TINJAUAN PUSTAKA Lada ( Piper nigrum L.) Sejarah Tanaman Lada Botani Lada
|
|
- Sucianty Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3 TINJAUAN PUSTAKA Lada (Piper nigrum L.) Sejarah Tanaman Lada Lada ditemukan pertama kali di daerah Western Ghast, India. Lada ditemukan tumbuh liar di daerah pegunungan Assam (India) dan utara Burma. Tumbuhan ini kemudian mulai dibudidayakan dan menjadi barang berharga ketika mulai diintroduksi ke Eropa dan dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno. Theophratus ( B.C), seorang filsaat Yunani yang dikenal sebagai Bapak Botani menyebutkan dua tipe lada yang digunakan di Yunani dan Romawi yaitu black pepper (lada hitam), Piper nigrum dan long pepper (lada panjang), Piper longum. Lada kemudian menyebar dari Malabar (India) ke daerah-daerah Eropa dan Asia termasuk Indonesia. Lada kemungkinan dibawa masuk ke Indonesia oleh masyarakat Hindu ke daerah Jawa antara 100 B.C dan 600 A.D (Purseglove et al. 1981). Sentra produksi lada di Indonesia adalah di daerah Lampung, Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung. Kedua daerah ini memproduksi kurang lebih 90% dari produksi lada di Indonesia. Daerah penghasil lada lainnya yaitu Bengkulu, Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan (Mustika 1990). Botani Lada Lada berasal dari bahasa sanskerta pippali, dalam bahasa Inggris disebut pepper, dalam bahasa Yunani disebut peperi, dan bahasa latin piper. Lada dikelompokkan dalam famili Piperaceae, genus Piper, spesies Piper nigrum. Tanaman lada merupakan tanaman tahunan yang memanjat dan berbuku-buku. Ketinggian tanaman ini dapat mencapai 10 m, namun dalam budidaya dibatasi hingga ketinggian 4 m dan melekat pada tiang panjat (tajar) agar memudahkan dalam pemeliharaan. Tanaman lada termasuk tanaman kelompok dikotil yang memiliki akar tunggang. Akar utama terletak pada dasar batang dengan panjang 3-4 m, sedangkan akar-akar dari buku di atas permukaan tanah panjangnya hanya 3-5 cm yang berfungsi untuk menempel pada tiang panjat yang sering disebut
2 4 sebagai akar panjat atau akar lekat. Akar lekat hanya tumbuh di buku-buku batang utama dan cabang ortotrop, sedangkan di cabang produksi (plagiotrop) tidak muncul akar lekat (Purseglove et al. 1981). Batang atau cabang tanaman lada berupa sulur panjat yang berbuku-buku dengan panjang buku berkisar antara 5-12 cm, batang berbentuk silindris serta mempunyai akar lekat. Warna batang bervariasi antara hijau muda, hijau tua, hijau keungu-unguan atau hijau keabu-abuan. Batang yang sudah tua berwarna kehitaman dengan diameter 4-6 cm. Selain mempunyai sulur panjat, tanaman lada juga mempunyai sulur (cabang) buah, sulur gantung, dan sulur tanah. Sulur panjat atau cabang panjat dikenal juga sebagai cabang ortotrop, sedangkan cabang buah sering dikenal sebagai cabang plagiotrop. Cabang plagiotrop muncul baik dari batang primer maupun cabang ortotrop. Cabang ini berukuran relatif pendek, agak kecil, dan tidak dilengkapi dengan akar di buku-bukunya, selalu tumbuh menyamping dan dari cabang ini masih bisa muncul beberapa ranting. Sulur gantung sebenarnya adalah cabang ortotrop, tetapi akar lekatnya tidak menemukan tempat untuk melekat sehingga posisinya menggantung. Sulur tanah sama dengan sulur gantung tetapi posisinya merambat di permukaan tanah (Purseglove et al. 1981, Sutarno & Andoko 2005). Tanaman lada berdaun tunggal, tidak berpasangan, berseling dan tumbuh pada setiap buku. Daun muda berwarna hijau muda, ungu, atau coklat muda, sedangkan daun tua berwarna hijau tua mengkilat pada permukaan atas. Bentuk daun bervariasi dari bulat telur hingga bentuk jantung, ukuran daun bervariasi dengan panjang berkisar antara 8-20 cm dan lebar berkisar antara 4-12 cm, sedangkan panjang tangkai daun 1,8-2,6 cm. Bunga lada terdapat pada cabang plagiotrop (cabang buah), tersusun dalam bulir (spike) dengan panjang bulir antara 3-15 cm. Buah lada termasuk buah buni atau buah batu dengan dinding buah yang terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan luar (exocarp), lapisan tengah (mesocarp), dan lapisan dalam (endocarp). Buah lada berbentuk bulat, pada waktu muda berwarna hijau tua dan ketika masak berwarna merah, dengan diameter ± 4-6 mm (Laba 2005, Purseglove et al. 1981).
3 5 Jenis Lada Lada berdasarkan sosok tanamannya dapat dibedakan menjadi lada panjat dan lada perdu. Perbedaan keduanya bukan terletak pada jenis atau varietas lada, namun pada cara perbanyakan tanaman. Tanaman lada yang diperbanyak dengan stek cabang ortotrop akan tumbuh menjadi lada panjat, sedangkan tanaman yang diperbanyak dengan stek cabang plagiotrop akan tumbuh menjadi lada perdu. Lada panjat memerlukan tajar atau tiang panjat dalam teknik budidayanya. Tiang panjat yang digunakan dapat berupa tiang panjat hidup atau tiang panjat mati. Tegakan hidup yang populer adalah tanaman gamal (Gliricidia maculata) dan dadap cangkring (Erythrina fusca). Kedua jenis tanaman ini termasuk famili Leguminoseae yang toleran terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman lada. Tegakan mati yang baik diantaranya adalah kayu besi, melangir, dan mendaru (Syakir 2010, Sutarno & Andoko 2005). Lada juga dibedakan berdasarkan varietasnya. Beberapa varietas yang menjadi varietas unggul diantaranya adalah varietas Natar 1, Natar 2, Lampung Daun Lebar (LDL) atau Petaling 1, dan varietas Jambi atau Petaling 2. Selain itu, di daerah-daerah penghasil lada dikenal pula lada jenis Kerinci, Bangka, dan Bulok Belantung (Deptan 1980, Hamid & Rahayuningsih 1990, Mansjur 1980). Varietas Natar 1 memiliki daun muda berwarna kuning pucat keunguan, daun tua berwarna berwarna hijau hingga hijau tua, tulang daun bersirip ganjil, anak tulang daun empat, permukaan daun licin mengkilat. Sulur gantung dan sulur buah banyak, sifat pembungaan teratur dan agak lambat berbunga. Panjang bulir 8,71 cm, daya hasil ± 2,50 kg/pohon lada hitam kering, derajat toleransi terhadap penyakit busuk pangkal batang medium atau toleran. Varietas Natar 2 memiliki daun muda berwarna kuning pucat keunguan, daun tua berwarna hijau tua, memiliki tulang daun bersirip ganjil, jumlah anak tulang daun enam, permukaan berombak. Batang muda berwarna ungu kehijauan, berbentuk pipih agak bulat. Sulur gantung sedikit, panjang bulir ± 8,1 cm, sifat pembungaan teratur dimulai pada umur 12 bulan. Daya hasil varietas ini mencapai ± 2,20 kg/pohon lada hitam kering (Hamid & Rahayuningsih 1990). Varietas Petaling 1 atau LDL memiliki daun muda berwarna hijau pucat mosaik, daun tua berwarna hijau tua, tulang daun bersirip ganjil, anak tulang daun
4 6 berjumlah enam, permukaan daun licin mengkilat. Daun berukuran besar dan agak tipis terutama pada tanaman yang masih muda. Warna batang muda ungu kehijauan, berbentuk pipih, percabangan simpodial dengan kedudukan tegak, dan sulur gantung banyak. Sifat pembungaan teratur, dimulai pada umur 10 bulan. Panjang bulir 8,7 cm, daya hasil lebih tinggi dibandingkan varietas Natar 1 dan Natar 2, yaitu ± 2,80 kg/pohon lada putih kering. Derajat toleransi terhadap penyakit kuning medium, tetapi derajat toleransi terhadap penyakit busuk pangkal batang rendah (Hamid & Rahayuningsih 1990). Varietas petaling 2 atau Jambi memiliki daun muda berwarna kuning pucat kehijauan, daun tua berwarna hijau tua, bersirip ganjil dengan anak tulang daun berjumlah enam, dan berbentuk lebih besar ke tangkai. Batang muda berwarna ungu kehijauan hingga hijau kecoklatan, berbentuk pipih, sulur gantung sedikit. Sifat pembungan teratur, dimulai pada umur 11 bulan. Panjang bulir 7-11,5 cm, daya hasil mencapai ± 3,0 kg/pohon. Varietas ini menghasilkan buah lada paling besar dibandingkan tiga varietas diatas. Buah berbentuk telur, kulit buah tebal, dan berbiji kecil. Derajat toleransi terhadap penyakit kuning kurang tahan, sedangkan derajat toleransi terhadap penyakit busuk pangkal batang rendah sampai sedang (Deptan 1980, Hamid & Rahayuningsih 1990). Lada juga dapat dibedakan berdasarkan produk akhirnya yaitu lada hitam lada putih, dan lada hijau. Beberapa jenis lada hitam dan lada putih yang dikenal di dunia diantaranya adalah Indian black pepper, Lampong black pepper, Sarawak black pepper, Brazilian black pepper, Sri Lankan black pepper, Muntok white pepper, Sarawak white pepper, Brazilian white pepper (Purseglove et al. 1981). Manfaat Lada Lada selain digunakan sebagai bumbu atau rempah-rempah berbagai masakan seperti sop, daging, ikan serta campuran beberapa produk seperti saus dan kecap, juga dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, serta industri kosmetik dan parfum. Pada abad XIV dan XV, di Jerman lada lada bahkan dipergunakan sebagai nilai tukar seperti halnya uang (Purseglove et al. 1981).
5 7 Syarat Tumbuh Lada Lada sangat cocok ditanam di daerah tropis dengan curah hujan mm per tahun dan temperatur optimum C. Lada dapat tumbuh hingga ketinggian 1500 m di atas permukaan laut, tetapi paling baik pada ketinggian sekitar 500 m dpl. Lada dapat tumbuh dengan subur pada tanah-tanah yang subur secara fisik dan kimia serta drainase yang baik. Tanah-tanah liat berpasir, tanah lateritis-podsolik komplek dan tanah latosol dengan ph tanah berkisar antara 5,5-6,5 sangat baik untuk pertumbuhan tanaman lada. (Deptan 1980, Mansjur 1980, Purseglove et al. 1981). Hama dan Penyakit Lada Hama utama yang menyerang tanaman lada diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Hama penggerek batang Hama penggerek batang Lophobaris piperis (Coleoptera: Curculionidae) tersebar hampir di seluruh daerah pertanaman lada di Indonesia. Penggerek batang merupakan hama yang paling merugikan. Larvanya menggerek batang dan cabang dekat buku-buku, dan pada serangan berat dapat menyebabkan kematian tanaman. Serangga dewasa menyerang pucuk, bunga, dan buah sehingga dapat menurunkan produksi dan kualitas buah (Balittri 2007). Kumbang ini aktif dari pukul , perkembangannya sangat cepat karena kumbang betina mampu bertelur butir telur per betina setiap kali musim berkembang biak. Spesies lain yang menyerang tanaman lada yaitu Lophobaris seretipes yang di daerah lampung dikenal dengan sebutan gagadja (Kalshoven 1981, Sutarno dan Andoko 2005). Salah satu musuh alami hama ini yaitu Spathius piperis yang merupakan parasitoid larva Lophobaris piperis (Deptan 2002). 2. Hama pengisap bunga Hama pengisap bunga, Diconocoris hewetti (Hemiptera: Tingidae) di Bangka dikenal dengan sebutan kapal terbang. Daerah persebarannya meliputi daerah Sumatera dan Kalimantan, dan pada tahun 1930 hama ini dilaporkan menjadi masalah serius di daerah Bangka. Hama pada stadia nimfa maupun dewasa dapat merusak bunga dan tandan bunga. Serangan ringan menyebabkan
6 8 tandan rusak, salah bentuk, dan buah sedikit. Bila tanaman terserang berat, seluruh bunga akan rusak, tangkai bunga menjadi hitam dan akhirnya bunga gugur sebelum waktunya. Hama ini juga menyerang buah lada yang masih muda. Serangan hama ini dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 30% (Balittri 2007, Kalshoven 1981). Pengendalian dengan menanam varietas lada berbunga semusim, penyemprotan dengan cendawan Beauveria bassiana, Spicaria sp. sebanyak 2 kali setiap bulan pada musim bunga (Deptan 2002). 3. Hama pengisap buah Hama pengisap buah, Dasynus piperis (Hemiptera: Coreidae) dikenal dengan berbagai nama seperti kepik, kepinding, walang sangit, dan di Bangka disebut semunyung atau bilahu (Kalimantan). Hama pada stadium nimfa maupun dewasa mengisap cairan buah. Serangan pada buah muda menyebabkan tandan buah banyak yang kosong, sedangkan pada buah tua mengakibatkan buah hampa, kering, dan gugur (Balittri 2007). Pengendalian dapat dilakukan dengan memanfaatkan cendawan antagonis Beauveria bassiana dan Spicaria sp. (Deptan 2002). Penyakit yang banyak menyerang tanaman lada diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penyakit kuning Penyakit kuning merupakan penyakit tular tanah yang disebabkan oleh nematoda Radopholus similis dan Meloidogyne incognita, kesuburan tanah yang rendah dan serangan cendawan Fusarium solani dan F. oxysporum. Tanaman yang terserang penyakit kuning tidak segera mati, tetapi produktivitas menurun dengan drastis. Gejala yang nampak yaitu terjadinya penghambatan pertumbuhan tanaman, daun menjadi kuning, kaku tergantung tegak lurus dan semakin lama daun akan semakin mengarah ke batang. Daun-daun yang menguning tidak layu, tetapi sangat rapuh sehingga secara bertahap daun-daun tersebut gugur (Mustika et al. 2003). 2. Penyakit busuk pangkal batang Busuk pangkal batang atau busuk kaki (foot rot) disebabkan oleh cendawan Phytophthora capsici. Gejala yang paling mencolok adalah tanaman menunjukkan gejala layu. Daun menjadi kuning, layu, dan sering kali menjadi
7 9 hitam mulai dari ujungnya. Daun kemudian akan gugur dari mulai cabang-cabang yang paling bawah dan menjalar ke atas. Setelah tampak gejala layu, biasanya penyakit berkembang dengan lebih cepat, sehingga tanaman dapat mati dalam waktu 10 hari (Semangun 2000). 3. Penyakit kerdil Penyakit kerdil disebabkan oleh oleh dua jenis virus, yaitu Piper Yellow Mottle Virus (PYMV) yang ditularkan oleh kutu putih Planococcus minor (Hemiptera: Pseudococcidae) dan Ferrisia virgata (Hemiptera: Pseudococcidae); serta Cucumber Mosaic Virus (CMV) yang pernah dilaporkan ditularkan oleh Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae) (Balfas et al. 2007). Gejala penyakit ini awalnya terjadi pada daun-daun pucuk dan tunas-tunas muda yang mengalami perubahan bentuk (malformasi), sementara daun-daun bawah masih tampak normal. Pada tanaman yang terserang lanjut daun-daun pucuk menunjukkan gejala mosaik, bentuknya berubah, kecil-kecil, sempit, tidak setangkup (simetris), ada yang berbentuk sabit, berkerut atau keriting, dan umumnya rapuh. Daun-daun yang tumbuh normal mempunyai bercak-bercak klorosis bersudut tidak teratur. Tunas-tunas baru yang terbentuk mempunyai ruas-ruas yang pendek (Semangun 2000). 4. Penyakit akar Penyakit akar yang dimaksud adalah penyakit akar yang disebabkan oleh patogen dari kelompok cendawan. Cendawan akar yang dapat menyerang tanaman lada diantaranya adalah Fomes lignosus Klotzch penyebab penyakit akar putih, Ganoderma lucidium penyebab penyakit akar merah, dan penyakit akar hitam yang disebabkan cendawan Rosellinia bunodes (Purseglove et al. 1981). 5. Mati pucuk (die back) Mati pucuk sering terjadi pada cabang-cabang tanaman yang dalam keadaan lemah. Ujung-ujung cabang mati dan kematian meluas ke pangkal (Semangun 2000). Purseglove et al. (1981) menyebutkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh Cortisium salmonicolor Berk. & Br., penyebab penyakit jamur upas (pink disease) atau disebabkan oleh cendawan Marasmius scandens Massee. Penyakit-penyakit lain yang menyerang tanaman lada diantaranya adalah penyakit karat merah yang disebabkan oleh alga Cephaleuros parasiticus Karst,
8 10 penyakit antraknosa yang disebabkan cendawan Colletotrichum sp., hawar rambut kuda yang disebabkan Marasmius crinisequi F. Muell. Ex. Kalch., dan bercak daun yang dapat disebabkan oleh berbagai macam cendawan seperti Pestalotia, Colletotrichum, Curvularia, dan Fusarium (Purseglove et al. 1981, Semangun 2000). Penyakit Kuning Gejala Penyakit Kuning Gejala pertama tampak dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman, tetapi gejala menguning yang khas dan gugurnya daun-daun pada umumnya terjadi setelah tanaman berbuah pertama kali, selanjutnya diikuti dengan perubahan warna daun dan dahan menjadi kuning secara bertahap. Kadang-kadang perubahan tersebut tidak dapat dibedakan lagi, sehingga kelihatannya proses menguningnya daun dan batang tersebut terjadi secara serentak. Jika tanaman yang terserang telah menghasilkan buah maka daun-daun gugur lebih cepat, sedangkan bulir-bulir lada tidak cepat gugur seperti daun. Tanaman yang tua juga dapat terserang nematoda dan mati dalam waktu yang pendek karena lignifikasi akar-akar pohon berlangsung lambat. Kerusakan terjadi pada jari-jari empulur yang lebar karena dimasuki oleh nematoda dan menyebabkan kematian akar. Jika akar tanaman yang terserang diamati terlihat adanya luka-luka nekrosis yang disebabkan oleh nematoda Radopholus similis dan puru yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne incognita (Mustika 1990, 2005, Semangun 2000). Penyebab Penyakit Kuning Penyakit kuning disebabkan oleh keadaan yang sangat kompleks yaitu adanya serangan nematoda Radopholus similis dan Meloidogyne incognita, cendawan Fusarium solani dan Fusarium oxysporum, serta kesuburan dan kadar air tanah mempengaruhi terjadinya penyakit kuning. Walaupun demikian, nematoda adalah faktor utama penyebab penyakit kuning, sedangkan faktor lainnya memperlemah kondisi tanaman yang telah terserang nematoda tersebut (Mustika 1990, 2005).
9 11 Nematoda adalah binatang yang bergerak aktif, lentur dan berbentuk seperti pipa, hidup pada permukaan yang lembab atau lingkungan yang berair (Dropkin 1992). Nematoda R. similis masuk ke dalam akar tanaman lada 24 jam setelah inokulasi. Sel-sel sekitar tempat penetrasi nematoda berubah menjadi coklat tua, dan 72 jam setelah penetrasi terbentuk luka-luka pada akar. Nematoda betina meletakkan telur diantara korteks akar. Nematoda tersebut tidak menyerang empulur akar, tetapi xylem tersumbat oleh zat seperti getah (Mustika 1990). Bagian yang disukai untuk penetrasi adalah daerah ujung akar, namun ada pula yang melakukan penetrasi 1-1,5 cm di atas daerah ujung akar. Nematoda kemudian membentuk terowongan hingga ke bagian korteks akar melalui proses lisis (Mustika 2005). Radopholus similis adalah nematoda luka akar yang semi-endoparasit, terutama hidup di dalam akar, tetapi dapat bermigrasi melalui tanah ke tanaman lain. Nematoda betina dewasa dapat hidup lama di dalam tanah yang lembab, tetapi dalam kondisi ini larva akan segera mati. Infestasi primer dilakukan oleh nematoda betina yang memasuki ujung akar rambut, kemudian membuat terowongan longitudinal melalui parenkim. Nematoda bergerak di dalam akar melalui sel-sel korteks. Sel-sel yang terserang segera mati dan tampaklah bercakbercak luka yang gelap. Jika bagian akar tersebut membusuk, maka nematoda akan berpindah-pindah mencari akar yang masih sehat dengan menyerang semua jaringan parenkim. Infestasi nematoda ini segera diikuti oleh kerusakan sekunder oleh serangan bakteri dan cendawan saprofit yang menyebabkan busuk akar. Pada suhu C, siklus hidup R. similis berlangsung 35 hari. Temperatur optimum untuk perkembangbiakan nematoda ini adalah 27 C (Mustika 1990, Semangun 2000). Stadia larva 2 nematoda Meloidogyne incognita, menyerang tanaman lada dengan cara masuk ke dalam akar dan makan pada jaringan parenkim. Serangan nematoda ini menyebabkan sel-sel di sekitar kepala nematoda membengkak dan disebut sel raksasa (giant cells). Sel-sel raksasa tersebut kemudian menjadi sumber makanan bagi nematoda. Nematoda tidak berpindah selama di dalam akar, tetapi tetap makan pada sel-sel raksasa hingga menyelesaikan siklus hidupnya. Terjadinya sel-sel raksasa menyebabkan akar membengkak dan ukurannya
10 12 berbeda-beda tergantung pada kepekaan tanaman. Akar yang membengkak berisi nematoda betina beserta kelompok telur. Satu kelompok telur berisi sekitar telur. Satu siklus nematoda ini berlangsung sekitar hari (Mustika 2005). Pengendalian penyakit Pengendalian yang tepat adalah dengan pengendalian terpadu, mengingat kompleksnya penyebab penyakit kuning pada lada. Komponen pengendaliannya antara lain adalah penggunaan varietas tahan, teknik budidaya, pengendalian hayati, serta penggunaan pestisida. Mustika et al (1993) menyebutkan bahwa penggunaan bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan lada dan mengurangi populasi nematoda. Mustika et al. (2000) mengungkapkan penggunaan agens hayati Pasteuria penetrans yang dikombinasikan dengan pemberian kapur pertanian juga dapat menekan penyakit kuning. Selain itu, ekstrak biji mimba diketahui bersifat toksik terhadap nematoda lada, dan pemberian bahan organik serta kapur pertanian dapat menurunkan ph tanah dan mendukung perkembangan agens antagonis dalam tanah khususnya cendawancendawan perangkap nematoda (Mustika et al 1993, 2000, 2003, 2005). Pengendalian Hama Terpadu (PHT) PHT atau IPM (Integrated Pest Management) merupakan suatu sistem pengelolaan populasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang memanfaatkan semua teknik pengendalian yang sesuai, sekompatibel mungkin untuk tujuan mengurangi populasi OPT dan mempertahankannya agar tetap berada di bawah jumlah populasi hama yang dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi. Tujuan PHT sendiri adalah memantapkan hasil dalam taraf yang telah dicapai oleh teknologi pertanian maju, mempertahankan kelestarian lingkungan, melindungi kesehatan produsen dan konsumen, meningkatkan efisiensi masukan dalam produksi, serta meningkatkan kesejahteraan/ pendapatan petani. Penerapan PHT merupakan alternatif pengendalian OPT tanpa memakai pestisida yang berlebihan, yang dikeluarkan pemerintah melalui Inpres No.3/1986, yakni usaha menurunkan tingkat populasi hama di bawah ambang ekonomi, yang beresensi menciptakan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan, dengan cara antara
11 13 lain: Pengaturan pola tanam, penanaman varietas unggul tahan hama, eradikasi dan sanitasi, penggunaan pestisida secara bijaksana. Beberapa teknik dasar PHT lain yaitu pemanfaatan pengendalian hayati yang asli di tempat tersebut, pengoptimalan pengelolaan lingkungan melalui penerapan kultur teknik yang baik, dan penggunaan pestisida secara selektif (Oka 1995). Faktor kunci dalam penerapan PHT yang harus diperhatikan diantaranya adalah pemahaman mengenai ekosistem pertanian, perencanaan ekosistem pertanian, perhitungan rasio biaya/keuntungan dan keuntungan/resiko, kerusakan yang dapat ditoleransi, upaya meninggalkan residu OPT, waktu aplikasi pestisida yang tepat, serta pengertian dan penerimaan oleh masyarakat. Implementasi PHT di lapangan sangat dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat terhadap konsep PHT itu sendiri. Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya implementasi PHT di lapangan yaitu melalui SL-PHT (Sekolah Lapang-PHT). Azas-azas penting pelatihan PHT diterapkan dalam SL-PHT diantaranya yaitu lahan sebagai sarana belajar utama, belajar dari pengalam sendiri menyelesaikan permasalahan di lapangan, pengkajian agroekosistem untuk pengambilan keputusan pengelolaan lahan, metode dan bahan yang digunakan praktis serta tepat guna, kurikulum berdasarkan ketrampilan yang dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi setempat, pemandu lapang merupakan teman belajar dan fasilitator, petani merupakan pengambil keputusan di lahannya sendiri, dan petani mampu menerapkan 4 prinsip dasar PHT yang meliputi budidaya tanaman sehat, melestarikan dan memanfaatkan musuh alami, pengamatan secara periodik, serta petani sebagai ahli PHT (Dirjen Tanaman Pangan 1993, Elizabeth & Hendayana 2010). Sebagian besar orientasi komoditi perkebunan termasuk lada umumnya adalah terhadap pasar baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). Seiring dengan era globalisasi ekonomi, permintaan terhadap produk yang ramah lingkungan semakin meningkat. Untuk mempertahankan eksisitensi lada sebagai komoditi ekspor non migas yang cukup penting, dilakukan upaya antisipatif tidak hanya pada peningkatan produksi dan produktivitas, tetapi difokuskan pada perbaikan mutu dan teknologi yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif dengan kualifikasi yang mengarah pada eco labeling, dimana proses produksinya diupayakan agar ramah lingkungan, sehingga lada Indonesia mampu
12 14 bersaing di pasar dunia. Salah satu upaya untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan yaitu dengan menerapkan PHT dalam mengatasi serangan OPT pada tanaman lada. Penerapan PHT melalui program SL-PHT tanaman lada diharapkan berperan penting dan menjadi pembuka peluang strategis sebagai upaya menuju pengembangan produksi yang ramah lingkungan serta mendorong agribisnis lada yang mampu dan berdaya saing di pasar lada dunia (Elizabeth & Hendayana 2010).
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PETANI TERHADAP PENYAKIT KUNING PADA TANAMAN LADA DI KABUPATEN BANGKA DAN BANGKA TENGAH ITA SULISTIAWATI
i PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PETANI TERHADAP PENYAKIT KUNING PADA TANAMAN LADA DI KABUPATEN BANGKA DAN BANGKA TENGAH ITA SULISTIAWATI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciOleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan
Lebih terperinciUpaya pengendalian Hama pengerek batang (Lophobaris piperis Marsh.) Tanaman lada dengan menggunakan jamur. Beauveria bassiana. Oleh ;Umiati.
Upaya pengendalian Hama pengerek batang (Lophobaris piperis Marsh.) Tanaman lada dengan menggunakan jamur Beauveria bassiana Oleh ;Umiati.SP Hama merupakan salah satu kendala produksi lada di Indonesia.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Sistem Perakaran Tanaman Pisang Sistem Bercocok Tanam Pisang
3 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Tanaman pisang tumbuh subur di daerah tropis dataran rendah yang curah hujannya lebih dari 1250 mm per tahun dan rata-rata suhu minimum 15 0 C (Simmonds
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar
4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya
Lebih terperinciPENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015
PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor. Sebagai salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi, tanaman lada dijadikan komoditas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat
Lebih terperinciPengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang
1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYAKIT PADA TANAMAN LADA
IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) BERDASARKAN PENGAMATAN SECARA VISUAL DI KEBUN PERCONTOHAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Oleh WANDI FAHRIN NIM. 100500122 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang
Lebih terperinciPERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK
PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Lada
3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Lada Lada merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas penting dari zaman dahulu sampai sekarang. Diantara rempah-rempah lainnya, lada mendapat julukan sebagai raja rempah-rempah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman
TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jarak Pagar Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar sebagai berikut (Hambali, dkk.,
Lebih terperinciPENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51
Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan
Lebih terperinciPEDOMAN. Budidaya Merica BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT (BALITTRO) bekerja sama dengan AGFOR SULAWESI
PEDOMAN Budidaya Merica BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT (BALITTRO) bekerja sama dengan AGFOR SULAWESI 2013 PEDOMAN Budidaya Merica Penulis: Dyah Manohara (Peneliti Balittro) Dono Wahyuno (Peneliti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan
Lebih terperinciMENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh
Lebih terperinciIdentifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang
Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang tergolong tanaman tahunan berbentuk perdu.
Lebih terperinciPENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama
Lebih terperinciStrategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada
Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada Lada merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional andalan yang diperoleh dari buah lada black pepper. Meskipun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. zaman dahulu hingga sekarang. Tanaman ini manfaat utamanya adalah sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Lada Lada merupakan rempah-rempah yang menjadi komoditas penting dari zaman dahulu hingga sekarang. Tanaman ini manfaat utamanya adalah sebagai bumbu masak yang bisa membuat rasa masakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kopi (Coffea sp.) Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) dari literatur Hasbi (2009) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar
TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENELITIAN PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN LADA
PERKEMBANGAN PENELITIAN PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN LADA Supriadi dan Sukamto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Penyakit kerdil sudah lama merupakan kendala pada tanaman lada, baik di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Komoditi Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosa. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN ACARA 1 PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA HUTAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM SIFT CO.ASS : SIWI PURWANINGSIH : 10/301241/KT/06729 : Rabu,15.30 : Hudiya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Lada. mengembangkannya (Ahli Pengobatan, 2014). Lada merupakan tumbuhan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lada Lada atau merica adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekan untuk mengembangkannya (Ahli Pengobatan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang dan Masalah Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat berpotensi dalam perdagangan buah tropik yang menempati urutan kedua terbesar setelah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciFENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM
FENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM I. Latar Belakang Nilam (Pogostemon cablin Benth) atau dilem wangi (Jawa), merupakan tanaman yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Tanaman nilam banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperinciAlternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama
Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA TOMAT
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu
Lebih terperinciMengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati
Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili Oleh : Umiati Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman industri yang mempunyai nilai terbaik dengan kadar vanillin 2,75% (Hadisutrisno,2004).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga
TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan
Lebih terperinciPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan
Lebih terperinciMODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK
MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor rosihan_rosman@yahoo.com ABSTRAK Dalam upaya mendukung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciPENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).
PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia. Data menunjukkan, Indonesia mengekspor kopi ke berbagai negara senilai US$ 588,329,553.00, walaupun
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciTetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima
Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat
Lebih terperinciBUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN
BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4
TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI PENANAMAN LADA DAN SERANGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) DI PROPINSI LAMPUNG DAN PROPINSI BANGKA BELITUNG
PEMETAAN LOKASI PENANAMAN LADA DAN SERANGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) DI PROPINSI LAMPUNG DAN PROPINSI BANGKA BELITUNG Oleh Syahnen dan Ida Roma Tio Uli Siahaan Laboratorium Lapangan Balai Besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.
TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Eucalyptus spp Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman Eucalyptus spp. antara lain: 1. Penyakit pada akar a. Busuk akar Phytophthora Penyakit ini disebabkan
Lebih terperinci1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering
Lebih terperinciASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.
ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama menjadi bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Mula-mula manusia membunuh
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi (Coffea spp.) Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% diekspor sedangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciPengelolaan Penyakit Kuning pada Tanaman Lada oleh Petani di Wilayah Bangka. Management of Yellow Diseases on Pepper by Farmers in Bangka Region
ISSN: -7 Volume 1, Nomor 1, Februari 1 Halaman 16 DOI: 1.16/jfi.1.1. Pengelolaan Penyakit Kuning pada Tanaman Lada oleh Petani di Wilayah Management of Yellow Diseases on Pepper by Farmers in Region Abdul
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunga anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang mampu memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, terus menghasilkan ragam varietas anggrek
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura
S. litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi TINJAUAN PUSTAKA Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadangkadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang
1 I. PENDAHULUAN Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. dan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi
Lebih terperinci