ARTIKEL. Judul. Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun , dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA.

Transkripsi

1 ARTIKEL Judul Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun , dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Oleh I Putu Edy Saputra JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

2 Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun , dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Oleh: I Putu Edy Saputra, Drs. I Gusti Made Aryana, M.Hum, Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja (edysaputra53@yahoo.co.id, gustimadearyana@ymail.com, Sedana.arta@gmail.com)@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang perkembangan partai politik di Kabupaten Badung pada periode , (2) perolehan suara partai politik dalam pemilu periode tahun dan implikasinya bagi demokrasi di DPRD Kabupaten Badung, dan (3) aspek-aspek yang terdapat dari perkembangan partai politik di Kabupaten Badung yang dapat dijadikan sumber pembelajaran Sejarah di SMA. Penelitian ini bersifat deskritif kualitatif dengan menggunakan metode penelitan sejarah, yaitu: (1) Heuristik (studi dokunetasi, wawancara, dan observasi); (2) Kritik sumber; (3) Interprestasi; dan (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) adanya latar belakang perkembangan partai politik di Kabupaten Badung pada periode disebabkan oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor internal di antaranya; (1) pergantian rezim ke reformasi, (2) amandemen UUD 1945, munculnya peraturan perundang-undangan tentang pemilu dan partai politik , perubahan sistem pemilu secara nasional, dan (3) dinamika partai politik di tingkat nasional. Sedangkan faktor internal, di antaranya; (1) Kabupaten Badung sebagai bagian dari wilayah provinsi dan negara, (2) corak masyarakat Badung yang multikultur, (3) difungsikannya partai politik sebagai kendaraan calon/pasangan calon dalam pemilu/pilkada. (2) Perolehan suara partai politik dalam pemilu periode dan implikasinya bagi demokrasi di DPRD Kabupaten PDIP selalu unggul dalam setiap pemilu pada periode tersebut. Oleh karena itu, PDIP selalu mendominasi dalam prolehan kursi di DPRD Kabupaten Badung sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat selalu merepresentasikan visi dan misi partai yang pro rakyat. Dan (3) Aspek-aspek yang terdapat dari perkembangan partai politik di Kabupaten Badung sebagai sumber belajar sejarah di SMA yaitu aspek historis, aspek demokrasi, dan aspek pendidikan yang kemudian dijabarkan ke dalam silabus mata pelajaran sejarah pada kelas XII semester ganjil kurikulum Kata Kunci: Partai Politik, Demokrasi, Sumber Belajar Sejarah. 2

3 Abstract This study aims to knowing; (1) the background of the development of political parties in the Badung Regency in the period , (2) number of votes a political party in an election period and implication for democracy in DPRD Badung Regency, and (3) there are aspects of the development of political parties in Badung Regency in can be used as a sorce of learning history SMA. This research is a descriptive qualitative study using historycal, namely: (1) heuristic (document, interview, observation), (2) source criticism, (3) interpretation, (4) historiography. The results of this study indicate that, ( 1) the backgrond of the development of political parties in Badung Regency period caused by external and internal factors. External factor namely (1) substitution regime change to reform, amendment UUD 1945, emerging regulation concering the election of political parties , (2) changes in electoral systems nationally, and (3) the dynamics of political parties at the national level. While internal factor, such Badung Regency as part of the province and the country, the style of the Badung Community the multicultural, functioned as a political party candidate vehicle/pair of candidate in the election, as well asa goverment policies Badung Regency. (2) Number of votes a political party in the election period and its implications for democracy in DPRD Badung Regency that PDIP always superior in every election for the period. So PDIP always dominated the seat in DPRD Badung Regency then the policy always represent the visioan and mission of a pro-people party. (3) And the are aspects of the development of political parties in Badung Regency as a source of learning history in SMA namely aspect historical, aspect democracy, and aspect education which is then translated in to a history lesson on the syllabus of the class XII semester odd curriculum Keywords : Political Parties, Democracy, Source Learning History. *) Dosen Pembimbing Artikel 3

4 PENDAHULUAN Pengunduran diri Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 mengakhiri kekuasaan Orde Baru di Indonesia dan diganti dengan Orde Reformasi. Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap sistem yang telah ada pada suatu masa. Runtuhnya kekuasaan Orde Baru disebabkan oleh adanya gerakan Reformasi dari sebagian besar rakyat Indonesia terutama yang dipelopori oleh mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Akibatnya sistem perpolitikan di Indonesia juga mengalami suatu perubahan yang berdampak pada sistem kepartaian (Puja, 2011: 6). Pada awal reformasi partai-partai politik lahir bagaikan jamur di musim hujan dimana pada pemilu pertama di Era Reformasi tahun 1999 jumlah partai politik meningkat secara signifikan menjadi 148 partai politik tetapi hanya 48 partai politik yang memenuhi syarat mengikuti pemilu pada tanggal 7 juni Dalam perolehan suara hanya 6 partai papan atas yaitu partai PDIP 34% dengan kursi di DPR 153, Golkar 22% dengan kursi di DPR 120. PPP 12, 6% dengan kursi di DPR 58, PKB 10, 7 4 dengan kursi di DPR 51, PAN 7, 1% dengan kursi di DPR 34, dan PBB 1,94% dengan kursi di DPR 13 (Setyohadi, 2003: 209). Badung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali juga mengalami dinamika politik yang tidak jauh berbeda dengan dinamika politik yang terjadi di tingkat nasional. Dominasi partai politik berdinamika secara signifikan, yang berimplikasi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah daerah. Hail pemilu 1999 di DPRD TK II Kabupaten Badung menempatkan PDIP di urutan pertama dengan 24 kursi, Golkar dengan 8 kursi, dan partai gabungan sebanyak 3 kursi. Pada tahun 2004 merupakan pertama kali dilaksanakannya pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Dalam pemilu tahun 2004 jumlah partai politik yang ikut serta dalam pemilu yaitu 24 partai politik. Pemilu tahun 2004 terdiri dari 2 tahap pemilihan. Tahap pertama merupakan pemilihan umum anggota legislatif di tingkat DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota. Sedangkan tahap

5 kedua merupakan pemilihan umum presiden dan wakil presiden RI. Pada pemilu 2004 yang dilaksanakan dengan sistem langsung setiap partai politik harus benar - benar memperhitungkan kualitasnya dari calon anggota legislatif yang diajukan sebagai calon yang nantinya akan duduk di kursi DPR, DPRD Provinsi, maupun di DPRD Kabupaten. Pada tahun 2009, pemilihan legislatif di Kabupaten Badung untuk ketiga kalinya kembali menempatkan PDI - Perjuangan sebagai pemenang dengan 14 kursi, Golkar dengan 11 kursi, Demokrat dengan 9 kursi dan fraksi gabungan dengan 6 kursi. Berdasarkan pada analisa secara empirik bahwa pembahasan tentang perkembangan partai politik selama ini hanya membahas tentang perkembangan partai politik di tingkat nasional tanpa pernah membahas perkembangan yang terjadi di tingkat lokal. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba membahas perkembangan partai politik di tingkat lokal dengan mengkaitkan ke dalam mata pelajaran sejarah di kelas XII yang termuat dalam Kompetensi Inti (KI) yaitu 5 mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan perkembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yaitu terdapat pada 4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal reformasi dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. Dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa dapat membuat laporan tertulis tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal reformasi khususnya di Kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang perkembangan partai politik dan perolehan suara partai politik dalam pemilu periode tahun dan implikasinya bagi demokrasi di DPRD Kabupaten Badung serta aspekaspek yang terdapat dari perkembangan partai politik di Kabupaten Badung yang dapat dijadikan sumber pembelajaran sejarah di SMA. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini

6 menyangkut latar belakang perkembangan partai politik, ideologi partai politik, faktor-faktor pendorong tumbuhnya partai politik, tinjauan tentang pemilu, tinjauan tentang sumber pembalajaran serta fungsi dan jenis-jenis sumber pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif diantaranya terdapat (1) teknik penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang dituju yaitu Kabupaten Badung sebagai lokasi perkembangan partai politik (2) teknik penentuan informan. Informan yang dituju untuk memperoleh data Drs. I Nyoman Laka, Nyoman Giri Prasta, Dra. Ni Made Sumerti, I Made Bayu Dwipayana, dan I Putu Harya Dana Kusuma. (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Periode Tahun Keberadaan partai politik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan setiap negara demokrasi. Partai politik dianggap sebagai salah satu institusi yang mampu mengakomodir aspirasi rakyat serta dapat dijadikan alat kontrol bagi kebijakankebijakan pemerintah. Di Negara-negara yang menganut paham demokrasi, gagasan mengenai partisipasi rakyat mempunyai dasar ideologis bahwa rakyat berhak turut menentukan siapa-siapa yang akan menjadi pemimpin yang nantinya menentukan kebijaksanaan umum (Fatah, 1994 : 109). Partai politik mempunyai posisi (status) dan peran ( role) yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat setrategis antara prosesproses pemerintahan dalam warga negara. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi, seperti dikatakan oleh Scattscheider (1942), political parties created democracy. Karena itu, partai merupakan pilar yang sangat penting untuk diperkuat derajat kelembagaannya ( the degre of institutionalization) dalam setiap sistem

7 politik yang demokratis. Bahkan, oleh schattscheider dikatakan pula Modern democracy in unthinkable seve in terms of the (Sanjaya, 2010 : 77). Kabupaten Badung pernah menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam beberapa proses pemilihan umum. Pemilihan yang pernah terjadi di Kabupaten Badung antara lain Pemilu tahun 1999, Pemilihan Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Badung tahun 2000, Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004, Pemilihan Kepala Derah dan Wakil Kepala Daerah (Bupati dan Wakil Bupati ) tahun 2005, Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali tahun 2008, dan Pemilu Legislatif dan dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun Begitu banyak rute perjalanan demokrasi di Indonesia, khususnya di Badung sehingga mempengaruhi keberadaan partai politik yang dijadikan sebagai kendaraan politik bagi calon perorangan. Keberadaan partai politik di Kabupaten Badung juga sangat dipengaruhi oleh figur kadernya untuk menduduki kursi pemerintahan. Oleh karena itu dalam kurun waktu tahun dapat dilihat bahwa partai politik yang menduduki kursi di DPRD tingkat II memang lebih dominan oleh partai-partai yang berazas nasionalis dan kebangsaan seperti, PDIP, Golkar, Demokrat, PKPB, PPIB, namun tidak sedikit pula partai politik yang berideologi agama mendudukan wakilnya di kursi legislatif seperti PPP, PKB, PAN. Sehingga berimplikasi terhadap kedudukan Badan Legislatif dan Eksekutif di Kabupaten Badung Era Reformasi. Perolehan Suara Partai Politik Dalam Pemilu Periode Tahun dan Implikasinya Bagi Demokrasi di DPRD Kabupaten Badung. Munculnya banyak partai politik peserta Pemilu 1999 secara nasional juga direspon oleh masyarakat Kabupaten Badung pada waktu pemilihan. Implikasi dari kebijakan di atas adalah perubahan paradigma politik masyarakat. Perubahan tersebut ditunjukkan dari tidak fokusnya lagi masyarakat terhadap tiga pilihan sebelumnya (PPP, Golkar, PDI), tetapi kini masyarakat bebas memilih satu dari 48 partai politik yang menjadi kontestan 7

8 pemilu Hasil tersebut juga mempengaruhi komposisi kursi di DPRD Kabupaten Badung. PDIP menjadi partai baru yang mampu menempatkan wakilwakilnya di DPRD Kabupaten Badung dengan jumlah yang sangat bertambah. Menurut I Nyoman Laka (50 Tahun), (wawancara, 21 April 2014), penurunan jumlah suara yang sangat drastis pada Pemilu 1999 bagi Golkar merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat secara dominan sudah mulai jenuh dengan sikap monopoli Golkar di Era Orde Baru. Selain itu pula kemunculan partaipratai baru yang mengusung cita-cita reformasi, dimana dalam hal ini reformasi menjadi isu sentral yang berkembang pada tahun , karena reformasi perubahan merupakan salah satu tuntutan rakyat Indonesia (yang diwakili oleh para mahasiswa) terhadap pemerintahan Orde Baru. Keadaan inilah yang menyebabkan Golkar mengalami penurunan suara yang drastis dan memberikan peluang bagi partai-partai reformis baru untuk berkembang apalagi dengan munculnya sikap figurisme pada masa awal Reformasi, sehingga partai-partai yang muncul pada pemilu 1999 lebih mengandalkan figur-figur yang berpengaruh dalam usaha meraup suara pemilih. Perolehan Suara Partai Politik Dalam Pemilu Periode Tahun dan Implikasinya Bagi Demokrasi di DPRD Kabupaten Badung. Pada pemilu tahun 2004 di Kabupaten Badung hanya 9 (sembilan) partai politik saja yang mampu meloloskan wakilnya ke kursi DPRD Kabupaten Badung. Tampak bahwa kursi di lembaga legislatif DPRD Kabupaten Badung masih didominasi oleh PDIP. Namun dapat kita lihat juga bahwa golkar mengalami peningkatan dari perolehan kursi pemilu pada tahun 1999 sebanyak 4 kursi meningkat menjadi 9 kursi, peningkatan perolehan suara ini disebabkan oleh faktor figur dari kader yang dicalonkan oleh partai golkar, dilakukannya selesi ketat terhadap para calonnya kadernya baik dari segi ilektual, kemampuan maupun basis dukungan. Dalam hal ini menempatkan calon kader yang memiliki suara di masyarakat, pencitraan yang baik di masyarakat juga 8

9 sangat mempengaruhi untuk memperoleh dukungan atau suara, sehingga dengan usaha yang dilakukan oleh para kadernya, Golkar mampu mengalami peningkatan kursi di DPRD Kabupaten Badung. Disusul oleh Partai Demokrat sebanyak 2 kursi, PIB 2 kursi, PNBK 2 kursi, Partai Pelopor 2 kursi, PKPI 2 kursi, PKPB 1 kursi dan PKB 1 kursi. Dalam meraih suara yang cukup besar ini tidaklah mudah, partai-partai baru ini berusaha dipersiapkannya proses yang cukup panjang dan persiapan yang cukup matang. Menurut Nyoman Giri Prasta (41 Tahun), (wawancara, 25 April 2014) berdasarkan perbandingan jumlah perolehan kursi di DPRD, tampaknya PDIP masih memiliki kelas tersendiri di hati masyarakat khususnya di Kabupaten Badung, sehingga suara yang diperoleh jauh di atas suara yang diperoleh oleh partai politik peserta pemilu lainnya. Hal yang paling menentukan dalam pemilihan ini adalah faktor figur caleg yang dicalonkan oleh partai politik, serta partai politik yang mendukungannya. Dalam pelaksanaan pemilu tahun 2009 PDIP masih mendominasi perolehan kursi di Kabupaten Badung, namun mengalami penurunan karena pada saat itu banyak partai-partai baru yang bermunculan dan langsung mendapatkan kursi. Perolehan yang paling signifikan adalah Partai Demokrat yang memperoleh kursi sebanyak 9 kursi yang semulanya pada tahun 2004 hanya memperoleh 2 kursi. Penambahan jumlah kursi juga dialami oleh partai Golkar yaitu 11 kursi yang sebelumnya pada tahun 2004 hanya mendapatkan 9 kursi. Penambahan ini terjadi karena figur dari calon yang ditampilkan sangat layak untuk duduk di kursi DPRD Kabupaten Badung. Aspek-Aspek dari Perkembangan Partai Politik yang Dimanfaatkan Sebagai Sumber Belajar Sejarah. Secara sosiologis dunia pendidikan akan selalu berjalan seiring perkembangan dinamika politik. Pendidikan dan kehidupan politik baik secara sistem, filosofi maupun teknisnya tidak dapat dipisahkan. Bagaimanapun kondisi pendidikan senantiasa ditentukan oleh kebijakan politik, misalnya mengenai undang-undang dan pengamalannya, anggaran dan distribusinya, kurikulum dan 9

10 implementasinya, hingga guru dan teknis pengajarannya (Harianto, 1984 : 4-5). Menurut guru sejarah SMA Negeri 1 Mengwi Ni Made Sumerti (48 Tahun), (wawancara, 25 Mei) Kabupaten Badung merupakan salah satu wilayah yang banyak menyimpan kehidupan politik. Seperti misalnya perkembangan partai politik dari era Orde Baru sampai Era Reformasi sekarang. Keseluruhan unsur-unsur perkembangan partai politik dari era Orde Baru sampai Era Reformasi dapat dijadikan sebagai sumber belajar Sejarah.Hal ini didukung pada silabus mata pelajaran Sejarah kelas XII di SMA yang termuat dalam kompetensi inti (KI) yaitu mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan perkembangan dari yang dipelajarinya di Sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yaitu terdapat pada 4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. Dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa dapat 10 membuat laporan tertulis tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi khususnya di Kabupaten Badung.Dari perkembangan partai politik di Kabupaten Badung khususnya pada awal Reformasi bisa dimanfaatkan oleh guru Sejarah di SMA sebagai sumber belajar Sejarah, sehingga dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan. Simpulan Latar belakang perkembangan partai politik di Kabupaten Badung tahun tidak bisa dilepaskan dari kehidupan setiap negara demokrasi. Partai politik dianggap sebagai salah satu institusi yang mampu mengakomodir aspirasi rakyat serta dapat dijadikan alat kontrol bagi kebijakan-kebijakan pemerintah. Dari pelaksanaan Pemilu tahun dapat diketahui bahwa PDIP telah mampu meruntuhkan dominasi Golkar di Kabupaten Badung di kursi legislatif. Sebagai partai yang berkuasa dan memenangkan pemilu di Kabupaten Badung mulai membuat strategi unuk merebut kursi pemerintahan

11 di Kabupaten Badung, karena PDIP telah mampu memenangkan pemilu yang otomatis mendapatkan bagian kursi yang paling banyak dibandingkan dengan partai lainnya. Anggota DPRD Kabupaten Badung merupakan perpanjangan tangan dari partai politik yang memenuhi syarat menurut undangundang, selain sibuk dengan tugasnya di bidang legislasi juga telah menyusun suatu tim formatur yang bertugas untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Badung yang baru. Keseluruhan unsur-unsur perkembangan partai politik dari era Orde Baru sampai Era Reformasi dapat dijadikan sebagai sumber belajar Sejarah.Hal ini didukung pada silabus mata pelajaran Sejarah kelas XII di SMA yang termuat dalam kompetensi inti (KI) yaitu mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan perkembangan dari yang dipelajarinya di Sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yaitu terdapat pada 4.6 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal Reformasi dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 11

12 DAFTAR RUJUKAN Astuti, Ni Wayan Puja Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Buleleng dan Implikasinya Terhadap Perolehan kedudukan di badan Legislatif dan Eksekutif era Reformasi ( ). Skripsi (tidak diterbitkan).singaraja: Undiksha. Budiarjo, Miriam Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Fatah, Eep Saefulloh Masalah dan Proses Demokrasi di Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Wawancara dengan Yoman Giri Prasta, Tanggal 22 April Harianto.Drs Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta : Lberty. Sanjaya, Putu Adi Dinamika Partai Politik di Kabupaten Jembrana era reformasi ( ). Skripsi ( tidak diterbitkan). Singaraja: Undiksha Setyohadi, Tuk Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa. Bogor : Rajawali Corporation. Wawancara dengan Drs. I Nyoman Laka, Tanggal 21 April Wawancara dengan Dra. Ni Made Sumerti, Tanggal 25 Mei