BAB II KERANGKA TEORI. karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakekat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI. karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakekat"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Fisika Fisika adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (sains). Oleh karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakekat sains. Supriyadi (2010: 1), para ilmuan pada umumnya sepakat menyatakan bahwa sains adalah suatu bentuk metode yang berpangkal pada pembuktian hipotesa. Sebagian para filosof yang segala sesuatunya dibahas berdasarkan hakekat menyatakan bahwa pada hakekatnya sains adalah jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang telah kita ketahui. Semua pandangan yang diketahui oleh manusia dapat dipertanggung jawabkan, tetapi yang dapat ditampilkan hanya definisi bagian dari sains itu sendiri. Dua hal utama yang perlu ditekankan kepada siswa dalam proses pembelajaran sains (fisika). Dua hal tersebut yaitu: adanya pemahaman terhadap konsep-konsep sains yang memungkinkan pengembangan pemikiran dalam melakukan kegiatan secara ilmiah, dan adanya proses belajar sains yang memfokuskan pada kegiatan penemuan informasi melalui pengalaman sendiri pada diri siswa. 9

2 Model yang digunakan dalam pembelajaran pada tempat tertentu akan sangat bergantung kepada kebijakan dan kondisi yang ada di tempat tersebut. Oleh karena itu sangatlah wajar jika terdapat penggunaan model yang berbeda-beda dalam setiap pembelajaran. Hal ini disesuaikan dengan keanekaragaman kebutuhan dan kondisi pembelajaran yang ingin diciptakan. Model dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas pencapaian materi oleh siswa. 2. Model Pembelajaran Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari metode, strategi/pendekatan dan prosedur. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ahmad Abu Hamid (2008: 4) Model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar. Supriyadi (2010: 101) menyatakan bahwa penekanan pada suatu teknik atau mengaktifkan melalui suatu kegiatan dengan menggunakan suatu metode pembelajaran akan memunculkan apa yang disebut dengan model pembelajaran. Ahmad Abu Hamid (2008: 5) model pembelajaran memiliki ciriciri sebagai berikut : a. Mempunyai sintaks. Sintaks diartikan sebagai tahapan-tahapan atau 10

3 fase-fase kegiatan b. Mempunyai sistem sosial. Sistem sosial diartikan sebagai struktur organisasi interaksi dalam pembelajaran c. Prinsip-prinsip reaksi. Prinsip-prinsip reaksi diartikan sebagai pola kegiatan guru dalam melihat dan memperlakukan siswa d. Sistem pendukung. Sistem pendukung diartikan sebagai segala sarana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran e. Dampak instruksional. Dampak instruksional diartikan sebagai hasil belajar yang dicapai langsung oleh murid dalam pembelajaran f. Dampak pengiring. Dampak pengiring merupakan hasil belajar lainnya yang dicapai oleh murid dalam pembelajaran sebagai akibat tercapainya suasana belajar yang kondusif yang dialami murid. Lebih lanjut lagi Supriyadi (2010: 102) juga menyatakan bahwa metode dan model di dalam proses belajar mengajar tidaklah berbeda, namun yang membedakan adalah tekanan untuk memberi nama dari model dan metode itu. Metode tekanannya adalah pada kegiatan apakah yang dilakukan untuk mendapatkan fakta awal yang digunakan untuk memunculkan masalah. Sedangkan model tekanannya pada teknik, srategi, atau kegiatan lainnya yang dipandang sebagai pokok proses pembelajaran itu. Alur hubungan antar konsep dalam proses belajar mengajar dapat disajikan seperti gambar 1 berikut : 11

4 Sumber: ( Gambar 1. Alur Hubungan Proses Belajar Mengajar 3. Pembelajaran Konvensional Konvensional dalam kamus umum bahasa indonesia dapat diartikan sebagai tradisional atau berdasarkan kesepakatan umum (Badudu &Zein,1996: 715). Dasar dari pemikiran sistem pembelajaran konvensional ini adalah karena adanya anggapan bahwa kelas yang terdiri dari anak-anak sebaya, maka mereka relatif memiliki perhatian, minat, pengalaman dan kemampuan yang sama pula, sehingga mereka diberikan program pembelajaran yang sama. Model pembelajaran konvensional didasarkan pada penjabaran silabus yang meliputi materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk yang sederhana. Berdasarkan silabus guru bisa mengembangkannya menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 12

5 Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat regular, artinya pemilihan pendekatan, strategi, metode kurang bervariasi. Proses belajar- mengajar cenderung dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari siswa, pemberian contoh soal, dilanjutkan dengan memberikan tes. Langkah-langkah dalam mempersiapkan dan menerapkan model kovensional adalah: a. Guru memotivasi siswa akan pentingnya menguasai materi yang akan dipelajari. b. Guru menganalisis besaran-besaran fisika yang terkait dengan materi. c. Dengan berdiskusi siswa memahami materi pembelajaran yang akan dipelajari. d. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal fisika yang terkait dengan materi. e. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberi penguatan dan penyimpulan. Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang masih sering dilakukan di sekolah-sekolah oleh setiap guru atau instruktur. Pembelajaran secara konvensional menuntut kemampuan dari guru untuk menggunakan teknik-teknik penguatan dalam pembelajaran agar ketertiban belajar dapat diwujudkan karena dalam pembelajaran konvensional ini selain melakukan pembelajaran, guru pun melakukan kegiatan mengelola kelas. Pengelolaan kelas disini dimaksudkan untuk 13

6 menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan menyenangkan yang dilakukan di dalam kelas diikuti sejumlah siswa yang dibimbing oleh seorang guru. Dengan kata lain sistem pembelajaran ini lebih bersifat teacher center (berpusat pada guru), karena guru yang memegang peran utama di dalam kelas. 4. Pendekatan Setiap Siswa sebagai Guru Ismail (2008: 74), pendekatan setiap siswa sebagai guru merupakan pendekatan yang terdapat dalam pembelajaran aktif. Setiap siswa sebagai guru merupakan pendekatan yang mudah untuk memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Pendekatan ini memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap siswa yang lainnya. Tujuan penerapan pendekatan ini adalah membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah. Langkah-langkah dalam menerapkan pendekatan ini adalah sebagai berikut : a. membagikan kertas kepada setiap peserta didik dan meminta mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas. b. Mengumpulkan kertas-kertas tersebut, mengocoknya dan membagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan usahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 14

7 c. Meminta mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya. d. Mengundang siswa untuk membacakan pertanyaan yang ada ditangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca, tanpa langsung menunjukkan). e. Meminta dia memberikan respon (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabanya. f. Memberikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah. g. Mengembangkan secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia. h. Guru memberikan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. Penerapan pendekatan ini di dalam kelas, dimungkinkan akan terdapat kendala-kendala yang menghambat jalannya proses penbelajaran. Kendala-kendala tersebut adalah (1) siswa tidak membuat pertanyaan, (2) siswa mendapatkan soal yang di buat oleh dirinya sendiri, (3) siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang seharusnya ia kerjakan dan (4) siswa merasa kesulitan dalam menyampaikan dan menjelaskan hasil pekerjaannya. 15

8 Kendala-kendala di atas dapat diatasi dengan cara-cara sederhana sebagai berikut: (1) bagi siswa yang merasa kesulitan dalam membuat pertanyaan dapat diatasi dengan dengan memberitahukan terlebih dahulu pada pertemuan sebelumnya bahwa siswa harus mempelajari bab yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, (2) jika ada siswa yang mendapatkan soal yang dibuatnya sendiri, maka soal tersebut dapat ditukar dengan teman sebelahnya atau dengan teman yang lain yang bersedia bertukar soal dengan siswa tersebut, (3) kesulitan siswa dalam mengerjakan soal dapat diantisipasi dengan menugaskan untuk membaca dan mempelajari bab yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya, (4) kesulitan dalam menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil pekerjaan siswa pada teman-temannya dapat diatasi dengan menggunakan media, seperti papan tulis atau OHP sehingga membantu memudahkan dalam menyampaikan hasil pekerjaannya. Proses bertanya dan menjawab pertanyaan banyak terdapat dalam pendekatan ini. Ketika siswa mengajukan pertanyaan berarti siswa mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya. Proses bertanya juga dapat meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan, dan dapat memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Kegiatan pembelajaran fisika di kelas tidak mutlak mengikuti langkah-langkah seperti yang dikemukakan didepan. Dalam pelaksanaanya dapat dilakukan inovasi-inovasi tertentu. Peneliti dalam 16

9 menerapkan pendekatan pembelajaran setiap siswa sebagai guru melaksanakan inovasi dalam langkah-langkah pembelajaran yaitu: a. Membagikan LKS kepada setiap peserta didik dan meminta mereka untuk mengerjakan LKS tersebut secara mandiri. b. Mengundang sukarelawan untuk membacakan pertanyaan yang ada di LKS (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca, tanpa langsung menunjukkan). c. Meminta dia memberikan jawaban dan penjelasan atas pertanyaan atau permasalahan yang ada di LKS tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya. d. Memberikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah. e. Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan hasil pekerjaannya dari LKS di tangan masingmasing sesuai waktu yang tersedia. f. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. 5. Hasil Belajar Udin S. Winataputra (1997:177), hasil belajar tidak saja merupakan sesuatu yang sifat kualitasnya harus dimiliki siswa dalam jangka waktu tertentu, tetapi dapat juga bersifat proses atau cara yang harus dikuasai oleh siswa sepanjang kegiatan belajar tertentu. Hasil belajar tidak dapat 17

10 dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan belajar baik di kelas, di sekolah maupun diluar sekolah. Apa yang dialami oleh siswa dalam proses pengetahuan kemampuannya merupakan apa yang diperolehnya. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara siswa, bahan dan guru serta karakteristik siswa pada saat mendapatkan pengalaman tersebut. Zainal Arifin (1991:2), hasil belajar yang dimaksud tidak lain adalah hasil yang dicapai dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar menurut Zainal Arifin (1988:3) mempunyai beberapa fungsi utama diantaranya: a. sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b. sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan, dengan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. sebagai indikator ekstern dan intern dalam suatu institusi pendidikan sebagai indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik. B.S Bloom dalam Richard Arends (2001:78) untuk memperoleh hasil belajar yang kognitif, seseorang memiliki enam tingkatan kognitif, dimensi tingkatan kognitif ini telah direfisi oleh sekelompok siswa Bloom (Anderson et al;2001) dan diberi nama baru yaitu taxonomy for learning, 18

11 teaching and assessing (taksonomi untuk pembelajaran, pengajaran dan penilaian). Tingkat kognitif tersebut adalah sebagai berikut: 1. Remember (mengingat) (C, yaitu mengambil informasi yang relevan dari ingatan jangka panjang, 2. Understand (memahami) (C, yaitu mengkontruksikan makna dari berbagai pesan intruksional, 3. Apply (menerapkan) (C, yaitu melaksanakan atau menggunakan suatu prosedur, 4. Analyze (menganalisis) (C, yaitu menguraikan materi menjadi bagianbagian konstituten dan menentukan bagaimana hubungan bagian yang satu dengan bagian yang lain, 5. Evaluate (mengevaluasi) (C, yaitu membuat judgment berdasarkan kriteria, dan 6. Create (menciptakan) (C, yaitu menyatukan berbagai elemen untuk membentuk sebuah pola atau struktur baru. Hasil belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar, maupun oleh siswa sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Hasil belajar dapat menjadi ukuran tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan dapat sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu 19

12 proses pembelajaran. Hasil belajar siswa tinggi dapat berarti penguasaan materi siswa tinggi dan pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Hasil belajar rendah berarti tingkat penguasaan materi siswa juga rendah dan proses pembelajaran gagal. Hasil belajar dapat dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan guru berdasarkan pengamatannya belaka atau keduanya yaitu hasil tes serta pengamatan guru pada waktu peserta didik melakukan proses pembelajaran. Jadi, hasil belajar fisika adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang yang dicapai selama melalui suatu kegiatan belajar fisika. 6. Keterampilan Bertanya Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pelaksanaaan pembelajaran. Siswa dalam mengajukan pertanyaan didorong rasa ingin tahu. Setiap pertanyaan merupakan saat yang berguna, karena saat ini akan memusatkan seluruh perhatian untuk memahami sesuatu yang baru. Setiap pertanyaan yang diutarakan menunjukan bahwa siswa menyadari adanya suatu masalah. Siswa merasa kekurangan pengetahuan seputar materi yang diajarkan oleh guru. Guru harus mampu merangsang minat siswa bertanya 20

13 serta mampu merespon setiap pertanyaan dengan baik. Adapun keterampilan bertanya yang harus dimiliki siswa ketika bertanya yaitu frekuensi pertanyaan selama proses pembelajaran, substansi pertanyaan, bahasa, suara, dan kesopanan. Seorang siswa yang dibiasakan untuk bertanya maka siswa tersebut akan memiliki keterampilan bertanya yang baik. Bertanya berarti berpikir, karena setiap pertanyaan yang terungkap tanpa disadari berdasarkan pemikiran. Mel Silberman (2009: 144) Beberapa strategi untuk menggugah rasa ingin tahu siswa yaitu : a. Belajar memulai dengan sebuah pertanyaan (Learning starts with a Question). Pola belajar dengan merangsang siswa untuk bertanya tentang materi mereka, tanpa penjelasan dari guru terlebih dahulu. b. Bertanya yang telah ditanamkan Teknik ini memungkinkan guru untuk memberikan informasi sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan kepada siswa yang sudah ditentukan. Hal ini mengesankan pada siswa lain bahwa guru mengerjakan satu sesi tanya jawab. c. Peran pemutaran pertanyaan (Role reversal Qustion) Teknik ini merupakan kebalikan dari yang biasanya dilakukan guru. Biasanya guru meminta siswa untuk bertanya selama pertanyaan berlangsung. Pada teknik ini gurulah yang akan melontarkan pertanyaan dan siswa yang mencoba menjawab. 21

14 Proses belajar-mengajar, pada saat itu guru terkadang mengajukan pertanyaan yang pada hakekatnya bukan untuk memperoleh jawaban dari siswa, tetapi karena maksud-maksud tertentu. Dalam hal seperti ini, guru perlu mengajukan pertanyaan tambahan yang akan mengarahkan proses berpikir siswa kearah persoalan yang sebenarnya, dan atau pertanyaan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami persoalan yang dimaksud, akhirnya jawabannya menjadi lengkap. Misalnya guru mengajukan pertanyaan mengapa pada kondisi gelap kita tidak bisa melihat?, oleh sebab itu perlunya teknik dalam mengajukan pertanyaan. Teknik pertanyaan (S.L. La Sulo, 1984: 19) sebagai berikut : 1. Pertanyaan hendaknya ditunjukan kepada seluruh siswa dalam kelas, sehingga perlu diperhitungkan : a. Suara cukup keras untuk didengar seluruh siswa ; hendaknya dihindari suara yang lemah, tetapi tidak terlalu keras. b. Pertanyaan diajukan dengan ucapan yang jelas dan tidak terlalu cepat. 2. Setelah pertanyaan diajukan, siswa diberi waktu untuk menangkap makna pertanyaan dan mencari jawabannya, setelah itu ditunjuk seorang siswa untuk mengemukakan jawabannya. 3. Menggilirkan kesempatan untuk menjawab sedemikian rupa, sehingga merata keseluruh kelas agar semua siswa mendapat kesempatan yang sama. 22

15 4. Jangan mengulangi pertanyaan, agar siswa terbiasa utuk selalu memusatkan perhatiannya; hal ini dapat pula menumpuk kebiasaan siswa untuk menjadi pendengar yang baik. Disamping itu, pertanyaan yang diulang dengan redaksional yang lain akan membingungkan siswa yang telah mulai menyusun jawabannya. Demikian pula : jangan mengulangi jawaban siswa. 5. Agar memberi reaksi positif terhadap jawaban siswa yang tepat. Guru harus dapat mengarahkan siswa untuk membetulkan/menyempurnakan jawabannya. 6. Agar mendorong partisipasi siswa dalam memberi kesempatan kepada siswa yang kurang spontan atau pemalu. 7. Sedapat mungkin kalimat pertanyaan jangan terlalu panjang yang mungkin akan menyulitkan siswa untuk menangkapnya. 8. Biasakanlah memberikan pertanyaan mengarahkan dan atau menggali kepada siswa yang memberikan jawaban yang salah/tidak sempurna. Apabila siswa tidak dapat menjawab, berikanlah pertanyaan lain yang berhubungan dengan pertanyaan yang pertama tetapi lebih mudah, dan apabila pertanyaan yang kedua telah dapat dijawab dengan benar, kembalilah kepada pertanyaan semula. 9. Sebaliknya bagi siswa yang dengan tepat menjawab pertanyaan pertama, dapat dilanjutkan dengan pertanyaan yang kedua yang lebih tinggi tingkatannya, hal ini akan memperluas wawasan dan mempertajam analisis siswa terhadap masalah yang dihadapinya. 23

16 10. Jangan anda menjawab sendiri pertanyaan yang anda ajukan, kecuali pada pertanyaan teoritis, meskipun tidak seorangpun siswa yang dapat menjawabnya degan no Berikanlah kesempatan untuk menjawab satu pertanyaan pada beberapa orang siswa. 12. Hindari pertanyaan yang : a. Mengandung sugesti, b. Hanya menuntut jawaban ya atau tidak. c. Pertanyaan yang kompleks, yang meminta berbagai hal sekali jawab. 13. Pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru sedapat mungkin dipantulkan kembali kepada siswa lainnya untuk dijawab, apabila tak seorangpun yang dapat menjawabnya, barulah guru yang menjawabnya. Dan apabila guru tidak siap untuk menjawabnya, sebaiknya dikatakan terus terang, dan pada kesempatan berikutnya barulah pertanyaan itu dijawabnya. 14. Gunakan teknik penguatan (reinforcement) dengan bijaksana dan baik dengan verbal (ya, betul, baik sekali...) maupun dengan nonverbal (ekspresi wajah, anggukan kepala, berjalan mendekati...) kadangkadang reaksi non verbal lebih berpengaruh dari pada reaksi verbal. 24

17 Guru dalam mengajukan pertanyaan memerlukan beberapa teknik, hal ini juga terjadi pada siswa ketika siswa mengajukan pertanyaan ada teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik siswa dalam mengajukan pertanyaan antara lain: 1) Substansi pertanyaan Pertanyaan yang diajukan oleh siswa sesuai dengan materi yang sedang dipelajari dan jawabannya sedapat mungkin tidak terlalu singkat. 2) Frekuensi pertanyaan dalam 1 jam pelajaran Siswa yang tergolong aktif dalam bertanya dalam 1 jam pelajaran siswa tersebut mengajukan pertanyaan lebih dari enam pertanyaan. 3) Bahasa Bahasa yang digunakan ketika siswa mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa resmi yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) dan intonasi baik. 4) Suara Volume suara ketika siswa mengajukan pertanyaan hendaknya dapat terdengar oleh seluruh siswa. 5) Kesopanan Kesopanan pada saat mengajukan pertanyaan hendaknya menggunakan tutur kata yang baik dan serius. 7. Alat Optik Penelitian ini materi yang diambil sebagai bahan materi ajar adalah alat optik. Alat optik yang dijadikan bahan ajar meliputi mata, lup, kamera, 25

18 dan mikroskop. Berikut penjelasan masing-masing dari karekteristik alat optik tersebut. 1. MATA Gambar 2. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan bayangan pada retina. Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata dengan fungsinya diantaranya adalah kornea yang berfungsi untuk melindungi mata bagian dalam, dibelakang kornea terdapat cairan (aqueous humor) yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk kemata. Lebih kedalam lagi terdapat lensa yang terbuat dari bahan bening, berserat dan kenyal, yang disebut lensa mata. Lensa mata berfungsi mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan didepan lensa. Iris berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk kemata, sedangkan pupil atau celah 9lubang yang terdapat pada iris) berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya. Jika cahaya yang masuk sedikit pupil akan melebar. Jika cahaya yang masuk banyak pupil akan mengecil. 26

19 Bagaimana cara kerja mata? Kamu telah mempelajari bahwa benda bisa dilihat karena ada cahaya. Cahaya dipantulkan oleh benda menuju mata. Pemantulan cahaya tersebut diterima oleh kornea. Oleh lensa mata, cahaya dibiaskan sehingga terbentuk bayangan terbalik pada retina. Selanjutnya, saraf-saraf (optic nerve) mengolahnya sehingga kamu dapat melihat benda yang sebenarnya. Bayangan yang terbentuk pada retina adalah nyata, diperkecil, dan terbalik. Untuk mencapai retina, sinar-sinar yang berasal dari benda harus melalui medium dengan indeks bias (n) berbeda: udara (n = 1,00), kornea (n = 1,38), aqueos humor ( n = 1,33), lensa (rata-rata n = 1,40), dan vitreous humor (n = 1,34). Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke medium lainnya, sinar itu dibiaskan pada bidang batas. Lensa mempunyai fungsi yang amat penting pada mata. Mata memiliki jarak bayangan tetap, karena jarak antara lensa dan retina sebagai layar adalah tetap. Karena itu satu-satunya cara agar benda-benda dengan jarak berbeda didepan lensa dapat dapat difokuskan pada retina, maka jarak fokus lensa harus diatur. Dalam pemfokusan, pengaturan jarak fokus lensa dilakukan oleh otot siliar. Proses dimana lensa mengubah jarak fokusnya (membuat lensa mata lebih cembung atau lebih pipih) untuk keperluan memfokuskan benda-benda pada berbagai jarak disebut akomodasi mata. Mata dapat melihat dengan jelas jika benda berada dalam jangkauan penglihatan yaitu diantara titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh 27

20 mata (punctum remotum). Titik dekat mata adalah titik paling dekat ke mata dimana suatu benda dapat diletakkan dan masih menghasilkan suatu bayangan tajam pada retina ketika mata berakomodasi maksimum, sedangkan titik jauh benda dimana mata yang relaks (tidak berakomodasi) dapat memfokuskan benda. Mata normal (emetropi) memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak berhinggga. Jadi, mata normal dapat melihat benda dfengan jelas pada jarak paling dekat 25 cm dan paling jauh tak berhingga tanpa bantuan kacamata. a. Cacat Mata Rabun Jauh (Miopi) Tidak mampu melihat benda-benda jauh, titik dekatnya = 25 cm, titik jauhnya <~, dapat dibantu dengan kacamata negatif atau kacamata berlensa cekung. Gambar 3. (a). Rabun Jauh (b) rabun jauh ditolong dengan kaca mata lensa cekung 28

21 Jarak fokus = + Kekuatan lensa P = Keterangan Rumus: f = titik fokus benda s = Jarak benda sesungguhnya (cm) s = Jarak bayangan benda (cm) P = Kuat lensa (dioptri) b. Cacat Mata Rabun Dekat (Hipermetropi) Tidak mampu melihat benda-benda dekat, titik dekatnya > 25 cm, titik jauhnya ~. Dibantu dengan kacamata positif atau kacamata berlensa cembung Gambar 4. (a) Rabun Dekat (b) rabun Dekat ditolong dengan kacamata cembung 29

22 = + untuk benda di titik baca normal (s = 25 cm) kekuatan lensa Keterangan Rumus: f = titik jauh benda (cm) s = jarak benda sesungguhnya (cm) = jarak bayangan benda (cm) kuat lensa (dioptri) c. Cacat Mata Tua (Presbiopi) Pada penderita mata tua (presbiopi), daya akomodasi berkurang akibat bertambahnya usia. Oleh karena itu, letak titik dekat maupun titik jauh mata telah bergeser. Titik dekat presbiopi lebih besar dari 25 cm dan titik jauh presbiopi berada pada jarak tertentu. Penderita presbiopi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas dan juga tidak dapat membaca pada jarak baca normal. Penderita presbiopi dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap atau kacamata bifokal, untuk melihat jauh dan membaca. Gambar 5. Mata Presbiopi 30

23 d. Cacat Mata Astigmatisma Gambar 6. Sebuah lensa silindris membentuk suatu bayangan garis dari suatu benda titik sebab lensa silindris hanya konvergen pada satu bidang. Cacat mata astigmatisma disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang daripada bidang lainnya (bidang silindris). Cacat mata astigmatisma dapat ditolong dengan kacamata silindris. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita astigmatisma atau tidak, dapat dilakukan pengujian dengan memperlihatkan pola seperti gambar dibawah ini. Kemudian mintalah orang tersebut untuk melihatnya secara seksama dengan satu mata (bola mata yang lain ditutup). Gambar 7. Uji untuk menentukan astigmatisma. 31

24 e. Cacat Mata Katarak dan Glaukoma Katarak dan Glaukoma merupakan penyakit mata yang diderita oleh manusia. Penyakit katarak terjadi disebabkan oleh lensa mata parsial atau total buram (tak tembus cahaya). Pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita katarak adalah dengan operasi pembersihan lensa. Glaukoma terjadi disebabkan oleh peningkatan abnormal pada tekanan fluida dalam mata. Akibat tekanan ini menyebabkan pengurangan suplai darh ke retina, yang akhirnya dapat mengarah pada kebutaan. 2. KAMERA Kamera adalah alat yang digunakan untuk memotret. Kamera menggunakan lensa positif. Gambar 8. Kamera dan bagian-bagiannya Kamera terdiri atas: a. Lensa sebagai pembentuk bayangan sejati benda dan menempatkan pada film. Lensa dapat di gerakkan maju mundur untuk menempatkan bayangan agar jelas yang dibentuk oleh film. 32

25 b. Ruang atau kedap cahaya sebagai pengatur waktu lamanya cahaya dari benda mencahayai film. c. Film berfungsi sebagai layar penangkap cahaya yang berasal dari objek. Pola kerja kamera mirip dengan mata kita. Jika pada mata, jarak bayangan adalah tetap dan pemfokusan dilakukan dengan mengubah-ubah jarak fokus lensa mata sesuai dengan jarak benda yang diamati. Pada kamera, jarak fukus lensa tetap. Pemfokusan dilakukan dengan mengubahubah jarak bayangan sesuai dengan jarak benda yang difoto. Jarak bayangan yaitu jarak antara film dan lensa, diatur dengan menggerakgerakan lensa kamera. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalh nyata, terbalik, dan diperkecil difilm ( = jarak bayangan = jarak lensa ke film). Pada mata yang berfungsi menangkap bayangan nyata adalah retina, maka pada kamera yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film. Pada mata, intensitas cahaya yang masuk kemata diatur oleh iris, maka pada kamera intensitas cahaya yang masuk ke kamera diatur oleh celah diafragma (aperture). Untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk dipakai diafragma. a. Diameter lubang diafragma = angka diafragma f = fokus lensa 33

26 b. Jumlah cahaya yang masuk = waktu penyinaran 3. LUP Gambar 9. Lup dan cara penggunaannya Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung atau lensa positif. Kegunaan lup pada umumnya untuk melihat benda-benda yang sangat kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas, dan banyak digunakan oleh tukang arloji untuk melihat komponenkomponen arloji yang berukuran kecil. Sifat bayangan adalah maya (didepan lup), tegak, diperbesar. Perbesaran anguler : Perbesaran Lup untuk Mata berakomaodasi maksimum Pada saat mengamati benda melalui sebuah lup berakomodasi maksimum maka bayangan harus terletak di titik dekat mata dengan memusatkan pandangan pada benda-benda dekat yang memerlukan panjang fokus yang lebih pendek. Ini dipenuhi dengan otot-otot mata meningkatkan kelengkungan lensa sehingga lensa tersebut menjadi lebih cembung. Dengan demikian, s = s n dengan s n adalah jarak titik dekat mata pengamat. 34

27 A A 2F A F O F 2F s s n =25cm Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum dapat dirumuskan sebagai berikut : 1 Perbesaran Lup untuk Mata tak berakomodasi Pada saat mata mengamati benda melalui lup tidak cepat lelah, maka lup digunakan dengan mata tidak berakomodasi. Caranya adalah dengan menempatkan benda di titik fokus lensa sehingga sinar-sinar yang mengenai mata adalah sejajar dan membutuhkan panjang fokus lensa yang lebih besar sehingga otot-otot mata mengatur bentuk lensa menjadi pipih atau kurang cembung, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini : 35

28 2F F A O O F 2F F s=f Perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : : Perbesaran anguler : Titik dekat orang normal f : Jarak fokus 4. MIKROSKOP Mikroskop terdiri dari dua lensa positif yaitu lensa objektif, dan lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup : 36

29 Gambar 10. Mikroskop dan pembentukan bayangan oleh mikroskop Untuk pembesaran yang sangat tinggi maka jarak lensa objektif dan lensa okuler (d) sebesar mungkin. Kegunaan mikroskop adalah sebagai alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil agar benda tampak lebih jelas dan benar. a. Pengamatan dengan berakomodasi maksimum Gambar 11. Pembentukan bayangan dengan mata berakomodasi maksimum Sifat bayangan yang terbentuk lensa objektif adalah: nyata, terbalik, diperbesar. Perbesaran bayangan : (panjang mikroskop) 37

30 (perbesaran total mikroskop) Perbesaran bayangan 1 Keterangan : = jarak benda ke lensa objektif = jarak bayangan ke lensa objektif = jarak titik dekat mata normal = jarak fokus lensa okuler b. Pengamatan dengan tak berakomodasi 25 Gambar 12. Pembentukan bayangan dengan mata tak berakomodasi 38

31 B. Kerangka Berfikir Proses belajar mengajar, kebanyakan guru menggunakan pendekatan konvensional yang cenderung menekankan pada aktivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas sedangkan siswa hanya pasif dalam kegiatan pembelajaran dan mengikuti apa saja yang disajikan oleh guru. Hal tersebut tidak membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar akan terasa membosankan, hal ini tentunya akan berefek negatif terhadap pemahaman materi oleh siswa. Selain itu, siswa tidak terlatih dalam mengajukan pertanyaan karena pada proses pembelajaran secara konvensional guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya guru lebih mendominasi dalam pembelajaran (teaching centered) hal ini menyebabkan keterampilan bertanya siswa masih rendah. Melihat kenyataan yang seperti itu, sudah seharusnya guru mengubah cara mengajaranya agar dalam proses pembelajaran siswa dapat terlibat aktif. Salah satu cara yaitu guru harus memilih pendekatan mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Pendekatan yang dapat digunakan oleh guru yaitu setiap siswa sebagai guru. Pendekatan setiap siswa sebagai guru dan pendekatan konvensional tentunya memberi pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan bertanya dan pemahaman materi siswa karena karakteristik masing-masing berbeda. Berdasar analisis karakteristik, pendekatan setiap siswa sebagai guru akan berpengaruh lebih besar terhadap keterampilan bertanya dan pemahaman materi siswa. 39

32 Bagan 1. Kerangka Berpikir Pendekatan Konvensional Setiap siswa sebagai guru karakteristik materi disampaikan secara verbal atau lisan; keaktifan siswa kurang karena dalam proses pembelajaran yang berperan guru. Keterampilan Bertanya Pemahaman Materi meningkatkan meningkatkan mengembangkan keaktifan siswa siswa aktif mengajukan pertanyaan. Keterampilan Bertanya Pemahaman Materi meningkatkan meningkatkan Pendekatan setiap siswa sebagai guru merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan untuk membangkitkan keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok. Pendekatan ini lebih cenderung untuk membudayakan supaya siswa aktif mengajukan pertanyaan dan lebih percaya diri dalam segala aktivitas belajar secara individual. Tujuan dari penerapan pendekatan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan 40

33 keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas sehingga siswa yang berkemampuan lebih dapat membantu temannya dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Dari kegiatan ini diharapkan siswa yang berkemampuan kurang bisa mendapatkan pemahaman materi yang lebih dibanding sebelumnya. Selain itu siswa yang berkemampuan tinggi diharapkan dapat lebih mendalami pemahaman materi karena siswa tersebut mengajarkan materi pada temannya yang mempunyai kemampuan rendah. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian yang ada pada kerangka berpikir, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : a. Ada perbedaan keterampilan bertanya siswa dalam materi alat optik antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan setiap siswa sebagai guru dan pendekatan konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Belik. b. Ada perbedaan pemahaman materi alat optik antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan setiap siswa sebagai guru dan pendekatan konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Belik. 41

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. BAHAN AJAR 1. Mata Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan Mata merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti kamera.

Lebih terperinci

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut. 1. PENGERTIAN ALAT OPTIK Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk

Lebih terperinci

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk

Lebih terperinci

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SMk KELAS XII SEMESTER 1 OLEH : MUJIYONO,S.Pd SMK GAJAH TUNGGAL METRO MATERI : ALAT-ALAT OPTIK TUJUAN PEMBELAJARAN : Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Lebih terperinci

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG MATA Kornea, bagian depan mata memiliki lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput cahaya Aquaeous humor, berfungsi membiaskan cahaya yang

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201 ALAT-ALAT OPTIK Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya Created by Ius 201 Yang termasuk alat-alat optik Mata Kaca mata Kamera Lup Mikroskop Teleskop Diaskop OHP MATA Bagian-bagian mata Retina

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum

2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum 1. Mata Mata memiliki titik dekat (punctum proximum = PP) dan titik jauh (punctum remotum = PR). Mata berakomodasi maksimum ketika melihat benda dengan jarak yang dekat. Beberapa cacat mata yang dialami

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B Alat-alat Optik 119 B A B B A B 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong merupakan

Lebih terperinci

Alat Optik dalam Kehidupan

Alat Optik dalam Kehidupan Mata merupakan alat optik yang terpenting bagi manusia, tetapi daya penglihatan mata manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dibuatlah alatalat optik lain untuk membantu manusia, misalnya untuk melihat

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK MATA

ALAT - ALAT OPTIK MATA ALAT - ALAT OPTIK MATA Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan isis sebagai alat optik : A.

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina: A. ALAT-ALAT OPTIK Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sering kamu jumpai banyak kakek atau nenek yang kesulitan membaca buku/koran pada jarak terlalu dekat juga kesulitan melihat benda yang jauh. Hal

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B 119 BAB BAB 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong

Lebih terperinci

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan alat-alat optik adalah benda/alat yang menerapkan sifat-sifat cahaya mata indra untuk melihat ALAT - ALAT OPTIK kacamata alat-alat optik lup mikroskop teropong alat optik yang digunakan untuk membuat sesuatu

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 15 Sumber: www.pemed.com Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

ALAT OPTIK ALAT OPTIK

ALAT OPTIK ALAT OPTIK 3 ALAT OPTIK Setelah mempelajari materi "Alat Optik" diharapkan Anda mampu menganalisis fungsi bagian-bagian, dan pembentukan bayangan pada alat optik mata, kacamata, kamera, lup, mikroskop, dan teropong

Lebih terperinci

Kondisi Mata By I Nengah Surata

Kondisi Mata By I Nengah Surata Kondisi Mata By I Nengah Surata Kondisi mata ada dalam dua keadaan yaitu: 1. Mata Normal (Emetropi) 2. Cacat Penglihatan (metropi) 1. Mata Normal (emetropi) Mata normal adalah mata yang mampu melihat benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mungkin beberapa di antara kita harus memakai kacamata agar dapat melihat dengan baik. Orangtua kita mungkin juga berkacamata. Kacamata adalah alat bantu bagi seseorang

Lebih terperinci

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan 1 Latihan Soal Optik Geometrik Kelas XI Semua Jurusan Oleh Tenes Widoyo 1. Mata dapatmelihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan a. Sejati, tegak di retina b. Sejati, terbalik di retina c. Maya, tegak

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu. Bab 18 Alat-Alat Optik Sumber: www.google.com Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop Coba kamu perhatikan orang yang sedang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Orang tersebut

Lebih terperinci

OPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar

OPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar OPTIK GEOMETRI Ketika di MP, kalian sudah mempelajari tentang cahaya dan perambatannya, bagaimana cahaya itu dipantulkan, dibiaskan, dan mengalami dispersi. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip pembiasan

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. B a b 6. A. Mata dan Kacamata B. Kamera C. Lup D. Mikroskop E. Teropong

Alat-Alat Optik. B a b 6. A. Mata dan Kacamata B. Kamera C. Lup D. Mikroskop E. Teropong B a b 6 Alat-Alat Optik Sumber: vo ager. pl.nasa.gov Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip kerja alat-alat optik dengan cara menganalisis alat-alat optik secara kuantitati

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Alat-Alat Optik dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari E. Alat-Alat Optik dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari Mata merupakan alat untuk melihat. Dengan mata, manusia dapat menikmati keindahan alam dan dapat mempercepat kerja. Akan tetapi, kerja mata

Lebih terperinci

Skor Evaluasi pada Observasi Awal

Skor Evaluasi pada Observasi Awal LAMPIRAN I 79 Skor Evaluasi pada Observasi Awal No No. Induk Skor Awal Keterangan 1 7474 73 Tuntas 2 7475 75 Tuntas 3 7501 72 Tuntas 4 7477 43 Tidak Tuntas 5 7502 55 Tidak Tuntas 6 7504 40 Tidak Tuntas

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata ALAT OPTIK Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun

Lebih terperinci

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan 2 Iris Mengatur besar kecil pupil 3 Pupil Mengatur

Lebih terperinci

Cahaya Pemantulan Pembiasan Cermin lengkung Lensa Alat optik lain Cacat mata Kata Kunci 236 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII

Cahaya Pemantulan Pembiasan Cermin lengkung Lensa Alat optik lain Cacat mata Kata Kunci 236 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII X Optika Bayangkan jika dalam kehidupan ini tidak ada cahaya. Mungkin, di bumi ini tidak akan ada kehidupan. Cahaya sangat penting dalam kehidupan manusia. Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang.

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN Pembentukan Bayangan pada Cermin Pembentukan bayangan maya pada cermin datar CERMIN

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pendahuluan Optika geometri adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat cahaya Sifat-sifat Cahaya yang dipelajari meliputi. Pemantulam cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Alat-alat optik Cahaya

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

dan juga urutan jalannya cahaya ketika cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata sehingga benda bisa dilihat. Kornea, merupakan bagian paling depan

dan juga urutan jalannya cahaya ketika cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata sehingga benda bisa dilihat. Kornea, merupakan bagian paling depan Alat Optik Alat optik adalah peralatan yang menggunakan zat optik berupa cermin atau lensa. Dalam kehidupan seharihari alat optik biasa digunakan, seperti kacamata, kaca pembesar (lup), kamera, mikroskop,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Negeri 2 Babirik Kelas/Semester : VIII/ 2 Mata Pelajaran : IPA Alokasi waktu : 4 X 40 (2x pertemuan) A. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I SMP / MTs Mata Pelajaran Tema Pokok bahasan Kelas / Semester : SMP N 1 Semanu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Cahaya dan Mata : Sifat-sifat Cahaya dan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014 Soal berikut ini disusun untuk mengukur kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing pada materi optik dan alat

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4 1. Perhatikan pernyataan berikut ini : SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7 1. Pantulan sinar yang mengenai permukaan benda kasar 2. Pantulan cahaya pada kaca spion

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014 Soal berikut ini disusun untuk mengukur kemampuan kognitif dengan pembelajaran menggunakan strategi inquiry menggunakan reading infusion dan science reflective journal writing pada materi optik dan alat

Lebih terperinci

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. CAHAYA 1. Siat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Siat2 cahaya : Dapat

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. lainnya merasa berada dalam satu tempat dengan tujuan-tujuan yang secara bersama-sama

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. lainnya merasa berada dalam satu tempat dengan tujuan-tujuan yang secara bersama-sama BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pembelajaran Kooperatif Kooperatif adalah suatu gambaran kerjasama antara individu yang satu dengan lainnya dalam suatu ikatan tertentu. Ikatan-ikatan tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KONSEPSI SISWA PADA KONSEP MATA DAN CACAT MATA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR

BAB II ANALISIS KONSEPSI SISWA PADA KONSEP MATA DAN CACAT MATA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR BAB II ANALISIS KONSEPSI SISWA PADA KONSEP MATA DAN CACAT MATA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR A. Konsep Menurut Van Den Berg (1991) konsep merupakan abstraksi dari ciriciri sesuatu yang mempermudahkan

Lebih terperinci

TUGAS TELAAH KURIKULUM BAHAN AJAR ALAT-ALAT OPTIK

TUGAS TELAAH KURIKULUM BAHAN AJAR ALAT-ALAT OPTIK TUGAS TELAAH KURIKULUM BAHAN AJAR ALAT-ALAT OPTIK Disusun Oleh : 1. ULFATUNNISAH (11.241.052) 2. ANITA FITRIANI (11.241.055) 3. SULASTRI (11.241.073) 4. BAIQ RESTIA ALAN PRATIWI (11.241.090) INSTITUT KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Kalau kita membahas optik berarti membahas tentang konsep cahaya. Teori cahaya ada dua konsep isika yang dipakai, yaitu cahaya dianggap sebagai partikel dan cahaya sebagai

Lebih terperinci

Mata Manusia. Eye Structure

Mata Manusia. Eye Structure OPTICAL DEVICES Suryani Dyah Astuti Mata Manusia Eye Structure MATA MANUSIA: lensa korekti CAHAYA masuk melalui LENSA, Diaragma (SELAPUT PELANGI) menyesuaikan secara otomatis banyaknya cahaya yg masuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri Pagak : Fisika : X / Dua : MIA : Alat-Alat Optik : 4 JP A. Kompetensi

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA Retno Tiyas, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Nama Sekolah : SD Negeri Kembangsongo Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Kerja Alat-Alat Optik

Bab III Prinsip Kerja Alat-Alat Optik Bab III Prinsip Kerja Alat-Alat Optik Sumber : http://www.agrupacioast renomika.com Alat-alat optik digunakan untuk meningkatkan daya penglihatan manusia. Teleskop Astronomi untuk mengamati benda-benda

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

INSTRUMEN OPTIK MAKALAH. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Optik. Dosen Pengampu. Dra. Hj. Heni Rusnayati, M.Si.

INSTRUMEN OPTIK MAKALAH. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Optik. Dosen Pengampu. Dra. Hj. Heni Rusnayati, M.Si. INSTRUMEN OPTIK MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Optik Dosen Pengampu Dra. Hj. Heni Rusnayati, M.Si. Disusun Oleh: Mia Ramdhiani : 1210207067 Moh. Hamdan : 1210207069

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan dimana Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan

Lebih terperinci

PADANAN LITERASI SAINS

PADANAN LITERASI SAINS 1. Menentukan Knowing Perhatikan gambar di bawah ini. mudah sifat cahaya yang tepat (illustrate examples) with A terhadap peristiwa yang C D B mata terjadi dalam kehidupan sehari-hari Salah satu sifat

Lebih terperinci

4. Bagian mata yang terdiri dari membran semipermiabel yang berisi air dan proteiin desebut. a. Cornea c. Lensa e. Iris b. Pupil d.

4. Bagian mata yang terdiri dari membran semipermiabel yang berisi air dan proteiin desebut. a. Cornea c. Lensa e. Iris b. Pupil d. SOAL ALAT OPTIK 1. Cacat mata hypermetropi mempunyai ciri-ciri : (1) bola mata terlalu pendek; (2) tidak dapat melihat dekat: (3) Ditolong dengan lensa positif ; (4) bayangan benda yang dilihat jatuh di

Lebih terperinci

Lampiran 1 78

Lampiran 1 78 77 77 794 Lampiran 1 78 Lampiran 2 79 Lampiran 3 80 Lampiran 4 81 82 Lampiran 5 UJI VALIDITAS SIKLUS 1 Nama : No absen : Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar! 1. Yang bukan merupakan sifat

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

Alat-Alat Optik. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran Bab V Tujuan Pembelajaran Anda dapat menganalisis alat-alat optik secara kualitati dan kuantitati, serta dapat menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Sumber: Jendela Iptek, Cahaya Teropong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

MATRIKS KISI-KISI DAN SOAL TES UNTUK MATERI CAHAYA DAN OPTIK SEBAGAI PADANAN SOAL TIMSS. Pokok bahasan : Cahaya dan Optik. Kelas / Semeter : VIII / 2

MATRIKS KISI-KISI DAN SOAL TES UNTUK MATERI CAHAYA DAN OPTIK SEBAGAI PADANAN SOAL TIMSS. Pokok bahasan : Cahaya dan Optik. Kelas / Semeter : VIII / 2 MATRIKS KISI-KISI DAN SOAL TES UNTUK MATERI CAHAYA DAN OPTIK SEBAGAI PADANAN SOAL TIMSS Pokok bahasan : Cahaya dan Optik Jenjang : SMP Kelas / Semeter : VIII / 2 Kompetensi Inti : 1. Menghargai dan menghayati

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Oleh : Ir. ARIANTO MATA SEBAGAI ALAT OPTIK CACAT PADA MATA KACA MATA LOUPE MIKROSKOP TEROPONG BINTANG TEROPONG BUMI TEROPONG PANGGUNG

ALAT OPTIK. Oleh : Ir. ARIANTO MATA SEBAGAI ALAT OPTIK CACAT PADA MATA KACA MATA LOUPE MIKROSKOP TEROPONG BINTANG TEROPONG BUMI TEROPONG PANGGUNG ALAT OPTIK Oleh : Ir. ARIANTO MATA SEBAGAI ALAT OPTIK CACAT PADA MATA KACA MATA LOUPE MIKROSKOP TEROPONG BINTANG TEROPONG BUMI TEROPONG PANGGUNG IR. STEVANUS ARIANTO 1 M A T A SEBAGAI ALAT OPTIK Kegunaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepatcepatnya sesudah detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan. Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik detik

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR Substansi 1. Identifikasi persoalan penilaian pembelajaran 2. Tujuan penilaian pembelajaran 3. Ranah tujuan penilaian pembelajaran 4. Strategi penilaian pembelajaran 5. Beberapa contoh aplikasi pd aspek

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medius

Lebih terperinci

BBM 8 CAHAYA DAN ALAT OPTIK

BBM 8 CAHAYA DAN ALAT OPTIK BBM 8 CAHAYA DAN ALAT OPTIK PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kedelapan dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan konsep cahaya dan alat optik. Cahaya memiliki

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA Disusun oleh : Nama : 1. Richard Erbachan (141810301003) 2. Evan Agus M (141810301019) 3. Muhammad Ilham F. (141810301025) 4. Diramisti P. (141810301026)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan pendidikan : SMA. Kelas / semester : XI/ 2 Alokasi waktu :1 x 45 menit Materi pokok : Sifat Lensa Cembung A. Kompetensi Inti KI1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

Lensa dan Alat Optik

Lensa dan Alat Optik Artikel Fisika Lensa dan Alat Optik (Serta Penerapan dalam dunia Industri) Oleh: Puji Rahayu Nim: 135060701111084 Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 2014 Lensa dan Alat Optik serta penerapan

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Optika Geometri - Latihan Soal Doc. Name: AR10FIS0502 Version: 2012-08 halaman 1 21. Jika indeks bias kaca terhadap udara 1,5 dan indeks bias air terhadap udara 4/3, maka perbandingan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester II Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata. BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k adalah... k A. 1 getaran l n B. ¾ getaran C. ½ getaran D. ¼ getaran 2. Perhatikan gambar soal nomor 1.Jika bandul

Lebih terperinci

Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk meperoleh. Bagian bagian Mata

Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk meperoleh. Bagian bagian Mata ALAT OPTIK SEBAGAI ALAT OPTIK Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk meperoleh penglihatan yang lebih baik Bagian bagian Mata DAYA AKOMODASI Adalah : Daya menebal dan menipisnya lensa mata, lensa paling

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto Mata Pelajaran : Fisika Kelas : VIII A Semester : Genap Alokasi Waktu : 4 X 40 menit I. Standart Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah

Lebih terperinci

Contoh Silabus dan RPP

Contoh Silabus dan RPP Lampiran 2 Contoh Silabus dan RPP PRODI PEDIDIKAN SAINS UNESA 2013 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa CONTOH SILABUS IPA SMP Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : IPA

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X3 / II Sekolah : SMA Nation Star Academy Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN AKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU

Lebih terperinci

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita. MATA Indra pertama yang dapat penting yaitu indra penglihatan yaitu mata. Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak masih kurang efektif,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Martianty Nalole Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak:

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan 97 LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa Skor nilai ulangan harian No Nomor Induk Jenis Kelamin Skor Keterangan 1. 1758 P 60 Tidak Tuntas 2. 1735 P 53 Tidak Tuntas 3. 1737 L 63 Tidak

Lebih terperinci