KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK BUMN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK BUMN"

Transkripsi

1 KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK BUMN Luh Putu Ayu Purnami, Fridayana Yudiaatmaja, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja keuangan menggunakan pendekatan EVA dan MVA pada Bank BUMN yang go public periode Subyek dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang go public. Sedangkan, obyek penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank BUMN yang diukur menggunakan EVA dan MVA periode Jenis data yang diperlukan adalah data kuantitatif dengan menggunakan teknik pencatatan dokumen dan dianalisis dengan menggunakan analisis metode EVA dan MVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) EVA bank BUMN selama periode bernilai positif, sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomis terhadap perusahaan. (2) bank BUMN yang memiliki nilai MVA positif selama periode terdiri dari BBNI, BBRI dan BMRI, sedangkan MVA BBTN mengalami fluktuasi yaitu bernilai positif tahun 2012 kemudian bernilai negatif tahun 2013 dan kembali bernilai positif tahun Kata kunci: kinerja keuangan, economic value added, market value added Abstract This study aimed to describe the financial performance using EVA and MVA approach to listed government own Bank (BUMN) in the period of The subject of this study was listed government own Bank (BUMN). Meanwhile, the object of this study was BUMN Bank financial performance as measured by EVA and MVA in the period of The type of data collected was quantitative data. The data was collected using the documentation technique then it was analyzed using the method of EVA and MVA. The results showed that (1) EVA of BUMN bank in the period of had positive value, thus providing of economic value added to the company. (2) BUMN bank which had positif MVA in the period of were BBNI, BBRI and BMRI, while the value of MVA BBTN fluctuated in 2012 it was positive, then negative in 2013 and returned positive value in Keywords : financial performance, economic value added, market value added

2 PENDAHULUAN Sebuah Perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal demi keberlangsungan hidup perusahaan, dan mampu mengembangkan perusahaan tersebut dengan baik. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam praktiknya walaupun analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya (Kasmir, 2010:103). Bursa Efek Indonesia bertujuan sebagai tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Sektor keuangan adalah salah satu kelompok perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal karena sektor keuangan merupakan penunjang sektor dalam perekonomian di Indonesia. Sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi lima subsektor yang terdiri dari perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, dan asuransi. Peran sektor keuangan dalam perekonomian sangat krusial. Utamanya dalam penyediaan dana bagi pembiayaan perekonomian (khususnya investasi). Perbankan merupakan salah satu sektor keuangan yang sangat diharapkan berperan aktif dalam pembangunan ekonomi nasional maupun regional. Bank telah menempati posisi sentral dalam perkonomian modern. Sebagian besar keperluan setiap orang dan segenap lapisan masyarakat dalam kegiatan perekonomian terkait dengan perbankan. Dalam sub sektor bank, kategori bank dikelompokkan menjadi enam yaitu, (1) Bank umum persero (BUMN pemerintah), (2) Bank umum swasta nasional (BUSN) devisa, (3) Bank umum swasta nasional (BUSN) non devisa, (4) Bank Pembangunan Daerah (BPD), (5) Bank campuran (domestik & asing), serta (6) Bank Asing. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kinerja keuangan Bank umum persero (BUMN pemerintah) yang terdiri dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan Bank Mandiri(Persero) Tbk ( Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan keseluruhan Bank umum persero (BUMN pemerintah) yang Go Public untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Data kinerja keuangan perusahaan diukur menggunakan rasio keuangan pada Bank BUMN yang Go Public periode dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Kinerja Keuangan Perusahaan Diukur Menggunakan Rasio Keuangan pada Bank BUMN Kode Saham BBNI BBRI BBTN BMRI yang Go Pulic Periode Tahun CAR NIM LDR (%) (%) (%) ,67 5,93 77, ,09 6,11 85, ,22 6,20 87, ,95 8,42 79, ,99 8,55 88, ,31 8,51 81, ,69 5,83 100, ,62 5,44 104, ,64 4,47 108, ,48 5,58 77, ,93 5,68 82, ,60 5,94 82,02 Sumber : Annual Report BBNI, BBRI, BBTN dan BMRI diakses melalui periode (data diolah) Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa kinerja keuangan tahun dilihat dari rasio permodalan (CAR) pada BBNI, BBRI, dan BMRI mengalami peningkatan pada tahun terakhir masing-masing

3 sebesar 16,22%, 18,31%, dan 16,60%, namun pada BBTN terjadi penurunan selama periode tiga tahun berturut-turut hingga periode tahun terakhir mencapai 14,64%. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekuitas lebih rendah dibandingkan peningkatan kredit yang diberikan. Namun demikian, rasio CAR BBTN masih lebih tinggi dari minimal CAR yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% sesuai dengan profil risiko Perseroan. Kemudian dilihat dari rasio profitabilitas (NIM) pada BBRI dan BBTN mengalami penurunan dalam periode , masing-masing pada tahun terakhir sebesar 8,51% dan 4,47%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan kenaikan beban bunga yang diakibatkan adanya peningkatan BI rate sepanjang tahun. Sedangkan perolehan NIM pada BBNI dan BMRI mengalami peningkatan tahun terakhir mencapai 6,20% dan 5,94%. Rasio likuiditas (LDR) yang mampu dicapai Bank BUMN tersebut pada tahun terkahir masing-masing sebesar 87,81%, 81,68%, 108,86% dan 82,02%. Meningkatnya rasio likuiditas (LDR) BBTN pada tahun terakhir mencapai 108,86% mengakibatkan likuiditas Bank kurang baik, karena jumlah DPK tidak mampu menutup kredit yang disalurkan. Kriteria LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 78% sampai 92%, yang merupakan indikator bagi kesehatan finansial suatu Bank. Penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan utama yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal. Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan, maka dikembangkan konsep pengukuran kinerja keuangan berdasarkan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Menurut Winarto (2005:4), kedua metode nilai tambah ini dapat dijadikan acuan yang lebih baik bagi pemilik modal untuk mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut akan memberikan keuntungan atau kerugian terhadap modal yang diinvestasikan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, selain menggunakan rasio keuangan maka peneliti ingin mengetahui bagaimana kinerja keuangan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Pada Bank BUMN yang Go Public Periode Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Bank BUMN yang Go Public periode diukur menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Keuangan khususnya mengenai kinerja keuangan diukur dengan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Di samping itu, secara praktis semoga hasil penelitian ini dapat dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh dari hasil kinerja keuangan Bank BUMN yang Go Public diukur dengan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) periode tahun , serta sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengetahui kinerja keuangan yang telah dicapai perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam bidang keuangan, yang biasanya perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan (Van Horne dalam Heru Sutejo, 2005). Menurut Meita Rosy (2010:2), pengguna rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain : (1) Rasio keuangan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga. (2) Rasio keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode akuntansinya. (3) Rasio keuangan hanya menggambarkan keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan. Penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan utama yaitu tidak

4 memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal. Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan, maka dikembangkan konsep pengukuran kinerja keuangan berdasarkan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Menurut Winarto (2005:4), kedua metode nilai tambah ini dapat dijadikan acuan yang lebih baik bagi pemilik modal untuk mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut akan memberikan keuntungan atau kerugian terhadap modal yang diinvestasikan. Menurut (Helfert, 2000), pada dasarnya pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu: (1) Earning measures. Kinerja keuangan berdasarkan pada accounting profit, yang meliputi: pengukuran earning per share (EPS), return on investment (ROI), return on assets (ROA), return on capital employee (ROCE), dan return on equity (ROE). (2) Cash flow measures. Kinerja keuangan berdasarkan pada arus kas operasi (operating cash flow), yang meliputi: free cash flow, cash flow return on gross investment (ROGI), cash flow return on investment (CFROI), total shareholder return (TSR), dan total business return (TBR). (3) Value measures. Kinerja keuangan berdasarkan pada nilai (value basedmanagement), yang meliputi: economic value added (EVA), market value added (MVA), cash value added (CVA), dan shareholders value (SHV). Menurut Agus Sartono (2008:104), EVA adalah konsep nilai yang digunakan untuk menentukan seberapa besar kemakmuran yang dapat diciptakan dengan mengurangkan earnings perusahaan dengan biaya modalnya. EVA juga mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas setelah dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas (Brigham, 2006:69). Sedangkan menurut Young (2001:18), EVA merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan untuk berhubungan dengan pasar modal. Menurut Mc.Daniel (dalam Pradhono, 2004:141), EVA memiliki kelebihan diantaranya: (1) EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan kondisi spesifik. (2) EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis. (3) Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan. Menurut Resmi (2003:286), kelebihan EVA adalah EVA lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional, karena dilakukan penyesuaian terhadap biaya-biaya tertentu yang dikeluarkan. Namun, adapun kelemahan EVA diantaranya: (1) EVA cenderung mengabaikan pengukuran nonfinansial dan kepentingan stakeholder. (2) Penghitungan EVA masih mendasarkan pada laporan keuangan, yang kemungkinannya dapat direkayasa pembukuannya untuk mendapatkan EVA positif. Menurut Young (2001:39), EVA sama dengan selisih antara laba operasi perusahaan setelah pajak (NOPAT) dengan biaya modal. Biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan dikalikan dengan biaya modal rata-rata tertimbang. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut. EVA = NOPAT Capital Charges Menurut Tunggal (2001), dalam menghitung Economic Value Added (EVA), terdapat langkah-langkah perhitungan sebagai berikut. (1)Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax), (2) Menghitung Invested Capital (IC), (3) Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC), (4) Menghitung Capital Charges, (5) Menghitung Nilai Economic Value Added (EVA). Menurut Sidharta (1997), penilaian Economic Value Added (EVA) dapat dinyatakan sebagai berikut. (1)Apabila

5 EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. (2)Apabila EVA = 0, menunjukkan posisi impas atau Break Event Point. (3)Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah Menurut Warsono (2003:47), MVA didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dengan nilai ekuitas yang dipasok para investornya. Nilai pasar ekuitas pada periode tertentu dihitung dan hasil perkalian antara jumlah saham yang beredar dengan harga saham setiap lembarnya nilai pasar saham, atau sering disebut sebagai nilai kapitalisasi pasar saham perusahaan. Modal ekuitas yang dipasok dihitung dari hasil perkalian jumlah saham yang beredar saat tertentu dengan harga pasar saham per lembarnya. Saat penawaran perdananya jumlah saham yang beredar ini sudah memasukkan unsur penambahan jumlah saham yang beredar sebagai dampak dari emisi saham baru. Kelebihan MVA menurut Zaky (2002:139), MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industri sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Natitupulu (2008:31), MVA memiliki beberapa kekurangan, yaitu: 1) MVA tidak memperhitungkan opportunity cost dari modal yang ditanamkandalam perusahaan, 2) MVA tidak memperhitungkan intern cash return yang diberikan pada pemegang saham, 3) MVA tidak dihitung pada tingkat divisional (unit bisnis) dan tidak dapat dipergunakan untuk perusahaan yang tidak memperjual belikan sahamnya secara publik. Menurut Siti (2011:8), Market Value Added (MVA) dirumuskan sebagai berikut. MVA = (Harga Saham x Jumlah Saham Beredar) - Total Ekuitas Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur MVA adalah sebagai berikut. 1. MVA positif (> 0) berarti pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi bertambah, 2.MVA negatif (< 0) berarti pihak manajemen telah menurunkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi berkurang. Semakin besar MVA semakin baik dan MVA yang negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan Young (2001:27). Menurut Brigham (2006:70), terdapat perbedaan antara EVA dan MVA sebagai berikut. 1) EVA menunjukkan adanya nilai tambah yang terjadi selama satu tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan sepanjang hidupnya bahkan mungkin termasuk masa-masa sebelum manajer yang ada sekarang dilahirkan. 2) EVA dapat diterapkan pada masing-masing divisi atau unit-unit lain dari sebuah perusahaan besar, sedangkan MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Pada dasarnya EVA dengan MVA memiliki suatu hubungan akan tetapi hubungan tersebut bukanlah merupakan hubungan secara langsung. Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif, maka kemungkinan nilai MVA perusahaan tersebut juga akan negatif, begitu pula sebaliknya. Menurut Agus Sartono (2008:103), secara umum dapat dinyatakan dua pengamatan antara hubungan EVA dan MVA yaitu: 1) Ada hubungan antara EVA dan MVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA negatif, maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif dan sebaliknya jika EVA positif maka belum tentu MVA perusahaan akan positif. Harga saham sebagai salah satu komponen MVA akan lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan kinerja masa lalunya. Sehingga perusahaan dengan EVA negative dapat saja memiliki MVA postif jika investor memiliki harapan akan perubahan yang lebih baik pada perusahaan di masa depan. 2) EVA secara umum lebih bermanfaat dibanding MVA untuk mengevaluasi kinerja manajerial sebagai bagian dari insentive compensation program dengan alasan EVA

6 menunjukkan nilai tambah atau value added yang terjadi pada tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan selama hidupnya. EVA dapat diterapkan pada tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar secara individual, sedangkan MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top manajemen selama jangka waktu yang panjang. METODE Desain penelitian ini menggunakan Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi dan memberikan informasi apa adanya sesuai dengan masalah yang diteliti. Kejadian yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, dan tidak bermaksud mencari penjelasan, mencari hipotesis, membuat prediksi ataupun mempelajari berdasarkan implikasi sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan, masalah yang diteliti, tehnik dan alat yang digunakan untuk meneliti dan tempat serta waktu penelitian maka penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini mengarah pada pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Sektor Keuangan Bank Umum Persero (BUMN Pemerintah) yang Go Public. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank BUMN yang diukur menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) periode Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik dokumentasi. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang langsung dapat diakses melalui Selain itu, untuk memperoleh berbagai macam data dan informasi, penulis menggunakan teknik penelitian kepustakaan (library research). Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan Metode Economic Value Added dan Metode Market Value Added. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dengan menggunakan Kinerja keuangan Bank BUMN yang dihitung berdasarkan Economic Value Added (EVA) dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kinerja Keuangan Bank BUMN Berdasarkan Economic Value Added (EVA) (dalam triliun Kode Saha m BBNI BBRI BBTN rupiah) Tahun Nopat Capital Charge (2) EVA (3) (1-2) (1) ,94 9,92 4, ,99 11,55 4, ,09 12,01 9, ,81 16,46 15, ,71 24,84 11, ,93 23,85 24, ,44 4,42 1, ,68 5,19 1, ,41 7,14 1, ,68 17,81 10,87 BMRI ,56 20,54 13, ,06 24,02 17,04 Sumber: data diolah Berdasarkan dari Tabel 4.1, pada tahun 2012 dapat dilihat bahwa kinerja keuangan seluruh Bank BUMN berdasarkan EVA memiliki nilai positif (EVA > 0). EVA BBRI dan BMRI masingmasing sebesar Rp 15,36 triliun dan Rp 10,87 triliun. Kondisi EVA kedua bank tersebut merupakan perolehan terbesar dibandingkan BBNI dan BBTN masingmasing sebesar Rp 4,02 triliun dan Rp 1,02 triliun. EVA bernilai positif (EVA > 0), menunjukkan bahwa ada nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya. Nilai EVA yang positif juga menunjukkan kinerja perusahaan dalam kondisi baik karena perusahaan berhasil memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Pada tahun 2013, kinerja keuangan Bank BUMN masih bernilai positif (EVA > 0). Perolehan EVA BBRI mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun mampu mempertahankan nilai positif sebesar Rp 11,87 triliun. Kemudian EVA BMRI pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar Rp 13,02 triliun. Peningkatan EVA juga mampu dicapai

7 BBNI dan BBTN masing-masing sebesar Rp 4,44 triliun dan Rp 1,48 triliun Kenaikan EVA tersebut dipengaruhi laba operasi perusahaan yang selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, kinerja keuangan Bank BUMN masih dalam kategori nilai EVA positif (EVA > 0) dan cenderung mengalami peningkatan namun juga terdapat penurunan. Kondisi EVA positif cenderung mengalami peningkatan terdiri dari BBNI, BBRI dan BMRI masing-masing sebesar Rp 9,08 triliun, Rp 24,09 triliun dan Rp 17,04 triliun. Hal ini mengindikasikan perusahaan mampu mempertahankan nilai EVA positif, sehingga memiliki nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Sedangkan kondisi EVA BBTN mengalami penurunan pada tahun terakhir sebesar Rp 1,27 triliun namun masih berada pada nilai positif. Secara keseluruhan, perolehan EVA Bank BUMN memiliki nilai positif. Keadaan EVA bernilai positif (EVA > 0) mengindikasikan bahwa perusahaan mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur, sehingga laba perusahaan memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan Kinerja keuangan Bank BUMN yang dihitung berdasarkan metode Market Value Added (MVA) dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kinerja Keuangan Bank BUMN Berdasarkan Market Value Added (MVA) (dalam triliun rupiah) Kode Saham BBNI BBRI BBTN Tahun Nilai Pasar Saha m (1) Total Ekuitas (2) MVA (3) (1-2) ,31 43,53 24, ,93 47,68 25, ,62 61,02 51, ,74 64,88 104, ,06 79,33 97, ,52 97,21 186, ,86 10,28 4, ,09 11,56-2, ,61 12,21 0, ,11 70,65 111,35 BMRI ,33 88,79 92, ,90 104,84 144,06 Sumber: data diolah Berdasarkan dari Tabel 4.2, pada tahun 2012 dapat dilihat bahwa kinerja keuangan BBNI, BBRI, BBTN dan BMRI berdasarkan MVA secara keseluruhan bernilai positif (MVA > 0) masing-masing sebesar Rp 24,78 triliun, Rp 104,85 triliun, Rp 4,58 triliun dan Rp 111,35 triliun. Kondisi MVA yang positif (MVA > 0) berarti pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi bertambah. Pada tahun 2013 kinerja keuangan BBNI, BBRI dan BMRI berdasarkan MVA masih bernilai positif (MVA > 0) masingmasing sebesar Rp 25,24 triliun, Rp 97,74 triliun dan Rp 92,54 triliun. Namun, pada BBTN kinerja keuangan berdasarkan MVA mengalami nilai negatif (MVA < 0) sebesar Rp -2,46 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen telah menurunkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi berkurang. MVA bernilai negatif menggambarkan nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan. Pada tahun 2014 kinerja keuangan seluruh Bank BUMN berdasarkan MVA mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya masing-masing sebesar Rp 51,59 triliun, Rp 186,8 triliun, Rp 400 miliar dan Rp 144 miliar. Keadaan MVA bernilai positif (MVA > 0) menggambarkan bahwa pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi bertambah. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan Bank BUMN dengan menggunakan pendekatan EVA yang telah dilakukan, dapat digambarkan selama periode memiliki nilai EVA positif (EVA > 0). Keadaan ini menunjukkan bahwa nilai EVA positif (EVA > 0) berada dalam kondisi yang baik dan memiliki nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya,

8 sehingga laba perusahaan memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Semakin besar nilai tambah yang dihasilkan perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan dan nilai penyandang dana. Hasil kinerja yang baik akan memberikan kepastian bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajibannya terhadap para debitur, dan para pemegang saham terpenuhi harapannya untuk mendapat tingkat pengembalian yang lebih besar dari jumlah modal yang disetor. Pengukuran kinerja keuangan Bank BUMN dengan menggunakan pendekatan MVA periode yang telah dilakukan, dapat digambarkan setiap tahunnya memperoleh nilai positif meningkat, bernilai positif menurun namun terdapat juga nilai negatif. Perolehan MVA positif (MVA > 0) selama periode berturutturut terdiri dari BBNI, BBRI dan BMRI. Ketiga bank tersebut mampu mempertahankan nilai MVA positif selama periode Namun, kondisi MVA berflukuasi tetapi masih bernilai positif selama periode terdiri dari BBRI dan BMRI. Keadaan MVA bernilai positif (MVA > 0) mengindikasikan bahwa kineja keuangan bank BUMN berada dalam kondisi yang baik, karena perusahaan mampu menciptakan nilai tambah pasar. Hasil ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada kedua perusahaan ini dengan harapan manajer akan mengelola modal yang dipercayakan kepadanya dengan produktif sehingga akan menjadi lebih besar. Kemudian nilai MVA negatif diperoleh BBTN pada tahun 2013, menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen telah menurunkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi berkurang. MVA bernilai negatif menggambarkan nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan. Namun, kondisi MVA BBTN pada tahun 2014 mengalami peningkatan sehingga bernilai positif. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Hasil perhitungan menggunakan EVA pada Bank BUMN yang go public untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan periode menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada periode tersebut bernilai positif (EVA > 0). Keadaan ini menunjukkan bahwa nilai EVA positif (EVA > 0) berada dalam kondisi yang baik dan memiliki nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya, sehingga laba perusahaan memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 2) Hasil perhitungan menggunakan MVA pada Bank BUMN yang go public untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan periode menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada periode tersebut terdiri dari perolehan nilai MVA positif meningkat, bernilai positif menurun namun terdapat juga nilai negatif. Perolehan MVA positif (MVA > 0) selama periode berturutturut terdiri dari BBNI, BBRI dan BMRI. Ketiga bank tersebut mampu mempertahankan nilai MVA positif selama periode Keadaan MVA bernilai positif (MVA > 0) mengindikasikan bahwa kineja keuangan bank BUMN berada dalam kondisi yang baik, karena perusahaan mampu menciptakan nilai tambah pasar. Hasil ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada kedua perusahaan ini dengan harapan manajer akan mengelola modal yang dipercayakan kepadanya dengan produktif sehingga akan menjadi lebih besar. Kemudian nilai MVA negatif diperoleh BBTN pada tahun 2013, menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen telah menurunkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun menjadi berkurang. MVA bernilai negatif menggambarkan nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan. Namun, kondisi MVA BBTN pada tahun 2014

9 mengalami peningkatan sehingga bernilai positif. Berdasarkan dari beberapa simpulan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat ajukan saran-saran sebagai berikut. 1) Hal yang harus dipertimbangkan untuk EVA yaitu, mengefisiensikan biaya operasi, struktur modal yang optimal yang memperhitungkan biaya modal, fleksibelitas strategi bisnis, dan efektivitas dalam pengembalian atas modal. Dalam mempertahankan nilai MVA pada nilai pasar modal yaitu dengan mempertimbangkan jumlah modal yang diinvestasikan perusahaan. Dengan kinerja keuangan yang sehat pada perusahaan akan mampu menarik investor untuk melakukan investasi dan diharapkan harga saham akan ikut meningkat sesuai dengan ekspektasi pasar. 2) Bagi investor yang akan melakukan investasi pada perusahaan Bank BUMN sebaiknya untuk lebih memperhatikan nilai EVA dan MVA yang digunakan untuk mengukur kinerja, melalui kemampuan penciptaan profit ekonomis perusahaan dan kemampuan dalam memberikan nilai tambah pada perusahaan. Untuk lebih berkompetisi dalam pasar, penciptaan nilai tesebut juga harus diikuti pada kemampuan atau keunggulan yang dimiliki perusahaan.dengan memperhatikan nilai EVA dan MVA dapat membantu investor sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi. 3) Kepada peneliti, khususnya yang berminat meneliti kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA dan MVA, disarankan untuk menambah metode untuk mengukur kinerja keuangan lainnya seperti CVA, dan SHV (Helfert, 2000). DAFTAR PUSTAKA Badriah, Siti & Sugiarto Analisis Hubungan Economic Value Added (EVA) Dengan Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi dan Telekomunikasi yang Terdaftar Dalam LQ45. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Baridwan, Zaky dan Ary Legowo Asosiasi Antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Tema. Vol III. September. Brigham dan Houstoun Manajemen Keuangan (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Helfert, Erick A Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis unutk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Kasmir, Pengantar manajemen keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Natitupulu dan Sahala Ian Putra Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Economic Value Added dan Market Value Added pada Tiga Emiten Terbaik. Medan. Pradhono dan Yulius Pengaruh Economic value added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.6, No 2, Hal Resmi, Siti Economic Value Added (EVA) sebagai Pengukur Kinerja Perusahaan : Sebuah Harapan dan Kenyataan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen STIE YKPN: Yogyakarta. Sartono, Agus Manajemen Keuangan Teori dan Implikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sidharta, Utama Economic Value Added: Pengukuran Penciptaan Van Horne dan John Warchowics Manajemen Keuangan III, Edisi

10 Keempat Cetakan Pertama. Diterjemahkan oleh Heru Sutejo. Jakarta: Salemba Empat. Warsono Manajemen keuangan perusahaan jilid 1. edisi ketiga. Malang: Bayumedia Publishing. Winarto, Jacinta Penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode Market Value Added. Jurnal manajemen, Vol.4 No 2, Hal 19. Young dan O Byrne EVA dan Manajemen berdasarkan nilai. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat.

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian nasional saat ini mengarah pada pemulihan krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang tercermin dalam kondisi ekonomi makro. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk. KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk. Erin email: erin_wang94@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan dengan usaha kecil menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar. 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha faktor yang paling utama dalam menjamin kelangsungan usaha adalah modal. Untuk itu perusahaan sangat membutuhkan sumber dana sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis dipenuhi dengan berbagai macam persaingan, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri, baik itu bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh 97 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan meningkatnya berbagai cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu pengukuran kinerja yang biasa digunakan adalah analisis rasio financial, namun belakangan ini muncul konsep yang dapat menilai kinerja perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman yang semakin maju dan berkembang saat ini kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan cenderung meningkat dan semakin bertambah. Salah satu cara

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif dan verifikatif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012: 29) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi investor dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja dan potensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan yang sedang memerlukan dana. Di mana melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan yang sedang memerlukan dana. Di mana melalui pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehadiran pasar modal mempunyai peran yang penting dalam kegiatan perekonomian secara makro. Adanya pasar modal pun memberikan alternatif bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. pengaruh rasio profitabilitas, economic value added dan residual income terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. pengaruh rasio profitabilitas, economic value added dan residual income terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian mengenai pengaruh rasio profitabilitas, economic value added dan residual income terhadap harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan

BAB I PENDAHULUAN. modal menfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital Market) merupakan tempat diperjual belikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan suatu tahap evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Bank yang pada awal kemunculannya di Indonesia sejak penjajahan Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGGUNAAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya.

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan selaku entitas bisnis yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat adalah mendapatkan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ENDANG DWIASTUTI B

Disusun Oleh : ENDANG DWIASTUTI B ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RASIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Pada PT. Astra Otoparts Tbk. Periode 2014-2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat diikuti oleh perkembangan bisnis dan kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin. Hal ini menyebabkan semakin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK ANALISIS PENGUKURAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK Latar Belakang Fungsi akuntansi yang penting adalah mengumpulkan dan melaporkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham. Tujuan lainnya adalah menjamin sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham. Tujuan lainnya adalah menjamin sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Sartono (2001), tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Tujuan lainnya adalah menjamin sumber daya perusahaan yang langka

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT TEMPO SCAN PASIFIC, TBK DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Suliono Email: sulionosung@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pendanaan eksternal selain perbankan adalah melalui penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon pemodal (investor)

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

II. LANDASAN TEORI. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, perkembangan saham sangatlah pesat. Saham menjadi instrumen yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dan definisi dari saham itu sendiri adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang, maka dunia usahapun ikut berkembang pula dengan semakin banyaknya perusahaan yang muncul di

PENDAHULUAN Sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang, maka dunia usahapun ikut berkembang pula dengan semakin banyaknya perusahaan yang muncul di ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED PUTRA MAIHAMI FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAK Bank merupakan perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE 2008-2012 NAMA KELAS : Anindya Dita Khoirina : 3EB13 NPM : 20210864 FAKULTAS : EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 476

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 476 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 476 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK. SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) BERDASARKAN METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan manapun, sehingga diperlukan peran manajemen dalam hal meningkatkan dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory signaling Theory signaling ini menjelaskan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information. Asymmetric

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ukur yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value Added/ MVA), Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi yang dihadapi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

ANALISIS METODE ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS METODE ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS METODE ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Sindina Nur Malasari 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi di Indonesia saat ini membuat dunia usaha mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

Albert Kristian Manik Topowijono Dwiatmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRACT

Albert Kristian Manik Topowijono Dwiatmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRACT ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI SALAH SATU PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam bisnis tujuannya adalah menghasilkan profit bagi perusahaan. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk memaksimalkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran, salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah sarana untuk mencari dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah menjadi faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan dalam pendapatannya bahkan ada juga beberapa yang mengalami kerugian. Hal ini terus

Lebih terperinci

Nama : Susi Susanti NPM : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode

Nama : Susi Susanti NPM : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode Nama : Susi Susanti NPM : 21208451 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode 2008-2011 Latar Belakang Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan

Lebih terperinci

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. MUSTIKA RATU TBK MENGGUNAKAN METODE RATIO PROFITABILITAS DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED EMA SUNDARI 10208434 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal (investor) dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis berkembang semakin pesat saat ini. Perkembangan yang pesat ini

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis berkembang semakin pesat saat ini. Perkembangan yang pesat ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis berkembang semakin pesat saat ini. Perkembangan yang pesat ini menuntut perusahaan untuk lebih tangguh agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK Indah Febrina 23210493 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Feny

Lebih terperinci

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR KONTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PERIODE 2013-2015 NAMA : APRIATUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang. berkomunikasi tanpa harus melakukan tatap muka.

BAB I PENDAHULUAN. Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang. berkomunikasi tanpa harus melakukan tatap muka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi terutama di Indonesia. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan yang akan tercermin dari harga saham pasarnya karena penilaian investor terhadap perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ yang kini berganti nama menjadi

Lebih terperinci

I Kade Adi Sucipta, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

I Kade Adi Sucipta, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI I Kade Adi Sucipta, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Kinerja Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Kinerja Keuangan Istilah kinerja atau performance sering dikaitkan dengan kondisi

Lebih terperinci