Oleh: Fahrudin Mualim NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Fahrudin Mualim NIM"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Fahrudin Mualim NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

2

3

4 KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-LABF- 211 UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat Indonesia Hal : 1/1 SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fahrudin Mualim NIM : Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : Perbandingan Gaya Bahasa Pada Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama Serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Dosen Penguji : 1. Djamal D. Rahman, M. Hum. 2. Dr.Darsita Suparno, M. Hum. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil karya sendiri. Apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya, maka saya siap menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 23 Desember 2014 Fahrudin Mualim

5 ABSTRAK FAHRUDIN MUALIM. NIM: Skripsi. Perbandingan Gaya Bahasa Pada Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen pembimbing: Rosida Erowati, M. Hum. Puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma ini sama-sama berbicara tentang ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan perbandingan mengenai gaya bahasa dari puisi Ibu dan lirik lagu Keramat, serta implikasi kedua karya tersebut dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Peneliti menemukan adanya keterkaitan antara puisi Ibu dengan lirik lagu Keramat, yaitu lirik lagu Keramat merupakan bentuk penguatan penggambaran objek lirik yang dibicarakan oleh A. Mustofa Bisri dalam puisi Ibu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan gaya bahasa pada puisi Ibu karya A. Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama. Hal tersebut dapat dilihat dari gaya bahasa pada tiap pilihan katanya, keduanya sama-sama banyak menggunakan istilah alam. Perbedaannya terletak pada fungsi dari istilah alam yang digunakan. Jika Gus Mus menggunakan istilah alam untuk menggambarkan pengorbanan seorang ibu atau sebagai gambaran kekaguman akan keagungan seorang ibu, sedangkan Bang Haji memposisikan istilah alam yang ia gunakan sebagai bentuk penolakan atau kritikannya kepada perilaku masyarakat yang keliru. Penelitian ini juga menjelaskan struktur yang membangun puisi Ibu dan lirik lagu Keramat serta bagaimana analisis puisi Ibu dan lirik lagu Keramat ini dapat memenuhi kompetensi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yaitu sikap spiritual, sosial, dan tanggung jawab. Melalui kegiatan menganalisis puisi juga dapat menambah pemahaman siswa terhadap makna puisi, meningkatkan keterampilan berbahasa, serta menumbuhkan sikap kritis siswa. Kata kunci: Gaya Bahasa, puisi, lirik lagu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia i

6 ABSTRACT Fahrudin Mualim, , Comparation of Language Style on Poetry Ibu by Mustafa Bisri and Song Lyrics Keramat by Rhoma Irama, and Their Implication in Indonesian Language and Literature Learning. Department Indonesian Language and Literature of Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta. Advisor: Rosida Erowati, M. Hum. A Poem by A. Mustafa Bisri and lyrics of this Keramat talking about mother. This study aims to describe the comparison of the poetry s language style from Poetry Ibu and song lyrics Keramat, and the implications of both these arts in learning Indonesian language and literature at school. The method used by the writer in this study is qualitative; it means that the writer involved in the situations and phenomena is being studied by the writer. This study finds a relationship between Poetry Ibu and song lyrics Keramat ; song lyrics Keramat is as strengthening lyrics objects description which is discussed by A. Mustafa Bisri in poetry Ibu. The result of this study shows the similarities and differences in language style on poetry Ibu by A. Mustafa Bisri and song lyrics Keramat by Rhoma Irama. It can be seen from the style of each words selection which use the term of nature. The difference lies on the function of the term of nature that is used. If Gus Mus uses the term of nature to describe a mother s sacrifice or as a description of admiration for a mother s greatness, while Bang Haji places the term of nature that he use as a form of rejection or criticism of the wrong behavior of people. The study also describes the structure of the poetry Ibu and song lyrics Keramat, and how analysis of poetry Ibu and song lyrics Keramat can fulfill the competency in learning Indonesian language and literature, especially in the attitude of the spiritual, social, and responsibility. Analyzing poetry can also increase students understanding of the meaning of poetry, improve language skills and students critical attitude. Keywords: Language style, poetry, song lyrics, learning Indonesian language and literature ii

7 KATA PENGANTAR Seraya mengucap puja dan puji serta syukur ke hadirat Ilahi Robbi yang selalu melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini, yang memang sedikit terlambat alias tidak tepat waktu. Pemilihan tema skripsi ini terinspirasi dari obrolan santai bersama seorang dosen sekitar satu setengah tahun silam di salah satu mata kuliah. Berawal dari obrolan santai, kemudian berakhir dengan penelitian serius. Alhasil, tersusunlah karya tulis ini untuk menjelma menjadi pertanggungjawaban akademik sebagai Sarjana Pendidikan FITK-UIN Jakarta. Saya haturkan terimakasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memimpin FITK dengan jiwa profesionalismenya sehingga kinerja FITK lebih baik dan profesional. Rasa terimakasih juga saya sematkan kepada Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memimpin dengan penuh perhatian dan kesabaran demi kemajuan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagai mahasiswa yang belajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FITK-UIN Jakarta, saya haturkan rasa terimakasih kepada mas, mbak, pak, ibu dosen-dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selama sembilan semester masa studi tidak bosan-bosannya mengajar, menasihati, dan mengingatkan saya. Wabil khusus kepada pembimbing saya, Rosida Erowati, M.Hum. Berkat pengarahan, catatan, hingga coretan beliau pada skripsi saya telah membantu meluruskan jalan penyusunan skripsi ini. Di sini saya memahami bahwa beliau itu seperti sungai, mengalir dan bercabang menjadi anak-anak sungai. Semoga saya menjadi anak sungai yang mampu mengalirkan air pengetahuan ini. iii

8 iv Terimakasih kepada Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Segala nasihat-nasihatnya membuka mata hati saya bahwa tingginya suatu ilmu justru karena ditopang oleh kerendah-hatian. Kepada Dra. Hindun, M.Pd, yang mengajari betapa pentingnya komitmen dalam menjalankan tugas. Kepada Jamal D. Rahman, penyair ulung yang mengenalkan saya tentang dunia puisi dan hakikatnya yang kental dengan dulce et utile. Kepada Ahmad Bahtiar, M.Hum, dosen yang menginspirasi saya untuk terus membaca, sekalipun dalam kesempatan waktu yang sedikit. Kepada Novi Diah Haryanti, M.Hum, dengan gayanya yang bersahabat, dosen yang sangat menginspirasi sekaligus membuka semangat saya untuk terus menulis. Kepada Makyun Subuki, M.Hum, dosen nyentrik yang juga menginspirasi saya dengan keahliannya di bidang bahasa dan musik. Sungguh tiada yang lebih berharga yang bisa saya berikan kecuali ucapan terimakasih. Terimakasih kepada para punguji saya, Jamal D. Rahman, M.Hum atas segala perbaikannya, yang membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Sungguh tak terpikirkan sebelumya jika skripsi ini akan diuji langsung oleh salah seorang sastrawan. Kemudian kepada penguji kedua, Dr. Darsita Suparno, M.Hum atas segala masukkannya, khususnya mengenai metode penelitian yang saya lakukan, sehingga lebih memahami apa sebenarnya hakikat metode penelitian serta peranannya yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal ini juga tidak terpikirkan sebelumnya oleh saya bahwa skripsi ini akan diuji langsung oleh ahli bahasa. Saya tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang-perorang yang telah membantu dan membuka kemudahan pada masa pencarian sumber. Kepada bang Sulaiman Yudha Harahap, peneliti sejarah sekaligus ketua Studio Sejarah. Berkat petunjuk, masukan, dan pemberian sumber dari beliau skripsi ini terbantu. Kepada kak Ria Fidiyanti, penulis lantunkan terimakasih atas ketersediaan waktunya untuk membantu dari awal penulisan skripsi ini

9 v Terimakasih kepada orang-orang di keluarga saya, seperti ibu (Latipah) dengan nasihat-nasihatnya dan pertanyaan-pertanyaannya seputar skripsi saya, kapan skripsi?, kapan sidang?, skripsinya sudah?, wisudanya ikut bulan apa?. Bapak (Didi Suryadi) dengan kesabarannya yang ditandai dengan sedikit bertanya tentang kuliah saya kepada ibu, namun tetap terkesan memperhatikan dengan cara unik, yang sulit dijabarkan namun saya mengerti. Begitu juga dengan saudara-saudara saya, kakak (Diana Eka Sari, Indah Purnama Sari, Fahril Husein, Dwiyono, Suhendra) dan adik (Teguh Prasetyo, Ahmad Sholahudin), mereka menjadi pelengkap dari keluarga saya yang telah memberi segala perhatian yang tidak terbayarkan. Kepada teman dan sahabat masa kuliah angkatan 2010, terimakasih atas hari-hari penuh canda dan sedikit dukanya (Ahmad Fahrudin, Ahmad Samsudin, Amalia Utami, Anggraeni, Anisah Utari, Astuti Nurasani, Ayu Rizki, Churin In Nabila, Dessy Husnul Qotimah, Dimas Albiyan, Dina Sakinah, Edah Ajizah, Ema Fitriyani, Habibah Ramadhan, Herlina Wahyu, Indra Dwi Permana, Jayanti Puspita Dewi, Lintang Akhlakulkharomah, Liza Amalia, Meizar Fatkhul Izza, Muhamad Alfinur, Muhamad Zainal, Nur Afianti, Nur Amalina, Nur Rafiqah, Papat Fathiyah, Puguh Apria Rantau, Ratna Agustina, Rifka Fitrotuzzakia, Riza Hernita, Septiara Lianasari, Sri Wahyuningsih, Vera Aditya, Wilda Istiana, dan Yanti Nuryana). Ucapan terimakasih tidak kurang saya sematkan pula kepada teman dan sahabat di beragam komunitas dan universitas (Arif Maulana, Eko Mei Sandi, Firmansyah, Gunawan, Pandu Soedibyo, Surtanto Adi Wicaksono, Syaiful Bahri, dan Washil Arham). Semoga kita semakin produktif menciptakan hal-hal yang baru. Perjuangan kita belum usai kawan, belum apa-apa! Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna, karena manusia bukanlah malaikat. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Bila ditemukan kekurangan dan kesalahan dalam

10 vi karya tulis ini, harap disampaikan kepada saya, ini demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pembelajaran individual. Akhir kalam, atas segala perhatian, dukungan, dan bantuan dari semuanya saya haturkan terimakasih. Semoga karya ini dapat berfaedah bagi ilmu pengetahuan. Ciputat, November 2014 Fahrudin Mualim

11 DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 7 G. Metode Penelitian... 8 BAB II: KAJIAN TEORETIS A. Gaya Bahasa B. Puisi C. Musik dan Lirik Lagu D. Hakikat Pembelajaran Sastra E. Penelitian Relevan vii

12 viii BAB III: BIOGRAFI TOKOH A. Ahmad Mustofa Bisri B. Rhoma Irama C. Ikhtisar Puisi Ibu dan Lirik Lagu Keramat BAB IV: PEMBAHASAN A. Analisis Struktur Puisi Ibu dan Lirik Lagu Keramat B. Analisis Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama C. Analisis Fungsi Gaya Bahasa Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama D. Implikasi Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat Karya Rhoma Irama Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN LEMBAR UJI REFERENSI PROFIL PENULIS

13 DAFTAR TABEL Tabel I: Kata konkret dalam puisi Ibu Tabel II: Kata Abstrak dalam puisi Ibu Tabel III: Imaji dalam puisi Ibu Tabel IV: Kata konkret dalam lirik lagu Keramat Tabel V: Kata Abstrak dalam lirik lagu Keramat Tabel VI: Imaji dalam lirik lagu Keramat ix

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, gaya memainkan peran yang penting. Gaya merupakan keseluruhan cara yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, atau dalam bentuk lisan maupun tulisan, seperti penggunaan gaya bahasa. Dapat dikatakan, tidak akan ada suatu kegiatan tanpa menggunakan gaya. Hal yang membedakan hanya terletak pada kualitas dari gaya yang digunakan. Baik gaya secara umum maupun gaya bahasa berkaitan dengan aspek keindahan. Perbedaannya terletak pada penggunaan gaya itu sendiri. Jika dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam aktivitas yang tidak berkaitan dengan seni, gaya hanya menduduki posisi sebagai sekunder. Berbeda dengan gaya dalam aktivitas karya sastra dan karya seni yang pada umumnya suatu keindahan, gaya menduduki posisi yang dominan, sebab karya seni merupakan keindahan itu sendiri. Proses penciptaan gaya bahasa jelas disadari oleh penelitinya. Di dalam penelitian, gaya bahasa menjadi sangat penting dalam rangka memperoleh aspek keindahan secara maksimal, misalnya hanya untuk menemukan satu kata atau sekelompok kata yang dianggap tepat, peneliti harus melakukannya secara berulang-ulang. Dalam sebuah karya seni atau karya sastra, gaya bahasa merupakan aspek yang sangat penting, terlebih dalam karya berbentuk puisi yang memang harus menggunakan bahasa yang singkat dari bentuk karya sastra lainnya, namun tetap harus tersampaikan isinya. Setiap penyair memiliki gaya bahasa masing-masing, misalnya gaya bahasa dalam puisi Sapardi Djoko Damono yang liris dengan puisi W. S. Rendra yang lugas. Pemilihan gaya bahasa seperti itu disesuaikan dengan tujuan yang ingin disampaikan melalui puisi yang ditulisnya. Misalnya, W. 1

15 2 S. Rendra banyak menyampaikan kritik sosial dalam puisinya menggunakan bahasa yang lugas agar kritikannya dapat tersampaikan secara tegas. Contoh lain dapat dilihat pada gaya bahasa yang ada pada puisi-puisi Mustofa Bisri. Umumnya puisi-puisi Mustofa Bisri banyak berbicara tentang masalah religiusitas dan kritik sosial. Mustofa Bisri juga menggunakan gaya bahasa yang lugas dan sederhana dalam puisi-puisinya agar gagasan-gagasannya yang relatif rumit dapat dipahami lebih mudah bagi pembacanya. Penggunaan gaya bahasa menjadi sangat penting pada setiap karya seni atau karya sastra. Penggunaan gaya bahasa berkaitan dengan bagaimana pembaca memahami apa yang disampaikan melalui karya itu. Karya seni pada dasarnya merupakan media untuk menyampaikan gagasan penciptanya. Semua karya seni, entah seni sastra, seni tari, seni musik, maupun jenis seni lainnya merupakan media yang mengantarkan gagasan pengarangnya kepada khalayak umum. Berkaitan dengan karya seni yang juga merupakan sebuah bahasa, dengan demikian musik dapat disebut juga sebagai bahasa. Pada hakikatnya musik merupakan bahasa atau media si pencipta untuk menyampaikan gagasannya dengan medium nada-nada. Di dalam musik, terdapat unsur-unsur seperti melodi, irama, birama, harmoni, tangga nada, tempo, dinamika, dan timbre. Akan tetapi, ada juga jenis musik yang dikemas dengan tambahan unsur lirik. Biasanya jenis musik yang populer adalah musik yang disertai unsur lirik lagu. Lirik lagu pada dasarnya dapat membantu seorang pencipta dalam menyampaikan sesuatu, sebab seorang pencipta lagu tidak hanya dapat menyampaikannya melalui nada-nada tetapi juga kata-kata yang terdapat dalam lirik lagu. Lirik lagu merupakan susunan dari bahasa dengan kandungan gagasan yang dikombinasikan dengan estetika dan irama pelantunnya. Gagasan yang disampaikan dalam lirik lagu memiliki fungsi yang hampir sama dengan puisi. Hal tersebut dikarenakan lirik lagu memiliki beragam

16 3 fungsi di dalamnya, seperti sebagai ungkapan emosi, ungkapan rasa estetik, serta fungsi hiburan. Seorang pencipta lagu dalam menulis lirik lagu juga mementingkan faktor linguistik untuk mewujudkan hasil karyanya, seperti pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa. Faktor diksi dalam lirik lagu merupakan faktor penting karena pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan musik merupakan daya tarik dari sebuah lagu. Demikian juga dengan gaya bahasa, merupakan faktor yang membentuk suatu keindahan lagu. Sehubungan dengan pemilihan kata, kesesuaian kata meliputi bentuk dan arti. Bentuk merupakan wujud ujaran yang diucapkan manusia, sedangkan arti mengacu pada pesan yang disampaikan. Arti memiliki tipe-tipe sesuai dengan kedudukan pemakai bahasa dalam suatu kalimat. Pemilihan kata yang tepat, suatu karya akan memberi kesan kepada para pembaca atau pendengar. Seorang pencipta ketika meciptakan lirik lagu harus bisa menimbulkan efek keindahan, sehingga lirik tersebut mampu memberikan kenikmatan tersendiri, terutama bagi pendengarnya. Kenikmatan suatu lirik akan terlihat ketika pendengarnya ikut terbawa suasana yang diciptakan oleh pencipta lagu tersebut. Misalnya jika lagu yang dibuat mengandung unsur keindahan berupa rasa semangat, maka orang yang mendengarkannya pun akan terbawa oleh perasaan semangat. Begitu pula jika dalam lagu menggambarkan suasana kesedihan, kemudian orang yang mendengarkan ikut merasakan kesedihan, bahkan membuat pendengarnya meneteskan air mata. Secara tidak langsung seorang pencipta berhasil menimbulkan efek keindahan lewat lirik lagu yang ia ciptakan. Menimbulkan efek keindahan dalam membuat lirik lagu merupakan sesuatu yang tidak mudah. Keindahan bukan hanya terlihat dari efek yang ditimbulkan lagu kepada pendengarnya saja, namun suatu keindahan juga dituntut dari gaya bahasa pada lirik lagu itu sendiri. Hal tersebut membuat seorang pencipta lagu harus cermat dalam memilih kata yang tepat, memiliki keselarasan nada maupun irama, serta memperhatikan nilai rasa.

17 4 Berdasarkan hal ini peneliti melihat adanya beberapa persamaan antara lirik lagu dengan puisi. Puisi dan lirik lagu, keduanya memiliki persamaan, yaitu sebuah media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang. Baik dalam puisi maupun lirik lagu, pemilihan kata harus dilakukan secara cermat dalam hal rima, irama, maupun harmonisasinya. Hanya saja dalam penelitian lirik lagu, penciptanya harus patuh terhadap rangkaian nada-nada pada lagu tersebut. Sampai sejauh ini, peneliti melihat perbedaan antara puisi dengan lirik lagu hanya pada hal tersebut. Selebihnya, dalam hal penyesuaian rima, irama, maupun harmonisasi tidak ada perbedaaan. Menjadi hal yang menarik apabila puisi dengan lirik lagu dibandingkan dari segi persamaan maupun perbedaannya. Sudah dijelaskan sebelumnya, semua karya seni termasuk puisi dan lirik lagu merupakan media untuk menyampaikan ungkapan perasaan dan pikiran penciptanya. Peneliti puisi maupun peneliti lirik lagu mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin disampaikan melalui karyanya. Maksud dan tujuan yang disampaikan oleh peneliti lagu maupun penyair rupanya memengaruhi gaya bahasa yang digunakannya. Contohnya dapat dilihat pada Rhoma Irama yang banyak menyampaikan kritik sosial maupun pandangannya tentang agama melalui lagu-lagu yang ditulisnya. Dalam lagu-lagunya, Rhoma Irama memilih gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, walaupun sebenarnya isi yang disampaikannya itu kompleks, misalnya lagu Hak Asasi Manusia, Judi, dan Qur an dan Koran. Lagu-lagu tersebut sebenarnya mengungkapkan sesuatu yang kompleks. Akan tetapi, Rhoma Irama menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana, sehingga permasalahan kompleks yang dibicarakan di dalam lirik lagunya menjadi mudah dimengerti oleh para pendengarnya, sehingga karya-karya Rhoma Irama digemari oleh berbagai kalangan, khususnya masyarakat menengah ke bawah.

18 5 Melihat hal tersebut, peneliti tertarik kepada lirik lagu yang terdapat dalam lagu Rhoma Irama. Bersama grup musik dangdut Soneta Grup, Rhoma memang telah menunjukkan kelasnya sendiri. Jika dari sisi syair, lirik-lirik lagu Rhoma Irama memiliki kekuatan yang khas dan sangat bervariasi, mulai dari lirik-lirik yang berkisah tentang cinta, kritik sosial, pesan moral (keagamaan), serta nasionalisme. Lirik-lirik lagu Rhoma Irama juga kaya akan idiom-idiom baru, seperti yang terdapat pada judul lagu Mirasantika. Selain itu, melalui lagu-lagunya, Rhoma Irama juga mempopulerkan istilah-istilah baru, seperti yang terdapat pada judul lagu Begadang, dan Santai. Apa yang dilakukan oleh Rhoma Irama melalui lirik lagunya, peneliti melihat adanya persamaan dengan apa yang dilakukan Mustofa Bisri melalui puisinya. Sama halnya dengan Rhoma Irama, Mustofa Bisri juga memilih menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami untuk menyampaikan isi yang bersifat kompleks, seperti puisipuisi Mustofa Bisri yang berjudul Sujud, Bagimu, dan Kaum Beragama Negri Ini. Begitupun dengan tema, Mustofa Bisri juga banyak menampilkan tema yang bervariasi mulai dari religiusitas, maupun kritik sosial. Melihat adanya persamaan seperti itu, peneliti tertarik untuk melakukan perbandingan. Perbandingan yang ingin peneliti teliti meliputi penggunaan gaya bahasa serta fungsinya, yang juga meliputi apa saja persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam lirik lagu Rhoma Irama dengan puisi Mustofa Bisri serta faktor yang menyebabkan adanya persamaan dan perbedaan gaya bahasa tersebut. Adapun judul dari penelitian ini adalah PERBANDINGAN GAYA BAHASA PADA PUISI IBU KARYA MUSTOFA BISRI DENGAN LIRIK LAGU KERAMAT KARYA RHOMA IRAMA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.

19 6 B. Identifikasi Masalah 1. Masih banyaknya anggapan, khususnya di kalangan siswa bahwa puisi dengan lirik lagu adalah sama. 2. Minat siswa terhadap pembelajaran puisi masih sangat kurang. 3. Puisi-puisi karya Mustofa Bisri serta lagu-lagu Rhoma Irama kurang populer di kalangan siswa. 4. Kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran gaya bahasa di sekolah. 5. Kurangnya variasi pembelajaran sastra di sekolah dalam memanfaatkan media yang telah tersedia. C. Pembatasan Masalah 1. Perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama. 2. Fungsi gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama? 2. Bagaimana fungsi gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama? 3. Bagaimana implikasi perbandingan gaya bahasa dan lirik lagu dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama. 2. Mengetahui fungsi gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama.

20 7 3. Mengetahui implikasi perbandingan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak, baik secara teoretis maupun secara praktis, di antaranya sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis Secara teoretis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan pembelajaran penggunaan gaya bahasa yang lebih kreatif dan memberikan sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya pada tataran pembelajaran apresiasi sastra. 2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada: a. Siswa Memperoleh pembelajaran penggunaan gaya bahasa dalam puisi dan lirik lagu, serta dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karyakarya sastra, seperti puisi. b. Guru Khususnya guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai informasi pentingnya menerapkan penggunaan gaya bahasa yang bisa diterapkan pada bidang apa saja, seperti puisi maupun lirik lagu, dan upaya peningkatan kreativitas siswa dalam penggunaan gaya bahasa. c. Penyusun Memberikan pengalaman berpikir ilmiah melalui penyusunan dan penelitian skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan menambah wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.

21 8 d. Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan gaya bahasa yang terdapat pada puisi dan lirik lagu. G. Metode Penelitian Suatu penelitian tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Maka dari itu, untuk mempermudah tujuan yang diinginkan, dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat. Pendekatan yang digunakan oleh seorang peneliti akan menuntunnya dalam menggunakan metode yang harus digunakan. Akan tetapi, seorang peneliti tidak bisa sembarangan dalam memilih metode yang akan digunakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti dalam memilih metode yang digunakan, seperti jenis data yang akan diteliti, serta kerangka berpikir yang menyertainya, sehingga apa yang menjadi tujuan peneliti dapat tercapai. Sebelum membahas mengenai metode penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tahapan pelaksanaan penelitian. Penelitian yang dilakukan peneliti tergolong ke dalam penelitian bahasa, sehingga tahapan yang dilakukan oleh peneliti merujuk kepada yang dikemukakan oleh Mahsun, di mana ia membagi tahapan penelitian menjadi tiga tahap, yaitu prapenelitian, pelaksanaan penelitian, dan penelitian laporan penelitian. 1 Tahapan prapenelitian dimaksudkan sebagai tahapan yang menuntun peneliti untuk berusaha merumuskan secara jelas tentang masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, termasuk hipotesis dari peneliti. Peneliti terlebih dahulu membuat ancangan atau hipotesis mengenai objek yang akan diteliti. Hal tersebut dilakukan setelah peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti. Langkah peneliti selanjutnya adalah mulai memperkirakan hasil-hasil yang dapat dicapai melalui penelitian ini. 1 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa (Edisi Revisi), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h. 31.

22 9 Dengan kata lain, peneliti mulai membuat rumusan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti. Setelah tahapan prapenelitian, peneliti melanjutkan ke tahapan pelaksanaan penelitian. Pada tahapan ini, Mahsun menjabarkannya dalam tiga tahapan pokok, yaitu penyedian data, analisis data, dan membuat hasil rumusan analisis yang diwujudkan dalam bentuk kaidah-kaidah. 2 Ketiga tahapan tersebut merupakan inti dari kegiatan penelitian (bahasa), di mana ketiga tahapan tersebut masing-masing ditandai oleh kegiatan menyediakan dan tersedianya data, analisis data, dan ditemukannya kaidah-kaidah tertentu serta tersajinya kaidah-kaidah tersebut dalam rumusan-rumusan tertentu. 3 Adapun tahapan penelitian laporan penelitian merupakan tahapan di mana peneliti membuat laporan dari penelitian yang dilakukan, yaitu dalam bentuk skripsi. Oleh karena itu, tahap ini ditandai oleh kegiatan membuat dan terwujudnya sebuah laporan penelitian. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tahapan penelitian ini dimulai dari tahap prapenelitian, yaitu pada tahap ini peneliti terlebih dahulu membuat ancangan atau hipotesis mengenai objek yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, Mahsun mengungkapkan bahwa ada beberapa cara pengungkapan hubungan antarvariabel, yaitu pengungkapan sebabakibat, pengungkapan hubungan korelasional, dan pengungkapan hubungan pengukuran perbedaan. 4 Sehubungan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Mahsun, hipotesis yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini berkaitan dengan linguistik atau kemampuan berbahasa (pengajaran bahasa). Peneliti memiliki pandangan bahwa penelitian ini dimungkinkan untuk dilakukan jika ditemukan kenyataan bahwa gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat dan hubungan timbal balik, yaitu kian kaya kosakata seseorang, kian beragam pula gaya bahasa yang dipakainya. Dari 2 Ibid., h Ibid. 4 Ibid., h. 14.

23 10 kenyataan tersebut, peneliti membuat hipotesis melalui ketiga cara pengungkapan antarvariabel yang dikemukakan oleh Mahsun. Pertama, peneliti beranggapan bahwa pengajaran gaya bahasa pada siswa dapat mengembangkan kosakata siswa. Kedua, peneliti berasumsi bahwa kian kaya kosakata siswa ada korelasinya dengan pengajaran gaya bahasa. Ketiga, peneliti berasumsi bahwa terdapat perbedaan terhadap pemahaman gaya bahasa antara siswa yang mendapat pengajaran gaya bahasa secara tepat dengan siswa yang mendapat pengajaran gaya bahasa secara kurang tepat. Perlu diketahui bahwa hipotesis yang dilakukan peneliti sebagai jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam penelitian ini tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan (awal) terhadap objek penelitian, melainkan juga didasarkaan pada hasil kajian terhadap kepustakaan yang relevan. 1. Metode Penelitian Secara umum, ada dua jenis metode penelitian yang digunakan oleh para peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan penelitan kuantitatif. Selanjutnya, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada beberapa pendapat para ahli mengenai metode kualitatif. Moleong berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. 5 Sementara itu, Mahsun memiliki pandangan bahwa metode yang bersifat kualitatif adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengelompokkan bahasa, yaitu metode kesamaan ciri-ciri linguistik (shared of linguistic features). 6 Lebih lanjut, Mahsun menjelaskan bahwa pada prinsipnya metode kualitatif selain dapat digunakan untuk kajian pengelompokkan bahasa-bahasa 5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h Mahsun, op.cit., h. 219.

24 11 berkerabat dalam kajian linguistik historis komparatif, juga dapat digunakan untuk pengelompokkan beberapa daerah pakai isolek ke dalam daerah pemakai bahasa atau dialek yang sama atau berbeda, serta penentuan kekerabatan antardialek atau subdialek dalam kajian dialektologi diakronis. 7 Telah disebutkan sebelumnya bahwa metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan kenyataan adanya makna yang menyeluruh dibalik objek yang diteliti, yang terbentuk dari keterhubungan berbagai nilai-nilai kehidupan dan kepercayaan, bukan dari ekstraksi atau turunan dari konteks pengertiannya yang menyeluruh. 8 Melalui metode ini pula, peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Analisis kualitatif ini memfokuskan pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam bentuk angka-angka. Dalam menganalisis data, peneliti memperkaya infomasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasikan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. 9 Dalam mencari definisi yang lebih mendalam tentang penelitian kualitatif, Bondan dan Taylor dalam Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 10 Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistik (utuh), sehingga dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi 7 Ibid., h Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h Ibid., h Lexy J. Moleong, op.cit., h. 4.

25 12 ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. 11 Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa sebuah pendekatan penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif merupakan tempat untuk melakukan suatu penelitian dalam berbagai bidang ilmu. Tak terkecuali dalam penelitian bahasa. Oleh karena itu, penerapan pendekatan metode kualitatif pada penelitian ini menurut peneliti sudah tepat. Akan tetapi, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan penelitian ini tidak begitu saja bisa diterapkan, melainkan harus diiringi dengan penggunaan metode-metode penelitian yang sesuai agar tujuan yang diinginkan tercapai. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data langsung yang berkaitan dengan karya yang dikaji, dalam hal ini buku kumpulan puisi Pahlawan dan Tikus (yang memuat puisi Ibu) yang diterbitkan oleh Pustaka Firadus Jakarta, Cetakan I: 1995, dengan tebal 108 halaman. Sementara itu, data primer kedua berupa lagu Keramat terdapat di dalam album Santai (Volume VII) tahun 1977 yang diproduksi oleh Yukawi. Sedangkan data sekunder merupakan data tambahan atau pelengkap yang memiliki hubungan dengan objek penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak kemudian diikuti dengan teknik lanjutan yaitu teknik mencatat. Mahsun menjelaskan alasan metode tersebut diberi nama simak, karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa, istilah menyimak di sini tidak hanya 11 Ibid.

26 13 berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. 12 Lenih lanjut, Mahsun menjelaskan bahwa metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. 13 Hal tersebut dilakukan karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Artinya, dalam hal ini peneliti berupaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan. Perlu diketahui bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimaksudkan menyangkut penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis. Dalam hal ini peneliti hanya melakukan penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis. Hal tersebut karena peneliti dihadapkan dengan penggunaan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara, tetapi berupa bahasa tulis, yaitu teks puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama. Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. Adapun peneliti memilih teknik simak bebas libat cakap. Maksudnya, dalam hal ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Peneliti tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti. Hal tersebut karena peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, yaitu puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama, sehingga dalam penyadapan peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian dan penggunaan bahasa secara tertulis. Teknik simak dan teknik catat digunakan dalam penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan pengkajian karya yang akan diteliti. Dalam hal ini sumber-sumber tertulis yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan analisis struktur yang membangun serta perbandingan gaya bahasa yang 12 Mahsun, op.cit., h Ibid.

27 14 terdapat dalam puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama. Peneliti melakukan penyimakan dan pencatatan secara cermat terhadap sumber data primer, yaitu teks puisi Ibu dan lirik lagu Keramat untuk memperoleh data yang diperlukan. Pada penelitian ini sumber datanya berupa gaya bahasa dalam Puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan dalam lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama, maka proses menyimak dilakukan dengan cara membaca cermat puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan mendengarkan lagu Keramat karya Rhoma Irama. Selanjutnya, peneliti memperjelas hasil simakan dengan membaca teks lirik lagu, setelah itu peneliti mencatatnya. Peneliti melakukan penyimakan dan pencatatan secara cermat terhadap sumber primer, yaitu teks puisi Ibu dan lirik lagu Keramat untuk memperoleh data yang diperlukan. Hasil pencatatan tersebut kemudian digunakan sebagai sumber data primer yang akan digunakan dalam penyusunan hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang penelitian yang akan dicapai. 4. Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh dengan metode simak yang diiringi dengan teknik catat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka, data penelitian pun diklasifikasikan menurut jenisnya untuk kemudian dianalisis. Hal tersebut dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, analisis isi ditekankan pada keajekan isi komunikasi secara kualitatif, di mana peneliti memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi. 14 Pada penelitian ini jenis data yang menjadi objek penelitian berupa struktur gaya bahasa yang tergolong sebagai data kualitatif atau bukan dengan angka, maka metode analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. 14 H. M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 156.

28 15 Langkah awal dalam menganalisis puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama adalah dengan membaca secara heuristik kemudian dilanjutkan dengan membaca secara hermeneutik. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna puisi dan lirik lagu secara struktural semiotik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur kebahasaannya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. 15 Dalam pembacaan heuristik ini, puisi dan lirik lagu dibaca berdasarkan struktur kebahasaannya. Selanjutnya, untuk memperjelas arti bilamana perlu diberi sisipan kata atau sinonim katakatanya ditaruhkan dalam tanda kurung. Begitu juga struktur kalimatnya disesuaikan dengan kalimat baku (berdasarkan tata bahasa normatif), atau bila perlu susunannya dibalik untuk memperjelas arti. Membaca dengan heuristik ini bertujuan untuk mengetahui makna tersurat secara keseluruhan dari puisi Ibu dan lirik lagu Keramat. Setelah itu, peneliti melanjutkan membaca dengan cara hermeneutik. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang sesudah pembacaan heuristik dengan memberikan tafsiran berdasarkan konvensi sastranya. 16 Dalam pembacaan hermeneutik ini puisi dan lirik lagu dibaca berdasarkan konvensi-konvensi sastra menurut sistem semiotik tingkat kedua. Konvensi sastra yang dimaksud berdasarkan pendapat yang dikemukakan Riffaterre dalam buku Metodologi Penelitian Sastra adalah konvensi sastra yang memberikan makna itu di antaranya konvensi ketaklangsungan ucapan (ekspresi) sajak (puisi). 17 Sehingga, pembacaan hermeneutik ini bertujuan untuk menafsirkan teks puisi Ibu dan lirik lagu Keramat. Setelah menganalisis puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama dengan membaca secara heuristik kemudian 15 Rachmat Djoko Pradopo, Dewa Telah Mati: Kajian Strukturalisme-Semiotik dalam Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Hanindita Graha Widya, 2003), h Ibid. 17 Ibid., h. 97.

29 16 dilanjutkan dengan membaca secara hermeneutik. Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan metode padan ekstralingual, yaitu menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa. Teknik dasar metode ini adalah teknik hubung banding yang bersifat ekstralingual. Pemilihan metode ini diperkuat dengan pendapat Mahsun yang mengatakan bahwa metode padan selalu mengaitkan bahasa sebagai sistem holistis, yang terdiri atas bagian-bagian yang membentuk kesatuaan. Adanya bagian tertentu tidak bisa dilepaskan dengan adanya bagian tertentu tidak bisa dilepaskan dengan adanya bagian lain yang membentuk sistem holistis tersebut. Dalam pada itu, identitas bagian tertentu ditentukan keberadaannya oleh identitas yang lain. Oleh karena itu, teknik hubung banding sangat menentukan. 18 Berdasarkan hal tersebut, analisis dilakukan untuk mengetahui struktur yang membangun puisi Ibu karya Mustofa Bisri dan lirik lagu Keramat karya Rhoma Irama kemudian dilihat perbandingan gaya bahasa yang terdapat di dalamnya. Setelah menganalisis struktur dan perbandingan gaya bahasa dalam puisi Ibu dan lirik lagu Keramat, kemudian dalam kedua karya tersebut diimplikasikan ke dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. 18 Mahsun, op. cit., h. 121.

30 A. Gaya Bahasa 1. Pengertian Gaya Bahasa BAB II KAJIAN TEORETIS Gaya merupakan keseluruhan cara yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, atau dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu kegiatan tanpa menggunakan gaya. Begitu pula dalam karya sastra, gaya merupakan cara pengarang dalam memaparkan gagasan yang ingin disampaikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam proses penulisan karya sastra, efek tersebut berkaitan dengan upaya memperkaya makna, penggambaran objek dan peristiwa secara imajinatif, maupun efek tertentu bagi pembacanya. Hal yang pertama perlu dipahami bahwa gaya bahasa bukan sematamata menggayakan suatu bahasa. Nini Ibrahim mengatakan, bahwa gaya bahasa disebut juga majas, yaitu penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Setiap orang atau pengarang memiliki cara tersendiri dalam memilih dan menggunakan gaya bahasa. 19 Lamuddin memiliki istilah lain bahwa gaya bahasa disebut juga dengan langgam bahasa dan sering juga disebut majas, yaitu cara penutur mengungkapkan maksudnya. 20 Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa gaya bahasa berkaitan dengan cara penutur dalam menyampaikan maksudnya, sehingga petutur dapat menerima dengan mudah maksud yang disampaikan oleh penutur. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nini 19 Nini Ibrahim, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: UHAMKA Press, 2009), h Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, cet 16, 2009), h

31 18 Ibrahim mengenai gaya bahasa untuk menimbulkan efek keindahan. Sementara itu, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa memberikan batasan mengenai pengertian gaya bahasa, yaitu cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). 21 Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan mengenai pengertian gaya bahasa, yaitu cara yang digunakan penutur dalam memaparkan gagasan yang ingin disampaikan untuk mengungkap pikiran dan perasaan dengan maksud tertentu melalui bahasa secara khas. Pada dasarnya dalam karya sastra, baik gaya maupun gaya bahasa memegang peranan penting. Gaya bahasa berkaitan dengan masalah penulisan, penyajian, komposisi, struktur penceritaan, termasuk penampilan huruf, cover, dan ukuran buku. 22 Sehingga, pada saat menganalisis sebuah karya sastra, tidak terhitung jenis gaya bahasa yang timbul, seperti panjang pendeknya kalimat, tingkatan bahasa tinggi dan rendah, penggunaan katakata serapan, penggunaan kosakata daerah, dan sebagainya. Gaya bahasa juga meliputi cara-cara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan, seperti plot, tokoh, kejadian, dan sudut pandang. 23 Mulai dari pemahaman gaya yang paling sederhana, seperti padanan kata dengan lawan kata hingga puisi konkret yang di dalamnya kata-kata harus diciptakan kembali sebab kata-kata yang sudah ada dianggap tidak mampu untuk mewakili makna gaya bahasa itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang paling berperan di dalam karya sastra adalah gaya bahasanya. Melalui gaya bahasa, cara-cara penggunaan medium bahasa secara khas sehingga tujuan dapat dicapai secara maksimal 21 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), h Nyoman Kutha Ratna, Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h Ibid., h. 165.

32 19 2. Fungsi dan Kedudukan Gaya Bahasa dalam Struktur Karya Sastra Di dalam karya sastra terdapat tiga genre utama, yaitu puisi, prosa, dan drama. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gaya bahasa paling dominan terdapat di dalam puisi. Gaya dengan demikian mendominasi struktur puisi. Artinya, puisi seolah-olah merupakan struktur dari gaya bahasa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari susunan puisi itu sendiri, yaitu melalui medium terbatas dengan bahasa yang singkat dan padat mampu menyampaikan perasaan yang ingin diungkapkan oleh penyair. Melalui gaya bahasa pula, baik intensitas pemakaian maupun fungsi dan kedudukannya dalam struktur totalitas karya, membedakan genre sastra yang satu dengan genre sastra yang lain. Sejalan dengan hal tersebut, Ratna memiliki pandangan bahwa dominasi gaya bahasa terkandung dalam puisi dengan pertimbangan keterbatasan medium penampilannya, sehingga unsur yang ditonjolkan adalah bahasa itu sendiri yang sekaligus merupakan alat dan tujuan. 24 Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa medium utama karya sastra adalah bahasa. Akan tetapi, sistem sastra tidak seketat sistem bahasa yang terikat dengan tata bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis. Begitu juga dengan sistem ejaan, yaitu penggunaan huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, penggunaan tanda-tanda baca, dan sebagainya. Hal tersebut dapat dilihat penggunaannya, misalnya ada bahasa baku, bahasa ilmiah, bahasa dengan makna yang relatif sama pada setiap orang, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, baik antara pengirim dengan penerima. Sebaliknya, di dalam karya sastra, penafsiran berbeda justru merupakan ciri-ciri kualitas estetis. Oleh karena itu, penulis dimungkinkan untuk memanipulasi sistem bahasa, menyembunyikan makna sesungguhnya, bahkan menciptakan segala sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada. 24 Ibid., h. 62.

33 20 Tujuan utama gaya bahasa adalah menghasilkan keindahan. 25 Tujuan ini terjadi baik dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa dalam ruang lingkup linguistik, maupun dalam ruang lingkup kreativitas sastra. Akan tetapi, Wellek dan Warren memiliki pandangan bahwa kualitas estetis menjadi pokok permasalahan dalam tataran ruang lingkup kreativitas sastra, yaitu melalui metode dan teknik diungkapkan secara rinci ciri-ciri bahasa yang disebut indah. 26 Lebih lanjut, Wellek dan Warren menjelaskan bahwa ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memahami timbulnya aspekaspek, yaitu pertama melalui analisis sistematis sistem linguistik karya sastra, dilanjutkan dengan makna total, kedua, dengan cara meneliti ciri-ciri estetis karya sastra secara langsung sekaligus membedakannya dengan pemakaian bahasa biasa. 27 Jika menggunakan salah satu cara yang dijelaskan Wellek dan Warren, yaitu melalui analisis sistemis sistem linguistik karya sastra dan dilanjutkan dengan makna total. Maka, hasil yang didapat adalah sistem linguistik yang khas karya tertentu, karya sastra seorang pengarang, atau sekelompok karya dalam satu periode. Dari situlah akan terlihat bahwa gaya lahir secara bersistem. Tidak ada gaya yang lahir secara tiba-tiba. Meskipun karya sastra adalah hasil imajinasi, tetapi imajinasi tidak lahir dari kekosongan, melainkan memiliki akar tempatnya berpijak, dan asal usulnya dapat dicari. 28 Perubahan gaya bahasa memicu perkembangan genre yang selanjutnya menjadi indikator terhadap penyerapan sistem sosial ke dalam karya seni. Dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa dan genre membantu efektivitas pemahaman terhadap masyarakat yang terungkap di dalam karya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kekhasan dari seorang pengarang atau karya dalam suatu periode. 25 Ibid., h Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, Terj. Melani Budianta, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h Ibid. 28 Kutha Ratna, op. cit., h. 69.

34 21 3. Jenis-jenis Gaya Bahasa Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandangan. Oleh karena itu, sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu pembagian yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak. Tarigan menyebutkan, bahwa ada sekitar 60 gaya bahasa dan digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan. 29 Berbeda dengan yang dikemukakan Widyamartaya, yaitu dengan mengistilahkan pembagian jenis gaya bahasa dengan gaya umum. Maksudnya, gaya umum itu dapat ditambah, diperbesar dengan salah satu cara. Lebih lanjut ia membagi menjadi lima kelompok cara agar gaya umum dapat diperbesar daya tenaganya, yaitu mengadakan perbandingan, pertentangan, pertukaran, perulangan, dan mengadakan perurutan yang bertujuan. 30 Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu pembagian gaya bahasa yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak. Sudah disebutkan pula, pembagian jenis-jenis gaya bahasa dari berbagai ahli. Akan tetapi, dalam hal ini penulis lebih merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh Gorys Keraf mengenai pembagian jenis-jenis gaya bahasa. Di dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa, Gorys keraf membagi jenis-jenis gaya bahasa menjadi dua, kemudian jenisjenis tersebut dibagi lagi menjadi subjenis lain. Pertama, dilihat dari segi nonbahasa, dan kedua dilihat dari segi bahasanya sendiri. 31 Alasan penulis merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh Gorys Keraf, karena pembahasan gaya bahasa terutama dalam pembagian jenis-jenis gaya bahasa, Gorys Keraf terlihat lebih luas dan mendalam. 29 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1985), h A. Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat: Bagaimana Mengembangkan, Mengefektifkan dan mencitarasakan kalimat, (Yogyakarta: Kasinius, 1990), h Gorys Keraf, op. cit., h. 115.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Permalink/DOI:

Permalink/DOI: Available online at website : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(2), 2015, 171-193 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v2i2.3627

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Oleh DENNY ANDRIYAN NIM 100388201359

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990:218).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan cara penguasaan segala aspek keterampilan berbahasa oleh peserta didik. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi

Lebih terperinci

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di kalangan para pelajar marak terjadinya peristiwa tawuran, kekerasan antar pelajar, penggunaan narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangatlah memprihatinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF MELALUI STRATEGI PARAFRASE LIRIK LAGU

PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF MELALUI STRATEGI PARAFRASE LIRIK LAGU PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF MELALUI STRATEGI PARAFRASE LIRIK LAGU Dwi Hanti Rahayu Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta h4nty_uny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang memberikan makna tertentu kepada pembaca. Karya sastra mampu mengajak pembaca berimajinasi sesuai dengan konteks

Lebih terperinci

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA 8 BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA Resensi atas karya sastra berkaitan erat dengan resepsi sastra. Resensi-resensi karya sastra di surat kabar dapat dijadikan sasaran penelitian resepsi sastra. Dalam bab

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Oleh: Sheila Fera Phina 1 Abstrak Judul skripsi ini adalah Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra, yaitu puisi, prosa (cerpen dan novel), dan drama adalah materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra yang baik tidak dapat menghindar dari dimensi kemanusiaan, mempunyai keterkaitan dengan masalah kehidupan manusia, dan segala problematikanya

Lebih terperinci

EJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM

EJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM KORELASI KEBIASAAN MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAHIRAN MENULIS TEKS NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EJOURNAL diajukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI

ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Disusun Oleh: DEVIA DWI RIKI WARDANI NIM. 08340034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR ESTETIKA DAN STILISTIKA FILM GUBANG THE MOVIE KARYA SARMAN GALANG. Oleh

UNSUR-UNSUR ESTETIKA DAN STILISTIKA FILM GUBANG THE MOVIE KARYA SARMAN GALANG. Oleh UNSUR-UNSUR ESTETIKA DAN STILISTIKA FILM GUBANG THE MOVIE KARYA SARMAN GALANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh NURYAH NIM 120388201144 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Oleh. ELOK DWI RATNA WULANDARI 06340011 PROGRAM STUDI BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci