PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA Abdu Fadjar Baskoro Wahidahwati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to find out what sort of factors which can influence the obligation instrument to the nonfinancial companies which are listed in Indonesia Stock Exchange by separating financial factor and nonfinancial factor. Particularly, this research investigates the influence of liquidity, profitability, company s growth, secure, maturity, and auditor s reputation to the obligation level. The sample in this research has been obtained by using purposive sampling method which consists of obligation which has been published by the nonfinancial companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in periods and it is rated by PT. PEFINDO, so 27 obligation have been obtained as samples. This research uses logistic regression analysis model (ordinal logistic regression) to test some factors which influence the rating of obligation. The result of the research shows that profitability, company s growth and auditor s reputation have positive influence to the rating of obligation. This research has not successfully proved that liquidity, secure and maturity have an influence to the rating of obligation. Keywords: The Rating of Obligation, financial factor, non-financial factor, ordinal logistic regression. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan non keuangan di Bursa Efek Indonesia dengan membagi faktor keuangan dan faktor non keuangan. Secara khusus, penelitian ini menyelidiki pengaruh dari likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, jaminan, umur obligasi, dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yang terdiri atas obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode dan diperingkat oleh PT PEFINDO, sehingga diperoleh 27 sampel obligasi. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi logistik ordinal (ordinal logistic regression) untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa likuiditas, jaminan obligasi dan umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi Kata kunci: peringkat obligasi, faktor keuangan, faktor non keuangan, regresi logistik ordinal PENDAHULUAN Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Ada berbagai macam alternatif penanaman modal atau investasi yang dapat dilakukan oleh investor, salah satu alternatif yang ditawarkan perusahaan dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi atau surat hutang pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana baik untuk ekspansi bisnisnya atau memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Obligasi bagi investor merupakan media investasi alternatif

2 diluar deposito bank, sedangkan bagi emiten obligasi ini merupakan media sumber dana diluar kredit perbankan (Raharja dan Maylia, 2008:213). Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam. Di Indonesia terdapat dua agen pemeringkat obligasi, yakni PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun pada penelitian ini lebih mengacu pada hasil rating yang dilakukan oleh PT PEFINDO. Masalah peringkat obligasi suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan diungkapkan, agar para investor dapat mengambil tindakan selanjutnya dan pertimbangan keputusan yang tepat untuk menanamkan modalnya sehingga terhindar dari risiko gagal bayar. Selain itu, peringkat obligasi juga menjadi tuntutan penting bagi perusahaan, dimana peringkat obligasi dapat menjamin keamanan dan ketepatan waktu pembayaran pokok dan bunga utang obligasinya. Para agen pemeringkat menggunakan berbagai faktor untuk menilai dan memberikan peringkat kepada obligasi perusahaan. Salah satu faktor yang digunakan oleh agen pemeringkat adalah informasi akuntansi yang tersedia. Informasi ini diberikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Menurut Altman (dalam Sejati, 2010), bagian dari laporan keuangan yang mendapatkan perhatian paling besar untuk digunakan dalam memprediksi peringkat obligasi adalah likuiditas, proftabilitas dan pertumbuhan perusahaan (growth). Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Hal tersebut dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Burton et al (dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara financial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan bahwa semakin besarnya likuiditas akan berpengaruh terhadap semakin tingginya peringkat obligasi. Akan tetapi, Magreta dan Nurmayanti (2009) mendapatkan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini didukung oleh Sejati (2010) serta Estiyanti dan Yasa (2012) yang juga menemukan bahwa likuiditas tidak berpegaruh terhadap peringkat obligasi. Rasio proftabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Menurut Kamstra dkk. (dalam Sejati, 2010), rasio proftabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Ketika laba perusahaan tinggi maka akan memberikan peringkat obligasi yang tinggi pula. Magreta dan Nurmayanti (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini berbeda dengan penelitian Sejati (2010), Susilowati dan Sumarto (2010) serta Sari, dkk (2011) yang menyatakan bahwa hasil penelitian variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Dalam mengevaluasi apakah ada hubungannya antara pertumbuhan suatu perusahaan dengan peringkat obligasi yang diterbitkan, variabel pertumbuhan perusahaan (growth) dapat dijadikan ukuran untuk menunjukkannya. Sejati (2010) menyebutkan bahwa perusahaan penerbit obligasi yang memiliki growth tinggi dari tahun ke tahun pada bisnisnya, memiliki kemungkinan lebih besar untuk memperoleh peringkat obligasi yang 2

3 lebih tinggi daripada perusahaan penerbit obligasi yang memiliki pertumbuhan yang rendah. Hasil ini sejalan dengan penelitian Andry (2005). Sedangkan dalam penelitian Sari, dkk (2011) serta penelitian Ikhsan, dkk (2012) menyebutkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian Kamstra dkk. (dalam Sejati, 2010) menunjukkan bahwa faktor- faktor kuantitatif hanya dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi secara tepat sekitar 78%. Oleh karena itu, selain faktor-faktor keuangan, terdapat faktor-faktor non keuangan yang turut dipertimbangkan mengenai keterangan tentang obligasi yang terdapat dalam prospektus, seperti jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor yang juga dapat digunakan untuk mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Berdasarkan obligasi tersebut, obligasi dibedakan atas obligasi yang dijamin dan tidak dijamin. Penelitian yang dilakukan Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Sari, dkk (2011) menemukan hasil bahwa jaminan (secure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Lain halnya dengan penelitian Andry (2005) dan penelitian Estiyanti dan Yasa (2012) yang mengatakan bahwa jaminan (secure) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Brigham dan Houston (2009:373) menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh pada peringkat obligasi. Umur obligasi (maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Menurut Andry (2005), obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian Andry (2005) salah satunya adalah penelitian Sari, dkk (2011). Sedangkan dalam penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009), Susilowati dan Sumarto (2010), Estiyanti dan Yasa (2012), serta Ikhsan, dkk(2012) menyebutkan bahwa umur (maturity) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan The Big Four Worldwide Accounting Firm. Sementara itu emiten yang di audit oleh The Big Four akan mempunyai obligasi yang investment grade. Karena semakin tinggi reputasi maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Menurut Magreta dan Nurmayanti (2009), Sejati (2011) serta Ikhsan, dkk (2012) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Andry (2005), dan Sari, dkk (2011) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi. Adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya mendorong peneliti untuk melakukan verifikasi ulang atas keterkaitan hubungan likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth), jaminan (secure), umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor dengan periode sampel yang berbeda. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non keuangan (telekomunikasi, konstruksi, properti, makanan dan minuman, pulp and paper, dan lain sebagainya) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan obligasi serta diperingkat oleh PT PEFINDO periode tahun 2009 hingga tahun Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor keuangan yang terdiri dari likuiditas, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan (growth) serta faktor non keuangan yang terdiri dari jaminan (secure), umur obligasi (maturity) dan reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan non keuangan. 3

4 4 TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan informasi tertentu. Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai inisiatif dan dorongan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal (Tearney dalam Estiyanti dan Yasa, 2012) Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak lainnya. Manajemen selaku pihak intern perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak yang lain. Informasi sangat dibutuhkan bagi pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan. Asimetri informasi menyebabkan pihak eksternal perusahaan sangat sulit untuk membedakan antara perusahaan yang memiliki kualitas tinggi dan rendah. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak eksternal perusahaan seperti calon investor tentu sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi. Teori pensinyalan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa manajemen perusahaan sebagai pihak yang memberikan sinyal berupa laporan keuangan perusahaan dan informasi non keuangan kepada lembaga pemeringkat. Bagian dari laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Sedangkan informasi non keuangan dalam penelitian ini adalah jaminan (secure), umur obligasi (maturity) dan reputasi auditor. Menurut Sartono (2002:116), likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Oleh karena itu, tingkat likuiditas yang tinggi akan mengurangi resiko gagal bayar (default risk) sehingga lembaga pemeringkat obligasi akan memberikan peringkat obligasi yang tinggi. Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan bahwa semakin besarnya likuiditas akan berpengaruh terhadap semakin tingginya peringkat obligasi. Menurut Mamduh dan Halim (2000:83) rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Keuntungan yang diperoleh perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik. Keuntungan juga dapat digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan termasuk obligasi. Dengan demikian tingkat profitabilitas yang tinggi dapat digunakan sebagai sinyal lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan peringkat obligasi yang tinggi. Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa ketika profitabilitas perusahaan tinggi maka peringkat obligasi juga tinggi. Perusahaan bertumbuh mempunyai harapan untuk berkembang dan menghasilkan laba sehingga bisa digunakan untuk membayar pokok dan bunga obligasi dengan lancar karena jatuh tempo obligasi dalam jangka waktu yang lama. Dengan adanya perkembangan perusahaan ini kreditur akan merasa aman karena perusahaan menghasilkan laba yang digunakan untuk membayar pokok dan bunga obligasi dengan lancar. Oleh karena itu pertumbuhan perusahaan (growth) yang tinggi menjadi sinyal bagi lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan peringkat obligasi yang tinggi. Penelitian Andry (2005) dan Sejati (2010) menyimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi.

5 Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Obligasi yang tidak dijaminkan akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang dijaminkan. Maka dari itu, lembaga pemeringkat memberikan peringkat obligasi yang lebih tinggi kepada obligasi yang dijamin daripada obligasi tanpa jaminan. Penelitian yang dilakukan Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Sari, dkk (2011) menemukan hasil bahwa obligasi dijamin dengan asset yang bernilai tinggi, maka peringkat obligasi akan membaik. Umur obligasi yang pendek akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan umur obligasi yang lebih panjang. Dengan demikian umur obligasi yang pendek dapat digunakan sebagai sinyal lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan peringkat obligasi yang tinggi. Penelitian Andry (2005) serta Sari, dkk (2011) menyimpulkan bahwa obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai peringkat obligasi lebih tinggi daripada obligasi dengan umur obligasi yang lebih panjang. Semakin tinggi reputasi auditor akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya sehingga kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan (Sejati, 2010). Dengan kualitas audit yang semakin baik maka investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya sehingga berdampak pada keamanan obligasinya. Hal tersebut dijadikan sinyal oleh lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan peringkat obligasi yang tinggi kepada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang diaudit oleh auditor bereputasi tinggi. Penelitian yang dilakukan Andry (2005), dan Sari, dkk (2011) menemukan bahwa emiten yang di audit oleh The Big Four mempunyai peringkat obligasi yang tinggi. Obligasi Menurut Keown et al., (2011:232) obligasi merupakan suatu jenis hutang atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang dikeluarkan oleh peminjam, yang berjanji untuk membayar kepemegangnya dengan jumlah yang tetap setiap tahun. Sedangkan menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Peringkat Obligasi Kelayakan kredit dari instrumen utang yang diperdagangkan secara publik sering kali dinilai berdasarkan peringkat kredit yang diberikan oleh badan pemeringkat obligasi. PT. PEFINDO merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang memberikan penilaian objektif, independen, terpercaya terhadap surat utang yang ditawarkan kepada masyarakat melalui peringkat risiko surat utang. PT PEFINDO atau PT. Pemeringkat Efek Indonesia, didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO mendapatkan izin usaha dari BAPEPAM dengan nomor 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Tugas utama PT PEFINDO yaitu menyediakan peringkat atas risiko kredit dengan objektif, independen, dan dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutaang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Peringkat obligasi (credit ratings) merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi para investor. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuannya dalam membayar bunga dan pelunasan harga pokok pinjaman secara 5

6 tepat waktu. Peringkat obligasi perusahaan (corporate bond rating) diharapkan dapat memberikan investor petunjuk tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati. Peringkat (rating) merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan emiten dan kemungkinan apa yang ia bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki, sehingga dapat dikatakan bahwa rating mencoba mengukur risiko default, yaitu keadaan dimana emiten atau peminjam dana tidak mampu memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi peringkat obligasi, semakin menunjukkan bahwa obligasi tersebut terhindar dari risiko default. Berdasarkan pada evaluasi penebitan obligasi tersebut, badan pemeringkat memberi pendapat mereka dalam bentuk peringkat huruf, yang dipublikasikan untuk dapat digunakan para investor. Simbol idaaa idaa ida idbbb idbb idb Tabel 1 Peringkat Obligasi Arti Efek utang dengan peringkat AAA merupakan efek utang dengan peringkat tertinggi dari PT PEFINDO yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan. Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finasial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya. Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu. Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walapun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya. 6

7 7 idccc Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. idd Efek utang dengan peringkat D menandakan efek utang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha. Sumber: PEFINDO (2013) Likuiditas Menurut Sartono (2002:116), likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Sedangkan menurut Mamduh dan Halim (2000:77), rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aset lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya. Analis keuangan dapat menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera jatuh tempo (Tandelilin, 2001:74). Profitabilitas Menurut Sartono (2002:120), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total asset maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Mamduh dan Halim (2000:83) rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Investasi dalam bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak terpengaruh oleh profitabilitas perusahaan, karena berapapun besarnya profit yang mampu dihasilkan oleh perusahaan, pemegang obligasi tetap menerima sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan. Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2001:76). Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran perusahaan (size). Menurut Nurullia (2012) pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha. Pertumbuhan juga didefinisikan sebagai seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Nurullia, 2012). Menurut Pottier dan Sommer (dalam Sejati, 2010) pertumbuhan perusahaan mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi. Jaminan (Secure) Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Menurut Andry (2005) debenture atau unsecured bond adalah suatu obligasi yang tidak dijamin dengan kekayaan tertentu tetapi dengan kekayaan penerbitnya secara umum. Sedangkan menurut Giri (1997:26) juga mengatakan bahwa utang obligasi bisa merupakan obligasi dengan jaminan atau obligasi tanpa jaminan. Obligasi dengan jaminan yaitu obligasi yang harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu, misalnya mortage bond yang dijamin dengan bangunan atau aktiva lain atau collateral bond yang dijamin dengan surat-surat berharga milik perusahaan lain yang dimiliki. Jenis obligasi tanpa

8 jaminan adalah junk bond yaitu obligasi yang memiliki tingkat bunga sebab memiliki tingkat resiko kredit yang besar. Umur Obligasi (Maturity) Umur Obligasi jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi dari 365 hari sampai dengan diatas 5 (lima) tahun. Obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi maka semakin tinggi kupon atau bunganya (Almilia dan Devi, 2007). Reputasi Auditor Dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa auditor, dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa auditor yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan auditor yang berafiliasi dengan auditor besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm. Tjondro (dalam Almilia dan Devi, 2007) mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat level of assurance semakin besar pula jumlah bukti audit yang dikumpulkan auditor, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan yang material dalam suatu laporan keuangan juga semakin kecil. Dengan kata lain Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar memiliki kemampuan yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan KAP yang lebih kecil. Almilia dan Devi (2007) berpendapat bahwa dengan reputasi auditor yang baik maka akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya. Burton et al (dalam Almalia dan Devi, 2007) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara financial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian Hasnawati dan Dirja (2008) serta Susilowati dan Sumarto (2010) menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi, Magreta dan Nurmayanti (2009), Sejati (2010) serta Estiyanti dan Yasa (2012) mendapatkan bahwa likuiditas tidak berpegaruh terhadap peringkat obligasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 1 : Likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sejati (2010) menyatakan bahwa ketika laba perusahaan tinggi maka peringkat obligasi juga tinggi. Hal itu dikarenakan laba perusahaan dapat digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan termasuk obligasi. Dengan demikian tingkat profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukur risiko default 8

9 perusahaan. Penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini berbeda dengan penelitian Sejati (2010), Susilowati dan Sumarto (2010) serta Sari, dkk (2011) yang menyatakan bahwa hasil penelitian variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Terhadap Peringkat Obligasi Menurut Pottier dan Sommer (dalam Sejati, 2010) pertumbuhan perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi, karena pertumbuhan mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi. Oleh karena itu investor dalam memilih investasi khususnya pada obligasi akan melihat pertumbuhan perusahaan, apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan memiliki peringkat obligasi investment grade. Penelitian Andry (2005) dan Sejati (2010) menyimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan dalam penelitian Sari,dkk (2011) serta penelitian Ikhsan, dkk (2012) menyebutkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 3 : Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Jaminan (Secure) Terhadap Peringkat Obligasi Brister et al. (dalam Estiyanti dan Yasa, 2012) menyatakan bahwa investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibanding obligasi yang tidak dijamin. Sedangkan menurut Joseph (dalam Andry, 2005), pembayaran utama dan bunga obligasi yang digunakan perusahaan adalah aset yang paling likuid. Investor akan lebih memilih obligasi dengan jaminan dibanding obligasi tanpa jaminan karena obligasi dengan jaminan memberikan tingkat risiko lebih kecil dan peringkat obligasi yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Sari, dkk (2011) menemukan hasil bahwa jaminan (secure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Lain halnya dengan Andry (2005) dan penelitian Estiyanti dan Yasa (2012) yang mengatakan bahwa jaminan (secure) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 4 : Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Umur Obligasi (Maturity) Terhadap Peringkat Obligasi Brigham dan Houston (2009) menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh pada peringkat obligasi. Menurut Andry (2005), obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Oleh karena itu umur obligasi yang pendek menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade. Penelitian Andry (2005) dan Sari, dkk (2011) menyimpulkan bahwa umur obligasi (maturity) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Sedangkan dalam penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009), Susilowati dan Sumarto (2010), Estiyanti dan Yasa (2012), serta Ikhsan, dkk (2012) menyebutkan bahwa umur (maturity) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 9

10 10 H 5 : Umur obligasi (maturity) berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Peringkat Obligasi Holland and Horton (dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa adviser yang profesional (auditor dan underwriter yang mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten. Penelitian yang dilakukan Andry (2005), serta Sari, dkk (2011) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi. Sedangkan Magreta dan Nurmayanti (2009), Sejati (2011) serta Ikhsan, dkk (2012) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 6 : Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan beredar secara kontinyu pada masa periode pengamatan, (2) Perusahaan non keuangan yang peringkat obligasinya diterbitkan oleh PT PEFINDO dari tahun , dan (3) Perusahaan non keuangan yang menerbitkan dan mempublikasikanlaporan keuangan tahunan dalam rupiah secara lengkap per 31 Desember dari tahun 2008 hingga tahun Tabel 2 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan Perusahaan non keuangan yang sahamnya listing di BEI tahun Perusahaan non keuangan yang tidak menerbitkan obligasi selama (300) periode pengamatan. Perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi selama tahun Perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi dan beredar selain (8) di BEI dari tahun Perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi dan beredar secara 21 kontinyu di BEI dari tahun Perusahaan non keuangan yang peringkat obligasinya tidak diterbitkan (3) oleh PT PEFINDO. Perusahaan non keuangan yang peringkat obligasinya diterbitkan oleh 18 PT PEFINDO dari tahun Perusahaan non keuangan yang tidak menerbitkan laporan keuangan 1 dalam rupiah yang telah diaudit selama periode pengamatan. Jumlah sampel perusahaan non keuangan 17 Karena dalam 1 (satu) perusahaan ada yang menerbitkan lebih dari 1 (satu) obligasi, maka dari 17 perusahaan diperoleh sampel obligasi sebanyak 27 obligasi. Adapun daftar perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi sebagai berikut :

11 11 Tabel 3 Daftar Sampel Obligasi No Kode Nama Emiten Jumlah 1 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 1 2 APOL PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. 2 3 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk. 1 4 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk. 1 5 ELTY PT Bakrieland Development Tbk. 1 6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 1 7 ISAT PT Indosat Tbk. 7 8 JMPD PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 3 9 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk LTLS PT Lautan Luas Tbk MAIN PT Malindo Feedmill Tbk MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk MPPA PT Matahari Putra Prima Tbk MYOR PT Mayora Indah Tbk PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk SMRA PT Summarecon Agung Tbk TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. 1 Jumlah Sampel Obligasi 27 Sumber : data IBMD diolah Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumenter. Teknik dokumenter yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang bersumber dari data base laporan keuangan perusahaan non keuangan yang diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD), laporan peringkat obligasi yang disampaikan oleh PT PEFINDO melalui Indonesian Bond Market Directory (IBMD). Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Variabel likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio. Menurut Almilia & Devi (2007) perusahaan yang mampu melunasi kewajiban tepat waktu adalah perusahaan yang likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar. Menurut Van Horne and Wachowisz (2007:206) current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek. Secara sistematis rasio ini ditulis sebagai berikut: Aktiva Lancar Current Ratio = Kewajiban Jangka Pendek b. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal sendiri. Variabel profitabilitas yang

12 digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Kamstra (dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa pengukuran ROA memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena pengukuran ROA berdasarkan pada tingkat aset tertentu. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva perusahaan. Menurut Van Horne and Wachowisz (2007:224) secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak ROA = Total aktiva c. Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Huang (dalam Sari, dkk, 2011) menyatakan bahwa growth opportunity pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahaan dan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan (manajemen) maupun pihak eksternal (investor dan kreditor). Growth opportunity dapat diproksikan dengan komponen Investment Opportunity Set (IOS). Proksi IOS yang digunakan adalah market value to book value karena berdasarkan Kallapur dan Trombley (dalam Restuti, 2007), rasio ini paling mendekati realisasi pertumbuhan. Rasio yang digunakan yaitu market to book value of equity ratio (MVE/BVE).Menurut Ikhsan, dkk (2012) variabel ini dihitung dengan rumus seperti berikut : Jumlah saham beredar x Harga penutupan saham MVE/BVE = Total Ekuitas d. Jaminan (Secure) Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi dijamin dengan aset khusus dan 0 jika obligasi hanya berupa surat hutang saja yang tidak dijamin dengan aset khusus. Kategori jaminan (secure) ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andry (2005), Magreta dan Nurmayanti (2009), Sari,dkk (2012) serta Estiyanti dan Yasa (2012). e. Umur Obligasi (Maturity) Umur obligasi atau tanggal jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur satu sampai lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. Kategori umur obligasi (maturity) ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andry (2005), Magreta dan Nurmayanti (2009), Sari, dkk (2011) serta Ikhsan, dkk (2012). f. Reputasi Auditor Magretha (2007) menyatakan bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor The Big 4 menyediakan kualitas audit yang lebih baik untuk perusahaan dan 12

13 pemerintah daerah. Semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian laporan keuangan suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan (Almilia dan Devi, 2007). Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi yang diaudit oleh The Big 4 dan 0 jika obligasi yang diaudit selain The Big 4. Kategori reputasi auditor ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andry (2005), Magreta dan Nurmayanti (2009), Sejati (2011), Sari, dkk (2011) serta Ikhsan, dkk (2012). Variabel Dependen Peringkat Obligasi Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO. Peringkat Obligasi dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu invesment grade (AAA, AA, A), speculative grade (BBB, BB, B) dan default grade (CCC, D). Skala pengukurannya adalah skala ordinal. Berdasarkan skala ini pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 0 untuk default grade, nilai 1 untuk speculative grade dan nilai 2 untuk investment grade. Pembagian tiga kategori ini mengacu pada Estiyanti dan Yasa (2012). Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis multivariate menggunakan regresi logistik ordinal (ordinal logistic regression). Model ini dipilih karena variabel dependen dalam penelitian adalah variabel kualitatif yang mempunyai urutan (ordered)(ghozali, 2006:94). Adapun model hipotesisnya sebagai berikut : Rating = β 0 + β 1LIK + β 2PROF + β 3GROWTH + β 4SEC + β 5MAT + β 6REP+ ε Keterangan : : Peringkat Obligasi β 0 : Konstanta β 1- β 6 : Koefisien Regresi LIK : Likuiditas PROF : Profitabilitas GROWTH : Pertumbuhan Perusahaan (Growth) SEC : Jaminan (Secure) MAT : Umur Obligasi (Maturity) REP : Reputasi Auditor ε : Standar Error HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Parallel Lines Uji Parallel Lines untuk menilai asumsi bahwa semua kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Dilihat dari tabel 4 nilai signifikansi Test of Parallel Lines adalah sebesar 0,202. Nilai ini lebih besar dari 0,05, sehingga pemilihan model link function logit adalah sesuai. 13

14 14 Uji Hipotesis Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2014 Pengujian Dengan Model Fit Tabel 5 menunjukkan perbandingan antara nilai -2LL pada model intercept only dengan -2LL pada model final. Dari tabel diketahui bahwa angka -2LL awal (intercept only) yang hanya memasukkan konstanta saja adalah sebesar dan pada -2LL akhir, angka -2LL mengalami penurunan menjadi dan penurunan ini signifikan pada 0,000. Hal ini menunjukkan model dengan penambahan variabel lebih baik dalam memprediksi pengaruh faktor keuangan dan non keuangan terhadap peringkat obligasi, atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Tabel 5 Model Fitting Information Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig. Intercept Only Final Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2014 Koefisien Determinasi Tabel 6 menunjukkan nilai Pseudo R Square. Nilai Pseudo R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006). Dilihat dari tabel 13 nilai Pseudo R Square adalah sebesar 0,561 (nilai McFadden). Nilai ini mengandung arti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 56,1%. Sisanya sebanyak 43,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Faktor lain yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi antara lain adalah risiko industri, posisi pasar dan lingkungan operasional, arus kas dan fleksibilitas keuangan, dan faktor lainnya (PEFINDO, 2014). Cox and Snell Nagelkerke McFadden Tabel 4 Test of Parallel Lines a Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig. Null Hypothesis General b c Tabel 6 Pseudo R-Square Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2014 Goodness Of Fit Test Tabel 7 menunjukkan nilai Goodness of Fit Test. Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai signifikansi Pearson sebesar 0,363 dan Deviance sebesar 1,000. Nilai tersebut jauh diatas 0,05 sehingga model yang terbentuk adalah fit. Hal ini berarti model regresi layak dipakai untuk analisis selanjutnya.

15 15 Tabel 7 Goodness-of-Fit Chi-Square df Sig. Pearson Deviance Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2014 Estimasi Parameter dan Interpretasinya Tabel 8 Parameter Estimates Estimate Std. Error Wald df Sig. Threshold Location [RATING = 0] [RATING = 1] LIK PROF GROWTH SEC MAT REP Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2014 Berdasarkan hasil uji dengan Ordinal Logistic Regression diketahui bahwa variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah profitabilitas (PROF), pertumbuhan perusahaan (GROWTH) dan reputasi auditor (REP). Berdasarkan Tabel 8 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Logit (p0) = ,100LIK + 19,756PROF + 2,478GROWTH 1,866SEC + 2,164MAT + 2,504REP Logit (p0+p1) = ,100LIK + 19,756PROF + 2,478GROWTH 1,866SEC + 2,164MAT + 2,504REP Keterangan : p0 : Default Grade p1 : Speculative Grade LIK : Likuiditas PROF : Profitabilitas GROWTH : Pertumbuhan Perusahaan (Growth) SEC : Jaminan (Secure) MAT : Umur Obligasi (Maturity) REP : Reputasi Auditor Pembahasan Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan Tabel 8 terdapat nilai koefisien positif sebesar 1,100 dengan tingkat signifikansi 0,141. Karena nilai sig 0,141 > 0,05 maka H 1 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal

16 ini kemungkinan disebabkan karena untuk menentukan peringkat obligasi, PEFINDO mungkin lebih menilai pengelolaan asset dan liabilitas atas dasar laporan arus kas, yang memberikan informasi secara lebih terperinci. Kieso et al (2008:212) menyatakan bahwa laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan arus kas memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengetahui apa yang terjadi pada sumber likuid perusahaan. Informasi tentang arus kas akan membantu para pemodal untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif dan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, termasuk kemampuan untuk membayar dividen dan bunga di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009), Sejati (2010) serta Estiyanti dan Yasa (2012) dimana likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hasnawati dan Dirja (2008) serta Susilowati dan Sumarto (2010) yang menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi berarti aktiva lancarnya lebih besar dari hutang lancarnya, sehingga apabila suatu waktu terjadi perubahan kondisi ekonomi ataupun keuangan maka aktiva lancar tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang terkait dengan obligasi pada saat jatuh tempo. Jadi dapat disimpulkan likuiditas yang tinggi akan memperkecil resiko kegagalan suatu obligasi. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan Tabel 8 terdapat nilai koefisien positif sebesar 19,756 dengan tingkat signifikansi 0,047. Karena nilai sig 0,047 < 0,05 maka, H 2 diterima, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis 2 berhasil didukung karena profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemungkinan memperoleh peringkat obligasi yang tinggi. Signifikannya hasil penelitian ini disebabkan karena keuntungan yang diperoleh perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik. Menurut Burton et al (dalam Susilowati dan Sumarto, 2010) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih tinggi menurunkan resiko insolvency (ketidakmampuan membayar hutang), akibatnya rating obligasi perusahaan tersebut akan semakin baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Kamstra, dkk (dalam Sejati, 2010) yang membuktikan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sejati (2010), Susilowati dan Sumarto (2010) serta Sari, dkk (2011) yang menyatakan bahwa hasil penelitian variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut Susilowati dan Sumarto (2010) penyebab hasil tidak signifikan mungkin karena meskipun perusahaan memperoleh laba yang tinggi tetapi laba tersebut digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi laba yang ada pada data sekunder tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba tersebut tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait dengan obligasi. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan Tabel 8 terdapat nilai koefisien positif sebesar 2,478 dengan tingkat signifikansi 0,012. Karena nilai sig 0,012 < 0,05 maka, H 3 diterima, sehingga dapat diambil 16

17 kesimpulan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis 3 berhasil didukung karena pertumbuhan perusahaan (growth) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemungkinan memperoleh peringkat obligasi yang tinggi. Signifikannya hasil penelitian ini disebabkan karena perusahaan bertumbuh mempunyai harapan untuk berkembang dan menghasilkan laba sehingga bisa digunakan untuk membayar pokok dan bunga obligasi dengan lancar karena jatuh tempo obligasi dalam jangka waktu yang lama. Dengan adanya perkembangan perusahaan ini kreditur akan merasa aman karena perusahaan menghasilkan laba yang digunakan untuk membayar pokok dan bunga obligasi dengan lancar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Andry (2005) dan Sejati (2010) yang membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sari, dkk (2011) serta Ikhsan, dkk (2012) yang menyatakan bahwa hasil penelitian variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut Ikhsan, dkk (2012) penyebab perbedaan hasil mungkin karena pada periode pengamatan yang digunakan berbeda, dimana masa pengamatan peneliti situasi pasar dan kondisi negara sedang berada dalam kondisi yang labil sehingga menyebabkan kondisi keuangan dan pertumbuhan perusahaan menjadi labil pula. Pengaruh Jaminan (Secure) Terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan Tabel 8 terdapat nilai koefisien negatif sebesar -1,866 dengan tingkat signifikansi 0,113. Karena nilai sig 0,113 > 0,05 maka H 4 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa jaminan (secure) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis ini kemungkinan disebabkan karena penilaian peringkat obligasi oleh PEFINDO mungkin tidak hanya sebatas ada atau tidaknya jaminan pada obligasi. Namun yang lebih diutamakan lembaga rating adalah besarnya nilai jaminan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari pihak manajemen perusahaan. PEFINDO akan memberikan peringkat baik bagi perusahaan jika nilai jaminan obligasi besar. Hal ini dikarenakan besarnya nilai jaminan lebih pasti dan lebih menjanjikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Andry (2005) serta penelitian Estiyanti dan Yasa (2012) yang membuktikan bahwa jaminan (secure) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009) serta Sari, dkk (2011) menemukan hasil bahwa jaminan (secure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini disebabkan karena tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Obligasi yang tidak dijaminkan akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang dijaminkan. Maka dari itu, lembaga pemeringkat memberikan peringkat obligasi yang lebih tinggi kepada obligasi yang dijamin daripada obligasi tanpa jaminan. Pengaruh Umur Obligasi (Maturity) Terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan Tabel 8 terdapat nilai koefisien positif sebesar 2,164 dengan tingkat signifikansi 0,066. Karena nilai sig 0,066 > 0,05 maka H 5 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa umur obligasi (maturity) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, kemungkinan disebabkan karena banyaknya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan keuangan dengan umur yang pendek. Hasil dari data penelitian ini diperoleh bahwa 63% dari keseluruhan sampel obligasi atau sebanyak 108 sampel obligasi memiliki umur 1-5 tahun sehingga tidak terlalu 17

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari website resmi PT. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 95 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identifikasi Sampel Penelitian Seleksi sampel mencakup sektor perbankan yang menerbitkan obligasi di PEFINDO, tetapi hanya sektor perbankan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menguji kembali apakah berpengaruh terhadap variabel-variabel independen, yaitu reputasi auditor, umur obligasi, likuiditas, growth, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.

lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara menerbitkan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA Faldi Sarifuddin, Muthmainnah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh solvabilitas, leverage, profitabilitas, dan likuiditas terhadap peringkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen 12 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi Judul : Pengaruh Produktivitas Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Peringkat Obligasi dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 38) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut: Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN Sofia Prima Dewi Email: sofia_primadewi@yahoo.com Abstract: This study aims to obtain empirical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN MATURITY TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN MATURITY TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA 626 PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN MATURITY TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Kadek Sirma Nila Sucipta 1 Henny Rahyuda 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dan Peringkat Obligasi.

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dan Peringkat Obligasi. 1 ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PROFITABILITAS DALAM MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (Magreta dan Poppy, 2009). Peringkat obligasi juga menunjukkan seberapa aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber dan Jenis Data Menurut Indrianto (2002) dilihat dari sumber perolehannya datanya yaitu data sekunder yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas pendanaan seringkali dilakukan oleh perusahaan dalam penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas pendanaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, SALDO LABA, DAN ALIRAN KAS OPERASI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI ARTIKEL

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, SALDO LABA, DAN ALIRAN KAS OPERASI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI ARTIKEL PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, SALDO LABA, DAN ALIRAN KAS OPERASI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI Muhammad Nur Fahmi Binus University, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis aset yang bisa dijadikan alternatif investasi selain saham dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR AKUNTANSI TERHADAP PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI

PENGARUH FAKTOR AKUNTANSI TERHADAP PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PENGARUH FAKTOR AKUNTANSI TERHADAP PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI Henny Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta Email: henny_untar3@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to reveal the

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan tentang dorongan perusahaan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat

Lebih terperinci

Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Sektor Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia

Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Sektor Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Sektor Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia Ameilia Damayanti, J.M.V. Mulyadi 2,2 Universitas Pancasila,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan memerlukan pendanaan dalam mengembangkan usahanya sehingga perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor penunjangnya. Menurut Ginting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. keuangan dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi di Indonesia pada periode

METODE PENELITIAN. keuangan dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi di Indonesia pada periode 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif untuk menguji pengaruh rasio keuangan dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal dan waktu tertentu kepada

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi. Oleh:

Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi. Oleh: Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi Oleh: Niar Azriya NPM : 0851031042 Email : niar_az@yahoo.co.id Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) NPM :

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) NPM : PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) Nama : Dini Triana NPM : 22210079 Jurusan : Akuntansi Pembimbing I : Dr. Syntha Noviyana, SE.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan non keuangan penerbit obligasi yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tearney (2000) dalam Estiyanti dan Yasa (2012) menyatakan teori sinyal menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tearney (2000) dalam Estiyanti dan Yasa (2012) menyatakan teori sinyal menunjukkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Sinyal Tearney (2000) dalam Estiyanti dan Yasa (2012) menyatakan teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka teori dan penurunan hipotesis 1). Rerangka teori a. Teori Sinyal Peringkat obligasi dapat dijelaskan dari perspektif teori sinyal. Menurut jama an (2008) signaling theory

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan penelitian yang mengambil topik mengenai pengaruh likuiditas, maturitas, dan peringkat pada yield obligasi 1. Penelitian Nanik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Irma Febriani 1, Hari Susanta Nugraha 2 & Saryadi 3 Abstract This research aims

Lebih terperinci

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN UMUR OBLIGASI TERHADAP PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012 Arif Rahman Kuswara Erny Rachmawati Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, PRODUKTIVITAS, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PERINGKAT SUKUK

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, PRODUKTIVITAS, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PERINGKAT SUKUK PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, PRODUKTIVITAS, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PERINGKAT SUKUK Galih Estu Pranoto, Ratna Anggraini Erika Takidah E-mail : pranoto15@gmail.com Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor keuangan (Profitabilitas, Total Asset, Aliran Kas Operasi, Likuiditas Dan Leverage).

ABSTRAK. Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor keuangan (Profitabilitas, Total Asset, Aliran Kas Operasi, Likuiditas Dan Leverage). ABSTRAK Peringkat obligasi dikeluarkan oleh agen pemeringkat yang dapat membantu investor dalam memilih obligasi. Peringkat yang dikeluarkan memberikan informasi tentang kualitas dan risiko yang akan dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Obligasi sering dipandang sebagai investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi serta terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci