KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH :"

Transkripsi

1 KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH : LAMIATI MANURUNG NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat OLEH : LAMIATI MANURUNG NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : LAMIATI MANURUNG NIM Yang diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi pada Tanggal 13 Januari 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Tim Penguji Ketua Penguji Penguji I Dra.Jumirah,Apt,MKes Dr.Ir.Albiner Siagian,MSi NIP : NIP: Penguji II Penguji III Sofia D. Hsb. DCN, MKes Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi NIP : NIP : Medan, Januari 2009 Facultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan Dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP :

4 ABSTRACT BEING AN ACTIVE MOTHER TO POSYANDU AND GROWTH PATTERN OF CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD AT URBAN VILLAGE OF PERDAGANGAN I REGENCY OF SIMALUNGUN OF 2008 Posyandu (integrated service station) is a facility which encourages the participation of the society in the observation of the growth of children under five years old early detection of malnutrition. The observation on growth of the children under five years old a routine activity at Posyandu once in a month continuously. The objective of this research is to know the activation of mother to Posyandu and the growth pattern of children under five at Posyandu of urban village of Perdagangan I, sub district of Bandar in This research is a descriptive study with Cross Sectional design. The data was collected through direct interview by using questionnaire to 60 respondents who have children under five years old at the work scope of Posyandu of urban village of Perdagangan I, sub district of Bandar during April - July The result of research indicates that the growth of children under five years old with in the increasing trend is 58.3% while the children under five years old without the increasing trend is 41.7 % to Posyandu : the higher is 65%, medium is 31,7% and the lower is 3.3 %. And most of respondent have age between years old for 28.3 % the consist of graduate of senior high school is 36.7%, have occupation as housewife is 90% and the household income is < Rp for 56.7%. Based on the result of the research it is suggested that the mother must increase their activity in Posyandu and observe the growth of their children under five years old. The role of the cadre, religion figure and society figure are very important in order to increase the participation of the society especially to the mother of the child. Key word: Posyandu, being an active of mother, growth pattern of the children under five years old.

5 ABSTRAK KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN 1 KABUPATEN SIMALUNGIIN TAHUN 2008 Posyandu merupakan wadah untuk membangkitkan kembali peran, serta masyarakat dalam kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, yang sangat penting untuk deteksi awal masalah gizi buruk. Pemantauan tumbuh kembang balita merupakan rangkaian kegiatan rutin di Posyandu yang dilaksanakan setiap bulan dan berkesinambungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan 1 Kecamatan Bandar Tahun Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner terhadap 64 responden yang mempunyai balita di wilayah kerja posyandu Kelurahan Perdagangan 1 Kecamatan Bandar pada bulan April Juli Tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan balita yang tergolong naik 58,3 % dan yang tidak naik 41,7 %.keaktifan ibu keposyandu tinggi sebesar 65%, sedang sebesar 31,7% dan rendah sebesar 3,3%. Sebagian besar responden berumur tahun sebesar 38,3% dengan tingkat pendidikan tamat SLTA sebesar 36,7%, meniliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 90% dan pendapatan keuarga < Rp sebesar 56,7%.Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan agar ibu meningkatkan keaktifannya ke posyandu dan memantau pertumbuhan balita. Peranan kader, tokoh agama, dan tokoh masyarakat sangat diharapkan untuk lebih berperan aktif melakukan pendekatan partisipatif khususnya pada ibu balita. Kata kunci : Posyandu, keaktifan ihu dan pola pertumbuhan Balita.

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Lamiati Tempat / Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 31 Desember 1971 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status Perkawinan : Sudah Kawin Alamat Rumah : Komplek Puskesmas Perdagangan Alamat Kantor : Puskesmas Perdagangan RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tahun 1984 : SD Negeri Kabupaten Simalungun 2. Tahun 1987 : SMP Swasta Kabupaten Simalungun 3. Tahun 1990 : SMA Swasta Kabupaten Simalungun 4. Tahun 1994 : AKZI YSO Medan 5. Tahun Sekarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat RIWAYAT PEKERJAAN 1. Tahun 1997 : CPNS Dinas Kesehatan Simalungun 2. Tahun : PNS Dinas Kesehatan Simalungun 3. Tahun 2003-Sekarang : PNS Puskesmas Perdagangan 4. Tahun 2005-Sekarang : Tugas Belajar Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Keaktifan Ibu ke Posyandu dan Pola Pertumbuhan Balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat dan selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan petunjuk ataupun saran dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga dapat diselesaikan. 4. Ibu drh. Rasmaliah, MKes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan petunjuk penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara.

8 5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Bapak/Ibu Dosen di Departemen Gizi. 6. Suamiku tercinta M. Saragih dan anakku tersayang Aulia S. Saragih yang telah banyak memberikan dukungan doa dalam menghadapi segala hambatan sehingga penulis lebih tegar dan termotivasi menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini. 7. Kepada orang tuaku yang dengan kesabarannya kasih sayang, memberikan dorongan dan do a yang dipanjatkan kehadirat Ilahi demi keberhasilan studi penulis. 8. Kepada dr. Waldy Saragih, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun. 9. Drs. M. Ismael P. Sinaga, M.Si, selaku Camat Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, Nurmansah, S.Sos, selaku Lurah Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. 10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa, khususnya angkatan tahun 2005 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmatnya kepada semua yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Medan, Oktober 2008

9 Penulis (Lamiati Br Manurung) DAFTAR ISI Halaman Halaman Persetujuan... i Abstrak... ii Riwayat Hidup... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Lampiran... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan... 5 BAB II Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 6 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Balita dan Pertumbuhan Pengertian Balita Pengertian Pertumbuhan Teknik Pemantauan Pertumbuhan Ciri-Ciri Pertumbuhan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Balita Faktor Genetik... 14

10 BAB III Faktor Lingkungan Pengaruh Gizi Pendapatan Keluarga Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Pengertian Posyandu Tujuan Penyelenggara Posyandu Manfaat Posyandu Program Posyandu Keluarga Berencana (KB) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pelayanan Gizi Imunisasi Penanggulangan Diare Kegiatan Posyandu Kerangka Konsep METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Waktu Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Instrumen Penelitian Definisi Operasional Aspek Pengukuran Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 30

11 BAB IV BAB V BAB VI Teknik Pengolahan Analisis Data HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Keadaan Geografis Keadaan Demografis Mata Pencaharian Agama Karakteristik Responden Umur Responden Pendidikan Responden Pekerjaan Responden Pendapatan Keluarga Karakteristik Balita Umur Balita Jenis Kelamin Balita Pertumbuhan Badan Balita Keaktifan Ibu ke Posyandu Hasil Tabulasi Silang Hasil Tabulasi Silang antara Pertumbuhan Badan Balita dengan Kelompok Umur Hasil Tabulasi Silang antara Keaktifan Ibu dengan Pertumbuhan PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Tingkat Keaktifan Ibu Pertumbuhan Bahan Balita KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran... 45

12 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI. 2004). Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaran upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat (UKBM). Upaya kesehatan yang bersumber masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah Posyandu (Depkes RI, 2004). Posyandu merupakan keterpaduan dari lima program yang meliputi kegiatan program Keluarga Berencana, kesehatan Ibu dan Anak, perbaikan gizi dan penanggulangan diare. Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : Penimbangan balita, Pemberian kapsul Vitamin A, Tablet tambah darah (Fe), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan penyuluhan gizi. Sasaran dari program tersebut adalah balita (0-59 bulan), ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, oleh sebab itu masyarakat diharapkan aktif membentuk, menyelenggarakan dan memanfaatkan dengan sebaikbaiknya yaitu dalam bentuk peran serta atau partisipasi di dalam posyandu setiap bulan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita (Depkes RI, 1989).

14 Posyandu merupakan wadah untuk membangkitkan kembali peran serta masyarakat dalam kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, yang sangat penting untuk deteksi awal masalah gizi buruk yang tengah melanda kalangan masyarakat. Pemantauan tumbuh kembang balita, merupakan rangkaian kegiatan rutin di posyandu, yang dilaksanakan setiap bulan dan berkesinambungan. Tumbuh kembang balita dapat diketahui dari pencatatan hasil penimbangan berat badan balita pada Kartu Menuju Sehat (KMS) yang akan menggambarkan status gizi balita tersebut. Rangkaian kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu meliputi pendaftaran, penimbangan, pencatatan (KMS) dan penyuluhan sederhana (Depkes RI, 2002). Pemantauan tumbuh kembang balita selama ini belum berjalan seperti yang diharapkan, karena kesadaran masyarakat akan peran dan keberadaan posyandu masih jauh dari harapan. Masyarakat belum menyadari sepenuhnya bahwa posyandu milik masyarakat yang harus dikembangkan, dan pemberdayaannya adalah dari dan untuk masyarakat. Untuk pengembangan posyandu, petugas kesehatan atau pihak Puskesmas diharapkan merupakan pendamping yang akan memotivasi masyarakat untuk pelaksana kegiatan posyandu (Depkes RI, 2002). Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), diketahui beberapa masalah yang dihadapi berkenaan dengan kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, antara lain hanya 4% dari posyandu pada tahun 2001, yang dikategorikan sebagai posyandu mandiri, dan sekitar 46,7 % jadwal buka posyandu tidak sesuai dengan

15 keinginan masyarakat, serta 69,0 % jadwal ditentukan oleh Puskesmas. Jumlah kader aktif hanya 43,3 %, dan setiap posyandu dikelola oleh 1-3 kader saja. Selain itu pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama posyandu dalam bentuk program perbaikan gizi, yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan gizi balita. Kemiskinan dan kurang gizi yang saling berkaitan, akan mempengaruhi tumbuh kembang balita, oleh karena itu pemantauan tumbuh kembang balita, disertai perbaikan gizi masyarakat akan memberikan dampak positif terhadap tumbuh kembang balita dan juga pada peningkatan produktivitas, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan per kapita (Baliwati dkk, 2002). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2003 bahwa Indonesia menduduki urutan ke 112 dan 174 negara dan hal ini tentunya erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jumlah penduduk menurut SUSENAS 2001 adalah jiwa. Anak usia 0-1 tahun 5,8% atau jiwa, anak usia sekolah 5-14 tahun 20,76% atau jiwa. Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan merupakan periode emas karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangannya tidak dipantau dengan baik dan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan maka tidak akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya sampai dewasa (Depkes RI, 2001). Profil Kesehatan Kabupaten Simalungun 2006, dari hasil pengumpulan data Indikator Kesehatan Tingkat Kabupaten yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Simalungun diperoleh presentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 0,12%, sedangkan dari jumlah balita masih ada

16 203 (0,32%) balita yang masih berada dibawah garis merah (BGM) (Dinkes Kab. Simalungun, 2006). Berdasarkan survai awal yang penulis lakukan di Kecamatan Bandar diketahui jumlah posyandu di wilayah Kecamatan Bandar sebanyak 85 posyandu yang terdiri dari posyandu pratama 37 buah (43,53%), posyandu madya 30 buah (35,29%) dan posyandu purnama 18 buah (21,18%). Kelurahan Perdagangan merupakan salah satu wilayah Kecamatan Bandar dengan jumlah posyandu sebanyak 14 buah pada bulan Desember Di Kecamatan Bandar terdapat posyandu yang memiliki tingkat keaktifan rendah, sedangkan untuk memantau pertambahan berat badan balita peran serta dari posyandu sangat diharapkan, karena masih banyak ibu-ibu yang tidak membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang berat badannya. Asumsi-asumsi keaktifan ibu dan pola pertambahan berat badan balita yaitu : 1. Ibu yang aktif ke Posyandu akan mengetahui pola pertumbuhan balita anak akan lebih baik. 2. Ibu yang aktif ke Posyandu akan mendapat penyuluhan tentang pola pertumbuhan balita akan lebih baik. 3. Ibu yang aktif ke Posyandu akan memberikan ASI dengan baik dan pola pertumbuhan balita akan lebih baik. 4. Ibu yang aktif ke Posyandu akan memberikan makan yang lebih bergizi kepada anaknya dan pola pertumbuhan balita akan lebih baik.

17 Menurut data dari Kantor Kelurahan Perdagangan pada akhir Desember tahun 2006 jumlah balita sebanyak 9615 orang, jumlah balita ditimbang (D) sebanyak 7272 orang, K = 8368, N = Untuk mengetahui tingkat keikutsertaan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu dan pencapaian program pada bulan Desember tahun 2006 peran serta masyarakat ke Posyandu berdasarkan angka D/S ditimbang sebesar 75,6%, keberhasilan program (N/D) 85%, liputan program (K/S) 87%, dan pencapaian program (N/S) 65%. Untuk laporan jumlah balita (S) pada bulan Desember tahun 2007 yaitu 6340 orang, D = 3832, K = 5115 dan N = 3247, sedangkan tingkat keikutsertaan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu dan pencapaian program pada bulan Desember tahun 2007, peran serta masyarakat ke Posyandu (D/S) 60,4%, keberhasilan program (N/D) 84,7%, liputan program (K/S) 80,6%, dan pencapaian program (N/S) 51,2%. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa di Kelurahan Perdagangan peran serta masyarakat khususnya ibu-ibu dan tingkat pencapaian program terjadi penurunan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di wilayah kerja Posyandu Kelurahan Perdagangan I Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat perumusan masalah yaitu bagaimana keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun Tujuan Penelitian

18 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik ibu balita berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan. 2. Untuk mengetahui tingkat keaktifan ibu balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan I. 3. Untuk mengetahui pola pertumbuhan balita berdasarkan umur dan berat badan Manfaat Penelitian 1. Bagi Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan di Puskesmas dapat di manfaatkan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan di Posyandu. 2. Bagi kader di posyandu agar lebih meningkatkan penyuluhan dalam melayani ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Balita dan Pertumbuhan Pengertian Balita Balita adalah anak dibawah usia lima tahun. Tidak termasuk bayi, karena bayi mempunyai peraturan makanan khusus. Jelasnya anak balita adalah kelompok usia 1-5 tahun. Kelompok ini dipisahkan antara 1-3 tahun dan kelompok 3-5 tahun (Irianto, 2004) Pengertian Pertumbuhan Pertambahan berat badan adalah untuk mengetahui kenaikan berat badan bayibayi lahir rendah (BBLR) dan lamanya perawatan sampai berat badan gram dengan pemberian minuman yang adekuat. Pertumbuhan adalah berkembangnya ukuran berbagai organ tubuh. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik atau retensi kalsium dan nitrogen tubuh. Dengan kata lain pertumbuhan

20 adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sehubungan dengan pertumbuhan, maka dapat dilakukan dengan pengukuran berat badan menurut umur balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Soetjiningsih, 2001). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak), sel-sel organ tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertumbuhan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya serta pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala (Nursalam, 2005). Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu cukup bervariasi Popiha dan Old (1987) yang dikutip Akbar, (2001) membagi masa kanak-kanak dalam 5 (lima) tahap : 1. Masa prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir. 2. Masa bayi dan tatih, yaitu saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, diatas usia 18 bulan sampai dengan tiga tahun merupakan masa tatih. Saat tatih inilah anak-anak menuju pada penguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian. 3. Masa kanak-kanak pertama yaitu rentang usia 3-6 tahun, masa ini dikenal juga masa prasekolah.

21 4. Masa kanak-kanak kedua yaitu usia 6-12 tahun dikenal pula sebagai masa sekolah. Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang ada dilingkungannya. 5. Masa remaja yaitu rentang usia tahun. Saat ini anak mencari identitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orang tua Teknik Pemantauan Pertumbuhan Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur pada waktu tertentu sehingga normal tidaknya pertumbuhan anak dapat diketahui (Sulistijani, 2001). Terpenuhinya kebutuhan gizi anak akan menentukan laju tumbuh kembang tubuh anak. Manifestasi dan adanya hambatan pertumbuhan adalah menjadi tidak sesuainya berat badan anak dengan usianya. Dengan membandingkan berat badan yang sama pada waktu KMS dapat dketahui ada tidaknya hambatan pertumbuhan (Moehji, 2003). Pertumbuhan balita dapat juga diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS (Kartu Menuju Sehat), dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. A. Kartu Menuju Sehat

22 Pertumbuhan balita dapat juga diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS (Kartu Menuju Sehat), dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 1999). Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu kartu/alat sederhana dan murah, penting digunakan untuk memantau pertumbuhan badan balita. KMS yang ada untuk saat ini yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 (lima) tahun (Nursalam, 2005). Tujuan penggunaan KMS yaitu : a. Sebagai alat bantu bagi ibu untuk memantau pertumbuhan yang optimal b. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal c. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan pertumbuhan yang memadai. Fungsi KMS Balita sebagai berikut : a. Sebagai media mencatat riwayat kesehatan balita secara lengkap. b. Sebagai media penyuluhan bagi ibu mengenai kesehatan balita.

23 c. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita. Pada kartu tersebut terdapat grafik dengan latar belakang mulai hijau, hijau muda, kekuningan, kuning, jingga dan merah. Apabila hasil penimbangan balita dibandingkan dengan umur berada dalam grafik dengan latar belakang kuning, maka area warna merah atau berada di Bawah garis Merah (BGM) maka termasuk gizi buruk ( Setelah dilakukan hasil pengukuran terhadap pertumbuhan badan pada balita didapat hasil sebagai berikut : Pertumbuhan dan perkembangan normal 1. Pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit diatasnya. 2. Pertumbuhan tidak normal Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh diatas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Dan keterangan diatas dapat dihasilkan dari pertumbuhan Berat Badan. 4. Apabila pada pengukuran arah garis meningkat (mengikuti arah kurva) berarti pertumbuhan anak baik. 5. Apabila pada pengukuran arah garis mendatar berarti pertumbuhan kurang baik sehingga anak memerlukan perhatian khusus.

24 6. Apabila pada pengukuran arah garis menurun berarti anak memerlukan tindakan segera. Dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan anak baik apabila mengikuti arah lengkungan kurva (Nursalam, 2005). B. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu tolak ukur untuk mementukan tingkat kesehatan anak. Oleh karena itu setiap bayi yang lahir pasti akan ditimbang. Berat badan akan menggambarkan komposisi tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari kepala, leher, dada, perut, tangan dan kaki. Berat badan yang memenuhi pola standar berarti dipastikan bayi dalam pertumbuhan yang sehat. Diharapkan bagi ibu-ibu untuk rutin menimbangkan bayinya setiap bulan, agar dipastikan bayi dalam keadaan sehat. Jika berat badan bayi kurang dari kisaran pola standar, makanan yang diberikan harus ditambah, baik jumlah maupun kandungan gizinya (untuk anak umur 4-6 bulan keatas). Selain itu orang tua harus waspada terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Dengan memantau perkembangan berat badan, diharapkan orang tua dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang mungkin diderita anak (Widyastuti, 2001). Berat badan juga merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur (Nursalam, 2005). Cara memantau pertumbuhan balita menurut berat badan (Soetjiningsih, 2001) : Umur Berat Badan 5 bulan 2 kali BB lahir 1 tahun 3 kali BB lahir

25 2 tahun 4 kali BB lahir Rumus Berat Badan adalah = n kg. Keterangan : n =... jumlah umur dalam tahun. C. Panjang Badan Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah 25 cm, sehingga anak paa umur 1 tahun menjadi 75 cm. Kemudian kecepatan pertumbuhan berkurang, sehingga setelah umur 2 tahun kecepatan panjang badan kira-kira 5 cm per tahun. Perkiraan panjang badan menurut umur : - 1 tahun = 1 ½ x panjang lahir - 4 tahun = 2 x panjang lahir - 6 tahun = 1 ½ x panjang umur 1 tahun (Soetjiningsih, 2001) Ciri-Ciri Pertumbuhan Pertumbuhan anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu ( Soetjiningsih, 1998) : 1. Pertumbuhan adalah proses yang kontinu sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. 2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju pertumbuhan yang berlainan di antara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat yaitu pada masa janin; masa bayi 0-1 tahun dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti empat pola yaitu pola umum, limfoid, neural dan reproduksi. 3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.

26 4. Perkembangan erat kaitannya dengan maturasi sistem susunan syaraf, contoh : tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan itu. 5. Aktivitas seluruh organ tubuh diganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik tetapi anak itu yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Balita Menurut Jellife (1989) yang dikutip Soetjiningsih (2001), pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu (Soetjiningsih, 2001) : Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur

27 yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intesitas dan kecepatan pembelahan., derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.termasuk faktor genetik lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum usia balita Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya, sebagai contoh lingkungan tempat tinggal: bayi yang tinggal ditempat yang udaranya sejuk (cukup oksigen) dapat melakukan proses pembakaran dengan lebih baik dibandingkan dengan bayi yang dapat ditangkap secara tepat selanjutnya diupayakan keadaan yang nyaman bagi bayi kita (Widyastuti, 2001) Pengaruh Gizi

28 Pertumbuhan anak memerlukan lebih banyak zat gizi dari pada orang dewasa. Pada masyarakat yang menjalani kekurangan gizi ringan dan berat pada situasi infeksi yang tinggi umumnya dijumpai angka kematian yang tinggi pada anak-anak dibawah umur empat tahun dan bayi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standart.(suhardjo, 2003). Proses pertumbuhan dapat dilihat dari status gizi, jika seseorang mempunyai status gizi yang buruk, hal tersebut menggambarkan pertumbuhan yang buruk. (Almatsier, 2001) Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang dihasilkan dan jumlah yang akan dikeluarkan untuk membiayai keperluan rumah tangga selama satu bulan (Azwar, 2000). Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2001) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

29 Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, 2004), yaitu : 1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita. 2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh. 3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara. Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan bantuan

30 pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana masyarakat tidak mampu memberikan sendiri (Depkes RI, 1986). Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu (Azwar, 2002) Tujuan Penyelenggara Posyandu RI, 2006) : Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut (Depkes 1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka kelahiran 2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu nifas 3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) 4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan 5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan. Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur). Ada 5 (lima) kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup: kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana (KB), imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare (Depkes RI, 1986) Manfaat Posyandu

31 Manfaat Posyandu meliputi : 1. Bagi Masyarakat Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 2. Bagi Kader Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB. 3. Bagi Puskesmas Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama. 4. Bagi Sektor Lain a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007) Program Posyandu Keluarga Berencana (KB) Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan masyarakat selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi, pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan.

32 Upaya yang menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program keluarga berencana. Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom, suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan (susuk) (Depkes RI, 1990) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian oralit dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).

33 Untuk melihat pertumbuhan anak, maka menimbang anak setiap bulan sangatlah perlu. Pertumbuhan anak tersebut dapat dilihat dengan menggunakan kartu menuju sehat (Marpaung, 1989) Pelayanan Gizi Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita, pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990) Imunisasi Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain. Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus,

34 imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1999). Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990). Menurut program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali Penanggulangan Diare Menurut Depkes RI, 1999 Diare (mencret) adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan : memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa Kegiatan Posyandu

35 Adapun kegiatan posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan setiap sebulan sekali pelaksanaan dengan Pola Lima Meja sebagai berikut (Depkes RI, 2000): Meja 1 : Mendaftarkan balita, ibu hamil dan ibu menyusui Mendaftarkan balita ke dalam formulir pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas dan diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan Meja 2 : Penimbangan balita Kader harus menyiapkan dacin dan anak ditimbang. Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas, dan diselipkan ke dalam KMS. Selesai ditimbang anak dipersilahkan ke meja 3 bersama ibunya, untuk dicatat hasil penimbangannya. Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan Mencatat dan memindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya. Meja 4 : Penyuluhan Program Penyuluhan harus diberikan oleh kader yang didampingi petugas kesehatan untuk semua balita. Ibu balita diberikan penyuluhan tentang (Depkes RI, 2006):

36 a. Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus dirujuk ke tenaga kesehatan. b. Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak umur 6 bulan. c. Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur > 6 bulan. d. Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun. e. Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita. f. Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A. g. Pentingnya latihan/stimulasi perkembangan anak balita di rumah. h. Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa walau pun anak sedang mencret. i. Tentang bahaya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), balita batuk pilek dengan nafas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan. j. Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak. Meja 5 : Pelayanan Kesehatan dan KB. Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan petugas kesehatan, seperti imunisasi, pemberian tablet besi, pelayanan KB.

37 Pada dasarnya tujuan pelayanan KB dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui, memahami serta menyadari pentingnya keluarga berencana, serta melaksanakannya untuk kesehatan, kesejahteraan keluarga, masyarakat dan negara pada umumnya (Depkes RI, 1990). Selain itu disemua meja diberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan, dengan demikian upaya yang dapat dilakukan di Posyandu mencakup : 1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita melalui : a. Penimbangan bulanan bayi dan anak balita b. Pemberian makanan Tambahan c. Pencegahan terhadap penyakit (termasuk imunisasi dasar) dan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak balita. d. Pengobatan penyakit, khususnya diare e. Penyuluhan dan perorangan kepada ibu/pengasuh. 2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan PUS a. Perbaikan gizi b. Pencegahan terhadap penyakit Imunisasi dan pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil semester III. c. Pengobatan penyakit. d. Pelayanan kontrasepsi dan penyuluhan kelompok dan perorangan. Posyandu dilaksanakan dan dikembangkan oleh masyarakat bersama Kepala Desa dan LKMD (Seksi KB-Kes dan PKK) dengan bimbingan Tim Pembina LKMD

38 Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes. Kader berasal dari anggota PKK, Tokoh masyarakat, pemuda dan anggota masyarakat lainnya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan ditempat pertemuan RT/PKK atau ditempat khusus yang dibangun masyarakat sendiri. Penimbangan berat badan balita disamping merupakan pengukuran yang dinilai tepat untuk menentukan status gizi, juga dalam melaksanakan operasionalnya lebih mudah dan relatif akurat. Seperti dinyatakan Tarwotjo (1984), berat badan merupakan ukuran yang sensitif yang sangat dipengaruhi oleh ketelitian pengukuran tidak pula banyak tergantung dari ketrampilan pengukur sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja dengan bekal latihan sederhana (Biro Pusat Statistik, 1992) Kerangka konsep Karakteristik Ibu - Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan Keaktifan ibu balita Pertumbuhan Berat Badan Balita Keaktifan Kader

39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah metode survei yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan berat badan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah : 1. Masih banyak dijumpai ibu-ibu yang tidak aktif untuk menimbangkan balita di Posyandu. 2. Belum pernah diadakan penelitian di daerah tersebut Waktu Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita umur bulan dan namanya terdaftar di posyandu serta mempunyai KMS yang ada di wilayah

40 kerja Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun sejumlah 150 ibu yang mempunyai balita Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara random sampling, populasi yang berjumlah 150 ibu yang mempunyai balita, diambil secara acak agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan sampel dipergunakan rumus (Taro Yamane yang dikutip oleh Notoatmodjo, 2005). Rumus : n = n = n = n = N 1 + N (0,1)² (0,01) , ,5 n = 60 ibu yang mempunyai balita 3.4. Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan ibu-ibu yang mempunyai balita dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

41 Data Sekunder Data sekunder adalah data tentang jumlah anak balita yang terdaftar di Posyandu yang meliputi tentang kegiatan Posyandu yang meliputi penimbangan anak balita dan hasil berat badan anak balita yang diperoleh dari KMS. Sedangkan data mengenai gambaran umum lokasi penelitian diperoleh dari Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Instrumen Penelitian 1. Kuesioner 2. Kartu Menuju Sehat 3. Alat Penimbangan Balita (Dacin) Definisi Operasional 1. Karakteristik ibu adalah gambaran keadaan ibu yang terdiri atas umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan keluarga. 2. Umur adalah lamanya hidup responden dalam tahunan, yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat responden diwawancarai. 3. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan atau ditamatkan responden. 4. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Pendapatan Keluarga adalah tingkat penghasilan keluarga baik yang diperoleh dari suami maupun istri.

42 6. Keaktifan ibu adalah keikutsertaan ibu (ibu yang mempunyai balita) dalam kegiatan di Posyandu, ditinjau dari jumlah kehadiran ibu dan balitanya di Posyandu, dan kesinambungan kunjungan ibu dan balita ke Posyandu. 7. Pertumbuhan berat badan balita adalah merupakan peningkatan/penurunan yang ada pada tubuh, diukur dengan timbangan dacin, ketelitian 0,1 kg (Soetjiningsih, 2001). 8. Keaktifan kader/terlatihnya kader setelah direvitalisasi terjadi peningkatan kegiatan dan juga keberhasilan posyandu menggalang perbaikan gizi dikelompok balita Aspek Pengukuran Aspek pengukuran adalah untuk mengukur keaktifan ibu yang mempunyai balita dalam memantau pertumbuhan badan balita di Posyandu. 1. Umur, dikategorikan atas : a tahun c. > 31 tahun b tahun 2. Untuk tingkat pendidikan dibagi atas 5 (lima) kategori : a. Tidak tamat SD d. Tamat SLTA b. Tamat SD e. Tamat Perguruan Tinggi/Akademi c. Tamat SLTP 3. Untuk status pekerjaan responden dibagi atas : a. Tidak bekerja/ibu rumah tangga d. Tani b. PNS c. Pegawai swasta

43 4. Untuk tingkat pendapatan keluarga berdasarkan UMP (Upah Minimum Propinsi) dari Pemkab Simalungun (2006), dibagi atas : a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp Tingkat keaktifan ibu, dikategorikan atas : a. Tinggi, apabila jumlah kehadiran > 80% total kehadiran seharusnya, 9-12 kali b. Sedang, apabila jumlah kehadiran sebanyak 50-80% dari total kehadiran seharusnya, 6-8 kali c. Rendah, apabila jumlah kehadiran < dari 50% dari total kehadiran seharusnya, 5 kali (Singarimbun, 1988). 6. Pertumbuhan badan balita, peningkatan berat badan balita yang ditimbang mengalami perubahan. Cara menentukan berat badan naik atau tidak naik yaitu sebagai berikut : Naik, apabila : - Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna - Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya. Tidak naik, apabila : - Garis pertumbuhannya menurun - Garis pertumbuhannya mendatar - Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna dibawahnya (Depkes RI, 2005).

44 3.8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik Pengolahan Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data). Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden. 2. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan perangkat software komputer. 3. Tabulating Memindahkan data dari daftar pertanyaan kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan Analisis Data

45 Analisa data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi yang selanjutnya akan dideskripsikan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi dengan formulir check list. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Keadaan Geografis Kelurahan Perdagangan I terletak di daerah Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar, dengan luas daerah 200 hektar yang terdiri dari 9 lingkungan. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Perdagangan I ádalah sebagai berikut : - Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Perdagangan III - Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Bandar - Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Perdagangan II - Sebelah Selatan berbatasan dengan Sei Mangke Keadaan Demografis Jumlah penduduk Kelurahan Perdagangan I menurut Data Dinas Profil Kelurahan tahun 2008 berjumlah KK, yang terdiri dari laki-laki orang dan perempuan 223 orang. Yang tersebar dari 9 lingkungan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut.

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN PENYULUHAN TENTANG IMUNISASI DAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAYI BALITA DI POSYANDU GULAI BANCAH BUKITTINGGI TAHUN 2013 OLEH : TUTI OKTRIANI.S,ST NIDN 1020108101

Lebih terperinci

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian KMS Balita KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk danbersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik, akibat

Lebih terperinci

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui 5 MEJA POSYANDU Langkah ke Posyandu Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK KADER

KUESIONER UNTUK KADER KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) 396726 Kepanjen KERANGKA ACUAN POSYANDU BALITA A. PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH ROHANA NIM : 031000331 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang. KERANGKA ACUAN KEGIATAN SWEEPING PELAKSANAAN BPB, PENIMBANGAN BULANAN DI POSYANDU DAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA UPT PUSKESMAS LOSARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Kegiatan Bulan Penimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA 40 GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA Intan Nugroho 1, Budi Rahayu 1 1 Stikes Jen. A.Yani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Judul :Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Nama peneliti : Noerma Syahputri Nim

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH NURLAINI MIKHELENA TARIGAN NIM : 051000569 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Desa Butu adalah merupakan desa pemekaran desa Moutong yang pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. SDM yang baik adalah SDM yang memiliki mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 2 SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 2 SLEMAN YOGYAKARTA GAMBARAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 2 SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Guna Mencapai Derajat Ahli Madya Diajukan Oleh: ERNA INDAH

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan 1 SUB TOPIK 1. Posyandu 2. Polindes 3. KB KIA 4. Dasa Wisma 5. Tabulin 6. Donor darah berjalan 7. Ambulan desa OBJEKTIF

Lebih terperinci

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra

Lebih terperinci

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala MATERI 4 MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat melakukan pengisian Data Kartu Menuju Sehat (KMS) Peserta dapat menyebutkan catatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 1 PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 Kadek Sri Sasmita Dewi G Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UUD 1945, pasal H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009, Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai intervensi, sehingga perlu diupayakan dan ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan. Skenario Kepala Puskesmas Melati adalah sarjana Kesehatan Masyarakat, dan baru menjabat sebagai kepala Puskesmas sekitar 6 bulan. Ibu Ani, berumur 25 tahun, yang mempunyai anak perempuan balita, berumur

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI 1 Pendahuluan 2 Latar Belakang 3 Tujuan a. Umum b. Khusus. 4 Kegiatan a. Pokok b. Rincian Kegiatan. 5 Cara melaksanakan kegiatan. 6 Sasaran 7 Jadwal pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move. Secara umum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move. Secara umum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP MOTIVASI 1.1. Konsep Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move. Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dan dorongan yang menggerakkan kita untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penentu keberhasilan tingginya tingkat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi dan balita. Berdasarkan peringkat Human Development Index

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan. diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan. diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU Fatmalina Febry Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 Dwi Noerjoedianto, Andy Amir, Nurhusna, Herwansyah Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi dan tingkatan pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang didapatkan setelah pengindraan seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konsumsi gizi yang baik merupakan modal utama bagi kesehatan individu yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Individu dengan asupan gizi yang tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat yang optimal. Sasaran yang akan dicapai, meningkatnya

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA TAHUN 2008 NUR ARIFAH

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA TAHUN 2008 NUR ARIFAH GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA TAHUN 2008 OLEH NUR ARIFAH 061000275 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010

Lebih terperinci

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh manusia mengalami kemajuan melalui fase petumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual (Potter

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSING, PENDUKUNG DAN PENDORONG IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP PADA BALITA (12 BULAN) DI DESA SECANGGANG KECAMATAN SECANGGANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan suatu bangsa, sebab anak sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan bentuk Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dalam mengusahakan kesejahteraan masyarakat, terutama lapisan bawah, pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai lembaga yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016. ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016 Disusun Oleh : ANNISA TRIUTAMI NIM. D11.2012.01479 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan bahwa Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya

Lebih terperinci

POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011

POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011 POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: BEDA KRISTIAN SITEPU NIM. 091000212 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH

GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH RADIAH ADAWIYAHˡ ˡMahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh Intisari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Posyandu 2.1.1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu dibutuhkan

Lebih terperinci

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis

Lebih terperinci