Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
|
|
- Indra Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RINITIS AKUT ET CAUSA INFEKSI BAKTERI PADA LAKI-LAKI DEWASA 22 TAHUN Pulungan AS. 1) 1) Mahasiswa Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Latar Belakang. Rinitis akut adalah radang akut mukosa nasi yang ditandai dengan gejala-gejala rinorea, obstruksi nasi, bersin-bersin dan disertai gejala umum rasa tidak enak badan dan suhu tubuh meningkat. Rinitis akut disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.di samping virulensi, faktor predisposisi memegang peranan penting seperti faktor eksternal yaitu suhu lingkungan atau faktor internal yaitu daya tahan tubuh. Kasus. Tn. H, 22 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Hidung tersumbat kanan dan kiri hilang timbul, seminggu sebelum masuk rumah sakit kedua hidung tersumbat terutama saat malam hari dan pasien bersin-bersin dengan konsistensi ingus encer dan bening yang kemudian berubah terkadang kental putih kekuningan, pasien sebelumnya mengalami nyeri kepala ringan. Keluhan disertai hidung berdarah dan telinga bedengung. Pemeriksaan status THT didapatkan mukosa hidung kanan dan kiri hiperemis dan edema, septum nasi hidung kanan terdapat area hiperemis potensial bleeding. dilakukan tatalaksana pada pasien berupa terapi rinitis akut. Simpulan ditemukan kasus rinitis akut akibat infeksi bakteri yang kemungkinan disebabkan karena sistim imun pasien yang menurun saat mengalami rinitis vasomotor.[medula Unila.2013;1(5):7-13] Kata kunci : infeksi bakteri, rinitis akut, rintis vasomotor ACUTE RHINITIS CAUSED BY BACTERIAL INFECTION IN ADULT MALES 22 YEARS Pulungan AS. 1) 1) Medical Student of Lampung University Abstract Background Acute rhinitis is an acute inflammation of the nasal mucosa which is characterized by symptoms of rhinorea, nasal obstruction, sneezing accompanied by general symptoms of malaise and increasing of body temperature. Acute rhinitis is caused by a viral or bacterial infection. In addition to virulence, predisposing factors play an important role that external factors are the ambient temperature or internal factors that endurance. Case. Mr. H, 22 years old attending with a stuffy nose since 3 weeks before entering the hospital. Right and left nasal congestion intermittent, a week before the second hospital admission nasal congestion especially at night and sneezing patients with watery consistency and clear mucus which then turns sometimes thick yellowish-white patients had previously experienced mild headache. Complaint with bloody noses and tinitus ears. Examination show the right and left nasal mucosal hyperemia and edema, right nasal septum has a potential area of hyperemia bleeding. Then the patients was given therapeutic treatment of acute rhinitis. Conclussion. This is a case of acute rhinitis caused by bacterial infection, the possible cause is a decreased of the immune system when the patients has vasomotor rhinitis. [Medula Unila.2013;1(5):7-13] Keywords: bacterial infections, acute rhinitis, vasomotor rhinitis. 7
2 Pendahuluan Rinitis akut adalah radang akut mukosa nasi yang ditandai dengan gejalagejala rhinorea, obstruksi nasi, bersin-bersin dan disertai gejala umum malaise dan suhu tubuh naik (Adams et al, 2007). Rinitis disebabkan oleh infeksi virus (Rhinovirus, Myxovirus, virus Coxsakie dan virus ECHO) atau infeksi bakteri terutama Haemophylus Influensa, Steptococcus, Pneumococcus, dan sebagainya (Adams, 2007; Sobol, 2007; Soepardi, 2007). Di samping virulensi, faktor predisposisi memegang peranan penting yaitu faktor eksternal atau lingkungan yang terpenting adalah faktor dingin atau perubahan temperatur dari panas ke dingin yang mendadak, dan faktor internal meliputi daya tahan tubuh yang menurun dan daya tahan lokal cavum nasi (Moore, 2003; Nizar, 2003, Seikh, 2009) Perubahan pada mukosa nasi meliputi stadium permulaan yang diikuti stadium resolusi. Pada stadium permulaan terjadi vasokonstrinsik yang akan diikuti vasodilatasi, udem dan meningkatnya aktifitas kelenjar seromucious dan goblet sel, kemudian terjadi infiltrasi leukosit dan desguamasi epitel. Secret mulamula encer, jernih kemudian berubah menjadi kental dan lekat (mukoid) berwarna kuning mengandung nanah dan bakteri (makopurulent). Toksin yang berbentuk terbentuk terserap dalam darah dan lymphe, menimbulkan gejala-gejala umum. Pada stadium resolusi terjadi proliferasi sel epithel yang telah rusak dan mukosa menjadi normal kembali (Adams, 2007; Dhingran, 2007; Rolla, 2009). Tabel 1. Perbedaan Rinitis akut dengan Sindroma Alergi Rinitis akut Syndrome alergi Waktu dan gejala 1-2 hari (prodromal) Lama berminggu-mingu, bulan, tahun, musim Sifat sekret Mengental sesudah 3-4 Encer terus hari Gejala umum Ada (panas, malaise) Tidak ada Alergen Tidak ada Ada (anamnesa, skin test pada rhinitis alergi) Sumber : (Adams, 2007) 8
3 Gejala klinis rinitis akut pada masa prodromal mempunyai gejala yang mirip dengan sindroma alergi yaitu: bersin-bersin, rhinorea dan obstruksi nasi. Perbedaannya (Adams, 2007) : Kasus Tn. H, laki-laki, 22 tahun datang ke Poli Penyakit THT RSUD Ahmad Yani dengan keluhan hidung tersumbat diarsakan sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Hidung tersumbat kanan dan kiri bergantian hilang timbul, tetapi seminggu sebelum masuk rumah sakit terkadang kedua hidung tersumbat terutama saat malam hari. Seminggu sebelum masuk rumah sakit pasien bersinbersin dengan konsistensi ingus encer dan bening yang kemudian berubah terkadang kental putih kekuningan pasien mengatakan pernah mengalami nyeri kepala ringan, pasien tidak merasa gatal di hidung ataupun mata. Keluhan ini juga disertai hidung kanan dan kiri kadang-kadang berdarah ± 3 kali seminggu. Pasien juga mengeluhkan telinga berdengung jika mengeluarkan ingus dengan kuat, telinga berdengung kurang dari 5 menit.tidak susah menelan, nyeri saat menelan disangkal pasien. Pasien mengaku belum pernah mengalami dengan gejala seperti ini sebelumnya. Pasien mengaku tidak alergi terhadap makanan/minuman dan pasien menyangkal riwayat trauma di daerah hidung sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Pasien sebelumnya telah berobat ke praktek dokter tetapi lupa nama obat yang diberikan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis dari pemeriksaan vital sign didapatkan TD: 120 / 80 mmhg, Nadi: 88 x/menit, Respirasi: 22 x/menit, SB: 37,5 0 C. Status generalis dalam batas normal. Pada permiksaan status THT didapatkan telinga dalam batas normal, rinoskopi hidung anterior mukosa hidung kanan dan kiri hiperemis dan edem, septum nasi kanan hiperemis dan terdapat area litle hiperemis. Cavum Oris dan Orofaring dalam batas normal 9
4 Pembahasan Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan THT. Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan hidung tersumbat kanan dan kiri bergantian sejak 3 minggu sebelum masuk ke rumah sakit kemungkinan polip atau adanya massa dihidung dapat disingkirkan karena obstruksi hidung karena polip atau massa dihidung akan menyebabkan hidung tersebut tersumbat terus tanpa adanya saat perbaikan atau dilatasi, kemungkinan karena trauma dapat disingkirkan karena pasien menyangkal adanya riwayat trauma. Akan tetapi terkadang pasien mengeluhkan kedua lubang hidung tersumbat pada saat malam hari. sejak seminggu ini diikuti bersin-bersin dengan secret yang encer kemudian kental putih kekuningan, pasien juga mengeluhkan nyeri kepala ringan. Berdasarkan kepustakaan hidung tersumbat kanan dan kiri secara bergatian dan terutama pada saat dingin (malam hari), bersin-bersin dengan secret encer (seros) merupakan gejala yang didapatkan pada rhinitis vasomotor tipe obstrukti (Adams, 2007; Sobol, 2007). Namun sejak minggu yang lalu pasien menunjukkan gejala-gejala umum inflamasi akut seperti nyeri kepala ringan, selain itu sekret kemudian menjadi kental putih kekuningan hal ini sesuai dengan gejala yang didapatkan ada rinitis akut, dimana pada stadium prodromal didapatkan gejala-gejala bersin berulang-ulang hidung tersumbat dan ingus encer, yang disertai gejala umum seperti demam dan nyeri kepala, kemudian sekret menjadi kental putih kekuningan yang menunjukkan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri sehingga dari anamnesa diagnosis pasien ini adalah rinitis akut et causa infeksi bakteri. Gejala awal rinitis akut pada staidum prodromal memang mirip dengan rinitis alergika tetapi yang memebedakannya antara lain adanya gejala umum pada rinitis akut dan sekret yang kemudian berubah menjadi kental pada rinits akut (Dhigran, 2007; Soepardi, 2007). Pasien juga tidak mengeluhkan gatal di hidung ataupun mata dan tidak memiliki riwayat alergi sehingga diagnosis rinitis alergika dapat disingkirkan. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan konka hipertropi dan hiperemis yang merupakan tanda pada rinitis vasomotor sedangkan pada rintis 10
5 alergi konka akan berwarna pucat (Nizar, 2003). Namun, pada pemeriksaan juga didapatkan tanda-tanda rinitis akut yaitu mukosa edem dan hiperemis, rhinorea dengan sekret mukopurulen hal ini menunjukkan terjadi inflamasi akut disertai infeksi bakteri. Pada pemeriksaan juga terlihat area little hiperemis atau potensial bleeding yang hal ini sesuai dengan keluhan pasien mengeluhkan hidung berdarah yang berati terjadi epistaksis anetrior (Nizar, 2003). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi hidung atau rinitis akut itu sendiri atau karena trauma ringan waktu mengeluarkan ingus dengan kuat, mengingat pasien mengeluhkan hidung berdarah saat mengeluarkan ingus terlalu kuat dan telinga menjadi berdengung (tinitus) atau karena cuaca yang sangat dingin dapat menyebabkan epistaksis ringan (Seikh, 2009). Dari ananmesa pasien meyangkal adanya trauma hidung sebelumnya sehingga kemungkinan karena trauma dapat disingkirkan. Kemungkinan lain penyebab epistaksis seperti hipertensi atau penyakit jantung dapat disingkirkan karena epistaksis akibat hipertensi dan penyakit jantung biasanya epistaksis posterior dan terjadi pada usia tua, begitu juga dengan epistaksis karena tumor seperti hemangioma atau angiofibroma epistaksis biasanya akan lebih berat (Seikh, 2009). Keluhan telinga berdengung (tinitus) pada pasien ini merupakan keadaan yang fisiologis karena hanya berlangsung dalam beberapa detik atau kurang dari 5 menit bila berlangsung dalam 5 menit merupakan keadaan patologis. Tinitus pada pasien ini tidak lain disebabkan karena terjadi pergerakan membran timpani secara tiba-tiba. Saat mengeluarkan ingus yang terlalu kuat tuba eustachius terbuka dan tekanan diteruskan ke membran timpani. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan rinoskopi anterior diagnosis pasien ini adalah rinitis akut et causa infeksi bakteri walaupun terdapat gejala dan tanda rinitis vasomotor dan berdasarkan riwayat memang terjadi rinitis vasomotor sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti menurunnya daya tahan tubuh sehingga pasien terinfeksi virus ataupun bakteri dan menyebabkan rinitis akut. 11
6 Tidak ada terapi yang spesifik untuk rinitis akut selain istirahat dapat diberikan obat-obat simptomatis seperti analgetik, obat dekongestan (Settipane, 2012). Antibiotik hanya diberikan jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteri (Settipane, 2012). Pada pasein ini terdapat infeksi sekunder bakteri (terefleksi dari sekret mukopurulen) sehingga diberikan antibitiotik cefadroxyl 500 mg 3 x sehari. Pasien diberikan k-diclofenac 50 mg 3 x sehari sebagai analgetik dan antiinflamasi (NSAID) untuk proses peradangannya, dan untuk dekongestan diberikan pseudoefedrin 60 mg 3 x sehari karena terjadi hipertrofi konka dan keluhan hidung tersumbat. Vitamin C diberikan sebagai terapi ajuvan untuk menjaga daya tahan tubuh. Anjuran pada pasien yaitu istirahat yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh karena faktor reskio dari rinitis akut adalah penurunan daya tahan tubuh, dan berolahraga teratur. Olahraga selain untuk menjaga daya tahan tubuh juga dapat meringankan gejala karena mempunyai efek vasokonstriksi ringan sehingga hipertorpi atau gejala hidung tersumbat dapat dikurangi. Efek vasokonsriksi dari olahraga didapatkan karena terjadi releas hormon adrenalin saat olahraga. DAFTAR PUSTAKA Adams GL, Boies LR, Higler PH Buku ajar penyakit THT.Edisi VI. Jakarta: EGC. hlm Dhingran PL Disease of ear nose and throat. 4 th Ed. New Delhi, India: Elsevier pp: ; Moore KL, Anne AMR Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates. hlm Nizar NW Anatomik endoskopik hidung sinus paranasal dan patofisiologi sinusitis. Dalam: Kumpulan naskah lengkap kursus, pelatihan dan demo BSEF, Makassar. hlm Rolla LT. Acute rhinitis. The eclectic practice of medicine. Henriette s Herbal Settipane RA, Lieberman P. Update and non-allergic rhinitis. Brown University School of Medicine (Diakses tanggal 19 mei 2012, ttp;/nypollencount.com/articles/non Allergic%20Rhinitis.pdf) Sobol SE Sinusitis acute medical treatment. (Diakses tanggal 20 mei 2012, ) 12
7 Seikh J Rhinitis allergic : treatment and medication. (Diakses tanggal 20 mei 2012, ) Soepardi EA Buku ajar ilmu penyakit telinga, hidung, tenggorokkan, Kepala, leher. Edisi VI. Jakarta : FK UI. hlm
LAPORAN KASUS (CASE REPORT)
LAPORAN KASUS (CASE REPORT) I. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : Amelia : 15 Tahun : Perempuan : Siswa : Bumi Jawa Baru II. Anamnesa (alloanamnesa) Keluhan Utama : - Nyeri ketika Menelan
Lebih terperinciPROBLEM BASED LEARNING SISTEM INDRA KHUSUS
PROBLEM BASED LEARNING SISTEM INDRA KHUSUS - Modul Presbikusis - Modul Serumen Obturans - Modul Rhinitis Alergi Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciSURVEI KESEHATAN HIDUNG PADA MASYARAKAT PESISIR PANTAI BAHU
SURVEI KESEHATAN HIDUNG PADA MASYARAKAT PESISIR PANTAI BAHU 1 Andreas R. Tumbol 2 R. E. C. Tumbel 2 Ora I. Palandeng 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian/SMF
Lebih terperinciProfil Pasien Rinosinusitis Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP DR.M.Djamil Padang
77 Artikel Penelitian Profil Pasien Rinosinusitis Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP DR.M.Djamil Padang Hesty Trihastuti, Bestari Jaka Budiman, Edison 3 Abstrak Rinosinusitis kronik adalah inflamasi kronik
Lebih terperinciLaporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE
Laporan Kasus Besar Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE 406117055 IDENTITAS PASIEN PEMERIKSAAN SUBJEKTIF AUTOANAMNESIS Rabu, 25 April jam 09.00 1. Keluhan Utama Benjolan
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Universitas Lampung
BILATERAL RECURRENT NASAL POLYPS STADIUM 1 IN MEN WITH ALLERGIC RHINITIS Pratama M 1) 1) Medical Faculty of Lampung University Abstract Background. Nasal polyps are soft period that contains a lot of fluid
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Universitas Lampung
POLIP NASI REKUREN BILATERAL STADIUM 2 PADA WANITA DENGAN RIWAYAT POLIPEKTOMI DAN RHINITIS ALERGI PERSISTEN Amaliyah-Taufiq FP 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Latar Belakang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Rinitis Alergi (RA) menurut ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) merupakan reaksi inflamasi pada mukosa hidung akibat reaksi hipersensitivitas
Lebih terperinciRINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER Elia Reinhard
RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 1 Elia Reinhard 2 O. I. Palandeng 3 O. C. P. Pelealu Kandidat skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah
ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah satu penyakit THT, Sinusitis adalah peradangan pada membran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya adalah bersin, hidung beringus (rhinorrhea), dan hidung tersumbat. 1 Dapat juga disertai
Lebih terperinciSURVEI KESEHATAN HIDUNG MASYARAKAT DI DESA TINOOR 2
SURVEI KESEHATAN HIDUNG MASYARAKAT DI DESA TINOOR 2 1 Windy S. Ishak 2 Olivia Pelealu 2 R.E.C Tumbel 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Telinga Hidung Tenggorok-Bedah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dasar diagnosis rinosinusitis kronik sesuai kriteria EPOS (European
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar diagnosis rinosinusitis kronik sesuai kriteria EPOS (European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyposis) 2012 adalah inflamasi hidung dan sinus paranasal
Lebih terperinciKaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.
HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka
Lebih terperinciKesehatan hidung masyarakat di komplek perumahan TNI LANUDAL Manado
Kesehatan hidung masyarakat di komplek perumahan TNI LANUDAL Manado 1 Anita R. Tangkelangi 2 Ronaldy E. C. Tumbel 2 Steward K. Mengko 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinusitis adalah peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus paranasal. Sinusitis juga dapat disebut rinosinusitis, menurut hasil beberapa diskusi pakar yang
Lebih terperinciPEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS 2007 Oleh Departemen Kesehatan RI
PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS 2007 Oleh Departemen Kesehatan RI FARINGITIS AKUT Laporan Penyakit : 1302 ICD X : J.00-J.01 Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat
Lebih terperinciLAPORAN KASUS. Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus Periode 17 Oktober November 2016
LAPORAN KASUS Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus Periode 17 Oktober 2016 12 November 2016 MENIERE S DISEASE Pembimbing: dr. Agus Sudarwi, Sp. THT-KL
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Secara klinis, rinitis alergi didefinisikan sebagai kelainan simtomatis pada hidung yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rinitis alergi 2.1.1. Definisi Secara klinis, rinitis alergi didefinisikan sebagai kelainan simtomatis pada hidung yang diinduksi oleh inflamasi yang diperantarai IgE (Ig-E
Lebih terperinciRhinosinusitis. Bey Putra Binekas
Rhinosinusitis Bey Putra Binekas Anatomi Fisiologi Sebagai pengatur kondisi udara Sebagai penahan suhu Membantu keseimbangan kepala Membantu resonansi suara Sebagai peredam perubahan tekanan udara Membantu
Lebih terperinciPENGERTIAN Peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi / ransangan antigen
RSU. HAJI MAKASSAR RINITIS ALERGI PENGERTIAN Peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi / ransangan antigen TUJUAN Menembalikan fungsi hidung dengan cara menghindari allergen penyebab,
Lebih terperinciPROFIL PASIEN RHINITIS ALERGI DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA TAHUN 2013
PROFIL PASIEN RHINITIS ALERGI DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: Regita Binar Samanta NRP: 1523011041 PRODI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2014 PROFIL PASIEN
Lebih terperinciRINOSINUSITIS KRONIS
RINOSINUSITIS KRONIS Muhammad Amir Zakwan (07/25648/KU/12239) Dokter Muda Periode 2-25 Januari 2013 Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (simptoms kurang dari 3 minggu), subakut (simptoms 3 minggu sampai
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sinusitis Sinusitis adalah proses peradangan atau infeksi dari satu atau lebih pada membran mukosa sinus paranasal dan terjadi obstruksi dari mekanisme drainase normal. 9,15
Lebih terperinciLaporan Kasus SINUSITIS MAKSILARIS
Laporan Kasus SINUSITIS MAKSILARIS Pembimbing: drg. Ernani Indrawati. Sp.Ort Disusun Oleh : Oktiyasari Puji Nurwati 206.12.10005 LABORATORIUM GIGI DAN MULUT RSUD KANJURUHAN KEPANJEN FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah. mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan pada mukosa hidung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama
Lebih terperinciPENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012
PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012 1 Andre Ch. T. Palandeng 2 R. E. C. Tumbel 2 Julied Dehoop 1 Kandidat Skrispi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciEpistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.
LAPORAN KASUS RUMAH SAKIT UMUM YARSI II.1. Definisi Epistaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik). II.2. Etiologi Epistaksis dapat ditimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rhinitis berasal dari dua kata bahasa Greek rhin rhino yang berarti hidung dan itis yang berarti radang. Demikian rhinitis berarti radang hidung atau tepatnya radang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Rinitis Alergi adalah peradangan mukosa saluran hidung yang disebabkan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rinitis Alergi Rinitis Alergi adalah peradangan mukosa saluran hidung yang disebabkan alergi terhadap partikel, antara lain: tungau debu rumah, asap, serbuk / tepung sari yang
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN RINITIS ALERGI
67 68 69 70 Lampiran 4 KUESIONER PENELITIAN RINITIS ALERGI Nama Jenis kelamin : L/P Pendidikan ANAMNESIS Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari pertanyaan berikut : 1. Keluhan yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi.
Lebih terperinciProsentase Penggunaan Amoksisilin secara Rasional untuk Swamedikasi Salesma
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 2007, hlm. 67-75 ISSN 1693-1831 Vol. 5, No. 2 Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara untuk Swamedikasi Salesma REHANA*, SRI SUTJI SUSILAWATI, ISKANDAR SOBRI
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN SINUSITIS
LAPORAN PENDAHULUAN SINUSITIS DEFINISI : Sinusitis adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus. ETIOLOGI a. Rinogen Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi
BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.
Lebih terperinciFamili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B
RHINOVIRUS: Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan
Lebih terperinciDEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus
PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. endoskopis berupa polip atau sekret mukopurulen yang berasal dari meatus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kronik (RSK) merupakan inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal dengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
31 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan leher 4.2. Rancangan Penelitian Desain penelitian
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak
Lebih terperinciBronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
Lebih terperinciKEJANG DEMAM SEDERHANA PADA ANAK YANG DISEBABKAN KARENA INFEKSI TONSIL DAN FARING
KEJANG DEMAM SEDERHANA PADA ANAK YANG DISEBABKAN KARENA INFEKSI TONSIL DAN FARING Pasaribu AS 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRAK Latar Belakang. Kejang adalah peristiwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paranasal dengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rinosinusitis kronik (RSK) merupakan inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal dengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih gejala, salah satunya
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBENDA ASING HIDUNG. Ramlan Sitompul DEPARTEMEN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
BENDA ASING HIDUNG Ramlan Sitompul DEPARTEMEN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Benda asing pada hidung salah satu kasus yang banyak
Lebih terperinciMr rinto, 22 thn KU : discharge hidung kental dan kekuningan
Mx gejala camelia Mr rinto, 22 thn KU : discharge hidung kental dan kekuningan Nasal discharge Ad material spt mucus yg keluar dr hidung. Nama lainnya : Runny nose; Postnasal drip; Rhinorrhea Produksi
Lebih terperinciGAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : VERA ANGRAINI
GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2014 Oleh : VERA ANGRAINI 120100290 FAKULTAS KEDOKTERAN UNUIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM
Lebih terperinciData Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:
1 Berkas Okupasi Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Pasien Keterangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO menunjukkan jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuantitas perokok di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Data WHO menunjukkan jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga dibawah Cina dan India.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari
Lebih terperinciKOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION
KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION No 1. 2. 3. 4. Jenis kegiatan Situation Mengidentifikasi diri, unit/ ruangan, Menyebutkan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian pulmonologi Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rhinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rhinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung yang disebabkan mediasi oleh reaksi hipersensitifitas atau alergi tipe 1. Rhinitis alergi dapat terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciRadang liang telinga akut maupun kronis akibat infeksi jamur, bakteri, atau virus. Faktor predisposisi: trauma ringan, mengorek telinga.
THT Otitis Eksterna (OE) Radang liang telinga akut maupun kronis akibat infeksi jamur, bakteri, atau virus. Faktor predisposisi: trauma ringan, mengorek telinga. Terdapat 2 jenis OE, yaitu OE sirkumkripta
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN
ABSTRAK GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012-2013 Rinitis alergi bukan merupakan penyakit fatal yang mengancam nyawa, namun dapat menyebabkan penurunan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita
Lebih terperinciSINUSISTIS MAKSILARIS EC HEMATOSINUS EC FRAKTUR LE FORT I. Lukluk Purbaningrum FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta RSUD Salatiga
SINUSISTIS MAKSILARIS EC HEMATOSINUS EC FRAKTUR LE FORT I Lukluk Purbaningrum 20070310087 FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta RSUD Salatiga IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. R Umur : 53 tahun Alamat : Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidung dan sinus paranasal ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (EPOS) 2012, rinosinusitis kronis didefinisikan sebagai suatu radang hidung dan sinus paranasal
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan adalah THT-KL khususnya bidang alergi imunologi. 2. Ruang lingkup tempat adalah instalasi rawat jalan THT-KL sub bagian alergi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIEN POLIP HIDUNG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh: FETRA OLIVIA SIMBOLON
KARAKTERISTIK PASIEN POLIP HIDUNG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012-2014 Oleh: FETRA OLIVIA SIMBOLON 120100244 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori. keberhasilan individu untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
BAB II Landasan Teori A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Hurlock (1999) menjelaskan bahwa penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan individu untuk menyesuaikan diri terhadap
Lebih terperinciKesehatan Hidung pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri 11 Manado
Kesehatan Hidung pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri 11 Manado 1 Fisky. G. A. Maramis 2 Oraetlabora. I. Palandeng 2 Olivia. C. P. Pelealu 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciLaporan Operasi Tonsilektomi
Laporan Operasi Tonsilektomi Oleh: Ahmad Riza Faisal Herze 1110103000034 Pembimbing: dr. Heditya Damayanti, Sp.THT-KL KEPANITERAAN KLINIK THT RSUP FATMAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara fisiologis hidung berfungsi sebagai alat respirasi untuk mengatur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara fisiologis hidung berfungsi sebagai alat respirasi untuk mengatur kondisi udara dengan mempersiapkan udara inspirasi agar sesuai dengan permukaan paru-paru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis. Setiap rongga sinus ini
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. hidung akibat reaksi hipersensitifitas tipe I yang diperantarai IgE yang ditandai
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rinitis alergi (RA) adalah manifestasi penyakit alergi pada membran mukosa hidung akibat reaksi hipersensitifitas tipe I yang diperantarai IgE yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur os nasal merupakan fraktur paling sering ditemui pada trauma muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior wajah merupakan faktor
Lebih terperinciSURVEI KESEHATAN TELINGA PADA ANAK PASAR BERSEHATI KOMUNITAS DINDING MANADO
SURVEI KESEHATAN TELINGA PADA ANAK PASAR BERSEHATI KOMUNITAS DINDING MANADO 1 Kurniati Mappadang 2 Julied Dehoop 2 Steward K. Mengko 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN
BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Bronkitis adalah suatu penyakit yand ditandai oleh adanya inflamasi bronkus (Ngastiyah, 2003). Bronkitis adalah suatu infeksi akut saluran besar paru (yaitu trachea dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paranasaldengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih gejala, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang (RSK) merupakaninflamasi mukosa hidung dan sinus paranasaldengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00
Lebih terperinciFAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA RINOSINUSITIS KRONIK DI POLIKLINIK THT-KL RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA RINOSINUSITIS KRONIK DI POLIKLINIK THT-KL RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Teuku Husni dan Amallia Pradista Abstrak. Rinosinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa
Lebih terperinciGambaran Rinosinusitis Kronis Di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun The Picture Of Chronic Rhinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011.
Gambaran Rinosinusitis Kronis Di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun 2011. The Picture Of Chronic Rhinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011. Privina Arivalagan 1, Andrina Rambe 2, 1 Mahasiswa F.
Lebih terperinci2.3 Patofisiologi. 2.5 Penatalaksanaan
2.3 Patofisiologi Otitis media dengan efusi (OME) dapat terjadi selama resolusi otitis media akut (OMA) sekali peradangan akut telah teratasi. Di antara anak-anak yang telah memiliki sebuah episode dari
Lebih terperinciPREVALENSI GEJALA RINITIS ALERGI DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN
PREVALENSI GEJALA RINITIS ALERGI DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2007-2009 Oleh: ILAVARASE NADRAJA NIM: 070100313 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD
BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, RSUD Karanganyar, RSUD Sukoharjo, dan RSUD Boyolali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rinosinusitis kronis merupakan inflamasi kronis. pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rinosinusitis kronis merupakan inflamasi kronis pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung selama minimal 12 minggu berturut-turut. Rinosinusitis kronis
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Karakteristik Penderita Otitis Media Akut pada Anak yang Berobat ke Instalasi Rawat Jalan SMF THT Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009 Oleh: TAN HONG SIEW 070100322 FAKULTAS
Lebih terperinciBED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.
BED SITE TEACHING Dani Dania D - 12100113044 Siti Fatimah - 12100113045 Lisa Valentin S - 12100113001 Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Penelitian ini mengikutsertakan 61 penderita rinitis alergi persisten derajat
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini mengikutsertakan 61 penderita rinitis alergi persisten derajat ringan, sedang-berat dengan rerata usia subyek 26,6 ± 9,2 tahun, umur
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan
Lebih terperinciADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u
ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k
Lebih terperinciJangan Sembarangan Minum Antibiotik
Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
Lebih terperinciGLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI
LaporanKasus GLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI Pembimbing : dr. Djoko Heru, sp.m Disusunoleh : Irene Dwiyanti 406117046 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Lebih terperinciLAMPIRAN. : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU. RSUP. H. Adam Malik, Medan
LAMPIRAN 1. Personil Penelitian 1. Ketua penelitian Nama Jabatan : dr. Soewira Sastra : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU RSUP. H. Adam Malik, Medan 2. Supervisor penelitian 1. Prof. dr. H. M. Sjabaroeddin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien
Lebih terperinciKesehatan telinga siswa Sekolah Dasar Inpres 1073 Pandu
Kesehatan telinga siswa Sekolah Dasar Inpres 1073 Pandu 1 Sylvester B. Demmassabu 2 Ora I. Palandeng 2 Olivia C Pelealu 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian/SMF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Farmasi dalam kaitannya dengan Pharmaceutical Care harus memastikan bahwa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pharmaceutical Care adalah salah satu elemen penting dalam pelayanan kesehatan dan selalu berhubungan dengan elemen lain dalam bidang kesehatan. Farmasi dalam kaitannya
Lebih terperinciBAB II. Kepustakaan. 2.1 Anatomi telinga luar
BAB II Kepustakaan 2.1 Anatomi telinga luar Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi
Lebih terperinciCASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean
CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan 1301-1210-0072 Abednego Panggabean 1301-1210-0080 Pembimbing: Vitriana, dr., SpKFR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita yang sebelumnya sudah tersensitisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rinitis Alergi (RA) merupakan salah satu penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita yang sebelumnya sudah tersensitisasi alergen yang sama
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Secara klinis, rinitis alergi didefinisikan sebagai kelainan simtomatis pada hidung
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rinitis Alergi 2.1.1. Definisi Secara klinis, rinitis alergi didefinisikan sebagai kelainan simtomatis pada hidung yang diinduksi oleh inflamasi yang diperantarai imunoglobulin
Lebih terperinciLAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR
LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR Disusun Oleh Sigit Bangun H P17320308067 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciMEDICAL RECORD FOR GERIATRIC
NomerPMR : G.5221 Nama Pasien MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC : Vicky Ztatuzizasi Usia 50 thn Jenis Kelamin laki-laki Tanggal : 25 Desember 2013 Alasan berkunjung Flu sudah berlangsung 2 hari KONDISI AWAL
Lebih terperinci