Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi. Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi. Oleh:"

Transkripsi

1 Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi Oleh: Niar Azriya NPM : niar_az@yahoo.co.id Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc, Akt ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pengaruh profitabilitas, likuiditas, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan terhadap peringkat obligasi. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang di peringkat oleh PT. Pefindo dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel 25 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi ordinal logistik. Hasil penelitian menunjukkan secara statistik variabel profitabilitas, kepemilikan institusional, dan jaminan memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Likuditas, time interest earned dan kepemilikan manajerial secara statistik tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Kata kunci: peringkat obligasi, profitabilitas, likuiditas, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan.

2 Analysis The Effect Of Accounting And Non-Accounting Factors To Bond Ratings By Niar Azriya NPM : niar_az@yahoo.co.id Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc, Akt ABSTRCT The purpose of this research is to provide empirical evidence of the effect of profitability, liquidity, time interest earned, managerial ownership, institutional ownership and insurance on bond ratings. The population of this research is all companies ranked by PT. Pefindo and is listed on the Indonesia Stock Exchange period. This research used purposive sampling method and acquired a sample of 25 companies. Hypothesis testing was done by using ordinal logistic regression analysis. The result shows that statistically, profitability, institutional ownership, and guarantees have a significant effect on bond ratings. Liquidity, time interest earned and managerial ownership, statistically, has no significant effect on bond ratings. Keywords: bond ratings, profitability, liquidity, time interest earned, managerial ownership, institutional ownership, and guarantees.

3 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Calon investor yang ingin berinvestasi dalam obligasi, harus memperhatikan peringkat obligasi. Peringkat obligasi memberikan informasi dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan (default). Berdasarkan peringkatnya obligasi dibagi menjadi dua kategori yaitu investment grade dan non-investment grade atau lebih dikenal dengan junk bond. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman. Di Indonesia, lembaga pemeringkat obligasi antara lain PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT. Kasnic Credit Rating Indonesia dan PT. Fitch Rating Indonesia. Penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT. PEFINDO karena jumlah perusahaan yang menggunakan jasa pemeringkat ini jauh lebih banyak dibandingkan lembaga pemeringkat lainnya. Selain itu perusahaan yang terdaftar di Indonesia sebagian besar menggunakan jasa PEFINDO sebagai lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan peringkat secara independen terhadap obligasi yang diterbitkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan peeringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO. Menurut Ginting (2011: 4) beberapa literatur menyatakan pemeringkatan obligasi yang dilakukan oleh agen pemeringkat obligasi tidak selalu akurat. Sebagai contoh, agen pemeringkat telah kecolongan oleh penurunan Enron secara drastis. Enron mengumumkan kepailitannya pada hari Minggu di bulan Desember 2001, dan hari Jumat sebelumnya obligasi Enron masih memiliki peringkat layak investasi, contoh lainnya adalah WorldCom yang menjual obligasi dengan peringkat investasi senilai $11,8 miliar, setahun kemudian WorldCom mengajukan pailit dan seluruh pemegang obligasinya merugi lebih dari 80% atas investasi mereka. Banyak penelitian yang sudah menguji mengenai peringkat obligasi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2008) memberikan bukti rasio leverage dan solvabilitas mampu digunakan dalam memprediksi peringkat obligasi, sedangkan rasio likuiditas dan profitabilitas tidak mampu digunakan sebagai prediksi peringkat obligasi. Penelitian Raharja dan Sari (2008) mengatakan rasio leverage, likuiditas, solvabilitas, dan profitabiliitas mampu digunakan sebagai prediksi peringkat obligasi. Menurut Susilowati dan Sumarto (2010) memberikan hasil bahwa likuiditas berpengeruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur obligasi tidak berpengaruh terhadap

4 peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa variabel likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut Rinaningsih (2009) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage dan ROA tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut penelitian Yuliana (2011) memberikan hasil faktor akuntansi yang terdiri dari ukuran perusahaan (size), leverage, profitability, activity, dan market value ratio serta faktor non akuntansi yang terdiri dari umur obligasi, jaminan serta reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan beragamnya hasil penelitian dan ketidakkonsistensian hasil penelitian diatas, maka hal tersebut menjadi latar belakang penulis untuk dilakukannya penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi, namun ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu periode penelitian dan variabel yang digunakan. Periode penelitian ini tahun , sedangkan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor akuntansi dan non akuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian terdiri dari profitabilitas, likuiditas dan leverage. Faktor non akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure). Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih terdapat perbedaan hasil penelitian, sehingga penulis menggunakan variabel-variabel tersebut di dalam penelitian ini. II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan (Raharja dan Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajemen selaku pihak interen perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lain. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain dan informasi lainnya.

5 2.2 Obligasi Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu entintas dalam rangka mendapatkan dana yang dimiliki suatu jangka waktu tertentu dan menawarkan bunga sebagai pengembalian atas dana yang disetorkan. Obligasi adalah surat berharga tanda hutang dari pihak yang menerbitkannya (issuer) kepada investor sebagai pembeli yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli obligasi tersebut. (Raharja dan Sari, 2008:215). Obligasi dapat disebut sebagai sekuritas jangka panjang, dimana pihak yang mengeluarkan obligasi perusahaan akan membayar bunga kepada pemegang obligasi pada waktu yang ditentukan dan akan melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. 2.3 Peringkat Obligasi Dalam melakukan investasi diperlukan pertimbangan dan penilaian atas investasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu pilihan dalam melakukan investasi sebelum calon investor memutuskan akan melakukan investasi pada suatu perusahaan terlebih dahulu obligasi akan dinilai. Penilaian atas obligasi dapat dilakukan dengan peringkat obligasi. Terkadang suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada calon investor obligasi tersebut akan diperingkat terlebih dahulu oleh lembaga pemeringkat. Menurut Amrullah (2007:12-13), dalam Marina (2011), peringkat obligasi (bond rating) atau yang biasa disebut dengan credit rating (peringkat kredit) merupakan salah satu alat ukur yang dapat menggambarkan kualitas dari obligasi yang diterbitkan emiten berupa resiko dan return yang terdapat didalamnya dan sekaligus menjadi alat ukur akan kinerja dari emiten tersebut. Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan obligasi bagi investor. PT. PEFINDO merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang memberikan penilaian secara objektif, independen, terpercaya terhadap surat utang yang ditawarkan kepada masyarakat melalui peringkat risiko surat utang (Setiawan dan Shanti, 2009:77) Tabel dibawah ini merupakan peringkat obligasi dimana bond ratings menurut PEFINDO.

6 Definisi Peringkat Obligasi PT. PEFINDO SIMBOL KETERANGAN AAA Sekuritas utang dengan peringkat id AAA merupakan sekuritas utang dengan peringkat tertinggi dari PEFINDO yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. AA Sekuritas utang dengan peringkat id AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding dengan obligor Indonesia lainnya. A Sekuritas utang dengan peringkat id A merupakan peringkat hutang yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugi. BBB Sekuritas utang dengan peringkat id BBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan perekonomian yang merugikan. BB Sekuritas utang dengan peringkat id BB menunjukkan ukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis, keuangan dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. B Sekuritas utang dengan peringkat id B menunjukkan parameter keuangan perusahaan yang relatif lemah dibanding obligor Indonesia liannya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya. CCC Sekuritas utang dengan peringkat id CCC menunjukkan sekuritas utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan bisnis dan keuangan. SD Sekuritas utang dengan peringkat id SD merupakan peringkat hutang yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang gagal membayar satu atau lebih kewajiban finansialnya yang jatuh tempo tetapi terus berusaha memenuhi kewajiban lainnya secara tepat waktu. D Sekuritas utang dengan peringkat id D merupakan peringkat hutang yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha. Sumber : Catatan : Hasil peringkat dari id AA sampai id B dapat diberi tanda tambah (+) atau kurang (-) untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relatif kemampuannya dalam suatu kategori peringkat.

7 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian utang dan risiko default obligasi. Risiko tersebut berupa ketidakmampuan emiten dalam membayar dan melunasi kewajiban selama umur obligasi. Menurut Raharja dan Sari (2008: 2217) analisis pemeringkatan efek dilakukan berdasarkan: 1. Laporan keuangan tiga sampai lima tahun sebelumnya. 2. Analisis sektoral dan industri 3. Proyeksi keuangan 4. Perkiraan kinerja dimasa yang akan datang oleh manajemen emiten. Sedangkan menurut PT. Pefindo metodelogi penilaian peringkat obligasi dibedakan menjadi empat sektor umum yaitu sektor korporasi (non-financial), sektor lembaga keuangan, sektor kik-eba, dan sektor reksa dana ( Penilaian peringkat untuk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pada sektor yang berbeda menggunakan metode yang berbeda pula. Metodelogi penilaian sektor korporasi (non-financial) dibagi menjadi dua yaitu: 1. Penilaian resiko industri, yaitu meliputi: pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and stability), penghasilan & struktur biaya dari Industri (revenue and cost structures), hambatan masuk dan persaingan didalam industri (barrier to entry and competition within the industry), peraturan dan de-regulasi industri (regulation and de-regulation), profil keuangan (financial profile) analisis kinerja keuangan industri meliputi analisis marjin, keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas. 2. Penilaian resiko keuangan untuk peringkat korporasi meliputi: kebijakan keuangan (Financial Policy),sruktur permodalan (Capital Structure), perlindungan arus kas (Cash Flow Protection), fleksibilitas keuangan (Financial Flexibility). Adapun faktor-faktor yang digunakan pada penelitian ini yang mana dapat mempengaruhi peringkat obligasi adalah: Faktor Akuntansi terdiri dari: Rasio Profitabilitas Rasio ini direpresentasikan oleh return on asset (ROA). Keuntungan yang diperoleh perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern dan pelunasan kewajiban. Menurut Sejati (2010) menyatakan bahwa ketika laba perusahaan

8 tinggi maka peringkat obligasi juga tinggi. Hal itu dikarenakan laba perusahaan dapat digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan termasuk obligasi. Dengan demikian tingkat profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukur risiko default perusahaan. Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas biasa dilakukan dengan pengukuran Current ratio dan Quick ratio. Menurut Arifin (2005 dalam Susilowati & Sumarto, 2010) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Oleh karena itu, tingkat likuiditas yang tinggi berpengaruh pada peringkat obligasi yang baik. Time Interest Earned Time interest earned didesain untuk menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga tersebut. Rasio ini berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hingga dapat menghindari kebangkrutan. Time interest earned berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga atas kewajiban perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tanpa kesulitan. Apabila nilai rasio ini menunjukkan nilai yang besar, maka obligasi perusahaan tersebut kemungkinan besar akan masuk dalam peringkat investment grade Faktor Non akunmtansi Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham (Faisal, 2005 dalam Prasetiyo 2010). Kepemilikan saham manajerial akan membantu dalam penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian dari pengambilan keputusan

9 yang tidak tepat. Kepemilikan manajerial menunjukkan manajer akan berkedudukan ganda tidak hanya sebagai manajer tetapi juga sebagai pemegang saham. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Menurut Gideon (2005) dalam Prasetiyo (2010) persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Tarjo (2002) dalam Prasetiyo (2010) mengemukakan bahwa kepemilikan institusional yang dilandasi praktik good corporate governance berarti adanya jaminan bagi investor atas investasi yang telah ditanamkan, adanya jaminan keamanan berarti mengurangi risiko. Kepemilikan saham institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 50%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan saham institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen. Jaminan (secure) Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Joseph (2002) dalam Andry (2005) dan dalamyuliana (2011) menyatakan jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi pun akan membaik sehingga obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik. Salah satu alasan lain yaitu dengan menjaminkan asset yang dimiliki perusahaan untuk obligasi berarti perusahaan dapat menekan risiko yang akan diterima perusahaan. 2.5 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menunjukkan hasil yang berbeda. Almilia & Devi (2007) meneliti faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan menggunakan variabel profitabilitas, likuiditas, firm size, growth, jaminan, umur obligasi, dan reputasi auditor. Sampel yang diambil sebanyak 119 perusahaan manufaktur tahun Dengan menggunakan regresi logit didapatkan hasil penelitian

10 bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah growth dan rasio likuiditas (CR). Purwaningsih (2008) melakukan penelitian mengenai rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Rasio keuangan yang digunakan adalah leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan produktivitas. Hasil penelitian didapatkan bahwa rasio leverage, solvabilitas dan produkdivitas yang dapat digunakan dalam memprediksi pringkat obligasi, sedangkan likuiditas dan profitabilitas tidak mampu digunakan sebagai prediksi pringkat obligasi. Raharja & Sari (2008) meneliti variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan produktivitas. Sampel yang diambil adalah perusahaan manufaktur tahun Metode analisis yang dipakai analisis diskriminan dan regresi logistik. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat empat variabel rasio keuangan yang dapat membentuk model prediksi yaitu leverage, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dengan memiliki keakuratan 96,2%, artinya model dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi peringkat obligasi. Rinaningsih (2009) memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial, leverage, dan size perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Sedangkan kepemilikan institusional dan profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Susilowati dan Sumarto (2010) menguji variabel profitabilitas, likuiditas, size dan umur obligasi untuk mendapatkan hasil tentang faktor yang berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur Hasil penelitian tersebut adalah hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Sejati (2010) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan variabel independen auditor, likuiditas, growth, ROA, dan size. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur pada periode Pengukuran auditor dilakukan dengan variabel dummy, yaitu kategori 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh big 4 dan kategori 0 untuk perusahaan yang diaudit selain big 4. Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya growth yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Yuliana (2011) memberikan bukti bahwa faktor akuntansi yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, frofitability, activity, dan market value ratio serta faktor non akuntansi yang terdiri dari umur obligasi, jaminan serta reputasi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan keuangan yang terdaftar di

11 Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan Yuliana menggunakan periode dua tahun yaitu tahun Pengembangan Hipotesis Rasio Profitabilitas dengan Peringkat Obligasi Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba rugi modal sendiri. Profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Rasio Likuiditas dengan Peringkat Obligasi Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat rasio likuiditas perusahaan, maka semakin tinggi posisi likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas dapat menjadi faktor penting dalam peringkat obligasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susilowati dan Sumarto (2010) menemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 2 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Time Interest Earned dengan Peringkat Obligasi Time interest earned berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga atas kewajiban perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tanpa kesulitan. Apabila nilai rasio ini menunjukkan nilai yang besar, maka obligasi perusahaan tersebut kemungkinan besar akan masuk dalam peringkat investment grade. H 3 : Time interest earned berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Kepemilikan Manajerial dengan Peringkat Obligasi Kepemilikan manajerial merupakan saham yang diberikan pihak perusahaan kepada manajer, tujuan pemberian saham ini agar pihak manajemen dapat menanggung apabila perusahaan mengalami kebangkrutan dan dapat menikmati hasil apabila perusahaan

12 mendapatkan profit. Suranta dan Machfoedz (2003) dalam blog Ericklatumeten (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih tinggi ketika direktur memiliki bagian saham yang lebih besar. Dengan adanya kepemilikan manajerial nilai perusahaan akan baik dan peringkat perusahaan akan tinggi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Kepemilikan Institusional dengan Peringkat Obligasi Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Dengan adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen atau segera melakukan tindakan perbaikan manajemen yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat surat hutang tinggi (Rinaningsih, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 5 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Jaminan (secure) dengan Peringkat Obligasi Joseph (2002) dalam Andry (2005) dan dalam Yuliana (2011) menyatakan jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi pun akan membaik sehingga obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Apabila dijamin dengan aset yang bernilai tinggi maka rating obligasi akan semakin baik. Salah satu alasan menjaminkan aset yang dimiliki perusahaan untuk obligasi agar perusahaan dapat menekan risiko yang akan diterima perusahaan. Membuktikan bahwa perusahaan dapat memenuhi bunga periodik dan dapat melunasi pokok pinjaman dengan baik melalui aset yang dijaminkan tersebut. Sehingga obligasi dikategorikan aman untuk diinvestasikan dan dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H 6 : Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo pada periode Data diperoleh dari website Indonesian Stock Exchange ( PT. Pemeringkat Efek Indonesia ( dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory) 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari berbagai dokumen atau literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Data dapat diperoleh dari media cetak dan elektronik. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO) 3. Peringkat obligasi yang digunakan adalah peringkat obligasi yang di keluarkan PT. Pefindo pada 31 Desember. 4. Perusahaan go public yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode tahun Perusahaan go public yang tidak mengalami delisting pada periode tahun Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan titik fokus sebagai obyek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan enam variabel independen Variabel Dependen (Y) Peringkat Obligasi

14 Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia). Peringkat obligasi merupakan pendapat mengenai kelayakan dari obligor mengenai sekuritas utang tertentu. Dari peringkat obligasi tersebut diharapkan dapat memberikan pentunjuk dan masukan bagi calon investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati. Dalam mengumumkan peringkat obligasi yang di keluarkan Pefindo dapat dilakukan setiap bulan. Dalam penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan PT. Pefindo di akhir tahun yaitu pada 31 Desember. Penggunaan peringkat pada 31 Desember adalah karena pada saat tersebut merupakan periode akhir tahun yang mana dapat terlihat perusahaan yang masih di peringkat dan keluar dari pemeringkatan Pefindo selama tahun tersebut. Sehingga dapat membantu penulis dalam pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Peringkat obligasi akan dibagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan penelitian yang dilakukan Styaningrum (2005). Menurut Styaningrum peringkat obligasi akan dibagi menjadi tujuh klasifikasi dimana peringkat akan diberi angka satu sampai dengan tujuh. Peringkat obligasi dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu speculative yaitu obligasi yang mempunyai peringkat 1-3 yang relatif lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dengan resiko gagal bayar (default risk) yang cukup besar, dan kategori investment yaitu obligasi yang mempunyai peringkat 4-7 yang relatif tidak terlalu rentan terhadap kondisi perekonomian dan risiko gagal bayar (default risk) relatif kecil. Adapun klasifikasi peringkat obligasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Peringkat Obligasi Pefindo Peringkat Pefindo Peringkat Kategori AAA 8 Investment AA 7 Investment A 6 Investment BBB 5 Investment BB 4 Speculative B 3 Speculative CCC 2 Speculative SD 1 Speculative D 0 Speculative Sumber: Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini meliputi:

15 1. Rasio Profitabilitas (X 1 ) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko tidak mampu membayar (default) semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas diproksikan dengan Return on Asset (ROA) yang mana dirumuskan sebagai berikut: 2. Rasio Likuiditas (X 2 ) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban terhadap hutang jangka pendek. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Rasio likuiditas ini diproksikan dengan Current Ratio (CR) yang mana dirumuskan sebagai berikut: 3. Rasio Time Interest Earned (X 3 ) Rasio Time interest earned adalah rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kewajiban atas pembayaran beban bunga. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga. Time Interest Earned (TIE) yang dirumuskan sebagai berikut: 4. Kepemilikan Manajerial (X 4 ) Jumlah kepemilikan manajerial sebagian besar kurang dari 1%, sehingga variasi jumlah kepemilikan manjerial tidak banyak, sehingga variabel ini menggunakan dummy, yaitu 1 jika terdapat kepemilikan manjerial, dan 0 jika tidak terdapat kepemilikan manjerial. 5. Kepemilikan Institusional (X 5 ) Kepemilikan institusi merupakan besarnya saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan total saham beredar. Pengukuran kepemilikan institusinal didasarkan pada penelitian yang dilakukan Rinaningsih (2009), dimana saham yang dimiliki oleh investor institusional dirumuskan sebagai berikut:

16 6. Jaminan (Secure) Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy. Dimana 1 menunjukkan obligasi dengan jaminan dan 0 untuk obligasi tanpa jaminan. 3.5 Alat Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum dan standar deviasi untuk menggambarkan variabel return on assets, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure) Regresi Logistik Ordinal Pada penelitian ini pengujian model dan hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ordinal (ordinal logistic regression). Model ini digunakan ketika akan menguji apakah probabilitas terjadinya variabel dependen berbentuk non metrik/kategorikal dapat diprediksi dengan variabel independennya, dimana variabel independennya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non metrik/kategorikal. Selain itu model ini digunakan karena variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel kualitatif yang mempunyai urutan (ordered), sehingga tidak dapat digunakan model probabilitas linear seperti multinominal logit (Yamin, 2009:119). Teknik analisis ini tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:261) Menilai Model Fit Statistik yang dilakukan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 268). Penurunan nilai Log Likelhood menunjukkan model regresi yang semakin baik.

17 3.5.4 Koefisien Determinasi Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase pengukuran variabel indpenden (prediktor) terhadap perubahan variabel dependen. Dari pengukuran koefisien determinasi akan diketahui seberapa besar variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Nilai yang mendekati satu artinya variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen Estimasi Parameter dan Interpretasinya Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari masingmasing variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (signifikansi). Dalam mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan kriteria pengujian sebagai berikut: a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 % atau signifikasi 5% (α = 0.05). b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value. - Jika nilai signifikansi < 0,05 Ha Diterima - Jika nilai signifikansi > 0,05 Ha Ditolak Penelitian ini menguji pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap peringkat obligasi. Secara matematis model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: RATING = Menunjukkan peringkat obligasi perusahaan yang diterbitkan oleh PT. Pefindo ROA = Return On Asset CR = Current Ratio TIE = Time Interest Earned KM = Kepemilikan Manjarial (variabel dummy kategori 1 jika terdapat kepemilikan manjerial, dan 0 jika tidak terdapat kepemilikan manjerial) KI = Kepemilikan Institusional Secure = Jaminan (variabel dummy dengan kategori 1 jika obligasi dijamin, dan 0 jika obligasi tidak dijamin) b = Koefisien Regresi e = error

18 IV. PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif yang meliputi minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan nilai ratarata (mean) dan standar deviasi perbandingan antara variable-variabel independen yaitu return on assets, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure) terhadap variabel dependen (Peringkat Obligasi). Penjelasan dari masing-masing variabel pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA CR TIE KM KI SECURE Valid N (listwise) 125 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka data tersebut dapat dideskripsikan dengan penjelasan seperti dibawah ini: 1. Dari 125 data sampel selama tahun , terlihat bahwa return on assets memiliki nilai rata-rata 0, Hal ini berarti selama periode penelitian rata-rata perusahaan memiliki laba bersih sebesar 3,704% dari total aset. Nilai minimum sebesar -0,2972 menunjukkan laba bersih bernilai negatif. Nilai minimum ini dimiliki oleh PT. Arpeni Pratama Ocean Line pada tahun 2011 Nilai maksimum sebesar 0,5079 dimiliki oleh PT. Matahari Putra Prima, Tbk pada tahun Besarnya standar deviasi adalah 0, Standar deviasi menjelaskan seberapa besar data menyimpang dari rata-rata datanya. Sehingga angka tersebut menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan maksimum yang mungkin terjadi adalah sebesar +0,077 dari nilai rata-rata variabel ROA (return on assets), sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata ROA yang mungkin terjadi adalah sebesar -0, Variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) memiliki nilai rata-rata sebesar 1, Hal ini berarti selama periode penelitian, rata-rata perusahaan menggunakan 145,39% dari hutang lancar yang didanai menggunakan aset lancar. Dalam

19 penelitian ini, CR diukur dengan rasio asset lancar dibagi hutang lancar. Nilai minimum current ratio sebesar 0,1997 dimiliki oleh PT. Arpeni Pratama Ocean Line pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 4,69 dimiliki PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk tahun Besarnya nilai standar deviasi adalah 0,717 Angka ini menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan maksimum dari rata-rata variabel current ratio adalah +0,717 sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata current ratio yang mungkin terjadi adalah -0, Variabel time interest earned, pada sampel penelitian ini mempunyai nilai terendah adalah - 1,5067 nilai tertinggi sebesar 71,3872. Nilai minimum TIE menunjukkan bahwa persentase earning before interest and tax yang dihasilkan terhadap beban bunga adalah -150,67%. Perusahaan yang memiliki nilai TIE minimum adalah PT. Arpeni Pratama Ocean Line pada tahun Standar deviasi dari variabel time interest earned selama periode penelitian adalah sebesar 7,896. Angka tersebut menunjukkan besarnya penyimpangan maksimum yang mungkin dari nilai rata-rata variabel TIE adalah +7,896 sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata TIE yang mungkin terjadi sebesar -7, Variabel kepemilikan manajerial, pada penelitian ini memiliki nilai terendah sebesar 0,0000 dan nilai tertinggi sebesar 1,000. Nilai tertinggi pada kepemilikan manajerial adalah 1, hal ini menunjukkan bahwa beberapa saham perusahaan dimiliki oleh pihak manajerial. Sedangkan nilai terendah sebesar 0, hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa perusahaan yang mana saham perusahaannya tidak dimiliki oleh pihak manajerial. Terdapat nilai rata-rata di variabel kepemilikan manajerial ini adalah 0, Standar deviasi sebesar 0,429. Angka tersebut menunjukkan besarnya penyimpangan maksimum yang mungkin dari nilai rata-rata variabel kepemilikan manajerial adalah +0,429 sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata kepemilikan manajerial yang mungkin terjadi sebesar -0, Variabel kepemilikan institusional, pada penelitian ini mempunyai nilai terendah sebesar 0 dan nilai tertinggi sebesar 1. Bank Jabar Banten pada tahun 2009 memiliki Nilai tertinggi dalam kepemilikan institusional adalah 1,000 hal ini menunjukkan bahwa saham yang dimiliki institusional di perusahaan tersebut sebesar 100% atau semua saham di perusahaan dimiliki institusional. Japfa Comfeed Indonesia tahun 2007 memiliki nilai minimum pad variabel kepemilikan institusional sebesar 0,0000 yang menunjukkan bahwa di dalam perusahaan tersebut tidak terdapat kepemilikan institusional atau 100% saham di perusahaan tersebut dimiliki oleh publik sepenuhnya. Standar deviasi sebesar 0,1913. Angka tersebut menunjukkan besarnya penyimpangan maksimum yang mungkin dari nilai rata-rata variabel

20 kepemilikan institusional adalah +0,1913 sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata kepemilikan institusional yang mungkin terjadi sebesar -0, Variabel jaminan (secure) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,72 hal ini menunjukkan 90 perusahaan yang menjadi sampel menjaminkan obligasinya dengan menggunakan jaminan aset yang dimiliki perusahaan. Sedangkan 35 perusahaan tidak menjaminkan obligasinya dengan jaminan aset yang dimiliki perusahaan. 4.2 Analisis Ordinal Logistic Regression Pengujian Dengan Model Fit Pengujian dengan model fit akan menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen yaitu return on assets, current ratio, time ineterest erned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan secure terhadap peringkat obligasi. Analisis pertama yang dilakukan adalah menguji keseluruhan model (overall model fit). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likehood (-2LL) awal (intercept only) dengan -2 Log Likelihood (-2LL) pada model final. Adanya penurunan nilai antara -2LL awal (intercept only) dengan nilai -2LL pada model final menunjukkan bahwa model fit dengan data (Ghozali, 2006 : 268). Tabel 4.2 Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir Model Intercept Only Log Likelihood Chi-Square df Sig. Final Link function: Logit. Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS Tabel 4.2 memperlihatkan perbandingan antara nilai -2LL pada model intercept only dengan -2LL pada model final. Pada tabel diperoleh penurunan nilai Chi-Square sebesar 39,994 atau perubahan nilai -2 Log Likelihood dari 320,386 menjadi 280,392 dan signifikan pada taraf nyata 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pemasukan variabel independen dalam model memberikan kontribusi dalam model. Tabel 4.3 Goodness of Fit Chi-Square df Sig. Pearson 508, Deviance 280, Link function: Logit.

21 Tabel 4.3 menunjukkan uji kesesuaian model dengan data empiris dimana hipotesis nol adalah data hasil prediksi model sesuai dengan data empiris. Nilai signifikansi pearson sebesar 1,000 (> 0,05) dan nilai signifikansi deviance sebesar 1,000 (> 0,05) sehingga model yang terbentuk adalah fit atau layak digunakan Koefisien Determinasi Untuk mengetahui variabelitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen digunakan nilai Pseudo R Square. Berikut merupakan hasil dari perhitungannya: Tabel 4.4 Nilai Pseudo R-Square Cox and Snell.274 Nagelkerke.297 McFadden.125 Tabel 4.4 menunjukkan nilai dari Cox and Snell sebesar 0,274 dan Nagelkerke 0,297 nilai tersebut menunjukkan bahwa 29,7% variabelitas variabel dependen atau peringkat obligasi mampu dijelaskan oleh variabel return on assets, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan jaminan. Sedangkan sisanya sebesar 70,3% diterangkan oleh variabel selain keenam variabel tersebut. Kecilnya variabel peringkat obligasi yang mampu dijelakan oleh variabel independen return on asstes, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan karena banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi antara lain adalah risiko industri, posisi pasar dan lingkkungan operasional, arus kas dan fleksibelitas keuangan, dan faktor lainnya ( Hasil Pengujian Analisis Ordinal Logistic Regression Tabel 4.5 Hasil Uji Ordinal Logistic Regression Estimate Std. Error Wald df Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Threshold [RATING = 0] [RATING = 1] [RATING = 4] [RATING = 5] [RATING = 6] [RATING = 7]

22 Location ROA CR TIE KI KM SECURE Link function: Logit. 4.3 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengaruh Profitabilitas terhadap Peringkat Obligasi Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian menggunakan regresi ordinal menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memiliki nilai koefisien positif sebesar 8,332 dengan tingkat signifikansi 0,002 dan nilai statistik wald sebesar 9,157. Dengan nilai signifikansi kurang atau lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan bahwa secara statistik H 1 terdukung. Profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Arah positif ini menunjukkan bahwa semakin baik profitabilitas perusahaan, maka semakin baik pula peringkat obligasi yang didapat perusahaan. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi memiliki peluang atau kesempatan yang besar untuk mendapatkan peringkat obligasi dengan kategori investment grade dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar obligasi perusahaan, sehingga peringkat yang diterima perusahaan tersebut semakin baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitianyang dilakukan Yuliana (2011) yang membuktikan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Berbeda dengan penelitian Luky Susilowati dan Sumarto (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang di proksikan dengan ROA tidak signifikan terhadap peringkat obligasi Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi Hasil pengujian variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Current ratio memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,469 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,096 lebih besar dari 0,05 dikatakan

23 bahwa current ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik H 2 tidak terdukung. Tinggi rendahnya CR tidak mempengaruhi peringkat obligasi. Hal ini tidak sesuai dengan analisis bahwa tingkat likuiditas (current ratio) yang tinggi berpengaruh pada peringkat obligasi yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio tidak dapat didukung. Current ratio diukur dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar. Rasio lancar ini mengukur suatu kondisi yang statis yang mana rasio ini tidak mencerminkan usaha yang berkesinambungan. Oleh karena itu tinggi rendah current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sejati (2010) dan Magreta (2009) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumantri (2010) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap perikat obligasi Pengaruh Time Interest Earned terhadap Peringkat Obligasi Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa time interest earned menunjukkan koefisien sebesar 0,002 dan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Variabel ini menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,993 lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahawa time interest earned tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini berarti bahwa secara statistik H 3 dalam penelitian ini tidak terdukung. Namun, hasil pengolahan data menunjukkan pengaruh time interest earned terhadap peringkat obligasi sesuai dengan arah yang ditetapkan pada hipotesis, yang mana time interest earned menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil risiko perusahaan tersebut mengalami default dan peringkat obligasi yang yang diterima perusahaan tersebut akan tinggi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ginting (2011) yang menyatakan bahwa time interest earned tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berbeda dengan Nurmayanti dan Setiawati (2012) yang menyatakan bahwa time interest earned berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Variabel kepemilikan manajerial diproksikan dengan ada atau tidaknya kepemilikan saham oleh manajemen memiliki nilai koefisien negatif 0,2 dengan

24 tingkat signifikansi 0,625 lebih besar dari 0,05. Artinya bahwa dapat disimpulkan bahwa secara statistik H 4 tidak dapat didukung. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan karena persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajerial relatif sedikit. Dari data diperoleh rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 24%. Belum banyak manajemen perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan dalam sampel) memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Setyaningrum (2005) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Peringkat Obligasi Hipotesis dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan hasil uji statistik variabel kepemilikan institusi yang diproksikan dengan proporsi saham yang dimiliki institusi memiliki nilai koefisien positif sebesar 2,410 dengan tingkat signifikansi 0,012 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik H 5 terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya proporsi saham yang dimiliki pihak institusi mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Sesuai dengan hasil analisis bahwa proporsi kepemilikan saham oleh institusional mempengaruhi probablitias peringkat obligasi. Ini mengindikasikan bahwa adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen dan dapat melakukan tindakan perbaikan manajemen. Dengan adanya kepemilikan institusional dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat obligasi menjadi tinggi.. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Setyaningrum (2005) yang membuktikan bahwa peringkat obligasi memiliki pengaruh yang signifikan positif dengan persentase kepemililkan institusi. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Prasetiyo (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Jaminan (Secure) terhadap Peringkat Obligasi Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Secure yang diproksikan dengan ada atau tidaknya obligasi tersebut dijaminkan memiliki nilai koefisien positif sebesar 1,954 dengan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari website resmi PT. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 95 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identifikasi Sampel Penelitian Seleksi sampel mencakup sektor perbankan yang menerbitkan obligasi di PEFINDO, tetapi hanya sektor perbankan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh solvabilitas, leverage, profitabilitas, dan likuiditas terhadap peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi Judul : Pengaruh Produktivitas Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Peringkat Obligasi dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) NPM :

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) NPM : PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) Nama : Dini Triana NPM : 22210079 Jurusan : Akuntansi Pembimbing I : Dr. Syntha Noviyana, SE.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN Sofia Prima Dewi Email: sofia_primadewi@yahoo.com Abstract: This study aims to obtain empirical

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian

Lebih terperinci

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dan Peringkat Obligasi.

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dan Peringkat Obligasi. 1 ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PROFITABILITAS DALAM MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI Muhammad Nur Fahmi Binus University, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari peneliti, dimana faktor keberadaannya dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan obligasi yang diperingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini investasi tidak hanya real assets atau bentuk fisik, investasi financial assets atau surat berharga mulai disukai oleh para pemilik modal, seperti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu perusahaan dibutuhkan banyak dana. Melalui pembenahan struktur modal inilah yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 yang per 10 Agustus 2016 berjumlah 143 perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014. B. Teknik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 38) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut: Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada sampel penelitian yang digunakan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian 1. Obyek/subyek penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Indonesia Bond Market Directory pada tahun 2013-2014. Unit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan A. Objek / Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun dari tahun 2013 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber dan Jenis Data Menurut Indrianto (2002) dilihat dari sumber perolehannya datanya yaitu data sekunder yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan non keuangan penerbit obligasi yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (Magreta dan Poppy, 2009). Peringkat obligasi juga menunjukkan seberapa aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya penelitian baik dari sisi konseptual maupun kontekstual. Selain itu, di dalam bab ini juga menguraikan rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN KUALITAS AUDIT (X1) OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA (X2) OPINI AUDITOR TENTANG GOING CONCERN (Y) PREDIKSI KEBANGKRUTAN

Lebih terperinci

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat, dan terdaftar di. buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi tahun

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat, dan terdaftar di. buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi tahun A. Populasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan)/individuindividu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto, 2012: 93).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA Faldi Sarifuddin, Muthmainnah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income

BAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di Bank Umum Syariah di Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua peranan penting yaitu peran di bidang ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua peranan penting yaitu peran di bidang ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu wadah/tempat bertemunya antara perusahaan penerbit efek dengan pihak berkepentingan (investor) dengan tujuan untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka teori dan penurunan hipotesis 1). Rerangka teori a. Teori Sinyal Peringkat obligasi dapat dijelaskan dari perspektif teori sinyal. Menurut jama an (2008) signaling theory

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IS 81 0 1.23.426 SIZE 81 4.8932 7.4245 6.171004.6447805 NPM 81.0002.2895.093994.0754724

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen 12 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci