengan demikian dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka penulis memilih judul: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis memberikan batasan yang jelas dan sesuai dengan topik yang ingin diteliti yaitu sebagai berikut: a. Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

19 5 b. Masalah yang akan diteliti terbatas pada bagaimana pelestarian koleksi buku langka di PNRI. 2. Perumusan Masalah Agar penulisan proposal ini lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka perlu dirumuskan suatu masalah. Masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana kebijakan pelestarian buku langka di PNRI? b. Bagaimana usaha pencegahan kerusakan buku langka di PNRI? c. Bagaimana usaha perbaikan yang dilakukan pihak PNRI terhadap koleksi buku langka yang rusak? d. Kendala apa saja yang dihadapi PNRI dalam melestarikan koleksi buku langka? C. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai pelestarian koleksi buku langka ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui kebijakan PNRI dalam hal pelestarian koleksi buku langka. 2. Untuk mengetahui usaha-usaha pencegahan yang dilakukan PNRI agar buku langka tidak cepat mengalami kerusakan. 3. Untuk mengetahui usaha-usaha perbaikan yang dilakukan PNRI terhadap buku langka yang telah mengalami kerusakan. 4. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi PNRI dalam melestarikan koleksi buku langka.

20 6 D. Manfaat Penelitian Dengan adanya tujuan penelitian ini semoga memberikan manfaat antara lain: 1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan penulis dalam menganalisa seberapa jauh kegiatan pelestarian koleksi buku langka yang dilakukan oleh PNRI. 2. Memberikan kontribusi pemikiran kepada PNRI dalam melestarikan koleksi-koleksinya agar tidak cepat mengalami kerusakan baik dari segi bentuk fisik dokumen maupun dari segi informasi yang terkandung agar dapat dimanfaatkan oleh para pemustaka dan usaha-usaha yang dilakukan dalam menanggulangi berbagai kerusakan pada buku langka. 3. Memperkaya literatur Jurusan Ilmu Perpustakaan tentang pelestarian bahan pustaka khususnya koleksi buku langka bagi pengembangan informasi. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, adapun untuk mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah dengan melalui metode penelitian. Penggunaan metode penelitian dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat, signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Metode yang ingin digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sedangkan jenis atau desain penelitiannya menggunakan

21 7 penelitian deskriptif. Metode deskriptif ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan yang nyata sekarang (sementara berlangsung) seperti apa adanya. 2. Informan Penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. 5 Informan yang digunakan dalam penelitian ini yang berhubungan dengan topik yang diteliti dan yang paling memahami objek penelitian yaitu berjumlah lima orang yang terdiri atas kepala bidang konservasi, kepala sub bidang perawatan dan perbaikan bahan pustaka, satu orang pustakawan di bagian penyimpanan koleksi buku langka, dan dua orang teknisi yang bertindak langsung menangani kegiatan preservasi buku langka. Penulis melakukan wawancara secara satu persatu terhadap informan yang diwawancarai. 3. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara atau langsung dari sumbernya. 6 Data ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu wawancara dengan para pustakawan yang bekerja di bagian pelestarian bahan pustaka dan melakukan observasi dengan melakukan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. 5 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.86.

22 8 b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data ini bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari literatur-literatur dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah, dan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara sebagai berikut: a. Kajian Kepustakaan Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan dan sebagainya). 7 Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur atau dokumen-dokumen dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. b. Penelitian Lapangan Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian dengan cara: 1) Wawancara (Interview) Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara ini akan dilakukan dengan para 7 Ibid, h.63.

23 9 pustakawan dan teknisi yang bertindak langsung dalam kegiatan melestarikan koleksi buku langka dengan mengajukan berbagai pertanyaan guna mendapatkan informasi. Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang dianggap perlu, sehingga meyakinkan data yang diperoleh. 2) Observasi Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang terjadi di perpustakaan. 5. Teknik Analisa Data Data-data yang telah diperoleh akan dianalisa melalui tiga tahapan yaitu: a. Reduksi Data Data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara, dan kajian pustaka dicatat secara rinci, mengelompokkan atau memilahmilah dan memfokuskan pada hal penting, maka data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas. b. Penyajian Data Setelah data direduksi maka penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks yang bersifat naratif. c. Penarikan Kesimpulan Data-data yang telah dijabarkan dalam bentuk naratif maka penulis membuat kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya.

24 10 F. Definisi Istilah 1. Perpustakaan Nasional Dalam UU No.43 tahun 2007 Bab VII Pasal 21 ayat 1 menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara. 2. Pelestarian bahan pustaka Pelestarian (preservation) mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpanannya. Tujuan pelestarian bahan pustaka dan arsip adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal Koleksi buku langka Buku langka adalah buku yang sudah tua, sulit untuk dijumpai, dan jarang beredar di pasaran. 9 Bila dilihat dari segi usia maka buku langka merupakan buku yang diterbitkan pada puluhan atau bahkan ratusan tahun 8 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h Ishvari Corea. Encyclopedia of Information and Library Science, Vol.8 (New Delhi: Akashdeep Publishing House, 1993), h

25 11 silam sehingga menjadi buku yang langka karena sulit untuk dijumpai dan jarang sekali beredar di pasaran dan merupakan warisan kebudayaan. Buku langka yang dimaksud dalam penelitian ini berusia dari tahun dari koleksi Perpustakaan Nasional RI yang merupakan peninggalan dari hasil budaya manusia. G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Dalam bab ini penulis menguraikan tentang definisi Perpustakaan Nasional, fungsi dan tugas perpustakaan nasional. Mengenai pengertian pelestarian bahan pustaka, fungsi pelestarian bahan pustaka, unsur-unsur pelestarian bahan pustaka. Dan menguraikan tentang pelestarian koleksi buku langka yang meliputi faktor-faktor penyebab kerusakan buku langka, usaha pencegahan kerusakan buku langka, usaha perbaikan buku langka, dan kendala-kendala dalam pelestarian bahan pustaka. BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah berdirinya PNRI, tugas dan fungsi PNRI, struktur organisasi, visi dan misi, koleksi PNRI, koleksi buku langka di PNRI, sistem dan layanan, peraturan PNRI, fasilitas dan pelayanan PNRI dan lokasi PNRI.

26 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini penulis menguraikan hasil penelitian tentang pelestarian koleksi buku langka di PNRI. BAB V PENUTUP Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran.

27 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Nasional 1. Definisi Perpustakaan Nasional Dalam UU No.43 tahun 2007 Bab VII Pasal 21 ayat 1 menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara. Pada tahun 1970, dalam konferensi umumnya yang ke 16, UNESCO mengeluarkan Recommendations Concerning the International Standarization of Library Statistics yang memuat definisi perpustakaan nasional adalah sebagai berikut: 1 Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang bertanggung jawab atas akuisisi dan pelestarian kopi semua terbitan yang signifikan, yang diterbitkan di sebuah negara dan berfungsi sebagai "deposit", baik berdasarkan undang-undang maupun kesepakatan lain, dengan tidak memandang nama perpustakaan. Perpustakaan nasional juga umumnya menjalankan fungsi sebagai berikut: menyusun bibliografi nasional, menyimpan dan memutakhirkan koleksi asing yang bernilai tinggi dan representatif termasuk buku mengenai negara yang bersangkutan, bertindak sebagai pusat bibliografi nasional, menyusun katalog 1 Sulistyo-Basuki. Sejarah Perpustakaan Nasional RI: sebuah kajian. (Diakses pada tanggal 30 Juni 2011 jam WIB). 13

28 14 induk, menerbitkan bibliografi nasional retrospektif. perpustakaan yang menyebut dirinya sebagai perpustakaan "nasional" namun fungsinya tidak sesuai dengan definisi diatas tidak dapat dimasukkan ke kategori "perpustakaan nasional". 2. Fungsi Perpustakaan Nasional Fungsi utama perpustakaan nasional adalah menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara. Adapun fungsi Perpustakaan Nasional ialah: a. Menyimpan setiap bahan pustaka yang diterbitkan di sebuah negara. b. Mengumpulkan atau memilih bahan pustaka terbitan negara lain mengenai negara yang bersangkutan. c. Menyusun bibliografi nasional artinya daftar buku yang diterbitkan di sebuah negara. d. Menjadi pusat informasi negara yang bersangkutan. Biasanya jasa ini diberikan atas jasa permintaan. e. Berfungsi sebagai pusat antarpinjam perpustakaan di negara yang bersangkutan serta antara negara yang bersangkutan dengan negara lain. Umumnya perpustakaan nasional tidak meminjamkan buku langsung ke pembaca melainkan harus melalui perpustakaan. f. Sebagai tugas tambahan biasanya perpustakaan nasional memberikan jasa penerjemahan, latihan kerja bagi pustakawan, mencatat hak cipta atas buku, dan sebagainya Tugas Perpustakaan Nasional Berdasarkan Undang-Undang No. 43 tahun 2007 pada Bab VII Pasal 21 ayat 2 menyebutkan bahwa Perpustakaan Nasional bertugas: 3 a. Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan; b. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan; c. Membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan; dan d. Mengembangkan standar nasional perpustakaan. 2 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993) hal Undang-Undang Perpustakaan No.43 tahun 2007.

29 15 Dan dalam ayat 3 Perpustakaan Nasional bertanggung jawab: a. Mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat; b. Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa; c. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca dalam rangka mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat; dan d. Mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di luar negeri. 4 B. Pelestarian Bahan Pustaka 1. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka Sutarno NS dalam bukunya yaitu Tanggung Jawab Perpustakaan menyatakan bahwa: Lestari dapat diartikan selamat, panjang umur, tetap-permanen dan abadi dan terus berguna bagi kehidupan manusia. Sebuah perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pelestarian atas sumber informasi yang dikelolanya, disamping memberdayakan kepada masyarakat luas. Hal itu berkaitan dengan penyediaan sumber penelitian, rujukan, dan dasar pengembangan ilmu pengetahuan menurut metode ilmiah yang sudah diakui kalangan ilmuwan. 5 Pelestarian menurut International Federation of Library Association (IFLA), adalah mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip. Termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, ketenagaan, metode dan teknik serta penyimpanannya. 6 Menurut M.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, h Ibid, 5 Sutarno NS. Tanggung Jawab Perpustakaan (Jakarta: Panta Rei, 2005), h Blasius Sudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006),

30 16 pelestarian adalah menjadikan (membiarkan) tetap tak berubah. 7 Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan. Sedangkan tujuan pelestarian ini adalah untuk melestarikan hasil budaya cipta manusia, baik berupa informasi maupun fisik dari bahan pustaka tersebut. Jenis-jenis informasi tertentu yang mempunyai nilai dokumentatif, arsip sejarah, filosofis, dan edukatif yang berkaitan dengan kehidupan manusia, seperti penemuan ilmiah, pemerintahan, kenegaraan, peristiwa penting yang tinggi, strategis dan langka, serta perlu diabadikan maka perpustakaan bertanggung jawab untuk menyimpan dan melestarikan agar tidak punah, hilang, rusak atau disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, karena merupakan bukti-bukti otentik dan sumber penelitian. Perpustakaan merupakan himpunan khasanah budaya bangsa yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu setiap buku dan semua sumber informasi harus disimpan dengan baik, dan dilestarikan. Di perpustakaan ada koleksi langka, yang tidak dapat diperbarui. Proses pelestarian dilakukan dengan membuat bentuk mikro, film, bentuk digital, dan sebagainya. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian, ketekunan, dan kesabaran. Perpustakaan yang baik juga bisa diukur dari kemampuan menjaga, dan melestarikan dokumen dan rekaman atas kehidupan umat 2006), h M.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

31 17 manusia yang terdahulu, dan bagaimana mempersiapkan generasi sekarang untuk kehidupan yang akan dan yang lebih baik dan sejahtera. 8 Pelestarian bahan pustaka menjadi salah satu tujuan penyelenggaraan perpustakaan, karena tugas pokok perpustakaan adalah mengumpulkan dokumen tertulis dari masa lalu hingga masa sekarang, serta menyimpannya untuk keperluan pemustaka kini dan masa datang. Sangat sukar untuk memperkirakan kebutuhan pemustaka pada masa yang akan datang, sehingga akan sukar pula menyusun kebijakan yang diperlukan untuk melestarikan bahan-bahan tersebut. Memang setiap perpustakaan dengan sifat kekhususan masing-masing akan berbeda tanggapan dan kebutuhannya dalam masalah ini. Namun bagi perpustakaan deposit, pelestarian merupakan salah satu tugas utama. Di Indonesia, usaha perawatan dokumen tertulis masih kurang mendapat perhatian. Padahal usaha ini seharusnya dilaksanakan lebih cermat mengingat iklim tropis yang tidak menguntungkan pada kelestarian koleksi buku. Lembaga kearsipan dan museum dengan segala keterbatasannya telah memulai melaksanakan hal ini. Perpustakaan belum begitu terarah perhatiannya, karena berbagai kegiatan baru dikonsentrasikan pada pembinaan infrastruktur dan teknik pengelolaan informasi. Namun cepat atau lambat masalah kelestarian bahan pustaka akan muncul pada perpustakaan-perpustakaan di Indonesia. 9 h Blasius Sudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 9 Ibid, h

32 18 2. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng, atau jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan di ruang yang lembab. Maka pelestarian memiliki beberapa fungsi antara lain: a. Fungsi melindungi. Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh,dan sinar matahari serta kelembaban udara di perpustakaan akan mudah terkontrol. b. Fungsi pengawetan. Bahan pustaka menjadi lebih awet bila dirawat dengan baik-baik, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut. c. Fungsi kesehatan. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan. d. Fungsi pendidikan. Pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Mereka juga harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan

33 19 perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan. e. Fungsi kesabaran. Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. f. Fungsi sosial. Pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan. g. Fungsi ekonomi. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuangan dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka. h. Fungsi keindahan. Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapih, perpustakaan tampak menjadi indah, sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya Unsur-Unsur Pelestarian Bahan Pustaka Berbagai unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut: a. Manajemennya, perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini. Bagaimana prosedur pelestarian yang harus diikuti. Bahan pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik, apa saja 10 Karmidi Martoatmojo. Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta:Universitas Terbuka, 1999),h. 6-7

34 20 kerusakannya, apa saja alat dan bahan kimia yang diperlukan dan sebagainya. b. Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki. Mereka yang mengerjakan pelestarian ini hendaknya mereka yang telah memiliki ilmu atau keahlian/ keterampilan dalam bidang ini. c. Laboraturium, suatu ruang pelestarian dengan berbagai peralatan yang diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk fumigasi, dan sebagainya. Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruang laboraturium sebagai bengkel atau gudang buat bahan pustaka yang perlu dirawat atau diperbaiki. d. Dana untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik, sehingga pekerjaan pelestarian tidak akan mengalami gangguan. Pendanaan ini tentu tergantung dari lembaga tempat perpustakaan bernaung. 11 C. Pelestarian Koleksi Buku Langka Buku adalah salah satu bahan pustaka yang merupakan sumber ilmu pengetahuan dan informasi. Salah satu buku yang perlu dilakukan pelestarian guna mencegah kerusakan dan memperbaiki kerusakannya adalah buku-buku langka. Buku langka adalah buku yang sudah tua, sulit untuk dijumpai, dan jarang beredar di pasaran. 12 Definisi buku langka menurut kamus Perpustakaan dan Informasi merupakan buku-buku yang sudah tua, tidak 11 Ibid, h Ishvari Corea. Encyclopedia of Information and Library Science, Vol.8 (New Delhi: Akashdeep Publishing House, 1993), h

35 21 diterbitkan lagi dan jumlahnya sangat terbatas. 13 Bila dilihat dari segi usia maka buku langka merupakan buku yang diterbitkan pada puluhan atau bahkan ratusan tahun silam sehingga menjadi buku yang langka karena sulit untuk dijumpai dan jarang sekali beredar di pasaran dan merupakan warisan kebudayaan. Buku langka salah satunya terdapat di PNRI yang merupakan salah satu lembaga yang menyimpan berbagai koleksi termasuk buku langka. Seiring dengan berjalannya waktu, buku-buku tersebut mengalami kerusakan bahkan ada yang mengalami kehancuran, sehingga buku tersebut tidak layak digunakan. Oleh sebab itu diperlukan penanganan khusus guna mencegah kerusakannya dan perlu dilestarikan keberadaannya. Agar tetap bisa digunakan oleh pemustaka untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. 1. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Buku Langka Kerusakan bahan pustaka terutama buku langka secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Faktor Biologi Bahan pustaka yang sudah menderita penyakit jamuran biasanya warna kertasnya berubah menjadi kuning karena memang jamur bisa menyebabkan berubahnya warna kertas, di samping itu jamur bisa menyebabkan kertas lengket satu dengan yang lain sehingga halaman bahan pustaka tersebut tidak bisa dibuka dan kalau hal ini dipaksa, 13 Sutarno NS. Kamus Perpustakaan dan Informasi (Jakarta: Jala Permata, 2008), h. 21.

36 22 halaman itu bisa robek. Jamur bisa tumbuh subur karena kelembaban udara yang tinggi jamur akan berhenti berkembang biak kalau kelembaban udara tidak sesuai. Hal ini ditandai dengan adanya bintikbintik coklat pada bahan pustaka tersebut. Serangga sangat berbahaya bagi bahan pustaka. Rayap misalnya akan memakan buku jika kayu di sekitarnya sudah habis dimakannya. Untunglah sekarang ini banyak rak yang terbuat dari logam sehingga rayap tidak bisa memakannya. Kecoa sangat merusak buku dengan cara meningggalkan noda pada kertas. Di samping itu, kotorannya yang berupa cairan dapat merusak keutuhan buku. Hal yang bisa mengundang hadirnya kecoa adalah sisa-sisa makanan yang tercecer. Itulah sebabnya mengapa di ruang baca perpustakaan dilarang makan atau membawa makanan. Tangan yang akan memegang bahan makanan juga harus bersih bebas dari noda minyak karena kalau buku itu ternoda minyak akan mengundang bahaya serangan serangga. Serangga yang cukup berbahaya adalah ngengat. Binatang ini memiliki tubuh tipis berwarna coklat dan sangat gemar hidup dan berkembang biak di tempat yang gelap seperti misalnya didalam buku, rak, almari dan tempat-tempat lain yang sejenis. Sasaran dari ngengat adalah perekat buku yang terletak di punggung dan sampul buku. Serangga lain yang cukup berbahaya adalah apa yang disebut dengan kutu buku. Sebetulnya binatang ini adalah sangat kecil berwarna abu-abu dan putih, badannya lemah sedangkan kepalanya relatif lebih

37 23 besar dengan gigi yang kuat. Binatang ini menyerang permukaan kertas sehingga mengakibatkan huruf-huruf banyak yang hilang dan akibatnya buku tersebut sulit dibaca. 14 b. Faktor Fisika 1) Debu Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela, atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. Disamping itu, keadan ruangan yang lembab, debu yang bercampur dengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan memiliki daya rusak yang paling tinggi. Debu tersebut sangat mudah bersenyawa dengan kertas, apalagi pada ruangan yang lembab. 2) Cahaya Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan perpustakaan dan arsip adalah bentuk energi elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Sinar-sinar yang terdapat dalam cahaya dapat dibagi menjadi tiga kelompok 14 Sokhibul Ansor. Perawatan Bahan Pustaka Perpustakaan Sekolah. (diakses pada tanggal 18 mei 2011 jam WIB).

38 24 menurut panjang gelombangnya, yaitu sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara milimikron, sinar-sinar dalam cahaya tampak (merah, hijau, kuning) dengan panjang gelombang antara miliikron dan sinar inframerah dengan panjang gelombang lebih besar dari 760 milimikron. Makin kecil gelombang suatu sinar, makin besar energi yang dihasilkan. Sinar yang panjang gelombangnya kecil seperti ultraviolet inilah yang berperan dalam merusak kertas. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultraviolet adalah memudarnya tulisan, sampul buku, warna bahan cetakan, dan peta, juga mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan. Kerusakan ini disebabkan karena aksi dari energi, adanya bahan tambahan dan residu bahan pemutih pada saat proses pembuatan kertas, adanya partikel-partikel logam dalam kertas serta adanya uap air dan oksigen di sekitar kertas. 3) Suhu dan Kelembaban Udara Faktor iklim seperti suhu dan kelembaban udara juga merupakan salah satu penyebab kerusakan bahan pustaka. Semakin rendah suhu penyimpanan dan kelembaban udara, makin lama bahan kertas dapat mempertahankan kekuatan fisiknya. Sebaliknya apabila suhu udara tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan warna kertas menajdi kuning. Apabila kelembaban juga tinggi, maka dapat mengakibatkan buku menjadi lembab.

39 25 Udara yang lembab dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan asam yang ada pada kertas terhidrolisa, bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa. Perubahan suhu pada saat kertas mengandung banyak air ini menyebabkan perubahan struktur kertas menjadi lemah. Jika suhu udara naik, kelembaban udara akan turun dan air yang ada dalam kertas dilepas, sehingga kertas menjadi kering dan volumenya meyusut. 15 Hal ini dapat menyebabkan buku menjadi busuk, berbau apek, dan mudah diserang jamur, kecoa, rayap, kutu buku dan ikan perak sehingga mengakibatkan buku menjadi rapuh dan mudah robek. Kelembaban dan suhu udara yang ideal bagi perpustakaan dan arsip adalah 45-60% RH dan C. Jadi suhu dan kelembaban merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap bahan pustaka. c. Faktor Kimia Kertas tersusun dari senyawa-senyawa kimia, yang lambat laun akan terurai, dan akhirnya kertas menjadi rusak. Peruraian tersebut disebabkan oleh reaksi-reaksi oksidasi dan hidrolisis, yang dipengaruhi pula oleh suhu dan cahaya. 16 Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonal dan 15 Kris Adri Styarto, Kerusakan Pada bahan Pustaka dan Cara Pencegahannya, Media Pustakawan, no.1 (2001), h Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 17.

40 26 korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas. Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H 2 O). Reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh. Kandungan asam dalam kertas akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dengan mencampur asam tanat dan garam besi serta ditambah dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik. Oleh karena itu asam merupakan zat berbahaya bagi kertas yang harus dihilangkan. d. Faktor Manusia dan Faktor Lainnya Manusia memegang peranan penting dalam penggunaan dan penanganan bahan pustaka. Apabila manusia melakukan kesalahan dalam melakukan peran, maka manusia dapat tergolong sebagai perusak bahan pustaka. Bahan pustaka dapat rusak karena pemakaian yang berlebihan dalam memegangnya. Menurut Dureau dan Clements, bahan pustaka di ruang baca dapat rusak karena kecerobohan pembaca. Bencana alam seperti kebakaran, banjir, gempa bumi, pencurian dapat mengakibatkan

41 27 kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat Usaha Pencegahan Kerusakan Buku Langka Usaha melakukan pencegahan kerusakan pada buku langka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih dapat daripada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Dengan melakukan kegiatan pencegahan kerusakan koleksi buku langka sejak dini, biaya pelestarian koleksi buku langka dapat ditekan. Koleksi buku langka yang belum rusak agar tidak terkontaminasi perusak koleksi tersebut dapat dicegah dengan melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan. Sedangkan unuk bahan pustaka yang sudah mengalami kerusakan perlu dilakukan perbaikan agar kerusakan tidak menjadi parah, sehingga proses kerusakan terhenti. Kegiatan-kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan mengingat pentingnya koleksi ini bagi perpustakaan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Jadi ketersediaan koleksi buku langka harus dalam keadaan yang memenuhi, baik kondisi fisiknya maupun kandungan informasinya. Kegiatan pencegahan kerusakan bahan pustaka terutama bertujuan untuk: a. Menghindarkan dan menyelamatkan koleksi agar tidak dimakan oleh serangga atau dirusak binatang pengerat. b. Memperbaiki kerusakan dan mengobati koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur. c. Menghindarkan koleksi dari penyakit maupun kerusakan lainnya. d. Menjaga kelestarian fisik bahan pustaka. e. Menjaga kelestarian informasi yang terkandung dalam bahan pustaka. 17 Asmawati, Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan, Majalah Berita Perpustakaan Universitas Sriwijaya, Vol.XII, no. 2 (Juli-Desember 1996):

42 28 f. Menyadarkan pustakawan atau pegawai yang bekerja di perpustakaan bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan. g. Mendidik para pemustaka untuk berhati-hati dalam menggunakan buku, serta ikut menjaga keselamatannya. h. Menghimbau semua pihak baik petugas perpustakaan maupun pemustaka untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. 18 Usaha-usaha untuk melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: a. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Biologi Unsur-unsur biologis seperti jamur, serangga, binatang pengerat dan sebagainya dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada bahan pustaka dan pada perlengkapan perpustakaan. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan usaha pencegahan serta pembasmian unsur-unsur biologis tadi dengan berbagai bahan kimia. Penggunaan bahan kimia tersebut perlu dijaga dengan benar agar bahan kimia tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada buku itu sendiri dan cukup aman untuk digunakan serta tidak membahayakan manusia. Lingkungan yang lembab, gelap, sirkulasi udara kurang, merupakan lingkungan yang ideal bagi serangga. Untuk itu maka suhu dan kelembaban udara harus benar-benar dimonitor. Usaha-usaha lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara memilih rak-rak penyimpanan yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak disukai oleh serangga seperti kayu jati atau logam. Sedangkan untuk mencegah jamur perlu menjaga 1999), h Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

43 29 kebersihan tempat penyimpanan dan menjaga temperatur, menyusun koleksi tidak terlalu rapat satu sama lainnya dan fumigasi secara berkala perlu dilakukan. b. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Fisika Suhu udara yang tinggi dapat mempercepat proses perusakan kertas karena kertas menjadi kering, pecah-pecah dan rapuh. Kelembaban yang tinggi dapat menyuburkan tumbuhnya jamur dan sebaiknya kelembaban yang rendah dapat menyebabkan kertas menjadi kering dan cepat hancur. Selain itu sinar matahari yang langsung mengenai buku akan merusak buku. Debu juga bisa menjadi musuh buku karena selain mengganggu kesehatan, debu dapat menimbulkan noda-noda, mengaburkan tulisan dalam buku, menularkan jamur. 19 Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha pencegahan agar bahan pustaka tidak terlalu mengalami kerusakan dengan cara penggunaan AC harus dilakukan dalam 24 jam yang ruangannya harus selalu tertutup. 20 Menggunakan metode penyekatan untuk mengurangi panas dan tirai untuk mencegah cahaya langsung matahari, karena cahaya matahari yang mengeluarkan cahaya ultraviolet dengan gelombang tinggi bersifat merusak, sehingga harus dijaga serendah mungkin tingkat cahaya yang masuk dalam ruangan. Pemeliharaan dengan menjaga kestabilan suhu 19 Ajick. Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka dan Latar Belakang Sejarahnya. diakses pada tanggal 21 April 2011 jam WIB. 20 Perpustakaan Nasional. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002), h

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI A. Pendahuluan Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat penting dan wajib dimiliki oleh semua perguruan tinggi untuk mendorong proses

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perpustakaan BPHN merupakan perpustakaan khusus dalam bidang hukum. Namun, keberadaannya sebagai sebuah lembaga pembinaan hukum nasional dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA. karena itu pemeliharaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi

BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA. karena itu pemeliharaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemeliharaan Bahan Pustaka Bahan pustaka pada umumnya terbuat dari kertas baik dalam bentuk buku, surat kabar, majalah dan bahan cetak lainnya. Semua koleksi

Lebih terperinci

By: Yuni Nurjanah 2010

By: Yuni Nurjanah 2010 By: Yuni Nurjanah 2010 Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka, dan Latar Belakang Sejarahnya Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban

Lebih terperinci

A. Latar Belakang dan Permasalahan

A. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Informasi telah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun swasta. Keseluruhan aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Tidak sedikit guru pustakawan pada saat ini sibuk dengan urusan automasi perpustakaan, teknologi informasi, pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, layanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelestarian Bahan pustaka merupakan satu dari beberapa unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan selain gedung atau ruangan, peralatan atau perabot, tenaga dan

Lebih terperinci

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK Lisa Engla Kade Cita 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: kadecitalisaengla@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Lampiran 1: Bentuk edoman Wawancara EDOMAN WAWANCARA KEGIATAN ERAWATAN ERUSTAKAAN UNIVERSITAS HKB NOMMENSEN MEDAN Kode : K Informan : Kepala erpustakaan Universitas HKB Nommensen Medan ertanyaan : Kegiatan

Lebih terperinci

PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: Hikmah Nasution NIM. 108025000045 PROGRAM

Lebih terperinci

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) Mata Kuliah : PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Kode / SKS : PUST2137 / 3 SKS Nama Tutor : Yuni Nurjanah, S.S. Deskripsi Singkat Kompetensi Umum : Mata kuliah ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai pelestarian koleksi buku langka di Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum. Isi bab ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan kampus atau lingkungan universitas. Menurut Sulistyo-Basuki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Perpustakaan Dalam bahasa inggris perpustakaan dikenal dengan istilah library. Istilah ini berasal dari kata latin yaitu liber atau libri artinya buku. Pengertian

Lebih terperinci

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DALAM UPAYA MENYELAMATKAN BENTUK FISIK BUKU DAN NILAI INFORMASINYA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DALAM UPAYA MENYELAMATKAN BENTUK FISIK BUKU DAN NILAI INFORMASINYA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DALAM UPAYA MENYELAMATKAN BENTUK FISIK BUKU DAN NILAI INFORMASINYA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Koleksi Bidang Hukum) SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab 4 ini, akan diuraikan hasil penelitian yang telah dijalankan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab 4 ini, akan diuraikan hasil penelitian yang telah dijalankan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab 4 ini, akan diuraikan hasil penelitian yang telah dijalankan selama kurang lebih satu bulan (1 April - 31 April 2008). Uraian ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran

Lebih terperinci

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi I. PENDAHULUAN Arsip sangat penting sehingga dikatakan sebagai minyak pelumas organisasi. Pada saat dinamis arsip adalah salah satu data yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA NI NYOMAN ERNA CAHYANI 1) 1) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA Email: cahyani_ernaa@yahoo.com

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN WEWENANG Anzarudin Npm, 61.101.09.016 Informasi dalam

Lebih terperinci

Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9. By Yuni Nurjanah

Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9. By Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah 2010 Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Tutorial ke : 1 Kode / Nama Mata Kuliah : PUST2137 SKS : 3 SKS Nama Tutor : Yuni Nurjanah, S.S. Kompetensi Umum Kompetensi Khusus : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PERAWATAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Mardio Salman 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: mardiosalman@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku, majalah dan bahan pustaka jenis lainnya adalah sumber ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku, majalah dan bahan pustaka jenis lainnya adalah sumber ilmu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku, majalah dan bahan pustaka jenis lainnya adalah sumber ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi manusia baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

PRESERVASI DAN KONSERVASI KOLEKSI CETAK DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

PRESERVASI DAN KONSERVASI KOLEKSI CETAK DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA PRESERVASI DAN KONSERVASI KOLEKSI CETAK DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SD NETRAL D YOGYAKARTA : TINJAUAN TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN, UPAYA PENCEGAHAN DAN KENDALA YANG DI HADAPI LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA

PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA Ade Darma Putra 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: adharma82@yahoo.com

Lebih terperinci

PELESTARIAN INFORMASI KOLEKSI LANGKA: Digitalisasi, Restorasi, Fumigasi

PELESTARIAN INFORMASI KOLEKSI LANGKA: Digitalisasi, Restorasi, Fumigasi PELESTARIAN INFORMASI KOLEKSI LANGKA: Digitalisasi, Restorasi, Fumigasi Neneng Asaniyah Pustakawan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta neneng.asaniyah@uii.ac.id Abstrak Salah satu cara agar koleksi

Lebih terperinci

UPT PERPUSTAKAhb! PADA PERPUSTAKAAN UNP FAKTOR PENYEBAB MEWUSAIMAN BAHAN PUSTAKA. Makalah : LIDA DJAMAWIM, S Di susun ole!

UPT PERPUSTAKAhb! PADA PERPUSTAKAAN UNP FAKTOR PENYEBAB MEWUSAIMAN BAHAN PUSTAKA. Makalah : LIDA DJAMAWIM, S Di susun ole! ~ - Makalah : FAKTOR PENYEBAB MEWUSAIMAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNP FAFFTI;P RNYC'BAB KERUSA~~~~V.. I -.'. i i -.-_.- BAWN FUCTAkA PAOA ~~I~cTA~A~N. cr-y-...~z.:--: =----.- -.. -._.x.ai".-- E

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KAMPUS LP3I GAJAH MADA SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah Perpustakaan Kampus Politeknik LP3I Gajah Mada Sumatera Utara Berdirinya Perpustakaan Kampus Politeknik LP3I I Gajah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Perpustakaan Perguruan Tinggi mempunyai peran penting di dalam sebuah universitas. Perpustakaan di perguruan tinggi menyimpan berbagai macam koleksi, seperti buku, jurnal, laporan tahunan serta layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era informasi memunculkan dampak- dampak perkembangan baru dalam berbagai macam aspek kehidupan, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Dengan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 40/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah organisasi. Arsip tercipta secara terus menerus selama organisasi itu masih hidup dan dapat menjadi acuan untuk

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut F.Rahayuningsih dalam bukunya pengelolaan perpustakaan (2007 : 12) menyatakan bahwa, kegiatan-kegiatan pokok perpustakaan sebagai berikut : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. ini berasal dari bahasa Inggris yaitu preservation. Menurut Sudarsono (2006, 14)

BAB II KAJIAN TEORITIS. ini berasal dari bahasa Inggris yaitu preservation. Menurut Sudarsono (2006, 14) BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Konsep Pelestarian Bahan Pustaka 2.1.1 Pelestarian Bahan Pustaka Istilah preservasi sudah tidak asing lagi di dalam dunia perpustakaan. Kata ini berasal dari bahasa Inggris yaitu

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Kartografik telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 7 PADANG

PEMELIHARAAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 7 PADANG PEMELIHARAAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 7 PADANG Vonny Destia 1, Ardoni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: - Abstract

Lebih terperinci

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya. 81 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui implementasi/pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan karya cetak dan karya rekam di Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Museum Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK GAMBARAN UMUM PROYEK DATA FISIK BANGUNAN : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PROYEK GAMBARAN UMUM PROYEK DATA FISIK BANGUNAN : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. GAMBARAN UMUM PROYEK 2.1.1 DATA FISIK BANGUNAN Nama proyek : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Sifat proyek : Fiktif Pemilik : Pemerintah Luas lahan : 11.920

Lebih terperinci

Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi

Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi Dokumen Nontekstual, Tekstual, Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi Dasar-Dasar Dokumentasi : Modul 2 by Yuni Nurjanah Page 1 I. Dokumen Nontekstual, Tekstual, Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Arsip merupakan sumber informasi dan sebagai alat-alat pengawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Arsip merupakan sumber informasi dan sebagai alat-alat pengawasan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Arsip merupakan sumber informasi dan sebagai alat-alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka melaksanakan kegiatankegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari: - 2-3. 4. 5. 6. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DENGAN ENKAPSULASI PADA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DENGAN ENKAPSULASI PADA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DENGAN ENKAPSULASI PADA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: Hanifudin

Lebih terperinci

PRESERVASI DAN KONSERVASI BAHAN PUSTAKA CETAK DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA III

PRESERVASI DAN KONSERVASI BAHAN PUSTAKA CETAK DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA III PRESERVASI DAN KONSERVASI BAHAN PUSTAKA CETAK DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA III LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Ilmu Perpustakaan

Lebih terperinci

PROGRAM PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG. Amhar Pustakawan UIN Imam Bonjol Padang

PROGRAM PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG. Amhar   Pustakawan UIN Imam Bonjol Padang PROGRAM PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG Amhar e-mail : amharmalik@gmail.com Pustakawan UIN Imam Bonjol Padang Abstrak : Program pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN ARSIP DI KANTOR PENGADILAN TINGGI PADANG

PEMELIHARAAN ARSIP DI KANTOR PENGADILAN TINGGI PADANG PEMELIHARAAN ARSIP DI KANTOR PENGADILAN TINGGI PADANG Febdia Najaf 1, Bakhtaruddin Nst 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: Dhya.chaem@yahoo.com

Lebih terperinci

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA 1 PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA MODUL 5 DAN 6 BY YUNI NURJANAH 1. Pengertian dan tujuan 2. Mengenal bahan jilidan 3. Menyiapkan penjilidan 4. Jenis-jenis penjilidan

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA ISSN: 2354-9629 PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Andi Ibrahim Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Kampus 2 UIN Alauddin Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata, Gowa e-mail : andiibe88@yahoo.co.id

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

PELESTARIAN ARSIP KERTAS DENGAN METODE ENKAPSULASI DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PELESTARIAN ARSIP KERTAS DENGAN METODE ENKAPSULASI DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PELESTARIAN ARSIP KERTAS DENGAN METODE ENKAPSULASI DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: SARAH NURZANNAH

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA, 1 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kantor besar maupun kecil, swasta maupun instansi pemerintah mempunyai record dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Record itu disebut arsip. Arsip sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai pemeliharaan dan penyimpanan koleksi buku langka yang menjadi bagian dari pengelolaan koleksi di Perpustakaan BPHN ini dilakukan dengan observasi, melihat

Lebih terperinci

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Sesuai dengan Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 04 Tahun 2017 Tanggal 17 Januari Tahun 2017 BAB XVIII DINAS KEARSIPAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP Oleh : Sugeng Priyanto I. PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan jantungnya universitas/perguruan tinggi. Sebuah Perpustakaan yang sehat tentu harus dapat

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konservasi dan Preservasi Kata konservasi dan preservasi yang biasa diterjemahkan dengan kata pelestarian berasal dari bahasa Inggris yaitu conservation dan preservation.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut Archief, sedang dalam bahasa Inggris disebut Archieve, kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Arche

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Wa Jumaeda La Tiwu A. Tabaga Anton Boham e-mail: wajumaedalatiwu1508@gmail.com

Lebih terperinci

LAYANAN REFERENSI DI SMA N 08 YOGYAKARTA

LAYANAN REFERENSI DI SMA N 08 YOGYAKARTA LAYANAN REFERENSI DI SMA N 08 YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi D3 Perpustakaan dan Informasi Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan Umum yang melayani masyarakat untuk memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun budaya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & nama mata kuliah : LM100 Pengantar Ilmu dan Informasi (2 SKS) Topik bahasan : Pengantar Ilmu dan Informasi Tujuan Pembelajaran umum : Mahasiswa memiliki pemahaman tentang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR STRATEGI PRESERVASI DAN KONSERVASI BAHAN PUSTAKA LANGKA DI PERPUSTAKAAN MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR STRATEGI PRESERVASI DAN KONSERVASI BAHAN PUSTAKA LANGKA DI PERPUSTAKAAN MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR STRATEGI PRESERVASI DAN KONSERVASI BAHAN PUSTAKA LANGKA DI PERPUSTAKAAN MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA Disusun Oleh: LUTHFI ARIYADI D1814062 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3 1. Berikut yang bukan merupakan faktor perubahan pada benda adalah Pewarnaan Pembusukan Pelapukan Perkaratan Kunci

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM LAMPIRAN 1 GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1 Sejarah Singkat Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Badan Perpustakaan Provinvi Nanggroe Aceh

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Definisi Pelestarian Pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN CLOSE ACCESS, PEMELIHARAAN, DAN PERAWATAN KOLEKSI PADA LAYANAN KOLEKSI TANDON DI PERPUSTAKAAN STAIN KUDUS

SISTEM PELAYANAN CLOSE ACCESS, PEMELIHARAAN, DAN PERAWATAN KOLEKSI PADA LAYANAN KOLEKSI TANDON DI PERPUSTAKAAN STAIN KUDUS SISTEM PELAYANAN CLOSE ACCESS, PEMELIHARAAN, DAN PERAWATAN KOLEKSI PADA LAYANAN KOLEKSI TANDON DI PERPUSTAKAAN STAIN KUDUS Radiya Wira Buwana STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia E-mail: radiyawira@gmail.com

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konservasi dan Preservasi Kata konservasi dan preservasi yang biasa diterjemahkan dengan kata pelestarian berasal dari bahasa inggris yaitu : conservation dan preservation.

Lebih terperinci

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP. Disusun oleh: Nama :

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMELIHARAAN BAHAN PERPUSTAKAAN TERCETAK DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG

HUBUNGAN PEMELIHARAAN BAHAN PERPUSTAKAAN TERCETAK DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG E-ISSN : 2541-3279 HUBUNGAN PEMELIHARAAN BAHAN PERPUSTAKAAN TERCETAK DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG Oleh Gina Eka Trisnawati 1 Yooke Tjuparmah 2 Hada Hidayat

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK, KARYA REKAM, DAN KARYA ELEKTRONIK

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK, KARYA REKAM, DAN KARYA ELEKTRONIK DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK, KARYA REKAM, DAN KARYA ELEKTRONIK PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2016 UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 54 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2003 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2003 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN ARSIP VITAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci