MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
|
|
- Sri Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: IIS SYARIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
2 MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: IIS SYARIAH Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penulis membatasi penelitian ini hanya pada pengajaran unsur instrinsik sebuah karangan dengan menggunakan metode inquiri di kelas VIII SMPN 1 Sukawening, akhirnya pada penelitian ini dirumuskan masalahnya sebagai berikut. Apakah siswa memahami unsur instrinsik sebuah karangan argumentasi dengan menggunakan metode inquiri?. Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Keterampilan menulis adalah salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa. 2. Mempelajari karangan argumentasi dengan mengambil unsur instrinsiknya dengan menggunakan metode inquiri akan membantu siswa memahami isi tulisan sesuai gagasan yang dimaksud penulis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Metode inquiri dapat meningkatkan pembelajaran unsur instrinsik yang terdapat pada karangan argumentasi. Didalam penelitian ini penulis menggunakan desain eksperimen dan dibagi nienjadi dua kelas dari kelas Delapan di SMPN 1 Sukawening Garutsebagai populasinya. Penulis menggunakan pretes dan posttes untuk mengambil datanya, data dari penelitian ini telah dianalisa dengan menemukan nilai Rata-rata (Mean), Standar Deviasi dan t tes dari pretes dan posttes. Hasil dari penelitian ini adalah Rata-rata (Mean) 0,045 Standar Deviasi l,08 t test 0,18. Kata Kunci : Mengarang, Argumentasi, Inquiri PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Empat bidang keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan berbahasa itu bila dilihat dari produktivitasnya, dapat dikelempokkan kedalam dua aspek, seperti yang dikemukakan oleh Yazir Burhan : Keterampilan berbahasa menampakkan dirinya pada dua aspek pokok : 1. aspek reseptif, yaitu kemampuan mendengar dan memahami aspek yang didengar, dan kemampuan membaca serta memahami apa yang dibaca. 2. aspek produktif, yaitu kemampuan memahami dan mengeluarkan isi hati kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis (1971 : 64 ). Dalam berkomunikasi tidak langsung, bahasa yang digunakan harus lebih jelas daripada bahasa yang digunakan pada berkomunikasi langsung. Kalimatkalimat dalam bahasa tulisan harus mampu memperjelas masalah yang sedang dibahas secara terinci, karena tidak dibantu dengan gerak dan mimik seperti dalam bahasa lisan. Penulis dalam menuangkan ide atau mengemukakan isi hatinya tidak secara langsung disampaikan kepada pembaca, melainkan hanya melalui kata- kata. Begitu pula pembaca dalam memahami isi hati penulis atau ide penulis tidak bisa secara langsung. Pembaca dapat memperoleh pesan penulis hanya melalui rangkaian kata-kata yang digunakannya. Bila kita melihat bahwa keterampilan menulis akan terwujud bila kita sering berlatih dengan teratur, sedangkan pelajaran mengarang atau menulis di sekolah-sekolah hanya beberapa jam pelajaran. Bila waktu yang beberapa jam itu digunakan untuk berlatih
3 di sekolah, maka akan menghabiskan waktu dan tidak akan cukup, karena masih banyak materi lain yang harus disampaikan kepada siswa. Untuk mengatasi hal itu, seorang guru harus mampu memilih satu atau serangkaian metode yang efektif. Bila seorang guru tidak mampu memilih metode yang sesuai dengan pengajaran suatu materi, maka kemungkinan tujuan yang akan dicapai pada pelajaran tersebut tidak akan terwujud. Dalam kesempatan ini, penulis akan menggunakan metode inquiri pada pengajaran mengarang argumentasi dan ditunjang dengan teknik latihan. Metode ini penulis gunakan dalam pengajaran mengarang argumentasi, karena metode ini dalam pelaksanaanya lebih menitikberatkan aktifitas siswa. Biasanya dalam pengajaran mengarang (argumentasi) kebanyakan siswa hanya mengenal atau memahami ciri dan unsur-unsur karangan argumentasi. Setelah itu, mereka berlatih mengarang sesuai dengan ciri dan unsur-unsur yang telah mereka pahami, tanpa mengetahui dan mengenal wujud karangan argumentasi yang sebenarnya terlebih dahulu. Pengajaran melalui metode inquiri justru sebaliknya. Siswa menganalisis karangan argumentasi sesuai dengan petunjuk guru. Mereka menganalisis karangan untuk mengetahui ciri-ciri dan unsur-unsur karangan argumentasi. Setelah itu, baru mereka berlatih mengarang. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih memahami ciri dan unsur-unsur karangan argumentasi, karena mereka sendiri yang mencari, menemukan, dan menyimpulkannya. Hal ini sejalan dengan hakekat inquiri. Inquiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya : merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan sebagainya (Sund dalam Suryobroto, 1986 : 43). Jadi, pengajaran melalui metode inquiri tidak teoritis dan lebih banyak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Karena itulah, penulis menggunakan metode inquiri dalam pengajaran mengarang argumentasi ini. KAJIANTEORI DAN METODE Karangan Argumentasi Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang paling sulit, bila dibandingkan dengan jenis karangan lainnya karena: Pada karangan argumentasi pengarang harus mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Dan lebih dari itu pembaca akan bertindak sesuai dengan apa yang dimaksud pengarang (Hadi; 1981 :76). Namun bukan berarti bahwa karangan argumentasi itu karangan yang paling baik dan paling penting. Sekarang bagaimana untuk menyiasatinya agar kita mampu menyampaikan materi ini dengan sesederhana mungkin, sehingga siswa dapat menerimanya dengan mudah dan akhirnya dapat membuatnya sendiri. Untuk hal itu ikitilah pembahasan berikutnya. Pengertian Karangan Argumentasi Banyak para ahli yang memberikan pengertian karangan argumentasi. Tentu antara pendapat yang satu dengan yang lainnya ada perbedaan, namun ada pula persamaanya. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan penulis sajikan beberapa para ahli, antara lain : a. Karangan argumentasi atau karangan hujah atau karangan alasan ialah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu dengan maksud untuk meyakinkan pembaca akan sesuatu dan mendorongnya untuk berbuat sesuai dengan keyakinan itu (Rusyana: 1986: 1.30). b. Karangan argumentasi ialah suatu bentuk retorika untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf: 1985 : 3). Dengan demikian dalam sebuah karangan argumentasi harus mengandung kelima unsur tersebut. Karena itu, sebelum menulis, penulis harus mempersiapkan unsur-unsur tersebut di atas yang akan penulis penulis paparkan. Pertama, penulis harus menentukan sesuatu yang ingin dibuktikan atau disampaikan dengan cara mencari sebuah tema. Kemudian mencari data atau bahan-bahan yang berhubungan dengan hal tersebut untuk disampaikan kepada pembaca dengan diatur sedemikian rupa. Data-data ini berfungsi sebagai penguat terhadap alasan tentang apa yang dibuktikan. Sebelum mulai menyampaikan atau menyusun bahan-bahan itu, terlebih dahulu penulis harus mengadakan penilaian dan peryimbangan terhadap data-data yang akan digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar apa yang dikemukakan mampu meyakinkan pembaca, bahwa yang disampaikan itu merupakan suatu kebenaran, sehingga tujuan yang daharapkan penulis tercapai. Metode dan Teknik Pengajaran Mengarang Argumentasi Metode yang penulis gunakan, mengacu kepada pendekatan keterampilan proses, yaitu metode inquiri. Hal ini sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum KTSP, bahwa Pendekatan belajar mengajar Kurikulum KTSP diarahkan guna membina kemampuan siswa untuk mengelola perolehannya. Dengan demikian proses belajar mengajar mengacu kepada bagaimana siswa
4 belajar daripada yang dipelajarinya (Departemen Pendidikan, 1985: 1). Untuk mencapai tujuan yang telah penulis tentukan, penulis menggunakan teknik penunjang, yaitu teknin latihan/tugas. Sebelum membahas lebih lanjut metode dan teknik yang penulis gunakan, terlebih dahulu kita pahami pengertian pendekatan, metode, dan teknik. Metode Inquiri Teori belajar sangat beragam. Setiap teori mempunyai landasandasar perumusan. Bila ditinjau dari landasan itu, teori belajar dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu teori asosiasi dan teori gestalt. Teori Gestal lebih banyak menekankan kepada belajar melalui pengalaman. Karena itu, dalam pengajaran lebih mengarahkan kepada pemberian kesempatarj kepada siswa untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, siswa kan memperoleh pengertian tentang sesuatu itu. Melakukan sesuatu dalam belajar, biasanya diempuh dengan cara menghadapkan siswa kepada suatu masalah. Siswa dituntut melakukan pemecahan masalah atau problem solving. John Dewey (1913) mengemukakan langkah-langkah problem solving, sebagai berikut: a. menyadari masalah b. merumuskan masalah c. membuat hipotesis d. mengumpulkan data e. menguji hipotesis dengan data f. menarik kesimpulan dan follow up Dari kesimpulan yang diperoleh Problem solving yang dikembangkan oleh Dewey, dalam proses belajar mengajar mencapai perkembangan lebih lanjut menjadi metode inquiri dan discovery. Langkah pada butir 1-4 dikatakan sebagai proses inquiri, sedangkan langkah selanjutnya sampai memperoleh kesimpulan disebut discovery (AH, 1984 : 12). Metode inquiri dan diskoveri pada dasarnya dua metode yang saling berkaitan, Kadang-kadang dalam pelaksanaannya kedua metode itu menjadi tumpang tindih. Inquiri artinya penyelidikan, sedangkan discovery artinya penemuan. Denagn penyelidikan, siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan (AH, 1984 : 66 ). Berdasar atas pernyataan di atas, metode yang penulis gunakan pada pengajaran mengarang argumentasi ialah hanya mtode inquiri, karena setelah siswa mengadakan penyelidikan/analisis, maka siswa dapat menemukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan pada pelajaran tersebut. Inquiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan (Roestiyah, 1985: 76 ). penulis menggunakan metode ini bertujuan agar siswa terangsang oleh bahan atau materi yang diberikan guru, karena mereka sendiri yang menemukan dan menyimpulkannya. Pada pelaksanaannya, penulis menggunakan cara inquiri terpimpin. Inquiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing. Pelaksanaan pengajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai pertanyaan melacak dengan tujuan mengarahkan siswa ke suatu titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan-percobaan untuk membuktikan penadapat yang dikemukakannya, melalui proses inquiri dan discovery (AH, 1984 : 67). Berdasarkan hal di atas, pertama siswa dihadapkan pada karangan. Kemudian, siswa menelaah unsur-unsur karangan secara berkelompok atas petunjuk guru. Hasilnya mereka diskusikan kembali untuk mendapat kesimpulan umum. Dengan demikian, mereka mengetahui apa dan bagaman karangan argumentasi itu, hingga mencoba membuatnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis sajikan hasil angket siswa tentang pengajaran mengarang argumentasi. Untuk memudahkan penganalisisannya, maka penulis mengelompokkannya berdasarkan hal yang sejenis, dan langsung penulis deskripsikan. menafsirkan atau mendeskripsikan bahwa sebagian siswa sudah menerima pelajaran mengarang argumentasi ( 68,1% ) dan sebagian lagi belum ( 31,9%). Mereka mengaku bahwa menarang narasi merupakan pelajaran yang paling disenangi dan paling mudah ( 46,8% ) dan ( 47,9% ). Sedangkan pelajaran mengarang argumentasi merupakan pelajaran mengarang yang paling sulit (57,5%). menafsirkan atau mendeskripsikan bahwa ketika guru menyampaikan materi mengarang argumentasi, guru suka melakukan kegiatan campuran ( 70,2% ), terutama ceramah dan latihan ( 15,9% ), latihan dan diskusi ( 14,9% ), mencatat dan latihan ( 10,6% ). Sedangkan kegiatan yang paling mereka senangi dalam pengajaran mengarang ( argumentasi ) ialah campuran ; diskusi dan analisis karangan ( 11,7%). mendeskripsikan bahwa sebagian siswa pernah mendapat tugas mengarang ( 68,1% ) dan sebagian lagi tidak pernah. Sebagian besar siswa pernah berlatih mengarang di sekolah ( 64,9% ). Sebelum siswa
5 mengarang terlebih dahulu siswa menentukan tema ( 68,1% ) dan membuat kerangka karangan (67,0% ). mendeskripsikan bahwa dalam mengarang argumentasi siswa mendapat hambatan ( 78,7% ), terutama dalam mencari bahan atau data ( 32,9%) dan menguraikan gagasan atau ide ( 32,9% ). Dari data yang ada penulis dapat mendeskripsikan bahwa bila siswa ditugasi mengarang, maka tema ditentukan guru, sedangkan judul, siswa yang menentukan atau membuatnya, dan siswa lebih menenangi tema / judul bebas atau siswa sndiri yang menentukan. Penulis menetapkan batas minimal lulus dengan nilai 6. Jadi yang telah berhasil mencapai tujuan pada pretes 43,75% dan yang belum berhasil 56,25%. Pada postes seluruh siswa lulus, berarti seluruh siswa berhasil mencapai tujuan. Penulis menetapkan batas minimal lulus dengan nilai 6. Jadi, yang telah berhasil mencapai tujuan pada pretes 26,09% dan yang belum berhasil 73,91%. Pada postes masih ada yang belum berhasil 8,70%, berarti yang telah berhasil mencapai tujuan 91,30%. Deskripsi hasil pretes 1) Deskripsi hasil pretes kelas VIIIA Berdasarkan pada hasil analisis penulis terhadap karangan siswa hasil pretes, pada umumnya siswa telah cukup mampu mengarang argumentasi, namun masih ada yang sama sekali belum mampu menggunakan / menerapkan aspek - aspek karangan pada karangannya. Pada aspek pertama, sebanyak 1 orang. Pada aspek kedua 1 orang, yaitu No. Subyek 5. Pada aspek ketiga dua orang No. Subyek 5 dan 48. Pada aspek keempat 2 orang, yaitu No. Subyek 5 dan 48. Hal ini berarti selain antara isi dengan tema tidak relevan, juga dia tidak mampu menggunakan kalimat yang efektif, tidak mampu menggunakan kosa kata dan gaya bahasa yang tepat, pada karangannya. Pada aspek kelima, yaitu ejaan, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu menggunakan terutama tanda baca dan huruf besar, yaitu sebanyak 8 orang, No. Subyek 5, 14, 15, 20, 33, 38, 39, dan 46. Pada aspek ini, selain masih banyak yang kurang mampu menggunakan penalaran yang logis, juga ada sama sekali yang tidak mampu, yaitu No. Subyek 22. Demikian pula pada aspek pembuktian. Pada aspek kesesuaian isi dengan judul dan pendahuluan, selain masih banyak yang kurang mampu menggunakan unsur tersebut, ada pula yang sama sekali tidak mampu, yaitu No. Subyek 5. Demikian pula pada aspek isi. Pada aspek penutup, ada dua orang siswa, yaitu No. Subyek 3 dan 5 tidak mampu mengakhiri karangannya dengan baik. 2) Deskripsi hasil pretes kelas VIIIB Pada aspek pertama selain banyak siswa yang kurang mampu membuat karangannya dengan baik, artinya antara isi dengan tema karangannya kurang relevan, juga ada siswa yang sama sekali tidak mampu membuatnya, yaitu No.Subyek 16 dan 17. Pada aspek kedua, selain banyak siswa yang kurang / belum mampu menggunakan kalimat dengan efektif, juga ada yang tidak mampu menggunakannya, yaitu No.Sub.16 dan 31. Pada aspek ketiga, sebagian siswa kurang / belum mampu menggunakan kosa kata yang tepat dalam karangan. Pada aspek keempat dan kelima sebagian besar siswa belum mampu menggunakan ejaan dan gaya bahasa dengan baik. Pada ejaan terutama pada segi tanda baca dan huruf besar, No.Sub.16 dan 17. Pada aspek penalaran dan pembuktian, pada umumnya siswa telah mampu menggunakannya dengan baik, namun sebagian besar siswa belum mampu menggunakan penalaran yang logis dan belum mampu menggunakan pembuktian yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada aspek kesesuaian isi dengan judul, secara umum siswa telah mampu membuatnya, dalam arti antara isi dengan judul cukup relevan. Akan tetapi bila kita lihat secara individu, Sebagian besar siswa belum mampu membuat hal tersebut bahkan ada sama sekali tidak mampu, misalnya No.Sub.17. Pada aspek pendahuluan, secara umum siswa belum mampu membuat pendahuluan dengan baik, dalam arti belum mampu memulai karangannya. Apalagi bila kita lihat secara individu, sebagian besar siswa belum mampu membuat hal tersebut. Pada bagian isi, secara umum siswa telah mampu mengembangkan gagasannya dengan cukup baik dan pembahasannya cukup sesuai dengan judul karangan. Akan tetapi, bila kita lihat secara individu, masih banyak siswa yang kurang mampu membuat hal tersebut, misalnya No.Sub. 4, 11, 15, 17, 21, 27, 29, 30, 31. Pada bagian penutup, baik secara umum mengakhiri karangannya, artinya antara penutup; kesimpulan / saran / himbauan dengan bagian sebelumnya kurang relevan. Deskripsi hasil postes 1) Deskripsi hasil postes kelas VIIIA Berdasarkan pada hasil analisis pada table di atas, secara umum siswa telah mampu mengarang dengan baik, artinya siswa telah mampu menerapkan aspek - aspek karangan dalam karangannya sudah baik dan sempurna. Akan tetapi pada aspek tertentu, masih ada siswa yang belum mampu membuatnya. Aspek yang belum dikuasai siswa yaitu aspek ejaan No.Sub 5, artinya siswa tersebut belum mampu menggunakan ( terutama ) penggunaan ta nda baca dan huruf besar. Aspek kedua yang belum dikuasai siswa, yaitu aspek penutup. Siswa yang belum / kurang mampu mengakhiri karangannya dengan baik sebanyak 4
6 orang, yaitu No.Sub.3, 5, 6, 14, artinya penutup yang dibuat siswa tersebut kurang relevan dengan pembhasan sebelumnya. 2) Deskripsi hasil postes kelas VIIIB. Berdasarkan pada hasil analisis pada table di atas, secara umum siswa telah mampu mengarang dengan baik, artinya sudah mampu menerapkan aspek - aspek karangan pada karangannya dengan baik dan sempurna. Akan tetapi bila kita lihat secara individu, masih ada siswa yang belum mampu menggunakan semua aspek tersebut dalam karangan, yaitu No.Sub.27 dan 35, terutama No.Sub.35. dengan demikian, berarti siswa tersebut kurang mampu / tidak mampu membuat karangan argumentasi. Penulis menentapkan batas minimal lulus dengan nilai 6. Dengan demikian yang telah berhasil mencapai tujuan pada pretes 81,25% dan yang belum 18,7%. Pada postes seluruh siswa lulus, berarti seluruh siswa berhasil mencapai tujuan. Karena penulis menetapkan batas minimal lulus dengan nilai 6, maka yang telah berhasil mencapai tujuan pada pretes 47,83%, sedangkan yang belum berhasil 52,17%. Pada postes yang belum berhasil mencapai tujuan 2,17%. Hal ini berarti siswa yang telah berhasil mencapai tujuan 97,83%. Perbedaan Rata - rata Pretes dan Postes Pada bagian ini akan penulis sajikan perbedaan nilai teori dengan postes teori dan perbedaan nilai pretes praktek dengan postes praktek di kelas VIIIA dan VIII B.. Dalam hal ini termasuk perbedaan kenaikan rata - ratanya. Dalam perhitungan ini bertitik tolak pada perhitungan sebelumnya, terutama pada table 7,9,11, dan Perbedaan Rata - rata Pretes dan Postes Teori di Kelas VIIIA dan VIII B. Berdasarkan data pada table 7, nilai rata - rata pretes teori 5,12 dan rata - rata nilai postes teori di kelas VIII A 6,64. Dari hal itu terlihat kenaikan rata - rata 1,52. Berdasarkan data pada table 9, pretes dan postes pada kelas VIII B, yaitu 4,63 dan 7,15. Dari hal di atas terlihat kenaikan rata - rata 2,52. Berdasarkan hal di atas kenaikan rata - rata pada kelas VIII A lebih besar daripada kenaikan rata - rata pada kelas VIII B. Hal ini berarti bahwa pengajaran teori mengarang lebih berhasil di kelas VIII A, walaupun selisih kenaikannya kecil, yaitu 1, Perbedaan Rata - rata Pretes dan Postes Praktek di Kelas VIIIA dan VIII B. Berdasarkan data pada table 11, rata - rata pretes dan postes pada kelas VIII A masing - masing 6,02 dan 7,10. Dengan demikian kenaikan rata - rata 1,08. Berdasarkan table 13, rata - rata pretes dan postes kelas VIII A masing - masing 5,73 dan 7,16. Dengan demikian kenaikan rata - rata pada kelas VIIIB 1,43. Dari data di atas ternyata rata - rata kelas VIII A lebih besar daripada rata - rata kelas VIII B. Hal ini berarti pengajaran praktek mengarang argumentasi lebih berhasil di kelas VIII A, walaupun perbedaan kenaikannya sangat kecil, yaitu 0,35. Karena >, maka (hipotesis nol) diterima, dan (hipotesis kerja) ditolak. Hal ini berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara nilai postes teori dengan nilai postes praktek pada taraf kepercayaan 95% atau signifikan 5%. Pada hal ini pengaruh teori terhadap praktek sebesar 7,67%. SIMPULAN Pada bagian ini akan penulis kemukakan beberapa kesimpulan dari apa yag telah penulis laksanakan berdasarkan pada bab - bab sebelumnya. Hal tersebut sekaligus merupakan jawaban permasalahan pada penelitian ini. Selain itu, akan penulis kemukakan pembuktian hipotesis yang telah penulis rumuskan sebelumnya, dan beberapa saran yang erat hubungannya dengan pengarjaran menulis terutama pelajaran mengarang argumentasi. Berdasarkan pada tabel 11 dan 12 halaman, sebelum proses belajar mengajar (PBM) dimulai siswa kelas VIII A telah memiliki semua aspek karangan argumentasi dengan cukup. Artinya, siswa telah mampu menerapkan semua aspek karangan argumentasi dengan cukup baik. Pada kelas VIII A aspek yang telah dimiliki siswa ialah aspek kesesuaian isi dengan judul, dan aspek isi dengan cukup baik. Sedangkan aspek yang belum dimiliki siswa, yaitu aspek bahasa keefektifan kalimat, pilihan kata / kosa kata, gaya bahasa, ejaan, dan sebagian aspek bentuk karangan ; pendahuluan dan penutup. Berdasarkan pada tabel 13 dan 14 hal, setelah penulis menyajikan materi mengarang argumentasi dengan menggunakan metode inquiri, melalui teknik diskusi dan teknik analisis terhadap karangan yang penulis sampaikan, serta teknik latihan sebagai teknik lanjutan, ternyata siswa mampu mengarang argumentasi dengan lebih baik. Pada kelas VIII A aspek yang benar - benar dikuasai siswa ialah aspek kesesuaian isi dengan tema, aspek penalaran, dan aspek kesesuaian isi dengan judul. Aspek kesesuaian isi dengan tema, artinya isi karangan siswa lebih relevan dengan tema yang penulis sodorkan dan dibahas dalam jenis karangan argumentasi. Aspek penalaran, artinya dalam pemaparan karangan sudah logis dan sistematik. Aspek kesesuaian isi dengan judul, artinya siswa telah mampu memulai karangan dengan lebih baik atau mampu mengantarkan permasalahannya kepada masalah berikutnya. Ada pun aspek yang belum dikuasai siswa dengan baik ialah aspek penutup. Artinya, siswa belum mampu mengakhiri karangan
7 dengan baik, antara bagian penutup ; kesimpulan / saran / himbauan karangan tidak relevan atau kurang relevan dengan pembahasan sebelumnya. Pada kelas VIII A, aspek yang paling dikuasai siswa, yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema. Artinya, antara isi karangan dengan tema karagan yang penulis sodorkan sudah lebih relevan dan dalam pemaparannya dipaparkan dalam jenis karangan argumentasi. DAFTAR PUSTAKA AH, Mohamad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru, Bandung, Alipandie, Imansyah, Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Bandung, Caraka, Cipta Loka, Teknik Menearane. Kanisius, Bandung, Dahlan, Beberaoa Alternatif Interaksi Belajar Meneajar Model - model Meneajar.CV Diponegoro, Bandung, Depdikbud, Kurikulum Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas ( SMA ) PetunjukPelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Kurikulum Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Garis - garis Besar Program pengajaran Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 3, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Metodologi Research 4, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Statistik 1, 2, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Halim, Amran, at.all., Ujian Bahasa. Wira Nurbakti, Jakarta Hidayat, Kosadi, at.all., Strategi Belajar Mengajar. Bina Cipta, Bandung, Joni, Raka, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Karya Anda, Surabaya, Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi. Gramedia, Jakarata, Marwoto, Komposisi Praktis. Hanindita, Yogyakarta, Misdan, Undang, Pendekatan Metode dan Teknik. Badan Penerbit FKSS IKIP Bandung, 1979/1980. Nafiah, Hadi, Anda Incin Jadi Pengarang. Usaha nasional, Surabaya, Parera, Jos Daniel, Belajar Meneemukakan Pendapat. Erlangga, Jakarta, Roestiyah, Strateci Belajar Mengajar. Bina Usaha, Surabaya, Rusyana, Yus, at.all., Metode Pengajaran Sastra. FKSS IKIP, Bandung, 1978.Materi Pokok Keterampilan Menulis. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka, Semiawan, Conny, at.all., Pendekatan Keterampilan Proses. Gramedia, Jakarta, Soewarno, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. CV Rajawali, Jakarta, Sudirman, at.all., Ilmu Pendidikan. Remaja Karya, Bandung, Surakhman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito, Bandung, Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam Proses Belajar Mengajar. Amarta, Yogyakarta, Syamsuddin, Bimbingan Karang Mengarang I, FPBS - IKIP, Bandung, , Bimbingan Karang Mengarang JI, FPBS - IKIP, Bandung, Syarkowi, at.all., Rencana Program Pengajaran. Bandung, tanpa tahun. Tarigan, Hanry Guntur, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa, Bandung, Winardi, Pengantar Metodologi Research. Alumni, Bandung, 1979.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX MTs. AL-MU`AWANAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 M A K A L A H Disusun oleh :
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh NURDIANTI
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh NURDIANTI 10.21.0892
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: NAMA : LILIS HERLINA NPM : 10.21.0519 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERDASARKAN KTSP TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu 1021.0447
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh DEDE KOMALA
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII SMP YPI SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh DEDE KOMALA 10.21.0423
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM
MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CAMPURAN DISKUSI DAN LATIHAN DI KELAS IX SMPN 2 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh DINI NURHAYATI NPM. 1021.0551 PROGRAM
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII MTs. NURUL HIDAYAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 011/01 M A K A L A H Oleh: OOH SURYAMAH NPM.101.058
Lebih terperinciL I S N I A W A T I NPM
MODEL PEMBELAJARAN MENERAPKAN KALIMAT DALAM MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAWITAN 2 KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RIA OCKTAVIANI NIM. 1021.0515 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DI KELAS VIII SMPN 2 CIKAJANG GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DI KELAS VIII SMPN 2 CIKAJANG GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh MASTIA NPM : 1021.0556 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI Disusun oleh : Ihat Solihat Nim : 10210110 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN TEKNIK PENGEMBANGAN KALIMAT DI KELAS VI SDN SUDALARANG III KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/1012
MODEL PEMBELAJARA MEULIS PARAGRAF DEGA TEKIK PEGEMBAGA KALIMAT DI KELAS VI SD SUDALARAG III KABUPATE GARUT TAHU PELAJARA 11/1012 MAKALAH Oleh : ROHATI 10.21.0438 JURUSA PEDIDIKA BAHASA DA SASTRA IDOESIA
Lebih terperinciMAKALAH Oleh. Idin Jaenudin
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI REKONSTRUKTIF DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Idin Jaenudin 1021.0215 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Hosana Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012) MAKALAH PENELITIAN diajukan untuk
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER
PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (KEPALA BERNOMOR) BAGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh KOYAH YULIANTI 10.21.0429
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.
MODEL PEMELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 ANYURESMI GARUT MAKALAH Oleh: ERWIN SEPTIANI NIM.10.21.0935 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh ETI SUHARTINI
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh ETI
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN MANDALASARI 4
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN MANDALASARI 4 KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh:
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN
PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH
PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIFSI MELALUI MEDIA FOTO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING PADA SISWA KELAS XI SMA SETIA BAKTI KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 MAMAT 1021.0900 Program
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH Oleh Dede Anisa 1021.0537 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KATA ULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII MTS DARUL ASIQIN BANYURESMI GARUT MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN KATA ULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII MTS DARUL ASIQIN BANYURESMI GARUT MAKALAH OLEH: RIDHO ELSY FAUZI NIM. 10.21.0462 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD Rini Rohmahdiani rinirohmahdiani@yahoo.co.id Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 TAROGONG GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Susilawati 1021.0943 DAN
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh : NUR ANALIS
PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI DENGAN DENGGUNAKAN TEKNIK SEQUENCING (BAGIAN-BAGIAN) DI KELAS IX SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh : NUR ANALIS 10.21.0413
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan
Lebih terperinciRANI HANDAYANI NIM
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SINOPSIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RUMPANG DI KELAS V SDN JATISARI 3 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 011/01 RANI HANDAYANI NIM. 101.0517 PROGRAM STUDI PBSS INDONESIA
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Widia Susanti Sihombing Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian
Lebih terperinciOleh Warniatul Ulfah ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Warniatul Ulfah 2101111022 ABSTRAK
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh : SRI RUMIATI 10.21.1027 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciAas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com
Lebih terperinciOleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DARI TEKS WAWANCARA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: NAMA : BETI SUPARTINI NPM : 10.21.0985 PROGRAM
Lebih terperinciM A K A L A H. Disusun oleh : NURHAYATI NIM
1 MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING (SHOW CASE) PADA SISWA KELAS X SMAN 20 GARUT KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 M A K A L A H Disusun oleh : NURHAYATI
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh Kusyeni
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDUKTIF KAUSAL (SEBAB AKIBAT) DI KELAS V SDN SUKAGALIH 3 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Kusyeni 1021.0939 DAN SEKOLAH T INGG
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP GILANG KENCANA GARUT TAHUN PELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP GILANG KENCANA GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 HERAWATI 1021.0572 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY
Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Perkembangan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi sudah semakin meningkat, meskipun belum signifikan sesuai dengan Kompetensi
Lebih terperinciTUGAS JURNAL. Diajukan untukmemenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar. Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa Indonesia.
TUGAS JURAL Diajukan untukmemenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh DEDE PATUL MUIZ 10210907 SEKOLAH TIGGI KEGURUA ILMU PEDIDIKA (STKIP)
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti
MODEL PEMBELAJARA MEULIS PARAGRAF IDUKTIF MELALUI PEDEKATA KOTEKSTUAL DI KELAS V SDS WIDU PUTRA Wiwin Widianti wwidianti70@yahoo.com Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia SEKOLAH TIGGI KEGURUA DA ILMU
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BATUKARUT 2 KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Cucu Cunayasari cucucunayasari@yahoo.co.id PROGRAM
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII MTs. NURUL HIDAYAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 M A K A L A H Disusun oleh : L E L
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Atik Karwati 1021.1054 DAN SEKOLAH T INGG I KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 WIWI WIDIAWATI 10.21.0574 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciNeneng Kuswati NPM Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ZIG SHAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS VIII SMPN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 011/01 Neneng Kuswati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh MIA KUSMIATI NPM :
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK CAMPURAN DISKUSI DAN PELATIHAN DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH AL-IKHLAS CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh MIA KUSMIATI NPM
Lebih terperinciUJI COBA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH PIDATO BERDASARKAN MODEL PENUGASAN DI KELAS VI SDN SUKARAJA 2 KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT MAKALAH
UJI COBA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH PIDATO BERDASARKAN MODEL PENUGASAN DI KELAS VI SDN SUKARAJA KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: SANSAN HADI KRISSANDI NIM..1.0936 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut; Pelajaran bahasa Indonesia
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Seli Nur Samsiah 1021.0494 DAN SEKOLAH T INGG
Lebih terperinciUJI COBA PENGGUNAAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS 5 SDN KADUNGORA 1 GARUT MAKALAH.
UJI COBA PENGGUNAAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS 5 SDN KADUNGORA 1 GARUT MAKALAH Oleh: Aep Hardiwinata 10.21. 0547 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING RATIH FEBRIAWAN W 08 21 0158 Vildha_reztha@ymail.com STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pembelajaran
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Ira Widyawati Napitupulu Drs. H. Sigalingging,
Lebih terperinciMALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMETAAN PIKIRAN DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MALAKAH Oleh : WIWIN WIDANINGSIH 10.21.0444 PROGRAM
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN
MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Dedeh Widaningsih 1021.0869 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA
PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:
Lebih terperinciHUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
1 HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rosinta Mauli Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : TIKA ROHMATIKA NIM.1021.0253 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciOleh : SALIMUDIN NIM
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF-INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL ULUM KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN BOGOR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh
Lebih terperinci1997: Makalah Hasil Penelitian Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS XI SMA MANBA UL HUDA SERENA KECAMATAN ssebaga masyarakat,sebagai interaksi TANJUNGSARI KABUPATEN sosialdalamhalbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH
PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH OLEH: DADANG ROMANSYAH NIM.10.21.0545 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Yani Kusmayani 1021.0473 DAN SEKOLAH
Lebih terperinciOleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK
PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (CERPEN) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VI SD. MATHLA UL KHAIRIYAH BANDUNG Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah e-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciDANI KURNIA NIM
PENERAPAN MODEL TANDUR BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 011/01 M A K A L A H Disusun oleh : DANI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,
Lebih terperinciKata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciketerampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis
1 1 keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kompetensi yang dikaji dan harus
Lebih terperinciPENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
1 PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Arma Nely 2102111004 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPERANAN MEDIA GAMBAR DAN KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA KARTINI UTAMA SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
PERANAN MEDIA GAMBAR DAN KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA KARTINI UTAMA SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Elidayati Abstrak. Pengajaran menulis merupakan salah satu keterampilan
Lebih terperinciOleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK
0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Devi Maria Tri Putri Drs.
Lebih terperinciOleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh : NAMA : YENI SUGIARTINI NIM :
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN PENULISAN KATA-KATA SERAPAN ASING DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING PADA KARANGAN NARASI SUGESTIF DI KELAS X SMA LPPN ANDIR BANDUNG Oleh : NAMA : YENI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses
Lebih terperinciM A S I D A H NPM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI (EKSTENSIF) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN (Studi Eksperimentasi di Kelas V SDN Mekarsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 011-01) M A S
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment). Syamsuddin dan Vismaia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE INQUIRY DI KELAS V MI ISLAMIYAH PAMOYANAN
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE INQUIRY DI KELAS V MI ISLAMIYAH PAMOYANAN Ayi Sarihayati Ayi-sarihayati@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN
HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nurhajijah Br Tarigan Prof. Dr. Khairil Ansari,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) SITI MAISAROH NPM:0621.0257 SDN MARGA MULYA IV BEKASI UTARA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Adapun
Lebih terperinciSUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PEDOMAN KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS X SMA SETIA BAKTI KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SUWANGSIH 1021.0575 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN NEGERI 3 NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR. Ugan Hermawan NIM :
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN (CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR Ugan Hermawan NIM : 09210274
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan
Lebih terperinciMAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Disusun Oleh : Nama : Setyo Puji Rahayu Utami Nim : 06.21.0249 PROGRAM
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SD NEGERI MERDEKA 5/3 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PEMBELAJARA MEULIS KARAGA ARASI DEGA PEDEKATA KOTEKSTUAL DI KELAS V SD EGERI MERDEKA 5/3 KOTA BADUG TAHU PELAJARA 2011/2012 IMAS JUMIATY RUSOMA IM. 07.21.0451 iimasjumiatyrusoma@yahoo.com STKIP SILIWAGI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciM A K A L A H. Disusun oleh : WIWI WIYATI NIM
MODEL PEMBELAJARAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TPS (THINK-PAIRS-SHARE) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 M A K A L
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,
Lebih terperinci