LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL"

Transkripsi

1 JURNAL

2 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS BUKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Oleh FICKY FADLI ABAS NIM

3 ABSTRAK Ficky Fadli Abas, Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Rama P. Hiola. Dra, M.Kes dan Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns. MM. Posyandu Lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang berjumlah 535 responden. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 84 responden. Untuk analisa univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan α = Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan baik 38 responden (45,2%), kurang 46 responden (54,8%), jarak dekat 46 responden (54,8%), jauh 38 responden (45,2%), dukungan keluarga baik 19 responden (22,6%), kurang 65 responden (77,4%) dan minat tinggi 24 responden (28,6%), rendah 60 responden (71,4%). Kesimpulan pada penelitian ini terdapat pengaruh antara pengetahuan ( p-value = 0.000), jarak (p-value = 0.000), dan dukungan keluarga ( p-value = 0.001) terhadap minat lansia ( p < 0.05). Kata Kunci : Lansia, Posyandu Lansia, Minat

4

5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS BUKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Ficky Fadli Abas 1, Dr. Rama.P. Hiola. Dra, M.Kes 2, Dr. Hj. Rosmin Ilham. S.Kep. Ns, MM 3 1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 2. Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat UNG 3. Dosen Jurusan Keperawatan UNG ABSTRAK Ficky Fadli Abas, Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Rama P. Hiola. Dra, M.Kes dan Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns. MM. Posyandu Lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang berjumlah 535 responden. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 84 responden. Untuk analisa univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan α = Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan baik 38 responden (45,2%), kurang 46 responden (54,8%), jarak dekat 46 responden (54,8%), jauh 38 responden (45,2%), dukungan keluarga baik 19 responden (22,6%), kurang 65 responden (77,4%) dan minat tinggi 24 responden (28,6%), rendah 60 responden (71,4%). Kesimpulan pada penelitian ini terdapat pengaruh antara pengetahuan ( p-value = 0.000), jarak (p-value = 0.000), dan dukungan keluarga ( p-value = 0.001) terhadap minat lansia ( p < 0.05). Kata Kunci : Lansia, Posyandu Lansia, Minat

6 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena dilihat dari sisi angka harapan hidup telah meningkat secara bermakna. Meningkatnya angka harapan hidup ini, maka meningkatkan jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia. Hal ini berarti kelompok risiko dalam masyarakat menjadi lebih tinggi lagi, sehingga perlu peningkatan dalam hal pelayanan kesejahteraan bagi lansia.pelayanan kesejahteraan sosial bagi warga lansia secara umum boleh dikatakan masih merupakan hal yang baru. Hal ini dikarenakan prioritas yang diberikan pada populasi usia lanjut memang baru saja mulai diperhatikan. Dibandingkan dengan negara maju, misalnya Amerika dan Australia, Indonesia kurang tanggap dalam hal pemberian kesejahteraan bagi lansia ini (Nurhayati, 2012) 1. Lanjut usia (lansia) adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler,pra school, school, remaja, dewasa, dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013) 2. Kesehatan lansia yang baik difokuskan pada bagaimana upaya untuk dapat menambah usia dan memperpanjang kehidupan, sehingga memungkinkan mereka tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga dapat memperluas keterlibatannya secara aktif dalam semua kegiatan di masyarakat. Seiring dengan kecenderungan yang positif tersebut dalam arti meningkatnya kesehatan global, akan muncul tantangan khusus dalam bidang kesehatan pada abad ke-21 karena bertambahnya jumlah lansia. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain adalah masalah penyakit degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multipatologis, serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar (Kemenkes, RI, 2012) 3. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia.who juga mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat jumlah lansia di Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006 (Badan Pusat Statistik, 2012) 4. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperhitungkan pada 2020 Indonesia 1 Nurhayati. K, Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan pos binaan terpadu(posbindu), UR : Naskah Asli Tidak Dipublikasikan, Padila, Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika, Kemenkes RI,Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktif, Jakarta Badan Pusat Statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Indonesia,Diperoleh tanggal 12 November 2013 from Pusat Statistika.co.id.2012.

7 akan mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 414%. Sebuah peningkatan tertinggi di dunia. Berdasarkan sensus penduduk 2000, jumlah lansia mencapai 15,8 juta jiwa atau 7,6%. Pada 2005 meningkat menjadi 18,2 juta jiwa atau 8,2%. Sedangkan pada 2015 diperkirakan mencapai 24,4 juta jiwa atau 10% (Kemenkes RI, 2009) 5. Dunia mengalami penuaan dengan cepat. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas menjadi dua kali lipat dari 11% di tahun 2006 menjadi 22% pada tahun Populasi lansia di dunia yang pada tahun 2006 sekitar 650 juta, akan mencapai 2 miliar pada tahun Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu akan ada lebih banyak orang tua dari pada anak-anak usia 0-14 tahun di populasi. Negara-negara berkembang akan mengalami tingkat penuaan yang jauh lebih cepat dari negara-negara maju. Pada tahun 2005 sekitar 60% lansia di dunia tinggal di negara-negara berkembang. Dalam lima dekade mendatang kondisi ini akan meningkat menjadi lebih dari 80%. Penuaan penduduk dunia, di negara berkembang dan negara maju sebenarnya merupakan indikator meningkatnya kesehatan global (Kemenkes, RI,2012) 6. Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 11,3 juta jiwa (6,4%) meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%) pada tahun2000. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari total jumlah penduduk (Depkes, RI, 2012). Keberhasilan Pembangunan Nasional memberikan dampak meningkatnya Umur Harapan Hidup waktu lahir (UHH) yaitu dari 68,6 tahun 2004 menjadi 70,6 pada tahun Meningkatnya UHH menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia, dimana pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa (Komnas Lansia, 2010) 7. Kecenderungan peningkatan populasi lansia perlu mendapatkan perhatian khusus terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundangundangan, di antaranya seperti tercantum dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, di mana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena itu berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut (Grahacendikia, 2009). Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat juga menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia. Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui kelompok (posyandu) lanjut usia 5 Kemenkes RI, Buku pedoman Petugas fasilitas kesehatan,jakarta : PT. Yankes, Kemenkes RI, Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktf, Jakarta, Komnas Lansia,, Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan. 2010

8 yang melibatkan semua lintas sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat. Oleh karenanya menyiapkan petugas kesehatan dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kelompok lansia seperti: pelatihan perawatan lansia; mencegah dan mengelola penyakit kronis dan penyakit tidak menular, merancang kebijakan pengaturan perawatan jangka panjang dan paliatif yang berkelanjutan bagi lansia dan mengembangkan pelayanan ramah lansia menjadi sangat penting (Kemenkes RI, 2012) 8. Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia adalah program posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan salah satu program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya lansia. Pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (Grahacendikia, 2009) 9. Tujuan pembentukan posyandu lansia adalah meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Adapun kegiatannya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, melakukan kegiatan olahraga secara teratur untuk meningkatkan kebugaran, pengembangan keterampilan, bimbingan pendalaman agama, dan pengelolaan dana sehat (Fatma, 2008) 10. Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan program posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaat bagi para orang tua di wilayahnya.seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal (Grahacendikia, 2009) 11. Namun fenomena di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda. Posyandu 8 Kemenkes RI, Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktf, Jakarta, Grahacendikia.. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia. Grahacendikia.wordpress.com Fatma, Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat, Trans Info Media, Jakarta, Grahacendikia.. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia. Grahacendikia.wordpress.com. 2009

9 lansia ternyata hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya lansia yang memanfaatkan posyandu semakin berkurang. Hal ini dibuktikan pemanfaatan posyandu lansia sangat minim. Ini menunjukkan bahwa kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu lansia sangat minim, dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu-pun juga sangat rendah (Komnas Lansia, 2010) 12. Banyak faktor yang mempengaruhi minat lansia terhadap posyandu lansia, ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu, faktor predisposisi (predisposising factor) yang mencakup pengetahuan atau kognitif, faktor pendukung (enabling factor) yang mencakup fasilitas sarana kesehatan (jarak posyandu lansia), dan faktor penguat (reinforcing factor) yang mencakup dukungan keluarga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya sikap seseorang dalam berperilaku sehat yaitu melakukan kunjungan Posyandu. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.(notoatmodjo, 2007) 13. Faktor pendukung yang mencakup fasilitas sarana kesehatan, yaitu jarak posyandu lansia dengan tempat tinggal lansia (Notoatmodjo, 2005) 14.Faktor jarak dan biaya pelayanan kesehatan dengan rumah berpengaruh terhadap perilaku penggunaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Kresno, 2005) 15. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga, melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut Friedmen (1998) disebutkan ada empat jenis dukungan keluarga yaitu: Dukungan Instrumental, dukungan Informasional, dukungan penilaian (appraisal) dan dukungan emosional. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam dkk, 2008) 16 Berdasarkan survei data awal yang dilakukan di 15 Desa wilayah kerja puskesmas Buko kabupaten Bolaang Mongondow Utara, terdapat 15 tempat pelaksanaan posyandu lansia. Posyandu lansia dilaksanakan di masing-masing kantor desa yang ada di 15 Desa tersebut. Sesuai data yang ditemukan, jumlah lansia pada tahun 2014 sebanyak 535 orang, yang aktif mengikuti posyandu lansia pada 5 bulan terakhir di tahun Jumah lansia yang ada di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terdapat 535 orang, yang terbagi di 15 Desa dan 36 Dusun. Tabel 1. Data Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Wilayah Puskesmas Buko 12 Komnas Lansia,Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan Notoatmojo, S.. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmojo, S, Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, Kresno, Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran ibu balita di posyandu wilayah kerja puskesmas labasa kecamatan tengkuno selatan kabupaten muna. Diperoleh tanggal 2 maret 2014 dari digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-hatikalvit babii.pdf Maryam, dkk.. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. 2011

10 No Bulan Kunjungan Lansia Frekuensi Lansia Percent 1 Agustus 25 lansia 4,6% 2 September 23 Lansia 4,2% 3 Oktober 19 Lansia 3,5% 4 November 19 Lansia 3,5% 5 Desember 19 Lansia 3,5% Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa jumah lansia yang berkunjung ke posyandu sangat sedikit. Hal ini menggambarkan persentase minat lansia ke posyandu lansia sangatlah rendah. Hasil wawancara pada petugas kesehatan didapatkan bahwa pelaksanaan kegiatan posyandu lansia rutin dilaksanakan setiap bulannya, tindakan dan pelayanan kesehatan didalamnya dilaksanakan dengan baik, serta penyuluhan tentang posyandu lansia telah di lakukan di masing-masing desa di 15 desa wilayah puskesmas Buko. Berdasarkan hasil wawancara pada 18 lansia didapatkan bahwa 7 lansia tidak mengetahui dan 11 lansia lainnya mengetahui tentang posyandu lansia. Sedangkan untuk jarak rumah lansia ke posyandu lansia didapatkan dari hasil wawancara pada 18 lansia, 13 lansia mengatakan dekat dan 5 lainnya mengatakan jauh. Dan untuk dukungan keluarga didapatkan hasil wawancara pada 18 lansia, 4 lansia mendapat dukungan dari keluarga dan 14 lansia lainnya tidak mendapat dukungan dari keluarga. Berdasarkan Latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun BAHAN DAN METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian di Puskesmas Buko, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Waktu pelaksanaan tanggal 19 Mei - 2 Juni Tahun Desain penelitian ini Desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Data dikumpul melalui tekhnik lembar observasi, dan koesioner, dianalisis dengan uji Chi Square.

11 HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan. Tabel 2.Distribusi Berdasarkan Pengetahuan Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. No Pengetahuan Jumlah (n) Frekuensi (%) 1 2 Baik Kurang ,2 54,8 Total Sumber: Data Primer 2015 Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 38 responden (45,2%), dan untuk responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 46 responden (54,8%). 2. Distribusi responden berdasarkan jarak. Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Jarak Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara No Jarak Jumlah (n) Frekuensi (%) 1 2 Dekat Jauh ,8 45,2 Total Sumber: Data Primer 2015 Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki jarak rumah yang dekat yaitu sebanyak 46 responden (54,8%), dan untuk responden yang memiliki jarak rumah yang jauh yaitu 38 responden (45,2%). 3. Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga. Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Dukungan Keluarga Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara No Dukungan Keluarga Jumlah (n) Frekuensi (%) 1 2 Baik Kurang ,6 77,4 Total Sumber: Data Primer 2015 Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 19 responden (22,6%), dan untuk responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang yaitu 65 responden (77,4%).

12 4. Distribusi responden berdasarkan minat. Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Minat Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara No Minat Mengikuti Jumlah (n) Frekuensi (%) 1 2 Tinggi Rendah ,6 71,4 Total Sumber: Data Primer 2015 Tabel 4. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki minat yang baik tinggi yaitu sebanyak 24 responden (28,6%), dan untuk responden yang memiliki minat yang rendah yaitu 60 responden (71,4%). Analisis Bivariat 1. Pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Tabel 5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia DI Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Pengetahuan Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia Total Rendah Tinggi p-value N % N % % Kurang 43 51,2 3 3, ,8 Baik 17 20, , ,2 0,000 Total 60 71,4% 24 28, Sumber: Data Primer 2015 Tabel 5. menunjukkan bahwa dari 84 responden, responden yang memiliki pengetahuan kurang dan minat rendah sebanyak 43 responden (51,2%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dan minat tinggi sebanyak 3 responden (3,6%). Selanjutnya responden yang memiliki pengetahuan baik dan minat rendah sebanyak 17 responden (20,2%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan minat tinggi sebanyak 21 responden (25,0%). Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

13 2. Pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Tabel 6. Pengaruh Jarak Terhadap Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia DI Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Jarak Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia Total Rendah Tinggi p-value N % N % N % Jauh Dekat ,8 47, ,4 7, ,2 54,8 0,000 Total 60 71, , Sumber: Data Primer 2015 Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 84 responden, responden yang memiliki jarak yang jauh dan minat rendah sebanyak 20 responden (23,8%), sedangkan responden yang memiliki jarak yang jauh dan minat tinggi sebanyak 18 responden (21,4%). Selanjutnya responden yang memiliki jarak yang dekat dan minat rendah sebanyak 40 responden (47,6%), sedangkan responden yang memiliki jarak yang dekat dan minat tinggi sebanyak 6 responden (7,1%). Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 3. Pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Tabel 7. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia DI Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Minat lansia dalam mengikuti Dukungan Keluarga posyandu lansia Total p- Rendah Tinggi value N % N % N % Kurang Baik , ,0 22, ,4 22,6 0,001 Total 60 71, , Sumber: Data Primer 2015 Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 84 responden, responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang dan minat rendah sebanyak 60 responden (71,4%), sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang dan minat tinggi sebanyak 5 responden (6,0%). Selanjutnya responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik dan minat rendah sebanyak 0 responden (0%),

14 sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga baik dan minat tinggi sebanyak 19 responden (22,6%). Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,001 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. PEMBAHASAN Univariat 1. Pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan pada tabel 2 bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang posyandu lansia yaitu (54,8%). Menurut peneliti hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan informasi yang di berikan petugas kesehatan atau kader posyandu, sehingga responden kurang mengetahui manfaat dan tujuan dari posyandu lansia sehingganya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia sangatlah rendah. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmalia Ningsih dkk (2014) 17 yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang mempunyai pengetahuan kurang tentang posyandu lansia, yaitu sebesar 49,5% dan lansia yang mempunyai pengetahuan baik tentang posyandu lansia, yaitu sebesar 24,7%. Penelitian ini juga didukung oleh teori dari Notoadmodjo (2010) 18 Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tapi jika mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya radio, televisi atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Sehingga dapat disimpulkan seseorang mempunyai pengetahuan tentang suatu hal tidak melalui jenjang pendidikan tetapi didukung karena terpapar informasi dari media masa yang ada seperti televisi, radio, koran dan majalah. Begitu juga dengan penelitian ini, sosialisasi mengenai program posyandu lansia akan menambah wawasan lansia mengenai pentingnya mengikuti posyandu lansia, sehingga dapat menimbulkan minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Dengan mengikuti kegiatan posyandu lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. 17 Rahmalia N, dkk,faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia,jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Riau, Notoatmojo, S, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi 2010, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

15 2. Jarak Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar respon den memiliki jarak tempat tinggal yang dekat dari tempat pelaksanaan posyandu lansia yaitu (54,8%). Menurut peneliti hal ini disebabkan karena tempat pelaksanaan posyandu lansia dilaksanakan di masing-masing desa wilayah kerja Puskesmas Buko. Namun ada sebagian responden yaitu (45,2%) yang memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari tempat pelaksanaan posyandu lansia dan tidak mengikuti posyandu lansia sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa jarak dapat mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan Fahru dkk (2009) 19 yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang mempunyai tempat tinggal jauh dari tempat pelaksanaan posyandu lansia yaitu 9,9% dan lansia yang mempunyai tempat tinggal dekat dari tempat pelaksanaan posyandu lansia yaitu 46,2%. Hal ini sesuai dengan teori Green (1990) yang menyatakan bahwa jarak tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor pendukung untuk terjadinya perubahan kesehatan. 3. Dukungan Keluarga Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang kurang yaitu (77,4%). Menurut peneliti, hal ini dikarenakan responden memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, sehingga responden mendapatkan informasi, motivasi serta dukungan sehingga minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang mongondow Utara sangat tinggi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Handayani dkk (2012) yang berjudul Hubungan dukungan keluarga dangan kepatuhan lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Pesyandu lansia Jetis Desa Kraja Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo penelitian tersebut menunjukan dari 100 responden yang diteliti ada 60 responden (60%) yang memiliki dukungan rendah. Friedman berpendapat dalam Mahmuda (2010) dukungan keluarga adalah sikap tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Sikap mendukung oleh anggota keluarga ditandai dengan sikap mendukung dan memberikan pertolongan dan bantuan kapanpun disiapkan. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mana membuat penerima dukungan akan merasa di sayang, dihargai, dan tentram. Kehadiran orang lain didalam kehidupan pribadi seseorang begitu sangat diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan 19 Fahrun, dkk Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya.

16 fisik maupun psikologisnya sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial yang dimana salah satunya berasal dari keluarga (Sarafino,2004). Dukungan keluarga didefinisikan oleh (Tamher dan Noorkasiani, 2009) merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk mengatasi masalah yang terjadi akan meningkat (Tamher dan Noorkasiani, 2009) Minat Hasil penelitian pada 5 tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat yang rendah dalam mengikuti posyandu lansia yaitu (71,4%). Menurut peneliti, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan lansia tentang posyandu lansia, kurangnya dukungan keluarga terhadap keikutsertaan lansia ke posyandu lansia, dan jarak tempat tinggal lansia dengan posyandu lansia yang jauh sehingga membuat lansia memiliki minat yang rendah dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dwi Handayani dkk (2012) yang berjudul Hubungan dukungan keluarga dangan kepatuhan lansia dalam mengikuti Posyandu lansia, diposyandu lansia Jetis Desa Kraja Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa tingkat kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia mayoritas adalah dengan kategori tidak patuh sebanyak 71 responden (71%). Menurut Muhibbin syah (2008) 21 secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Bivariat 1. Pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko KabupatenBolaang Mongondow Utara Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dengan p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 43 responden (51,2%) yang mempunyai pengetahuan kurang dan minat rendah. Menurut asumsi peneliti, dikarenakan sebagian besar responden berpendidikan SD yaitu 40 responden (47,7%) maka dapat mempengaruhi pola fikir lansia dan kurangnya pengetahuan lansia, dimana menurut mereka posyandu hanya untuk balita. sehingga menyebabkan rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian terdapat 21 responden (25,0%) yang mempunyai 20 Tamher dan Noorkasiani, Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

17 pengetahuan baik dan minat tinggi. Menurut peneliti hal ini dikarenakan lansia mengetahui manfaat dan tujuan posyandu lansia sehingganya mereka tertarik dan berminat untuk mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 17 responden (20,2%) yang mempunyai pengetahuan baik dan minat rendah. Menurut Peneliti hal ini disebabkan karena lansia lebih mementingkan hal lain seperti bekerja dibandingkan mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 responden (3,6%) yang mempunyai pengetahuan kurang dan minat tinggi. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena responden yang peduli terhadap kesehatannya, sehingga memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti posyandu lansia. Menurut Aryati (2007), masalah yang selama ini terjadi adalah masyarakat yang belum mengerti sepenuhnya tentang manfaat posyandu, biasanya mereka malas mendatangi posyandu yang diadakan setiap bulan. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmalia Ningsih dkk (2014) 22 yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik, banyak yang memanfaatkan posyandu lansia sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang, banyak diantaranya kurang memanfaatkan posyandu lansia dengan hasil analisa uji chi square menunjukan terdapat pengaruh dengan nilai p-value yaitu 0,003. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 2. Pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square test, maka diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh jarak terhadap minat lansia dengan p value 0,000 (p 0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 40 responden (47,6%) yang mempunyai jarak dekat dan minat rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lansia bekerja sebagai IRT yaitu 37 responden (44,0%) dan petani 13 responden (15,5%), sehingga lebih mementingkan untuk mengurus rumah tangga, suami, anak, cucu dan pekerjaan mereka dibandingkan mengikuti posyandu lansia, hal ini 22 Rahmalia N, dkk, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia, Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Riau

18 mengakibatkan rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 responden (23,8%) yang mempunyai jarak jauh dan minat rendah. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena umur responden yang sudah semakin tua dan kondisi fisik lansia yang tidak memungkinkan untuk berjalan jauh menyebabkan rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 responden (21,4%) yang mempunyai jarak jauh dan minat tinggi. Menurut asumsi peneliti, lansia memiliki pengetahuan yang baik tentang posyandu lansia, serta adanya dukungan dari keluarga sehingga dapat meningkatkan minat lansia untuk mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 responden (7,1%) yang mempunyai jarak dekat dan minat tinggi. Hal ini disebabkan karena lansia mudah untuk menjangkau tempat pelaksanaan posyandu lansia dan mudah untuk mengetahui informasi tentang posyandu lansia, sehingga menyebabkan tingginya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Menurut Nurhayati (2012) 23 Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang serius maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi menghadiri posyandu lansia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmalia Ningsih dkk (2014) 24 yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara jarak tempat tinggal terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan hasil analisa uji chi square didapatkan p-value yaitu 0,397 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa jarak merupakan faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 23 Nurhayati. K. Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan pos binaan terpadu(posbindu). UR : Naskah Asli Tidak Dipublikasikan, Rahmalia N, dkk, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Riau, 2014.

19 3. Pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60 responden (71,4%) yang mempunyai dukungan kurang dan minat rendah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya dukungan dari keluarga. Tidak adanya motivasi, informasi, serta peran keluarga dalam meningkatkan minat lansia mengikuti posyandu lansia. Dari hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 responden (22,6%) yang mempunyai dukungan baik dan minat tinggi. Menurut asumsi peneliti, hal ini dikarenakan keluarga mendukung sepenuhnya keikutsertaan lansia ke posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 responden (6,0%) yang mempunyai dukungan kurang dan minat tinggi. Hal ini disebabkan karena lansia memiliki keinginan, kepedulian yang besar terhadap kesehatannya. Dengan minat yang tinggi, lansia mau mencari informasi tentang posyandu lansia. Walaupun tidak adanya dukungan dari keluarga, sehingga lansia memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti posyandu lansia. Menurut Sarafino (2004) Kehadiran orang lain didalam kehidupan pribadi seseorang begitu sangat diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial yang dimana salah satunya berasal dari keluarga. Dukungan interaksi sosial ini dapat dilakukan keluarga melalui sikap dan perilaku keluarga seperti tetap menghargai lansia sebagai bagian dari keluarga, mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan yang mendukung terhadap perkembangan seperti kegiatan pengajian, posyandu lansia maupun kegiatan sosial lainnya yang ada di lingkungannya. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamalinah (2013) yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Mon Ara Ujong Rimba Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu, dengan nilai p-value 0,001. Oleh karena itu dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa manjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, memberikan informasi yang berhubungan dengan posyandu lansia dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

20 Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. KESIMPULAN 1. Pengetahuan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan kategori baik 45,2%, kurang 54,8%, jarak lansia dalam mengikuti posyandu lansia kategori dekat 54,8%, jauh 45,2%, dan dukungan keluarga lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan kategori baik 22,6%, kurang 77,4%. 2. Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dengan kategori tinggi 28,6%, rendah 71,4%. 3. Ada pengaruh antara faktor pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan nilai p value 0,000 < 0, Ada pengaruh antara faktor jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow dengan nilai p value 0,000 < 0, Ada pengaruh antara faktor dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan nilai p value 0,001 < 0,05. SARAN 1. Bagi petugas kesehatan Petugas kesehatan di harapkan untuk dapat lebih meningkatkan cara memberikan informasi dan penjelasan kepada lansia maupun keluarga lansia tentang pentingnya Posyandu lansia sehingga dapat meningkatkan jumlah lansia yang mengikuti Posyandu lansia. 2. Bagi Keluarga Keluarga di harapkan dapat memberikan dukungan dan memberikan motivasi kepada lansia, untuk lebih meningkatkan minat lansia memanfaatkan Posyandu lansia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variabel lebih banyak untuk lebih mengetahui faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia serta dapat dijadikan referensi.

21 DAFTAR PUSTAKA Agus Riyanto, Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika. Andarmoyo, Sulistyo Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Azwar,Saifudun Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2012). Jumlah Penduduk Indonesia. Diperoleh tanggal 12 November 2013 from Pusat Statistika.co.id. Depdikbud, Pengertian Perangkat Pembelajaran. 3 januari Erfandy. Pengelolaan Posyandu Lansia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Fahrun, dkk Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya. Fatma, 2008, Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat, Trans Info Media, Jakarta. Friedman, M Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (Family nursing: Theory and Practice) Edisi 3. Jakarta: EGC. Grahacendikia Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia. Grahacendikia.wordpress.com. Harnilawati, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam. Henniwati Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. Kemenkes RI, Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktif. Jakarta. Kemenkes RI Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga 2005.

22 Kemenkes RI Buku pedoman Petugas fasilitas kesehatan. Jakarta : PT. Yankes. Kemenkes RI Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta. Kemenkes RI Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: POKJANAL. Komnas Lansia, 2010, Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan. Kresno. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran ibu balita di posyandu wilayah kerja puskesmas labasa kecamatan tengkuno selatan kabupaten muna. Diperoleh tanggal 2 maret 2014 dari digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-hatikalvit babii.pdf. Maryam, dkk Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Maryam, R; Ekasari, M; Rosidawati; Jubaedi, A; Batubara I Mengenai usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak W, dkk Promosi Kesehatan. Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Graha ilmu. Yogyakarta. Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasrul, Effendy Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Notoatmojo, S Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

23 Nursalam, 2011 konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nurhayati. K Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan pos binaan terpadu(posbindu). UR : Naskah Asli Tidak Dipublikasikan. Padila Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika. Promkes, Data jumlah lansia puskesmas Buko. Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Rahmalia N, dkk Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Riau. Tamher dan Noorkasiani, Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Yulifah, Rita & Yuswanto, Tri johan Agus Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara alamiah proses menjadi tua mengakibatkan kemunduran kemampuan fisik dan mental secara umum lebih banyak gangguan organ tubuh dikeluhkan oleh para usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Populasi Lanjut Usia (Lansia) pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah populasi berusia 60 tahun atau lebih adalah yang paling cepat berkembang di dunia, disebabkan karena penurunan kesuburan dan meningkatnya usia harapan hidup.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia akan mengalami proses menua. Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA Rahmalia Ningsih 1, Arneliwati 2, Widia Lestari 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: cicirahmalia@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) / Angka Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA JETIS DESA KRAJAN KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO Dwi Handayani, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. yang peneliti tanyakan sehingga pertanyaan tersebut dibacakan berulang kali.

BAB 5 : PEMBAHASAN. yang peneliti tanyakan sehingga pertanyaan tersebut dibacakan berulang kali. BAB 5 : PEMBAHASAN 1.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah responden kelihatan sulit memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia. Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta

Lebih terperinci

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah terjadinya peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu

Lebih terperinci

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU Ardelia Gestinarwati*, Holidy Ilyas **, Idawati Manurung** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang ** Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Undang Undang Republik Indonesia No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI 201001039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KOTA BANDAR LAMPUNG Nyimas Aziza* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Posyandu lansia salah satu upaya

Lebih terperinci

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah populasi lanjut usia dari tahun ke tahun di Indonesia mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan proyeksi Biro Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau

Lebih terperinci

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080

Lebih terperinci

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Persetujuan Pembimbing Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh PURNAWATI DAI (NIM. 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat

Lebih terperinci

FIFI AZISYAH NIM : S

FIFI AZISYAH NIM : S HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESESI I DESA SIDOSARI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi FIFI

Lebih terperinci

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN Asrina Pitayanti (STIKES Bhakti HUsada Mulia) ABSTRAK Pelayanan pada lansia untuk meningkatkan derajad kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sendangmulyo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tembalang, Semarang. Secara Geografis,, wilayah kelurahan Sendangmulyo sangat luas yaitu mencapai 4.61

Lebih terperinci

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi manusia (UUD 1945, Pasal 28 Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI POSYANDU DI KEL. NGAGEL REJO KEC. WONOKROMO

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian bantuan yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia, sehingga

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Upaya kesehatan telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat mencakup kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam pembangunan nasional. Salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015 Al-Sihah : Public Health Science Journal 9-18 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015 Muhammad Rusmin 1, Emmi Bujawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR Erinda Nur Pratiwi 1), Eni Rumiyati 2), Wijayanti 3) 1,2,3

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA Nova Yulita Sellia Juwita Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung No 73 Pekanbaru 085376039565 nova.yulita@univrab.ac.id

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nila Eriza Sativa 1610104275 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama * ) * ) Akademi Kebidanan Karsa Mulia Semarang Korespondensi:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Posbindu 1. Definisi Posbindu Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Citra Hadi Kurniati Program Studi Kebidanan DIII Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat perkembangan kesehatan cukup baik, sehingga semakin tinggi pula umur harapan hidup penduduknya.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DI KELURAHAN PULUBALA KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Fadlun Lapaleo. 841409036. Skripsi, Program Studi Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Erwin Silitonga Dosen Akbid Dewi Maya Medan ABSTRAK Keluarga disebut Sadar

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

*Korespondensi Penulis, Telp: ,   ABSTRAK PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut WHO saat ini di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Puskesmas Mergangsan merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kota Yogyakarta. Puskesmas Mergangsan terletak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan telah meningkatkan usia harapan hidup penduduk Indonesia, yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia (Lansia). Hal ini

Lebih terperinci

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : Serambi Saintia, Vol. II, No., Oktober 04 ISSN : 337-995 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA ANEUK PAYA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Yunita

Lebih terperinci

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN, PARITAS DAN KETERPAPARAN INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BUKU KIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LOJI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Ika Pratiwiningrum, Siti Muawanah Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti Keberadaan

Lebih terperinci

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL Teungku Nih Farisni 1, 1 Fakultas Masyarakat Universitas Teuku Umar E-mail : teungkunihfarisni@utu.ac.id Abstrak Cakupan pelayanan kesehatan kunjungan

Lebih terperinci

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2 HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN KADER DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN NANGGELENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG KOTA SUKABUMI Asti Nurilah Khadar

Lebih terperinci

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU Siti Sarifah 1, Norma Andriyani 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sitis88@gmail.com Abstrak Tuberkulosis paru merupakan

Lebih terperinci

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI PADA USIA KURANG DARI 6 BULAN DI KELURAHAN GIRITIRTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016 Rina Harwati Wahyuningsih

Lebih terperinci

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi. HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA Erwin Kurniasih, Nurul Hidayah Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi ABSTRAK Latar belakang: Gizi bagi balita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum penelitian Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto Semarang. Letak Geografis & Wilayah Kerja terletak di RT 01 RW I, Kelurahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 Tri Tunggal 1, Syamsuddin Alan 2, Hj.Chairiyah 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri Efektifitas Asuhan Keperawatan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga Mengatasi EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG Siti Nadzifah Lingga Kurniati*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci