Buletin Geofisika April 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buletin Geofisika April 2016"

Transkripsi

1 i

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya sehingga Buletin Informasi Geofisika Bulan April 2016 Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat tersusun. Buletin Informasi Geofisika Bulan April 2016 Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu produk bentuk pelayanan jasa geofisika dari Stasiun Geofisika Klas I Kupang. Buletin ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi geofisika di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya. Dalam buletin ini berisi tentang informasi aktivitas gempabumi, aktivitas petir dan aktivitas magnet bumi per-bulan April 2016, pengamatan rukyat hilal Penanda Awal Bulan Rajab 1437 H serta Informasi Tanda Waktu untuk Bulan Mei dan Juni 2016 di wilayah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya (6 o - 12 o LS dan 118 o o BT). Kami berharap sajian buletin ini dapat memberikan manfaat sebesar-sebesarnya bagi masyarakat dan khususnya bagi para pengguna Informasi Geofisika. Namun kami menyadari bahwa buletin ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tampilan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mohon adanya masukan, koreksi, kritik dan saran untuk penyempurnaan buletin ini ke depan, terima kasih. Kupang, Mei 2016 KEPALA STASIUN GEOFISIKA KLAS I KUPANG Drs. Hasanudin NIP i

3 REDAKSI PENANGGUNG JAWAB PEMIMPIN REDAKSI WAKIL REDAKSI : Drs. HASANUDIN : SUMAWAN, ST, M.M : ARIEF TYASTAMA, S. Si, M.Si EDITOR: HERLINDA WOHANGARA, ST NETRIN MARIANTI NDEO, SST HERMAN E. F. DALA, A. Md ALAMAT REDAKSI STASIUN GEOFISIKA KLAS I KUPANG JL.CAK DOKO NO. 70, KUPANG, NTT. TELP (0380) , , FAX (0380) stageof.kupang@bmkg.go.id Webpage : ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i REDAKSI... ii DAFTAR ISI... iii I. INFORMASI GEMPABUMI Informasi gempabumi... 1 Peta Sebaran Pusat Gempabumi Di Wilayah NTT (April 2016)... 5 Peta Sebaran Pusat Gempabumi Dirasakan Di Wilayah NTT (April 2016)... 6 II. INFORMASI PETIR Informasi Petir... 7 Peta Aktivitas Petir +CG Di Sekitar Wilayah NTT Bulan April Peta Aktivitas Petir -CG Di Sekitar Wilayah NTT Bulan April Peta Kerapatan Sambaran Petir Wilayah NTT Bulan April III. INFORMASI MAGNET BUMI 14 IV. TANDA WAKTU Terbit dan Tenggelam Matahari Pengamatan Hilal Penanda Awal Bulan Rajab 1437 H 08 April 2016 Di 33 Kupang... REPORTASE Pengamatan Hilal Penanda Awal Bulan Rajab 1437 H 08 April 2016 Di 35 Kupang... LAMPIRAN Istilah Dan Pengertian Apa yang harus dilakukan Sebelum, Saat dan Setelah terjadinya Gempabumi.. 43 Beberapa Tips Untuk Menghindari Tersambar Petir Tabel Intensitas Gempa Bumi Korelasi PGA-MMI iii

5 I. INFORMASI GEMPA BUMI Stasiun Geofisika Klas I Kupang sebagai Pusat Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami Regional VIII, selama bulan April 2016 telah menganalisa kejadian gempa bumi yang terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya sebanyak 50 (lima puluh) kejadian gempa bumi dengan terdapat kejadian gempa bumi yang dirasakan. Gempa bumi yang terjadi pada April 2016 berdasarkan kekuatan gempa lebih didominasi gempa bumi dengan kekuatan M < 4.0 yaitu sebanyak 40 (empat puluh) kejadian atau 80.00% dari seluruh kejadian gempa bumi pada bulan April 2016, sedangkan berdasarkan kedalaman pusat gempa bumi lebih didominasi gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 (D < 60) yaitu sebanyak 29 (dua puluh sembilan) kejadian atau 58.00% dari seluruh kejadian gempa bumi bulan April Informasi lengkap mengenai jumlah gempa bumi yang tercatat di wilayah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya berdasarkan kekuatan dan kedalaman pusat gempa bumi disajikan pada tabel April Tabel Gempa bumi berdasarkan Kekuatan dan Kedalaman Pusat Gempa Bulan April 2016 Magnitudo (SR) kedalaman (km) D < D 300 D > 300 jumlah persentase (%) M < M = M = M = M = M > jumlah Persentase (%)

6 Grafik Gempa bumi berdasarkan Kekuatan dan Kedalaman Pusat Gempa Bulan April 2016 Aktivitas gempa bumi harian bulanan selama bulan April 2016 dapat dilihat pada tabel aktivitas gempa bumi dan tergambar dalam grafik aktivitas gempa bumi berdasarkan periode harian Bulan April

7 No. Date (WITA) Tabel Aktivitas Gempa Bumi Selama Bulan April 2016 Origin Time (WITA) Mag TypeMag Lat Lon Depth Remarks 1. 02/04/2016 6:06: MLv Flores Region 2. 02/04/2016 8:28: MLv Sumba Region 3. 02/04/ :47:34 4 MLv Flores Sea 4. 02/04/ :10: MLv Flores Sea 5. 03/04/ :41: MLv Flores Region 6. 05/04/2016 4:33: MLv Flores Region 7. 05/04/ :07: MLv Flores Region 8. 05/04/ :27: M Sumbawa Region 9. 06/04/2016 0:42: MLv Sumbawa Region /04/ :17: MLv Sumbawa Region /04/ :37: MLv Sumbawa Region /04/ :17:18 4 MLv Flores Region /04/ :01: M Flores Region /04/2016 7:42: MLv Sumba Region /04/ :18: MLv Sumba Region /04/ :54: MLv Sumbawa Region /04/ :02: MLv Savu Sea /04/ :18: M Timor Region /04/ :01: MLv Sumba Region /04/2016 2:08: MLv Flores Region /04/2016 8:16: MLv Flores Region /04/ :50: MLv Savu Sea /04/2016 1:36: MLv South of Sumbawa /04/ :18: MLv Flores Sea /04/ :27:50 4 MLv Sumba Region /04/2016 1:16: mb Timor Region /04/2016 6:10: MLv South of Sumbawa /04/2016 6:14: MLv Sumbawa Region /04/ :27: MLv Sumbawa Region /04/ :15: MLv Timor Region /04/2016 0:29: MLv Sumba Region /04/ :39: MLv Savu Sea /04/2016 7:04: MLv Sumbawa Region /04/2016 0:17: MLv Flores Region /04/2016 7:44: MLv Timor Region /04/ :27:32 3 MLv Flores Sea /04/ :04: MLv Flores Region /04/2016 2:28: MLv South of Timor /04/2016 3:15: MLv Flores Sea /04/ :46: MLv Sumbawa Region /04/2016 0:09: MLv Flores Region 3

8 42. 26/04/ :56: MLv Sumba Region /04/ :29: MLv Savu Sea /04/ :50: MLv Sumbawa Region /04/2016 4:14: MLv Sumbawa Region /04/ :48: MLv Flores Region /04/2016 0:27: MLv Sumba Region /04/2016 1:55: MLv Flores Sea /04/ :42: MLv Sumbawa Region /04/2016 1:02: MLv Sumbawa Region Diagram aktivitas gempa bumi selama bulan April 2016 Dari Tabel tersebut terlihat bahwa selama bulan April 2016, aktivitas gempa bumi tertinggi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terjadi pada tanggal 06 April 2016 dan 17 April 2016 dengan jumlah kejadian masing-masing 5 (lima) kejadian gempa bumi. Selama bulan April 2016 wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terjadi kejadian gempabumi yang dirasakan sebanyak 1 (satu) kejadian gempa bumi. Gambaran sebaran pusat gempabumi dan gempa dirasakan di Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya bulan April 2016 disajikan dalam Peta Sebaran Pusat Gempa Bumi wilayah NTT (April 2016)" dan Peta Sebaran Pusat Gempa Bumi Dirasakan wilayah NTT (April 2016). 4

9 5

10 OT:16:34:57 WITA, E:9.61 LS BT, M:5.4, H:18 km, 31 km Tenggara Malaka-NTT ( Tabel Aktivitas Gempa Bumi Bulan April No. 6 ) 6

11 I. INFORMASI PETIR Petir adalah fenomena alam hasil proses pelepasan muatan listrik suatu tempat lain di atmosfir, yang dapat terjadi dengan arus yang sangat tinggi, bersifat transient (singkat) dan panjangnya diukur dalam kilometer. Peristiwa pelepasan muatan ini akan terjadi karena terbentuknya konsentrasi muatan-muatan positif dan negatif dalam awan ataupun perbedaan muatan awan dengan permukaan bumi. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus-menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehngga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan dan daerah yang berada antara pegunungan dan lautan karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan. Tipe petir, yaitu : 1. IC (Intercloud/Intracloud Strokes) Sambaran petir yang terjadi antar awan (Inter-Cloud) atau di dalam awan (Inter- Cloud). Dua jenis petir IC, yaitu : - Intra-Cloud Lightning : petir yang menyambar di dalam thunderstorm - Inter-Cloud : sambaran petir yang menjadi jembatan di antara dua thunderstorm yang terpisah. Jenis petir ini sangat berbahaya bagi penerbangan karena sambaran petir ini menjalar melalui udara di antara dua thunderstorm. 7

12 Sambaran positif (+IC) dan negatif (-IC) terjadi antar awan. Sambarannya biasanya terlihat sebagai sebuah luasan cahaya di langit. Sambaran petir IC yang meninggalkan awan tetapi tidak mencapai tanah disebut sebagai air discharged. 2. CG (Cloud to Groud Strokes) Sambaran petir yang terjadi dari awan ke permukaan bumi. Petir yang paling merusak dan berbahaya dari semua jenis petir C G adalah petir yang didominasi petir -CG (CG negatif). Deteksi dan analisa petir secara real-time menggunakan software Lightning/2000 yang dirangkai dengan Boltek Lightning Detection System. StormTracker ini dapat mendeteksi strokes petir secara optimal sekitar 300 mil (akan tetapi, dapat merekam sampai dengan 1000 mil untuk sebuah storm yang besar). Pendeteksian kemudian akan diplot ke sistem secara otomatis dan real-time, dimana semakin banyak strokes maka semakin maksimal penentuan posisi dari sistem. Deteksi memberikan informasi arah dan jarak badai petir. 8

13 Buletin Geofisika April

14 10

15 11

16 Berdasarkan peta sebaran aktivitas petir CG di sekitar Nusa Tenggara Timur bulan April 2016 dapat dilihat bahwa sambaran petir CG paling sering terjadi di sebelah timur laut Kabupaten Kupang. Dari hasil analisa, jumlah aktivitas Petir CG harian sekitar Nusa Tenggara Timur selama bulan April 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: KABUPATEN/KOTA CG - CG + JUMLAH ALOR BELU ENDE FLORES TIMUR KABUPATEN KUPANG KOTA KUPANG LEMBATA MANGGARAI MANGGARAI BARAT MANGARAI TIMUR NAGEKEO NGADA ROTE NDAO SABU RAJUA SIKKA SUMBA BARAT SUMBA BARAT DAYA SUMBA TENGAH SUMBA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA TOTAL

17 Dari tabel dan grafik pesebaran petir CG di kabupaten di NTT pada bulan April 2016, bisa dilihat bahwa selama bulan April 2016 pesebaran kejadian petir lebih didominasi oleh petir jenis CG+ (plus) sebanyak 1232 (seribu dua ratus tiga puluh dua) kejadian yang tersebar dalam 21 kabupaten/kota. Wilayah kabupaten yang banyak mengalami kejadian petir CG- (negatif) ini adalah wilayah Kab. Kupang dengan jumlah 256 (dua ratus lima puluh enam) kejadian atau 30,22% dari 847 (delapan ratus empat puluh tujuh) kejadian dan kejadian petir CG+ (plus) terbanyak terjadi di Kab. Kupang juga sebanyak 204 (duaratus empat) kejadian atau 16,56% dari 1232 (seribu dua ratus tiga puluh dua) kejadian petir CG+ (plus) yang terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur. 13

18 III. INFORMASI MAGNET BUMI Data medan magnet bumi yang didapat dari alat pengukur medan magnet bumi (Variometer) selama bulan April 2016 di Stasiun Magnet Kupang, yang kemudian diolah sehingga dihasilkan komponen-komponen medan magnet bumi yaitu diantaranya komponen H, D, Z, F, I, X dan Y. Dari hasil pengolahan pada masing-masing komponen dapat di jelaskan sebagai berikut: Komponen H ( Horizontal ) Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen H berkisar antara nt nt. Dengan Nilai komponen H terbesar yaitu terjadi pada tanggal 17 April 2016 sebesar nt. Nilai komponen H terkecil yaitu terjadi pada tanggal 13 April 2016 sebesar nt. Sedangkan nilai rata-rata komponen H selama sebulan sebesar nt. 14

19 Komponen D ( Deklinasi ) Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen D berkisar antara Degrees Degrees. Dengan Nilai komponen D terbesar yaitu terjadi pada tanggal 12 dan 13 April 2016 sebesar Degrees. Nilai komponen D terkecil yaitu terjadi pada tanggal 16 dan 22 April 2016 sebesar Degrees. Sedangkan nilai rata-rata komponen D selama sebulan sebesar Degrees. Komponen Z ( Vertikal ) 15

20 Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen Z berkisar antara nt ( ) nt. Dengan Nilai komponen Z terbesar yaitu terjadi pada tanggal 16 April 2016 sebesar nt. Nilai komponen Z terkecil yaitu terjadi pada tanggal 02 April 2016 sebesar nt. Sedangkan nilai rata-rata komponen Z selama sebulan sebesar nt. Komponen F ( Total Intensity ) Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen F berkisar antara nt nt. Dengan Nilai komponen F terbesar yaitu terjadi pada tanggal 30 April 2016 sebesar nt. Nilai komponen F terkecil yaitu terjadi pada tanggal 20 April 2016 sebesar nt. Sedangkan nilai rata-rata komponen F selama sebulan sebesar nt. 16

21 Komponen I ( Inclination ) Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen I berkisar antara nt ( ) nt. Dengan Nilai komponen I terbesar yaitu terjadi pada tanggal 21 April nt. Nilai komponen I terkecil yaitu terjadi pada tanggal 02 April 2016 sebesar nt. Sedangkan nilai rata-rata komponen I selama sebulan sebesar nt. Komponen X 17

22 Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen X berkisar antara nt nt. Dengan Nilai komponen X terbesar yaitu terjadi pada tanggal 17 April 2016 sebesar nt. Nilai komponen X terkecil yaitu terjadi pada tanggal 13 April 2016 sebesar nt. Sedangkan nilai rata-rata komponen X selama sebulan sebesar nt. Komponen Y Nilai rata-rata perhari dari tanggal 1 April 2016 sampai 30 April 2016 komponen Y berkisar antara nt nt. Dengan Nilai komponen Y terbesar yaitu terjadi pada tanggal 21 April 2016 sebesar nt. Nilai komponen Y terkecil yaitu terjadi pada tanggal 23 April 2016 sebesar nt. Sedangkan nilai rata-rata komponen Y selama sebulan sebesar nt. 18

23 K INDEKS K- Indices for three hours interval K-9 limits = 450 nt HOUR DATE SUM

24 A-INDEKS a - Indices for three hours interval HOUR A-Indeks Keterangan DATE SUM Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Badai Kecil Badai Kecil Badai Kecil Badai Menengah Badai Menengah Badai Kecil Badai Menengah Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang 20

25 Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang Relatif Tenang 21

26 DATA PENGAMATAN ABSOLUT No TANGGAL D ( ) I ( ) F (nt) Z (nt) H (nt) KET 1 4-Apr Apr Apr Apr Apr Apr

27 23

28 IV. TANDA WAKTU TERBIT DAN TENGGELAM MATAHARI Data waktu terbit dan tenggelam Matahari di wilayah Nusa Tenggara Timur untuk Bulan Desember dan April 2016 dengan menggunakan software SunCalculator Version A. Kota Kupang dan Sekitarnya (Koordinat : 10,151 LS 123,606 BT) B. Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :50:14 17:35:05 01 Juni :56:23 17:30:28 02 Mei :50:20 17:34:44 02 Juni :56:39 17:30:31 03 Mei :50:28 17:34:25 03 Juni :56:55 17:30:35 04 Mei :50:35 17:34:06 04 Juni :57:11 17:30:39 05 Mei :50:43 17:33:48 05 Juni :57:27 17:30:44 06 Mei :50:51 17:33:30 06 Juni :57:43 17:30:50 07 Mei :51:00 17:33:14 07 Juni :57:59 17:30:57 08 Mei :51:09 17:32:58 08 Juni :58:15 17:31:04 09 Mei :51:18 17:32:43 09 Juni :58:30 17:31:11 10 Mei :51:28 17:32:28 10 Juni :58:46 17:31:19 11 Mei :51:38 17:32:15 11 Juni :59:02 17:31:28 12 Mei :51:49 17:32:02 12 Juni :59:17 17:31:37 13 Mei :52:00 17:31:50 13 Juni :59:33 17:31:47 14 Mei :52:11 17:31:38 14 Juni :59:48 17:31:57 15 Mei :52:23 17:31:28 15 Juni :00:03 17:32:08 16 Mei :52:35 17:31:18 16 Juni :00:17 17:32:19 17 Mei :52:47 17:31:09 17 Juni :00:32 17:32:30 18 Mei :53:00 17:31:01 18 Juni :00:46 17:32:42 19 Mei :53:13 17:30:54 19 Juni :01:00 17:32:55 20 Mei :53:26 17:30:47 20 Juni :01:13 17:33:07 21 Mei :53:39 17:30:41 21 Juni :01:27 17:33:20 22 Mei :53:53 17:30:36 22 Juni :01:39 17:33:34 23 Mei :54:07 17:30:32 23 Juni :01:52 17:33:47 24 Mei :54:22 17:30:29 24 Juni :02:04 17:34:01 25 Mei :54:36 17:30:26 25 Juni :02:15 17:34:15 26 Mei :54:51 17:30:24 26 Juni :02:26 17:34:29 27 Mei :55:06 17:30:23 27 Juni :02:37 17:34:44 28 Mei :55:21 17:30:22 28 Juni :02:47 17:34:58 29 Mei :55:36 17:30:23 29 Juni :02:56 17:35:13 30 Mei :55:52 17:30:24 30 Juni :03:05 17:35:28 31 Mei :56:08 17:30:25 24

29 C. Kota Labuan Bajo dan Sekitarnya (Koordinat : 8,485 LS 119,885 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :03:16 17:51:48 01 Juni :08:31 17:48:07 02 Mei :03:21 17:51:30 02 Juni :08:45 17:48:11 03 Mei :03:25 17:51:13 03 Juni :09:00 17:48:16 04 Mei :03:31 17:50:56 04 Juni :09:15 17:48:22 05 Mei :03:36 17:50:40 05 Juni :09:30 17:48:28 06 Mei :03:43 17:50:25 06 Juni :09:45 17:48:34 07 Mei :03:49 17:50:11 07 Juni :10:00 17:48:41 08 Mei :03:56 17:49:57 08 Juni :10:15 17:48:49 09 Mei :04:03 17:49:44 09 Juni :10:30 17:48:58 10 Mei :04:11 17:49:31 10 Juni :10:46 17:49:06 11 Mei :04:19 17:49:20 11 Juni :11:01 17:49:16 12 Mei :04:28 17:49:09 12 Juni :11:16 17:49:25 13 Mei :04:37 17:48:59 13 Juni :11:30 17:49:36 14 Mei :04:46 17:48:49 14 Juni :11:45 17:49:46 15 Mei :04:56 17:48:41 15 Juni :12:00 17:49:57 16 Mei :05:06 17:48:33 16 Juni :12:14 17:50:09 17 Mei :05:16 17:48:26 17 Juni :12:28 17:50:20 18 Mei :05:27 17:48:20 18 Juni :12:42 17:50:33 19 Mei :05:38 17:48:14 19 Juni :12:56 17:50:45 20 Mei :05:50 17:48:09 20 Juni :13:09 17:50:58 21 Mei :06:02 17:48:05 21 Juni :13:22 17:51:11 22 Mei :06:14 17:48:02 22 Juni :13:35 17:51:24 23 Mei :06:27 17:47:59 23 Juni :13:48 17:51:37 24 Mei :06:39 17:47:57 24 Juni :14:00 17:51:51 25 Mei :06:52 17:47:56 25 Juni :14:12 17:52:05 26 Mei :07:06 17:47:55 26 Juni :14:23 17:52:19 27 Mei :07:19 17:47:56 27 Juni :14:34 17:52:33 28 Mei :07:33 17:47:56 28 Juni :14:44 17:52:47 29 Mei :07:47 17:47:58 29 Juni :14:54 17:53:01 30 Mei :08:02 17:48:00 30 Juni :15:04 17:53:16 31 Mei :08:16 17:48:03 25

30 D. Kota Larantuka dan Sekitarnya (Koordinat : 8,276 LS 122,999 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :50:35 17:39:35 01 Juni :55:42 17:36:00 02 Mei :50:39 17:39:17 02 Juni :55:57 17:36:05 03 Mei :50:44 17:39:00 03 Juni :56:12 17:36:10 04 Mei :50:49 17:38:44 04 Juni :56:26 17:36:15 05 Mei :50:54 17:38:28 05 Juni :56:41 17:36:21 06 Mei :51:00 17:38:13 06 Juni :56:56 17:36:28 07 Mei :51:06 17:37:59 07 Juni :57:11 17:36:35 08 Mei :51:13 17:37:45 08 Juni :57:26 17:36:43 09 Mei :51:20 17:37:32 09 Juni :57:41 17:36:52 10 Mei :51:27 17:37:20 10 Juni :57:56 17:37:01 11 Mei :51:35 17:37:09 11 Juni :58:11 17:37:10 12 Mei :51:44 17:36:58 12 Juni :58:26 17:37:20 13 Mei :51:52 17:36:49 13 Juni :58:41 17:37:30 14 Mei :52:01 17:36:39 14 Juni :58:56 17:37:41 15 Mei :52:11 17:36:31 15 Juni :59:10 17:37:52 16 Mei :52:21 17:36:23 16 Juni :59:25 17:38:03 17 Mei :52:31 17:36:17 17 Juni :59:39 17:38:15 18 Mei :52:42 17:36:10 18 Juni :59:53 17:38:27 19 Mei :52:53 17:36:05 19 Juni :00:06 17:38:40 20 Mei :53:04 17:36:00 20 Juni :00:20 17:38:52 21 Mei :53:16 17:35:56 21 Juni :00:33 17:39:05 22 Mei :53:28 17:35:53 22 Juni :00:46 17:39:19 23 Mei :53:40 17:35:51 23 Juni :00:58 17:39:32 24 Mei :53:53 17:35:49 24 Juni :01:10 17:39:46 25 Mei :54:05 17:35:48 25 Juni :01:22 17:39:59 26 Mei :54:19 17:35:48 26 Juni :01:33 17:40:13 27 Mei :54:32 17:35:48 27 Juni :01:44 17:40:27 28 Mei :54:46 17:35:49 28 Juni :01:55 17:40:42 29 Mei :55:00 17:35:51 29 Juni :02:05 17:40:56 30 Mei :55:14 17:35:53 30 Juni :02:14 17:41:10 31 Mei :55:28 17:35:56 26

31 E. Kota Maumere dan Sekitarnya (Koordinat : 8,633 LS 122,233 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :54:02 17:42:15 01 Juni :59:22 17:38:29 02 Mei :54:07 17:41:57 02 Juni :59:36 17:38:33 03 Mei :54:12 17:41:39 03 Juni :59:51 17:38:38 04 Mei :54:18 17:41:22 04 Juni :00:06 17:38:43 05 Mei :54:23 17:41:06 05 Juni :00:21 17:38:49 06 Mei :54:30 17:40:51 06 Juni :00:37 17:38:56 07 Mei :54:36 17:40:36 07 Juni :00:52 17:39:03 08 Mei :54:44 17:40:22 08 Juni :01:07 17:39:10 09 Mei :54:51 17:40:09 09 Juni :01:22 17:39:19 10 Mei :54:59 17:39:56 10 Juni :01:37 17:39:27 11 Mei :55:07 17:39:45 11 Juni :01:52 17:39:37 12 Mei :55:16 17:39:34 12 Juni :02:07 17:39:46 13 Mei :55:25 17:39:23 13 Juni :02:22 17:39:56 14 Mei :55:35 17:39:14 14 Juni :02:37 17:40:07 15 Mei :55:45 17:39:05 15 Juni :02:52 17:40:18 16 Mei :55:55 17:38:57 16 Juni :03:06 17:40:29 17 Mei :56:06 17:38:50 17 Juni :03:20 17:40:41 18 Mei :56:17 17:38:43 18 Juni :03:34 17:40:53 19 Mei :56:28 17:38:37 19 Juni :03:48 17:41:06 20 Mei :56:40 17:38:32 20 Juni :04:01 17:41:18 21 Mei :56:52 17:38:28 21 Juni :04:15 17:41:31 22 Mei :57:04 17:38:25 22 Juni :04:27 17:41:45 23 Mei :57:17 17:38:22 23 Juni :04:40 17:41:58 24 Mei :57:30 17:38:20 24 Juni :04:52 17:42:12 25 Mei :57:43 17:38:18 25 Juni :05:04 17:42:26 26 Mei :57:56 17:38:18 26 Juni :05:15 17:42:40 27 Mei :58:10 17:38:18 27 Juni :05:26 17:42:54 28 Mei :58:24 17:38:19 28 Juni :05:36 17:43:08 29 Mei :58:38 17:38:20 29 Juni :05:46 17:43:22 30 Mei :58:52 17:38:22 30 Juni :05:56 17:43:37 31 Mei :59:07 17:38:25 27

32 F. Kota Ba a - Rote dan Sekitarnya (Koordinat : 10,771 LS 123,071 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :53:03 17:36:32 01 Juni :59:34 17:31:34 02 Mei :53:11 17:36:11 02 Juni :59:50 17:31:37 03 Mei :53:19 17:35:50 03 Juni :00:06 17:31:40 04 Mei :53:27 17:35:30 04 Juni :00:23 17:31:44 05 Mei :53:36 17:35:11 05 Juni :00:39 17:31:49 06 Mei :53:45 17:34:53 06 Juni :00:55 17:31:55 07 Mei :53:55 17:34:36 07 Juni :01:11 17:32:01 08 Mei :54:05 17:34:19 08 Juni :01:28 17:32:07 09 Mei :54:15 17:34:03 09 Juni :01:44 17:32:15 10 Mei :54:25 17:33:48 10 Juni :02:00 17:32:23 11 Mei :54:36 17:33:33 11 Juni :02:16 17:32:31 12 Mei :54:48 17:33:20 12 Juni :02:31 17:32:40 13 Mei :54:59 17:33:07 13 Juni :02:47 17:32:50 14 Mei :55:11 17:32:55 14 Juni :03:02 17:33:00 15 Mei :55:24 17:32:44 15 Juni :03:17 17:33:10 16 Mei :55:36 17:32:33 16 Juni :03:32 17:33:21 17 Mei :55:49 17:32:24 17 Juni :03:46 17:33:33 18 Mei :56:03 17:32:15 18 Juni :04:01 17:33:44 19 Mei :56:16 17:32:07 19 Juni :04:15 17:33:57 20 Mei :56:30 17:32:00 20 Juni :04:28 17:34:09 21 Mei :56:44 17:31:53 21 Juni :04:41 17:34:22 22 Mei :56:59 17:31:48 22 Juni :04:54 17:34:36 23 Mei :57:13 17:31:43 23 Juni :05:06 17:34:49 24 Mei :57:28 17:31:39 24 Juni :05:18 17:35:03 25 Mei :57:43 17:31:36 25 Juni :05:30 17:35:17 26 Mei :57:59 17:31:33 26 Juni :05:41 17:35:32 27 Mei :58:14 17:31:31 27 Juni :05:51 17:35:46 28 Mei :58:30 17:31:30 28 Juni :06:01 17:36:01 29 Mei :58:46 17:31:30 29 Juni :06:10 17:36:16 30 Mei :59:02 17:31:31 30 Juni :06:19 17:36:31 31 Mei :59:18 17:31:32 28

33 G. Kota Ruteng - Manggarai dan Sekitarnya (Koordinat : 8,583 LS 120,467 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :01:03 17:49:22 01 Juni :06:21 17:45:38 02 Mei :01:08 17:49:04 02 Juni :06:35 17:45:42 03 Mei :01:13 17:48:46 03 Juni :06:50 17:45:46 04 Mei :01:18 17:48:30 04 Juni :07:05 17:45:52 05 Mei :01:24 17:48:14 05 Juni :07:20 17:45:58 06 Mei :01:30 17:47:58 06 Juni :07:35 17:46:05 07 Mei :01:37 17:47:44 07 Juni :07:51 17:46:12 08 Mei :01:44 17:47:30 08 Juni :08:06 17:46:19 09 Mei :01:51 17:47:17 09 Juni :08:21 17:46:28 10 Mei :01:59 17:47:04 10 Juni :08:36 17:46:36 11 Mei :02:07 17:46:52 11 Juni :08:51 17:46:46 12 Mei :02:16 17:46:41 12 Juni :09:06 17:46:55 13 Mei :02:25 17:46:31 13 Juni :09:21 17:47:06 14 Mei :02:34 17:46:22 14 Juni :09:36 17:47:16 15 Mei :02:44 17:46:13 15 Juni :09:50 17:47:27 16 Mei :02:55 17:46:05 16 Juni :10:05 17:47:39 17 Mei :03:05 17:45:58 17 Juni :10:19 17:47:50 18 Mei :03:16 17:45:51 18 Juni :10:33 17:48:02 19 Mei :03:27 17:45:46 19 Juni :10:47 17:48:15 20 Mei :03:39 17:45:41 20 Juni :11:00 17:48:28 21 Mei :03:51 17:45:36 21 Juni :11:13 17:48:41 22 Mei :04:03 17:45:33 22 Juni :11:26 17:48:54 23 Mei :04:16 17:45:30 23 Juni :11:38 17:49:07 24 Mei :04:29 17:45:28 24 Juni :11:51 17:49:21 25 Mei :04:42 17:45:27 25 Juni :12:02 17:49:35 26 Mei :04:55 17:45:26 26 Juni :12:14 17:49:49 27 Mei :05:09 17:45:26 27 Juni :12:24 17:50:03 28 Mei :05:23 17:45:27 28 Juni :12:35 17:50:17 29 Mei :05:37 17:45:29 29 Juni :12:45 17:50:31 30 Mei :05:51 17:45:31 30 Juni :12:54 17:50:46 31 Mei :06:06 17:45:34 29

34 H. Kota Seba, Sabu-Raijua dan Sekitarnya (Koordinat : 10,500 LS 121,850 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :57:38 17:41:43 01 Juni :04:00 17:36:54 02 Mei :57:46 17:41:22 02 Juni :04:16 17:36:57 03 Mei :57:53 17:41:02 03 Juni :04:32 17:37:01 04 Mei :58:01 17:40:43 04 Juni :04:48 17:37:05 05 Mei :58:10 17:40:24 05 Juni :05:04 17:37:10 06 Mei :58:18 17:40:06 06 Juni :05:20 17:37:16 07 Mei :58:27 17:39:49 07 Juni :05:36 17:37:22 08 Mei :58:37 17:39:33 08 Juni :05:52 17:37:29 09 Mei :58:47 17:39:17 09 Juni :06:08 17:37:36 10 Mei :58:57 17:39:02 10 Juni :06:24 17:37:44 11 Mei :59:08 17:38:48 11 Juni :06:40 17:37:53 12 Mei :59:19 17:38:35 12 Juni :06:56 17:38:02 13 Mei :59:30 17:38:22 13 Juni :07:11 17:38:11 14 Mei :59:42 17:38:11 14 Juni :07:26 17:38:22 15 Mei :59:54 17:38:00 15 Juni :07:41 17:38:32 16 Mei :00:06 17:37:50 16 Juni :07:56 17:38:43 17 Mei :00:19 17:37:40 17 Juni :08:11 17:38:55 18 Mei :00:32 17:37:32 18 Juni :08:25 17:39:07 19 Mei :00:45 17:37:24 19 Juni :08:39 17:39:19 20 Mei :00:59 17:37:17 20 Juni :08:52 17:39:31 21 Mei :01:13 17:37:11 21 Juni :09:05 17:39:44 22 Mei :01:27 17:37:06 22 Juni :09:18 17:39:58 23 Mei :01:41 17:37:01 23 Juni :09:30 17:40:11 24 Mei :01:56 17:36:57 24 Juni :09:42 17:40:25 25 Mei :02:11 17:36:54 25 Juni :09:54 17:40:39 26 Mei :02:26 17:36:52 26 Juni :10:05 17:40:54 27 Mei :02:41 17:36:51 27 Juni :10:15 17:41:08 28 Mei :02:57 17:36:50 28 Juni :10:25 17:41:23 29 Mei :03:12 17:36:50 29 Juni :10:35 17:41:38 30 Mei :03:28 17:36:51 30 Juni :10:44 17:41:52 31 Mei :03:44 17:36:52 30

35 I. Region Waingapu Sumba Timur dan Sekitarnya (Koordinat : 9,900 LS 120,300 BT) Date Sunrise Sunset Sunrise Sunset Date (Wita) (Wita) (Wita) (Wita) 01 Mei :03:10 17:48:35 01 Juni :09:12 17:44:06 02 Mei :03:17 17:48:15 02 Juni :09:27 17:44:10 03 Mei :03:24 17:47:56 03 Juni :09:43 17:44:14 04 Mei :03:31 17:47:37 04 Juni :09:59 17:44:18 05 Mei :03:38 17:47:19 05 Juni :10:15 17:44:24 06 Mei :03:46 17:47:02 06 Juni :10:31 17:44:30 07 Mei :03:55 17:46:46 07 Juni :10:46 17:44:36 08 Mei :04:03 17:46:30 08 Juni :11:02 17:44:43 09 Mei :04:13 17:46:15 09 Juni :11:18 17:44:51 10 Mei :04:22 17:46:01 10 Juni :11:33 17:44:59 11 Mei :04:32 17:45:48 11 Juni :11:49 17:45:08 12 Mei :04:42 17:45:35 12 Juni :12:04 17:45:17 13 Mei :04:53 17:45:24 13 Juni :12:20 17:45:27 14 Mei :05:04 17:45:13 14 Juni :12:35 17:45:37 15 Mei :05:15 17:45:02 15 Juni :12:50 17:45:48 16 Mei :05:27 17:44:53 16 Juni :13:04 17:45:59 17 Mei :05:39 17:44:44 17 Juni :13:19 17:46:11 18 Mei :05:51 17:44:36 18 Juni :13:33 17:46:23 19 Mei :06:04 17:44:29 19 Juni :13:47 17:46:35 20 Mei :06:17 17:44:23 20 Juni :14:00 17:46:48 21 Mei :06:30 17:44:17 21 Juni :14:13 17:47:01 22 Mei :06:44 17:44:13 22 Juni :14:26 17:47:14 23 Mei :06:58 17:44:09 23 Juni :14:38 17:47:27 24 Mei :07:12 17:44:05 24 Juni :14:50 17:47:41 25 Mei :07:26 17:44:03 25 Juni :15:02 17:47:55 26 Mei :07:41 17:44:01 26 Juni :15:13 17:48:09 27 Mei :07:55 17:44:00 27 Juni :15:24 17:48:24 28 Mei :08:10 17:44:00 28 Juni :15:34 17:48:38 29 Mei :08:25 17:44:01 29 Juni :15:43 17:48:53 30 Mei :08:41 17:44:02 30 Juni :15:52 17:49:08 31 Mei :08:56 17:44:04 31

36 PENGAMATAN RUKYAT HILAL BMKG PENANDA AWAL BULAN RAJAB TAHUN 1437 H TANGGAL 08 APRIL 2016 DI KUPANG A. WAKTU DAN LOKASI RUKYAT 1. Hari / Tanggal : Jumat, 08 April Waktu Rukyat : Pukul 15:00 WITA s.d. pukul 19: 00 WITA 3. Tujuan Rukyat : Pengamatan Hilal Penentu Awal Bulan Rajab 1437 H. 4. Nama Lokasi : Menara Pengamatan Hilal Sulamu - Kab. Kupang- NTT 5. Posisi Lokasi : Lintang : 10 o LS Bujur : 123 o BT Tinggi : + 21 meter di atas permukaan laut B. PERALATAN RUKYAT 1. Teleskop / Teodolit : Vixen tipe ED81S 2. Detector : DLSR tipe EOS 500D 3. Pemasangan Detector : Prime focus 4. Kompas : Brunton 5. GPS : Garmin 76CSX C. SOFTWARE 1. Live Streaming - SparkoCam - ManyCam - Adobe Flash Media Encoder 2. Photo - DSLR Pro Remote - Photoshop CS6 D. KONDISI CUACA DI LOKASI RUKYAT 1. Temperatur : - o C 2. Kelembapan : - % 3. Tekanan : - milibars 4. Kondisi di horizon Barat: cerah berawan 32

37 E. KETERAMATAN HILAL 1. HILAL TERAMATI 2. Hilal teramati mulai pukul : 18:06 Wita s/d 18:33 Wita 3. Streaming tidak dapat dilakukan karena terkendala jaringan komunikasi internet yang tidak tersedia di lokasi pengamatan. F. Tim Pengamatan Gerhana Matahari 1. Arief Tyastama, S.Si., M.Si. 2. Philips Bramantia Mudamakin 33

38 REPORTASE 34

39 PENGAMATAN RUKYAT HILAL BMKG PENANDA AWAL BULAN RAJAB TAHUN 1437 H TANGGAL 08 APRIL 2016 DI KUPANG 1. Proses Pengamatan Hilal Penentu Awal Bulan Rajab 1437 H di Menara Pengamatan Hilal Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT Jumat, 08 April :30 WITA : Tiba di lokasi pengamatan 15:00 WITA : Mulai pemasangan teleskop dan aksesorisnya, difokuskan, ditimbang dan disetting arahnya/lintangnya, kemudian dihidupkan powernya. 16:58 WITA : mengarahkan terompong ke matahari untuk menentukan titik tetap teropong, Alignment 2x untuk mensejajarkan teropong 17:45 WITA : Matahari terbenam 18:37 WITA : Bulan terbenam 18:55 WITA : Pengamatan hilal selesai 2. Citra Matahari yang Teramati dan Kondisi Langit Citra Matahari pada (pukul 16:58 WITA) 35

40 Kondisi ufuk barat setelah matahari tenggelam (pukul 17: 45 WITA) Citra teleskop pada arah bulan (pukul 17:46 WITA) 36

41 Citra Hilal teramati (pukul 18:06 WITA) 37

42 Citra Hilal teramati (pukul 18:11 WITA) Kondisi ufuk barat saat bulan terakhir teramati (pukul 18:33 WITA) 38

43 Proses pengamatan Hilal 39

44 LAMPIRAN 40

45 ISTILAH DAN PENGERTIAN Gempa bumi adalah goncangan atau getaran bumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran lapisan tanah atau batuan di dalam perut bumi. Tanah bergerak sebagai respon dari getaran energi yang disebut gelombang seismik yang berasal dari dalam bumi. Pergesaran yang tiba-tiba dari suatu batuan, seperti patahan, melepaskan energi yang menjalar didalam bumi hingga mencapai permukaan bumi sebagai gelombang seismik dan ketika energi mencapai permukaan bumi maka mengakibatkan tanah bergetar. Origin Time yaitu Waktu terjadinya gempa bumi yang dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan detik. Episenter (Pusat Gempa bumi) yaitu titik di permukaan bumi yang refleksi tegak lurus dari pusat gempa bumi, Lokasi episenter dinyatakan dalam derajat lintang dan derajat bujur. Hiposenter (Kedalaman sumber gempa bumi) yaitu jarak pusat gempa bumi dihitung tegak lurus dari permukaan bumi dan dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan kilometer. Magnitudo (Kekuatan gempa bumi) yaitu ukuran skala kekuatan gempa bumi yang dinyatakan dalam satuan Skala Richter (SR). Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut. Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan intensitasnya. Tsunami adalah Gelombang yang menyerang Pelabuhan atau daratan. Gelombang laut ini disebabkan oleh adanya gangguan didasar laut sehingga gelombang tsunami dapat mencapai pantai. Gangguan di dasar laut dapat berupa : - Gempa bumi - Letusan gunung api dasar laut - Longsoran di dasar laut. 41

46 Umumnya gelombang tsunami yang melanda wilayah Indonesia disebabkan oleh adanya gempa bumi dengan pusat gempa bumi berada di dasar laut. Akan tetapi, Tidak semua gempa bumi di dasar laut dapat menyebabkan terjadinya gelombang tsunami. Kriteria gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami antara lain : - Pusat gempa bumi terletak di dasar laut. - Kekuatan gempa bumi > 6,3 Skala Richter - Kedalaman Pusat gempa bumi < 50 km - Terjadi deformasi vertikal di dasar laut Tanda-tanda awal terjadinya tsunami : - Terjadinya gempa bumi besar M > 6,5 Skala Richter. - Air Laut surut dengan tiba-tiba. - Terdengar suara gemuruh - Terlihat gelombang laut panjang berwarna pekat di horizontal sejajar dengan permukaan laut. Perlu diketahui bahwa belum ada satupun negara maju di bidang seismologi berhasil dengan baik membuat ramalan tentang kapan (waktu) terjadinya gempa bumi, maupun gempa susulan. 42

47 A. Kunci Utama; APA YANG HARUS DILAKUKAN?? 1. SEBELUM TERJADI GEMPA BUMI Mengenali apa yang disebut gempa bumi. Memastikan bahwa struktur dan letak rumah anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan gempa bumi (longsor, liquefaction dll). Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan anda agar terhindar bahaya gempa bumi B. Kenali lingkungan tempat anda bekerja dan tinggal; Memperhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. Belajar melakukan P3K. Belajar menggunakan Pemadam Kebakaran. Mencatat Nomor Telpon Penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi. C. Persiapan Rutin pada tempat anda bekerja dan tinggal; Perabotan (Lemari, Cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (di paku / di ikat dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi. Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apa bila sedang tidak digunakan. 43

48 D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material : Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (misal: lampu gantung, dll). E. Alat yang harus ada disetiap tempat; Kotak P3K Senter/lampu Battery Radio Makanan Suplemen dan Air 2. SAAT TERJADI GEMPA BUMI A. Jika anda berada dalam bangunan; Lindungi kepala dan badan anda dari reruntuhan bangunan (dengan bersembunyi dibawah meja dll). Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan goncangan. Berlari keluar apabila masih dapat dilakukan. B. Jika berada diluar bangunan atau area terbuka; Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar anda (seperti gedung, tiang listrik, pohon dll). Perhatikan tempat anda berpijak hindari apabila terjadi rekahan tanah. C. Jika anda sedang mengendarai mobil; Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Perhatikan tempat anda berpijak hindari apabila terjadi rekahan tanah. 44

49 D. Jika anda tinggal atau berada di pantai, jauhi pantai untuk menghindari terjadinya Tsunami. E. Jika anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran. A. Jika anda berada dalam bangunan 3. SESUDAH TERJADI GEMPA BUMI Keluar dari bangunan tesebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Telpon/minta pertolongan apabila terjadi luka parah pada anda atau sekitar anda B. Periksa lingkungan sekitar anda Periksa apabila terjadi kebakaran. Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Periksa apabila terjadi arus pendek. Periksa aliran dan pipa air. Periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api, dll). 45

50 C. Jangan memasuki bangunan yang sudah terjadi gempa, karena kemungkian masih terdapat reruntuhan. D. Jangan berjalan di sekitar daerah gempa, kemungkinan terjadi bahaya gempa susulan masih ada. E. Mendengarkan informasi mengenai gempa dari radio (apabila terjadi gempa susulan). F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi. G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya. 46

51 BEBERAPA TIPS UNTUK MENGHINDARI TERSAMBAR PETIR 1. Jika anda melihat kilat atau mendengar gelegar guruh segeralah menuju bangunan yang telah dilindungi dengan penangkal petir atau mendekatlah ke mobil atau truk. Lebih aman lagi jikalau anda mengamankan diri ketika melihat tanda hari akan hujan, ingat biasanya hujan didahului oleh kilat dan petir. 2. Pakailah sepatu dari kulit atau karet yang tidak bocor, usahakan memakai kaos kaki yang kering, sebagai upaya memisahkan tubuh kita dari tanah sehingga petir enggan melalui tubuh anda. 3. Jika anda berada diluar rumah hindari area terbuka, tempat ketinggian, berada di lokasi yang berair, di bawah pohon yang tinggi dan benda logam yang menjulang tinggi. 4. Jika tempat berlindung tidak diperoleh anda harus jongkok tapi hindarkan tangan anda menyentuh tanah dan jangan berbaring, karena akan memudahkan penyaluran tenaga petir ke tanah. 5. Jika anda berada diluar raung jangan berdiri bergerombol dengan orang lain buatlah jarak orang ke orang sekitar lima ( 5 ) meter diantara masing masing orang. 6. Jika anda berada ditempat terbuka dan merasakan rambut anda berdiri itu pertanda petir akan menyambar anda, anda harus melakukan gerakan rukuk yaitu menekuk badan ke arah depan dan menempatkan tangan diatas kedua lutut. 7. Jika anda berada dalam ruangan hindarilah dekat pintu, jendela dan tempat yang berair. 8. Barang barang elektronik seperti televisi, radio, komputer dan lain-lain, sebaiknya dimatikan dan cabut kabel power dari stop kontak listrik. Jika peralatan elektronik tersebut tidak memungkinkan dicabut seperti halnya telepon, menjauhlah dari padanya. 9. Begitu pula jika anda membawa HT, HP dan Radio Saku matikan segera, pisahkan antena dari bodi untuk mengurangi rangsangan petir menyambar. 10. Jika ada korban terkena sambaran petir tangani dengan hati hati dan jangan dibawa bersama barang yang bermuatan listrik agar tidak kembali disambar petir. 47

52 TABEL INTENSITAS GEMPA BUMI SKALA MMI (MODIFIED MERCALI INTENSITY) KORELASI PGA-MMI (WALD, 1999) SKALA MMI YANG DIRASAKAN PGA (Gals) PGA (cm/s) I Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang < 1.7 < 0.1 II Getaran dirasakan oleh beberapa orang,terutama pada bangunan tinggi. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang 1.7 1, III Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu 1.7 1, IV V VI Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi Getaran dirasakan di luar rumah oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, barang-barang terpelanting,cairan tumpah, barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, jendela retak furnitur bergeser, buku berjatuhan dari rak, plester dinding retak, pohon dan semak berguncang kerusakan ringan

53 VII VIII IX Tiap-tiap orang keluar rumah, sulit utk berdiri. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur,plesteran lepas.bata ambruk Terasa oleh orang yang naik kendaraan, gelombang di kolam ringan Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retakretak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh. Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus X Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondasinya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiaptiap sungai dan di tanah-tanah yang curam > 1240 > 116 XI Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung parah > 1240 > 116 XII Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara > 1240 >

KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI

KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI Oleh : NugaPutrantijo, SP. M.Si, MargarethaSimanjuntak, S.TrdanDesyPuspitasari KejadianGerhanaMatahariselalumenarikperhatiankalangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buletin ini berisi data rekaman Lightning Detector, menggunakan sistem LD-250 dan software Lightning/2000 v untuk analisa.

KATA PENGANTAR. Buletin ini berisi data rekaman Lightning Detector, menggunakan sistem LD-250 dan software Lightning/2000 v untuk analisa. KATA PENGANTAR Sebagai bentuk tanggung jawab instansi yang berwenang dalam memberikan pelayanan informasi petir kepada masyarakat, saat ini BMG telah memiliki suatu alat deteksi petir yang salah satunya

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL. BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL. Angkasa I No. 2, Kemayoran, Jakarta 10720 Tlp. (021) 42465321 Fax. (021) 4246703 P.O. Box 3540 Jkt. Website :http:// www.bmkg.go.id LAPORAN GEMPABUMI LAUT

Lebih terperinci

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE PENGENALAN Irman Sonjaya, SE PENGERTIAN Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda di permukaan. Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong

Lebih terperinci

Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI. Disusun Oleh: Nandi, S.Pd

Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI. Disusun Oleh: Nandi, S.Pd Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI Disusun Oleh: Nandi, S.Pd. 132314143 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LIGHTNING. Gambar 1. Antena storm tracker (LD 250 antenna). Gambar2. Layout lightning/2000 v5.3.1

LIGHTNING. Gambar 1. Antena storm tracker (LD 250 antenna). Gambar2. Layout lightning/2000 v5.3.1 LIGHTNING Sistem deteksi petir yang digunakan adalah Sistem deteksi dan analisa petir secara real time menggunakan software Lightning/2 v.6.3.1yang dirangkai dengan Boltek Lightning Detection Sistem. Storm

Lebih terperinci

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014 Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014 Teman- teman, Kita belajar yuk, mengapa ya di Indonesia banyak terjadi bencana alam.

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada

Lebih terperinci

KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG

KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG Hasanudin * Philips Bramantia M * Jonly F Hawu * M Hairidzulhi * Rudin * * Stasiun Geofisika

Lebih terperinci

1) Panduan Keselamatan... i

1) Panduan Keselamatan... i 1) Panduan Keselamatan... i 2.1. Keselamatan Lalu Lintas... i 2.2. Bahaya Kebakaran... i 2.3. Bahaya PohonTumbang... i 2.4. Puting Beliung... i 2.5. Gempa Bumi... i 2.6. Letusan Gunung Api... i 2.7. Bahaya

Lebih terperinci

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 DEVY K. SYAHBANA, GEDE SUANTIKA Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada periode bulan

Lebih terperinci

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

1. Kebakaran. 2. Kekeringan 1. Kebakaran Salah satunya kebakaran hutan adalah bentuk kebakaran yang tidak dapat terkendali dan seringkali terjadi di daerah hutan belantara. Penyebab umum hal ini seperti petir, kecerobohan manusia,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa Pertemuan ke-2 http://civilengstudent.blogspot.co.id/2016/06/dynamic-analysis-of-building-using-ibc.html 7 lempeng/plate besar Regional Asia Regional Asia http://smartgeografi.blogspot.co.id/2015/12/tektonik-lempeng.html

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ). KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang saat ini. Perkembangan tersebut merata keseluruh penjuru daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) TAHUN 2014 DI WILAYAH PROVINSI ACEH

IDENTIFIKASI POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) TAHUN 2014 DI WILAYAH PROVINSI ACEH IDENTIFIKASI POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) TAHUN 2014 DI WILAYAH PROVINSI ACEH Oleh: Abdi Jihad, S.Si dan Ismi Rohmatus Sania, AP Staf Operasional Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administratif BAB IV GAMBARAN UMUM Secara astronomi Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak antara 8 0 12 0 Lintang Selatan dan 118 0 125 0 Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BMG SELAMAT DATANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA GOWA

BMG SELAMAT DATANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA GOWA BMG SELAMAT DATANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA GOWA BMG ALAT STASIUN GEOFISIKA GOWA 1. SEISMOGRAPH DIGITA BROADBAND 2. ACCELEROGRAPH DIGITAL (SMR 400 DAN METROZET ) 3.

Lebih terperinci

TEORI TEKTONIK LEMPENG

TEORI TEKTONIK LEMPENG Pengenalan Gempabumi BUMI BENTUK DAN UKURAN Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata di kutub-kutubnya. jari-jari Khatulistiwa = 6.378 km, jari-jari kutub=6.356 km. Lebih dari 70 % permukaan bumi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/08/Th.IX, 8 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS GEMPABUMI DAN TSUNAMI TAHUN 2017 DI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS GEMPABUMI DAN TSUNAMI TAHUN 2017 DI NUSA TENGGARA TIMUR ANALISIS GEMPABUMI DAN TSUNAMI TAHUN 217 DI NUSA TENGGARA TIMUR Netrin Marianti Ndeo (Staf Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang) 2. Aditya Hanly Ludji Nguru (Staf Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang).

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan

Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan Sebelum badai melanda Pastikan arah dan waktu tiba badai melalui siaran radio atai TV. Periksa saluran pembuangan air di rumah atau disekitarnya dan bersihkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No.05/08/Th.V, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngada yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi pada musim hujan disaat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi pada musim hujan disaat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir merupakan sebuah fenomena alam yang sulit dicegah. Fenomena ini sering terjadi pada musim hujan disaat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan.

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB Berlandasakan pada Surat Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Nomor

Lebih terperinci

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur http://lasiana.ntt.bmkg.go.id/publikasi/prakiraanmusim-ntt/ Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 08/08/Th.IV, 3 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN Ekonomi Kabupaten Ngada pada tahun 2011 tumbuh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 03/09/Th. VIII, 13 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN Tahukah Anda? RIlis PDRB

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret 2014 dengan mengambil tempat di Gedung UPT TIK UNILA. 3.2

Lebih terperinci

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1 ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1 1 PMG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Pendahuluan Aceh merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Fisik Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 1.192 pulau, 432 pulau mempunyai nama dan 44 pulau berpenghuni.

Lebih terperinci

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014) Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014) Marlisa 1,*, Dwi Pujiastuti

Lebih terperinci

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BUMI BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA Oleh Artadi Pria Sakti*, Robby Wallansha*, Ariska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (http://wordpress.com/2010/10/25

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (http://wordpress.com/2010/10/25 BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan mengalami bencana alam yang disebabkan oleh banjir, tsunami, gempabumi, tanah longsor, letusan gunung berapi. Frekuensi

Lebih terperinci

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB) PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB) Jakarta, 17 Juli 2013 Waktu Kejadian 22 Juni 2013 (12:42:36 WIB), Magnitude

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 OUT LINE PAPARAN 1. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI Pengenalan Tsunami APAKAH TSUNAMI ITU? Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1 Materi 6 Oleh : Agus Triyono, M.Kes td&penc. kebakaran/agust.doc 1 TETRA HEDRON KESELAMATAN MENGENALI MENGHINDARI BAHAYA PELATIHAN KESEHATAN FISIK PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH td&penc. kebakaran/agust.doc

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BMKG Alamat : Bandar Udara Mali Kalabahi Alor (85819) Telp. Fax. : (0386) 2222820 : (0386) 2222820 Email : stamet.mali@gmail.com

Lebih terperinci

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

Penggunaan APAR dan Kedaruratan Penggunaan APAR dan Kedaruratan II. 7 Kode Darurat per 2012 Code Blue (Kegawatdaruratan Medis) Code Red (Kebakaran) Code Grey (Gangguan Keamanan) Code Pink (Penculikan Bayi) Code Purple (Evakuasi) Code

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta merupakan sebelah utara wilyah darah istimewa Yogyaktra dangan jarak ± 65 km. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang terdapat zona subduksi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI

TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI Rosa Amelia* Waode Siti Mudhalifana** Irna Purwanti *** Ilham**** *Kepala Stasiun Geofisika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Lanskap Perencanaan lanskap adalah suatu proses sintesis yang kreatif tanpa akhir dan dapat ditambah, juga merupakan proses yang rasional dan evolusi yang teratur.

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Data tentang Gempa Bumi 2.1.1.1 Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000 sampai saat ini, sejumlah bencana di suatu daerah terjadi disebabkan oleh cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim di sejumlah daerah terjadi karena suhu permukaan

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tektonik, Indonesia terletak pada pertemuan lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng mikro Filipina. Interaksi antar lempeng mengakibatkan

Lebih terperinci

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*) POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

1. SIAGA GEMPA BUMI A. Tanda-tanda terjadinya gempa: B. Saat terjadi gempa, bila berada di dalam bangunan : C. Bila berada di luar bangunan

1. SIAGA GEMPA BUMI A. Tanda-tanda terjadinya gempa: B. Saat terjadi gempa, bila berada di dalam bangunan : C. Bila berada di luar bangunan 1. SIAGA GEMPA BUMI Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh pergerakan permukaan bumi. Episentrum adalah titik di permukaan bumi, tepat ditas pusat gempa. Hiposentrum berada jauh dalam

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Jadi, secara harfiah berarti ombak besar di pelabuhan (Wikipedia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR II. 1 PETIR Peristiwa petir adalah gejala alam yang tidak bisa dicegah oleh manusia. Petir merupakan suatu peristiwa pelepasan muatan listrik dari awan yang bermuatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Prediksi tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya pusat pendidikan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Prediksi tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya pusat pendidikan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Prediksi tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya pusat pendidikan Swasti Sari pada jalan Jend. A. Yani kota Kupang untuk 10 tahun yang akan datang sebesar 6615,75 SMP

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS Bayu Baskara ABSTRAK Bali merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di wilayah pertemuan

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M. PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT... viii DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

GEMPABUMI DIRASAKAN DI KENDARI TAHUN DALAM SKALA INTENSITAS

GEMPABUMI DIRASAKAN DI KENDARI TAHUN DALAM SKALA INTENSITAS GEMPABUMI DIRASAKAN DI KENDARI TAHUN 2013-2015 DALAM SKALA INTENSITAS I. Pendahuluan GEMPABUMI BMKG (SIG-BMKG) Oleh: Waode Sitti Mudhalifana PMG Pertama-Stasiun Geofisika Kendari waode.mudhalifana@bmkg.go.id

Lebih terperinci

SEBARAN INFORMASI GEOFISIKA MATA IE (SIGMA)

SEBARAN INFORMASI GEOFISIKA MATA IE (SIGMA) SEBARAN INFORMASI GEOFISIKA MATA IE (SIGMA) Desember 2017 Oleh Zulham. S, S.Tr 1, Eridawati, SE 2 1 PMG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh 2 Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh disampaikan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskripsi analitik dari data gempa yang diperoleh. Pada awalnya data gempa yang akan digunakan berasal dari katalog

Lebih terperinci

PROSEDUR KEADAAN DARURAT

PROSEDUR KEADAAN DARURAT PROSEDUR KEADAAN DARURAT Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Kenali Prosedur Keadaan Darurat Kita Marilah Kita pulang dari tempat kerja tanpa cedera atau sakit.

Lebih terperinci

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan tujuan penelitian. Angka 2009, Brosur No. 30 Tahun Dit. Agraria Prop. Dati I NTT, 2009):

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan tujuan penelitian. Angka 2009, Brosur No. 30 Tahun Dit. Agraria Prop. Dati I NTT, 2009): BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latarbelakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kesenjangan Berdasarkan data PDRB per kapita, diketahui bahwa nilai PDRB per kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi

Lebih terperinci

Gambar 1. Perubahan nilai kandungan elektron di atmosfer sebelum terjadi Gempabumi Yogyakarta 26 Mei 2006 ( I Made Kris Adi Astra, 2009)

Gambar 1. Perubahan nilai kandungan elektron di atmosfer sebelum terjadi Gempabumi Yogyakarta 26 Mei 2006 ( I Made Kris Adi Astra, 2009) MENGENALI TANDA-TANDA GEMPABUMI DENGAN AKTIVITAS LISTRIK DI UDARA Gempabumi merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat adanya interaksi antar lempeng bumi. interaksi ini menjadi pemicu utama adanya

Lebih terperinci

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami TSUNAMI Karakteristik Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu dari kata tsu dan nami. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang. Istilah tersebut kemudian dipakai oleh masyarakat untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR 2.1. UMUM Petir merupakan peristiwa pelepasan muatan listrik statik di udara yang dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini dapat terjadi

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BMKG Alamat : Bandar Udara Mali Kalabahi Alor (85819) Telp. Fax. : (0386) 2222820 : (0386) 2222820 Email : stamet.mali@gmail.com

Lebih terperinci

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai

Lebih terperinci

Sebaran Informasi Geofisika MAta Ie (SIGMA) November 2017

Sebaran Informasi Geofisika MAta Ie (SIGMA) November 2017 Sebaran Informasi Geofisika MAta Ie (SIGMA) November Oleh Abdi Jihad 1, Satrio Happrobo 1, Herdiyanti Resty Anugrahningrum 1, Eridawati 1 1 Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh, Provinsi Aceh disampaikan

Lebih terperinci

BMKG TIM REDAKSI BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT TAHUN Joko Raharjo, A.

BMKG TIM REDAKSI BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT TAHUN Joko Raharjo, A. BMKG TIM REDAKSI BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Pelindung dan Penasehat : Catur Winarti, SP Pemimpin Redaksi : Makhfu Hidayat, SP Sekretaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia tenaga listrik, salah satu bidang usahanya yaitu sistem distribusi tenaga listrik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi regangan elastis batuan dalam bentuk patahan atau pergeseran lempeng bumi. Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010 No. 01 Desember KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan.

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan tingkat pemanasan dan kelembaban tinggi. Hal tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

Penyebab Banjir. Ada beberapa jenis banjir:

Penyebab Banjir. Ada beberapa jenis banjir: Banjir merupakan bencana paling alami yang sering dikaitkan dengan penderitaan manusia dan kerugian ekonomi. Sebanyak 90 persen dari kerusakan yang berhubungan dengan semua bencana alam adalah disebabkan

Lebih terperinci

Gempabumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari. Oleh:

Gempabumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari. Oleh: I. Pendahuluan bumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari Oleh: Waode Sitti Mudhalifana,S.Si PMG Pertama-Stasiun Geofisika Kendari waode.mudhalifana@bmkg.go.id Telah dilakukan peledakan bom untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci