MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
|
|
- Benny Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI DINAMIKA DAN MASALAH KEPENDUDUKKAN DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 ANGGREK TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRAK Sarna Pakaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Integrasi Model Pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) di SMA N 1 Anggrek. Skripsi Program Studi Pendidikan Gegrafi Jurusan Pendidikan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr Nawir Sune, M.Si dan, Pembimbing II Ahmad Zainuri, S.Pd, MT. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi dinamika dan masalah kependudukan melalui integrasi model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) di SMA Negeri 1 Anggrek. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS CI dengan jumlah siswa yang diberikan tindakan selama penelitian sebanyak 30 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi, dan pemberian tes pada akhir siklus pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 20 dari 30 siswa dengan persentase 66,67%. dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 33.33%. Persentase keberhasilan pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pada siklus II terdapat 29 dari 30 siswa yang dikenai tindakan memperoleh ketuntasan dengan persentase sebesar 96,67% dan siswa yang tidak tuntas 3.33%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 76.97% dan mengalami peningkatan pada siklus II 87.67%. untuk ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 66.67% sedangkan pada siklus II menjadi 96.67%. Kata kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Kooperatif Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT). PENDAHULUAN Dunia pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu menjadi penerus dan pelaksanaan pembangunan disegala bidang. Dalam meningkatkan mutu pendidikan maka proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan inti harus ditingkatkan kualitasnya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan optimal.
4 Permasalahan yang sering ditemukan dan terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan. Menurut Ahmadi (2003) rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : (1) faktor dana pendidikan yang relatif masih kecil, (2) faktor sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai, (3) faktor kurikulum yang sangat kurang menunjang peningkatan mutu pendidikan karena masih terlalu sentralistik, tidak realistis terhadap kondisi siswa, (4) faktor kesembrautan sistem administrasi dan manajemen pendidikan, termasuk didalamnya faktor besarnya campur tangan birokrasi pemerintah dan (5) faktor rendahnya mutu guru. Dari lima faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yang dikemukakan oleh Ahmadi di atas, faktor guru merupakan faktor yang sangat menentukan, karena gurulah yang berperan secara langsung dalam proses penyampaian materi pembelajaran kepada siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari kualitas peserta didik. Jika peserta didik mampu menguasai apa yang mereka pelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan maka dapat dipastikan keberhasilan pembelajaran telah tercapai. Untuk mencapai hal tersebut tidak terlepas dari peran serta guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Guru harus mampu menggunakan metode dan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Jika guru tidak mampu menciptakan suasana belajar yang efektif maka akan mengakibatkan suasana belajar menjadi sangat pasif, sehingga motivasi belajar siswa pun akan lemah dan berakibat pada hasil belajar siswa rendah. Dengan adanya pembelajaran geografi membuktikan bahwa geografi merupakan pelajaran yang penting untuk dipelajari oleh peserta didik. Ruang lingkup pembelajaran geografi sendiri meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil pengamatan awal di lapangan, masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurangnya hubungan komununikasi antar guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya, sehingga proses interaksi menjadi vakum bila mendengarkan informasi dari guru. Keterlibatan dalam proses belajar mengajar boleh dikatakan tidak ada, walaupun siswa terlibat maka keterlibatan terlihat sangat minim. Misalnya siswa terlibat hanya sebatas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Disamping itu, terdapat beberapa indikator yang memberikan gambaran tentang belum optimalnya pembelajaran di kelas antara lain : (1) siswa sering keluar kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. (2) siswa nampak malas dan kurang bersemangat untuk memahami pelajaran tersebut dan hasil belajar geografi siswa relativ rendah untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75.(3) pembelajaran pasif terpusat pada guru. Kondisi ini kurang mengembangkan kesadaran berpikir kritis seorang siswa. bukan memahami tetapi hanya menghafal, pada kenyataannya siswa
5 hanya menumpuk pengetahuan dalam arti pasif. Masalah-masalah pendidikan khusunya yang terjadi pada siswa kelas XI IPS C1 di SMA N 1 Anggrek, proses belajar mengajarnya masih memerlukan pembenahan, terutama dalam pencapaian hasil belajar siswa. fakta dilapangan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya keterlibatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini nampak pada minimnya perhatian peserta didik pada saat guru menjelaskan. Rendahnya hasil belajar yang dicapai peserta didik pada saat evaluasi serta kurangnya kemauan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan pada guru sehingga berdampak pada ketuntasan yang telah ditetapkan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : Dari hasil observasi awal ini dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut : 1. Minat belajar Geografi siswa Masih rendah. 2. Daya serap pemahaman siswa terhadap pembelajaran geografi masih rendah dan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.. 3. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. 4. Sebagaian besar siswa tidak terlalu aktif dalam proses pembelajaran 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan Integrasi Model kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) hasil belajar pada materi dinamika dan masalah kependudukan dikelas XI IPS C1 SMA N 1 Anggrek akan meningkat? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelian ini yaitu Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan integrasi model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) pada materi dinamika dan masalah kependudukan dikelas XI IPS C1 SMA N 1 Anggrek. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi siswa 2. Bagi Guru 3. Bagi sekolah BAB II KAJIAN TEORITIS HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 KAJIAN TEORITIS Hasil Balajar Benyamin bloom (dalam Sudajana 2008 : 22-23) secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu : 1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni (C1), Pengetahuan, (C2) Pemahaman, (C3) Aplikasi, (C4) Analisis, (C5) Sintesis, dan (C6) Evaluasi. Adapun ranah kognitif (dalam sudjana 2008 : 23-29) meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. a. Pengetahuan : yaitu kemampuan siswa mengingat apa yang telah dipelajari, salah satu untuk memudahkan siswa
6 mengingat apa yang telah dipelajari yaitu dengan cara membuat ringkasan mengenai materi yang telah dipelajari. b. Pemahaman : yaitu kemampuan siswa dalam menghubungkan suatu fakta dengan konsep yang ada. c. Aplikasi : yaitu penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus abstraksi berupa ideide atau teori-teori. d. Analisis : yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor satu dengan faktor lainnya. e. Sintesis : yaitu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. f. Evaluasi : yaitu merupakan jenjang berpikir paling tinggi dan ranah kognitif. 2. Ranah efektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penelian, organisasi internalisasi. 3. Ranah psikomotor berknaan dengan hasil belajar keterangan dan kemampuan bertindak. Menurut Killer (dalam Mulyono 2003 : 37:39) hasil adalah prestasi actual yang ditampilkan oleh anak. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan hasil belajar yang dimilikinya seperti yang dikemukakan olh Clark (dalam Sudjana 2004 : 22) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh hasil belajar siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. 2.2 Pengertian Model Pembelajaran kooperatif Slavin(2005:8) mengemukakan bahwa, dalam model pembelajaran kooperatif siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang yang heterogen untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dengan sturuktur siswa yang heterogen maka dibutuhkan sikap saling menghargai dan menghormati antar anggota, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap tersebut harus dimiliki oleh setiap anggota kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 2.3 Model Koperatif tipe Teams Asissted Individualization (TAI) Menurut Suyatno (2007:10). Teams Asissted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapain prestasi siswa. Teams Asissted Individualization (TAI) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. 2.4 Model Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Model pembelajaran NHT merupakan teknik yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong
7 peserta didik untuk meningkatkan kerjasama mereka. 2.5 Integrasi Model Pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Integrasi berasal dari bahasa Latin yaitu integer, yang berarti keseluruhan atau seluruh dan bersifat utuh. Integer adalah menggabungkan beberapa bagian sehingga dapat bekerja sama atau membentuk keseluruhan. Secara etimologi integrasi merupakan pembauran yang menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran integrasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dengan model Numbered Head Together (NHT). 1) Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS)/ bahan ajar yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT). 2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. 3) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. 4) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda-beda serta kesetaraan gender. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. 5) Guru membagikan bahan ajar kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. 6) Hasil belajar siswa secara individual yang telah diberikan oleh guru didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. 7) Setelah siswa mendiskusikan hasil belajar mereka, guru kemudian menyebut satu nomor, dan bagi siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama yang disebut oleh guru tersebut mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada temannya yang lain yang ada dalam kelas tersebut. Demikian seterusnya sampai semua nomor dari masingmasing siswa tersebut disebut. 8) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, dan menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah disajikan. 9) Setelah membuat rangkuman, guru memberikan kuis berikutnya kepada siswa secara individual untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa atas materimateri yang telah dibahas. 10) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis. 2.6 Hipotesis Tindakan Berdasarkan judul penelitian, rumusan masalah serta kajian teoritis yang telah diuraikan diatas maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan
8 menggunakan integrasi model pembalajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Number Heads Together (NHT) dalam mata pelajaran geografi materi Dinamika dan Masalah Kependudukan. 2.7 Indikator Keberhasilan Untuk mengukur keberhasilan pada pelaksanaan tindakan ini peneliti menggunakan indikator keberhasilan dan ditetapkan sebagai berikut : 1. Kegiatan guru dalam pembelajaran dikatakan terlaksana dengan baik, jika jumlah persentase aspek berkategori baik (B) dan sangat (SB) mencapai Kegiatan siswa dikatakan terlaksana dengan baik jika jumlah persentase aspek yang berkategori baik dan sangat baik mencapai Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal berhasil jika sebanyak 85% siswa yang memperoleh nilai atau skor minimal 75. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Anggrek, Desa Tolango, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, pada kelas XI IPS C Variabel Penelitian Dalam melakukan penelitian PTK ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan yaitu : Variabel Input Variabel Proses Variabel Output 3.3 Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Tahap Persiapan (Perencanaan) b. Tahap pelaksanaan Tindakan c. Tahap Observasi Dan Evaluasi d. Tahap Analisis dan Refleksi Data dan Sumber Data 1) Data kuantitatif : nilai tes siswa berupa tes essay, data ini menjadi data utama dalam penelitian. 2) Data kualitatif : data aktivitas Guru,aktivitas siswa, serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran). 3.4 Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga cara yaitu : Lembar Pengamatan aktivitas guru Dalam pengamatan ini dilakukan oleh guru geografi SMA N 1 Anggrek selaku pengamat atau observer. Dalam kegiatan ini pengamat mencatat dan menilai aktivitas yang dilakukan oleh peneliti, dalam kegiatan pembelajaran instrument yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas guru ini digunakan untuk menilai aktivitas guru dalam proses pembelajaran didalam kelas, yang dimulai dari membuka pelajaran sampai mengakhiri pembelajaran di kelas Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Lembar ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktivitas siswa didalam kelas pada saat proses belajar mengajar instrument yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas siswa. setiap 10 siswa diamati oleh satu
9 pengamat dan disesuaikan dengan jumlah kelompok Tes Hasil Belajar Lembar tes ini dimaksudkan untuk mengukur taraf penguasaan materi pembelajaran setelah siswa diberi tindakan. Dimana tes yang digunakan berupa bentuk tes uraian yang tidak terbatas. 3.5 Teknik analisis data Setelah menggunakan beberapa instrument penelitian tentunya peneliti mendapatkan informasi dari data hasil tindakan. Langkah selanjuttnya adalah data yang sudah terkumpul tadi diolah dan dianalisis pada saat berlangsungnya penelitian, mulai dari awal pelaksanaan sampai akhir tindakan. a. Kegiatan guru dan kegiatan siswa Untuk mengetahui hasil keterlaksanaan pembelajaran kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar, maka akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Presentase setiap Aspek = jumlah aspek yang dicapai jumla h seluru h aspek 1. Hasil Belajar siswa X 100% Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru melihat ketuntasan belajar yang terdiri dari ketuntasan individual, ketuntasan klasikal, dan nilai rata-rata, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Ketuntasan Perorangan = jumlah skor yang dipe roleh siswa jumla h skor keseluru han X 100 % Ketuntasan Klasikal = jumlah siswa yang memperolah nilai 85% jumla h siswa X 100% Nilai rata-rata = jumlah nilai seluruh siswa jumla h siswa ( Arikunto, 2013:44) X 100% Data yang dianalisis meliputi data hasil pengamatan kegiatan guru, hasil pengamatan aktivitas siswa dan tes hasil belajar dengan penafsiran acuan patokan (PAP) sebagai berikut : Dasar penilaian hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Dinamika dan Masalah Kependudukan melalui integrasi model kooperartif tipe TAI dan NHT dengan skala sebagai berikut : =Sangat Baik = Baik 65 74= Cukup) = Kurang Kurang dari 54 = kurang sekali BAB IV ( Arikunto, 2013:44) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Anggrek pada materi Dinamika Dan Masalah Kependudukan dengan menggunakan Integrasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization (TAI) dan Numbered Head Together C1 (NHT) di kelas XI IPS yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masingmasing siklus mempunyai alokasi waktu dua kali pertemuan. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas hasil belajar siswa.
10 4.1 Tindakan yang dilakukan Siklus I 1. Hasil pengamatan Guru Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 14 aspek pembelajaran yang telah direncanakan dan setiap aspeknya diamati oleh guru pengamat dan hasil analisis datanya disajikan dalam tabel 5. berikut ini. Tabel.5 Hasil Pengamatan kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Kriteria Aspek yang diamati Keterangan aspek (35.71%). Presentase kriteria baik pada pertemuan pertama memperoleh 7 aspek (50%) sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh 6 aspek (42.86%) untuk kriteria cukup pada pertemuan pertama memperoleh 3 aspek (21.43%) dan pertemuan kedua juga memperoleh 3 aspek (21.43%) adapun untuk kriteria kurang pada pertemuan pertama memperoleh 1 aspek (7.14%) dan untuk perrtemuan kedua tidak memperoleh satu aspek pun. Sementara rekapitulasi dari pengamatan pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel 6 : Pertemuan SB B C K F % I SB % B 7 50% C % K % II SB % B % C % K 0 0% Jumlah % Data olahan Pengamatan Kegiatan Guru 2015 Dari tabel 5 diatas, diperoleh gambaran bahwa dari 14 penglolaan aktivitas guru pada kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan integrasi model pembelajaran TAI dan NHT, maka didapatkan hasil dengan kriteria sangat baik memperoleh 3 aspek (21.43%) untuk pertemuan pertama, pada pertemuan kedua memperoleh 5 I 21.43% 50% 21.43% 7.14% II 35.71% 42.86% 21.43% 0% Persentase % (SB+ B) 71.43% 78.57% Persentase rata-rata : 75% Pada tabel 6 ini menunjukkan bahwa dari 14 aspek dalam proses belajar mengajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan integrasi model pembelajaran TAI dan NHT terdapat rata-rata persentase sangat baik adalah 71.43% dan baik 78.57%. jadi rata-rata hanya mencapai 75%. Persentase ini belum dikatakan berhasil sehingga aspek pengelolaan proses aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang belum memenuhi dioptimalkan pada siklus II. 2.Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Hasil pengamatan aktivitas siswa terhadap 30 siswa yang dikenai tindakan selama dua kali pertemuan pada siklus I dengan pertemuan 1 dan 2 belum dikatakan berhasil karena kriteria sangat baik (SB) ditamba baik (B) masih
11 dibawah indikator kinerja yaitu 85% yaitu dimana dari 30 siswa terdapat 16 siswa atau 53,33% yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B),dan 14 siswa atau 46,67% belum mencapai kriteria indikator kinerja. Jadi sebagian siswa belum mencapai hasil yang diharapkan sesuai indikator kinerja. 3. Hasil belajar Berdasrkan hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel.8 Hasil evaluasi belajar siswa siklus 1 No Nilai Frekuensi Presenta se % Kriteria 8 26,67% SB % 12 40% B % 7 23,33% C % 3 10% K % 0 0% KS Jumlah % Data olahan hasil belajar tahun 2015 Berdasakan tabel 8. diatas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil evaluasi siklus I terhadap 30 siswa adalah 76,97% dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 46. Sedangkan yang memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan minimum) yang ditentukan 75 yaitu 20 siswa atau 66.67%. dari data yang diperoleh pada siklus I maka dilakukan refleksi yang mendorong perbaikan pembelajaran ke siklus II. Tingkat kognitif hasil belajar siswa siklus I menunjukkan bahwa untuk C1, yakni 65%, C2, yakni 50%, C3, yakni 80%, dan C4, yakni 10%. Perbedaan presentase dari setiap tingkat kognitif (C1,C2,C3,C4) ini dikarenakan oleh pola atau cara berpikir siswa yang berbeda dan juga kesulitan soal. 4.Tahap Refleksi Dari refleksi yang dilakukan melalui diskusi tersebut serta memperhatikan data hasil pengamatan dan hasil belajar siswa. hasil belajar siswa yang memperoleh nilai 75 keatas hanya berjumlah 66.67% dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus I belum terlaksana secara optimal, sehingga belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Siklus II 1) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 14 aspek pembelajaran yang telah direncanakan dan setiap aspeknya diamati oleh guru pengamat. Data hasil pengamatan kegiatan guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus II dapat dilihat hasil analisis datanya disajikan dalam tabel 11. Pertemuan Tabel.11 Pengamatan Guru Siklus II Kriteria Aspek yang diamati F % I SB % B % C % K 0 0% II SB % B 7 50% C % Keterangan
12 K 0 0% Jumlah % Dari tabel 11 diatas, diperoleh gambaran bahwa dari 14 penglolaan aktivitas guru pada kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan integrasi model pembelajaran TAI dan NHT, pada siklus II maka didapatkan hasil dengan kriteria sangat baik memperoleh 4 aspek (28.57%) untuk pertemuan pertama, pada pertemuan kedua memperoleh 6 aspek (42.86%). Persentase kriteria baik pada pertemuan pertama memperoleh 8 aspek (57.14%) sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh 7 aspek (50%) untuk kriteria cukup pada pertemuan pertama memperoleh 2 aspek (14.29%) dan pertemuan kedua juga memperoleh 1 aspek (7.14%) adapun untuk kriteria kurang pada pertemuan pertama dan kedua tidak memperoleh aspek. Sementara rekapitulasi dari pengamatan pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel 12 : Pertemuan SB B C K I 28.57% 57.14% 14.29% 0% II 42.86% 50% 7.14% 0% Persentase % (SB+ B) 85.71% 92.86% Persentase ratarata : 89.28% Pada tabel 12 ini menunjukkan bahwa dari 14 aspek dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan integrasi model pembelajaran TAI dan NHT terdapat rata-rata persentase sangat baik adalah 85.71% dan baik 92.86%. jadi rata-rata mencapai 89.28%. Persentase ini sudah dikatakan berhasil sehingga aspek pengelolaan proses aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak dilanjutkan lagi ke siklus III. 2. Hasil pengamatan Aktivitas siswa Hasil pengamatan aktivitas siswa yang terdapat pada siklus II dalam proses pembelajaran yang terdapat 12 aspek yang harus diamati dan sesuai dengan integrasi model pembelajaran Team Asisted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) pengamatan terhadap aktivitas siswa dibantu oleh guru mitra dan salah satu teman sejawat. Hasil pengamatan aktivitas siswa terhadap 30 siswa yang dikenakan tindakan selama dua kali pertemuan pada siklus II dengan pertemuan 1 dan 2 sudah dikatakan berhasil karena persentase kriteria sangat baik (SB) ditamba baik (B) yaitu dimana dari 30 siswa terdapat 27 siswa atau 90% yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B) dan 3 siswa atau 10% belum mencapai indikator kinerja. Sehingga pada aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase 36.67%. 3. Hasil belajar siswa Berdasarkan hasil evaluasi tes hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh sebagai berikut : Tabel.14 Perolehan nilai siklus II No Nilai Frekuensi Presentase Kriteria % SB ,67% B % C % K % KS Jumlah % Data olahan hasil belajar tahun 2015
13 Berdasakan tabel 14. dapat diketahui bahwa rata-rata hasil evaluasi siklus II terhadap 30 siswa adalah 87.67% dengan nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 73. Sedangkan yang memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan minimum) yang ditentukan 75. ini menunjukan bahwa kemampuan siswa sudah mengalami peningkatan setiap siklusnya Tingkat kognitif hasil belajar siswa siklus I menunjukkan bahwa untuk C1, yakni 55,89%, C2, yakni 86.67%, C3, yakni 36.67%, dan C4, yakni 40%. Perbedaan presentase dari setiap tingkat kognitif (C1,C2,C3,C4) ini dikarenakan oleh pola atau cara berpikir siswa yang berbeda dan juga kesulitan soal. 4. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir siklus dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang tindakan yang dilaksanakan dalam meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. a. Aktivitas guru pada siklus II meningkat sehingga telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 85% untuk aspek sangat baik dan baik. b. Aktivitas siswa pada siklus II meningkat sehingga telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 85% untuk aspek sangat baik dan baik. c. Tes hasil belajar pada silkus II meningkat sehingga telah mencapai standar ketuntasan lebih 85%. Sebagai bahan perbandingan, berikut disajikan tabel perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.Tabel. 15 Perbandingan Hasil belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Aspek Siklus I Siklus II Nilai Rata-rata 76,97% 87,67% kelas Ketuntasan 66,67% 96,67% Klasikal Tuntas Tidak Tuntas 10 1 Data olahan hasil belajar tahun 2015 PEMBAHASAN Belajar merupakan kegiatan terencana yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Hal itu pula yang menjadi landasan objektif dalam pelaksanaan pembelajaran materi dinamika dan masalah kependudukan melalui integrasi model pembelajaran TAI dan NHT. Hasil yang dicapai akan terlihat dari perubahan kemampuan dalam menguasai materi tersebut. Pada siklus 1 hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes uraian dengan butir soal yang berbeda tingkat ranah kognitifnya. Pada siklus I ranah kognitif aspek CI,C2,C3,C4, sama dengan ranah kognitif disiklus II pada siklus I hasil belajar siswa masih rendah ini dikarenakan ada beberapa aspek dalam kegiatan yang belum berhasil. Aspek itu meliputi, keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas guru dan aktivitas siswa yang belum tercapai pada siklus I yang diberikan oleh guru belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan, dari 30 siswa yang dikenai tindakan dengan menggunakan integrasi model pembelajaran TAI dan NHT pada materi dinamika dan masalah kependudukan dengan KKM 75. Hanya sebanyak 20
14 siswa atau 66.67% yang dinyatakan tuntas dan 10 siswa lainnya atau sebesar 33.33% dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 29 orang atau sebesar 96.67% dan yang tidak tuntas 1 orang atau sebesar 3.33% hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan sebesar 30%. Kegiatan keterlaksanaan pembelajaran yang diamati pertemuan I dan II pada siklus 1 belum mencapai ketuntasan yakni hanya mencapai 53.33% dari 12 aspek yang diamati. Aspek yang belum tercapai yaitu menyiapkan diri untuk belajar, menjawab apersepsi, memperhatikan tujuan pembelajaran, berdiskusi dalam kelompok, mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan teman. Aspekaspek yang belum optimal ini diadakan perbaikan pada pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena telah mengalami peningkatan yaitu aspek-aspek yang tercapai menyiapkan diri untuk belajar, menjawab apersepsi, memperhatikan tujuan pembelajaran,berdiskusi dalam kelompok, mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan teman, mempelajari bahan ajar, mengerjakan kuis secara individual, melakukan refleksi dan menerima penghargaan berdasarkan kelompok. dimana dari 30 siswa ada 27 siswa atau 90% yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B). dan ada 3 siswa atau 10%. sehingga hasil yang diperoleh mengalami peningkatan mencapai 36.67% pada aktivitas siswa. Dengan demikian untuk pengamatan aktivitas siswa sudah berhasil sebab telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Pengamatan aktivitas guru pada siklus 1 dari 14 aspek. Aspek yang diamati belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Dari pertemuan 1 dan 2, dimana hanya mencapai 75% hal ini disebabkan kurangnya persiapan guru dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga pengelolaan pembelajaran belum optimal. Aspek-aspek yang belum mencapai kriteria ketuntasan yaitu mengingatkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan, memberikan apersepsi, memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan, melakukan refleksi. Aspek-aspek yang belum optimal ini diadakan perbaikan pada pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II yang tuntas mencapai 89.28%. karena aspek-aspek yang tidak berhasil pada siklus I sudah optimal dan maksimal dalam mengajar sehingga hasil yang diperoleh mengalami peningkatan mencapai 14.28% pada aktivitas guru. Dengan demikian untuk pengamatan aktivitas guru sudah berhasil sebab telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Peningkatan hasil belajar yang terjadi dari siklus I ke siklus II disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : Pertama, faktor siswa yang sudah mulai terbiasa dengan menggunakan integrasi model pembelajaran yaitu Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT), hal ini disebabkan karena integrasi model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) dilakukan secara berulang dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II sehingga siswa mulai terbiasa dengan menggunakan integrasi
15 model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT). Kedua, dengan integrasi model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) pada siklus II lebih bersemangat dan lebih mengaktifkan siswa. pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi pada sub materinya adalah Sumber data kependudukan dan kuantitas dan analisis demografi akan tetapi pada saat diskusi masih banyak siswa yang belum aktif dalam berdiskusi. Pada siklus ke II masih sama dengan menggunakan metode diskusi dengan sub materi tentang mobilitas penduduk dan pengendaliaannya dan permasalahan kependudukan dan solusinya mereka lebih aktif dalam berdiskusi dibandingkan dengan pada saat proses pembelajaran pada siklus I. Dan yang Ketiga, siswa sudah familiar dengan soal yang diberikan pada waktu diberikan kuis dan tes hasil belajar menggunakan soal yang sama sehingga siswa mampu dan mudah memahami serta menjawab soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Ketiga faktor inilah yang membuat hasil belajar siswa meningkat pada siklus II. Proses pembelajaran yang digunakan pada siswa kelas XI IPS C1 SMA Negeri 1 Anggrek adalah pembelajaran dengan menggunakan integrasi model pembelajaran Team Asisted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang merupakan bagian dari model kooperatif learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya paham dan daya ingat siswa tentang materi yang dijelaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa yang semakin meningkat antara siklus I dan Siklus II. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitiaan yang dilakukan terkait dengan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Integrasi Model Pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) dalam Materi Dinamika dan Masalah Kependudukkan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan integrasi model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan tindakan yang telah diberikan kepada siswa kelas XI IPS C1 SMA N 1 Anggrek. Kec.Anggrek Kab. Gorontalo Utara. Dapat disimpulkan bahwa untuk kegiatan guru dalam pembelajaran yaitu pada siklus I yang mendapat kriteria sangat baik adalah 71.43% dan yang mendapat kriteria baik adalah 78.57%. Sedangkan pada siklus II yang mendapat kriteria sangat baik 85,71% dan yang mendapat kriteria baik 92,86%.Untuk hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I yang memperoleh kriteria sangat baik (SB) yaitu dimana dari 30 siswa terdapat 16 siswa atau 53,33% yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B) mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dimana dari 30 siswa ada
16 27 siswa atau 90% yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B). Sehingga pada aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase 36.67%.Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu dari 30 siswa yang tuntas hanya 20 siswa yaitu mencapai 66,67% dan tidak tuntas mencapai 33,33% sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa yakni sebanyak 96,67% yang dinyatakan tuntas dan siswa yang tidak tuntas hanya 3,33% jadi terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan II sebanyak 30%. Saran 1. Guru diharapkan dapat menerapkan dan menggabungkan dua model pembelajaran seperti Integrasi model pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) dengan baik pada kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila konsep pembelajaran dan situasi belajar mendukung untuk menggunakan model atau metode pembelajaran tersebut. 2. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pembaca khususnya pendidik untuk melakukan penilitian sejenis pada mata pelajaran atau konsep pelajaran yang lain. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi para pendidik untuk dapat menemukan metode atau model pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A PsikologiPendidikan. Edisi Revisi, PT. Jakarta: Rineka Ciptadiruang. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Mulyono Abdurrahman Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar : Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana. Nana Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Agresindo Sudjana.Nana.2008.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung:Remaja Rosdakarya. Slavin, Robert Cooperatif Learning, Bandung, Nusa Media. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Aktif. Surabaya: Musmedia Buana Pustaka
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Karakteristik Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh satu orang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri I Gorontalo dengan jumlah siswa 34 orang dan I orang guru mitra.
Lebih terperinciHeri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 4 Bajugan Pada Operasi Hitung Campuran Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang,
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran jurusan di sekolah menengah atas sehingga pelajaran geografi perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SD N
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek
Lebih terperinciLia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciAidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 TAMBAN PADA MATERI AJAR KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Aidha Yuliandary, Zainuddin,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari Kabupaten Boalemo. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam penelitian ini memiliki
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV pada semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 11
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMA AL-YUSRA kota Gorontalo tepatnya pada
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMA AL-YUSRA kota Gorontalo tepatnya pada kelas X B yang jumlahnya 34 siswa yang terdiri dari 15 siswa
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciKata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013
Lebih terperinciFrekuensi Persentase Rata-rata Selang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman konsep matematika merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pembelajaran. Pemahaman konsep membuat siswa lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10
III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa 33 orang
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah
Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 SD Negeri 02 Sawangan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Sawangan Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan-tindakan tertentu
Lebih terperinciPenerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDn 3 Tonggolobibi
Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDn 3 Tonggolobibi I Gede Budi Astrawan Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciSuparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII-1 SMPN 25 PEKANBARU 0823-8848-1697 SMP Negeri 25 Pekanbaru 98
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. istilah yang digunakan dalam skripsi ini akan dijelaskan sebagai berikut:
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka beberapa istilah yang digunakan dalam skripsi ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran biologi disekolah. Sistem gerak merupakan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII A SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
Lebih terperinciOleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VIIIA MTS SUDIRMAN GETASAN KAB. SEMARANG
Lebih terperinciMeningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu
Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Sarnita Y. Bau, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciPenerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS
Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciSri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri
Lebih terperinciPenerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna
Lebih terperinciAkhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Setting Penelitian Penelitian ini termasuk PTK yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kepoh Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut
Lebih terperinciOleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek
46 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPS MATERI PELAKU EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
Lebih terperinciIkmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin
Lebih terperinciAgusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 216 ISSN 2477-224 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SD Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 05
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VII B MTs Miftahul Huda yang beralamat di Jleper, Mijen Demak. 2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO
232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:
Lebih terperinciSuherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, setting penelitian dan subjek penelitian, sasaran penelitian, data dan cara pengambilannya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Muslikah (2010: 32) mendefinisikan
Lebih terperinciBerkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 TAMBAN PADA MATERI AJAR KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Aidha Yuliandary, Zainuddin,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi Pecahan
Lebih terperinciVita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 KECAMATAN BUNGKAL Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian di kelas IV SD Negeri Kalibalik 03 Kecamatan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT
DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,
Lebih terperinciProdi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh Corresponding Author:
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Konsep Mol Kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh Tahun Ajaran 2015/2016
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Oleh: Ita Wahyu Pratiwi 11144100149 Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Karangrejo 01 Kecamatan Juwana Kebupaten Pati pada siswa kelas 3 dengan
Lebih terperinciJurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KUSAMBI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN PEDOSFER Sardila 1, Ramli
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta
Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta Hanafi Pontoh, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun
Lebih terperinciMENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG
MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG KARYA ILMIAH OLEH : TEGUH RIYANTO NIM : A1D109057 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan melalui Lesson Study dengan
Lebih terperinciTiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Tiamsa Napitupulu Guru Mata
Lebih terperinciJurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA
Lebih terperinciQUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm. 141-146 141 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER DAYA ALAM MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciX f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:
Lebih terperinci