Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,"

Transkripsi

1 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Telp: , Faks: Website:

2

3 KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama tertentu. Pendidikan merupakan salah satu pemenuhan hak asasi manusia untuk mengembangkan kepribadian dan karakter yang menghargai kebebasan berpikir, menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi, persahabatan, dan perdamaian. Untuk memenuhi hak pendidikan bagi orang dewasa, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, menyediakan layanan pendidikan masyarakat yang diharapkan mampu mendorong tumbuhnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Pemenuhan hak warga negara terhadap pendidikan orang dewasa ini diharapkan benar-benar dapat dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh masyarakat, oleh karena itu kegiatan pendidikan masyarakat diutamakan untuk meraih segmen tertentu yang karena berbagai hal dalam kondisi kemarjinalan tertentu (geografis, sosial ekonomi, gender, kekhasan etnisitas dan budaya, serta permasalahan hukum dan penyakit sosial). Layanan pendidikan masyarakat antara lain pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, aksara kewirausahaan, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender dan pendidikan pemberdayaan perempuan, serta penataan kelembagaan pendidikan nonformal. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat pada tahun 2013 akan mengujicobakan kegiatan pendidikan karakter di 60 PKBM di Indonesia pada tahun ini. Dari 18 nilai karakter yang ditetapkan oleh Pusat iii

4 Kurikulum Pendidikan Balitbang Kemdikbud, akan diujicobakan 8 (delapan) nilai pendidikan karakter, yaitu: kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran, kerja keras, kerja sama, toleransi, disiplin, percaya diri, dan mandiri. Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis Pendidikan Karakter melalui Satuan Pendidikan Nonformal ini sebagai panduan bagi pengelola PKBM dan pihak-pihak terkait dalam mengimplementasikan kegiatan dan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun petunjuk teknis ini, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal baik bagi kita semua, sehingga mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT. KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat iv Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal PAUDNI, Terwujudnya masyarakat yang berdaya, beraksara, cerdas, dan mandiri melalui pendidikan orang dewasa bagi yang kurang terjangkau dapat dicapai melalui pendidikan masyarakat. Pembinaan pendidikan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat menuju peningkatan kesejahteraan yang bermartabat melalui pembelajaran sepanjang hayat. Dengan demikian, pembinaan pendidikan masyarakat akan selalu melibatkan proses dimana upaya pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Program kegiatan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat antara lain ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan keaksaraan bagi orang dewasa, ketersediaan sarana pendidikan keaksaraan bagi orang dewasa, kesetaraan layanan pendidikan orang dewasa (POD) bagi perempuan, pemuda dan anak marjinal, ketersediaan layanan pendidikan keorangtuaan untuk mendukung paudisasi dan perlindungan anak, kebermutuan lembaga penyelenggara pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan melalui pengarusutamaan gender (PUG) bidang pendidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal yang makin berkembang. Sampai pada tahun 2012, capaian layanan pendidikan masyarakat yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat adalah sebagai berikut: menurunnya jumlah penduduk tuna aksara usia dewasa (15-59 tahun) menjadi 4,21% atau orang, dimana dari jumlah tersebut angka disparitas gender penduduk tuna aksara adalah 2,4%. Kemudian, sebanyak 16% dari seluruh lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar yang v Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog NIP

5 vi berusia tahun telah mendapatkan layanan Keaksaraan Usaha Mandiri, dan persentase penduduk perempuan berkeaksaraan dasar yang memperoleh layanan Pendidikan Kecakapan Hidup menjadi 14%. Selain itu, sebanyak 32% kabupaten/kota telah menerapkan pengarusutamaan gender (PUG) bidang pendidikan. Untuk jumlah kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan kecakapan keorangtuaan adalah 20%. Terkait dengan peningkatan kualitas kelembagaan, sebanyak 60% kecamatan telah memiliki PKBM, dan 60% dari PKBM telah bernomor induk lembaga. Sedangkan untuk persentase kabupaten kota yang telah memiliki minimal 10 TBM meningkat menjadi 47%. Untuk meningkatkan penjaminan kualitas pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, disusunlah petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan bantuan pendidikan masyarakat dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan seleksi, pengajuan, penyaluran, penyelenggaraan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas layanan kegiatan. Selain itu, petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi para pembina/penyelenggara dan tutor pendidikan nonformal dan informal dalam keikutsertaannya pada kegiatan pendidikan masyarakat. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Semoga petunjuk teknis ini dapat bermanfaat sesuai dengan maksud penyusunannya dan dipergunakan sebagaimana mestinya, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin. Jakarta, Maret 2013 Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ella Yulaelawati, l M.A., Ph.D. NIP DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan Petunjuk Teknis... 5 BAB II PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL... 6 A. Pengertian... 6 B. Sasaran Penerima Bantuan Penerima Manfaat... 7 C. Tujuan Kegiatan... 7 D. Hasil yang Diharapkan... 8 E. Deskripsi Kegiatan... 8 BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA A. Lembaga Penyelenggara B. Persyaratan Lembaga C. Tata Cara Pengajuan Dana D. Proses Penyaluran Bantuan E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana F. Mekanisme Pengusulan dan Pencairan Dana vii

6 BAB IV PELAPORAN DAN PEMANTAUAN A. Pelaporan B. Pemantauan C. Catatan Khusus BAB V PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN A. Pengawasan B. Pemeriksaan BAB VI PENUTUP BAB I PENDAHULUAN viii Lampiran Lampiran A. Latar Belakang 1 Lampiran 1. Format Perjanjian Kerjasama Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Lampiran 2. Format Sampul Proposal Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional Lampiran 3. Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta Lampiran 4. Format Surat Rekomendasi peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Lampiran 5. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak Lampiran 6. Format Laporan Penerimaan Dana dan Penggunaannya. 43 mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang Lampiran 7. Format Rencana Penggunaan Dana demokratis serta bertanggung jawab. Lampiran 8 Format Acuan Sistematika Laporan Pembangunan karakter merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila Hasil Pelaksanaan Kegiatan dan Pembukaan UUD 1945 yang dilatarbelakangi oleh realita permasalahan Lampiran 9. Format Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana kebangsaan saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Lampiran 10. Format Acuan Buku Kas Umum Pancasila dengan baik dan benar, keterbatasan perangkat kebijakan terpadu Lampiran11. Format Acuan Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila, bergesernya nilai etika dalam Lampiran 12. Format Profil Lembaga kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan melemahnya kemandirian bangsa. Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan tersebut di atas, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu kegiatan prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-

7 2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal tersebut sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas teroris, dan sebagainya. Gejala ini merupakan tindakan yang mengancam 2 3 kegiatan Kementerian Pendidikan Nasional , yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010), yang menegaskan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik un tuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut harus menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan pendidikan karakter bangsa melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Seiring dengan semakin berkembangnya demokrasi di negara kita sejak era reformasi dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, sering kali membawa dampak yang tidak saja positif terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tetapi juga cenderung berdampak negatif yang justru tidak sesuai dengan tatanan kehidupan bangsa yang berpijak pada dasar dan falsafah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Munculnya kebebasan yang kebablasan dalam bebagai aspek kehidupan, menimbulkan berbagai keprihatinan terhadap situasi bangsa yang akhir-akhir ini diperhadapkan pada berbagai macam tantangan berupa ancaman disintegrasi bangsa, konflik horisontal, pertentangan antara kelompok agama dan suku, penistaan terhadap kelompok minoritas, aksi kedamaian hidup bermasyarakat dan keutuhan bangsa. Agama dan budaya yang diharapkan menjadi penyejuk dan sumber nilai kehidupan, kadang kala menjadi alat provokasi bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, persoalan karakter bangsa akhir-akhir ini menjadi sorotan tajam masyarakat, yang diungkapkan melalui berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka agama dan masyarakat, para ahli, para pengamat pendidikan, dan para pengamat sosial, mulai gencar angkat bicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum diskusi dan seminar, baik di tingkat lokal maupun nasional. Berbagai kasus dan peristiwa yang sering kita baca di media surat kabar dan amati di layar kaca, seperti kasus korupsi, kolusi, nepotisme, perampokan, pencurian dengan kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, aksi terorisme, dan kasus lainnya, menimbulkan pertanyaan dalam benak kita: Di manakah gerangan nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya, dan pilar kebangsaan kita kini berada?. Berbagai alternatif solusi untuk memecahkan berbagai persoalan di atas, telah diatasi melalui perangkat peraturan perundang-undangan, upaya peningkatan kesadaran hukum dan disiplin nasional. Alternatif lain yang dipandang sangat efektif sebagai upaya preventif adalah mengembangkan pendidikan karakter bangsa sejak dini melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.

8 Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan karakter bangsa harus menjadi kepedulian pemerintah juga. Pengembangan pendidikan budaya dan pendidikan karakter bangsa yang terintegrasi dengan bidang studi tertentu melalui berbagai jenjang dan jalur pendidikan, telah dicanangkan oleh pemerintah (dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sejak tahun Pengembangan pendidikan karakter bangsa sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa Indonesia di masa mendatang tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, 4 Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan 5 pendekatan dan metode pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pengembangan pendidikan budaya dan pendidikan karakter bangsa harus dilakukan dengan gerakan bersama warga bangsa, baik melalui keluarga, satuan pendidikan formal dan nonformal, serta masyarakat, yang dipelopori dengan ketauladanan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin formal mulai dari tingkat pusat sampai daerah. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh masukan dari para pemangku kepentingan khususnya para praktisi dan pelaku pendidikan nonformal di daerah dalam pengembangan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI pada tahun 2013 akan mengujicobakan kegiatan pendidikan karakter di 60 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di berbagai provinsi. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2012 tentang Bantuan Kepada Satuan PAUD, Pendidikan Nonformal dan Informal. 6. Rencana Strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun Kebudayaan. 8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun C. Tujuan Petunjuk Teknis Pendidikan Karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini bertujuan: 1. Sebagai panduan bagi para pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai penyelenggara kegiatan untuk menyusun dan mengajukan proposal untuk memperoleh dana bantuan penyelenggaraan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengelola dan mempertanggungjawabkan dana bantuan secara akuntabel dan transparan. 2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dalam melakukan penilaian dan seleksi proposal, menetapkan PKBM penerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan, menyalurkan dana, serta melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap PKBM sebagai penyelenggara kegiatan. 3. Meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan kegiatan.

9 BAB II PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilainilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga memiliki nilai dan karakter dalam pribadinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat, bangsa, dan warga negara yang religius, jujur, disiplin, nasionalis, produktif, kreatif, dan sebagainya melalui pendidikan olah hati, olah otak, dan olah fisik. Satuan pendidikan nonformal adalah unit pelaksana teknis atau kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal, seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Lembaga Kursus, Lembaga Pelatihan, Kelompok Belajar, Majelis Taklim, dan Satuan pendidikan yang sejenis. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal sebagai wadah pembelajaran dan sumber informasi yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya sesuai potensi setempat. B. Sasaran 1. Penerima Bantuan Penerima bantuan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang memenuhi syarat yang ditentukan. 2. Penerima Manfaat Penerima manfaat melalui penyelenggaraan kegiatan bantuan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini adalah: 6 A. Pengertian 7 a. pendidik dan tenaga kependidikan PKBM b. peserta didik PKBM c. orangtua peserta didik PKBM d. masyarakat sekitar PKBM e. pemangku kepentingan. C. Tujuan Kegiatan Kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini bertujuan untuk: 1. Mensosialisasikan pentingnya pendidikan karakter dikembangkan di setiap satuan pendidikan nonformal khususnya di PKBM. 2. Mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap aspek kegiatan dan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh PKBM. 3. Mengembangkan model pendidikan karakter dalam satuan pendidikan nonformal khususnya di PKBM. 4. Memperkuat komitmen para pengelola PKBM dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan nonformal tentang pentingnya pendidikan karakter dikembangkan dalam satuan pendidikan nonformal khususnya di PKBM.

10 D. Hasil yang Diharapkan Melalui pemberian bantuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini diharapkan: 1. Tersosialisasinya manfaat pendidikan karakter untuk dikembangkan b. Menyiapkan tenaga pelaksana kegiatan (pendidik/fasilitator) di setiap satuan pendidikan nonformal khususnya di PKBM. Untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di PKBM diperlukan tenaga atau fasilitator yang memahami kompetensi 2. Diimplementasikannya nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap pendidikan karakter. Di samping tenaga yang tersedia di PKBM, aspek kegiatan dan proses pembelajaran di PKBM sesuai situasi, dapat juga merekrut atau melibatkan tenaga dari luar PKBM kondisi, dan sosial budaya setempat. 8 seperti psikolog, sosiolog, dokter/tenaga kesehatan, tokoh agama, 9 3. Adanya model pendidikan karakter di PKBM yang dikembangkan berdasarkan kearifan lokal setempat. 4. Menguatnya komitmen para pengelola PKBM dan pemangku kepentingan setempat tentang pentingnya pendidikan karakter dikembangkan dalam satuan pendidikan nonformal khususnya di PKBM. E. Deskripsi Kegiatan Adapun gambaran pelaksanaan atau tahapan kegiatan yang perlu dilakukan oleh PKBM sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini, adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Kegiatan a. Sosialisasi Kegiatan Tahapan pertama yang perlu dilaksanakan adalah melakukan sosialisasi kegiatan kepada para pengelola PKBM (pendidik dan tenaga kependidikan), para orang tua peserta didik PKBM, tokoh agama/masyarakat dan masyarakat setempat, serta pemangku kepentingan lainnya. Sosialisasi kepada masyarakat dapat dilakukan secara langsung atau melalui surat edaran, pamflet/leaflet atau melalui siaran radio komunitas setempat. Sebagai acuan dalam perumusan materi sosialisasi kegiatan antara lain dapat menggunakan bahan referensi yang telah dijelaskan dalam Bab I butir A, dan Bab II butir A, B, C, dan D di atas. dan berbagai pihak lain yang terkait dengan pengembangan nilai pendidikan karakter. Sebelum melaksanakan kegiatan, semua tenaga yang dilibatkan tersebut perlu dilakukan beberapa kali pertemuan untuk menyamakan persepsi dan langkah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter sesuai rencana kegiatan (sillabus) yang ditetapkan bersama sebelumnya. Tenaga pendidik atau fasilitator yang tergabung dalam implementasi pendidikan karakter memiliki peran yang sangat sentral. Mengingat sasaran kegiatan atau peserta didik PKBM sangat bervariasi, maka metode dan teknik pembelajaran harus disesuaikan dengan umur dan latar belakang pendidikan peserta. Untuk peserta didik PAUD misalnya, maka idealnya pendidik harus memahami dan menjiwai karakter anak serta rasa cinta terhadap anak sehingga memiliki kemampuan dalam membelajarkan anak dan mengajak anak dalam berbagai permainan yang menyenangkan anak. Sedangkan untuk peserta dari kalangan dewasa, maka pendidik idealnya adalah yang menguasai teknik membelajarkan orang dewasa, memahami karakteristik pendidikan orang dewasa, dan memahami konsep pemberdayaan keluarga dan pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan.

11 c. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Kegiatan Tempat pembelajaran dan pelatihan dapat dilakukan dimana saja, yang penting menyenangkan dan kondusif bagi peserta kegiatan untuk belajar meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Kecermatan dalam memilih tempat pembelajaran/pelatihan, sangat diperlukan agar tercipta suasana yang mencerahkan dan memberdayakan peserta kegiatan. Berbagai potensi sumber daya yang tersedia di lingkungan 10 setempat dapat dijadikan sebagai bahan belajar dalam kegiatan implementasi kegiatannya dilakukan secara simultan dan sinergi pembelajaran dan pelatihan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan dengan berbagai aktifitas pembelajaran. 11 agar penyediaan bahan belajar dan permainan dapat menggunakan Materi kegiatan pembelajaran dan pelatihan disusun dalam bentuk berbagai potensi yang tersedia di lingkungan setempat yang sesuai bahan ajar yang simpel, menggunakan bahasa yang sederhana, dengan kondisi setempat dan memberikan manfaat langsung bagi mudah dipahami, disertai dengan ilustrasi dan contoh-contoh. peserta kegiatan. Ketersediaan sarana dan fasilitas belajar berupa alat-alat permainan yang menyenangkan sesuai dengan missi nilai pendidikan karakter mutlak diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pemilihan alat-alat permainan harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis nilai yang berkaitan seperti ketersediaan tempat sampah, ketersediaan alat-alat kebersihan, dan lain sebagainya yang mendukung pendidikan karakter di lembaga. Namun demikian tidak berarti harus yang serba bagus dan mahal. Inovasi dalam penyediaan sarana belajar yang sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan. d. Merumuskan rencana (sillabus) dan materi kegiatan Sebelum mengimplementasikan kegiatan, perlu dirumuskan terlebih dahulu rencana atau sillabus kegiatan dengan berpedoman pada bahan-bahan referensi yang tersedia dan tentunya harus disesuaikan dengan kearifan lokal setempat. Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, tidak disarankan diajarkan secara tersendiri atau menjadi mata pelajaran khusus, tetapi harus diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran yang diajarkan atau terintegrasi dengan berbagai aktifitas pembelajaran/pelatihan dan berbagai aspek kegiatan lainnya. Misalnya, delapan nilai (dari 16 nilai pendidikan karakter) yang terkandung dalam pendidikan karakter, yaitu: kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran, kerja keras, kerja sama, toleransi, disiplin, percaya diri, dan mandiri, sebaiknya dalam Dalam merancang dan merumuskan rencana dan materi kegiatan pembelajaran, sebaiknya dilakukan melalui proses partisipatif dengan melibatkan calon peserta kegiatan. Kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sekurang-kurangnya memuat kompetensi dasar, tujuan, materi, metoda, dan media yang dibutuhkan serta alat pengujian kompetensi. Lembaga/organisasi penyelenggara kegiatan harus mengembangkan pesan standar ke dalam materi pembelajaran yang terintegrasi dengan potensi dan kearifan lokal pada masing-masing lokasi kegiatan. Mengingat kegiatan pembelajaran harus bersifat terintegrasi, maka pesan standar jangan dipandang sebagai mata pelajaran atau materi pelatihan, tetapi harus lebih merupakan pesan-pesan untuk mencapai tujuan yang dikemas dalam kerangka pendidikan yang menanamkan dan menumbuhkan semangat nasionalisme, patriotisme, cinta tanah air, dan seterusnya. Dengan mengacu pada tujuan kegiatan dan hasil yang diharapkan, maka penyelenggara kegiatan dalam menyusun kegiatan pembelajaran harus mengintegrasikan dengan; a) pembentukan

12 dasar-dasar iman, moral dan budi pekerti keluarga berdasarkan Pancasila dan UUD 45; b) penguatan ekonomi keluarga; c) kecakapan hidup anggota keluarga; dan d) kegiatan lain yang bermuara pada perwujudan nilai-nilai pendidikan karakter dalam keluarga. Beberapa hal di bawah ini yang dapat dijelaskan untuk membantu peserta didik untuk memahami Pilar Pendidikan Berkarakter, antara lain sebagai berikut: sesuatu 12 1) Trustworthiness (Kepercayaan): 13 Bersikap jujur: jangan menipu, berbohong, menjiplak atau mencuri Keberanian untuk melakukan hal yang benar Membangun reputasi yang baik secara bersama-sama. 2) Recpect (Respek): Bersikap toleran terhadap perbedaan Brsikap sopan santun Menjaga perasaan orang lain Jangan mengancam, memukul atau menyakiti orang lain Damailah dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan 3) Responsibility (Tanggungjawab): Selalu melakukan yang terbaik Gunakan kontrol diri dengan baik Selalu bersikap disiplin Berpikirlah sebelum bertindak, dengan mempertimbangkan konsekuensinya Bertanggung jawab atas pilihan atau tindakan yang diperbuat 4) Fairness (Keadilan): Bermain sesuai aturan Ambil seperlunya dan berbagi Berpikiran terbuka, dan biasakan mendengarkan orang lain Jangan mengambil keuntungan dari orang lain Jangan menyalahkan orang lain secara sembarangan 5) Caring (Peduli): Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan kepedulian Selalu mengungkapkan rasa syukur Maafkan orang lain Membantu orang yang kesusahan atau membutuhkan 6) Citizenship (Kewarganegaraan): Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik Membiasakan bekerja sama Melibatkan diri dalam urusan masyarakat Menjadi tetangga yang baik Mentaati hukum dan aturan Menghormati otoritas Melindungi lingkungan hidup 7) Mandiri (Independent): Tidak bergantung kepada orang lain Percaya kepada kemampuan diri sendiri Berani membuat pilihan secara tepat Selalu bekerja keras Tidak gampang dipengaruhi oleh pihak manapun 8) Demokrasi: Mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat Terbiasa dengan perbedaan pemdapat Mengedepankan prinsip gotong royong Tidak egois atau mau menang sendiri Tidak memandang prinsip orang lain secara sebelah mata. Untuk memandu para penyelenggara dan pengelola kegiatan dalam merumuskan dan mengembangkan materi kegiatan dan pembelajaran, perlu memperhatikan pesan-pesan standar, antara lain sebagai berikut:

13 Materi Utama Religius Jujur Topik 1. Memahami sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Memahami keberagaman dan agama-agama di Indonesia 3. Memahami kemajemukan 1. Memahami nilai kejujuran 2. Menghindari kebohongan 3. Berpihak pada kebenaran 1. Menghargai perbedaan dan kebhinekaan Toleransi 2. Menghargai pendapat orang lain Pergaulan bertetangga antar keluarga Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan harus mengacu 15 Disiplin Kerja Keras Kreatif Cintah tanah air Bhineka Tunggal Ika 1. Dapat menepati janji 2. Tidak mengingkari yang sudah dikatakan 3. Datang tepat pada waktunya 1. Berusaha dan berikhtiar mencapai yang dicita-citakan 2. Berusaha mencapai keinginannya secara mandiri 3. Tidak putus asa dan mudah menyerah 1. Memiliki inovasi dan daya kreativitas 2. Memiliki gagasan dan ide-ide baru dalam mengembangkan gagasannya 1. Menghargai jasa-jasa pahlawan Indonesia 2. Patriotisme dan nilai-nilai kebangsaan 3. Pelestarian lingkungan 4. Kesenian dan budaya nasional 1. Kemajemukan dan Keberagaman 2. Dari Sabang sampai Merauke 3. Persatuan dan kesatuan bangsa 4. Gotong royong dan kerjasama Berdasarkan rumusan kegiatan dan pembelajaran tersebut di atas, kemudian dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam contoh tabel berikut: 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saling membelajarkan dan partisipatif dengan prinsip kesetaraan. Proporsi praktek harus lebih banyak dibanding dengan teori, sehingga peserta kegiatan mendapatkan pengalaman belajar yang konkrit. Untuk memastikan proses pembelajaran dan pelatihan berlangsung sesuai rencana, perlu adanya dukungan dan ketersediaan berbagai komponen pembelajaran dan pelatihan yang harus dipersiapkan secara baik. pada standar kompetensi yang disebutkan di atas, namun tetap menyesuaikan pada kedalaman materi yang harus dipelajari dan dilatihkan sesuai kebutuhan, situasi nilai setempat. Terbuka kesempatan untuk melakukan inovasi, sehingga peluang peserta kegiatan untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan dapat terwujud dengan baik. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan dilakukan secara partisipatif, dialogis, tidak diskriminatif, dan menyenangkan. Oleh karena itu diperlukan interaksi antara tutor/pelatih/nara sumber teknis dengan peserta kegiatan. Kegiatan pembelajaran dan pelatihan dilaksanakan paling lambat 2 (dua) minggu setelah bantuan dana diterima oleh lembaga penyelenggara kegiatan. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan, perlu disusun jadwal pertemuan seperti pada contoh tabel berikut: Hari/tanggal Pukul Tempat Pokok Bahasan Pertemuan ke No Pokok Bahasan Tujuan Materi pembelajaran Metode pembelajaran Media/ sarana yang digunakan Evaluasi

14 Dalam setiap pertemuan, pengelola kegiatan harus membuat daftar hadir peserta dan daftar hadir tutor/pelatih/nara sumber teknis, serta melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan pelatihan. Semua dokumen pembelajaran dan pelatihan, agar diarsipkan secara tertib dan teratur. 3. Tindaklanjut Kegiatan Pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran, perlu dilakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian dapat dilaksanakan melalui pendekatan lisan maupun tulisan. Alat A. Lembaga Penyelenggara penilaian disusun sesuai dengan kebutuhan. Untuk uji kompetensi sebaiknya pengujian dilakukan melalui alat uji kompetensi dalam bentuk tes, sementara untuk penilaian pengelolaan kegiatan dapat dilakukan dengan nontes (angket, wawancara, diskusi, dan lainnya). Penilaian terhadap pengelolaan kegiatan dapat dilakukan melalui diskusi yang melibatkan pengelola, peserta kegiatan serta pihakpihak yang terlibat dalam kegiatan. Sedangkan penilaian kompetensi peserta kegiatan dilakukan melalui pengujian kompetensi secara langsung. Hasil penilaian harus memberikan makna untuk perbaikan kegiatan. Oleh karena itu pengelola diharapkan menjadikan hasil evaluasi sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan kegiatan selanjutnya. BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA Adapun lembaga penyelenggara kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan karakter. Seleksi dan pemilihan terhadap PKBM tersebut didasarkan pada kriteria atau persyaratan yang ditentukan dengan memperhatikan proporsi dari berbagai provinsi yang mengajukan proposal. B. Persyaratan Lembaga Persyaratan PKBM sebagai penerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini, adalah sebagai berikut: 1. memiliki akte notaris pendirian lembaga atau ijin pendirian lembaga dari instansi berwenang, dengan alamat yang jelas; 2. telah beroperasi minimal selama 2 (dua) tahun; 3. memiliki rekening bank atas nama lembaga; 4. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas pengurus; 5. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga; 6. memiliki sarana dan prasarana pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan;

15 7. aktif menyelenggarakan kegiatan pendidikan nonformal, minimal sedang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini; 8. memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat; 9. dapat menyediakan tenaga pendidik/tutor/fasilitator/nara sumber teknis, sesuai dengan substansi kegiatan. C. Tata Cara Pengajuan Dana D. Prosedur Penyaluran Bantuan 1. Penilaian Proposal Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, akan dinilai oleh Tim Penilai Proposal yang ditetapkan oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat Keputusan. Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu: Penyusunan Proposal a. Tahap pertama, penilaian administratif: 19 Untuk memperoleh dana bantuan penyelenggaraan kegiatan 1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif dinyatakan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini, gugur. setiap PKBM harus menyusun proposal sesuai dengan sistematika 2) Proposal yang lolos seleksi administrasi, akan dilanjutkan penyusunan proposal seperti yang tertera dalam lampiran petunjuk pada penilaian tahap kedua. teknis ini dan dilampiri persyaratan yang diperlukan, antara lain b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi: seperti: rekomendasi dinas pendidikan provinsi, legalitas lembaga, 1) Proposal dinilai berdasarkan bobot penilaian (score) oleh tim fotocopy rekening bank atas nama lembaga, fotocopy NPWP atas penilai. nama lembaga, surat pernyataan kesanggupan melaksanakan kegiatan. 2) Tim penilai melakukan ranking menurut bobot penilaian 2. Pengiriman Proposal dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga diperoleh Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada: daftar PKBM yang dianggap layak sebagai nominasi calon Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat PKBM penerima dana. u.p. Kasubag Tata Usaha, dengan alamat: 2. Verifikasi Proposal Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang disusun Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dalam proposal, serta untuk memperkuat hasil penilaian tim penilai dengan ketentuan: proposal, maka bagi proposal yang dinilai telah memenuhi syarat a. Proposal diterima oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan dalam penilaian proposal, perlu dilakukan verifikasi terhadap PKBM Masyarakat paling lambat tanggal 31 Juli Apabila pagu sebagai calon penyelenggara kegiatan pendidikan karakter melalui anggaran masih tersedia, proposal yang diterima setelah tanggal satuan pendidikan nonformal ini. Hal ini dimaksudkan untuk tersebut dapat diproses lebih lanjut. memastikan dan meyakinkan bahwa keberadaan, kelayakan dan b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan kredibilitas lembaga yang bersangkutan telah sesuai dengan kriteria Masyarakat dan tembusan disampaikan kepada dinas pendidikan yang ditentukan. setempat. Verifikasi proposal dapat dilakukan dengan cara:

16 a. Mengundang PKBM yang terpilih sebagai nominasi calon Pejabat Pembuat Komitmen atas nama Direktorat Pembinaan penerima bantuan dana untuk mempresentasikan program yang Pendidikan Masyarakat sebagai Pihak Pertama dan Ketua Lembaga diusulkan pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Direktorat PKBM sebagai Pihak Kedua, dengan menggunakan Format Perjanjian Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Kerjasama sebagaimana tertera dalam lampiran petunjuk teknis ini, b. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai ketersediaan berikut penandatanganan kuitansi penerimaan dana bantuan dan anggaran) terhadap PKBM yang dianggap perlu dikunjungi untuk dokumen lain yang diperlukan untuk proses pencairan dana. memastikan kebenaran (objektifitas) kondisi dan keberadaan 5. Penyaluran Dana lembaga. Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangani seperti disebutkan c. Klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran dokumen dalam di atas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat memproses proposal melalui surat atau telepon kepada PKBM calon penerima bantuan dana atau kepada dinas pendidikan setempat. 3. Penetapan lembaga PKBM sebagai penerima dana Berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi terhadap PKBM sebagai calon penerima bantuan dana, kemudian Pejabat Pembuat Komitmen membuat daftar nominasi calon lembaga penerima bantuan dan disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat untuk mendapatkan persetujuan. Berdasarkan persetujuan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan perguruan tinggi sebagai penerima bantuan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PKBMdengan menerbitkan Surat Keputusan, dan tembusan disampaikan kepada dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota setempat, untuk digunakan sebagai bahan pembinaan. 4. Penandatanganan Kerjasama Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku Pejabat Pembuat Komitmen tentang penetapan lembaga penerima bantuan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal. Perjanjian kerjasama ini dilakukan oleh Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku penyaluran dana kepada Lembaga PKBM (penerima dana penyelenggaraan kegiatan), melalui mekanisme sebagai berikut: a. Berdasarkan Surat Keputusan tentang Penetapan Lembaga PKBM, Perjanjian Kerjasama penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal, kuitansi, dan dokumen yang telah ditandatangani seperti disebutkan pada nomor 4 di atas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan usulan penyaluran dana kepada Bagian Keuangan Ditjen PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperoleh Surat Perintah Membayar (SPM). b. Bagian Keuangan Ditjen PAUDNI Kemdikbud mengajukan SPM ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). c. KPPN Jakarta III melalui Bank Operasional KPPN mentransfer dana bantuan ke rekening lembaga PKBM. d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua lembaga PKBM yang namanya tercantum dalam surat keputusan tentang penetapan lembaga PKBM penerima bantuan. e. Paling lambat 2 (dua) minggu setelah dana masuk ke rekening lembaga, Ketua lembaga PKBM harus memberitahukan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat bahwa dana bantuan sudah diterima (surat pernyataan), dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.

17 E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana 1. Alokasi Dana Adapun mekanisme pengusulan dan pencairan dana kegiatan dapat Alokasi pemberian dana bantuan penyelenggaraan kegiatan digambarkan dalam bagan berikut ini: pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal tahun 2013 ini tersedia di Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp (satu miliar lima ratus juta rupiah) dengan sasaran 22 sebanyak 60 (enam puluh) lembaga PKBM yang terpilih berdasarkan kompetisi proposal. Kepada setiap lembaga PKBM yang terpilih, akan 23 diberikan dana yang digunakan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan, yaitu sebesar Rp (dua puluh lima juta rupiah). 2. Rincian Penggunaan Dana Adapun rincian alokasi penggunaan dana, mengacu pada prosentase yang tertera pada tabel sebagai berikut: No Komponen Pembiayaan Rincian Pembiayaan Prosentase F. Mekanisme Pengusulan dan Pencarian Dana 1. Persiapan kegiatan Sosialisasi kegiatan Perumusan rencana kegiatan 2. Pengadaan alat dan bahan Pengadaan alat-alat pembelajaran pembelajaran (pensil, pulpen, penghapus, buku tulis, modul, dan lain-lain) Pengadaan alat dan bahan praktek atau simulasi permainan (poster, leaflet, dan lain-lain) Pengadaan alat dan bahan yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter (alat kebersihan, kantin kejujuran, dan lain-lain) 3. Penyelenggaraan kegiatan Rapat, diskusi, pertemuan para pengelola kegiatan Transport tenaga pendidik/tutor/ pelatih atau nara sumber kegiatan 4. Manajemen kegiatan Monitoring, penilaian dan evaluasi kegiatan Pelaporan 5% 45% 40% 10%

18 Berdasarkan bagan mekanisme pengusulan dan pencairan dana seperti 2. Lembaga/Satuan PNF: yang digambarkan di atas, maka tugas dan fungsi institusi tersebut yang a. Menyusun proposal sesuai dengan petunjuk teknis pengusulan berkaitan dengan proses kegiatan ini adalah sebagai berikut: dan pengelolaan bantuan penyelenggaraan kegiatan; 1. Ditbindikmas Ditjen PAUDNI Kemdikbud: b. Mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota a. Menyusun petunjuk teknis pengusulan, penyaluran, dan untuk memperoleh rekomendasi; pengelolaan bantuan penyelenggaraan kegiatan; c. Mengirimkan proposal ke Ditbindikmas Ditjen PAUDNI b. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/ 24 Kemdikbud, setelah memperoleh rekomendasi dari Dinas 25 Kabupaten/Kota, Pemangku Kepentingan, dan Masyarakat; c. Melakukan pencatatan/registrasi atas proposal yang masuk; d. Melakukan penilaian atas kelayakan proposal yang masuk; e. Melakukan verifikasi terhadap Lembaga/Satuan PNF yang mengajukan proposal; f. Melakukan pendampingan terhadap Lembaga/Satuan PNF yang mengalami kesulitan mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (apabila diperlukan); g. Menerbitkan SK penetapan Lembaga/Satuan PNF calon penerima bantuan, dengan tembusan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; h. Menandatangani dan mengirimkan akad kerja sama kepada lembaga/satuan PNF penerima dana bantuan; i. Melakukan kerjasama dengan Bank Operasional KPPN; j. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada pejabat yang diberi kewenangan untuk menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM), sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN; k. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan verifikasi, pemantauan dan pengawasan terhadap Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan sebagai penerima bantuan. Pendidikan Kabupaten/Kota setempat; d. Menggunakan dana bantuan untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan proposal dan Petunjuk Teknis; e. Menyusun laporan hasil penyelenggaraan kegiatan dan bukti penggunaan dana bantuan sesuai petunjuk teknis; f. Mengirimkan laporan ke Ditbindikmas Ditjen PAUDNI Kemdikbud, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. 3. Kementerian Keuangan (KPPN): a. Memverifikasi Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Ditbindikmas; b. Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), dan selanjutnya mentransfer dana bantuan ke rekening Bank/LK Penyalur. 4. Bank Operasional KPPN: a. Mentransfer dana bantuan ke rekening Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan sebagai penerima bantuan; b. Berkoordinasi dengan Ditbindikmas tentang perkembangan pencairan dana kepada Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan sebagai penerima bantuan.

19 BAB IV PELAPORAN DAN PEMANTAUAN 5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota: a. Mensosialisasikan kegiatan kepada Lembaga/Satuan PNF; b. Memberikan rekomendasi kepada Lembaga/Satuan PNF yang dipandang layak; c. Membuat rekapitulasi Lembaga/Satuan PNF yang diberikan rekomendasi, dan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Provinsi; d. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi untuk melakukan verifikasi, pemantauan dan pengawasan terhadap 26 Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan Ditbindikmas sebagai A. Pelaporan 27 penerima bantuan. 6. Dinas Pendidikan Provinsi: a. Mensosialisasikan kegiatan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, Pemangku Kepentingan, dan Lembaga/Satuan PNF; b. Membuat rekapitulasi Lembaga/Satuan PNF (per kabupaten/ kota) yang telah diberikan rekomendasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan mengirimkan ke Ditbindikmas; c. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan verifikasi, pemantauan dan pengawasan terhadap Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan Ditbindikmas sebagai penerima bantuan. Setiap lembaga PKBM penerima bantuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal, wajib menyusun laporan sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan yang diterima dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan disampaikan paling lambat tanggal 7 Desember 2013 kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Laporan memuat tentang pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasilnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hasil-hasilnya, dan pendampingan, serta laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan. Laporan disusun sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan dengan menggunakan sistematika sebagaimana tertera dalam lampiran petunjuk teknis ini, antara lain memuat tentang: 1. sasaran penerima manfaat 2. tujuan pelaksanaan kegiatan 3. jadwal pelaksanaan kegiatan; 4. hasil pelaksanaan kegiatan, yang meliputi persiapan, kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian; 5. masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan; 6. rincian penggunaan dana.

20 Bagi lembaga PKBM yang belum dapat menyampaikan laporan C. Catatan Khusus pelaksanaan kegiatan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan karena 1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal alasan keterlambatan penerimaan bantuan, sehingga program kegiatan masih Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian berlangsung atau belum selesai dilaksanakan, maka lembaga tersebut tetap Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajarannya, tidak memungut berkewajiban untuk menyampaikan laporan, yaitu laporan perkembangan biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan dana bantuan pelaksanaan kegiatan paling lambat tanggal 15 Desember 2013, dan antara penyelenggaraan kegiatan. lain memuat tentang: kegiatan yang sudah dilaksanakan, yang disertai dengan laporan 2. Lembaga PKBM penerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan pertanggungjawaban keuangan yang sudah digunakan, dan yang tidak menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan tepat waktu 28 kegiatan yang masih dalam proses pelaksanaan. pada tahun 2012 atau sebelumnya, tidak akan diberikan bantuan 29 Setelah semua program dan kegiatan sudah selesai dilaksanakan, maka lembaga tersebut harus menyampaikan laporan lengkap hasil pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku. B. Pemantauan Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan program dan hasil yang diharapkan, maka: 1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat beserta jajarannya, memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala terhadap PKBM penerima bantuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal. 2. Dinas Pendidikan Provinsi, diharapkan dapat melakukan pemantauan terhadap PKBM penerima bantuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal. Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka evaluasi kegiatan dapat dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dan pihak-pihak terkait. penyelenggaraan kegiatan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal tahun Apabila dalam pelaksanaan kegiatan terjadi perubahan kegiatan dan alokasi biaya dari yang diajukan dalam proposal, penyelenggara kegiatan wajib mengajukan adendum/perbaikan proposal kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 4. Apabila terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan kegiatan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab lembaga penyelenggara. 5. Lembaga PKBM yang ditetapkan sebagai penerima dana harus: a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku; b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara akuntabel dan transparan, sesuai dengan Perjanjian Kerjasama dan peraturan yang berlaku; c. berkoordinasi dengan Instansi Perpajakan setempat untuk memenuhi ketentuan yang berkaitan dengan perpajakan. 6. Lembaga pengusul bertanggungjawab atas biaya-biaya yang timbul sebagai akibat pengajuan proposal seperti biaya administrasi/materai, pembuatan, penggandaan, dan/atau pengiriman proposal bantuan. 7. Seluruh proposal yang sudah diterima dan terinventarisasi dalam sistem seleksi calon lembaga penerima bantuan, tidak dapat diminta/ ditarik kembali oleh lembaga pengusul dengan alasan apapun.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal

Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G)

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G) i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

E. DUKUNGAN DAN KEMITRAAN 1. Dukungan dana yang pernah diperoleh No. Nama/Jenis Instansi/Lembaga Program Pemberi Dana Tahun

E. DUKUNGAN DAN KEMITRAAN 1. Dukungan dana yang pernah diperoleh No. Nama/Jenis Instansi/Lembaga Program Pemberi Dana Tahun E. DUKUNGAN DAN KEMITRAAN 1. Dukungan dana yang pernah diperoleh No. Nama/Jenis Instansi/Lembaga Program Pemberi Dana Tahun Jumlah Dana Barang/Jasa Dana (Rp) 52 2. Daftar Instansi/Lembaga Organisasi sebagai

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas

Lebih terperinci

Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK

Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK 36 KEGIATAN : NAMA LEMBAGA : ALAMAT LENGKAP : TANGGAL PENERIMAAN : TAHUN ANGGARAN : No Tanggal Nomor Bukti Uraian Jenis

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PELIBATAN PUBLIK DALAM PENELITIAN TAHUN 2016

BUKU PANDUAN PELIBATAN PUBLIK DALAM PENELITIAN TAHUN 2016 BUKU PANDUAN PELIBATAN PUBLIK DALAM PENELITIAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KATA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan

Lebih terperinci

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT)

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT) ` PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN PRAKTIK SISWA SMK TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN PRAKTIK SISWA SMK TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

Kegiatan Peningkatan Mutu PKBM dan FK-PKBM

Kegiatan Peningkatan Mutu PKBM dan FK-PKBM i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

No PS 2009 TAHUN Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO

No PS 2009 TAHUN Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO No. 10 2 PS 2009 TAHUN 2009 Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO 9001-2008 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar i dan Menengah Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN Maksud Program ini pada dasarnya adalah program pembinaan dan peningkatan

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS UJICOBA PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS KELUARGA (PARENTING) DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS UJICOBA PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS KELUARGA (PARENTING) DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS UJICOBA PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS KELUARGA (PARENTING) DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA IKA STAR BPKP, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 KATA PENGANTAR

PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi ii Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

P e d o m a n P e n g a n u g e r a h a n W i d y a K a r y a B h a k t i K u r s u s

P e d o m a n P e n g a n u g e r a h a n W i d y a K a r y a B h a k t i K u r s u s P e d o m a n P e n g a n u g e r a h a n W i d y a K a r y a B h a k t i K u r s u s 2 0 1 0 i P e d o m a n P e n g a n u g e r a h a n W i d y a K a r y a B h a k t i K u r s u s 2 0 1 0 i ii P e d

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB)

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB) PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB) DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim, Assalamu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras

Lebih terperinci

Pedoman Bantuan Beasiswa Uji Kompetensi

Pedoman Bantuan Beasiswa Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru Di Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Kartasura) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014 A. Latar Belakang Pengelolaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah merupakan bentuk penjabaran amanat

Lebih terperinci