lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi."

Transkripsi

1 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala rasio atau tingkat keamanan dari semua obligasi yang diterbitkan. Peringkat obligasi menjadi penting karena bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan, menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang. Sebelum ditawarkan, obligasi seharusnya diperingkat oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen, obyektif dan dapat dipercaya yang memberikan informasi pemeringkat skala resiko, dan didalamnya terdapat sekuritas obligasi yang berfungsi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam hal membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Dan bagi pemilik modal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Moody s Indonesia. Perbedaan kedua agen tersebut adalah dalam hal obyek penilaian. Obyek PEFINDO hanya memperingkat efek utang dan perusahaan, sedangkan Moody s Indonesia memberikan jasa pelayanan 1

2 pemeringkat bond, commercial paper, collateralized bond, dan general obligation (Raharjo, 2003). Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak yang menggunakan jasa PEFINDO untuk memperingkat obligasi yang akan diterbitkan. Pemilihan PEFINDO diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan karena sebagian perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan jasa pemeringkat obligasi PEFINDO yang berarti memiliki kepercayaan terhadap agen rating tersebut atas penilaian yang diberikan terhadap peringkat obligasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi dengan melihat dari penelitian sebelumnya faktor-faktor apa saja yang nantinya dapat mempengaruhi peringkat obligasi dengan membaginya ke dalam dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel pertumbuhan (growth) perusahaan, profitabilitas dan likuiditas, Sedangkan aspek non keuangan menggunakan variabel sisa umur obligasi dan reputasi auditor, nilai tambah yang didapat dari penambahan variabel non keuangan adalah dalam mengukur kinerja perusahaan lebih baik lagi karena perusahaan dapat mengerti sisa umur obligasi yang harus dibayarkan, dan kinerja perusahaan tersebut lebih terjamin karena diaudit oleh auditor perusahaan yang baik dan terpecaya. Alasan dipilihnya variabel tersebut karena variabel tersebut sering digunakan investor untuk mengukur atau menilai kinerja perusahaan. 2

3 Ada beberapa penelitian menurut Sejati (2010), Almilia dan Devi (2007), Andry (2005), yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa growth perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Almilia dan Devi (2007) menyatakan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah growth dan rasio likuiditas yang diproyeksikan dengan current ratio. Andry (2005) menyatakan growth, sinking fund, umur obligasi dan auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi sangat bervariatif. Untuk itu dalam penelitian ini akan mengintegrasi dari hasil penelitian sebelumnya yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan menggunakan variabel pertumbuhan (growth) perusahaan likuiditas, profitabilitas, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dengan periode waktu pengamatan yang beda dari penelitian sebelumnya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi dan diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu oleh PEFINDO periode tahun Persoalan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya, persoalan penelitian dalam penelitian ini adalah : 3

4 1. Apakah pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur? 2. Apakah Profitabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur? 3. Apakah Likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur? 4. Apakah Sisa Umur Obligasi perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur? 5. Apakah Reputasi auditor perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menguji pengaruh pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. 2. Menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. 3. Menguji pengaruh Likuiditas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. 4. Menguji pengaruh Sisa Umur Obligasi perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. 5. Menguji pengaruh Reputasi Auditor perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. 4

5 2. Telaah Literatur dan Konsep 2.1 Obligasi Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diberima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (pemodal). 2.2 Peringkat Obligasi Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya harus memperhatikkan peringkat obligasi (rating bond). Peringkat merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan yaitu peluang emitan atau peminjam akan megalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan (Foster, 1986), peringkat obligasi perusahaan memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati. Pemodal bisa menggunakan jasa pemeringkat obligasi di Indonesia yaitu PEFINDO untuk memberikan penilaian terhadap obligasi yang beredar untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. Definisi peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO adalah sebagai berikut : 5

6 Tabel 2.1 Definisi peringkat PT. PEFINDO SIMBOL AAA ARTI Efek uang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian. AA Efek utang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan. A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. BBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk 6

7 SIMBOL ARTI memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian. Namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. BB Efek utang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban fianncial ajangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. B Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah, walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban financialnya. CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. D Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha. SUMBER : PEFINDO tahun

8 2.3. Teori Sinyal Teori Sinyal mengatakan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan (Raharja dan Sari, 2008). Asimetri informasi yang diberikan oleh manajemen perusahaan menyebabkan pihak eksternal sangat sulit membedakan antara perusahaan yang memiliki kualitas yang tinggi atau rendah. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, pihak eksternal perusahaan yang lain seperti calon investor sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi melalui sinyal yang diberikan oleh manajemen atau pihak internal perusahaan dengan menggunakan agen pemeringkat obligasi sehingga nantinya calon investor dapat membedakan apakah obligasi setelah diinvestasikan tersebut berpotensi gagal bayar atau tidak Nalar Konsep Pengaruh Pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Pertumbuhan (growth) suatu perusahaan didasarkan pada teori sinyal diatas, karena pihak manajemen perusahaan memberikan informasi tentang pertumbuhan perusahaan dengan melihat nilai book to market ratio dalam laporan keuangan perusahaan yang membagi antara nilai buku perusahaan (book value of firm) dengan nilai pasar (market value of firm), pertumbuhan 8

9 perusahaan dikatakan baik jika nilai pasar lebih besar dari nilai buku (book value), karena nilai pasar disini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari nilai jual per saham yang tinggi dan beredar di pasar, sehingga dengan keuntungan yang didapat dari nilai jual per saham yang tinggi, maka perusahaan pada saat itu dalam pertumbuhan yang baik, dan memiliki modal yang baik dan besar yang didapat dari keuntungan nilai jual per saham yang digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga secara tidak langsung jika suatu pertumbuhan perusahaan baik maka akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi dan dapat memberikan peringkat obligasi yang baik. Pottier and Sommer (1997) mengatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi. H1: Pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki. Profitabilitas perusahaan dihitung dan diproyeksikan dengan return on asset (ROA), didasarkan pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan dapat 9

10 memberikan informasi melalui laporan keuangannya dengan melihat dari laba yang tinggi dari perusahaan tersebut, dan nantinya dengan laba yang tinggi yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk membayar dan melunasi kewajiban jangka panjang, dan dapat digunakan sebagai pengukur risiko default perusahaan, karena memiliki laba yang tinggi dan konsisten dari tahun per tahun, Sehingga dapat dikatakan apabila laba perusahaan tinggi maka akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi, dan peringkat obligasi yang ditimbulkan merupakan peringkat yang termasuk dalam kategori investment grade. Mark, K; Peter, K; and Teck-Kin, S (2001) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba, karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu dan Sejati (2010) mengatakan bahwa ketika laba perusahaan tinggi maka peringkat obligasi juga tinggi. H2: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek, biasanya diukur dengan current ratio. Didasarkan pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan memberikan informasi kepada calon investor dari laporan keuangan perusahaan dengan melihat 10

11 aktiva lancar perusahaan, jika perusahaan memiliki aktiva lancar yang tinggi maka kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek dikatakan baik dan tepat waktu dan mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid, karena perusahaan akan mendapatkan pendapatan yang tinggi melalui pemasukan dari kas perusahaan, dan nantinya dengan kas perusahaan yang tinggi digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan, maka secara tidak langsung akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade bagi perusahaan dari pemeringkat obligasi. Burton et al (2000) mengatakan bahwa tingkat likuditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan secara finansial sehingga akan mempengaruhi peringkat obligasi. H3: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur Perngaruh Sisa Umur Obligasi Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo diatas 11

12 5 tahun. Semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, maka semakin tinggi kupon dan bunganya yang harus dibayar. Berdasarkan teori sinyal yang dikemukakan diatas pihak manajemen perusahaan memberikan informasi kepada investor dengan melihat sisa umur obligasi dari perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut memiliki sisa umur obligasi yang lebih sedikit dari jatuh tempo (maturity) obligasi atau memiliki sisa umur obligasi yang lebih panjang, karena jika sisa umur obligasinya lebih pendek dari jatuh tempo (maturity) obligasi, maka kemampuan perusahaan untuk melunasi sisanya dikatakan baik dibanding dengan perusahaan yang memiliki sisa pelunasan pembayaran obligasi yang lebih panjang dari jatuh tempo (maturity) obligasi.karena perusahaan tidak bisa memprediksi pembayaran kupon dan bunga obligasi dan tidak mengerti kondisi perekonomian yang sedang terjadi pada saat itu, dan investor di Indonesia cenderung tidak menyukai obligasi dengan sisa umur yang panjang, karena resiko yang didapat juga akan semakin besar, sehingga dapat dikatakan jika perusahaan memiliki sisa umur obligasi pendek, maka peringkat obligasi yang diberikan oleh pemeringkat obligasi akan masuk ke dalam kategori peringkat obligasi yang investment grade. Wydia Andry (2005) mengatakan bahwa perusahaan yang rating obligasinya tinggi memiliki sisa umur obligasi yang pendek. H4 : Sisa Umur Obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur. 12

13 2.4.5 Pengaruh Reputasi Auditor Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Didasarkan pada teori sinyal yang telah dikemukakan diatas, pihak manajemen perusahaan memberikan informasi kepada pihak eksternal perusahaan berupa hasil laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh jasa audit big four, karena jika kinerja laporan keuangan perusahaan diaudit oleh big four maka tingkat kebenaran dan ketelitian dari laporan keuangan akan semakin akurat dan terpercaya dan nantinya akan mempengaruhi peringkat obligasi. Sementara di Indonesia emiten yang kinerja laporan keuangan diaudit oleh big four akan memberikan peringkat obligasi perusahaan yang investment grade, karena kualitas kredit yang diinginkan oleh investor di Indonesia maupun investor di luar negeri adalah kualitas kredit yang lebih kecil resikonya tetapi dapat menghasilkan return atau penghasilan yang tinggi, dan kualitas kredit yang kecil dan baik bagi perusahaan didukung dengan kualitas audit yang akurat dan terpercaya. Andry (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Yang termasuk dalam kategori auditor big four adalah Sidharta dan Sidharta yang berafiliasi dengan KPMG, Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and Young, Osman Ramli Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte Touche dan Tohmatsu, Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers. 13

14 H5: Reputasi Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur Kerangka Teoritis Growth (H1) Profitabilitas (H2) Likuditas (H3) Sisa Umur Obligasi (H4) +++ Reputasi Auditor (H5) Peringkat Obligasi (Y) 3. Metode Penelitian 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun yang menerbitkan obligasi dan diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu oleh PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperingkat oleh PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). 14

15 Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Obligasi tersebut diperingkat dan dicatat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) tahun Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara rutin, terperinci dan memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk tahun Keterangan Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaan Akumulasi Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Obligasi perusahaan manufaktur yang tidak diperingkat oleh PEFINDO tahun Tidak menerbitkan laporan keuangan yang rinci dan lengkap untuk penelitian ini tahun Jumlah Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar dan diperingkat oleh PEFINDO tahun

16 3.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia, Indonesia Bond Market dan juga data dari Indonesia Capital market Direcotry (ICMD) tahun Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Dokumentasi yaitu laporan keuangan, artikel-artikel, dan prospektus dari sampel yang akan diteliti Pengukuran Variabel Variabel Dependent (Y) Peringkat Obligasi Klasifikasi Peringkat Kategori Peringkat IdAAA 7 Investment idaa+ 6 Investment IdAA 6 Investment idaa- 6 Investment ida+ 5 Investment IdA 5 Investment ida- 5 Investment idbbb+ 4 Investment IdBBB 4 Investment idbbb- 4 Investment idbb+ 3 Speculative IdBB 3 Speculative idbb- 3 Speculative idb+ 2 Speculative IdB 2 Speculative idb- 2 Speculative idccc+ 1 Speculative IdCCC 1 Speculative idd atau SD 1 Speculative Sumber: Setyaningrum (2005) 16

17 Variabel Independent (X) Skala pengukuran untuk variabel keuangan menggunakan rasio seperti variabel growth perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan, sedangkan untuk variabel non keuangan menggunakan variabel dummy seperti sisa umur obligasi dan reputasi auditor. Pertumbuhan (growth) Perusahaan (X1) Variabel pertumbuhan (growth) perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Wydia Andry (2005) yang melihat growth berdasarkan kesempatan bertumbuh (growth oppurtunities) perusahaan yang diukur dengan book to market ratio. Book To Market= Book Value of Firm Market Value of Firm Profitabilitas Perusahaan (X2) Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan return on total asset (ROA). Arvian (2012) Return On Total Asset= Laba Bersih Total Aktiva Likuditas Perusahaan (X3) Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan current ratio. Current Ratio= Aktiva Lancar Hutang Lancar 17

18 Sisa Umur Obligasi (X4) Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai sisa umur antara 1-5 tahun dan 0 jika obligasi mempunyai sisa umur lebih dari lima tahun. Almilia dan Devi (2007), Magreta dan Poppy (2009). Reputasi Auditor (X5) Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberi nilai 1 jika laporan keuangan diaudit oleh big four dan 0 jika laporan keuangan tidak diaudit oleh big four. Almilia dan Devi (2007), Magreta, Poppy Nurmayati (2009) 3.4. Model Penelitian Logit (p1+ p2+..pk) = a 1+ β X 1 + β X 2 + β X 3 + β X 4 + β X 5 + ε Keterangan : P: Probabilitas Peringkat Obligasi P1 = idd- idccc+ P2 = idb- - idb+ P3 = idbb- - idbb+ P4 = idbbb- - idbbb+ P5 = ida- - ida+ P6 = idaa- - idaa+ 18

19 P7 = idaaa a β X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 : Konstanta : Koefisian Regresi : Pertumbuhan perusahaan (growth) : Profitabilitas : Likuiditas : Umur Obligasi : Reputasi Auditor 3.5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ordinal logistic regression. Model ini digunakan karena variabel terikat dari penelitian ini berbentuk kategorial. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Independen Keterangan Kode Frekuensi Persentasi Kode Frekuensi Persentasi Sisa Umur Obligasi Reputasi Auditor 0 (< 5 tahun) 0 (non big four) 6 10,71% 1 (1-5 tahun) 20 35,71% 1 (big four) 50 89,29% 36 64,29% 19

20 Keterangan Minimum Maximum Rata-rata Deviasi standar Book to market 0, ,79 490, ,60 (Growth) ROA 0,00 3,41 0,26 0,68 (Profitabilitas) CR (Likuiditas) 0,88 8,84 2,09 1,19 Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberi informasi tentang karakteristik variabel independen peringkat obligasi. Tabel diatas menunjukkan bahwa untuk variabel pertumbuhaan (growth) perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan nilainya cenderung kearah nilai maksimumnya dan memiliki rata-rata untuk pertumbuhan perusahaan sebesar 490,84%, profitabilitas perusahaan sebesar 0,26%, dan likuiditas perusahaan sebesar 2,09x. Untuk variabel sisa umur obligasi, frekuensi dan presentase yang paling tinggi terletak pada kode 1 yaitu sisa umur obligasi yang antara1 sampai dengan 5 tahun dengan nilai frekuensi sebanyak 50 dari 56 jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, dan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel hampir semuanya memiliki sisa pelunasannya yang pendek dari jatuh tempo obligasinya yaitu antara 1-3 tahun, yang berarti perusahaan tersebut didukung dengan kemampuan finansial yang memadai dan pertumbuhan perusahaan yang tinggi serta perusahaan tersebut memiliki aktiva lancar yang tinggi juga yang digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya terlihat dari nilai current ratio sebesar 2,09x, nilai ini diatas dari nilai rata-rata industri menurut Kasmir (2008: 208) sebesar 2x, dan juga 20

21 dapat dilihat dari profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan yang nilainya condong kearah nilai maksimum. Untuk variabel reputasi auditor, frekuensi dan persentase yang tertinggi terletak pada kode 1 yaitu laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh big four dengan frekuensi sebanyak 36 dari 56 sampel yang ada dalam penelitian ini, dan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel hampir semuanya menggunakan jasa audit dan memiliki kepercayaan yang tinggi akan kualitas audit yang disajikan oleh big four diantaranya Ernst and Young, Deloitte Touche, dan Pricewaterhouse Coopers terlihat dari nilainya yang condong kearah maksimum dari masingmasing variabel growth, roa, dan current ratio terhadap peringkat obligasi. 2. Case Processing Summary 3. Tabel 4.2 Case Processing Summary N Marginal Percentage Peringkatobli IdD-CCC % IdBB--BB % IdBBB--BBB % IdA--A % IdAA-AA % IdAAA % Valid % Missing 0 Total 56 21

22 Berdasarkan tabel case processing summary dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 sampel dari 14 perusahaan manufaktur dikali dengan waktu pengamatan selama 4 tahun dari dengan perincian peringkat obligasi 1(idD-CCC+) sebanyak 4 sampel, peringkat obligasi 3(idBB- - BB+) sebanyak 1 sampel, peringkat obligasi 4(idBBB- -BBB+) sebanyak 8 sampel, peringkat obligasi 5(idA- - A+) sebanyak 22 sampel, peringkat obligasi 6(idAA- - AA+) sebanyak 13 sampel, dan peringkat obligasi 7(idAAA) sebanyak 8 sampel. 3. Hasil Analisis Hasil pengujian dengan menggunakan ordinal logistic regression sebagai berikut: Tabel 4.3 Estimates (β) Signifikansi Threshold [peringkat obligasi = 1] [peringkat obligasi = 3] [peringkat obligasi = 4] [peringkat obligasi = 5] [peringkat obligasi = 6] -5,590-5,148-2,604 -,239 1,139,000,000,000,678,065 Book To Market Ratio,000,520 Return On Asset -,615,281 Current Ratio -,110,649 Sisa Umur Obligasi -3,930,003* Reputasi Auditor,1,515,019* Model Final Fitting,000 R-square McFadden,178 Keterangan: * = Signifikan (< α= 0,05) 22

23 Berdasarkan hasil di atas model persamaan ordinal logistic regression (PLUM) sebagai berikut: Logit (p1+p3+p4 +p6) = 1, ,000X1 0,615X2 0,110X3 3,930X4 + 1,515X5 Keterangan: P1 = Probabilitas peringkat obligasi sangat buruk P3 = Probabilitas peringkat obligasi buruk P4 = Probabilitas peringkat obligasi cukup baik P5 = Probabilitas peringkat obligasi baik P6 = Probabilitas peringkat obligasi sangat baik X1= Book To Market X2= ROA X3= Current Ratio X4= Sisa Umur Obligasi X5= Reputasi Auditor Misal pengaruh variabel X4 (Sisa Umur Obligasi) terhadap peringkat obligasi dapat diinterpretasikan sebgai berikut: (X4=1 dan variabel independen lainnya =0) maka: P1 = Exp(-5,590-3,930) = 0, Exp(-5,590-3,930) 23

24 P1 + P3= Exp(-5,148-3,930) = 0, Exp(-5,148-3,930) Jadi p3 = 0, , = 0, P1 +P3+P4 = Exp(-2,604-3,930) = 0, Exp(-2,604-3,930) Jadi p4 = 0, , = -0, P1+P3+P4+P5 = Exp(-0,239-3,930) = 0, Exp(-0,239-3,930) Jadi p5 = 0, , = 0, P1+P3+P4+P5+P6 = Exp(1,139-3,930) = 0, Exp(1,139-3,930) Jadi p6 = 0, , = 0, Dimana exp = exponensial (e) = 2,71828 Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel masing-masing memiliki sisa umur pelunasan obligasi yang lebih pendek dari jatuh tempo obligasi (maturity) yaitu antara 1-5 tahun dan berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menurunkan probabilitas peringkat obligasi sangat buruk sebesar 0,0073%, probabilitas buruk sebesar 0,004078%, probabilitas cukup baik dan baik sebesar 1,40%, dan menurunkan probabilitas peringkat obligasi sangat baik sebesar 4,59%. 24

25 Pengaruh variabel X5 (Reputasi Auditor) terhadap peringkat obligasi dapat diintrepetasikan sebagai berikut: (X5=1, dan variabel independen lainnya 0): P1= Exp(-5,590+1,515) = 0, Exp(-5,590+1,515) P1+P3= Exp(-5,418+1,515) = 0, Exp(-5,418+1,515) Jadi p3= 0, , = 0, P1+P3+P4= Exp(-2,604+1,515) = 0, Exp(-2,604+1,515) Jadi p4= 0, , = 0, P1+P3+P4+P5= Exp(-0,239+1,515) = 3, Exp(-0,239+1,515) Jadi p5= 3, , = 3, P1+P3+P4+P5+P6= Exp(1,139+1,515) = 14, Exp(1,139+1,515) Jadi p6= 14, , = 10,

26 Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam menyusun laporan keuangannya menggunakan jasa audit big four berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menaikkan probabilitas peringkat obligasi sangat buruk sebesar 1,70%, probabilitas buruk sebesar 3,19%, probabilitas cukup baik sebesar 31,63%, probabilitas baik sebesar 3,24% dan menaikkan probabilitas sangat baik sebesar 10,63%. Model dalam penelitian ini dikatakan fit jika nilai signifikansinya kurang dari α=< 0,05, sementara dalam tabel diatas nilai signifikannya 0,000 berarti model penelitian ini dengan menggunakan variabel book to market, roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dikatakan fit atau cocok. Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang dihasilkan oleh variabel yang terkait dalam model penelitian ini dengan variabel lain yang tidak terkait dapat dilihat dari nilai McFadden yang dilihat dari R-square dalam tabel diatas yaitu sebesar 0,178 atau 17,8%, yang artinya sebanyak 17,8% variasi peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variabel yang terkait yaitu book to market, roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor, dan 82,2% dijelaskan oleh variabel yang tidak terkait dalam model penelitian ini. 4.2 Pembahasan Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi ditolak. Pada 26

27 umumnya dengan pertumbuhan (growth) perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Namun growth perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari kesempatan bertumbuh (growth opportunities) saja yang baik, tetapi juga dapat dilihat dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari tingkat penjualan bersih atau dengan kata lain dalam mengukur growth perusahaan bisa melihat dari net profit margin, jika suatu perusahaan memiliki net profit margin yang tinggi, maka secara langsung perusahaan tersebut akan memiliki pertumbuhan yang baik, dan nantinya dengan memiliki pertumbuhan yang baik kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang dikatakan baik, dan dapat menghasilkan peringkat obligasi yang investment grade. Kemungkinan lainnya dalam penelitian ini hasil tidak signifikan disebabkan waktu atau periode pengamatan yang berbeda dengan penelitian seblumnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Arvian (2012). Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak. Hal ini terbukti bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, hal ini disebabkan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini tidak membukukan laba bersih secara konstan, terlihat pada grafik dibawah ini: 27

28 Karena dalam grafik diatas terlihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diukur dengan ROA dari tahun cenderung berfluktuasi dan tidak stabil, sehingga menyebabkan sulitnya menilai resiko obligasi hanya sekedar dilihat dari profitabilitas perusahaan saja, hal ini berdampak pada tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap peringkat obligasi. Dan bagi calon investor sebaiknya mengabaikan sinyal tentang profitabilitas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Alimilia dan Vieka (2007), Sejati (2010) dan Arvian (2012). Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan yang diukur dengan current ratio berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak. Hal ini membuktikan bahwa meskipun current ratio yang dimiliki oleh perusahaan tinggi, tidak menjamin bahwa akan memberikan peringkat obligasi yang baik terhadap perusahaan penerbit obligasi, karena dalam penelitian ini 4 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel tidak dapat membukukan keuntungan perusahaan melalui laba bersih yang konsisten dan stabil terlihat pada grafik ROA diatas pada pembahasan hipotesis 2, karena likuiditas perusahaan tidak hanya didukung dengan aktiva lancar yang tinggi, tetapi juga didukung oleh kemampuan membukukan atau memberikan keuntungan bagi 28

29 perusahaan dari tahun ke tahun yang konsisten dan stabil melalui laba yang tinggi, sebab perusahaan tidak hanya berorientasi untuk pembayaran jangka pendek saja, tetapi juga berorientasi pembayaran untuk jangka panjang. Ini mengindikasikan bahwa secara umum likuiditas perusahaan tidak diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi, dan bagi calon investor sebaiknya mengabaikan sinyal atau informasi yang diberikan oleh pihak manajemen tentang likuiditas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta, Poppy Nurmayati (2009), dan Sejati (2010). Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa sisa umur obligasi perusahaan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti semakin sedikit sisa umur obligasinya dari jatuh tempo (maturity) obligasi yaitu sisa pelunasan pembayaran obligasi yang kurang dari 5 tahun, akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi, karena karakteristik perusahaan manufaktur di Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hampir semuanya memiliki sisa umur obligasi yang lebih sedikit yaitu antara 1-3 tahun dari jatuh tempo obligasi, bahkan ada perusahaan yang tinggal 1 tahun seperti perusahaan Indofood Sukses Makmur,Tbk, karena dengan memiliki sisa umur obligasi yang lebih kecil dari jatuh tempo obligasi, resiko yang dihadapi oleh perusahaan juga akan semakin kecil, dan bagi PEFINDO hendaknya memperhatikan informasi tersebut, sehingga dapat dijadikan pedoman atau acuan sebelum memberikan peringkat obligasi terhadap perusahaan tersebut, karena kencenderungan investor di Indonesia lebih menyukai obligasi yang memiliki sisa umur yang lebih pendek serta resiko yang dihadapi kecil, tetapi 29

30 dapat menghasilkan return yang tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005) dan Adhi (2012). Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa reputasi auditor perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti emiten di Indonesia memberikan kepercayaan yang penuh terhadap kualitas audit yang diberikan oleh KAP big four, karena anggapan para emiten bahwa perusahaan yang menggunakan jasa audit big four dalam mengaudit laporan keuangannya, maka kualitas audit yang diberikan akurat dan terpercaya, serta dapat mengurangi resiko perusahaan mengalami default atau kebangkrutan. Dan KAP yang ada di Indonesia umumnya sudah berafiliasi dengan KAP big four yang berada di luar negeri seperti Sidharta yang berafiliasi dengan KPMG, Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja dengan Ernst and Young, Osman Ramli Satrio dengan Deloitte Touche and Tohmatsu, dan Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers, ini berarti KAP big four yang berada di luar negeri memiliki reputasi yang baik, dan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan tingkat keakuratan dan kepercayaan tidak diragukan lagi, dan nantinya bagi calon investor akan melihat ini sebagai pedoman atau acuan untuk berinvestasi obligasi, selain melihat dari kualitas jasa audit yang diberikan oleh big four, calon investor juga harus memperhatikan opini auditor dari big four karena itu juga penting untuk dijadikan penilaian untuk berinvestasi obligasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005). 30

31 5. PENUTUP 5.1. Simpulan Sesuai dengan pembahasan dan hasil uji hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengintegrasi dari penelitian sebelumnya dengan melihat pengaruh faktor akuntansi yaitu pertumbuhan (growth) perusahaan, profitabilitas perusahaan, serta likuiditas perusahaan dan faktor non akuntansi berupa sisa umur obligasi dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi PEFINDO, dan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis ordinal logistic regression (PLUM) dan hasil dari penelitian ini hanya faktor non akuntansi yaitu sisa umur obligasi dan reputasi auditor yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian yang dialami penulis dalam penyusunan kertas kerja adalah sebagai berikut: 1. Di dalam penelitian ini faktor-faktor yang digunakan masih menggunakan acuan dari penelitian sebelumnya, karena Pefindo sendiri tidak dapat memberikan informasi secara eksplisit serta rinci tentang faktor-faktor apa saja yang digunakan untuk 31

32 melakukan penilaian oleh pefindo dalam mengeluarkan peringkat obligasi. 2. Dalam penelitian ini likuiditas perusahaan yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. 3. Untuk variabel reputasi auditor dalam penelitian ini hanya melihat berdasarkan kualitas audit yang diberikan oleh jasa audit big four dan non big four Saran Penelitian Selanjutnya Dari keterbatasan penelitian yang dikemukakan diatas, penulis memberi saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih memahami lagi tentang karakteristik Pefindo, mungkin Pefindo dalam memberikan penilaian terhadap peringkat obligasi tidak berdasarkan faktor keuangan maupun non keuangan, tetapi melihat dari segi kemampuan perusahaan dalam hal membayar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dan melihat apakah perusahaan tersebut mengalami kondisi default atau kebangkrutan, bisa menggunakan skala pengukuran Altman Z Score untuk melihat kondisi perusahaan tersebut. 2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya proksi atau skala pengukuran yang digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan 32

33 bisa menggunakan cash ratio, karena rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mendapatkan keuntungan dari kas perusahaan, karena yang dipertimbangkan oleh investor obligasi adalah ketersediaan uang kas yang baik dan tinggi yang digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. 3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya apabila masih menggunakan reputasi auditor sebagai variabel di dalamnya tidak hanya dilihat dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh big four, tetapi perlu dilihat dan ditambahkan juga dari segi opini auditornya, karena opini auditor jauh lebih penting untuk melihat kondisi resiko perusahaan gagal bayar dari oblligasinya daripada hanya melihatnya dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh big four. 33

34 DAFTAR PUSTAKA Andry, Widya, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi, Jurnal Buletin Ekonomi dan Moneter dan Perbankan, Vol. 8, No. 2, September. Almilia, Luciana Spica, dan Vieka Devi, 2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, SMART November. Bursa Efek Surabaya Obligasi Oktober Burton, B: Mike, A; dan hardwick, P. 2000, The Determinants of Credit Ratings in United Kingdom Insurance Industry. Dyah, Setyaningrum, 2005, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2 Juli-Desember (2005; ). Foster, George. 1986, Financial Statement Analysis, Prentice Hall International, Inc. Grace Putri Sejati, 2010, Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan manufaktur, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17, No. 1, Hal: 70-78, Januari-April. Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Cetakan V, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. 34

35 Magreta dan Poppy Nurmayati, 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11, No. 3, Desember (2009; ). Mark, K; Peter, K; dan Teck-kin, S.2001, Combining Bond Ratting Forecasts Using Logit, The Financial Review, pp Pottier, Steven W, and David W Sommer, 1997, Agency Theory and Life Insurer Ownership Structure. The Journal of Risk Ang Insurance, Vol. 64, No. 3. Pandutama, Arvian, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur Di BEI, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 4, Juli. Prabowo, Adhi, 2012, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan GO Publik Yang Listing Di BEI Periode Tahun , Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Februari. Raharjo, Sapto, 2003, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menguji kembali apakah berpengaruh terhadap variabel-variabel independen, yaitu reputasi auditor, umur obligasi, likuiditas, growth, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian

Lebih terperinci

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (Magreta dan Poppy, 2009). Peringkat obligasi juga menunjukkan seberapa aman

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Irma Febriani 1, Hari Susanta Nugraha 2 & Saryadi 3 Abstract This research aims

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan tentang dorongan perusahaan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari website resmi PT. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan memerlukan pendanaan dalam mengembangkan usahanya sehingga perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor penunjangnya. Menurut Ginting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal dan waktu tertentu kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran

Lebih terperinci

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA Faldi Sarifuddin, Muthmainnah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi Judul : Pengaruh Produktivitas Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Peringkat Obligasi dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Pasar modal merupakan salah satu perantara untuk menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor akuntansi dan non-akuntansi yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Auditor changes merupakan suatu tindakan keputusan yang diambil oleh perusahaan dengan tujuan tertentu, antara lain: untuk meningkatkan citra perusahaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen 12 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2008-2012. Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( ) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA Abdu Fadjar Baskoro fajarnerri@gmail.com Wahidahwati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam desain penelitian ini, akan dijelaskan gambaran singkat dari penelitian ini, yaitu jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan sampel,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan kira-kira selama 4 (bulan) dengan menggunakan data dari perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas pendanaan seringkali dilakukan oleh perusahaan dalam penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas pendanaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN Sofia Prima Dewi Email: sofia_primadewi@yahoo.com Abstract: This study aims to obtain empirical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income

BAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh imbalan berupa return. Untuk memperoleh return yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh imbalan berupa return. Untuk memperoleh return yang diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran pasar modal sebagai sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Teori dalam Pasar Modal 2.1.1 Signalling Theory Menurut Jogiyanto (2000), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber dan Jenis Data Menurut Indrianto (2002) dilihat dari sumber perolehannya datanya yaitu data sekunder yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

Lebih terperinci

panjang dengan menjual saham (stock) maupun menerbitkan obligasi (bond).

panjang dengan menjual saham (stock) maupun menerbitkan obligasi (bond). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Perkembangan perekonomian saat ini menjadikan kebutuhan akan dana untuk modal dalam setiap dunia usaha terus mengalami peningkatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan penelitian yang mengambil topik mengenai pengaruh likuiditas, maturitas, dan peringkat pada yield obligasi 1. Penelitian Nanik

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BEI Lily Karlina 1* & Jaka Prasetya Abdi Negara 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI Muhammad Nur Fahmi Binus University, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA Oleh: Luciana Spica Almilia dan Vieka Devi STIE Perbanas Surabaya Abstract This

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi serta terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka teori dan penurunan hipotesis 1). Rerangka teori a. Teori Sinyal Peringkat obligasi dapat dijelaskan dari perspektif teori sinyal. Menurut jama an (2008) signaling theory

Lebih terperinci

Ratih Kusuma Wardhani F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. obligasi sebagai alternatif sumber pendanaan dan atau permodalan

Ratih Kusuma Wardhani F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. obligasi sebagai alternatif sumber pendanaan dan atau permodalan Analisis rasio keuangan yang mempengaruhi probabilitas peringkat obligasi (studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2003-2007) Ratih Kusuma Wardhani F.0205129 UNIVERSITAS

Lebih terperinci