Sistem Multimedia. SARMAG - Universitas Gunadarma. Dr. Sarifuddin Madenda Dosen & Peneliti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Multimedia. SARMAG - Universitas Gunadarma. Dr. Sarifuddin Madenda Dosen & Peneliti"

Transkripsi

1 Sistem Multimedia SARMAG - Universitas Gunadarma Dr. Sarifuddin Madenda Dosen & Peneliti Universitas Gunadarma & Université du Québec en Outaouais Québec - Canada Akuisisi dan karakteristik data multimedia Data real multimedia berupa signal analog : Sinyal audio : Sinyal video : 2 1

2 Pokok bahasan : (i) Pengantar Multimedia, (ii) Produksi konten multimedia (iii) Representasi data multimedia (iv) Penyimpanan dan pengambilan data multimedia (i) Jaringan Multimedia (ii) Distribusi Multimedia (iii) Keamanan Multimedia 3 Perkuliahan : -6 x Tatapmuka(@ 4 jam) - 2 Tugas + 1 Proyek akhir kuliah x Ujian 4 2

3 Pendahuluan Sistem multimedia? Suatu sistem yang dapat mensuport secara terintegrasi penyimpanan, transmisi dan representasi sejumlah media discret (digital) berupa text, grafik, citra, audio dan video melalui komputer Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 5 Sistem multimedia digital Data media streams berupa digital, yang dapat diproses (dikompres/dekompres dan dianalisis) dalam komputer. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 6 3

4 Tipe media digital : Media yang bersifat Time-Independent Information/data bukan merupakan fungsi waktu teks grafik (grafik komputer) citra (photo). Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 7 Tipe media digital : Media yang bersifat time-dependent Informasi/data merupakan fungsi waktu yang harus ditampilak ke pengguna pada titik waktu yang tepat. Audio Video Animasi (komputer grafik) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 8 4

5 Karakteristik sistem multimedia : Secara terintegrasi - Pembuatan, - Pemrosesan, - Penyimpanan, - Representasi, - Transmisi Dokumen multimedia yang bersifat time-dependent dan time-independent Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 9 Dokumen multimedia : Teks Citra Audio Animasi (komputer grafik) Video Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 1 5

6 Dokumen multimedia : Suatu dokumen yang berisikan dua atau lebih elemen-elemen multimedia (media) dari sumber yang berbeda ( teks, citra, video, audio, ) Dokumen multimedia disimpan dalam satu atau beberapa file secara tersinkronisasi terhadap dasar waktu yang sama. Contoh : Suatu reportase pada siaran televisi akan susah difahami jika komentar seorang jurnalis memiliki delay waktu terhadap video dan/atau juga terhadap ilustrasi grafik yang ditayangkan. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 11 Sinkronisasi dokumen multimedia : Sinkronisasi intra-objets Sinkronisasi inter-objets Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 12 6

7 Application Robotik : Peraba (sensasi sentuhan) Vision (citra & video) pendengaran (audio & musique) Perasa (rasa) Penciuman (bau) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 13 Application Vidéo conférence - Volume data multimedia : sangat besar - Band-width jaringan : terbatas dan mahal - Delay waktu transmisi : sangat besar Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 14 7

8 Video game : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 15 Iklan video clip : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 16 8

9 Simulasi penerbangan : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 17 Virtual reality : Aplikasi kedokteran Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 18 9

10 Virtual reality Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 19 Virtual reality : produksi film/animasi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 2 1

11 Data/informasi multimedia : Dokumen Teks Citra / Grafik Audio / musik Video / Animasi Data multimedia 5 Mbps Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 21 Representasi data numerik/digital Signal audio analog Audio digital Digitizer : - Sampling - Quantization Signal video analog PAL/SECAM - 25 frame/second lines useful/frame video digital CNST - 3 frame/second lines useful / frame Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

12 Representasi data numerik/digital Digitizer : - Digitalisasi signal analog/continu menjadi signal digital/diskret - Melalui proses sampling dan quantization (kuantisasi) yang dilakukan secara bersamaan. Sampling : - diskretisasi koordinat signal terhadap satuan waktu - Banyaknya sampling ditentukan oleh frekuensi (kecepatan) sampling. - Makin tinggi frekuensi makin banyak jumlah sampling, makin banyak informasi yang terrekam dan kualitas signal mendekati signal aslinya. - Makin rendah frekuensi makin sedikit jumlah sampling, makin sedikit informasi yang terrekam dan kualitas signal semakin rendah Fréquence d échantillonnage Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 23 Sampling : Contoh signal : Frekuensi sampling tinggi : - Kualitas tinggi, - jumlah data besar Amplitudo x Frekuensi sampling tinggi Frekuensi sampling rendah : - Kualitas rendah, - jumlah data kecil Amplitudo x Frekuensi sampling rendah Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

13 Kuantisasi : - Diskretisasi nilai amplitudo dari setiap sampel hasil sampling. - Pembagian nilai amplitudo dan pengkodeannya dalam nilai biner sesuai dengan jumlah bit yang digunakan. - Makin banyak jumlah bit, makin banyak variasi nilai tinggi rendahnya suara (untuk audio) atau makin banyak variasi warna pada citra/video, dan kualitas signal atau citra/video mendekati signal aslinya, namun makin banyak data yang terrekam. - Makin sedikit jumlah bit, makin sedikit variasi nilai tinggi rendahnya suara (untuk audio) atau makin sedikit variasi warna pada citra/video, kualitas signal atau citra/video semakin rendah dan semakin sedikit data yang terrekam. Fréquence d échantillonnage Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 25 Kuantisasi : Kuantisasi dengan 5 bit - Variasi nilai amplitudo 2 5 = 32 - Jumlah data = N*32 bit N = jumlah sampling Amplitudo x Kuantisasi dengan 3 bit - Variasi nilai amplitudo 2 3 = 8 - Jumlah data = N*8 bit - Kualitas intensitas berkurang Amplitudo x Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

14 Representasi dan kapasitas data multimedia Informasi textual : - Teks jumlah data JD = N huruf x 8 bit - Texs + citra/grafik JD = Nhuruf x 8 bit + besar file citra/grafik Informasi Audio/suara/musik : - Manusia mampu mendengan pada frekuensi 2 Hz 2 khz - Teori sampling Nyquist Shannon : frequensi sampling minimal = 2 kali frequensi signal (frequensi pendengaran manusia) - Jumlah sampling 44.1 sampel (44.1 khz)/ detik - Kualitas sedang audio = 12 bit/sampel - JD = 44 1 sampel x 12 bit =,5 Mbit/detik (9 Mbit / 3 menit). Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 27 Informasi citra : - Citra berwarna warna dasar RGB (merah, hijau, biru) - Ukuran citra 2D NxM pixel (tinggi x lebar) JD = N x M x 24 bit - Kamera foto digital berukuran 8 mega pixel JD = 192 Mbit Informasi Video : - Video citra yang di-capture secara sekuensial pada selang waktu yang berbeda - Kecepatan capture kecepatan sistem visual manusia untuk menganalisis informasi citra 25 (PAL) 3 (NTSC) citra/detik - VCD Jumlah pixel/citra 352x24 (NTSC) dan 352x288 (PAL) - VCD JD = 6,83 Mbit/s (NTSC), JD = 6,83 Mbit/s (PAL) - DVD Jumlah pixel/citra 72x48 (NTSC) dan 72x576 (PAL) -DVD JD =? Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

15 Teks Teks 65 menit? Citra Data multimedia 5 Mbps Citra wwxxyyzz Video Bandwidth 128 kbps Bandwidth 128 kbps Video Audio Masalah dalam Komunikasi Informasi Multimedai Tanpa kompresi Audio Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 29 Teks harapan!! Informasi Multimedia Terkompresi 128 kbps Bandwidth 128 kbps Citra wwwxxxyyyzzz Bandwidth 128 kbps Video Harapan pengguna Teknologi Informasi Multimedai Audio Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 3 15

16 wwwwwwwwww Teks Teks terkompresi Teks lumayan!! xxxxxxxxxxxxx Citra Citra terkompresi Bandwidth 128 kbps yyyyyyyyyyyy Video Video terkompresi Bandwidth 128 kbps Citra Video Audio zzzzzzzzzzzz Audio terkompresi Solusi Kompresi Informasi Multimedai yang telah dikembangkan saat ini Audio Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 31 Teks Teks Wow!!! Citra Citra Bandwidth 128 kbps Video fjmmsflkkdffjskjk Bandwidth 128 kbps Video Audio Solusi Kompresi Informasi Multimedia yang saya kembangkan Audio Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

17 Kompresi data multimedia Kompresi data teks (Huffman coding, RLE coding, LZW coding, arithmetic coding Representasi dan kompresi data suara dan audio Representasi dan kompresi citra Representasi dan kompresi video Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 33 Kompresi data : Metode representasi data/informasi kedalam ukuran yang lebih kecil sehingga dapat mempercepat waktu transmisinya dan memperkecil penggunaan memori penyimpanan Kompresi dapat dilakukan tanpa kehilangan atau perubahan data (Lossless compression) Kompresi dapat dilakukan dengan kehilangan atau perubahan data (lossy compression) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

18 Lossless compression : Pengkodean (coding) data atau informasi yang memiliki redundancy (kerangkapan) kedalam jumlah bit yang lebih kecil. Digunakan untuk kompresi teks atau citra/video tanpa kehilangan/perubahan data (citra/video medis) Beberap contoh coding : Huffman, arithmetic, statistik, RLE (run-length encoding), Lempel- Ziv, Lempel-Ziv-Welch, Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 35 Lossless compression : Huffman Coding (David Albert Huffman 1952) - Berbasis pada perhitungan statistik - Mengunakan bantuan pohon biner - Data yang frekuensi munculnya paling banyak dikode dengan jumlah bit terkecil - Data yang frekuensi munculnya paling sedikit dikode dengan jumlah bit terbesar Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

19 Lossless compression : Huffman Coding Contoh : "this is an example of a huffman tree" - statistik munculnya karakter : = 7, a=4, e=4, f=3, t=2, h=2, i=2, s=2, n=2, m=2, x=1, p=1, l=1, u=1, =1, r=1. - Probabilitas munculnya karakter : =.1944, a=e=.1111, f=.833, t=h=i=s=n=m=.556, x=p=l=u=o=r=.278. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 37 Huffman Coding pohon biner : Lossless compression : = = 1 a=4 8 a = 1 e=4 1 e = 11 f=3 5 1 f = 1 t=2 1 t = 11 h= h = 1 i=2 1 i = 11 s=2 4 1 s = 11 n=2 1 n = 111 m= m = 11 x=1 2 1 x = 111 p=1 1 p = 1111 l= l = 111 u=1 u = = bit 135 bit o = r=1 r = Sarifuddin Madenda. 1 Sis. Mul. : Pendahuluan

20 Lossless compression : Huffman Coding - digunakan untuk pengkodean teks, citra dan video - Ada 3 jenis algorithme Huffman coding, Masingmasing berhubungan dengan metode pembuatan pohon biner : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 39 Lossless compression : Huffman Coding statik : code setiap karakter ditentukan langsung oleh algoritma (contoh : teks berbahasa Prancis, dimana frekuensi kemunculan huruf e sangat banyak sehingga code bitnya kecil. semi-adaptatif : teks harus dibaca terlebih dulu untuk menghitung frekuensi munculnya setiap karakter, kemudian membentuk pohon binernya. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 4 2

21 Lossless compression : Huffman Coding adaptatif : Metode ini memberikan rasio kompresi yang tinggi karena pohon biner dibentuk secara dinamik mengikuti tahapan compresi. Namun dari sisi kecepatan eksekusi membutuhkan waktu yang lebih lama karena satiap saat pohon binernya akan beruabah mengikuti perubahan frekuensi munculnya setiap karakter. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 41 Lossless compression : Kelemahan Huffman Coding Entropi H : - Bila frekuensi munculnya setiap karakter dalam suatu dokumen adalah sama semua. - File kompresinya bisa sama atau lebih besar dari file aslinya - Solusi yang mungkin adalah kompresi per blok karekter dari dokumen tersebut Entropi H : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

22 Run-length encoding Lossless compression : - RLE coding telah diaplikasikan khususnya pada scanner hitam putih (biner) - Prinsip dasarnya adalah menghitung jumlah/panjang data yang sama dalam serangkain data yang akan dikompres - Contoh pada dokumen hitam H (tulisan) dan putih P (latar belakang dokumen), berikut misalnya data pada satu baris dokumen yang direpresntasikan dalam pixel : PPPPPPPPPPPPHPPPPPPPPPPPPPPHHHPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPHPPPPPPPPPPP - Bentuk kompresinya adalah : 12P1H14P3H23P1H11P Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 43 Lossless compression : Aplikasi Run-length encoding - Kompresi citra format bmp pada Windows dan OS/2 untuk citra 1, 4 dan 8 bit/pixel - Citra format PCX 8 dan 24 bit/pixel - Fax dan scanner hitam putih Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

23 Lossless compression : Lempel-Ziv-Welch coding - Asumsi setiap karakter dikode dengan 8 bit (nilai code 256) - Membentuk table gabungan karakter (kata dalam kamus) - Tabel ini menyimpan kode kata dengan jumlah bit tetap (umumnya maksimum 12 bit) - Contoh : TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 45 Algoritma kompresi LZW : c w wc output Kamus T <NIL> T O B E O R N O T T T O B E O R N O T TO OB BE EO OR RN NO OT TT T O B E O R N O T TO = <256> OB = <257> BE = <258> EO = <259> OR = <26> RN = <261> NO = <262> OT = <263> TT = <264> O T TO B TO TOB <256> TOB = <265> E B BE Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

24 c w wc output Kamus O BE BEO <258> BEO = <266> R O OR T OR ORT <26> ORT = <267> O T TO B TO TOB E TOB TOBE <265> TOBE = <268> O E EO R EO EOR <259> EOR = <269> N R RN O RN RNO <261> RNO = <27> T O OT OT <263> Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 47 Lossless compression : Lempel-Ziv-Welch coding - Contoh : TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT Hasil pengkodean : TOBEORNOT<256><258><26><265><259><261><263> Jumlah bit 16 * 9 = 144 bits. Algoritma Rekonstruksi LZW : TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

25 k w input w+input output Kamus T T T O T O TO O TO = <256> B O B OB B OB = <257> E B E BE E BE = <258> O E O EO O EO = <259> R O R OR R OR = <26> N R N RN N RN = <261> O N O NO O NO = <262> T O T OT T OT = <263> <256> T TO TT TO TT = <264> <258> TO BE TOB BE TOB = <265> <26> BE OR BEO OR BEO = <266> <265> OR TOB ORT TOB ORT = <267> <259> TOB EO TOBE EO TOBE = <268> <261> EO RN EOR RN EOR = <269> <263> RN OT RNO RNO = <27> Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 49 OT Kompresi data Citra Format file citra: File citra umumnya memiliki : - header yang menyatakan informasi citra seperti ukuran citra, format file, dll. - data citra itu sendiri Struktur file berbeda antara satu format dengan format citra lainnya Bisa jadi struktur file untuk format citra yang sama berbeda dari satu versi ke versi yang lain (contoh : file TIFF) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 5 25

26 JPEG (Joint Photo Expert Group) Format JPEG mengikuti norm ISO Bersifat pengunaan bebas Jumlahwarnacitra2 24 = warna Type kompresi lossy menggunakan DCT Kualitas kompresi tergantung pada rasio kompresi Tidak memiliki sifat warna transparan Bukan format animasi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 51 JPEG 2 (Joint Photo Expert Group) JPEG 2 masih dibawah proteksi hak paten Type kompresi lossy dan lossless menggunakan Wavelet Transform Jumlahwarnacitra2 24 = warna Kualitas kompresi dapat diatur secara lokal atau global Dapat ditampilkan dengan ukuran yang berbeda Bukan format animasi Tidak memiliki sifat warna transparan Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

27 PNG (Portable Network Graphics) Bersifat pengunaan bebas Type kompresi lossless baik untuk citra berwarna maupun citra gray-level Memiliki sifat warna transparan Bukan format animasi Versi format animasinya adalah MNG Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 53 GIF (Compuserve Graphics) Bersifat dilindungi oleh hak paten Jumlah warna citra 256 (sistem pallet) Dapat memiliki sifat warna transparan Dapat merupakan format animasi Penggunaa umum adalah untuk logo dan citra yang memiliki jumlah warna sedikit Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

28 Kompresi JPEG Bagan standar kompresi citra JPEG Pembagian citra dalam blok 8x8 pixel Transformasi warna DCT Kuantisasi Coding RLE & Huffman Citra asli Kompresi JPEG Rekonstruksi JPEG Tabel Kuantisasi Tabel coding Citra terkompresi JPEG Rekonstruksi Blok citra Transformasi Warna invers IDCT Kuantisasi Inverse Decoding RLE & Huffman Matriks asli. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 55 Sub-sampling warna Format ruang warna : 4:4:4 R G B Y Cb Cr Y 4:2:2 4:1:1 Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

29 Konversi RGB Yuv : Konversi Yuv RGB : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 57 MPEG : Prinsip dasar Down sampling - Mata lebih sensitif terhadap perubahan intensitas/luminance L - Perubahan nilai komponen chrominance U (Cb) dan V (Cr) tidak terlu tampak secara visual oleh mata Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

30 Matriks asli. Matriks transformasi DCT DCT Matriks kuantisasi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. Matriks terkuantisasi. 59 Transformasi DCT 2 DCT ( i, j) =. C( j). C( i) N (2x + 1). iπ (2 y + 1). j N N 1 N 1 Pixel( x, y).cos.cos y= x= 2N 2 π Implementasi 1D : DCT ( i, y) X DCT ( i, j) = = 2 N 2 N. C( i). C( j) N 1 x= N 1 y= Pixel( x, y).cos DCT ( i, y) X.cos (2x + 2N (2 y + 2N 1). i 1). j π π Transformasi DCT invers. 2 Pixel( x, y) =. C( j). C( i) N (2x + 1). iπ (2 y + 1). j N N 1 N 1 DCT ( i, j).cos.cos j= i= 2N 2 π Implementasi 1D : IDCT ( i, y) X = 2 N. C( j) N 1 j= DCT ( i, j).cos (2 y + 2N 1). j π Pixel( x, y) = 2 N. C( i) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 6 N 1 i= IDCT ( i, y) X.cos (2x + 2N 1). i π 3

31 31 Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 61 Matriks hasil IDCT IDCT x Matriks kuantisasi Matriks terkuantisasi. Matriks terkuantisasi invers. = F Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 62

32 Quantization Table for: Photoshop CS2 (Save As 11) Quantization Table: Luminance Quantization Table: Chrominance Quantization Table for: IrfanView (95%) Quantization Table: Luminance Quantization Table: Chrominance Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 63 Zigzag coding : urutan pengkode menurut norm JPEG. DC adalah nilai rata-rata matriks dan merepresentasikan informasi global matriks (frekuensi rendah) AC merepresentasikan informasi detail matriks (frek. tinggi) Penkodean dilakukan dalam bentuk zigzag : EOB Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

33 Table 1 - Huffman - Luminance (Y) - DC Length 3 bits 4 bits 5 bits 6 bits 7 bits Bits Code bit-stream : Code (End of Block) A Table 2 - Huffman - Luminance (Y) - AC Length 2 bits 3 bits 4 bits 5 bits 6 bits bits bits Bits Code (End of Block) F (ZRL) EOB FA Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 65 AC Code 1 Size 1 Additional Bits 1 DC/AC Value ,1 1,11-3,-2 2,3 3 3,1,1,11 1,11,11,111-7,-6,-5,-4 4,5,6,7 4 4,...,111 1,..., ,...,-8 8,..., ,...,......, , ,...,-16-63,...,-32 16,...,31 32,...,63 7 7,......, ,...,-64 64,..., ,......, ,..., ,..., ,......, ,..., ,...,511 A B 1 11,...,......, , ,..., ,..., ,..., ,..., EOB Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

34 Analisis multi-frekuensi : Wavelet transform Informasi dalam signal 1-D et 2-D tersebar dalam frekuensi yang berbeda (dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi) Analisis informasi dalam signal tersebut membutuhkan teknik analisis multi-frekuensi multi-resolusi multi-scale Wavelet transform (WT) sangat sesuai dengan kebutuhan analisis multi-frekuensi. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 67 Discrete Wavelet Transform (DWT) Prinsipe : memisahkan signal dalam dua komponen yaitu informasi general (frekuensi rendah) dan informasi detil (frekuensi tinggi) Bagaimana DWT berfungsi? Dua pendekatan analisis : - pendekatan melalui dilatasi filter resolusi signal tetap. - pendekatan melalui dilatasi signal resolusi signal berubah Contoh : misalkan suatu signal memiliki informasi yang tersebar hingga pada frekuensi 1 Hz. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

35 Discrete Wavelet Transform (DWT) Pendekatan melalui dilatasi filtre? - Pada tahap awal, kita bagi informasi signal dalam dua bagian dengan melewatkannya dalam high-pass filter (5-1 Hz) dan low-pass filter (-5 Hz). - Menghasilkan satu signal yang berhubungan dengan informasi pada interval -5 Hz (frekuensi rendah) dan satu signal lainnya dengan informasi pada interval 5-1 Hz (frekuensi tinggi). - Selanjutnya, kita lakukan proses berulang pada salah satu atau kedua komponen tadi. - Andaikan kita lakukan untuk bagian low-pass dengan menggunakan high-pass filter (25-5 Hz) dan low-pass filter (-25 Hz). Maka kita akan punya 3 komponen informasi, masing-masing berhubungan dengan informasi dari satu signal yang sama pada frekuens -25 Hz, 25-5 Hz et 5-1 Hz. -dst. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 69 Discrete Wavelet Transform (DWT) Pendekatan dilatasi signal? Tahap pertama, kita lewatkan signal kedalam low-pass filter dan high-pass filter (kita gunakan filter dengan resolusi yang sama). Tahap kedua, resolusi signal hasil low-pass dan high-pass kita bagi dua. Selanjutnya, kita lakukan proses yang sama hingga pada resolusi yang diinginkan. Keuntungan untuk kompresi citra : - Lebih mudah untuk implementasi real-time - sangat baik untuk kompresi citra dan video Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 7 35

36 Discrete Wavelet Transform (DWT) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 71 Discrete Wavelet Transform (DWT) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

37 Discrete Wavelet Transform (DWT) Ada beberapa jenis WT yang telah dikembangkan, diantaranya yang digunakan untuk format JPEG2 : - ''CDF 9/7'' Cohen-Daubechies-Fauvaue (irreversible). - ''spline 5/3'' pour Le Gall (lebih sederhana dan reversible). Bilangan 9 dan 5 merupakan jumlah elemen filter low-pass. Bilangan 7 dan 3 merupakan jumlah elemen filter high-pass. Pour la CDF 9/7 : Filter low-pass L : Filter high-pass H : (Z 1 +Z -1 ) (Z 2 +Z -2 ) (Z 3 +Z -3 ) (Z 4 +Z -4 ) (Z 1 ) (Z 2 +Z ) (Z 3 +Z -1 ) (Z 4 +Z -2 ) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 73 Standar Kompresi JPEG2 Wavelet Transform (WT) - Ide : membagi citra kedalam tingkat resolusi yang berbeda - Pembagiannya berdasarkan pita frekuensi yang bebeda - Menjaga/mempertahankan kualitas data Principes : Melakukan proses WT terhadap citra asli Kuantisasi skalar (sesuai tingkat resolusi) Pengkodean (RLE, entropy, Huffman, ) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

38 Standar Kompresi JPEG2 Citra asli Wavelet Transform Kuantisasi Coding per blok Pembentukan bitstream Citra terkompresi Encoder Optimisasi rasio-distorsi Citra terkompresi Decoding Per blok Kantisasi invers Wavelet transform inverse Citra rekonstruksi Decoder Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 75 Standar Kompresi JPEG2 LL 1 Citra asli baris kolom LH 1 HL 1 HH 1 Detil horisontal Detil vertikal Detil diagonal Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

39 Standar Kompresi JPEG2 LL 2 Citra LL1 baris kolom LH 2 HL 2 HH 2 Detil horisontal Detil vertikal Detil diagonal Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 77 Standar Kompresi JPEG2 LL 3 Citra LL2 baris kolom LH 3 HL 3 HH 3 Detil horisontal Detil vertikal Detil diagonal Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

40 Standar kompresi JPEG2 Transmisi secara progresif per resolusi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 79 Standard compression JPEG2 Transmisi secara progresif per resolusi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 8 4

41 Standar kompresi JPEG2 Transmisi secara progresif per resolusi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 81 Standar kompresi JPEG2 Transmisi secara progresif per resolusi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

42 Standard compression JPEG2 Perbandingan rasio kompresi Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 83 Standar kompresi JPEG2 Contoh citra hasil kompresi : JPEG JPEG 2 Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

43 Standard compression JPEG2 Keuntungan Kualitas lebih baik dari JPEG Lossless dan lossy compression sangat baik Regions of Interests ROI coding Transmisi dan pengkodean progressif Sesuai untuk data aplikasi multimedia Untuk nilai PSNR (pick signal to noise ratio) yang sama, ratio kompresi JPEG2 dapat mencapai 2 kali dari JPEG Efek blok tidak tampak Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 85 Kompresi Video Problem : - Satu citra dari suatu video dapat menempati kapasitas memori sekitar,916 MB (64x48 pixel). - Untuk menampilkan video yang secara visual tampak kontinu, maka kecepatan pengambilan gambar adalah 25 atau 3 citra per detik, atau sekitar 23 MB/detik atau sekitar 1,38 GB/menit atau sekitar 82,94 GB/jam. - Kapasitas penyimpanan (CD dan DVD) yang ada saat ini sekitar 7GB, - Kapasitas band-width jaringan komunikasi yang terbatas citra/detik butuh band-with sekitar 184 Mbps. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

44 Kompresi Video Solusi : - Meningkatkan kapasitas memori penyimpanan, implikasinya penambahan biaya yang besar - Memperbesar band-width komunikasi implikasinya penambahan biaya yang besar - Kompresi data video pengembangan algoritma CoDec (COmpression/DECompression) untuk memperkecil semaksimal mungkin data video tanpa banyak mengurangi kualitas visualnya Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 87 Kompresi Video Ide pertama adalah mengurangi jumlah data rate (dari 25 fps ke 12 fps atau dari 3 fps ke 15 fps), dengan konsekuensi menghilangkan sejumlah pergerakan objek video (video motions) Intraframe (spatial) compression: mengurangi redundant informasi/data yang berada dalam satu citra atau frame. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

45 Kompresi Video Interframe (temporal) compression Landasan pemikiran adalah bahwa banyak terdapat perulangan informasi/data video dari satu frame (citra) ke frame lainnya. Sehingga perlu pengembangan metode atau algoritma yang mampu menghilangkan redundancy informasi/dat antar frame. Butuh identifikasi key frame (master frame) Key frame: dasar untuk menentukan berapa banyaknya frame secara berurutan yang memiliki pergerakan objek yang sama (hampir sama) Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 89 Kompresi Video Interframe (temporal) compression t Andaikan bahwa informasi/data background adalah tetap (langit, jalan dan rumput) dan hanya mobil yang bergerak. Frame pertama disimpan sebagai key frame dan frame-frame lainnya diambil hanyalah objek yang bergerak (mobil). Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 9 45

46 Standar video MPEG MPEG-1, adalah suatu standar untuk kompresi data video dan audio (2 kanal audio). Memungkinkan untuk menyimpan video dengan kapasitas 1.5 Mbps pada media VCD (Video CD). MPEG-2, suatu standard dikembangkan untuk televisi numerik (HDTV) yang memberikan kualitas tinggi dengan kapasitas 4 Mbps dan 5 canal audio. MPEG-2 juga dikembangkan untuk dapat mengidentifikasi dan memproteksi terhadap pembajakan. Format ini digunakan untuk video DVD. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 91 Standards et normes vidéos : MPEG MPEG-4, standard yang ditujukan untuk compresi data multimédia dalam bentuk objek numériques, sehingga lebih memudahkan interactivity, dan pengunaanya lebih adaptif terhadap kebutuhan web dan interface mobile. MPEG-7, standard ditujukan untuk memberikan representasi standar data audio dan visual agar dapat lebih memungkinkan pencarian informasi dalam video berdasarkan content. Standar ini disebut juga Multimedia Content Description Interface. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

47 MPEG : Prinsip dasar Coding Prediksi Transformasi Kuantisasi Entropy Coding P T Q Ce Decoding Format ruang warna : 4:1:1 (4:2:) R G B Y U V Luminance Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 93 Konversi RGB Yuv : MPEG : Prinsip dasar Konversi Yuv RGB : Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

48 MPEG : Prinsip dasar Down sampling - Mata lebih sensitif terhadap perubahan intensitas/luminance L - Perubahan nilai komponen chrominance U (Cb) dan V (Cr) tidak terlu tampak secara visual oleh mata Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 95 Modul Prediksi : MPEG : Prinsip dasar Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

49 Modul Prediksi : MPEG : Prinsip dasar I B B B P B B B P B B B I Frames I : citra dikompresi secara terpisah tanpa citra referensi dari citra sebelumnya. Frames P: citra yang diprediksi berdasarkan pada citra referensi I atau P sebelumnya. Frames B (Citra interpolsi bidireksional) : citra ini dihitung berdasarkan citra referensi I dan P, Urutan penyimpanan dalam file : I P B B B P B B B I B B B Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 97 MPEG : Prinsip dasar Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

50 MPEG : Prinsip dasarr Frames I : Citra ini dikompresi dengan hanya menggunkan metode kompresi JPEG. Citra ini sangat penting dalam video MPEG karena dialah yang menjamin kesinambungan data citra lainnya Ada 2 atau 3 citra I per detiknya dalam video MPEG. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 99 Frames P : MPEG : Principe Citra ini dihitung melalui perbedaan antra citra actual terhadap citra I atau citra P sebelumnya. Algoritma yang dikembangkan untuk menghitung citra P adalah melalui perbandingan blok per blok, disebut macroblocs (16x16 pixels), dan berdasarkan pada nilai ambang tertentu dapat dinyatakan apakah blok tesebut berbeda dengan blok citra sebelumnya. Jika ya maka dilakukan compresi JPEG dan jika tidak, blok tersebut dinyatakan sama dengan blok citra sebelumnya dan tidak perlu dikompresi. Perhitungan macroblocs sangat mempengaruhi kecepatan kompresi. Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 1 5

51 MPEG : Principe Frames B : Sama halnya dengan frames P, frames B dihitung berdasarkan perbedaan antara citra actual terhadap citra referensi I sebelumnya dan citra referensi P berikutnya, hal ini dapat memberikan kualitas kompresi yang baik, namun memberikan delay waktu karena harus mengetahui dulu citra berikutnya dan harus disimpan di memori 3 citra secara berturutan (citra I/P sebelumnya, citra actual dan citra P/I berikutnya). Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan

Pengolahan Citra Digital. Pembahasan Representasi Data Multimedia

Pengolahan Citra Digital. Pembahasan Representasi Data Multimedia Pengolahan Citra Digital Pembahasan Representasi Data Multimedia Kelompok II : Imelda Florensia & Deasry Potangkuman Pengertian Multimedia Kata Multimedia secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan

Lebih terperinci

Sistem Multimedia. Akuisisi dan karakteristik data multimedia 8/2/2017. Data real multimedia berupa signal analog : Sinyal audio : Sinyal video :

Sistem Multimedia. Akuisisi dan karakteristik data multimedia 8/2/2017. Data real multimedia berupa signal analog : Sinyal audio : Sinyal video : SISTEM MULTIMEDIA Sistem Multimedia Akuisisi dan karakteristik data multimedia Data real multimedia berupa signal analog : Sinyal audio : Sinyal video : 2 Pokok bahasan : (i) Pengantar Multimedia, (ii)

Lebih terperinci

Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : 640 x 480 = 4800 karakter 8 x 8

Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : 640 x 480 = 4800 karakter 8 x 8 Kompresi Data Contoh : (1) Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : Data Teks 1 karakter = 2 bytes (termasuk karakter ASCII Extended) Setiap karakter ditampilkan dalam 8 x

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengguna komputer semakin meningkat. Peningkatan jumlah pengguna komputer mengakibatkan penggunaan data digital juga semakin meningkat. Salah satu media

Lebih terperinci

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT.

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT. Kompresi Citra dan Video Muhtadin, ST. MT. Outline Motivasi Redundancy & Irrelevancy Spatial Processing JPEG Temporal Processing Frame differencing Motion Estimation dan Motion Compensation Prediction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan teknologi komputer memberikan banyak manfaat bagi manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satu manfaatnya yaitu untuk menyimpan data, baik data berupa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat,

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, KOMPRESI CITRA Dalam kesempatan ini saya mencoba untuk menjelaskan apa itu kompresi citra dan bagaimana cara-cara format citra dengan menggunakan BMP, PNG, JPEG, GIF, dan TIFF. Kompresi citra itu adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompresi data adalah suatu proses untuk mengubah sebuah input data stream (stream sumber atau data mentah asli) ke dalam aliran data yang lain yang berupa output

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra merupakan representasi (gambaran) dari sebuah objek nyata yang dihasilkan oleh alat digital. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat

Lebih terperinci

Kompresi Citra Irawan Afrianto Sistem Multimedia 2007/2008

Kompresi Citra Irawan Afrianto Sistem Multimedia 2007/2008 Kompresi Citra Irawan Afrianto KOMPRESI CITRA Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi g redundansi dari data-data yang terdapat

Lebih terperinci

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah DIGITAL IMAGE CODING Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah KOMPRESI LOSSLESS Teknik kompresi lossless adalah teknik kompresi yang tidak menyebabkan kehilangan data. Biasanya digunakan jika

Lebih terperinci

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 26 A-5 Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman Tri Rahmah Silviani, Ayu Arfiana Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang terdiri dari sinyal-sinyal frekuensi elektromagnetis yang sudah di-sampling sehingga dapat ditentukan ukuran titik gambar tersebut

Lebih terperinci

MULTIMEDIA. Kompresi Video Semester Gasal 2008/200 S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO /2009 PROGRAM STUDI. Oky Dwi Nurhayati,, ST, MT

MULTIMEDIA. Kompresi Video Semester Gasal 2008/200 S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO /2009 PROGRAM STUDI. Oky Dwi Nurhayati,, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA Kompresi Video Semester Gasal 2008/200 /2009 Oky Dwi Nurhayati,, ST, MT Email: okydn@undip.ac.id 1 Definisi Video Video is the technology

Lebih terperinci

Kata video berasal dari kata Latin, melihat" teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.

Kata video berasal dari kata Latin, melihat teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. VIDEO RELEVANSI VIDEO Kata video berasal dari kata Latin, melihat" teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, (bidang hiburan) tetapi

Lebih terperinci

Oleh : Page 1

Oleh : Page 1 MODUL II PRINSIP TEKNIK KOMPRESI 2.1. Mengapa Kompresi Motivasi kompresi sinyal : Dunia digital mengalami pertumbuhan yang sangat cepat : Sinyal diperoleh secara digital Sinyal analog dikonversi ke digital

Lebih terperinci

KONSEP. Tujuan Kompresi:

KONSEP. Tujuan Kompresi: Kompresi Data KONSEP Tujuan Kompresi: Mengurangi ukuran file Hasil kompresi mirip dengan sinyal (file) asli Algoritma kompresi dapat di implementasi dengan mudah Handal/ tidak mudah berubah (robust) KOMPRESI

Lebih terperinci

MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kompresi Citra. Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017

MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kompresi Citra. Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017 MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kompresi Citra Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017 Latar Belakang 2 Latar Belakang Seringkali representasi citra yang besar membutuhkan memori yang besar Contoh

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ APA ITU KOMPRESI?? Kompresi mengecilkan/memampatkan ukuran Kompresi data Teknik mengecilkan data sehingga diperoleh file dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Pendahuluan Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar yang berada pada bidang dua dimensi. Agar dapat diproses lebih lanjut, sebuah citra disimpan di dalam bentuk digital. Ukuran citra digital

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO NAMA : Sarah Putri Ramadhani NRP : 5213100185 REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO Definisi Representasi Data Representasi data adalah metode data dan atau informasi ke dalam ukuran yang lebih kecil sehingga

Lebih terperinci

PEMAMPATAN CITRA (IMA

PEMAMPATAN CITRA (IMA PEMAMPATAN CITRA (IMAGE COMPRESSION) PENGERTIAN Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari data-data yang terdapat

Lebih terperinci

Video Pertemuan 13 &14

Video Pertemuan 13 &14 Matakuliah : O0414 - Computer / Multimedia Tahun : Feb - 2010 Video Pertemuan 13 &14 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menerapkan Penggunaan Video pada Aplikasi

Lebih terperinci

[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom

[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom [TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Terjadi transformasi atau revolusi dalam cara kita berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y), berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial dan amplitudo f di titik kordinat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Multimedia Sebelum membahas tentang watermarking sebagai perlindungan terhadap hak cipta, ada baiknya terlebih dahulu dibicarakan tentang pengertian multimedia. Multimedia memiliki

Lebih terperinci

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1 VIDEO By Nurul Adhayanti 1 VIDEO teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan

BAB II LANDASAN TEORI. Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat penyimpanan data dan waktu

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra Alvin Andhika Zulen (3507037) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha No 0 Bandung,

Lebih terperinci

KOMPRESI DATA DAN TEKS. By : Nurul Adhayanti

KOMPRESI DATA DAN TEKS. By : Nurul Adhayanti KOMPRESI DATA DAN TEKS By : Nurul Adhayanti KOMPRESI DATA DAN TEKS KOMPRESI DATA Kompresi berarti memampatkan/mengecilkan ukuran Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Konprensi, Citra Digital, Huffman Coding, Transfer Data

Kata kunci : Rasio Konprensi, Citra Digital, Huffman Coding, Transfer Data MENINGKATKAN RASIO KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN HUFFMAN CODING PADA TRANFER DATA Sapta Aji Sri Margiutomo, Linda Suvi Rahmawati, Retno Sundari Program Studi Teknik Informatika STMIK PPKIA Pradnya Paramita

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Huffman dalam Kompresi Gambar Digital

Penerapan Algoritma Huffman dalam Kompresi Gambar Digital Penerapan Algoritma Huffman dalam Kompresi Gambar Digital David Theosaksomo 13515131 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Image Compression. Kompresi untuk apa?

Image Compression. Kompresi untuk apa? Image Compression Kompresi untuk apa? Volume data yang besar Bit rate tinggi bandwidth yang tinggi Bayangkan sebuah video dengan resolusi 640x480 dengan 30 fps, dimana menggunakan penyimpanan 24-bit. Bila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data dan informasi dapat disajikan bukan hanya dalam bentuk teks semata, melainkan dalam bentuk gambar (image), audio dan video. Apalagi dilihat sekarang perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi ternyata berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan yang lain. Semuanya merupakan informasi yang sangat penting. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori ilmiah untuk mendukung penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, kompresi citra, algoritma dan jenisnya,

Lebih terperinci

Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform

Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform Hananto Edy Wibowo 1, Indra Sakti Wijayanto 2, Nugroho Herucahyono 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. Multimedia Jurusan Teknik Informatika

KOMPRESI CITRA. Multimedia Jurusan Teknik Informatika KOMPRESI CITRA Multimedia Jurusan Teknik Informatika ruliriki@gmail.com 1 Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode

BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION 3.1 Kompresi Data Definisi 3.1 Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat

Lebih terperinci

BAB II. TEORI DASAR. f(x1,y1) x Gambar 2.1. Citra Digital

BAB II. TEORI DASAR. f(x1,y1) x Gambar 2.1. Citra Digital BAB II. TEORI DASAR 2. 2.1. Pengolahan Citra Digital Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra

Lebih terperinci

BAB II. Decoder H.264/AVC

BAB II. Decoder H.264/AVC BAB II Decoder H.64/AVC Pada bab ini akan dibahas tentang teori dasar dari sistem H.64, modul dan algoritma dari Inverse Block Transform, Deblocking Filter dan Motion Compensator. II. Sistem H.64 H.64

Lebih terperinci

Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D.

Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D. MULTIMEDIA IMAGE ARIF BUDIANTO H1L012074 GANANG NUGROHO AJI H1L012035 HADI PURNOMO H1L013007 DITA ZENITHA ZAIN H1L013031 MUTHIA ATHAYA H1L013030 SARDO SAMUEL ERICK LIMBONG H1L013041 AISYAH FATHIA P H1L014002

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Setelah membaca bab ini maka pembaca akan memahami pengertian tentang kompresi, pengolahan citra, kompresi data, Teknik kompresi, Kompresi citra. 2.1 Defenisi Data Data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma Shannon-Fano untuk kompresi file audio. 2.1 Kompresi Data tidak hanya disajikan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 13 Kompresi Citra. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 13 Kompresi Citra. Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 13 Kompresi Citra Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2015 KULIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang sangat pesat memicu penggunaannya untuk kebutuhan pertukaran informasi yang semakin

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Video Kata video berasal dari kata Latin "melihat" teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi (bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah gambar bidang dua dimensi yang juga merupakan keluaran data. Artinya suatu data atau informasi tidak hanya direpresentasikan dalam bentuk teks, namun juga

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN METODE POHON BINER HUFFMAN. Sarifuddin Madenda, Hayet L. dan I. Bayu *

KOMPRESI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN METODE POHON BINER HUFFMAN. Sarifuddin Madenda, Hayet L. dan I. Bayu * KOMPRESI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN METODE POHON BINER HUFFMAN Sarifuddin Madenda, Hayet L. dan I. Bayu * ABSTRAK KOMPRESI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN METODE POHON BINER HUFFMAN. Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang tugas akhir, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, metodologi tugas akhir dan sistematika penulisan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

KERANGKA BANGUN MULTIMEDIA

KERANGKA BANGUN MULTIMEDIA Materi 1. Konsep dasar, pembuatan dan aplikasi multimedia 2. Organisasi pengembang multimedia 3. Perangkat pembuatan aplikasi multimedia 4. Kerangka bangun multimedia 5. Metodologi pengembangan multimedia

Lebih terperinci

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Kompresi data adalah proses mengubah suatu input data menjadi data lain dengan format berbeda dan ukuran yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Dalam ilmu komputer, pemampatan data atau kompresi data adalah sebuah cara untuk memadatkan data sehingga hanya memerlukan ruangan penyimpanan lebih kecil sehingga

Lebih terperinci

TEORI DASAR CITRA DIGITAL

TEORI DASAR CITRA DIGITAL 1 Pengolahan Citra Digital Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut,

Lebih terperinci

Standard Kompresi Citra: JPEG

Standard Kompresi Citra: JPEG Standard Kompresi Citra: JPEG Kompresi/Coding Citra (JPEG) Dirancang oleh Joint Photographic Experts Group (usaha kolaboratif ITU-T dan ISO) Mendukung macam aplikasi kompresi paling umum digunakan untuk

Lebih terperinci

VIDEO MPEG-1. JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN

VIDEO MPEG-1. JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN 1412-0372 VIDEO MPEG-1 Henry Candra Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract MPEG-1 is one of the standards to encode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan sistem

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HUFFMAN DALAM PEMAMPATAN CITRA DIGITAL

PENERAPAN METODE HUFFMAN DALAM PEMAMPATAN CITRA DIGITAL PENERPN MEODE HUFFMN DLM PEMMPN CIR DIGIL Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama, Jl. K.L. os Sudarso Km. 6,5 No. 3 j Mulia Medan edy@potensi-utama.ac.id, edyvictor@gmail.com abstrak Citra adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda, misal: foto seseorang mewakili entitas dirinya sendiri di depan kamera. Sedangkan

Lebih terperinci

MULTIMEDIA system. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

MULTIMEDIA system. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series MULTIMEDIA system Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Kompresi data teks (Huffman coding, RLE coding, LZW coding, arithmetic coding Representasi dan kompresi data suara dan audio Representasi dan

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Suara Bentuk gelombang yang berulang secara teratur = gelombang periodik Bentuk gelombang yang tidak menunjukkan keteraturan = kebisingan (noise) Bentuk gelombang yang

Lebih terperinci

Kompresi. Definisi Kompresi

Kompresi. Definisi Kompresi 1 Kompresi Bahan Kuliah : Sistem Multimedia PS TI Undip Gasal 2011/2012 2 Definisi Kompresi Memampatkan/mengecilkan ukuran Proses mengkodekan informasi menggunakan bit yang lain yang lebih rendah daripada

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT Teknik Elektro Unibraw Kompresi Memampatkan / mengecilkan raw data Kompresi Multimedia: memampatan raw data multimedia Kompresi multimedia adalah mutlak mengingat ukuran raw

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi Data Kompresi data sudah ada dalam 20 tahun terakhir ini. Kompresi data memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap berbagai bidang studi sekarang ini. Hal ini terbukti

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Kompresi Citra. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT.

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Kompresi Citra. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT. PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Kompresi Citra Oky Dwi Nurhayati, ST, MT Email: okydn@undip.ac.id Kompresi Citra Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi 2.1.1 Sejarah kompresi Kompresi data merupakan cabang ilmu komputer yang bersumber dari Teori Informasi. Teori Informasi sendiri adalah salah satu cabang Matematika yang

Lebih terperinci

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan Pemampatan Citra Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Mengapa? MEMORI Citra memerlukan memori besar. Mis. Citra 512x512 pixel 256 warna perlu 32 KB (1 pixel =

Lebih terperinci

Page 1

Page 1 MODUL V KOMPRESI CITRA DAN VIDEO Tiga tipe dari informasi yang berlebihan (redundancy) yang dapat dihilangkan atau direduksi : Spasial : Di dalam frame yang sama Sering kali menggunakan metode yang sama

Lebih terperinci

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding.

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding. ALGORITMA HUFFMAN KANONIK UNTUK KOMPRESI TEKS SMS Moch Ginanjar Busiri 13513041 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring berkembangnya teknologi, digitalisasi sidik jari sudah sering digunakan, terutama pada passport, ID Card, visa dan dokumen lainnya. Karena kapasitas penyimpanan untuk menyimpan sidik jari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Citra Digital Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, melainkan sebuah representasi dari citra asal yang bersifat analog [3]. Citra digital ditampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan data elektronik dalam area Public Health telah menyebabkan organisasi pemrosesan menjadi lebih efisien. Transfer medical data pada jaringan data online atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan besarnya data yang digunakan pada teknologi informasi saat ini berkembang sangat cepat yang sangat mempengaruhi media penyimpanan dan transmisi data. Hal

Lebih terperinci

Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi

Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi kualitas video dan audio v Mengetahui media penyimpanan

Lebih terperinci

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING Pandi Barita Simangunsong Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT )

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT ) TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT ) Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE ARITHMETIC CODING DALAM KAWASAN ENTROPY CODING

NASKAH PUBLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE ARITHMETIC CODING DALAM KAWASAN ENTROPY CODING NASKAH PUBLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE ARITHMETIC CODING DALAM KAWASAN ENTROPY CODING Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra

Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra 249 Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra Ahmad Jalaluddin 1, Yuliana Melita 2 1) Univers itas Islam Lamongan 2) Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Odden.85@gmail.com, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP Syahfitri Kartika Lidya 1) Mohammad Andri Budiman 2) Romi Fadillah Rahmat 3) Jurusan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA. Kompresi. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA. Kompresi. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA Kompresi Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id 1 Definisi memampatkan/mengecilkan ukuran proses mengkodekan informasi menggunakan

Lebih terperinci

KOMPRESI AUDIO DAN VIDEO

KOMPRESI AUDIO DAN VIDEO TEKNIK KOMPRESI Multimedia KOMPRESI AUDIO DAN VIDEO Tri Wahyuni, ST KOMPRESI AUDIO/VIDEO Kompresi audio/video adalah salah satu bentuk kompresi data yang bertujuan untuk mengecilkan ukuran file audio/video.

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Teoritis

BAB 2 Tinjauan Teoritis BAB 2 Tinjauan Teoritis 2.1 Tinjauan Kepustakaan Topik kompresi data ini pernah dikerjakan oleh salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Bandung angkatan 2007 yaitu Andini Ramika Sari [4]. Proses kompresi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pendahuluan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Kompresi data adalah proses pengkodean (encoding) informasi dengan menggunakan bit yang lebih sedikit dibandingkan dengan kode yang sebelumnya dipakai dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu berhubungan dengan dokumentasi atau data. Data-data yang ada haruslah tersimpan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Terdapat dua metode dalam menampilkan atau melakukan scan pada video digital, yaitu progressive dan interlace [MED05].

BAB II DASAR TEORI. Terdapat dua metode dalam menampilkan atau melakukan scan pada video digital, yaitu progressive dan interlace [MED05]. BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini diuraikan dasar-dasar teori yang mendukung pelaksanaan Tugas Akhir, yaitu mengenai video, pengukuran kualitas antar video, steganografi, serta pembangkitan bilangan acak.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kompresi data merupakan suatu proses pengubahan ukuran suatu file atau dokumen menjadi lebih kecil secara ukuran. Berkembangnya teknologi hardware dan software

Lebih terperinci

Atandho Gama M. ( )

Atandho Gama M. ( ) Atandho Gama M. (4212100140) Representasi Data Audio Dan Video Pengertian Agar suara dapat diterjemahkan ke dalam komputer, maka data harus diolah terlebih dahulu ke dalam bentuk digital, dipilah dan dikelola

Lebih terperinci

MULTIMEDIA. Kompresi Audio / Video S1 SISTEM KOMPUTER. Semester Gasal 2009/20 UNIVERSITAS DIPONEGORO PROGRAM STUDI

MULTIMEDIA. Kompresi Audio / Video S1 SISTEM KOMPUTER. Semester Gasal 2009/20 UNIVERSITAS DIPONEGORO PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA Kompresi Audio / Video Semester Gasal 2009/20 /2010 Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id 1 Kompresi Tujuan untuk mengecilkan

Lebih terperinci