PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)
|
|
- Glenna Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014) Neila Mokoagow, Dian Saraswati, Sri Manovita Pateda 1 nelamokoagow@yahoo.com Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keilahragaan Universitas Negeri Gorontalo. ABSTRAK Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Lama dan Masa Kerja Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Industri Rumahan. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu 11 pekerja yang ada di industri rumahan. Sampel yaitu menggunakan total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel pada penelitian ini. Analisis data menggunakan exact fisher s test untuk mengetahui pengaruh lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengran. Hasil Penelitian menunjukkan untuk pengaruh lama kerja terhadap fungsi pendengaran didapatkan nilai p = 0,091. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,091 > 0,05, yang berarti H 0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara lama kerja terhadap fungsi pendengaran. Sedangkan pengaruh masa kerja dengan fungsi pendengaran didapatkan nilai p = 0,364 > 0,05, yang berarti H 0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara masa kerja terhadap fungsi pendengaran. Diharapkan pada pekerja menggunakan alat pelindung diri, dan melakukan pengendalian kebisingan untuk mencegah dampak kesehatan pada pekerja. Kata Kunci : Fungsi Pendengaran, Lama kerja, Masa Kerja 1 Neila Mokoagow Mahasiswa Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes dan dr. Sri Manovita Pateda, M.Kes Dosen Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo
2 Sejalan dengan perkembangan industri sekarang ini jelas memerlukan kegiatan tenaga kerja sebagai usur dominan yang megelolah bahan baku/material, mesin, perlatan dan proses lainnya yang dilkakuan ditempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Akibat yang ditimbulkan oleh teknologi modern karena peningkatan industri adalah timbulnya masalah kebisingan yang mempunyai pengaruh luas mulai dari gangguan konsentrasi, komonikasi, kenikmatan kerja sampai pada cacat karena kehilangan daya dengar yang menetap. Kebisngan tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas kerja tetapi juga berpengaruh terhadap tenaga kerja.( Listyaninggrum, 2011) Kebisingan merupakan masalah yang hampir selalu dijumpai di semua tempat kerja. Paparan kebisingan dengan intensitas yang tinggi melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan pemerintah melalui KEPMENAKER No. 51/MEN/1999 (85 db untuk paparan 8 jam kerja sehari) akan membahayakan kesehatan pada telinga tenaga kerja. Gangguan telinga akibat bising adalah tuli yang diakibatkan oleh bising yang cukup keras dalam waktu yang lama atau pkerja yang sudah bertahun-tahun bising ini diakibatkan oleh lingkungan kerja atau industri yang bisingnya dapat menyebabkan ketulian adalah berfrekuensi tinggi, intensitas yang makin tinggi, makin lama waktu terpapar dan faktor-faktor lain yang menyebabkan tuli atau gangguan pendengaran. Suara adalah sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran manusia ketika gelombang-gelombang suara dibentuk di udara sekeliling manusia melalui getaran yang diterimanya. Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar. (Djalante, 2010) Berdasarkan observasi awal di industri rumahan merupakan salah satu badan usaha bergerak dibidang pembuatan berbagai macam alat yang berbahan dasar aluminium, terdapat hanya satu industri rumahan dan terdapat 11 pekerja pada industri tersebut yang ada dikota Gorontalo kecamatan Hulondalangi
3 kelurahan Donggala, yang menimbulkan masalah kebisingan dilingkungan kerja tersebut sehingga dapat terganggu para pekerja yang melakukan pekerjaan, ditempat tersebut terpapar suara bising selama 8 jam. Kebisingan ditimbulkan akibat penggunaan dari berbagai mesin dan alat-alat manual, yang digunakan untuk pembutan alat berbahan dasar aluminium yaitu pembuatan oven gas, mekxer pabrik, tempat fermentas kue, cetakan es batu, oven biasa, cetakan kue, baki oven, dan pembingkaian plat nomor. Pembuatan alat-alat ini menyebakan bising dan dapat di rasakan di dalam industri tersebut oleh tenaga kerja namun selama ini belum pernah dilakukan pengkuran intensitas kebisinga dan pemeriksaan telinga pada pekerja. di tempat produksi ini sudah sangat beresiko karena pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri khususnya pada telinga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengaran pada pekerja industri rumahan METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di laksanakan di Industri X Desa Donggala Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Dengan hasil observasi bahwa di industri X tersebut berdampak kebisingan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Februari sampai 3 Maret Penelitian ini merupakan jenis penelitian survay analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu 11 pekerja yang ada di industri rumahan. Untuk sampelnya yaitu menggunakan total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel pada penelitian ini. Untuk pemeriksaan fungsi pendengaran menggunakan alat Audiometer Analisis data menggunakan uji Exact Fisher Test untuk mengetahui pengaruh lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengran. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil analisis pengaruh lama kerja terhadap fungsi pendengaran pada pekerja industri X dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
4 Tabel 1. Distribusi Lama Kerja Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja di Wilayah Kerja Industri X Kota Gorontalo Tahun 2014 Fungsi Pendengaran Total p Lama Kerja Tidak Normal Normal Value n % n % n % 8 Jam ,0 0 0, <8 Jam ,091 Total , , ,0 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwa dari 11 pekerja yang bekerja dikawasan industri X, terdapat yang 8 jam yaitu 10 pekerja atau (90.9%), mengalami gangguan pendengaran, waktu yang cukup lama berada dilingkungan bising akan berdampak bagi kesehatan terutama pada telinga, sedangkan lama kerja <8 jam yaitu 1 pekerja atau (9.1%) tidak mengalami gangguan fungsi pendengaran dikarenakan bekerja hanya 4 jam. Hasil uji exsact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,091. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,091 > 0,05, yang berarti H 0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara lama kerja terhadap fungsi pendengaran. Hasil analisis pengaruh masa kerja terhadap fungsi pendengaran pada pekerja industri X dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Distribusi Masa Kerja Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja di Wilayah Kerja Industri X Kota Gorontalo Tahun 2014 Masa kerja Fungsi Pendengaran Total p Tidak Normal Normal Value n % n % n % 5 Tahun 7 70,0 0 0, < 5 Tahun 3 30, ,364 Total , , ,0 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa dari 11 pekerja yang bekerja dikawasan industri X terdapat, yang bekerja 5 tahun yaitu 7 pekerja atau
5 (63.6%) yang mengalami gangguan fungsi pendengaran, semakin lama masa kerja di daerah bising semakin besar resiko yang terjadi pada kesehatan terutama gangguan pendengaran dan rata-rata pekerja mengalami gangguan pendengaran karena masa kerja yang sudah cukup lama bekerja di industri bising, sedangkan masa kerja < 5 tahun yaitu 4 pekerja (36.4%), tetapi 3 pekerja mengalami gangguan fungsi pendengaran karena tingkat intensitas yang berbeda dan karena kepekaan setiap individu berbeda-beda, sedangkan 1 pekerja tidak mengalami gangguan pendengaran karna masa kerja baru 1 tahun bekerja. Hasil uji Exsact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,364. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,364 > 0,05, yang berarti H 0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara masa kerja terhadap fungsi pendengaran. Pembahasan Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di industri X Kota Gorontalo, jenis kelamin para pekerja yang berada di industri X dimana para pekerja keseluruhannya adalah yang berjenis kelamin laki laki yang berjumlah 11 orang dan pada umumnya para pekerja yang bekerja di industri X dengan golongan umur tahun. Industri X yang memproduksi barang yang berbahan alumunium sehingga industri meyebabkan kebisingan dan berdampak bagi kesehatan dan menurunnya fungsi pendengaran. Berdasarkan hasil penelitian H 0 diterima yang artinya tidak terdapat pengaruh antara lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengaran karena masa kerja pekerja masih < 10 tahun dan tiap pekerja mempunyai tipe dan intesitas kebisngan yang berbeda, salah satu faktor penyebabnya karena sedikitnya sampel sehingga hasil statistik menunjukan tidak terdapat pengaruh. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Indah 2009, ketidakadaan hubungan antara masa kerja dengan penurunan fungsi pendengaran disebabkan karena karyawan yang terpapar kebisingan mempunyai tipe dan tingkat intensitas yang berbeda dan karena kepekaan setiap individu berbeda-beda. Di industri X yang sebagian cara kerjanya masi melakukan secara manual,dengan bunyi yang berintensitas tinggi sehingga dapat menyebabkan turunya fungsi pendengaran. Lingkungan kerja yang melebihi ambang batas guna
6 menghindari dampak yang ditimbulkan, seharusnya pihak perusahaan menyediakan alat pelindung diri seperti earplug dan aermuff, namun pada kenyataannya pihak industri X tidak menyediakan alat pelindung diri, sehingga akan menggangu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan keselahan komonikasi bekerja. Lingkungan kerja yang melebihi ambang batas guna menghindari dampak yang ditimbulkan, seharusnya pihak perusahaan menyediakan alat pelindung diri seperti earplug dan aermuff, namun pada kenyataannya pihak industri X tidak menyediakan alat pelindung diri, sehingga akan menggangu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan keselahan komonikasi bekerja. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan tingginya intensitas kebisingan oleh para pekerja di industri X yaitu intensitas suara yang terlalu tinggi, usia pekerja, lamanya bekerja, jarak dari sumber bunyi, serta kegiatan para pekerja dalam durasi lebih dari 8 jam. Lingkungan kerja dengan tingkat bising diatas dari 70 db daya konsentrasi akan berkurang, dan daya reaksi atas rangsangan, sehinga dengan demikian prestasi kerja akan menurun. Sistem saraf autonom akan sangat terkesiap oleh bising, sehingga akan menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, mengecilkan saluran darah dikulit, mengendorkan kegiatan pencernaan dan sebagainya. Berdasarkan penelitian di indutri X dengan rata-rata intensitas yang melebihi nilai ambang batas atau 70 db disebabkan pengukuran dilakukan didalam ditengah industri dan jarak 3 meter dari sumber bising, kebisingan yang berpotensi mengakibatkan gangguan fungsi pendengaran pada pekerja. Intensitas bising yang di hasilkan oleh industri X yaitu adanya mesin bubut, gerinda, dan bur yang berdampak kebisingan dan cara kerja yang dilakukan secara manual dalam proses produksi sehingga kebisingan yang tidak teratur menyebabkan tingginya intensitas kebisingan. Lama kerja di industri X paling banyak pekerja bekerja 8 jam yaitu 10 pekerja, dengan kebisingan yang tinggi sehingga makin lama pekerja berada di industri X akan sangat beresiko bagi kesehatan pekerja, sedangkan 1 pekerja
7 bekerja hanya 4 jam, waktu paparan yang tidak melebihi nilai ambang batas sehingga tidak mengalami gangguan pendengaran Pekerja di industri X dengan masa kerja 5 tahun yaitu 7 pekerja, yang mengalami gangguan fungsi pendengaran disebabkan oleh waktu paparan kebisingan dan berintensitas tinggi, sedangakn pekerja dengan masa kerja < 5 tahun yaitu 4 pekerja, tetapi 3 pekerja mengalami gangguan fungsi pendengran sedangkan 1 pekerja tidak mengalami gangguan fungsi karena masa kerja baru 1 tahun. Makin lama masa kerja yang berada di lingkungan bising akan menyebakan rusaknya telinga bagian tengah dan bagian dalam. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tidak ada pengaruh antara lama kerja dan masa kerja terhadap fungsi pendengaran di Industri Rumahan Kota Gorontalo. Saran Diharapkan pada pekerja menggunakan alat pelindung diri, bagi pihak industri melakukan pengendalian kebisingan untuk mencegah dampak kesehatan pada pekerja dan bagi pihak instansi terkait agar dapat memperhatikan kebisingan dan hak-hak pekerja.
8 DAFTAR PUSTAKA Indah, 2009, Hubungan Usia, Masa Kerja, Dan Keluhan Karyawan Dengan Penurunan Daya Dengar Di Bagian Sander Shift B Listyaninggrum, 2011, Pengaruh Intesitas Kebisingan Terhadap Ambang Dengar Pada tenaga Kerja. Di PT Sekar Bengkawan Kabupaten Karanganyar 2011 Lanjahi, 2011, pengaruh intensitas kebisingan dan lama tinggal Terhadap derajat gangguan pendengaran Masyarakat. sekitar kawasan PLTD telaga Kota gorontalo tahun 2012 Tjan, dkk 2013, efek bising mesin elektronika terhadap gangguan Fungsi pendengaran pada pekerja di kecamatan sario Kota manado, sulawesi utara.2013
9
BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo dan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Waktu penelitian
Lebih terperinciGANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1
GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Lebih terperinciGAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA
GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA Nurul Fajaria Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO Lia Amalia, Gunawan Lanjahi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Brenda Natalia Rauan*, Grace
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun perekonomian, maka perkembangan industri sedang berlangsung dengan menggunakan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun perekonomian, maka perkembangan industri sedang berlangsung dengan menggunakan semakin luas dan beraneka ragam teknologi modern. Proses pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya perubahan proses produksi. Sebelum kemajuan teknologi, pekerjaan di bidang industri hanya menggunakan alat
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT
PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT Merah Bangsawan*, Holidy Ilyas* Hasil survey di pabrik es di Jakarta menunjukkan terdapat gangguan pendengaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu lingkungan kerja, manusia mempunyai peranan yang paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan perancang suatu sistem kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin memiliki kebisingan dengan suara berkekuatan tinggi. Dampak negatif yang ditimbulkannya adalah kebisingan yang berbahaya bagi karyawan. Kondisi ini dapat mengakibatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU
HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS () DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU 1 2 3 Nisa Amalia, Idjeriah Rossa, Rochmawati CORRELATION OF NOISE EXPOSURE AND NOISE INDUCED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pabrik speaker (pengeras suara) menggunakan mesin yang menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat membuat pekerja disekitar mesin produksi
Lebih terperinciSuma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah upaya kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berkembang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi dan industri. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia industri memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang dilaksanakan menggunakan teknologi modern dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentu akan berdampak pada terjadinya berbagai masalah yang berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditemukannya mesin uap, mesin listrik, mesin diesel, dan sebagainya, sebagai proses percepatan industri untuk mendapatkan produksi yang optimal, tentu akan berdampak
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN III.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kawasan Industri Kota Tangerang, khususnya di Kecamatan Jatiuwung (Gambar 4) dan dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemar fisik yang sering ditemukan adalah kebisingan. Kebisingan pada lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin industri dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin
1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dalam industri diterapkan untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan hasil kerja. Mesin-mesin dalam industri merupakan terapan dari teknologi canggih yang biasa digunakan
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunyi Bunyi dihasilkan dari pergesekan benda padat, gas, cair atau kombinasinya. Pergesekan tersebut mengakibatkan geteran yang akan menganggu keseimbangan molekul-molekul udara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (PLTD) Telaga. Pemilihan lokasi bertujuan untuk melihat dampak sumber
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian dan waktu penelitian (a) Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian di lingkungan kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Telaga. Pemilihan lokasi bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan serta keselamatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses operasional di tempat kerja. Dengan berkembangnya industrialisasi di Indonesia maka
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DI LINGKUNGAN KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA GROUND HANDLING BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO. Jootje. M. L. Umboh *, Hengky. Loho *,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan industri di indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sebagian besar waktu usia produktif akan dilewatkan di tempat kerja. Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan pendengaran merupakan masalah utama pada pekerja-pekerja yang bekerja di tempat yang terpapar bising, misalnya pekerja di kawasan industri antara lain pertambangan,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciPERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014
PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014 Isramilda Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Batam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
Lebih terperinciTEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan kesehatan kerja adalah berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih serasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun
digilib.uns.ac.id 40 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penggilingan Padi Karto merupakan industri informal yang bergerak di bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Belajar Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising
Lebih terperinciKebisingan Kereta Api dan Kesehatan
Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN Faikar Aviv Basalama*, Paul A. T. Kawatu*, Nancy S. H.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci : intensitas kebisingan, nilai ambang dengar, tenaga kerja bagian produksi
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN Faikar Aviv Basalama*, Paul A. T. Kawatu*, Nancy S. H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
Lebih terperinciANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA
ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA Sabri 1* dan Suparno 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Syech Abdurrauf
Lebih terperincihidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di kota-kota besar di negara-negara dunia sering ditemukan adanya daerah kumuh atau pemukiman miskin. Daerah kumuh ini merupakan pertanda kuatnya gejala kemiskinan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu.temperature kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan lingkungan hidup, atau sering dikenal dengan lingkungan, telah mendapatkan perhatian besar di hampir semua negara. Perhatian besar terhadap lingkungan ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis Penelitian ini adalah explanatory research, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang telah ditetapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi adalah gelombang mekanis logitudinal yang merambat. Bunyi dihasilkan melalui benda atau zat yang bergetar seperti, bunyi mesin kereta api. Bunyi tersebut berpotensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara-negara industri di kota-kota besar seluruh dunia, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Sudah sejak dulu diketahui bahwa bising industri dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan kegiatan yang dilakukan guna memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber. Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
GAMBARAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA RUANG SENTRAL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO SEKTOR MINAHASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BITUNG Sheeren G. Ratunuman*, Paul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Bunyi dapat dihasilkan oleh dua benda yang saling berbenturan, alat musik, percakapan manusia, suara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia musik dan industri hiburan berjalan dengan sangat pesat. Tempat-tempat hiburan semakin bertambah dan sudah menjadi kebutuhan warga kota
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki
BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini untuk jenis kelamin pada responden seluruhnya adalah perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Paguyaman adalah satu dari 6 (Enam) kelurahan yang ada di kecamatan kota tengah dengan luas 0,75 Km 2 terdiri dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sumber Daya Manusia Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang industri dan manufacture merupakan bidang yang banyak memberikan kesempatan kerja kepada rakyat. Namun bukan rahasia lagi bahwa semakin tinggi teknologi yang
Lebih terperinciSEJARAH & PERKEMBANGAN
Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
Lebih terperinciSummary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012
Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 ABSTRAK Likyanto Karim. 2012. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO Sri Indah Kusumaningrum 1 Sigid Sudaryanto, Sri Handayani 2 Abstrak : Pemukiman sehat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah penggunaan mesin-mesin, alat-alat transportasi berat dan lain sebagainya (Arifiani, 2004). Akibatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri permobilan terus meningkat. Peralatan industri seperti knalpot sepeda motor, peniup / penghembus, kipas angin, dan trafo menyebabkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri
ABSTRAK Gangguan pendengaran merupakan ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Deteksi dini berupa pemeriksaan audiometri banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan apapun yang kita lakukan pasti memiliki potensi risiko (Suardi, 2007). Orang yang bekerja juga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai risiko kesehatan paparan bising pada pekerja di PT X yang terpapar dan tidak terpapar kebisingan. III.1. Kerangka Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebisingan menurutpermenakertrans No. 13 Tahun 2011Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika yaitu Intensitas bising adalah Suara yang tidak diinginkan akan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang berdiri di Indonesia.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efeknya secara langsung, namun karena paparan yang berkepanjangan maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di sektor industri, telah berhasil menciptakan berbagai macam produk mesin yang dalam pengoperasiannya seringkali menghasilkan polusi suara atau timbulnya
Lebih terperinciKata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.
1 2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KAPASITAS PARU TENAGA KERJA PENGANGKUT SAMPAH DI KABUPATEN GORONTALO Novalia Abdullah, Herlina Jusuf, Lia Amalaia novaliaabdullah@gmail.com Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan
60 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher (THT-KL) RSUD dr. Moewardi Surakarta untuk dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Diperkirakan sekitar sembilan juta pekerja di Amerika mengalami penurunan pendengaran
Lebih terperinciPENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE
PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE 1 Billy Tumewu 2 R. Tumbel 2 O. Palandeng 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Labour Organization (ILO) (ILO, 2003) diperkirakan di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat ini masih kurang diperhatikan, hal ini terbukti dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Menurut International
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM Naga Mas Di Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Waktu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE Sri Indah Kusumaningrum 1 Sigid Sudaryanto, Sri Handayani 2 Abstrak : Pemukiman sehat
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU DAN PROSES AMPELAS TERHADAP PENDENGARAN TENAGA KERJA DI BENGKEL KAYU X
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN PADA PROSES SUGU DAN PROSES AMPELAS TERHADAP PENDENGARAN TENAGA KERJA DI BENGKEL KAYU X Ch. Desi Kusmindari Dosen Universitas Bina Darma, Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani
Lebih terperinciSISTEM KERJA. Nurjannah
SISTEM KERJA Nurjannah Definisi Sistem Kerja Sistem adalah komponen komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama guna mencapai tujuan tertentu. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja merupakan salah satu masalah yang seringkali dialami oleh tenaga kerja. Semua jenis pekerjaaan baik di sektor formal maupun informal dapat mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan efek yang negatif yaitu berupa gangguan kesehatan dan keselamatan bagi tenaga kerja maupun
Lebih terperinciTINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI
63 TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI Nyoman Surayasa 1), I Made Tapayasa 2), I Wayan Putrayadnya 3) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa
Lebih terperinciseperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah membawa kemajuan pada bidang transportasi seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks membutuhkan sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan pemerintah telah mengambil kebijakan khususnya tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Selain bermanfaat untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan industrialisasi tidak terlepas dari peningkatan teknologi modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang menggunakan teknologi tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi semakin banyak dan beragam termasuk bahaya yang timbul akibat buatan manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN
SKRIPSI HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN Oleh: Nama : Lu Kwan Ying NRP : 1523013056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian Dalam pembangunan di Indonesia, industri akan terus berkembang sampai tingkat industri maju. Seperti diketahui bahwa hampir semua jenis industri mempergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini juga telah terjadi trend dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan diantara perusahaan baik di dalam maupun luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan
Lebih terperinciKesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16
Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16 Adanya Ancaman zat zat dan kondisi lingkungan yang berbahaya perlu mendapatkan perhatian khusus untuk melindungi dan mencegah pekerja dari dampak buruk yang dapat
Lebih terperinci