BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian KMS Balita KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi (Catatan riwayat kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ). Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita dilakukan dengan timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut Kartu Menuju Sehat (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita hambatan pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktu periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui KMS, yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu ( Pos Pelayanan terpadu ), ( Sediaoetama, 1999 ). Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian tentang Penilaian status Gizi dan Pemantauan pertumbuhan sering dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan Anak sehat tambah umur tambah berat ( Soekirman, 2000 ).

2 B. Tujuan Penggunaan KMS Balita Umum Khusus : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara optimal. : 1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal. 2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan tindakan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal. 3. Sebagai alat bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi kepada balita. ( Depkes RI, 1996 ) C. Fungsi KMS Balita 1. Sebagai media untuk mencatat / memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap. 2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua balita tentang kesehatan balita 3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita. 4. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita ( Depkes RI, 1996 ) Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan untuk penilaian status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak naik atau turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya kurang atau baik, ( Soekirman, 2000 ).

3 D. Grafik pertumbuhan pada KMS 1. Dasar pembuatan Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO NCHS yang disesuaikan dengan situasi Indonesia. Gambar grafik pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan golongan umur balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis datar skala umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi berumur 0 12 bulan, blok 2 untuk anak golongan umur bulan, blok 3 untuk anak golongan umur bulan. Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36 bulan terdapat pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur bulan terdapat pada halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok yaitu blok ke 4 untuk anak umur bulan dan blok ke 5 untuk anak golongan yang umur bulan. Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar pembuatannya sebagai berikut : a. Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan angka angka yang dihitung dari 70 % median baku WHO NCHS. b. Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk masing - masing dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku WHO NCHS. c. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing masing dengan batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO NCHS. d. Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan batas atas 95 % dan 100 % median baku WHO NCHS. e. Dua pita warna hijau muda dan kuning masing masing pita bernilai 5 % dari baku median adalah daerah di mana anak anak sudah mempunyai kelebihan berat badan.

4 2. Interpretasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut a. Interpretasi pada sekali penimbangan Laku berat badan Di bawah garis merah Pada daerah dua pita warna kuning ( di atas garis merah ) Dua pita warna hijau muda dan pita warna hijau tua ( di atas pita kuning ) Dua pita warna hijau muda, dua pita warna kuning ( paling atas ). Dsb. Interpretasi Anak kurang gizi tingkat sedang atau berat badan atau disebut kurang energi dan protein nyata ( KEP nyata ) Harus hati hari dan waspada karena keadaan gizi anak sudah kurang meskipun tingkat ringan atau disebut KEP tingkat ringan Anak mempunyai beraat badan cukup attau disebut gizi baik Anak telah mempunyai berat badan yang lebih, semakin ke atas kelebihan berat badannya semakin banyak Tindak lanjut - Perlu pemberian makanan tambahan ( PMT ) yang diselenggarakan oleh orang tua / petugas kesehatan - Perlu penyuluhan gizi seimbang - Perlu dirujuk untuk pemeriksanan kesehatan - Ibu dianjurkan untuk memberikan PMT pada anak balitanya di rumah - Perlu penyuluhan gizi seimbang - Beri dukungan pada ibu untuk tetap memperhatikan dan mempertahankan status gizi anak - Beri penyuluhan gizi seimbang - Konsultasi ke dokter - Penyuluhan gizi seimbang - Konsultasi ke klinik gizi / pojok gizi di puskesmas

5 b. Interpretasi dua kali perimbangan atau lebih Kecenderungan Interpretasi Tindak lanjut Berat badan naik atau meningkat Berat badan tetap Berat badan berkurang atau turun Titik titik berat badan dalam KMS terputus putus Anak sehat, gizi cukup *) Kemungkinan terganggu kesehatannya dan atau mutu gizi yang dikonsumsi tidak seimbang *) Kemungkinan terganggu kesehatannya dan atau mutu gizi yang dikonsumsi tidak seimbang *) Kurang kesadaran untuk berpartisipasi dalam pemantauan tumbuh kembang anak - Perlu penyuluhan gizi seimbang - Beri dukungan pada orang tua untuk mempertahankan kondisi anak - Dianjurkan untuk memberi makanan tambahan - Penyuluhan gizi seimbang - Konsultasi ke dokter atau petugas kesehatan - Dianjurkan untuk memberi makanan tambahan - Penyuluhan gizi seimbang - Konsultasi ke dokter atau petugas kesehatan Penyuluhan dan pendekatan untuk meningkatkan kesadaran berpartisipasi aktif Keterangan : *) Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balitaa yang mempunyai berat badan normal dan kurang. Bila balita yang sudah kelebihan berat badan sebaiknya secara khusus dikonsultasikan ke dokter.

6 E. Cara Pengisian dan penggunaan KMS 1. Identitas Anak a. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di Posyandu. b. Pada halaman pendaftaran pertama kali di Posyandu, isilah semua kolom indentitas anak yang tersedia pada halaman dalam KMS. 1) Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) = diisi dengan nama posyandu tempat di mana anak didaftar Contoh Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) Mawar Merah 2) Tanggal Pendaftaran = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut didaftar dan mengikuti program Posyandu pertama kali Contoh 2 September ) Nama anak = diisi dengan nama jelas anak yang bersangkutan Contoh B u d i 4) Laki laki = kolom diisi tanda apabila jenis kelamin anak tesebut adalah laki laki Contoh Laki laki Perempuan 5) Perempuan = kolom diisi tanda apabila jenis kelamin anak tesebut adalah perempuan Contoh Laki laki Perempuan

7 6) Anak ke = diisi dengan nomor urut kelahiran anak Contoh Anak ke 2 7) Tanggal lahir = diisi tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak Contoh 27 Agustus 1994 Perhatian : - Bila ada kartu kelahiran, catatlah tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak menurut kartu kelahiran - Bila tidak ada kartu kelahiran, catatlah tanggal lahir anak sesuai dengan yang diingat ibunya. - Bila ibu lupa tanggal lahir anak dan hanya tahun umurnya, cobalah perkirakan bulan dan tahun kelahiran anak menurut bulan Arab / bulan Jawa atau peristiwa peristiwa lain yang mudah diingat yang bersamaan dengan kelahiran akannya. 8) Berat badan waktu lahir = diisi dengan berat badan anak yang bersangkutan dalam satuan gram pada waktu dilahirkan. Contoh : Berat Badan waktu lahir = gram 9) Nama ayah = diisi dengan nama ayah dari anak tersebut Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ayah anak tersebut Contoh Nama Ayah Pekerjaan : Parto : Petani 10) Nama ibu = diisi dengan nama ibu dari anak tersebut

8 Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ibu anak tersebut Contoh Nama Ibu Pekerjaan : Tumirah : Buruh Tani 11) Alamat = diisi dengan alamat tempat tinggal keluarganya contoh Alamat : Dukuh Krayan, Desa Waru Kidul 2. Catatan Pemberian Imunisasi Catatan ini disediakan untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun pemberian imunisasi bagi bayi 0 12 bulan yan diberi imunisasi tertentu. Catatan diisi langsung oleh petugas imunisasi setelah imunisasi diberikan. a. Imunisasi BCG = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan imunisasi BCG pada kolom 1. Contoh : 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 ) b. Imunisasi DPT = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan imunisasi DPT kontak yang ke 1, 2, dan 3. Contoh : Tanggal imunisasi DPT 1 = 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 ) dicatat tanggal pada kolom 1. Tanggal imunisasi DPT 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994 ) dicatat tanggal pada kolom 2. Tanggal imunisasi DPT 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994 ) dicatat tanggal pada kolom 3. c. Imunisasi Polio = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan imunisasi Polio kontak yang ke 1, 2, 3 dan 4. Contoh :

9 Tanggal imunisasi Polio 1 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994) dicatat tanggal pada kolom 1. Tanggal imunisasi Polio 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994) dicatat tanggal pada kolom 2. Tanggal imunisasi Polio 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 /11 / 1994) dicatat tanggal pada kolom 3 Tanggal imunisasi Polio 4 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 ) dicatat tanggal pada kolom 4 d. Imunisasi Campak = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan imunisasi Campak. Contoh = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 ) e. Imunisasi Hepatitis B = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan imunisasi Hepatitis B kontak yang ke 1, 2 dan 3. Contoh : Tanggal imunisasi Hepatitis B1 = 2 Agustus 1994 atau ( 02 / 08 / 1994 ) dicatat tanggal pada kolom 1. Tanggal imunisasi Hepatitis B2 = 3 September 1994 atau ( 03 / 9 / 1994) dicatat tanggal pada kolom 2. Tanggal imunisasi Hepatitis B3 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 ) dicatat tanggal pada kolom 3 3. Catatan distribusi Vitamin A dosis Tinggi Kolom pencatatan ini digunakan untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada anak yang berumur 1 5 tahun satu kapsul setiap 6 bulan ( Pelaksanaan dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus ). Tanggal diberikan ( ke 1 s/d ke 8 ) = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan kapsul vitamin A setiap 6 bulan sekali. Contoh : pemberian yang ke 1 pada tanggal 12 Agustus 1995 dicatat sebagai berikut :

10 Ke 1 : Agustus 1995 Ke 5 : Ke 2 : Ke 6 : Ke 3 : Ke 7 : Ke 4 : Ke 8 : 4. Grafik Pertumbuhan Anak a. Pengisian grafik pertumbuhan anak dimulai dengan menuliskan nama bulan dan tahun kelahiran anak tersebut pada kolom bulan yang berada di bawah angka 0. Contoh : Budi lahir bulan Agustus 1994, maka cantumkan bulan Agustus 1994 di kolom bergaris merah tebal di bawah angka 0. b. Untuk kolom kolom selanjutnya yang berada di bawah angka 1, 2, 3, 4 s/d 60 diisi dengan nama bulan berikutnya. Contoh : September, Oktober, Nopember, Desember 1994, Januari 1995, dan Agustus 94 seterusnya sampai pada kolom bulan ke 60. September Oktober Nopember Desember Januari 95 Pebruari Maret April Mei Juni Juli Sumber : Depkes RI, 1996 c. Setelah anak ditimbang dan diketahui berat badannya, kemudian tentukan titik berat badannya pada titik temu garis tegak ( sesuai

11 dengan bulan penimbangan ) dengan garis datar sesuai dengan berat badan hasil penimbangan dalam kilogram Contoh :Anak umur 9 bulan dengan berat badan 7,4 kg digambar sebagai berikut : Agustus 94 September Oktober Nopember Desember Januari 95 Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus 95 Sumber : Depkes RI, 1996 d. Pada penimbangan bulan selanjutnya, setelah diketahui berat badannya, tentukan titik temu antara garis datar yang menunjukkan

12 berat badannya dan garis tegak yang menunjukkan umur dalam bulan. Selanjutnya kedua titik penimbangan berat badan bulan yang lalu dan penimbangan berat badan bulan ini dapat dihubungkan dengan garis. Contoh : Pada bulan berikutnya anak ditimbang dengan berat badan 8,0 kg, sehingga digambar sebagai berikut : Agustus 94 September Oktober Nopember Desember Januari 95 Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus 95 Sumber : Depkes RI, 1996

13 e. Pada penimbangan penimbangan selanjutnya, apabila dilakukan setiap bulan berturut turut maka titik titik yang menggambarkan berat badan itu masing masing dihubungkan satu sama lain, sehingga nantinya akan membentuk suatu grafik sesuai dengan arah pertumbuhan yang terjadi. f. Jika pada bulan ini balita tidak ditimbangdan bulan berikutnya balita tersebut ditimbang lagi, maka titik berat badannya tersebut jangan dihubungkan ( biarkan terputus ). Baru kemudian bulan berikutnya jika ditimbang lahi titik berat badannya bisa dihubungkan kembali. Alasan mengapa tidak dihubungkan dengan garis, karena kita tidak taahu berat badan anak saat tidak ditimbang ( naik, tetap atau turun ). Contoh : Pada umur 10 bulan yaitu bulan Juni anak ditimbang dengan berat badan 8,0 kg, sedang bulan Juli tidak ditimbang, tapi pada bulan agustus ditimbang berat badannya 8,4 kg. Digambar sebagai berikut : Agustus 94 September Oktober Nopember Desember Januari 95 Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus 95 Sumber : Depkes RI, 1996

14 5. Cara Pemantauan ASI Eksklusif KMS yang diterbitkan sejak tahun 1996/ 1997 di bawah kolom kolom nama bulan 0, 1, 2, 3, 4 terdapat kolom tambahan untuk mencatat pemantauan ASI Eksklusif. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 4 bulan maka di bawah kolom 0, 1, 2, 3, 4 diisi dengan E0, E1, E2, E3, E4. Contoh : a. Budi setelah lahir hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 0 diisi dengan E0. b. Budi sampai usia 1 bulan masih tetap hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 1 diisi dengan E1. c. Budi sampai usia 2 bulan juga masih tetap hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 2 diisi dengan E2. d. Demikian seterusnya apabila Budi sampai umur 4 bulan hanya mendapat ASI saja, maka di bawah kolom 3 dan 4 ditulis berturut turut E3 dan E4. e. Budi pada usia 3 bulan mulai diberi bubur susu, maka di bawah kolom 3 dan kolom 4 dan seterusnya dicoret. Contoh apabila anak diberi ASI Eksklusif E0 E1 E2 E3 E4 Sumber : Depkes RI 2000 Contoh apabila anak tidak diberi ASI Eksklusif E0 E1 E Sumber : Depkes RI 2000

15 f. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS-nya tercatat E0, E1, E2, E3, dan E4, maka anak tersebut telah memperoleh ASI ekslusif sesuai anjuran agaaar tetap sehat. g. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS nya tidak tercatat sampai E4 ( contoh hanya sampai E2 ) maka anak tersebut tidak mendapat ASI eksklusif. 6. Catatan Lain Semua kejadian yang diderita anak perlu dicatat dalam garis garis tegak, sesuai dengan bulan penimbangan. Catatan tersebut bisa tentang keadaan kesehatan, makanan, keluarga dan lain lain. Contoh : a. Bulan Mei 1996 anak mencret diberi oralit. b. Bulan Juni 1996 ibunya sakit panas. c. Bulan Juli 1996 anak tak mau makan. d. Bulan Agustus 1996 anak dikirim ke Puskesmas. September 95 Okober 95 Noptember 95 Desember 95 Januari 96 Februari 96 Maret 96 April 96 Mei 96 Juni 96 Juli 96 Agustus 96 September 96 Sumber : Depkes RI, 1996

16 F. Pesan Pesan Penyuluhan 1. Pedoman Pemberian Makanan Yang Sehat a. Sampai umur 4 bulan, bayi dijamin tetap sehat apabila mendapat ASI saja, tanpa perlu ditambah makanan dan minuman lain (ASI Eksklusif). b. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan ( 2 tahun) untuk membantu tumbuh kembang, memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi serta menjalin kasih sayang ibu dan bayi. c. Setelah bayi berumur 4 bulan, ASI saja tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi, sehingga perlu mendapat makanan pendamping ( MP ASI ) d. MP ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan umur, pertumbuhan dan perkembangan bayi : - Umur 4 6 tahun : Selain ASI bayi perlu mulai diberikan makanan lumat - Umur 6 12 bulan : Selain ASI bayi mulai diberikan makanan lembek - Umut bulan : Selain ASI bayi mulai dapat diberikan makanan keluarga (makanan orang dewasa) Umur 0 4 bulan 4 6 bulan 6 12 bulan bulan 24 bulan ke atas ASI Pedoman pemberian makanan sehat Makanan lumat Makanan Lembek Makanan orang dewasa

17 2. Pedoman Perkembangan Balita Sehat Sejak tahun 1995 KMS disempurnakan dan dilengkapi contoh contoh pesan tentang perkembangan balitaaa berbentuk 8 gambar yang meliputi kemampuan perkembangan balita umur : a. 3 6 bulan : Mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup b bulan : Berjalan dengan berpegangan c bulan : Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah d bulan : Mencoret coret dengan alat tulis e. 2 3 tahun : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan dan melepas pakaian sendiri f. 3 4 tahun : Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna g. 4 5 tahun : Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan Untuk memudahkan pelaksanaan pemantauan perkembangan balita, jadual kegaitan pemantauan perkembangan di Posyandu adalah sebagai berikut : a. Pada bayi umur 0 11 bulan Pemantauan perkembangan pada bayi dilakukan minimal 4 ( empat ) kali yaitu : 1. Bayi baru lahir, pemantauan perkembangan dintegrasikan dengan kunjungan neonatal. 2. Bayi umur kurang dari 3 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada saat bayi berumut 3 bulan. 3. Bayi umur 3 6 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada saat bayi berumur 6 bulan 4. Bayi umur 6 9 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada saat bayi berumur 9 bulan 5. Bayi umur 9 12 bulan, pemantauan perkembangaan dilakukan pada saat bayi berumur 12 bulan.

18 b. Pada anak balita 12 5 tahun Pemantauan perkembangan dilakukan pada umur 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, dan 60 bulan. Pemantauan perkembangan di Posyandu dilakukan di meja 4, sebelum kader memberikan penyuluhan. 1. Bila pada umurnya anak belum mencapai kemampuan seperti pada gambar, pada kolom umur ditulis Stimulasi, yang berarti anak perlu distimulasi. Kader memberi nasehat cara stimulasi kepada ibu, sehingga ibu dapat melatih kemampuannya yang belum bisa dicapai di rumah. Contoh : Ani bayi umur 9 bulan, di meja 4 Posyandu oleh kader dideteksi secara sederhana dengan mencocokkan kemampuan perkembangannya dengan gambar kelompok umur 9 12 bulan. Ani belum mampu berjalan dengan berjalan dengan berpegangan. Pada kolom 9 bulan KMS balita kader menulis Stimulasi. Kader memberi nasehat agar ibu Ani melatih anaknya berjalan dengan berpegangan tangan. 2. Bila anak sudah melewati batas umur namun ia belum mampu mencapai kemampuan seperti pada gambar, berarti anak mengalami keterlambatan perkembangan. Tuliskan pada kolom umur dirujuk yang berarti anak perlu dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan agar keterlambatan perkembangan dapat diatasi. Contoh : 3 bulan berikutnya Ani berumur 12 bulan, kembali dibawa ke Posyandu dan meja 4 Posyandu oleh kader dideteksi secara sederhana dengan mencocokkan kemampuan perkembangannya dengan gambar kelompok umur 9 12 bulan. Ternyata Ani belum bisa berjalan dengan berpegangan tangan, berarti mengalami keterlambatan perkembangan. Pada kolom umur

19 12 bulan KMS balita, kader menuliskan dirujuk sebab anak perlu dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan agar keterlambatan perkembangan dapat diatasi. 3. Bila kemampuan anak sesuai dengan gambar, berarti kemampuan anak sesuai dengan umurnya. Kader memberitahu agar ibu selalu memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak. Contoh : Sari bayi umur 2 tahun, di meja 4 Posyandu oleh kader dideteksi secara sederhana dengan mencocokkan kemampuan perkembangannya dengan gambar kelompok umur 2 3 tahun. Ternyata Sari telah mampu berdiri dengan satu kaki, berarti kemampuan perkembangan Sari sesuai dengan umurnya. Maka kader memberi tahu ibu Sari untuk memperhatikan tumbuh kembang anak. Gizi dan kesehatannya serta tetap melatih anaknya agar mencapai kemampuan perkembangan sesuai dengan umurnya. 3. Pesan Pesan Mengatasi Diare a. Bila anak diare atau mencret jangan diamkan dan jangan dianggap biasa. Untuk mencegah keadaan fatal akibat diare yang dapat mengakibatkan kematian, hanya dapat dilakukan dengan memberikan banyak cairaan atau banyak minum. b. Ketika anak diare : 1) Segera beri minuman yang ada di rumah lebih banyak, misalnya air masak, air teh, air tajin, kuah sayur, sari buah segar, air kelapa atau larutan gula garam dan larutan oralit ( bila ada ). 2) Makanan terus diberikan kepada anak yang sedang diare dan : Anak masih menyusu, Asi diteruskan, lebih sering anak diberi ASI semakin baik. 3) Anak yang sudah diberikan makanan tambahan, lanjutkan seperti biasa, sebaiknya makanannya dibuat lembik dan tidak banyak mengandung serat.

20 4) Bawa ke petugas kesehatan puskesmas sambil diberikan minuman apabila : a. Tidak membaik dalam 2 hari c. Diare semakin bertambah atau terus menerus d. Disertai muntah berkali kali e. Tinjanya ada darah f. Ada demam g. Tidak mau makan dan minum h. Bila ditemukan satu di antara enam tanda bahaya di atas, penderita harus segera dirujuk atau dibawa ke sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan terapi lebih lanjut. Khusus untuk penderita diare dengan gizi buruk dirujuk untuk pengobatan 4. Pedoman Imunisasi a. Setiap anak, sebelum umur 1 ( satu ) tahun, harus sudah mendapat imunisasi lengkap. b. Jika ada balita yang sampai umur 12 bulan belum memperoleh imunisasi, dianjurkan agar anak segera dibawa ke Posyandu atau Puskesmas untuk mendapat imunisasi. c. Jika ada balita yang sudah pernah mendapat imunisasi tetapi belum lengkap, anjurkan ibu agar membawa anaknya ke posyandu / puskesmas untuk diberi imunisasi lengkap. d. Jika anak sudah mendapat imunisasi lengkap ibunya perlu diberi pujian. e. Manfaat imunisasi Untuk melindungi anak balita dari beberapa penyakit infeksi yang berbahaya. f. Yang perlu mendapat imunisasi Semua anak umur 0 12 bulan harus mendapat imunisasi.

21 g. Macam imunisasi h. BCG untuk mencegah penyakit TBC. i. DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus. j. Campak untuk mencegah penyakit Campak. k. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis. l. Tempat memperoleh imunisasi di : Posyandu, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, Puskesmas, dan Rumah sakit. 5. Pedoman Keluarga Berencana a. Setiap pasangan usia subur agar merencanakan kehamilan / persalinan pada masa yang paling tepat, yaitu pada waktu istri berusia tahun, dengan memperhatikan jarak antara 2 kelahiran, yaitu 2 4 tahun. b. Bagi pasangan usia subur yang akan menunda atau menjarangkan kehamilan, agar menggunakan car / metode konstrasepsi yang sesuai. c. Alat kontrasepsi dapat diperoleh pada tempat pelayanan KB, antara lain : 1. Puskesmas, Puskesms pembantu ( Pustu ) 2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak 3. Pos Kesehatan ABRI 4. Dokter praktek swasta 5. Bidan praktek swasta 6. Pondok bersalin desa 7. Rumah sakit pemerintah atau swasta G. Pendidikan Kader Tingkat pendidikan formal kader berperan penting dalam pengelolaan Posyandu khususnya dalam hal pencatatan dan pelaporan. Hal ini dimungkinkan karena kader dengan pendidikan formal yang tinggi akan lebih cepat dan mudah mengerti serta memahami segala sesuatu yang diperolehnya

22 baik pada waktu mengikuti kursus maupun waktu melaksanakan kegiatan di Posyandu. KMS masih sulit dimengerti kecuali bagi mereka yang berpendidikan formal cukup tinggi, pernyataan Waloedjo, Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang lain ( Siagian Sondang, 1991 ). H. Keaktifan Kader Keaktifan kader di Posyandu dapat mempengaruhi terhadap kemampuanya dalam mengisi Kartu Menuju Sehat ( KMS ), hal ini kemungkinan disebabkan pada kader yang aktif akan mendapat kesempatan yang lebih banyak untuk mengikuti pembinaan rutin atau mengikuti kursus gizi, termotivasi untuk lebih aktif dan akan lebih lama menjadi kader. Dengan demikian kader yang aktif mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman jika dibandingkan dengan kader yang tidak aktif. ( Depkes RI, 2001 ) I. Kemampuan Kader Adalah hasil yang diperoleh dari ketrampilan kader dalam pengisian KMS dan memasukkan data hasil penimbangan balita ke dalam grafik pertumbuhan secara lengkap dan benar. Tiga bagian penting dalam pemantauan pertumbuhan adalah : a. Ada kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur b. Ada kegiatan mengisikan data berat badan anak ke dalam KMS c. Ada penilaian naik dan tidak naik berat badan anak sesuai dengan arah garis pertumbuhannya. Untuk meningkatkan kegiatan dan kualitas pemantauan pertumbuhan diperlukan pemahaman dan penguasaan materi pertumbuhan dan status gizi bagi kader. Kegiatan pemantauan pertumbuhan belum dilaksanakan dengan

23 baik dan hasilnya belum dimanfaatkan secara optimal bagi upaya perbaikan gizi ( Depkes RI, 2003 ) Keberadaan kader di wilayah banyak berasal dari tingkat pendidikan dasar sehingga kemampuan sumber daya sangat terbatas, status ekonomi yang rendah membuat kader lebih terkonsentrasi untuk ikut membantu suami mencari nafkah di bandingkan dengan tugas kader untuk membantu melayani kegiatan di posyandu, apalagi untuk meningkatkan kemampuan sumber dayanya. J. Kerangka Teori Pendekatan kerangka teori adalah konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku, di mana perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya : Predisposisi ( Predisposing factors ) yaitu mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap hal hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya ( Notoatmodjo, 2000 ) Keaktifan Kader Pendidikan Faktor faktoryang Mempengaruhi pengisian KMS Balita - Umur Kader - Jenis Kelamin - Status Perkawinan - Status Sosial Ekonomi - Lamanya menjadi kader

24 K. Kerangka Konsep Pendidikan Kader Keaktifan Kader Kemampuan dalam pengisian KMS L. Hipotesis 1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kemampuan dalam pengisian KMS 2. Ada hubungan keaktifan kader dengan kemampuan dalam pengisian KMS

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala MATERI 4 MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat melakukan pengisian Data Kartu Menuju Sehat (KMS) Peserta dapat menyebutkan catatan

Lebih terperinci

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik, akibat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK KADER

KUESIONER UNTUK KADER KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) 396726 Kepanjen KERANGKA ACUAN POSYANDU BALITA A. PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui 5 MEJA POSYANDU Langkah ke Posyandu Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B KUESIONER Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi terhadap imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Ciumbuleuit Kota Bandung. Identitas responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : 4.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU PADA POSYANDU BANDARAN DI DESA KENDAWANGAN KIRI KECAMATAN KENDAWANGAN KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013

Lebih terperinci

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat Disiapkan oleh: Dievaluasi oleh: Mengetahui: Disetujui oleh: Disahkan oleh: Tanggal Terbit: GM Rumah Sehat Indonesia Dr. Yudi Feriandi PENGERTIAN Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita merupakan kartu yang

Lebih terperinci

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN IR, POS, MAA, IM, NA, US, CP SURVEI PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN ID ANAK 0-36 BULAN 4 Responden adalah ibu kandung atau pengasuh dari semua anak umur 0-36 bulan yang tinggal

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. SDM yang baik adalah SDM yang memiliki mental

Lebih terperinci

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS copyright@saricipta KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS Keadaan keseimbangan antara ASUPAN

Lebih terperinci

Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat (KMS) Kartu Menuju Sehat (KMS) Fungsi: Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).

Lebih terperinci

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABOKINGKING KOTA PALEMBANG (RESPONDEN ADALAH IBU) Tanggal pengumpulan data : / / Enumerator

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 1. Pelayanan kesehatan bayi muda - Transport sweeping imunisasi bayi 2. Pelayanan kesehatan balita - Posyandu - Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Desa Butu adalah merupakan desa pemekaran desa Moutong yang pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badan yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang sehingga disebut window

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi dan tingkatan pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang didapatkan setelah pengindraan seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II Pelayanan Prosedur : Program Gizi.. : Pelayanan Peningkatan Gizi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN PENYULUHAN TENTANG IMUNISASI DAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAYI BALITA DI POSYANDU GULAI BANCAH BUKITTINGGI TAHUN 2013 OLEH : TUTI OKTRIANI.S,ST NIDN 1020108101

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG I. Karakteristik Kader : 1. Umur : 2. Pendidikan : 3. Pekerjaan ; 4. Lama tugas Menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok yang paling

Lebih terperinci

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran:

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran: Lampiran: KUESIONER PERAN IBU Petunjuk Pengisian 1. Untuk pertanyaan A, B, C, D diharapkan mengisi jawaban sesuai kolom yang tersedia dan memilih satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,

Lebih terperinci

Cara Menimbang Menggunakan Timbangan Dacin dan Cara Mencatat Hasil Timbangan Dalam Kartu Menuju Sehat.

Cara Menimbang Menggunakan Timbangan Dacin dan Cara Mencatat Hasil Timbangan Dalam Kartu Menuju Sehat. Cara Menimbang Menggunakan Timbangan Dacin dan Cara Mencatat Hasil Timbangan Dalam Kartu Menuju Sehat. Junisarah Binti Ab. Hamid (102010379) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016 Nama : dr. Adinda Ferinawati Tanggal Orientasi : 16 Januari 2017-23 Januari 2017 Tempat Orientasi : Puskesmas Sidorejo

Lebih terperinci

Sumber: https://www.dropbox.com/s/dkbpm4ypy01l3yj/sop GIZI CEPER 2013.docx?dl=0

Sumber: https://www.dropbox.com/s/dkbpm4ypy01l3yj/sop GIZI CEPER 2013.docx?dl=0 PROGRAM GIZI 1.Tujuan Sebagai pedoman Petugas Gizi Puskesmas dalam pengolahan data bulanan dari desa untuk mendapat data yang valid, akurat dan tepat waktu. Pengelolaan data adalah kegiatan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 bulan. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, POLA ASUH, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN ANAK BALITA DI WILAYAH PROGRAM WARUNG ANAK SEHAT (WAS) KABUPATEN SUKABUMI

Lebih terperinci

DAN KMS] [STATUS GIZI [GIZI KESEHATAN MASYARAKAT] Andi Muh Asrul Irawan K Gizi A. Tugas Gizi Kesmas

DAN KMS] [STATUS GIZI [GIZI KESEHATAN MASYARAKAT] Andi Muh Asrul Irawan K Gizi A. Tugas Gizi Kesmas [STATUS GIZI KMS] DAN [GIZI KESEHATAN MASYARAKAT] Andi Muh Asrul Irawan K21109002 Gizi A Tugas Gizi Kesmas Status Gizi Dalam Hubungannya dengan KMS 1. KMS Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat

Lebih terperinci

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan 1 SUB TOPIK 1. Posyandu 2. Polindes 3. KB KIA 4. Dasa Wisma 5. Tabulin 6. Donor darah berjalan 7. Ambulan desa OBJEKTIF

Lebih terperinci

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang. KERANGKA ACUAN KEGIATAN SWEEPING PELAKSANAAN BPB, PENIMBANGAN BULANAN DI POSYANDU DAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA UPT PUSKESMAS LOSARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Kegiatan Bulan Penimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) merupakan suatu bentuk upaya kesehatan masyarakat bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

Lebih terperinci

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN SURVEI PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN IR, POS, MAA, IM, NA, BM, CP BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN ID ANAK 0-36 BULAN 4 EA QX DESA RT ART SPLIT ART Responden adalah ibu kandung atau pengasuh dari semua anak

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1 Provinsi :. 1 2 Kabupaten/Kota :. 2 3 Kecamatan: :. 3 4 Desa/Kelurahan :. 4 5 Tipe Desa/Kelurahan : 1 = Perkotaan 2 = Perdesaan 5 6 mor Klaster :.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Judul :Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Nama peneliti : Noerma Syahputri Nim

Lebih terperinci

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian / masalah kebutuhan Peserta dapat menyebutkan masalah-masalah yang sering ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN SURVEI PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Formatted: Top: 0.5" IR, POS, MAA, IM, PG, NA, US, CP BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN ID ANAK 0-36 BULAN 4 EA QX DESA RT ART SPLIT ART Responden adalah ibu kandung atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU Fatmalina Febry Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah

Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah LAMPIRAN 67 68 Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah 68 69 68 Lampiran 2 Sebaran rumah tangga berdasarkan keragaan akses ibu terhadap informasi dan pelayanan gizi

Lebih terperinci

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien KONSULTASI GIZI.. A. PENGERTIAN Serangkaian proses komunikasi dua arah untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam

Lebih terperinci

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani 55 KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani I. Identitas Responden 1. No. Responden : 2. RW tempat tinggal : 3. Usia : a)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk danbersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

frekuensi kontak dengan media massa (Suhardjo, 2003).

frekuensi kontak dengan media massa (Suhardjo, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat. Nama saya Syaidah Az zuhro, sedang menjalani pendidikan di program D IV Bidan Pendidik Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : KUESIONER

LAMPIRAN I : KUESIONER LAMPIRA I : KUESIOER FAKTOR-FAKTOR YAG MEMPEGARUHI KEAKTIFA KADER POSYADU DALAM USAHA PERBAIKA GIZI KELUARGA DI PUSKESMAS LAGSA BARO KECAMATA LAGSA BARO KOTA LAGSA AD 2010 A. KARAKTERISTIK. 1. ama Responden

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penentu keberhasilan tingginya tingkat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi dan balita. Berdasarkan peringkat Human Development Index

Lebih terperinci

Kesan : terdapat riwayat penyakit keluarga yang diturunkan

Kesan : terdapat riwayat penyakit keluarga yang diturunkan ANAMNESIS Nama lengkap FAKULTAS KEDOKTERAN Nama: An. R : 11 tahun : An. R Tempat dan tanggal lahir : 8 Juni 2002 Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ibu Alamat : Tn.D : Swasta : Ny. N : IRT : Jati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi utama yang ada di Indonesia dewasa ini adalah Kurang Energi Protein (KEP), kurang vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB)dan Gangguan Akibat Kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh.

Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh. 22 Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga Ketersediaan Pangan Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh Kondisi Lingkungan Pola Asuh Tingkat kepatuhan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSING, PENDUKUNG DAN PENDORONG IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP PADA BALITA (12 BULAN) DI DESA SECANGGANG KECAMATAN SECANGGANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu 1. BKR (Bina Keluarga Remaja) Dalam upaya meningkatkan peran keluarga dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja baik fisik, intelektual dan kesehatan reproduksi mental emosional sosial dan moral spiritual

Lebih terperinci

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI) OPTIMALISASI POSYANDU DAN POSBINDU DLM UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI) 1. Mengidentifikasi masalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian balita (AKABA) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals (MDG s), sampai dengan tahun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN DATA PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU SEDAP MALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU I TAHUN 2013

ANALISIS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN DATA PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU SEDAP MALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU I TAHUN 2013 ANALISIS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN DATA PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU SEDAP MALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU I TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN BALITA DI KABUPATEN BOJONEGORO Nama sheet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Balita Menurut Marimbi (2010) balita adalah anak di bawah usia 5 tahun. Masa ini merupakan periode kehidupan yang ditandai dengan perkembangan motorik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J. HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang belum dapat diselesaikan, khususnya masalah kekurangan gizi. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN R I TAHUN 2008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian SIP dan manfaatnya Peserta dapat menyebutkan nama-nama format SIP Peserta dapat

Lebih terperinci

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi.

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi. D. Penyusunan Plan of Action Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi. No. Kegiatan Tujuan Sasaran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala MATERI 3 PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menyebutkan pelaksanaan 5 langkah kegiatan pada hari buka Posyandu Peserta dapat melaksanakan

Lebih terperinci