PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT
|
|
- Suryadi Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN Febrian F. Kalangit *, Paul Kawatu *, Nancy Malonda * *) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Banyak industri didunia memperkenalkan dan mengadopsi shift kerja dengan maksud untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dan untuk menjamin kelangsungan dalam operasi industri dan berbagai rumah produksi lainnya. Akan tetapi, shift kerja merupakan salah satu faktor terjadinya kelelahan kerja yang mengakibatkan turunya produktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kelelahan kerja pada karyawan shift pagi dan shift malam PT. Putra Karangetang Popontolen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel penelitian 48 pekerja di bagian produksi yang di bagi dalam 2 shift kerja yaitu 24 pekerja shift pagi dan 24 pekerja shift malam. Sampel yang digunakan adalah total populasi yang memenuhi kriteria inklusif dan ekslusif yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tingkat kelelahan kerja menggunakan Reaction Timer HAP. Analisis yang digunakan adalah uji statistik parametik uji-t independen. Hasil uji statistik terhadap perbedaan kelelahan kerja antara shift pagi dan shift malam adalah shift pagi 12 pekerja mengalami kelelahan ringan (50%) dan 12 pekerja mengalami kelelahan sedang (50%), sedangkan shift malam 14 pekerja mengalami kelelahan ringan (58,3%), 7 pekerja mengalami kelelahan sedang (29,3%), dan 3 pekerja mengalami kelelahan berat (12,5%). Hasil uji statistik shift pagi 430,67 dan shift malam 413,25 menunjukkan nilai sangat signifikan p = 0,522. Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan kelelahan kerja pada shift pagi dan shift malam pada karyawan di bagian produksi PT. Putra Karangetang Popontolen Kata Kunci : Shift Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT Many industries in the world to introduce and adopt a work shift with a view to optimizing human resources and to ensure continuity in the operation of the industry and various other production houses. However, shift work is one of the factors that lead to fatigue and fall of productivity. This study aims to identify and analyze the differences in fatigue work in the morning shift employees and evening shift PT. Putra Karangetang Popontolen. This study is a descriptive cross sectional analytic approach, the study sample 48 production line workers in the work in 2 shifts is morning shift 24 workers and 24 night shift workers. The sample used is the total population eligible inclusive and exclusive predetermined. Data collection was done by measuring the level of fatigue using Reaction Timer HAP.-type analysis is a statistical test used parametic t-test independent. The results of the statistical test for differences between shift work fatigue morning and evening shifts are mild morning shift 12 workers (50%) and 12 were workers (50%), while the 14 night shift workers mild (58.3%), 7 workers were (29.3%), and 3 heavy workers (12.5%). The results of the statistical 430,67 morning shift and evening shift 413,25 showed highly significant value of p = Conclusion is nothing differences in the employee work fatigue morning shift and night shift in the production PT. Putra Karangetang Popontolen Keywords: Shift Work, Job Fatigue
2 PENDAHULUAN Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh perorangan tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pada saat ini berkat perkembangan teknologi dan ilmu, dan juga kehidupan masyarakat, tampak bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan banyak macamnya dan berbeda disetiap negara (Azwar, A. 2010). Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dalam pasal 86 dinyatakan bahwa tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai nilai agama. Hal ini merupakan salah satu pelayanan kesehatan pada masayarakat yang menjadi tenaga kerja. UU. No. 36 Tahun 2009 Pasal 164 tentang kesehatan kerja juga lebih menegaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan Pasal 165 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan kerja lebih menegaskan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja. Saat ini banyak perusahaan, rumah sakit, dan sektor lainnya menggunakan shift kerja dalam memelihara lingkungan kerja agar tetap aman dan sehat. Shift kerja telah menjadi ciri rutin dari setiap perusahaan, rumah sakit dan banyak sektor lainnya dan akan benar-benar tak terelakan lagi di masa depan jika tingkat pertumbuhan dan perkembangan industri akan meningkat. Banyak industri didunia memperkenalkan dan mengadopsi shift kerja dengan maksud untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dan untuk menjamin kelangsungan dalam operasi industri dan berbagai rumah produksi lainnya. The International Labour Office (International Labour Organization, 1990) atau organisasi buruh internasional mendefiniskan shift kerja sebagai suatu metode dalam bekerja dari suatu organisasi dimana para pekerja berhasil satu sama lain di tempat kerja sehingga dapat beroperasi lebih lama daripada jam kerja yang normal. Bagi perusahaan pengaturan shift kerja dilaksanakan bertujuan untuk menjaga kelancaran dan pemenuhan target produksi, sedangkan bagi pekerja merupakan beban kerja yang harus dipikul sebagai pekerja (Ummul dan Kameswara, 2012). Pekerja dengan shift kerja adalah seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal selama kurun waktu tertentu. Para pekerja shift termasuk mereka yang bekerja dalam tim berotasi;
3 pekerja dapat bekerja pada pagi hari, siang hari atau malam hari dan dapat pula pekerja bekerja pada jam-jam yang tidak lazim, bahkan dapat bekerja pada hari minggu, disamping pekerja dapat bekerja juga pada hari kerja yang diperpanjang. Shift kerja kalau dipandang sebagai tuntutan yang menekan individu, jika tidak dikelola dengan baik oleh pihak perusahaan akan berdampak pada gangguan fisiologis dan prilaku tenaga kerja, yang lambat laun tentunya akan menyebabkan gangguan psikopatologis. Gangguan ini tentunya tidak diharapkan oleh tenaga kerja sendiri tetapi juga oleh pihak perusahaan karena dapat mengurangi produktivitas sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh (Setyawati, 2012). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan kelelahan kerja pada karyawan shift pagi dan shift malam di bagian produksi PT Putra Karangetang Popontolen tahun PT. Putra Karangetang Popontolen merupakan pabrik yang menghasilkan minyak kelapa dan tepung kelapa yang di pasarkan di dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh penulis terhadap tenaga kerja lapangan di bagian produksi, terlihat bahwasanya tenaga kerja di lapangan bekerja dengan sistem shift, yang terbagi menjadi 2 shift yaitu shift I dimulai dengan waktu kerja pukul WITA, shift II dimulai dengan waktu kerja pukul WITA. Karyawan yang ada di bagian produksi berjumlah 48 orang yang dibagi dalam dua shift kerja, 24 orang pada shift pagi dan 24 orang pada shift malam. Setiap karyawan mengalami satu shift dengan tidak memberikan waktu libur bagi pekerja karena tenaga kerja yang terbatas dan produk yang harus dihasilkan cukup besar dan tergolong membutuhkan waktu yang cepat. Banyak karyawan yang mengeluh akibat kelelahan kerja, apalagi pengaturan shift pagi dan shift malam yang tidak memenuhi standar bekerja yaitu 8 jam kerja METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional atau potong lintang (Notoatmodjo, 2010). Penelitian bertempat di PT. Putra Karangetang Popontolen Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Juli Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang berada pada bagian produksi dengan total pekerja 48 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah total populasi yaitu 48 orang yang dibagi dalam 2 shift kerja yaitu 24 orang untuk shift kerja pagi dan 24 orang untuk shift kerja malam. Analisis data yang digunakan yaitu uji-t independen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dari 48 orang pekerja yang berada di bagian produksi didapat bahwa umur, jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja mempengaruhi pada kelelahan kerja.
4 Tabel 1. Distribusi Kelelahan Kerja Responden Berdasarkan Karakteristik yang Bekerja pada Shift Pagi Karakteristik Jenis Kelamin Kelelahan Kerja Ringan Sedang Berat n % n % n % Laki-laki 5 20,8 7 29,1 0 0 Perempuan 7 29,1 5 20,8 0 0 Umur (Tahun) ,3 2 8, ,2 1 4, ,2 2 8, ,2 2 8, ,3 2 8, ,5 5 20,8 0 0 Lama Kerja (Tahun) 1-5 Tahun 7 29,1 3 12, Tahun 2 8,3 5 20, Tahun 3 12,5 4 16, Tahun Tahun Status Perkawinan Menikah 10 41,6 8 33,3 0 0 Belum Menikah 3 12,5 3 12,5 0 0 Tingkat Pendidikan SD SMP 4 16,7 4 16,7 0 0 SMA/SMK ,6 0 0 Tabel 1 menunjukkan distribusi kelelahan responden yang bertugas pada shift pagi berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkam bahwa laki-laki lebih mengalami kelelahan dibandingkan perempuan dan status pernikahan, umur, masa kerja, dan pendidikan mempengaruhi didalamnya. Tabel 2. Distribusi Kelelahan Kerja Responden Berdasarkan Karakteristik yang Bekerja pada Shift Malam Karakteristik Jenis Kelamin Kelelahan Kerja Ringan Sedang Berat n % n % n % Laki-laki 7 29,1 3 12,5 3 12,5 Perempuan 7 29,1 4 16,7 0 0 Umur (Tahun) ,2 2 8, ,5 1 4, ,2 2 8, , ,7 2 8, , ,5 Lama Kerja (Tahun) 1-5 Tahun 13 48, Tahun 1 4,2 1 4,2 1 4, Tahun , Tahun Tahun Status Perkawinan Menikah 9 37,5 4 16,7 3 12,5 Belum Menikah 5 20,8 3 12,5 0 0 Tingkat Pendidikan SD 2 8,3 1 4,2 0 0 SMP 4 16,7 1 4,2 0 0 SMA/SMK 8 33,3 5 20,8 3 12,5 Tabel 2 menunjukkan distribusi kelelahan responden yang bertugas pada shift malam sama hasilnya dengan shift pagi dimana pekerja lakilaki lebih mengalami kelelahan kerja yang
5 dibandingkan perempuan, menunjukkan bahwa pada shift malam ada laki-laki yang mengalami kelelahan berat, tetapi pada shift pagi tidak menunjukkan hal itu. Tabel 3. Distribusi Responden pada Shift Pagi dan Shift Malam Berdasarkan Tingkat Kelelahan Kerja Waktu Reaksi (Milidetik) Kategori Pagi Shift Kerja Malam Jumlah % Jumlah % Normal >240 <410 Ringan , < 580 Sedang ,2 580 Berat ,5 Jumlah Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat shift kerja pagi responden dalam kategori kelelahan ringan dan kelelahan sedang memiliki nilai yang sama yaitu 12 responden (50%). Sedangkan pada shift kerja malam dapat dilihat responden dalam kategori kelelahan ringan terdapat 14 reponden (58,3%), kelelahan sedang sebanyak 7 responden (29,2%), dan kelelahan berat sebanyak 3 responden (12,5%). Tabel 4. Distribusi rata-rata responden shift pagi dan shift malam berdasarkan tingkat kelelahan Shift Kerja n Rata- Rata Kelelahan Kerja Shift Pagi ,67 Sedang Shift Malam ,25 Sedang Jumlah 48 Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa shift pagi dan shift malam memiliki rata-rata kelelahan kerja sedang, itu berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelelahan kerja pada shift pagi dan shift malam dibagian produksi. Tingkat kelelahan kerja antar shift berbeda secara bermakna dimana tingkat kelelahan kerja shift pagi lebih rendah daripada shift malam. Shift kerja yang paling banyak menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah shift malam (75,8%), kemudian shift pagi (7,2%) menurut hasil penelitian Saftarina (2013). Disamping itu stress kerja juga mempengaruhi seseorang dalam penampilan bekerja hal ini dikarenakan meningkatnya tuntutan pekerjaan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai sehingga dapat menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres. Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut (Hariyono, dkk.,2009). Menurut Triyunita, dkk (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kelelahan pekerja disebabkan adanya beban kerja yang mempengaruhi tubuh, hal ini dikarenakan adanya proses penyesuaian tubuh atau adaptasi terhadap pembebanan sehingga
6 tubuh telah terbiasa dalam menerima beban kerja. Jadi kelelahan kerja bukan hanya disebabkan oleh shift kerja saja, tapi disebabkan juga oleh beban kerja (target perusahaan), lingkungan kerja, waktu kerja, kesehatan pekerja (Setyawati, 2012) Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada pengukuran kelelahan kerja dengan Reaction timer HAP didapat bahwa pada pekerja shift malam terjadi kelelahan berat yaitu 3 pekerja. Shift malam lebih besar merasakan dampak shift kerja baik performansinya, kesehatan, maupun psikososial hal ini bisa dilihat pada perbedaan jam kerjanya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rejeki, dkk (2011) yang menyatakan bahwa dampak shift malam lebih besar menurunkan penampilan kerja karena rendahnya kesiagaan pada shift malam dan sangat mudah mengalami kelelahan karena waktu istirahat digunakan untuk bekerja. Menurut Hariyono, dkk (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Beban Kerja, Stress Kerja Dan Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di RS. Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta dia menemukan ada tiga hal yang menyebabkan shift malam lebih memiliki dampak yang besar pada kelelahan antara lain : 1). Kondisi pekerjaan, yang menyebabkan beban kerja berlebihan baik secara kuantitaif maupun kualitatif sehingga dapat meningkatkan ketegangan dan menyebabkan kelelahan mental dan atau fisik. Bila hal ini terus berkelanjutan dapat berubah menjadi kelelahan yang amat sangat dalam bekerja (burn out). 2). Faktor interpersonal, yang menyebabkan hasil kerja dan sistem dukungan sosial yang buruk, persaingan yang tidak sehat, dan kecemburuan sosial. 3). Tampilan rumah pekerjaaan, yang dipengaruhi karena mencampuradukkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi, kurangnya dukungan dari pasangan hidup dan stres karena memiliki dua pekerjaan misalnya pada yang sudah menikah. Hal ini bila berkelanjutan akan memicu terjadinya konflik dan kelelahan secara mental. Beberapa studi mengenai pengaruh shift kerja terhadap kinerja pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga telah dilakukan. Shift berpengaruh negatif terhadap kemampuan dan kinerja pekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Dongen dan Belenky (2009), menyatakan bahwa adanya shift kerja dapat mengakibatkan kelelahan pada pekerja sehingga tidak lagi memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan dan mengakibatkan masalah pada produktivitas. Masalah kelelahan kerja yang berkaitan dengan shift kerja dikemukakan juga oleh Mayasari (2011) dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat kelelahan perawat wanita di RSUD Sunan Kalijaga. Dalam penelitiannya didapat bahwa hampir 80% pekerja/perawat mengalami kelelahan kerja akibat shift kerja khususnya pada shift kerja
7 malam. Penelitian Kodrat (2009) di Pabrik Kelapa Sawit PT XLabuhan Batu diperoleh pekerja pada shift malam lebih tinggi tingkat kelelahan, tekanan darah sistole dan diastole, denyut nadi, stress fisik serta stress mental dibandingkan pada shift pagi. KESIMPULAN 1. Karyawan yang bertugas pada shift pagi mengalami kelelahan kerja pada keadaan ringan yaitu 50% dan keadaan sedang 50%. 2. Karyawan yang bertugas pada shift malam mengalami kelelahan kerja pada keadaan ringan 58,3%, keadaan sedang 29,2%, keadaan berat 12,5%. 3. Tidak terdapat perbedaan kelelahan kerja pada karyawan yang bertugas pada shift pagi dan shift malam dengan nilai p = 0,522 SARAN 1. Bagi Insitusi PT. Putra Karangetang Popontolen, supaya dapat menerapkan sistem 3 shift dalam satu hari kerja yaitu shift I jam (8 orang), shift II jam (8 orang), shift III jam (8 orang), apabila 8 orang disetiap shift dirasakan tidak cukup maka harus ada penambahan tenaga kerja dengan cara merekrut tenaga kerja yang baru. Hal ini dilakukan supaya menghindar dari beban kerja yang berlebihan pada satu shift kerja. Lama shift kerja sebaiknya tidak lebih dari 8 jam, jika lebih dari jam tersebut beban kerja sebaiknya dikurangi. 2. Untuk mengontrol kelelahan kerja dan juga masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja lainnya, diharapkan institusi PT. Putra Karangetang Popontolen memiliki pekerja/ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang baik dan berkompeten. 3. Pada pekerja dengan shift malam dianjurkan ada waktu tidur siang sebelumnya dan bila melaksanakan pekerjaan dengan pertimbangan khusus sebaiknya dilaksanakan sebelum jam 4 pagi agar kesalahan dapat dikurangi. 4. Aspek demografis seperti jenis kelamin dan umur perlu diperhatikan dalam penyusunan shift kerja. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A Pengantar Administrasi Kesehatan. PT.Binarupa Aksara:Jakarta Dongen, H and Belenky, G Individual Differences in Vulnerability to Sleep Loss in the Work Environment. Industrial Health 2009, Vol.47: Hariyono, W.,Suryani, D and Wulandari, Y Hubungan Antara Beban Kerja, Stress Kerja Dan Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di RS. Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat UAD, Vol. 3, No. 3.
8 Kodrat, K Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kemungkinan Terjadinya Kelelahan Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. XLabuhan Batu. Tesis. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. ( diakses pada tanggal 28 Agustus 2014) Mayasari, A Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1): ( diakses pada tanggal 27 September 2014) Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta:Jakarta Rejeki, Y.,Eri, A dan Taufiq, A Evaluasi Sistem Gilir Kerja Terhadap Beban Kerja Fisik Karyawan : PT. Primarindo Asia Infrastructure,TBK. Jurnal UNISBA, ISSN: , Vol 2, No.. Saftarina, F dan Hasanah, L Hubungan Shift Kerja dengan Gangguan Pola Tidur pada Perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung Jurnal Medula Volume 2, No. 2. Setyawati, L Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Amara Books: Jakarta Triyunita, N.,Ekawati dan Lestantyo, D Hubungan Beban Kerja Fisik, Kebisingan, Dan Faktor Individu Dengan Kelelahan Pekerja Bagian Weaving PT. X Batang. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNDIP, Volume 2, No. 2. ( diakses pada tanggal 15 Oktober 2014) Ummul, S and K. Rao Shift Work and Fatigue. IOSR Journal Of Environmental Science, Toxicology And Food Technology (IOSR-JESTFT) ISSN: , ISBN: Volume 1, Issue 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal PT. Nuansa Aulia: Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 86. ( diakses pada tanggal 3 Oktober 2014)
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universtas Sam Ratulangi Manado
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT KERJA PAGI, SIANG DAN MALAM DI BAGIAN PRODUKSI PT. ROYAL COCONUT KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Rombe Novita*, Paul A. T. Kawatu*, Wulan
Lebih terperinciKata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RUANG SENTRAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTENGGO SEKTOR MINAHASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BITUNG Ariestha Carolin Sariowan
Lebih terperinciKata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja
PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA SHIFT KERJA PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RSU. HERMANA LEMBEAN Beatrice C. Winerungan *, Benedictus S. Lampus,*, Paul A.T Kawatu, * *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO Jesi S.V. Rampengan*, Paul A. T. Kawatu *, Budi T.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, WAKTU KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT.SARI USAHA MANDIRI BITUNG Anggi A. Malonda*, Paul. A.T. Kawatu*, Nancy S.H. Malonda* *Fakultas
Lebih terperinciGAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT
GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SHIFT SIANG DAN SHIFT MALAM DI BAGIAN LOINING PT. SINAR PURE FOODS INTERNATIONAL BITUNG Christo Mononimbar*, B.S Lampus*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DI PT. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI LAHENDONG KOTA TOMOHON. Herry Kurnia Pondaag*, Paul A. T. Kawatu*, Nancy
Lebih terperinciPerbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)
Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Andri Gunawan e-mail : mixtape.inside.andri@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SHIFT
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DI INFORMA FURNISHING MANADO Jessica Vena Florencia Ukus*, Paul A.T. Kawatu*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci : stres kerja, masa kerja, kelelahan kerja, pekerja lapangan
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN. Bill Pangemanan*, Joy A.M Ratu*, Johan Josephus** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin suksesnya industrialisasi tersebut dituntut tingkat efisiensi yang tinggi terhadap penggunaaan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PT. TIMURJAYA DAYATAMA SONDER Jilly F.P. Palar*, Paul A.T. Kawatu*, Adisty A. Rumayar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO
HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO Jessiliani A. Patodo*, Franckie R.R Maramis*, Adisti A. Rumyar* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain stasiun kerja yang ergonomis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk pencapaian suatu produktivitas kerja yang tinggi. Desain stasiun kerja akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia tentunya sangat berperan dalam suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Brenda Natalia Rauan*, Grace
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM MONOMPIA KOTAMOBAGU Regina Fegi Ali*, Rahayu H. Akili*, Woodford B.S Joseph*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam jam kerja tidak normal dengan sistem kerja shift. Menurut ILO (2003)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat kini menghadapi persaingan dunia kerja hingga bekerja dalam jam kerja tidak normal dengan sistem kerja shift. Menurut ILO (2003) shift kerja merupakan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suma mur (2014) menyatakan bahwa industri tekstil ditinjau dari segi higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak ditemui dalam industri
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RSUI YAKSSI GEMOLONG
PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RSUI YAKSSI GEMOLONG Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi kerja, keterampilan, kebosanan, serta peningkatan kecemasan. Kata lelah memiliki arti tersendiri
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciPERBEDAAN KELELAHAN DAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SHIFT I, II DAN III BAGIAN PRODUKSI PABRIK MINUMAN PT. X SEMARANG
PERBEDAAN KELELAHAN DAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SHIFT I, II DAN III BAGIAN PRODUKSI PABRIK MINUMAN PT. X SEMARANG Melcy Novitasari 1, Sisiwi Jayanti 2, Ekawati 3 1 Mahasiswa Peminatan Keselamatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI KOTA MANADO Raudhah Nur Amalia Makalalag*, Angela
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SHIFT
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA AREA TERBATAS DI PT. PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) KOTA BITUNG Gabriela Vania Samahati*, Odi R. Pinontoan*,
Lebih terperinciSTUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)
STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman
Lebih terperinciVolume 2 No. 5 April 2016 ISSN :
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN, BEBAN KERJA, DAN SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. BATANG HARI TEMBESI KOTA JAMBI TAHUN 2016 Ummu Kalsum 1), Diah Merdekawati 2), Nur Hidayati
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menurut Clonninger (1996) adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciPERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Ummy
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON Gabriela A. Pang*, Woodford B.S Joseph*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN MANADO Christivalia Garedja*, Nancy S.H. Malonda*, Vanda Doda *Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA DI PT. COLOMBUS DAN ELECTRONIC DAN FURNITURE KOTA KOTAMOBAGU Megawati Datunsolang*, Grace D. Kandou*, Paul A.T. Kawatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang berbahaya bagi kesehatan, mudah terjangkit
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan kerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN MASA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TUKANG JAHIT DI KOMPLEKS GEDUNG PRESIDENT PASAR 45 KOTA MANADO Nurul Istiana Alimudin*, Johan Josephus*, Rahayu H. Akili* * Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.X GARMEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA Militiachristy Fristiany Lumintang*, Paul A.T. Kawatu*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan salah satu pegawai yang selalu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015 Kindangen P.Elia 1), Johan Josephus 1), Ardiansa. T. Tucunan 1) 1)
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
GAMBARAN PENGUKURAN KELELAHAN KERJA DENGAN METODE OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF PADA TENAGA KERJA DI PT. SASTRAMAS ESTETIKA MEGAMAS KOTA MANADO Nugrah Yulianti Limbong*, Johan Josephus*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan langsung dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan keseluruhan klien atau sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat klien, edukator, koordinator,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Shift Kerja, Stres Kerja
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SITTI MARYAM MANADO Hajir Jojang*, Paul A.T Kawatu *, Nancy S.H Malonda * *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA Raden R. O. K. Soeprodjo*, Chreisye K. F. Mandagi *, Sulaemana
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU Claudia Lendeon*, Odi R. Pinontoan*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mei Sulistyorini
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE
HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres adalah kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada lingkungan. Stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN DI CV. SUMBER REJEKI KOTA KOTAMOBAGU Zulkarnain*, Rahayu H. Akili*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN 2015 (survei pada perawat IGD dan ICU di RSUD Cilacap Jawa Tengah) IRDA MAYASARI LOBO 1) YULDAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN SHIFT
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. dr. V.L. RATUMBUYSANG MANADO Glady Pahu*, D. V. Doda*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia menghadapi kesiapan dalam perkembangan era Masyarakata Ekonomi Asean yang sudah mulai berjalan seperti sekarang ini. Kerja sama yang dilakukan ini
Lebih terperinciPerbedaan Stres Kerja Antara Pekerja Shift I Dan Shift III Bagian Produksi Di PT. Nusantara Building Industries
Perbedaan Stres Kerja Antara Pekerja Shift I Dan Shift III Bagian Produksi Di PT. Nusantara Building Industries *) **) Findi Purbonani *), Daru Lestantyo **), Ida Wahyuni **) Mahasiswa Bagian Peminatan
Lebih terperinciKata kunci : Kelelahan kerja, umur, beban kerja
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. Marco Leonardo Damopoli*, Johan Josephus*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas optimal. Kesehatan
Lebih terperinciKERJA BERGILIR DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI SEKSI PENUANGAN SUBSEKSI CASTING OPERATION PT INALUM KUALA TANJUNG TAHUN 2006
HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN KERJA BERGILIR DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI SEKSI PENUANGAN SUBSEKSI CASTING OPERATION PT INALUM KUALA TANJUNG TAHUN 2006 Departemen Kesehatan dan
Lebih terperinciKata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA. Meytha Mandagi*, Christian R. Tilaar*, Franckie R.R Maramis*
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah
Lebih terperinciKata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS KAUDITAN KECAMATAN KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA Minerva Indagelia Sundah*, Jootje M. L. Umboh*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEMBANG SARI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Heidy Manggopa*, Paul A.T.
Lebih terperinciPENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI
PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan MARYANA
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015
KAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015 Gilang Permata Dewi 1) Sri Maywati dan Andik Setiyono 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lebih terperinciPENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciJl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA
Perbandingan Biaya dan Produktivitas Pekerja Antara Shift Pagi dan Shift Malam Pada Proyek Pembangunan Gedung The Manhattan Medan Michael Tanaka 1 dan indra jaya pandia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas instansi mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberlakukan
Lebih terperinciKata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, UMUR DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO Winita Bobaya*, Grace D. Kandou*, A.J.M Rattu* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO
HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO Rantung Natalia Gabriel*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F Mandagi* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan akses utama dalam memperoleh perawatan di rumah sakit, mempunyai peranan sangat penting dalam menangani pasien dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN SHIFT
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN SHIFT KERJA DENGAN STRESS KERJA (STUDI PADA AGENT CONTACT CENTER PLN 123 PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SITE SURABAYA TAHUN 2013) Muhammad Abdurrahman, Mas
Lebih terperinciperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
Lebih terperinciPENDAHULUAN METODE PENELITIAN
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN DI KANTOR PENGELOLA MEGAMALL MANADO THE EFFECT OF JOB STRESS ON WORK FATIGUE TO EMPLOYEES WORKING IN THE MANAGEMENT OFFICE OF MEGAMALL MANADO
Lebih terperinciGAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.
GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. Reguelta F. Damopoli*, A.J.M Rattu*, P.A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN KERJA FISIK TERHADAP KELELAHAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON PT. WIJAYA KARYA Tbk. BETON BOYOLALI
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK TERHADAP KELELAHAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON PT. WIJAYA KARYA Tbk. BETON BOYOLALI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Andhika Stevianingrum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole
BAB II LANDASAN TEORI A. Work-Family Conflict 1. Definisi Work-Family Conflict Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara
Lebih terperinciHUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS
HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki dua masalah gizi utama yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Kelebihan gizi menyebabkan obesitas yang banyak terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Shift Kerja 2.1.1 Pengertian Shift Kerja Tanpa disadari tubuh kita memiliki waktu tertentu yang dapat berpengaruh terhadap aktifitas dalam bekerja secara berulang dan teratur.
Lebih terperinciHUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana S -1 Keperawatan Oleh:
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. Randa Manik*, Franckie R.R. Maramis*, Febi K. Kolibu*
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Trifena Rumagit Mulyadi Reginus Malara Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag* PADA *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI
ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG Yuliastuti Dahlan, Ricky C. Sondakh, Paul A.T Kawatu Bidang Minat Kesehatan Kerja Fakultas
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan dan tantangan dapat pula menjadi ancaman dan gangguan.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO Komalasari*, Woodford B. S Joseph *,Budi T. Ratag, MPH * *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA LAPANGAN BAGIAN PRODUKSI PT. J RESOURCES BOLAANG MONGONDOW
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA LAPANGAN BAGIAN PRODUKSI PT. J RESOURCES BOLAANG MONGONDOW RELATIONSHIP BETWEEN JOB STRESS WITH LEVELS OF FATIGUE IN THE FIELD OF
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO Renaldi S. Sondakh*, Sulaemana Engkeng*, Christian R. Tilaar*
Lebih terperinci