BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Getaran Analisa getaran merupakan cara yang paling handal untuk mendeteksi awal gejala kerusakan mekanik, elektrikal pada peralatan, sehingga analisa getaran saat ini menjadi pilihan teknologi predictive maintenance yang paling sering digunakan (Scheffer, 2004). Suatu peralatan yang berputar sebaiknya memiliki suatu nilai getaran standart dan batasan getaran yang diperbolehkan (dibuat oleh pabrik) sehingga apabila nilai getaran yang terjadi diluar batasan yang diizinkan maka peralatan tersebut harus menjalani tindakan perawatan. Semua mesin memiliki tiga sifat fundamental yang berhubungan untuk menentukan bagaimana mesin akan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan yang menyebabkan getaran-getaran, seperti sistem pegas-massa yaitu: 1) Massa (m) : merupakan inersia untuk tetap dalam keadaan semula atau gerak. Sebuah gaya mencoba untuk membawa perubahan dalam keadaan istirahat atau gerak, yang ditentang oleh massa dan satuannya dalam kg. 2) Kekakuan/stiffness (k) : ada kekuatan tertentu yang dipersyaratkan membengkokkan atau membelokkan struktur dengan jarak tertentu. Ini mengukur gaya yang diperlukan untuk memperoleh defleksi tertentu disebut kekakuan, satuannya dalam N / m. 3) Damping/redaman (c) : setelah memaksa setiap bagian atau struktur ke dalam gerakan, bagian atau struktur akan memiliki mekanisme inheren untuk memperlambat gerak (kecepatan). Karakteristik ini untuk mengurangi kecepatan gerakan disebut redaman, satuannya dalam N /(m/s). Sebagaimana disebutkan di atas, efek gabungan untuk menahan pengaruh kekuatan karena massa, kekakuan dan redaman menentukan bagaimana suatu

2 7 sistem akan merespon yang diberikan kekuatan eksternal. Sederhananya, cacat dalam mesin membawa gerakan getaran. Massa, kekakuan dan redaman mencoba untuk melawan getaran yang disebabkan oleh cacat. Jika getaran akibat cacat jauh lebih besar dari pada tiga karakteristik tersebut maka getaran yang dihasilkan akan lebih tinggi dan cacat dapat terdeteksi Karakteristik Getaran Getaran secara teknik didefenisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek terhadap posisi objek awal/diam, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Sistem Getaran Sederhana (Mobley, 2008) Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristik getaran yang penting antara lain adalah (Pain, 2005) : 1) Frekuensi adalah karakteristik dasar yang digunakan untuk mengukur dan menggambarkan getaran. 2) Perpindahan mengindikasikan berapa jauh suatu objek bergetar 3) Kecepatan mengindikasikan berapa cepat objek bergetar 4) Percepatan mengindikasikan suatu objek bergetar terkait dengan gaya penyebab getaran 5) Phase mengindikasikan bagaimana suatu bagian bergetar relatif terhadap bagian yang lain, atau untuk menentukan posisi suatu bagian yang bergetar

3 8 pada suatu saat, terhadap suatu referensi atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan frekuensi yang sama. Dengan mengacu pada gerakan pegas, kita dapat mempelajari karakteristik suatu getaran dengan memetakan gerakan dari pegas tersebut terhadap fungsi waktu. Gerakan bandul pegas dari posisi netral ke batas atas dan kembali lagi ke posisi netral dan dilanjutkan ke batas bawah, dan kembali lagi ke posisi netral, disebut satu siklus getaran (satu periode). Setiap karakteristik ini menggambarkan tingkat getaran, hubungan karakteristik ini dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3. Gambar 2.2 Hubungan Antara Perpindahan, Kecepatan dan Percepatan Getaran Gambar 2.3 Skematik Phase Getaran

4 9 Tabel 2.1 Satuan yang digunakan Tiap Karakteristik Karateristik Getaran Metrik Satuan British Perpindahan microns peak to peak ( 1 µm = mm ) mils peak to peak (0.001 in ) Kecepatan mm/s in/s Percepatan G ( lg = 980 cm/s 2 ) G ( lg = 5386 in/s 2 ) Frekuensi cpm, cps, Hz cpm, cps, Hz Pase derajat derajat (Sumber : Maintenance Engineering Handbook, Mobley, 2008) Gerak Harmonik Getaran dari sebuah mesin merupakan resultan dari sejumlah getaran individu komponen yang muncul oleh gerak ataupun gaya pada komponen mekanikal ataupun proses pada mesin ataupun sistem yang saling terkait. Setiap komponen individu yang bergetar ini memiliki gerak periodik. Gerakan akan berulang pada periode waktu tertentu. Waktu pengulangan τ dimana getaran berulang disebut perioda osilasi biasanya diukur dalam satuan waktu yaitu detik dan kebalikannya adalah frekuensi (Scheffer, 2004). Setiap frekuensi komponen mesin dapat dihitung dengan rumus berikut ini : = (2.1) dan frekuensi lingkaran atau kecepatan sudut dapat dihitung dengan rumus = 2 = 2 (2.2)

5 10 Besaran ω biasanya diukur dalam radian per detik atau rps. Bentuk sederhana dari gerak periodik adalah gerak harmonik, pada gerak harmonik, hubungan antara perpindahan maksimum dan waktu dapat dinyatakan oleh : = sin (2.3) Amplitudo getaran dapat dinyatakan dalam tiga istilah dasar yaitu perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Kecepatan dalam gerak harmonik berdasarkan persamaan (2.3) dapat diperoleh dari hasil diferensial perpindahan terhadap waktu, yaitu: = = cos (2.4) Sedangkan percepatan harmonik dapat diturunkan dari persamaan (2.4) sehingga : = = sin (2.5) Gerak Periodik Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Gerak periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh sebab itu gerak periodik disebut gerak harmonik. Jika gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut getaran atau osilasi. Getaran mesin pada umumnya memiliki beberapa frekuensi yang muncul bersama-sama. Gerak periodik dapat dihasilkan oleh getaran bebas sistem dengan banyak derajat kebebasan, dimana getaran pada tiap frekuensi natural memberi sumbangan. Getaran semacam ini menghasilkan bentuk gelombang kompleks yang diulang secara periodik seperti ditunjukkan pada gambar 2.4.

6 11 Gambar 2.4 Gerak Periodik Gelombang Sinyal Segiempat dan Gelombang Pembentukannya Dalam Domain Waktu Gelombang pertama yang harus kita amati adalah gelombang (1). Hal ini diwakili oleh satu siklus. Sebagai skala waktu adalah 1 s, ia memiliki frekuensi 1 Hz. Gelombang berikutnya untuk dipertimbangkan adalah gelombang (3). Hal ini dapat dilihat bahwa ia memiliki tiga siklus pada periode yang sama dari gelombang pertama. Jadi, ia memiliki frekuensi 3 Hz. Ketiga adalah gelombang (5). Berikut lima siklus dapat ditelusuri, dan tentunya memiliki frekuensi dari 5 Hz. Berikutnya adalah gelombang (7). Ia memiliki tujuh siklus dan karena itu frekuensi 7 Hz. Gelombang (9) adalah berikutnya dengan sembilan siklus dan akan memiliki frekuensi 9 Hz. Gerak periodik pada gambar 2.4, dapat dinyatakan dalam deretan sinus dan cosinus yang dihubungkan secara harmonik. Jika x(t) adalah fungsi periodik dengan periode τ, maka fungsi ini dapat dinyatakan oleh deret Fourier (Pain, 2005) sebagai: ( ) = cos + cos + + cos + sin + sin + + sin (2.6)

7 12 dengan = ; = 2 Pada gelombang segiempat berlaku x(t) = ±A pada t = 0, dan t = τ, dan seterusnya. Deret ini menunjukkan nilai rata-rata dari fungsi yang diskontinu Getaran Bebas (Free Vibration) Dalam gerak translasi, perpindahan didefinisikan sebagai jarak linier, dalam gerak rotasi, perpindahan didefinisikan sebagai gerakan sudut (Harris dan Piersol, 2002). Gambar 2.5 Pegas Linier Pada gambar 2.5 menunjukan perubahan panjang pegas proporsional dengan gaya yang bekerja sepanjang panjangnya, atau : = ( ) (2.7) Pegas dianggap tidak memiliki massa, sehingga gaya yang bekerja pada salah satu ujungnya sama dan berlawanan dengan gaya yang bekerja pada ujung yang lain sehingga konstanta proporsional adalah konstan. Gambar 2.6 Benda Tegar

8 13 Massa adalah benda tegar (gambar 2.6) dengan percepatan, menurut hukum kedua Newton sebanding dengan resultan semua gaya yang bekerja pada massa = (2.8) Gambar 2.7 Redaman Konstanta c adalah koefisien redaman, redaman yang ideal dianggap tidak memiliki massa sehingga besarnya gaya pada kedua ujungnya sama namun arahnya berlawanan, sehingga = ( ) (2.9) Free vibration tanpa redaman Gambar 2.8 Sistem 1 DOF Tanpa Redaman Persamaan Newton untuk massa. Gaya yang diberikan oleh massa dan pegas massa yang berlawanan dengan gaya diterapkan oleh pegas pada massa. + = 0 (2.10) dimana x = 0 karena posisi kesetimbangan massa. Sehingga solusi untuk penyelesaian di atas adalah

9 14 = sin + cos (2.11) dimana adalah sudut frekuensi natural. = / (2.12) Osilasi sinusoida massa berulang terus menerus, dan interval waktu untuk menyelesaikan satu siklus periode : = (2.13) Dan kebalikan periode adalah frekuensi natural. = = = = (2.14) Free vibration dengan redaman Gambar 2.9 Sistem Pegas Massa dan Diagram Benda Bebas Hukum Newton kedua adalah dasar untuk meneliti gerak sistem, pada gambar 2.9 perubahan bentuk pegas pada posisi kesetimbangan adalah Δ dan gaya pegas kδ adalah sama dengan gaya gravitasi w yang bekerja pada massa m. = = (2.15) Hukum Newton kedua untuk gerak diterapkan pada massa m :

10 15 = Σ = (Δ + ) (2.16) dan karena kδ = w, diperoleh : = (2.17) frekuensi lingkaran = ; sehingga persamaan dapat ditulis : + = 0 (2.18) sehingga persamaan umum dari persamaan diferensial linier orde kedua yang homogen : = sin + cos = 0 (2.19) Perioda natural osilasi dibentuk dari = 2 ; atau = 2 (2.20) dan frekuensi natural adalah : = = 2 (2.21) Persamaan homogen untuk gambar 2.9 adalah : + + = 0 (2.22) dan koefisien redaman kritis = 2 = 2 (2.23) sehingga rasio redaman adalah : = (2.24) Sehingga = = (2.25)

11 Getaran paksa (Force vibration) Force vibration tanpa redaman Gambar 2.10 Sistem Teraksitasi Akibat Gaya Tanpa Redaman Getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar disebut getaran paksa seperti pada gambar Eksitasi ini biasanya dihasilkan oleh ketidak seimbangan pada mesin-mesin yang berputar. + = (2.26) Force vibration dengan redaman Gambar 2.11 Sistem Teraksitasi Akibat Gaya dengan Redaman Gambar 2.11 sistem yang teredam karena kekentalan dengan eksitasi harmonik, persamaan diferensial geraknya adalah : + + = sin (2.27) Solusi khusus persamaan diatas adalah keadaan tunak (steady state) dengan frekuensi ω yang sama dengan frekuensi eksitasi, sehingga dapat diasumsikan menjadi :

12 17 = sin( ) (2.28) = sin + cos (2.29) dengan A adalah amplitudo osilasi dan ф adalah beda fase simpangan terhadap gaya eksitasi, maka diperoleh : = ( ) ( ) (2.30) dan = (2.31) Dengan membagi pembilang dan penyebut persamaan (2.30) dan (2.31) dengan k, diperoleh : = (2.32) tan = (2.33) Penentuan Indikator Proses penentuan indikator tranduser yang akan digunakan harus mempertimbangkan parameter apa yang kita inginkan untuk diukur. Biasanya parameter-parameter tersebut adalah perpindahan, kecepatan dan percepatan. Tabel 2.2 Panduan Pemilihan Parameter Pengukuran Parameter Faktor pemilihan a) frekuensi rendah, dibawah 600 cpm Perpindahan (displacement) b) pengukuran getaran shaft pada mesin berat dengan rotor yang relatif ringan. c) menggunakan transduser velocity dan tranduser acceleration. d) transduser velocity, untuk mengukur displacement

13 18 dengan rangkaian single integrator. e) transduser accelerometer, dapat digunakan untuk mengukur diplacement getaran dengan rangkaian double integrator. Kecepatan (velocity) Percepatan (acceleration) a) range frekuensi antara cpm b) pengukuran over all level getaran mesin c) untuk melakukan prosedur analisa secara umum a) pengukuran pada frekuensi tinggi/ultrasonic sampai cpm atau lebih b) untuk pengukuran spike energy pada roll bearing, ball bearing, gear, dan sumber getaran aerodinamis dengan frekuensi tinggi Sumber : Standart Pengukuran Getaran Nilai efektif kecepatan getaran digunakan untuk menilai kondisi mesin. Nilai ini dapat ditentukan oleh hampir semua pengukuran perangkat getaran konvensional. Standart yang digunakan untuk pengukuran getaran antara lain ASTM D (Standart Test Methods For Vibration), ANSI S3.40 (Mechanical Vibration and Shock), DIN (Vibration Monitoring) dan ISO dengan perincian sebagai berikut ( : ISO : pengukuran getaran untuk evaluasi mesin oleh non-rotating bagian umum ISO : Pengukuran getaran untuk evaluasi mesin non-rotating bagian base turbin uap dan generator yang melebihi 50MW dengan operasi kecepatan 1500 rpm, 1800 rpm, 3000 rpm, 3600 rpm.

14 19 ISO : Pengukuran getaran untuk evaluasi mesin non-rotating bagian industri mesin dengan daya nominal di atas 15 kw dan nominal kecepatan antara 120 rpm dan 15 rpm. ISO : pengukuran getaran untuk evaluasi mesin non-rotating bagian turbin gas didorong tidak termasuk pesawat dan turunannya. ISO : pengukuran getaran untuk evaluasi mesin non-rotating bagian mesin hydraulic power generating dan pompa. ISO : mesin reciprocating dengan rating daya 100 kw. Gambar 2.12 ISO Vibration Zona A : Zona B : hijau, vibrasi dari mesin sangat baik dan dibawah vibrasi yang diizinkan. kuning, vibrasi dari mesin baik dan dapat dioperasikan karena masih dalam batas yang diizinkan. Zona C : orange, vibrasi dari mesin dalam batas toleransi dan hanya dioperasikan dalam waktu terbatas. Zona D : merah, vibrasi dari mesin dalam batas berbahaya dan kerusakan dapat terjadi pada mesin.

15 20 Sumber : Technical Associates Of Charlotte, SKF, Gambar 2.13 Ilustrasi Spektrum untuk Aerodinamis dan Hidrolik Kavitasi biasanya menghasilkan spektrum acak, frekuensi energi broadband yang lebih tinggi yang kadang-kadang melapis dengan frekuensi harmonis blade. Biasanya menunjukkan tekanan hisap yang kurang. Kavitasi bisa sangat merusak internal pompa jika dibiarkan tidak dikoreksi. Ini terutama bisa mengikis baling-baling impeller. Saat terjadi, sering terdengar seolah-olah "kerikil" yang melewati pompa. Kavitasi biasanya disebabkan oleh tekanan aliran masuk tidak mencukupi. Sumber : Technical Associates Of Charlotte, SKF, 2011 Gambar 2.14 Ilustrasi Spektrum untuk Kavitasi

16 Pompa Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Standart pompa sesuai dengan API 610, ISO 5199, DIN ( Gambar Pompa Sentrifugal Gambar 2.16 Komponen Pompa Sentrifugal Komponen pompa antara lain : a) Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing. b) Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

17 22 c) Shaft/poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya. d) Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. e) Vane sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. f) Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar. g) Eye of Impeller bagian sisi masuk pada arah isap impeller. h) Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. i) Casing wear ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller. j) Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang di pompakan secara kontinyu sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. k) Discharge nozzle merupakan nosel pada sisi keluar Karakteristik Pompa Karakteristik pompa adalah prestasi pompa dalam bentuk grafik hubungan antara head (H), daya (N) dan efisiensi (η) terhadap debit (Q) seperti terlihat pada gambar 2.20.

18 23 Gambar 2.17 Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang dinyatakan dalam satuan panjang. Menurut Bernoully ada tiga macam energi (head) fluida yaitu energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial. Hal ini dinyatakan pada persamaan (2.46) sebagai berikut (Sularso, 2006) : = + + (2.46) dimana : H : head total pompa (m) : head tekanan (m) : head kecepatan (m) Z : head statis total (m) Selain ketiga head tersebut pada instalasi terjadi losses yang disebut head losses. Head losses akibat adanya perlengkapan pipa disebut head minor

19 24 sedangkan akibat turbulensi dan gesekan disebut head mayor. Kerugian head minor dapat dicari dengan persamaan (2.47). h = (2.47) dimana ; h : head loss minor (m) : koefisien kerugian dari perlengkapan pipa Head losses mayor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy- Weisbach pada persamaan (2.48). h = (2.48) dimana : h : head loss mayor (m) L : panjang pipa (m) D : diameter dalam pipa (m) V : kecepatan aliran (m/s) g : percepatan gravitasi (m/s 2 ) Koefisien untuk pipa licin adalah : =, (2.49) Sedangkan total losses adalah penjumlahan loss mayor dan loss minor yang dinyatakan pada persamaan (2.50). h = h + h (2.50) Blade pass frequency (BPF) Blade pass frequency pada Gambar 2.18 merupakan karakter dari pompa dan baling-baling. Frekuensi ini melekat pada pompa, menyebabkan tingkat

20 25 kebisingan yang sangat tinggi. namun amplitudo besar pada BPF (harmonik) dapat dihasilkan jika pompa mengalami perbedaan kecepatan pada putaran baling baling pompa dan diffuser. BPF = / (2.51) BPF kadang-kadang dapat muncul ketika frekuensi alami sistem menyebabkan getaran tinggi. Gambar Blade pass frequency Dalam pompa sentrifugal, perbedaan antara ujung impeller dan volute atau diffuser inlet adalah memiliki persentase tertentu (berkisar antara 4-6% diameter impeller), tergantung pada kecepatan pompa. Jika perbedaan kurang dari nilai yang direkomendasikan, dapat menghasilkan suara yang menyerupai kavitasi. Namun, plot FFT segera akan menyoroti frekuensi pass baling-baling impeller. Juga pada saat BPF (harmonik) dapat terjadi saat kondisi sistem pada frekuensi alami dan akan menyebabkan getaran yang tinggi.untuk lebih jelas bisa lihat gambar 2.19 di bawah ini. Gambar 2.19 Membagi Spektrum ke Wilayah Signifikan

21 26 Spektrum dibagi menjadi tiga bidang utama (lihat Gambar 2.19) Area di bawah frekuensi rotasi - Daerah ini disebut subsynchronous jika ada puncak terjadi di dalamnya, mereka cenderung berbahaya (misalnya jurnal bantalan pusaran minyak). Daerah dari frekuensi rotasi hingga sepuluh kali itu - daerah frekuensi rendah kegiatan yang terkait dengan rotasi. Gejala semua kesalahan mekanis mendasar (unbalance, misalignment, kelonggaran, dll) biasanya terjadi di daerah ini. Daerah di atas 10X - daerah Symptoms frekuensi tinggi dari bantalan rol cacat, kesalahan roda gigi,kavitasi, dll terjadi di daerah ini Kavitasi Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Kavitasi seperti gambar 2.21 merupakan fenomena yang terjadi ketika uap berubah menjadi gelembung dan bergerak sepanjang sebuah baling-baling impeller. Ketika gelembung uap ini bergerak sepanjang baling-baling impeller, tekanan di sekitar gelembung mulai meningkat. Bila tekanan di luar gelembung lebih besar dari tekanan di dalam gelembung, maka gelembung akan runtuh. Gambar 2.20 Proses Kavitasi (Beekman, 2006)

22 27 Gambar 2.21 Pitting Akibat Kavitasi pada Impeller dan Diffuser Gambar 2.22 Impeller yang Rusak Akibat Kavitasi Gelembung ini runtuh tidak sendirian, tetapi dikelilingi oleh ratusan gelembung lain yang runtuh di sekitar titik yang sama pada setiap baling-baling impeller. Fenomena pembentukan dari gelembung uap dan selanjutnya runtuh yang dikenal sebagai kavitasi, memiliki beberapa efek pada pompa sentrifugal. Pertama, gelembung runtuh menghasilkan bunyi yang khas, yang telah digambarkan sebagai suara menggeram. Ini bisa menjadi gangguan dalam situasi yang ekstrim di mana kavitasi pompa beroperasi. Namun, ini gejala fisik, pengaruh kavitasi pada kinerja hidrolik dan integritas mekanik pompa. Pengaruh hidrolik dari kavitasi pompa adalah bahwa kinerja pompa menurun dari kinerja yang diharapkan, menghasilkan head lebih rendah dari yang diharapkan seperti terlihat pada gambar 2.23.

23 28 Gambar 2.23 Grafik Kinerja Pompa Akibat Kavitasi Parameter yang harus dikendalikan atau setidaknya diukur dalam eksperimen sistematik pada kavitasi awal sebagai berikut (Brennen, 1995) : 1. Angka Thoma 2. Reynolds Number 3. Cavitation Number 4. Temperatur fluida 5. Kualitas fluida 6. Kualitas permukaan padat (impeller) Runtuhnya gelembung adalah subjek sangat penting karena menimbulkan kebisingan dan kerusakan material yang dapat disebabkan oleh kecepatan tinggi, tekanan, dan suhu yang mungkin timbul dari kehancuran itu. Gelembung uap yang terbentuk sampai pecah hanya membutuhkan waktu 0,003 detik. Tekanan maksimum yang dihasilkan akan menjadi sekitar 1010 bar dan suhu maksimum adalah kali suhu. Penyebab kavitasi menurut (Bachus dan Custodio, 2003) antara lain : Tabel 2.3 Tipe Kavitasi dan Penyebabnya No Tipe Penyebab Keterangan 1 Vaporization Operasi / Desain Terjadi pada sisi hisap pompa dimana fluida rendah pada mata impeller maka

24 29 (Penguapan) 2 Internal recirculation (sirkulasi balik didalam sistem) 3 Vane passing syndrome Operasi / Desain / Maintenance Desain / Maintenance air akan menguap Terjadi pada sisi tekan, dimana fluida yang keluar dari pompa terbatas sehingga terjadi sirkulasi ulang dari tekanan tinggi di pompa ke tekanan rendah di impeller. Kebisingan kavitasi akibat ini terdengar keras berderak-derak, memalu, atau suara ketukan, dengan intensitas tertinggi terdeteksi di nosel hisap. Pada ujung blade, akibat terlalu sempit celah antara ujung blade dengan cutwater. (4% dari diameter impeller) 4 Air Aspiration Desain / Operasi/ Maintenance Masuknya udara luar ke system/instalasi. 5 Turbulence Desain Akibat perlengkapan pipa Net Positive Suction Head (NPSH) Terdapat 2 jenis NPSH pada pompa yakni Net Positive Suction Head Available (NPSHA) dan Net Positive Suction Head Required (NPSHR). NPSHA adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi hisap pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut atau NPSH yang tersedia pada instalasi pompa (Sularso, 2006). Dinyatakan dengan persamaan (2.52) h = h h (2.52) dimana : h : NPSH yang tersedia (m) : tekanan pada permukaan cairan (kgf/m 2 )

25 30 : tekanan uap jenuh (kgf/m 2 ) : berat jenis fluida (kgf/m 3 ) h : head isap statis (m) h : kerugian head dalam pipa isap (m) Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup, maka harga Pa menyatakan tekanan mutlak yang bekerja pada permukaan zat cair didalam tangki tersebut. Khususnya jika tekanan diatas permukaan zat cair sama dengan tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv. Untuk pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka, maka NPSHA dapat ditulis dengan persamaan : h = h h (2.53) Jika posisi fluida lebih tinggi dari sisi hisap pompa maka hs bernilai negatif (-) dan sebaliknya. Agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk pompa dikurangi dengan penurunan tekanan didalam pompa harus lebih tinggi dari tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besar sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan atau NPSHR. Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi maka syarat yang diperlukan adalah NPSH yang tersedia lebih besar dari NPSH yang diperlukan (NPSHA > NPSHR). Jika head total pompa pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai HN dan NPSH yang diperlukan untuk titik ini HsvN, maka σ (koefisien kavitasi Thoma ) didefinisikan sebagai : = (2.54) dimana : σ : koefisien kavitasi / angka Thoma HsvN : NPSH yang diperlukan (m) HN : head total pompa (m)

26 31 Besarnya koefisien kavitasi Thoma dapat ditentukan dari grafik pada gambar 2.24, sedangkan NPSH yang diperlukan ditaksir sebagai berikut : = (2.55) Gambar Kurva Koefisien Kavitasi Kecepatan spesifik sisi isap (S) dapat juga digunakan sebagai pengganti koefisien kavitasi Thoma dalam menghitung NPSHA. Hubungannya dapat dilihat pada persamaan (2.56). = (2.56) Temperatur Fluida Salah satu fenomena kavitasi pada pompa sentrifugal adalah perubahan suhu fluida akibat proses penguapan pada tekanan uap jenuh. Fluida menguap bila menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat tinggi. Temperatur fluida dipengaruhi oleh tekanannya, dan dapat dilihat pada tabel A (lampiran).

27 Pola Aliran Umumnya fluida dialirkan melalui pipa-pipa saluran tertutup (closed conduit flow), sehingga mengakibatkan : 1) gesekan pada dinding pipa 2) turbulensi karena gerakan relatif dalam molekul fluida yang dipengaruhi oleh viskositas fluida, kecepatan aliran dan bentuk pipa 3) fluktuasi aliran akibat pemasangan perlengkapan pipa. Perlengkapan pipa menyebabkan turunnya energi dari fluida tersebut yang sering disebut dengan kerugian tinggi tekan (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop). Kedua faktor ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan karena pengaruh gesekan fluida (friction loss) dan perubahan pola aliran terjadi karena fluida harus mengikuti bentuk salurannya. Ketika pipa utama dialiri fluida yang bersifat turbulen, maka fluida dalam pipa akan mengalami pulsasi atau perubahan pola aliran yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Aliran fluida dalam pipa yang berbentuk lingkaran terbagi menjadi dua, yaitu aliran laminar dan turbulen. Pola aliran ini dapat digambarkan melalui bilangan Reynolds, yang menunjukkan bahwa penurunan tekanan tergantung pada parameter : kerapatan (ρ), kecepatan (V), diameter (D) dan viskositas dinamik (μ). Berdasarkan Reynolds number (Sularso, 2006) maka : 1) Re < 2300 adalah laminar 2) 2300 < Re < 4000 adalah transisi 3) Re > 4000 adalah turbulen Persamaan Reynolds number dinyatakan sebagai persamaan (2.57). = = (2.57) dimana : Re : Reynolds number V : kecepatan fluida (m/s)

28 33 D : diameter saluran (m) ρ : massa jenis fluida (kg/m 3 ) μ : viskositas dinamik (kg/ms) ϑ : viskositas kinematik (m 2 /s) Menentukan Kapasitas Minimum Pengoprasian Pompa Penomena kavitasi terjadi salah satunya karena adanya sirkulasi balik didalam system (Internal re-circulation) terjadi pada sisi tekan, dimana fluida yang keluar dari pompa terbatas sehingga terjadi sirkulasi ulang dari tekanan tinggi di pompa ke tekanan rendah di impeller. Untuk menghindari terjadinya resirkulasi maka kita harus menentukan kapasitas minimum dari pompa. Penentuan kapasitas minimum pompa dipengaruhi oleh karakteristik impeler seperti luas sisi masuk fluida ke impeller, celah pada sisi masuk impeller,celah antara bilah impeller pada sisi masuk, jumlah bilah sudu impeler seperti terlihat pada gambar 2.25 di bawah ini. Gambar 2.25 Karakteristik impeler

29 34 F = B x W x Σ Vane (2.58) Sin β1 =, ( ) ( ) (2.59) Qmin = ( ) (, ) ( / ) (2.60) Dimana: F B w Σ Vane D1 D2 H1 U1 Vc = Luas sisi masuk fluida ke impeller (m) = Celah pada sisi masuk impeller (m) = Celah antara bilah impeller pada sisi masuk (m) = Jumlah bilah sudu impeler = Diameter mata impeller (m) = Diameter discharge impeller (m) = Diameter poros yang melalui mata impeller (m) = Kecepatan peripheral mata impeller (m) = Kecepatan fluida arah aksial di mata impeller (m) β 1 = Sudut vektor diagram inlet (diagram inlet posisi sudut β 1) 2.3. Pengolahan Data Vibrasi Time Domain Pengolahan data secara time domain melibatkan data hasil pengukuran objek pemantauan sinyal getaran, tekanan fluida kerja, temperatur fluida kerja maupun aliran fluida kerja. Dalam kasus pengukuran temperatur dengan thermometer yang konvensional karena karakteristik alat ukurnya, maka tidak dapat dilakukan pengukuran temperatur secara dinamik. Demikian pula halnya dengan pengukuran aliran fluida kerja, sehingga untuk memungkinkan

30 35 pengukuran objek pemantauan berupa sinyal dinamik, maka diperlukan sensor yang memiliki karakteristik dinamik tertentu. Gambar 2.26 Karakteristik Sinyal Statik dan Dinamik Hasil pengukuran objek pemantauan dalam domain waktu seperti gambar 2.26 dapat berupa sinyal : 1) Sinyal statik, yaitu sinyal yang karakteristiknya (misal: amplitudo, arah kerjanya) tidak berubah terhadap waktu. 2) Sinyal dinamik, yaitu sinyal yang karakteristiknya berubah terhadap waktu, sehingga tidak konstan. Sinyal dinamik yang sering ditemui dalam praktek berasal dari sinyal getaran, baik yang diukur menggunakan accelerometer, vibrometer, maupun sensor simpangan getaran. Untuk keperluan pengolahan sinyal getaran dalam time domain, perlu diperhatikan karakteristik sinyal getaran yang dideteksi oleh masing-masing sensor percepatan, kecepatan, dan simpangan getaran (displacement) Frekuensi Domain Pengolahan data frekuensi domain umumnya dilakukan dengan tujuan : a) Untuk memeriksa apakah amplitudo suatu frekuensi domain dalam batas yang diizinkan oleh standart b) Untuk memeriksa apakah amplitudo untuk rentang frekuensi tertentu masih berada dalam batas yang diizinkan oleh standart.

31 36 c) Untuk tujuan keperluan diagnosis Secara konseptual, pengolahan frekuensi domain dilakukan dengan mengkonversikan data time domain ke dalam frekuensi domain. Dalam praktiknya proses konversi ini dilakukan menggunakan proses FFT (Fast Fourier Transfer) atau Transformasi Fourier Cepat seperti terlihat pada gambar Time Domain F F T F F T Frekuensi Domain Gambar 2.27 Hubungan Time Domain dengan Frekuesi Domain Data domain waktu merupakan respon total sinyal getaran, sehingga karakteristik masing-masing sinyal getarannya tidak terlihat jelas. Dengan bantuan konsep deret Fourier, maka sinyal getaran ini dapat dipilah-pilah menjadi komponen dalam bentuk sinyal sinus yang frekuensinya merupakan frekuensifrekuensi dasar dan harmoniknya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Getaran banyak dipakai sebagai alat untuk melakukan analisis terhadap mesin-mesin, baik gerak rotasi maupun translasi. Pengetahuan akan getaran dan data-data yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan sampai turun di bawah tekanan uap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan sampai turun di bawah tekanan uap BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Kavitasi Pada sistem pemipaan yang menggunakan pompa sentrifugal sangat mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan perbedaan penampang yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Analisa Getaran Perawatan mesin tradisional, skedul overhaul perbaikan biasanya sulit dibuat karena kebutuhan perbaikan tidak dapat ditentukan secara pasti, tanpa membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Getaran Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan getaran sama sekali, karena seluruh energi yang dihasilkan diubah menjadi kerja. Sebagian

Lebih terperinci

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump). BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2 POMPA SENTRIFUGAL Oleh Kelompok 2 M. Salman A. (0810830064) Mariatul Kiptiyah (0810830066) Olyvia Febriyandini (0810830072) R. Rina Dwi S. (0810830075) Suwardi (0810830080) Yayah Soraya (0810830082) Yudha

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan BAB II DASAR TEORI 2.1. DASAR TEORI POMPA 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TEKNIK LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING Aplikasi Response Getaran Untuk Menganalisis Fenomena Kavitasi Pada Instalasi Pompa Sentrifugal Wijianto, ST.M.Eng.Sc Marwan Effendy, ST. MT. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL NASKAH PUBLIKASI ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL Naskah Publikasi ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Wisuda Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Pompa Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi mekanik pada pompa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Getaran merupakan salah satu efek yang terjadi akibat adanya gerak yang diakibatkan adanya perbedaan tekanan dan frekuensi. Dalam dunia otomotif ada banyak terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan teori pompa beberapa parameter yang berkaitan dengan kenerja pompa. Semua karateristik, teori perhitungan dan efisiensi di jelaskan

Lebih terperinci

Aplikasi Respon Getar Untuk Fenomena Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Dengan Variasi Kerusakan Impeler

Aplikasi Respon Getar Untuk Fenomena Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Dengan Variasi Kerusakan Impeler Aplikasi Respon Getar Untuk Fenomena Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Dengan Variasi Kerusakan Impeler Maskuh Astriyanto, Wijianto, Subroto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas MuhammadiyahSurakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam sistem instalasi pemipaan fenomena kavitasi sering tidak diperhatikan, sedangkan kavitasi sendiri adalah salah satu kerugian di dalam sistem instalasi pemipaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Dasar Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head

BAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head BAB III TEORI DASAR POMPA 3.1 Pengkajian Pompa Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head total dan berat cairan yang dipompa dalam jangka waktu yang diberikan. Daya batang torak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Getaran 2.1.1 Getaran Getaran secara teknik didefinisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek terhadap posisi awalnya. Semua mesin memiliki tiga sifat fundamental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Salah satunya adalah pompa sentrifugal. Pompa irigasi ini dipakai untuk memompa air dari sungai maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM Hal 35-45 ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM Agus Setyo Umartono, Ahmad Ali Fikri Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gresik ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS Berdasarkan pemodelan aliran, telah diketahui bahwa penutupan LCV sebesar 3% mengakibatkan perubahan kondisi aliran. Kondisi yang paling penting untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Mikrohidro atau biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menambah energi pada cairan dan berlangsung secara kontinyu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menambah energi pada cairan dan berlangsung secara kontinyu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahk an cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya melalui suatu media dengan cara menambah energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat bertekanan rendah. terjadinya kavitasi. Sedangkan kavitasi sendiri adalah gejala

BAB I PENDAHULUAN. di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat bertekanan rendah. terjadinya kavitasi. Sedangkan kavitasi sendiri adalah gejala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kavitasi dapat terjadi pada zat cair yang sadang mengalir, baik di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat bertekanan rendah atau yang berkecepatan tinggi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Misalignment Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua pulley. Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari garis pusatnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

Oleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT

Oleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT Oleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT Email: evi_kurniati@yahoo.com SEJARAH Diawali, kebutuhan untuk membawa air dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus susah payah mengangkut.

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 98 ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Levi Amanda Putra Program

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 STUDI EKSPERIMENTAL FENOMENA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL MELALUI PENGAMATAN POLA ALIRAN YANG DIINTERPRETASIKAN TERHADAP PERILAKU SINYAL VIBRASI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sifat Sifat Zat Air zat cair mempunyai atau menunjukan sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik yang dapat ditunjukkan sebagai berikut. 2.1 Tabel Sifat-sifat air sebagai fungsi

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang kavitasi dan penggunaan metode sinyal getaran dalam mendeteksi performa dan kerusakan pompa telah banyak dilakukan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL Disusun : ANDI RIYANTO NIM : D.200.08.0020 JURUSAN TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beroperasi maksimal dan tahan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. beroperasi maksimal dan tahan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri sangat menginginkan suatu jenis pompa sentrifugal yang dapat beroperasi maksimal dan tahan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tidak

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA 4. 1. Perhitungan Kapasitas Aliran Air Bersih Berdasarkan acuan dari hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2010 dan Permen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOT MARHUALA SARAGIH NIM. 080401147 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL 3.1 Metode Perancangan Pada Analisa Impeller Didalam melakukan dibutuhkan metode perancangan yang digunakan untuk menentukan proses penelitian guna mendapatkan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 STUDI EKSPERIMENTAL DETEKSI FENOMENA KAVITASI PADA POMPA DISTILASI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SPEKTRUM GETARAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BAYU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Beberapa kajian tentang impeller trimming dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi referensi untuk mengkaji PSIM dalam tulisan ini

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir meliputi di segala bidang kegiatan meliputi: pertanian, industri, rumah

BAB I PENDAHULUAN. hampir meliputi di segala bidang kegiatan meliputi: pertanian, industri, rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Dewasa ini penggunaan pompa mempunyai peranan sangat luas, hampir meliputi di segala bidang kegiatan meliputi: pertanian, industri, rumah tangga, sebagai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL DAN ANALISA NUMERIK MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER CFD FLUENT 6.1.22 PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SUCTION GATE VALVE CLOSED 25 % SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI SKRIPSI MEKANIKA KEKUATAN BAHAN Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Tentang Pompa Hydrant Hydrant merupakan suatu sistem keamanan untuk perlindungan kebakaran yang mekanisme kerjanya menggunakan sistem pompa air dengan tekanan cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM : PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

PENGUKURAN GETARAN DAN SUARA

PENGUKURAN GETARAN DAN SUARA PENGUKURAN GETARAN DAN SUARA ISI: PENDAHULUAN GETARAN MENGUKUR GETARAN ACCELEROMETER KALIBRASI PENGUKURAN AKUSTIK TEKANAN SUARA DAN TINGKAT TEKANAN SUARA ALAT PENGUKUR SUARA METODE KALIBRASI WHAT IS VIBRATION?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating. Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating Santoso_ilham@yahoo.com Ilhambudi.santoso@se1.bp.com Definisi Pompa : peralatan yang digunakan untuk memindahkan cairan dengan cara menaikkan tingkat energi cairan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR KOMPRESOR Sebelum membahas mengenai jenis-jenis kompresor yang ada, lebih baiknya kita pahami dahulu apa itu kompressor dan bagaimana cara kerjanya. Kompressor merupakan

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Kapasitas Pompa 3.1.1 Kebutuhan air water cooled packaged (WCP) Kapasitas pompa di tentukan kebutuhan air seluruh unit water cooled packaged (WCP)/penyegar udara model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa BAB I PENDAHULUAN 1.2 LatarBelakang Mesin-mesin rotasi seperti turbin, kompresor, pompa, dan fan banyak digunakan di dunia industri. Mesin-mesin rotasi tersebut pada umumnya terdiri dari poros yang berputar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Data Pengambilan data dilakukan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebagai berikut: Pengujian : Sembilan kecepatan motor (1000 RPM, 1200 RPM, 1400 RPM,

Lebih terperinci