PANDUAN PENGOPERASIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANDUAN PENGOPERASIAN"

Transkripsi

1 PANDUAN PENGOPERASIAN PROGRAM SIMULASI 2D BANJIR DEBRIS SIMLAR VERSI

2 Panduan Pengoperasian Program Simulasi 2D Banjir Debris SIMLAR version 1.0 KATA PENGANTAR Fenomena longsoran yang terjadi di tebing-sungai seringkali mengakibatkan tertutupnya alur sungai dan membendung aliran. Hujan yang terjadi akan mengisi bendung alam tersebut sampai penuh dan melimpas, menggerus hingga bendung alam runtuh dan terjadilah banjir bandang. Fenomena ini juga banyak terjadi di sepanjang alur sungai lahar di daerah gunungapi aktif yang merupakan potensi bahaya banjir debris. Apabila akumulasi sedimen dalam jumlah besar dan dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi terjadilah banjir debris yang sangat membahayakan penduduk yang tinggal di kiri-kanan sungai. SIMLAR versi adalah aplikasi simulasi banjir debris yang merupakan integrasi 3 (tiga) sub program yaitu sub program penghitungan hidrograf banjir, sub program perhitungan hidrograf akibat keruntuhan bendung alam dan sub program simulasi 2D banjir debris. Sub program pertama menghasilkan hidrograf banjir akibat curah hujan efektif di daerah aliran sungai, sub program kedua menghasilkan hidrograf banjir debris akibat keruntuhan bendung alam dan sub program ketiga menghasilkan animasi banjir debris dan perkiraan daerah yang terancam. SIMLAR versi dikembangkan oleh Balai Sabo- Puslitbang SDA bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada, dengan memodifikasi program simulasi banjir debris yang dikembangkan sebelumnya oleh Dr. Miyamoto, menambahkan menu pilhan persamaan sedimen dan perangkat GUI berbasis SIG Aplikasi simulasi ini sangat bermanfaat dan membantu dalam pengembangan sistem peringatan dini dan pembuatan peta daerah bahaya banjir debris di Indonesia. Pengembangan SIMLAR versi diinisiasi oleh Drs. Sutikno HS, Dipl. H, Peneliti Balai Sabo sebagai ketua tim dengan anggota terdiri dari Arif RM, S.Si, Santosa SP, ST, Oriza Andamari, ST, didukung oleh tenaga ahli yang terdiri dari Dr. Ir. Adam Pamudji Rahardja, M. Sc (Teknik Sipil Lingkungan FT UGM), Nur Muhammad Farda (Fak. Geografi UGM), Ibnu Rosyadi,S.Si (Geografi UGM), Dr. Ir. Jazaul Ikhsan (Teknik Sipil, FT UMY), Rudi,ST, MT (Teknik Informatika, FT UGM), Tulus Hamdani (Teknik Informatika, FT UGM), Prof. Dr. Ir. Djoko Legono (Teknik Sipil Lingkungan, FT UGM), Yahuar Trikurniawan, ST (MPBA 2011 JTSL, FT UGM), dibawah pembinaan Dr. Ir. Untung Budi Santosa, M. Sc, Kepala Balai Sabo Puslitbang Sumber Daya Air. Semoga aplikasi SIMLAR versi dapat dimanfaatkan luas di daerah-daerah yang rentan terhadap banjir debris dan banjir bandang di seluruh Indonesia. Namun demikian diakui aplikasi ini masih banyak kekurangan, sehingga diperlukan banyak masukan dari para pengguna.sebagai umpan balik dalam mengembangkan aplikasi menjadi lebih berdayaguna dan berhasilguna. Yogyakarta, Maret 2012 Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air i

3 Panduan Pengoperasian Program Simulasi 2D Banjir Debris SIMLAR version 1.0 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... i iii iv 1 Menginstal dan Mengaktifkan Perangkat Lunak Menu Utama Menu Utama Penyiapan Hidrograf... 1 a. Menu memasukan data hidrograf... 2 b. Menu menghitung hidrograf satuan sintesis... 2 c. Menu Menghitung Hidrograf Banjir akibat Keruntuhan Bendung Alam Menu Utama Simulasi 2D... 7 a. Menu data input... 7 b. Menu execute c. Menu make contour d. Menu animasi Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air ii

4 Panduan Pengoperasian Program Simulasi 2D Banjir Debris SIMLAR version 1.0 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Pull down menu utama Hydrograph... 1 Gambar 2. Jendela dialog data masukan hidrograf banjir dengan entry data atau membaca dari file text... 2 Gambar 3. Jendela dialog untuk memasukkan parameter hidrograf satuan sintetis Nakayasu dan hujan efektif... 3 Gambar 4. Hasil hitungan hidrograf satuan dan hidrograf banjir... 4 Gambar 5. Gambar 6. Menu untuk simulasi hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam... 5 Hasil hitungan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam... 7 Gambar 7. Menu Data Input untuk Simulasi Aliran Debris 2D... 7 Gambar 8. Dialog untuk menyimpan atau memanggil file Project Data sebelum borang untuk pengisian data masukan ditampilkan 8 Gambar 9. Menu input data elevasi permukaan tanah... 9 Gambar 10. Melakukan crop daerah hitungan pada raster DEM... 9 Gambar 11. Gambar 12. Memilih dan memasukkan data elevasi permukaan tanah baru Memilih daerah untuk didefinisikan batas maksimum erosi berbeda dari nilai default Gambar 13. Penetapan lokasi kondisi batas inflow Gambar 14. Menu untuk mengisi koefisien aliran maupun sedimen Gambar 15. Dialog untuk pengisian volume deposit yang menjadi aliran debris inflow dan periode aliran banjir yang mengangkutnya 13 Gambar 16. Memilih persamaan angkutan sedimen yang digunakan Gambar 17. Menu Inflow Data Gambar 18. Menu Output Gambar 19. Jendela pemeriksaan data input sebelum menjalankan simulasi Gambar 20. Menu Make Contour Gambar 21. Jendela Contour 2D Gambar 22. Jendela Contour Setting Gambar 23. Menu Animation Gambar 24. Jendela Steering File Editor Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air iii

5 Panduan Singkat Pengoperasian Perangkat Lunak SIMLAR versi Menginstal dan Mengaktifkan Perangkat Lunak Untuk menginstal, setelah memasuki folder perangkat lunak, klik setup.exe. Seluruh filefile yang diperlukan untuk me- run perangkat lunak akan dinstalasikan di komputer. Untuk mengaktifkan perangkat lunak klik pada ikon file aplikasi Debris_Flow.exe. 2. Menu Utama Segera setelah perangkat lunak diaktifkan akan muncul jendela utama. Pada jendela utama ini terdapat baris menu utama di bawah baris Logo yang terletak di baris paling atas. Baris tersebut berisi 2 menu utama dan satu menu About. Berturut-turut dari kiri ke kanan, penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Menu utama Hydrograph, adalah untuk menyiapkan hidrograf banjir yang akan digunakan sebagai masukan pada simulasi aliran debris 2D. b. Menu utama 2D Simulation, adalah untuk menyiapkan data masukan, menjalankan simulasi dan menyiapkan kontur dan animasi hasil simulasi. c. Menu About berisi penjelasan tentang versi dan kontributor perangkat lunak. 3. Menu Utama Penyiapan Hidrograf Menu ini adalah sebuah pull down menu yang berisi menu-menu untuk (1) mengentry data hidrograf banjir, (2) menghitung hidrograf banjir dari menghitung hidrograf satuan sintetis dan mengentry data hujan efektif, dan (3) menghitung hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam oleh longsoran tebing. Tampilan pull down menu dapat dilihat pada Gambar 1. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 1

6 Gambar 1. Pull down menu utama Hydrograph a. Menu memasukkan data hidrograf ( Input Inflow Hydrograph ) Menu ini akan memberikan jendela dialog seperti pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Jendela dialog data masukan hidrograf banjir dengan entry data atau membaca dari file text. Data hidrograf banjir dapat dientrykan langsung satu per satu pada tabel yang tersedia. Data ini terdiri dari pasangan data waktu (jam) dan debit banjirnya (m 3 /d) yang dapat diketikkan pada tiap baris yang tersedia. Cara lain adalah Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 2

7 dengan membaca file text yang telah diisi sebelumnya dengan pasangan data waktu dan debit yang dapat disiapkan dengan text editor. Dengan terisi dan disimpannya (melalui tombol Save di kanan bawah) data banjir ini, simulasi aliran debris 2 dimensi dapat dimulai melaui menu utama 2D Simulation. b. Menu menghitung hidrograf melalui hidrograf satuan sintetis ( Create Synthetic Hydrograph ) Jika tidak terdapat data banjir hasil pengukuran, hidrograf banjir dapat diperkirakan dari hidrograf satuan dan curah hujan efektif rencana (yang ditetapkan sebagai penyebab banjir). Untuk itu yang pertama diperlukan adalah menghitung hidrograf satuan sintetis kemudian baru menghitung hidrograf dengan data hujan efektif yang dipilih. Menghitung Hidrograf Sintetis i. Jika menu Create Synthetic Hydrograph dipilih, maka akan muncul jendela dialog untuk memasukkan parameter-parameter hidrograf satuan sintetis dan besar curah hujan efektif seperti terlihat pada Gambar 3. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 3

8 Gambar 3. Jendela dialog untuk memasukkan parameter hidrograf satuan sintetis Nakayasu dan hujan efektif. ii. Dalam aplikasi ini hitungan hidrograf sintetis dilakukan mengikuti Metode Nakayasu. Parameter hidrograf satuan yang diinputkan melalui kotak-kotak isian bagian atas yaitu luas daerah tangkapan hujan, A (Km 2 ), panjang iii. sungai terbesar, L (Km), satuan waktu, t r (jam), dan satuan hujan efektif, R 0 (mm). Data hujan efektif diinputkan melalui tabel isian di bawahnya. Data hujan efektif yang dimasukkan harus mempunyai satuan waktu yang sama dengan satuan waktu hidrograf satuan yang telah dipilih. Pada tabel tersebut, kolom kiri adalah waktu dalam jam, dan kolom kanan adalah hujan efektif pada tiap selang waktu dalam mm. Untuk menambah baris baru klik baris terbawah pada kolom kiri. Selain itu data hujan efektif dapat pula diambil dengan membaca file text yang telah disiapkan sebelumnya melalui tombol Load Data. Setelah semua data diisikan, untuk memulai menghitung hidrograf satuan dan hidrograf banjir klik tombol Make Hydrograph. Begitu diklik, hitungan Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 4

9 akan dimulai dan setelah selesai akan muncul grafik hidrograf satuan dan hidrograf banjir hasil hitungan seperti terlihat pada Gambar 4. Selain itu akan tersimpan file hasil hitungan. Gambar 4. Hasil hitungan hidrograf satuan dan hidrograf banjir. c. Menu Menghitung Hidrograf Banjir akibat Keruntuhan Bendungan Alam Jika dipilih menu Create Dam Break Hydrograph, maka akan mengaktifkan kotak dialog pengisian parameter-parameter Dambreak seperti terlihat pada Gambar 5. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 5

10 Gambar 5. Menu untuk simulasi hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam. Pada kotak dialog Keruntuhan Bendungan Alam (Natural Dam Break) kiri bawah terdapat kotak-kotak isian untuk parameter lembah sungai tempat terjadinya bendung alam dan elevasi dasar dan puncak bendung alam. Data yang dimasukkan adalah kemiringan memanjang dasar lembah sungai, long_slope, kemiringan tebing lembah sungai, zval, lebar dasar lembah sungai, bval (m), elevasi dasar tempat terjadinya bendungan alam, ebed (m), elevasi puncak bendungan alam (m), serta percepatan gravitasi bumi, g (m/d 2 ). Di atas bagian isian ini terdapat dua gambar sketsa penampang melintang dan memanjang lembah sungai beserta notasi parameter-parameter yang dimaksud. Pada kotak dialog sebelah kanan atas terdapat kotak-kotak isian untuk parameter lubang keruntuhan. Kotak paling atas berisi volume tampungan maksimum dan di bawahnya berisi kedalaman maksimum bukaan keruntuhan bendungan yang dua-duanya dihitung parameter lembah sungai dan tinggi Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 6

11 bendungan alam. Di kotak nomor tiga dari atas adalah isian untuk tinggi dasar bukaan terendah setelah proses keruntuhan bendungan berhenti yaitu h bm (m). Pada kotak nomor empat dari atas berisi luas permukaan maksimum tampungan, A s (m 2 ). Di bawahnya lagi adalah kotak untuk isian kemiringan tebing lubang bukaan keruntuhan bendung alam dan yang terbawah adalah isian untuk angka non-linearitas kemajuan proses keruntuhan. Blok data di bawahnya (bagian tengah kotak dialog) berisi data perkiraan nilai parameter-parameter keruntuhan bendungan yang dihitung dari rumus empiris (Fred, 1979) untuk lebar rerata bukaan keruntuhan, b (m), dan waktu / lama proses keruntuhan bendungan, t (jam), berdasar nilai koefisien keruntuhan, ko (1 untuk overtopping atau 1.4 untuk piping) dan parameter-parameter lubang keruntuhan yang ada di blok atasnya. Dengan nilai perkiraan ini dipilih nilai b dan t yang akan digunakan untuk menghitung debit puncak banjir akibat keruntuhan bendungan alam. Dua parameter ini dimasukkan melalui dua kotak isian di bagian tengah bawah kotak dialog. Pada blok Output (Hasil) yang berada di bagian kanan atas, ditampilkan angka hasil hitungan debit puncak banjir dengan rumus empiris. Dalam memilih nilai b dan t diupayakan sehingga hasil hitungan nilai Qp* dan Qp mendekati sama sehingga pengurangannya sama dengan nol. Oleh karena itu nilai b dan t dicobaulang sehingga sebisa mungkin memenuhi syarat di atas. Hasil hitungan ini nanti dibandingkan dengan Qp yang diperoleh dari hitungan penelusuran banjir akibat keruntuhan bendungan dan nilai non-linieritas, r, dapat dicobaulangkan sehingga mendapatkan hasil hitungan penelusuran yang mendekati atau sama dengan hasil hitungan rumus empiris. Pada bagian kanan bawah, terdapat tabel yang berisi debit inflow masuk waduk yang terbentuk akibat adanya bendung alam. Data debit inflow ini dapat diambil dari file debit dari data entry atau file debit hasil hitungan hidrograf sintetis. Setelah semua data selesai dimasukkan, silakan klik Proses untuk menampilkan tabel dan grafik hidrogaf banjir inflow dan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam hasil hitungan. Pada grafik, hidrograf banjir inflow Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 7

12 ditampilkan dengan warna biru dan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam digambarkan dengan warna merah seperti terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. Hasil hitungan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam. 4. Menu Utama Simulasi 2D Menu simulasi 2D adalah menu untuk melakukan analisis aliran debris dua dimensi. Jika menu ini diklik akan muncul pull down menu yang berisi menu-menu sbb.: Data Input, Execute, Make Contour, Animation dan Show/Hide GIS Tools seperti terlihat pada Gambar 7. Di bawah ini diuraikan menu-menu tersebut. Gambar 7. Menu Data Input untuk Simulasi Aliran Debris 2D. a. Menu data input Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 8

13 Untuk memulai menyiapkan data masukan untuk simulasi aliran debris 2D, klik menu Data Input seperti terlihat pada Gambar 7. Jendela dialog Load Data akan segera muncul (Gambar 8). Pada jendela dialog ini pengguna dapat memilih membaca File Address atau langsung membaca file hidrograf banjir melalui tombol Hydrograph Inflow. Jika proses hitungan penyiapan hydrograf baru saja dikerjakan maka otomatis file hidrograf sudah terisi. Jika melanjutkan simulasi sebelumnya maka dipilih menu Project Data dan kemudian memilih file proyek yang tampak. File ini menyimpan nama-nama file-file yang diperlukan dalam simulasi. Gambar 8. Dialog untuk menyimpan atau memanggil file Project Data sebelum borang untuk pengisian data masukan ditampilkan. Setelah jendela dialog Load Data dilengkapi kemudian tekan tombol OK, maka akan muncul jendela Data Form of 2D Numerical Simulation of Lahar. Pada jendela ini, dialog-dialog dikemas dalam beberapa Tab. Dari kiri ke kanan terdapat Tab-tab: Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0 9

14 Ground Elevation (1), Moveable Bed Thickness, Coefficient (2), Inflow Data (3), dan Output (4). 1) Menu Elevasi Tanah ( Ground Elevation (1) ) Elevasi Tanah diinputkan dengan memasukkan data raster DEM berformat *.ASC (ASCII raster) sebagai file input (Gambar 9). Batasi daerah pada data raster DEM yang akan diproses Data raster DEM untuk mendapatkan Mesh information dan Ground Elevation dan apabila terjadi kekeliruan dalam membatasi, batasi kembali daerah yang diinginkan. Gambar 9. Menu input data elevasi permukaan tanah. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

15 Gambar 10. Melakukan crop daerah hitungan pada raster DEM. 2) Menu Edit Elevasi Dasar Sungai Pada saat melakukan verifikasi data DEM yang diolah dari data satelit atau foto udara dengan pengukuran di darat, atau akan melakukan pemodelan dengan bangunan sabo, diperlukan modifikasi data elevasi permukaan tanah pada daerahdaerah tertentu. Untuk melakukan hal ini disediakan menu pemilihan daerah yang dimaksud dengan menekan tombol. Setelah memilih daerah yang dimaksud dengan membuat batasan di atas raster DEM (dobel klik untuk mengakhiri), akan muncul jendela dialog untuk memasukkan elevasi permukaan tanah yang baru dan arsir merah pada daerah yang dipilih (Gambar 11). Setelah diisikan elevasi yang baru dan dikonfirmasi (menekan tombol OK ), maka dapat dilakukan lagi edit elevasi permukaan tanah pada daerah yang lain jika diperlukan. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

16 Gambar 11. Memilih dan memasukkan data elevasi permukaan tanah baru. 3) Menu Erosi Dasar Sungai Nilai default ketebalan lapisan yang dapat tererosi telah ditentukan sebesar 30 m. Jika karena struktur geologi atau adanya bangunan diperlukan mengkoreksi data ketebalan lapisan tanah yang dapat tererosi tersebut, perubahan data ketebalan lapisan tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sama pada pembatasan area yang akan disimulasikan seperti pada Menu Elevasi Tanah namun dengan mengaktifkan Tab Moveable Bed Thickness. Dengan posisi tombol yang aktif, batasi daerah yang berpotensi terjadi erosi dasar sungai yang akan ditentukan kedalaman maksimum dasar sungai yang bisa tererosi berbeda dari nilai default. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

17 Gambar 12. Memilih daerah untuk didefinisikan batas maksimum erosi berbeda dari nilai default. 4) Menu Penetapan Posisi Kondisi Batas Inflow Untuk menetapkan lokasi debit banjir yang mengalir memasuki daerah hitungan, digunakan tombol pada Tab Ground Elevation (1) seperti terlihat pada Gambar 13. Pada kondisi tombol tersebut aktif, pengguna memilih deretan titik sepanjang garis batas sebelah atas sesuai tempatnya di lapangan dengan membatasi deretan titik-titik yang dipilih. Setelah dilakukan pemilihan maka secara otomatis akan terjadi pengisian nomor-nomor titik yang telah terpilih pada tempat yang tersedia dalam submenu Direction Inflow Point di sebelah kanan bawah. Nomor pada kotak sebelah kiri adalah nomor titik terkiri dan pada kotak kanan adalah nomor titik terkanan. Jika titik-titik yang dipilih berada pada batas atas, maka tanda panah yang muncul mengarah ke bawah dan tombol lingkaran bawah akan diaktifkan dan kotak di bawahnya terisi angka 1 yang merupakan kode bahwa aliran banjir inflow mengalir dari atas. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

18 Pada simulasi dengan debit inflow memasuki daerah hitungan dari kiri atau kanan batas hitungan, tanda panah yang muncul akan menyesuaikan dan nomor yang muncul akan menunjukkan nomor titik batas teratas dan batas terbawah. Gambar 13. Penetapan lokasi kondisi batas inflow. 5) Menu Pengisian Koefisien Simulasi Masukkan data koefisien-koefisien yang akan digunakan dalam simulasi, yakni rapat massa campuran air dan material, rapat massa sedimen, konsentrasi material sedimen yang terangkut oleh banjir, koefisien pergerakan aliran pada arah x dan y, angka minimum kedalaman aliran untuk berhentinya proses simulasi, koefisien formula transport sedimen, koefisien kekasaran dasar sungai, sudut tebing sungai, sudut gesek dalam material sedimen, kohesi material sedimen, formula transport yang akan digunakan dalam simulasi, distribusi ukuran butiran sedimen yang terangkut dan tanah dasar sungai. Lihat gambar berikut ini : Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

19 Gambar 14. Menu untuk mengisi koefisien aliran maupun sedimen. Masih pada menu yang sama terdapat jendela dialog kecil di kiri atas yang digunakan untuk menghitung rapat massa aliran debris yang dihitung dari jumlah debris total yang diisikan atau diperkirakan dari volume bendungan alam yang longsor dan jumlah air banjir yang merupakan integral dari hidrograf yang digunakan dari jam awal dan jam akhir yang dapat ditentukan oleh pengguna. Untuk melakukan hitungan rapat massa aliran debris inflow tersebut diatas dilakukan dengan menekan tombol Calculate pada jendela dialog tersebut (Gambar 14). Setelah diisikan data pada dialog baru yang segera muncul ( Debris Deposit ) dan tekan tombol Calculate pada dialog baru tersebut seperti terlihat pada Gambar 15. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

20 Gambar 15. Dialog untuk pengisian volume deposit yang menjadi aliran debris inflow dan periode aliran banjir yang mengangkutnya. Setelah persamaan angkutan sedimen dipilih dan melengkapi data yang lain, maka diperlukan untuk mengupdate file data input untuk simulasi dengan mengklik tombol Save di kanan bawah seperti terlihat pada Gambar 16. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

21 Gambar 16. Memilih persamaan angkutan sedimen yang digunakan. 6) Tab Inflow Data (3) Masukkan data-data yang terkait dengan aliran. Masukkan atau edit (jika diperlukan) data lebar sungai pada kondisi batas inflow atau inflow point, kemiringan dasar sungai rerata di sebelah hulu inflow point, data besar waktu langkah hitungan (dt) atau computational time step, durasi selang waktu hidrograf (tt), data hidrograf (q0), data kedalaman aliran (huu), dan konsentrasi sedimen per fraksi ukuran butiran (cdu1 sd cdu3). Beberapa data sudah terisi sebagai hasil pengisian sebelumnya atau terisi angka-angka default yang telah disediakan. Lihat Gambar 17. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

22 Gambar 17. Menu Inflow Data. 7) Tab Output (4) Pada tab Output (4) dapat diatur keluaran apa saja yang akan ditampilkan dan dicetak dari hasil simulasi oleh perangkat lunak yakni sebaran air dan sedimen, kedalaman aliran, ketebalan erosi dan deposit sedimen. Beri tanda centang pada masing-masing pilihan output yang akan ditampilkan. Kontur yang akan dihasilkan dari sebaran sedimen dan air yang disimulasikan juga diatur disini pencetakkannya. Contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

23 Gambar 18. Menu Output. Setelah semua data input dimasukkan, klik Save. Apabila berhasil, maka akan muncul pesan yang memberitahukan bahwa masukan input sukses. Langkah selanjutnya adalah kembali ke menu 2D Simulation pada menu utama. b. Menu Execute Pada menu utama 2D Simulation pilih menu Execute. Akan muncul tampilan input yang sudah dimasukkan sebelumnya. Selanjutnya pilih OK. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

24 Gambar 19. Jendela pemeriksaan data input sebelum menjalankan simulasi. c. Menu cake Contour Menu Make Contour digunakan untuk membuat peta kontur dari hasil running yang telah tersimpan dalam format ESRI Grid file (.asc). Gambar 20. Menu Make Contour. Setelah Menu Make Contour di klik, muncul jendela Contour 2D. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

25 Gambar 21. Jendela Contour 2D 1. Tombol Input Tombol input digunakan untuk memilih file ESRI grid file (.asc) yang akan dibuat peta konturnya. 2. Tombol Output Tombol output digunakan untuk member nama dan memilih tempat dimana akan disimpan peta kontur hasil dari proses ini. 3. Textfield Number of Contour Levels Banyaknya jumlah level kontur yang akan dibuat dimasukan dalam text field ini. 4. Tombol Draw Contour Tombol Draw Contour digunakan untuk menjalankan proses pembuatan peta kontur. 5. Tombol Setting Tombol setting digunakan untuk membuka jendela setting dimana pengguna dapat mengatur beberapa hal mengenai kontur yang akan dibuat. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

26 Gambar 22. Jendela Contour Setting i. Radiobutton pada group Contour Leveling digunakan untuk memilih bagaimana interval kontur yang akan dibuat. ii. Radiobutton pada group Contour Line Interpolation digunakan untuk memilih interpolasi yang digunakan dalam membuat garis kontur. iii. Textbox Max dan Textbox Min pada group Set Max-Min value digunakan untuk me-reset nilai maximum dan/atau minimum sesuai keinginan pengguna (dalam meter). iv. Radiobutton pada group Grid Scale digunakan untuk memilih skala grid yang digunakan untuk membuat garis kontur. v. Tombol Save digunakan untuk menyimpan setting yang dipilih. Setting ini bertahan selama aplikasi belum di tutup. Saat aplikasi baru dibuka, setting menunjuk ke setting awal. Membuat Peta Kontur Klik tombol input untuk memilih file.asc yang akan dibuat peta kontur. Klik tombol output untuk memberi nama dan memilih tempat dimana peta kontur akan disimpan. Klik tombol setting untuk merubah setting awal.klik tombol Draw Contour untuk memulai proses pembuatan peta kontur. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

27 d. Menu animasi Gambar 23. Menu Animation 1. Load Steering File Menu Steering File digunakan untuk memilih steering file, yaitu plain text file yang berisi daftar shapefile-shapefile yang akan digunakan untuk animasi, termasuk file gambar yang digunakan sebagai background. 2. Create Steering File Menu ini digunakan untuk membuat steering file. Ketika menu ini di klik, akan muncul jendela dialog untuk memilih shapefile mana saja yang akan digunakan. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

28 Gambar 24. Jendela Steering File Editor i. Tombol Add digunakan untuk memilih shapefile yang akan dimasukkan dalam steering file. ii. Tombol Up dan tombol Down digunakan untuk mengatur urutan shapefile dalam steering file iii. Tombol Remove digunakan untuk menghapus shapefile yang dipilih dari daftar iv. Tombol Clear digunakan untuk menghapus semua shapefile yang ada dalam daftar. v. Textbox Starting Time digunakan untuk memasukan waktu awal (dalam menit). vi. Textbox Time Interval digunakan untuk memasukan selang waktu antar shapefile yang ada dalam daftar (dalam menit). vii. Tombol Open digunakan untuk membuka steering file yang sudah ada viii. Tombol Save digunakan untuk menyimpan shapefile yang ada dalam daftar ke sebuah steering file. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

29 Membuat Steering File Klik menu Create Steering File. Pada jendela Steering File Editor yang muncul, klik tombol add untuk memilih shapefile-shapefile yang akan dimasukan dalam animasi. Gunakan tombol shift atau atau ctrl untuk memilih banyak file sekaligus. Masukan juga file yang digunakan sebagai background layer. Tempatkan background layer berada pada urutan paling bawah pada listbox yang ada menggunakan tombol up dan/atau tombol down. Masukan waktu awal (dalam menit) animasi pada textbox starting time. Masukan interval waktu (dalam menit) antar frame dalam animasi pada textbox Time Interval. Klik tombol save untuk menyimpan steering file yang telah dibuat. Gunakan tombol open untuk membuka dan meng-edit steering file yang sudah ada. Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version

30 BALAI SABO PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR YOGYAKARTA ISBN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal-jurnal pendukung kebutuhan penelitian. Jurnal yang digunakan berkaitan dengan pengaruh gerusan lokal terhdadap perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Bendungan Jatigede yang dibangun pada Sungai Cimanuk sekitar 25 km di hulu Bendung Rentang di Dusun Jatigede Desa Cieunjing, Kec.

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Kotak Dialog Utama HEC-RAS 4.1

Gambar 4.1 Kotak Dialog Utama HEC-RAS 4.1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hidraulik dengan Menggunakan Pemodelan HEC-RAS Dalam mempelajari fenomena perilaku hidraulika aliran di dalam saluran/kali, diperlukan suatu simulasi/analisa

Lebih terperinci

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe Epi Info Instalasi File Installer Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe File installer versi terbaru dapat diperoleh melalui situs

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di muara Sungai Cikapundung yang merupakan salah satu anak sungai yang berada di hulu Sungai Citarum. Wilayah ini terletak di Desa Dayeuhkolot,

Lebih terperinci

Penyusunan PETA RISIKO

Penyusunan PETA RISIKO Penyusunan PETA RISIKO LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDATUL ULAMA Humanitarian OpenStreetMap Team 1 PETA RISIKO adalah peta yang menunjukkan tingkat risiko suatu wilayah dan/atau

Lebih terperinci

Bab 4. Visualisasi dan Penggunaan Program

Bab 4. Visualisasi dan Penggunaan Program Bab 4. Visualisasi dan Penggunaan Program Bab ini akan membahas cara menjalankan program dan melihat output yang dihasilkan oleh program ini. Sebelum melakukan running terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

Lebih terperinci

Ailran sedimen dari lokasi titik tambang (contoh dari tambang mangan Timor Barat)

Ailran sedimen dari lokasi titik tambang (contoh dari tambang mangan Timor Barat) Ailran sedimen dari lokasi titik tambang (contoh dari tambang mangan Timor Barat) Masyarakat melakukan penambangan mangan di Timor Barat mulai sekitar tahun 2008 dengan harga mangan global yang tinggi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Mulai Input Data Angka Manning Geometri Saluran Boundary Conditions : - Debit - Hulu = slope - Hilir = slope Ukuran Pilar Data Hasil Uji Laboratorium

Lebih terperinci

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut BAB VI MENGEDIT DATA VEKTOR Ringkasan Modul Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut 6.1. Mengedit Data Vektor Langkah awal

Lebih terperinci

Hasil dan Analisis. Simulasi Banjir Akibat Dam Break

Hasil dan Analisis. Simulasi Banjir Akibat Dam Break Bab IV Hasil dan Analisis IV. Simulasi Banjir Akibat Dam Break IV.. Skenario Model yang dikembangkan dikalibrasikan dengan model yang ada pada jurnal Computation of The Isolated Building Test Case and

Lebih terperinci

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika lairan, perlu dilakukan permode;lan yang menggambarkan kondisi sebuah saluran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan software

Lebih terperinci

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK A. Pemodelan Hidrolika Saluran drainase primer di Jalan Sultan Syahrir disimulasikan dengan membuat permodelan untuk analisis hidrolika. Menggunakan software HEC-RAS versi

Lebih terperinci

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika aliran, perlu dilakukan permodelan yang mampu menggambarkan kondisi sebuah aliran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan HEC-RAS

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Wilayah Sungai Cimanuk (Sumber : Laporan Akhir Supervisi Bendungan Jatigede)

Gambar 3. 1 Wilayah Sungai Cimanuk (Sumber : Laporan Akhir Supervisi Bendungan Jatigede) 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini direncanakan di wilayah anak anak sungai Cimanuk, yang akan dianalisis potensi sedimentasi yang terjadi dan selanjutnya dipilih

Lebih terperinci

E-Trik Visual C++ 6.0

E-Trik Visual C++ 6.0 DISCLAIMER Seluruh dokumen E-Trik di dalam CD ini dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk tujuan belajar bukan komersial (non-profit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis

Lebih terperinci

Pemodelan Aliran Permukaan 2 D Pada Suatu Lahan Akibat Rambatan Tsunami. Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-20

Pemodelan Aliran Permukaan 2 D Pada Suatu Lahan Akibat Rambatan Tsunami. Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-20 Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-2 IV.7 Gelombang Menabrak Suatu Struktur Vertikal Pemodelan dilakukan untuk melihat perilaku gelombang ketika menabrak suatu struktur vertikal. Suatu saluran

Lebih terperinci

Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin

Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-27 Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin Devy Amalia dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-2 Metodologi dalam perencanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS Prosedur Pengolahan Pemetaan Dengan ArcGIS Software Arcgis berperan penting dalam analisis perhitungan sedimentasi pada penelitian ini, dikarenakan data-data yang

Lebih terperinci

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0 MODUL PELATIHAN MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0 Februari 2012 Versi 2.1 DAFTAR ISI I. Mempersiapkan Data... 1 I.1. Digitasi area longsor dan mikrotopografi

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME

CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME Berikut merupakan cara dan langkah langkah yang dilakukan untuk membuat kontur dan menghitung volume pada autocad civil 3D 2013 : 1. Pembuatan Kontur a) Buka software

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Analisis Kajian

Bab III Metodologi Analisis Kajian Bab III Metodologi Analisis Kajian III.. Analisis Penelusuran Banjir (Flood Routing) III.. Umum Dalam kehidupan, banjir adalah merupakan musibah yang cukup sering menelan kerugian materi dan jiwa. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bendung, embung ataupun bendungan merupakan bangunan air yang banyak dibangun sebagai salah satu solusi dalam berbagai masalah yang berhubungan dengan sumber daya

Lebih terperinci

10.1 Pelajaran: Menginstal dan mengatur Plugin

10.1 Pelajaran: Menginstal dan mengatur Plugin BAB 10 Modul: Plugin Plugin memungkinkan Anda untuk memperbanyak fungsi dalam QGIS. Dalam modul ini, Anda akan ditunjukkan bagaimana mengaktifkan dan menggunakan plugin. 10.1 Pelajaran: Menginstal dan

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL PLANNER

BAB I MENGENAL PLANNER Bab I Mengenal Planner BAB I MENGENAL PLANNER Planner adalah tool manajemen proyek yang general purpose dan menyediakan berbagai fitur, yang tersedia melalui 4 layar terpisah yang disebut layout views.

Lebih terperinci

DAMPAK BANJIR LAHAR DINGIN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 DI KALI GENDOL (065A)

DAMPAK BANJIR LAHAR DINGIN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 DI KALI GENDOL (065A) DAMPAK BANJIR LAHAR DINGIN PASCA ERUPSI MERAPI 00 DI KALI GENDOL (065A) Perdi Bahri, Jazaul Ikhsan dan Puji Harsanto 3 Mahasisswa S Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl.Ring Road

Lebih terperinci

Konsentrasi Sistem Informasi Geografis,Teknik Informatika, Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo

Konsentrasi Sistem Informasi Geografis,Teknik Informatika, Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo DATA DEM DALAM ANALISIS MORFOMETRI (Aryadi Nurfalaq, S.Si., M.T) 3.1 Morfometri Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan, sebagai aspek pendukung morfografi dan morfogenetik, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan

Lebih terperinci

Eksplorasi Gradien Menggunakan Geogebra. Muh. Tamimuddin H

Eksplorasi Gradien Menggunakan Geogebra. Muh. Tamimuddin H Eksplorasi Gradien Menggunakan Geogebra Muh. Tamimuddin H Geogebra dapat digunakan untuk membuat sebuah lembar kerja dinamis. Pada tulisan ini, GeoGebra akan kita gunakan untuk menggambarkan sebuah garis

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DESEMBER, 2014 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2010

Lebih terperinci

Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser

Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser 4.3.4 Petunjuk Pemakaian Sistem Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser yang terhubung dengan internet. Berikut ini adalah detail prosedur pemakaian dari aplikasi tersebut.

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN UNTUK PENGGUNA

BUKU PANDUAN UNTUK PENGGUNA BUKU PANDUAN UNTUK PENGGUNA WEB-BASE SISTEM PELAPORAN ON LINE PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI AREAL KONSESI MITRA Buku Panduan untuk Pengguna - Web-Base Sistem Pelaporan On Line Pengendalian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH LAND SUBSIDENCE TERHADAP KAPASITAS SUNGAI SIANGKER SEMARANG MENGGUNAKAN EPA-SWMM

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH LAND SUBSIDENCE TERHADAP KAPASITAS SUNGAI SIANGKER SEMARANG MENGGUNAKAN EPA-SWMM TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH LAND SUBSIDENCE TERHADAP KAPASITAS SUNGAI SIANGKER SEMARANG MENGGUNAKAN EPA-SWMM Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada

Lebih terperinci

BAB 2 FASILITAS BANTU GAMBAR

BAB 2 FASILITAS BANTU GAMBAR BAB 2 FASILITAS BANTU GAMBAR 2.1 Quick Properties Quick Properties adalah fasilitas untuk menampilkan informasi properties yang terdapat pada tiap-tiap objek secara umum, sehingga bisa mempermudah untuk

Lebih terperinci

Membuat File Database & Tabel

Membuat File Database & Tabel Membuat File Database & Tabel Menggunakan MS.Office Access 2013 Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas satu atau lebih tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang

Lebih terperinci

Entri dan Modifikasi Sel

Entri dan Modifikasi Sel BAB Entri dan Modifikasi Sel 6 Pada Bab ini anda akan mempelajari cara: Memasukkan teks dan angka pada spreadsheet secara manual Menyimpan file spreadsheet Menggunakan fasilitas cepat Fill Series Memotong,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal serta beberapa tugas akhir tentang gerusan lokal yang digunakan untuk menunjang penelitian, baik pada

Lebih terperinci

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan MICROSOFT POWERPOINT Pendahuluan Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point akan membantu

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab ini akan membahas tentang: - Pengenalan ArcGIS Desktop - Pembuatan project pada ArcMap - Penambahan layer pada ArcMap 1.1 Sekilas tentang ArcGIS Desktop ArcGIS Desktop

Lebih terperinci

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK.

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK. 16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih . Klik tombol OK. 17) Proses pembuatan TIN memakan waktu cukup lama. Berbagai macam

Lebih terperinci

MICROSOFT ACCESS. Tombol Office/menu Tittle bar Close.

MICROSOFT ACCESS. Tombol Office/menu Tittle bar Close. MICROSOFT ACCESS Microsoft Access merupakan salah satu program pengolah database yang canggih yang digunakan untuk mengolah berbagai jenis data dengan pengoperasian yang mudah. Banyak kemudahan yang akan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS VI-1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS 6.1. Tinjauan Umum Analisis hidrolika penampang sungai dihitung dengan menggunakan program HEC-RAS. Dengan analisis ini dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Tabel 1.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Tabel 1.1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) merupakan bagian dari Provinsi Maluku yang sebagian besar terletak di Pulau Seram yang secara geografis terletak pada 1 19'-7 16'

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK VOLUME 9 NO.2, OKTOBER 2013 IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS Farah Sahara 1, Bambang Istijono 2, dan Sunaryo 3 ABSTRAK Banjir bandang

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Daftar Gambar... 4 Bab 1. Pendahuluan... 5 Bab 2. Metode Prediksi Iklim, Pola Tanam dan... 6 2.1 Pemodelan Prediksi Iklim... 6 2.2 Pengembangan Peta Prediksi Curah Hujan... 8

Lebih terperinci

Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) Daftar Isi

Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) Daftar Isi Daftar Isi 1.1. Persiapan Web... 1 1.1.1. Membuka Aplikasi Web... 1 1.1.2. Login Aplikasi... 2 1.1.3. Logout Aplikasi... 3 1.2. Home... 5 1.2.1. Resume Kabupaten... 5 1.2.2. Resume Kecamatan... 5 1.3.

Lebih terperinci

Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel

Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel Pada Bab ini anda akan mempelajari cara: Memasukkan teks dan angka pada spreadsheet secara manual Menyimpan file spreadsheet Menggunakan fasilitas cepat Fill Series Memotong,

Lebih terperinci

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) VII-1 BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 7.1. Penelusuran Banjir Melalui Saluran Pengelak Penelusuran banjir melalui pengelak bertujuan untuk mendapatkan elevasi bendung pengelak (cofferdam). Pada

Lebih terperinci

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak Pada bagian sebelumnya, anda telah mempelajari bagaimana anda dapat merancang data dan menjadikannya lebih menarik serta menyoroti hal-hal yang ingin anda tunjukan.

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN WEST POINT BRIDGE DESIGNER Disiapkan untuk

BUKU PEDOMAN WEST POINT BRIDGE DESIGNER Disiapkan untuk BUKU PEDOMAN WEST POINT BRIDGE DESIGNER 2007 Disiapkan untuk Bridge Design and Story Telling Competition 2008 Program Kelas Internasional, Program Studi Teknik Sipil, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. oleh sistem untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. oleh sistem untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Berikut ini adalah gambaran umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem ini yaitu mengenai tahapan proses yang dibutuhkan oleh sistem untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Berikut

Lebih terperinci

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: MODUL 2 GEOSTATISTIK A. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat membuat data membuat data yang dapat dibaca oleh perangkat lunak SGeMS 2. Praktikan dapat menginput dan menampilkan

Lebih terperinci

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik) SCREEN DIGITIZING Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakan

Lebih terperinci

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA Urgensi Rehabilitasi Groundsill Istiarto 1 PENGANTAR Pada 25 Juni 2007, groundsill pengaman Jembatan Kretek yang melintasi S. Opak di Kabupaten Bantul mengalami

Lebih terperinci

Microsoft PowerPoint 2003

Microsoft PowerPoint 2003 Microsoft PowerPoint 2003 Cakupan Panduan : Menjalankan Software presentasi Memulai Microsoft PowerPoint Menggunakan menu-menu beserta shortcut Memanggil, menyimpan, mencetak file Membuat file presentasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DAS (Daerah Aliran Sungai) Daerah aliran sungai adalah merupakan sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang

Lebih terperinci

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler 159 Selain alat Bantu (tool) seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga tomboltombol (buttons) yang berfungsi untuk melakukan beberapa analisis peta. Di bawah ini adalah jenis-jenis tombol-tombol

Lebih terperinci

Latihan 1: Mengoperasikan Excel

Latihan 1: Mengoperasikan Excel Student Exercise Series: Microsoft Office Excel 007l Latihan : Mengoperasikan Excel Buatlah sebuah buku kerja baru, kemudian ketikkan teks-teks berikut ini. Simpan hasilnya dengan nama Lat-0 dalam folder

Lebih terperinci

2. Setelah macro diaktifkan, buka file Print Alamat.XLSM. Hasilnya seperti tampilan Gbr. 1 berikut ini.

2. Setelah macro diaktifkan, buka file Print Alamat.XLSM. Hasilnya seperti tampilan Gbr. 1 berikut ini. Manual Penggunaan Aplikasi Database Pelanggan dan Reseller 1. Aktifkan macro excel dengan cara mengikuti tutorial di link berikut ini: a. https://www.youtube.com/watch?v=wtrdqzb9mlq (Video) b. http://adituek.blogspot.com/2013/11/cara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model CCHE-2D merupakan model yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi numerik hidrodinamika dan transpor sedimen. Model ini mempunyai kemampuan untuk melakukan simulasi

Lebih terperinci

BAB VIII MEMBUAT MENU DENGAN SWITCHBOARD MANAGER DAN PEMBUATAN STARTUP

BAB VIII MEMBUAT MENU DENGAN SWITCHBOARD MANAGER DAN PEMBUATAN STARTUP BAB VIII MEMBUAT MENU DENGAN SWITCHBOARD MANAGER DAN PEMBUATAN STARTUP Sebelum Anda membuat menu dengan menggunakan fasilitas Switchboard Manager, terlebih dulu buat file-file berikut : 1. Buat 3 (tiga)

Lebih terperinci

LAMPIRAN MODUL 3 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

LAMPIRAN MODUL 3 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAMPIRAN MODUL 3 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TI3205 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PENGENALAN MICROSOFT ACCESS 2007 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011 LAMPIRAN : PENGENALAN MICROSOFT

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI. M-File dan Simulink

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI. M-File dan Simulink LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI M-File dan Simulink Disusun Oleh Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi Jurusan : Elektronika Instrumentasi : Teknofisika Nuklir SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MATERI KULIAH VI ANALISIS VOLUMETRIK TERHADAP KONTUR SURFER

MATERI KULIAH VI ANALISIS VOLUMETRIK TERHADAP KONTUR SURFER MATERI KULIAH VI ANALISIS VOLUMETRIK TERHADAP KONTUR SURFER A. Perhitungan Volume Bukit, Lembah, Galian dan Timbunan Pengguna Surfer dapat menghitung volume galian dan timbunan. Produk ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id Pedoman Database Koleksi Museum cagarbudaya.kemdikbud.go.id Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile BAB 4 DIGITASI 4.1. Membuat Data Spasial Baru Pada bagian ini, akan dipelajari bagaimana membuat data spasial baru dengan format shapefile yang merupakan format standard Arc View. Buka ArcCatalog Tentukan

Lebih terperinci

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah

Lebih terperinci

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION Berikut ini langkah-langkah pemodelan analisa kapasitas lateral kelompok tiang pada program PLAXIS 3D foundation:

Lebih terperinci

Tutorial Inventor : Slider Mekanis (seri 3)

Tutorial Inventor : Slider Mekanis (seri 3) Tutorial Inventor : Slider Mekanis (seri 3) Agus Fikri Rosjadi agus.fikri@gmail.com http://agus-fikri.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di agus-fikri.blogspot.com dapat digunakan, dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dimodelkan dengan manggunakan software iric : Nays2DH 1.0 yang dikembangkan oleh Hiroshi Takebayashi dari Kyoto University dan Yasutuki Shimizu

Lebih terperinci

Membuat Relasi pada Access 2007

Membuat Relasi pada Access 2007 Membuat Relasi pada Access 2007 Setelah anda membuat semua table pada database, anda harus membuat relasi antara table yang satu dengan table yang lainnya. Relasi ini kita dengan memghubungkan field-field

Lebih terperinci

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form Pokok Bahasan Membuat dan Menggunakan Switchboard Membuat Menu Navigasi Berupa Form Untuk memudahkan navigasi semua obyek pada file database

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI... VII DAFTAR GAMBAR... X DAFTAR TABEL... XIV DAFTAR LAMPIRAN... XVI DAFTAR

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN SUB FORM. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom Program Studi Akuntansi FEB UNIKOM

MENGGUNAKAN SUB FORM. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom Program Studi Akuntansi FEB UNIKOM MENGGUNAKAN SUB FORM Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom Program Studi Akuntansi FEB UNIKOM KONSEP FORM TRANSAKSI Dalam membuat form transaksi, kita melibatkan ke-4 tabel yang telah kita buat. Ketika menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejalan dengan hujan yang tidak merata sepanjang tahun menyebabkan persediaan air yang berlebihan dimusim penghujan dan kekurangan dimusim kemarau. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Progo adalah salah satu sungai vulkanik dengan jalur aliran yang akan dilewati oleh aliran lahar yang berasal dari G. Merapi yang berlokasi di Kabupaten Dati

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Bekerja Dengan Microsoft Excel Access (1) Ita Novita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER. Program Studi Informatika

Aplikasi Komputer. Bekerja Dengan Microsoft Excel Access (1) Ita Novita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER. Program Studi Informatika Modul ke: Aplikasi Komputer Bekerja Dengan Microsoft Excel Access (1) Fakultas ILMU KOMPUTER Ita Novita, S.Kom, M.T.I Program Studi Informatika www.mercubuana.ac.id Pengenalan MS. Access 2010 Aplikasi

Lebih terperinci

ORIENTASI HALAMAN, PAGE MARGIN, PAGE BREAKS, HEADER, FOOTER, PAGE NUMBER, BULLETED DAN NUMBERED SERTA DROP CAP

ORIENTASI HALAMAN, PAGE MARGIN, PAGE BREAKS, HEADER, FOOTER, PAGE NUMBER, BULLETED DAN NUMBERED SERTA DROP CAP MODUL 02 ORIENTASI HALAMAN, PAGE MARGIN, PAGE BREAKS, HEADER, FOOTER, PAGE NUMBER, BULLETED DAN NUMBERED SERTA DROP CAP 2 JP (90 menit) Pengantar Pada modul ini dibahas materi tentang cara mengatur jarak

Lebih terperinci

BAB III METODA ANALISIS

BAB III METODA ANALISIS BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Banjir adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi. Kerugian jiwa dan material yang diakibatkan oleh bencana banjir menyebabkan suatu daerah terhambat pertumbuhannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah BAB III METODOLOGI 3.1. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan peninjauan pada pokok permasalahan untuk menemukan sejauh mana pembahasan permasalahan tersebut dilakukan. Berdasarkan hasil analisa terhadap

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Rencana Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi

Lebih terperinci

03ILMU. Microsoft Word Mata Kuliah: Aplikasi Komputer. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. KOMPUTER. Modul ke: Fakultas

03ILMU. Microsoft Word Mata Kuliah: Aplikasi Komputer. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. KOMPUTER. Modul ke: Fakultas Modul ke: Microsoft Word 2007 Mata Kuliah: Aplikasi Komputer Fakultas 03ILMU KOMPUTER Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Materi Yang Akan Disampaikan Pendahuluan Membuat Dokumen

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang 57 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini, selain menjelaskan mengenai kebutuhan minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang dihasilkan, juga akan

Lebih terperinci

Bab II Mendesain Peta

Bab II Mendesain Peta Bab II Mendesain Peta Pada bab ini anda akan mempelajari seluruh tahapan yang dibutuhkan untuk menyusun tampilan peta yang banyak digunakan secara umum berdasarkan layerlayer peta yang tersedia. Salah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... Error! Bookmark not def KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not def DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i iv x BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark not def BAB II

Lebih terperinci

PANDUAN MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA USULAN ANGGOTA DPRD (RESES) APLIKASI SIMRENBANGDA KABUPATEN BANJARNEGARA

PANDUAN MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA USULAN ANGGOTA DPRD (RESES) APLIKASI SIMRENBANGDA KABUPATEN BANJARNEGARA PANDUAN MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA USULAN ANGGOTA DPRD (RESES) KABUPATEN BANJARNEGARA Untuk melakukan pengentrian data usulan anggota DPRD terlebih dahulu harus masuk ke dalam aplikasi. Untuk masuk ke

Lebih terperinci

Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form

Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form Pokok Bahasan : - Membuat dan menggunakan switchboard - Membuat Menu Navigasi Berupa Form Tujuan : - Mahasiswa mampu membuat dan menggunakan switchboard

Lebih terperinci

Microsoft Word

Microsoft Word Microsoft Word 2010-2 Modul ke: Fakultas Teknik Banyak fitur-fitur dalam Microsoft Word 2010 yang belum di ketahui oleh para pengguna. Pada modul kali ini, berisi tentang berbagai fungsi/fitur yang ada

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA

PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA Oleh: UPT-TIK Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2017 DAFTAR ISI 1. PENGANTAR E-LEARNING... 1 2. MENGAKSES E-LEARNING... 2 a. Eksplorasi Menu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di Bandar Udara di Kota Bandung, yaitu Bandar Udara Husein Sastranegara yang berlokasi di Jalan Pajajaran Nomor 156 Bandung,

Lebih terperinci

Membuat File Database & Tabel

Membuat File Database & Tabel Membuat File Database & Tabel Menggunakan MS.Office Access 2010 Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas satu atau lebih tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) Daftar Isi

Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) Daftar Isi Daftar Isi 1.1. Persiapan Web... i 1.1.1. Membuka Aplikasi Web... 1 1.1.2. Login Aplikasi... 2 1.1.3. Logout Aplikasi... 3 1.2. Home... 4 1.2.1. Resume Kecamatan... 4 1.3. Data Master... 5 1.3.1. Daftar

Lebih terperinci

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl PETUNJUK SINGKAT PENGGUNAAN UNTUK PEMETAAN TEMATIK http://www.labpemda.org April 2017 1 Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. digunakan, kemudian dilanjutkan dengan rancangan sistem aplikasi berupa cetak biru

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. digunakan, kemudian dilanjutkan dengan rancangan sistem aplikasi berupa cetak biru BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Pada Bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses perancangan program aplikasi Fractal Batik, diantaranya adalah analisis mengenai kebutuhan sistem yang akan digunakan,

Lebih terperinci

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1 Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1 Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG Menyiapkan data latihan dan ArcMap

Lebih terperinci