KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha)"

Transkripsi

1 B A B KONDISI GEOGRAFIS 3.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44 70º83 Lintang Selatan dan 107º21 108º21 Bujur Timur, dengan Luas Wilayah Ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. Kabupaten Sumedang memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu Sebelah Selatan : Kabupaten Garut Sebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008 No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha) No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha) 1 Jatinangor Wado Cimanggung Jatinunggal Tanjungsari Jatigede Sukasari Tomo Pamulihan Ujungjaya Rancakalong Conggeang Sumedang Selatan Paseh Sumedang Utara Cimalaka Ganeas Cisarua Situraja Tanjungkerta Cisitu Tanjungmedar Darmaraja Buahdua Cibugel Surian Sumber: Sumedang Dalam Angka, 2008 Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

2 Secara visualisasi wilayah administratif dapat dilihat dalam peta wilayah Kabupaten Sumedang sebagaimana gambar di bawah ini. Gambar 3.1 Peta Administratif Kabupaten Sumedang Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang Suriah Tanjungmedar Buahdua Conggeang Ujungjaya Tanjungsari Sukasari Kabupaten Bandung Rancakalong Pamulihan Jatinangor Cimanggung Tanjungkerta Cimalaka Sumedang Utara Sumedang Selatan Paseh Cisarua Situraja Ganeas Cisitu Cibugel Darmaraja Tomo Jatigede Wado Jatinunggal Kabupaten Majalengka Sumber: Bappeda Sumedang Kabupaten Garut 3.2 Topografi Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit dan gunung dengan ketinggian tempat antara 25 m m di atas permukaan laut. Sebagian besar Wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas (1.667 m), berada di Utara Perkotaan Sumedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini. Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

3 No. Kecamatan Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Ketinggian dari Permukaan Laut (m) > Jatinangor 2.620,00 2 Cimanggung 2.098, ,30 3 Tanjungsari 1.505, ,70 4 Sukasari NR NR NR NR NR NR 5 Pamulihan NR NR NR NR NR NR 6 Rancakalong 4.503,90 724,1 7 Sumedang Selatan 1.342, , ,60 8 Sumedang Utara 1.521, ,70 9 Ganeas NR NR NR NR NR NR 10 Situraja 4.321, ,30 14,6 11 Cisitu 12 Darmaraja 3.451, ,40 346,2 13 Cibugel 841, , ,90 14 Wado 3.876, ,30 989,6 15 Jatinunggal NR NR NR NR NR NR 16 Jatigede ,00 17 Tomo , ,20 18 Ujungjaya ,70 501,1 19 Conggeang , ,00 96,6 20 Paseh 2.501,90 850,1 21 Cimalaka 1.184, , Cisarua NR NR NR NR NR NR 23 Tanjungkerta 2.125, ,00 24 Tanjungmedar NR NR NR NR NR NR 25 Buahdua , ,60 817,1 400,7 26 Surian Sumber : BPS Kab. Sumedang, 2008 Keterangan : NR = Data tidak tersedia Sedangkan topografi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Sumedang dapat diklasifikasikan atas 5 kelas, yaitu : %, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar 12,24%. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat laut, barat daya serta kawasan perkotaan; Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

4 %, merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan area sekitar 5,37%. Kemiringan wilayah dominan di bagian tengah ke utara, barat laut dan bagian barat daya; %, merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan komposisi area mencakup 51,68%. Kemiringan lereng tipe ini paling dominan di Wilayah Kabupaten Sumedang. Persebarannya berada di bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya dan bagian barat; %, merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas area sekitar 31,58%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian tengah, bagian selatan dan bagian timur; 5. Lebih dari kemiringan 40%, merupakan daerah bergunung dengan luas area mencakup sekitar 11,36%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian barat daya. 3.3 Hidrologi dan Klimatologi Aspek hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut, berdasarkan hidrogeologinya, aliranaliran sungai besar di wilayah Kabupaten Sumedang bersama anakanak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat digolongkan terdiri 3 DAS dengan 6 Sub DAS yaitu DAS Cimanuk meliputi Sub DAS Cimanuk Hulu, Cipeles, Cimanuk Hilir, Cilutung, DAS Citarum meliputi Sub DAS Citarik serta DAS Cipunegara meliputi Sub DAS Cikandung. Secara umum terjadi penurunan kuantitas curah hujan dan jumlah hari hujan dibanding dengan keadaan selama tahun sebelumnya. Dari tabel diketahui ratarata kuantitas curah hujan tahun 2008 adalah mm, mengalami penurunan dibanding Tahun 2007 adalah mm, begitu pula dengan jumlah hari hujan, mengalami penurunan yaitu 72 HH pada Tahun 2008 dari 125 HH pada Tahun Pada Tahun 2008 jumlah Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

5 No. hari hujan terbesar berada di Kecamatan Wado yaitu sebesar 124 hari hujan (HH) dan yang terkecil adalah Kecamatan Cibugel yaitu hanya 34 HH. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun Kecamatan MM HH MM HH MM HH MM HH 1 Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari NR NR NR NR NR NR NR NR 5 Pamulihan NR NR NR NR NR NR NR NR 6 Rancakalong Sumedang Selatan 8 Sumedang Utara Ganeas NR NR NR NR NR NR NR NR 10 Situraja Cisitu NR NR NR NR NR NR NR NR 12 Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal NR NR NR NR NR NR NR NR 16 Jatigede R R Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua NR NR NR NR NR NR NR NR 23 Tanjungkerta Tanjungmedar NR NR NR NR NR NR NR NR 25 Buahdua Surian NR NR NR NR NR NR NR NR Jumlah Ratarata , Sumber : BPS Kab. Sumedang, Ket : R = Alat Rusak NR = Data tidak tersedia Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

6 3.4 Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya Luas lahan yang tidak diusahakan relatif sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan yang sudah diusahakan. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Sumedang memiliki Sumber Daya Alam memadai yang siap diolah. Luas lahan yang berupa sawah sebanyak 21,95%, luas lahan berupa Hutan Negara sebanyak 29,78%, luas lahan berupa tegal / kebun sebanyak 23,04% dan hutan rakyat sebesar 8,96%. Hal ini memperlihatkan bahwa luas wilayah Kabupaten Sumedang untuk kehutanan dan pertanian ternyata lebih dari 50% dari luas wilayah Kabupaten Sumedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini. Tabel 3.4 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan di Kabupaten Sumedang Tahun (Ha) No. Jenis Penggunaan I Sawah 1. Satu kali panen Dua kali panen Tiga kali panen Sementara tidak diusahakan II Darat 1. Pekarangan Tegal/Kebun Ladang/Huma Sementara Tdk Diusahakan Hutan Rakyat Hutan Negara Perkebunan LainLain Kolam/Tebat/Empang Jumlah Sumber : BPS Kab. Sumedang, Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

7 3.5 Luas dan Sebaran Kawasan Lindung Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, terdapat 10 jenis kawasan lindung meliputi : 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya. a) Hutan lindung, terletak di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH); b) Kawasan berfungsi lindung di luar kawasan hutan; c) Kawasan resapan air terdiri dari Gunung Cakrabuana 560 ha, Gunung Tampomas 1.280,39 ha, Gunung Kareumbi 8.624,80 ha, Gunung Manglayang ha. 2. Kawasan perlindungan setempat. a) Sempadan pantai; b) Sempadan sungai, meliputi 215 sungai yang terbagi dalam DAS Cimanuk (SubDAS Cimanuk 38 sungai, SubDAS Cipeles 85 sungai, SubDAS Cipelang 9 sungai, SubDAS Cilutung 5 sungai) dan DAS Citarum (SubDAS Citarik 18 sungai dan DAS Cipunagara SubDAS Cikandung 50 sungai); c) Kawasan sekitar danau / waduk, Waduk Jatigede; d) Kawasan sekitar mata air, terdapat 331 sumber mata air; e) Tanah timbul / Delta, di Tomo, Ujungjaya dan lainnya. 3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya. a) Cagar Alam, Cagar Alam Gunung Jagat seluas 126,6 ha (SK Mentan tahun 1954); b) Suaka margasatwa; c) Suaka alam laut dan perairan; d) Kawasan hutan payau. 4. Kawasan pelestarian alam. a) Taman nasional; b) Taman hutan raya, Taman Hutan Raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci 35,81 ha; Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

8 c) Taman wisata alam, Taman Wisata Alam Gunung Tampomas 1.280,39 ha (SK Mentan Tahun 1979) Ha dan Gunung Lingga 1,20 ha. 5. Taman buru, Taman Buru Masigit Kareumbi (di Kabupaten Bandung, Garut dan Sumedang) seluas 8.624,80 ha. 6. Kawasan perlindungan plasma nutfah, antara lain Ubi Cilembu, Talas Semir, Jeruk Cikoneng. 7. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Cadas Pangeran, Desa Adat Rancakalong, Museum Geusan Ulun, Makam Cut Nyak Dien, dan Makam Dayeuh Luhur. 8. Kawasan konservasi geologi, terdiri dari kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars. 9. Kawasan rawan bencana alam a) Kawasan rawan bencana alam gunung berapi. b) Kawasan rawan gempa bumi, terdiri dari kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah seperti di Kawasan Cadas Pangeran, Paseh, Tomo, Ujungjaya, Wado, Jatinunggal, Jatigede, Situraja, Ganeas, Sumedang Selatan, Rancakalong, Pamulihan. c) Kawasan rawan banjir, seperti Ujungjaya, Tomo, Cimangung, Jatinangor. 10. Hutan Kota, antara lain taman hutan raya, taman hutan raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci 35,81 ha. Sebagai gambaran kawasan lindung di Kabupaten Sumedang dapat dilihat pula pada tabel 3.5 di bawah ini. Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

9 Tabel 3.5 Perkembangan Luas Kawasan Lindung di Kabupaten Sumedang Tahun No Uraian Luas Target Total (Ha) Luas Kondisi Tahun 2007 (Ha) Penanganan Tahun 2008 (Ha) Target Realisasi Luas Kondisi Tahun 2008 (Ha) Luas Yang belum ditangani (Ha) 1 Hutan Konservasi Gunung Masigit 8.624, ,80 8, ,80 8,63 2 Taman Wisata Alam Tampomas 1.280, , ,39 3 Cagar Alam Gn. Jagat 4 Hutan Lindung ,60 126,60 126, , ,34 28,50 28, ,34 45,32 Sempadan Sungai ,80 Daerah Sekitar Mata Air , Kawasan Resapan Air , Daerah Sekitar Rawan Bencana Alam Daerah Sekitar Waduk (rencana Jatigede) ,75 863, ,30 Jumlah Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sebagai ilusrasi, salah satu jenis sebaran rencana pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Sumedang, dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 3.2 Rencana Kawasan Lindung Sumber: RTRW Kabupaten Sumedang, Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

10 Dalam upaya tercapainya 49% kawasan lindung di Kabupaten Sumedang, sampai Tahun 2008 realisasinya mencapai ,80 Ha (44,36%). Untuk mencapai sasaran seluas ,8 Ha (49%) diperlukan penanganan seluas Ha (4,64%) yang diproyeksikan selama 4 tahun atau 1.765,75 Ha (1,16%) pertahun. Sampai saat ini pengelolaan kawasan lindung secara menyeluruh belum dapat dilaksanakan secara optimal, dikarenakan beberapa hal antara lain belum tersedia database kawasan lindung secara komprehensif dan detail sehingga diperlukan inventarisasi dan pemetaan. Selain itu, kawasan lindung (diluar kawasan hutan) mempunyai nilai ekonomi sehingga mendorong masyarakat untuk mengekploitasi (termasuk aktivitas pertanian) terlebih bagi yang tidak memiliki lahan. Begitu juga dalam penetapan luasan kawasan lindung, dimana dalam RTRW Jawa Barat sebesar telah ditetapkan sebesar 45% yang terdistribusikan secara proporsional di wilayah kabupaten / kota dan dalam RTRW Kabupaten Sumedang ditetapkan sebesar 49%. Penentuan kebijakan dari propinsi tersebut tidak dibarengi dengan kebijakan bantuan anggaran, sehingga menghambat dalam pencapaian target. Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah 152.220 Ha yang terbagi kedalam luasan darat seluas 118.944 Ha (78,14%) dan pesawahan seluas 33.276 Ha (21,86%).

Lebih terperinci

PERIODE JANUARI- MARET 2010 PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2010 PERIODE OKT-DES 2010

PERIODE JANUARI- MARET 2010 PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2010 PERIODE OKT-DES 2010 JENIS PUPUK : ORGANIK Satuan : Ton NO KECAMATAN PERIODE JANUARI- MARET 2010 PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2010 PERIODE OKT-DES 2010 JUMLAH Jan Feb Mar JUMLAH Apr Mei Jun Jul Agst Sept JUMLAH Okt Nov Des JUMLAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun B A B PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH 6.1 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Beberapa penjelasan mengenai pengertian PDRB yaitu PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, pendapatan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL SERTA PEMBAGIAN WILAYAH KERJA PADA INSPEKTORAT

Lebih terperinci

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun B A B PRASARANA DAN SARANA DAERAH 7.1 Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Jumlah Koperasi di Kabupaten Sumedang pada Tahun 2008 yang berbentuk Koperasi Unit Desa (KUD) dan Non Koperasi Unit Desa (Non KUD)

Lebih terperinci

KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN 2015 KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN 2015 ISSN : 0215.4269 Nomor Publikasi : 32116.1501 Katalog BPS : 1102001.3211 Ukuran Buku Jumlah Halaman Isi : 21 x 15 cm

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG NOMENKLATUR, JUMLAH, SUSUNAN ORGANISASI DAN WILAYAH KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA SATUAN KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun B A B PEMERINTAHAN UMUM 4.1 Aparatur Pemerintahan Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebanyak 14.504 pegawai yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Dinas,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL SERTA PEMBAGIAN WILAYAH KERJA PADA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia mengalami kelesuan. Hal ini tentu berdampak pula pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia mengalami kelesuan. Hal ini tentu berdampak pula pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, perekonomian Indonesia mengalami kelesuan. Hal ini tentu berdampak pula pada hilangnya kesempatan

Lebih terperinci

KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : Ukuran Buku Jumlah Halaman Isi : 21 x 15 cm : x NASKAH BPS

KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : Ukuran Buku Jumlah Halaman Isi : 21 x 15 cm : x NASKAH BPS KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN 2014 ISSN : 0215.4269 Katalog BPS : 1102001.3211 Ukuran Buku Jumlah Halaman Isi : 21 x 15 cm : 217 + x NASKAH BPS KABUPATEN SUMEDANG GAMBAR KULIT SEKSI IPDS BPS KABUPATEN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT BUPATI SUMEDANG,

PROVINSI JAWA BARAT BUPATI SUMEDANG, PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN BUPATI SUMEDANG NOMOR : 482/KEP.148-HUK/2015 TENTANG PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI SERTA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU PADA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG Nomor : 36 TAHUN 2009 Tanggal : 2 PEBRUARI 2009 Tentang : PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BIDANG PENDAPATAN DAERAH DAN PIUTANG DAERAH DARI

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumedang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumedang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumedang Tahun 2013 sebanyak 134.429 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sumedang Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN

KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN KABUPATEN SUMEDANG DALAM ANGKA TAHUN 2010 ISSN : 0215.4269 Katalog BPS : 1102001.3211 Ukuran Buku Jumlah Halaman Isi : 21 x 15 cm : 215 + x NASKAH BPS KABUPATEN SUMEDANG GAMBAR KULIT SEKSI IPDS BPS KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Persiapan Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2013

Persiapan Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2013 Persiapan Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2013 dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2014 PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH VISI DAERAH 2005-2025 SUMEDANG SEHATI KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

Statistika Sosial. Penyajian data & Distribusi Frekuensi #2. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

Statistika Sosial. Penyajian data & Distribusi Frekuensi #2. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations Modul ke: 03 Wihartantyo Fakultas FIKOM Statistika Sosial Penyajian data & Distribusi Frekuensi #2 Ari Wibowo, S.T., M.M. Program Studi Public Relations Langkah Ketiga Lakukan penturusan atau tabulasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG. Nomor 2 Tahun 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG. Nomor 2 Tahun 2008 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG Nomor 2 Tahun 2008 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2005-2025

Lebih terperinci

19 Oktober Ema Umilia

19 Oktober Ema Umilia 19 Oktober 2011 Oleh Ema Umilia Ketentuan teknis dalam perencanaan kawasan lindung dalam perencanaan wilayah Keputusan Presiden No. 32 Th Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan Lindung

Lebih terperinci

L.III - 1 BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIAJAYA

L.III - 1 BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIAJAYA L.III - 1 LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI 2012-2032 RENCANA POLA RUANG KABUPATEN A. PETA RENCANA POLA RUANG KABUPATEN

Lebih terperinci

KABUPATEN SUMEDANG RINGKASAN PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

KABUPATEN SUMEDANG RINGKASAN PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI NOMOR : 4 Tahun 2015 TANGGAL : 6 Januari 2015 KABUPATEN SUMEDANG RINGKASAN PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 Nomor Urut Uraian Jumlah 1

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

Perkembangan Luas Kawasan Hutan di Jawa Barat Berdasarkan Fungsinya Tahun 2003 s/d Tahun 2003 (Ha)

Perkembangan Luas Kawasan Hutan di Jawa Barat Berdasarkan Fungsinya Tahun 2003 s/d Tahun 2003 (Ha) Tabel 1.1. Perkembangan Luas Kawasan Hutan di Jawa Barat Berdasarkan Fungsinya Tahun 2003 s/d 2005 No Fungsi Kawasan Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Keterangan I Kawasan Produksi & Lindung 627.499,78

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

U Hidayat Tanuwiria, A Yulianti, dan N Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

U Hidayat Tanuwiria, A Yulianti, dan N Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 112 120 Potensi Pakan Asal Limbah Tanaman Pangan dan Daya Dukungnya terhadap Populasi Ternak Ruminansia di Wilayah Sumedang (Agriculture by Product as Potential

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG ======================================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG ======================================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 ======================================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Luas dan Potensi Wilayah Luas fungsional daerah penelitian adalah 171.240 ha, secara administratif meliputi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Subang, Sumedang,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2005-2025

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

12. Tarigan, Robinson Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara : Jakarta. 13. Virtriana, Riantini. 2007, Analisis Korelasi Jumlah Penduduk

12. Tarigan, Robinson Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara : Jakarta. 13. Virtriana, Riantini. 2007, Analisis Korelasi Jumlah Penduduk DAFTAR PUSTAKA 1. Andries, Benjamin. 2007. Pengembangan Metode Penilaina Tanah dengan Mempertimbangkan Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan untuk Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai Fungsi

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Batas wilayah Administratif Kabupaten Sumedang, dengan batas-batas. sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Batas wilayah Administratif Kabupaten Sumedang, dengan batas-batas. sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI 1.1.1 Kondisi Geografis A. Luas wilayah dan letak Geografis Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat yang didirikan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Luas dan Letak Wilayah Kota Sintang memiliki luas 4.587 Ha yang terdiri dari 3 Bagian Wilayah Kota (BWK) sesuai dengan pembagian aliran Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Pertama,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, karena sektor ini sangatlah berperan penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB 5 RTRW KABUPATEN BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Potensi Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang *)

Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Potensi Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang *) Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Potensi Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang *) Geographic Information System application to determine the potential area of aquaculture in

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan sampai akhirnya bermuara

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK DAS Citarum merupakan DAS terpanjang terbesar di Jawa Barat dengan area pengairan meliputi Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Cianjur, Indramayu,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI

V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI 67 V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI 5.1. Profil Perum Perhutani 5.1.1. Visi dan Misi Perum Perhutani Perum Perhutani adalah salah satu Badan Umum Milik Negara di lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat bersama 19 Kabupaten lainnya

Lebih terperinci

PENGERTIAN HIDROLOGI

PENGERTIAN HIDROLOGI PENGERTIAN HIDROLOGI Handout Hidrologi - Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T., 2009 1 Pengertian Hidrologi (Wikipedia Indonesia) Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, "ilmu air")

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 1 2006 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah longsor adalah suatu produk dari proses gangguan keseimbangan yang menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih

Lebih terperinci

Peta Rencana Lanskap (Zonasi) Kawasan Situ Gintung

Peta Rencana Lanskap (Zonasi) Kawasan Situ Gintung 50 BAB VI SINTESIS Untuk menetapkan zonasi perencanaan tapak diterapkan teori Marsh (2005) tentang penataan ruang pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang membagi tapak menjadi tiga satuan lahan, yaitu Satuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa kawasan lindung adalah bagian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI Rencana Pola ruang adalah rencana distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Bentukan kawasan yang

Lebih terperinci

LESSON STUDY di KABUPATEN SUMEDANG

LESSON STUDY di KABUPATEN SUMEDANG LESSON STUDY di KABUPATEN SUMEDANG (Pend.Fisika FPMIPA UPI) A. Pendahuluan Lesson Study berasal dari Jepang dengan istilah kenkyu jugyo yang diprakarsai oleh Makoto Yoshida pada awal tahun 1960 an sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian dan fenomena baik alam non alam dan sosial yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029 I. UMUM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembangunan Waduk Sadawarna adalah untuk memenuhi kebutuhan air dari berbagai macam keperluan di Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu yang mempunyai jumlah penduduk

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH FORM B PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH Petunjuk Pengisian: 1. Tentukan lokasi/kawasan wisata yang akan diamati sesuai dengan tema/topik yang akan diangkat. Kemudian kaitkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TERHADAP KEBERADAAN KAWASAN LINDUNG TAMAN NASIONAL TESSO NILO DI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TERHADAP KEBERADAAN KAWASAN LINDUNG TAMAN NASIONAL TESSO NILO DI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TERHADAP KEBERADAAN KAWASAN LINDUNG TAMAN NASIONAL TESSO NILO DI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU Regi pernandes, Indarti Komala Dewi *), Woro Indriyati Rachmani

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah Kajian Hasil Inventarisasi LP2B Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah Sub Direktorat Basis Data Lahan Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Luas Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak antara 6 0 21-7 0 25 Lintang Selatan dan 106 0 42-107 0 33 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan ekosistemnya. Potensi sumber daya alam tersebut semestinya dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk. mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk. mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan khususnya di daerah Pantura

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Letak Geografis Letak Geografis Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung terletak pada koordinat 107 0 14 107 0 56 bujur timur dan 6 0 49 7 0 18 lintang selatan. Kecamatan Pasirjambu

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 0 BAB 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Kota Semarang terletak di pantai utara Jawa Tengah, terbentang antara garis 06 o 50 07 o 10 Lintang Selatan dan garis 110 o 35 Bujur Timur. Sedang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor 24

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa kawasan lindung adalah bagian ruang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang berkembang pesat terutama di bidang industri. Berdasarkan RTRW nasional (PP

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN - 3 PEMERINTAHAN KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN K A T A P E N G A N TA R Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 3 K a t a P e n g a n

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Lombok memiliki luas 467.200 ha. dan secara geografis terletak antara 115 o 45-116 o 40 BT dan 8 o 10-9 o 10 LS. Pulau Lombok seringkali digambarkan sebagai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci