FENOLOGI DAN PENGATURAN PEMBUNGAAN PADA JERUK SIAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FENOLOGI DAN PENGATURAN PEMBUNGAAN PADA JERUK SIAM"

Transkripsi

1 FENOLOGI DAN PENGATURAN PEMBUNGAAN PADA JERUK SIAM (Penology and Bloom regulation on Tangerine cv Siam) Suhariyono, Retno Pangestuti, Sutopo, Arry Supriyanto dan Emi Budiyati BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA ABSTRAK Fenologi tahunan jeruk siam penting diketahui untuk mengelola pembungaan, panen dan teknik budidaya lainnya. Penelitian fenologi jeruk siam tahun pertama ini dilakukan mulai bulan April sampai Desember 2006 di Desa Sendang-Kecamatan Jambon Ponorogo, Jawa Timur dengan tujuan untuk mendapatkan fenologi pertumbuhan dan pembungaan tanaman jeruk siam dilengkapi dengan pemasangan kaca rizotron, serta kegiatan manipulasi fisik tanaman dengan perlakuan pemangkasan akar dan cabang di Kebun Percobaan Tlekung, Balitjeruk dengan tujuan mendapatkan gambaran perubahan fisiologi pembungaan yang terjadi akibat pemangkasan akar dan cabang tanaman. Hasil penelitian di Ponorogo menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman pada bulan Mei hingga September 2006 pada fase perkembangan buah yang mencapai diameter buah maksimal sebesar 5,3 cm dengan bobot 79,65 gram/buah. Perkembangan buah ini juga diikuti oleh fenomena pertumbuhan akar yang muncul pada kaca rizotron pada bulan Juni sampai Desember 2006 dengan ratarata jumlah akar sebanyak 18 akar dengan panjang akar maksimal mencapai 57,6 cm. Panen 4 Oktober 2006 dengan produksi 24 kg/pohon. Hujan pertama pada tanggal 29 Nopemer diikuti hujan lebat selama bulan Desember 2006 dengan total curah hujan 1135 mm memicu pertumbuhan flush/tunas, bunga dan buah yang terbentuk/fruitset, namun curah hujan yang tinggi mengakibatkan kerontokan bunga dan buah muda mencapai 90% pada akhir Desember Kata kunci : Fenologi, jeruk siam. ABSTRACT Annual penology of tangerine cv. Siam is important to know in order to manage bloom, harvest and other cultivation technique. This first year phenology study of tangerine cv. Siam was conducted starting on April until December 2006 at Sendang Village - Jambon Sub-District, Ponorogo, East Java. It aimed to obtain growth penology and bloom on the plant of mandarin cv. Siam furnished by rizotron glass installation, and plant physical manipulation activity with the treatment of root and branch pruning at Tlekung Experimental Field - ICISFRI which aimed to find out description of bloom physiology change occurred resulted from root and branch pruning. Research result in Ponorogo showed that plant growth on May until September 2006 in fruit development stage reached maximum fruit diameter by 5.3 cm with gr/fruit in weight. This fruit development was also followed by root growth phenomena emerging on rizotron glass over June until December 2006 with 18 roots average number and maximum root length reached 57.6 cm. 310

2 Harvest was carried out on October 2006 with 24kg/tree in production. First rain that took place on November 29 followed by heavy rain during December 2006 by total rainfall at 1135 mm triggered shoot growth, flower and fruit in fruit set type, but higher rainfall caused flower and young fruit dropped approximately 90 percent at the end of December Keywords : Penology, tangerine cv. Siam. PENDAHULUAN Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan nasional, hal ini dapat dilihat dari total produksi, luas areal tanam dan konsumsi dalam negeri yang sangat besar. Total produksi jeruk sekitar ton/th (tahun 2002), dengan produktifitas dan kualitas yang masih rendah dan beragam. Produktifitas jeruk secara nasional 20,2 ton/ha masih jauh dibandingkan potensi hasil yang dapat mencapai 40 ton/ha. Selain itu permintaan pasar dalam negeri belum dapat terpenuhi (5,1 kg/tahun per kapita) sehingga masih diperlukan impor jeruk yang cukup besar, yaitu rata-rata mencapai ton per tahun dengan nilai sekitar Rp. 180 milyar dan diperkirakan terus meningkat (Supriyanto, 2004). Masalah yang sering muncul dalam agribisnis jeruk di Indonesia khususnya jeruk siam yang diusahakan lebih dari 18 propinsi di Indonesia adalah musim panen jatuh bersamaan sehingga harga rendah, ketersediaan buah jeruk relatif singkat dan tidak terpenuhinya buah secara berkesinambungan serta produktifitas tanaman dan mutu buah belum optimal. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan pengaturan pembungaan dan panen jeruk. Beberapa teknik pengaturan yang dapat dilakukan pada tanaman jeruk diantaranya strangulasi/girdling/pencekikan batang (Yumanishi & Hasegawa, 1995; Susanto et al., 2002), stress air (Southwich & Davenport 1986, 1987; Djoma'ijah et al., 1996; Pangestuti et al., 2004) serta penggunaan hormon dan nutrisi (Goldschmidt et al., 1985; Prahardini et al., 1989; Sagee & Erner. 1991). Cara-cara manipulasi lain perlu dikaji dan dieksplorasi lebih lanjut, termasuk caracara yang secara existing telah dilakukan petani. Di Indonesia, meskipun belum tertata dengan baik, beberapa cara manipulasi lingkungan untuk mengatur pembungaan telah dilakukan seperti penggunaan hormon tumbuh, penggunaan pupuk urea oleh petani di Jember dan pengaturan pemberian air. Pada daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun seperti di Pontianak Kalbar dan Mamuju Sulbar, pembentukan bunga dapat terjadi sepanjang tahun. Manipulasi tanaman seperti pemangkasan akar pada daerah pasang surut Kalsel dan pemangkasan tunas atau bunga telah pula dilakukan di beberapa daerah, meskipun hasilnya belum terlalu memuaskan. 311

3 Untuk dapat memilih teknik mana yang tepat pada suatu daerah, diperlukan pemahaman fenologi baik jangka pendek maupun panjang. Selain itu siklus fenologi juga diperlukan untuk menentukan kapan dan teknik produksi apa yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kebun untuk meningkatkan produksi tanaman. Pemetaan interaksi pertumbuhan dan lingkungan dalam dimensi waktu akan memperlihatkan pola siklus fenologi tanaman tersebut. Kondisi lahan budidaya yang berbeda diduga akan memunculkan fenomena pertumbuhan dan pembungaan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pengamatan pada jeruk dengan kondisi lahan yang berbeda. Pendekatan BAHAN DAN METODE Pengaturan pembungaan dan panen jeruk Siam pada kondisi lahan yang berbeda perlu didasari pemahaman terhadap fenologi pertumbuhannya. Pemahaman terhadap fenologi tanaman khususnya fenologi pembungaan akan bermanfaat dalam memilih saat dan cara manipulasi yang dilakukan. Pengamatan fenologi tanaman jangka panjang idealnya dilakukan dalam jangka waktu tahun dan jangka pendek dalam waktu 3-5 tahun, karena berbagai keterbatasan, pada penelitian ini fenologi jangka panjang diamati selama 4 tahun mulai , sedang fenologi jangka pendek diamati selama 1 tahun. Sebagai simulasi dilakukan manipulasi fisik berupa pemangkasan akar dan tajuk pada tanaman jeruk dikebun percobaan. Data fenologi tahun pertama selanjutnya akan digunakan sebagai landasan dalam melakukan pengamatan teknik, unsur-unsur dan hormon yang berpengaruh dalam proses pembungaan jeruk siam pada tahun-tahun berikutnya. Metode Analisis Fenologi Tahunan Jeruk Siam: Kegiatan penelitian mengacu pada penelitian fenologi yang dilakukan Lomas dan Burd (1983) pada beberapa jeruk komersial di Israel. Bahan pengamatan pada masingmasing lokasi berupa 8 tanaman jeruk Siam usia 3-5 tahun, masing-masing diambil sampel 4 cabang yang menghadap ke utara, selatan, timur dan barat, pengamatan perakaran. Pengamatan meliputi pengamatan komponen tanaman, iklim dan teknik budidaya yang dilakukan. 312

4 Pengamatan komponen iklim dilakukan bekerja sama dengan stasiun pengamat iklim setempat meliputi curah hujan, suhu dan kelembaban (jika ada). Data pelengkap berupa teknik budidaya yang dilakukan meliputi pemangkasan (waktu, cara), penyiraman (waktu, volume, cara) dan pemupukan (waktu, dosis, cara) yang dilakukan mengacu pada teknik umum yang dilakukan di daerah setempat khususnya pada kebun yang digunakan sebagai tempat penelitian. Cakupan Kegiatan Fenologi Tahunan Jeruk Siam: Penelitian dilakukan pada kebun jeruk siam Ponorogo, Jawa Timur. Hasil kegiatan tahun pertama, dapat digunakan sebagai gambaran untuk merancang penelitian aplikatif tahun berikutnya. Bahan pengamatan penelitian di kebun jeruk Ponorogo berupa 8 tanaman jeruk Siam usia 3-5 tahun, masing-masing diambil sampel 4 cabang yang menghadap ke utara, selatan, timur dan barat. Pengamatan meliputi pengamatan terhadap komponen tanaman, iklim dan teknik budidaya yang dilakukan di masing-masing daerah. Pengamatan komponen tanaman meliputi saat munculnya akar (root flush), flush, kuncup (bud), kuncup mekar (opening bud), bunga, buah dan saat panen. Fluktuasi pertambahan dan gugur kuncup, kuncup mekar, bunga, dan buah dihitung seminggu sekali. Pengamatan terhadap hormon utama yang berpengaruh pada pembungaan jeruk siam (auksin, giberelin dan sitokinin) dilakukan dengan mengambil sampel pucuk, kuncup dan bunga pada saat sebelum, saat dan setelah bunga mekar.pengamatan komponen iklim meliputi curah hujan, suhu dan kelembaban, bekerja sama dengan stasiun pengamat iklim setempat. Data teknik budidaya meliputi pemangkasan, penyiraman dan pemupukan yang dilakukan. Kegiatan simulasi manipulasi fisik berupa pemangkasan akar dan pucuk dilakukan di KP Tlekung. Fenologi kedua perlakuan itu dibandingkan dengan tanaman kontrol. Kegiatan ini menggunakan 6 tanaman jeruk siam berumur 2- tahun, 3 tanaman dilengkapi dengan rizotron untuk pengamatan komponen perakaran. Pengamatan lainnya menggunakan 3 tanaman yang ditanam di dalam pot. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan saat munculnya akar (root flush), pertambahan panjang akar, flush, kuncup (bud), bunga, buah dan saat panen akibat perlakuan manipulasi yang dilakukan. 313

5 Parameter yang Diamati Fenologi Tahunan Jeruk Siam: 1. Saat munculnya flush, kuncup (bud), kuncup mekar (opening bud), bunga, buah dan saat panen ditentukan saat 30-50% telah muncul dari keseluruhan sampel cabang yang diamati. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan hand counter. Fluktuasi pertambahan dan gugur kuncup, kuncup mekar, bunga dan buah. Dihitung setiap minggu sekali mulai muncul hingga tidak terjadi keguguran atau pertambahan yang berarti pada sampel cabang yang diamati. 2. Pengamatan komponen iklim dilakukan bekerja sama dengan stasiun pengamat iklim setempat meliputi curah hujan, suhu dan kelembaban (jika ada). Data pelengkap berupa teknik budidaya yang dilakukan meliputi pemangkasan (waktu, cara), penyiraman (waktu, volume, cara) dan pemupukan (waktu, dosis, cara) yang dilakukan mengacu pada teknik umum yang dilakukan di daerah setempat khususnya pada kebun yang digunakan sebagai tempat penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Fenologi pertumbuhan tanaman jeruk Siam di Ponorogo Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan tanaman dilakukan pada 4 tanaman yang telah dipasang rizotron dan 4 tanaman lain yang tidak dipasang rizotron pada tanggal 2 Mei Pemasangan rizotron dimaksudkan untuk pengamatan perkembangan akar. Rizotron ditempatkan pada tanaman dan sisi yang berbeda sesuai arah mata angin yaitu menghadap utara, barat, timur dan selatan. Selain itu untuk pengamatan perumbuhan dan perkembangan buah sampai dengan panen masing-masing rizotron dan tanaman sampel tanpa rizotron diambil sampel 4 cabang yang menghadap ke utara, selatan, timur dan barat. Hasil pengamatan komponen tanaman pada masing masing-masing rizotron sejak Mei sampai 4 Oktober 2006 seperti tertera pada tabel

6 Tabel 1. Pengamatan Komponen Tanaman Pada Rizotron di Ponorogo, (Observation Component of Plant on Rizotron at Ponorogo, 2006) Komponen Pengamatan Tanaman Rizotron A Tanaman Rizotron B Tanaman Rizotron C Tanaman Rizotron D Rata-rata Jumlah buah awal juni ,5 Jumlah cabang skunder ,7 Jumlah cabang tersier ,7 Jumlah cabang kuarter utara ,7 Jumlah cabang kuarter selatan Jumlah cabang kuater timur Jumlah cabang kuarter barat ,7 Jumlah cabang kuarter Diameter batang (cm) 4,9 5,2 5,4 5,4 5,2 Tinggi tanaman (cm) Lebar canopi utara-selatan (cm) ,5 Lebar canopi barat-timur (cm) ,7 Jumlah buah saat panen okt ,5 Bobot buah saat panen (kg/pohon) 22,10 23,30 30,90 29,70 26,50 Sedangkan hasil pengamatan komponen tanaman pada 4 tanaman sampel tanpa rizotron sejak Mei sampai 4 Oktober 2006 seperti tertera pada tabel

7 Tabel 2. Pengamatan Komponen Tanaman di Ponorogo, (Observation Component of Plant at Ponorogo, 2006) Komponen Pengamatan Tanaman A Tanaman B Tanaman C Tanaman D Rata-rata Jumlah buah awal juni Jumlah cabang skunder ,7 Jumlah cabang tersier ,5 Jumlah cabang kuarter utara Jumlah cabang kuarter selatan ,5 Jumlah cabang kuater timur ,3 Jumlah cabang kuarter barat Jumlah cabang kuarter Diameter batang (cm) 5,5 6,3 4,7 4,7 5,3 Tinggi tanaman (cm) ,7 Lebar canopi utara-selatan (cm) Lebar canopi barat-timur (cm) ,5 Jumlah buah saat panen okt ,5 Bobot buah saat panen (kg/pohon) 15,20 26,70 19,80 24,50 21,55 Hasil pengamatan rara-rata 8 pohon baik yang dipasang rizotron maupun tanpa rizotron menunjukan bahwa pada umur 3 tahun Jeruk Keprok Siam Ponorogo rata-rata memiliki tinggi tanaman 237,3 cm, lebar canopi utara selatan 258 cm, lebar kanopi barattimur 309 cm, diameter batang 5,25 cm, jumlah cabang kuarter sebanyak 47 cabang dan rata -rata mampu menghasilkan buah saat panen sebanyak 343 buah dengan bobot 24,0 kg per pohon. Pengamatan tunas/flush yang muncul sejak Mei hingga Oktober 2006 tidak ada pertumbuhan tunas baru karena kondisi lingkungan yang kering dan tidak ada hujan sama sekali. Namun pada pengamatan perkembangan buah diameter buah pada sampel buah yang telah ditentukan sesuai arah ata angin dan pengamatan perkembangan akar pada masing-masing rizotron menujukan hasil pekembangan buah dan pertambahan jumlah akar yang muncul serta jumlah akar bervariasi menarik seperti yang tertera pada masing masing rizotron seperti gambar 1, 2, 3 dan 4: 316

8 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Sisi utara) (Sisi barat) Diameter buah (cm) Sisi seltan) Sisi timur) 0,00 Mei Juni Juli Agt Sep Okt Rizotron A Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des Panjang kar (cm) sisi Utara Rizotron A Jml akar sisi Utara Rizotron A Gambar 1. Grafik Perkembangan Diameter Buah dan Pertumbuhan Akar Pada Rizotron A (menghadap utara). (Development Chart of Fruit Diameter and Root Growth on Rizotron A (north side)) Pada Rizotron A menghadap utara menunujukkan perkembangan buah didominasi pada cabang sisi selatan kemudian diikuti sisi timur, sisi utara dan sisi barat serta rata-rata perkembangan akar pada bulan Juni muncul 12 akar sepanjang 5,6 cm, Juli 18 akar sepanjang 8,3 cm, Agustus 18 akar sepanjang 18,7 cm, September 18 akar sepanjang 26,4 cm, Oktober 19 akar sepanjang 32,4 cm dan Nopember 19 akar sepanjang 35,4 dan Desember 20 akar sepanjang 36,1 cm. Rata-rata pekembangan panjang akar pada Rizotron A ini setiap bulannya mencapai 5,17cm. Sedangkan selama 7 bulan pertambahan diameter buah rata-rata setiap bulannya sebesar 0,70 cm. 317

9 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Sisi Utara Sisi Barat Diameter buah (cm) Sisi Selatan Sisi Timur 0,00 Mei Juni Juli Agt Sep Okt Rizotron B Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des Jml akar sisi Barat Rizotron B Panjang kar (cm) sisi Barat Rizotron B Gambar 2. Grafik Perkembangan Diameter Buah dan Pertumbuhan Akar Pada Rizotron B (menghadap barat). (Development Chart of Fruit Diameter and Root Growth on Rizotron B (west side)) Pada Rizotron B menghadap barat menunjukkan perkembangan buah didominasi pada cabang sisi utara kemudian diikuti sisi barat sisi timur dan sisi selatan serta rata-rata perkembangan akar pada bulan Juni muncul 6 akar sepanjang 4,7 cm, Juli 9 akar sepanjang 7,2 cm, Agustus 9 akar sepanjang 26,6 cm, September 11 akar sepanjang 40,5cm, Oktober 15 akar sepanjang 50,5 cm dan Nopember 15 akar sepanjang 51,8 dan Desember 16 akar sepanjang 52,8 cm. Rata-rata perkembangan panjang akar pada Rizotron B ini setiap bulannya mencapai 7,54 cm. Sedangkan selama 7 bulan pertambahan diameter buah ratarata setiap bulannya sebesar 0,76 cm. 318

10 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Sisi Utara Sisi Barat Diameter buah (cm) Sisi Selatan Sisi Timur 0,00 Mei Juni Juli Agt Sep Okt Rizotron C Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des Panjang kar (cm) sisi Selatan Rizotron C Jml akar sisi Selatan Rizotron C Gambar 3. Grafik Perkembangan Diameter Buah dan Pertumbuhan Akar Pada Rizotron A (menghadap utara). (Development Chart of Fruit Diameter and Root Growth on Rizotron A (north side)) Pada Rizotron C menghadap selatan menunjukkan perkembangan buah didominasi pada cabang sisi selatan kemudian diikuti sisi timur, sisi utara dan sisi barat serta rata-rata perkembangan akar pada bulan Juni muncul 3 akar sepanjang 8.4 cm, Juli 6 akar sepanjang 10,7 cm, Agustus 10 akar sepanjang 21,0 cm, September 16 akar sepanjang 24,9, Oktober 16 akar sepanjang 43,1 cm dan Nopember 19 akar sepanjang 49,6 dan Desember 19 akar sepanjang 55,5 cm. Rata-rata perkembangan panjang akar pada Rizotron C ini setiap bulannya mencapai 7,92 cm. Sedangkan selama 7 bulan pertambahan diameter buah ratarata setiap bulannya sebesar 0,68 cm. 319

11 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Sisi Utara Sisi Barat Diameter buah (cm) Sisi Selatan Sisi Timur 0,00 Mei Juni Juli Agt Sep Okt Rizotron D Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des Panjang kar (cm) sisi Timur Rizotron D Jml akar sisi Timur Rizotron D Gambar 4. Grafik Perkembangan Diameter Buah dan Pertumbuhan Akar Pada Rizotron D (menghadap timur). (Development Chart of Fruit Diameter and Root Growth on Rizotron D (east side)) Pada Rizotron D menghadap timur menunjukkan perkembangan buah didominasi pada cabang sisi selatan kemudian diikuti sisi timur, sisi utara dan sisi barat serta rata-rata perkembangan akar pada bulan Juni muncul 8 akar sepanjang 2,1 cm, Juli 8 akar sepanjang 2,3 cm, Agustus 9 akar sepanjang 19,9 cm, September 15 akar sepanjang 22,8 cm, Oktober 15 akar sepanjang 36,7 cm dan Nopember 16 akar sepanjang 48,9 dan Desember 17 akar sepanjang 57,6 cm. Rata-rata pekembangan panjang akar pada Rizotron D ini setiap bulannya mencapai 8,22 cm. Sedangkan selama 7 bulan pertambahan diameter buah ratarata setiap bulannya sebesar 0,74 cm. 320

12 Gambar 5. Penampilan Tanaman yang Berbuah dan Profil Pertumbuhan Akar Rizotron di Ponorogo, Oktober (Bearing Fruit Tree Performance and Root Growth Profile at Ponorogo) Hasil penagamatan jumlah akar selama 7 bulan yang muncul pada rizotron di Ponorogo sangat bervariasi sekali mulai dari 16 s/d 20 titik menunjukan fenomena pertumbuhan akar belum dapat dipantau dengan jelas karena keadaan tanaman yang dipasang rizotron belum stabil/masih dalam masa penyesuaian, namun hingga 7 bulan setelah pemasangan terlihat telah terjadi pertumbuhan akar-akar baru pada tanaman. Pertumbuhan akar baru yang nampak pada kaca rizotron tersebut hanya terjadi pada akar yang terputus akibat terpotong pada saat pemasangan rizotron. Fenomena perkembangan buah dan akar pada keempat rizotron tersebut menunjukkan bahwa selama pertumbuhan buah sampai dengan saat panen ada terjadi pertumbuhan akar, pekembanagan diameter buah selama 7 bulan terjadi proses pertambahan diameter buahnya rata-rata mencapai 0,72 cm setiap bulannya dan pertambahan panjang akar selama proses perkembangan buah panjang akar bertambah setiap bulannya rata-rata sepanjang 7,20 cm sedangkan jumlah akar yang muncul pada setiap rizotron selama 7 bulan antara 16 sampai dengan 20 akar. Perkembangan akar ini didukung oleh keadaan kondisi tanah di Desa Sendang Kecamatan Jambon sebagian besar bertekstur lempung berpasir dengan solum tanah yang cukup dalam. Pada saat penggalian lubang rizotron diketahui bahwa sampai kedalaman tanah mencapai 1 m masih kelihatan bertekstur remah dan tanah bersolum dalam. Disamping itu kondisi tanaman yang dalam kondisi berbuah menyebabkan hasil fotosisntesis sebagian besar digunakan untuk mendukung pertumbuhan buah dan pertumbuhan akar. 321

13 Selama proses perkembangan buah dilokasi penelitian pada bulan Agustus dan September karena kondisi tanah sangat kering oleh petani dilakukan pengairan dari air sumur pompa setiap minggu sekali, air pengairan sumur pompa ini dimaksudkan untuk membantu perkembangan buah agar mencapai ukuran yang optimal, namun karena buah setiap pohonnya begitu lebat dan tidak dilakukan penjarang mencapai rata-rata pada 354 buah perpohon maka perkembagan diameter buah tidak bisa optimal, selain fenomena pemberian air tentu akan memicu pertumbuhan flush/tunas-tunas baru, namun kenyataan dilalapang tidak bisa memicu flush/tunas baru yang muncul karena kondisi lingkunan di lokasi penelitian terjadi kemarau panjang, air menjadi faktor pembatas bagi tanaman. Kondisi kekurangan air ini mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman, baik perkembangan batang, buah maupun pertumbuhan akar. Tunas tunas/flush baru muncul pada akhir Desember 2006 karena adanya curah hujan pertama pada tanggal 29 Nopember sebesar 75 mm disusul curah hujan selama bulan Desember yang tinggi yaitu sebanyak 1135 mm selama 17 hari hujan bunga-bunga yang muncul dan telah terjadi fruit set sebagian besar rontok mencapai 90%. Kerontokan bunga dan buah yang terjadi pada akhir Desember 2006 diperparah kondisi lingkungan dimana terhitung tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan 17 Januari 2007 tidak ada hujan sama sekali mengakibatkan fruit set yang terbentuk kering dan rontok mencapai 99%, sehingga tanaman jeruk siem di Ponorogo di lokasi penelitian ini pada tahun 2007 tidak berbuah. KESIMPULAN Hasil penelitian di Ponorogo menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman pada bulan Mei hingga September 2006 pada fase perkembangan buah yang mencapai diameter buah maksimal sebesar 5,3 cm dengan bobot 79,65 gram/buah. Perkembangan buah ini juga diikuti oleh fenomena pertumbuhan akar yang muncul pada kaca rizotron pada bulan Juni sampai Desember 2006 dengan rata-rata jumlah akar sebanyak 18 akar dengan panjang akar maksimal mencapai 57,6 cm. Panen 4 Oktober 2006 dengan produksi 24 kg/pohon. Hujan pertama pada tanggal 29 Nopember diikuti hujan lebat selama bulan Desember 2006 dengan total curah hujan 1135 mm memicu pertumbuhan flush/tunas, bunga dan buah yang terbetuk/fruit set mengakibatkan kerontokan mencapai 90% pada akhir Desember

14 DAFTAR PUSTAKA Djoema'ijah, G.Pratomo dan M. Sugiyarto Pengaruh lama pengeringan terhadap pembungaan dan pembuahan Jeruk Keprok Siem. Jurnal Hortikultura. 6(2): Goldschmidt N., Aschkenazi, Y. Herzanu, A.A. Schaffer and S.D. Monselise A Role for carbohydrate levels in the control of flowering in citrus. Scientia Hortikulturae. 26 : Lomas, J and P. Burd Prediction of the commencement and duration of the flowering period of citrus. Agricultural Meteorology. 28: Pangestuti, R. Sutopo, Suhariyono, Sakur dan Hanafi Pengaturan Produksi Pamelo di Luar Musim Dengan Perlakuan Cekaman Air. Laporan Akhir. Bagian Proyek Litbang Jeruk dan Hortikultura Subtropik Tlekung. Prahardini, P.E.R, Al Budijono, B Tegopati dan Muhadjir Penyemprotan CEPA dan KNO3 untuk induksi pembungaan jeruk keprok Siem (Citrus reticulata B). J. Hortikultura. 26 : Roy, P.S. and E.E. Goldschmidt Biology of Citrus. Cambrige University Press. Sagee, O and Y Erner, Gibberellins and abscisic acid contents during floering ang fruit set of 'Shamaouti' orange. Scientia Horticulturae. 48 : Southwich, S.M and T.L. Davenport Modification of water Stress-induced floral response in Tahiti Lime. J. Amer. Soc.HortSci. 112(2): Supriyanto, A., Penelitian dan Pengkajian Penerapan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat. Laporan Lokakarya Evaluasi dan Pengembangan Model Inovasi Agribisnis Jeruk dan Cabai Merah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Susanto, S., S. minten dan A. Mursyada Pengaruh strangulasi terhadap pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan. Jurnal Agrotropika. Submitted. Yumanishi, O.K., and K.Hasegawa Trunk strangulation responds to the mental effect of heavy shade on fruit size and quality of 'Tosa Butan' Pummelo. J.Hort.Sci.70(6):

Retno Pangestuti, Sutopo dan Suhariyono BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TENGAH 2 BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA ABSTRAK

Retno Pangestuti, Sutopo dan Suhariyono BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TENGAH 2 BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA ABSTRAK PENENTUAN WAKTU STRESS AIR OPTIMUM UNTUK MEMPRODUKSI BUAH PAMELO DI LUAR MUSIM (Time Determination of Optimum Water Stress to Produce of Season Pummelo) 1 2 2 Retno Pangestuti, Sutopo dan Suhariyono 1

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada areal pertanaman jeruk pamelo di lahan petani Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck)

KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck) 1 KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck) Muhammad Thamrin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman ini mampu beradaptasi dengan

Lebih terperinci

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP KURSUS GRATIS Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. 02 ISSN: 1410-9905 PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI

Lebih terperinci

Kajian Dampak Iklim Ekstrim Curah Hujan Tinggi (La-Nina) Pada Jeruk Siam (Citrus Nobilis var. Microcarpa) Di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Lumajang

Kajian Dampak Iklim Ekstrim Curah Hujan Tinggi (La-Nina) Pada Jeruk Siam (Citrus Nobilis var. Microcarpa) Di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Lumajang Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 2 No 1 / Februari 2014 Kajian Dampak Iklim Ekstrim Curah Hujan Tinggi (La-Nina) Pada Jeruk Siam (Citrus Nobilis var. Microcarpa) Di Kabupaten Banyuwangi, Jember

Lebih terperinci

Periode Pertunasan, Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Keprok Batu 55

Periode Pertunasan, Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Keprok Batu 55 Periode Pertunasan, Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Keprok Batu 55 Yenni, A. Supriyanto dan O. Endarto Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika J1. Raya Tlekung No.l Junrejo Kota Batu Jatim 65301.

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PEMUPUKAN NPK BERDASARKAN PANEN BUAH TANAMAN JERUK SIAM MADU DI KABUPATEN KARO

PENGKAJIAN PEMUPUKAN NPK BERDASARKAN PANEN BUAH TANAMAN JERUK SIAM MADU DI KABUPATEN KARO PENGKAJIAN PEMUPUKAN NPK BERDASARKAN PANEN BUAH TANAMAN JERUK SIAM MADU DI KABUPATEN KARO (The Assessment of NPK Fertilizer Dosages Based on Fruit Harvested on Citrus cv. Siam Madu in the Regency of Karo)

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI OLEH : HENDRIKSON FERRIANTO SITOMPUL/ 090301128 BPP-AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN

III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Analysis of branches and shoot model of Jatropha curcas L. Abstract The objective of this research was to analyze pattern of branching,

Lebih terperinci

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.)

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.) TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.) Didiek Kristianto dan Ica Purwanti Balai Penelitian Tanaman Jeruk & Buah SubtropikaJl.Raya Tlekung

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

GEOGRAFIS. Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012

GEOGRAFIS. Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012 IKLIM Sepanjang tahun 2011 ratarata kelembaban udara di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan mencapai82 persen. Kelembaban terendah terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata kelembaban udara sebesar 78

Lebih terperinci

STUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1

STUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1 STUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1 Abstract: Hippeastrum at bali botanical garden is one of point interest for visitor

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON SECARA ORGANIK DENGAN PEMANGKASAN PUCUK DAN PEMBERIAN BOKASHI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON SECARA ORGANIK DENGAN PEMANGKASAN PUCUK DAN PEMBERIAN BOKASHI SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON SECARA ORGANIK DENGAN PEMANGKASAN PUCUK DAN PEMBERIAN BOKASHI Oleh: Oshi Avila 11082200366 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.) PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.) Didi Kuntoro 1), Rahayu Sarwitri 2), Agus Suprapto 3) Abstract An experiment about of the effect auxin kind on

Lebih terperinci

CH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang

CH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Agroklimat Wilayah Penelitian Dari hasil analisis tanah yang dilakukan pada awal penelitian menunjukan bahwa tanah pada lokasi penelitian kekurangan unsur hara

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH : RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH : SARAH VITRYA SIDABUTAR 080301055 BDP-AGRONOMI PROGRAM

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh : PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3 SKRIPSI Oleh : RUTH ERNAWATY SIMANUNGKALIT 060301034 BDP AGRONOMI PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,

Lebih terperinci

KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR

KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR Retna Qomariah, Agus Hasbianto, Susi Lesmayati, dan Hikmah Hasan Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN INSIDENSI HAMA PENYAKIT BEBERAPA VARIETAS JERUK DARI BIBIT BEBAS CVPD

PERTUMBUHAN DAN INSIDENSI HAMA PENYAKIT BEBERAPA VARIETAS JERUK DARI BIBIT BEBAS CVPD PERTUMBUHAN DAN INSIDENSI HAMA PENYAKIT BEBERAPA VARIETAS JERUK DARI BIBIT BEBAS CVPD (Growth and Incidence of Pest and disease on Several Citrus Varieties) Al-KS. Prajitno dan Arlyna B. Pustika BALAI

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana Marza Ayu Dea Ranti Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda

Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda Effectiveness of Strangulation as Flowering Induction

Lebih terperinci

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN 422 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN FERTILIZATION OF NPK ON LOCAL DURIAN (Durio zibethinus

Lebih terperinci

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA Moch. Romli Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias mempunyai peran sangat penting dalam perdagangan komoditas pertanian dan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Sari (2008), komoditas agribisnis

Lebih terperinci

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerentanan Produktifitas Tanaman Padi Analisis potensi kerentanan produksi tanaman padi dilakukan dengan pendekatan model neraca air tanaman dan analisis indeks kecukupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI Effects of Various Weight of Shallot Bulb Derived from First Generation

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI OLEH: RIZKI RINALDI DALIMUNTHE 080301018 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan Menjadi bagian dari negara Kepulauan Indonesia, Surabaya dikaruniai oleh iklim tropis dengan kelembaban udara cukup tinggi sepanjang tahun, yakni antara 70-90%. Secara geografis, Kota Pahlawan ini berada

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI SITOKININ TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH PARTENOKARPI PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) Oleh :

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI SITOKININ TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH PARTENOKARPI PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) Oleh : PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI SITOKININ TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH PARTENOKARPI PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) Oleh : Elva Rahmayani, Rizki, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jemk Besar Jeruk besar (Citrus grarrdis L) merupakan tanaman asli Indonesia. Selain di Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar dikenal

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl SKRIPSI OLEH: DEWI MARSELA/ 070301040 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR SKRIPSI RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR Oleh: Darniati 10982005491 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI OLEH: VERNANDO SIMANULLANG/070307012 BDP PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN 110301254 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. 02 ISSN: 1410-9905 PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1.Neraca Air Lahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948). Tabel 1. Hubungan antara rata-rata curah hujan efektif dengan evapotranspirasi Bulan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH: PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH: ARIF AL QUDRY / 100301251 Agroteknologi Minat- Budidaya Pertanian Perkebunan PROGRAM

Lebih terperinci

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017 Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk ZA, NPK, Urea terhadap Pertumbuhan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) pada Industri Pembibitan Tanaman Lansekap di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur I PUTU MERTAYASA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT. Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H

SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT. Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H0709011 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura yang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura yang cukup penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Lebih terperinci

Disampaikan pada : Kursus Inovasi, Balitjestro Innovation Technology Expo (BITE) Batu, 06 Agustus 2016

Disampaikan pada : Kursus Inovasi, Balitjestro Innovation Technology Expo (BITE) Batu, 06 Agustus 2016 TIM BALITJESTRO Disampaikan pada : Kursus Inovasi, Balitjestro Innovation Technology Expo (BITE) Batu, 06 Agustus 2016 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Jl. Raya Tlekung No 1, Batu - Jawa

Lebih terperinci

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR Prihyanti Lasma E. Sinaga 080301053 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Antitranspiran Chitosan Terhadap Pembuahan dan Produksi Salak Gula Pasir di Luar Musim

Pengaruh Konsentrasi Antitranspiran Chitosan Terhadap Pembuahan dan Produksi Salak Gula Pasir di Luar Musim I KETUT SUNARKA et al. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pembuahan dan Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pembuahan dan Produksi Salak Gula Pasir di Luar Musim I KETUT SUNARKA, I NYOMAN RAI *), DAN NI LUH KARTINI

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PENGARUHKOMPOSISI MEDIA TANAM DANTAKARAN AIR CUCIAN BERASTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA. (Brassica oleracea botrytis L.

PENGARUHKOMPOSISI MEDIA TANAM DANTAKARAN AIR CUCIAN BERASTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA. (Brassica oleracea botrytis L. PENGARUHKOMPOSISI MEDIA TANAM DANTAKARAN AIR CUCIAN BERASTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea botrytis L.) SKRIPSI Oleh Samsul Arifin NIM : 2010-41-038 PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) EFFECT OF DENSITY AND PLANTING DEPTH ON THE GROWTH AND RESULTS GREEN BEAN (Vigna radiata L.) Arif Sutono

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril SKRIPSI PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril UIN SUSKARIAU Oleh : Etri Jayanti 10982008624 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAMAN MANGGA BERBASIS IKLIM DANDINAMIKA WAKTU PANEN ABSTRAK

PENGEMBANGAN TANAMAN MANGGA BERBASIS IKLIM DANDINAMIKA WAKTU PANEN ABSTRAK PENGEMBANGAN TANAMAN MANGGA BERBASIS IKLIM DANDINAMIKA WAKTU PANEN Nono Sutrisno 1, Budi Kartiwa 1 1 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi email korespondensi: ns_saad@yahoo.com danns.saad85@gmail.com

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/100301085 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH CEKAMAN GARAM TERHADAP PRODUKSI ASAM ORGANIK DAN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH CEKAMAN GARAM TERHADAP PRODUKSI ASAM ORGANIK DAN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH CEKAMAN GARAM TERHADAP PRODUKSI ASAM ORGANIK DAN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) KARYA TULIS ILMIAH (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak

Lebih terperinci

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI 1 RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH : MUTIA DINULIA PUTRI / 120301185 AGROEKOTEKNOLOGI-PET

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian..

Lebih terperinci

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL SKRIPSI PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL Oleh: Nurpita Dewi 11082201728 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PENGARUH MEDIA TANAM TOP SOIL, DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) SKRIPSI Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ 100301068 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

DINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L.

DINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L. DINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L.) The Dynamic of Flower and Fruit Fall by N Tissue Status and CPPU

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L. PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.) SKRIPSI Oleh : Galih Andi Prasetyo NIM : 2010-41-005 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI 19 RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI Oleh: KHAIRUNNISA 100301046 / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET 1 RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET (Hevea brassiliensis Muell Arg.)TERHADAP PEMBERIAN ASAM ASETIK NAFTALEN 3,0 % DENGAN CARA PENGOLESAN DI LUKA PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA TANAM

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

RIAP Gyrinops verstegii (Gilg) DOMKE PADA LAHAN DENGAN KEDALAMANMUKA AIR TANAH YANG BERBEDA

RIAP Gyrinops verstegii (Gilg) DOMKE PADA LAHAN DENGAN KEDALAMANMUKA AIR TANAH YANG BERBEDA RIAP Gyrinops verstegii (Gilg) DOMKE PADA LAHAN DENGAN KEDALAMANMUKA AIR TANAH YANG BERBEDA Mirna Umagapi (1), E. F. S. Pangemanan (1), J. A. Rombang (1), Marthen. T. Lasut (1) 1 Program Studi Ilmu Kehutanan,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH : PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH : RIAN EKO PRADANA / 110301061 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci