ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BLENDED LEARNING (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK
|
|
- Utami Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BLENDED LEARNING (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK Muhamad Ali Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta muhal.uny@gmail.com Website : dan Abstract The ultimate goal of this research is to measure and analyse the effect of blended learning model in Electromagnetic Fields Course. Blended Learning Model is a combination between conventional class room learning and e-learning systems. Research conducted by class action research (CAR) model that was developed by Kemmis and Taggart. Modification of this model was done to fulfilled the need assesment in Electromagnetic Fields Course. This research was done by doing learning in class room and e-learning in several cycle until the indicator of this research was achieved. Analyze will be done by direct observation in class room learning, analyze from the e-learning report, questionnaire to the students and test. This result of this research shown that the blended learning model (combination class room learning and e-learning) give significant result in increasing the motivation and result study of the students. Students s motivation was increased in Electromagnetic fields course by using blended learning that was shown by frecuency and duration of students in learning, activity student in forum discussion, respond in class room and e-learning. The result from students s quesitonnairy was get that the average score is 3.22 in motivation and 3.24 in benefit of using blended learning model. The student s competence was increased from 58.6 (pre test) to 73.4 (post test) in the second cycle action class. Keyword: blended learning, class room, e-learning, electromagnetic fields 1
2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata kuliah Medan Elektromagnetik merupakan salah satu mata kuliah yang sudah lama diajarkan dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro FT UNY. Mata kuliah Medan Elektromagnetik bersifat teori dan diberikan pada semester tiga dengan nilai kredit dua SKS. Mata kuliah Medan Elektromagnetik merupakan mata kuliah penunjang bagi mata kuliah penting di Jurusan Elektro diantaranya adalah Transformator, Motor Listrik, Sistem Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik, Sistem Telekomunikasi dan mata kuliah lainnya yang membutuhkan konsep kelistrikan dan kemagnetan. Mata kuliah Medan Elektromagnetik termasuk jenis mata kuliah yang cukup sulit untuk dipelajari dan mengandung banyak muatan kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa. Kesulitan mahasiswa terkait dengan unsur matematika yang spesifik yaitu analisis vektor, sistem koordinat baik dua maupun tiga dimensi baik koordinat kartesius, tabung maupun bola, persamaan differensial yang berkenaan pengaruh medan listrik dan magnet dan kaitannya dengan sifat-sifat gelombang, integral yang bekaitan dengan sifatsifat perubahan dinamis. Kompleksitas mata kuliah Medan Elektromagnetik memerlukan dukungan yang kuat dari mata kuliah sebelumnya yaitu Dasar Elektro, Fisika Terapan, Matematika Terapan dan Matematika Teknik. Metode pembelajaran yang selama ini dilakukan adalah dengan metode pembelajaran di kelas yaitu dengan ceramah, diskusi dan latihan mengerjakan soal. Pada metode ini dosen dan mahasiswa berpedoman pada buku teks dan modul kuliah yang dikembangkan oleh dosen yang bersangkutan. Ada kalanya dosen menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis multimedia dengan program computer yang ditampilkan melalui layar LCD Viewer. Akan tetapi karena keterbatasan peralatan yang ada dan banyaknya materi yang harus disampaikan, metode pembelajaran kuliah di kelas dengan media pembelajaran sering kali tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Pengajar lebih memfokuskan pada pencapaian materi yang dibebankan pada SAP dan silabus. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses belajar mengajar di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, ternyata proses belajar mengajar yang digunakan hanya mengandalkan pembelajaran 2
3 konvensional yang mensyaratkan pertemuan secara langsung antara mahasiswa dan dosen. Kenyataan yang ada jumlah ruang kelas yang ada Cuma 3 kelas untuk perkuliahan teori padahal terdapat banyak mahasiswa baik dari S1 Teknik Elektro, S1 Mekatronika, D3 Reguler maupun D3 Non Reguler yang menggunakan kelas yang sama sehingga pengaturan jadwal menjadi sangat padat. Di sisi lain kalender akademik di Indonesia mempunyai banyak hari libur dan perkuliahan berjalan selama 5 hari (seninjumat). Hal ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas pembelajaran yang berdampak pada kurangnya kompetensi mahasiswa. Berkaitan dengan mata kuliah Medan Elektromagnetik, karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan banyaknya muatan materi pada mata kuliah ini menjadikan motivasi belajar mahasiswa menjadi rendah. Mahasiswa merasa bahwa mata kuliah ini susah dipelajari dan cakupan materinya cukup banyak sehingga mereka sudah apriori yang berakibat pada menurunnya motivasi dan semangat belajar pada mata kuliah ini. Kenyataan ini diperparah oleh adanya cerita yang tidak kondusif dari mahasiswa yang perbah mengikuti kuliah ini dan mendapatkan nilai yang kurang baik. Hal ini berdampak pada hasil belajar mahasiswa yang diidikasikan dengan nilai A dan B yang masih sedikit. Kebanyakan mahasiswa memperoleh nilai B-, C dan D. Permasalahan-permasalahan seperti yang telah dikemukan di atas memerlukan usaha penyelesaian yang tidak mudah untuk dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan untuk memberikan solusi dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi mahasiswa pada mata kuliah Medan Elektromagnetik. Melalui model blended learning (kombinasi pembelajara di kelas dan e-learning), proses pembelajaran tidak hanya terbatas di kelas melainkan dapat dikembangkan di luar kelas tanpa terhalang oleh ruang dan waktu. Mahasiswa dan dosen dapat melakukan proses pembelajaran tanpa harus bertemu di kelas melainkan cukup melalui media komputer dalam jaringan. B. PERUMUSAN MASALAH Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan pada penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana penerapan model blended learning pada Mata Kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY? 3
4 2. Bagaimana motivasi mahasiswa terhadap penerapan model blended pada Mata Kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY? 3. Seberapa besar manfaat yang akan didapat dengan diimplementasikannya model blended learning bagi mahasiswa, dosen dan Jurusan? C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik menggunakan sistem e-learning di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. Secara rinci tujuan yang akan dicapai sebagai berikut : 1. Menerapkan model blended learning pada mata kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY 2. Mengukur motivasi mahasiswa terhadap penerapan model blended pada Mata Kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY 3. Mengetahui manfaat yang akan didapat dengan diimplementasikannyasistem model blended learning bagi mahasiswa, dosen dan Jurusan Manfaat Penelitian Dengan implementasi Model Blended Learning pada mata kuliah Medan Elektromagentik, diharapkan proses belajar mengajar dapat ditingkatkan baik frekuensi perkuliahan maupun kontensnya. Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pembelajaran dengan memanfaatkan pembelajaran di kelas dan e-learning. Sistem e-learning hanya menjadi pelengkap pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY, bukan untuk menggantikan sistem pembelajaran yang selama ini sudah berjalan. 4
5 BAB II KONSEP PENGEMBANGAN DAN TINJAUAN TEORITIK A. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pemerintah telah menggariskan masalah pendidikan yang tertuang dalam Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun Dalam Undang-undang ini pemerintah menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Salah satu misi pendidikan nasional adalah meningkatkan profesionalisme peserta didik dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional maupun global. Strategi pembangunan pendidikan meliputi : pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta pengembangan kecakapan hidup (UU Sidiknas, 2003). Suderajat (2004) menjelaskan bahwa konsep pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu pendidikan kecakapan hidup, kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Kecakapan hidup didefinisikan sebagai suatu kecakapan mengaplikasikan kemampuan dasar keilmuan atau kemampuan dasar kejuruan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga bermakna dan bermanfaat bagi peningkatan taraf kehidupan serta harkat dan martabatnya, dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Dalam pembelajaran terkandung dua dimensi yaitu proses dan materi yang sesuai dengan pembelajaran konstruktivistik. Lebih lanjut (Suderajat, 2004) menjelaskan bahwa konsep-konsep keilmuan tidak dapat ditransfer oleh guru kepada siswa, melainkan siswa itu sendiri yang harus membangun keilmuan dari informasi yang didapatnya. Dalam pembelajaran siswa harus mengintegrasikan ketiga domain afektif, kognitif dan psikomotorik. Dengan demikian dimensi dalam pembelajaran meliputi dimensi proses, dimensi materi dan dimensi aplikasi. 5
6 Proses Aplikasi Konsep Gambar 1: Tiga dimensi tujuan pembelajaran berbasis kompetensi Dalam rangka mencapai pembelajaran konstruktivistik diperlukan media untuk membantu peserta didik menyusun pengetahuan yang dipelajarinya. Media yang dimaksud berupa model yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajarinya. Dosen sebagai pendidik dalam pembelajaran berfungsi sebagai motivator, dan fasilitator dalam rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai peserta didik. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan. B. Sistem Pembelajaran 1. Sistem Pembelajaran Konvensional Sistem pembelajaran konvensional dicirikan dengan adanya pertemuan antara pelajar dan pengajar untuk melakukan proses belajar mengajar (Farhad, 2001). Metode ini sudah berlangsung sejak dahulu dan masih dikembangkan hingga saat ini guna memenuhi tujuan utama pengajaran dan pembelajaran. Seiring dengan perkembangan kebutuhan pembelajaran dimana peserta belajar semakin banyak dan terdistribusi di berbagai daerah yang terpisah secara geografis, metode konvensional menghadapi kendala yang berkaitan dengan keterbatasan tempat, lokasi dan waktu penyelenggaraan dengan semakin meningkatnya aktifitas pelajar dan pengajar. Di sisi lain pergeseran paradigma sistem pengajaran juga muncul pada transfer ilmu pengetahuan yang pada mulanya lebih menekankan pada proses mengajar (teaching), berbasis pada isi (content base), bersifat abstrak dan hanya untuk golongan tertentu (pada proses ini pengajaran cenderung pasif), tetapi saat ini pendidikan mulai bergeser pada proses belajar (learning), berbasis pada masalah (case base), bersifat kontekstual dan tidak terbatas 6
7 hanya untuk golongan tertentu sehingga pelajar dituntut untuk lebih aktif mempelajari dan mengembangkan materi pelajaran dengan mengoptimalkan sumber-sumber lain. Perubahan paradigma pembelajaran pada mulanya diawali dengan timbulnya berbagai masalah, hambatan dan kekakuan sistem pembelajaran konvensional diantaranya; keterbatasan tempat, lokasi, waktu dan usia. Dengan adanya perubahanperubahan tersebut, tuntutan masyarakat dan juga keinginan untuk memberikan kesempatan pendidikan atau pelatihan bagi mereka yang mempunyai keterbatasan jarak dan waktu, maka muncullah kebutuhan belajar jarak jauh. 2. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan suatu metode instruksional antara pengajar dan pelajar untuk memberikan kesempatan belajar tanpa dibatasi oleh kendala-kendala; waktu, ruang dan tempat serta keterbatasan sistem pendidikan tradisional (Eileen dalam Ali, 2007). Pada sistem pembelajaran jarak jauh, pelajar tidak perlu hadir dalam kelas, mendengarkan pengajar mengajar, dan seterusnya, tetapi cukup belajar di mana saja, mengerjakan soal-soal latihan seperti yang terjadi pada metode pembelajaran tradisional. Interaksi antara pengajar dan pelajar masih tetap berlangsung dengan media yang memungkinkan interaksi tersebut terjadi. Seringkali belajar jarak jauh diartikan sama dengan pendidikan jarak jauh. Tetapi hal ini kurang tepat karena sebenarnya belajar jarak jauh merupakan hasil dari proses pendidikan jarak jauh. Belajar jarak jauh lebih menekankan kepada bagaimana seorang pelajar dapat belajar dengan baik tanpa terhalang oleh batasan jarak dan waktu. Sedangkan pendidikan jarak jauh menekankan kepada bagaimana suatu proses pengajaran yang dilakukan oleh pengajar dapat diterima oleh pelajar dengan baik tanpa terhalang oleh batasan jarak (Eileen dalam Ali, 2007). Meskipun mempuyai definisi yang sedikit berbeda. Konsep pendidikan jarak jauh dan belajar jarak jauh mempunyai beberapa kesamaan, yang membedakannya dengan konsep pendidikan tradisional yaitu : Perbedaan lokasi antara pengajar dan pelajar Pengaruh organisasi pendidikan 7
8 Pengunaan teknologi sebagai media untuk menyatakan pengajar dan pelajar dan juga penyampaian bahan pengajaran Ketersediaan komunikasi dua arah antara pengajar, pelajar, dan administrator. 3. Perkembangan Teknologi Pembelajaran Media yang digunakan dalam menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh tergantung pada sistem pengantaran/penyampaian yang digunakan. Teknologi korespondensi, voice/audio, video dan yang berbasis komputer sampai kepada penggunaan intranet dan internet merupakan teknologi-teknologi yang digunakan sebagai media penyampaian materi pelajaran. Berdasarkan waktu terjadinya proses belajar mengajar, terdapat dua jenis sistem pembelajaran jarak jauh yaitu Synchronous dan Asynchronous. Pada sistem synchronous, pelajar dan pengajar berada dalam waktu bersamaan, sedangkan dalam sistem Asynchronous pengajar dan pelajaran tidak berada dalam waktu yang bersamaan Sistem Korespondensi Teknologi yang digunakan pada mulanya menggunakan korespondensi dan merupakan sistem pembelajaran jarak jauh yang paling sederhana dan umum, yaitu semacam Universitas terbuka yang berlangsung di beberapa negara termasuk di Indonesia. Sistem ini menggunakan materi-materi cetakan (printed materials) yang dikirim secara berkala. Materi yang dikirim dapat berupa diktat, studi kasus, silabus/rangkuman, dan buku kerja. Pennsylvania State University merupakan salah satu universitas pertama yang menggunakan teknologi cetakan dan layanan pos. Pada tahun 1886 yang membentuk jaringan pembelajaran jarak jauh untuk komunikasi antara pengajar dan pelajarnya yang kemudian dikenal sebagai correspondence education (Farhad, 2001) Web Based Learning Lahirnya sistem pembelajaran jarak jauh berbasis Web (web Distance Learning) menjadi awal berkembangnya teknologi informasi di bidang pendidikan. Web-based learning termasuk salah satu metode dan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pada Web-Based learning, penyampaian dan akses materi pengajaran dilakukan melalui media elektronik menggunakan Web sever untuk menyampaikan 8
9 materi, Web browser untuk mengakses materi pelajaran, dan TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) dan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) sebagai protocol untuk melakukan komunikasi. TCP/IP digunakan sebagai protocol komunikasi untuk menghubungkan komputer Host ke internet, sedangkan HTTP merupakan protocol yang digunakan pada World Wide Web yang menentukan format data, cara transmisinya, aksi Web Sever, Web Browser untuk merespon berbagai perintah yang diterima. Web-based learning memungkinkan penyelenggaraan distance teaching maupun distance learning baik itu dalam mode synchronous atau asynchronous. Fasilitasfasilitas berbasis Web yang digunakan antara lain e-mil, discussion forums, video conferencing dan live lecture. Berdasarkan metode penyampaian tersebut maka dapat dibentuk suatu definisi tentang pembelajaran jarak jauh berbasis web yaitu menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan aplikasi web. Karakteristik Web based learning diantaranya : (Alan 2001) Materi belajar disusun dalam bentuk text, grafik dan elemen multimedia seperti video, audio dan animasi; Komunikasinya secara synchronous atau asynchronous seperti video confrerencing, chat room atau forum diskusi Penyimpanan, perawatan dan administrasi materi ada pada Web server Menggunakan TCP/IP sebagai fasilitas komunikasi antara pelajar dan materi belajar dan/atau sumber lain Homepage kuliah Homepage kuliah merupakan informasi singkat mengenai suatu kuliah yang bisa berdiri sendiri atau mempunyai link dengan homepage lain (Eigen, 2001). Homepage kuliah berisi; silabus, latihan-latihan soal, referensi, literature, dan riwayat pengajar, Link yang disediakan harus bermanfaat untuk pelajar, misalnya link dengan data penelitian atau untuk akses katalog perpustakaan atau dengan homepege pelajar lain. Selain itu juga dapat menghubungkan pelajar ke daftar diskusi atau listserv yang di setup untuk komunikasi pelajar. 9
10 Elemen-lemen yang ada dalam hompage kuliah : Informasi kuliah dan pengajar : termasuk didalamnya topik kuliah, waktu kuliah, informasi, texbook, tujuan kuliah dan sistem kuliah. Komunikasi kelas; menyediakan akses ke pengajaran, link ke grup diskusi yang diset-up untuk komunikasi pelajaran ke pelajaran dan menyediakan form untuk pelajaran agar dapat digunakan untuk melaporkan permasalahan-permasalahan. Penilaian dan test. Materi yang digunakan kuliah; membuat catat kuliah dan handout yang disediakan baik sebagai web page atau file yang bisa di download. Demonstrasi, animasi, video, audio. Referensi materi; daftar materi dalam bentuk print atau elektronik sebagai pelengkap texbook. Link dengan perpustaan kampus atau ke kampus lain. Hompage kuliah telah menekankan kepada pemberian dukungan proses belajar mengajar pada sistem web-based learning atau sistem belajar tradisional dengan mode komunikasinya asynchronous Virtual class Virtual class pada dasarnya hanya menyelenggarakan pembelajaran untuk satu bidang khusus tertentu saja, misalnya menyelenggarakan instruksional dibidang teknik instalsi, teknik kendali, computer atau medan elektromagnetik. LAN Connected End-points Company Internet Student with LAN access Instructor Student with Internet access Public Network The Internet Server Student with Internet access Gambar 2 Virtual Classroom 10
11 Virtual class umumnya bentuk dari real time Lectures sebagai solusi Web based learning pada mode synchronous dengan cara ini memungkinkan untuk menyelenggarakan kuliah secara live dan pelajar dapat mengikutinya dimanapun dia berada dengan tersedianya akses ke internet situasinya sama seperti kelas tradisional, tetapi secara fisik tidak pernah dijumpai keberadaan kelas tersebut. Kegiatan kuliah terjadwal, komunikasi secara synchronous dan asynchronous, teknologi yang digunakan : internet, teleconfrence, videoconfrence, video, TV, CDROM. (Chu, 1998) Beberapa contoh situs yang menyelenggarakan virtual class : Sistem Electronic Learning (E-Learning) Sistem e-learning merupakan bentuk pendidikan jarak jauh yang menggunakan media elektronik sebagai media penyampaian materi dan komunikasi antara pengajar dengan pelajarnya (Wikipedia, 2009). Istilah e-learning merupakan istilah yang umumnya digunakan dalam bisnis. e-learning adalah istilah yang paling baru pada sistem pendidikan jarak jauh (distance education) dan istilah ini diperuntukkan bagi pembelajaran secara elektronik termasuk media komputer dan telekomunikasi. (Int 1996). Sampai sekarang masih belum ada standard yang baku baik dalam hal definisi maupun implementasi e-learning menjadikan banyak orang mempunyai konsep yang bermacam-macam. E-learning merupakan kependekan dari electronic learning (Sohn, 2005). Salah satu definisi umum dari e-learning diberikan oleh (Gilbert & Jones dalam Surjono 2007), yaitu: pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CDROM, dan computer-based training (CBT). Definisi yang hampir sama diusulkan juga oleh the Australian National Training Authority (2003) yakni meliputi aplikasi dan proses yang menggunakan berbagai media elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive TV and CD-ROM guna mengirimkan materi pembelajaran secara lebih fleksibel. The ILRT of Bristol University (dalam Surjono, 2007) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan penilaian. Udan and Weggen (dalam Suryono, 2007) 11
12 menyebutkan bahwa e-learning adalah bagian dari pembelajaran jarak jauh sedangkan pembelajaran on-line adalah bagian dari e-learning. Di samping itu, istilah e-learning meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based learning, web-based learning, virtual classroom, dll; sementara itu pembelajaran on-line adalah bagian dari pembelajaran berbasis teknologi yang memanfaatkan sumber daya Internet, intranet, dan extranet. Lebih khusus lagi Rosenberg (dalam Surjono, 2007) mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi Internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja. Stasiun radio merupakan media elektronik pertama yang digunakan sebagai media penyampaian materi yaitu dengan menggunakan gelombang radio (pertama kali lisensinya diberikan kepada Latter Dya Saints, Universitas Salt City pada tahun 1921). (Farhad, 2001). Media lain yang dapat digunakan diantaranya TV kabel. Pelajaran yang mengikuti pelajaran harus berlangganan TV kabel dan mengikuti pelajaran melalui siaran televisi yang ada. Iowa State University mendapat lisensi dari Federal Communication Commission (FCC) untuk menyelenggarakan educational television (ETV) pada tahun 1945 dan menjadi penyelenggara ETV pertama didunia dan kemudian menjadi program pendidikan melalui televisi (televising sducational program) pada tahun Sistem ini lebih interaktif namun masih memiliki berbagai kendala dan kelemahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pertengahan tahun 1980, teknologi pembelajaran jarak jauh mulai bergeser ke pemakaian jaringan komputer untuk menyelenggaran pengajaran dan pembelajaran. Kaitan antara berbagai istilah yang berkaitan dengan e-learning dan pembelajaran jarak jauh dapat diilustrasikan dalam gambar di bawah (Surjono, 2007). 12
13 Gambar 3. Klasifikasi Pembelajaran Jarak Jauh Implementasi E-Learning Implementasi sistem e-learning dewasa ini sangat bervariasi, namun semua itu didasarkan atas suatu prinsip bahwa e-learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian materi pembelajaran melalui media elektronik atau Internet sehingga peserta didik dapat mengaksesnya kapan saja dari seluruh penjuru dunia. Ciri pembelajaran dengan e-leaning adalah terciptanya lingkungan belajar yang fleksibel dan terdistribusi. Fleksibilitas menjadi kata kunci pada sistem e-learning. Peserta didik menjadi sangat fleksibel dalam memilih waktu dan tempat belajar karena mereka tidak harus datang di suatu tempat pada waktu tertentu. Dilain pihak, pengajar dapat memperbaharui materi pembelajarannya kapan saja dan dari mana saja. Dari segi isi, materi pembelajaranpun dapat dibuat sangat fleksibel mulai dari bahan kuliah yang berbasis teks sampai materi pembelajaran yang sarat dengan komponen multimedia. Namun demikian kualitas pembelajaran dengan e-learning pun juga sangat fleksibel atau variatif, yakni bisa lebih jelek atau lebih baik dari sistem pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan sistem e- learning yang baik diperlukan perancangan yang baik pula. Dalam merancang sistem e-learning perlu mempertimbangkan dua hal, yakni peserta didik yang menjadi target dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Pemahaman atas 13
14 peserta didik sangatlah penting, yakni antara lain adalah harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti e-learning, kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan, keterbatasan bandwidth, beaya untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan untuk menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta pengetahuan awal. Sistem e-learning dapat diimplementasikan dalam bentuk asynchronous, synchronous, atau kombinasi keduanya. Contoh e-learning asynchronous banyak dijumpai di Internet baik yang sederhana maupun yang terpadu melalui portal e-learning. Sedangkan dalam e-learning synchronous, pengajar dan siswa harus berada di depan komputer secara bersama-sama karena proses pembelajaran dilaksanakan secara live, baik melalui video maupun audio conference. Selanjutnya dikenal pula istilah blended learning yakni pembelajaran yang menggabungkan semua bentuk pembelajaran misalnya on-line, live, maupun tatap muka (konvensional) Teknologi Sistem e-learning Sistem e-learning yang banyak dikembangkan dan diimplementasikan adalah sistem e-learning berbasis web. Untuk mengimplementasikan pembelajaran e-learning berbasis web dibutuhkan infra struktur jaringan komputer yang sudah terbentuk secara menyeluruh. Gambar 4. Arsitektur jaringan sistem e-learning 14
15 a. Software Pengembangan sistem e-learning memerlukan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Karena sistem e-learning yang akan dikembangkan adalah berbasis pada aplikasi jaringan sehingga diperlukan perangkat lunak yang meliputi : Sistem Operasi, untuk server diperlukan sistem operasi server yang menggunakan Linux. Pemilihan sistem operasi ini karena sistem operasi ini merupakan sistem open source sehingga bersifat free. Karena sifatnya yang open source menjadikan sistem operasi Linux menjadi sangat handal karena setiap ada bug selalu cepat diupdate oleh komunitas. Web Server, karena sistem e-learning yang akan dikembangkan berbasis web, maka diperlukan sebuah perangkat lunak web server. Software yang akan digunakan untuk web server adalah Apache. Apache merupakan web server yang handal dengan ukuran yang kecil dan sifatnya open source. Lebih dari 50 % web server di dunia menggunakan Apache (Http// Database Server, karena materi yang akan ditampilkan dalam sistem e-learning relatif besar sehingga perlu dikelola dengan software khusus yang menangani database. MySQL Server merupakan salah satu software database server yang sangat handal dengan ukuran yang relatif kecil dan juga open source sehingga legal untuk digunakan (Http// Web Viewer, untuk menampilkan informasi yang diminta oleh klien perlu digunakan kode tertentu sehingga dapat dimengerti oleh komputer server. Kode program yang akan digunakan adalah PHP. Program PHP merupakan program web viewer yang handal yang mampu menampilkan informasi secara dinamis. Dengan ukuran yang relatif kecil, kemampuan yang hebat dan dukungan software lainnya menjadikan PHP menjadi program web viewer yang banyak digunakan dalam aplikasi berbasis web. Web Browser digunakan untuk mengakses halaman web di komputer klien. Software web browser yang digunakan tergantung dari komputer klient yang akan mengakses e-learning yang dapat berupa Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Netscape Communicator dan program web browser lainnya. Sistem e-learning yang akan dikembangkan harus dapat kompatibel terhadap 15
16 program web browser yang ada sehingga dapat diakses oleh berbagai mesin yang berbeda dengan baik. b. Hardware Perangkat keras yang digunakan dalam sistem e-learning tidak berbeda dengan sistem jaringan komputer. Adapaun hardware yang diperlukan adalah sebagai berikut : Komputer Server sebagai sistem yang akan melayani permintaan dari klien Komputer database Server yang berfungsi untuk menyimpan database materi pembelajaran dan data-data yang diperlukan dalam sistem e-learning. Komputer klien yang digunakan untuk interface dalam mengakses ke sistem e-learning. Untuk komputer klien dapat berjumlah lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan. Idealnya jumlah komputer klien disesuaikan dengan perbandingan jumlah mahasiswa yang perlu mengakses sistem e-learning. Hub/Switch yang digunakan untuk menghubungkan komputer server dengan klient. Kabel Jaringan yang digunakan sebagai sarana fisik untuk menghubungkan antara komputer klien ke komputer server. Penggunaan kabel jaringan dapat diganti dengan sistem tanpa kabel menggunakan WLAN (Wireless LAN). 2. E-Learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY (Elco Cyber Class) Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro melalui tim IT telah membangun sistem e-learning yang diberinama Elco Cyber Class. E-learning Elco Cyber Class diimplementasikan dengan paradigma pembelajaran online terpadu menggunakan LMS (Learning Management System) yang sangat terkenal yaitu Moodle. Sistem E-learning ini telah berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat diakses melalui URL: Dengan adanya sistem e-learning ini para dosen dapat mengelola materi perkuliahan, yakni: menyusun silabi, meng-upload materi perkuliahan, memberikan tugas kepada mahasiswa, menerima pekerjaan mahasiswa, membuat tes/quiz, memberikan nilai, memonitor keaktifan mahasiswa, mengolah nilai mahasiswa, berinteraksi dengan mahasiswa dan sesama dosen melalui forum diskusi dan chat, serta fasilitas-fasilitas lainnya. Di sisi lain, mahasiswa dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran, 16
17 berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen, melakukan transaksi tugas-tugas perkuliahan, mengerjakan tes/quiz, melihat pencapaian hasil belajar, dll. Salah satu keuntungan bagi dosen yang membuat mata kuliah online berbasis LMS adalah kemudahan. Hal ini karena dosen tidak perlu mengetahui sedikitpun tentang pemrograman web, sehingga waktu dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk memikirkan konten (isi) pembelajaran yang akan disampaikan. Disamping itu dengan menggunakan LMS Moodle, maka kita cenderung untuk mengikuti paradigma elearning terpadu yang memungkinkan menjalin kerjasama dalam knowledge sharing antar perguruan tinggi besar di Indonesia (melalui INHERENT). Saat ini (Oktober 2007) sistem e-learning Elco Cyber Class baru mengakomidir sekitar 199 mata kuliah dengan dosen sebanyak 96 dan user sebanyak E-learning UNY akan terus disosialisasikan ke seluruh civitas akademika UNY, sehingga semakin banyak warga UNY yang memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar. Tampilan halaman depan dari e-learning Elco Cyber Class Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY ( dan dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 5. Tampilan E-Learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Elco Cyber Class) 17
18 3. Blended Learning (Kombinasi Pembelajaran di Kelas dan E-Learning) Blended learning merupakan istilah yang sekarang ini banyak digunakan pada model pembelajaran dimana implementasi pembelajaran dilakukan melalui kombinasi antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan menggunakan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (Thorne, 2003). Istilah blended learning telah digunakan untuk menjelaskan berbagai konteks pembelajaran yang mengkaitkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi baik pada sektor korparat, pembelajaran jarak jauh, pengembangan profesionalisme dan di perguruan tinggi (Purwaningsih, 2009). Lebih lanjut Purwaningsih menjelaskan bahwa kecenderungan implementasi di berbagai pendidikan tinggi adalah menggunakan kombinasi antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran online. Peraturan akademik yang ada di berbagai perguruan tinggi yang masih mensyaratkan pembelajaran secara konvensional menyebabkan pembelajaran e-learning tidak dapat semata-mata menggantikan pembelajaran konvensional. Berbagai riset menyatakan bahwa e-learning mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa (Ali, 2007), e-learning mampu meningkatkan hasil belajar (Chandra, 2007), e-learning efektif digunakan untuk mengukur kompetensi mahasiswa (Alan, 2008). Melalui pertimbangan ini maka konsep blended learning menjadi salah satu model pembelajaran yang patut dikembangkan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan. Blended learning dipandang sebagai pendekatan pedagogis yang menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran ketimbang dilihat dari seberapa besar delivery system antara face-to-face dibandingkan dengan secara online. Blended learning mengkombinasikan secara arif, relevan dan tepat antara potensi face-to face dengan potensi teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat berkembang saat ini sehingga memungkinkan: Terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran dari yang dulunya lebih berpusat pada guru menuju paradigma baru yang berpusat pada siswa (student-centered elarning). Terjadinya peningkatan interaksi atau interaktifitas antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa/guru dengan konten, siswa/guru dengan sumber belajar lainnya. 18
19 Terjadinya konvergensi antar berbagai metode, media sumber belajar serta lingkungan belajar lain yang relevan. Blended learning dapat juga dipandang sebagai suatu kontinuum antara tatap muka konvensional sampai dengan online penuh. Dengan demikian ada beberapa bentuk kontinum blended learning, diantaranya adalah sebagai berikut: Online penuh, dimana tidak ada face to face sama sekali. Online penuh, tapi ada option/pilihan untuk melakukan face-toface walaupun tidak dipersyaratkan. Kebanyakan online penuh, tapi ada beberapa hari tertentu dilakukan face-to-face baik di kelas atau di lab atau ditempat kerja langsung (jika itu on the job training). Kebanyakan online penuh, tapi siswa tetap belajar konvensional dalam kelas atau lab setiap hari. Kebanyakan belajar konvensional di kelas atau lab, tapi siswa dipersyaratkan mengikuti aktifitas online tertentu sebagai pengayaan atau tambahan. Pembelajaran konvensional penuh, walaupun ada aktifitas online walaupun tidak dipersyaratkan bagi siswa untuk mengikutinya. Full pembelajaran konvensional. 19
20 BAB III METODE PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan kelanjutan peneltian yang sudah dilakukan peneliti pada penelitian sebelumnya. Penelitian awal dilakukan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta yang dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2007/2008 dengan alokasi waktu 6 bulan, terhitung dari bulan Februari 2007 Juli 2007, dengan rincian tahap-tahapnya sebagai berikut : 1. Persiapan penelitian 2. Kajian terhadap model blended learning (Kombinasi antara pembelajaran di kelas dan e-learning) 3. Kajian terhadap sistem pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY (Pembelajaran di kelas dan e-learning) 4. Digitalisasi materi mata kuliah Medan Elektromagnetik untuk diimplementasikan pada sistem e-learning. 5. Pengembangan media pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik pada sistem e-learning 6. Implementasi pembelajaran di kelas dan e-learning 7. Analisis data dan evaluasi 8. Penulisan draft laporan 9. Seminar dan penulisan laporan akhir B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan kelas (Class Action Research). Metode pelaksanaan penelitian menggunakan model dasar penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1990). Untuk meningkatkan hasil dilakukan modifikasi model ini sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. C. Metode Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui kombinasi antara pembelajaran konvensional di kelas dan pembelajaran e-learning. Pembelajaran di kelas dilakukan 20
21 dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang ada. Pembelajaran pada sistem e-learning dilakukan dengan materi dan media pembelajaran yang sama dengan yang digunakan pada pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan pada penelitian tindakan kelas mengadopsi model dasar penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1990) dengan melakukan modifikasi yang disesuiakan kondisi mahasiswa. Gambar 7. Proses Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncakan dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 1. Perencanaan Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dan kemudian merancang tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Menemukan masalah pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik berkaitan dengan motivasi dan hasil belajar. Pada fase ini dilakukan melalui observasi kelas, diskusi dengan mahasiswa dan beberapa pengajar. 21
22 b. Merencanakan langkah-langkah pembelajaran baik pada pembelajaran di kelas maupun e-learning mulai dari siklus I sampai siklus II, namun perencanaan yang dibuat masih bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya. c. Merancang instrument sebagai pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Tindakan dan Observasi a. Tindakan. Dalam tindakan dilaksakanan pemecahan masalah sebagaimana yang telah direncanakan. Tindakan ini dipandu oleh perencanan yang telah dibuat dalam arti perencanaan tersebut dilihat sebagai rasional dari segala tindakan itu. Namun perencanan yang dibuat tadi harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi tindakan bersifat tidak tetap dan dinamis yang memerlukan keputusan cepat tentang apa yang perlu dilakukan. Pelaksanan perencanaan tindakan memerlukan perjuangan materiil sosial dan politis terhadap perbaikan. Mungkin negosiasi dan kompromi diperlukan tetapi kompromi juga harus dilihat dalam konteks strateginya. b. Observasi. Observasi atau pengamatan atau upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap proses tindakan yang sedang dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilaksanakan berorientasi ke masa yang akan datang dan memberikan dasar bagi kegiatan refleksi yang lebih kritis. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja dan tidak sengaja, situasi tempat tindakan dilakukan dan kendala tindakan semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. 3. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian tindakan disebabkan dengan kegiatan refleksi akan memantapkan kegiatan atau tindakan untuk mengatasi permasalahan, dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul dilapangan. Refleksi berfungsi sebagai sarana untuk menyamakan data, koreksi data, dan untuk validasi data. Pada 22
23 penelitian ini kegiatan refleksi dilakukan pada 3 tahap yaitu: 1) tahap penemuan masalah; 2) tahap merancang tindakan; 3) tahap pelaksanaan. Pada tahap penemuan dan identifikasi masalah peneliti dan pengajar membahas kesulitan-kesulitan apa dalam pembelajaran atau yang dialami dikelas dan merumuskan permasalahan tersebut secara operasional dan merumuskan solusi apa yang akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran tersebut. Hasil refleksi awal ini dituangkan perumusan masalah yang lebih operasional. Pada tahap merancang tindakan yaitu pembuatan disain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dan pembelajaran kooperatif yang dituangkan dalam satuan pelajaran. Dari hasil refleksi pada tahap tindakan diikuti dengan perbaikan rancangan tindakan yang dibuat dan dapat digunakan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Refleksi berikutnya adalah pada tahap pelaksanaan dimana peneliti, pengajar dan kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan untuk menyimpulkan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang ditemukan berupa temuan tingkat aktifitas, disain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses dan pembelajaran kooperatif yang dirancang dan daftar permasalahn yang muncul dilapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang. Dengan langkah-langkah tersebut terjadi suatu siklus, perencanaa, tindakan pemantauan dan refleksi dan dapat merevisi atau menyusun kembali perencanaan baru untuk menyempurnakan perencanaan sebelumnya dan perencanaan baru dapat disusun sesuai dengan permasalahan yang diketemukan dilapangan. Hal itu harus dilakukan sampai dihasilkan tingkat optimalisasi yang lebih tinggi sesuai kriteria keberhasilan. 4. Evaluasi dan Revisi a. Evaluasi Sebelum melakukan refleksi langkah yang ditempuh peneliti adalah melakukan evaluasi tindakan. Kegiatan evaluasi merupakan suatu hal yang dapat memberikan indikasi yang jelas yang berguna untuk pengambilan keputusan tindakan. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sangat penting yang 23
24 bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan perencanaan yang dilaksanakan, apabila tujuan dalam perencanan belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka perlu diadakan perunbahan untuk menyusun program baru sesuai dengan hambatan-hambatan yang ada dilapangan yang dapat dilaksanakan pada siklus berilkutnya. Pada penelitian ini akan dilakukan 2 macam evaluasi, yaitu : 1) evaluasi berdasarkan standar minimal tujuan jangka pendek yang dilaksanakan setiap kali tindakan, dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu tindakan, 2) evaluasi berdasarkan evaluasi belajar berdasar prestasi belajar sebelum dilakukan tindakan dibandingkan dengan sesudah dilakukan tindakan untuk mengetahui hasil dari tindakan atau dibandingkan dengan kondisi sebelum dilaksanakan tindakan kelas.. Pada akhir kegiatan penelitian dilaksanakan evaluasi ke dua berdasarkan hasil tindakan kumulatif dan pendapat pengajar berkaitan dengan permasalahan yang diatasi melalui penelitian tindakan kelas ini. Kriteria dalam evaluasi kedua ini bersifat normatif sebagai acuan dalam mempertimbangkan dan memberikan makna terhadap pelaksanaa peningkatan keefektifan pembelajaran setelah proses tindakan, yaitu bahwa hasil tindakan dianalisis dengan metode alur dan dibandingkan dengan kondisi sebelum dilaksanakan tindakan. Apabila setelah dilaksanakan tindakan terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya, maka tindakan tersebut dinyatakan berhasil, tetapi apabila perilaku belajar berbeda lebih jelek, maka tindakan dinyatakan belum berhasil. Tahap refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, segala hal ikhwal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan. Pelaksanaan refleksi ini berupa diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan pengajar untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan tindakan berikutnya. Apabila masih diperlukan proses diulangi lagi dengan merancang pemecahan masalah putaran kedua, berupa revisi rancangan pertama, kemudian menyelesaikan pemecahan kedua dan merefleksinya. Apabila dipandang masih tetap diperlukan proses perancangan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dilakukan sampai beberapa putaran lagi. 24
25 b. Revisi Peneliti, pengajar dan para kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan tersebut, diperoleh temuan tingkat keefektifan disain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dan pembelajaran kooperatif dan daftar permasalahan yang muncul dilapangan, selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar melakukan perancanaan ulang, untuk penyempurnaan, merevisi rancangan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya. Hal ini diharapkan akan menghasilkan tingkat optimalisasi yang lebih tinggi. D. Indikator Kinerja Penelitian tindakan peningkatan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Medan Elektromagnetik melalui penerapan model blended learning dilaksanakan dalam beberapa siklus. Banyaknya proses iterasi tindakan ditentukan oleh ketercapaian indikator kinerja penelitian yang meliputi : 1. Indikator kinerja ditinjau dari materi pembelajaran Proses pengembangan materi dan media pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik pada sistem e-learning akan dihentikan setelah 70 % ahli media dan ahli teknologi informasi menyatakan media pembelajaran ini dapat digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. 2. Indikator kinerja ditinjau dari aspek kemanfaatan media pembejaran terhadap motivasi dan prestasi mahasiswa. Tabel 1. Indikator kinerja No KINERJA 1 Rata-rata motivasi mahasiswa mengikuti mata kuliah Medan Elektromagnetik AWAL PROGRAM Sedang AKHIR PROGRAM Baik 2 Rata-rata pemahaman mahasiswa terhadap materi Medan Elektromagnetik 3 Waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk menguasai materi Medan Elektromagnetik 4 Prosentase mahasiswa yang mendapat nilai B ke atas 25 Kurang Baik 6 Bulan 3 Bulan 30 % 70 %
26 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Pada penelitian tindakan kelas (Class Action Research), teknik pengumpulan data akan dilakukan melalui beberapa cara yaitu : Observasi langsung terhadap proses pembelajaran dengan model blended learning (pembelajaran di kelas dan e-learning). Merecord aktivitas belajar mahasiswa pada sistem e-learning dan membuat laporan yang dapat dilihat secara menyeluruh. Mengadakan interview dengan mahasiswa dan dosen lain yang berkaitan. Membuat instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan kuisioner terhadap pengaruh pembelajaran blended learning terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Medan Elektromagnetik. Melakukan tes kepada mahasiswa untuk melihat kondisi awal mahasiswa (pre test) pada pada akhir siklus (post test) setiap siklus. F. Teknik Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini akan dilakukan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada proses pembelajaran di kelas akan dilakukan secara kualitatif berkaitan dengan perubahan perilaku mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Medan Elektromagnetik Analisis data aktivitas mahasiswa pada e-learning akan dilakukan secara kuantitatif berdasarkan data statistik yang digenerate oleh Learning Management System (e- learning) Analisis data hasil kuisioner kepada mahasiswa berkaitan dengan motivasi dan manfaat pembelajaran dengan model blended learning akan dilakukan secara kuantitatif Hasil tes mahasiswa akan dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif 26
27 BAB IV HASIL IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN A. Hasil Implementasi Berikut ini akan dideskripsikan jalannya penelitian serta hasil yang diperoleh. Penelitian dilakukan melalui dua buah cara pembelajaran yaitu pembelajaran di kelas secara konvensional dengan syarat adanya pertemuan antara mahasiswa dan dosen dan pembelajaran dengan bantuan e-learning. Materi yang diberikan pada mata kuliah Medan Elektromagnetik baik dengan sistem pembelajaran di kelas maupun dengan e- learning sama yaitu meliputi 7 pokok bahasan yaitu Analis Vektor dan Sistem Koordinat (Kartesius, Tabung dan Bola), Gaya Listrik, Medan Listrik, Fluks Listrik, Potensial dan Energi Listrik, Medan Magnet serta Induksi Elektromagnetik. Materi yang dikembangkan pada sistem e-learning menggunakan materi pembelajaran interaktif dalam formar SCORM (Shareable Common Object Module). Model ini dipilih karena mampu meningkatkan kualitas media pembelajaran pada e-learning. 1. Pelaksanaan Pada Siklus 1 Siklus pertama dilakukan selama Tahap pertama penelitian tindakan dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah materi analisis vektor dan teori medan pada sistem koordinat kartesius, tabung dan koordinat bola. dengan cara mengumpulkan mahasiswa pada laboratorium komputer untuk diberikan penjelasan singkat bagaimana memanfaatkan e-learning di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY khususnya pada mata kuliah Medan Elektromagnetik. Kegiatan ini melibatkan 2 orang peneliti dengan durasi waktu 3 jam. Pada tahap ini mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan diberikan bekal berupa tata cara pendaftaran kuliah, prosedur mengikuti perkuliahan, kunci masuk yang digunakan, proses login, mengakses materi kuliah, mengakses tugas, cara mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan pada kuis dan ujian, prosedur berdiskusi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan penggunaan e- learning secara teori maupun praktek. 27
28 Pada tahap ini mahasiswa diberikan motivasi akan kebutuhan untuk memperoleh kompetensi mata kuliah Medan Elektromagnetik dan kebutuhan untuk mendapatkan nilai yang baik. Pemberian motivasi diberikan melalui ceramah, penjelasan criteria penilaian dan pemberian tugas yang relevan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi kuliah. Selain itu mahasiswa juga diberikan motivasi mengenai kompetensi lain yaitu dalam memanfaatkan pemelajaran berbasis e-learning yang akan sangat bermanfaat sebagai penunjang. Setelah mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan dirasa mampu menggunakan e-learning, langkah selanjutnya adalah menugaskan kepada mahasiswa untuk memperdalam pemahaman pada mata kuliah Medan Elektromagnetik melalui e- learning. Karena materi yang dibangun pada e-learning disusun secara sistematis, interaktif dan banyak animasi sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi diharapkan akan meningkat. Seiring dengan berjalannya kuliah melalui e-learning, perkuliahan di kelas tetap berjalan seperti biasa dengan materi yang sama seperti apa yang terdapat di e-learning. Hanya materi-materi interaktif berbasis multimedia tidak disampaikan di kelas. Selama 2 kali pertemuan di kelas mahasiswa dibiarkan secara bebas untuk mengakses atau tidak sistem e-learning. Pada pembelajaran dengan e-learning dosen pengampu tidak selalu online pada e-learning melainkan hanya meluangkan 4 jam per hari untuk online. Hal ini mengingat kegiatan lain yang dimiliki oleh dosen untuk mengampu mata kuliah lainnya, membimbing tugas akhir mahasiswa, kegiatan penelitian, seminar dan pengabdian pada masyarakat. Demikian juga halnya dengan mahasiswa, pada kegiatan pembelajaran dengan e-learning mereka tidak selalu mengakses e-learning secara sinkron dengan mahasiswa lain dan dengan dosennya, tetapi melalui sistem e-learning ini interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa lain dan dosen tetap dapat dilaksanakan secara asinkron. Aktivitas mahasiswa tidak hanya sebatas mengakses materi kuliah melainkan dapat melakukan aktivitas lainnya seperti membuat topik diskusi, menanggapi topik diskusi, latihan soal melalui kuis, bertanya ke teman lain atau dosen, menambahkan materi, menanggapi materi, mengumpulkan tugas dan kegiatan lainnya. 28
MATERI PELATIHAN ELEARNING PENGANTAR E-LEARNING. Muhamad Ali, MT
MATERI PELATIHAN ELEARNING PENGANTAR E-LEARNING Muhamad Ali, MT http://elektro.uny.ac.id/muhal A. Sistem Pembelajaran Tradisional Sistem pembelajaran tradisional dicirikan dengan adanya pertemuan antara
Lebih terperinciMengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1
Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk
Lebih terperinciE-LEARNING AS LEARNING MEDIA FOR TEACHERS AND STUDENT VOCATIONAL SCHOOL IN YOGYAKARTA
E-LEARNING AS LEARNING MEDIA FOR TEACHERS AND STUDENT VOCATIONAL SCHOOL IN YOGYAKARTA Muhamad Ali*, Istanto WD*, Sigit Y*, Muhamad Munir** * Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY ** Staf
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING DAN PENYIAPAN MATERI PEMBELAJARAN. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D.
PENGANTAR E-LEARNING DAN PENYIAPAN MATERI PEMBELAJARAN Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://herman.elearning-jogja.org PUSAT KOMPUTER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 2009@herman
Lebih terperinciModul. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D.
Modul Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono UPT PUSKOM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 Pengantar E-learning dan Penyiapan Materi Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono
Lebih terperinciS Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)
Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinciMengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang
Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM PRIORITAS FAKULTAS
LAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM PRIORITAS FAKULTAS JUDUL KEGIATAN PPM Pelatihan dan Pendampingan Pemanfaatan E-Learning Sebagai Implementasi Media Pembelajaran di SMAN I Jogonalan Klaten Oleh Herman Dwi Surjono,
Lebih terperinciSistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web
Sistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web Muhamad Ali muhal.uny@gmail.com Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciVariasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning
Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Marfuatun, M.Si Jurdik Kimia FMIPA UNY A. Pendahuluan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan
Lebih terperinciPengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning
Pengembangan E-learning menggunakan LMS Herman Dwi Surjono E-learning Materi pembelajaran melalui media elektronik (definisi konvensional) Perkembangan teknologi Pergeseran konten & adaptivity Pengelolaan
Lebih terperinciModul untuk Siswa. Langkah-langkah Mudah Mengoperasikan E-Learning
Modul ini disusun sebagai panduan siswa SMA N 8 Yogyakarta untuk memaksimalkan penggunaan e-learning sebagai media pendukung dalam pembelajaran. Diiharapkan dengan panduan dalam modul ini siswa dapat memudahkan
Lebih terperinciPembuatan Akun Student
TUTORIAL EDMODO Pembuatan Akun Student BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Seiring perkembangan zaman proses kegiatan belajar mengajar di kelas kini sudah memiliki banyak tantangan dan tuntutan. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Electronic Learning atau yang biasa disingkat dengan e-learning merupakan cara baru yang terdapat pada dunia pendidikan, dimana proses belajar mengajar menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita memerlukan informasi, dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi.
Lebih terperinciSistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS
Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan
Lebih terperinciIbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA
IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE) http://elearning.unukaltim.ac.id Disusun Oleh : Tribowo Suryanto Modul ini membahas bagaimana cara penggunaan perangkat
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PRAKTIK INDUSTRI FAKULTAS TENIK UNY BERBASIS WEB
Artikel Penelitian PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PRAKTIK INDUSTRI FAKULTAS TENIK UNY BERBASIS WEB Oleh : Muhamad Ali, MT Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Negeri Yogyakarta Tahun
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN E-LEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR. Muhamad Ali, MT Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY
MATERI PELATIHAN E-LEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR Muhamad Ali, MT Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY http://muhal.wordpress.com A. Pendahuluan Pengajar (guru, instruktur maupun dosen) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE) http://elearning.unukaltim.ac.id Disusun Oleh : Tribowo Suryanto Modul ini membahas bagaimana cara penggunaan perangkat
Lebih terperinci: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berbasis web dengan gambaran umum rancangannya.
BAB 4 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi tentang perancangan sistem aplikasi E- Learning berbasis web dengan gambaran umum rancangannya. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini penulis menyajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan khusus yang didalam proses belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan peneltitian yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan
Lebih terperinciSoftware User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa
Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.
Lebih terperinciAlat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan
KholidA.Harras Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung sumber media tujuan 2 Media tak langsung (Offline) Orang lain Buku Kaset
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Jaringan Komputer. mengantarkan informasi secara tepat dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima
Jaringan komputer Adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya, Menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.
MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING Muhamad Ali, MT http://elektro.uny.ac.id/muhal Fitur-Fitur E-Learning dengan LMS Moodle Ditinjau dari segi fasilitas, E-learning yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1Perangkat Lunak Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat cepat telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat dan menciptakan kultur baru bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra Kurniawan dalam skripsi berjudul Analisis dan perancangan Aplikasi E-Learning
Lebih terperinciPerancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML
TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI Perancangan Website Ujian Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML OLEH: AULIA RAHMAN 21060113120007 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 Abstrak
Lebih terperinciPengembangan Portal Belajar Online
Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya, untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya, maka manusia mulai mencari dan menciptakan
Lebih terperinciPengenalan Internet. Arrummaisha A
Pengenalan Internet Arrummaisha A INTERNET INTERnational NETworking Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional),
Lebih terperinciPengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan
Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Purwono Hendradi 1, Kanthi Pamungkas Sari 2, Sutejo 3 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik 2 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan. sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang diciptakan dapat berpartisipasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Teknologi informasi seiring dengan perkembangan jaman. Tak dapat dipungkiri teknologi informasi sudah merambah disegala bidang kehidupan. Perkembangan
Lebih terperinciPert 11 DASAR-DASAR WEB DESIGN
Pert 11 DASAR-DASAR WEB DESIGN WEB DESIGN? Design merupakan hasil karya manusia yang harus dapat berfungsi untuk memecahkan suatu masalah (problem solving) www (world wide web) merupakan kumpulan web server
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan internet akhir-akhir ini telah membuat internet menjadi begitu besar peranannya baik sebagai sarana memperoleh informasi dengan cepat dan selalu diperbaharui.
Lebih terperinciKelas Maya Internasional sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Internasional Satuan Pendidikan Tinggi Bertaraf World Class University
Kelas Maya Internasional sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Internasional Satuan Pendidikan Tinggi Bertaraf World Class University Kuswari Hernawati Bambang Sumarno HM Jurusan Pendidikan Matematika
Lebih terperinciDASAR-DASAR WEB DESIGN
DASAR-DASAR WEB DESIGN Pengenalan website dan istilah-istilah internet By Reynaldi Wilianata Web Design? Asal Design hasil karya manusia yang harus dapat berfungsi untuk memecahkan suatu masalah (problem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu
Lebih terperinciDESAIN ELEARNING ADAPTIF BERBASIS COGNITIVE STYLE UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS XII IPA
Vol. 7, No. 1, Juni 2012 DESAIN ELEARNING ADAPTIF BERBASIS COGNITIVE STYLE UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS XII IPA Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN E-LEARNING
PEMBELAJARAN E-LEARNING Oleh Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP: 08157915225 e-mail: nuryadin_er@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri ayogyakarta Yogyakarta
Lebih terperinciPemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)
ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar. Beberapa tahun yang lalu, siswa hanya terfokus pada kegiatan belajar selama kurang lebih 5 jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, penggunaan teknologi informasi berkembang sangat cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah
Lebih terperincie-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning
1 2 3 4 e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Outline Definisi e-learning Konsep e-learning E-learning framework Komponen e-learning Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media elektronik
Lebih terperinciSMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION APLIKASI INTERNET ISI. Aplikasi Internet Modul 2. Team Training SMK TI 27
SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION APLIKASI INTERNET ISI Aplikasi Internet Modul 2 Team Training SMK TI 27 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Modul 2 APLIKASI INTERNET Team Training SMK TI 28 SMK-TI TRAINING
Lebih terperinciImplementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi
Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah mengubah
Lebih terperinciPETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI
PETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI A. Pendahuluan Banyak portal e-learning yang dikembangkan dengan LMS Moodle. Salah satu contoh adalah E semka (http://esemka1satui.net) yakni portal
Lebih terperinciPanduan Standar Rancangan Program e-learning
Panduan Standar Rancangan Program e-learning 1. Rancangan program e-learning terdiri dari a. Peta pembelajaran yang memuat i. Peta capaian pembelajaran (learning outcome pembelajaran) ii. Peta kajian atau
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas implementasi sistem interactive e-learning berbasis web dengan game dan animasi untuk pembelajaran materi bilangan berdasarkan SI dan SKL
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)
RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) Husna Amalia, Achmad Affandi Email : husna.amalia@yahoo.com, affandi@ee.its.ac.id Laboratorium Jaringan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Didukung dengan adanya internet, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Banyak perusahaan
Lebih terperinciUSU e-learning PANDUAN BAGI DOSEN. Pusat Sistem Informasi USU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
USU e-learning PANDUAN BAGI DOSEN Pusat Sistem Informasi USU - 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN A. Apa Itu E-Learning Sistem pembelajaran online (E-Learning) merupakan sarana yang memungkinkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. DAFTAR MODUL PROGRAM...
ABSTRAK Saat ini media informasi di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta masih menggunakan metode konvensional. Hal ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR VIDEO STREAMING SERVER. komputer. Komputer server didukung dengan spesifikasi hardware yang lebih
BAB II KONSEP DASAR VIDEO STREAMING SERVER 2.1 Pengertian Server Server adalah komputer yang berfungsi untuk melayani, membatasi, dan mengontrol akses terhadap klien-klien dan sumber daya pada suatu jaringan
Lebih terperinciDigital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar
Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya. Perguruan Tinggu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi
3.1 Layanan Aplikasi Internet BAB III LANDASAN TEORI Terdapat banyak sekali layanan aplikasi di internet dan masih terus akan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak sistem domain name (.com,.org,.gov,.edu, dan lain-lain) diperkenalkan pada tahun 1984, dan pesatnya pertumbuhan transaksi secara online sejak setelah tahun 2000,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, Sistem Informasi, web, PHP, framework, Model-View-Controller (MVC), CodeIgniter, MySQL. 3.1 Supra Desa Menurut
Lebih terperinciAPLIKASI E-LEARNING DENGAN OPEN SOURCE WEBELS
Media Informatika Vol. 8 No. 1 (2009) APLIKASI E-LEARNING DENGAN OPEN SOURCE WEBELS Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail: anahadiana@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah begitu pesatnya sehingga banyak sekali digunakan untuk meningkatan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.
Lebih terperinciAplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.
Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan yang memiliki banyak kegiatan yang harus dilakukan dan untuk mengatur kegiatan tersebut bisa dilakukan secara manual atau secara online.
Lebih terperinciAdi Heru Utomo Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember Jalan Mastrip Kotak Pos 164 Jember
Sistem Monitoring dan Evaluasi pada Moodle untuk kegiatan E-learning pada Program S-2 Pascasarjana Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Adi
Lebih terperinciJAUH PA D A P E R G U R UAN
133 B A B I X P E N D I D I K A N JARAK JAUH PA D A P E R G U R UAN T I N G G I A. P R O G R A M P E N D I D I K A N T I N G G I J A R A K J A U H Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 107/U/2001
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG
PENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG Fitri Marisa, S.Kom., M.Pd Dosen STIMATA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Web
Lebih terperinciPENDIDIKAN VOKASI BERBASIS INTERNET. Sunaryo Soenarto
PENDIDIKAN VOKASI BERBASIS INTERNET Sunaryo Soenarto A. Pendahuluan Komunikasi pembelajaran yang efektif dan efisien menjadi kebutuhan bersama dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan.
Lebih terperinciAPLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH
APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH 062406065 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciPENGGUNAAN APLIKASI E-LEARNING (MOODLE)
PENGGUNAAN APLIKASI E-LEARNING (MOODLE) Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sudah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada bidang Pendidikan, dampak yang muncul ialah kegiatan belajar dan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
Lebih terperinciPemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)
Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara
Lebih terperinciKBKF53110 WEB PROGRAMMING
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBKF53110 WEB PROGRAMMING Disusun oleh: PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan Internet. E-Learning memungkinkan
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB
PERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB SOFTWARE DESAIN WEB 1. Website Berbasis CMS 2. Website Berbasis Bahasa Pemrograman WEBSITE BERBASIS CMS Pengertian CMS : Content Management System atau disingkat CMS adalah Suatu
Lebih terperinciDaftar Isi A. Pendahuluan B. Pembelajaran... 3 C. WEB D. Pembelajaran Berbasis WEB... 4
Daftar Isi Daftar Isi... 1 A. Pendahuluan... 2 B. Pembelajaran... 3 C. WEB... 3 D. Pembelajaran Berbasis WEB... 4 E. Pengembangan Pembelajaran Berbasis WEB... 7 F. Kesimpulan... 8 Daftar Pustaka... 9 1
Lebih terperinciChapter 01. UNTAD Webinar
Chapter 01 UNTAD Webinar Webinar merupakan teknologi yang dewasa ini banyak digunakan oleh berbagai organisasi, baik itu organisasi pendidikan seperti kampus dan sekolah, maupun instansi pemerintah dan
Lebih terperinciPeran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Sentuhan elegan teknologi informasi telah mentransformasi perpustakan
Lebih terperinciAPLIKASI BERBASIS WEB
Pendahuluan Komputer sejak diluncurkan pertama kali dengan bobot yang cukup berat hingga hingga saat ini dengan produk notebook yang sangat ringan dan dapat di bawa kemana-mana, berbagai macam aplikasi
Lebih terperinciOleh Amat Jaedun Nuryadin ER.
1 RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI WEB BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA BIDANG APLIKASI KOMPUTER MELALUI E-LEARNING UNY ABSTRAK Oleh Amat Jaedun Nuryadin ER. Penelitian
Lebih terperinciPertemuan 1. Pengenalan Dasar Web
Pertemuan 1 Pengenalan Dasar Web Sub Pokok Bahasan Internet WWW Protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) URL (Uniform Resource Locator) Protokol Transfer DNS (Domain Name System) Homepage Web Browser
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan
Lebih terperinciuntuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan
PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses
Lebih terperinciPENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER Siti Husnul Bariah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan-STKIP Garut
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat ini sangatlah pesat dan mengalami kemajuan di berbagai bidang mulai dari hardware, software, dan aplikasinya. Dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Berbasis Web Yang dimaksud dengan aplikasi web atau aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser. Aplikasi seperti ini pertama kali dibangun hanya
Lebih terperinciANALISA KINERJA SINKRONISASI UNI-DIREKSIONAL PADA LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA JARINGAN RADIO
ANALISA KINERJA SINKRONISASI UNI-DIREKSIONAL PADA LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA JARINGAN RADIO PAKET NURMAN FAUZI NRP 2205100070 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Email: zeth@elect-eng.its.ac.id
Lebih terperinciMenyusun komunitas belajar online di elisa. Diah Tri Widayati PPP-ICT UGM
Menyusun komunitas belajar online di elisa Diah Tri Widayati PPP-ICT UGM Latar Belakang Perubahan yang cepat pada masa sekarang ini disebabkan terutama oleh kemajuan teknologi: membuat perubahan jadi revolusioner,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: militer, ekonomi-bisnis, sosial, politik, budaya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet (interconnection-networking) memiliki peranan penting dalam berbagai bidang, seperti: militer, ekonomi-bisnis, sosial, politik, budaya, pendidikan,
Lebih terperinciTEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER
A. Tujuan Memahami cara kerja aplikasi web berbasis server Memahami perangkat pengembangan aplikasi web berbasis server Mengenal dan memahami pemrograman web berbasis teknologi server B. Dasar Teori Web
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang
Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang Hilmi Fuad 1, Zainul Hakim 2, Pramana Anwas Panchadria 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK Bina Sarana
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda
Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika
Lebih terperinciSISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI SMU N 1 WONOSARI KLATEN BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MYSQL
SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI SMU N 1 WONOSARI KLATEN BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium-Informatika menyediakan fasilitas pendukung untuk kegiatan belajar mahasiswa. Laboratorium-Informatika memiliki beberapa macam perangkat jaringan yang
Lebih terperinci