Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 4 Hasil dan Pembahasan"

Transkripsi

1 29 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Metode load balance yang digunakan sebelum penelitian yaitu dengan NTH load balance yang menggunakan 2 jaringan yaitu 2 jaringan Telkom Speedy. Pada NTH load balance 2 jalur yang ada dapat digunakan bersama-sama pada saat melakukan download dengan menggunakan Internet Download Manager. Gambar 4.1 NTH Load Balance Pada Gambar 4.1 terlihat kecepatan pada Internet Download Manager dan konfigurasi NTH load balance. Pada konfigurasi terlihat menggunakan 2 jalur gateway. Bandwidth pada kedua gateway digunakan seluruhnya dalam proses download. Penggunaan download manager menyebabkan proses browsing yang dilakukan oleh beberapa user menjadi lambat karena bandwidth yang ada terpakai pada proses download.

2 30 Penggunaan browsing lebih diperlukan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan melakukan wawancara dengan koordinator IT. Sehingga diperlukan PCC load balance yang tetap mengoptimalkan 2 jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan di sekolah. Setelah tahapan dalam perencanaan dan perancangan selesai maka melakukan tahap implementasi pada router. Pada Router Board 450 sudah tersedia MikroTik RouterOS yang akan untuk mengatur jaringan yang akan dibuat dengan PCC load balance. Implementasi diawali dengan konfigurasi pada modem yang akan digunakan kemudian konfigurasi pada router dan terakhir pengujian jaringan. 4.1 Implementasi Load Balance Interfaces Ada tiga interface yang digunakan dalam membuat load balance yaitu dua interface untuk menghubungkan router dengan dua modem dan satu interface untuk menghubungkan router dengan switch dan selanjutnya dihubungkan dengan komputer client maupun switch lain yang berada di beberapa ruangan. Daftar interface dapat dilihat pada Gambar 4.2.

3 31 Gambar 4.2 Interface IP Addresses Router memiliki dua interface yang digunakan untuk WAN melalui modem. Sedangkan interface yang ketiga digunakan untuk LAN atau jaringan yang akan menghubungkan router dengan komputer client. Hasil konfigurasi IP Address dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 IP Address Router

4 32 Modem 1 IP Address : Network : /29 Modem 2 IP Address : Network : /29 Interface router Modem 1 IP Address : Network : /29 Interface router Modem 2 IP Address : Network : /29 Interface router LAN IP Address : Network : /24 Kode Program 4.1 Kode Program IP Address / ip address add address= /29 network= broadcast= interface=modem 1 add address= /29 network= broadcast= interface=modem 2 add address= /24 network= broadcast= interface=lan DNS Pada Gambar 4.4, DNS yang digunakan sesuai dengan DNS yang ada pada modem yaitu dan DNS disesuaikan dengan DNS yang ada pada modem.

5 33 Gambar 4.4 DNS NAT Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet, juga harus merubah IP private client ke IP public yang ada di interface public yaitu Modem 1 dan Modem 2. Konfigurasi NAT dapat dilihat pada Gambar 4.5. Kode Program 4.2 Kode Program NAT / ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=modem 1 action=masquerade add chain=srcnat out-interface=modem 2 action=masquerade Gambar 4.5 NAT

6 34 Firewall (Mangle) Untuk mengatur lalu lintas pada router perlu memastikan bahwa lalu lintas akan melalui interface yang sama dengan lalu lintas itu berasal. Untuk merekam aktifitas koneksi masuk harus menandai semua koneksi yang masuk. Kode Program 4.3 Kode Program Mangle / ip firewall mangle add chain=input in-interface=modem1 action=mark-connection newconnection-mark=modem1_conn add chain=input in-interface=modem2 action=mark-connection newconnection-mark=modem2_conn Lalu menetapkan routing mark untuk melihat seberapa banyak paket yang keluar dari router pada masing-masing jalur. Routing mark dibagi sesuai dengan jalur yang ditentukan yaitu jalur- 1 dan jalur-2. Kode Program 4.4 Kode Program Mark Routing add chain=output connection-mark=modem1_conn action=mark-routing newrouting-mark=jalur-1 add chain=output connection-mark=modem2_conn action=mark-routing newrouting-mark=jalur-2 Action mark-routing hanya dapat digunakan dalam output mangle chain output dan prerouting. Pada mangle chain prerouting hanya menangkap semua lalu lintas yang menuju router. Dengan bantuan PCC load balance akan membagi beberapa kelompok lalu lintas sesuai dengan sumber dan tujuan. Jalur dibagi menjadi 2 jalur karena dalam penelitian menggunakan bandwidth yang sama besar yaitu masing-masing 2 Mbps. Sehingga masing-masing jalur mendapatkan bandwidth maksimal 2 Mbps. Konfigurasi mangle secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.6.

7 35 Kode Program 4.5 Kode Program PCC add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=lan perconnection-classifier=both-addresses:2/0 \ action=mark-connection new-connection-mark=modem1_conn passthrough=yes add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=lan perconnection-classifier=both-addresses:2/1 \ action=mark-connection new-connection-mark=modem2_conn passthrough=yes add chain=prerouting connection-mark=modem1_conn in-interface=lan action=mark-routing new-routing-mark=jalur-1 add chain=prerouting connection-mark=modem2_conn in-interface=lan action=mark-routing new-routing-mark=jalur-2 Gambar 4.6 Mangle Route Selanjutnya menetapkan route dengan dua routing mark yang menggunakan jalur-1 dan jalur-2. Jalur-1 menggunakan gateway yang terhubung dengan modem 1 dan jalur-2 menggunakan gateway yang terhubung dengan modem 2.

8 36 Kode Program 4.6 Kode Program Route / ip route add dst-address= /0 gateway= routing-mark=jalur-1 check-gateway=ping add dst-address= /0 gateway= routing-mark=jalur-2 check-gateway=ping Ada sudah memiliki dua jalur yang dapat digunakan bersamaan. Ada kemungkinan suatu saat salah satu modem maupun koneksi internet terputus sehingga mengganggu jalur koneksi yang lain. Untuk menanggulanginya dibuat fail over yang berguna jika salah satu jalur terputus maka koneksi internet yang awalnya menggunakan jalur yang terputus akan beralih secara otomatis ke jalur yang lain. Dalam konfigurasi ini jika ada lalu lintas yang masuk akan selalu memeriksa apakah gateway dapat digunakan atau tidak dengan ping. Konfigurasi route dapat dilihat pada Gambar 4.7. Kode Program 4.7 Kode Program Fail Over add dst-address= /0 gateway= distance=1 checkgateway=ping add dst-address= /0 gateway= distance=2 checkgateway=ping Gambar 4.7Route

9 37 Bandwidth Limiter Bandwidth limiter sebagai konfigurasi tambahan untuk optimasi jaringan yang digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap client. Dengan pembatasan tersebut maka bandwidth yang digunakan oleh setiap client dapat terkendali sehingga tidak terjadi perbedaan yang besar dengan client yang lain. Pada mangle menambahkan chain forward dengan connection mark dan packet mark. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada firewall dapat dilihat pada Gambar 4.8. Kode Program 4.8 Kode Program Bandwidth Limiter /ip firewall mangle add chain=forward scr-address= /24 action=mark-connection new-connection-mark=conn_limit passtrhough=yes /ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=conn_limit action=mark-packet new-packet-mark=paket_down passtrhough=no Gambar 4.8 Limit Firewall Setelah membuat mangle forward, selanjutnya membuat queues untuk menentukan berapa batasan bandwidth tiap client. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada queue dapat dilihat pada Gambar 4.9.

10 38 Gambar 4.9 Queue Kode Program 4.9 Kode Program Queue /queue type add name=shape kind=pcq pcq-rate=384k pcq-classifier=dstaddress pcq-total-limit=2000 /queue tree add name=down parent=lan packet-mark=paket_down queue=shape priority=8 4.2 Pengujian Setelah konfigurasi telah selesai maka dilakukan pengujian untuk mengetahui performa jaringan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet Download Manager dan tools yang ada pada WinBox Uji Download Pengujian awal dilakukan dengan cara mengunduh 4 data dengan ukuran yang cukup besar masing-masing data antara 48 MB sampai 95 MB menggunakan Internet Download Manager. Pemilihan data yang berukuran cukup besar dilakukan agar dapat melihat rata-rata besar bandwidth yang digunakan pada masingmasing data. Pengujian dilakukan dengan mematikan konfigurasi

11 39 bandwidth limiter sehingga terlihat pada Gambar 4.10 bandwidth yang digunakan pada masing-masing data tidak merata. Gambar 4.10 Download Torch Tool Torch yang ada di dalam WinBox berfungsi untuk memeriksa lalu lintas jaringan yaitu protokol, source address, source port, destination address, destination port, transmmited rate dan received rate. Pada Gambar 4.11 torch digunakan pada saat bandwidth limiter dihidupkan dan dibatasi 384 Kbps per connection queue dengan troughput 2,3 Mbps. Pada baris pertama dan kedua terlihat bandwidth yang digunakan 377 Kbps. Data tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan bandwidth limiter berjalan dengan baik.

12 40 Gambar 4.11 Torch LAN Graphing Pada tools WinBox yang disediakan oleh MikroTik terdapat tool yang digunakan untuk melihat lalu lintas yang ada pada jaringan yang disebut Graphing. Akses Graphing dapat melalui WinBox dan juga dapat diakses melalui browser. Untuk mendapatkan hasil statistik yang lengkap saya menggunakan browser. Pada Gambar 4.12 memperlihatkan lalu lintas pada modem 1, Gambar 4.13 mempelihatkan lalu lintas pada modem 2 dan Gambar 4.14 mempelihatkan lalu lintas pada LAN.

13 41 Gambar 4.12 Statistik pada Modem 1 Gambar 4.13 Statistik pada Modem 2

14 42 Gambar 4.14 Statistik pada LAN Statistik diambil pada satu hari pemakaian internet. Dari hasil pengamatan pada gambar-gambar tersebut diperoleh data yang terdapat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Tabel Graphing Graphs Max In Max Out Average In Average Out Modem 1 1,85 Mbps 227,68 Kbps 404,44 Kbps 48,45 Kbps Modem 2 1,85 Mbps 309,48 Kbps 340,95 Kbps 30,30 Kbps LAN 485,56 Kbps 3,68 Mbps 70,11 Kbps 727,91 Kbps Max In pada modem 1 dan modem 2 adalah troughput maksimal pada setiap modem. Max Out pada modem 1 dan modem 2 adalah upload maksimal pada setiap modem. Average In pada modem 1 dan modem 2 adalah troughput rata-rata pada masingmasing modem. Average Out pada modem 1 dan modem 2 adalah upload rata-rata pada masing-masing modem. Max In pada LAN

15 43 adalah upload maksimal dari penjumlahan Max Out modem 1 dan modem 2. Max Out pada LAN adalah troughput maksimal dari penjumlahan Max In modem 1 dan modem 2. Average In pada LAN adalah upload rata-rata dari penjumlahan Average Out modem 1 dan modem 2. Average In pada LAN adalah troughput rata-rata dari penjumlahan Average Out modem 1 dan modem 2. Data current in dan current out tidak dicantumkan karena saat akses graphing, penggunaan internet tidak banyak. Sehingga pada tiap statistik antarmuka terlihat kecil. 4.3 Perbandingan antara NTH Load Balance dengan PCC Load Balance Untuk membandingkan NTH load balance dan PCC load balance dilakukan dengan beberapa pengujian untuk membuktikan kekurangan dan kelebihan dari kedua metode sesuai dengan kebutuhan tempat implementasi yaitu di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet Download Manager untuk mengetahui besarnya downstream pada saat beban jaringan kecil dan pada saat beban jaringan besar. Besarnya upstream tidak diuji karena intensitas upload yang kecil. Internet Download Manager digunakan untuk pengujian karena dapat membagi download file menjadi beberapa sesi pada protokol HTTP dan dapat menggunakan kedua gateway pada load balance. Pengujian juga dilakukan menggunakan Google Chrome sebagai browser.

16 Pengujian Downstream dengan Menggunakan Internet Download Manager Dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load balance dari segi konfigurasi dan penggunaan dua gateway dengan bandwidth masing-masing sebesar 2Mbps pada saat downstream. NTH load balance digunakan sebelum perancangan PCC load balance. Pada saat pengujian tidak ada komputer yang menggunakan jaringan internet selain komputer penguji untuk mendapatkan bandwidth maksimal. Pengujian yang dilakukan dengan cara mengunduh file.exe pada website yang sudah ditentukan yaitu Hal itu dengan pertimbangan pada website tersebut menyediakan link download yang telah diuji kecepatan maksimal yang didapat sesuai bandwidth yang tersedia pada pengujian sebelumnya yaitu pada saat tidak ada pengguna. Dengan kecepatan maksimal dapat memperlihatkan kecepatan maksimal dalam penggunaan load balance. Berikut hasil gambar dengan menggunakan Internet Download Manager (IDM) pada kedua metode.

17 45 Gambar 4.15 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada NTH Load Balance Gambar 4.16 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada PCC load balance Pada Gambar 4.15 menunjukkan pengujian dilakukan dengan mengunduh 1 file dengan besar file 48,11 MB. Kecepatan download yang didapat pada saat menggunakan IDM yaitu 434,32 KBps. Pada

18 46 interface list terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar 1826,5 Kbps dan modem 2 sebesar 1828,0 Kbps. Dari penjumlahan pada masing-masing modem didapatkan total bandwidth sebesar 3654,5 Kbps. Pengujian pada NTH load balance dilakukan hanya dengan mengunduh file saja untuk menunjukkan bahwa pada penggunaan IDM dapat menggunakan 2 gateway sekaligus. Gambar 4.16 menunjukkan pengujian dilakukan dengan mengunduh 4 file dengan besar file berturut-turut 77,92 MB, 51,30 MB, 48,11 MB, dan 96,62 MB. Kecepatan download yang didapat pada saat menggunakan IDM yaitu berturut-turut 115,74 KBps, 49,19 KBps. 87,65 KBps, dan 193,13 KBps. Pada interface list terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar 1771,3 Kbps dan modem 2 sebesar 1818,5Kbps. Dari penjumlahan pada masingmasing modem didapatkan total bandwidth sebesar 3589,8 Kbps. Pada saat pengujian PCC load balance, file diunduh satu persatu dengan melihat jalur yang digunakan. File pertama diunduh menggunakan gateway modem 1. Penggunaan tersebut berasal dari route pertama yaitu menggunakan modem 1. File kedua diunduh menggunakan gateway modem 2 yang berasal dari mangle pada firewall. Pada unduhan file ketiga dan keempat masing-masing menggunakan gateway modem 1 dan modem Pengujian Pada Saat Beban Jaringan Besar Pengujian dilakukan pada saat banyak pengguna yang memanfaatkan jaringan internet untuk download maupun browsing. Ada banyak koneksi yang terjadi sehingga bandwidth dapat digunakan secara penuh.

19 47 Gambar Torch Beban Jaringan Besar pada NTH Load Balance Pada Gambar terlihat pada Tx Rate atau transmitted tidak merata. Pada keadaan tersebut ada src-address dengan IP address yang memiliki beberapa sesi Tx Rate yaitu sebesar 230.7kbps, 111.4kbps dan 87.5kbps. Hal itu membuktikan pada penggunaan NTH load balance pengalokasian bandwidth kurang merata.

20 48 Gambar Torch Beban Jaringan Besar pada PCC load balance Pada Gambar membuktikan PCC load balance terlihat lebih optimal pada saat beban jaringan besar.ada beberapa faktor dalam dan luar yang dapat mempengaruhi besarnya koneksi yaitu ketersediaan bandwidth, routing dari private IP ke destination address, dan ketersediaan bandwidth server pada destination address.

21 49 Tabel 4.2 Uji Download pada saat Beban Jaringan Besar dengan NTH Load Balance dan PCC Load Balance No NTH (KBps) PCC (KBps) Rata-Rata Tabel 4.2 menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth dengan menggunakan Internet Download Manager pada saat menggunakan NTH load balance dan PCC load balance. Pada NTH load balance downstream yang didapat lebih besar. Sedangkan pada PCC load balance downstream terlihat lebih stabil.

22 50 Selanjutnya dilakukan dengan cara wawancara dengan beberapa pengajar secara bebas. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja jaringan menggunakan NTH load balance dan PCC load balance pada saat browsing dan download. Pada saat membuka halaman website dan sering terjadi masalah. Halaman website tidak terbuka sepenuhnya. Pada saat download tidak dirasakan adanya gangguan pada kecepatan dan delay. Pada waktu yang berbeda pengujian yang didapat pada saat menggunakan PCC load balance. Pada saat membuka website tidak ada masalah. Pada saat download ada delay waktu beberapa detik dan kecepatan yang didapat lebih kecil dari kecepatan yang didapat pada saat menggunakan NTH load balance. Dari pengujian menggunakan torch dan Internet Download Manager membuktikan NTH load balance memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan penggunaan bandwidth pada saat beban jaringan besar. Sedangkan pada PCC load balance semakin banyak pengguna yang membuat beban jarigan besar maka pembagian bandwidth tetap merata Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP Pengujian selanjutnya yang dilakukan dengan menggunakan website pendeteksi alamat IP. Website yang digunakan Dengan menggunakan website ini akan terlihat dua alamat IP dari kedua gateway.

23 51 Gambar Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway satu ) Gambar Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway dua ) Pada Gambar dan Gambar menunjukkan bahwa ada dua gateway yaitu dan Pengujian dilakukan dengan cara reload halaman website pendeteksi alamat IP pada masing-masing metode dengan rentang waktu 3 detik.

24 52 Tabel 4.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP pada NTH load balance dan PCC load balance No Gateway (NTH) Gateway (PCC) Pada Tabel 4.3 menunjukkan penggunaan gateway pada NTH load balance tidak tetap karena NTH load balance menggunakan algoritma round robin yang mengatur beban secara berurutan dan bergantian dari gateway satu ke gateway lainnya yang membuat gateway yang digunakan tidak tetap. Sedangkan pada PCC load balance, gateway yang digunakan tetap karena koneksi pertama PCC load balance menyimpan jalur berdasarkan source dan destination address pada PCC matcher sehingga pada saat terjadi koneksi lagi akan dilewatkan ke jalur yang sudah ditetapkan PCC matcher. 4.4 Hasil Analisis Dari pengujian yang telah dilakukan dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load balance maka diambil beberapa hasil analisis. Hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

25 53 Analisis Pengujian Download menggunakan Internet Download Manager Penggunaan download pada Tabel 4.2 dan browsing pada saat beban jaringan besar Pengujian dengan website pendeteksi alamat IP pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Analisis NTH load balance PCC load balance Menggunakan dua gateway secara bersamasama pada saat download pada Gambar 4.15 Membuka website sering terjadi error page. Terjadi loss packet pada saat melewati gateway. Download dapat berjalan dengan baik Dua gateway digunakan secara bergantian sesuai dengan algoritma yang digunakan yaitu algoritma round robin. Menggunakan hanya satu gateway pada Gambar 4.16 Membuka website dapat berjalan dengan baik. Tidak terjadi error page. Terjadi delay pada saat download dengan kecepatan yang stabil dibandingkan dengan NTH load balance. Satu koneksi akan menggunakan gateway secara tetap pada batas waktu tertentu berdasarkan source dan destination address.

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun suatu jaringan. Dalam membangun jaringan load balancing dan failover ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING 3.1 Implementasi Load Balancing di Mikrotik Router Load balancing pada Mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Mikrotik sebagai Gateway Mikrotik sebagai gateway merupakan salah satu bentuk implementasi yang paling banyak di pakai. Tujuannya agar client, semisal dengan IP 192.168.199.3/24 dan

Lebih terperinci

Gambar 1 Rancangan Penelitian.

Gambar 1 Rancangan Penelitian. Prosedur Menjalankan Program Desain Sistem Internet Gambar 1 Rancangan Penelitian. User end device seperti laptop atau komputer akan mengirimkan request menuju ke server melalui beberapa proses. Pengiriman

Lebih terperinci

CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK (2 MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI

CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK (2 MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK ( MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI ALAT DAN BAHAN : ANGGOTA KELOMPOK : Buah MODEM : Speddy dan AHA Buah Router RB70 Buah Switch Buah Komputer

Lebih terperinci

Test running well di RB750 OS ver.4.9 ISP= SAPIDI EXECUTIVE 512 2M

Test running well di RB750 OS ver.4.9 ISP= SAPIDI EXECUTIVE 512 2M Test running well di RB750 OS ver.4.9 ISP= SAPIDI EXECUTIVE 512 2M i. Konfigurasi Mikrotik o IP address Setelah masuk login ke mikrotik maka kita harus memberikan IP address pada mikrotik kita. Sebelumnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

PRATIKUM INSTALASI & JARKOM [Manajemen Bandwidth]

PRATIKUM INSTALASI & JARKOM [Manajemen Bandwidth] PRATIKUM INSTALASI & JARKOM [Manajemen Bandwidth] Oleh : DHIYA ULHAQ 1102647 / 2011 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 A. TUJUAN 1. Dengan mengikuti

Lebih terperinci

Cara seting winbox di mikrotik

Cara seting winbox di mikrotik 2011 Cara seting winbox di mikrotik Smk n 1 karimun Irwan 3 tkj 1 irwan www.blogi-one.blogspot.com 11/12/2011 CARA SETTING WINBOX DI MIKROTIK Dengan Winbox ini kita bisa mendeteksi System Mikrotik yang

Lebih terperinci

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE MODUL PELATIHAN NETWORK MATERI MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE OLEH TUNGGUL ARDHI PROGRAM PHK K1 INHERENT UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2007 Pendahuluan Routing memegang peranan penting dalam suatu network

Lebih terperinci

SETTING LOAD BALANCING DENGAN ROUTERBOARD 750G DARI WINBOX 4.10

SETTING LOAD BALANCING DENGAN ROUTERBOARD 750G DARI WINBOX 4.10 SETTING LOAD BALANCING DENGAN ROUTERBOARD 750G DARI WINBOX 4.10 Disini saya mencoba membuat load balancing dengan menggunakan routerboard RB 750 indoor yang mempunyai 5 interface, apabila kita ingin membuat

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover

Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover (Studi kasus : Analisa jaringan LTE Dusun Bantar Kec. Bringin) Artikel Ilmiah Oleh: Agung Wijaya

Lebih terperinci

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management Artikel ini melanjutkan dari artikel sebelumnya mengenai instalasi mikrotik. Dalam artikel ini akan coba dijelaskan mengenai bagaimana mensetting

Lebih terperinci

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management Dalam artikel ini, akan dibahas cara untuk melakukan BGP-Peer ke BGP Router Mikrotik Indonesia untuk melakukan pemisahan gateway untuk koneksi internet

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Sistem Jaringan Pada tahap implementasi sistem, dilakukan semua konfigurasi perangkat keras untuk membangun jaringan manajemen bandwidth didukung dengan akses data

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING PCC DAN FAILOVER PADA PT. AGRO BOGA UTAMA

PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING PCC DAN FAILOVER PADA PT. AGRO BOGA UTAMA PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING PCC DAN FAILOVER PADA PT. AGRO BOGA UTAMA Feisal Adel Ramadhan Muchammad Bagir Rifqie Wizhan Awie Rudi Tjiptadi Dipl.Ing Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK Oleh : JB. Praharto ABSTRACT Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Perangkat yang berfungsi dalam komunikasi WAN atau menghubungkan dua network

Lebih terperinci

Muhammad wahidul

Muhammad wahidul MikroTik untuk Limit Bandwith dengan WEB-PROXY dan SRC-NAT Muhammad wahidul muhammadwahidul@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Pengujian dan pengamatan yang dilakukan penulis merupakan pengujian dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara keseluruhan yang telah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Pada tahap ini akan dilakukan analisa untuk menentukan software dan hardware yang dibutuhkan dalam mebangun sistem load balancing dua ISP. Berikut ini

Lebih terperinci

Cara Setting Mikrotik RB750 Untuk Warnet

Cara Setting Mikrotik RB750 Untuk Warnet Cara Setting Mikrotik RB750 Untuk Warnet Cara Setting Mikrotik RB750 Untuk Warnet Tujuan dari menambahkan mikrotik pada jaringan warnet terutama warnet yang pakai telkom speedy adalah untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dibuat perancangan topologi jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM Burhanuddin Program Studi S1 Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN METODE QUEUE TREE HTB DAN PCQ PADA MIKROTIK ROUTERBOARD. (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah

PEMBANGUNAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN METODE QUEUE TREE HTB DAN PCQ PADA MIKROTIK ROUTERBOARD. (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah PEMBANGUNAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN METODE QUEUE TREE HTB DAN PCQ PADA MIKROTIK ROUTERBOARD (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti : Sakti Henggar Pradesa (672011194) Wiwin

Lebih terperinci

Load Balancing. Cara 1 :

Load Balancing. Cara 1 : Load Balancing Cara 1 : Originally Posted by dagocan Load balancing leh juga tuh kmaren gw load balancing pake speedy ama wireless gak isa2 malah ancur hiksssssss coba pake cara ini gan, Spoiler for LB:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Pada sub bab ini, dituliskan informasi tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan. 4.1.1. Perangkat Keras 1. MikroTik RouterBoard

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND ROBIN. Naskah Publikasi

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND ROBIN. Naskah Publikasi ANALISIS DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND ROBIN Naskah Publikasi disusun oleh Agus Heriyanto 05.11.0727 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Mikrotik Indonesia - BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Ma...

Mikrotik Indonesia - BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Ma... username password daftar lupa password login Keranjang Belanja Detail barang, Rp,- Belum termasuk PPN Artikel BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management Halaman Muka Produk Lisensi (tanpa DOM)

Lebih terperinci

Simple Queue, Memisah Bandwidth Lokal dan Internasional. Kategori: Fitur & Penggunaan. Pada artikel ini, kami mengasumsikan bahwa:

Simple Queue, Memisah Bandwidth Lokal dan Internasional. Kategori: Fitur & Penggunaan. Pada artikel ini, kami mengasumsikan bahwa: username password daftar lupa password login Keranjang Belanja Detail barang, Rp,- Belum termasuk PPN Artikel Simple Queue, Memisah Bandwidth Lokal dan Internasional Halaman Muka Produk Lisensi (tanpa

Lebih terperinci

Aplikasi load-balancer yang akan digunakan oleh aplikasi saat melakukan koneksi ke sebuah system yang terdiri dari beberapa back-end server.

Aplikasi load-balancer yang akan digunakan oleh aplikasi saat melakukan koneksi ke sebuah system yang terdiri dari beberapa back-end server. Load balancing adalah mengoptimal kan bandwidth yang tersedia pada 2 buah jalur koneksi internet atau lebih secara merata dan membagi beban kumulatif pada sebuah network. Aplikasi load-balancer yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi sistem Dalam membangun jaringan pada PT. BERKAH KARYA MANDIRI dibutuhkan beberapa pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem yang meliputi spesifikasi sistem untuk perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem jaringan

Lebih terperinci

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750 Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750 Abdul Mustaji abdulmustaji@gmail.com http://abdulwong pati.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini:

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini: Prosedur Menjalankan Program Winbox Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini: Gambar 1 Tampilan Login Winbox Sebagai langkah

Lebih terperinci

Load Balancing 3 Line Speedy 2011

Load Balancing 3 Line Speedy 2011 Topologi Jaringan KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PADANG SUMATERA BARAT L I N E L I N E L I N E 1 2 3 Intranet Jakarta 1 Pengaturan IP : Ethernet 1 (Local) 10.2.1.253 Ethernet 2 (Line Speedy 1) 192.168.1.1

Lebih terperinci

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station 92 Agar antar gedung dapat terhubung dengan jaringan yang ada menggunakan wireless, maka mikrotik di setiap gedung harus difungsikan sebagai station. Seperti yang kita katakan di atas, bahwa semua gedung

Lebih terperinci

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WLAN BERBASIS ROUTER MIKROTIK PADA PT. LE-GREEN

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WLAN BERBASIS ROUTER MIKROTIK PADA PT. LE-GREEN ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WLAN BERBASIS ROUTER MIKROTIK PADA PT. LE-GREEN Pierre Arthur Daniel Jurusan Teknik Informatika, School of Computer Science, Binus University Jl. Kebon Jeruk

Lebih terperinci

Rules Pada Router CSMA. Adrian Ajisman Sistem Komputer Universitas Sriwijaya

Rules Pada Router CSMA. Adrian Ajisman Sistem Komputer Universitas Sriwijaya Rules Pada Router CSMA Adrian Ajisman 09011281520133 Sistem Komputer Universitas Sriwijaya Pada RouterOS MikroTik terdapat sebuah fitur yang disebut dengan 'Firewall'. Fitur ini biasanya banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1Bandwidth Bandwidth merupakan selisih jarak antara sinyal tertinggi dan terendah di sebuah channel (band). Menurut (Mahanta, Ahmed, & Bora, 2013)Bandwidth in computer networking

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang dibutuhkan antara lain: Router Mikrotik RB450. Akses Point TL-WA730RE

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang dibutuhkan antara lain: Router Mikrotik RB450. Akses Point TL-WA730RE BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam membangun jaringan hotspot pada sekolah SKKI ini dibbutuhkan beberapa sarana pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan Sistem

Bab 3. Metode Perancangan Sistem Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. Pada proses pembangunan sistem manajemen bandwidth ini, menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah suatu pelaksanaan atau penerapan perancangan aplikasi yang disusun secara matang dan terperinci. Biasanya dilakukan implementasi

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi 55 BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi simulasi rt/rw wireless net pada Perumahan Sunter Agung Podomoro : 1 buah

Lebih terperinci

Pemanfaatan Graphic Tools pada Sistem Operasi MikroTik untuk Menganalisa Bandwith Kustanto 4)

Pemanfaatan Graphic Tools pada Sistem Operasi MikroTik untuk Menganalisa Bandwith Kustanto 4) ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Graphic Tools pada Sistem Operasi MikroTik untuk Menganalisa Bandwith Kustanto 4) e-mail : kus_sinus@yahoo.co.id Abstrak Graphic adalah tool pada MikroTik operating system

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System 4.1.1 Perangkat Keras Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 4.1.2 Perangkat Lunak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Kebutuhan akses internet sangat berperan dalam produktifitas kineja pegawai dalam melakukan pekerjaan, namun sering dijumpai pegawai yang mengeluh karena koneksi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Implementasi Pada bab 5 ini akan dibahas mengenai implementasi dan pengujian terhadap firewall yang telah dibuat pada perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

Lebih terperinci

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Manajemen Bandwidth

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Manajemen Bandwidth Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Manajemen Bandwidth Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013

Lebih terperinci

Bandwidth Limiter RB750

Bandwidth Limiter RB750 Bandwidth Limiter RB750 Firman Setya Nugraha Someexperience.blogspot.com Firmansetyan@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

Lalu bagai mana dengan solusinya? apakah kita bisa menggunakan beberapa line untuk menunjang kehidupan ber-internet? Bisa, tapi harus di gabung.

Lalu bagai mana dengan solusinya? apakah kita bisa menggunakan beberapa line untuk menunjang kehidupan ber-internet? Bisa, tapi harus di gabung. Tutorial Mikrotik Load Balancing Oleh: Green Tech Community Konsep Awal: Di beberapa daerah, model internet seperti ini adalah bentuk yang paling ekonomis dan paling memadai, karena dibeberapa daerah tidak

Lebih terperinci

1. Menggunakan semua jalur gateway yang tersedia dengan teknik load-balancing. 2. Menjadikan salah satunya sebagai back-up dengan teknik fail-over.

1. Menggunakan semua jalur gateway yang tersedia dengan teknik load-balancing. 2. Menjadikan salah satunya sebagai back-up dengan teknik fail-over. Load-balancing & Fail-over di MikroTik Kondisi : ISP dimana kita bekerja sebagai Administrator menggunakan lebih dari satu gateway untuk terhubung ke Internet. Semuanya harus dapat melayani layanan upstream

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data mempunyai peranan yang sangat penting bagi orang yang setiap harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar melalui media jaringan

Lebih terperinci

- Bandwidth Management - Simple Queue vs Queue Tree. by: Novan Chris Citraweb Nusa Infomedia, Indonesia

- Bandwidth Management - Simple Queue vs Queue Tree. by: Novan Chris Citraweb Nusa Infomedia, Indonesia - Bandwidth Management - Simple Queue vs Queue Tree by: Novan Chris Citraweb Nusa Infomedia, Indonesia www.mikrotik.co.id Novan Chris Work for Citraweb / Citranet Mikrotik Distributor & Training Center

Lebih terperinci

Contoh Kasus Management Bandwidth dengan Mikrotik BGP Web-Proxy

Contoh Kasus Management Bandwidth dengan Mikrotik BGP Web-Proxy Contoh Kasus Management Bandwidth dengan Mikrotik BGP Web-Proxy Posted on May 19, 2007 by harrychanputra Sejak saya menulis artikel tentang memisahkan bandwidth Intenational dan IIX/NICE sangat banyak

Lebih terperinci

RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA

RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA ARIS SANTOSO 43A87006110472 GINANJAR WILUJENG 43A87006110230 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Sindung Hadwi Widi Sasono, Thomas Agung Setiawan, Lutfi Nur Niswati Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

Pada artikel ini kami menggunakan RB750 routeros versi 5.1 dengan kondisi sebagai berikut :

Pada artikel ini kami menggunakan RB750 routeros versi 5.1 dengan kondisi sebagai berikut : Fungsi bridge ADSL Modem dengan dial up PPPOE-client melalui Mikrotik Point to Point Protocol over Ethernet (PPPoE) adalah salah satu metode implementasi Protocol PPP atau VPN, Hampir sama dengan protocol

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER

LAPORAN PRATIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER LAPORAN PRATIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER Laporan 10 (jobsheet 10 ) Topik : Manajemen Bandwidth Judul : Queue Simple dan Queue Tree Oleh DESI NILAWATI 1102636 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana

Lebih terperinci

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Sindung Hadwi Widi Sasono, Thomas Agung Setiawan, Lutfi Nur Niswati Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN UJI COBA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN UJI COBA 78 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN UJI COBA 4.1 Perancangan 4.1.1 Topologi Gambar 4.1 Usulan Perancangan Topologi Baru Pada usulan perancangan topologi jaringan baru pada PT. PROMEXX Inti Corporatama, sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan

Lebih terperinci

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS:

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS: GRAPHING A. DESKRIPSI Sebagai administrator jaringan tentunya anda ingin tahu apakah trafik yang berjalan di jaringan sudah sesuai dengan semestinya. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media.

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media. 32 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Berdasarkan hasil analisis di Bab III, kami mencoba untuk membuat simulasi rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media. 4.1 Rancangan Topologi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

Konfigurasi Awal Router Mikrotik

Konfigurasi Awal Router Mikrotik 4.4.2 Implementasi Perangkat Lunak 4.4.2.1 Konfigurasi Awal Router Mikrotik Perangkat lunak menggunakan mikrotik yang telah terinstall di dalam router RB751U-2HnD. Sebelum melakukan konfigurasi pada router

Lebih terperinci

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY A. Pendahuluan SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY Ditulis : I Wayang Abyong Guru TKJ SMK Negeri 1 Bangli Email : abyongid@yahoo.com, Blog : http://abyongroot.wordpress.com Pada praktikum ini

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB 4 RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Rancangan Topologi yang Diusulkan Untuk mengatasi permasalahan jaringan yang ada di gedung TNCC (Trans National Crime Center) maka dilakukan perancangan jaringan menggunakan

Lebih terperinci

CARA MENJALANKAN PROGRAM

CARA MENJALANKAN PROGRAM CARA MENJALANKAN PROGRAM 4.1.1 Konfigurasi Router Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit berbeda hanya pada mikrotik

Lebih terperinci

SETTING MIKROTIK SEBAGAI ROUTER

SETTING MIKROTIK SEBAGAI ROUTER A. Pendahuluan SETTING MIKROTIK SEBAGAI ROUTER Ditulis : I Wayang Abyong Guru TKJ SMK Negeri 1 Bangli Email : abyongid@yahoo.com Pada praktikum ini akan membahas bagaimana melakukan setting Mikrotik sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM 62 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan Di bawah ini adalah topologi awal jaringan RT / RW NET Optima dalam menjangkau pelanggannya Gambar 3.1 Topologi Jaringan Optima 62 63 Dari gambar

Lebih terperinci

Modul 4. Mikrotik Router Wireless. Mikrotik Hotspot. IP Firewall NAT Bridge

Modul 4. Mikrotik Router Wireless. Mikrotik Hotspot. IP Firewall NAT Bridge Page 25 Modul 4 Mikrotik Router Wireless Mikrotik Hotspot IP Firewall NAT Bridge Jaringan tanpa kabel / Wireless Network merupakan jenis jaringan berdasarkan media komunikasi, memungkinkan Hardware jaringan,

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ada beberapa hal yang telah dianalisis mengenai metode load balance dan algoritma round robin.

Lebih terperinci

Konfigurasi Dasar Mikrotik & Modem ADSL Speedy

Konfigurasi Dasar Mikrotik & Modem ADSL Speedy Learning By Doing. Konfigurasi Dasar Mikrotik & Modem ADSL Speedy Oleh : Ahmad Tauhid Interface IP Address Keterangan IP Modem 192.168.1.154 atau 192.168.1.1 Modem ADSL Speedy 192.168.1.1/24 Ether1 (Ke

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme Load Balancing Serta Failover

Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme Load Balancing Serta Failover Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2689-2697 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme

Lebih terperinci

Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 1 Desember 2013

Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 1 Desember 2013 MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN DELAY POOLS DI SQUID PROXY (STUDI KASUS : SMA N 1 SRAGEN) Catur Andi Kurnianto 1, Suraya 2, Erna Kumalasari Nurnawati 3 1, 2,3 Teknik Informatika, Intitut Sains &Teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian...

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian... DAFTAR ISI ABSTRAK... i DAFTAR ISI... vi Daftar gambar... x Daftar tabel... xii BAB I... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 3 1.4 Tujuan dan Manfaat... 3 1.5 Metode

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Perkembangan layanan komunikasi data saat ini sangatlah cepat. Layanan komunikasi yang ada tidak hanya digunakan secara individual tetapi juga digunakan secara massal dan hampir serentak

Lebih terperinci

Mangle merupakan metode Bandwith Management, kalau seandainya ingin membagi sama rata bandwith dengan mikrotik.

Mangle merupakan metode Bandwith Management, kalau seandainya ingin membagi sama rata bandwith dengan mikrotik. Pengaturan Mangle di Mikrotik Mangle merupakan metode Bandwith Management, kalau seandainya ingin membagi sama rata bandwith dengan mikrotik. Mari kita mencobanya: Buat aturan di bagian Mangle Firewall

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Data Implementasi Sistem Berikut ini adalah hasil dump dari routing rule yang diimplementasikan pada sistem # jan/24/2013 22:20:59 by RouterOS 5.21 # perangkat lunak id =

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan yang digunakan dalam sistem adalah sebagai berikut: Gambar 3 Topologi Jaringan Dalam topologi ini router yang digunakan adalah router yang

Lebih terperinci

Cara Setting Mikrotik Routerboard RB750,RB450,RB1000,RB1100 Router

Cara Setting Mikrotik Routerboard RB750,RB450,RB1000,RB1100 Router Cara Setting Mikrotik Routerboard RB750,RB450,RB1000,RB1100 Router Konfigurasi Ada 2 Konfigurasi yang dapat digunakan: 1. Default Configuration (Hanya untuk RB750 dan RB750G) Pada Default Configuration,

Lebih terperinci

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6 Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6 Firewall Firewall Sebuah layanan keamanan jaringan yang melindungi jaringan Internal dari jaringan Eksternal. Contoh : Internet Berposisi ditengah tengah antara

Lebih terperinci

MIKROTIK SEBAGAI NAT...

MIKROTIK SEBAGAI NAT... DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN... 2 B. WINBOX... 3 C. MIKROTIK SEBAGAI NAT... 9 D. MIKROTIK SEBAGAI TRANSPARENT WEB PROXY... 11 E. MIKROTIK DHCP... 15 F. MIKROTIK SEBAGAI BANDWIDTH LIMITER... 17 G. MIKROTIK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan

Lebih terperinci

Load Balance menggunakan Metode PCC

Load Balance menggunakan Metode PCC Load Balance menggunakan Metode PCC Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan

Lebih terperinci

LAN > Mikrotik RouterOS > Modem ADSL >

LAN > Mikrotik RouterOS > Modem ADSL > SETTING PC ROUTER DENGAN MIKROTIK SEBAGAI GATEWAY DAN WEB PROXY KONEKSI MENGGUNAKAN ADSL SPEEDY Gambar jaringan di Set sbb: LAN > Mikrotik RouterOS > Modem ADSL > INTERNET A. Tahap instalasi Mikrotik Router

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. data dengan metode protokol Load Balancing pada Perusahaan Daerah Air

BAB IV PEMBAHASAN. data dengan metode protokol Load Balancing pada Perusahaan Daerah Air BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Perancangan simulasi dengan virtualbox menggunakan media pengiriman data dengan metode protokol Load Balancing pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan

Lebih terperinci

Konfigurasi Routing Protocol RIP di Router 2

Konfigurasi Routing Protocol RIP di Router 2 129 Gambar 4.34 Konfigurasi pada PPTP Client PPTP interface merupakan bagian yang digunakan untuk membuat jalur tunneling antara dua buah jaringan yang ada. Pada PPTP akan dilakukan pembentukan nama account

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Konfigurasi Router di Winbox Dari 5 ethernet yang ada pada mikrotik routerboard 450 yang digunakan pada perancangan jaringan warnet sanjaya.net ini yang digunakan

Lebih terperinci

Pengalokasian Bandwith Secara Otomatis Menggunakan Metode Per Connection Queue. Sandy Kosasih

Pengalokasian Bandwith Secara Otomatis Menggunakan Metode Per Connection Queue. Sandy Kosasih Pengalokasian Bandwith Secara Otomatis Menggunakan Metode Per Connection Queue Sandy Kosasih Program Studi Sistem Informasi, STMIK Pontianak, Jalan Merdeka No. 372 Pontianak E-mail: sandykosasi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK FUTRI UTAMI 1), HJ. LINDAWATI 2), SUZANZEFI 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci