Studi Desain Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan Menggunakan Ligno P-100 Dan Pasir Bangka
|
|
- Handoko Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Studi Desain Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan Menggunakan Ligno P-100 Dan Pasir Bangka Nama : Ila Samrah Tiani Nim : Jurusan : Teknik Sipil Dosen Pembimbing : Ir. Dr. Resmi Bestari Muin, Ms Abstrak Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu, diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir, koral atau agregat lainnya dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan.semen bereaksi secara kimiawi untuk mengikat partikel agregat tersebut menjadi suatu masa yang padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis pasir rangkas terhadap Ligno P-100 dalam campuran beton dan menentukan kadar optimum penggunaan dosis Ligno P-100 terhadap kuat tekan beton. Urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Untuk prosentase aditif bervariasi yaitu 0%, 0,3%, 0,6%, dan 0,9% dengan zat aditif Ligno P-100 dan campuran semen, agregat kasar, agregat halus (pasir) dengan benda uji kubus dan dengan variasi hari 3,7 dan 28 hari. Penelitian campuran beton dengan aditif Ligno P-100, menghasilkan nilai slump yang tinggi (workability), sehingga bahan ini memang benar sebagai superplastisizer. Namun kuat tekan yang dihasilkan pada umur 28 hari rendah dari pada beton normal, yaitu beton normal memiliki kuat tekan sebesar 370,6 kg/cm2, dan untuk penambahan Ligno P-100 masing-masing memiliki kuat tekan sebesar masing-masing 365,76 Kg/cm2, 360,91 dan 316,10 Kg/cm2. Kata kunci : semi jump form, joint, rigid, flexible, Rigid End Factor, struktur horisontal, struktur vertikal, dan base shear. 1
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam keuntungan, antara lain seperti memiliki kekuatan yang tinggi, perawatan yang murah, dan dapat dicor sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Beton sebagai bahan struktur harus diketahui sifat-sifatnya, Parameter utama yang paling penting adalah kuat tekannya.secara praktis kuat tekan beton dapat menggambarkan sifat-sifat lain seperti kekedapan air, kekuatan, dan ketahanan terhadap pengaruh cuaca.dengan demikian, kekuatan tekan beton menjadi kriteria dasar untuk menunjukan kualitas beton secara umum.ligno P- 100 merupakan salah satu teknologi material tambahan bahan bangunan yang sekarang sedang berkembang terus dan di uji cobakan. Dimana penggunaan bahan ini terhadap jumlah semen campuran beton didapat pada dosis sesuai dengan penelitian pada dosis 0,6 % dapat meningkatkan kekuatan tekan beton sebesar 159 % pada umur 28 hari jika menggunakan pasir jenis galungung. Jika menggunakan pasir yang berbeda yaitu pasir bangka, apakah kenaikan nilai kuat tekannya akan sama. Diketahui apabila dosis ligno P-100 sebesar 0.6 % dapat mengurangi air sebanyak sekian persen, karena semakin banyak dosis yang diberikan maka persen air akan semakin berkurang, pada penelitian sebelumnya persen air yang digunakan tidak dikurangi sesuai dosis ligno yang digunakan sehingga tidak didapatkan nilai kuat tekan optimal yang direncanakan 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis pasir rangkas terhadap Ligno P-100 dalam campuran beton dan menentukan kadar optimum penggunaan dosis Ligno P-100 terhadap kuat tekan beton. Urutanurutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Untuk prosentase aditif bervariasi yaitu 0%, 0,3%, 0,6%, dan 0,9% dengan zat aditif Ligno P-100 dan campuran semen, agregat kasar, agregat halus (pasir) dengan benda uji kubus dan dengan variasi hari 3,7 dan 28 hari. 1.3 Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di Laboratorium bahan konstruksi teknik sipil Univesitas Mercu Buana. 2. Material yang digunakan adalah: agregat kasar split (kerikil), agregat halus pasir, pasir yang akan di teliti adalah pasir extra beton bangka, dan memakai air bersih yang ada di lingkungan Laboratorium bahan konstruksi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana, dan bahan tambah yaitu aditif Ligno P Pengujian agregat dilaksanakan sesuai dengan standar pengujian American Society for Testing and Material (ASTM C 33-86). 4. Penelitian ini menggunakan benda uji berupa kubus, kubus mempunyai ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm. Benda uji yang diguanakan untuk setiap umur pengujian adalah 3 buah 5. Semen yang digunakan adalah Cement Portland Type I, Dengan merk Tiga Roda. 2
3 6. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat umur beton 3 hari, 7 hari, dan 28 hari. 7. Benda uji beton ditambah bahan zat aditif yaitu Ligno P- 100 dengan dosis 0%, 0.3%, 0.6%, dan 0.9%. 2.1 Landasan teori Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu, diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir, koral atau agregat lainnya dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan.semen bereaksi secara kimiawi untuk mengikat partikel agregat tersebut menjadi suatu masa yang padat (Winter, Nilson, 1993).Salah satu masalah yang sangat berpengaruh pada kuat tekan beton adalah adanya porositas.semakin besar porositasnya maka kuat tekannya semakin kecil, sebaliknya semakin kecil porositas kuat tekannya semakin besar.besar dan kecilnya porositas dipengaruhi besar dan kecilnya fas yang digunakan.semakin besar fas-nya porositas semakin besar, sebaliknya semakin kecil fas-nya porositas semakin kecil. Untuk mendapatkan beton bermutu tinggi (kuat tekan tinggi) maka harus dipergunakan fas rendah, namun jika fas-nya terlalu kecil pengerjaan beton akan menjadi sangat sulit, sehingga pemadatannya tidak bisa maksimal dan akan mengakibatkan beton menjadi keropos, hal tersebut berakibat menurunnya kuat tekan beton. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dipergunakan Superplasticizer yang sifatnya dapat mengurangi air (dengan menggunakan fas kecil) tetapi tetap mudah dikerjakan yaitu zat aditif Ligno P Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai.pada tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton mutu tinggi.pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa. Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan 80 MPa sebagai beton mutu sangat tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra tinggi (Supartono, 1998). Beton berkinerja tinggi adalah beton yang mempunyai sifat khusus yang berbeda dengan beton biasa, seperti tingkat susut (shringkage) rendah, permeabilitas rendah, modulus elastisitas tinggi dan kuat tekan tinggi. 2.3 Material Penyusun Beton Material penyusun beton terdiri dari agregat kasar dan agregat halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat serta kadang-kadang ditambah (admixture) bila diperlukan.bahan-bahan tersebut harus memenuhi persyaratanpersyaratan sesuai peraturan Semen Semen (cement) adalah hasil industri dari perpaduan bahan baku batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk (bulk), tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membantu pada pencampuran dengan air.batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa: Silika Oksida (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk klinkernya yang kemudian dihancurkan dan ditambah 3
4 dengan gibs (gypsum) dalam jumlah yang sesuai (Mulyono. T, 2004). Semen jika dicampur dengan air akan membentuk adukan yang disebut pasta semen, jika dicampur dengan agregat halus (pasir) dan air, maka akan terbentuk adukan yang disebut mortar, jika ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan terbentuk adukan yang biasa disebut beton. Dalam campuaran beton, semen bersama air sebagai kelompok aktif sedangkan pasir dan kerikil sebagai kelompok pasif adalah kelompok yang berfungsi sebagai pengisi. (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007) Air Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air dapat bereaksi dengan semen, yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air juga berpengaruh terhadap kuat desak beton, karena kelebihan air akan menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air akan mengakibatkan beton menjadi bleeding, yaitu air bersama-sama semen akan bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Hal ini akan menyebabkan kurangnya lekatan antara lapis-lapis beton Agregat Agregat adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batu-batuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami. Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi. Komposisi agregat tersebut berkisar 60% - 70 % dari berat campuran beton.agregat kasar adalah agregat yang semua butirannya tertinggal di atas ayakan 4,8 mm (ASTM C33, 1982). Agregat kasar yang baik dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai campuran dalam pembuatan beton harus mempunyai sifatsifat yaitu: Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa btau pecah yang diperoleh dari pecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregta dengan besar butir lebih dari 5 mm.agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0, mm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuanalam (natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya (artificial sand), tergantung dari kondisi pembentukan terjadinya. Berdasarkan (ASTM C-33) agregat halus batas bawah ukuran pasir = 0,075 mm (no.200) batas atas ukuran pasir = 4,75 mm (no.4) Bahan Tambahan (Aditif) Bahan tambahan ialah bahan yang selain untuk bahan pokok beton yaitu: (Semen, pasir, split dan air) yang ditambahkan pada adukan beton sebelum atau selama pengadaan beton. Tujuannya untuk mengubah perilaku satu atau lebih dari sifat-sifat beton.bahan tambahan biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit dan harus dengan melalui dosis yang di anjurkan dan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan teliti agar tidak berlebihan, karena dapat memperburuk sifat beton itu sendiri, apabila pemberian dosis takaran tidak melalui percobaan yang dilakukan secara benar. BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutanurutankegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk memudahkan dan menjaga kesesuaian 4
5 hasil yang akan dicapai, kegiatan penelitian juga dilengkapi dengan peralatan-peralatan uji yang sesuai.untuk prosentase aditif bervariasi yaitu 0%, 0.3%, 0.6%, dan 0.9%, dengan zat aditif Ligno P-100 dan campuran semen, agregat kasar, agregat halus (pasir). Kemudian disiapkan benda uji baik silinder maupun kubus untuk setiap variasi prosentase terhadap pengaruh kuat tekan beton yang diinginkan. Metodologi penelitian yang akan dilakukan di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana adalah dengan membuat benda uji berbentuk kubus dan silinder dengan waktu pengujian 3 hari, 7 hari, dan 28 hari. 3.2 Diagram alir Penelitian Pengujian agregat kasar meliputi : a. Berat isi agregat b. Berat jenis agregat dan penyerapan c. Pengujian Los Angelos Persiapan Mulai Pemeriksaan materi bahan Pengujian agregat halus meliputi : a. Berat isi agregat b. Berat jenis agregat dan penyerapan c. Analisa saringan Mix design campuran dengan bahan tambahan aditif yaitu Ligno P-100 dengan variasi dosis 0%, 0.3%, 0.6%, dan 0.9% SlumpTest Cetak Beton Pengujian kuat tekan Pengolahan data Analisis hasil dan kesimpulan Finish Pengujian semen portland meliputi : a. Berat jenis b. Konsistensi normal c. Vicat semen Gambar 3.1. Bagan Alir Perencanaan 3.3 Pengujian Material Pengujian material di laboratorium bertujuan untuk mengukur dan menguji bahan-bahan untuk mendapatkan sifat-sifat fisik material yang diperlukan campuran mortar dengan bahan semen, pasir, aditif dan agregat kasar.untuk pengujian berat jenis dan penyerapanagregta kasar, keausan agregat kasar, berat isi agregat kasar dan analisa saringan agregat kasar.sesuai dengan (Modul Panduan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi, 1998). 3.4 Pengujian Beton segar Setelah bahan-bahan pembuat campuran beton ditimbang dan bercampur masuk ke dalam molen, maka selanjutnya dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut: 1. Pengujian Sump Tes slump digunakan untuk mengetahui kekentalan beton, dalam hal ini pengaruhnya adalah workability (kemudahan pengerjaan) pekerjaan pengecoran beton. Prosedur pelaksanaan : a. Menyiapkan peralatan yang diperlukan Slump Cone Tatakan dari bahan yang tidak menyerap air (umumnya baja) Tongkat untuk memadatkan (terbuat dari besi bulat dengan diameter 5/8 (16mm), panjang 24 (600mm) dan ujung berbentuk peluru) Sendok beton Mistar / meteran Nampan b. Membersihkan slump cone dari kotoran yang melekat, kemudian membasahi bagian dalam dan alasnya agar permukaan slump cone tidak menyerap air semen dari beton. c. Mengambil contoh beton dari campuran minimum 28 liter, lalu menuangkan ke dalam slump cone Penuangan dilakukan secara berlapis sebanyak 3 lapis 5
6 masing-masing setebal 1/3 volume cetakan Setiap lapisan dipadatkan dengan menggunakan tongkat masing masing sebanyak 25 kali. d. Meratakan permukaan beton dalam slump cone, kemudian angkat slump cone secara vertikal dalam waktu 5±2 detik. Ukur kekentalan betonnya. e. Mengukur kekentalan beton dilakukan dengan mengukur perbedaan tinggi antara bagian atas slump cone dengan penurunan permukaan bagian tengah beton. f. Untuk slump flow nilai slump diukur berdasarkan diameter aliran beton. 3.5 Pengujian Kuat Tekan Beton Tujuannya adalah untuk mengetahui kuat tekan benda uji sesuai dengan kuat tekan rencana. Cara pengujian Benda uji diletakkan pada mesin tekan secara sentries Pembebanan dilakukan perlahan lahan secara kontinu dengan mesin / alat penekan sampai benda uji mengalami kehancuran atau ketika jarum penunjuk berhenti kemudian salah satunya bergerak turun. Hasil kuat tekan beton diperoleh dari beban maksimum dibagi luas penampang dari benda uji tersebut. 3.6 Pengolahan Data Setelah bahan dan alat uji siap serta sempel uji telah dibuat, maka siap untuk diuji sesuai dengan prosedur penelitian.korelasi antara umur beton dan kuat tekan beton berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia tahun BAB IV ANALISA DATA DANPEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Analisa data yang dilakukan yaitu pengolahan data pengerjaan beton mutu tinggi dari hasil pengujian bahan dilaboratorium dengan menguji bahan yang akan digunakan, maka akan didapat data yang sudah sesuai dengan langkah yang ada. Pengolahan data ini di maksudkan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu beton mutu tinggi dengan fc 50 Mpa. Adapun pembahasan tentang bahan yang digunakan dan langkah pengerjaan yang dilakukan meliputi pengujian agregat halus, agregat kasar, analisa saringan agregat, pengujian semen portland dan mix design 4.2 Pengujian Agregat Pengujian agregat ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik material yang akan dipakai untuk penelitian tugas akhir. Data pengujian agregat tersebut antara lain Kadar air agregat, berat jenis agregat, keausan agregat kasar, dan analisa saringan agregat. Dari pengujian agregat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.data-data yang didapat diperlukan sebagai acuan untuk perhitungan Studi Desain Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan Menggunakan Ligno P-100 dan Pasir Bangka Pengujian Kadar Air Agregat Halus Pengujian ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air agregat halus dengan cara pengeringan. Kadar air agregat halus adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering, yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu bahan campuran benda uji. Hasil yang diperoleh 6
7 dari pengujian kadar air agregat halus dapat dilihat dari tabel 4.1 dibawah ini. Pengujian ini dimaksdukan untuk menentukan kadar air agregat kasar dengan cara pengeringan. Kadar air agregat kasar adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering, yang nantinya akan digunanakan sebagai salah satu bahan campuran benda uji. Hasil yang diperoleh dari pengujian kadar air agregat kasar dapat dilihat pada tabel Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat halus. Pada pengujian ini agregat halus adalah agregat yang lolos saringan no.4, yang nantinya digunakan sebagai salah satu bahan campuran benda uji.agregat halus yang digunakan adalah agregat yang didapat dari pasir Bangka.Hasil yang diperoleh dari pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus dapat dilihat dari tabel 4.2 dibawah ini. Dari hasil pengujian diatas, agregat halus disini memiliki tingkat penyerapan yang ideal sebesar 2,73%<3% (SNI ), sehingga agregat dapat digunakan untuk campuran beton dengan jumlah yang cukup yang nantinya akan memberikan daya ikat pada beton dengan agregat Pengujian Kadar Lumpur Agregat Kasar Pengujian ini dimaksdukan untuk menentukan material lolos ayakan 200 agregat kasar dengan cara pengeringan. yang nantinya akan digunanakan sebagai salah satu bahan campuran benda uji Maksud dan tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan bahan lolos ayakan no.200 dengan cara pencucian. Untuk menjamin material yang digunakan dalam campuran beton tidak mengandung material lumpur(<75um). Hasil yang diperoleh dari pengujian Material lolos ayakan 200/ kadar lumpur agregat kasar dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini Pengujian Kadar Air Agregat Kasar 7
8 Persyaratan aggregate sesuai ASTM C-33 Untuk aggregate kasar 1 % Dari hasil pengujian diatas, agregat kasar disini memiliki tingkat yang ideal sebesar 0,98 %<1% (ASTM-C33), sehingga agregat dapat digunakan untuk campuran beton dengan jumlah yang cukup yang nantinya akan memberikan daya ikat pada beton dengan agregat. Grafik 4.2 Waktu Ikat Semen Portland Dengan Aditif Ligno P Berat Isi Agregat Kasar Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat kasar. Berat isi adalah perbandingan berat dan isi, yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu bahan campuran untuk pembuatan benda uji. Hasil yang diperoleh dari pengujian berat isi agregat kasar dapat dilihat dari tabel 4.9 dibawah ini Konsistensi Semen Portland Pengujian dilakukan untuk menentukan waktu konsistensi normal semen Portland dengan alat vicat.konsisitensi normal semen Portland adalah suatu kondisi standar yang menunjukan kebasahan pasta.hasil yang diperoleh dari pengujian berat jenis semen dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini Waktu Pengikatan Semen Portland Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikatan awal semen Portland.Waktu pengikatan awal adalah jangka waktu dari mulai pengukuran pasta pada konsistensi normal sampai pasta kelihatan sifat plastis (menjadi beku). Grafik 4.3Konsistensi Semen Portland 8
9 Dari pengujian diatas dapat diketahui bahwa semen normal didapat nilai konsistensi normal sebesar 9,33 % dengan penurunan sebesar 39 mm. Untuk semen yang menggunakan bahan tambah aditif Ligno P-100 dengan kadar Ligno P-100 0,3% terjadi penurunan 40 mm pada waktu penurunan awal sampai pada menit 90 baru mulai ada penurunan 38 mm, Untuk semen yang menggunakan bahan tambah aditif Ligno P-100 dengan kadar Ligno P ,6% terjadi penurunan 40 mm pada waktu penurunan awal sampai pada menit 90 baru mulai ada penurunan 39 mm, Untuk semen yang menggunakan bahan tambah aditif Ligno P-100 dengan kadar Ligno P-100 0,9% dari menit 0 sampai 90 masih mengalami penurunan 40 mm dikarenakan sangat cairnya pasta semen, sehingga harus dilakukan pengujian setting time pada pasta Pengujian Nilai Slump Aditif memperngaruhi nilai slump. Pada campuran 0,9% aditif didapati nilai slump tertinggi Pengujian Kuat Tekan Beton Perhitungan kuat tekan beton ditentukan berdasarkan atas nilai kuat tekan yang didapat dari benda uji kubus dengan dimensi 15 x 15 x 15cm. Dalam pengujian kuat tekan umur pengujian telah ditetapkan antara lain 3, 7 dan 28 hari. Grafik 4.9 Kuat Tekan Vs Umur Beton Tujuan dari pengujian nilai slump (test slump) adalah untuk mengetahui nilai slump dari adukan yang dibuat, sehingga dapat ditentukan sifat kekentalannya dari adukan yang dibuat. Hasil pengujian slump untuk seluruh komposisi campuran beton dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Grafik 4.4 Hasil Uji Slump Grafik 4.10 Kuat Tekan Vs Kadar Aditif Ligno P-100 9
10 Penambahan Additif pada umur 3 hari meningkatan nilai kuat tekan beton normal, pada kadar 0,3% didapat nilai rata-rata dari dua sample sebesar 356,07kg/cm2, pada kadar 0,6% didapat 274,93 kg/cm2, dan pada kadar 0,9% didapat nilai kuat tekan sebesar 354,86. Pada umur 28 hari kuat tekan beton normal memiliki kuat tekan sebesar 370,6 kg/cm2, Penambahan aditif Ligno-P100 untuk kuat tekan masing-masing memiliki kuat tekan sebesar masing-masing 365,76 Kg/cm2, 360,91 dan 316,10 Kg/cm2, pada umur 28 hari kuat tekan dengan penambahan aditif menjadi rendah dari beton normal. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian beton mutu tinggi dengan bahan tambah zat aditif Ligno P-100 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penambahan Additif pada umur 3 hari meningkatan nilai kuat tekan beton normal, pada kadar 0,3% didapat nilai rata-rata dari dua sample sebesar 356,07 kg/cm2, pada kadar 0,6% didapat 274,93 kg/cm2, dan pada kadar 0,9% didapat nilai kuat tekan sebesar 354,86 kg/cm2. 2. Pada umur 28 hari kuat tekan beton normal memiliki kuat tekan sebesar 370,6 kg/cm2, Penambahan aditif Ligno-P100 untuk kuat tekan masing-masing memiliki kuat tekan sebesar masing-masing 365,76 Kg/cm2, 360,91 dan 316,10 Kg/cm2, pada umur 28 hari kuat tekan dengan penambahan aditif menjadi rendah dari beton normal. 3. Dari hasil yang diperoleh pada umur 28 hari nilai kuat tekan tidak memenuhi perencanaan yaitu K- 600 dikarenakan beberapa faktor, salah satunya susunan agregat tidak sama. 4. Dilihat dari nilai slump test diketahui untuk beton normal didapat 10 cm, dengan penambahan aditif Ligno P-100 kadar 0,3% sebesar 20 cm, 0,6% sebesar 22 cm, dan pada kadar 0,6% sebesar 25 cm yang berarti slump beton yang menggunakan lihno P-100 dalam keadaan pasta sangat cair. 5. Kehilangan air dan aditif Ligno P- 100 yang ada di adukan, yang seharusnya mengikat ada kemungkinan material mengandung asam basa yang mengakibatkan zat organik mencair mengurangi nilai kuat tekan beton. 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat diberikan adalah: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar maksimum Adittif Ligno P-100 yang mampu meningkatkan kekuatan tekan beton dengan menggunakan jenis pasir yang berbeda. 2. Dalam penggunaan peralatan di laboratorium harus lebih teliti lagi, seperti penggunaan timbangan dan alat uji tekan beton. 3. Pengujian mix desain disarankan agar lebih teliti lagi karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil pengujian. 4. Saat penuangan agregat dan pembagiannya harus rata agar sesuai dengan hasil perhitungan mix desain yang direncanakan. 5. Saat pengadukan diharapkan agar dipastikan agregat satu dengan yang lain sudah benarbenar tercampur dengan rata. 10
11 DAFTAR PUSTAKA Buku Petunjuk Pratikum.2001.Pengetahuan Teknik Beton, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana. ASTM C 33-86, Standart Specifications for Concrete Agregates. Tri, Hasan, Yunianto, 2011, Pengaruh Aditif Ligno GI 07 Terhadap Proses Kecepatan setting Beton, Universitas Mercu Buana, Indonesia. Hernando, Fandhi, 2009, Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan Penambahan Superplasticizer dan Pengaruh Penggantian Sebagaian Semen Dengan Fly Ash, Universitas Islam Indonesia, Indonesia. Alizar, Ir, MT, Buku Panduan Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Tjokrodimulyo, Kardiyono, 1992, TEKNOLOGI BETON, Biro Penerbit, Yogyakarta. Supartono, F. X Beton Berkinerja Tinggi, Keunggulan dan Permasalahannya. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama. Supriyatna, Yatna, 2000, Perencanaan dan Pengendalian Mutu Beton, Universitas Komputer Indonesia. 11
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PEMBAHASAN
BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan material harus dilakukan sebelum direncanakannya perhitungan campuran beton (mix design). Adapun hasil pemeriksaanpemeriksaan agregat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan di bidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut berlangsung diberbagai bidang, misalnya gedung-gedung
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Beton sering
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON Hendra Purnomo Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Lebih terperinciKompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.
Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,merupakan suatu pencarian data yang mengacu pada
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON
PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON Anwar Hardy NRP.9821033 Pembimbing : Herianto W., Ir., M.Sc. UNIVERSITAS KRITEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)
PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200) Asri Mulyadi 1), Fachrul Rozi 2) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum perkembangan teknologi semakin maju disegala bidang, termasuk dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan paling
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Penyusun Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
berikut. BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada uraian 1. Agregat halus yang berupa pasir Merapi, 2. Agregat kasar yang
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya
Lebih terperinciPENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN
PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN Andre Novan Ermiyati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru-28293 andreayyubi@email.com Ermiyati_tanjung@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi prosentase Silica fume dalam campuran beton (5%) dan
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana
15 PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 Email: rikasylvia@gmail.com
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciPENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh : Armeyn Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Penggunaan air untuk campuran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciVol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati*, Arman A* *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian
23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT 137 DAFTAR PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR 1. Analisa Ayak Agregat Halus 2. Analisa Ayak Agregat Kasar 3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus 4. Berat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan
Lebih terperinciSTUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R
STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R Oleh : Arman. A. 1, Herix Sonata 1, Kartika Ananda 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja seperti yang tercantum dalam bagan alir di bawah ini : T Persiapan Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil pemeriksaan material (bahan-bahan) pembentuk beton dan hasil pengujian beton tersebut. Tujuan dari pemeriksaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
xvi DAFTAR NOTASI As : Luas penampang benda uji ASTM : American Society for Testing and Materials B : Berat piknometer berisi air (gram) Ba : Berat kerikil dalam air (gram) Bj : Berat Jenis Bk : Berat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Pengujian Material Dalam mendesain suatu campuran beton, perlu terlebih dahulu diadakan suatu pengujian material atau bahan-bahan pencampur beton. Di antaranya
Lebih terperinciPENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON
PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi
PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi
Lampiran 1 PENGUJIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Pemeriksaan Gradasi Butiran Agregat Halus ( Pasir ) Bahan : Pasir Merapi Asal : Merapi, Yogyakarta Jenis Pengujian : Gradasi Butiran Agregat Halus (Pasir)
Lebih terperinciIV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Tanah Tulakan Dari hasil anilisis kimia yang dilakukan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), didapatkan hasil : Tabel IV.1. Kandungan
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK
PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) Andrian Kurnia NRP : 9821047 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA Marsianus Danasi 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.Babarsari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium beton PT. Pionirbeton, Cimareme, Ngamprah, Bandung Barat. Bentuk sampel penelitian ini berupa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sejak dulu dikenal sebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis. Tapi di sisi
Lebih terperinciBahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat, hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil,
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE
PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinci4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,
22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat
Lebih terperinciANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE. Naskah Publikasi
ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang terdiri dari semen, kerikil, pasir, air, serta tambahan material lainnya. Maraknya penggunaan beton di dunia konstruksi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang telah dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan dan Konstruksi UMY telah selesai dikerjakan, dimana
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton Cimareme, Padalarang, Bandung. Sampel dalam penilitian menggunakan benda uji
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON
PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON Aiyub.ST Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. B. Aceh Medan Km 280. Buketrata. PO.BOX 90 Lhokseumawe E-mail : Aiyub.ts @ gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi tentang beton EPS dan filler fly ash. Penggunaan EPS pada
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
SEMINAR NASIONAL ke Tahun : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN ANTI-ASHOUT SUPERPLASTISIZER (krete, ment NN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON YANG DICOR DALAM AIR Lilis Zulaicha
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton diartikan sebagai campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Penggunaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciSTUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN
STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN Ratna Widyawati 1) Abstrak Beton ramah lingkungan (green concrete) adalah beton yang tersusun dari material yang tidak merusak lingkungan. Salah satunya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELTIAN
BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penilitian adalah benda uji yang berupa silinder
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1. HASIL PENGUJIAN MATERIAL Sebelum membuat benda uji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan berbagai pengujian terhadap material yang akan digunakan. Tujuan pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya kegiatan pembangunan pada bidang konstruksi sangat mempengaruhi perkembangan dunia teknologi bahan bangunan. Terutama di bidang konstruksi, pemakaian beton
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL Hardiyanto Eka Putra 1)., Dharma Sardjana 2)., Eddy Samsurizal 2) ABSTRACT In the manufacture
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON
BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON Umum Analisa data dilakukan dengan melakukan pengujian material di laboratorium. Dengan melakukan pekerjaan ini, akan didapatkan karakteristik bahan yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton
BAB IV ANALISA DATA 4.1. Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian beton di Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton segar, pengujian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai bahan pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN JUDUL ENGLISH... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR ISTILAH... xi DAFTAR NOTASI...
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)
HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran
V. HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil analisa material Material-material yang akan digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian sifat propertiesnya untuk mengetahui apakah material tersebut memenuhi
Lebih terperinciJUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG
ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG Wennie Mandela 1, Hendrik Pristianto 2*, Muhammad Arif 3 1,2 Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti lakukan adalah dengan cara membuat benda uji di laboratorium Teknik Bahan Konstruksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dimana penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan diteliti adalah penggantian sebagian semen Portland dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan
Lebih terperinci