Nuryati 1 ; Nurzara Anggar Widayanti 2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nuryati 1 ; Nurzara Anggar Widayanti 2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada"

Transkripsi

1 EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) DI RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA BERDASARKAN METODE ANALISIS PIECES Nuryati 1 ; Nurzara Anggar Widayanti 2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 1 nur3yati@yahoo.com; 2 nurzara.anggar@rocketmail.com Abstract The purpose of this study was to evaluate an Electronic Health Record (EHR) at the Academic Hospital of the University of Gadjah Mada reviewed based on the PIECES method analysis to determine the aspects of performance, information / data, economic, control, efficiency, and service. This study used descriptive research with quantitative approach and cross-sectional study design. The result of the research showed Aspects performance (performance), information / data (information / data), efficiency (efficiency), service (leyanan) Academic Hospital EHR system UGM rated as good by users of EHR systems, while aspects of control / security (control / security) considered quite good and economic aspects (economic) Academic Hospital EHR system UGM rated poorly by users of EHR systems. While the EHR system in UGM Academic Hospital when viewed from the characteristics of users with various categories of age, past education, tenure, and work unit showed different results in every aspect of the study (performance, information / data, economic, control / security, efficiency, service). Keywords: evaluation, implementation, Electronic Health Record, PIECES Abstrak Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi sistem Electronic Health Record (EHR) di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada ditinjau berdasarkan metode analisis PIECES untuk mengetahui aspek performance, information/data, economic, control, efficiency, dan service. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan Aspek performance (kinerja), information/data (informasi/data), efficiency (efisiensi), service (leyanan) sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai baik oleh pengguna sistem EHR, sedangkan aspek control/ security (kontrol/keamanan) dinilai cukup baik dan aspek economic (ekonomi) sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai kurang baik oleh pengguna sistem EHR. Sedangkan sistem EHR di RS Akademik UGM apabila ditinjau dari karakteristik pengguna dengan berbagai kategori usia, pendidikan terakhir, masa kerja, dan unit kerja menunjukkan hasil yang berbeda dalam setiap aspek yang diteliti (performance, information/data, economic, control/security, efficiency, service). Kata kunci: evaluasi, implementasi, Electronic Health Record, PIECES PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap, pelayanan medis, dan pelayanan keperawatan terus-menerus untuk diagnosis dan pengobatan oleh staf medis yang terorganisir (Huffman,1994). Fungsi rumah sakit adalah sebagai penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan 17 17

2 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret 2015 kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (UU No 44 tahun 2009 pasal 5). Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau catatan dari segala pelayanan yang diberikan kepada pasien yang disebut rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. Berkas rekam medis sangat menentukan terciptanya laporan kesehatan yang valid, untuk itu proses penulisan, pengolahan, dan pelaporan rekam medis harus terjaga kualitasnya. Dengan demikian perekam medis memegang peranan penting sebagai pengumpul, pengolah, dan penyaji informasi kesehatan. Baik dilakukan secara manual maupun elektronik. Sistem Electronic Health Record (EHR) adalah salah satu sistem rekam kesehatan elektronik yang merupakan kegiatan mengkomputerisasi isi rekam medis kesehatan dan proses yang berhubungan dengannya. EHR adalah rekaman atau catatan elektronik informasi terkait kesehatan (Health- Record-Information) seseorang yang mengikuti standar interoperabilitas nasional dan dapat dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan, dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berhak (authorized) pada lebih dari satu organisasi pelayanan kesehatan (National Alliance for Health Information Technology, 2008). Menurut Fuad (2008), EHR juga berarti sebagai rekaman atau informasi catatan elektronik terkait kesehatan (health-related-information) yang mengikuti standar interoperabilitas nasional dan dapat ditarik dari berbagai sumber, namun dikelola, dibagi, serta dikendalikan oleh individu. Penyelenggaraan sistem Electronic Health Record (EHR) di rumah sakit sejalan dengan adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas karena salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dengan sistem EHR, yaitu mencegah kejadian medical error melalui tiga mekanisme yaitu (1) pencegahan adverse event, (2) memberikan respon cepat segera setelah terjadinya adverse event, dan (3) melacak serta menyediakan umpan balik mengenai adverse event (Fuad, 2008). Menurut AHIMA dalam Journal of AHIMA 83 No.7 (2012), yaitu Data Quality Management Model (Updated), semakin lama sistem Electronic Health Record (EHR) menjadi lebih banyak diterapkan di semua pengaturan kesehatan. Sistem ini telah dikembangkan dan digunakan dengan berbagai metode dokumentasi sebagai salah satu catatan elektronik. Oleh karena itu, dibutuhan pengelolaan kualitas data, pelayanan, manajemen, dan pengukuran yang lebih ketat/besar dari sebelumnya. Selain itu, hal ini dapat menimbulkan perhatian untuk menjamin integritas data dalam pelaksanaan kegiatan, metode pengumpulan, atau sistem yang digunakan untuk merekam, menyimpan, dan mengirimkan data pada pelayanan kesehatan. Electronic Health Record (EHR) terdiri dari data baik terstruktur dan tidak terstruktur. Hal ini mengakibatkan berbagai peluang terjadinya kesalahan. Karena penggunaannya yang sangat penting, timbul peningkatan tekanan entitas kesehatan dan penyedia pelayanan untuk memberikan data kesehatan yang berkualitas. Selain itu, data harus dipercaya untuk mendukung keputusan klinis, keuangan, dan administrasi. Sebab EHR dan seberapa baik kualitas data kesehatan sangat penting untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik. Dalam Journal of AHIMA 83 No. 7 (2012), juga dijelaskan checklist to assess data quality management efforts (ceklis untuk menilai upaya data manajemen mutu), salah satunya adalah:...quality (i.e., accuracy) is routinely monitored and meaningful use is achieved via the evaluation of EHR data. Hal tersebut berarti kualitas (yaitu, akurasi) secara rutin perlu dipantau dan penggunaan bermakna dicapai melalui evaluasi data EHR. Dalam KEPMENKES No. 377/Menkes/SK/III/2007 juga disebutkan salah satu kompetensi perekam medis, yaitu menjaga mutu rekam medis. Hal ini disebutkan dalam kode unit kompetensi MIK.MU , yaitu melakukan penilaian dan memberikan solusi terhadap sistem komputerisasi pelayanan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK)/Rekam Medis (RM). Selain itu, dijelaskan pula dalam kode unit kompetensi MIK. MU , yaitu meningkatkan kualitas data klinis dalam proses menjaga mutu MIK/RM. Oleh karena itu, dalam suatu sistem informasi kesehatan, salah satunya sistem EHR perlu dilakukan evaluasi. RS Akademik UGM merupakan salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang telah menerapkan Electronic 18

3 nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic... Health Record (EHR) pada Instalasi Rawat Jalan dan Gawat Darurat. Pada saat ini, RS Akademik UGM masih dalam tahap pengembangan EHR agar dapat sesuai dengan kebutuhan dan harapan rumah sakit. Oleh karena itu, peneliti melakukan evaluasi sistem EHR di RS Akademik UGM untuk mengetahui keinginan dan pendapat pengguna terhadap aspekaspek yang mempengaruhi sistem EHR. Dengan evaluasi terhadap sistem EHR yang sudah berjalan tersebut, diharapkan agar RS Akademik UGM dapat mengetahui dan lebih memahami hambatanhambatan maupun keuntungan dari penggunaan sistem yang selama ini berjalan. Dalam memberikan analisis atau evaluasi terhadap suatu sistem, dapat dilakukan dengan beberapa model analisis. Dalam penelitian ini akan digunakan model analisis PIECES yang mampu menganalisa sistem dari segi kekuatan maupun kelemahan berdasarkan aspek performance (kinerja), information/data (informasi/data), economic (ekonomi), control/ security (kontrol/keamanan), efficiency (efisiensi), dan service (pelayanan). Teknik analisis ini dijelaskan oleh Whitten (2007) bahwa sebuah sistem dilakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam pembuatan sistem itu sendiri. Sebuah sistem informasi perlu ditemukan permasalahan yang ada agar suatu sistem dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan tersebut digunakan sebagai bahan referensi dan kontrol untuk perubahan sistem, sehingga dapat menjadi masukan dalam pengembangan sistem EHR RS Akademik UGM lebih lanjut. Menurut UK Institute of Health Informatics (2000), tujuan evaluasi sistem informasi, antara lain: a. Menentukan peningkatan yang diperlukan dalam produk individu tunggal atau tim. b. Mengkonfirmasi bagian bagian dari sebuah produk dimana peningkatan tidak diperlukan atau dibutuhkan. c. Mencapai kerja kualitas teknik yang lebih baik, paling tidak lebih seragam dan lebih dapat diprediksi dan untuk membuat kinerja teknis menjadi lebih dapat diatur. Tantangan utama sistem informasi di rumah sakit khususnya dalam hal pengembangan rekam medis terkomputerisasi selain aspek finansial adalah aspek legal, keselamatan pasien (patient safety), dan security. Masih banyak pihak yang mencurigai bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki payung hukum yang jelas. Hal ini juga terkait dengan upaya untuk menjamin agar data yang tersimpan dapat melindungi aspek privacy, confidentiality, maupun safetyi (keselamatan) informasi secara umum. Kini, teknologi informasi memberikan harapan baru, yaitu teknologi enkripsi maupun berbagai penanda biometrik (sidik jari maupun pemindai retina) yang justru lebih protektif daripada tandatangan biasa. Menurut Sabarguna (2010) Ada 4 hal yang menjadi keuntungan dari rekam medis terkomputerisasi yaitu: a. Fasilitas yang lebih lengkap, b. Dapat bergerak pada sistem inforamsi lain, c. Sebagai alat bantu yang lengkap, d. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut secara otomatis Electronic Health Record (EHR) merupakan kegiatan mengkomputerisasikan isi rekam kesehatan dan proses yang berhubungan dengannya. EHR bukanlah sistem informasi yang dapat dibeli dan diinstall seperti paket word-procesing atau sistem informasi pembayaran dan laboratorium yang secara langsung dapat dihubungkan dengan sistem informasi lain dan alat yang sesuai dalam lingkungan tertentu. EHR merupakan sistem informasi yang memiliki framework lebih luas dan memenuhi satu set fungsi. Menurut Amatayakul (2004), Electronic Health Record (EHR) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Mengintegrasikan data dari berbagai sumber (Integrated data from multiple source); b. Mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture data at the point of care); c. Mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support caregiver decision making). Hatta (2011) menjelaskan bahwa Electronic Health Record (EHR) terdapat dalam sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pegguna dengan berbagai kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda waspada, peringatan, memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya.berdasarkan definisi International Organization for Standarisasi (ISO) dalam Hayrinen, dkk (2008), sistem EHR berarti repositori data pasien dalam bentuk digital, disimpan dan dipertukarkan dengan aman, dan dapat diakses oleh beberapa pengguna yang berwenang. EHR berisi informasi retrospektif (masa lalu), konkuren 19

4 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret 2015 (saat ini), dan informasi prospektif (kemungkinan dimasa depan), serta tujuan utamanya adalah untuk selalu mendukung keberlanjutan, efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan yang terintegrasi. ISO juga memberikan sejumlah istilah lain yang umum digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis sistem EHR. Dalam menganalisa suatu sistem informasi terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dan dilihat, yaitu aspek kinerja, ekonomi, keamanan, efisiensi, dan pelayanan. Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis PIECES (Performance, Information/ Data, Economic, Control/Security, Eficiency, Service). Analisis PIECES digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dan digunakan sebagai bahan referensi dan kontrol untuk perubahan sistem itu sendiri. Teknik analisa ini dijelaskan oleh Whitten, dkk (2007) untuk membuat sebuah sistem yang dibuat secara prototyping dengan melakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan untuk membuat sistem. Sebuah sistem perlu ditemukan permasalahan yang ada agar sistem dapat berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa aspek yang dapat dilihat dari analisa ini adalah sebagai berikut: a. Performance (kinerja) diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem informasi yang telah dirancang, terdiri dari: 1) Throughput, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja (output) yang dilakukan pada beberapa periode waktu dalam memenuhi kebutuhan. 2) Respon time, yaitu waktu yang diperlukan oleh sistem informasi untuk melakukan proses kerja. 3) Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar dapat diperiksa. 4) Kelaziman komunikasi, yaitu terkait user interface yang digunakan dalam sistem informasi dinilai dalam kemudahan untuk dipahami. 5) Kelengkapan, yaitu derajat di mana sistem informasi mempunyai fungsi yang penuh dalam mendukung pekerjaan. 6) Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program mengalami kesalahan. b. Information and data (informasi dan data) yaitu untuk menilai informasi yang dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari: 1) Accuracy (akurat), dimana informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan/ketelitian yang tinggi. 2) Relevansi informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. 3) Penyajian informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk yang sesuai. 4) Aksesibilitas informasi, dimana informasi dapat tersedia sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. c. Economic (ekonomi) yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek ekonomi yang terdiri dari: 1) Reusabilitas, yaitu tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain. 2) Sumber daya, yaitu jumlah sumber daya yang digunakan dalam pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber daya ekonomi. d. Control and security (kontrol dan keamanan) yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek keamanan dan kontrol data yang terdiri dari: 1) Integritas, yaitu tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak dapat dikontrol. 2) Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi program dan data dalam sistem informasi. e. Efficiency (efisiensi) yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek efisiensi yang terdiri dari: 1) Usabilitas, yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu program. 2) Maintanabilitas, yaitu usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program. f. Service (pelayanan), yaitu untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen. Aspek service (pelayanan) terdiri dari: 1) Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol. 2) Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya dan diandakalkan untuk melakukan fungsi yang diminta. 3) Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami tanpa kesukaran. 20

5 nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic... Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada perbedaan persepsi pengguna terhadap aspek PIECES (Performance, Information/data, Economic, Control/security, Efficiency dan Service) dan serta apakah ada perbedaan bermakna terkait karakteristik pengguna pada implementasi sistem Electronic Health Record (EHR) di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada. METODE PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan di RS Akademik Universitas Gadjah Mada. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sistem Electronic Health Record (EHR) di RS Akademik UGM yang berjumlah 153 orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 112 orang yang diamnil dengan teknik purposive sampling. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Kelompok usia Tabel 2 Distribusi Karakteristik Usia Responden No. Usia f % th - 25 th th - 30 th th - 35 th th - 40 th 9 8 Total b. Pendidikan Terakhir Tabel 3 Distribusi Karakteristik Pendidikan Terakhir Responden No. Pendidikan terakhir f % 1. SMA/SMK D S1/ D S1 Profesi S Total c. Masa kerja Tabel 4 Distribusi Karakteristik Masa Kerja Responden No. Masa Kerja f % 1. 1 Tahun Tahun Bulan - 2 Tahun 3. 2 Tahun Bulan - 3 Tahun 4. 3 Tahun Bulan Total d. Tabel 5 Distribusi Karakteristik Responden No. f % 1. IGD & IMC Poliklinik lantai Poliklinik lantai Poliklinik lantai Klinik lantai Instalasi Hemodialisa Instalasi farmasi Instalasi gizi Instalasi radiologi Laboratorium patologi 9 8 klinik 11. Instalasi Rekam medis Kasir (Billing) 4 3 Total Analisis Deskriptif a. Persepsi Pengguna Sistem EHR Berdasarkan Aspek PIECES Tingkat aspek PIECES sistem EHR di RS Akademik UGM dalam penelitian ini diukur dengan instrumen angket (kuesioner) yang terdiri dari 19 item pertanyaan dengan skor 1 sampai dengan 5 (skala Likert). Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Aspek PIECES No. Kategori jawaban Rentang Skor 1 Sangat baik 4,201 s.d 5,00 Frekuensi f % 5 4,46 21

6 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret 2015 No. Kategori jawaban Rentang Skor 2 Baik 3,401 s.d 4,200 3 Cukup baik 2,601 s.d 3,400 4 Kurang baik 1,800 s.d 2,600 Frekuensi f % 67 59, ,25 5 4,46 No. Kategori jawaban Rentang Skor 5 Tidak baik 1,000 s.d 1,800 Frekuensi f % 0 0 Total Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Performance (Kinerja) Distribusi Hasil Kuesioner No Indikator Rata-rata Persepsi Throughput Baik 2 Respon time Baik 3 Audabilitas Cukup Baik 4 Kelaziman komunikasi Baik 5 Kelengkapan Cukup Baik 6 Toleransi kesalahan Baik Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Information/Data Distribusi Hasil Kuesioner No Indikator Rata-rata Persepsi Akurasi ,232 CukupBaik 2 Relevansi Informasi ,509 Baik 3 Penyajian Informasi ,500 Baik 4 Aksesibilitas Informasi ,929 Baik Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Economic (Ekonomis) Distribusi Hasil Kuesioner No Indikator Rata-rata Persepsi Reusabilitas ,009 CukupBaik 2 Sumber Daya ,303 CukupBaik Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Control/Security Distribusi Hasil Kuesioner No Indikator Rata-rata Persepsi Integritas ,643 Baik 2 Keamanan ,277 CukupBaik Tabel 11 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Efficiency (Efisiensi) Distribusi Hasil Kuesioner No Indikator Rata-rata Persepsi Usabilitas ,850 Baik 2 Maintanabilitas ,321 CukupBaik 22

7 nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic... Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Aspek Service (Layanan) Distribusi Hasil Kuesioner No Indikator Rata-rata Persepsi Akurasi ,518 Baik 2 Reliabilitas ,455 Baik 3 Kesederha-naan ,732 Baik 3. Analisis Perbedaan PIECES Berdasarkan Karakteristik Pengguna Tabel 13 Analisis Perbedaan Rata-rata Aspek PIECES No Karakteristik Responden 1 Usia 0, Pendidikan Terakhir 0, Masa Kerja 0, ,0001 Tabel 14 Analisis Perbedaan Rata-rata Indikator Aspek PIECES Aspek yang dinilai Karakteristik Responden Performance Usia 0,2480 Pendidikan terakhir 0,2090 Masa kerja 0,1410 Unit kerja 0,0020 Information/data Usia 0,4750 Pendidikan terakhir 0,1730 Aspek yang dinilai Karakteristik Responden Masa kerja 0,1360 Unit kerja 0,0001 Economic Usia 0,2770 Pendidikan terakhir 0,1360 Masa kerja 0,6460 Unit kerja 0,0020 Control/security Usia 0,2240 Pendidikan terakhir 0,0240 Masa kerja 0,2570 Unit kerja 0,0001 Efficiency Usia 0,0560 Pendidikan terakhir 0,0750 Masa kerja 0,2350 Unit kerja 0,1840 Service Usia 0,5910 Pendidikan terakhir 0,1960 Masa krja 0,6910 Unit kerja 0,0450 Tabel 15. Kruskal Wallis Test Pada Aspek Performance berdasarkan N Mean Rank Performance Information Economic Control Efficiency Services IGD & IMC Poliklinik lantai Poliklinik lantai Poliklinik lantai Poliklinik lantai Instalasi Hemodialisa Instalasi Farmasi Instalasi Gizi Instalasi Radiologi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Instalasi Rekam Medis Bagian Kasir (Billing)

8 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret 2015 Tabel 16. Uji Mann Whitney Aspek Performance berdasarkan IGD & IMCPoliklinik Lantai 2 0,023 IGD & IMCHemodialisa 0,033 Poliklinik Lantai 2Instalasi Rekam Medis 0,031 Poliklinik Lantai 3Instalasi Gizi 0,024 Poliklinik Lantai 4Instalasi Rekam Medis 0,003 HemodialisaInstalasi Gizi 0,003 Instalasi GiziLab. Patologi Klinik 0,011 Lab. Patologi KlinikInstalasi Rekam Medis 0,042 Tabel 17. Uji Mann Whitney Aspek Information berdasarkan IGD & IMCPoliklinik Lantai 1 0,034 IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,001 IGD & IMCHemodialisa 0,045 IGD & IMCInstalasi Radiologi 0,000 IGD & IMCInstalasi Rekam Medis 0,000 Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 3 0,029 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,031 Poliklinik Lantai 1Instalasi Rekam Medis 0,013 Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 4 0,043 Poliklinik Lantai 2Instalasi Radiologi 0,003 Poliklinik Lantai 2Instalasi Rekam Medis 0,001 Poliklinik Lantai 3Poliklinik Lantai 4 0,000 Poliklinik Lantai 3Hemodialisa 0,013 Poliklinik Lantai 3Instalasi Farmasi 0,031 Poliklinik Lantai 3Radiologi 0,000 Poliklinik Lantai 3Instalasi Rekam Medis 0,001 Poliklinik Lantai 4Instalasi Gizi 0,004 Poliklinik Lantai 4Lab. Patologi Klinik 0,046 Poliklinik Lantai 4Instalasi Rekam Medis 0,045 HemodialisaInstalasi Radiologi 0,036 HemodialisaInstalasi Rekam Medis 0,029 Instalasi GiziInstalasi Radiologi 0,010 Instalasi GiziInstalasi Rekam Medis 0,016 Instalasi RadiologiLab. Patologi Klinik 0,005 Lab. Patologi KLinikInstalasi Rekam Medis 0,004 Tabel 18. Uji Mann Whitney Aspek Economic berdasarkan IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,002 Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 4 0,034 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,007 Poliklinik Lantai 1Bagian Kasir 0,049 Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 4 0,003 Poliklinik Lantai 3Poliklinik Lantai 4 0,043 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,007 Poliklinik Lantai 3Bagian Kasir 0,028 Poliklinik Lantai 4Hemodialisa 0,006 Poliklinik Lantai 4Instalasi Gizi 0,028 Poliklinik Lantai 4Instalasi Rekam Medis 0,003 Poliklinik Lantai 4Instalasi Radiologi 0,001 Poliklinik Lantai 4Lab. Patologi Klinik 0,015 Poliklinik Lantai 4Bagian Kasir 0,012 Instalasi GiziRadiologi 0,019 Tabel 19. Uji Mann Whitney Aspek Control berdasarkan IGD & IMCPoliklinik Lantai 3 0,038 IGD & IMCPoliklinik Lantai 4 0,002 IGD & IMCInstalasi Radiologi 0,001 Poliklinik Lantai 1Poliklinik Lantai 4 0,001 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,000 Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 3 0,035 Poliklinik Lantai 2Poliklinik Lantai 4 0,019 Poliklinik Lantai 2Instalasi Radiologi 0,013 Poliklinik Lantai 3Poliklinik Lantai 4 0,000 Poliklinik Lantai 3Hemodialisa 0,013 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,000 Poliklinik Lantai 3Instalasi Rekam Medis 0,004 Poliklinik Lantai 4Instalasi Hemodialisa 0,015 Poliklinik Lantai 4Lab. Patologi Klinik 0,002 Poliklinik Lantai 4Instalasi Farmasi 0,043 Poliklinik Lantai 4Instalasi Gizi 0,004 Poliklinik Lantai 4Bagian Kasir 0,048 HemodialisaInstalasi Radiologi 0,003 Instalasi GiziInstalasi Radiologi 0,010 Instalasi GiziInstalasi Rekam Medis 0,017 Instalasi RadiologiLab. Patologi Klinik 0,000 Instalasi RadiologiBagian Kasir 0,048 Tabel 20. Uji Mann Whitney Aspek Service berdasarkan IGD & IMCInstalasi Radiologi 0,001 Poliklinik Lantai 1Instalasi Radiologi 0,011 Poliklinik Lantai 3Instalasi Radiologi 0,003 Poliklinik Lantai 4Instalasi Radiologi 0,008 24

9 nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic... Instalasi GiziInstalasi Radiologi 0,010 Instalasi RadiologiLab. Patologi Klinik 0,012 Sistem informasi kesehatan berada dalam tahap perkembangan yang pesat dengan banyak pertanyaan yang masih belum terpecahkan dalam hal arsitektur, fungsi, dan manajemen (Haux, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan Soyoung, dkk (2013) yang menganalisis permintaan jangka panjang layanan sistem EHR di Rumah Sakit Bundang, diperoleh hasil bahwa pengguna terus-menerus memberikan permintaan mengenai sistem EHR. Hal ini membuat sistem menjadi lebih kompleks, tetapi menghasilkan sistem yang tepat dan lebih baik untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam penelitian tersebut, pengguna pada berbagai kelompok memberikan respon paling tinggi berupa permintaan peningkatan kegunaan dan efisiensi dari fitur dan fungsi sistem EHR, seperti perbaikan tampilan (user interface) untuk memudahkan dalam penggunaan; dan perluasan fungsionalitas untuk mengakomodasi proses kerja baru, peningkatan kualitas perawatan serta keselamatan pasien. Sistem EHR di RS Akademik UGM belum diimplementasikan pada seluruh instalasi. Implementasi penuh baru dilaksanakan pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat, sedangkan Instalasi Rawat Inap saat ini baru terbatas pada sistem pembayaran (billing). Pada Instalasi Gawat Darurat pendokumentasian rekam medis pasien dilakukan pada sistem EHR dan berkas rekam medis.untuk mengevaluasi sistem EHR di RS Akademik UGM digunakan metode analisis PIECES, metode tersebut adalah kerangka yang dipakai untuk mengklasifikasikan suatu masalah, peluang, dan petunjuk/arahan yang terdapat pada bagian lingkup analisa dan perancangan sistem (Whitten, 2007). Dengan kerangka ini, dapat dihasilkan hal-hal baru yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan sistem. Untuk mengetahui permasalahan tersebut, datadata dan informasi diperoleh dari partisipasi pengguna sistem EHR di RS Akademik UGM. Pengguna dalam penelitian ini adalah berbagai profesional tenaga kesehatan dan staf administrasi, yaitu tenaga kesehatan, antara lain: (1) tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi; (2) tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan; (3) tenaga kefarmasian meliputi apoteker, dan asisten apoteker; (4) tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien; (5) tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasi terapis dan terapis wicara. Berdasarkan evaluasi aspek PIECES sistem EHR di RS Akademik UGM dari 112 responden, sebagian besar menyatakan baik (59,82%). Sebanyak 31,25% responden menyatakan cukup baik dan pada persentase yang sama sebanyak 4,46% responden menyatakan sangat baik dan tidak baik. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak baik terhadap aspek PIECES sistem EHR di RS Akademik UGM.Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa tingkat PIECES sistem EHR pada aspek performance (kinerja) dinilai baik, sebab persentase distribusi jawaban responden tertinggi yaitu 60,86% memberikan jawaban baik. Aspek performance tersebut terdiri dari indikator throughput, respon time, audabiltas, kelaziman komunikasi, kelengkapan, dan toleransi kesalahan. Pada indikator throughput yaitu output yang dihasilkan oleh sistem EHR dinilai sudah sesuai dengan kebutuhan, yaitu ditunjukkan dengan rata-rata jawaban sebesar 3,518 sehingga termasuk ke dalam kategori baik. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan, seperti yang dijelaskan responden 80 dalam kuesioner terbuka, yaitu kadang terjadi sistem error, seperti output yang dihasilkan tidak sinkron antara beberapa instalasi. Hal tersebut kurang sesuai dengan salah satu indikator aspek performance (kinerja), yaitu throughput yang menjelaskan bahwa output yang dihasilkan oleh sistem EHR dapat memenuhi kebutuhan pengguna (Whitten, 2007). Pada indikator respon time atau ecepatan kerja pada sistem EHR dinilai baik oleh pengguna dengan rata-rata jawaban 3,518, sehingga disimpulkan pengguna sudah merasakan kerja sistem EHR yang cepat. Sedangkan menurut persepsi pengguna tentang kesesuaian proses kerja sistem EHR dengan standar yang ditetapkan (audabilitas) dinilai cukup baik, dengan rata-rata jawaban sebesar 3,313. Tampilan menu dalam sistem EHR dinilai mudah dipahami, dengan hasil rata-rata jawaban 25

10 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret ,634 atau termasuk ke dalam kategori baik. Namun, menurut beberapa pengguna, seperti responden 94 mengungkapkan bahwa, beberapa menu masih ada yang dirasakan tidak sesuai dengan bidangnya. Responden 94 pada instalasi kejiwaan menjelaskan terdapat beberapa menu yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan terdapat beberapa menu yang belum tersedia, seperti isian untuk silsilah keluarga maupun riwayat psikis masa lalu pasien, sehingga perlu diperhatikan kembali format input data pada sistem EHR di RS Akademik UGM dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna karena beberapa pengguna masih merasa ada item yang tidak disediakan dalam sistem EHR. Secara umum, komponen data medis yang seharusnya tercatat dalam sistem EHR antara lain, keluhan saat ini (misalnya gejala), riwayat medis masa lalu, gaya hidup, pemeriksaan fisik, diagnosis, tes/uji (misalnya tes laboratorium dan radiologi), tindakan dan prosedur yang diberikan kepada pasien, perawatan, pengobatan dan pengeluaran (discharge) (Hayrinen,dkk, 2008). Dalam penelitian Hayrinen, dkk (2008), pada tiga makalah (paper) yang dianalisis ditemukan bahwa, format catatan pada sistem EHR telah memiliki struktur SOAP, dalam satu penelitian, format rekaman POMR sistem EHR lebih disukai oleh dokter. Kelengkapan sistem EHR dalam mendukung pekerjaan dinilai cukup baik oleh pengguna dengan rata-rata jawaban sebesar 3,330. Namun, beberapa pengguna merasa sistem EHR belum memenuhi indikator kelengkapan. Hal ini berdasarkan jawaban kuesioner terbuka dari responden 73, 56, 67, 43 dan 66, yang mengatakan bahwa, bridging system alat laboratorium ke sistem EHR belum dapat dilaksanakan; masih terdapat beberapa kendala yang mengharuskan pekerjaan harus dilakukan secara manual, seperti kalkulasi resep racikan; antrian pasien di pelayanan rawat jalan kadang tidak mucul, sehingga perawat harus mengurutkan secara manual; floor stock yang tercantum pada sistem EHR kadang tidak sesuai dengan yang ada di lapangan; sistem EHR belum dapat mendukung kebutuhan pelaporan di Instalasi Farmasi; dan sistem EHR juga belum memiliki gambar penunjang, seperti morfologi mata, sehingga pengguna (dokter) memiliki kendala dalam menjelaskan lokasi yang dimaksud dengan tepat dan lebih jelas. Frekuensi kerusakan sistem EHR sedikit dirasakan oleh pengguna, sebab rata-rata jawaban responden sebesar 3,456, sehingga sistem EHR dinilai baik berdasarkan indikator toleransi kesalahan. Berdasarkan telaah yang dilakukan Hayrinena, dkk (2008) pada 27 penelitian, diperoleh bahwa tidak ada bukti kalau sistem informasi dapat membantu untuk menghemat waktu, atau bahwa kegiatan dokumentasi mengambil lebih banyak waktu, maupun waktu yang dibutuhkan sedikit untuk kegiatan dokumentasi ketika menggunakan sistem informasi. Namun, diyakini bahwa sistem informasi yang baik dapat mempermudah pekerjaan dan memberikan manfaat yang besar bagi organisasi. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan pengguna EHR dalam pengembangan sistem EHR di RS Akademik UGM, baik dalam perencanaan maupun implementasi, sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat terpenuhi, serta dapat membantu memperlancar pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh bahwa aspek information/data (informasi/ data) sistem EHR di RS Akademik UGM dinilai baik, sebab persentase responden tertinggi yaitu 63,69% memberikan jawaban baik. Aspek information/data ini terdiri dari indikator akurasi, relevansi informasi, penyajian informasi, dan aksesibilitas informasi. Indikator akurasi informasi yang dihasilkan sistem EHR dinilai cukup baik dengan ratarata jawaban sebesar 3,232. Namun, menurut responden 80 dalam kuesioner terbuka mengatakan bahwa kadang billing dari unit tertentu (radiologi) tidak sinkron dengan Bagian Kasir. Contohnya, Instalasi Radiologi melakukan 1 input pemeriksaan, dalam sistem EHR di Bagian Kasir menjadi 2 pemeriksaan kembar. Sehingga akurasi data perlu dilakukan perbaikan. Akurasi informasi tersebut terkait kemampuan sistem EHR dalam menghasilkan informasi yang memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi (Whitten, 2007). Selain itu, responden 103 juga memberikan kritik dan saran, yaitu sistem EHR di rumah sakit harus memiliki data yang akurat dan valid karena sangat berpengaruh pada ketepatan dari hasil pekerjaan. Pada indikator relevansi informasi dari sistem EHR dinilai baik dengan rata-rata jawaban 3,

11 nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic... Pengguna EHR mengatakan bahwa informasi yang dihasilkan sistem EHR sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian Bellika, dkk (2002), analisis relevansi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Apabila dokumen medis dikirim dari rumah sakit ke praktek umum, dokumen medis tersebut relevan sesuai masukan data pada rekam medis. Sedangkan pada indikator penyajian informasi dinilai pengguna sistem EHR baik dengan ratarata jawaban sebesar 3,500, sehingga informasi dalam sistem EHR telah disajikan sesuai dengan kebutuhan. Penyajian informasi dalam hal tata letak dan struktur pada sistem EHR tersebut adalah penting karena dapat mempengaruhi pengambilan data, interpretasi, dan pengambilan keputusan klinis (Soyoung, dkk, 2013). Pada indikator aksesibilitas informasi dalam sistem EHR dinilai baik dengan rata-rata jawaban sebesar 3,929. Menurut penelitian Hayrinena, dkk (2008), dimensi kualitas informasi dalam sistem informasi biasanya diukur dari dua kriteria, yaitu kelengkapan dan akurasi. Namun, dimensi lain yang relevan dengan keberhasilan sistem informasi juga dianalisis. Masukan data yang terstruktur dapat meningkatkan akurasi dokumentasi maupun kelengkapan data. Dalam analisis ini kelengkapan informasi berfungsi sebagai ukuran prevalensi informasi yang tidak tercantum (hilang). Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi sangat mendukung untuk dokumentasi yang lebih lengkap oleh para profesional perawatan kesehatan. Selain itu, diungkapkan pula bahwa kelengkapan catatan bervariasi antara komponen data yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, persentase tertinggi jawaban responden terhadap aspek economic (ekonomi) yaitu sebesar 46,43% memberikan jawaban cukup baik. Aspek economi ini terdiri dari indikator reusabilitas dan sumber daya.menurut persepsi pengguna sistem EHR, indikator reusabilitas, yaitu program pada sistem EHR dapat digunakan dalam aplikasi lain dinilai cukup baik dengan rata-rata jawaban sebesar 3,009. Responden 33 menjelaskan bahwa, sistem EHR masih dalam proses pengembangan dan perbaikan, sehingga belum dapat diakses melalui aplikasi lain. Sampai saat sistem EHR baru dapat dipindah ke dalam program Ms. excel. Sistem EHR di RS Akademik UGM baru mulai beroperasi sejak 2 tahun yang lalu, oleh karena itu masih terdapat kekurangan dan kebutuhan yang belum dapat terpenuhi karena masih dalam tahap adaptasi dan berbagai pengembangan serta perbaikan. Menurut Sabarguna (2009), terdapat 4 hal yang menjadi keuntungan dari rekam medis terkomputerisasi yaitu, fasilitas yang lebih lengkap, dapat bergerak pada sistem informasi lain, sebagai alat bantu yang lengkap, serta sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut secara otomatis. Pada indikator sumber daya yang digunakan sistem EHR dinilai cukup baik rata-rata jawaban sebesar 3,303. Menurut Amatayakul (2004), data untuk menentukan biaya proyek EHR seharusnya diperoleh dari biaya perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), implementasi (implementation), perawatan (maintenance), dan biaya pendukung lainnya (support). Kumpulan semua biaya yang terkait dengan EHR tersebut disebut sebagai biaya total kepemilikan (total cost of ownership). Beberapa sistem pembiayaan ada yang akan dilakukan satu kali, dan lainnya ada yang dilakukan saat proses berlangsung. Beberapa biaya ada yang akan langsung ditentukan, dan lainnya ada yang bervariasi. Periode waktu berakhirnya dimana analisis biaya-manfaat (cost-benefit) dilakukan, dengan demikian biaya berkelanjutan dapat diproyeksikan, maka dapat ditentukan terlebih dahulu oleh manajemen atau oleh para estimasi periode pengembalian biaya (payback) dari investasi yang telah dilakukan. Menurut responden 15 menjelaskan bahwa sistem EHR jelas membutuhkan sumber daya (power) yang tidak sedikit. Oleh karena itu, untuk menambahkan item gambar saja sistem EHR di RS Akademik UGM masih kesulitan, sebab sumber daya yang dibutuhkan akan meningkat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum diperoleh bahwa aspek control/security (kontrol/ keamanan) sistem EHR di RS Akademik UGM memiliki persentase jawaban tertinggi sebesar 55,80% memberikan jawaban cukup baik. Aspek control/security ini terdiri dari indikator integritas dan keamanan. Hal terkait hak akses sistem EHR yang sesuai dengan kebutuhan 27

12 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret 2015 dan peraturan yang berlaku dinilai baik oleh pengguna sistem EHR dengan rata-rata sebesar 3,643. Namun, pada indikator keamanan data dalam sistem EHR dinilai cukup dengan ratarata jawban responden sebesar 3,227. Responden 14 mengatakan bahwa, sistem EHR yang sudah berjalan belum dapat menjaga privasi pasien karena dapat diakses oleh siapapun. Hal tersebut diungkapkan pula oleh responden 112 yang merasa privasi sistem EHR masih kurang karena masing-masing staf medis dapat melihat EHR semua orang yang dikehendaki meskipun bukan pasien yang dikelola. Selain itu, legalitas sistem EHR dirasa pengguna sistem EHR kurang terpenuhi. Responden 74 mengatakan bahwa lembar informed consent belum terdapat dalam sistem EHR, sehingga mungkin dapat di-scan dan dijadikan satu pada sistem EHR. Selain sistem EHR yang terus dikembangkan dan diperbaiki agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna, banyak hal yang perlu diperhatikan, sebab banyak tantangan yang perlu dipertimbangkan secara matang, yaitu terkait masalah kompleks yang berhubungan dengan berbagai kebutuhan yang berbeda, masalah terkait persetujuan (concern) pasien dan tenaga kesehatan, persyaratan khusus tertentu dari spesialisasi medis, serta segi keamanan dan persetujuan kerahasiaan yang harus dipenuhi (Beard, 2011). Indikator usabilitas sistem EHR dinilai mudah dipelajari oleh pengguna dengan rata-rata jawaban 3,830 sehingga termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini didukung dengan pernyataan responden 48 yang merasa bahwa dalam menggunakan sistem EHR sampai saat ini belum menemui kesulitan. Kemudahan dalam penggunaan ini dapat didukung oleh user interface yang mudah dipahami oleh pengguna sistem EHR di RS Akademik UGM. Dalam penelitian Miller (2004), diungkapkan bahwa teknologi inovatif user interface diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat untuk kemudahan penggunaan dan kemampuan dalam menetapkan preferensi, terutama di kalangan profesional kesehatan. Merancang perangkat lunak yang mudah digunakan sesuai dengan pengetahuan pengguna merupakan sebuah tantangan bagi seluruh industri perangkat lunak user interface, bukan hanya pengembang software kesehatan. Menurut Hayrinena (2008), aspek kualitas sistem yang sering dibahas adalah kemudahan dalam penggunaan. Beberapa penelitian juga melihat dimensi kepuasan pengguna, penggunaan, informasi, serta dampak sistem EHR yang dirasakan individu dan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pada aspek PIECES ditinjau dari karakteristik jenis unit kerja pengguna sistem EHR, hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil p (sign.) < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada tingkat PIECES ditinjau dari unit kerja, sedangkan diketahui perbedaan PIECES berdasarkan karakteristik pengguna terjadi pada aspek performance antara berbagai unit kerja, aspek information/data antara berbagai unit kerja, aspek economic antara berbagai unit kerja, aspek control/security antara berbagai tingkat pendidikan terakhir dan antara unit kerja responden, serta aspek service antara berbagai unit kerja pengguna sistem EHR. KESIMPULAN 1. Tingkat aspek PIECES sistem EHR di RS Akademim UGM adalah baik dengan sebagian besar responden memberikan jawaban baik sebesar 59,82%, sedangkan pada masing-masing aspek yaitu aspek performance dinilai baik dengan persentase 60,86%, aspek information/ data dinilai baik dengan persentase 63,17%, aspek economic dinilai cukup baik dengan persentase 46,43%, aspek control/security dinilai baik dengan persentase 55,80%, asspek efficiency dinilai baik dengan persentase 59,82%, dan aspek service dinilai baik dengan persentase 63,69%. Dengan demikian, tingkat PIECES tertinggi terletak pada aspek information/data dan tingkat PIECES terendah terletak pada aspek economic. 2. Ada perbedaan yang signifikan pada aspek PIECES ditinjau dari unit kerja, dan pada masing-masing aspek terdapat perbedaan pada aspek performance antara berbagai unit kerja, aspek information/data antara berbagai unit kerja, aspek economic antara berbagai unit kerja, aspek control/security antara berbagai tingkat pendidikan terakhir dan antara unit kerja responden, serta aspek service antara berbagai unit kerja pengguna sistem EHR. 28

13 nuryati, dkk. evaluasi implementasi sistem electronic... DAFTAR PUSTAKA AHIMA. (2012). Data Quality Management Model (Updated). Journal of AHIMA 83 (7) p [Internet]. Tersedia dalam ahima.org. [Diakses tanggal 12 November 2013] Amatayakul, M. K. (2004). Electronic Health Record: A Practical, Guide for Professionals and Organizations. Chicago: AHIMA. Azwar, S. (2000). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Beard, L., Schein, R., Morra, D., Wilson, K., Keelan, J. (2001). The Challenges in Making Electronic Health Records Accessible to Patients. Journal of the American Medical Informatics Association 19 (1) p [Internet]. Tersedia dalam [Diakses tanggal 12 November 2013]. Bellika, J.G., Bones, E., Hartvigsen, G. (2002). Pasent the Patient s Personal Health Adviser. Journal of Telemedicine & Telecare Vol.8 (Suppl. 2) p [Internet]. Tersedia dalam [Diakses tanggal 12 November 2013]. Depkes RI. (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: DirJen YanMed. Fuad, A. (2008). Persiapan Tenaga Medis dalam Persiapan RKE di Indonesia. (Makalah dalam Seminar Sehari Rekam Kesehatan Elektronik). Jakarta. Hatta, G. (2011). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Haux, R. (2006). Health Information Systems Past, Present, Future. International Journal of Medical Informatics 75 (3 4) p [Internet]. Tersedia dalam ijmijournal.com/. [Diakses tanggal 12 November 2013]. Hayrinen, K., Saranto, K., Nykanen, P. (2008). Definition, Structure, Content, Use and Impacts of Electronic Health Records: A Review of The Research Literature. International Journal of Medical Informatics Vol. 77, p [Internet]. Tersedia dalam [Diakses tanggal 29 Februari 2014]. HIMSS Analytics. (2011). EMR Adoption Model [Internet]. Tersedia dalam himssanalytics.org/ [Diakses tanggal 28 Januari 2014]. Huffman, E.K. (1994). Health Information Management. Illionis: Phsycian Record Company Berwin. Jamison, R.N., Raymond, S.A., Levine, J.G., Slawsby, E.A., Nedeljkovic, S.S., Katz, N.P. (2001). Electronic Diaries for Monitoring Chronic Pain: 1-Year Validation Study. Journal of the International Association for Study of Pain Vol. 91, Issue 3, Pg [Internet]. Tersedia dalam painjournalonline.com/article/ [Diakses tanggal 12 Januari 2014]. MenKes RI Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: MenKes RI. MenKes RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta: MenKes RI. Miller, R.H., Sim, I. (2004). Physicians s Use of Electronic Medical Records: Barriers And Solutions. Journal of Health Affairs 23 (2) p [Internet]. Tersedia dalam content.healthaffairs.org/content/. [Diakses tanggal 4 Januari 2014]. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurgiyantoro, B., Gunawan, M. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial cetakan ke-3. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Riana, A. (2006). Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Ditinjau dari Aspek Persepsi Pengguna dalam Mendukung Proses Manajemen di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Semarang: Universitas Diponegoro. 29

14 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.3, No.1, Maret 2015 Sabarguna, B. S. (2009). Rekam Medis Terkomputerisasi. Jakarta: UI Press. Sooyoung, Y., Seok, K., Seungja, L., Kee-Hyuck, L., Rong-Min, B., Hee, H. (2013). A Study of User Requests Regarding the Fully Electronic Health Record System at Seoul National University Bundang Hospital: Challenges for Future Electronic Health Record Systems. International Journal of Medical Informatics No. 82 p [Internet]. Tersedia dalam [Diakses tanggal 29 Februari 2014]. Stratmann, W.C., Goldberg, A.S., Haugh, L.D. (1982). The Utility for Audit of Manual and Computerized Problem-Oriented Medical Record Systems. International Journal Health Serv. Res. 17 (1) [Internet]. Tersedia dalam pmc/articles/pmc /. [Diakses tanggal 12 Januari 2014]. Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama. Vishwanath, A., Singh, S.R., Winkelstein, P. (2010). The Impact of Electronic Medical Record Systems on Outpatient Workflows: A Longitudinal Evaluation of Its Workflow Effects. International Journal of Medical Informatics 79 (11) p [Internet]. Tersedia dalam article/. [Diakses tanggal 7 Januari 2014]. Whitten, J. L., Bentley, L. D., Dittman, K. C. (2007). System Analysis and Design Methods, seventh edition. Boston: McGraw-Hill Irwin. 30

D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada TANTANGAN PEREKAM MEDIS DALAM IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK Widiya Oktamiyani D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada widiya.oktamiyani@mail.ugm.ac.id I. LATAR BELAKANG Rumah sakit

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh

TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh Intan Dwi Arini (142310101016) Inthoriqotul Khoiriah (152310101217)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan (Hatta, 2011). Berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan (Hatta, 2011). Berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan (Hatta, 2011).

Lebih terperinci

Analisis dan Pengembangan Sistem Self Services Terminal (SST) dengan Pendekatan PIECES pada STMIK Pradnya Paramita Malang

Analisis dan Pengembangan Sistem Self Services Terminal (SST) dengan Pendekatan PIECES pada STMIK Pradnya Paramita Malang MATICS : Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi ISSN : 1978-161X(p); 2477-2550(e) Volume 9, No. 1(2017), pp 12-17 DOI : 10.18860/mat.v9i1. 4127 Received : December 25 th 2016; Accepted : January

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit umum daerah di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu rumah sakit yang cukup besar di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat yang menjadi pasien

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1. Kerangka Teori 2.1.1 Sistem Informasi Informasi adalah data yang mengandung arti dan konteks yang digunakan oleh pengguna akhir (Turban, 1995), sedangkan McLeod (2007) mengatakan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Novita Yuliani 1* 1 APIKES Citra Medika, yuliani_novita@yahoo.co.id ABSTRAK Rumah sakit merupakan sarana pelayanan

Lebih terperinci

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT Danik Lestari 1, Nuryati 2 1,2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada email: daniqq_27@yahoo.co.id, nur3yati@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu media atau sarana pelayanan kesehatan yang dibangun agar dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan tujuan agar dapat meningkatkan

Lebih terperinci

APLIKASI DATABASE RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP BERBASIS WEB PADA RSUD SEKADAU

APLIKASI DATABASE RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP BERBASIS WEB PADA RSUD SEKADAU APLIKASI DATABASE RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP BERBASIS WEB PADA RSUD SEKADAU Hendry Heriyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia, p4noply@yahoo.com Dinni Octaviany Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi ABSTRACT Backgrounds: The hospital is a health care institution that organizes personal health services in the plenary. One of the hospitals in an effort to provide good service to patients is by doing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2012). 5M Dalam Manajemen [internet]. [diakses tanggal 12 April 2014]

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2012). 5M Dalam Manajemen [internet].  [diakses tanggal 12 April 2014] DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Siti dan Eddy K. (2013) Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidakengkapan Pengisian Lembar Informed Consent Tindakan Bedah Mata di RS. Mata "DR YAP" Yogyakarta. [internet]. Jurnal Electronic

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN PONTIANAK UTARA SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS CLIENT-SERVER

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN PONTIANAK UTARA SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS CLIENT-SERVER RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN PONTIANAK UTARA SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS CLIENT-SERVER Ahmad Hnt Program Studi Teknik Informatika Jurusan Tekni Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi yang memberikan pelayanan rawat inap, pelayanan medis dan pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus untuk diagnosis dan memberikan

Lebih terperinci

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari laboratorium dan farmasi, x-ray, fotografi, video, film,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada saat ini pihak rumah sakit juga harus mengembangkan pelayanan yang akan diberikan kepada pihak internal maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT 345 ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT ANALYSIS OF MEDICAL RECORD FILLING COMPLETENESS AND RETURNING IN HOSPITAL INPATIENT UNIT Winarti, Stefanu Supriyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data

Lebih terperinci

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016 39 WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016 WAITING TIME SERVICES OUTPATIENT PRESCRIPTION IN DEPOT PHARMACY RSUD GUNUNG JATI CIREBON IN 2016 Aida

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011 ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 20 Fitri Hastuti, Sri Sugiarsi 2, Riyoko 2 Mahasiswa APIKES Mitra

Lebih terperinci

Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 613 Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Johni Romadoni* 1, Mulyadi 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh pasien, baik rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN MEDIA PENDIDIKAN DISKUSI ONLINE DENGAN FRAMEWORK PIECES

EVALUASI PENERAPAN MEDIA PENDIDIKAN DISKUSI ONLINE DENGAN FRAMEWORK PIECES EVALUASI PENERAPAN MEDIA PENDIDIKAN DISKUSI ONLINE DENGAN FRAMEWORK PIECES Muhamad Danuri Manajemen Informatika - AMIK JTC Semarang Jl. Kelud Raya No. 19 Semarang mdanuri@gmail.com Abstrak Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit pelayanan di rumah sakit di antaranya

Lebih terperinci

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM Lily Widjaja SKM, MM Lilywi 1 PERATURAN Peraturan yang terkait dg.r M/ RK Isi dari struktur RM Pentingnya Keamanan Informasi Mengidentifikasi Peran dan Tanggung jawab dari

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company. 83 DAFTAR PUSTAKA Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 13

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 13 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA REKAM MEDIS Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 13 DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS Ganjil/III/VMR 2103 oleh Savitri Citra Budi, SKM.M.P.H Didanai dengan dana BOPTN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit 2.1.1 Sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 20 HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. Yayuk Eny*), Enny

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman 89-102 Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN 2086-9185 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KERAHASIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen, disain yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat. Tuntutan masyarakat semakin tinggi sejalan dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIS di RSCM

PENGEMBANGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIS di RSCM PENGEMBANGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIS di RSCM 1 RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Kelas RS : A (Rujukan Nasional) Pemilik : Kementerian Kesehatan Badan Layanan Umum (BLU) Jenis : Rumah Sakit Pendidikan

Lebih terperinci

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014 TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014 Fitria Hidayanti Abstract In order to improve the quality of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

[Internet]. Tersedia dalam [Diakses pada tanggal 24 Maret 2014].

[Internet]. Tersedia dalam  [Diakses pada tanggal 24 Maret 2014]. DAFTAR PUSTAKA Agustina, I.E., Antik, P., Riyoko. (2010). Tinjauan Alur Prosedur Pelayanan Pasien Rawat Jalan Peserta Jamkesmas di RSUD Kabupaten Karanganyar. Jurnal Kesehatan Vol IV Nomor 2 tanggal 24

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun

Lebih terperinci

Pokok bahasan. Kesehatan

Pokok bahasan. Kesehatan REKAM MEDIS Pokok bahasan 1. Pengertian Rekam Medis 2. Manfaat Rekam Medis 3. Isi Rekam Medis 4. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis 5. Rekam Medis Kaitannya Dengan Manajemen Informasi 5. Rekam Medis

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DENGAN METODE PIECES DI RUMAH SAKIT TNIAD DR. SOEDJONO MAGELANG

EVALUASI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DENGAN METODE PIECES DI RUMAH SAKIT TNIAD DR. SOEDJONO MAGELANG EVALUASI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DENGAN METODE PIECES DI RUMAH SAKIT TNIAD DR. SOEDJONO MAGELANG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksananan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI no 44 tahun 2009, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan

Lebih terperinci

SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum memberikan perhatian yang cukup bagi kegiatan rekam medis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi terdiri dari input, proses dan output seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi terdiri dari input, proses dan output seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem. Pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang mencoba mendefinisikannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai

Lebih terperinci

REKAM MEDIS ELEKTRONIK

REKAM MEDIS ELEKTRONIK Abstrak Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA Andi Karisma Nurdiyansyah 1. Ibnu Mardiyoko 2 1,2 Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) GAMBARAN UMUM Informasi diperlukan untuk memberikan, mengordinasikan, dan juga mengintegrasikan pelayanan rumah sakit. Hal ini meliputi ilmu pengasuhan

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK

JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK SYSTEM OF OUTPATIENT MEDICAL RECORDS AT PUBLIC HEALTH SUKOREJO CENTERS IN THE DISTRICK NGANJUK Oleh: YAYAN BAGUS

Lebih terperinci

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS Yogyakarta, Oktober 2017 Lamp : 1 (satu) set Proposal Penawaran Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS Kepada Yth. Pimpinan Rumah Sakit/Klinik Di tempat Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi teknologi dan komunikasi menuntut perkembangan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat. Sehubung dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010 KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 200 Dwi Nur Cahyaningsih, Rano Indradi Sudra 2, Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan. dilakukan dengan observasi, focus group discussion dengan tim

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan. dilakukan dengan observasi, focus group discussion dengan tim BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi berkembang pesat saat ini dan merambah hampir ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi berkembang pesat saat ini dan merambah hampir ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi berkembang pesat saat ini dan merambah hampir ke seluruh unit organisasi baik milik pemerintah maupun swasta, yang bergerak dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI REKAM MEDIS POLIKLINIK UNIVERSITAS TRILOGI

RANCANG BANGUN APLIKASI REKAM MEDIS POLIKLINIK UNIVERSITAS TRILOGI RANCANG BANGUN APLIKASI REKAM MEDIS POLIKLINIK UNIVERSITAS TRILOGI Umar Al Faruq Program Studi Sistem Informasi Fakultas Telematika Universitas Trilogi Jakarta Jl.Taman Makam Pahlawan No.1 Kalibata, Jakarta

Lebih terperinci

negatif (Sittig et al., 2005, Hackl et al., 2009). Dokter marah dan jengkel karena alur kerja mereka tergantung pada sistem yang ada dan pelayanan

negatif (Sittig et al., 2005, Hackl et al., 2009). Dokter marah dan jengkel karena alur kerja mereka tergantung pada sistem yang ada dan pelayanan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekam medik elektronik (RME) mengintegrasikan perawatan kesehatan dokter dengan apotek, pabrik farmasi, penyedia asuransi dan entitas lainnya. Integrasi ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK Sali Setiatin 1, Yuda Syahidin 2 1 Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha, 2 Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG Raysha Dheamalia Muchtar, Noor Yulia Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh Yesi Nurhayati 201410104321 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011 AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA PADA RM 1 DOKUMEN REKAM MEDIS RUANG KARMEL DAN KARAKTERISTIK PETUGAS KODING RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS PERIODE DESEMBER 2009 Hetty Rahayu*), Dyah Ernawati**),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 aprilia dwi a 1, Harjanti 2, Bambang W 3 mahasiswa apikes mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar adalah ukuran nilai tertentu yang telah ditetapkan terkait dengan sesuatu yang harus dicapai. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu ketentuan jenis dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia Pelayanan Kesehatan pada saat ini telah tergantung oleh Teknologi, hampir disetiap sub bidang ilmu kesehatan membutuhkan akan adanya produk dari teknologi, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan bagian penting dalam penanganan kesehatan pasien pada saat sekarang maupun di masa mendatang. Sebagai pemberi informasi mengenai status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medication safety bukan masalah baru. Banyak organisasi kesehatan memfokuskan perhatian pada medication safety. The Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa

Lebih terperinci

Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016 64 ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL REKAM MEDIK DENGAN KEPUASAN PASIEN DI POLI KANDUNGAN RSIA PURI GALERI BERSALIN KOTA MALANG Sandu Siyoto 1, Firstanto Agung Pribadi 2 STIKes Surya Mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi suatu organisasi, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu lembaga pelayanan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci