BAB II LANDASAN TEORITIS. Pada bab ini, peneliti akan memaparkan referensi yang terkait dan relevan dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORITIS. Pada bab ini, peneliti akan memaparkan referensi yang terkait dan relevan dengan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan referensi yang terkait dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Karena penelitian ini merupakan penelitian mengenai analisis kesalahan, maka pengertian, batasan dan metode analisis kesalahan dibahas terlebih dahulu. Pembahasan selanjutnya mengenai keigo yang menjadi objek penelitian. A. Pengertian Analisis Kesalahan (Anakes) 1. Pengertian Tarigan (1995:141) menyatakan bahwa kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Lebih lanjut lagi Tarigan mengungkapkan bahwa kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Dengan kata lain, analisis kesalahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencari solusi dalam masalah pengajaran yang dianggap sulit dengan menelaah faktor faktor penyebabnya melalui data-data kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar. Ellis (Tarigan : 1995 : 68 ) mengemukakan analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian/ penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Dalam analisis kesalahan terdapat dua kategori kesalahan, yaitu error dan mistake. Sebagaimana yang diungkapkan Tarigan (1995; 76) bahwa yang dimaksud kesalahan

2 berbahasa dalam kategori error adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor kompetensi dan terjadi karena pembelajar belum memahami kaidah bahasa, sedangkan mistake adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor performasi atau terjadi karena adanya pengaruh situasi dari dalam diri pembelajar bahasa. Untuk lebih jelasnya, perbandingan antara error dan mistake dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel perbandingan antara mistakes dan error : Tabel perbandingan error dan mistake Kategori/sudut pandang Error mistake Sumber Sifat Durasi Sistem linguistik Hasil Kompetensi Sistematis Agak lama Belum dikuasai Penyimpangan Performasi Tidak sistematis Sementara Sudah dikuasai Penyimpangan Perbaikan Dibantu oleh guru : Siswa sendiri: pemusatan latihan, remedial perhatian Tabel Batasan Analisis Kesalahan Batasan kesalahan yang harus dikoreksi menurut Hendrickson dalam Tarigan (1988:194) adalah: a. Kesalahan global, yaitu kesalahan-kesalahan yang mengganggu komunikasi atau yang mengacaukan pemahaman sesuatu pesan. Kesalahan-kesalahan ini mendapat prioritas pertama untuk dikoreksi. b. Kesalahan yang mengakibatkan salah faham, yang mengakibatkan timbulnya reaksireaksi yang tidak menguntungkan, merupakan kesalahan kesalahanyang paling umum, paling utama dikoreksi.

3 c. Kesalahan yang sering terjadi, yang mempunyai frekuensi yang tinggi punharus diberi prioritas utama untuk diperbaiki atau dikoreksi. 3. Jenis dan Kategori Kesalahan Adapun secara garis besar, kesalahan dapat dibedakan menjadi dua seperti di bawah ini. Tarigan (1988:171) mengungkapkan bahwa terdapat kategori-kategori kesalahan dengan pembedaan utama antara lain: a. Kesalahan antarbahasa (interlanguage errors), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu sang siswa terhadap bahasa asing yang dipelajari. b. Kesalahan intrabahasa (intralingual errors), yaitu kesalahan yang merefleksikan ciriciri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah. (Tarigan dan Tarigan, 2005:85).Menurut Richards (1971) dan Fisiak (1985:174) masih dalam sumber yang sama, secara singkat kesalahan intarabahasa meliputi: 1. Over generalization atau generalisasi berlebihan, yaitu menganggap suatu aturan bahasa berlaku untuk bagian-bagian bahasa lain yang diperkirakan sama. Para pembelajar menciptakan struktur yang menyimpang. 2. Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu. Jenis kesalahan ini hampir sama dengan jenis kesalahan sebelumnya yang menganggap terlalu tahu, tetapi jenis kesalahan ini bertolak dari kondisi yang tidak tahu.

4 3. Incomplete application of rules atau penerapan aturan-aturan secara tidak lengkap, yaitu setengah-setengah dalam menerapkan aturan yang cukup kompleks, artinya hilangnya unsur-unsur yang seharusnya ada pada suatu tatanan kalimat. 4. Semantic error atau kesalahan makna, yaitu kesalahan dalam penerapan pengertian-pengertian yang secara umum bersinonim, tapi sebenarnya dipakai untuk konteks-konteks yang berbeda. 5. False concept of hypothesized atau salah menghipotesiskan konsep, yaitu sejenis kesalahan yang seringkali berkaitan dangan gradasi butir-butir pengajaran yang tidak selaras. 4. Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan Analisis kesalahan bertujuan untuk menjelaskan serta menggambarkan sistem linguistik bahasa siswa dan membandingkan dengan B2 yang dipelajarinya. Selain itu analisis kesalahan juga bertujuan mencari umpan balik yang dapat digunakan sebagai titik tolak perbaikan pengajaran bahasa yang diharapkan dapat mengurangi atau mencegah kesalahan dalam berbahasa (Tarigan, 1995:77). Menurut Tarigan (1990:77), tujuan analisis kesalahan bersifat aplikatif dan teoretis. Tujuan aplikatif artinya mengurangi dan memperbaiki kesalahan berbahasa siswa, sedangkan dari segi tujuan teoritis adalah mengharapkan pemeroleh-an bahasa siswa yang pada gilirannya dapat memberikan pemahaman ke arah proses pemerolehan bahasa secara umum.

5 Adapun manfaat analisis kesalahan berbahasa bagi pengajar menurut Tarigan (1995:96) adalah : 1) menentukan urutan sajian; 2) menentukan penekanan-penekanan dalam penjelasan dan latihan; 3) memperbaiki pengajaran remedial; 4) memilih butir pengujian kemahiran siswa. Keuntungan dari adanya suatu analisis kesalahan adalah : 1) Untuk mengetahui sebab-musabab atau penyebab kesalahan itu untuk memahami latar belakang tersebut; 2) Untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat pembelajar; 3) Untuk mencegah atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang agar para pembelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari analisis kesalahan adalah mencari dan mendapatkan umpan balik yang dapat digunakan untuk perbaikan pengajaran bahasa guna mencegah dan mengurangi kesalahan yang mungkin dibuat oleh siswa, sehingga pengajaran bahasa akan efektif dan efisien. 5. Langkah - Langkah Analisis Kesalahan Ada banyak pandangan mengenai metode analis kesalahan. Menurut Sridhar (Tarigan dan Tarigan, 2005:70) metode anakes adalah seperti di bawah ini. a. Mengumpulkan data b. Mengidentifikasi kesalahan

6 c. Mengklasifikasi kesalahan d. Menjelaskan frekuensi kesalahan e. Mengidentifikasi daerah kesukaran/kesalahan f. Mengoreksi kesalahan Sedangkan menurut Ellis, masih dalam sumber yang sama, anakes memiliki prosedur seperti di bawah ini. a. Mengumpulkan sampel kesalahan b. Mengidentifikasi kesalahan c. Menjelaskan kesalahan d. Mengklasifikasi kesalahan e. Mengevaluasi kesalahan Dari dua pendapat tersebut, Tarigan dan Tarigan (2005:71) mengambil kesimpulan sebagai berikut. a. Mengumpulkan data : berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa, misalnya hasil ulangan, karangan, atau percakapan. b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan : mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabunagn kata, penyusunan kalimat. c. Memperingkat kesalahan: menggambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar. d. Memprakirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan: meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan.

7 e. Mengoreksi kesalahan: memperbaiki dan bila dapat menghilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi. Metode di atas disebut dengan metodologi anakes ideal. Metode ini merupakan metode penggabungan dari pendapat beberapa pakar dan telah mencakup analisis kesalahan secara menyeluruh. Adapun dalam koreksi kesalahan bahasa tulis, Tarigan dan Tarigan (1995:188) mengemukakan seperti berikut. a. Teknik koreksi langsung (direct correction techniques) b. Teknik koreksi tidak langsung (indirect correction techniques) Teknik koreksi langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. penggarisbawahan kata serta memberikan suatu petunjuk, seperti pakai kala lalu atau konjugasikan ; b. mengurung kata atau frasa yang salah tempat, yang dibubuhi pula tanda panah di tempat yang dimaksud; c. memberi tanda silang pada kata yang terasa berlebihan atau mubazir. d. memberikan bentuk yang tepat atau struktur yang benar dalam keseluruhannnya. (Tarigan dan Tarigan, 1995:189) Sedangkan teknik koreksi tidak langsung adalah: a. yang salah-eja digarisbawahi; b. kosakata yang tidak tepat pemakaiannya, dikurung dengan lingkaran; c. kata-kata yang terasa kurang atau hilang, diberi tanda panah; d. frasa atau struktur yang membingungkan, diberi tanda tanya. (Tarigan dan Tarigan, 1995:190)

8 Dalam mempelajari bahasa, kerap terjadi kesalahan. Begitupun dalam mempelajari bahasa Jepang. Kesalahan dalam proses mempelajari bahasa Jepang terjadi pada setiap tataran linguistik. Adapun objek kesalahan pun bervariasi dan terjadi pada setiap empat keterampilan bahasa, yaitu membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Dalam tataran linguistik bahasa Jepang, salah satu yang menjadi sasaran kesalahan adalah tata bahasa atau bunpou. Bahasa Jepang memiliki tata bahasa yang banyak dan beraneka ragam. Salah satu materi yang rawan akan kesalahan adalah mengenai keigo. Pemakaian keigo ( ragam bahasa hormat) menjadi salah satu karakteristik bahasa Jepang. Ungkapan kebahasaan serupa keigo tidak tampak di dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu tidak sedikit pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia merasa sulit manakala mempelajari atau memakai keigo. Sebelum melakukan analisis kesalahan mengenai materi ini, pemahaman terkait keigo sangat diperlukan. Oleh karena itu, materi mengenai keigo akan dipaparkan selanjutnya. B. Keigo 1. Pengertian Keigo adalah ragam bahasa yang memiliki fungsi untuk menghormati lawan bicara atau orang yang menjadi topik pembicaraan dengan mengungkapkan pembicaraan menggunakan tuturan sopan. Secara singkat Terada Takano menyebut keigo sebagai bahasa yang mengungkapkan rasa hormta terhadap lawan bicara atau orang ketiga (Terada,1984:238). Seluruh bahasa dilengkapi dengan ungkapan ragam hormat termasuk bahasa Jepang yang dipakai untuk mengungkapkan rasa hormat terhadap pendengar atau orang yang dibicarakan (Iori, 2000).

9 Nomura (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004: 189) berpendapat bahwa keigo adalah istilah ungkapan kebahasaan yang menaikkan derajat pendengar atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Lalu menurut Ogawa, keigo adalah ungkapan sopan yang dipakai pembicara atau penulis dengan mempertimbangkan pihak pendengar, pembaca, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Pada buku 分かって使える日本語 ( The Nagoya Ywca School Of Japanese Language, 2004: 164) pengertian keigo sebagai berikut : 敬語はほかの人 ( 目上の人 親しくない人など ) に対して敬語を表す表現です Keigo wa hoka no hito (me ue no hito, shitakunai hito nado) ni taishite keigo wo arawasu hyougen desu. Keigo adalah ungkapan hormat terhadap orang yang posisinya lebih tinggi atau orang yang hubungannya akrab. Nomura (Sudjianto & Dahidi, 2004:189) mengemukakan keigo sebagai berikut : 野村 (Sudjianto & Dahidi, 2004:189) によると敬語というのは相手または話題に なる人の程度を高めるまたは低くめる用語表現である Nomura (Sudjianto & Dahidi, 2004:189) niyoruto keigo to iu no wa aite mata wa wadai ni naru hito no teido wo takameru mata wa hikumeru yougo hyougen de aru. Menurut Nomura (Sudjianto & Dahidi, 2004:189) yang di sebut keigo adalah ungkapan untuk meninggikan atau merendahkan kedudukan lawan bicara atau orang yang menjadi topik pembicaraan.

10 Sedangkan menurut (Sutedi,2007:153) bahasa halus di sebut dengan keigo, di dalamnya ada bahasa yang digunakan untuk diri sendiri dan ada juga digunakan untuk orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa keigo adalah bahasa yang mengungkapkan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang ketiga (Terada, 1984:238). 2. Jenis Keigo memiliki tiga macam jenis. Secara umum jenis ini meliputi sonkeigo, kenjoogo dan teineigo. a. Sonkeigo Hirai mengemukakan bahwa sonkeigo adalah cara bertutur kata secara langsung menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara. Sementara itu Oishi Shotaro mengemukakan bahwa sonkeigo adalah ragam bahasa hormat untuk menyatakan rasa hormat terhadap orang yang dibicarakan (termasuk benda-benda, keadaan, aktifitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya) dengan menaikkan derajat orang yang dibicarakan. Sudjianto (2002:103) berpendapat bahwa sonkeigo merupakan salah satu jenis keigo yang digunakan untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan (baik teman berbicara, maupun orang yang dibicarakan) termasuk perkara, keadaan, perbuatan, dan keluarganya. Sonkeigo merupakan cara bertutur kata yang langsung menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara (Hirai,1985:132 dalam Sudjianto & Dahidi,2007:190).

11 Contoh : 先生はもうお帰りになりました Sensei mo okaeri ni narimashita. ( Pak guru sudah pulang) (Gakushudo, level 3 : 53) お客様が見えましたら 応接室にご案内してください Okyakusama ga miemashitara, ousetsushitsu ni go annai shite kudasai. (Kalau tamunya sudah dating, tolong antarkan ke ruang tamu) (Gakushudo, level 3 : 53) 山本先生をご存知ですか Yamamoto sensei o gozonji desuka? ( Anda kenal pak Yamamoto?) (Gakushudo, level 3 : 53) b. Kenjoogo Ada yang menyebut kenjoogo dengan istilah kensongo. Hirai Masao menyebut kensongo sebagai tutur kata yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara dengan cara merendahkan diri sendiri. Oishi Shitaro mengartikan kensongo sebagai keigo yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara atau terhadap teman orang yang dibicarakan dengan cara merendahkan orang yang dibicarakan termasuk benda- benda, keadaan, aktifitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya (Sudjianto dan Dahidi, 2007: 192).

12 Kenichi (2007: 24) berpendapat bahwa kenjoogo merupakan suatu pekerjaan yang menunjukkan penghormatan dan meninggikan lawan bicara oleh tingkah laku dan milik diri sendiri. Jadi, kenjoogo adalah suatu ungkapan untuk menunjukkan rasa hormat pembicara kepada lawan bicara maupun orang yang menjadi topik pembicaraan dengan merendahkan perilakunya sendiri. Orang yang dihormati adalah atasan atau soto no hito. Kenjoogo juga digunakan bila pembicara hendak membicarakan uchi no hito kepada soto no hito. Sedangkan Bunkacho (dalam Sudjianto, 1996: 130) mengemukakan bahwa kenjoogo adalah bahasa hormat yang digunakan untuk menghormati orang kedua atau teman orang yang menjadi pokok pembicaraan dengan cara merendahkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan. Hitoshiko & Noriko (2000: 72) menyatakan bahwa kenjoogo adalah kata-kata yang pengucapannya merendahkan diri terhadap tingkah laku keluarga dan diri sendiri. Contoh : 私は先生に作文を直していただきます Watashi wa sensei ni sakubun o naoshite itadakimasu. (Saya sudah meminta pak guru untuk memperbaiki karangan saya) (Gakushudo, level 3 : 53) 部長は今電話に出ておりますので しばらくお待ちください Buchou wa ima denwa ni deteorimasu node, shibaraku omachi kudasai. (Karena direktur sekarang sedang menerima telepon, mohon tunggu sebentar) (Gakushudo, level 3 : 54)

13 私が先生にご相談します Watashi ga sensei ni go soudanshimasu. ( Saya sedang berdiskusi dengan pak guru) ( 中級レベル わかって使える日本 語 (171) c. Teineigo Teineigo menurut Hirai (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2002: 194) adalah cara bertutur kata sopan santun yang dipakai pembicara dengan saling menghormati atau menghargai perasaan masing-masing, Oishi Shotaroo menyebut teineigo dengan istilah teichoogo yaitu keigo yang secara langsung menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara (dengan pertimbangan yang khusus terhadap lawan bicara). Menurut Kenichi (2007: 27) teineigo adalah pembicara berkata dengan sopan terhadap pendengar. Sedangkan Danasasmita (dalam Sudjianto, 1996: 134) mengungkapkan teineigo sebagai bahasa hormat yang dipakai untuk menghaluskan katakata yang diucapkan kepada orang lain. Pemakaian teineigo berbeda dengan sonkeigo dan kenjoogo karena tidak berhubungan dengan meninggikan atau merendahkan dejarat orang yang dibicarakan. Yang menjadi pertimbangan dalam teineigo adalah teman berbicara. Teineigo semata-mata digunakan untuk menghormati teman berbicara (orang kedua). Selain itu, terdapat pendapat lain, dari Hitoshiko & Noriko (200: 71) yang menyebutkan bahwa teineigo adalah kata-kata yang diucapkan secara sopan terhadap lawan bicara.teineigo sering dipakai pada waktu menerima tamu oleh pramuwisata, para penyiar radio atau televisi.

14 Contoh : ここは私の家です (Akio, 2002; 147) Koko wa watashi no ie desu. (Disini adalah rumah saya) まだ少し空席がございます (Akio, 2002: 151) Mada sukoshi kuuseki ga gozaimasu. (Masih ada ada lowongan) お約束いただいてありがとうございます (Akio, 2002:126) Oyakusoku itadaite arigatou gozaimasu. (Terima kasih atas janjinya) 3. Pembentukan Berdasarkan pemaparan sebelumnya keigo terbagi atas tiga jenis. Dari ketiga jenis keigo tersebut, masing-masing dari jenis keigo mengalami perubahan dalam kata kerjanya. Adapun perubahan di antaranya: a. Sonkeigo. Pembentukan sonkeigo terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1. Menggunakan kata kerja khusus untuk sonkeigo 動詞 する行く 尊敬語 なさるいらっしゃる

15 来る食べる飲む言う見るもらうあげるくれる いらっしゃるめしあげるめしあげるおっしゃるごらんになるいただくさしあげるくださる Contoh: 先生はご飯を召し上がります Sensei wa gohan o meshi agarimasu. (Guru makan nasi) (Sutedi,edisi revisi : 155) 私は八時にまいります (Sutedi, 2007: 155) Watashi wa hachi ji ni mairimasu. (Saya akan pergi pada jam 8) 2. Menggunakan kata kerja bentuk masu dengan pola お / ご +V ます + になる Contoh: 田中先生は手紙をお書きになります (Pak Tanaka akan menulis surat ) (Sutedi, 2007: 155) 3. Menggunakan kata kerja pasif (ukemi) Kalimat yang digunakan dalam bentuk kalimat aktif, namun kata kerja yang digunakan adalah kata kerja pasif. Contoh: 山田先生も来られました

16 Yamada sensei mo koraremashita. (Pak Yamada pergi) (Sutedi,edisi revisi : 156) b. Kenjoogo Ragam hormat dalam bentuk kenjoogo terbagi menjadi dua, yaitu: Beraturan pembentukannya, seperti: - お / ご +V ます + する Contoh: お客様を駅で送りします (Akio, 2002: 128) Okyaku sama wo eki de okurimasu. (Mengantar tamu sampai stasiun) - お / ご +V ます + いたす Contoh: わかり時代 お知らせいたします (Kenichi, 2007: 86) Wakari jidai, oshirase itashimasu. (Segera setelah mengerti, saya akan memberi tahu) - お / ご +V ます + できる Contoh: 明日の午後ならお届けできます (Akio, 2002: 126) Ashita no gogo nara otodoke dekimasu. (Kalau besok siang sudah bisa melapor)

17 - お / ご +V ます + いただく Contoh: お約束いただいてありがとうございます (Akio, 2002:126) Oyakusoku itadaite arigatou gozaimasu. (Terima kasih atas janjinya) - お / ご +V ます + もうしあげる Contoh: 後日あらめてごれんらくもうしあげます (Akio, 2002: 126) Gojitsu aramete gorenraku moushi agemasu. (Silakan menghubungi kembali pada lain kesempatan) - お / ご +V ます + ねがう Contoh: はっさ十分まえにはおあつまりねがいます (Akio, 2002: 142) Hassa jyuppun maeni wa oatsumari negaimasu. (Sepuluh menit sebelum waktu pemberangkatan harap segera berkumpul) Tidak beraturan pembentukannya seperti: - する menjadi いたす Contoh: 私がいたします (Kenichi, 2007: 110) Watashi ga itashimasu. (Saya akan mengerjakannya)

18 - 食べる / 飲む menjadi いただく Contoh: どんなものでもいただきます (Kenichi, 2007: 109) Donna mono demo itadakimasu. (Akan memakan apapun) - もらう menjadi いただく Contoh: はげましの言葉をいただいた (Kenichi, 2007: 82) Hagemashi no kotoba itadaita. (Mendapatkan kata-kata yang menyemangati) - 行く / 来る menjadi 参る Contoh: すぐ参ります (Kenichi, 2007: 105) Sugu mairimasu. (Saya akan segera datang) - いる menjadi おる Contoh: はい 午後からずっと家におります (Hitoshiko,dkk. 2000: 76) Hai, gogo kara zutto ie ni orimasu. (Ya, saya ada di rumah dari sore hari) - 話す / 言う menjadi 申す Contoh: 私はうそは申しません (Kenichi, 2007: 104)

19 Watashi wa uso wa moushimasen. (Saya tidak berbohong) - 知る menjadi 存じる / 存ずる Contoh: まったくぞんじませんでした (Kenichi, 2007: 108) Mattaku zonjimasen deshita. (Sama sekali tidak mengetahuinya.) - 見る menjadi 拝見する Contoh: 少々拝見します (Kenichi, 2007: 100) Shoushou haiken shimasu. (Melihat sebentar) - 行く / 聞く / たずねる menjadi うかがう Contoh: 明日おたくへうかがいます (Kenichi, 2007: 77) Ashita otaku e ukagaimasu. (Besok saya akan berkunjung ke rumah anda) - たずねる menjadi あがる Contoh: 来週 おたくへあがります (Kenichi, 2007: 88) Raishuu, otaku e agarimasu. (Minggu depan, saya akan berkunjung ke rumah anda)

20 c. Teineigo Yang termasuk ke dalam ragam hormat jenis teineigo, diantaranya adalah: 1. Menambahkan kata です di akhir kalimat untuk menghaluskan kalimat tersebut. Contoh: ここは私の家です (Akio, 2002; 147) Koko wa watashi no ie desu. (Disini adalah rumah saya) 2. Menggunakan kata ですが sebagai pengganti kata けど (tetapi). Contoh: 勉強はいやですが 学校が好きです (Kenichi,2007: 128) Benkyou wa iya desu ga, gakkou ga tsuki desu. (Belajar tidak mau, tetapi suka sekolah) 3. Menambahkan kata ます diakhir kalimat untuk memperhalus kata kerja dalam kalimat tersebut. Contoh: 雪が降っています (Akio, 2002: 149) Yuki ga futteimasu. (Salju sedang turun) 4. Menggunakan kata あります yang merupakan bentuk keigo untuk kata ある (ada). Contoh: 先ほど電話ありました (Kenichi, 2007: 124) Saki hodo denwa arimashita.

21 (Barusan ada telepon) 5. Menggunakan awalan お atau ご di depan kata benda. Contoh: 父にお手紙を書いた (Iori, 2000: 286) Cici ni otegami o kaita. (Saya menulis surat pada ayah) 6. Menggunakan kata ございます ( ござる ) sebagai pengganti あります ( ある ). Contoh: まだ少し空席がございます (Akio, 2002: 151) Mada sukoshi kuuseki ga gozaimasu. (Masih ada ada lowongan) 7. Menggunakan kata どうぞ atau どうか saat meminta atau menyuruh dengan sopan. Contoh: どうぞおいてください (Kenichi, 2007: 129) Douzo oite kudasai. (Silakan datang) どうかおかしください (Kenichi, 2007: 129) Douka okashi kudasai. (Tolong, saya harap anda meminjamkannya) 8. Menggunakan kata こちら, そちら atau あちら sebagai pengganti kata ここ (disini), そこ (disana), dan あそこ (disana, jauh).

22 Contoh: こちらへおいでください (Kenichi, 2007: 130) Kochira e oide kudasai. (Silakan datang kemari) 9. Menggunakan kata どなた untuk menggantikan kata だれ. Contoh: どなたをお探しですか (Kenichi, 2007: 131) Donata o osagashi desu ka. (Siapa yang and cari?) 10. Menggunakan kata いかが sebagai pengganti kata どう (bagaimana). Contoh: いかがいたしましょうか (Kenichi, 2007: 132) Ikagaitashimashouka. (Bagaimana melakukannya?) 11. Menggunakan kata でございます untuk mengganti kata です. Contoh: 右手に見えますのが A デパートでございます (Akio, 2002: 151) Migite ni miemasu no ga A depaato de gozaimasu. (Yang terlihat di sebelah kanan adalah dept. store A). 4. Fungsi/ Makna Secara singkat Hinata Shigeo (2000,15-17) dalam (Sudjianto & Dahidi, 2007:195:196) berpendapat bahwa fungsi dan makna keigo sebagai berikut :

23 1. Menyatakan penghormatan Mengenai hal ini tidak perlu dijelaskan lagi, karena peran keigo ini dapat dikatakan merupakan dasar keefektifan keigo. Lawan bicara yang dihormati adalah atasan atau orang yang posisinya tinggi secara social, tetapi sudah tentu di dalamnya termasuk orang-orang berdasarkan hubungan manusia yang berada dalam bidang perdagangan dan bisnis. 2. Menyatakan perasaan formal Bukan di dalam hubungan atau situasi pribadi, di dalam hubungan atau situasi pribadi, di dalam hubungan atau situasi resmi dilakukan pemakaian bahasa yang kaku dan formal, Misalnya di dalam sambutan upacara pernikahan, di dalam rapat atau ceramah yang resmi atau sebagainya di pakai bahasa halus atau bahasa hormat sebagai etika social. Berbicara dengan ragam akrab dalam situasi seperti ini kadang-kadang menjadi tidak sopan. 3. Menyatakan jarak Di antara pembicara dan lawan bicara yang baru pertama kali bertemu atau yang perlu di bicarakan dengan sopan biasanya terdapat jarak secara psikologis. Dalam situasi seperti itu hubungan akan dijaga dengan menggunakan bahasa halus atau hormat secara wajar. Pemakaian bahasa atau sikap terlalu ramah kadang-kadang akan menjadi kasar dan tidak sopan. 4. Menjaga martabat Keigo pada dasarnya menyatakan penghormatan terhadap lawan bicara atau orang yang di bicarakan. Tetapi dengan dapat menggunakan keigo secara tepat dapat juga menyatakan pendidikan atau martabat pembicaranya.

24 5. Menyatakan rasa kasih sayang Keigo digunakan para orang tua atau guru taman kanak-kanak kepada anak-anak dapat dikatakan sebagai bahasa yang meyatakan perasaan kasih sayang atau menyatakan kebaikan hati penuturnya. 6. Ada kalanya menyatakan sindirian, celaaan, atau olok-olok Hal ini merupakan ungkapan yang mengambil keefektifan keigo sebaliknya, misalnya mengucapkan Hontoo ni gorippa otaku desu koto Rumah yang benarbenar bagus bagi sebuah apartemen yang murah, atau mengucapkan kalimat Aitsu mo zuibun goseichoo asobashita mono da Dia juga orang yang benar-benar sudah dewasa. Kalimat-kalimat itu secara efektif dapat mengungkapkan sindiran, celaan, atau olok-olok. C. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Keigo Pada poin ini, peneliti akan menelaah penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini sebagai salah satu acuan dalam melakukan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang dianggap relevan adalah penelitian Timur Sri Astani dalam thesis bahasa Jepang tahun 2008 judul analisis kesalahan penggunaan ragam keigo dalam pelajaran percakapan bisnis Jepang pada mata kuliah peminatan office Jepang mahasiswa Ubinus semester V tahun ajaran 2008/2009 Tes dilakukan terhadap 21 orang mahasiswa jurusan bisnis Ubinus Jakarta, yaitu tingkat III sebanyak 21 orang. Adapun pembahasan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut. a. Kesalahan yang Terjadi

25 Umumnya ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan perubahan morfologi sonkeigo dan kenjoogo, dan kesalahan dalam membedakan fungsi/makna untuk masingmasing jenis keigo yang di maksud. Kesalahan terjadi pada beberapa kategori yakni; kesalahan dalam membedakan pola kata kerja sonkeigo dan kenjoogo, dan kesalahan menggunakan ragam keigo untuk menyatakan maksud, permintaan dan meminta izin. b. Penyebab munculnya kesalahan 1. Kurangnya pemahaman terhadap perubahan kata kerja keigo 50% mahasiswa tidak dapat membedakan pola kata kerja sesuai jenis keigonya. Mahasiswa sering tertukar antara pola kata kerja sonkeigo dan kenjoogo. Hal ini disebabkan oleh faktor kompetensi artinya siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. 2. Kurangnya pemahaman terhadap fungsi/makna keigo 50% mahasiswa mengakui kesulitan dalam menggunakan ragam keigo untuk menyatakan maksud, permintaan, dan meminta izin. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap penentuan fungsi/makna keigo untuk setiap jenisnya. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah faktor kompetensi artinya siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kesalahan yang dilakukan pembelajar bahasa Jepang cukup banyak. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Timur Sri Astani ini hanya terbatas pada penggunaan keigo dalam mata kuliah kaiwa. Sedangkan penelitian ini berupaya menganalisis kesalahan keigo baik pada pembentukan keigo, fungsi/makna

26 keigo dan materi lain yang berkaitan dengan keigo dan tidak dibatasi untuk mata kuliah saja. Karena pembelajar bahasa Jepang terus bertambah, penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai kalimat potensial secara menyeluruh baik dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kesalahan-kesalahan pembelajar guna pembelajaran bahasa Jepang yang selalu progresif. Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian terdahulu, dan pertimbangan lainnya, maka penulis menyimpulkan untuk melakukan penelitian mengenai keigo dengan jenis sebagai berikut: 1. Sonkeigo yang mencakup : Pembentukan Menggunakan kata kerja khusus untuk sonkeigo 動詞 する行く来る食べる飲む言う見るもらうあげるくれる 尊敬語 なさるいらっしゃるいらっしゃるめしあげるめしあげるおっしゃるごらんになるいただくさしあげるくださる Menggunakan kata kerja bentuk masu dengan pola O/Go+Vmasu+ni naru Menggunakan kata kerja pasif (ukemi) Kalimat yang digunakan dalam bentuk kalimat aktif, namun kata kerja yang digunakan adalah kata kerja pasif.

27 2. Kenjoogo yang mencakup : Pembentukan Beraturan pembentukannya, seperti: - お / ご +V ます + する - お / ご +V ます + いたす - お / ご +V ます + できる - お / ご +V ます + いただく - お / ご +V ます + 申し上げる - お / ご +V ます + 願う Bentuk tidak beraturan seperti : - する menjadi いたす - 食べる / 飲む menjadi いただく - もらう menjadi いただく - 行く / 来る menjadi 参る - いる menjadi おる - 話す / 言う menjadi 申す - 知る menjadi 存じる / 存ずる - 見る menjadi 拝見する - 行く / 聞く / たずねる menjadi うかがう - たずねる menjadi あがう 3. Teineigo yang mencakup:

28 Pembentukan : - Menambahkan kata です di akhir kalimat untuk menghaluskan kalimat tersebut. - Menggunakan kata ですが sebagai pengganti kata けど (tetapi). - Menambahkan kata ます diakhir kalimat untuk memperhalus kata kerja dalam kalimat tersebut. - Menggunakan kata あります yang merupakan bentuk keigo untuk kata ある (ada). - Menggunakan awalan お atau ご di depan kata benda. - Menggunakan kata ございます ( ござる ) sebagai pengganti あります (a ある ). - Menggunakan kata どうぞ atau どうか saat meminta atau menyuruh dengan sopan. - Menggunakan kata こちら, そちら atau あちら sebagai pengganti kata ここ (disini), そこ (disana), dan あそこ (disana, jauh). - Menggunakan kata どなた untuk menggantikan kata だれ. - Menggunakan kata いかが sebagai pengganti kata どう (bagaimana). - Menggunakan kata でございます untuk mengganti kata です.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan responden dalam menggunakan keigo. Instrumen berupa tes dan non tes disebarkan

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat 82 BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Seorang Receptionist merupakan orang yang paling sering berkomunikasi dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat dan sopan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Definisi Keigo Ragam bahasa halus atau sopan bahasa Jepang disebut keigo. Definisi keigo menurut Terada dalam Dahidi (1984: 238) adalah Bahasa yang mengungkapkan rasa hormat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Itu artinya, manusia harus berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya teori mengenai konsep kemampuan berbahasa, penerjemahan dan Keigo. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 2.1 Ungkapan Yari-Morai BAB II LANDASAN TEORI Ungkapan yari-morai digunakan untuk mengunkapkan kelompok verba yang menyatakan perbuatan memindahkan benda (pindah) dari suatu tempat ke tempat lain. Verba-verba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing. Namun, secara garis besar Bahasa sebagai alat komunikasi adalah definisi singkat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan BAB IV KESIMPULAN Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa dan undak usuk basa yang penulis lakukan, diperoleh tiga kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan 敬語 dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modalitas merupakan salah satu fenomena kesemestaan bahasa (Alwi: 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai modalitas, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa hormat dalam bahasa Jepang. Ragam bahasa hormat itu dikenal dengan sebutan keigo 敬語. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa hormat dalam bahasa Jepang. Ragam bahasa hormat itu dikenal dengan sebutan keigo 敬語. Ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa di dunia ini memiliki bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Begitupun dengan bangsa Jepang, memiliki bahasa Jepang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. diterima yang dihubungkan dengan teori yang ada pada bab 2. Dalam analisis

Bab 3. Analisis Data. diterima yang dihubungkan dengan teori yang ada pada bab 2. Dalam analisis Bab 3 Analisis Data Pada bab ini, penulis akan menganalisis jawaban dari hasil angket yang telah diterima yang dihubungkan dengan teori yang ada pada bab 2. Dalam analisis tersebut, penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci