BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Dalam ilmu komputer, pemampatan data atau kompresi data adalah sebuah cara untuk memadatkan data sehingga hanya memerlukan ruangan penyimpanan lebih kecil sehingga lebih efisien dalam menyimpannya atau mempersingkat waktu pertukaran data tersebut. Kompresi Data adalah proses pengkodean (encoding) informasi dengan menggunakan bit yang lebih sedikit dibandingkan dengan kode yang sebelumnya dipakai dengan menggunakan skema pengkodean tertentu. Kompresi data, terutama untuk proses komunikasi, dapat bekerja jika kedua pihak antara pengirim dan penerima data komunikasi memiliki skema pengkodean yang sama. Gambar-gambar yang terdapat di berbagai situs internet pada umumnya merupakan hasil kompresi ke dalam format GIF atau JPEG. File video MPEG adalah hasil proses kompresi pula. Penyimpanan data berukuran besar pada server pun sering dilakukan melalui kompresi. Hal ini dilakukan agar kapasitas pada server tempat penyimpanan dapat menampung lebih banyak data. Kompresi Data merupakan cabang ilmu komputer yang bersumber dari Teori Informasi. Teori Informasi sendiri adalah salah satu cabang Matematika yang berkembang sekitar akhir dekade 1940-an. Tokoh utama dari Teori Informasi adalah Claude E. Shannon dari Bell Laboratory. Dalam tulisannya di tahun 1948, A Mathematical Theory of Communication, (Claude E. Shannon). Teori Informasi memfokuskan pada berbagai metode tentang informasi termasuk penyimpanan dan pemrosesan pesan. Teori Informasi mempelajari pula tentang redudansi (informasi tak berguna/pengulangan informasi) pada pesan. Semakin banyak redudansi semakin besar pula ukuran pesan, upaya mengurangi redudansi inilah yang akhirnya melahirkan subyek ilmu tentang Kompresi Data.

2 7 Dalam kompresi data, tujuan utama yang perlu diperhatikan adalah rasio kompresi yang semakin baik, proses kompresi dan pengembalian yang cepat. Rasio kompresi secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Rasio Kompresi = Output Stream Input Stream x 100% (2.1) Selain rasio kompresi, hal yang perlu diukur adalah space saving. Space saving (penghematan ruang) didefinisikan sebagai pengurangan dalam ukuran relatif terhadap ukuran uncompressed. (Ujianto dan Hartati, 2010) Space Saving = 1 Compressed Size Uncompressed Size x 100% (2.2) Atau Space Saving = (1 Compression Ratio) x 100% (2.3) Teori Informasi menggunakan terminologi entropy sebagai pengukur berapa banyak informasi yang dapat diambil dari sebuah pesan. Kata entropy berasal dari ilmu termodinamika. Semakin tinggi entropy dari sebuah pesan semakin banyak informasi yang terdapat di dalamnya. Entropy dari sebuah simbol didefinisikan sebagai nilai logaritma negatif dari probabilitas kemunculannya. Entropy dari keseluruhan pesan adalah jumlah dari keseluruhan entropy dari seluruh symbol. Terdapat dua jenis kompresi data yaitu Kompresi Lossy dan Kompresi Lossless Kompresi Lossy Kompresi data yang menghasilkan file data hasil kompresi yang tidak dapat dikembalikan menjadi file data sebelum dikompresi secara utuh. Kompresi lossy menyebabkan adanya perubahan data dibandingkan sebelum dilakukan proses kompresi. Ketika data hasil kompresi di-decode kembali, data hasil decoding tersebut tidak dapat dikembalikan menjadi sama dengan data asli tetapi ada bagian data yang hilang. Dengan kata lain ada beberapa info yang hilang pada saat proses kompresi. Oleh sebab itu kompresi jenis ini tidak baik untuk kompresi data yang kritis seperti data teks. Sebagai gantinya kompresi lossy memberikan derajat kompresi lebih tinggi.

3 8 Kompresi jenis ini sangat baik bila digunakan pada file multi media seperti file gambar, suara dan film. File gambar, suara dan film secara alamiah masih bisa digunakan walaupun tidak berada pada kondisi yang sama sebelum dilakukan kompresi. Contoh penggunaan kompresi lossy adalah pada format file JPEG, MP3, dan MPEG. Gambar 2.1. Skema Lossy Compression Kompresi Lossless Kompresi data yang menghasilkan file data hasil kompresi yang dapat dikembalikan menjadi file data asli sebelum dikompresi secara utuh tanpa perubahan apapun. Kompresi lossless memiliki derajat kompresi yang lebih rendah tetapi dengan akurasi data yang terjaga antara sebelum dan sesudah proses kompresi. Kompresi lossless bekerja dengan menemukan pola yang berulang di dalam pesan yang akan dikompres tersebut dan melakukan proses pengkodean pola tersebut secara efisien. Kompresi ini juga dapat berarti proses mengurangi redundancy. Kompresi jenis ini ideal untuk kompresi teks seperti basis data, dokumen atau spreadsheet. Pada kompresi jenis ini tidak diijinkan ada bit yang hilang dari data pada proses kompresi. Algoritma yang termasuk dalam kompresi lossless diantaranya adalah Elias Gamma Code, Elias Delta Code dan Levenstein Code. Gambar 2.2. Skema Lossless Compression

4 9 Secara umum kompresi data terdiri dari dua kegiatan besar, yaitu Modeling dan Coding. Proses dasar dari kompresi data adalah menentukan serangkaian bagian dari data (stream of symbols) mengubahnya menjadi kode (stream of codes). Jika proses kompresi efektif maka hasil dari stream of codes akan lebih kecil dari segi ukuran daripada stream of symbols. Keputusan untuk mengindentikan simbol tertentu dengan kode tertentu adalah inti dari proses modeling. Secara umum dapat diartikan bahwa sebuah model adalah kumpulan data dan aturan yang menentukan pasangan antara symbol sebagai input dan code sebagai output dari proses kompresi. Sedangkan coding adalah proses untuk menerapkan modeling tersebut menjadi sebuah proses kompresi data. Melakukan proses encoding dengan menggunakan ASCII atau EBDIC yang merupakan standar dalam proses komputasi memberikan kelemahan mendasar apabila dilihat dari paradigma kompresi data. ASCII dan EBDIC menggunakan jumlah bit yang sama untuk setiap karakter, hal ini menyebabkan banyak bit yang terbuang untuk merepresentasikan karakter-karakter yang sebenarnya jarang muncul pada sebuah pesan. Jika coding adalah roda dari sebuah mobil maka modeling adalah mesinnya. Sebaik apapun algoritma untuk melakukan coding tanpa model yang baik kompresi data tidak akan pernah terwujud. Kompresi data Lossless pada umumnya diimplementasikan menggunakan salah satu dari dua tipe modeling, yaitu statistical atau dictionary-based. Statistical-modeling melakukan prosesnya menggunakan probabilitas kemunculan dari sebuah simbol sedangkan dictionary-based menggunakan kode-kode untuk menggantikan sekumpulan simbol. 1. Statistical Modeling Pada bentuk paling sederhananya, statistical-modeling menggunakan tabel statis yang berisi probabilitas kemunculan suatu karakter atau symbol. Tabel ini pada awalnya bersifat universal, sebagai contoh pada bahasa Inggris karakter yang paling sering muncul adalah huruf e maka karakter ini memiliki probabilitas tertinggi pada file teks yang berbahasa Inggris.

5 10 Menggunakan tabel universal pada akhirnya tidak memuaskan para ahli kompresi data karena apabila terjadi perubahan pada subyek yang dikompresi dan tidak sesuai dengan tabel universal maka akan terjadi penurunan rasio kompresi secara signifikan. Akhirnya muncul modeling dengan menggunakan tabel yang adaptif, di mana tabel tidak lagi bersifat statis tetapi bisa berubah sesuai dengan kode. Pada prinsipnya dengan model ini, sistem melakukan penghitungan atau scan pada keseluruhan data setelah itu barulah membangun tabel probabilitas kemunculan dari tiap karakter atau symbol. Model ini kemudian dikembangkan lagi menjadi adaptive statistical modeling dimana sistem tidak perlu melakukan scan ke seluruh symbol untuk membangun tabel statistik, tetapi secara adaptif melakukan perubahan tabel pada proses scan karakter per karakter. 2. Dictionary Based Modeling Jika statistical model pada umumnya melakukan proses encode simbol satu per satu mengikuti siklus: baca karakter hitung probabilitas buat kodenya maka dictionary-based modeling menggunakan mekanisme yang berbeda. Dictionary-based modeling membaca input data dan membandingkannya dengan isi dictionary. Jika sekumpulan string sesuai dengan isi dictionary maka indeks dari dictionary entry-lah yang dikeluarkan sebagai output dan bukan kodenya. Sebagai perumpamaan dari dictionary-based dapat digunakan makalah ilmiah sebagai contoh. Saat kita membaca makalah ilmiah kita sering membaca nomor-nomor referensi yang bisa kita cocokkan dengan daftar pustaka di belakang. Hal ini mirip dengan proses pada dictionary-based modeling Sistem Pengkodean Sistem pengkodean adalah aturan untuk mengubah informasi tertentu (seperti tulisan, kata, atau frase) atau simbol lainnya menjadi bentuk lain. Proses pengubahan tersebut dalam ilmu telekomunikasi disebut dengan encoding.

6 Fixed Length Encoding Sistem pengkodean simbol yang menggunakan panjang bit yang sama untuk setiap simbol. Panjang bit minimal yang diperlukan oleh sistem pengkodean ini bergantung pada variasi simbol yang akan dikodekan dan sama dengan nilai entropy maksimum simbol Variable Length Encoding Sistem pengkodean simbol yang menggunakan panjang bit yang berbeda-beda antara simbol yang satu dengan simbol yang lainnya. Salah satu jenisnya adalah panjang simbol ditentukan berdasarkan probabilitas kemunculan dari simbol tersebut dalam suatu deretan simbol. Jenis encoding inilah yang menjadi basis pada proses kompresi data yang berbasis pada statistika Prefix Code Berdasarkan pada pertimbangan untuk mengkodekan simbol dengan menggunakan bit string yang lebih sedikit dibandingankan dengan menggunakan kode standar yang menggunakan panjang bit tetap maka dibuatlah sistem pengkodean simbol dengan menggunakan panjang bit yang variabel. Namun masalah terjadi saat menggunakan kode yang panjangnya variabel yaitu adanya ambiguitas/kerancuan maka saat mengkodekan deretan bit string tertentu menjadi beberapa simbol yang berbeda karena tidak uniquely decodable. Oleh karena itulah digunakan kode yang memiliki properti prefix code yaitu kode dari suatu simbol tidak akan pernah menjadi prefix dari seluruh kode simbol yang selainnya Algoritma Elias Gamma Code Elias Gamma Code merupakan salah satu contoh universal code yang dipelopori oleh Peter Elias, yang mana hanya dapat mengkodekan bilangan bulat positip. Elias Gamma Code kebanyakan digunakan ketika pengkodean integer yang mempunyai upper-bound tidak dapat diperiksa sebelumnya. Adapun aturan untuk mengkodekan sebuah bilangan dengan menggunakan Elias Gamma Code adalah sebagai berikut:

7 12 1. Tulis bilangan tersebut dalam bentuk biner. 2. Kurangi 1 dari jumlah bit yang ditulis pada langkah pertama dan tambahkan sesuai dengan banyaknya bilangan nol. Proses yang ekivalen untuk menyatakan proses yang pada point nomor dua adalah sebagai berikut: a. Pisahkan integer menjadi pangkat 2 tertinggi (2 N ) yang dapat dan ditampungnya sisakan digit biner N dari integer tersebut. b. Kodekan N dalam bentuk unary, jika N adalah nol maka diikuti oleh satu. c. Tambahkan sisa digit biner N untuk merepresentasikan N Sedangkan aturan untuk melakukan proses decode suatu integer dengan menggunakan Elias Gamma Code dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Lakukan pembacaan kode sampai angka 1 ditemukan. Nyatakan jumlah angka 0 dengan N. b. Lakukan pembacaan N berikutnya sebagai integer dari L. Hitung n = 2N + L Tabel Elias Gamma Code yang menunjukkan 18 kode Gamma dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel Kode Elias Gamma 1 = = 1 10 = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

8 13 Pengkodean dengan Elias Gamma Code tidak melakukan pengkodean pada bilangan bulat nol ataupun negatif. Salah satu cara untuk menangani nol adalah menambahkan 1 sebelum pengkodean dan kemudian mengurangi dengan 1 setelah dilakukan proses decoding. Salah satu cara yang lain adalah dengan memberi prefix pada semua kode bukan nol dengan 1 dan kemudian kode nol sebagai suatu 0 tunggal. Salah satu cara untuk mengkodekan semua integer adalah membentuk suatu bijeksi, yaitu pemetaan bilangan bulat (0, 1, -1, 2, -2, 3, -3,.) hingga (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,.) sebelum pengkodean dimulai. Elias Gamma Code sangat cocok digunakan untuk mengkodekan bilangan bulat positip bahkan dalam kasus-kasus dimana bilangan bulat positip terbesar tidak diketahui sebelumnya. Selain itu, kode ini tumbuh perlahan-lahan sehingga merupakan kandidat yang baik untuk mengkompresi data integer dimana bilangan bulat kecil sering muncul dan bilangan bulat besar jarang muncul. Sebagai contoh dari pada algoritma Elias Gamma Code dapat dilihat di bawah: String = ADI MEMBACA BUKU DI TAMAN CHAR SET = = {A, D, I, M, E, B, C, SP, U, K, T, N} Tabel 2.2. Pemetaan Data Teks Dengan Kode Elias Gamma NO CHAR FREQ KODE GAMMA BIT FREQ * BIT 1 A SP M D I B U E C K T N

9 14 Input Stream = 25 x 8 = 200 Output Stream = 101 Rasio Kompresi = x 100% = 50.5% Space Saving = 100% 50.5% = 49.5% 2.4. Algoritma Elias Delta Code Elias Delta Code merupakan satu dari tiga Elias Code yang dipelopori oleh Peter Elias. Jika pada Elias Gamma Code, Peter Elias menambahkan panjang pada unary (α) makanya pada Elias Delta Code ditambahkan pada binary (β). Elias Delta Code juga digunakan untuk melakukan pengkodean pada bilangan bulat positip, namun sedikit lebih kompleks daripada Elias Gamma Code. Adapun aturan untuk mengkodekan sebuah bilangan dengan menggunakan Elias Delta Code adalah sebagai berikut : 1. Tuliskan n dalam bilangan biner (binary). Bit yang paling kiri (paling signifikan) akan menjadi Hitung jumlah bit-nya, hapus bit paling kiri dari n dan tambahkan perhitungan dalam bilangan biner (binary) pada bagian kiri dari n setelah bit paling kiri dari n dihapus. 3. Kurangi 1 dari perhitungan pada langkah ke-2 dan tambahkan jumlah nol ke kode. Ketika langkah-langkah ini diterapkan pada integer ke-17, hasilnya adalah : 17 = (lima bit). Hapus angka 1 yang paling kiri dan tambahkan 5 = 1012 sehingga hasilnya Tiga bit sudah ditambahkan, kemudian tambahkan 2 nol untuk mendapatkan kode delta Untuk menghitung panjang kode delta n, dapat dilihat bawah langkah 1 menghasilkan (dari Persamaan (1.1)) M = 1 + [log2 n] bits. Agar lebih sederhana, tanda [ dan ] dihilang, amati persamaan berikut: M = 1 + log2 2 + log2 n = log2(2n) (2.4)

10 15 Hitungan pada langkah ke-2 adalah M, yang panjangnya adalah C oleh karena itu C = 1 + log2, M = 1 + log2 (log2(2n)) bit. Oleh karena itu pada langkah kedua ditambahkan C bit dan menghapus bit paling kiri dari n. Pada langkah ketiga ditambahkan C 1 = log2, M = log2(log2(2n))nol. Selain dengan langkah-langkah pengkodean di atas, pengkodean Elias Delta juga dapat dilakukan dengan menggunakan kode Elias Gamma. Berikut adalah langkah-langkahnya: 1. Tentukan bilangan bulat N yang terbesar sehingga 2 N n < 2 N+1 dan tuliskan n = 2 N + L. Perhatikan bahwa L merupakan bilangan bulat N yang paling besar. 2. Lakukan pengkodean N + 1 dengan Elias Gamma Code. 3. Tambahkan nilai biner dari L, sebagai integer dari N-bit pada hasil dari langkah kedua. Ketika langkah-langkah ini diterapkan pada n = 17, hasilnya adalah : 17 = 2N + L = Kode gamma dari N + 1 = 5 adalah 00101, dan tambahkan L = 0001 sehingga hasilnya adalah Tabel Elias Delta Code yang menunjukkan 18 kode delta, dimana L ditulis dengan huruf miring dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini. Tabel Kode Elias Delta 1 = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L = = L =

11 16 Untuk melakukan decode dengan Elias Delta Code, berikut adalah langkahlangkahnya: 1. Baca bit dari kode sampai proses decode dengan Elias Gamma Code dapat dilakukan. Proses ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini: 1.1. Hitung jumlah nol terdepan dari kode tersebut lalu gantikan perhitungan tersebut dengan C Periksa bit bagian kiri 2C + 1 (C nol, diikuti dengan 1, lalu diikuti dengan bit C selebihnya). Ini merupakan decode Elias Gamma Code M Baca bit M berikutnya. Sebut ini sebagai L. 3. Bilangan bulat yang di decode adalah 2 M + L. Pada kasus dimana n = 17, kode deltanya adalah Lewati dua nol, sehingga C = 2. Nilai bit paling kiri dari 2C + 1 = 5 adalah = 5, jadi M + 1 = 5. Pembacaan akan dilakukan berikutnya pada M = 4 bit 0001, dan diakhirnya dengan nilai decode 2 M + L = = 17. Sebagai contoh dari pada algoritma Elias Delta Code dapat dilihat di bawah: String = ADI MEMBACA BUKU DI TAMAN CHAR SET = = {A, D, I, M, E, B, C, SP, U, K, T, N}

12 17 Tabel 2.4. Pemetaan Data Teks Dengan Kode Elias Delta NO CHAR FREQ KODE DELTA BIT FREQ * BIT 1 A SPASI M D I B U E C K T N Input Stream = 25 x 8 = 200 Output Stream = 113 Rasio Kompresi = x 100% = 56.5% Space Saving = 100% 56.5% = 43.5% 2.5. Algoritma Levenstein Code Algoritma Levenstein Code atau Levensthein Coding merupakan pengkodean universal untul bilangan bulat non-negatif yang dikembangkan oleh Vladimir Levenshein pada tahun Algoritma Levenstein Code merupakan algoritma yang prosesnya melalui tahapan-tahapan tertentu baik pada saat pengkodean maupun pembacaan sandi. Proses pengkodean pada algoritma Levenstein Code. Kode nol pada Levenstein Code adalah satu 0. Untuk mengkodekan angka positip n, lakukan langkah-langkah berikut:

13 18 1. Atur jumlah variabel C menjadi Tuliskan representasi biner dari nomor tanpa awalan 1 ke kode awal. 3. Misalkan M adalah jumlah bit yang dituliskan pada langkah kedua. 4. Jika M tidak sama dengan 0, tambahkan C dengan 1. Ulangi langkah kedua dengan M dimasukkan sebagai nomor baru. 5. Jika M = 0, tambahkan C 1 bit dan 0 ke awal kode. Tabel Levenstein Code yang menunjukkan 18 kode Levenstein dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini. Tabel Kode Levenstein n Kode Levenstein n Kode Levenstein Tabel di atas menunjukkan beberapa kode Levenstein. Pada tabel tersebut masing-masing bagian dari kode Levenstein dipisahkan dengan tanda spasi. Hal ini dimaksud agar lebih memudahkan dalam mengindikasi bagian-bagian dari kode Levenstein. Sebagai contoh, jika dilanjutkan maka kode Levenstein untuk 18 adalah , untuk 19 adalah , dan seterusnya. Untuk melakukan pembacaan sandi bilangan bulat pada Levenstein Code dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Lakukan perhitungan pada jumlah bit C 1 sampai 0 ditemukan. 2. Jika hasil perhitungannya adalah C= 0, maka nilainya adalah nol, lalu berhenti. Jika tidak lanjutkan ke langkah ketiga.

14 19 3. Aturlah nilai N = 1, lalu ulangi langkah empat (C-1) kali. 4. Lakukan pembacaan bit N, tambahkan 1, lalu berikan nilai yang dihasilkan ke N (sehingga menghapus nilai sebelumnya dari N). String yang diberikan ke N pada iterasi terakhir merupakan hasil dari pembacaan sandi. Sebagai contoh dari pada algoritma Levenstein Code dapat dilihat di bawah: String = ADI MEMBACA BUKU DI TAMAN CHAR SET = = {A, D, I, M, E, B, C, SPASI, U, K, T, N} Tabel 2.6. Pemetaan Data Teks Dengan Kode Levenstein NO CHAR FREQ KODE LEVENSTEIN BIT FREQ * BIT 1 A SPASI M D I B U E C K T N Input Stream = 25 x 8 = 200 Output Stream = 114 Rasio Kompresi = x 100% = 57% Space Saving = 100% 57% = 43%

15 Riset Terkait Sukiman & Chandra (2013) melakukan penelitian terhadap algoritma Elias Gamma Code dengan melakukan pemodelan data yang akan dikompresi untuk kemudian direpresentasikan dengan simbol-simbol tertentu dimana data yang disertakan memilki informasi seperti frekuensi mengenai setiap simbol. Sementara pengkodean dilakukan untuk menghasilkan representasi data terkompresi dengan mengacu pada model guna menentukan kode untuk setiap simbol. Dengan metode tersebut didapat hasil bahwa algoritma Elias Gamma Code mempunyai rentang rasio kompresi 60% 80%. Sukirman, et. al. (2010) melakukan penelitian dengan mengoptimalkan proses pada transformasi DCT dan Kuantisasi. Proses yang dilakukan yaitu dengan cara menggabungkan proses DCT dan Kuantisasi. Dari hasil penggabungan tersebut didapatkan bahwa formulasi matematis pada DCT terkuantisasi mengandung jumlah operasi perkalian dan penambahan yang lebih kecil dibandingkan pada formulasi matematis DCT standar. Sehingga DCT terkuantisasi dapat meningkatkan rasio dan kualitas kompresi JPEG. Wijaya & Widodo (2010) melakukan penelitian terhadapat objek citra digital dengan menggunakan algoritma Huffman, LZW (Lempel Ziv Welch) dan RLE (Run- Length Encoding). Pengujian dilakukan terhadap waktu kompressi dan dekompressi pada objek citra dengan format bmp, jpg dan tiff. Dari pengujian tersebut algoritma Huffman memiliki kompabilitas tinggi untuk dapat mengkompresi setiap format objek citra. Sedangkan waktu kompresi dan dekompresi algoritma LZW (Lempel Ziv Welch) kurang begitu baik tetapi memiliki kinerja kompresi yang tinggi pada format citra bmp. Sementara kemampuan kompabilitas yang dimiliki algoritma RLE (Run- Length Encoding) tidak lebih baik dari algoritma Huffman dan LZW. Algoritma RLE hanya mampu mengkompresi citra dengan format bmp berjenis grayscale saja. Tetapi dalam hal ini memiliki performa kinerja yang cukup tinggi. Arysanti & Livianthy (2010) melakukan pengujian pada data citra dengan menggunakan algoritma Huffman. Data citra yang diolah dalam proses pengkompresannya adalah data citra dengan format BMP. Selain objek citra, pengujian juga dilakukan pada data teks dengan format text document (*.txt) dan

16 21 Hyper Text Markup Language(*.htm). Pada penelitian ini hanya dilakukan pengujian pada tingkat efektivitas metode Huffman untuk kompresi data citra dan teks. Untuk riset-riset yang terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini. Peneliti Tahun Sukiman & Chandra (2013) Sukirman, et. Al. (2010) Wijaya & Widodo (2010) Arysanti & Livianthy (2010) Tabel 2.7. Riset Terkait Metodologi Penelitian Elias Gamma Code DCT Terkuantisasi Huffman, LZW dan RLE Huffman Kelebihan / Kekurangan Mempunyai kecepatan kompresi yang cukup baik. Namun hanya dapat merepresentasikan 7 karakter pertama dengan jumlah bit di bawah 8 bit. Terjadi peningkatan kecepatan waktu eksekusi serta rasio dan kualitas hasil kompresi meningkat bila dibandingkan dengan DCT standar. Huffman memiliki kompabilitas yang tinggi dalam mengolah citra bmp, jpg dan tiff serta kecepatan yang relatif cepat. LZW (Lempel Ziv Welch) mempunyai performa yang kurang baik namun memiliki kinerja kompresi yang tinggi pada format citra bmp. Dibanding Huffman dan LZW, RLE (Run Length Encoding) tidak lebih baik dari keduanya. Namun performa dan kinerja RLE dalam mengkompresi citra bmp jenis grayscale cukup tinggi. Metode huffman efektif digunakan untuk mengkompresi data citra/karakter yang sedikit dengan frekuensi kemunculan yang besar.

17 Perbedaan dengan Riset yang Lain Dalam penelitian ini, pengkompresian data akan dilakukan pada data berupa teks (*.txt) dengan menggunakan algoritma Elias Gamma Code, Elias Delta Code dan Levenstein Code dengan mengacu pada rasio kompresi dan kecepatan kompresi Kontribusi Riset Dari hasil penelitian diharapkan dapat diketahui perbedaan tingkat rasio kompresi, space saving dan tingkat kecepatan kompresi antara algoritma Elias Gamma Code, Elias Delta Code dan Levenstein Code dalam mengkompresi data teks. Serta memberikan pemahaman cara kerja algoritma Elias Gamma Code, Elias Delta Code dan Levenstein Code.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompresi data adalah suatu proses untuk mengubah sebuah input data stream (stream sumber atau data mentah asli) ke dalam aliran data yang lain yang berupa output

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPRESI DATA

PENGANTAR KOMPRESI DATA PENGANTAR KOMPRESI DATA PUTU WIDHIARTHA widhiartha@yahoo.com http://widhiartha.multiply.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2008 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pendahuluan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Kompresi data adalah proses pengkodean (encoding) informasi dengan menggunakan bit yang lebih sedikit dibandingkan dengan kode yang sebelumnya dipakai dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi 2.1.1 Sejarah kompresi Kompresi data merupakan cabang ilmu komputer yang bersumber dari Teori Informasi. Teori Informasi sendiri adalah salah satu cabang Matematika yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengubah sebuah aliran data input menjadi aliran data baru yang memiliki ukuran lebih kecil. Aliran yang dimaksud adalah berupa file

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS METODE HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA CITRA DAN TEKS PADA APLIKASI KOMPRESI DATA Shelly Arysanti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak

Lebih terperinci

Kompresi. Definisi Kompresi

Kompresi. Definisi Kompresi 1 Kompresi Bahan Kuliah : Sistem Multimedia PS TI Undip Gasal 2011/2012 2 Definisi Kompresi Memampatkan/mengecilkan ukuran Proses mengkodekan informasi menggunakan bit yang lain yang lebih rendah daripada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Setelah membaca bab ini maka pembaca akan memahami pengertian tentang kompresi, pengolahan citra, kompresi data, Teknik kompresi, Kompresi citra. 2.1 Defenisi Data Data adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan besarnya data yang digunakan pada teknologi informasi saat ini berkembang sangat cepat yang sangat mempengaruhi media penyimpanan dan transmisi data. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemampatan data (data compression) merupakan salah satu kajian di dalam ilmu komputer yang bertujuan untuk mengurangi ukuran file sebelum menyimpan atau memindahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan teknologi komputer memberikan banyak manfaat bagi manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satu manfaatnya yaitu untuk menyimpan data, baik data berupa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang terdiri dari sinyal-sinyal frekuensi elektromagnetis yang sudah di-sampling sehingga dapat ditentukan ukuran titik gambar tersebut

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Kompresi Terhadap Objek Citra Menggunakan JAVA

Perbandingan Algoritma Kompresi Terhadap Objek Citra Menggunakan JAVA Perbandingan Algoritma Terhadap Objek Menggunakan JAVA Maria Roslin Apriani Neta Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari no 43 55281 Yogyakarta Telp (0274)-487711

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Pendahuluan Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

Kinerja Dan Performa Algoritma Kompressi Lossless Terhadap Objek Citra Digital

Kinerja Dan Performa Algoritma Kompressi Lossless Terhadap Objek Citra Digital The 12th Industrial Electronics Seminar 2010 (IES 2010) Electronics Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, Nopember 3, 2010 Image, Acoustic, Speech And Signal Processing Kinerja

Lebih terperinci

MULTIMEDIA system. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

MULTIMEDIA system. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series MULTIMEDIA system Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Kompresi data teks (Huffman coding, RLE coding, LZW coding, arithmetic coding Representasi dan kompresi data suara dan audio Representasi dan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kompresi data merupakan suatu proses pengubahan ukuran suatu file atau dokumen menjadi lebih kecil secara ukuran. Berkembangnya teknologi hardware dan software

Lebih terperinci

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding.

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding. ALGORITMA HUFFMAN KANONIK UNTUK KOMPRESI TEKS SMS Moch Ginanjar Busiri 13513041 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi Data Kompresi adalah mengecilkan/ memampatkan ukuran. Kompresi Data adalah teknik untuk mengecilkan data sehingga dapat diperoleh file dengan ukuran yang lebih kecil

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA. Kompresi. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA. Kompresi. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO MULTIMEDIA Kompresi Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id 1 Definisi memampatkan/mengecilkan ukuran proses mengkodekan informasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori ilmiah untuk mendukung penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, kompresi citra, algoritma dan jenisnya,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengguna komputer semakin meningkat. Peningkatan jumlah pengguna komputer mengakibatkan penggunaan data digital juga semakin meningkat. Salah satu media

Lebih terperinci

DATA COMPRESSION CODING USING STATIC AND DYNAMIC METHOD OF SHANNON-FANO ALGORITHM

DATA COMPRESSION CODING USING STATIC AND DYNAMIC METHOD OF SHANNON-FANO ALGORITHM Media Informatika, Vol. 5, No. 2, Desember 2007, 129-139 ISSN: 0854-4743 DATA COMPRESSION CODING USING STATIC AND DYNAMIC METHOD OF SHANNON-FANO ALGORITHM Romi Wiryadinata Mahasiswa Sekolah Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

KINERJA DAN PERFORMA ALGORITMA KOMPRESSI LOSSLESS TERHADAP OBJEK CITRA DIGITAL

KINERJA DAN PERFORMA ALGORITMA KOMPRESSI LOSSLESS TERHADAP OBJEK CITRA DIGITAL KINERJA DAN PERFORMA ALGORITMA KOMPRESSI LOSSLESS TERHADAP OBJEK CITRA DIGITAL Aditya Wijaya, Suryarini Widodo Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu berhubungan dengan dokumentasi atau data. Data-data yang ada haruslah tersimpan dengan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERBANDINGAN ALGORITMA RUN LENGTH ENCODING DAN ALGORITMA LZW ( LEMPEL ZIV WECH ) DALAM PEMAMPATAN TEKS

ANALISA DAN PERBANDINGAN ALGORITMA RUN LENGTH ENCODING DAN ALGORITMA LZW ( LEMPEL ZIV WECH ) DALAM PEMAMPATAN TEKS ANALISA DAN PERBANDINGAN ALGORITMA RUN LENGTH ENCODING DAN ALGORITMA LZW ( LEMPEL ZIV WECH ) DALAM PEMAMPATAN TEKS Indra Sahputra Harahap (12110809) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Stmik Budidarma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi Data Kompresi data sudah ada dalam 20 tahun terakhir ini. Kompresi data memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap berbagai bidang studi sekarang ini. Hal ini terbukti

Lebih terperinci

PEMAMPATAN TATA TEKS BERBAHASA INDONESIA DENGAN METODE HUFFMAN MENGGUNAKAN PANJANG SIMBOL BERVARIASI

PEMAMPATAN TATA TEKS BERBAHASA INDONESIA DENGAN METODE HUFFMAN MENGGUNAKAN PANJANG SIMBOL BERVARIASI PEMAMPATAN TATA TEKS BERBAHASA INDONESIA DENGAN METODE HUFFMAN MENGGUNAKAN PANJANG SIMBOL BERVARIASI Tri Yoga Septianto 1, Waru Djuiatno, S.T., M.T. 2, dan Adharul Muttaqin S.T. M.T. 1 Mahasisawa Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menjadi peran yang sangat penting untuk pertukaran informasi yang cepat. Kecepatan pengiriman informasi dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode

BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION 3.1 Kompresi Data Definisi 3.1 Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat

Lebih terperinci

Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data

Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data Patrick Lumban Tobing NIM 13510013 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 26 A-5 Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman Tri Rahmah Silviani, Ayu Arfiana Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian File Teks File teks merupakan file yang berisi informasi-informasi dalam bentuk teks. Data yang berasal dari dokumen pengolah kata, angka yang digunakan dalam perhitungan,

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Teoritis

BAB 2 Tinjauan Teoritis BAB 2 Tinjauan Teoritis 2.1 Tinjauan Kepustakaan Topik kompresi data ini pernah dikerjakan oleh salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Bandung angkatan 2007 yaitu Andini Ramika Sari [4]. Proses kompresi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Huffman Algortima Huffman adalah algoritma yang dikembangkan oleh David A. Huffman pada jurnal yang ditulisnya sebagai prasyarat kelulusannya di MIT. Konsep dasar dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini menyebabkan saling ketergantungan antara komputer dan telekomunikasi semakin besar. Jaringan-jaringan komputer mempunyai andil

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP Syahfitri Kartika Lidya 1) Mohammad Andri Budiman 2) Romi Fadillah Rahmat 3) Jurusan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra merupakan representasi digital dari objek gambar, yang tidak lepas dari kebutuhan manusia. Pada umumnya representasi citra membutuhkan memori yang cukup besar,

Lebih terperinci

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah DIGITAL IMAGE CODING Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah KOMPRESI LOSSLESS Teknik kompresi lossless adalah teknik kompresi yang tidak menyebabkan kehilangan data. Biasanya digunakan jika

Lebih terperinci

Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding

Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding Wisnu Adityo NIM:13506029 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jalan Ganesha no 10 Bandung, email : raydex@students.itb.ac.id Abstrak Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data adalah bentuk jamak dari datum yang berarti sesuatu yang diberikan. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa

Lebih terperinci

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING Pandi Barita Simangunsong Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 13 Kompresi Citra. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 13 Kompresi Citra. Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 13 Kompresi Citra Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2015 KULIAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan

BAB II LANDASAN TEORI. Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat penyimpanan data dan waktu

Lebih terperinci

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan Pemampatan Citra Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Mengapa? MEMORI Citra memerlukan memori besar. Mis. Citra 512x512 pixel 256 warna perlu 32 KB (1 pixel =

Lebih terperinci

Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : 640 x 480 = 4800 karakter 8 x 8

Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : 640 x 480 = 4800 karakter 8 x 8 Kompresi Data Contoh : (1) Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : Data Teks 1 karakter = 2 bytes (termasuk karakter ASCII Extended) Setiap karakter ditampilkan dalam 8 x

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Aditya Rizkiadi Chernadi - 13506049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA SHANNON- FANO UNTUK KOMPRESI FILE TEXT

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA SHANNON- FANO UNTUK KOMPRESI FILE TEXT IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA SHANNON- FANO UNTUK KOMPRESI FILE TEXT Sutardi Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kampus Hijau Bumi Tridarma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian File Teks Teks adalah kumpulan dari karakter karakter atau string yang menjadi satu kesatuan. Teks yang memuat banyak karakter didalamnya selalu menimbulkan masalah pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan sistem

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT Teknik Elektro Unibraw Kompresi Memampatkan / mengecilkan raw data Kompresi Multimedia: memampatan raw data multimedia Kompresi multimedia adalah mutlak mengingat ukuran raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang teknologi informasi, komunikasi data sangat sering

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang teknologi informasi, komunikasi data sangat sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang teknologi informasi, komunikasi data sangat sering dilakukan. Komunikasi data ini berhubungan erat dengan pengiriman data menggunakan sistem transmisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi ternyata berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan yang lain. Semuanya merupakan informasi yang sangat penting. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kompresi Data

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kompresi Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi Data Kompresi data telah dimanfaatkan dalam berbagai aspek multimedia. gambar, audio maupun video yang kita dapatkan dari web merupakan file yang telah terkompresi. TV-HD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi merupakan sebuah seni penyandian pesan dalam rangka mencapai tujuan keamanan dalam pertukaran informasi. 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data dan informasi dapat disajikan bukan hanya dalam bentuk teks semata, melainkan dalam bentuk gambar (image), audio dan video. Apalagi dilihat sekarang perkembangan

Lebih terperinci

Image Compression. Kompresi untuk apa?

Image Compression. Kompresi untuk apa? Image Compression Kompresi untuk apa? Volume data yang besar Bit rate tinggi bandwidth yang tinggi Bayangkan sebuah video dengan resolusi 640x480 dengan 30 fps, dimana menggunakan penyimpanan 24-bit. Bila

Lebih terperinci

KOMPRESI DATA DAN TEKS. By : Nurul Adhayanti

KOMPRESI DATA DAN TEKS. By : Nurul Adhayanti KOMPRESI DATA DAN TEKS By : Nurul Adhayanti KOMPRESI DATA DAN TEKS KOMPRESI DATA Kompresi berarti memampatkan/mengecilkan ukuran Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing

Lebih terperinci

PEMAMPATAN CITRA (IMA

PEMAMPATAN CITRA (IMA PEMAMPATAN CITRA (IMAGE COMPRESSION) PENGERTIAN Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari data-data yang terdapat

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra Alvin Andhika Zulen (3507037) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha No 0 Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Huffman dalam Kompresi Gambar Digital

Penerapan Algoritma Huffman dalam Kompresi Gambar Digital Penerapan Algoritma Huffman dalam Kompresi Gambar Digital David Theosaksomo 13515131 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat

Lebih terperinci

KONSEP. Tujuan Kompresi:

KONSEP. Tujuan Kompresi: Kompresi Data KONSEP Tujuan Kompresi: Mengurangi ukuran file Hasil kompresi mirip dengan sinyal (file) asli Algoritma kompresi dapat di implementasi dengan mudah Handal/ tidak mudah berubah (robust) KOMPRESI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang tugas akhir, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, metodologi tugas akhir dan sistematika penulisan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Compression 2.1.1 Data Menurut Oxford ( 2010 ),Data dapat diartikan suatu kumpulan angka, karakter, gambar yang sebelumnya tidak memiliki arti apa-apa hingga diproses

Lebih terperinci

Penyandian (Encoding) dan Penguraian Sandi (Decoding) Menggunakan Huffman Coding

Penyandian (Encoding) dan Penguraian Sandi (Decoding) Menggunakan Huffman Coding Penyandian (Encoding) dan Penguraian Sandi (Decoding) Menggunakan Huffman Coding Nama : Irwan Kurniawan NIM : 135 06 090 1) Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10,

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Rasio Kecepatan Kompresi Algoritma Dynamic Markov Compression Dan Huffman

Analisa Perbandingan Rasio Kecepatan Kompresi Algoritma Dynamic Markov Compression Dan Huffman Analisa Perbandingan Rasio Kecepatan Kompresi Algoritma Dynamic Markov Compression Dan Huffman Indra Kelana Jaya Universitas Methodist Indonesia Medan, Indonesia indrakj_sagala@yahoo.com Resianta Perangin-angin

Lebih terperinci

PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH

PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH Oleh : Yustini & Hadria Octavia Jurusan Teknik Elektro Politenik Negeri Padang ABSTRACT Data compression can be very effective when we used and store

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi memicu kebutuhan informasi yang semakin besar. Sayangnya kebutuhan informasi yang besar ini berdampak pada kebutuhan storage (media penyimpanan)

Lebih terperinci

KOMPRESI FILE MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK

KOMPRESI FILE MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK KOMPRESI FILE MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK Asrianda Dosen Teknik Informatika Universitas Malikussaleh ABSTRAK Algoritma Huffman adalah salah satu algoritma kompresi. Algoritma huffman merupakan

Lebih terperinci

Algoritma Huffman dan Kompresi Data

Algoritma Huffman dan Kompresi Data Algoritma Huffman dan Kompresi Data David Soendoro ~ NIM 13507086 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17086@students.if.itb.ac.id Abstract Algoritma Huffman merupakan salah satu algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori ilmiah untuk mendukung penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, kompresi citra, algoritma dan jenisnya,

Lebih terperinci

PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA

PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA Listiarso Wastuargo-13508103 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung hallucinogenplus@yahoo.co.id ABSTRAK Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

PROTOTIPE KOMPRESI LOSSLESS AUDIO CODEC MENGGUNAKAN ENTROPY ENCODING

PROTOTIPE KOMPRESI LOSSLESS AUDIO CODEC MENGGUNAKAN ENTROPY ENCODING PROTOTIPE KOMPRESI LOSSLESS AUDIO CODEC MENGGUNAKAN ENTROPY ENCODING Andreas Soegandi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPRESI TEKS SMS PADA MOBILE DEVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK

APLIKASI KOMPRESI TEKS SMS PADA MOBILE DEVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK APLIKASI KOMPRESI TEKS SMS PADA MOBILE DEVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK Azanuddin Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id//email:azanuddin@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DAN ALGORITMA SHANNON-FANO PADA PROSES KOMPRESI BERBAGAI TIPE FILE. Irwan Munandar

PERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DAN ALGORITMA SHANNON-FANO PADA PROSES KOMPRESI BERBAGAI TIPE FILE. Irwan Munandar PERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DAN ALGORITMA SHANNON-FANO PADA PROSES KOMPRESI BERBAGAI TIPE FILE I. Pendahuluan Irwan Munandar Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Keterbatasan komputer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda, misal: foto seseorang mewakili entitas dirinya sendiri di depan kamera. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer semakin pesat dewasa ini, sehingga sangat membantu manusia dalam mengolah data untuk mendapatkan informasi. Aktivitas yang dulunya dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y), berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial dan amplitudo f di titik kordinat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halaman khusus untuk pengaksesan dari handphone. Semakin baik informasi akan

BAB I PENDAHULUAN. halaman khusus untuk pengaksesan dari handphone. Semakin baik informasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini kebutuhan akan informasi semakin diperlukan dan informasi tersebut harus dapat diakses dari mana saja dan kapan saja termasuk dari handphone.

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HUFFMAN DALAM PEMAMPATAN CITRA DIGITAL

PENERAPAN METODE HUFFMAN DALAM PEMAMPATAN CITRA DIGITAL PENERPN MEODE HUFFMN DLM PEMMPN CIR DIGIL Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama, Jl. K.L. os Sudarso Km. 6,5 No. 3 j Mulia Medan edy@potensi-utama.ac.id, edyvictor@gmail.com abstrak Citra adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengubah sebuah aliran data input menjadi aliran data baru yang memiliki ukuran lebih kecil. Aliran yang dimaksud adalah berupa file

Lebih terperinci

[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom

[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom [TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Shannon Fano coding, dikembangkan oleh Claude Shannon di Bell

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data dari ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia) yang dimuat di www.teknojurnal.com pada tanggal 18 Januari 2012, dari 240 juta pelanggan seluler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi berkembang sangat cepat. Penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi berkembang sangat cepat. Penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi berkembang sangat cepat. Penyimpanan data-data penting dalam media kertas kini sudah mulai ditinggalkan dan beralih pada media lainnya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Teknik Kompresi Data

BAB II DASAR TEORI Teknik Kompresi Data BAB II DASAR TEORI 2.1. Teknik Kompresi Data Kompresi data dalam konteks ilmu komputer adalah suatu ilmu (dan seni) merepresentasikan informasi dalam bentuk yang padat[5]. Suatu proses mengubah masukan

Lebih terperinci

Kode Huffman dan Penggunaannya dalam Kompresi SMS

Kode Huffman dan Penggunaannya dalam Kompresi SMS Kode Huffman dan Penggunaannya dalam Kompresi SMS A. Thoriq Abrowi Bastari (13508025) Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung email: if18025@students.itb.ac.id ABSTRAK Dalam makalah ini, akan dibahas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

KOMPRESI STRING MENGGUNAKAN ALGORITMA LZW DAN HUFFMAN

KOMPRESI STRING MENGGUNAKAN ALGORITMA LZW DAN HUFFMAN KOMPRESI STRING MENGGUNAKAN ALGORITMA DAN HUFFMAN Muhammad Maulana Abdullah / 13508053 Program Studi Teknik Informatika 2008 Bandung e-mail: if18053@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Saat ini kompresi file

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT. Email: okydn@undip.ac.id

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT. Email: okydn@undip.ac.id PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT Email: okydn@undip.ac.id Kompresi Data Kompresi berarti memampatkan / mengecilkan ukuran Kompresi data adalah proses mengkodekan

Lebih terperinci

Konstruksi Kode dengan Redundansi Minimum Menggunakan Huffman Coding dan Range Coding

Konstruksi Kode dengan Redundansi Minimum Menggunakan Huffman Coding dan Range Coding Konstruksi Kode dengan Redundansi Minimum Menggunakan Huffman Coding dan Range Coding Aris Feryanto (NIM: 357) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 432, email: aris_feryanto@yahoo.com Abstract Banyak

Lebih terperinci

Kompresi Data dengan Kode Huffman dan Variasinya

Kompresi Data dengan Kode Huffman dan Variasinya Kompresi Data dengan Kode Huffman dan Variasinya I.Y.B. Aditya Eka Prabawa W. Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung 40116, email: aditya_eka@students.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas

Lebih terperinci