Bagaimana membuat sebuah P&ID?
|
|
- Harjanti Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bagaimana membuat sebuah P&ID? P&ID (Piping and Instrumentation Diagram) dapat diartikan sebagai sebuah alat bantu untuk menerangkan konsep desain dari suatu proses dan kebutuhan pabrik atau unit produksi yang perlu atau akan dibangun. Ada beberapa tahapan pembuatan suatu P&ID yang harus dilalui dan dikenal yang dimulai dengan mengenal tahapan proyek yang akan dilakukan dan juga mencakup semua simbol instrument kontrol ataupun piping yang perlu dinotasikan dalam sebuah P&ID. Tulisan ini dibuat untuk keperluan pengenalan umum pembuatan sebuah P&ID, bukan sebuah guideline yang harus dipenuhi. 1. Pengenalan tahapan proyek dan efeknya terhadap P&ID dan PFD. Sebuah P&ID harus terus menerus diupdate mulai dari perancangan unit operasi sampai dengan proses komisioning dan start up berjalan. Bahkan tak kadang ditengah-tengah proses operasional (setelah start-up) sudah berjalan, P&ID perlu kembali disempurnakan agar memudahkan pengertian alur proses yang terjadi. Apa itu P&ID dan PFD (Process Flow Diagram), tentunya harus sudah diketahui process engineer sebelumnya, sumber-sumber pengertian perbedaan P&ID dan PFD bisa ditemukan di internet atau pelajaran dasar di bangku kuliah (bila ada) atau saat masuk bekerja di sebuah perusahaan. Setelah studi-studi kelayakan dan kemungkinan pembangunan suatu proyek selesai, maka biasanya disitu P&ID baru dibuat sementara PFD sudah mulai dibuat sejak studi kelayakan/kemungkinan tersebut dijalankan. Biasanya kemungkinan tahapan perubahan P&ID ada dalam 4 garis besar stepstep dibawah ini, tentunya jika AFE (Approved for Engineering) sudah diberikan oleh pemilik proyek sehingga pengerjaan proyek dapat segera dilakukan : Step 1 : Engineering Stage for Process Package System P&ID harus mencakup process sistem secara umum yang terlibat baik di offshore dan onshore (jika berbicara Oil & Gas Field disini), kemudian utilities yang berada dalam battery limits dan offsite area, juga pengintegrasian piping dalam unit-unit tersebut dan offsite. Semua input dari dari grup operasional yang telah ada harus dimasukkan dalam P&ID bila P&ID dibuat untuk keperluan modifikasi. Selain itu semua equipment dengan tag number tertentu, special piping, ukuran pipa, spesifikasi pipa, berapa buah pipa yang ada, semua instrumentasi dan kontrol yang sudah ada dan yang perlu dibuat, pengintegrasian intrumentasi dengan panel-panel kontrol dan control room, set pressure dari PSV, control valves dan posisi failurenya, elevasi dari vessel/column atau heat exchanger yang mungkin kritikal, juga termasuk penotasian internal yang kritikal dari vessel/column misalnya, juga semua keperluan minimum menghadapi masa komisioning dan start-up. Pengecekan ulang sebuah P&ID dalam tahap ini dapat dikerjakan oleh desainer proses itu sendiri dan dapat juga dibantu supervisor baik itu senior proses engineer atau lead proses engineer dalam departemen proses. Step 2 : Mengakomodasi semua input dari departemen seperti dept. Instrument atau klien perusahaan pemilik proyek dll. Catatlah semua input untuk dimasukkan ke P&ID seperti ukuran control valve dimana kemungkinannya dapat berubah dari yang sebelumnya sudah dibuat oleh process engineer karena adanya prinsip pengontrolan tertentu yang dikehendaki atau range kontrol yang lebih baik dan diketahui oleh dept. Instrument. Setelah itu bypass valve, isolation valve dsb. di
2 sekitar control valve dapat dipastikan sehingga penotasian hal ini dalam P&ID dapat diselesaikan. Input lain dapat berupa ukuran dan spesifikasi PSV yang lebih detil dari dept. Instrument. Semua input dari dept. Instrument berdasarkan standar instrument yang ada atau ketika ada permasalahan lain. Selain itu input dari klien setelah studi kemungkinan/kelayakan (feasibility study) terutama bila ada keperluan yang spesial dalam proyek ini sehingga dapat dimasukkan dalam P&ID pada step ini. Untuk lebih memastikan, departemen proses dapat meminta bantuan departemen instrumen untuk bantu mengecek sebuah P&ID yang dibuat atau dapat secara pararel memohon bantuan klien juga untuk mengecek draft awal P&ID yang sudah dibuat sampai tahapan ini. Step 3 : Mengakomodasi input dari semua tim engineering yang terlibat, dari vendor dan keperluan komisioning Divisi Procurement dan Divisi Engineering kadang-kadang dapat berjalan beriringan, dan kontak dengan departemen proses tetap dibutuhkan, dan dalam fasa ini perubahan-perubahan dalam P&ID tetap diperlukan menjelang komisioning. Input dari tim piping sangat diperlukan karena mungkin saja ada beberapa alur piping yang belum diantisipasi dan perlu dibuat spesial dalam P&ID sementara itu tim piping sudah tentu lebih mengantisipasi segala sesuatunya berkaitan piping dalam proyek tersebut. Selain itu input dari tim elektrikal dan mekanikal atau departemen lainnya juga akan sangat membantu penyempurnaan P&ID berkaitan proyek tersebut bahkan mungkin saja divisi instrument punya input yang lebih baru lagi yang akan membuat revisi atau tambahan didalam P&ID tsb., atau biasanya tahapan ini disebut dengan IDC (Internal discipline check) yang mana setiap disiplin yang ikut dalam proyek tersebut diminta inputnya berkaitan dengan penyempurnaan P&ID. Setelah menerima dan mengklarifikasi teknikal dan gambar yang dibuat oleh vendor, maka penyempurnaan lebih lanjut diperlukan dalam P&ID dimana mungkin ada beberapa perubahan instrumentasi atau piping dalam suatu skid misalnya yang mana akan mempunyai efek juga pada pengintegrasian unit skid tersebut kedalam bagian lain dari unit operasional yang ternotasi dalam P&ID Selain itu pembuatan operating manual, start-up prosedur, dan komisioning prosedur dapat segera dibuat dalam tahapan ini yang mana mungkin diperlukan piping atau instrumentasi yang spesial untuk keperluan start-up dan komisioning yang dapat mungkin saja dinotasikan dalam P&ID. Ada beberapa fasa lain dalam penyempurnaannya sampai komisioning dan start-up bisa dimulai. Step 4 : As Built P&ID Setelah proses komisioning dan start-up dimana operasional sehari-hari sudah berjalan, mungkin saja P&ID harus direvisi kembali karena mungkin saja pada saat konstruksi ada beberapa kesulitan yang ditemui sehingga alur perpipaan harus diubah karena keterbatasan struktur sebagai contohnya yang mana sebaiknya dinotasikan juga dalam P&ID. Nah...tahap selanjutnya bisa saja pengecekan kembali As Built P&ID diperlukan sehingga bila ada keperluan proyek lainnya, semua elemen operasional yang ada sudah dinotasikan dalam P&ID sehingga akan memudahkan menjalankan proyek atau modifikasi baru yang diperlukan. Ada hal penting lain yang harus diingat dalam ini menyangkut persetujuan sebuah P&ID yang dapat dikatakan sudah disetujui dan dapat dipakai sebagai referensi untuk keperluan komisioning, konstruksi atau start-up, menyangkut penandatanganan atau authorized signature. Nah, di awal pembicaraan sudah seharusnya dibuat siapa sajakah yang harus dicantumkan nama/inisialnya sebagai pembuat, sebagai drawing checker, kemudian ada engineering checker, ada project checker dan persetujuan dari pihak klien, berapa orangkah yang perlu dinotasikan disitu sehingga sebuah P&ID bisa disetujui. Mungkin dari pihak pembuat (konsultan) diperlukan nama dan tandatangan pembuat gambar (draftsman), drawing checker (engineer), engineering checker (engineer
3 supervisor), project checker (project manager) dan authorize checker dari klien mungkin ad dua orang sebagai engineering checker dan project manager. 2. Pengenalan bagaimana membuat penomoran sebuah P&ID atau PFD? Sebenarnya banyak macam cara yang dilakukan untuk menomori P&ID tergantung dari kebijaksanaan penomoran yang telah ada di perusahaan tersebut yang bisa juga merupakan kesepakatan antara pemilik proyek dan contractor yang mengerjakan. Contoh : (ilustrasi saja, fiktif lho...) 1. Untuk memudahkan biasanya dibuat berdasarkan area dari unit operasi yang ada disitu, misal Caspian Sea (CS), Delta Mahakam (DM), Sepinggan (SP) dll. 2. Kemudian bisa dilanjutkan dengan membedakan unit operasi itu masuk ke area proses apa, misal uilities plant (UP), atau mungkin Proses Plant (PP). 3. Selanjutnya penomoran dari unit operasi tersebut, misalnya : dalam suatu negara, perusahaan tersebut punya empat buah area operasi utama di provinsi tersebut seperti misalnya kalau di daerah Kaltim ada Balikpapan (1), Samarinda (2), Tenggarong (3), dll. Jadinya bisa saja karena area tersebut masuk sepanjang delta mahakam dan berada di Samarinda maka bisa saja penomoran lengkap P&ID berupa : DM-PP-2000 s/d Setelah itu jika misalnya ada 3 buah separator dalam satu bagan proses maka P&ID dapat dibagi menjadi 3 buah sheet (lembar) yang menunjukkan P&ID ketiga buah separator tersebut secara berlainan dan lebih detil. 3. Pengenalan notasi untuk berbagai equipment penting dalam P&ID Hal ini diperlukan mengingat beragam jenis equipment yang diperlukan dalam suatu alur proses yang terjadi, penotasian jenis-jenis equipment berdasar jenis dan fungsinya diperlukan untuk mengenali dan memudahkan pembacaan atau penulisannya. Contoh : - Equipment untuk penyimpanan T - Tank S - Spheres - Equipment untuk proses kompresi atau pemompaan P - Pump K - Compressor - Equipment untuk proses pemisahan V - Vessel / Separator dan lain-lain - Equipment untuk proses kontrol LCV - Liquid Control Valve (Water/Oil) PCV - Pressure Control Valve (gas) 4. Penomoran berbagai equipment dan instrument untuk keperluan sebuah proyek Dalam hal ini terjadi lagi berbagai kemungkinan penomoran yang diperlukan tergantung pada kebijaksanaan perusahaan operator Migas tersebut atau dapat juga kesepakatan dengan kontraktor sebuah proyek. Yang paling penting adalah bagaimana mengatur nomor-nomor tersebut agar dapat mudah diingat atau dikenali dan tidak terjadi tumpang tindih sehingga memudahkan operasional, maintenance ataupun keperluan proyek yang baru.
4 Misal : Untuk equipment dan Instrument kontrol Jika ada sebuah unit operasi pemisahan 3 fasa dari HP (High Pressure) sampai LP Separator (Low Pressure) yang masing-masing terdiri dari 3 train dalam suatu area seperti contoh pada tahap 2; dan separator tersebut merupakan unit pertama yang dibangun di tempat tersebut, maka penomorannya dapat berupa : V-2001 sedangkan karena tiga train maka dapat disebut sebagai Train A/B/C sehingga nomornya bisa berbunyi V-2001A, V-2001B, V-2001C. Jadi dalam P&ID No. DM-PP-2001 ada 3 buah sheet untuk ketiga HP Separator diatas. Berikutnya dari IP sampai LP Separator bisa dilanjutkan dengan nomor berikutnya yakni 2002 sampai 2003, sehingga untuk IP separator (3 train) : V-2002 A/B/C, dan LP separator : V-2003 A/B/C. Sedangkan P&ID No.-nya otomatis berlanjut ke DM-PP-2002 (IP Separator) dan DM-PP-2003 (LP Separator). Semua unit instrumen kontrol di sekitar vessel tersebut akan mengikuti nomor vesselnya untuk memudahkan yakni : Liquid Control Valve untuk Oil dan Water bisa dinotasikan sebagai LCV-2001 A (oil) dan LCV-2001 B (water). Sedangkan bila PCV hanya satu buah maka bisa dibuat PCV-2001 saja atau PCV-2001 A. Demikian pula bila PSV Separator tersebut diperlukan 2 buah maka dinotasikan sebagai PSV-2001 A dan PSV-2001 B. Segala macam penomoran baik itu equipment atau instrumentasi harus cocok antara P&ID dengan data sheet, quotation dan segala macam laporan yang perlu dibuat juga sehingga tidak ada konflik penomoran di kemudian hari. 5. Penomoran Pipa (Line Numbering) Hal pertama yang perlu diketahui adalah apakah perusahaan tersebut sudah mempunyai standar spesifikasi perpipaan tertentu, sedangkan bila belum mungkin bisa dilihat ASME atau berbagai standar internasional yang ada sebagai acuannya. Penomoran dapat dilakukan lebih mudah jika standar perusahaan sudah ada maka spesifikasi perpipaan yang ada akan disesuaikan untuk keperluan pipa proses yang cocok (berlainan untuk fluida HC, Sea water, Chemicals, Drain, Instrument Air, etc.). Misal : Jika kita akan memulai penomoran line (pipa) dari angka 100 untuk membedakan dan memudahkan pencarian. Dan pipa untuk service fluida HC terdiri dari 5 kelas untuk berbagai rating dan maximum working pressure yang dapat dicapai, maka penotasian dapat berupa kelas A s/d E untuk service fluida HC ini, yang dibedakan dengan ratingnya, misalnya kelas C s/d E untuk rating pipa yang lebih tinggi karena adanya kontaminan CO2 dalam fluida HC tersebut. Selanjutnya berapa ukuran pipa yang dimaksud (setelah dipastikan dengan perhitungan proses tentunya) adalah penotasian berikutnya, sehingga penotasian lengkap dapat berupa : A - 2" atau HC - A - 2"
5 yang mana berarti angka 100 adalah line number, huruf HC merupakan jenis fluida, huruf A adalah kelas yang dimaksud misal kelas 150#, dan 2" adalah ukuran pipanya. Semua hal ini harus cocok dengan notasi pada gambar isometrik perpipaan yang ada serta segala macam gambar yang diproduksi oleh departemen piping. 6. Pengenalan berbagai simbol dalam P&ID Di tahap ini kita harus mulai membiasakan diri bagaimana menggambarkan komponen statik/rotating equipment, instrumentasi, piping, elektrikal atau sedikit struktur dalam P&ID. Kembali lagi acuan pertama yang harus kita ambil adalah standar perusahaan terkait atau mungkin standar-standar internasional yang sudah ada sehingga akan lebih memudahkan penggambarannya. Notasi ini juga diharap dapat lebih memudahkan membaca dan mengenali berbagai komponen unit operasi dalam P&ID tersebut. Perlu diingat gambar simbol dibawah ini hanyalah contoh, karena belum tentu sama di setiap perusahaan terutama Oil & Gas. Kita mulai dari pengenalan simbol statik dan rotating equipment, berbagai contoh penotasian simbolnya adalah sbb. :
6 Berlanjut ke instrumentasi dan bermacam valve. Bagian yang perlu diingat dan dilihat disini dari sisi pengontrolannya adalah apakah instrument yang terpasang di suatu line atau equipment tersebut hanya dapat dilihat indikasinya di lokal saja atau dapat juga dilihat di control room via DCS/PLC sistem, juga apakah pengontrolan harus dilakukan secara manual ataukah remote dari control room? Juga apakah hanya ada indikasinya ataukah ada fasilitas merekam data di control room dari instrument tersebut, dan bagaimanakah indikasi trip/failure yang terjadi...semuanya itu yang akan dilengkapi dan disarankan oleh departemen instrumen bila diperlukan.
7 Lalu berbagai notasi piping sistem, seperti spec break, perbedaan process line utama dan line process pendukung, juga adanya reducer dan expander, dll.
8 7. Pengenalan komponen penting lainnya dalam P&ID Sebuah P&ID bisa secara umum terdiri dari kerangka berupa : - Drawing index : berisi daftar nomor P&ID dan judul-judul dari P&ID alur process/utilities yang dibuat, revisi yang pernah dibuat serta status P&ID tersebut apakah gambar dibuat untuk keperluan konstruksi atau untuk keperluan demolish/removal. Judul yang dapat dibuat untuk sebuah P&ID bisa berupa penggambaran satu buah equipment dalam alur proses utamanya, misal High Pressure Separator (V-2001 A). Drawing index ini penomorannya dapat dimulai dari 00, melanjutkan contoh diatas maka nomor drawing index adalah DM-PP-2000 sheet 1 of 3, dengan judul : Drawing Index. - Selanjutnya adalah simbol-simbol baik simbol statik/rotating equipment, instrumentasi, piping, elektrikal yang diperlukan dalam proyek tersebut yang dipecah jadi beberapa sheet bila diperlukan maka penomorannya bisa dicontohkan DM-PP-2000 sheet 2 and 3 of 3, melanjutkan notasi penomoran dari drawing index, dengan berjudul standard symbol and legend. - Setelah itu jenis gambar dalam pada suatu P&ID adalah unit2 operasi yang ada dalam alur proses (process P&ID) seperti yang sudah dicontohkan sebelumnya DM-PP-2001 sheet 1 of 3, judul : High Pressure Separator (V-2001 A). -Terakhir bila diperlukan utilities P&ID maka penomoran bisa langsung dilanjutkan pada serial no. selanjutnya yakni : 2200 s/d 2299 untuk membedakan dengan proses P&ID, maka dapat ditulis : DM- UP Utilities P&ID ini dapat berupa jetting water system, instrument air system. Sebuah P&ID bila dibuat untuk keperluan modifikasi maka gambar konstruksi dan demolish/removal diperlukan sehingga dapat terlihat bedanya dan dapat diidentifikasi saat konstruksi dilakukan. Dalam gambar removal diperlukan pengidentifikasian sedemikian rupa sehingga segala macam equipment yang tidak diperlukan lagi, diganti atau pipa yang mau dipotong dan di-blind harus diidentifikasi satu persatu agar tidak terlupa saat konstruksi. Sedang sebaliknya dalam gambar konstruksi segala equipment yang baru dipasang, diganti atau dibuat alur yang baru harus diidentifikasi, agar bisa dicek ulang saat konstruksi selesai dilakukan. Lain halnya bila unit operasi tersebut baru, maka tentu saja tidak ada gambar removal yang diperlukan disitu. Hal penting lainnya yang harus diingat dalam sebuah P&ID adalah sambungan (link) antara berbagai P&ID harus match baik itu pipingnya : ukuran, spek, line numbernya maupun posisinya. Kemudian juga sinyal instrumentasi yang ada, baik itu signal elektrikal ataupun pneumatic. Tentunya bagan to and from dari dan ke berbagai P&ID untuk penotasian piping atau sinyal itu harus dicantumkan lengkap disitu sehingga memudahkan pencarian dan pengertiannya aliran atau dari dan kemana sinyal itu berjalan. 8. Pengenalan Proses system Dalam tahap ini diharapkan kita dapat mulai belajar membuat P&ID sederhana atau sekurangnya PFD dari sebuah alur proses. Berbagai contoh PFD dalam GPSA, Engineering Data Book Vol II dapat dilihat dan dari situ pelan-pelan bisa dipelajari bagaimana melengkapinya sehingga jadi sebuah P&ID dengan bantuan supervisor atau senior proses engineer yang ada. Yang terpenting disini adalah kita harus mengerti alur proses yang terjadi berikut kemungkinan berbagai fenomena yang terjadi didalamnya. Sebagai contoh jika berbicara Multistage Oil Stabilization maka kemungkinan disitu ada berbagai Separator dari high pressure sampai low pressure dimana gas dari ketiga macam separator tersebut dialirkan ke gas treating sistem yang mungkin berupa acid gas removal sistem, sulfur recovery sistem, atau dehydration system, dimana sebelum gas dari LP separator dialirkan masuk ke gas treating sistem maka gas tersebut harus dikompresi sampai intermediate pressure yang dicampur dengan high pressure gas dari separator diawal alur proses ini bila memang gas treating sistem beroperasi dalam kisaran intermediate sistem.
9 Juga demikian untuk oil dari oil stabilization tersebut akan masuk ke oil treating sistem dimana diharapkan dapat diperoleh kandungan crude oil yang lebih pas sesuai standar dari buyer sebelum dipasarkan atau dilemparkan ke storage untuk penjualan, tetapi tentu saja jika multistage oil stabilization yang dipakai maka mempunyai kekurangan dari sisi ekonomisnya karena lebih banyak sistem kompresi dan pemompaan yang harus dipakai, tidak cocok untuk operasi di offshore, dan recovery serta API gravity dari crude oil yang dihasilkan mungkin tidak semaksimal memakai stabilizer sistem saja tetapi kandungan garam-garam yang ada dalam crude oil yang dihasilkan dapat lebih maksimal dibandingkan stabilizer sistem. Multistage Oil Stabilization Gas From Primary Separation IP Compressor To Gas Treating Heater Oil From Primary Separation IP Separator LP Separator LP Compressor Pump To Oil Desalting To Water Treating Masih banyak pengenalan proses sistem lain yang perlu diketahui dalam produksi minyak dan gas, yang mana sebaiknya dicari dari berbagai sumber yang ada untuk mengerti fenomena yang terjadi. Disamping itu karena tulisan ini dimaksudkan sebagai pengenalan maka banyak sekali hal-hal dasar lain yang tidak dicantumkan disini, dimana diharap tulisan ini hanya membuka wacana awal membuat suatu P&ID yang bersifat dasar. Memang tulisan ini masih banyak kekurangannya, mungkin malah membosankan, hehehe... maka jika ada masukan ataupun kritikan yang membangun semoga dapat menyempurnakan isi tulisan ini. Semoga berguna! Reference : 1. GPSA (Gas Processing and Supplier Association) Engineering Data Book, Vol P&ID System Guideline, Engineer s India Ltd., Process Guideline dari berbagai engineering company atau klien yang pernah diintip untuk dibaca dan dipahami. 4. Pekerjaan mengupdate dan membuat P&ID sehari-hari dengan berbagai masukan senior engineer dan teman-teman yang sudah berpengalaman. About Author : (February 2004) Alvin Alfiyansyah is a process engineer, currently working at PT Technip Indonesia Balikpapan with responsibility of handling process design in Oil and Gas Field. Before joint Technip, he was a sales engineer and project sales for instrumentation and process equipment in PT Ultra Delta Maju Jakarta. Graduated from Chemical Engineering Department of National Institute of Technology Bandung (Itenas) in Member of PII, INKINDO and active member of Indonesian Oil and Gas Community (KMI) of East Kalimantan Chapter.
APA SAJA PEKERJAAN PROCESS DESIGN ENGINEER? Oleh: Fadhli Halim Anggota Milis Migas Indonesia
APA SAJA PEKERJAAN PROCESS DESIGN ENGINEER? Oleh: Fadhli Halim Anggota Milis Migas Indonesia PENDAHULUAN Menurut saya, seorang Process Design Engineer haruslah dan dituntut untuk mengetahui scope pekerjaan
Lebih terperinciInstrumentasi dan Kontrol Proses, oleh Radita Arindya Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta
Lebih terperinciPlot Plan. Plot Plan definition & an understanding of process flow diagram. By Jefry Hutagalung Piping Engineering Department
Plot Plan Training & Sharing Session 3 rd meeting - March 2013 Plot Plan definition & an understanding of process flow diagram By Jefry Hutagalung Piping Engineering Department Previously Overview untuk
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%),
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%), Hydrogen (11-14%), Nitrogen (0.2 0.5%), Sulfur (0-6%), dan Oksigen (0-5%).
Lebih terperinciSKRIPSI PURBADI PUTRANTO DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 OLEH
PENILAIAN KELAYAKAN PAKAI (FFS ASSESSMENTS) DENGAN METODE REMAINING WALL THICKNESS PADA PIPING SYSTEM DI FLOW SECTION DAN COMPRESSION SECTION FASILITAS PRODUKSI LEPAS PANTAI M2 SKRIPSI OLEH PURBADI PUTRANTO
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PENGERJAAN Pada perancangan proyek yang dilakukan di perusahaan Pt.Wijaya Karya devisi Departemen Industrial Plant diawali dengan konsep dari bentuk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
47 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Batasan Masalah dan Asumsi 3.1.1 Langkah Integrasi dengan KPS Lain Telah disampaikan sebelumnya dalam Bab 2, bahwa lapangan X ini dioperasikan oleh KPS B dengan jarak
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN GAMBAR
BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari tower DA-501 ke tower DA-401 dijelaskan seperti diagram alir dibawah ini: Mulai Memasukan Sistem Perpipaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat kecil seperti neutron dan elektron-elektron. kontraktor yang bergerak dibidang EPC, Petrochemical, LNG.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benda-benda yang ada dibumi pada dasarnya berbentuk padatan, cairan, atau gas yang komposisinya tergantung pada sumbernya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPERHITUNGAN NILAI MINIMUM RADIUS NATURAL BEND UNTUK PENGEBORAN PIPA DENGAN METODE HDD PROYEK PEMBANGUN PIPA GAS
PERHITUNGAN NILAI MINIMUM RADIUS NATURAL BEND UNTUK PENGEBORAN PIPA DENGAN METODE HDD PROYEK PEMBANGUN PIPA GAS Disusun Oleh: ALI AKBAR JOHAN NIM : 41313110092 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya tergantung pada sumbernya di dalam bumi, yang pada umumnya merupakan campuran senyawa kimia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam industri minyak dan gas bumi, peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik membutuhkan terobosan nasional dalam sinkronisasi perencanaan produksi, pengembangan
Lebih terperinci18
BAB III PROSES PEMISAH MINYAK DAN GAS 3.1 Pengertian proses pemisah minyak dan gas Suatu proses di mana minyak mentah mulai dari sumur masuk ke manifod lalu di alirkan ke separator untuk dipisahan antara
Lebih terperinciBAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN
BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN Dalam pemodelan sistem perpipaan diperlukan data-data pendukung sebagai input perangkat lunak dalam analisis. Data yang diperlukan untuk pemodelan suatu sistem perpipaan
Lebih terperinciFLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)
FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1) HP: 085269878796 Email: fadhlist_ui@yahoo.com A. FLOWLINE & MANIFOLD Fluida dari sumur dialirkan melalui flowline, manifold dan header selantjutnya menuju ke stasiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Didalam sebuah Plant, entah itu LNG Plant, Petrochemical Plant, Fertilizer Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di Offshore,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pipa penyalur (pipeline) merupakan sarana yang banyak digunakan untuk mentransmisikan fluida pada industri minyak dan gas (migas). Penggunaannya cukup beragam, antara
Lebih terperinciASME B31.3: Chapter 1
ASME B31.3: Chapter 1 November 7, 2009 1 Comment ASME B31.3 adalah makanan wajib bagi Piping Stress Engineer dan Piping Engineer pada umumnya, terutama yang sedng mengerjakan project dibidang Petrokimia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri migas sebagai industry bergerak dalam produksi minyak bumi atau gas alam memiliki sebuah system dalam distribusi produk mereka setelah diambil dari sumur bor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chevron Corporation merupakan salah satu perusahaan dunia yang bergerak dalam bidang minyak bumi dan gas yang berpusat di California, Amerika Serikat. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN III.1 DATA III.1.1 Pipeline and Instrument Diagram (P&ID) Untuk menggambarkan letak dari probe dan coupon yang akan ditempatkan maka dibutuhkan suatu gambar teknik yang menggambarkan
Lebih terperinciBASIC DESIGN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PABRIK YELLOW CAKE DARI URANIUM HASIL SAMPING PABRIK ASAM FOSFAT
No Kegiatan : B-56 BASIC DESIGN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PABRIK YELLOW CAKE DARI URANIUM HASIL SAMPING PABRIK ASAM FOSFAT Djoko Hari Nugroho Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir- Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA *Hendri Hafid Firdaus 1, Djoeli Satrijo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2
Lebih terperinciKita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.
Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu
Lebih terperinciBab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform
Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Pada area pengeboran minyak dan gas bumi Lima, Laut Jawa milik British Petrolium, diketahui telah mengalami fenomena subsidence pada kedalaman
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Gambar 1.1 Perbandingan biaya produksi pembangkit listrik untuk beberapa bahan bakar yang berbeda
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di tengah semakin langkanya persediaan minyak bumi, batubara seakan menjadi primadona. Banyak industri yang mulai meninggalkan minyak bumi dan beralih ke batubara sebagai
Lebih terperinciENGINEERING DESIGN: Peran CAD System
ENGINEERING DESIGN: Peran CAD System PT. Perkebunan Nusantara IV Medan Sumatera Utara BALAI REKAYASA DISAIN DAN SISTEM TEKNOLOGI - BPPT Kawasan Puspiptek Serpong Gedung 480 Puspiptek Serpong - Tangerang
Lebih terperinciPENGGUNAAN SOFTWARE INTERGRAPH CADWorx UNTUK DESAIN STASIUN GAS PADA PROYEK PIPA TRANSMISI GAS DARI GRESIK SEMARANG PT.
PENGGUNAAN SOFTWARE INTERGRAPH CADWorx UNTUK DESAIN STASIUN GAS PADA PROYEK PIPA TRANSMISI GAS DARI GRESIK SEMARANG PT. WIJAYA KARYA FARID HANAFI NIM: 41313110089 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPenyusunan Training Matrix Setiap Job Title Berdasarkan Job Description pada Divisi Manufacturing PT Ecogreen Oleochemcials
Penyusunan Training Matrix Setiap Job Title Berdasarkan Job Description pada Divisi Manufacturing PT Ecogreen Oleochemcials Rio Iriando Hasudungan Sitanggang 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: Ecogreen
Lebih terperinciPIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR
P3 PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR II P3 PIPELINE STRESS ANALYSIS ON THE ONSHORE DESIGN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengeni metode yang digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan dalam laporan penelitian ini. Penulis melakukan serangkaian tahap penelitian
Lebih terperinciAnjungan lepas pantai ini dibangun oleh investor asal Dubai, Uni Emirat Arab dan investor dari Australia bekerja sama dengan Badan Pelaksana Hulu Miny
BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1. Latar belakang masalah Anjungan lepas pantai Maleo (Offshore) yang terletak di perairan Indonesia sekitar 40 km selatan timur Pulau Madura dan sekitar 25 km sebelah selatan dari
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI KONTROL DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB V FUNGSI KONTROL DCS
Lebih terperinciCARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM
CARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM Oleh: Cahyo Hardo Priyoasmoro Moderator Milis Migas Indonesia Bidang Keahlian Process Engineering PENDAHULUAN Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi
Lebih terperinciSUBSEA PROCESSING SEBAGAI SOLUSI BARU PADA TEKNOLOGI MIGAS LEPAS PANTAI
SUBSEA PROCESSING SEBAGAI SOLUSI BARU PADA TEKNOLOGI MIGAS LEPAS PANTAI Oleh : M. Ridwan Ansyori, ST. MT *) ABSTRAK Teknologi offshore di bidang migas yang telah dimulai beberapa puluh tahun yang lalu
Lebih terperinciInstrumentasi dan Pengendalian Proses
01 PENDAHULUAN Instrumentasi dan Pengendalian Proses - 121171673 salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia dengan tujuan utama memberikan dasar pengetahuan tentang: a) dasar-dasar instrumentasi proses
Lebih terperinciCARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM
CARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM Oleh: Cahyo Hardo Priyoasmoro Moderator Milis Migas Indonesia Bidang Keahlian Process Engineering PENDAHULUAN Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU
BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan di bidang teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Sistem Pemodelan Sumber (referensi) data-data yang diperlukan yang akan digunakan untuk melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dunia industri terutama industri kimia dan perminyakan banyak proses yang berhubungan dengan perubahan satu material ke material yang lain baik secara kimia maupun
Lebih terperinciTES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?
TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sistem pemanas dengan prinsip perpindahan panas konveksi, konduksi dan radiasi adalah teknologi yang umum kita jumpai dalam kehidupan seharihari, baik alat pemanas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan gas bumi di Indonesia adalah sangat penting mengingat hasil pengolahan gas bumi digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, industri maupun transportasi.
Lebih terperinciSigma Epsilon, ISSN
PERHITUNGAN NOISE HIDRODINAMIKA DALAM KATUP KONTROL PADA SISTEM INSTRU- MENTASI DAN KENDALI MENGGUNAKAN SMART PLANT Demon Handoyo, Djoko H. Nugroho Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II
ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II Asvin B. Saputra 2710 100 105 Dosen Pembimbing: Budi Agung Kurniawan,
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI KONTROL DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV FUNGSI KONTROL DCS
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang merupakan suatu usaha untuk memenuhi permintaan yang dianggap cara paling sesuai untuk dilakukan. Merancang sebagai kegiatan teknik yang meliputi berbagai segi kehidupan
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciAnalisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321
Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Stainless Steel, 310, dan 321 pada Aliran Reject 1st Cleaner to 2nd Cleaner OCC Line Voith Unit SP 3-5 di PT. PAKERIN (Pabrik Kertas Indonesia) Budi
Lebih terperinciPembuatan Operator Training Simulator Proses Sintesis Pabrik Urea Menggunakan Fasilitas Function Block Pada Distributed Control System
Pembuatan Operator Training Simulator Proses Sintesis Pabrik Urea Menggunakan Fasilitas Function Block Pada Distributed Control System Abstrak Adjie Ridhonmas, Estiyanti Ekawati, dan Agus Samsi Program
Lebih terperinciCARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM
CARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM Oleh: Cahyo Hardo Priyoasmoro Moderator Milis Migas Indonesia Bidang Keahlian Process Engineering PENDAHULUAN Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG
Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik
Lebih terperinciAnalisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II
1 Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II Andis Dian Saputro dan Budi Agung Kurniawan Jurusan Teknik
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP
OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan *Email: reza.fauzan@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang peningkatan jumlah produksi minyak yang diperoleh dari sumur produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Analisa Peletakan Booster Pump pada Onshore Pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) Debrina
Lebih terperinciREALISASI SISTEM PENGENDALIAN PROSES SIRKULASI AIR PADA MINIATUR PLANT PENJERNIHAN AIR
REALISASI SISTEM PENGENDALIAN PROSES SIRKULASI AIR PADA MINIATUR PLANT PENJERNIHAN AIR Disusun oleh : Andri Ferdian (1122058) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinci1. MECHANICAL ROTATING INSPECTOR : 2. ELECTRICAL INPECTOR : PERSYARATAN DAN KUALIFIKASI :
DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA, DAN MOBILITAS PENDUDUK(DINSOSNAKERMOBDUK) KABUPATEN ACEH TIMUR MEMBUKA KESEMPATAN BAGI PUTRA-PUTRI ACEH TERBAIK UNTUK MENGISI LOWONGAN KERJA UNTUK PROYEK BLOK A 1. MECHANICAL
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek Distributed Control Sistem (DCS) dan Sistem Kontrol pada CO 2 Removal Plant
Makalah Seminar Kerja Praktek Distributed Control Sistem (DCS) dan Sistem Kontrol pada CO 2 Removal Plant Oleh : Arsyad (L2F008107) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak
Lebih terperinciFULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir
Lebih terperinciBASIC DESIGN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PABRIK YELLOW CAKE DARI URANIUM HASIL SAMPING PABRIK ASAM FOSFAT
BASIC DESIGN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PABRIK YELLOW CAKE DARI URANIUM HASIL SAMPING PABRIK ASAM FOSFAT Djoko Hari Nugroho, Khairul Handono, Demon Handoyo PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju ALir Fluida Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG
Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi
Lebih terperinciBUKU PINTAR KARIR OIL & GAS. Author : Heru Prasadja, ST. oilgascareer-guide. Supported by.
BUKU PINTAR KARIR OIL & GAS Author : Heru Prasadja, ST www. oilgascareer-guide.com Supported by www.oilgas-training.com Buku Pintar Karir Oil & Gas By : Heru Prasadja, ST Ex Senior Structural Engineer
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian
Lebih terperinciBAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI
BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Lokasi Kerja Lokasi kami berada di selat mahakam, tepatnya di daerah samarindabalikpapan. Kami memiliki project di salah satu operator company multinasional. Mereka memiliki
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu material dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya baik secara kimia maupun secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dalam dunia industri ini merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan, terutama industri minyak dan gas bumi. Hal ini dikarenakan citra
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS
Lebih terperinciVIII Sistem Kendali Proses 7.1
VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak terbesar di Indonesia. PT. CPI memperhatikan kebutuhan masyarakatyang tinggal di lingkungan PT.
Lebih terperinciBab 4 Aplikasi pada Pemilik dan Kontraktor
Bab 4 Aplikasi pada Pemilik dan Kontraktor Pengenalan Proyek Diagram Proses Perancangan Alat Keutuhan fungsi sistim, Keselamatan kerja dan lingkungan Lingkup Tambahan Contoh Kasus PENGGUNAAN STANDARD PERAN
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) F-32 Evaluasi Reliability dan Safety pada Sistem Pengendalian Level Syn Gas 2ND Interstage Separator Di PT. Petrokimia Gresik Dewi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciPENGADAAN DAN PENGGANTIAN GEARBOX SAH #2B
00 Halaman : 1 dari 5 PENGADAAN DAN PENGGANTIAN GEARBOX SAH #2B I. MAKSUD DANA TUJUAN Term of Reference (TOR) ini dibuat untuk menjadi acuan dalam proses pengadaan berikut pemasangan Gearbox SAH tipe regenerative,
Lebih terperinci: atmospheric air. : 1013 mbar abs. : mbar. : 3000 rpm (4800 rpm) : Max. 45 kw : 380 v, 50 Hz, 3 phase
TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 7 I. Maksud dan Tujuan Term of reference (TOR) ini dibuat untuk menjadi acuan dalam proses pengadaan berikut pemasangan Economizer Ash blower type lobe positive
Lebih terperinciX Sistem Pengendalian Advance
X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihidupkan kembali dengan menggunakan pompa atau gas. Gas lift merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumur-sumur minyak yang laju produksinya sudah rendah atau bahkan sudah tidak mampu mengalirkan minyak ke permukaan dapat ditingkatkan / dihidupkan kembali
Lebih terperinciSOLUSI SUPLAI AIR PENDINGIN UNTUK KOMPLEK INDUSTRI PADAT DI TEPI PANTAI Oleh: Muchlis Nugroho Pasaman&Soeparman Chemical Engineer, PT
SOLUSI SUPLAI AIR PENDINGIN UNTUK KOMPLEK INDUSTRI PADAT DI TEPI PANTAI Oleh: Muchlis Nugroho Pasaman&Soeparman Chemical Engineer, PT Latar Belakang Lokasi pabrik PT. Kaltim Parna Industri (produsen ammonia)
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN
47 BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan realisasi dari otomatisasi platform secara elektrikal. Selain itu, akan dibahas juga jenis
Lebih terperinci