ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh : AHMAD JAM AN A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN AHMAD JAM AN. Analisis Kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Di bawah Bimbingan HENY K. DARYANTO. Salah satu bidang pertanian di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah sektor peternakan. Bidang usaha peternakan adalah kegiatan usaha di bidang peternakan yang meliputi sarana produksi (bibit, pakan, obat-obatan dan peralatan), usaha budidaya dan usaha pasca panen (pemotongan, pengolahan dan pemasaran). Hal ini didukung oleh beberapa faktor yang menjadi faktor keberhasilan suatu usaha di bidang peternakan seperti keadaan iklim, sumberdaya pakan, dan lahan untuk usaha yang masih tersedia. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard merupakan salah satu alternatif alat ukur kinerja karena Balanced Scorecard bukan hanya mengukur dari penggabungan ukuran keuangan dan non-keuangan, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas-bawah (top-down). Keberhasilan ukuran-ukuran dengan penggunakan Balanced Scorecard harus dikaitkan dengan strategi perusahaan. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai gambaran alat ukur kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika serta merancang dan mengukur alat ukur kinerja yang baru dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja dimulai dengan pemetaan sasaran strategis perusahaan kemudian ditentukan ukuran hasil yang digunakan yaitu masing-masing pada perspektif Balanced Scorecard. Selanjutnya adalah melakukan pembobotan terhadap sasaran dan ukuran strategis masing-masing perspektif. Setelah itu maka dihasilkanlah rancangan alat ukur kinerja Balanced Scorecard. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengukuran dengan cara membandingkan hasil perolehan pada akhir periode dengan target yang ingin dicapai pada awal periode. Pengukuran dilakukan pada empat perspektif perspektif Balanced Scorecard berdasarkan pada indikator-indikator yang menjadi faktor pendukung tercapainya tujuan perusahaan yang dijabarkan dari visi dan misi perusahaan. Selanjutnya adalah melakukan perbandingan terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur kinerja yang selama ini digunakan Kampoeng Ternak. Kampoeng Ternak dalam melakukan pengukuran kinerja, melakukan pengukuran terhadap tiga perspektif penting yang akan mendukung kegiatan operasionalnya. Ketiga perspektif itu adalah perspektif bisnis, perspektif pemberdayaan, dan perspektif manajemen kelembagaan. Dalam mengukur perspektif bisnis, Kampoeng Ternak memfokuskan kepada tiga sasaran utama yaitu pertumbuhan profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan memahami segmen pelanggan. Dari segi aspek pemberdayaan, Kampoeng Ternak memfokuskan tujuan strategisnya ke dalam tujuan utama yaitu terbentuknya kelompok peternak yang mandiri yang diwujudkan dari terbentuknya jumlah kelompok peternak dan atau peternak individu yang baru. Sedangkan untuk ukuran manajemen kelembagaan, Kampoeng Ternak memfokuskan kepada dua poin utama yaitu peningkatan kualitas sumberdaya manusia, kesesuaian antara jalannya kegiatan usaha dengan visi, misi, dan strategi utama perusahaan.

3 Setelah mengetahui sistem pengukuran yang digunakan Kampoeng Ternak, selanjutnya adalah melakukan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard yang dimulai dengan proses pemetaan dan perancangan alat ukur dengan pendekatan Balanced Scorecard. Dalam perspektif finansial, Kampoeng Ternak menetapkan sasaran strategis finansialnya kepada dua hal yaitu 1. pertumbuhan profitabilitas, dan 2. pertumbuhan penjualan. Dalam perspektif ini Kampoeng Ternak memfokuskan kepada ROA, ROE, penerimaan total, dan laba usaha sebagai fokus utamanya. Pada perspektif pelanggan sasaran objektif yang menjadi fokus utama adalah meningkatnya kepuasan dan kepercayaan pelanggan serta memahami segmen pelanggan. Sedangkan pada perspektif proses bisnis internal Kampoeng Ternak menetapkan fokus utama sasaran proses bisnis internal kepada dua hal yaitu: 1. terbentuknya kelompokkelompok usahatani ternak mandiri, dan 2. terbentuk dan dikembangkannya usaha produktif peternakan. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Kampoeng ternak menetapkan fokus utama dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada dua sasaran utama yaitu: 1. meningkatkan komitmen dan motivasi karyawan yaitu dengan menggunakan kepuasan karyawan berbagai ukurannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan analisis mean untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, 2. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan hasil perhitungan Balanced Scorecard, dapat dinilai kinerja tiap-tiap perspektif dengan mendeskripsikan hasil nilai persentase pada kolom pencapaian target. Kinerja perspektif finansial Kampoeng Ternak sebesar 110,488 persen menunjukkan kuantifikasi kinerja yang sangat baik karena perolehan yang dicapai melebihi taget yang ditetapkan pada awal periode. Kinerja yang baik juga terjadi pada perspektif pelanggan yang direpresentasikan dengan nilai pencapaian target sebesar 75,25 persen. Pada perspektif proses bisnis internal memiliki pencapaian target 66,91 persen. Meskipun perolehan yang dicapai perspektif ini lebih rendah dibandingkan dengan perspektif finansial dan pelanggan, kinerja pada perspektif ini masing digolongkan cukup baik, hal ini didukung dari adanya dua ukuran hasil yang masih bisa mencapai target 100 persen dari target yang ditetapkan yaitu ukuran hasil jumlah kelompok peternak baru dan jumlah peternak individu baru. Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Kampoeng Ternak berdasarkan nilai pencapaian target adalah sebesar 89,38 persen menunjukkan hasil kinerja yang baik. Setelah dihitung, kinerja total dari Kampoeng Ternak dengan pendekatan metode Balanced Scorecard berdasarkan perolehan persentase kinerja dari target yang ditetapkan. Kinerja keseluruhan masing-masing perspektif Kampoeng Ternak berdasarkan perhitungan tabel Balanced Scorecard menunjukkan pencapaian hasil yang baik. Hal ini terlihat dari skor akhir pencapaian target sebesar 84,2 persen. Pencapaian hasil yang cukup optimal ini terutama disebabkan perspektif finansial berhasil mencapai target yang sangat baik.

4 ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh : AHMAD JAM AN A SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Dengan Pendekatan Balanced Scorecard : AHMAD JAM AN : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Heny K. Daryanto NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Lulus : 11 Agustus 2008

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI TULISAN KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2008 AHMAD JAM AN

7 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan pada tanggal 13 Mei 1984 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara keluarga Bapak Djamali dan Ibu Sitti Hasnah Imran. Pendidikan formal dimulai di SD Negeri Inp. Benteng II Kabupaten Selayar dan lulus pada tahun Selanjutnya jenjang pendidikan dilanjutkan di SLTP Negeri 1 Benteng Kabupaten Selayar dan kemudian berlanjut di SMU Negeri 1 Benteng Kab. Selayar. Pada tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Program Diploma III Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Program Studi Teknologi dan Industri Pakan dan selesai Tahun Pada Tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

8 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengukur kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika dengan pendekatan Balanced Scorecard yang kemudian dibandingkan dengan sistem pengukuran kinerja yang selama ini digunakan oleh Kampoeng Ternak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu harapan adanya kritik dan masukan yang konstruktif dari para pembaca Bogor, Agustus 2008 Penulis

9 2 UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Bapak dan Ibu serta semua keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa, perhatian dan kasih sayang yang tak pernah putus. 2. Dr. Ir. Heny K. Daryanto, M.Ec sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini. 3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis. 4. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen penguji utama yang telah banyak memberikan masukan yang berarti bagi perbaikan skripsi ini. 5. Tintin Sarianti, SP. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 6. Bapak Purnomo selaku Direktur Utama Kampoeng Ternak atas kemudahan selama penelitian. 7. Mba yuyu dan seluruh staf Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika, terimakasih atas perhatian dan bantuannya selama ini. 8. Sahabat saya, Sudarsono, yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar skripsi penulis.

10 3 9. Ustad Fatih Karim dan seluruh syabab bogor tengah pada khususnya yang telah memberikan motivasi dan dukungan yang sebesar-besarnya dalam penelitian penulis. 10. Kepada seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. 11. Teman-teman L-SIMA (Lembaga Studi Islam Mahasiswa) Ekstensi : Nowvan, Dedi, Nursyam, Dian Putri, Dian, Yusni, Sudarsono, Munawar, Afif, Eko, Bangung, Rahmad, Mba Maria, dan Teh Feni terimakasi atas kerjasama dan pelajarannya. 12. Mahrani dan Kak Rere, atas dukungan dan nasehat--nasehatnya dalam penyusunan skripsi ini. 13. Teman teman kost-an : Sudarsono, Ali, Aris, Arief, Fajar, Ubay, Riyan, dan Wawan. Terimakasih atas kebersamaannya. 14. Teman-teman Ekts.MAB 13 : Ibrahim, Ncep, Ari, Restu, Siska, Dizy, Ade, Bayu, Jay, Adi, Dewi, Mira dan seluruh teman-teman ekstensi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini, kesuksesan akan datang menjemput kita semua. Bogor, Agustus 2008 Penulis

11 4 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... iv 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Agribisnis Sistem Agribisnis Peternakan Usaha Ternak Kambing dan Domba Jenis Ternak Kambing dan Domba Pemeliharaan Ternak kambing dan Domba Konsep Manajemen Strategi Strategi Manajemen Strategi Konsep Pengukuran Kinerja Manajemen Hasil Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Balanced Scorecard Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard Keunggulan Balanced Scorecard Komponen-komponen Balanced Scorecard Proses Balanced Scorecard dalam Manajemen Strategis Perusahaan Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Pengukuran dengan Balanced Scorecard V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia Aktivitas Perusahaan... 62

12 5 VI.PENGUKURAN KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPULIKA Proses dan Hasil Pengukuran Kinerja Kampoeng Ternak Peta Strategi Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Penetapan Sasaran Strategis Perspektif Balanced Scorecard Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Sasaran Strategis Perspektif Finansial Sasaran Strategis Perspektif Pelanggan Sasaran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Hubungan Visi, Misi, dan Strategi Utama dengan Sasaran Strategis Keempat Perspektif Balanced Scorecard Kampoeng Ternak Penetapan Ukuran Strategis pada Sasaran Strategis Balanced Scorecard Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Ukuran Strategis Perspektif Finansial Ukuran Strategis Perspektif Pelanggan Ukuran Strategis Perspektif Proses Bisni Internal Ukuran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan VII. RANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Penetapan Target Perspektif Balanced Scorecard Penetapan Target Perspektif Finansial Penetapan Target Perspektif Pelanggan Penetapan Target Perspektif Proses Bisni Internal Penetapan Target Pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan VIII. PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard Pembobotan sasaran strategis Pembobotan Ukuran Strategis Pengukuran kinerja Perspektif Balanced Scorecard Pengukuran Perspektif Finansial Pengukuran Perspektif Pelanggan Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan IX. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 iii Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1. Produksi Hasil Ternak Indonesia Tahun Konsumsi Produk Hasil Ternak Indonesia Tahun Penjualan dan Persentase Perubahan Penjualan Kampoeng Ternak Tahun 1426 H 1428 H Daftar Penelitian Terdahulu Jenis dan Sumber Data yang Akan Digunakan Matriks Perbandingan Berpasangan Rancangan Hasil Pengukuran Kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Penetapan Target Penjualan Berdasarkan Jenis Produk Rancangan Alat Ukur Kinerja Kampoeng Ternak dengan Pendekatan Balanced Scorecard Penilaian Bobot Terhadap Masing-masing Perspektif Balanced Scorecard Rancangan Alat Ukur Kinerja Kampoeng Ternak dengan Pendekatan Balanced Scorecard dengan Bobot Komposisi Karyawan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Median Integrasi pada Responden Median Motivasi Kerja pada Responden Median Sistem Penghargaan pada Responden Median Motivasi pada Responden Median Kepuasan Karyawan Kampoeng ternak Dompet Dhuafa Republika

14 iv DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Hubungan antar Empat Perspective Balanced Scorecard Ukuran Utama Perspektif Pelanggan Proses Bisnis Internal Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Balanced Scorecard Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Kampoeng Ternak Peta Sasaran Strategis Balanced Scorecard Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Proses Pembobotan Sasaran Strategis Perspektif Balanced Scorecard Hasil Pengukuran Kinerja Kampoeng Terna Dompet Dhuafa Republika Dengan Pendekatan Balanced Scorecard

15 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha sedang berada pada masa transisi dari era persaingan industri ke persaingan informasi yaitu era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Dalam menghadapi era persaingan tersebut, perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis domestik dituntut untuk bisa bersaing, baik dengan perusahaan dalam negeri maupun perusahaan dari luar negeri. Hal ini mendorong semua pihak yang terkait untuk melakukan persiapan menghadapi era tersebut. Salah satu cara yang menjadi langkah jitu adalah dengan menjadi unggul di bidang masing-masing. Menjadi perusahaan agribisnis yang lebih unggul daripada perusahaan asing adalah bukan suatu yang tidak mungkin terjadi. Hal ini di dikarenakan Indonesia memiliki potensi sumberdaya pertanian yang melimpah dan dapat diperbaharui yang mendukung pengembangan sektor pertanian. Hal ini akan lebih mudah dicapai jika didukung dengan adanya pengembangan bidang pertanian dalam negeri yaitu dengan revitalisasi sektor pertanian dan juga diperlukan dukungan dari pemerintah. Salah satu bidang pertanian di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah sektor peternakan. Bidang usaha peternakan adalah kegiatan usaha di bidang peternakan yang meliputi sarana produksi (bibit, pakan, obat-obatan dan peralatan) usaha budidaya, usaha pasca panen (pemotongan, pengolahan dan pemasaran). Peternakan di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini didukung dengan beberapa faktor yang menjadi faktor keberhasilan suatu usaha di

16 2 bidang peternakan seperti keadaan iklim, sumberdaya pakan, dan lahan untuk usaha yang masih tersedia. Indonesia memiliki tanah tropis yang subur sehingga akan memudahkan dalam proses pengadaan sumberdaya pakan. Faktor lain yang mendukung untuk pengembangan usaha peternakan adalah tingkat produksi ternak yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal lain yang mendukung pengembangan peternakan adalah meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan. Tabel 1. Produksi Hasil Ternak Indonesia Tahun Rata-rata Komoditi * Pertumbuhan Total Daging 2.020, , ,23 2,169,76 2,89 Total Susu 549,9 535,96 616,55 636,86 5,27 Total Telur 1.107, , ,42 1,297,21 5,73 Sumber Data: Departemen Pertanian ( 7 Januari 2008) Keterangan: * : Angka Sementara Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada kurung waktu empat tahun terakhir (Tahun ) cenderung terjadi peningkatan produksi baik pada produksi daging maupun produksi telur dan susu yaitu dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 2,89 persen pada daging, 5,27 persen pada susu, dan 5,73 persen pada telur. Pada tahun 2005 terjadi penurunan produksi daging secara keseluruhan, akan tetapi kembali mengalami mengalami peningkatan produksi pada tahun Hal yang sama juga terjadi pada produksi telur dan susu yang mengalami penurunan produksi pada tahun 2005 dan kembali mengalami peningkatan produksi di tahun Peningkatan produksi tiap produk peternakan tersebut sejalan dengan meningkatnya tingkat konsumsi produk peternakan setiap tahunnya. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 terlihat cenderung terjadi peningkatan

17 3 konsumsi dari tiap-tiap jenis produk peternakan. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat konsumsi protein masyarakat. Hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan konsumsi produk protein hewani. Peningkatan konsumsi protein hewani ini kemungkinan terjadi karena semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani. Tabel 2. Konsumsi Produk Hasil Ternak Indonesia Tahun Tahun Ratarata Jenis * Pertumbuhan (%) Konsumsi nasional (000 Ton) Daging 1.808, , , , ,24 0,44 Telur 945,70 947, , , ,84 4,01 Susu 1.266, , , , ,03 20,05 Konsusmsi perkapita (kg/perkapita/tahun) Daging 5,75 6,05 6,28 5,79 6, Telur 4,40 4,11 4,68 4,34 4,64 1,21 Susu 7,05 6,69 9,47 9,32 9,35 8,79 Konsumsi Protein (gr/kap/hari) 4,61 4,74 5,29 4,93 5,34 3,98 Sumber: BPS, 2006 Keterangan: *: angka sementara Fakta- fakta yang ada tersebut menunjukkan bahwa peternakan di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan. Peternakan yang dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang sangat besar baik bagi petani ternak maupun konsumen khususnya konsumen dalam negeri. Dengan lingkungan yang terus berubah, manajemen perusahaan perlu mendesain, memasang, dan mengoperasikan sistem perumusan strategi, sistem

18 4 perencanaan strategi, dan sistem penyusunan program untuk memotivasi seluruh personel perusahaan dalam mencari dan merumuskan langkah-langkah strategi untuk membangun masa depan perusahaan. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk melipatgandakan kinerja akan mampu bertahan dan tumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif (Mulyadi, 2001). Manajemen strategis dipandang sebagai usaha manajerial untuk mengembangkan kekuatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada demi pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya manajemen strategis yang diterapkan dengan baik akan menciptakan perusahaan yang terarah dalam menterjemahkan visi, misi, dan strategi organisasi ke dalam tindakan kinerja yang terukur dan terencana dengan baik. Salah satu arti pentingnya alat ukur kinerja perusahaan adalah bahwa alat ukur kinerja perusahaan dipakai oleh pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan pengambilan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen serta unit-unit terkait di lingkungan organisasi perusahaan baik itu dari sisi finansial ataupun dari sisi nonfinansial perusahaan. Begitu pula sebaliknya bagi organisasi, alat ukur ini dipakai oleh organisasi untuk melakukan koordinasi antara para manajer dengan tujuan dari masing-masing bagian yang nantinya akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasarannya Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan adalah Kampoeng Ternak. Kampoeng Ternak adalah salah satu jejaring dari Dompet Dhuafa (DD), yang pada awalnya (Tahun 1994) hanya bergerak dalam program penyebaran hewan-hewan kurban (Tebar Hewan Kurban) ke wilayah-wilayah

19 5 miskin di Indonesia yang kemudian Tebar Hewan Kurban (THK) mulai disinergikan dengan program pemberdayaan peternak yang menyiapkan hewan kurban di daerah-daerah sasaran. Selanjutnya THK ini dikembangkan menjadi program peternakan dengan konsep Tiga Strata yaitu Breeding (pemuliaan), Multiplier (pembiakan), dan Commercial (komersil) dibawah program Ternak Domba Sehat (TDS) dan pada akhirnya dibentuk Kampoeng Ternak pada Tahun 2005 yang bertugas mengembangkan program peternakan yang berbasis pada peternakan-peternakan rakyat (mustahik peternak). Hingga akhir 2006, program pemberdayaan peternak telah menjangkau 18 provinsi dengan melibatkan kepala keluarga petani-peternak dhuafa. Dari hasil kerjasama Kampoeng Ternak dengan masyarakat peternak, para masyarakat peternak tersebut bukan hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, para peternak dhuafa ini juga mendapatkan pembinaan teknis beternak dan pembangunan etos kerja, semangat untuk mandiri, dan pendalaman pemahaman agama Islam. 1.2 Perumusan Masalah Dalam menghadapi persaingan dengan pelaku usahatani, organisasi perusahaan harus bisa mempersiapkan diri, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan pengembangan teknologi dan peningkatan pelayanan. Faktor-faktor ekternal juga harus turut diperhatikan seperti teknologi, kebijakan pemerintah, sumberdaya, pesaing, selera pelanggan, dan pengelolaan perusahaan. Para pengusaha harus berusaha memanfaatkan kemajuan teknologi dalam bisnis mereka agar dapat memudahkan dan mempercepat pelayanan demi memuaskan kebutuhan pelanggan.

20 6 Hal-hal yang mempengaruhi kemajuan bisnis tersebut di atas akan turut mempengaruhi perolehan hasil yang ditargetkan pada periode awal masa produksi. Dari hasil perolehan pemasaran tersebut bisa diketahui kinerja perusahaan selama satu periode. Berdasarkan kinerja tersebut, akan diketahui apakah hasil kerja suatu perusahaan selama satu periode baik atau buruk. Perubahan lingkungan yang menimbulkan ketidakpastian lingkungan bisnis, diduga akan berpengaruh terhadap rencana strategik yang sudah dirumuskan dan selanjutnya mempengaruhi kinerja. Atas pertimbangan tersebut maka diperlukan sistem penilaian kinerja yang tidak hanya mengukur kinerja dari aspek keuangan semata, akan tetapi juga aspek bisnis lainnya. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard merupakan salah satu alternatif alat ukur kinerja karena Balanced Scorecard bukan hanya mengukur dari penggabungan ukuran keuangan dan non-keuangan, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas-bawah (top-down). Keberhasilan ukuran-ukuran dengan penggunakan Balanced Scorecard harus dikaitkan dengan strategi perusahaan. Kampoeng Ternak selaku pelaku pengusaha ternak juga harus bisa mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan seperti perubahan lingkungan ekternal misalnya perubahan teknologi dan sebagainya. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, khususnya peternakan yang mampu beradaptasi dan mengatasi permasalahan akibat adanya perubahan perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari internal perusahaan akan bisa menghasikan hasil yang positif yaitu kinerja perusahaan yang akan lebih baik.

21 7 Permasalahan yang seringkali muncul pada perusahaan yang bergerak di sektor agribisnis khususnya skala menengah ke bawah adalah masih di kesampingkannya sistem pengukuran kinerja. Hal ini terjadi karena adanya kesan bahwa pertanian itu adalah suatu bidang yang tidak memerlukan penerapan sistem manajerial yang komplek (teratur). Sejalan dengan perkembangannya, secara singkat dapat diamati bahwa terjadi peningkatan kinerja Kampoeng Ternak, hal ini dapat diamati dari peningkatan penjualan dari tahun ke tahun (Tabel 3). Pada Tabel 3 dapat dilihat cenderung terjadi kenaikan penjualan pada masa tiga tahun terakhir baik itu penjualan sapi, kambing dan domba dengan persentase tertinggi terjadi pada Tahun 2006 (12,05 persen pada kambing dan domba) dan 4,78 persen pada sapi di tahun Tabel 3. Penjualan dan Persentase Perubahan Penjualan Kampoeng Ternak Tahun Tahun Uraian Penjualan (ekor) - Kambing dan Domba - Sapi Persentase Peningkatan Penjualan (%) - Kambing dan Domba - Sapi Sumber : Laporan Tahunan Kampoeng Ternak Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana alat ukur kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika yang selama ini digunakan? 2. Seperti apa rancangan alat ukur kinerja Kampoeng Ternak dengan pendekatan Balanced Scorecard?

22 8 3. Bagaimana kinerja Kampoeng Ternak dengan pendekatan Balanced Scorecard? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan sistem pengukuran kinerja Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika yang selama ini digunakan. 2. Merumuskan rancangan alat ukur kinerja Kampoeng Ternak dengan pendekatan Balanced Scorecard. 3. Mengukur kinerja Kampoeng Ternak dengan pendekatan Balanced Scorecard. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi yang berharga bagi pihak manajemen Kampoeng Ternak dalam pencapaian kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan, ukuran keberhasilan dan kegagalan, serta menemukan penyebab utama dari pencapaian tersebut, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan datang. Bagi penulis dan pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis, dan menemukan solusi yang tepat bagi permasalahan tersebut, serta berguna untuk menambah wawasan tentang seluk-beluk dunia perusahaan khususnya yang bergerang di bidang agribisnis.

23 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agribisnis Konsep agribisnis pertama kali diperkenalkan oleh John H. Davis pada tahun 1955 dalam suatu makalah oleh Boston Conference on Distribution di Amerika Serikat. Pada tahun 1957 konsep agribisnis disosialisasikan kembali dalam buku yang berjudul A Conception of Agribusiness di Harvard University, sehingga dianggap sebagai tahun kelahiran agribisnis. Seiring dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan, konsep agribisnis berkembang dengan ruang lingkup yang lebih luas. Di Indonesia, konsep agribisnis berkembang dan dimodifikasi melalui penambahan subsistem jasa dan penunjang sebagai bagian dari rantai agribisnis. Pelaksanaan konsep agribisnis yang telah disesuaikan ini diharapkan akan meningkatkan keterkaitan langsung antara pertanian, pengolahan hasil, dan penciptaan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara lebih merata dan berkelanjutan (Saragih, 1997). Jadi, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang agribisnis juga harus didukung dengan penerapan faktor pendorong yang labia baik. Hal ini dibertujuan guna meningkatkan nilai agribisnis dari segi kualitas produk maupun kualitas pelayanannya. 2.2 Sistem Agribisnis Peternakan Agribisnis peternakan merupakan sistem pengelolaan terpadu dan menyeluruh yang meliputi semua kegiatan mulai dari pembuatan (manufacture) dan penyaluran (distribution) sarana produksi ternak atau sapronak, kegiatan

24 10 usaha produksi (budidaya), penyimpanan dan pengolahan, serta penyaluran dan pemasaran produk peternakan yang didukung oleh lembaga penunjang seperti perbankan dan kebijakan pemerintah (Rahardi dan Hartono, 2000). Mata rantai agribisnis peternakan terdiri dari empat rangkaian kegiatan ekonomi sebagai berikut: 1. Sub sistem agribisnis praproduksi, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sapronak (bibit, pupuk, obat-obatan, dan peralatan pelengkap). 2. Sub sistem usahatani (budidaya), yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sapronak untuk menghasilkan produk primer seperti daging, susu, dan telur konsumsi. 3. Sub sistem pascaproduksi, yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah produk primer menjadi produk olahan seperti kornet, sosis, keju, dan lain-lain. 4. Sub sistem jasa penunjang peternakan, yaitu lembaga yang menyediakan jasa bagi ketiga sub sistem peternakan seperti transportasi dan perbankan. Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi usaha peternakan dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor interal yang dapat mempengaruhi usaha peternakan antara lain lokasi usaha, skala usaha, modal, SDM peternak dan kondisi ternak. Sedangkan dari faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain pasar, teknologi, kondisi ekonomi nasional, dan kebijakan pemerintah. Hal penting yang harus diperhatikan dalam agribisnis peternakan adalah manajemen pemasaran. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan ekonomi dalam agribisnis peternakan. Kegiatan pemasaran produk peternakan terdiri dari pengumpulan infomasi pasar, penyimpanan, pengangkutan, dan penjualan.

25 11 Informasi pasar yang dikumpulkan bukan hanya menyangkut perubahan harga tetapi juga jenis dan kualitas produk yang diinginkan konsumen, lokasi konsumen potensial serta kebutuhan terhadap produk peternakan. 2.3 Usaha Ternak Kambing dan Domba Dalam menjalankan usaha peternakan kambing dan domba, diperlukan pengetahuan mengenai jenis ternak, pemeliharaan ternak, dan manajemen peternakan kambing dan domba. Secara fisik, hal-hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: Jenis Ternak Kambing dan Domba Domba berasal dari pegunungan di Asia Tengah. Dari Asia Tengah domba menyebar ke berbagai belahan bumi dengan bantuan para pedagang. Pada masa awal penelitian domba, domba diklasifikasikan berdasarkan pada tipe wool-nya, yaitu domba wool kasar, wool sedang, dan wool halus. Pada penelitian-penelitian selanjutnya dikembangkan suatu klasifikasi yang didasarkan pada tipe ekornya, sehingga ada istilah domba ekor tipis panjang, dan domba ekor gemuk (Mulyono, 2005). Pengetahuan tentang jenis kambing dan domba diperlukan dalam menjalankan usaha peternakan kambing dan domba, terutama saat melakukan eleksi induk dan pejantan (Mulyono, 2005). Jenis-jenis kambing yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kambing Kacang: merupakan kambing asli Indonesia yang berbadan kecil dan relatif pendek. Kambing ini disebut juga kambing Jawa. Kambing Kacang

26 12 tidak mempunyai garis keturunan yang khusus karena sebagian besar sistem perkawinannya terjadi di tanah lapang. 2. Kambing Merica: juga merupakan kambing asli Indonesia. Jenis kambing ini mempunyai ukuran badan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan kambing Kacang. Kambing Merica banyak terdapat di Pulau Sulawesi. 3. Kambing Gembrong: juga termasuk kambing lokal Indonesia yang banyak ditemui di Pulau bali dengan bentuk badan yang lebih besar daripada kambing Kacang. 4. Kambing Etawah: merupakan kambing yang berasal dari India. Jenis kambing ini mempunyai kelebihan pada produksi susunya. Kambing Etawah mempunyai telinga yang panjang sampai 30 cm dan warna bulu yang belang antara hitam-putih atau cokelat-putih. 5. Kambing Peranakan Etawah: merupakan hasil persilangan antara kambing Kacang dengan kambing Etawah dan dapat beradaptasi terhadap kondisi dan habitat Indonesia. Kambing jenis ini merupakan ciri-ciri antara kambing Kacang dan kambing Etawah. 6. Kambing Saanen: merupakan kambing yang berasal dari daratan Eropa. Jenis kambing ini juga termasuk tipe perah. Kambing Saanen mempunyai telinga relatif kecil dan tegak, baik jantan maupun betina tidak bertanduk. Sedangkan jenis-jenis domba yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Domba Ekor Tipis: domba asli Indonesia, sekitar 80 persen populasinya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah (Mulyono, 2005). Domba ini mempunyai tubuh yang kecil sehingga disebut domba Kacang atau domba Jawa.

27 13 2. Domba Priangan : Terdapat di Priangan, yaitu di Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Domba jenis ini biasa juga disebut domba Garut. Domba ini dipelihara khusus untuk diadu. 3. Domba Ekor Gemuk: banyak ditemui di Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Lombok. Jenis domba ini mempunyai ciri khas yaitu bentuk ekor yang panjang, lebar, tebal, besar, dan semakin ke ujung semakin kecil. 4. Domba Merino: berasal dari daerah Asia Kecil. Jenis domba ini dikenal sebagai penghasil wol terbaik dengan panjang bulu mencapai 10 cm. Domba merino berkembang baik di Spanyol, Inggris, dan Australia. 5. Domba Suffolk: berasal dari Inggris dengan bobot badan yang tinggi. Domba jenis ini unggul karena persentase daging yang tinggi, yaitu persen bobot badan. 6. Domba Dorset: merupakan tipe pedaging yang bagus dan penghasil wol yang sedang. Persentase daging yang dapat dihasilkan jenis domba ini adalah sebesar persen Pemeliharaan Ternak kambing dan Domba Dalam melakukan pemeliharaan ternak kambing dan domba terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pemeliharaan bibit, pemberian pakan, pengaturan kandang, dan pengendalian terhadap penyakit ternak. Pemilihan ternak yang dilakukan harus disesuaikan dengan tujuan usaha, apakah untuk pedaging atau perah, misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah untuk produksi susu, dan lain-lain (Dinas Peternakan, 1997). Sumoprastowo (1993) menyatakan bahwa pemilihan bibit ternak merupakan langkah penting setelah penentuan lokasi. Langkah ini bertujuan

28 14 memperoleh bibit-bibit yang akan memberikan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) tinggi pada rentang waktu pemeliharaan, sehingga keuntungan yang diperoleh maksimal. Pemberian pakan ternak kambing dan domba adalah sangat penting untuk diperhatikan karena dengan pakan yang baik akan mendukung produksi yang optimal. Mulyono (2005) berpendapat bahwa pakan sangat penting diperlukan untuk pertumbuhan ternak karena mengandung zat gizi. Oleh karenanya, pakan harus tersedia terus. Hal lain yang sangat penting dalam pemeliharaan ternak kambing dan domba adalah berkaitan dengan pengaturan kandang ternak. Dalam pemeliharaan kambing dan domba, perkandangan perlu diperhatikan. Kandang merupakan tempat berlindung ternak dari hujan dan terik matahari sehingga ada rasa nyaman. Dalam kandang baik, ternak akan mampu berkembang dan tumbuh secara normal. Sebaliknya, dalam kandang yang jelek, memungkinkan ternak menjadi lambat tumbuh, kurang sehat, dan terjadi pemborosan pakan. Setelah mempertimbangkan bibit, pakan, dan kandang, hal lain yang menjadi pertimbangan penting dalam pemeliharaan ternak kambing dan domba adalah masalah kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena berhubungan dengan produksi (Mulyono, 2005). Tindakan pertama yang dianjurkan pada usaha pemeliharaan kambing dan domba adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit. Duldjaman dan Rahayu (1996) menyebutkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit antara lain: (1) memelihara kebersihan ternak, pakan, tempat minum, maupun peralatannya, (2) tidak mencampur domba yang sakit

29 15 dengan yang sehat, sehingga tidak terjadi penularan penyakit, (3) melakukan vaksinasi dan pemberian obat pencegahan penyakit secara teratur. 2.4 Konsep Manajemen Strategi Strategi Menurut Stoner dan Freeman (1994), konsep strategi dapat didefenisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu (1) apa yang suatu organisasi ingin lakukan dan (2) apa yang organisasi akhirnya lakukan. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefenisikan sebagai arah untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Sedangkan berdasarkan perspektif ke dua, strategi dapat didefenisikan sebagai pola tanggapan atau respon oganisasi terhadap lingkungannya setiap waktu. Strategi merupakan pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui visi (Mulyadi, 2001). Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan perusahaan, strategi diterjemahkan dalam bentuk sasaran-sasaran masa depan yang dituju oleh perusahaan. Selanjutnya untuk mewujudkan sasaran strategi disusun suatu program tindakan yang akan dilaksanakan, yang disebut inisiatif. Strategi adalah sebagai suatu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk bertindak dari suatu titik referensi ke titik referensi yang lain. Strategi merupakan sekumpulan tindakan terintegrasi yang konsisten dengan visi jangka panjang organisasi yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan suatu struktur biaya yang memungkinkan pencapaian keunggulan hasil yang berkelanjutan. Strategi biasanya dikembangkan pada tingkat atas organisasi tetapi dilaksanakan oleh tingkat bawah organisasi (Gaspersz, 2003).

30 Manajemen Strategi Manajemen strategi dapat di defenisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya (David, 2002). Pakar manajerial lain mendefenisikan manajemen strategi sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pierce dan Robinson, 1997). Menurut Mulyadi (2001) manajemen strategi dapat diartikan sebagai suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. Sistem manajemen strategi terdiri dari dua tahap utama yaitu perencanaan dan implementasi rencana. Tahap utama perencanaan terdiri dari empat tahap yaitu perumusan strategi, perencanaan strategi, peyusunan program dan penyusunan anggaran. Tahap utama pada tahap implementasi rencana terdiri dari dua tahap yaitu implementasi dan pemantauan (Mulyadi, 2001). Pengukuran kinerja berada pada tahap pemantauan, yang kemudian hasil pengukurannya dikomunikasikan kepada eksekutif untuk memberikan umpan balik tentang kinerja mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. 2.5 Konsep Pengukuran Kinerja Manajemen Manajemen adalah serangkaian keputusan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang, sehingga pengukuran kinerja merupakan hal

31 17 yang penting bagi organisasi. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan pegawainya berdasarkan sasaran standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001). Yuwono et al. (2003) berpendapat bahwa pengukuran kinerja merupakan tindakan yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas di dalam rantai nilai yang ada pada organisasi. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan hal-hal yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas rencana dan pengendalian. 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu Balanced Scorecard sebagai metode yang baru dikembangkan satu dekade terakhir dinilai sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan yang lebih komprehensif serta menyempurnakan sistem pengukuran kinerja konvensional sebelumnya. Salah satu kelebihan dari konsep Balanced Scorecard ini adalah mengukur kinerja perusahaan bukan hanya dari perspektif keuangan saja melainkan juga dari perspektif-perspektif lainnya yang mendukung kemajuan perusahaan. Dalam melakukan penelitian mengenai kinerja suatu perusahaan, ada beberapa peneliti yang berhasil merumuskan kinerja perusahaan yang mereka teliti dan ada pula yang tidak berhasil karena perusahaan tersebut hanya berfokus pada perspektif keuangan. Hasil-hasil penelitian berikut (Tabel 2) akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai konsep Balanced Scorecard beserta lembaga-lembaga yang menerapkannya.

32 18 Tabel 4. Daftar Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Hasil 1 Cahya (2000) 2 Darmayanti (2002) 3 Sulistyowati (2004) Penggunaan Konsep BSC Dalam Pengembangan Ukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Pakan Ternak PT. X, Tangerang). Pengukuran Kinerja Perusahaan Ban dengan Pendekatan BSC Rancangan BSC Sebagai Instrumen Manajemen Strategi Pada PT. Pertani (Persero) Penerapan Konsep BSC dalam 4 Rinaldi (2005) pengukuran kinerja TAAT TMII 5 Sari (2007) Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Sistem Manajemen Strategis dan Instrumen Pengukuran Kinerja pada Restoran Papa Ron s Pizza, Bogor 6 Arsyanti (2007) 7 Hardiyanto (2007) Pengukuran Kinerja Strategic Business Unit (SBU) Perbesaran PT. Pertani (Persero) Analisis Kinerja Restoran Ayam Goreng Fatmawati Hotel Salak Bogor Perusahaan berorientasi ke perspektif keuangan sehingga tidak bisa dilakukan pengukuran Kinerja perusahaan menurut Balanced Scorecard adalah cukup memuaskan. Kinerja dengan metode BSC adalah cukup memuaskan Kinerja TAAT TMII adalah sangat baik Kinerja tidak memuaskan karena perspektif pelanggan dan proses bisnis internal tidak sama dengan apa yang telah ditargetkan Kinerja perusahaan termasuk dalam kategori cukup memuaskan Kinerja Restoran Ayam Goreng Fatmawati adalah kurang memuaskan Cahya (2000) melakukan penelitian dengan judul Penggunanan Konsep Balanced Scorecard dalam Pengembangan Ukuran Kinerja Perusahaan, menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada PT. X berorientasi keuangan sehingga tidak dapat mengukur sebab dari masalah yang timbul, sehingga disarankan menggunakan alat ukur alternative yaitu dengan pendekatan Balanced Scorecard.

33 19 Darmayanti (2002) melakukan penelitian yang berjudul Pengukuran Kinerja Perusahaan Ban dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan analisis deskriktif, rasio dan pendekatan Balanced Scorecard diperoleh hasil yaitu kinerja perusahaan menurut Balanced Scorecard adalah cukup memuaskan. Penelitian oleh Sulistyowati (2004) menunjukkan bahwa hasil pencapaian kinerja perusahaan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard dinilai cukup memuaskan. Hal ini terlihat dari skor akhir pencapaian target sebesar 108,63 persen. Penelitan ini menggunakan alat bantu analisis tabulasi deskriptif untuk survei kepuasan dan motivasi pekerja. Data-data dianalisis dengan metode deskriptif evaluatif dan rasio. Perusahaan PT. Fasdfoof Indonesia, Tbk. dapat menggunakan rancangan Balanced Scorecard sebagai bahan pertimbangan dalam sistem manajemen perusahaan untuk mengevaluasi dan mengatasi masalah serta resiko yang dihadapi. Rinaldi (2005) dalam penelitiannya, bertujuan memfokuskan untuk menerapkan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan dan berusaha membandingkan dengan hasil pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan sebelumnya oleh perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa performa kinerja TAAT TMII secara keseluruhan sangat baik dengan total skor sebesar 4,57 dari total skor 5,00. Terdapat perbedaan hasil dari perbandingan pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan dengan pengukuran Balanced Scorecard yang dilaksanakan dalam penelitian ini. Pada metode pengukuran kinerja yang digunakan oleh TAAT TMII diperoleh hasil bahwa kinerja TAAT TMII tahun 2003 bisa dikatakan kurang baik karena adanya dua indikator

34 20 pengukuran yang tidak mencapai target yaitu jumlah pengunjung (dengan pencapaian target sebesar 82,75 persen) dan laba bersih TAAT (dengan pencapaian targer sebesar 73,83 persen). Sedangkan dengan pendekatan Balanced Scorecard diperoleh hasil bahwa kinerja TAAT TMII secara keseluruhan pada Tahun 2003 adalah sangat baik. Sari (2007) melakukan penelitian dengan judul Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Sistem Manajemen Strategis dan Instrumen Pengukuran Kinerja pada Restoran Papa Ron s Pizza, Bogor, menyimpulkan bahwa, alat ukur kinerja yang diterapkan oleh Papa Ron s Pizza sudah mendekati konsep Balanced Scorecard yaitu melakukan pengukuran terhadap dua persetif Balanced Scorecard yaitu perspektif pelanggan dan keuangan. Sedangkan kinerja Papa Ron s Pizza berdasarkan Balanced Scorecard adalah tidak memuaskan karena kinerja perspektif pelanggan dan perspektif proses bisnis internal perusahaan tidak sama dengan apa yang telah ditargetkan Arsyanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengukuran Kinerja Strategic Business Unit (SBU) Perbesaran PT. Pertani (Persero) dengan konsep Balanced Scorecard, menyimpulkan bahwa dengan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard, dihasilkan bahwa kinerja perusahaan termasuk dalam kategori cukup memuaskan. Hal ini ditarik dari lebihnya pencapaian dari target yang telah ditetapkan pada perspektif keuangan yaitu sebesar 113,25 %. Hal ini juga terjadi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu sebesar 110,30 %. Hardiyanto (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Restoran Ayam Goreng Fatmawati Hotel Salak Bogor dengan Pendekatan

35 21 Balanced Scorecard menyimpulkan bahwa alat ukur yang selama ini digunakan Restoran Ayam Goreng Fatmawati adalah sudah mendekati konsep Balanced Scorecard karena melakukan peninjauan terhadap perspektif pelanggan serta memperhatikan prestasi karyawannya. Hasil pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard dihasilkan bahwa kinerja Restoran Ayam Goreng Fatmawati adalah kurang memuaskan. Hal ini terjadi karena hanya ada dua perspektif saja hampir mendekati target yang ditetapkan yaitu perspektif finansial dengan pencapaian 100,2 persen dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan pencapaian 90 persen. Penelitian di Kampoeng Ternak juga pernah dilakukan oleh Muttaqiem (2007) dengan topik Strategi Pemasaran Kampoeng Ternak, Baznas Dompet Duafa Republika. Salah satu kesimpulan dalam penelitian Muttaqiem dalam penelitiannya, bahwa posisi perusahaan berdasarkan analisis matrik internak eksternal adalah berada pada posisi sel tumbuh dan bina (grow and build). Untuk penelitian tentang kinerja perusahaan khususnya dengan pendekatan Balanced Scorecard di sektor peternakan sampai saat ini masih jarang di lakukan. Jadi, penelitian yang akan dilakukan pada Kampoeng Ternak ini adalah penelitian dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard yang diharapkan bisa memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan sektor pertanian dan sektor peternakan pada khususnya. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut terlihat bahwa metode Balanced Scorecard mampu memberikan penilaian kinerja perusahaan secara lebih lengkap, komprehensif dan terintegrasi dari keseluruhan aspek perusahaan Balanced Scorecard ternyata dapat digunakan untuk berbagai jenis macam

36 22 perusahaan, baik perusahaan waralaba, tempat wisata, bahkan juga perusahaan nonprofit seperti koperasi, instansi pemerintah, hingga institusi pendidikan.

37 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengukuran kinerja untuk melihat realisasi pelaksanaan proses kerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini, merupakan sebagian dari proses sistem manajemen strategi perusahaan. Manajemen strategis terdiri dari empat langkah utama dalam menciptakan masa depan perusahaan yaitu: (1) Perencanaan laba jangka panjang (perumusan strategi, perencanaan strategi, dan penyusunan program, (2) Perencanaan laba jangka pendek (penyusunan anggaran), (3) Pengimplementasian, (4) Pemantauan. Tahap pengukuran berada pada proses pemantauan. Hasil setiap langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memberikan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategis. 3.2 Konsep Balanced Scorecard Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard Sebelum Tahun 1990-an pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya hanya berdasarkan pada performa kinerja keuangan sebagai satu-satunya tolak ukur nyata. Sebagai akibatnya para eksekutif perusahaan cenderung lebih memfokuskan perhatiannya pada performa keuangan. Segala perhatian dan aktivitas pergerakan perusahaan hanya ditujukan pada bagaimana penigkatan hasil keuangan (kinerja dalam jangka pendek) dan cenderung mengabaikan kinerja nonkeuangan. Kepuasan konsumen, Costeffectivenes proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi kepuasan konsumen yang keseluruhan rangkaian hal tersebut merupakan mata

ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A

ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh : AHMAD JAM AN A 14105506 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata. TINJAUAN PUSTAKA Kambing dan Domba Ensminger (2002) menyatakan bahwa kambing dan domba merupakan hewan yang pertama didomestikasi sekitar 7000-6000 SM. Mulyono (2003) menyatakan bahwa banyak kalangan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Okwan Himpuni H 34066099 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: DAVID ERICK HASIAN A 14105524 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OLEH ARI MURNI A 14103515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD

ANALISIS BALANCED SCORECARD ANALISIS BALANCED SCORECARD DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN BERAS ORGANIK PADA KELOMPOK TANI CIBEREUM JEMPOL KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR Oleh LISA MAYASARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan Indonesia, yang pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan produksi, memperluas lapangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Oleh : MAYA ANDINI KARTIKASARI NRP. A14105684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) OLEH KARYAWAN PT. KIMIA TIRTA UTAMA. Oleh: Zakiah Arifin A

EVALUASI PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) OLEH KARYAWAN PT. KIMIA TIRTA UTAMA. Oleh: Zakiah Arifin A EVALUASI PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) OLEH KARYAWAN PT. KIMIA TIRTA UTAMA Oleh: Zakiah Arifin A14102030 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh : Arie Kusuma Wardana H24104109 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A14104038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A 1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A 14105576 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Oleh NORA MERYANI A 14105693 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis menjadi salah satu faktor pendukung peternakan di Indonesia. Usaha peternakan yang berkembang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, disamping produk daging yang berasal dari

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR Oleh : LUTHER MASANG A 14101678 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RIWAYAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA Oleh : WAWAN KURNIAWAN A14105620 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH:

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: NISA SOFIANI A 14105582 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A 14105623 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ARI SUPRIYATNA A

ARI SUPRIYATNA A ANALISIS INTEGRASI PASAR JAGUNG DUNIA DENGAN PASAR JAGUNG DAN DAGING AYAM RAS DOMESTIK, SERTA PENGARUH TARIF IMPOR JAGUNG DAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA Oleh: ARI SUPRIYATNA A14303050 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING CV LAKTA TRIDIA CIWIDEY, JAWA BARAT

ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING CV LAKTA TRIDIA CIWIDEY, JAWA BARAT ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING CV LAKTA TRIDIA CIWIDEY, JAWA BARAT Oleh : RAYI ANGGORORATRI A14104097 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan.

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS SAYURAN UNGGULAN (Kasus Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) Oleh : ENCEP ZACKY KOERDIANTO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis yang sangat mendukung, usaha peternakan di Indonesia dapat berkembang pesat. Usaha

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L)

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) Oleh : AKBAR ZAMANI A. 14105507 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A14105621 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet )

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) Oleh : ZULYAN FIRDAUS AFIF A14105630 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) BAIQUNI ARDHI A14104067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A14105608 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN Oleh: Oktafianti Kumara Sari A34303035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA BOGOR OLEH: FITRI RAHAYU H

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA BOGOR OLEH: FITRI RAHAYU H ANALISIS PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA BOGOR OLEH: FITRI RAHAYU H14102072 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN FITRI RAHAYU.

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL.

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL. PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL Oleh : DEDY MARETHA A14104530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kearifan intelektual, usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia tidak mungkin terlepas dari pembangunan pertanian, karena sektor tersebut sampai saat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu

I PENDAHULUAN. sektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani baik yang berupa daging maupun susu dan berbagai keperluan

Lebih terperinci

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK (Studi Kasus: Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Oleh : TANTRI MAHARANI A14104624 PROGAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A14105695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS LOKAL PANDAN WANGI DI KABUPATEN CIANJUR. Oleh : AMATU AS SAHEDA A

PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS LOKAL PANDAN WANGI DI KABUPATEN CIANJUR. Oleh : AMATU AS SAHEDA A PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS LOKAL PANDAN WANGI DI KABUPATEN CIANJUR Oleh : AMATU AS SAHEDA A14105511 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan ternak yang keberadaannya cukup penting dalam dunia peternakan, karena kemampuannya untuk menghasilkan daging sebagai protein hewani bagi masyarakat. Populasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI (Kasus Petani Binaan Lembaga Pertanian Sehat, Kab. Bogor, Jawa Barat) Oleh : Amir Mutaqin A08400033 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT ( Studi : PT Sinar Kencana Inti Perkasa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR)

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR) ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR) SKRIPSI DEWINTHA STANI H34066033 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembang sedemikian rupa, hingga melewati batas-batas wilayah dan antar negara. Kondisi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh: MILA YULISA A 14105572 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor yang penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Komoditas peternakan mempunyai prospek

Lebih terperinci

MEMULAI DAN MENGEMBANGKAN USAHA KECIL AGRIBISNIS : PELAJARAN DARI PENGALAMAN PENGEMBANGAN USAHA MURNI ORCHID BOGOR. Oleh : RANI WIDYASTUTI A

MEMULAI DAN MENGEMBANGKAN USAHA KECIL AGRIBISNIS : PELAJARAN DARI PENGALAMAN PENGEMBANGAN USAHA MURNI ORCHID BOGOR. Oleh : RANI WIDYASTUTI A MEMULAI DAN MENGEMBANGKAN USAHA KECIL AGRIBISNIS : PELAJARAN DARI PENGALAMAN PENGEMBANGAN USAHA MURNI ORCHID BOGOR Oleh : RANI WIDYASTUTI A14104076 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A 1 ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A14104104 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN PERSONALIA MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT.

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN PERSONALIA MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN PERSONALIA MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. UNITEX, TBK Oleh : NINDYA NUR ARYANI F 34104090 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Aulia Noviandi Barus A

Aulia Noviandi Barus A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN PENILAIAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SYARIAH BAGI USAHA KECIL PADA BMT DANA INSANI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROPINSI YOGYAKARTA Aulia Noviandi Barus A14104054

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PERENCANAAN SUMBER DAYA PRODUKSI PADA PT. FAJAR TAURUS. Oleh : Adi Firmansyah

PERANCANGAN SISTEM PERENCANAAN SUMBER DAYA PRODUKSI PADA PT. FAJAR TAURUS. Oleh : Adi Firmansyah PERANCANGAN SISTEM PERENCANAAN SUMBER DAYA PRODUKSI PADA PT. FAJAR TAURUS Oleh : Adi Firmansyah PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERANCANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci