BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Sub bab Aspek Geografi dan Demografi membahas mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensial pengembangan wilayah, wilayah rawan bencana dan demografi Karakteristik Lokasi dan Wilayah Luas dan Batas Wilayah Administrasi Aceh Tamiang merupakan Kabupaten yang termasuk wilayah administrasi Provinsi Aceh dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002 dengan luas wilayah 1.957, 02 Km 2, dan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan. Peta administrasi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi: - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Gayo Lues dan Selat Malaka; - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Gayo Lues; - Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Langsa dan Selat Malaka dan Kabupaten Aceh Timur; dan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 1

2 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang Topografi Kabupaten Aceh Tamiang memiliki klasifikasi kelerengan 0-2%, 2-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, dan >40%. Berdasarkan kelompok kelerengan tersebut, dominan memiliki kelerengan 2-8% dengan luasan ,65 Ha atau sebesar 37,17% dari total luas wilayah kabupaten. Kondisi ketinggian Kabupaten Aceh Tamiang secara keseluruhan berada kurang dari diatas permukaan laut (dpl). Peta Kondisi Kelerengan dan Ketinggian Wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 2

3 Gambar 2.2 Peta kondisi Kelerengan Gambar 2.3 Peta Ketinggian Wilayah Geologi Kondisi fisik Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar merupakan daerah dataran rendah dan hanya sebagian kecil yang merupakan daerah berbukit. Dataran BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 3

4 rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam berkisar antara meter dpl dengan kemiringan antara 8-25%. Jenis tanah umumnya terdiri dari tanah Ultisol atau Podsolik Merah Kuning (PMK) dari batuan yang tanah dasarnya mengandung Granit, Alfisol (Renzina) dari batuan kapur, Inceptisol atau tanah Latosol dari berbagai jenis bahan geologi yang beragam dengan tingkat pelapukan sedang. Tanah Aluvial atau Entisol dari bahan endapan resen atau baru, Tanah Regosol/Entisol dari bahan pasir yang relatif baru, serta tanah Organosol (tanah gambut) dan dan Gley humus (Hidromorfik Kelabu) atau Trapaquepts. Secara geologi, stratigrafi daerah Aceh Tamiang merupakan bagian dari stratigrafi regional Lembar Langsa. Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini adalah Formasi Bahorok (Pub) yang berumur Paleozoik. Secara takselaras tertindih oleh Formasi Batu gamping Kaloi (MPkl). Di atasnya takselaras terdapat Formasi Batu gamping Tampur (Totl) berumur Oligosen Awal yang ditindih takselaras oleh Formasi Bruksah (Tob). Selanjutnya berturut-turut pada Miosen secara selaras di atasnya terdapat Formasi Bampo (Tmb) dengan anggotanya (Tmbb), Formasi Keutapang (Tuk), Formasi Seureula (Tps) dan Formasi Julu Rayeu (QTjr). Formasi Idi (Qpi) merupakan endapan Kuarter tua (Plistosen) menindih takselaras di bawahnya dan terus berkembang menjadi endapan Alluvial (Qa). Batuan di Aceh Tamiang dapat dikelompokkan menjadi Aluvium, batuan Malihan, batuan Sedimen dan Karbonat. Peta Geologi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.4. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 4

5 Gambar 2.4 Kondisi Geologi Identifikasi sebaran bahan galian menurut jenis dan keterdapatannya di dalam formasi dapat ditelusuri dari jenis batuan yang mengandung bahan tambang atau mineral tertentu, sehingga bahan galian industri yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang dapat diidentifikasi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu: Bahan galian industri non logam (Batu gamping, Fosfat, Batu lempung dan Batu lanau, Pasir-Kerikil, dan Batu Kali) Bahan galian industri logam (Bijih besi) Bahan galian industri energi (Minyak dan Gas bumi, serta Batubara) Selain bahan galian industri tersebut di atas, masih terdapat potensi sumber daya geologi lainnya yaitu: Potensi sumber daya energi panas bumi Potensi sumber daya tenaga air Potensi sumber daya air tanah Potensi sumber daya geowisata BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 5

6 Hidrologi Kondisi hidrologi di Kabupaten Aceh Tamiang mulai di bagian hulu terjadi gerakan air permukaan yang cukup deras, berkurang di bagian tengah dan makin pelan di bagian hilir. Kondisi demikian menyebabkan bagian hilir (Kecamatan Seruway, Bendahara, Banda Mulia, dan Manyak Payed) menjadi tempat pengendapan sedimen yang berasal dari bagian hulu (Kecamatan Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, Tenggulun, dan Sekerak). Sebelah Timur Laut Kabupaten Aceh Tamiang membentang pantai sepanjang 54,94 km, dan merupakan tempat bermuaranya Sungai Tamiang. Sungai Tamiang adalah sungai utama dari dua aliran Sungai Simpang Kiri dan Sungai Simpang Kanan serta beberapa aliran sungai lainnya. Dimana sungai-sungai di Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar berhulu di Gayo Lues. Sungai yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang bila dikelola dengan baik dapat menjadi sumber utama kehidupan masyarakat untuk menggerakkan sektor ekonomi dan sosial budaya. Seperti halnya pengairan untuk persawahan dan perkebunan. Dimana aliran dari sungai-sungai yang ada dapat difungsikan sebagai irigasi semi teknis dan irigasi sederhana sehingga sebagian besar sawah di kabupaten ini akan dapat ditanami 3 (tiga) kali setahun. Berdasarkan Keppres 12 tahun 2012, Wilayah Sungai Tamiang - Langsa dapat dilihat pada table 2.1, dan Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.5. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 6

7 Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa Kode WS Wilayah Sungai Daerah Aliran Sungai Kewenangan Lintas Kabupaten/Kota B Tamiang Langsa DAS dalam wilayah Aceh Tamiang : Manyak Payed; Raja Muda; Putaurukut; Bunin; Simpang Kiri; Genting; Tamiang; Paya Udang; Kemiri; Matang Maku; Sailau; dan Masin. Sumber : Keppres 12 tahun 2012 DAS di Wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa : Raya; Bayeuen; Tengku Armiya; Birimpontong; Langsa; Pemerintah Aceh Gambar 2.5 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 7

8 Selanjutnya untuk Cekungan Air Tanah (CAT) yang ada di wilayah Aceh Tamiang diidentifikasikan hanya ada 1 (satu) CAT, ini berdasarkan acuan kepada Atlas CAT Indonesia yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2009, Yaitu seluas ,18 Ha Klimatologi A. Curah Hujan Kabupaten Aceh Tamiang termasuk ke dalam Iklim Tropis dan berdasarkan pada klasifikasi Iklim Schmidt Ferguson termasuk tipe iklim sangat basah (A). Pencatatan curah hujan 10 tahun berturut-turut, curah hujan bulanan tertinggi sebesar 140,1 mm/bln dan curah hujan terendah 72,4 mm/bln dan curah hujan tahunan tertinggi sebesar 1681,1 mm/thn dan terendah 868,21 mm/thn (Tabel2.2). Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun Bulan Tahun Jan 113,2 137,5 30,2 142,4 118,5 140, ,9 188,6 81,7 106,88 Feb 23 60,1 37,9 21,1 43,3 56,4 5 6,7 50,0 26,5 33 Mar 64,5 165,7 89,2 137,4 98,8 35,6 122,7 86,5 108,9 252,1 `116,14 Apr ,5 168,9 41, , ,7 146,9 19,9 81,82 Mei 36,2 120,8 225,1 55, ,2 18,7 146,6 80,9 101,8 101,7 Jun 86 28,7 1,6 43,7 78,9 64,1 3,1 86,7 204,6 50,9 64,83 Jul 21,1 127,5 128,1 66,1 64,2 187,2 150,4 41,9 65,4 84,7 93,66 Ags 12, ,5 23,3 37,1 94,7 113,8 196,2 103,2 175,7 90,32 Sep 55,1 164,5 142,6 86,5 83,5 53, ,8 124, ,84 Okt 134,4 120,1 114,3 171,3 84,6 206,3 73,6 74,6 83,6 244,6 130,74 Nop 116, ,9 138,9 402,1 428,1 294,5 237,1 219 Des 101, ,1 412,8 231,2 285,6 222,1 110,7 229,9 283,3 220,33 JLH 868,2 1387,4 1198,5 1566, ,1 1228,5 1400,4 1681,1 1629,3 1343,26 Rata2 72,4 115,6 99,9 130, ,1 102,4 116,7 140,1 135,78 111,949 Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikul Saleh Lhokseumawe (diolah 2001). Ratarata B. Arah dan Kecepatan Angin Hasil pencatatan Kantor Meteorologi dan Geogfisika Malikul Saleh bahwa di Kabupaten Aceh Tamiang kecepatan angin berkisar antara 3 knots sampai dengan 7,7 knots. Kecepatan terendah pada Tahun 2011 dan tertinggi terjadi pada Tahun BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 8

9 2006. Arah angin didominasi berasal dari arah Timur Laut (TL), disusul dengan arah Utara (U), Timur (T) dan Barat Laut (BL) seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) Tahun Tahun Bulan A K A K A K A K A K A K A K A K A K A K Jan T 5,0 T 5,2 TL 6,3 T 5,9 TL 4,6 TL 5,3 T 5,0 TL 6 TL 6 TL 5 Feb TL 3,9 U 5,2 TL 4,6 TL 4,7 TL 5,1 TL 5,0 TL 5,5 TL 5 TL 5 BD 4 Mar TL 3,7 U 4,7 TL 5 TL 4,9 TL 4,6 TL 5,3 TL 5,3 U 7 TL 5 BD 5 Apr U 3,3 U 3,9 TL 5 TL 4,3 BL 4,6 BL 4,9 U 4,9 U 6 U 7 BD 4 Mei TL 3,6 U 3,8 TL 4,6 TL 4,6 U 4,3 TL 5,2 TL 5,2 BL 5 TL 6 BD 5 Jun U 3,6 U 3,9 TL 4,6 TL 4,6 TL 7,7 TG 6,9 U 4,4 TL 6 TL 5 TL 4 Jul U 4,7 U 4,0 TL 4,1 TL 4,0 TL 7,3 TL 4,7 TL 5,2 TL 7 B 5 TL 3 Ags TL 4,5 TL 4,1 TL 4,5 TL 4,6 TL 5,0 N 4,3 TL 3,9 U 7 TL 4 BD 4 Sep TL 5,1 TL 3,6 TL 4,4 BL 4,2 BL 4,9 TL 4,6 TL 4,0 U 5 BD 5 BD 3 Okt U 4,3 TL 4,5 BL 5,3 U 4,1 U 4,4 BL 4,2 U 3,9 U 5 TG 4 TL 3 Nop TL 4,0 TL 4,1 TL 4,7 TL 4,2 TL 4,0 TL 4,2 BL 5,0 TL 6 BD 5 BD 3 Des TL 4,3 TL 5,3 TL 5,5 T 4,5 TL 5,4 T 5,0 TL 4,9 TL 7 TL 5 T 8 Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikul Saleh Lhokseumawe (diolah 2011) Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tamiang berupa hutan Mangrove, perkebunan, perkebunan rakyat, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semak/belukar, sungai, tambak, tanah terbuka/kosong. Berdasarkan penggunaannya lahan tersebut didominasi oleh hutan seluas ,60 Ha atau 31,86% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Distribusi penggunaan lahan wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi peruntukan ruang fungsi lindung dan peruntukan ruang fungsi budidaya, yang merupakan penjabaran rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi serta dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan daya dukung sumberdaya wilayah. Pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang didasarkan pada pertimbangan hasil analisis dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan serta aspek-aspek kepentingan yang yang ada. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 9

10 Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) I KAWASAN LINDUNG ,76 26,31 1. Hutan Lindung ,11 21,04 2. KAWASAN Perlindungan Setempat 9.762,40 4,41 - RTH Permukiman Perkotaan 752,14 0,34 - Sempadan Pantai 505,04 0,23 - Sempadan Sungai 8.505,22 3,84 3. KAWASAN Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya 1.779,63 0, Suaka Alam Perairan 981,70 0,44 - Taman Nasional Gunung Leuser 797,93 0,36 KAWASAN Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya 140,62 0,06 - Kawasan Resapan Air 140,62 0,06 II KAWASAN BUDIDAYA ,58 73,69 1. KAWASAN Peruntukan Hutan Produksi ,78 17,37 - HPT 970,54 0,44 - Hutan Produksi ,89 15,03 - Hutan Produksi Konversi 4208,35 1,90 2. KAWASAN Peruntukan Hutan Rakyat 424,93 0,19 3. KAWASAN Peruntukan Industri 596,77 0,26 - Industri Agro 187,46 0,08 - Industri Minapolitan ,18 4. KAWASAN Peruntukan Lainnya 1.043,21 0,466 - Kawasan Hankam 28,64 0,01 - Kawasan Pendidikan 13,37 0,006 - Kawasan Perkantoran 86,72 0,04 - Kawasan Transmigrasi 914,48 0,41 5. KAWASAN Peruntukan Perikanan 1.821,90 0,82 6. KAWASAN Peruntukan Permukiman 9.785,85 4,41 - Permukiman Pedesaan 7.335,81 3,31 - Permukiman Perkotaan 2.450,04 1,10 7. KAWASAN Peruntukan Pertanian ,10 50,156 - Holtikultura 116,17 0,05 - Kawasan Peternakan 13,20 0,006 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 10

11 No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) - Perkebunan ,66 19,49 - Perkebunan Rakyat ,33 4,71 - Pertanian Lahan Kering ,50 22,84 - LPPB 886,71 0,40 - Sawah Irigasi 4.508,17 2,03 - Sawah Tadah Hujan 1.387,40 0,63 Jumlah ,34 100,00 Sumber: Hasil Analisis dan Pola Ruang RTRW Kab. Aceh Tamiang Tahun Potensi Pengembangan Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun ditetapkan sistem pusat kegiatan yang tersusun atas pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah : (1) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Sebagimana disebutkan di atas penetapan PKL merupakan kewenangan Provinsi, sehingga berdasarkan RTRW Aceh ditetapkan PKL di Kabupaten Aceh Tamiang berupa PKL di Kota Kualasimpang-Kota Karang Baru. Fungsi utama dari PKL Kota Kualasimpang-Karang Baru adalah sebagai pusat perdagangan, jasa, pelayanan sosial, umum skala kabupaten dan pusat pemerintahan di Karang Baru. (2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kota kecamatan yang mempunyai potensi untuk berfungsi sebagai pusat jasa, pusat koleksi dan distribusi, dan simpul transportasi dengan skala pelayanan desa-desa dalam satu kecamatan yang merupakan kota kecil/ibukota kecamatan. PPK di Kabupaten Aceh Tamiang, meliputi : BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 11

12 a. Sungai Liput di Kecamatan Kejuruan Muda; b. Pulo Tiga di Kecamatan Tamiang Hulu; c. Tualang Cut Manyak Payed; d. Tangsi Lama di Kecamatan Seruway; dan e. Alur Cucur di Kecamatan Rantau. (3) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa/kampung. Kawasan yang memiliki kriteria sebagai PPL adalah pusat mukim yang berada di kawasan perdesaan. Atas dasar tersebut PPL Kabupaten Aceh Tamiang sebagai berikut : a. PPL Sekerak Kanan di Kecamatan Sekerak; b. PPL Medang Ara di Kecamatan Karang Baru; c. PPL Sungai Iyu di Kecamatan Bendahara; d. PPL Telaga Meuku di Kecamatan Banda Mulia; e. PPL Simpang Kiri di Kecamatan Tenggulun; dan f. PPL Babo di Kecamatan Bandar Pusaka Wilayah Rawan Bencana Berdasarkan catatan sejarah, Aceh tamiang pernah mengalami bencana Banjir yang sangat besar tahun Bencana Banjir mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Selain bencana-bencana berskala besar pernah tercatat dalam sejarah, Aceh Tamiang juga tidak lepas dari bencana yang terjadi hampir setiap tahun dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang Tahun , kawasan rawan bencana yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yaitu : BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 12

13 1. Kawasan rawan bencana banjir seluas Ha meliputi : Kecamatan Banda Mulia seluas Ha, Kecamatan Bendahara seluas Ha, Kecamatan Karang Baru seluas Ha, Kecamatan Tamiang Hulu seluas Ha, Kecamatan Kejuruan Muda seluas Ha, Kecamatan Kota Kualasimpang seluas 414 Ha, Kecamatan Tenggulun seluas Ha, Kecamatan Manyak Payed seluas Ha, Kecamatan Rantau seluas Ha, Kecamatan Sekerak seluas 715 Ha, dan Kecamatan Seruway seluas Ha. 2. Kawasan rawan bencana alam geologi berupa gerakan tanah seluas ,89 Ha meliputi; kawasan rawan gerakan tanah tinggi terdapat di kecamatan Bandar Pusaka, Kecamatan Sekerak, Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan Tenggulun; kawasan rawan gerakan tanah sedang terdapat di Kecamatan Bandar Pusaka, Kecamatan Tamiang Hulu dan kecamatan Tenggulun; Kawasan rawan gerakan tanah rendah terdapat di Kecamatan Manyak Payed, Kecamatan Bendahara, Kecamatan Banda Mulia, Kecamatan Seruway, Kecamatan Rantau, Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Sekerak, Kota Kualasimpang, Kecamatan Kejuruan Muda, Kecamatan Tamiang Hulu, Kecamatan Tenggulun, dan Kecamatan Bandar Pusaka. 3. Kawasan rawan bencana abrasi tersebar pada bagian hilir kabupaten yang berada di kawasan pesisir Demografi Jumlah Penduduk Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012 adalah sebanyak jiwa, walaupun pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan. Selama priode tahun , rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 2.32 %. Kecamatan Kota Kualasimpang merupakan Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk tertinggi mencapai 5.14 %, dan Kecamatan Tenggulun merupakan Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk terendah hanya sebesar 0.39 %, sedangkan pertumbuhan penduduk kecamatan lainnya seperti BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 13

14 Kecamatan Manyak Payed sebesar 1.83 %, Kecamatan Bendahara sebesar 1.94 %, Kecamatan Karang Baru sebesar 2.73 %, Kecamatan Seruway sebesar 1.87 %, Kecamatan Kejuruan Muda 2.43 %, Kecamatan Tamiang Hulu 2.35 %, Kecamatan Rantau sebesar 2.52 %, Kecamatan Banda Mulia sebesar 2.59 %, Kecamatan Bandar Pusaka sebesar 2.82 %, dan Kecamatan Sekerak 1.26 %. NO Kecamatan Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Jumlah Penduduk (Tahun) Manyak Payed Bendahara Banda Mulia Seruway Rantau Karang Baru Sekerak Kota Kualasimpang Kejuruan Muda Tamiang Hulu Tenggulun Bandar Pusaka JUMLAH Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tamiang, September, BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 14

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Profil Kabupaten Aceh Tamiang Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Tamiang : Karang Baru : Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Aceh Timur & Kota Langsa Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo lues

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur) III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari koridor tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang Pantai Selatan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2012-2032 BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 15 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi Kabupaten Lebak secara geografis terletak antara 6º18'-7º00' Lintang Selatan dan 105º25'-106º30' Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha atau 3.044,72 km².

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH Oleh : Sri Harjanti W, 0606071834 PENDAHULUAN Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan wilayah tata air dan ekosistem yang di dalamnya

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Letak dan Batas Letak suatu wilayah adalah lokasi atau posisi suatu tempat yang terdapat di permukaan bumi. Letak suatu wilayah merupakan faktor yang sangat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Karakteristik Biofisik 4.1.1 Letak Geografis Lokasi penelitian terdiri dari Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, Kabupaten Bogor yang terletak antara 6⁰37 10

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 16 BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0,88340 o LU- 122,8850 o BT, berada pada ketinggian 0-500 m dpl (Gambar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: Bulan kering (BK): Bulan dengan C

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN 4.1 Topografi dan Tata Sungai DAS Citarum Hulu merupakan suatu cekungan yang dikelilingi oleh pegunungan Tangkuban Perahu di daerah utara dengan puncaknya antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Profil Kabupaten Aceh Tamiang Profil Kabupaten Aceh Tamiang Ibukota : Karang Baru Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Kota langsa dan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Sejarah Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian dan fenomena baik alam non alam dan sosial yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI Bab II Kondisi Wilayah Studi 5 BAB II KONDISI WILAYAH STUDI 2.. Tinjauan Umum DAS Bendung Boro sebagian besar berada di kawasan kabupaten Purworejo, untuk data data yang diperlukan Peta Topografi, Survey

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas Wilayah dan Pemanfaatan Lahan Kabupaten Temanggung secara geografis terletak antara garis 110 0 23-110 0 00 30 Bujur Timur dan antara garis 07 0 10-07

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis 22 KONDISI UMUM WILAYAH Administrasi dan Teknis Kanal Banjir Timur (KBT) memiliki panjang total ± 23,5 km dengan kedalaman di hulu 3 m dan di hilir 7 m. Kanal Banjir Timur melewati 11 kelurahan di Jakarta

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 27 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1. Kota Banjarmasin Secara geografis Kota Banjarmasin terletak pada posisi antara 3 15 LS 3 22 LS dan 114 52 LS - 114 98 LS. Adapun jika ditinjau secara administratif Kota

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumberdaya alam utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumberdaya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan Bogor untuk organisasi-organisasi tingkat nasional, di Pekanbaru dan Pontianak masingmasing untuk tingkat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan 27 METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi yang terjadi pada tiap waktu membutuhkan peningkatan kebutuhan akan ruang. Di sisi lain luas ruang sifatnya

Lebih terperinci

KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha)

KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha) B A B KONDISI GEOGRAFIS 3.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44 70º83 Lintang Selatan dan 107º21 108º21 Bujur Timur, dengan Luas Wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari

Lebih terperinci