BAB 4 RENCANA POLA RUANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 RENCANA POLA RUANG"

Transkripsi

1 4.2 Kawasan Budidaya KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN A. PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ahan pertanian di Kota Balikpapan relatif terbatas luasan dan sebarannya. Kegiatan pertanian yang terdapat di kota ini umumnya dalam skala kecil. Kawasan pertanian ini L tersebar di Kecamatan Timur yaitu di Kelurahan Manggar, Lamaru, Teritip. Berdasarkan data BPS dalam dokumen Kota Balikpapan dalam angka 2010, dari sektor pertanian komoditas yang mempunyai produksi terbesar adalah tanaman padi sawah dan padi ladang, tanaman Jagung dan Ubi Kayu. Produktivitas tanaman padi di kota Balikpapan rata-rata mencapai 33,6 kuintal per hektar. Luas rencana kawasan pertanian di Kota Balikpapan adalah sebesar 1, Ha. Arahan pengelolaan kawasan pertanian di Kota Balikpapan adalah untuk pengembangan pertanian tanaman pangan : kawasan pertanian lestari / sawah lahan basah dan kegiatan pertanian holtikultura. Berikut dapat dilihat secara detail bagaimana luas kawasan pertanian pada tiap-tiap kelurahan yang ada di Kota Balikpapan. Adapun peta rencana kawasan pertanian Kota Balikpapan dapat dilihat pada peta dibawah ini. Tabel 4.16 Luas Rencana Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Balikpapan No. Jenis Pertanian Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Hortikultura Balikpapan Timur 2 Tanaman Pangan Balikpapan Timur Lamaru Manggar Baru Teritip Jumlah 1, a Kaw. Pertanian Lestari Teritip b Kaw. Potensi Pertanian Teritip Lamaru Jumlah Total 1, Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Diagram 4.9. Luas Rencana Kawasan Pertanian di Kota Balikpapan IV - 46

2 Gambar 4.18 Peta Rencana Kawasan Pertanian Kota Balikpapan IV - 46

3 Rencana perwujudan/pengembangan kawasan peruntukan pertanian meliputi : a. Mengembangkan kawasan potensial pertanian menjadi kawasan sawah lestari b. Mengembangkan kawasan pengolahan hasil pertanian di sebagiankelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur; c. Peningkatan prasarana kawasan peruntukan pertanian di sebagiankelurahan Teritip, Kelurahan Manggar dan Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur; dan d. Pengembangan pasar hasil pertanian di sebagian Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur. B. KAWASAN PERKEBUNAN awasan perkebunan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan perkebunan, dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan K perkebunan dalam meningkatkan produksi perkebunan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perkebunan merupakan kawasan penyangga bagi kawasan hutan lindung. Perkebunan di Kota Balikpapan merupakan perkebunan tanaman keras. Areal perkebunan yang terdapat di Kota Balikpapan juga terbatas luas lahan dan sebarannya. Tanaman perkebunan yang dikembangkan meliputi tanaman karet, lada, kelapa, kakao, kemiri, kopi, cengkeh dan tanaman perkebunan lainnya. Kawasan perkebunan di Kota Balikpapan direncanakan memiliki luas mencapai 2.076,17 Ha atau mencapai 4,12 % luas kota Balikpapan. Kawasan perkebunan tersebut berlokasi di Kelurahan Karang Joang, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Teritip, Kelurahan Manggar dan Kelurahan Lamaru. Tetapi sebagian besar kawasan perkebunan terluas terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur (99,47%). Arahan pengelolaan kawasan ini adalah digunaan untuk kegiatan perkebunan karet dan derivatifnya. Berikut disajikan bagaiman rencana luas perkebunan yang ada di Kota Balikpapan. Tabel 4.17 No. Luas Rencana Kawasan Perkebunan di Kota Balikpapan Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Balikpapan Utara 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Timur Karangjoang 5.05 Batu Ampar 4.17 Jumlah Sepinggan 1.74 Jumlah Lamaru Manggar Teritip 1, Jumlah 2, Total 2, Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 IV - 47

4 Diagram Luas Rencana Kawasan Perkebunan di Kota Balikpapan C. KAWASAN PETERNAKAN K awasan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam menghasilkan produksi peternakan seperti ternak dan hasil ternak lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan ini terdiri dari kawasan padang rumput atau semak belukar cukup luas (minimum dua hektar) yang diperuntukkan bagi penggembalaan dan fasilitas peternakan seperti rumah potong hewan, pasar hewan, kandang ternak, toko fasilitas peternakan, dokter hewan, dll. Lokasi untuk kawasan peternakan diutamakan pada tanah yang tidak produktif dan terpisah dari lahan pertanian penduduk sekitarnya. Peternakan yang dikembangkan di Kota Balikpapan terdiri dari Ternak Besar dan Ternak Unggas. Jenis-jenis hewan ternak yang dikembangbiakkan adalah sapi, kerbau, kambing/ domba, kuda, ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras dan itik. Baik populasi maupun produksinya cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Perkembangan produksi peternakan di Kota Balikpapan relatif stabil meskipun beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena kebutuhan ternak di Kota Balikpapan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan sebagian masih didatangkan dari luar daerah, sehingga persaingan harga yang ada menyebabkan produksi lokal relatif stabil. Pengembangan kegiatan peternakan diarahkan di Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur dengan luas lokasi sebesar kurang lebih 100 Ha. Kawasan peternakan diarahkan untuk dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai macam kegiatan peternakan dan pendukungnya. Adapun untuk mengurangi dampak perkembangan kegiatan petenakan itu sendiri kawasan peternakan dilengkapi dengan kawasan sempadan (buffer zone) untuk meminimalisasi jumlah limbah yang dihasilkan dari hasil kegiatan tersebut. Detail kawasan peternakan dan sebarannya dapat dilihat pada tabel Rencana Kawasan Peternakan di Kota Balikpapan. IV - 48

5 Tabel 4.18 Rencana Kawasan Peternakan di Kota Balikpapan No. Jenis Peternakan Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Peternakan Terpadu Balikpapan Timur Teritip Buffer Zone Teritip Jumlah Total Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN K awasan peruntukan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kegiatan perencanaan seluas Ha (1,08% dari luas kota Balikpapan) untuk pengembangan kawasan perikanan di Kota Balikpapan difokuskan pada Kelurahan Karingau, Kelurahan Margo Mulyo, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Teritip, Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Lamaru. Wilayah terluas yang dikembangkan sebagai kawasan perikanan adalah Kecamatan Balikpapan Timur. Dimana sebesar 78.51% dari total kawasan perikanan yang dikembangkan di Kota Balikpapan adalah berada di Kecamatan Balikpapan Timur. Pemanfaatan kawasan perikanan di Kota Balikpapan diarahkan untuk pengembangan kegiatan sebagai berikut : a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap; b. Kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan c. Kawasan peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kawasan perikanan tangkap dan budidaya yang dikembangkan baik di darat, perairan umum dan laut. Rencana untuk pengembangan kawasan pemanfaatan umum wilayah laut dan pesisir Kota Balikpapan memiliki luas total ,44 ha dengan rencana pengembangan sebagaimana tabel dibawah ini ha ha Diagram Luas Kawasan Perikanan Kota Balikpapan IV - 49

6 Tabel 4.19 Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan No. Zona Kondisi Saat Ini Rencana Pengembangan 1 Perikanan Budidaya 2 Perikanan Tangkap 3 Kawasan Minapolitan Perikanan budidaya yang ada dibagi menjadi dua yaitu darat dan laut, untuk perikanan darat luas total 575,07 ha tersebar di sekitar Sungai Somber dan Kariangau, Sungai Manggar dan pesisir Kelurahan Teritip. Kegiatan perikanan budidaya laut berada di sekitar Pantai Manggar hingga Ajiraden dengan luas total 1804,41 ha Luas keseluruhan zona ini adalah ha dengan pembagian zona perikanan tangkap 1-2 mil dan > 2 mil zona dengan luas 190,56 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar Sosialisasi dan pelatihan penerapan teknologi kepada para petani tambak dan pembudidaya rumput laut Penyediaan bibit rumput laut dan ikan yang sesuai dengan karakteristik perairan setempat Penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan perikanan budidaya seperti lantai jemur, air bersih dan lain-lain Pembuatan aturan pemakaian alat tangkap penangkap ikan berdasarkan pembagian daerah penangkapan ikan 0 2 mil untuk alat tangkap pasif dan > 2 mil untuk alat tangkap aktif Pembuatan aturan mengenai jenis armada yang digunakan Pembuatan aturan berupa jenis dan ukuran ikan yang dapat diangkat/ ditangkap Pemasangan dan pembuatan terumbu karang buatan yang berfungsi sebagai rumpon dasar Penyediaan stasiun pengisian bahan bakar di sekitar kawasan minapolitan Sosialisasi dan pelatihan masyarakat di sekitar kawasan minapolitan Peningkatan PPI Pengembangan TPI Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 IV - 50

7 Gambar 4.19 Peta Kondisi Terumbu Karang di Perairan Balikpapan IV - 51

8 Gambar Peta Tutupan Padang Lamun Kota Balikpapan IV - 52

9 A. Zona Perikanan Budidaya (Darat dan Laut) Jenis usaha perikanan budidaya yang ada di Kota Balikpapan terdiri dari tiga jenis yaitu perikanan budidaya laut, perikanan budidaya air tawar dan perikanan budidaya air payau/tambak dengan potensi lahan sebesar ha, dari potensi tersebut 749,2 ha sudah dimanfaatkan dan 455,8 ha belum dimanfaatkan (Laporan Statistik Perikanan dan Kelautan Tahun 2009). Ketiga jenis usaha tersebut tersebar di beberapa kecamatan yang ada, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.20 Sebaran Jenis Usaha Perikanan Budidaya NO. KECAMATAN BUDIDAYA LAUT BUDIDAYA TAMBAK BUDIDAYA KOLAM 1 Balikpapan Timur 2 Balikpapan Selatan - 3 Balikpapan Utara - 4 Balikpapan Tengah Balikpapan Barat Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Berdasarkan peta rencana pemanfaatan ruang laut tahun 2010, luas total untuk kawasan perikanan terutama perikanan budidaya laut sebesar ha yang tersebar di sekitar wilayah pantai kelurahan Teritip dengan jarak 0 1 mil ke arah laut. B. Zona Perikanan Tangkap Skenario pengembangan pemanfaatan ruang laut untuk zona perikanan tangkap secara umum diarahkan berdasarkan penggunaan alat tangkap dan armada/kapal yang digunakan, yaitu daerah penangkapan ikan dengan jarak 1-2 mil, dan > 2 mil ke arah laut. Zona perikanan tangkap 1-2 mil memiliki luas sekitar ha dan merupakan zona perikanan tangkap dengan alat penangkapan ikan berupa alat tangkap pasif yaitu model alat tangkap yang menetap artinya ikan yang mendatangi alat tangkap tersebut sehingga kemudian ikan tertangkap. Jenis alat tangkap ini berupa alat tangkap pancing, jaring insang (gilnet) dan perangkap ikan atau yang biasa disebut dengan alat tangkat tradisional. Gambar 4.21 Jenis Alat Tangkap yang di Gunakan Untuk Zona 1 2 mil a. b. c. a. Jaring Insang (Gilnet); b. Perangkap Ikan; c. Pancing IV - 53

10 Zona perikanan tangkap > 2 mil merupakan zona yang penggunaan alat tangkapnya berupa alat tangkap aktif yaitu alat penangkapan ikan yang digerakkan untuk memburu ikan sehingga kemudian ikan tertangkap, seperti pukat udang, pukat ikan, pukat kantong, purse seine dan jaring angkat Zona ini memiliki luas sekitar ha. a. Gambar 4.22 Jenis Alat Tangkap yang di Gunakan Untuk Zona > 2 mil b. c. d. a. Pukat Kantong b. Pukat Ikan c. Pukat Udang d. Purse Seine Zona perikanan tangkap > 2 mil merupakan zona yang penggunaan alat tangkapnya berupa alat tangkap aktif yaitu alat penangkapan ikan yang digerakkan untuk memburu ikan sehingga kemudian ikan tertangkap, seperti pukat udang, pukat ikan, pukat kantong, purse seine dan jaring angkat Zona ini memiliki luas sekitar 27896,25 ha. C. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN Zona dengan luas 140,45 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar. Tabel 4.21 Rencana Pengembangan Kawasan Alur No. Zona Kondisi Saat Ini Rencana Pengembangan 1 Alur zona dengan luas 140,45 ha dengan arahan kawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis sektor perikanan tangkap. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu disekitar muara Sungai Manggar Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun revisi RTRW Kota Balikpapan,2011 Pengembangan PPI Pengembangan TPI IV - 54

11 Gambar 4.23 Peta Rencana Kawasan Perikanan Kota Balikpapan IV - 55

12 4.2.3 KAWASAN PERUMAHAN awasan perumahan adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di daerah perkotaan atau K perdesaan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat perumahan yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kriteria umum kawasan perumahan adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk perumahan yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Secara keruangan, kawasan perumahan ini terdiri dari perumahan perdesaan dan perumahan perkotaan. Pola perumahan eksisting di Kota Balikpapan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Perumahan Swadaya Pola perumahan ini mempunyai karakteristik, sebagai berikut: - Tumbuh secara alami, spontan dan letaknya mendekati tempat kerjanya - Tidak memperhatikan komposisi ruang terbangun dan resapan - Diusahakan secara swadaya oleh masyarakat - Pola cenderung tidak teratur (biasanya mengikuti pola kontur) - Tampilan antar bangunan cenderung berbeda satu sama lain. - Perumahan ini terdiri dari: Perumahan Perkotaan Adalah perumahan swadaya yang terletak di kawasan pusat Kota Balikpapan. Perumahan jenis ini mempunyai kawasan yang teratur dan terencana maupun kawasan yang tumbuh secara spontan, swadaya dan tidak teratur. Sebaran kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Tengah. Perumahan Perdesaan Adalah perumahan swadaya yang terletak di kawasan pinggiran Kota Balikpapan. Perumahan jenis ini mempunyai pola kawasan yang tumbuh secara spontan, swadaya dan tidak teratur. Sebaran kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat, seperti Perumahan Berkebun di Karang Joang Perumahan Berkebun di Eks Transmigrasi AD Perumahan Berkebun di Manggar Perumahan Berkebun di Lamaru Perumahan Berkebun di Teritip Perumahan Nelayan Perumahan nelayan adalah perumahan bagi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan. Karakteristik kawasan ini adalah sebagai berikut ; - Terletak di tepi pantai dan sungai - Pola perumahannya linier, sejajar maupun tegak lurus garis pantai - Tipologi rumah panggung yang bisa secara langsung akses ke kapal/ perahu dan dermaga. - Bangunan 1 lantai Kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur b. Perumahan Developer Pola perumahan ini mempunyai karakteristik, sebagai berikut : - Tumbuh secara terencana - Memperhatikan komposisi ruang terbangun dan resapan - Diusahakan secara terencana oleh developer, instansi, industri, dll IV - 56

13 - Pola cenderung teratur - Tampilan antar bangunan cenderung sama. Sebaran kawasan perumahan ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur. - Kawasan Perumahan di Kelurahan Manggar - Kawasan Perumahan di Kelurahan Sepinggan - Kawasan Perumahan di Kelurahan Batu Ampar - Kawasan Perumahan Pertamina Balikpapan Tabel 4.22 Proyeksi Kebutuhan Perumahan Kota Balikpapan No. Tahun Proyeksi Penduduk Jumlah KK Kebutuhan Rumah Tipe Kecil (T. 36/60 m2) Jumlah Unit Luas Kawasan (m2) Kebutuhan Rumah Tipe Menengah (T.54/120m2) 6 3 Jumlah Unit Luas Kawasan (m2) Kebutuhan Rumah Tipe Besar (T. 70/200m2) Jumlah Unit 1 Luas Kawasan (m2) Total Kebutuhan Rumah Jumlah Unit Total Luas Lahan Kebutuhan Rumah Luas Kawasan (m2) Luas Kawasan (ha) , ,631 80,779 4,846,725 40,389 4,846,725 13,463 2,692, ,631 12,386,075 1, , ,930 82,758 4,965,470 41,379 4,965,470 13,793 2,758, ,930 12,689,534 1, , ,309 84,785 5,087,124 42,393 5,087,124 14,131 2,826, ,309 13,000,427 1, , ,771 86,863 5,211,758 43,431 5,211,758 14,477 2,895, ,771 13,318,938 1, , ,318 88,991 5,339,446 44,495 5,339,446 14,832 2,966, ,318 13,645,252 1, , ,952 91,171 5,470,263 45,586 5,470,263 15,195 3,039, ,952 13,979,561 1, , ,675 93,405 5,604,284 46,702 5,604,284 15,567 3,113, ,675 14,322,060 1, , ,489 95,693 5,741,589 47,847 5,741,589 15,949 3,189, ,489 14,672,950 1, , ,396 98,038 5,882,258 49,019 5,882,258 16,340 3,267, ,396 15,032,438 1, , , ,440 6,026,373 50,220 6,026,373 16,740 3,347, ,399 15,400,732 1, , , ,900 6,174,020 51,450 6,174,020 17,150 3,430, ,501 15,778,050 1, , , ,421 6,325,283 52,711 6,325,283 17,570 3,514, ,702 16,164,612 1, , , ,004 6,480,253 54,002 6,480,253 18,001 3,600, ,007 16,560,645 1, , , ,650 6,639,019 55,325 6,639,019 18,442 3,688, ,417 16,966,381 1, , , ,361 6,801,675 56,681 6,801,675 18,894 3,778, ,935 17,382,058 1, , , ,139 6,968,316 58,069 6,968,316 19,356 3,871, ,564 17,807,918 1, , , ,984 7,139,039 59,492 7,139,039 19,831 3,966, ,307 18,244,212 1, , , ,899 7,313,946 60,950 7,313,946 20,317 4,063, ,165 18,691,195 1, , , ,886 7,493,138 62,443 7,493,138 20,814 4,162, ,143 19,149,129 1, , , ,945 7,676,719 63,973 7,676,719 21,324 4,264, ,242 19,618,283 1, , , ,080 7,864,799 65,540 7,864,799 21,847 4,369, ,467 20,098,931 2, , , ,291 8,057,487 67,146 8,057,487 22,382 4,476, ,819 20,591,355 2, , , ,582 8,254,895 68,791 8,254,895 22,930 4,586, ,303 21,095,843 2, Sumber : Analisa Konsultan 2011 Berdasarkan karakteristik perumahan Kota Balikpapan seperti yang telah dijelaskan di atas maka kegiatan perencanaan kawasan perumahan yang dapat dilakukan terhadap Kota Balikpapan dengan mempertimbangkan proyeksi kebutuhan rumah di tahun 2032 yang mencapai ± unit maka kawasan perumahan kota Balikpapan membutuhkan lahan seluas m2 (atau Ha). Sedangkan berdasarkan potensi pengembangan kawasan perumahan direncanakan memiliki luas sebesar 7.420,19 Ha atau sebesar 14,74 % dari luas total Kota Balikpapan secara keseluruhan. Adapun dalam pembagiannya kawasan perumahan Kota Balikpapan terbagi kedalam: 1. Perumahan Kepadatan Tinggi (Perumahan Perkotaan) 2. Perumahan Kepadatan Rendah (Perumahan Perdesaan) 3. Perumahan Kepadatan Sedang (Developer/ Perumahan) IV - 57

14 Tabel 4.22 Rencana Perumahan Kota Balikpapan No. Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Balikpapan Barat Baru Ilir Baru Tengah Baru Ulu Kariangau Margasari Margomulyo Jumlah Balikpapan Selatan Damai Gng Bahagia Klandasan Ilir Klandasan Ulu Prapatan Sepinggan 1, Telagasari Jumlah 2, Balikpapan Tengah Gng Sari Ilir Gng Sari Ulu Karang Jati Karang Rejo Mekar Sari Sumber Rejo Jumlah Balikpapan Timur Lamaru Manggar 1, Manggar Baru Teritip 1, Jumlah 2, Balikpapan Utara Batu Ampar 1, Gng Samarinda Karang Joang 2, Muara Rapak Jumlah 1, Total 7, Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun revisi RTRW Kota Balikpapan,2011 IV - 58

15 Diagram 4.12 Luas Kawasan Perumahan Kota Balikpapan Berikut dapat dilihat secara detail bagaimana Peta Rencana Kawasan Perumahan di Kota Balikpapan. IV - 59

16 Gambar Peta Rencana Kawasan Perumahan di Kota Balikpapan IV - 60

17 4.2.4 KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA T erdapat dua tipologi kawasan perdagangan dan jasa di Kota Balikpapan yang diarahkan untuk dikembangkan pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Kawasan perkotaan Kota Balikpapan diarahkan untuk digunakan sebagai lokasi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa modern seperti mall, supermarket, hypermart, mini market ataupun ruko. Sedangkan sesuai dengan karakteristiknya kawasan perdesaan Kota Balikpapan diarahkan untuk digunakan sebagi lokasi pengembangan kegiatan perdagangan jasa tradisional. Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa direncanakan seluas 2.238,577 ha (4,19 % dari luas kota Balikpapan), diarahkan dilakukan pada daerah sekitar jalan utama dan perdesaan. Hal ini memiliki tujuan untuk mempermudah aksesibilitas menuju kawasan komersial sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan kawasan komersial itu sendiri.rencana kawasan perdagangan dan jasa di kota Balikpapan diarahkan pada kawasan sekitar jalan utama eksisting : Jl. Jend. Sudirman, Jl. Ahmad Yani, Jl. MT. Haryono, Jl. Suprapto, Jl. Soekarno Hatta, Mulawarman; rencana jalan utama seperti jalan Trans Kalimantan, Jalan Ring Roads III karena kawasan tepi jalan mempunyai potensi dan trend tumbuh menjadi kawasan perdagangan dan jasa. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan bervariasi lebarnya sesuai dengan kelas jalan dan fungsi jalannya. Variasinya selebar m dari tepi jalan di kanan kiri jalan utama. Tetapi apabila kawasan perdagangan jasa terletak pada jalan yang kecil maka dimensinya menyesuaikan dengan proporsi lebar jalan. Penempatan kawasan perdagangan jasa juga melihat potensi lokasi : kedekatan dengan kawasan perumahan, kedekatan dengan pusat kawasan/ lingkungan, dan kedekatan dengan kawasan komersial yang lain. Tetapi penentuan kawasan komersial khususnya kawasan perdagangan dan jasa disesuaikan dengan tema/ potensi kawasan setempat. Jika kawasan tersebut terdapat potensi kawasan perdagangan masyarakat maka kawasan komersial di kawasan tersebut adalah Komersial Masyarakat. Tabel Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Balikpapan Barat Baru Ilir Baru Tengah Baru Ulu Margasari Jumlah IV - 61

18 No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Tengah 4 Balikpapan Timur 5 Balikpapan Utara Damai 1, Gunung Bahagia Klandasan Ilir Klandasan Ulu Prapatan Sepinggan Telagasari Jumlah 1, Gunung Sari Ilir Gunung Sari Ulu Karang Jati Karang Rejo Mekar Sari Sumber Rejo Jumlah Lamaru Manggar Manggar Baru Teritip Jumlah Batu Ampar Gunung Samarinda Karang Joang Muara Rapak Jumlah Total 2, Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Gambar Diagram Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa IV - 62

19 Gambar Peta Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Balikpapan IV - 63

20 4.2.5 KAWASAN PERKANTORAN Pengembangan kawasan perkantoran kota Balikpapan direncanakan seluas 271,63 ha atau 5,01% dari luas Kota Balikpapan. Kawasan perkantoran tersebut terdiri dari perkantoran pemerintah dan perkantoran swasta. Kedua kawasan perkantoran tersebut cenderung didominasi oleh kawasan perkantoran pemerintah kota Balikpapan. Kawasan perkantoran pemerintah direncanakan terdapat kawasan Pusat Kota (Jl. Jendral Sudirman ), kawasan Jl. Ruhui Rahayu, kawasan Sub Pusat Kota II dan Kawasan KIK. Pengembangan kawasan perkantoran swasta terdapat di kawasan Pusat Kota (Jl. Jendral Sudirman ), Kawasan Industri Kariangau di kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat dan kawasan Pusat Kota II di kelurahan Karangjoang, Kecamatan Balikpapan Utara Detail sebaran kawasan perkantoran di kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Rencana Kawasan Perkantoran No. Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota 1 Balikpapan Barat 2 Balikpapan Selatan 3 Balikpapan Utara Kariangau Batu Ampar 3.33 Jumlah Klandasan Ulu 6.95 Sepinggan Jumlah Karangjoang Jumlah Total Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Diagram Rencana Kawasan Perkantoran IV - 64

21 Gambar Peta Rencana Kawasan Perkantoran di Kota Balikpapan IV - 65

22 4.2.6 KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI awasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan RTRW kabupaten/ kota yang bersangkutan. Tujuan pengelolaan K kawasan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Tabel Rencana Kawasan Industri di Kota Balikpapan No. Jenis Industri Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 1 Industri Besar Balikpapan Barat Balikpapan Tengah Balikpapan Selatan Balikpapan Utara 2 Industri Menengah Balikpapan Barat Balikpapan Utara Balikpapan Timur Kariangau 3, Baru Ulu 1.87 Baru Ilir Margomulyo Margasari Jumlah 3, Karangrejo Karangjati Jumlah Prapatan Telagasari 7.45 Jumlah Muara Rapak Karangjoang Batu Ampar Jumlah Total 1 4, Margomulyo 7.84 Jumlah 7.84 Muara Rapak Jumlah Sepinggan Manggar Jumlah Total IV - 66

23 No. Jenis Industri Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 3 Industri Kecil Balikpapan Utara Muara Rapak 2.97 Jumlah 2.97 Total Total , Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Diagram Luas Rencana Kawasan Industri di Kota Balikpapan Kegiatan perindustrian yang membentuk kawasan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: wilayah industri, kawasan industri, dan kawasan berikat. Selain ketiga jenis kawasan industri tersebut, terdapat juga kegiatan industri yang secara ketat mensyaratkan dekat dengan bahan baku utama. Kawasan rencana peruntukan industri di Kota Balikpapan terbagi atas : 1. Kawasan Industri Berat yang meliputi Kawasan Industri Karingau dan Kawasan Industri Pertamina, 2. Kawasan Industri Sedang Menengah meliputi Kawasan Industri Batakan 3. Kawasan Industri Kecil meliputi Kawasan Industri Kecil Somber (KIKS). Luas rencana pengembangan kawasan ini adalah sebesar 6.189,82 ha. Kawasan Peruntukan Industri di kota Balikpapan diarahkan dikembangkan di Kelurahan Kariangau, Kelurahan Sepinggan, Kelurahan Manggar. Pengembangan kawasan peruntukan industri ini dimanfaatkan untuk kegiatan industri berat, industri ringan dan industri kecil. Dan dalam pengembangannya kawasan peruntukan kawasan industri harus dilengkapi dengan: a. Pengembangan jalur hijau setiap blok kawasan industry; b. Pengembangan ruang terbuka hijau setiap blok kawasan industri c. Pengembangan prasarana sarana kawasan industry; dan d. Pengembangan perumahan karyawan. IV - 67

24 Untuk lebih jelasnya berikut merupakan table rencana luas kawasan peruntukan industri secara detail untuk tiap-tiap kelompok kawasan industri dan peta sebaran kawasan industri di Kota Balikpapan. IV - 68

25 Gambar 4.43 Peta Rencana Kawasan Industri Kota Balikpapan IV - 69

26 4.2.7 KAWASAN WISATA K a. Wisata Alam awasan Wisata Kota Balikpapan berdasarkan potensi obyek wisata yang terdapat di Kota Balikpapan. Jenis wisata di kota ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : Jenis wisata ini memanfaatkan potensi alam untuk dikembangkan sebagai obyek wisata seperti pantai, gunung, hutan lindung, cagar Alam, bakau (mangrove) dan lain-lain. Wisata alam di Kota Balikpapan memanfaatkan potensi kawasan alam yang banyak terdapat di kota ini seperti hutan lindung, kawasan lindung, kawasan bakau (mangrove), agrowisata, wanawisata dan lain-lain. Jenis kawasan wisata alam di kota Balikpapan meliputi : a. Kawasan Wisata Mangrove Kemantis di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat; b. Kawasan Wisata Mangrove Margomulyo di Kelurahan Margomulyo Kecamatan Balikpapan Barat; c. Kawasan Wisata Mangrove DPML di Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur; d. Kawasan wisata pantai Melawai di Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Barat; e. Kawasan wisata pantai Manggar di Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur; f. Kawasan Wisata pantai Lamaru di Kelurahan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur; g. Kawasan wisata Hutan Lindung Sungai Wain di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat dan di kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara; h. Kawasan Kebun Raya Balikpapan di kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara; i. Kawasan Agrowisata di kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara, dan j. Kawasan Wana Wisata di kelurahan Batu Ampar Kecamatan Balikpapan Utara; k. Pengembangan wisata agro di kelurahan Lamaru, Kelurahan Manggar dan Kelurahan Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur; l. Pengembangan desa/kampung wisata teritip; m. Pengembangan desa/kampung wisata karang joang; n. Pengembangan desa/kampung wisata margomulyo; o. Pengembangan desa/kampung wisata atas air Margasari; p. Pengembangan kawasan ekowisata teluk Balikpapan; dan q. Pengembangan kawasan ekowisata DAS Manggar. b. Wisata Budaya Jenis wisata ini memanfaatkan potensi fisik buatan manusia yang menghasilkan daya tarik baik dari kegiatan yang ditimbulkannya maupun keuntungan yang dihasilkan/ diperolehnya. Wisata ini dikembangkan di Kota Balikpapan, memanfaatkan potensi kawasan komersial, kawasan industri, kawasan perumahan nelayan, dan lain-lain. Jenis wisata budaya ini terdiri atas kawasan wisata budaya dan kawasan wisata budaya buatan. Jenis kawasan wisata budaya di kota Balikpapan merupakan wisata sejarah yang berupa tugu, monumen dan tempat bersejarah, bangunan unik. meliputi : a. kawasan wisata meriam Jepang di Kelurahan Margomulyo di kecamatan Balikpapan Barat; b. Kawasan wisata Tugu Matilda, Tugu Australia, Monpera dan Gua Jepang di Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Selatan c. Kawasan wisata Tugu Perdamaian Jepang & Australia di Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara; d. Kawasan wisata Tugu Peringatan Peristiwa Demonstrasi Rakyat Balikpapan di Kelurahan Karang Jati Kecamatan Balikpapan Tengah; e. Kawasan wisata Meriam Jepang (Meriam Markoni) di Kelurahan Damai Kecamatan Balikpapan Selatan; f. Kawasan wisata Gua Jepang kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur; dan g. kawasan Makam Jepang di kelurahan Lamaru di Kecamatan Balikpapan Timur. IV - 70

27 Sedangkan jenis kawasan wisata budaya buatan di Kota Balikpapan meliputi : a. Kawasan daya tarik wisata kuliner di Kawasan Pantai Melawai,Kawasan Pantai Polda, Kawasan Klandasan, Kawasan Kantor Pos, Kawasan Kebun Sayur, Kawasan Baru Tengah, Kawasan Stal Kuda, Balikpapan Permai dan Kawasan Manggar Baru b. Kawasan daya tarik wisata belanja di Pasar Kebun Sayur, Pasar Salak Karangjoang dan pasar papaya Thailand di Koridor MulawarmanPengembangan kawasan daya tarik wisata buatan Trans Studio di Kelurahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan Timur Untuk mengetahui rencana kawasan wisata Kota Balikpapan maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.21 Rencana Kawasan Wisata di Kota Balikpapan No. Jenis Wisata Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) thdp Kawasan Kota 1 Wisata Alam Balikpapan Timur a Pantai Manggar Manggar b Pantai Lamaru Lamaru Jumlah Balikpapan Selatan Prapatan 2.02 Jumlah 2.02 Total Wisata Budaya Balikpapan Timur a Trans Studio Balikpapan Sepinggan 7.23 Jumlah 7.23 Total Total Sumber: Hasil Analisis tim penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Visualisasi dari Rencana Kawasan Wisata Kota Balikpapan dapat dilihat pada peta rencana kawasan wisata Kota Balikpapan di bawah ini. IV - 71

28 Gambar Peta Rencana Kawasan Wisata di Kota Balikpapan IV - 72

29 4.2.8 KAWASAN RUANG TERBUKA NON HIJAU Kawasan ruang terbuka non hijau di kota Balikpapan cenderung merupakan area parker, depo barang dan plaza/ square suatu kawasan perdagangan jasa, perkantoran, terminal/ bandara/ terminal, kawasan industri dan tempat wisata. Penyediaan ruang terbuka non hijau di kota Balikpapan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan area parker, area public, promosi dan pedagang kaki lima. Kawasan ini direncanakan di: Kawasan perdagangan jasa : Jl. Jendral Sudirman, Kawasan Zona I, Jl. A. Yani, Jl. MT. Haryono, Jl. Mulawarman, Jl. Sukarno Hatta, Jl. Suprapto, Jl. Trans Kalimantan, dll Kawasan perkantoran : Jl. Jendral Sudirman, Jl. Ruhui Rahayu Kawasan industri : Kawasan KIK Kariangau, Kawasan Industri Batakan dan KIKS Kawasan Bandara Sepinggan, Terminal Bis, Pelabuhan Semayang KAWASAN PERUNTUKAN KEGIATAN SEKTOR INFORMAL Kegiatan peruntukan kegiatan sektor informal kota Balikpapan ditujukan pada penataan pedagang kaki lima. Penataan pedagang kaki lima harus diberi ruang secara khusus supaya kegiatan ini tidak mengganggu kegiatan lain dan bahkan menimbulkan permasalahan sosial. Penataan pedagang kaki lima di kota Balikpapan diarahkan pada kawasan pusat kota, sub pusat kota, perdagangan jasa, perkantoran, ruang terbuka, pariwisata, dll sebagai contoh : Kawasan Zona I : Pelabuhan Semayang-Sepinggan dimana pada kawasan ini direncanakan terdapat di Kawasan Kia-Kia Kota Balikpapan ( di kawasan Melawai ), Kawasan Sea Food Center ( Dalam Masterplan Kawasan Zona I Pelabuhan Semayang- Sepinggan) dan Kawasan Perdagangan dan Jasanya Kawasan di sekitar Taman Bekapai Kawasan Kuliner dipusatkan disekitar Jl. Tanjungpura Kawasan Perumahan Nelayan Margasari Kawasan perdagangan dan jasa Jl. A.Yani, Jl. MT. Haryono, Jl. Mulawarman, Jl. Sukarno Hatta, dll Kawasan Sub Pusat Kota II Kawasan Kota Perdesaan KAWASAN RUANG EVAKUASI BENCANA Kota Balikpapan mempunyai potensi rawan bencana longsor, banjir dan abrasi. Kawasan yang berpotensi rawan bencana tersebut cenderung bersifat setempat sehingga penanganan kawasan rawan bencana di kota Balikpapan tidak memerlukan jalur evakuasi bencana. Tetapi penyediaan ruang-ruang evakuasi bencana tetap harus disediakan melalui pemanfaatan ruang terbuka (taman, hutan kota dan lapangan olah raga) yang ada disekitar kawasan bencana sebagai area evakuasi. Selain penyediaan ruang terbuka juga dapat memanfaatkan prasarana-sarana umum seperti gedung sekolah, tempat ibadat dan blai desa/ kelurahan sebagai ruang evakuasi bencana alam KAWASAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN IV - 73

30 K ota Balikpapan sebagai salah kota di Kalimantan merupakan kawasan pintu masuk dari utara menuju kawasan lain di Indonesia. Dan dengan potensi minyaknya kota ini menjadi sasaran utama serangan musuh. Karena itu pertahanan dan keamanan kota ini membutuhkan perencanaan tersendiri karena merupakan pertahanan kota sekaligus pertahanan negara. Kawasan pertahanan dan keamanan Kota Balikpapan diperuntukan untuk 4 (empat) angkatan bersenjata Republik Indonesia yang terdapat di Kota Balikpapan, yaitu : Angkatan Darat Angkatan Laut Angkatan Udara Kepolisian Fungsi Kawasan Pertahanan & Keamanan di Kota Balikpapan Sebagai pertahanan dan keamanan Kota Balikpapan Sebagai pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai sarana peningkatan profesionalisme prajurit seperti latihan perang/ olah yuda dan latihan tembak Penyediaan tempat pendidikan, perkantoran dan rumah dinas Pengembangan kawasan militer diarahakan mencapai luas 264,47 Ha. Pemanfaatan kawasan ini diarahkan untuk kegiatan militer (AD, AL, AURI dan Kepolisian) untuk aktivitas pendidikan, penyimpanan peralatan militer, asrama, perkantoran dan lain-lain. Luas kawasan militer terbesar berada di Kecamatan Balikpapan Barat yaitu sebesar 58,5 % dari luas total kawasan militer yang ada di Kota Balikpapan. Berikut merupakan rencana luas kawasan militer Kota Balikpapan. No. 1 Tabel 4.22 Luas Rencana Kawasan Militer Kota di Kota Balikpapan Lokasi Luas Prosentase (%) Jenis Kawasan Pertahanan Keamanan thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota Kompleks TNI AD Kampung Baru Balikpapan Barat & Asrama Bukit Baru Ulu 1.20 Baru Ilir 7.70 Baru Tengah Margomulyo 1.43 Margasari 0.88 Jumlah SPN Kariangau Balikpapan Barat 3 Kompleks MAKODAM IV Balikpapan Selatan 4 Mako LANAL Balikpapan Selatan Kariangau Jumlah Prapatan 0.24 Klandasan Ulu Telaga Sari Jumlah Prapatan 0.03 Jumlah IV - 74

31 No. Jenis Kawasan Pertahanan Keamanan Lokasi Luas Prosentase (%) thdp Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan Kota 5 Pangkalan TNI AU Balikpapan Selatan 6 Instalasi Radar Balikpapan Tengah 7 8 Kompleks Kompi Radio Balikpapan YONIF 612/BS Dan KODIKLAT Balikpapan Tengah 9 Pos Polisi AIRUD Balikpapan Utara Kompleks TNI AD & KIA YONIF 612/BS Kompleks TNI-AD Denzipur Sepinggan Jumlah Gng Sari Ulu 1.39 Jumlah Gng Sari Ilir 0.63 Jumlah Balikpapan Timur Manggar Baru Lamaru 8.30 Jumlah Balikpapan Utara Balikpapan Utara Muara Rapak 1.00 Jumlah Batu Ampar Jumlah Batu Ampar Jumlah Total Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 IV - 75

32 Diagram Rencana Kawasan Militer Kota di Kota Balikpapan IV - 76

33 Gambar Peta Rencana Kawasan Militer di Kota Balikpapan IV - 77

34 KAWASAN PELAYANAN UMUM P elayanan Umum Kota terdiri dari kawasan fasilitas pemerintahan yang berada Kelurahan Karingau, Kawasan Pelabuhan Semayang di Kelurahan Prapatan Kecamatan Balikpapan Selatan, Kawasan Bandara di Kelurahan Sepinggan Kecamatan Balikpapan Selatan, Kawasan TPA Manggar di Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur. Luas kawasan pelayanan umum kota di Kota Balikpapan keseluruhan adalah sebesar 678,97 Ha dengan kawasan fasilitas Pemerintahan di Kelurahan Karingau mempunyai luas terbesar yaitu 215,49 Ha atau sebesar 31,74 % dari luas total prasarana sarana Kota yang ada di Kota Balikpapan. Kawasan peribadatan adalah kawasan pelayanan umum Kota Balikpapan yang memiliki luas terkecil. Hanya sebesar 0,32% dari luas total kawasan pelayanan umum Kota Balikpapan. Adapun rencana luas prasarana sarana Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dan visualisasinya dapat dilihat pada peta rencana kawasan sarana dan prasarana Kota Balikpapan. No. Jenis Pelayanan Umum Tabel 4.23 Luas Rencana Pelayanan Umum di Kota Balikpapan Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) Kawasan thdp Kota A. Fasilitas Transportasi 1 Pelabuhan Balikpapan Barat Kariangau Baru Ulu 5.91 Baru Tengah 1.42 Jumlah Balikpapan Utara Muara Rapak 0.21 Batu Ampar 0.01 Jumlah 0.22 Balikpapan Selatan Prapatan 2.94 Jumlah 2.94 Jumlah Bandara Balikpapan Selatan Sepinggan Gng Bahagia Jumlah Terminal Balikpapan Utara Batu Ampar 1.65 B Fasilitas Olah raga Balikpapan Timur Karangjoang 7.75 Teritip Jumlah 9.40 Total A Stadion Balikpapan Tengah Karangjati 3.04 Balikpapan Timur Manggar Dome Balikpapan Selatan Sepinggan 4.87 Jumlah Total IV - 78

35 No. Jenis Pelayanan Umum Lokasi Luas Prosentase (%) Kecamatan Kelurahan (Ha) thdp Kawasan Kota C Fasilitas Peribadatan 1 Mesjid Agung Balikpapan Selatan Klandasan Ulu Gereja Balikpapan Tengah Gng Sari Ulu 1.22 Jumlah D Fasilitas Kesehatan 1 RSUD Balikpapan Tengah Gng Sari Ulu 0.93 Jumlah E Fasilitas Pemerintahan Balikpapan Barat Kariangau Balikpapan Utara Batu Ampar 3.33 Jumlah F Fasilitas TPA Balikpapan Timur Manggar Jumlah Total Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 IV - 79

36 Gambar 4.30 Peta Rencana Kawasan Pelayanan Umum Kota Balikpapan IV - 80

37

38 4.3 Komposisi Rencana Pola Ruang Kota Balikpapan B erdasarkan uraian tentang kawasan lindung dan kawasan budidaya Kota Balikpapan seperti yang telah dijelaskan di atas maka rencana komposisi pola ruang (darat & laut) yang direncanakan untuk Kota Balikpapan adalah sebagai berikut: Tabel 4.24 Luas Rencana Pola Ruang di Kota Balikpapan NO. PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) % I. KAWASAN LINDUNG A. Kawasan Hutan Lindung 19, Kawasan Hutan Lindung 14, Perluasan HLSW 1, Buffer Zone Hutan Lindung 3, KETERANGAN B. Kawasan Perlindungan Bawahan Kawasan Resapan Air C. Kawasan Perlindungan Setempat 6, Kawasan Waduk dan Embung 1, Kawasan Sempadan Waduk dan Embung 1, Kawasan Sungai Kawasan Sempadan Sungai Kawasan Sempadan Pantai Kawasan Sempadan Jalan TOL Kawasan Hutan Bakau 1, Kawasan Buffer Zone (Peternakan, TPA, Sub Pusat Kota 2, KIKS) D. Kawasan RTH Kota Kawasan Hutan Kota Kawasan RTH Kota (Makam, Lapangan, Taman) E. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan Agro Wisata Kawasan Kebun Raya Kawasan Wanawisata Kawasan Penangkaran Buaya 4.22 F. Kawasan Jalur Migrasi Satwa Kawasan Jalur Migrasi Satwa IV - 82

39 NO. PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) % KETERANGAN G. Kawasan Konservasi Pesisir dan Laut 6, Wil. Pesisir dan Laut 1 Konservasi Pulau-pulau Kecil Wil. Pesisir dan Laut 2 Daerah Perlindungan Mangrove & Laut (DPML) Wil. Pesisir dan Laut 3 Daerah Rawan Ranjau 5, Wil. Pesisir dan Laut 4 Zona Terlarang Wil. Pesisir dan Laut 5 Terumbu Karang dan Padang Lamun Wil. Pesisir dan Laut TOTAL KAW. LINDUNG 33, II. KAWASAN BUDIDAYA A. Kawasan Peruntukan Pertanian 3, Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura 1, Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Kawasan Perkebunan 2, Kawasan Peternakan B. Kawasan Peruntukan Perikanan 16, Kawasan Perikanan Darat Kawasan Minapolitan Kawasan Perikanan Budidaya Laut 3, Wil. Pesisir dan Laut 4 Kawasan Perikanan Tangkap 12, Wil. Pesisir dan Laut C. Kawasan Peruntukan Perumahan 1 Kawasan Perumahan 10, Kawasan Peruntukan Perdagangan dan D. Jasa 2, Kawasan Perdagangan dan Jasa 2, F. Kawasan Peruntukan Perkantoran Kawasan Perkantoran G. Kawasan Peruntukan Industri 5, Industri Besar 4, Industri Sedang Industri Kecil H. Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan Pariwisata I. Kaw. Peruntukan Pertahanan & Keamanan Kawasan Pertahanan dan Keamanan IV - 83

40 NO. PEMANFAATAN LAHAN LUAS (Ha) % KETERANGAN J. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum 10, Kawasan Bandara Kawasan Pelabuhan Kawasan Terminal Kawasan Alur Kapal 10, Wil. Pesisir dan Laut 5 Kawasan Fasilitas Pemerintah Kawasan TPA RSUD Kawasan Masjid Agung Balikpapan Kawasan Gereja Kawasan Dome Kawasan Stadion Olahraga J. Kawasan Pendidikan Kawasan ITK Kawasan PONPES Syarif Hidayatullah TOTAL KAW. BUDIDAYA 50, TOTAL 84, Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun Revisi RTRW Kota Balikpapan, 2011 Untuk mempermudah pembacaan tabel tersebut di bawah ini disajikan visualisasi luas rencana pola ruang dalam bentuk diagram batang pada gambar di bawah ini. Diagram Pola Ruang Kota Balikpapan IV - 84

41

42

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2005 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BALIKPAPAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BALIKPAPAN TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BALIKPAPAN TAHUN 1994-2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016

HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 No Nilai SKM Nilai SKM 1 Dinas Pasar (UPT.Pandansari) 56.32 C 48.71 C 2 Dinas Pasar (UPT Pasar Baru) 58.89 C 3 Dinas Pasar (UPT Klandasan) 66.97

Lebih terperinci

REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN

REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2012-2032 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan TKP432 Disusun Oleh: Kelompok 8 Kelas B Yonika Evidonta 21040113120002 Nofika Fitasari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

KETIKA MELIHAT BANJIR DI KOTA BALIKPAPAN

KETIKA MELIHAT BANJIR DI KOTA BALIKPAPAN KETIKA MELIHAT BANJIR DI KOTA BALIKPAPAN Oleh : Heri Susanto, P3E Kalimantan, KLHK Dalam 10 tahun terakhir peningkatan frekwensi kejadian banjir di Kota Balikpapan semakin meningkat dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2012 2032 Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, a.

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI -157- LAMPIRAN XXII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2012-2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI A. KAWASAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Sumatera Utara digunakan sebagai merupakan acuan dalam pelaksanaan pengendalian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

Tabel 2.2. Tingkat Produksi Pertanian di Kabupaten Tegal

Tabel 2.2. Tingkat Produksi Pertanian di Kabupaten Tegal kentang, kubis, tomat, wortel, bawang merah dan cabe merah. Kondisi budidaya hortikultura di kawasan Tegal bagian Selatan walaupun telah mempunyai tujuan pemasaran yang jelas, tetapi masih dirasakan belum

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR Arlius Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011-2031 I. UMUM Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB 5 RTRW KABUPATEN BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan

Lebih terperinci

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab. LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari. KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA Dwi Suci Sri Lestari Abstrak Kawasan tepi sungai merupakan kawasan tempat bertemunya

Lebih terperinci

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Timur. Balikpapan terdiri dari 5 kecamatan, diantaranya kecamatan

Lebih terperinci

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

19 Oktober Ema Umilia

19 Oktober Ema Umilia 19 Oktober 2011 Oleh Ema Umilia Ketentuan teknis dalam perencanaan kawasan lindung dalam perencanaan wilayah Keputusan Presiden No. 32 Th Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan Lindung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Balikpapan merupakan kota yang memiliki peranan penting dalam wilayah Propinsi Kalimantan Timur dan memiliki pusat pertumbuhan yang penting dikawasan Timur Indonesia

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Luas Hutan Kota di Kotamadya Jakarta Selatan Berdasarkan Peraturan Penentuan luas hutan kota mengacu kepada dua peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu menurut PP No 62 Tahun

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi.

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R Oleh : Andreas Untung Diananto L 2D 099 399 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan fisik habitat wilayah pesisir dan lautan di Indonesia mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem. Salah satunya terjadi pada ekosistem mangrove. Hutan mangrove

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

lainnya Lahan yang sebagian besar ditutupi oleh tumbuhan atau bentuk alami lainnya

lainnya Lahan yang sebagian besar ditutupi oleh tumbuhan atau bentuk alami lainnya KEAN PERWUJUDAN POLA RUANG (DENGAN KRITERIANYA) DIBANDINGKAN DENGAN HASIL ANALISIS TUTUPAN LAHAN (CITRA SATELIT) Klasifikasi Tutupan Lahan disesuaikan dengan SNI 7645:2010 Klasifikasi penutup lahan. 1.

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam Bab 7 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam Bab ini akan membahas tentang kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi alam. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat mengenal aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2010 TANGGAL : 30 NOVEMBER 2010 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT ARAHAN PEMBAGIAN WILAYAH PENGEMBANGAN I. KAWASAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 410 Desember 2011 (Lampiran 2), bertempat di wilayah Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3 LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN TABEL-2 KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA HIRARKI I fungsi lindung adm fungsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dengan baik. Kegiatan ini adalah kelanjutan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TUJUH KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TUJUH KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TUJUH KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Perumnas Bumi Tlogosari terletak di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan yang merupakan bagian dari Bagian Wilayah Kota V Semarang.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SALAYAR

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SALAYAR ANALISIS PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SALAYAR Murshal Manaf Staf Pengajar Jurusan Teknik PWK, Universitas 45 Makassar Murshal_manaf@yahoo.com ABSTRAK Analisis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 PERHITUNGAN SKOR PENETAPAN KRITERIA PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Kriteria Organisasi Perangkat Daerah

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH Lampiran I Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 2 TAHUN 2011 Tanggal : 4 Pebruari 2011 Tentang : Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kabupaten Cianjur Berdasarkan hasil proses klasifikasi dari Landsat-5 TM areal studi tahun 2007, maka diperoleh 10 kelas penutupan lahan yang terdiri dari:

Lebih terperinci

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera 1 2 3 Pendahuluan (Sistem Perencanaan Tata Ruang - Kebijakan Nasional Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera) Penyelamatan Ekosistem Sumatera dengan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH FORM B PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH Petunjuk Pengisian: 1. Tentukan lokasi/kawasan wisata yang akan diamati sesuai dengan tema/topik yang akan diangkat. Kemudian kaitkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya laporan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK Angka Sementara

HASIL SENSUS PENDUDUK Angka Sementara HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Angka Sementara Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mengenai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci