Oleh : Wawan Wahyudi 1, Sri Maywati 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Wawan Wahyudi 1, Sri Maywati 2"

Transkripsi

1 HUBUNGAN LAMA PAPARAN GETARAN DENGAN KEJADIAN CTS PADA PEKERJA BAGIAN PENJAHITAN TIKAR MENDONG KELURAHAN PURBARATU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Oleh : Wawan Wahyudi 1, Sri Maywati 2 1. Alumnus FKM UNSIL Tasikmalaya, lulus tahun Staff Pengajar FKM UNSIL Tasikmalaya, Alumnus FKM Universitas Diponegoro Semarang, lulus tahun 2000 ABSTRAK Efek getaran terhadap sistem tulang, sendi dan otot berupa osteoarticular (gangguan pada sendi tangan) terhadap sistem saraf berupa parestesi, menurunnya sensitivitas, gangguan kemampuan membedakan selanjutnya atropi. Aktivitas yang dilakukan tenaga kerja tikar mendong dibagian penjahitan berpotensi terhadap kemungkinan mengalami gejala CTS, dengan adanya getaran dari media kerja, dengan disertai adanya penekanan oleh tangan pada waktu kerja. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan (NIOSH, 1997) bilamana ditemukannya tenaga kerja dengan memiliki riwayat pekerjaan tersebut dan adanya keluhan subjektif serta secara objektif dijumpai hasil pemeriksaan fisik, tes tinnel positif atau tes phalen positif adalah suatu indikasi menderita CTS. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan lama paparan getaran dengan kejadian CTS pada pekerja tikar mendong dibagian penjahitan Kelurahan Purbaratu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti sebanyak 31 orang dari populasi 45 orang dengan lama paparan < 4 tahun sebanyak 12 orang dan lama paparan > 4 tahun sebanyak 19 orang, uji yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil pemeriksaan fisik dengan menggunakan tes tinnel dan tes phalen didapatkan 10 orang dengan tes tinnel yaitu 6 orang (19%), tes phalen 2 orang (6,5%) serta tes tinnel dan phalen sebanyak 2 orang. Responden positif CTS. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan ada hubungan antara lama paparan getaran dengan kejadian CTS ( = 0,046). Disarankan pada pekerja untuk melakukan peregangan (streching) sebelum melakukan pekerjaan selama 5 menit dan senantiasa merawat mesin jahit untuk mengurangi intensitas getaran dengan cara pemberian pelumas. Kata kunci : Lama Paparan Getaran, Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Kepustakaan : 27 ( ) ABSRACT Effect of vibration on the bones, joints and muscles osteoarticular form (disruption to the joint hands) on the nervous system in the form of paresthesias, decreased sensitivity, impaired ability to differentiate further atrophy. Activities undertaken labor mendong of tailoring section potentially to experiencing CTS symptoms, with the vibration of the working media, along with the emphasis by the hand at work. Based on established criteria (NIOSH, 1997) when finding workers with a history of the work and the subjective complaints and objectively found the results of physical examination, positive of tinnel-test, or positive of phalen-test is an indication of suffering from CTS. The research aims to find a long relationship with the incidence of CTS vibration exposure in workers mendong mat sewing section Purbaratu Village. This study used a survey method with cross sectional approach. The samples 31 1

2 peoples are choisen from the population of 45 individuals with long exposure <4 years old as many as 12 people and exposure > 4 years as many as 19 people, the test used is chi square test with significance level of 95%. Results of physical examination using both of tinnel and phalen test found 10 people are suspected to suffering CTS, with details tinnel test are 6 people (19%), phalen test are 2 people (6.5%), and both of phalen and tinnel test are 2 people. Based on the results of chi square test found there is significantly correlation between long of exposure of vibration with CTS (p=0.046). Advised the worker to stretch (streching) before doing the job for 5 minutes and always take care of sewing machines to reduce the intensity of vibration by means of a lubricant. Key words : Long of exposure, vibration, carpal tunnel syndrome (CTS) A. LATAR BELAKANG Proses industrialisasi dan modernisasi teknologi selalu disertai mesin-mesin atau alat mekanis lainnya yang dijalankan dengan suatu motor. Sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh pekerja atau lainnya dalam bentuk getaran mekanis. Umumnya getaran mekanis seperti ini tidak dikehendaki (Suma mur, 1996: 75). Efek mekanis ini menyebabkan sel-sel jaringan dapat rusak atau metabolismenya terganggu. Dalam hal ini efek mekanis dapat terjadi pada jaringan, serta rangsangan reseptor saraf di dalam jaringan (Anies, 2005: 96). Suma mur dalam Tarwaka menyebutkan bahwa getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot (Tarwaka, 2004: 119). Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon yang biasa disebut musculoskeletal disorders (MSD s) (Tarwaka, dkk., 2004: 117). Efek getaran terhadap sistem tulang, sendi dan otot berupa osteoarticular (gangguan pada sendi tangan) terhadap sistem saraf berupa parestesi, menurunnya sensitivitas, gangguan kemampuan membedakan selanjutnya atropi (Pusat Kesehatan Kerja, 2005). Nyeri pada pergelangan tangan, rasa lemah, kesemutan, panas pada jarijari tangan merupakan gejala yang cukup sering dikeluhkan oleh mereka yang pekerjaannya berhubungan dengan penggunaan tangan dalam waktu yang lama, 2

3 kemungkinan terjadi sindroma terowongan karpal atau Carpal tunnel syndrome (Pakasi, 2005). Gejala-gejala yang klasik antara lain rasa lemah, agak kaku atau janggal pada tangan dan pergelangan tangan kesemutan atau kebas pada pergelangan tangan pada jari-jari tangan, terutama ibu jari, telunjuk, jari tengah dan sebagian jari manis, gejala lainnya seperti panas atau nyeri, terutama pada malam hari juga sering disertai rasa kesemutan (nacturnal paresthesia). Keluhan-keluhan ini kadang-kadang dapat dirasakan pada seluruh bagian-bagian tangan. Keluhan lain yang dapat terjadi antara lain nyeri pada lengan bawah dan siku, serta kadang-kadang bahu yang dipicu dan diperberat dengan aktivitas (Pakasi, 2004). Hasil penelitian terhadap kelainan saraf medianus yang diakibatkan dari pekerjaan salah satunya yaitu adanya penekanan pada pergelangan tangan dan penggunaan perkakas yang bergetar (NIOSH, 1997). Kerajinan mendong salah satu industri rumahan yang bergerak di dalam pembuatan tikar yang mengolah bahan baku mendong menjadi bahan yang siap anyam. Salah satu bagian yang berada di kerajinan mendong yaitu bagian penjahitan. Faktor pekerjaan yang salah satu penyebab CTS yaitu pola kerja yang mengharuskan posisi tangan dan lengan melakukan penekanan pada bidang kerja yang di sertai dengan adanya getaran yang dihasilkan dari mesin. Pola kerja tersebut dilakukan oleh semua pekerja di bagian penjahitan. Berdasarkan hasil survei awal pada sebagian pekerja tikar mendong di bagian penjahitan di Kelurahan Purbaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, dari 20 orang pekerja ditemukan keluhan subjektif berupa kesemutan 75% (15 orang), nyeri pada pergelangan tangan 30% (6 orang), mati rasa pada tangan75% (15 orang), kaku/pegal di jari tangan 75% (15 orang), pegal-pegal pada tangan 60% (12 Orang) dan ngilu di tangan 30% (6 orang) yang merupakan gejala dari Carpal Tunnel Syndrom. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan Lama Paparan Getaran dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrom pada Pekerja Tikar Mendong di Bagian Penjahitan Kelurahan Purbaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. B. Rumusan Masalah Carpal Tunnel Syndrom merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang terjadi karena dampak yang ditemukan sehubungan pekerjaan dengan getaran mekanis pada 3

4 tangan yang mengakibatkan kelainan pada peredaran darah dan persyarafan juga kerusakan pada persendian dan tulang. Aktivitas pekerjaan di bagian penjahitan adalah penekanan tangan pada tempat kerja yang di sertai dengan adanya getaran pada bidang kerja terhadap tangan. Hal tersebut merupakan risiko atau berpotensi untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrom. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan Apakah ada hubungan lama paparan getaran dengan kejadian CTS pada pekerja tikar mendong di bagian penjahitan Kelurahan Purbaratu Kecamatan CibeureumKota Tasikmalaya. C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan aktivitas pekerjaan bagian penjahitan 2. Mengidentifikasi lama paparan getaran pada para pekerja tikar mendong di bagian penjahitan. 3. Mengidentifikasi keluhan subyektif CTS pada pekerja tikar mendong di bagian penjahitan. 4. Mengidentifikasi kejadian CTS pada para pekerja tikar mendong di bagian penjahitan. 5. Menganalisis hubungan lama paparan getaran dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrom (CTS) pada para pekerja tikar mendong di bagian penjahitan Kelurahan Kecamatan Cibeureum Purbaratu Kota Tasikmalaya. D. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2007 pada pekerja tikar mendong di bagian penjahitan Kelurahan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pendekatan cross sectional yang dititikberatkan pada pengkajian status individual dengan mengamati ada tidaknya pajanan dan timbul tidaknya gejala pada saat bersamaan. Variabel bebas dalam penelitian ini lama Lama Paparan Getaran yaitu lamanya pekerja terpapar oleh getaran sejak awal kerja hingga saat penelitian. Variabel terikat yaitu Kejadian CTS Adalah proses peradangan pada jaringan-jaringan di sekitar saraf medianus (tendon dan tenosyvium) dalam terowongan karpal yang mengakibatkan jaringan di sekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus dan menyebabkan kecepatan hantar (konduksi) dalam serabut saraf terhambat, (Pakasi, 2005). Pemeriksaan gejala melalui kuesioner dan pemeriksaan fisik melalui tes tinnel yaitu 4

5 hiperfleksi pergelangan tangan selama satu menit yang dilakukan pada para pekerja. Tes phalen dengan cara hiperekstensi pergelangan tangan dan perkusi ringan di atas nerves medianus yang dilakukan sebagai indikasi terhadap kejadian CTS menerangkan bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakan diagnosa CTS. Variabel lain yang juga diukur adalah Frekuensi Getaran yaitu kecepatan gerakan yang di ukur dalam putaran per detik atau herts. Sampel sebanyak 31 orang diambil dari populasi 45 orang, secara purposive sampling dengan tujuan untuk menjaring sampel yang memenuhi kriteria (Notoatmodjo,2005:88). Adapun kriteria sebagai berikut: Jenis kelamin laki-laki, Umur tahun, lama kerja 8 jam/hari dan tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus, osteoartritis, artritis rematoid, keseleo pergelangan tangan dan patah tulang. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan Analisis secara bivariat untuk mencari hubungan korelasi antara dua variabel yaitu variabel bebas (lama paparan) dengan variabel terikat (kejadian CTS) dengan menggunakan uji chi square. E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Kegiatan Pekerjaan Tikar Mendong Kelurahan Purbaratu termasuk ke dalam wilayah Kota Tasikmalaya, dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah pengrajin tikar mendong sebagai pekerjaan pokok untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang kedudukannya menyebar di setiap kampung. Dalam proses pekerjaannya masih tergolong sederhana karena dilakukan oleh tenaga kerja manusia dengan peralatan yang tradisional dan pola kegiatan, khususnya pengaturan waktu kerja masih belum teratur. Untuk yang bekerja dibagian penenunan tidak terikat oleh waktu tergantung pekerja dan untuk dibagian pengguntingan lama kerjanya dalam satu hari tergantung pada banyaknya tikar mendong setengah jadi yang akan dirapihkan. Minimal lama kerja keduanya lima jam per hari, sedangkan lamanya kerja perhari di bagian penjahitan yaitu delapan jam. Rata-rata pekerja memulai pekerjaannya mulai pukul WIB sampai pukul WIB. Dengan rentang waktu istirahat selama 1 jam mulai pukul WIB yang digunakan pekerja untuk sholat, makan dan keperluan lainnya. Pekerja melakukan pekerjaannya duduk di kursi yang terbuat dari kayu disertai dengan bantalan diatasnya dengan tinggi berukuran cm dengan posisi tubuh sedikit tifosa pada bagian bahu. Tangan dan lengan bagian bawah berada pada media kerja, jari-jari tangan mengatur tikar yang sedang dijahit dengan memakai renda dengan 5

6 posisi tangan agak melebar ke samping dan gerak tangan sesuai dengan gerak alami tangan dan salah satu kaki menginjak tarikan mesin dengan bantuan tenaga listrik yang mengakibatkan getaran pada media kerja yang selalu menyertai dalam setiap pekerjaan ini. 3. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Responden Pekerja Tikar Mendong di Bagian Penjahitan Kelurahan Purabaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 2007 No Umur Frekuensi Persentase (%) Jumlah Tabel di atas menunjukan bahwa pekerja banyak berumur pada kisaran tahun 24 orang (77,4%) dan paling sedikit sebanyak 1 orang (3.2%) berumur lebih dari 53 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, umur pekerja berkisar antara tahun (77,4%) dan ditemukan kasus CTS sebanyak 32, 25%. Sebagaimana dikemukakan oleh Darwono (2001) dalam artikelnya mengemukakan salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan saat ini CTS mengincar penderita usia tahun dan biasanya terjadi pada usia tahun (Darwono, 2001). Pakasi (2005) menyebutkan bahwa pertambahan usia dapat memperbesar risiko terjadinya sindroma terowongan karpal (Pakasi,2005). 2. Lama paparan Tabel 2. Distribusi Frekuensi lama Paparan Pekerja Tikar Mendong di Bagian Penjahitan Kelurahan Purabaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 2007 No Masa Kerja Frekuensi Persentase (%) 1 < 4 tahun > 4 tahun Jumlah Lama paparan atau disebut juga Masa kerja minimal 0,16 tahun dan maksimal masa kerja responden yaitu 15 tahun. Efek getaran sangat tergantung 6

7 pada durasinya (Grandjean, 1998 : 297). Begitu pula pada pekerja tikar mendong dibagian penjahitan mengalami adanya paparan dari media kerja. Lama paparan getaran bagi tenaga kerja ditentukan oleh masa kerja dari pekerja itu sendiri. Karena dengan masa kerja maka selama itu pula pekerja terpapar oleh getaran dari tempat kerja. Hasil penelitian terhadap responden pada lama paparan getaran didapatkan 61,3%nya lebih dari empat tahun dan kurang dari sama dengan empat tahun yaitu 38,7%. Lusianawati, dkk. mengemukakan bahwa masa kerja minimal sebelum terjadinya CTS berkisar antara 1-4 tahun dengan rata-rata 2 tahun. Harsono juga melaporkan terjadinya peningkatan masa kerja dengan peningkatan terjadinya CTS (Lusianawati, dkk., 2004 : 78). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2005) pada pekerja bagian sortir dan hitung di unit finishing 3-4 PT. Pindo Deli Pulp And Paper Mills Karawang dengan jumlah sampel 38 orang menyatakan bahwa masa kerja berhubungan dengan kejadian CTS dengan p value 0, Intensitas Getaran Mesin Jahit Berdasarkan hasil penelitian intensitas getaran yang dihasilkan dari mesin jahit pada semua responden sebanyak 31 orang (100%) berada di atas NAB yang telah ditetapkan yaitu 4m/s 2. Hasil pengukuran didapatkan intensitas getaran pada mesin jahit minimal 6,1 m/s 2 dan maksimal 93,5 m/s 2. Kejadian CTS sangat berkaitan dengan riwayat pekerjaan. Salah satu yang diakibatkan oleh adanya getaran dari tempat kerja diantaranya yaitu para pekerja tikar mendong di bagian penjahitan yang menggunakan bantuan mesin untuk melakukan pekerjaannya menimbulkan adanya sebuah getaran pada media kerja yang dapat dipaparkan melalui anggota tubuh yaitu tangan. Efek getaran sangat tergantung pada durasinya. Perkakas dengan suatu getaran dapat menyebabkan gejala penurunan kekuatan di dalam tulang sambungan dan urat daging tangan dan lengan yang mengarah pada radang sendi di dalam pergelangan tangan, siku dan adakalanya sampai bahu (Grandjean, 1998 : ). Seperti halnya pada bagian penjahitan pola pengerjaannya, tangan selalu ada di media kerja guna mengatur tikar mendong yang akan dijahit dengan renda dengan mengharuskan tangan melakukan penekanan pada bidang kerja. Getarannya dapat dirasakan mulai dari tangan itu sendiri, pergelangan tangan, lengan dan adakalanya getaran tersebut dirasakan sampai dengan bahu dan dada. 7

8 5. Mengidentifikasi Keluhan Subjektif CTS Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis Keluhan Gejala Subjektif CTS Pekerjaan Tikar Mendong di Bagian Penjahitan Kelurahan Purabaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 2007 Keluhan yang dialami Jumlah Kadangkadang No Jenis Keluhan Sering Tidak Total n % n % n % n % 1 Rasa geli atau kesemutan 7 22, ,8 7 22, Rasa nyeri atau ngilu , , Baal atau mati rasa 4 12, , , Rasa terbakar atau panas 4 12, , , Jari tangan kaku 5 16, ,2 3 9, Kesulitan mengepalkan tangan atau menggenggam benda kecil , , Keluhan subjek terhadap CTS dirasakan oleh semua pekerja. Dari keenam gejala yang dikeluhkan, keluhan lebih banyak dirasakan responden kadang-kadang dengan jari tangan kaku frekuensinya paling banyak dengan jumlah 23 responden (74,2%), kemudian disusul rasa geli atau kesemutan sebanyak 17 responden (54,8%), baal atau mati rasa 15 responden (48,4%), rasa terbakar atau panas (35,5%) sebanyak 11 responden, rasa nyeri atau ngilu sebanyak 4 responden (12,9%) dan kesulitan mengepalkan tangan atau menggenggam benda-benda kecil sebanyak 1 responden (3,2%). Keluhan tersebut terjadi pada saat istirahat siang maupun malam hari disebabkan pada waktu istirahat, kesibukan kerja berkurang dan seolah tidak ada pekerjaan sehingga rasa sakit pada saat istirahat lebih terasa dibanding saat kerja. Sedang waktu kerja keluhan nyeri dapat berkurang atau menjadi lebih baik karena dengan adanya gerakan-gerakan pada saat kerja sangat membantu dalam mengurangi tekanan baik yang disebabkan oleh penebalan sarung atau pelindung urat daging (tenosynovitis) karena kerja yang terus menerus dalam waktu yang lama maupun dari adanya pengaruh hormonal yang dapat menyebabkan penyempitan ukuran terowongan yang menyebabkan oedema pada saluran karpal. Dengan 8

9 adanya gerakan-gerakan pada tangan tersebut vena menjadi lebih baik dan dapat mengurangi rasa sakit pada tangan. Adapun lokasi keluhan gejala sindrom terowongan karpal dibagian penjahitan, paling banyak dirasakan oleh responden pada jari tangan, telapak tangan, dan pergelangan tangan sebanyak 13 responden (41,9%) sedangkan yang lainnya yaitu pada jari dan telapak tangan 10 responden (32,3%) dan pada jari tangan sebanyak 5 responden (16,1%) serta pada jari, telapak, pergelangan tangan, bahu dada dan leher sebanyak 3 orang (9,7%). Waktu keluhan muncul pada responden meliputi siang hari dan malam hari yang masing-masing dirasakan responden sebanyak 17 responden (54,8%) dan sisanya sebanyak 12 responden (38,7%) dirasakan pada saat kerja.upaya pengurangan gejala sindrom saluran karpal dari semua keluhan di atas oleh responden dilakukan hanya cukup mengibaskan pergelangan tangan 20 responden (64,5%)dan ke tukang urut 9 responden (29,0%). Menggoyang dan mengurut tangan yang sakit sering mengurangi rasa tidak enak (Maria, 1994 : 61). Di duga ekinesia saat tidur menyebabkan statis vena pada ekstremitas, yang mengakserbasi konfersi saraf media di dalam terowongan yang sudah sempit. Dengan menggoyangkan dan menggerakan tangan kembalilah vena membaik, jadi mengurangi parestesia yang tidak enak (Rambe, 2004). 6. Mengidentifikasi Kejadian CTS dengan Pemeriksaan Fisik Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian CTS Pekerja Tikar Mendong di Bagian Penjahitan Kelurahan Purabaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 2007 No Kejadian CTS Positif Negatif Total n % n % n % 1. Tes Tinnel Tes Phalen 2 6, , Tes Tinnel dan Tes Phalen 2 6, , Pemeriksaan fisik dilakukan melalui tes tinnel dengan cara hiperekstensi pergelangan tangan dan perkusi ringan diatas nervus medianus di pergelangan tangan yang dilakukan pada para pekerja. Bila timbul nyeri yang menjalar ke arah ujung jari, maka dinyatakan positif sedang tes phalen dilakukan dengan cara hiperfleksi pergelangan tangan selama 1 menit yang dilakukan kepada para pekerja. Dinyatakan positif bila timbul rasa tebal atau paresthesia didaerah persyarafan saraf 9

10 medianus. Hasil pemeriksaan fisik masing-masing tes tinel dan tes phalen positif CTS jika hasil pemeriksaan dari salah satu tes positif atau pemeriksaan kedua tes (tinnel dan phalen) positif. Menurut Budiono dalam Rosdiana mengemukakan sensitivitas masingmasing tes tinnel dan phalen dari berbagai ahli sebagai berikut tes tinnel berkisar 44%-63%, sedang tes phalen memiliki sensitivitas 25%-75% (Rosdiana,2006). Hasil pemeriksaan fisik melalui tes tinnel dan tes phalen pada semua responden yang berjumlah 31 orang, sebanyak 10 orang (32,25%) diantaranya positif CTS dengan kesensitifan saraf yakni pada tes tinnel yaitu 6 orang (19,45%) tes phalen 2 orang (6,45%) dan berdasarkan tes phalen dan tes tinnel yaitu 2 orang (6,45%). Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Zetter Berg C dan Of VerholmT (1999) dalam Rosdiana (2006) pada 564 Car Assembly Workers dengan jumlah laki-laki sebanyak 440 orang dan wanita 124 orang, mengenai kesensitifan saraf yakni pada laki-laki tinnel 20 orang (4,5%) phalen 30 orang (6,8%) dan tinnel dan phalen 8 orang (1,8%). Sedang wanita, untuk tinnel 16 orang (13%), phalen 36 orang (29%) dan tinnel dan phalen 12 orang (10 %) (Rosdiana, 2006). 7. Analisis Hubungan Lama Paparan Getaran dengan Kejadian CTS Tabel 8. Hubungan Lama Paparan Getaran dengan Kejadian CTS Pekerjaan Tikar Mendong di Bagian Penjahitan Kelurahan Purabaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 2007 CTS Lama Paparan Total Negatif Positif Getaran N % n % n % 1 < 4 th 11 35,5 1 3, > 4 th 10 32,3 9 29, Total 21 67,7% 10 32,3% p value 0,046 Tabel di atas memperlihatkan dari pekerja yang mengalami CTS negatif yaitu kebanyakan yang mendapatkan lama paparan kurang dari sama dengan 4 tahun yaitu 11 responden (35.5%) sedang yang mendapatkan lama paparan getaran lebih dari 4 tahun hanya 10 responden (32.3%). Begitupun pada golongan pekerja yang mengalami CTS positif dengan mendapatkan lama paparan getaran kurang dari sama dengan 4 tahun sebanyak 1 orang (3.2%) sedangkan yang mendapat lama paparan getaran lebih dari 4 tahun sebanyak 9 orang (29%). 10

11 Hasil analisis hubungan antara lama paparan getaran dengan kejadian CTS dengan menggunakan uji chi-square, bila diperoleh p value di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan bila di atas 0,05 Ho diterima. Nilai p value diatas adalah 0,046 lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan ada hubungan antara lama paparan getaran dengan kejadian CTS pada pekerja tikar mendong dibagian penjahitan Kelurahan Purabaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Getaran yang terjadi melalui rambatan tangan atau lengan operator yang mengoperasikan alat yang bergetar, selama bekerja dengan alat yang sifatnya tidak kontinu maka tidak mendatangkan bahaya. (Suma mur, 1996 : 79). Efek getaran sangat tergantung pada durasinya. Efek sakitnya meningkat dengan sangat cepat seiring dengan berjalannya waktu (Grandjean, 1998 : ). Efek getaran terhadap sistem tulang, sendi dan ototberupa gangguan Osteoarticular (gangguan pada sendi tangan) (Pusat Kesehatan Kerja, 2005). F. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pembuatan tikar mendong di bagian penjahitan di Kelurahan Purbaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dalam pola pekerjaannya terpapar oleh getaran dari media kerja yang dirasakan mulai dari tangan, pergelangan tangan, lengan dan adakalanya sampai dengan bahu dan dada. 2. Lama paparan getaran para pekerja < 4 tahun yaitu sebanyak 12 orang dan > 4 tahun sebanyak 19 orang. 3. Keluhan subjektif yang sering dirasakan oleh pekerja diantaranya rasa geli atau kesemutan 7 orang (22,6%), jari tangan kaku 5 orang (16,1%), baal atau mati rasa dan rasa terbakar atau panas masing-masing 4 orang (12,9%). 4. Kejadian CTS dari 31 responden yang mengalami positif ada 10 orang diantaranya 1 orang dengan lama paparan getaran < 4 tahun dan 9 orang dengan lama paparan > 4 tahun. 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara lama paparan getaran dengan kejadian CTS, dengan nilai probabilitas 0,046 pada taraf kemaknaan ( = 0,05). 11

12 Saran 1. Bagi Pekerja Disarankan kepada para pekerja yang menderita gejala CTS sebelum melakukan pekerjaannya dilakukan dulu peregangan (streching) terutama pada lengan dan tangan. 2. Bagi Pemilik Usaha Merawat mesin jahit secara rutin dengan cara mengontrol bagian-bagian dari mesin jahit (sekrup/baut) agar tidak goyang dan memberi pelumas guna mengurangi intensitas getaran yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Anies, Seri Kesehatan Umum Penyakit Akibat Kerja Berbagai Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan Upaya Penanggulangannya, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta, Darwono, Carpal Tunnel Syndrome, 2001, Tabloid Nova-Carpal Tunnel Syndrome,com, down load tanggal 2 Juni Grandjean, Etienne. Fitting the Task to the Man : A Text book of OCcupational Ergonomics, Taylor & Prancis, New York, Maria, dkk, Belajar Merawat di Bangsal Ostopedi, Buku Kedokteran, EGC, NIOSH, Carpal Tunnel Syndrome, down load tanggal 5 Juni Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, Pakasi, Ronald E., Nyeri dan Kebas Pergelangan Tangan Akibat Pekerjaan, download tanggal 5 Juni Rambe, Aldy S., Sindrom Terowongan Carpal (CTS) Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik, download / pk/pen-sarafaldi2.pdf, down load tanggal 7 Juni Rosdiana, H.N., Hubungan Variasi Gerakan Berulang dengan Kejadian CTS Pada Pekerja Tikar Mendong Binaan CV. Citra Mandir, FKM UNSIL, 2006 Suma mur, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Penerbit, PT. Toko Gunung Agung Tarwaka, dkk., Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta,

13 13

ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( )

ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( ) BEBERAPA FAKTOR KERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PETUGAS RENTAL KOMPUTER DI KELURAHAN KAHURIPAN KOTA TASIKMALAYA Bambang Suherman 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Pratiwi TN, Saftarina F, Wahyuni A Faculty Of Medicine

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat, baik industri formal maupun industri di rumah tangga, pertanian,

PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat, baik industri formal maupun industri di rumah tangga, pertanian, BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME () PADA PEKERJA PANDAI BESI PENGRAJIN GOLOK SEKTOR INFORMAL DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA Prayitno Ardianto 1) Yuldan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri sektor Informal merupakan kegiatan yang dikaitkan dengan kerajinan tangan, dagang atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan 1. Industri sektor informal tidak memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA MOCHAMMAD IRFAN SAZALI 1) ANDIK SETIYONO 2) YULDAN FATURAHMAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman

Lebih terperinci

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR. HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR 1 Grace Pandiangan, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Adiputra, 4 I Putu Gede Adiatmika 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan pertambahan tenaga kerja menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei

Lebih terperinci

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Oleh: RIYADI J110050041 DIPLOMA

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI Siti Rohmah Politeknik STTT Bandung, Program Studi Teknik Tekstil Jl. Jakarta 31 Bandung Email: sitifirdaus2011@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Labour Organisation (ILO), setiap tahun terjadi masalah-masalah akibat kerja. Setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan penyumbang untuk pertumbuhan ekonomi bangsa dan dianggap semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian. Industri ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer khususnya di perkotaan sudah sangat lazim, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari anak-anak, ibu rumah

Lebih terperinci

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA 2014 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Status kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal disorders merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat pertokoan (mall) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan pendapatan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, akan terjadi perubahan-perubahan yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Hal ini didukung dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan akibat disfungsi dari saraf medianus yang terjadi karena peninggian

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 3 (4) (214) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN SINDROM KARPAL PADA PEMBATIK CV. PUSAKA BERUANG LASEM Cris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gerakan Berulang a. Pengertian Gerakan Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan sedikit variasi gerakan. (Budiono,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia kerja tidak lepas dari kebutuhan akan adanya komputer yang membantu atau mempermudah dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan terdiri atas upaya pokok di bidang kesehatan yang dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN disebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kesehatan kerja di dalam lingkungan pekerjaan untuk mencegah dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan dicantumkan dalam UU RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia usaha laundry atau dari dulu dikenal dengan istilah binatu beberapa tahun terakhir usaha ini sangatlah berkembang pesat. Laundry dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen

Lebih terperinci

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga Bina Kurniawan *), Siswi Jayanti *), Yuliani Setyaningsih *) *) Bagian Kesehatan dan Keselamatan

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) N.Medianus dpt tertekan/terdesak swkt melalui bag.bawah retinakulum flexor menuju telapak tangan sebabkan G/sensorik sampai kelemahan ibu jari. Etiologi dan Patologi Terowongan

Lebih terperinci

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan. Al-Sihah : Public Health Science Journal 19-25 Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec.Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan departemen water pump PT. X. Hasil analisa data meliputi gambaran tingkat pajanan ergonomi, keluhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mar atus Sholikhah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot skeletal yang disebabkan karena tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR

HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR Relations Vibration Intensities with Complaints Musculoskeletal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik.

BAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melaksanakan sebuah pekerjaan dapat membuat seseorang berisiko mengalami gangguan atau cedera. Kebanyakan cedera akibat kerja biasanya mengenai sistem muskuloskeletal.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T. HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Lebih terperinci

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi Hubungan Sikap Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi Rumah Sakit Telogorejo Semarang Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh pendidikan

Lebih terperinci

Abstrak. Pendahuluan. Secaria, et al, Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda...

Abstrak. Pendahuluan. Secaria, et al, Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda... Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda dengan Terjadinya Keluhan Hand Arm Vibration Syndrome pada Pekerja Mebel Informal (The Correlation Between Exposure of Grinder Machine Vibration with The Occurrence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) (Studi Kasus: Pabrik Roti CV. Aji Kurnia, Boyolali) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Oleh : BAGUS PAMBUDI J120151045 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah bagian dari kehidupan, dan setiap orang memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari yang terletak di Kota Semarang bagian timur dengan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama 3 jari pertama yaituibu jari,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA UMUR, LAMA KERJA, DAN GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SUPIR BUS BUS TRAYEK BITUNG-MANADO DI TERMINAL TANGKOKO BITUNG TAHUN 2016 Marthin Enrico J. 1), Paul A. T. Kawatu 1), Grace

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri di masa globalisasi saat ini merupakan salah satu faktor penting dari perekeonomian suatu negara. Baik sektor industri formal dan informal dituntut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap BAB V PEMBAHASAN Karakteristik responden meliputi umur, masa kerja, jenis kelamin, merokok dan trauma. Di mana untuk karakteristik jenis kelamin semua responden adalah perempuan, tidak merokok dan tidak

Lebih terperinci

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan dan penghidupan yang

Lebih terperinci

Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: Issn:

Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: Issn: Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: 162-168 Issn: 2442-2509 HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEGAWAI PEREMPUAN DI KAMPUS UNIVERSITAS DHYANA PURA YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT. HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT. PANEN BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu permasalahan umum yang dialami penjahit dalam menjalankan pekerjaannya. Keluhan muskuloskeletal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.

Lebih terperinci

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman

Lebih terperinci

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR Putri Chairun Nissa, Baju Widjasena, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas

Lebih terperinci

Repository.unimus.ac.id

Repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome () merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus atau terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan

Lebih terperinci

ABSTRAK. perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap

ABSTRAK. perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap PERBEDAAN SIKAP KERJA DUDUK ERGONOMIS DAN TIDAK ERGONOMIS TERHADAP KELUHAN NYERI OTOT PINGGANG PADA PEKERJA TENUN KERAJINAN TIKAR MENDONG DI DESA KAMULYAN MANONJAYA TASIKMALAYA Dede Ahmad S 1) Yuldan Faturahman

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014 HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014 Vineu Triyani Nurjanah Yuldan Faturahman dan Sri Maywati

Lebih terperinci

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN Dhaniswaraa Setyoaji, 1 Siswi Jayanti, 2 Ekawati, 2 Baju Widjasena. 2 1 Mahasiswa Keselamatan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal ABSTRAK Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal Hendrik Sutopo L., 2005 Pembimbing : Winsa Husin, dr., MSc, M.Kes; Bing Haryono, dr., Sp.S Sindrom Terowongan Karpal (STK) merupakan suatu kelainan terjepitnya

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Lama Duduk, Sindroma Piriformis, Pemain Game Online

Kata Kunci : Lama Duduk, Sindroma Piriformis, Pemain Game Online HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK DENGAN SINDROMA PIRIFORMIS PADA PEMAIN GAME ONLINE DI GAME CENTER GO-KOOL DENPASAR 1 I Gd Mediastama 2 Dedi Silakarma 3 Adiarta Griadhi 1 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan berfungsi sebagai instruksi gerakan tubuh dan pergelangan tangan sangat sering beraktifitas oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi tangan dan pergelangan

Lebih terperinci

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi: PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi: Ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan pekerjaannya secara fisik sesuai dengan pekerjaannya, lingkungan kerjanya serta peralatan yang digunakannya. Secara ideal ergonomik:

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 5 (2) (2010) 89-94 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas HUBUNGAN ANTARA GETARAN MESIN PRODUKSI DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME Yusuf Rusdi, Herry Koesyanto Jurusan

Lebih terperinci

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera peregangan berulang (Repetitive Strain Injury) merupakan nama yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja yang duduk terus menerus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan melalui pembelajaran, penyempurnaan, atau temuan baru secara interaktif, berkolaborasi dengan berbagai kajian

Lebih terperinci

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali Nabilatul Fanny Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan (APIKES) Citra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI (Studi Kasus: Proses Perontokan Padi Di KUD Desa Jatirejo Sawit, Boyolali) Disusun

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP NASKAH PUBLIKASI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN AKHIR DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh: Bekti Lestari

Lebih terperinci

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDER PADA PEKERJA BURUH DI PELABUHAN LAUT MANADO Bella C. D. Larono*, Odi R. Pinontoan*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SENSITIFITAS PADA PEKERJA PEMOTONG RUMPUT DI KOTA PONTIANAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SENSITIFITAS PADA PEKERJA PEMOTONG RUMPUT DI KOTA PONTIANAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SENSITIFITAS PADA PEKERJA PEMOTONG RUMPUT DI KOTA PONTIANAK Taufik Anwar Poltekkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Pontianak e-mail : taufik_poltekkes@yahoo.co.id Abstrak : Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang pesat sekarang ini ternyata membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif bagi manusia. Lama dan

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, UMUR DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO Winita Bobaya*, Grace D. Kandou*, A.J.M Rattu* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 7 (2) (212) 17-176 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KEJADIAN SINDROM KARPAL PADA PEMBATIK Cris Purwandari Mulyawati Agustin Jurusan

Lebih terperinci

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA Christia E. Malonda 1), Paul A.T Kawatu 1), Diana Vanda Doda 1) 1) Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome () pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Rochman Basuki 1, M. Naharuddin Jenie 1, Zimamul Fikri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lebih terperinci