LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JANUARI DAN FEBRUARI TAHUN 2013 International Maritime
|
|
- Hengki Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JANUARI DAN FEBRUARI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO) dalam kurun waktu Januari sampai dengan februari 2013 telah melakukan 4 kali kegiatan sidang international yang berlokasi di London, Inggris. Adapun Sidang IMO yang telah diselenggarakan adalah sebagai berikut: 1. Sub-committee on fire Protection (FP) telah diselenggarakan dari tanggal 07 s/d 11 Januari 2013 di London, Inggris dan sebagai ketua delegasi dari Indonesia adalah Capt.Sahattua P.Simatupang. Dalam sidang ini membahas tentang Development to prevent explosions on oil and chemical tankers transporting low-flash point cargoes Adapun tindakan yang dipersyaratkan pada saat sidang sub-committee ini adalah a. Klarifikasi tentang Inert Gas System (IGS) dan perubahan guidelines untuk Inert Gas System (IGS). b. Telah disetujui draft amandemen SOLAS reg II-2/4.5.5 yaitu 1) Inert Gas Systems diterapkan untuk kapal tanker dengan DWT tonnes atau diatasnya dan bahwa untuk melindungi tangki-tangki muatan dari kebakaran dan ledakan maka harus dipasang dengan fixed Inert Gas Systems 2) Untuk kapal dengan DWT tonnes dan diatasnya yang membawa muatan-muatan yang disebutkan dalam regulasi dan maka untuk melindungi tangki-tangki muatan dari kebakaran dan ledakan harus di pasang dengan fixed inert gas systems sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Fire Safety Systems Code. 3) Kapal-kapal tanker yang mengoperasikan pembersihan tangki dengan menggunakan crude oil atau minyak mentah harus dipasang dengan IGS sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Fire Safety System Code. 4) Kapal-kapal tanker yang dipersyaratkan untuk memiliki IGS di atas kapal harus memenuhi standard konstruksi yang telah dipersyaratkan. c. Telah disetujui draft amandemen SOLAS tentang penambahan paragraph baru setelah paragraph yaitu tentang pengoperasian Inert Gas System. 1
2 d. Disetujui proposal amandemen untuk Fire Safety System Code (FSS Code) chapter 15 yaitu tentang Inert Gas Systems yang mengatur tentang kemampuan Inert gas system untuk mampu melakukan inerting dimana kadar oxygen di dalam tangki kosong tidak lebih dari 8 % by volume dan pada keadaan tekanan positif (positive pressure) selama kapal berada di laut maupun di pelabuhan kecuali di perlukan untuk gas free. Pada saat inert gas system di operasikan maka kadar oxygen hantar ke tangki muatan tidak lebih dari 5% by volume. Pada bab ini juga dibahas tentang persyaratan-persyaratan untuk flue gas dan inert gas generator systems dan Nitrogen generator systems e. Penerapan draft amandemen SOLAS regulation II-2 /4.5.5 untuk kapal-kapal gas tanker. f. Draft amandemen untuk IBC Code sehubungan dengan perkembangan untuk mengambil tindakan dalam pencegahan ledakan pada kapal minyak product dan kapal tangki kimia yang mengangkut muatan jenis low-flashpoint cargoes. g. Direkomendasikan bahwa laporan kecelakaan yang menyebabkan kehilangan lima jiwa manusia pada Maharshi Krishnatreya harus disebarluaskan lebih awal sehingga dapat di analisa dan di ambil tindakan yang sesuai. Keuntungan hasil sidang sub-committee ini bagi Negara Indonesia yaitu dengan adanya aturan aturan tersebut maka akan mengurangi kecelakaan transportasi laut terutama untuk kapal-kapal jenis tanker product, kapal tangki kimia dan kapal gas sehingga bahaya ledakan dan kebakaran di kapal jenis tersebut dapat di atasi. 2. Sub-committee on Radiocommunications and Search and Rescue (COMSAR) telah diselenggarakan dari tanggal 21 s/d 25 Januari 2013 di London, Inggris dan sebagai ketua delegasi dari Indonesia adalah Capt.Sahattua P.Simatupang. Hasil sidang Sub-committee on COMSAR yaitu: a. Annex 1 sesuai dengan revised MSC.1/Circ 1382 yaitu tentang questionnaire on shore-based facilities on the global maritime distress and safety system (GMDSS) yang berisi sebagai berikut: 1) Annex 1 tentang status of shore-based facilities for the GMDSS dalam bentuk table. 2
3 2) Annex 2 yaitu tentang sea area A1 (dalam jarak shore-based VHF-DSC coverage) 3) Annex 3 yaitu tentang sea area A2 (dalam jarak shore-based MF-DSC coverage) 4) Annex 4 yaitu tentang sea area A3 (di luar sea area A2) 5) Annex 5 yaitu tentang Inmarsat Facilities. 6) Annex 6 yaitu tentang Rescue Coordination Centres (RCCs) using Ship Earth Stations (SESs) 7) Annex 7 yaitu tentang 518 khz NAVTEX Service, 490 khz NAVTEX Service, 4209,5 khz Service, IMO Resolution A.801(19), annex 4, paragraph 3 tentang criteria ketika dilengkapai dengan NAVTEX Service. 8) Annex 8 yaitu tentang International safetynet service 9) Annex 9 yaitu tentang HF Narrow Band Direct Printing (NBDP) MSI Broadcast service. 10) Annex 10 yaitu tentang Cospas-Sarsat MCC and LUT 11) Annex 11 yaitu tentang EPIRB registration data 12) Annex 12 yaitu tentang Maritime Mobile Service Identities (MMSI) b. Annex 2 tentang draft revision of the recommendations on the promulgation of maritime safety information yang bertujuan untuk menetapkan organisasi, standard dan metode dimana harus dipergunakan untuk mengumumkan atau menyebarkan dan menerima informasi keselamatan dalam dunia kemaritiman. c. Annex 3 tentang draft revision of the IMO /IHO world-wide Navigational warning service guidance document yang dimaksudkan untuk menyediakan petunjuk khusus dalam penyebaran NAVAREA yang berkoordinat internasional dan peringatan-peringatan dari stasiun pantai. d. Annex 4 tentang draft guidance on the validity of radiocommunications equipment installed and used in ship s dengan tujuan untuk memberikan perhatian bahwa kemungkinan adanya ketidaksesuaian diantara pemasangan alat-alat radio komunikasi di atas kapal dan di tinjau kemballi tentang susunan frekuensi dan saluran komunikasi untuk HF (high frequency) dan VHF (very high frequency) 3
4 e. Annex 5 tentang preliminary draft IMO position on WRC-15 agenda items concerning matters relating to maritime services untuk memastikan bahwa apabila ada penambahan frekuensi baru yang telah diidentifikasi untuk IMT tidak akan mempengaruhi pelayanan kemaritiman. f. Annex 6 tentang draft liaison statement to ITU-R working parties 5A,5B,5D and joint task group g. Annex 7 tentang liaison statement to ITU-R 4A and cirm, di tinjau kembali resolusi 902 (WRC-2003) di mana akan dipertimbangkan untuk perubahan pada WRC15 dan keterangan ketentuan bahwa batas penggunaan ESVs ke 125 km untuk Ku band dan 300 km untuk C band. h. Annex 8 tentang TOR for the ninth meeting of the joint IMO /ITU experts group on maritime radiocommunication matters yang mempunyai tujuan untuk saran dalam perkembangan persyaratan-persyaratan dimasa yang akan datang tentang radio komunikasi maritime yang persyaratan operasionalnya digambarkan oleh IMO dan ITU i. Annex 9 tentang Draft SN circular information on the display of AIS-SART, AIS Manoverboard on EPIRB-AIS Devices diterbitkan perkembangan-perkembangan alat-alat yang menggunakan teknologi AIS j. Annex 10 tentang technical working group advice for the drafting group on development of a mandatory code for ship s operating in polar waters yang mensyaratkan: 1) Kapal-kapal yang beroperasi di daerah perairan kutub harus: a) Mempunyai alat komunikasi suara dua arah yang dapat dipercaya dan data komunikasi pada poin-poin sepanjang rute daerah operasi dimaksud. b) Dapat dipercaya maksudnya adalah RCCs memungkinkan untuk segera memulai komunikasi dua arah. c) Komunikasi yang sesuai untuk operasi pengawalan dan iring-iringan kapal. d) Komunikasi on-scene voice. 2) Sebagai tambahan berikut ini berlaku: a) Alat-alat komunikasi yang diwajibkan untuk penggunaan di lifeboat dan rescue boat harus mampu untuk beroperasi paling sedikit lima hari pada 4
5 keadaan cuaca -30ºc, sebagai tambahan harus dilengkapi dengan pengganti battery cadangan atau replacable battery. b) Semua lifeboat dan rescue boat apabila di luncurkan harus membawa alat yang sesuai untuk peringatan bahaya, penempatan posisi dan on-scene communications. c) Survival craft apabila di luncurkan, diharuskan mempunyai system penempatan posisi. 3. Sub-committee on Bulk Liquids and Gases (BLG) telah diselenggarakan dari tanggal 04 s/d 08 Februari 2013 di London, Inggris dan sebagai ketua delegasi dari Indonesia adalah Capt.Sahattua P.Simatupang. Dalam sidang ini membahas tentang Evaluation of safety and pollution hazards of chemicals and preparation of consequential amendments Adapun tindakan yang dipersyaratkan pada saat sidang sub-committee ini adalah a. Annex 1 tentang evaluasi minyak products baru yaitu: 1) tall oil soap, crude 2) Alkanes (c10-c26), linear and branched ( FP 60 C) b. Annex 2 tentang cargo tank cleaning additives evaluated and found to meet the requirements of regulation of Marpol annex II yaitu provisions on the control of discharge of noxious liquid substances yang menyatakan bahwa when small amounts of cleaning additives (detergent product) are added to water in order to facilitate tank washing, no additives containing pollution category X components shall be used except those components that are readily biodegradable and present in total concentration of less than 10 percent of the cleaning additive. No restrictions additional to those applicable to the tank due to the previous cargo shall apply. c. Annex 3 tentang table references to related information and recommendations for ascertaining the carriage requirements for products shipped in bulk. d. Annex 4 tentang evaluation of list 3 trade-named mixtures yaitu untuk nama product surfom CS 5015 polusi category X, methoxypolyglycol basic (MPG Basic) polusi category Y dan MP Cresol 45 polusi category Y. 5
6 e. Annex 5 tentang amendments to the revised guidelines and specifications for oil discharge monitoring and control systems for oil tankersuntuk jenis muatan individual bio-fuel blends containing 75 % atau lebih kandungan minyak petroleum. f. Annex 6 tentang guidance on the timing of replacement of existing certificates as a consequence of the entry into force of amendments to the IBC Code tentang penggantian sertifikat International certificate of fitness for the carriage of dangerous chemicals in bulk, meninjau kembali sertifikat penerbitan yang dipersyaratkan sebagai akibat dari amandemen untuk International Code for the Construction and equipment of Ship Carrying Dangerous chemical in bulk (IBC Code) g. Annex 7 tentang proposed future work programme for the ESPH Working group yang mencakup antara lain: 1) evaluasi tentang product-product baru. 2) evalusi tentang cleaning additive-additive baru. 3) Meninjau kembali tentang klasifikasi sementara Zat kimia cair yang di angkut dalam curah cair dan hal-hal lain yang berhubungan. 4. Sub-committee on Stability and Load Lines and on Fishing Vessels safety (SFL) telah diselenggarakan dari tanggal 18 s/d 22 Februari 2013 di London, Inggris. 6
Technical Information
Technical Information No. : 079 2016 19 Desember 2016 Kepada : Semua Pihak yang Berkepentingan Perihal : Instrumen Wajib IMO yang mulai berlaku pada Ringkasan Informasi Teknik ini berisi informasi mengenai
Lebih terperinciNo. : Juni 2016
Informasi Teknik No. : 062-2016 27 Juni 2016 Kepada Perihal : Semua pengguna jasa BKI : Update Regulasi IMO Ringkasan Tujuan dari Informasi Teknik ini adalah untuk menginformasikan kepada pelanggan BKI
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT PROFICIENCY IN GMDSS / GENERAL RADIO OPERATOR S COURSE
Lampiran XL Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT
Lebih terperinciInformasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016
Informasi Teknik No. : 061-2016 17 Juni 2016 Kepada : Semua pengguna jasa BKI Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 0 Ringkasan Tujuan dari Informasi Teknik ini adalah untuk
Lebih terperinciInformasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016
Informasi Teknik No. : 061-2016 17 Juni 2016 Kepada : Semua pengguna jasa BKI Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 0 Ringkasan Tujuan dari Informasi Teknik ini adalah untuk
Lebih terperinciPerancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker
Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker Tri Octa Kharisma Firdausi 1*, Arief Subekti 2, dan Rona Riantini 3 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinciStudi Working Party. a. Deteksi pesan AIS dari satelit b. Penyiaran informasi keamanan dan keselamatan dari dan ke kapal dan pelabuhan
AGENDA ITEM 1.10 Latar Belakang Agenda item 1.10 bertujuan untuk mengkaji kebutuhan alokasi frekuensi dalam rangka mendukung pelaksanaan system keselamatan kapal dan pelabuhan serta bagian-bagian terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK disegala kebutuhannya, IPTEK berkembang dengan pesat hampir di seluruh negara. Dari negara maju sampai
Lebih terperinciTechnical Information
Technical Information No. : 082-2017 31 Januari 2017 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Laporan Singkat IMO Sub Committee Meeting Pollution Prevention and Response sesi ke 4 (PPR 4) Ringkasan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 JAKARTA -10110 TEL. : 3811308,3505006,3813269,3447017 3842440 Pst. : 4213,4227,4209,4135
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3)
Informasi Teknik No. : 064-2016 1 Agustus 2016 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3) Ringkasan
Lebih terperinciTechnical Information
Technical Information No. : 053-2016 11 Maret 2016 Kepada Perihal : Semua pihak yang berkepentingan : Laporan Singkat IMO Sub Committee Meeting on Pollution Prevention and Response sesi ke -3 (PPR 3) Ringkasan
Lebih terperinciInformasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 98 (MSC 98)
Informasi Teknik No. : 094-2017 19 Juni 2017 Kepada : Semua Pihak yang Berkepentingan Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 98 (MSC 98) Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Semua Pengguna jasa dan Surveyor/Auditor BKI. Perihal : Ringkasan hasil sidang Komite Keselamatan Maritim IMO ke 94 (MSC 94)
Informasi Teknik No. : 022 2014 26 Nopember 2014 Kepada : Semua Pengguna jasa dan Surveyor/Auditor BKI Perihal : Ringkasan hasil sidang Komite Keselamatan Maritim IMO ke 94 (MSC 94) Ringkasan Sidang Komite
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke2 dari SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 2)
Informasi Teknik No. : 038 2015 29 Juli 2015 Kepada Perihal : Semua Pengguna jasa BKI : Laporan Singkat Sidang Sesi ke2 dari SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 2) Ringkasan Informasi
Lebih terperinciReference. SOLAS Regulation VI/5-1. Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011. SOLAS regulation V/18.9. Note : mulai berlaku pada tanggal 1/7/2012
LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MARET TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO) pada bulan Maret 2013 telah melakukan 2 (dua) kali
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95
Informasi Teknik No. : 036-2015 25 Juni 2015 Kepada Perihal : Semua Pengguna jasa BKI : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95 Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE
Lampiran XLI Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada pengangkutan barang melalui laut, pengangkut mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk melindungi dan menjamin keamanan serta keselamatan muatan selama dalam
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT (SCRB)
Lampiran XXVI Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT
Lebih terperinciLAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013
LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO) pada bulan Juni 2013 telah melakukan sidang Maritime
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN KAPAL UNTUK PENERBITAN DOKUMEN OTORISASI PENGANGKUTAN
Lebih terperinciInformasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 99 (MSC 99)
Informasi Teknik No. : 139-2018 25 Mei 2018 Kepada : Semua Pihak yang Berkepentingan Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 99 (MSC 99) Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan
Lebih terperinciLAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MEI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO)
LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MEI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO) pada bulan Mei 2013 telah melakukan 2 (dua) kali kegiatan
Lebih terperinciAGENDA ITEM Latar Belakang
AGENDA ITEM 1.10 1. Latar Belakang Agenda item 1.10 bertujuan untuk mengkaji kebutuhan alokasi frekuensi dalam rangka mendukung pelaksanaan system keselamatan kapal dan pelabuhan serta bagian-bagian terkait
Lebih terperinciTechnical Information
Kepada Technical Information No. : 125-2018 : Semua Pihak yang Berkepentingan 16 Maret 2018 Perihal : Laporan Singkat IMO Ship Systems and Equipment Sub-Committee sesi ke 5 (SSE 5) Ringkasan Informasi
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT ADVANCED FIRE FIGHTING (AFF)
Lampiran XXXII Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT
Lebih terperinciNo. : Maret : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3)
Informasi Teknik No. : 054-2016 30 Maret 2016 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3) Ringkasan Informasi
Lebih terperinciSelected Updates on IMO Regulations
Selected Updates on IMO Regulations A. Selected Mandatory Hardware-related requirements (Construction or installation of Additional Equipment, Device, Apparatus, Arrangement) - 1 - SOLAS regulation II-1/3-12
Lebih terperinciInformasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 97 (MSC 97)
Informasi Teknik No. : 077-2016 25 November 2016 Kepada : Semua Pihak yang Berkepentingan Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 97 (MSC 97) Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.879, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Manajemen Keselamatan kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN KESELAMATAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION MARITIME SEARCH AND RESCUE, 1979 WITH ANNEX AND 1998 AMENDMENTS TO THE INTERNATIONAL CONVENTION ON
Lebih terperinciInformasi Teknik. 2. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Topik
Informasi Teknik No. : 104 2017 16 Oktober 2017 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Laporan Singkat IMO SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 4) Ringkasan Informasi Teknik
Lebih terperinciV/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG
V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PELAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciInformasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 71 (MEPC 71)
Informasi Teknik No. : 095-2017 7 Juli 2017 Kepada : Semua Pihak yang Berkepentingan Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 71 (MEPC 71) Ringkasan Informasi Teknik
Lebih terperinciNo. : Juni 2016
Informasi Teknik No. : 062-2016 27 Juni 2016 Kepada Perihal : Semua pengguna jasa BKI : Update Regulasi IMO Ringkasan Tujuan dari Informasi Teknik ini adalah untuk menginformasikan kepada pelanggan BKI
Lebih terperinciV/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG
V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PELAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 272, 2015 KEMENHUB. Keselamatan Pelayaran. Standar. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KESELAMATAN PELAYARAN DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2062, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Politeknik Ilmu Pelayanan Makassar. Tarif Layanan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 262/PMK.05/2015 TENTANG
Lebih terperinciby Sanoesi Setrodjijo jj 10/17/2010 San Set 1 SOLAS : the International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974 Latar belakang : Terjadinya suatu kecelakaan k kapal, yaitu tenggelamnya S.S. TITANIC
Lebih terperinci2015, No c. bahwa Menteri Perhubungan melalui Surat Nomor: PR.306/1/3 PHB 2015 tanggal 26 Maret 2015, telah mengajukan usulan perubahan terhad
No.2060, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Tarif Layanan. Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Kementerian Perhubungan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 262/PMK.05/2015
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979) PARA PIHAK DALAM KONVENSI MEMPERHATIKAN arti penting yang tercantum dalam beberapa konvensi mengenai pemberian
Lebih terperinciTechnical lnformation
K I Technical lnformation 1964 No. : 040 2015 30 September 2015 To Subject : AllBKlCustomers : Summary Report of lmo Meetings of Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Containers (CCC) 2nd session Summary
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT. GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17
SSSk KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17 JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 JAKARTA -10110 TEL. : 3811308,3505006,3813269,3447017 3842440 Pst. : 4213,4227,4209,4135
Lebih terperinciBAB V KELAIK LAUTAN KAPAL
BAB V KELAIK LAUTAN KAPAL Menurut Undang-Undang No.17 thn 2008 kelaik lautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan: a. Keselamatan kapal. b. Pencegahan pencemaran perairan dari kapal c.
Lebih terperinciPengembangan Software Loading Manual Kapal Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT
Pengembangan Software Loading Manual Kapal Tanker Ukuran Sampai Dengan 17500 DWT Oleh : NUR RIDWAN RULIANTO 4106100064 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Djauhar Manfaat M. Sc., Ph.D JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Lebih terperinciInformasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 70 (MEPC 70)
Informasi Teknik No. : 076-2016 28 Oktober 2016 Kepada : Semua Pihak yang Berkepentingan Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 70 (MEPC 70) Ringkasan Informasi Teknik
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System (AIS)) Bagi Kapal Berbendera Indonesia
Informasi Teknik No. : 068-2016 22 Agustus 2016 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System (AIS)) Bagi Kapal Berbendera Indonesia Ringkasan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki lebih kurang 17.500 pulau, dengan total panjang garis pantai mencapai 95.181 km
Lebih terperinciTechnical Information
Technical Information No. : 086-2017 24 Maret 2017 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Laporan Singkat IMO Ship Systems and Equipment Sub-Committee sesi ke 4 (SSE 4) Ringkasan Informasi
Lebih terperinciLampiran III MARPOL 73/78 PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH BAHAN BAHAN BERBAHAYA YANG DIANGKUT MELALUI LAUT DALAM BENTUK KEMASAN
Lampiran III MARPOL 73/78 PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH BAHAN BAHAN BERBAHAYA YANG DIANGKUT MELALUI LAUT DALAM BENTUK KEMASAN Peraturan 1 Penerapan 1 Kecuali secara tegas ada ketentuan lain,peraturan
Lebih terperinciPENGGUNAAN INERT GAS SYSTEM PADA KAPAL TANKER. Prasetya Sigit Santosa Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK
PENGGUNAAN INERT GAS SYSTEM PADA KAPAL TANKER Prasetya Sigit Santosa Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Inert Gas System adalah untuk mempertahankan kadar oxygen yang rendah dalam tanki
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5931 PENGESAHAN. Konvensi. 2006. Maritim. Ketenagakerjaan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 193) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPEMBILASAN DENGAN MINYAK MENTAH PADA KAPAL. Prasetya Sigit Santosa. Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK
PEMBILASAN DENGAN MINYAK MENTAH PADA KAPAL Prasetya Sigit Santosa Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Pembilasan dengan minyak mentah pada kapal adalah sistim yang menggunakan Crude
Lebih terperinciTechnical Information
Technical Information No. : 053-2016 11 Maret 2016 Kepada Perihal : Semua pihak yang berkepentingan : Laporan Singkat IMO Sub Committee Meeting on Pollution Prevention and Response sesi ke -3 (PPR 3) Ringkasan
Lebih terperinciDrs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST Penerbit : PT. Andhika Prasetya Ekawahana
Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST Penerbit : PT. Andhika Prasetya Ekawahana IMDG CODE Seri: Manajemen Pelabuhan Drs. Eko Hariyadi Budiyanto,
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Laporan Singkat IMO Sub Committee Carriage of Cargoes and Containers Sesi ke-3 (CCC 3)
Informasi Teknik No. : 070-2016 14 September 2016 Kepada Perihal : Semua pengguna jasa BKI : Laporan Singkat IMO Sub Committee Carriage of Cargoes and Containers Sesi ke-3 (CCC 3) Ringkasan Informasi Teknik
Lebih terperinciInformasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke-96 (MSC 96)
Kepada Informasi Teknik No. : 058-2016 : Semua pengguna jasa BKI 20 Mei 2016 Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke-96 (MSC 96) Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan ringkasan
Lebih terperinciTechnical Information
Technical Information No. : 036-2015 25 June 2015 To Subject : All BKI Customers : Summary of IMO Maritime Safety Committee (MSC) 95 th session Summary This Technical Information summarizes the 95 th Session
Lebih terperinciRANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL
PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL LAMPIRAN 8 i DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Istilah dan Definisi 4. Persyaratan 4.1. Persyaratan Utama 4.2. Kompetensi Marine
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PENERBITAN DAN PENGUKUHAN DOKUMEN PENYESUAIAN MANAJEMEN KESELAMATAN (DOCUMENT OF COMPLIANCE/DOC) : SOP-PMKK-0 Tgl Berlaku : 0-0-0 kepada evaluasi kepada Auditor ISM Code Untuk penerbitan DOC pertama. Permohonan.
Lebih terperinciAgenda Item Tujuan dari agenda item ini adalah menentukan alokasi pada pita frekuensi 3 50 MHz untuk aplikasi radar kelautan.
Agenda Item 1.15 Tujuan dari agenda item ini adalah menentukan alokasi pada pita frekuensi 3 50 MHz untuk aplikasi radar kelautan. Issue Agenda ini meliputi beberapa isu berdasarkan kepada Resolution 612
Lebih terperinciLaporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Undang Undang 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, dalam ketentuan umum dinyatakan bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan
Lebih terperinciIstilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal
Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal Ukuran utama ( Principal Dimension) * Panjang seluruh (Length Over All), adalah
Lebih terperincinamun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.
BAB I. PENDAHULUAN Proses terbitnya peraturan-peraturan internasional dalam penanggulangan bencana di laut boleh dikatakan sudah sangat reaktif terhadap pengalaman terjadinya beberapa bencana laut dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Tarif.
No.260, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Badan Layanan Umum. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.05/2010 TENTANG
Lebih terperinci1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)
1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998) Adopsi Amandemen untuk Konvensi Internasional tentang Pencarian
Lebih terperinciAGENDA ITEM NO ALOKASI PRIMER UNTUK RADIO LOCATION SERVICE (RLS) PADA PITA GHz
AGENDA ITEM NO. 1.21 ALOKASI PRIMER UNTUK RADIO LOCATION SERVICE (RLS) PADA PITA 15.4 15.7 GHz I. Latar Belakang Tujuan Agenda Item 1.21 adalah untuk mempertimbangkan kemungkinan alokasi baru untuk Radio
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Global Maritime Distress and Safety system (GMDSS) 2.1.1 Pengenalan Peraturan berkaitan dengan GMDSS dalam konvensi SOLAS 1974 efektif berlaku sejak 1 Februari 1992. Sistem yang
Lebih terperinci-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol
No.541, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Poltek Pelayaran. Surabaya. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PMK.05/2016 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN
Lebih terperinciInformasi Teknik. : Persyaratan terbaru Australia terkait Manajemen Air Balas untuk Kapal yang Berlayar di Perairan Internasional.
Informasi Teknik No. : 066-2016 18 Agustus 2016 Kepada Perihal : Pihak yang berkepentingan : Persyaratan terbaru Australia terkait Manajemen Air Balas untuk Kapal yang Berlayar di Perairan Internasional.
Lebih terperinciPokja Broadband MASTEL Sub Pokja 2.5 GHz
Pokja Broadband MASTEL Sub Pokja 2.5 GHz Masukan Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Regulasi dan Prinsip Pemanfaatn Alokasi Spektrum 2.5 GHz Eddy Setiawan 21 Januari 2010 Prinsip Pemanfaatan Alokasi Spektrum
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.145, 2014 BASARNAS. Komunikasi. Operasi. SAR. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI SAR DENGAN
Lebih terperinciTARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BADAN LAYANAN UMUM BALAI BESAR PENDIDIKAN PENYEGARAN DAN. No. Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI BESAR PENDIDIKAN PENYEGARAN DAN PENINGKATAN ILMU PELAYARAN PADA KEMENTERIAN
Lebih terperinciTechnical Information
Technical Information No. : 038 2015 29 July 2015 To Subject : All BKI Customers : Summary Report of IMO Meetings of SubCommittee on Implementation of IMO Instrument (III) 2 nd session Summary This Technical
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder
Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder Widia Yuliati Puspaningrum 1*, Rona Riantini 2, M. Khoirul
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 160, 2000 Perhubungan.Kelautan.Pelayaran.Kapal.Kenavigasian. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 1 TEL : 3811308, 3505006, 38 13269, 34470171 TLX : 3844492, 3458540 3842440 JAKARTA-10110
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai kenavigasian sebagaimana diatur
Lebih terperinciAgenda 1.5 ini membicarakan mengenai harmonisasi frekuensi secara regional atau mendunia untuk aplikasi electronic news gathering (ENG).
Agenda 1.5 ini membicarakan mengenai harmonisasi frekuensi secara regional atau mendunia untuk aplikasi electronic news gathering (ENG). Intinya adalah ada beberapa negara yang sudah menggunakan aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Proposal mengenai identifikasi jarak jauh & pelacakan kapal (Long Range Identification and Tracking), sebagai sarana untuk meningkatkan keamanan maritim, telah dibahas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan serta dengan melakukan analisa terhadap hasil penelitian tersebut, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Imigran
Lebih terperinciInformasi Teknik. 1. Berikut beberapa agenda yang didiskusikan pada sidang SDC 3 yang berkaitan dengan pekerjaan BKI:
Informasi Teknik No. : 050 2016 15 Februari 2016 Kepada Perihal : Semua Pengguna jasa BKI : Laporan Singkat Sidang Sesi ke3 dari SubCommittee on Ship Design and Construction (SDC 3) Ringkasan Informasi
Lebih terperinciDinas Bergerak Maritim-Satelit: Dinas Bergerak Penerbangan-Satelit (R): Dinas Bergerak Satelit : 5.353A
Agenda item 1.7 RESOLUTION 222 (Rev.WRC-07) Penggunaan band 1 525-1559 MHz and 1626.5-1660.5 MHz untuk mobilesatellite service, dan studi ketersediaan spectrum untuk aeronautical mobilesatellite (R) service
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI RADIO ELEKTRONIKA DAN OPERATOR RADIO GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK l A ;A FORLAYlA1/ A N ct A l 4 UMUM SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. MENTERI KEUANGAN TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinci[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dijelaskan dalam pasal 1 poin 36 bahwa kapal adalah kendaraan air dengan bentuk
Lebih terperinciP E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN
P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN I. UMUM Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai terpanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global merupakan suatu proses dimana terjadinya peningkatan suhu rata rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang mana telah menjadi permasalahan perhatian
Lebih terperinciAPLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI
APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI Cholil, Minto Basuki, I Putu Andhi Indira Kusuma Teknik Perkapalan ITATS, Jl. Arif Rahman
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PARAMETER PERFORMANSI PADA MHz EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) MENGGUNAKAN MUSSON MK II Beacon Tester
ANALISA PERBANDINGAN PARAMETER PERFORMANSI PADA 406.025 MHz EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) MENGGUNAKAN MUSSON MK II Beacon Tester Oleh: Sang Aji Jaya Suseno, ST Teknik Elektro - Universitas
Lebih terperinciP E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA
P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG I. UMUM ANGKUTAN MULTIMODA Angkutan multimoda (Multimodal Transport) adalah angkutan barang dengan menggunakan
Lebih terperinciKajian Implementasi Alokasi Frekuensi Komunikasi untuk Pelayaran Rakyat di Indonesia
Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 197-207 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Kajian Implementasi Alokasi Frekuensi Komunikasi untuk Pelayaran Rakyat di Indonesia TENGKU AHMAD
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. PROSES PENANGANAN BARANG BERBAHAYA DI SETIAP PELABUHAN a) Proses penanganan serta pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di setiap Pelabuhan dinilai
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA bahwa untuk melaksanakan ketentuan mengenai Telekomunikasi- Pelayaran sebagaimana diatur dalam Pasal 57, Pasal 70, Pasal 76, Pasal 84, Pasal 135 ayat (7), dan Pasal
Lebih terperinciPresentasi Hasil TA. Estimasi Gas Buang Kapal Dengan Metode USEPA Secara Real Time Dengan Menggunakan Data Automatic Identification System (AIS)
Presentasi Hasil TA Marine Reliability, Availability, Maintenability & Safety Estimasi Gas Buang Kapal Dengan Metode USEPA Secara Real Time Dengan Menggunakan Data Automatic Identification System (AIS)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 185 CONCERNING REVISING THE SEAFARERS IDENTITY DOCUMENTS CONVENTION, 1958 (KONVENSI ILO NO. 185 MENGENAI KONVENSI
Lebih terperinciBAB VIII PENGAWAKAN. Pasal 144. Pasal 145
Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Nomor : UM.008/9/20/DJPL - 12 Tanggal : 16 FEBRUARI 2012 BAB VIII PENGAWAKAN Pasal 144 (1) Pengawakan kapal Non-Convention terdiri dari : a. Seorang
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)
PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347) Fm : 01 I. RINGKASAN 1. PENGUSUL a. Nama : Kusuma Satya Perdana b. NRP : 4103 100 031 c. Semester / Tahun Ajaran : Genap, 2008 / 2009 d. Semester yg ditempuh : 12 (Dua Belas)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1115, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pencemaran Lingkungan. Maritim. Pencegahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 29 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN
Lebih terperinci