BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BURUH DI DESA KWAYANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN
|
|
- Sucianty Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BURUH DI DESA KWAYANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Tentang Implementasi Pendidikan Moral Anak pada Keluarga Buruh Pada prinsipnya pendidikan agama yang dilaksanakan di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga itu sama saja, hanya sistem pendidikan dan pengajarannya yang berbeda. Pendidkan di lingkungan sekolah menggunakan sistem pendidikan yang segalanya serba formal, sedangkan di lingkungan masyarakat dan keluarga menggunakan sistem pendidikan yang ada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluarga sebagai lembaga pendidikan informal berfungsi untuk memelihara kelangsungan keturunan dari generasi ke generasi berikutnya. Disamping itu, keluarga juga merupakan sumber pendidikan pertama dan terutama, dimana semuaa pengetahuan maupun kecerdasan manusia dibentuk untuk pertama kalinya. Keluarga merupakan wadah pembentukan nilai-nilai sosial, budaya maupun mentalitas. Moral adalah hal yang mendorong manusia unruk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban. Moral dapat diartikan sebagai sarana untuk mengukur benar tidaknya atau baik tidaknya tindakan manusia. Helden dan Richard merumuskan pengertian moral sebagai suatu kepekaan dalam pikiran. Perasaan dan tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip dan aturan. Selanjutnya, Athikson mengemukakan moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Selain itu moral juga 64
2 65 merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. 1 Pendidikan moral juga diartikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam membentuk watak kepribadian anak, agar anak memiliki pedoman dalam bertingkah laku dan bertindak. Pelaksanaan pendidikan moral dapat tercapai sesuai apa yang diharapkan maka harus melalui proses pendidikan. Untuk itu penulis akan mendeskripsikan proses pelaksanaan pendidikan moral dalam keluarga buruh di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, diantaranya sebagai berikut: 1) Tujuan Dalam penerapan pendidikan moral, maka diperlukan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan moral tersebut adalah membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang, artinya pendidikan moral bukan sekedar memahami tentang aturan benar dan salah atau mengetahui tentang ketentuan baik dan buruk tetapi harus benar-benar meningkatkan moral perilaku seseorang. Mempersiapkan manusia beriman dan shaleh yang merasa bangga dengan loyalitas kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji Islam di muka bumi. Atau manusia yang rela 1 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral Intelektual, Emosional dan Sosial, sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. II, hlm. 8.
3 66 mengorabnkan harta, kedudukan, waktu, dan jiwanya demi tegaknya syariat Islam. 2 Dengan demikian, tujuan dari pendidikan moral adalah untuk menciptakan manusia sebagai makhluk yang tertinggi dan sempurna, memiliki amal dan tingkah laku yang baik terhadap Tuhan, dan manusia, serta makhluk ciptaan Tuhan, guna mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa tujuan pendidikan moral pada keluarga buruh mempunyai tujuan agar anakanaknya bisa mempunyai moral dan tingkah laku yang baik kepada keluarga maupun masyarakat. Dan dengan pendidikan moral diharapkan anak bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak RL, ia mengatakan bahwa tujuan memberikan pendidikan moral yaitu supoyo anak biso nduwe akhlak reng bener lan apik, anak juga biso bergaul reng sopan karo konco-konco mbak, luwih-luwih anak biso menghormati kabeh manungso. 3 Hal yang senada juga disampaikan oleh Bapak MS, ia mengatakan bahwa tujuan memberikan pendidikan moral yaitu supoyo biso mbekali anka-anak lan biso ngarahke anak ben dadi bocah reng berguna, bermanfaat lan ditrimo neng masyarakat. Nek ono pendidikan moral kan 2 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia,Terj. At-Tarbiyah Al-Khuluqiyah, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm RL, Buruh Harian Lepas, Wawancara Pribadi, Kamis 16 April 2015 Pukul WIB.
4 67 anak-anak biso dadi wong reng nduwe sopan santun lan unggah-ungguh marang wong liyo mbak. 4 Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ibu WR, ia mengatakan bahwa tujuan memberikan pendidikan moral yaitu soale pendidikan agama iku biso mengantarkan pada keselamatan lan kebahagiaan dunia akhirat mbak. Nek pendidikan moral iku biso nuntun anak dadi wong apik lan ungguh ungguh marang wong liyo. 5 2) Cara memberikan pendidikan moral WIB. Moral manusia yang ideal dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan moralnya secara baik. Pendidikan moral dalam keluarga dilakukan dengan cara mendidik dan mengajari moral yang baik, dan membiasakan untuk melakukan sifatsifat yang terpuji, menghindari sifat tercela. Kebiasaan ini di mulai sejak anak lahir, sehingga apabila anak tumbuh dewasa ia akan terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang ia peroleh sejak lahir. Sesuai dengan perkembangan jiwanya akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan semakin jelas dan kuat dan anak tidak tergoyah lagi karena telah masuk dalam jiwanya dan menjadi bagian dari kepribadiannya yang sesuai dengan dasar, tujuan, materi pendidikan moral. 4 MS, Buruh Konveksi, Wawancara Pribadi, Senin 13 April 2015 Pukul WIB. 5 WR, Buruh Pekerja Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Kamis 23 April 2015 Pukul
5 68 Cara pemberian pendidikan moral yang akan diberikan kepada anak harus sesuai disesuaikan dengan perkembangan usia, perkembangan usia, perkembangan kemampuan kognitif dan emosional. Oleh karena itu cara pemberian pendidikan moral pada awal masa kanak-kanak berbeda dengan pemberian pendidikan pada masa remaja. Penyampaiannya harus dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit dimulai dari hal-hal yang sederhana dan terus meningkat. Sedang penyampaiannya harus dengan bijaksana, dimulai dari pemberian contoh dan dilakukan secara berkelanjutan dalam setiap kesempatan yang ada. Seperti dari hasil wawancara penulis mengenai cara pemberian pendidikan moral yang diberikan kepada anak mereka. Keluarga berusaha memberikan contoh atau teladan yang baik kepada anak-anak mereka dan juga memberikan bimbingan serta nasehat. Namun pada kenyataannya dalam keluarga buruh di desa Kwayangan dalam memberikan pendidikan moral belum begitu maksimal. Mereka hanya memberikan pendidikan moral kepada anak dengan cara menyekolahkan anak pada sekolahsekolah yang berbasis agamis, tanpa ada pantauan khusus dari orang tua mereka. Karena waktu yang dimiliki orang tua habis digunakan untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Dan juga faktor pengetahuan mereka yang kurang memadahi dikarenakan jenjang pendidikan mereka mayoritas Sekolah Dasar. Seperti hasil wawancara penulis dengan Bapak WK, beliau adalah seorang buruh harian lepas menyatakan lingkungan konco-koncone reng
6 69 podo nakal isek okeh. Aku dewe rak due waktu cukup mggo mantau perkembangan anak ku piye, soale waktu ku entek go gawe nyambut gawe. Aku cumo lulusan SD mbak, dadine aku juga kurang biso ngarahke anak mergo keterbatasanku neng pengetahuan. 6 Sama halnya pendapat yang dikemukakan oleh Ibu SK, beliau adalah seorang pekerja buruh tani aku ora biso sepenuhe ngajari pendidikan nggo anak ku mbak, soale aku ora sekolah. Tapi nek aku pingin nyekolahke anak-anak ku tekan duwur juga masalahe biaya ne ora ono mbak, kan dadi angel. Penghailan ku mong cukup nggo mangan sedino-dino. 7 Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak RL, beliau adalah seorang pekerja buruh harian lepas kadang-kadang aku waktu ne ora cukup ndampingi anak ku terus mbak. Soale aku karo bojoku kerjo kabeh, opo maneh yen wayah rame iku nglembur terus mbak. Dadi kadang aku lali ngurus anak. 8 B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan Moral Anak pada Keluarga Buruh di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Pendidikan moral dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur dan bertanggung jawab baik secara moral, agama, maupun sosial kemasyarakatan. Secara sederhana orang tua menghendaki anak-anaknya 6 WK, Buruh Harian Lepas, Wawancara Pribadi, Senin 13 April 2015 Pukul WIB. 7 SK, Buruh Tani, Wawancara Pribadi, Selasa 14 April 2015 Pukul WIB. 8 RL, Buruh Harian Lepas, Wawancara Pribadi, Kamis 16 April 2015 Pukul WIB.
7 70 menjadi manusia mandiri yang memiliki keinginan yang teguh taat beribadah serta berakhlak mulia dalam pergaulan sehari-hari di tengah masyarakat dan lingkungannya. Maka singkatnya orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi muslim yang sejati. Tujuan pendidikan tersebut akan dapat tercapai apabila orang tua memposisikan diri sebagai pendidik sejati. Sebab berbagai tingkah laku dan perbuatan orang tua akan menjadi acuan anak-anaknya. Karena manusia pada fase anak-anak senang dengan meniru sesuatu yang dilihatnya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya memberikan bimbingan dan asuhan serta suri tauladan yang baik terhadap mereka dalam keluarga. Apabila dibiasakan dengan bimbingan dan asuhan serta suri tauladan yang baik, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dewasa yang hidup dalam bingkai kebaikan dan begitu pula sebaliknya. 9 Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan moral di lingkungan keluarga buruh di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, dari hasil wawancara dan observasi adalah adanya tujuan yang hendak dicapai, yakni menjadikan anak sholih sholihah yang mempunyai moral atau akhlakul karimah dan budi pekerti yang baik, serta mempunyai sopan santun terhadap semua orang. Adanya kesadaran pada keluarga buruh terhadap pendidikan agama khususnya pendidikan moralnya. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak SL, ia mengatakan bahwa faktor pendukungnya adalah pendukunge iku aku sadar nek tanggung jawab 2013), hlm Mahmud dkk. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga. (Bandung: Akademi Permata,
8 71 ku sebagai wong tuo iku yo ngei bimbingan karo arahan nggo anak-anakke supoyo dadi wong bener. 10 Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak RL, ia mengatakan bahwa faktor pendukungnya adalah pendukunge aku pingin dadekke anak-anak lan keluarga nduweni moral lan akhlak reng apik lan biso dadi wong sholehsholehah ben besok biso dadi anak-anak reng banggakke wong tuo mbak. Pandongane yo mbak, supoyo anak-anak ku biso dadi wong bener. 11 Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Bapak MN, ia mengatakan bahwa pendukungnya adalah pendukunge yo karang wes dadi kewajibanku ngelekno anak ben dadi wong bener. 12 Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi dan memotivasi seseorang dalam bernoral atau beretika, diantaranya yaitu: a. Insting (Naluri) Insting adalah seperangkat tabiat yang dibawa menusia sejak lahir. Insting merupakan kemampuan yang melekat sejak lahir dan dibimbing oleh naluriahnya. Insting yang berarti juga naluri, merupakan dorongan nafsu yang timbul dalam batin untuk melakukan suatu kecenderungan khusus dari jiwa yang dibawa sejak ia dilahirkan. b. Adat/ Kebiasaan c. Pola dasar bawaan 10 SL, Buruh Konveksi, Wawancara Pribadi, Jum at 10 April 2015 Pukul WIB. 11 RL, Buruh Harian Lepas, Wawancara Pribadi, Kamis 16 April 2015 Pukul WIB. 12 MN, Buruh Bangunan, Wawancara Pribadi, Sabtu 25 April 2015 Pukul WIB.
9 72 Pola dasar manusia mewarisi beberapa sifat tertentu dari kedua orang tuanya, bisa mewarisi sifat-sifat jasmaniah, juga mewarisi sifat-sifat rohaniahnya. d. Lingkungan Salah satu aspek yang juga memberikan sumbangan terhadap terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana ia berada. Manusia walaupun dipengaruhi alam atau lingkungan pergaulan, tetapi ia masih memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menentukan lingkungan yang cocok dan beradaptasi dengan baik. 13 Adapun faktor penghambat dalam memberikan pendidikan moral anak pada keluarga buruh di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan adalah: 1) Pendidikan orang tua yang rendah Masyarakat buruh yang tinggal di pedesaan, mereka dulu kurang mendapatkan pendidikan yang layak. Karena dengan alasan orang tua akan menikahkan anak-anak mereka ketika sudah lulus sekolah dasar (SD). Dengan adanya pengalaman yang kurang, sehingga menyebabkan mereka sekarang kurang mempunyai pengetahuan yang luas. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu SK, yaitu hambatane iku aku ora biso sepenuhe ngajari pendidikan nggo anak ku mbak, soale aku ora sekolah Istighfarotur Rahmaniyah, Pendidikan Etika, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm SK, Buruh Tani, Wawancara Pribadi, Selasa 14 April 2015 Pukul WIB.
10 73 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu KT, yaitu hambatane aku dewe kadang kangelan ngei bimbingan lan arahan karo anak-anak ku mbak, soale aku dewe juga kurang pengetahuan tenatng pendidikan luwihluwih pendidikan agama, aku juga ora biso nduwe waktu akeh nggo anakanak ku, soale hari-hari ku di isi gawe kerja kerja lan kerja. Maklum mbak, tuntutan ekonomi. 15 2) Kesibukan keluarga Hal yang sangat mempengaruhi dalam berbagai hal, kesibukan jika terus dilakukan tidak akan ada habisnya bahkan kesibukan akan terus mengejar kita. Oleh karena itu kita harus menyeimbangkan antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Mereka sering kali kerepotan untuk membagi waktunya, karena sibuk dengan uurusan pekerjaan mereka terkadang anak menjadi dinomor duakan. Dan tidak jarang juga anak-anak tidak pergi ke sekolah TPQ karena tidak ada yang memandikan atau memgingatkan. Mereka juga masih disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga mereka. Apalagi jika Ibu yang memiliki anak bayi, dan anaknya tidak mau lepas dari gendongannya akan menambah kesibukan orang tua. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak RL, yaitu hambatane kadang-kadang aku waktu ne ora cukup ndampingi anak ku terus mbak. Soale aku karo bojoku kerjo kabeh, opo maneh yen wayah rame iku nglembur terus mbak. Dadi kadang aku lali ngurus anak KT, Buruh Pekerja Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Kamis 23 April 2015 Pukul WIB. 16 RL, Buruh Harian Lepas, Wawancara Pribadi, Kamis 16 April 2015 Pukul WIB.
11 74 Bapak SN juga mengemukakan pendpatnya yaitu kadang aku lali ngoprak-ngoprak nak-anak ngaji soale sibuk kerja. Nek bengi wayahe ank sinau malah do dolanan neng jobo karo konco-koncone soale akune wes kesel ndang klayah turu. Opo neh ano acara tivi reng disenengi mbak, nek dikon sinau karo ngaji ngele ra umum. 17 Hal itu yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan pendidikan moral anak pada keluarga buruh di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 3) Faktor lingkungan dan pergaulan yang kurang baik Lingkungan yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula pada anak. Hasil pengamatan dan observasi menunjukkan bahwa di sana banyak anak yang putus sekolah, kemudian banyak dari anak-anak sana yang pergaulannya tidak baik. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak WK, yaitu hambatane akeh mbak, ono bae godaane. mboh kui lingkungan konco-koncone reng podo nakal isek okeh. 18 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bapak MN, yaitu hambatane anak ku angel dikandani mbak, soale pergaulan lingkungan lan kanca-kancane reng kurang apik. Dadi anak aku luwih mentingke konco tenimbang wong tuo. 19 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bapak MS, yaitu: Hambatane iku lingkungane seng kurang apik mbak, anak-anak lan remaja ne kene morale kurang apik, lan anak-anak iku isek terpengaruh karo konco-koncone mbak. Terkadang anakku luwih 17 SN, Buruh Tani, Wawancara Pribadi, Selasa 14 April 2015 Pukul WIB. 18 WK, Buruh Harian Lepas, Wawancara Pribadi, Senin 13 april 2015 Pukul WIB. 19 MN, Buruh Bangunan, Wawancara Pribadi, Sabtu 25 April 2015 Pukul WIB.
12 75 4) Faktor ekonomi mentingke konco dari pada aku sebagai wong tuone mbak. Tapi aku yakin anakku bakale ngerti opo reng tak perintahke utowo laranganku selama iki. 20 Pendapatan seorang buruh masih sangat rendah sehingga mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan melakukan strategi seperti mencari pekerjaan sampingan. Mereka cenderung sibuk dengan pekerjaan mereka dan kurang memerhatikan perkembangan anak-anak mereka. Dan pada akhirnya anak-anak mereka berkembang sendiri tanpa adanya pantauan khusus dari orang tua mereka. Seperti hasil wawancara penulis dengan Bapak AR, yaitu kadang aku terlalu sibuk karo kerjaanku mbak, dadi ora terlalu merhatike ankaanak. ekonomi juga dadi masalah utama nggo membekali anak-anak dalam pendidikan duwur mbak, soale penghasilanku ora sepiro, nyukup nggo mangan lan butuhan be wes alhamdulillah MS, Buruh Konveksi, Wawancara Pribadi, Senin 13 April 2015 Pukul WIB. 21 AR, Buruh Konveksi, Wawancara Pribadi, Senin 20 April 2015 Pukul WIB.
13 74
BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Profil Taman Mataram Kota Pekalongan Lapangan Mataram terletak di Kelurahan Podosugih, Kota Pekalongan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG
BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL METODE PENDIDIKAN AGAMA ANAK PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERSELUBUNG DI DUKUH BENDAN SARI KELURAHAN BENDAN KERGON KOTA PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS HASIL METODE PENDIDIKAN AGAMA ANAK PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERSELUBUNG DI DUKUH BENDAN SARI KELURAHAN BENDAN KERGON KOTA PEKALONGAN A. Analisis metode pendidikan agama anak pekerja seks
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis profil keluarga Rifa iyah Desa Paesan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginannya, sehingga hal yang tidak dapat ditinggalkan manusia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Hal ini yang mengakibatkan manusia selalu menjalin interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciUPAYA MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PENGHAYAT DALAM PERSPEKTIF PEREMPUAN PENGHAYAT Disajikan oleh ; Wiwik Sulistyowati Salam Damai Kasih Sayang Ugemono Ilmu
UPAYA MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PENGHAYAT DALAM PERSPEKTIF PEREMPUAN PENGHAYAT Disajikan oleh ; Wiwik Sulistyowati Salam Damai Kasih Sayang Ugemono Ilmu Kang bisa anentremake jiwamu lan biso agawe katrentremane
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. 1. Upaya yang dilakukan oleh ketua IPNU IPPNU untuk. meningkatkan akhlakul karimah anggota IPNU-IPPNU Ranting Desa
BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Upaya yang dilakukan oleh ketua IPNU IPPNU untuk meningkatkan akhlakul karimah anggota IPNU-IPPNU Ranting Desa Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom
BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku
Lebih terperinciBAB IV. moment dan analisis regresi linear, peneliti melakukan analisis deskriptif yaitu. Tabel 4.1 Prosentase Jawaban Angket
BAB IV PERUBAHAN SOSIAL PEKERJAAN PETANI KE PEKERJAAN NON SKILL DALAM ANALISIS TEORI PERUBAHAN SOSIAL MENURUT EMILE DURKHEIM: PEMBAGIAN KERJA DAN SOLIDARITAS SOSIAL A. Analisis Deskriptif Peneliti dalam
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB III POLA ASUH ORANG TUA DAN ETIKA PERGAULAN ANAK DI DESA RANDUMUKTIWAREN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN
BAB III POLA ASUH ORANG TUA DAN ETIKA PERGAULAN ANAK DI DESA RANDUMUKTIWAREN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil Desa Radumuktiwaren Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Konsep Pendidikan Moral Siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN
77 BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,
BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan
Lebih terperinciKELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin
KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin i Topik Makalah Keluarga Adalah Miniatur Perilaku Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah
Lebih terperinciBAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan
BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesadaran akan pentingnya internalisasi nilai-nilai agama pada anak sejak dini mulai meningkat. Kondisi ini disebabkan orangtua sangat menyadari bahwa
Lebih terperinciTRANSKIP DATA HASIL WAWANCARA. Lampiran 1. Transkip Hasil Wawancara Perempuan Pengangkut Garam
TRANSKIP DATA HASIL WAWANCARA Lampiran 1 Transkip Hasil Wawancara Perempuan Pengangkut Garam I. Identitas Informan : a. Nama : MP b. Alamat : Desa Kedungutih, RT: 04 RW: 02 c. Usia : 60 tahun d. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.
BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB. PEKALONGAN A. Analisis Profil Keluarga Tidak Mampu Masyarakat
Lebih terperinci2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Motivasi Remaja Putus Sekolah dalam Menempuh Pendidikan Kesetaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai
Lebih terperinciSeorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih
BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita
Lebih terperinciBAB II PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL ANAK DALAM KELUARGA WIRAUSAHA. kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang
23 BAB II PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL ANAK DALAM KELUARGA WIRAUSAHA 1. Pengertian Pendidikan Moral A. Pengertian Pendidikan Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani yaitu pedagogie yang berarti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Deskripsi data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Analisis Data Deskripsi data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan didefinisikan dengan educations, is a process or an activity which is directed at producing desirable changes in the behavior of human beings 1 (pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang sangat kompleks, karena diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat. Pendidikan juga tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki fungsi membimbing serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup.ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL
86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan
BAB V PEMBAHASAN A. Kegiatan Keagamaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah dalam kategori cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah yang meliputi: 1) Bagaimana efektivitas kebijakan pendidikan Budi Pekerti pada komunitas Homeschooling sekolah Dolan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun masa depan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan
BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim
Lebih terperinciTerpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM PENANAMANAKHLAK TERPUJI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH SYAFI IYAH PROTO 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Metode Pembiasaan Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI
BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI A. Persamaan Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara dengan Al- Ghazali 1. Persamaan Konsep
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DESA KETEGAN DAN DESKRIPSI LARANGAN NIKAH ANAK PODO MBAREP. empat perdukuhan antara lain:
BAB III GAMBARAN UMUM DESA KETEGAN DAN DESKRIPSI LARANGAN NIKAH ANAK PODO MBAREP A. Gambaran Umum Desa Ketegan 1. Data wilayah a. Letak wilayah dan batas wilayah Desa Ketegan adalah merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada bab ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciGambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80
Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan serangkaian upaya dalam proses penanaman nilai-nilai spiritual pada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Tinggi rendahnya
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA BAGI SINGLE MOTHER. 2. Kapankah perpisahan anda dengan pasangan anda terjadi?
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA BAGI SINGLE MOTHER 1. Apakah yang menyebabkan anda menjadi single mother? 2. Kapankah perpisahan anda dengan pasangan anda terjadi? 3. Pada usia berapakah perpisahan yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan dari pendidikan nasional. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM
BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang terarah dan berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Program Pembelajaran BTQ di SMP Negeri 12 Pekalongan Alquran merupakan kitab
Lebih terperinciBAB I A. Latar Belakang
BAB I A. Latar Belakang Pemeliharaan, perawatan dan pendidikan anak merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus di perhatikan oleh kedua orang tua dan pendidik. Lantaran anak-anak merupakan cikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan lembaga yang dengan sengaja diselenggarakan untuk mewariskan dan mengembangkan pengetahuan, keterapilan, dan keahlian oleh generasi yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT
BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan
Lebih terperinci2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm Dadang Hawari, Al-Qur an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makna pendidikan tidaklah semata-mata menyekolahkan anak ke sekolah, namun lebih luas dari itu. Seorang anak bisa tumbuh kembang dengan baik manakala ia memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL
BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkawan sehingga dia disebut social animal. Hal terpenting di dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial tentunya senantiasa membutuhkan orang lain di dalam hidupnya. Manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan sehingga dia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan operasionalnya dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA GEDANGAN PEKALONGAN. Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan. Luas Desa Gedangan
BAB III GAMBARAN UMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA GEDANGAN PEKALONGAN A. Profil Desa Gedangan Pekalongan 1. Letak Geografis Desa Gedangan merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pekalongan Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, anak-anak dan kerabat lainnya. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinci