UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JARAK ANTAR ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JARAK ANTAR ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JARAK ANTAR ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI RAMADHAN JAREKSON FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2011

2 UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JARAK ANTAR ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana RAMADHAN JAREKSON FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2011

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Ramadhan Jarekson NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 4 Juli 2011 iii

4

5

6 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayat-nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Bpk. Ir. Agus R. Utomo MT, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing, mengarahkan dan menjadi inspirasi saya dalam penyusunan skripsi ini; (2) Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan segalanya untuk saya; (3) Rekan satu bimbingan, Chatra Hagusta dan Edy Sofian yang telah banyak membantu dalam bertukar pikiran dan memberikan masukan yang sangat berguna untuk menyelesaikan skripsi ini; (4) Mirza Rosyada, atas segala dukungan dan cintanya; dan (5) Dan seluruh sivitas akademika Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Akhir kata, semoga Allah SWT, berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Depok, Juni 2010 Ramadhan Jarekson vi

7 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ramadhan Jarekson NPM : Program Studi : Teknik Elektro Departemen : Teknik Elektro Fakultas : Teknik Jenis Karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : STUDI JARAK ANTAR ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebeas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta sebagai pemegang Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 4 Juli 2011 Yang menyatakan Ramadhan Jarekson vii

8 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Ramadhan Jarekson : Teknik Elektro : Studi Jarak Antar Rotor Magnet Permanen pada Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Tanpa Inti Stator Pada dasarnya, unjuk kerja generator sinkron magnet permanen ditentukan oleh arus dan tegangan keluaran. Hasil keluaran tegangan dan arus ditentukan oleh kesimetrisan dan konfigurasi desain geometris dari generator tersebut. Skripsi ini membandingkan jarak antar magnet permanen pada rotor terhadap fluks magnet yang dihasilkan. Fluks tersebut akan menentukan gelombang sinusoidal yang terbentuk dan tegangan keluaran. Hasil dari simulasi dan analisa menunjukan bahwa jarak antar magnet permanen tidak secara langsung mempengaruhi unjuk kerja dari desain generator yang ditentukan. Kata kunci: Generator magnet permanen, Fluks aksial, Generator aksial tanpa inti stator, Jarak antar magnet permanen, Torsi cogging viii

9 ABSTRACT Name Study Program Title : Ramadhan Jarekson : Electrical Engineering : Study of Distance between Polar Magnetic Flux Permanent Magnet of the Axial Flux Permanent Magnet Coreless Type Stator Synchronous Generator Basically, performance of axial flux permanent magnet coreless type stator synchronous generator determined by the current and voltage output. Voltage and current output determined by symmetry and geometric design configuration of this generator. This undergraduate thesis compares the distance between polar magnetic permanent magnet on the rotor with magnetic flux generated. Flux will determine the sinusoidal wave and output voltage. Result of simulation and analysis indicate that the distance between polar magnetic permanent magnet does not directly influence to the performance of given generator design. Key words: Permanent Magnet Generator, Axial Flux, Coreless Type Axial Flux Generator, Distance between Permanent Magnet, Cogging Torque ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR PERSAMAAN... BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Batasan Masalah Metodologi Penulisan Sistematika Penulisan... 3 BAB II. GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL Generator Fluks Aksial secara Umum Konstruksi Generator Fluks Aksial Stator Rotor Celah Udara Perbandingan Generator Fuks Aksial dengan Generator Fluks Radial Prinsip Kerja Generator Fluks Aksial Tipe-tipe Generator Fluks Aksial Berdasarkan Letak dan Jumlah Rotor-Stator Berdasarkan Posisi Magnet Permanen pada Rotor x i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi

11 Berdasarkan Posisi Kutub Magnet pada Rotor Berdasarkan Tipe Stator Kerapatan Medan Magnet pada Celah Udara Parameter Generator BAB III. PERMODELAN DAN SIMULASI Desain dan Konstruksi Generator Bagian Rotor Bagian Stator Celah Udara Parameter Elektromagnetik Fluks Magnetik Tegangan Keluaran Torsi Elektromekanik Metode Simulasi Desain BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Simulasi Hasil Simulasi Distribusi Medan Magnet Grafik Fluks Magnetik Hasil Simulasi Grafik Tegangan Keluaran Hasil Simulasi Grafik Torsi Elektromekanik Hasil Simulasi Analisa Hasil Simulasi Analisa Fluks Magnetik Hasil Simulasi Analisa Tegangan Keluaran Hasil Simulasi Analisa Kerapatan Fluks Magnetik pada Celah Udara berdasarkan Konsep Halbach Array Analisa Perbandingan torsi elektromagnetik Analisa Performa Generator BAB V. KESIMPULAN DAFTAR ACUAN DAFTAR PUSTAKA xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur generator fluks aksial... 5 Gambar 2.2. Konfigurasi stator fluks aksial... 5 Gambar 2.3. Stator torus slotted... 6 Gambar 2.4. Stator overlapping (a), Stator non-overlapping (b)... 7 Gambar 2.5. Kurva demagnetisasi bahan feromagnetik... 8 Gambar 2.6. Bentuk magnet permanen pada rotor... 8 Gambar 2.7. Generator fluks radial (a), Generator fluks aksial (b)... 9 Gambar 2.8. Generator fluks aksial tipe cakram tunggal Gambar 2.9. Internal rotor (a), Internal stator (b) Gambar Generator fluks aksial tipe cakram banyak Gambar Tipe N-N (a), Tipe N-S (b) Gambar Model dan koordinat persebaran kerapatan fluks Gambar 3.1. Konstruksi rotor Gambar 3.2. Konstruksi stator Gambar 3.3. Meshing model Gambar 3.4. Diagram alir simulasi Gambar 4.1. Pemodelan rotor Gambar 4.2. Distribusi Medan Magnet pada model Gambar 4.3. Distribusi Medan Magnet pada model Gambar 4.4. Distribusi Medan Magnet pada model Gambar 4.5. Distribusi Medan Magnet pada model Gambar 4.6. Distribusi Medan Magnet pada model Gambar 4.7. Sudut magnetisasi Halbach Array 90 o, 60 o, dan 45 o xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Dimensi stator dan celah udara Tabel 4.2. Dimensi rotor Tabel 4.3. Variasi jarak antar magnet permanen pada rotor Tabel 4.4. Luas permukaan magnet permanen pada rotor Tabel 4.5. Kemiringan sisi magnet permanen pada rotor Tabel 4.6. Perbandingan nilai puncak fluks magnetik Tabel 4.7. Perbandingan nilai rms tegangan keluaran Tabel 4.8. Torsi elektromekanik hasil simulasi Tabel 4.9. Nilai torsi cogging relatif Tabel Rasio torsi cogging dengan torsi total yang dihasilkan xiv

14 DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Waktu vs. fluks pada model Grafik 4.2. Waktu vs. fluks pada model Grafik 4.3. Waktu vs. fluks pada model Grafik 4.4. Waktu vs. fluks pada model Grafik 4.5. Waktu vs. fluks pada model Grafik 4.6. Waktu vs. tegangan pada model Grafik 4.7. Waktu vs. tegangan pada model Grafik 4.8. Waktu vs. tegangan pada model Grafik 4.9. Waktu vs. tegangan pada model Grafik Waktu vs. tegangan pada model Grafik Grafik torsi elektromekanik hasil simulasi xv

15 DAFTAR PERSAMAAN Persamaan 2.1. Fluks magnetik dalam luasan Persamaan 2.2. GGL induksi Persamaan 2.3. Frekuensi listrik Persamaan 2.4. Kerapatan fluks generator aksial rotor ganda Persamaan 2.5. u n Persamaan 2.6. J n Persamaan 2.7. Total medan magnet Persamaan 2.8. Fluks linkage per potongan Persamaan 2.9. Total Fluks linkage Persamaan GGL induksi generator Persamaan GGL induksi generator per fasa Persamaan Torsi elektromekanik generator fluks aksial Persamaan 3.1. Persamaan periode generator Persamaan 4.1. Persamaan tegangan keluaran Persamaan 4.2. Persamaan arus dan tegangan Persamaan 4.3. Persamaan rasio torsi cogging terhadap torsi total Persamaan 4.4. Persamaan torsi total xvi

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini kebutuhan akan energi listrik telah menjadi suatu kebutuhan utama bagi manusia. Berbagai cara dilakukan agar kebutuhan listrik tersebut dapat terpenuhi, baik secara kuantitas, kualitas maupun ketersediaan listrik tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengoptimalkan sistem pembangkitan yang ada atau dengan memberdayaan sumber daya alam yang ada semaksimal mungkin. Salah satunya adalah dengan penggunaan generator fluks aksial. Generator fluks aksial adalah salah satu jenis mesin listrik yang dapat membangkitkan energi listrik dengan arah aliran fluks secara tegak lurus. Generator jenis ini terus dikembangkan dengan berbagai variasi desain agar didapat tingkat efisiensi yang tinggi untuk diimplementasikan dengan sumber daya alam yang ada. Generator fluks aksial tipe rotor ganda stator tunggal tanpa inti besi adalah salah satu dari pengembangan generator fluks aksial. Generator ini biasanya digunakan untuk pembangkitan energi listrik pada putaran rendah. Generator ini menggunakan rotor ganda yang mengapit bagian stator di tengah-tengahnya. Bagian stator merupakan kumparan tanpa inti besi sedangkan bagian rotor terdiri dari beberapa pasang magnet permanen yang berfungsi sebagai pembangkit medan utama. Semakin besar luas permukaan permanen magnet yang digunakan, semakin banyak pula fluks magnetik yang dibangkitkan oleh magnet permanen tersebut dan menembus kumparan pada stator, sehingga gaya gerak listrik (GGL) induksi yang dibangkitkan juga semakin tinggi. 1

17 2 Namun, luas maksimum yang dapat diimplementasikan pada masingmasing magnet permanen akan merubah jarak antar permanen magnet. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk membahas pengaruh jarak antar magnet permanen pada generator magnet permanen fluks aksial tanpa inti stator sehingga didapatkan hasil keluaran yang optimal dari generator tersebut. 1.2 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat desain permodelan dan simulasi generator fluks aksial rotor ganda stator tunggal tanpa inti besi, dengan variasi jarak antar magnet permanen pada rotor. 2. Melihat perbandingan efektif pada nilai medan magnet yang menembus stator dan tegangan keluaran antara desain-desain yang dibandingkan dan mendapatkan nilai jarak antar magnet permanen pada rotor untuk hasil keluaran yang optimal dengan desain permodelan yang telah dibuat. 1.3 BATASAN MASALAH Untuk mempersempit ruang lingkup masalah dan mempermudah analisis, penulisan skripsi ini memiliki batasan sebagai berikut: 1. Desain dan permodelan yang dibuat adalah sebatas generator sinkron fluks aksial dengan rotor ganda eksternal dan stator tunggal internal tanpa inti besi 2. Desain dan permodelan generator yang dibuat merupakan generator sinkron tiga fasa dengan sembilan kumparan pada stator dan 12 magnet permanen berbentuk trapezoidal pada masing-masing rotor. 3. Desain dan permodelan yang dibuat memiliki struktur desain yang sama dengan perbedaan pada jarak antar permanen magnet pada rotor dan luas permukaan permanen magnet pada rotor tersebut.

18 3 1.4 METODOLOGI PENULISAN Metode penulisan yang digunakan pada skripsi ini adalah studi kepustakaan dan simulasi dari desain yang telah dibuat. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Teori Dasar Pada bab kedua akan dijelaskan secara umum mengenai teori dasar yang digunakan, meliputi konstruksi mesin, tipe dan jenis generator fluks aksial dan prinsip-prinsip generator fluks aksial beserta perbandingan antara generator fluks aksial dengan generator fluks radial. BAB III : Permodelan dan Simulasi Pada bab ketiga akan dijelaskan tentang desain permodelan generator fluks aksial rotor ganda stator tunggal tanpa inti dengan variasi jarak antar permanen magnet pada rotor, metode dan algoritma simulasi, dan parameter elektromagnetik hasil simulasi yang didapatkan untuk dibahas dalam skripsi ini. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Pada bab keempat akan ditampilkan data desain stator dan rotor yang dibuat, hasil simulasi, dan pembahasan hasil tersebut sesuai dengan teori teori dasar yang ada. BAB V : Kesimpulan Pada bab keempat berisi kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya.

19 BAB II GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL 2.1 GENERATOR FLUKS AKSIAL SECARA UMUM Generator fluks aksial adalah suatu mesin yang dapat mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik yang memiliki arah aliran fluks rotor yang memotong stator secara tegak lurus atau aksial. Untuk pemanfaatan sebagai pembangkit listrik dimana ukuran generator menjadi faktor yang sangat penting, generator fluks aksial sangat tepat digunakan karena memiliki ukuran yang lebih kecil untuk daya yang sama dibandingkan dengan generator fluks radial, seperti misalnya pada sistem pembangkit listrik tenaga angin. Beberapa kelebihan dari generator fluks aksial dibandingkan dengan generator fluks radial diantaranya: 1. Memiliki panjang rotor yang pendek pada sumbu aksialnya, sehingga memiliki konstruksi mesin yang lebih pendek dan lebih kompak, 2. Memiliki tingkat efisiensi yang tinggi karena penggunaan magnet permanen, sehingga tidak timbul rugi-rugi daya pada kumparan rotor, 3. Memiliki densitas daya yang lebih tinggi dengan ukuran yang lebih kecil, dan 4. Memiliki struktur yang lebih kuat dibandingkan dengan generator fluks radial. Generator fluks aksial memungkinkan untuk didesain dalam beberapa variasi struktur dari generator tersebut seperti misalnya memodifikasi jumlah dan bentuk statornya, bentuk magnet permanen dari rotor, jumlah kutub pada rotor, maupun celah udara efektifnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daya dan efisiensi yang dibutuhkan. 4

20 5 2.2 KONSTRUKSI GENERATOR FLUKS AKSIAL Seperti halnya dengan generator konvensional pada umumnya, generator fluks aksial memiliki struktur utama yang sama, yaitu stator, rotor dan celah udara. Perbedaaan generator fluks aksial dengan fluks radial terletak pada aliran fluks yang memiliki arah secara tegak lurus atau aksial, dan penggunaan magnet permanen pada rotornya. Gambar 2.1 Struktur Generator fluks aksial Stator Stator merupakan bagian tak bergerak atau statis pada generator. Komponen utama pada stator adalah kumparan. Jumlah kumparan pada stator tergantung banyaknya fasa dan daya yang ingin dihasilkan. Konfigurasi stator pada generator fluks aksial dapat dilihat pada gambar 2.1 Gambar 2.2 Konfigurasi stator fluks aksial

21 6 Terdapat dua jenis stator pada generator fluks aksial, yaitu stator bentuk torus dan stator tanpa inti. Stator bentuk torus biasanya digunakan pada generator fluks aksial dengan putaran tinggi. Stator ini memiliki inti besi ditengahnya yang selanjutnya dililitkan kumparan. Stator bentuk torus dapat dibedakan menjadi stator torus slotted dan non-slotted. Gambar 2.3 Stator torus slotted Pada stator torus slotted dapat dilihat bahwa celah udara efektif dari generator lebih besar dibandingkan pada stator torus tipe nonslotted. Stator tanpa inti besi biasanya digunakan untuk putaran rendah dan torsi beban yang rendah. Berdasarkan susunan kumparannya, stator tanpa inti besi dapat dibedakan menjadi stator dengan susunan kumparan overlapping dan non-overlapping. Dengan tidak adanya inti besi pada stator, bentuk kumparan dari stator dapat divariasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Pada susunan overlapping, kumparan disusun saling tumpang tindih. Sedangkan pada susunan kumparan non-overlapping, kumparan disusun sejajar disamping kumparan lainnya, dengan susunan fasanya saling berurutan sesuai dengan jumlah kumparan pada stator.

22 7 Gambar 2.4 Stator overlapping (a), Stator non-overlapping (b) Jumlah lilitan pada kumparan stator menentukan besarnya tegangan, arus keluaran, dan daya yang dihasilkan oleh generator fluks aksial. Lilitan pada kumparan tersebut menentukan apakah yang dikuatkan adalah tegangan atau arus tergantung dari hubungan paralel atau seri pada hubungan kumparannya Rotor Rotor pada generator fluks aksial, menggunakan magnet permanen sebagai pembangkit medan magnet. Magnet permanen tidak menghasilkan disipasi daya elektrik dan tidak memiliki penguat. Seperti bahan feromagnetik lain, magnet permanen dapat digambarkan oleh B-H hysteresis loop. Magnet permanen juga disebut hard magnetic material, yang artinya material feromagnetik yang memiliki hysteresis loop yang lebar yang menunjukan sedikitnya induksi dari luar terhadap magnet tersebut (residu fluks besar). Ada tiga jenis pembagian magnet permanen yang digunakan untuk mesin listrik, yaitu: a. Alnicos (Al, Ni, Co, Fe); b. Keramik (ferrite), seperti Barium Ferrite (BaOx6Fe2O3) c. Rare earth material, seperti samarium-cobalt (SmCo) dan neodymium-iron-boron (NdFeB)

23 8 Kurva demagnetisasi dari ketiga bahan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Kurva Demagnetisasi bahan feromagnetik Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa bahan Neodymium-Iron- Boron menjadi bahan paling baik dari ketiga jenis bahan lain karena memiliki densitas fluks lebih besar dibanding bahan lain. Tetapi untuk implementasi generator fluks aksial pada putaran tinggi, Samarium-Cobalt lebih optimal dalam penggunaannya dikarenakan titik leburnya lebih tinggi dibanding Neodymium-Iron- Boron. Tetapi pada implementasi putaran rendah Neodymium-Iron- Boron lebih efektif untuk diimplementasikan. Bentuk permanen yang digunakan pada rotor generator fluks aksial sangat bervariasi, seperti misalnya, trapezoidal, circular, dan square. Hal ini disesuaikan dengan mempertimbangkan tingkat efisiensi, proporsionalitas keadaan stator dan rotornya, serta tingkat kemudahan produksi. Gambar 2.6 Bentuk magnet permanen pada rotor

24 Celah Udara Celah udara pada generator merupakan tempat berpindahnya fluks magnet pada magnet permanen dan menginduksi ke kumparan stator, sehingga pada celah udara ini terjadi mekanisme perpindahan atau konversi energi dari mekanik menjadi elektrik. Pada generator fluks aksial lebar celah udara dapat berjumlah lebih dari satu tergantung tipe dari generator fluks aksial tersebut. 2.3 PERBANDINGAN GENERATOR FLUKS AKSIAL DENGAN GENERATOR FLUKS RADIAL Pada dasarnya perbedaan mendasar antara generator fluks aksial dengan radial terletak pada arah aliran fluks dan penggunaan permanen magnet pada rotor sebagai pembangkit medan magnet. Pada generator fluks radial, fluks yang terbentuk oleh rotor baik itu melalui magnet permanen atau pencatuan arus searah agar memotong kumparan stator dan menghasilkan GGL induksi, tidak sepenuhnya fluks magnetiknya tertangkap oleh kumparan stator, akan tetapi lepas sebagai rugi rugi pada generator sinkron. Hal ini berbeda dengan generator fluks aksial yang arahnya fluksnya tegak lurus atau aksial ke kumpran stator sehingga fluks dapat lebih sempurna ditangkap oleh stator Gambar 2.7 Generator fluks radial (a), Generator fluks aksial (b)

25 10 Penggunaan fluks radial mengharuskan konstruksi generator menjadi lebih besar, dan berat, sehingga untuk implementasi pada sektor tertentu, seperti pembangkit tenaga angin hal ini kurang efektif. Dengan berkembangnya teknologi generator fluks aksial memungkinkan dimensi dan berat dari generator berkurang untuk daya yang dibangkitkan sama dengan efisiensi lebih baik. 2.4 PRINSIP KERJA GENERATOR FLUKS AKSIAL Prinsip kerja dari generator fluks aksial pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan prinsip kerja generator pada umumnya. Perbedaanya adalah pada arah aliran fluks yang tegak lurus atau aksial dan penggunaan magnet permanen pada rotor. Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnet (B f ) dari rotor menembus kumparan dengan besar sesuai dengan persamaan: Acos (2.1) a B f dengan A adalah luas bidang yang ditembus dan cos θ merupakan sudut antara fluks magnetik dan bidang stator. Besar nilai Φ akan berubah-ubah seiring dengan perubahan θ. Perubahan fluks magnetik pada stator akan menghasilkan GGL induksi dengan persamaan: E a d a (2.2) dt Tanda negatif pada persamaan 2.2 menunjukan bahwa arah gaya gerak listrik berlawanan dengan tegangan sumber. Dari persamaan 2.2 terlihat bahwa nilai GGL induksi yang dihasilkan tergantung dari niali perubahan fluks terhadap waktu. Penempatan kumparan pada stator menentukan tegangan output dari generator. Tiap pasang kumparan pada stator akan memiliki sudut fasa tertentu sehingga jika kita menempatkan satu kumparan saja, kita akan

26 11 mendapatkan tegangan output dengan satu fasa saja. Namun jika kita menempatkan 3 pasang kumparan pada stator dengan beda sudut 120 o, maka akan diperoleh tegangan keluaran dengan fasa yang berbeda 120 o. Persamaan frekuensi yang dihasilkan oleh generator aksial sama dengan persamaan untuk generator radial, yaitu: np f (2.3) 120 Dimana f adalah frekuensi listrik yang dihasilkan, n kecepatan putar rotor dalam rpm, dan p adalah jumlah kutub pada rotor. 2.5 TIPE-TIPE GENERATOR FLUKS AKSIAL Untuk mendapatkan daya keluaran dan efisiensi generator yang diinginkan, generator fluks aksial dapat divariasikan dalam beberapa macam tipe yang dapat dikategorikan berdasarkan: Berdasarkan Letak dan Jumlah Rotor-Stator Berdasarkan letak dan jumlah rotor-stator, generator fluks aksial dapat dibedakan menjadi: 1. Cakram Tunggal Generator fluks aksial cakram tunggal terdiri dari satu buah rotor dan satu buah stator. Gambar 2.8 Generator fluks aksial tipe cakram tunggal

27 12 2. Cakram Ganda Terdapat dua jenis generator fluks aksial cakram ganda yaitu, Generator fluks aksial rotor ganda stator tunggal (internal stator) dan generator fluks aksial stator ganda rotor tunggal (internal stator). Gambar 2.9 Internal rotor (a), Internal Stator (b) 3. Cakram Banyak Pada tipe ini, generator fluks aksial memiliki lebih dari dua buah stator dan dua buah rotor. Generator ini didesain dengan alasan kebutuhan akan tenaga yang lebih besar, Karena konstruksinya yang seperti beberapa generator cakram ganda yang dipasang paralel satu sama lain, generator tipe ini memiliki transfer panas yang kurang begitu baik jika dibandingkan dengan tipe-tipe generator sebelumnya. Gambar 2.10 Generator fluks aksial tipe cakram banyak

28 Berdasarkan Posisi Magnet Permanen pada Rotor 1. Posisi magnet permanen di permukaan (surface mounted) Magnet permanen dipasang di permukaan cakram besi rotor. Hal ini menyebabkan celah udara efektif dari generator tersebut semakin besar, tetapi proses pembuatannya cukup mudah. 2. Posisi magnet permanen tertanam pada cakram besi rotor (embedded) Dengan posisi magnet permanen tertanam pada cakram besi rotor, magnet permanen tersebut terlindungi dari gaya sentrifugal akibat putaran rotor. Sehingga tipe ini tepat digunakan untuk generator fluks aksial dengan kecepatan putar yang tinggi. Akan tetapi diperlukan proses pembuatan yang cukup rumit Berdasarkan Posisi Kutub Magnet pada Rotor 1. Tipe N-N atau Tipe S-S Pasangan magnet permanen yang mendukung magnet permanen tersebut sama kutub seperti terlihat pada gambar 2.12a. 2. Tipe N-S Pasangan magnet permanen yang mendukung magnet tersebut beda kutub seperti terlihat pada gambar 2.12b. Gambar 2.11 Tipe N-N, (a) Tipe N-S (b)

29 Berdasarkan Tipe Stator 1. Torus, adalah tipe stator yang memiliki inti besi. Dibedakan menjadi dua tipe, yaitu slotted dan non-slotted. 2. Stator tanpa inti, adalah tipe stator tanpa inti besi. Dibedakan menjadi dua tipe yaitu, overlapping dan non-overlapping. 2.6 KERAPATAN MEDAN MAGNET PADA CELAH UDARA Sistem koordinat dari perumusan kerapatan fluks magnetiknya dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar ini merupakan penampang melintang dari mesin dilihat secara radial untuk generator cakram ganda dengan rotor ganda stator tunggal. Arah sumbu x dan y menunjukan keliling dan arah axial. Kerpaatan fluks pada posisi y untuk tiap kutub magnet dapat ditentukan dengan persamaan berikut: B yn u m J n0 sinh unl x cosh 1 n 2 un sinh ny 2 B yn u m u Y y cosu x J n0 sinh unl x cosh 2 n un sinh ny 2 u y cosu x n n (2.4a) (2.4b) dimana u n 2 n Rm ; 2 (2.5) p p melambangkan jumlah kutub, R m adalah jari-jari inti rotor. J n adalah perumpamaan arus yang dihasilkan untuk mendapatkan medan magnet sebesar B y. Besar J n adalah: J n 4B r n sin p0rec 2 p m (2.6) Sehingga total medan magnet untuk rotor dengan jarak yang sama adalah jumlah superposisi dari persamaan (2.4a) dan (2.4b).

30 15 x B x B x B x By 1 yn1 ; (2.7) y2 yn2 n1 Untuk tipe yang dibahas pada skripsi ini, hanya digunakan persamaan (2.3b) sebagai persamaan besar kerapatan medan magnetnya. n1 Gambar 2.12 Model dan koordinat persebaran kerapatan fluks Selain medan magnet dari rotor, medan magnet juga dihasilkan oleh stator. Medan magnet tersebut disebut juga medan magnet jangkar. Medan magnet ini mengakibatan reaksi jangkar. Medan magnet jangkar ini diakibatkan adanya arus yang mengalir pada stator kemudian menghasilkan medan magnet pada celah udara. Medan magnet tersebut bersuperposisi dengan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor. 2.7 PARAMETER GENERATOR Untuk menentukan besar EMF (electromagnetic force), seluruh nilai fluks dari rotor dan stator dijumlahkan dengan cara superposisi. Flux linkage dari sebuah dapat dinyatakan sebagai berikut: B N ds (2.8) slice S Dimana S merupakan luas dari tiap potongan yang dihitung. Jumlah dari flux linkage tiap potongan radial merupakan total fluks yang dihasilkan.

31 16 slices (2.9) coil l Dengan hukum Faraday dapat dengan mudah dicari besarnya induksi yang terjadi di stator. Induksi tersebut menghasilkan EMF (electromagnetic force) pada stator, yang dinyatakan dalam persamaan berikut: e coil t slice coil (2.10) t Karena satu lilitan fasa terdiri dari kombinasi seri atau paralel kumparan yang terinduksi medan magnet, maka total induksi medan magnet dari tiap fasa dapat dirumuskan menjadi: t seriescoil t e e (2.11) phase l Perhitungan electromechanical torque yang didapat oleh generator dirumuskan dengan menggunakan nilai sesaat dari arus dan tegangan pada fasa generator, dimana arus pada generator bergantung pada beban listrik generator seperti persamaan dibawah ini: coil T 1 m t e t i t m l phase phase (2.12) Dengan m merupakan julah fasa dari generator, dan ω m adalah kecepatan putar rotor dalam rad/s.

32 BAB III PERMODELAN DAN SIMULASI Permodelan dan simulasi adalah metode yang digunakan untuk memodelkan dan mensimulasikan model tersebut untuk dilihat apakah model tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan yang dinginkan. Dengan permodelan dan simulasi, riset pembuatan alat dapat dilakukan lebih efektif karena desain alat dibuat permodelan dan disimulasikan terlebih dahulu sampai didapat kesimpulan desain yang paling optimal untuk kemudian dibuat alat tersebut. Dengan bantuan perangkat lunak, proses pemodelan dan simulasi dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat dengan hasil yang lebih mendekati keadaan riil. Skripsi ini memodelkan desain generator sinkron fluks aksial dengan variasi jarak antar magnet permanen. Model generator dibuat dengan spesifikasi dan material yang sama kemudian disimulasikan pada kecepatan putar yang berbeda-beda. Dari hasil keluaran model tersebut dibandingkan besar fluks magnetik dan tegangan keluaran serta bentuk tegangannya, sehingga dapat disimpulkan desain mana yang memberikan hasil paling optimal. 3.1 DESAIN DAN KONSTRUKSI GENERATOR Desain generator dibuat pemodelan dalam ukuran sebenarnya (skala 1:1). Tipe dari desain generator yang dibuat pemodelnya ini merupakan generator sinkron magnet permanen fluks aksial tanpa inti stator tipe cakram ganda dengan internal rotor. Generator tipe ini memiliki dua buah rotor identik dengan stator yang diletakkan diantaranya. Permodelan yang dibuat mengacu pada jurnal referensi [1]. Seperti generator pada umumnya, permodelan generator fluks aksial magnet permanen tanpa inti stator memili tiga bagian utama, yaitu bagian rotor, bagian stator, dan celah udara. 17

33 Bagian Rotor Generator fluks aksial memiliki dua buah rotor identik yang berhadapan satu dengan lainnya. Rotor terdiri dari cakram tempat dudukan magnet permanen dan magnet permanen itu sendiri. Magnet permanen yang digunakan memiliki bentuk trapezoidal. Magnet permanen berbentuk trapezoidal digunakan untuk penelitian ini karena: 1. Bentuk trapezoidal memungkinkan untuk dihitungnya jarak antar magnet permanen pada rotor. 2. Bentuk trapezoidal memiliki luas penampang yang lebih luas dibanding bentuk circular, ataupun rectangular ketika diimplementasikan pada rotor dengan ukuran rotor dan jari-jari magnet permanen bagian luar maupun dalam yang sama. Gambar 3.1 Konstruksi rotor Penempatan magnet permanen didesain dengan tipe N-S. Tipe ini dipilih agar kerapatan fluks magnet yang dihasilkan dapat ditangkap secara keseluruhan oleh rotor. Magnet permanen yang digunakan pada rotor berjumlah 12 buah. Dalam membuat variasi jarak antar magnet permanen pada rotor, jarak tersebut dibuat tetap antara magnet permanen yang satu dengan Unive sita s Indone sia

34 19 magnet permanen yang lain disebelahnya dari ujung pojok bawah sampai ujung pojok atas. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan jarak antar magnet permanen yang tetap adalah sebagai berikut: 1. Masing-masing permanen magnet dibuat dalam bentuk trapezoidal yang disusun melingkar dengan luas juring sebesar 30 o. 2. Untuk mendapatkan jarak antar magnet permanen sebebsar X, masing-magnet permanen dipotong pada bagian sisinya sepanjang 0.5X dari tepi magnet permanen tersebut. Dengan metode diatas, jarak magnet permanen dapat dijaga tetap di seluruh sisi antar magnet permanen yang bersebelahan. Dengan menjaga tetap jarak antar magnet permanen tersebut, bentuk geometri dari magnet permanen juga ikut berubah pada variabel 1. Luas permukaan magnet permanen Semakin dekat jarak antar magnet permanen, semakin besar luas permukaan magnet permanen tersebut 2. Kemiringan sis magnet permanen Semakin dekat jarak antar magnet permanen tersebut, semakin kecil sudut kemiringan sisi magnet permanen tersebut Bagian Stator Stator untuk ketiga desain dibuat sama dengan susunan fasa untuk stator terdistribusi (distributed design). Stator berjumlah 9 buah yang tiap fasanya terpisah 120 o dan terhubung secara seri satu sama lainnya. Hubungan dari tiap-tiap fasa adalah hubung bintang. Unive sita s Indone sia

35 20 Gambar 3.2 Konstruksi stator Tebal stator yang digunakan tergantung diameter tembaga yang digunakan sebagai kumparan. Pada model, kumparan tersebut dibuat sebagai bangun ruang dengan tebal dan luasan seperti kumparan yang ingin dimodelkan dan didefinisikan memiliki 100 lilitan. Pemilihan model stator trapezoidal karena desain stator seperti ini memiliki hasil sinusoidal yang lebih baik dibandingkan dengan stator berbentuk rectangular [1] Celah Udara Setelah konstruksi rotor dan stator dibuat pemodelannya, ruang yang tersisa antara rotor dan stator tersebut didefinisikan sebagai celah udara 3.2 PARAMETER ELEKTROMAGNETIK Fluks Magnetik Dari setiap fasa pada stator diambil titik sampel untuk dicatat besar fluksnya pada waktu tertentu, hingga didapat data fluks magnetik yang ketika dibuat grafik, terbentuk satu gelombang sinusoidal. Unive sita s Indone sia

36 21 Dalam pencatatan fluks magnetik pada stator, tidak diperhitungan fluks magnetik yang dihasilkan oleh arus pada stator, karena menurut jurnal referensi [1], besarnya fluks yang dihasilkan oleh arus pada kumparan stator pengaruhnya cukup kecil dan tidak signifikan, sehingga dapat diabaikan Tegangan Keluaran Data tegangan keluaran diperoleh dari data fluks yang telah didapat kemudian diolah berdasarkan persamaan 2.2. Dari persamaan tersebut didapat tegangan keluaran yang merupakan perubahan fluks magnetic pada stator per satuan waktu. Data tegangan keluaran yang didapat direpresentasikan dalam bentuk grafik untuk kemudian dibandingkan untuk tiap model dan kecepatan putar generator tersebut Torsi Elektromekanik Torsi elektromekanik pada generator sinkron magnet permanen fluks aksial tanpa inti stator dapat dipisahkan menjadi 1. Torsi elektromekanik Torsi elektromekanik adalah torsi yang muncul akibat interaksi antara rotor dan stator yang terjadi secara tangensial [3]. 2. Torsi riak Torsi riak dibedakan menjadi dua, yaitu torsi cogging dan torsi mutual. Torsi cogging adalah torsi yang timbul akibat interaksi rotor dengan inti stator. Pada tipe generator fluks aksial tanpa inti stator torsi cogging seharusnya dapat diabaikan karena tidak mengunakan inti besi pada stator, tetapi berdasarkan jurnal [4], torsi cogging tidak dapat diabaikan begitu saja, dan pada jurnal [5] torsi cogging dapat dikategorikan sebagai rugi-rugi daya pada generator. Unive sita s Indone sia

37 22 Torsi elektromekanik yang dihasilkan tergantung dari besarnya arus yang keluar dari generator. Arus yang keluar dari generator tergantung dari impedansi generator tersebut. 3.3 SIMULASI DESAIN Gambar 3.3 Meshing model Simulasi yang dilakukan menggunakan Finite Element Method (FEM), dimana setiap daerah pada bentuk geometri hasil pemodelan dibagi menjadi bagian-bagian limas segitiga kecil terhingga yang disebut mesh. Setiap bagian dihitung besarnya komponen variabel yang ingin dicari. T 1 (3.1) f Simulasi yang dilakukan menggunakan perangkat lunak yang berbasis FEM. Semakin kecil luasan limas segitiga yang dibuat pada proses meshing, semakin akurat data yang dibuat. Tetapi hal ini menuntut resource dari komputer yang lebih tinggi. Data yang diambil dalam periode satu gelombang yang dibagi menjadi 16 titik. Dari persamaan 3.1, untuk frekuensi 60 Hz, didapat periode satu gelombang sebesar yang kemudian dibagi menjadi 16 titik. Proses simulasi yang dilakukan dapat dilihat pada gambar diagram alir di bawah ini. Unive sita s Indone sia

38 23 Gambar 3.4 Diagram alir simulasi Unive sita s Indone sia

39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA SIMULASI Desain dari simulasi mengacu pada jurnal [1], namun untuk beberapa hal seperti desain stator, desain rotor, luas magnet permanen dan jarak antar magnet permanen dilakukan perubahan. Gambar 4.1 Permodelan rotor Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, bagian stator dan celah udara dalam skripsi ini dibuat tetap pada seluruh permodelan. Bentuk rotor, bentuk magnet permanen, bahan permanen magnet dan jumlah kutub juga dibuat tetap. Hanya jarak antar magnet permanen dan luas magnet permanen yang divariasikan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang dapat dianalisa berdasarkan variabel yang diinginkan yaitu pengaruh jarak antar magnet permanen terhadap keluaran dari generator sinkron magnet permanen fluks aksial rotor ganda tanpa inti stator. Dimensi dari pemodelan untuk stator dapat dilihat pada tabel

40 25 Jenis stator yang dipakai adalah stator tiga fasa dengan kumparan berbentuk trapezoidal tanpa inti besi yang berjumlah 3 kumparan untuk masing-masing fasanya. Dimensi Stator Jari-jari stator bagian luar Jari-jari stator bagian dalam Celah udara antara stator-rotor Tebal stator m m m m Jumlah lilitan 100 Jumlah fasa pada stator 3 Jumlah kumparan pada stator 9 Tabel 4.1 Dimensi stator dan celah udara Pada bagian rotor dibuat beberapa desain dengan perbedaan terletak pada jarak antar magnet permanen. Dimensi dan pemodelan rotor dapat dilihat pada tabel 4.2. Magnet permanen yang digunakan adalah Neodymium-Iron- Boron (NdFeB) yang memiliki remanent magnet (B r )1.27 T dan H c 905 ka/m. Generator yang dimodelkan, didesain untuk bekerja pada kecepatan putar rendah. Dibuat lima permodelan generator sinkron magnet permanen fluks aksial tanpa inti stator dengan variasi jarak antar magnet permanen pada rotor sesuai dengan tabel 4.3. Dengan metode yang digunakan untuk memvariasikan jarak antar magnet permanen dan membuat jarak tersebut seragam diantara masingmasing magnet permanen seperti yang dijelaskan pada bab 3, bentuk magnet permanen yang dibuat pada kelima model tersebut memiliki perbedaan luas permukaan dan kemiringan sisi magnet permanen. Perbedaan luas permukaan dan kemiringinan sisi magnet permanen tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.

41 26 Dimensi Rotor Jari-jari yoke pada rotor bagian luar Jari-jari yoke pada rotor bagian dalam Tebal yoke Jari-jari magnet bagian luar Jari-jari magnet bagian dalam Tebal magnet m m m m m m Jumlah magnet permanen pada rotor 12 Tabel 4.2 Dimensi rotor Setiap desain yang dibuat, disimulasikan pada kecepatan putar ratingnya. Kecepatan putar tersebut disesuaikan dengan frekuensi rating yang ingin dibangkitkan yaitu 60 Hz. Untuk mengetahui kecepatan putar dari kelima model tersebut, dapat digunakan rumus kecepatan putar pada persamaan 2.3, sehingga didapat kecepatan putar rating dari kelima model tersebut sebesar 600 rpm. Kelima model tersebut memiliki kecepatan rating yang sama karena kelima desain tersebut memiliki jumlah kutub (pole) yang sama. Variasi Jarak antar Magnet Permanen pada Rotor Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model m m m m m Tabel 4.3 Variasi jarak antar magnet permanen pada rotor

42 27 Luas Permukaan Magnet Permanen pada Rotor Model m 2 Model m 2 Model m 2 Model m 2 Model m 2 Tabel 4.4 Luas permukaan magnet permanen pada rotor Dari simulasi permodelan yang telah dibuat, didapatkan parameter keluaran seperti yang telah dijelaskan pada bab 3 yaitu fluks magnetik, tegangan keluaran, torsi elektromekanik yang dihasilkan. Hasil dari simulasi tersebut ditampilkan pada subbab 4.2 dan masing-masing parameter keluaran yang didapatkan dibahas pada subbab 4.3. Kemiringan Sisi Magnet Permanen pada Rotor Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model o 6.59 o 7.53 o 8.30 o 8.68 o Tabel 4.5 Kemiringan sisi magnet permanen pada rotor

43 HASIL SIMULASI Distribusi Medan Magnet Gambar 4.2 Distribusi Medan Magnet pada model 1 Gambar 4.3 Distribusi Medan Magnet pada model 2 Gambar 4.4 Distribusi Medan Magnet pada model 3

44 29 Gambar 4.5 Distribusi Medan Magnet pada model 4 Gambar 4.6 Distribusi Medan Magnet pada model 5

45 Grafik Fluks Magnetik Hasil Simulasi Φa Φb Φc Grafik 4.1 Waktu vs. fluks pada model Φa Φb Φc Grafik 4.2 Waktu vs. fluks pada model Φa Φb Φc Grafik 4.3 Waktu vs. fluks pada model 3

46 Φa Φb Φc Grafik 4.4 Waktu vs. fluks pada model Φa Φb Φc Grafik 4.5 Waktu vs. fluks pada model 5

47 Grafik Tegangan Keluaran Hasil Simulasi Va Vb Vc Grafik 4.6 Waktu vs. tegangan pada model Va Vb Vc Grafik 4.7 Waktu vs. tegangan pada model Va Vb Vc Grafik 4.8 Waktu vs. tegangan pada model 3

48 Va Vb Vc Grafik 4.9 Waktu vs. tegangan pada model Va Vb Vc Grafik 4.10 Waktu vs. tegangan pada model 5

49 Grafik Torsi Elektromekanik Hasil Simulasi Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Grafik 4.11 Grafik torsi elektromekanik hasil simulasi

50 ANALISA HASIL SIMULASI Dari hasil simulasi, dibuat analisa berdasarkan parameter-parameter elektromagnetik dari generator yang didapatkan. Parameter-parameter tersebut meliputi fluks magnetik yang dihasilkan, tegangan keluaran yang dihasilkan, dan torsi elektromagnetik Analisa Fluks Magnetik Hasil Simulasi Grafik 4.1 sampai 4.5 merupakan grafik fluks magnetik yang ditangkap oleh stator pada masing-masing desain. Dari kelima grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin pendek jarak antar magnet permanen pada rotor, fluks magnetik yang ditangkap oleh stator semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin pendek jarak magnet permanen pada rotor akan membuat luas permukaan magnet permanen pada rotor semakin besar dan fluks magnetik yang dihasilkan oleh magnet permanen tersebut semakin banyak. Semakin banyak fluks manetik yang dihasilkan, semakin banyak pula fluks magnetik yang ditangkap oleh stator. Hal ini semakin jelas terlihat pada tabel perbandingan nilai fluks puncak dibawah ini. Perbandingan Nilai Fluks Puncak Model m Model m Model m Model m Model m Tabel 4.6 Perbandingan nilai puncak fluks magnetik

51 36 Grafik fluks magnetik yang didapatkan memiliki bentuk yang bervariasi. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pada model 2 dan model 3 didapatkan grafik yang mendekati sinusoidal sempurna. Perbedaan hasil tersebut diakibatkan oleh perbedaan persebaran kerapatan fluks magnetik pada celah udara yang akan dijelaskan pada subbab Analisa Tegangan Keluaran Hasil Simulasi Besar tegangan keluaran didapat dari data fluks magnetik dari hasil simulasi dengan persamaan: V d (4.1) dt t Dengan menggunakan persamaan diatas didapat data tegangan keluaran hasil simulasi dari kelima model, dan digambarkan dalam grafik tampak seperti grafik 4.6 sampai 4.10 pada subbab sebelumnya. Dari kelima hasil tegangan keluaran tersebut, dihitung nilai root mean square (rms) dari masing-masing model dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7. Perbandingan Nilai RMS Tegangan Keluaran (volt) Model m volt Model m volt Model m volt Model m volt Model m volt Tabel 4.7 Perbandingan nilai rms tegangan keluaran

52 37 Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa model 1 dengan jarak antar magnet permanen paling kecil memiliki nilai rms tegangan keluar terbesar, dan nilai V rms turun sebanding dengan semakin lebarnya jarak antar magnet permanen. Hal ini karena semakin pendek jarak antar magnet permanen, semakin luas magnet permanen pada rotor dan semakin banyak pula fluks magnetik yang dihasilkan dan ditangkap oleh stator. Karena tegangan keluaran merupakan perubahan fluks magnetik pada stator per satuan waktu, semakin banyak fluks magnetik yang ditangkap, semakin besar pula tegangan keluaran atau GGL induksi yang dihasilkan. Dari grafik 4.6 sampai 4.10, bentuk gelombang tegangan keluaran yang dihasilkan memiliki bentuk sinusoidal yang bervariasi. Gelombang tegangan keluran berbentuk mendekati sinusoidal sempurna pada model 2 dan model 3. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan persebaran kerapatan fluks magnetik pada celah udara seperti yang telah dijelaskan pada subbab Analisa Kerapatan Fluks Magnetik pada Celah Udara berdasarkan Konsep Halbach Array Berdasarkan jurnal [2] untuk mendapatkan keluaran (power) yang tinggi, kerapatan fluks magnetik pada celah udara harus semaksimal mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan penyususunan magnet permanen secara khusus mengikuti konsep Halbach Array. Berdasarkan konsep Halbach Array, untuk mendapatkan kerapatan fluks magnetik yang maksimal, sudut magnetisasi yang dibentuk oleh magnet permanen harus berputar sebagai fungsi dari panjangnya sususan magnet permanen. Gambar 4.8 menunjukan fluks magnetik yang dihasilkan dengan penyusunan magnet permanen dengan menggunakan konsep Hallbach Array pada sudut magnetisasi 90 o, 60 o, dan 45 o.

53 38 Berdasarkan jurnal [2] dan dari gambar 4.7, penyusunan magnet permanen berdasarkan konsep Hallbach Array akan memberikan hasil maksimal dengan sudut magnetisasi sebesar 45 o. Dengan sudut magnetisasi sebesar 45 o dihasilkan fluks magnetik dengan nilai puncak yang paling tinggi jika dibandingkan dengan penyusunan magnet permanen dengan sudut magnetisasi 60 o ataupun 90 o. Tetapi pada prakteknya, sudut magnetisasi 60 o dan 45 o memberikan hasil yang hampir sama. Gambar 4.7 Dari hasil simulasi didapatkan kerapatan fluks magnetik seperti pada gambar 4.2 sampai 4.6. Dari gambar dapat dilihat bahwa pada gambar 4.2 yang merupakan gambar kerapatan fluks magnetik pada model 1, didapatkan kerapatan fluks magnetik yang paling tinggi dibandingkan dengan fluks magnetik yang dihasilkan pada modelmodel yang lain, dengan kata lain, model 1 berdasarkan konsep Hallbach Array memiliki sudut magnetisasi mendekati 45 o.

54 39 Dengan sudut magnetisasi yang mendekati 45 o, model 1 memiliki persebaran kerapatan fluks magnetik yang paling rapat. Hal ini mengakibatkan bentuk grafik fluks magnetik yang didapatkan tampak pada grafik 4.1. Semakin jauh jarak antar magnet permanen, semakin besar sudut magnetisasinya, semakin kecil persebaran kerapatan fluks magnetik pada celah udara dan semakin runcing grafik fluks magnetik yang dihasilkan. Hal ini juga mempengaruhi bentuk grafik dari tegangan keluaran. Variasi bentuk grafik fluks magnetik dan tegangan keluaran tidak mempengaruhi kapasitas keluaran dari generator secara signifikan. Dengan sudut magnetisasi yang mendekati 45 o, model 1 memiliki hasil keluaran yang paling maksimal dibandingkan dengan modelmodel yang lain. Hal ini ditunjukan oleh besarnya V rms pada model 1 merupakan V rms yang paling maksimal Analisa Perbandingan Torsi Elektromekanik Grafik 4.11 merupakan grafik torsi elektromekanikal yang dihasilkan oleh kelima model. Torsi elektromekanikal didapatkan dari persamaan 2.12, dimana arus yang keluar dari generator besarnya tergantung impedansi dari generator tersebut. Impedansi dari generator yang dimodelkan dapat dihitung berdasarkan nilai resistansi dan induktansi dari kumparan pada stator. Karena seluruh model menggunakan desain stator yang sama, untuk simplifikasi perhitungan, besar impedansi dimisalkan bernilai 300 ohm. Dengan memisalkan impedansi bernilai 300 ohm pada seluruh permodelan, dapat dihitung besar arus yang keluar dari generator dengan persamaan V I R (4.2)

55 40 Setelah didapat nilai arus dihitung besar torsi elektromekanikal yang dihasilkan dengan persamaan 2.12, sehingga didapat grafik Dari hasil persamaan 2.12 dapat dilihat bahwa model 1 menghasilkan torsi elektromekanikal yang paling maksimal. Hal ini sesuai dengan analisa sebelumnya bahwa model 1 memberikan hasil output yang paling maksimal dibandingkan model-model yang lain seperti yang terlihat pada tabel Torsi Elektromekanik Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model N.m N.m N.m N.m N.m Tabel 4.8 Torsi elektromekanik hasil simulasi Torsi elektromekanik adalah torsi yang menyebabkan interaksi gaya magnetik antara rotor dan stator. Semakin besar interaksi gaya magnetik antara rotor dan stator, semakin baik pula performa generator tersebut. Sehingga performa generator dapat dilihat dari torsi elektromekanik yang dihasilkan. Dari grafik torsi elektromekanikal pada grafik 4.11 dan 4.12, bentuk grafik bervariasi dimana grafik torsi elektromekanikal mempunyai ripple, dengan ripple paling minimum pada model 2 dan 3. Ripple yang terdapat pada grafik torsi elektromekanikal disebabkan oleh torsi mutual dan torsi cogging. 1. Torsi mutual Torsi mutual timbul akibat adanya arus sub-harmonik. Berdasarkan jurnal [3] arus sub-harmonik diabaikan.

56 41 2. Torsi cogging Torsi cogging adalah torsi yang timbul akibat adanya interaksi antara fluks magnetik dengan inti stator. Untuk generator sinkron magnet permanen fluks aksial tanpa inti stator, seharusnya torsi cogging dapat diabaikan karena stator pada generator tipe tanpa inti stator tidak memiliki inti stator. Tetapi berdasarkan jurnal [4], efek torsi cogging tidak dapat diabaikan begitu saja meskipun pada generator tipe tanpa inti stator. Dengan kedua alasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ripple yang terjadi pada grafik torsi elektromekanik disebabkan oleh torsi cogging. Torsi cogging merupakan rugi-rugi yang terdapat pada generator [5]. Berdasarkan metode yang dikemukakan pada jurnal [4], dicari nilai ideal dari torsi elektromekanik dengan menggunakan analisis nilai rata-rata. Kemudian selisih dari nilai ideal dengan nilai yang didapatkan dari hasil simulasi merepresentasikan torsi cogging yang muncul. Dengan metode tersebut didapatkan nilai relatif dari torsi cogging seperti pada tabel 4.9 Nilai Torsi Cogging Relatif Model o 6.91 N.m Model o 2.03 N.m Model o 0.86 N.m Model o 2.93 N.m Model o 5.15 N.m Tabel 4.9 Nilai torsi cogging relatif Untuk memvariasikan jarak antar magnet permanen pada rotor, seperti yang dijelaskan pada bab 3 dan 4.1, metode yang digunakan

STUDI DESAIN KUMPARAN STATOR PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR

STUDI DESAIN KUMPARAN STATOR PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN KUMPARAN STATOR PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana CHATRA HAGUSTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI PENGARUH DISAIN MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON FLUKS AKSIAL ROTOR CAKRAM GANDA STATOR TANPA INTI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan konsumsi energi tidak diimbangi dengan

1 BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan konsumsi energi tidak diimbangi dengan 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan permintaan konsumsi energi tidak diimbangi dengan tersedianya energi primer yang dapat dikonversi langsung menjadi energi listrik seperti batu bara, minyak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI BENTUK ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI BENTUK ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA STUDI BENTUK ROTOR MAGNET PERMANEN PADA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TANPA INTI STATOR SKRIPSI EDY SOFIAN 0706267654 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. commit to user

BAB II DASAR TEORI. commit to user BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Chen, et al (2012) melakukan penelitian mengenai mekanisme munculnya cogging torque dari motor sinkron permanen magnet, dengan tujuan untuk meningkatkan performa

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL

PEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL PEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL SKRIPSI KARYAMAN HARTO ZEBUA 120801038 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO Techno, ISSN 141-867 Volume 15 No. 2 Oktober 214 Hal. 3 36 PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO Prototype of 1-Phase

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sebuah generator magnet permanen fluks axial yang dirangkai dengan keluaran 1 fase. Cara kerja dari generator axial ini adalah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Pola garis-garis gaya magnet

Gambar 2.1 Pola garis-garis gaya magnet BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Induksi Magnet 2.1.1 Medan Magnet Medan magnet adalah daerah yang ada di sekitar magnet dimana objek-objek magnetik lain dapat terpengaruh oleh gaya magnetismenya.

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dewasa ini penggunaan energi listrik berubah dari energi listrik yang statis (berasal dari pembangkitan) menjadi energi listrik yang dapat dibawa kemana saja, contohnya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung BAB II DASAR TEORI 2.1 Energi Listrik Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Salah satu bentuk energi adalah energi listrik. Energi listrik adalah energi yang berkaitan dengan akumulasi arus elektron,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

Perancangan Generator Magnet Permanen dengan Arah Fluks Aksial untuk Aplikasi Pembangkit Listrik

Perancangan Generator Magnet Permanen dengan Arah Fluks Aksial untuk Aplikasi Pembangkit Listrik Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.2 Perancangan Generator Magnet Permanen dengan Arah Fluks Aksial untuk Aplikasi Pembangkit

Lebih terperinci

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Fithri Muliawati 1, Taufiq Ramadhan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan pada zaman modern ini. Jika dilihat dari kebutuhan energi listrik tiap negara, maka semakin maju

Lebih terperinci

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah Leo Noprizal #1, Mahdi Syukri #2, Syahrizal Syahrizal #3 # Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah Permanent Magnet Generator as Low Speed Electric Power Plant Hari Prasetijo #1, Ropiudin #, Budi Dharmawan #3 aydinhari@yahoo.com #1

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

OPTIMASI JARAK CELAH UDARA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL ROTOR CAKRAM GANDA DENGAN STATOR TANPA INTI SKRIPSI

OPTIMASI JARAK CELAH UDARA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL ROTOR CAKRAM GANDA DENGAN STATOR TANPA INTI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMASI JARAK CELAH UDARA GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL ROTOR CAKRAM GANDA DENGAN STATOR TANPA INTI SKRIPSI RAJA TINJO 06 06 07 4256 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat pada umumnya. Faktor yang paling berpengaruh pada peningkatan kebutuhan listrik adalah majunya teknologi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

MODEL SISTEM.

MODEL SISTEM. MODEL SISTEM MESIN SEREMPAK KONTRUKSI MESIN SEREMPAK Kedua bagian utama sebuah mesin serempak adalah susunan ferromagnetik. Bagian yang diam, yang pada dasarnya adalah sebuah silinder kosong dinamakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

MOTOR SINKRON 3 FASA SEDERHANA DENGAN 2 KUTUB ROTOR BERBASIS DIGITAL

MOTOR SINKRON 3 FASA SEDERHANA DENGAN 2 KUTUB ROTOR BERBASIS DIGITAL MOTOR SINKRON 3 FASA SEDERHANA DENGAN 2 KUTUB ROTOR BERBASIS DIGITAL TUGAS AKHIR Oleh : YOSAFAT ADITYAS NUGROHO 09.50.0005 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

Aspek Perancangan Generator Magnet Permanen Fluks Aksial 1 Fasa Untuk Mengakomodir Kecepatan Putar RPM

Aspek Perancangan Generator Magnet Permanen Fluks Aksial 1 Fasa Untuk Mengakomodir Kecepatan Putar RPM Aspek Perancangan Generator Magnet Permanen Fluks Aksial 1 Fasa Untuk Mengakomodir Kecepatan Putar 500-600 RPM Azmi Alfarisi, Indra Yasri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR DC

KONSTRUKSI GENERATOR DC KONSTRUKSI GENERATOR DC Disusun oleh : HENDRIL SATRIYAN PURNAMA 1300022054 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 I. DEFINISI GENERATOR DC Generator

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN DENGAN MOTOR DC SEBAGAI PRIME MOVER

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN DENGAN MOTOR DC SEBAGAI PRIME MOVER PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN DENGAN MOTOR DC SEBAGAI PRIME MOVER Oleh : Mustofa, Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. 1), Ir. Dede Suhendi, MT. 2) Program Studi

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

GENERATOR LISTRIK MAGNET PERMANEN TIPE AKSIAL FLUKS PUTARAN RENDAH DAN UJI PERFORMA

GENERATOR LISTRIK MAGNET PERMANEN TIPE AKSIAL FLUKS PUTARAN RENDAH DAN UJI PERFORMA GENERATOR LISTRIK MAGNET PERMANEN TIPE AKSIAL FLUKS PUTARAN RENDAH DAN UJI PERFORMA Mulyadi (1*), Priyo Sardjono (1), Djuhana (1), Karyaman H Z (2), M Situmorang (3) (1) Program Studi Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci

Leontius Dwi Mesantono 1, Fransisco Danang Wijaya 2, Muhammad Isnaeni B.S. 3. Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

Leontius Dwi Mesantono 1, Fransisco Danang Wijaya 2, Muhammad Isnaeni B.S. 3. Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi STUDI PERBANDINGAN GENERATOR SINKRON FLUKS AKSIAL MAGNET PERMANEN TANPA INTI BESI DAN DENGAN INTI BESI PADA PUTARAN RENDAH DAN PERBANDINGAN BENTUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1 TOPIK 12 MESIN ARUS SEARAH Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: (1) kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; (2) kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Generator fluks radial yang telah dirancang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dan perakitan alat. Pada stator terdapat enam buah kumparan dengan lilitan sebanyak 650 lilitan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Pada motor satu fasa terdapat dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U 1 -U 2 ) dan belitan fasa bantu (belitan Z 1 -Z 2 ), Belitan utama menggunakan

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Mesin sinkron merupakan mesin listrik yang kecepatan putar rotornya (N R ) sama (sinkron) dengan kecepatan medan putar stator (N S ), dimana: (2.1) Dimana: N S = Kecepatan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA II.1. Umum Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL

RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL Agus Supardi 1*, Rahajeng Hafidz Bastian 2 1,2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 3 : Dasar Mesin Listrik Berputar Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 38 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas rancangan diagram blok alat, rancangan Konstruksi Kumparan Stator dan Kumparan Rotor, rancangan Konstruksi Magnet Permanent pada Rotor

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Generator Pengujian ini dilakukan untuk dapat memastikan generator bekerja dengan semestinya. pengujian ini akan dilakukan pada keluaran yang dihasilakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya BAB MOTOR KAPASTOR START DAN MOTOR KAPASTOR RUN 2.1. UMUM Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

3/4/2010. Kelompok 2

3/4/2010. Kelompok 2 TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK II Andinar (0906602401) Arwidya (0906602471) Christina (0906602499) Citra Marshal (0906602490) Kelompok 2 Christina M. Andinar H. Islamy Citra Marshal Arwidya Tantri A. 1

Lebih terperinci

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB Subrata Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014 E-mail : artha.elx@gmail.com

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH METER DIGITAL PADA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN SKRIPSI Boromeus Sakti Wibisana 04 04 03 022 9 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l Mesin DC Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi listrik. Prinsip kerja mesin DC (dan AC) adalah

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci