TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh Joko Sunarso A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh Joko Sunarso A"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO-VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Oleh Joko Sunarso A PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2015 to user i

2 digilib.uns.ac.id PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO-VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen) TESIS Oleh Joko Sunarso A Komisi Pembimbing Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Sugiyanto NIP Pembimbing II Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd NIP Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal 2015 Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana UNS Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP commit to user ii

3 digilib.uns.ac.id PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO-VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen) TESIS Oleh Joko Sunarso A Telah dipertahankan di depan penguji dan dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal.2015 Tim Penguji : Jabatan Nama TandaTangan Ketua Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP Sekretaris Prof. Dr. Kiyatno, dr.,pfk.,m.or.,aifo NIP Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Sugiyanto NIP Dr. Sapta Kunta Purnama, M. Pd NIP Mengetahui: Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. NIP Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd commit to user NIP iii

4 digilib.uns.ac.id PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul, PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO - VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen) adalah benar-benar karya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-UNS berhak mempublikasikanya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta, 31 Maret 2015 Mahasiswa, commit to user Joko Sunarso A iv

5 digilib.uns.ac.id MOTTO Berangkat dengan penuh Keyakinan Berjalan dengan penuh Keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi Cobaan commit to user v

6 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati Tesis ini kupersembahkan kepada: 1. Bpk (alm) dan ibu Mainem yang telah merawat, membesarkanku, membimbingku dengan penuh keikhlasan, kasih sayang dan pengorbanan. 2. Sri Widyastuti, SE. Istriku yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat dan penuh kesabaran sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 3. Ketiga buah hatiku Nabil Amar Winarso, Salma Widya Masyita dan Khansa Widya Syakira yang menjadi semangat dalam menjalani hidup ini. 4. Keluarga besar SMP Negeri 2 Sragen. 5. MGMP PJOK Kabupaten Sragen. 6. Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user vi

7 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji Syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmad dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam menyelesaikan tesis ini, peneliti banyak mendapat dorongan, bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Semuanya itu telah menunjang kelancaran kerja sejak menyiapkan penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis sampai pada penulisan tesis ini. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati diucapkan terima-kasih yang sedalam-dalamnya. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Ir. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur PPs UNS yang telah memberikan ijin penelitian dan penyusunan tesis ini. 3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan dan motivasi kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan tesisi ini. 4. Prof. Dr. Sugiyanto, yang telah memberi bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 5. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd., yang telah memberi bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 6. Kepala SMP Negeri 2 Sragen yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian disekolah yang dipimpinnya. 7. Seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga tesis ini dapat selesai. commit to user vii

8 digilib.uns.ac.id 8. Rekan-rekan guru Penjas-Orkes yang tergabung dalam MGMP Penjas-Orkes SMP Kabupaten Sragen yang telah membantu peneliti dalam pengambilan data penelitian. 9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam penelitian ini. 10. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini. Akhirnya peneliti hanya dapat berdo a semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua, dan mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Amin Surakarta, April 2015 Peneliti commit to user viii

9 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv ABSTRAK... xvi ABSTRACT... xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS... 7 A. Kajian Teori Permainan Bolabasket... 7 a. Hakekat Permainan Bolabasket... 8 b. Keterampilan Bolabasket Belajar Keterampilan Gerak a. Hakekat Belajar Gerak b. Tahapan Belajar Keterampilan c. Strategi dan Pembelajaran commit to Keterampilan user Bolabasket ix

10 digilib.uns.ac.id d. Pembelajaran Keterampilan dengan Pendekatan Bermain e. Kondisi Belajar Gerak Umpan Balik (Feedback) a. Pengertian Umpan Balik b. Jenis-jenis Umpan Balik c. Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-Visual d. Umpan Balik Langsung e. Peranan Umpan Balik dalam Penguasaan Keterampilan Bolabasket Persepsi Kinestetik a. Pengetian Persepsi Kinestetik b. Peranan Persepsi Kinestetik terhadap Keterampilan Bolabasket B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Pengajuan Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Metode Penelitian C. Variabel Penelitian D. Definisi Operasional E. Populasi dan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Persyaratan Analisis Varians C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. kesimpulan... commit to user 95 x

11 digilib.uns.ac.id B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN commit to user xi

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X Tabel 2. Ringkasan Anava Dua Faktor Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Belajar Keterampilan Bolabasket Tabel 4. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Baik Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual Tabel 5. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Sedang Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual Tabel 6. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Kurang Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual Tabel 7. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Baik Umpan Balik Langsung Tabel 8. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Sedang Umpan Balik Langsung Tabel 9. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Kurang Umpan Balik Langsung Tabel 10. Statistik Deskriptif Hasil Tes Belajar Keterampilan Bolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Umpan Balik dan Tingkat Persepsi Kinestetik Tabel 11. Nilai Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data commit to user xii

13 digilib.uns.ac.id Tabel 14. Ringkasan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Berdasarkan Umpan balik dan Tingkat Persepsi Kinestetik Tabel 15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Umpan Balik (A1 dan A2) Tabel 16. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Persepsi Kinestetik (B1, B2 dan B3) Tabel 17. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Tabel 18. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians Tabel 19. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor A dan B Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Permainan Bolabasket commit to user xiii

14 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Cara Memegang Bola Gambar 2 Mengoper Gambar 3 Teknik Dasar Menggiring Gambar 4 Gerakan Shooting Gambar 5 Gerakan Shooting Fase Pelaksanaan Gambar 6 Gerakan Shooting Fase Gerak lanjut Gambar 7 Menembak Bola Gambar 8 Komponen-komponen Pendukung Gerakan Efisiensi Gambar 9. Ilustrasi tipe-tipe umpan balik yang berkaitan dengan belajar dan keterampilan gerak Gambar 10. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Videotape terhadap Performa Keseimbangan Pada Balance Beam Gambar 11. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Umpan Balik dan Tingkat Persepsi Kinestetik Gambar 12. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Pada Tiap Kelompok Perlakuan Gambar 13. Bentuk Interaksi Perubahan Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket commit to user xiv

15 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Lampiran 2. Data Siswa Kelas 8 SMP N 2 Sragen sebagai Sampel Penelitian Lampiran 3. Data Tes Awal Keterampilan Dribel Bolabasket Lampiran 4. Data Tes Awal Keterampilan Passing Bolabasket Lampiran 5. Data Tes Awal Keterampilan Shoting Bolabasket Lampiran 6. Data Tes Akhir Keterampilan Dribel Bola Basket Lampiran 7. Data Tes Akhir Keterampilan Passing Bolabasket Lampiran 8. Data Tes Akhir Keterampilan Shoting Bola Basket Lampiran 9. Data Persepsi Kinestetik Kelompok Audio-Visual Lampiran 10. Rekapitulasi Data Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan Keterampilan Bolabasket Lampiran 11. Uji Normalitas Lampiran 12. Uji Homogenitas Lampiran 13. Uji Anava 2 x Lampiran 14. Uji Lanjut Newman Keuls Lampiran 15. Tabel-Tabel Penelitian Lampiran 16. Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran Persepsi Kinestetik Lampiran 17. Petunjuk Pelaksanaan Test Keterampilan Bolabasket Lampiran 18. Program Latihan Keterampilan Bolabasket Menggunakan Umpan Balik Audio-visual Lampiran 19. Program Latihan Keterampilan Bolabasket Menggunakan Umpan Balik Langsung Lampiran 20. Foto-foto Penelitian commit to user xv

16 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Joko Sunarso, A Pengaruh Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio- Visual dan Umpan Bali Langsung terhadap Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Ditinjau dari Persepsi Kinestetik (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen). Tesis, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof.Dr.Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar yang belum optimal sehingga perlu diberikan umpan balik. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai:1.perbedaan pengaruh antara penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dan umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. 2.Perbedaan pengaruh peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan persepsi kinestetik baik, sedang, dan kurang. 3.Di antara variabel-variabel penerapan umpan balik dan persepsi kinestetik, variabel mana sajakah yang memiliki pengaruh interaksi terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen, dengan rancangan factorial 2 x 3. Populasi penelitian adalah siswa putra kelas 8 SMP Negeri 2 Sragen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposiv random sampling besarnya sampel 60 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Tes Persepsi Kinestetik menggunakan Distance Perception Jump, Vertical Linear Space Test dan Bass stick Test. Tes Ketrempilan Bolabasket menggunakan tes AAHPERD basket test dari Bradford dan Rolayne W. Teknik Analisi data menggunakan analisis Varian (ANAVA) dua jalan. Hasil penelitian menunjukkan pada siswa yang mendapatkan umpan balik audiovisual mempunyai peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan umpan balik langsung. Pada kelompok siswa yang mempunyai persepsi kinestetik baik mempunyai peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket yang commit lebih to baik user daripada kelompok siswa dengan xvi

17 digilib.uns.ac.id persepsi kinestetik sedang maupun kurang. Ada interaksi antara persepsi kinestetik dan keterampilan bolabasket. Kesimpulan: ada perbedaan yang signifikan antara umpan balik dengan alat bantu audio-visual dengan umpan balik langsung dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket. Ada interaksi yang signifikan antara umpan balik dan persepsi kinestetik. Kata kunci: Umpan Balik, Hasil Belajar, Keterampilan Bolabasket, Persepsi Kinestetik. commit to user xvii

18 digilib.uns.ac.id ABSTRACT Joko Sunarso,A The influence of feedback using an audio-visual aid and live feedback to improve the learning result of basketball skill based on kinesthetic perception. ( The experiment study on the boy students of SMP N 2 Sragen )Thesis, Sport Science Program Study, Post Graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta. Advisor (1) Prof. Dr. Sugiyanto.(2) Dr.Sapta Kunta purrnama,m.pd. The background of this research is learning result that hasn t been optimal yet. so it needs to give feedback. the purposes of this research is knowing about: 1). The differences of the influence between apply feedback by using audio visual aid and live feedback to improve the learning result skill of the basketball. 2). The differences of influence to improve the learning result skill of the basketball among the group of students who have medium kinesthetic perception or minimum kinesthetic perception.3). Among the variables apply the feedback and kinesthetic perception.what variables does it have an influence the interaction to improve the learning result skill of the basketball. The result method in this research is the experiment research method using factorial planning 2 X 3. The population is the boy students of SMP N Sragen grade 8.The Sample technical is Purposing random Sampling. There are 60 students. Collection technical data is using test and measurement. The test of kinesthetic perception is Distance Perception Jump, vertical linear test and bass stick test. The skill test of the basketball is by using the AAHPERD test that it s from Bradford and Rolayne W. The analyzing data technical is by using Varian Analyze ( ANAVA ) two ways. The result of research shows that the student who has got feedback of audio visual aid, their learning result skill is more better than the student who has used live feedback. For the student who has good kinesthetic, their capability learning result skill of basketball is more better than the student who uses medium kinesthetic or minimum kinesthetic. There is an interaction of kinesthetic perception skill of basketball. commit to user xviii

19 digilib.uns.ac.id Conclusion: There are differences more significant more significant between feedbacks by using an audio visual aids through live feedback to improve learning result skill of basketball.there are differences more significant among the perception moreover medium or less to the learning result skill of basketball. There is interaction more significant between feedback and kinesthetic perception. Key words: Feedback, Learning Result, Basketball skill, Kinesthetic Perception commit to user xix

20 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang berorientasi pada pengembangan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga. Tujuan yang hendak dicapai dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah Membantu siswa untuk menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positip, serta kemampuan gerak dasar dan aktifitas. (Depdikbud, 1993:1) Karena itu dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:1) dijelaskan bahwa Pendidikan jasmani dan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakana moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pendidikan jasmani adalah penguasaan domain motorik sedangkan perkembangan sifatsifat psikologis dalam domain afektif dan perkembangan domain kognitif merupakan dampak pengiring. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih diutamakan pemahaman pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional dari domain belajar yakni domain psikomotor, kognitif dan afektif. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan haruslah menekankan pada ketiga domain tersebut. Seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dituntut kreatifitasnya dalam memberikan bentuk pembelajaran olahraga di sekolah. Hal ini selain untuk menambah pengetahuan guru itu sendiri juga untuk menghindari rasa jenuh peserta didik dalam menerima pelajaran. Selain itu dengan menciptakan bentuk-bentuk commit to user 1

21 digilib.uns.ac.id 2 permainan yang bervariasi dapat mengatasi kekurangan fasilitas maupun sarana olahraga yang ada disekolah. Mengingat anak usia sekolah pendidikan dasar sangat gemar bermain, maka sangat tepat apabila seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah menyajikan pembelajran olahraga melalui bentuk-bentuk permainan. Dengan adanya perasaan senang pada diri peserta didik dalam mengikuti pelajaran olahraga di sekolah, maka peserta akan lebih aktif dalam melakukan aktifitas jasmaninya, sehingga peserta akan secara otomatis memperoleh pengulangan gerakan serta memiliki kesegaran jasmani yang tinggi. Selain itu dengan memberikan pelajaran olahraga melalui bentukbentuk permainan, seorang guru dengan mudah menanamkan sifat sportifitas, disiplin serta kerjasama pada peserta didik. Olahraga di sekolah mempunyai tujuan, tentang tujuan tersebut Aip Syarifudin (1979:36) mengemukakan sebagai berikut: a. Meningkatkan pertumbuhan tubuh b. Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani c. Meningkatkan kesehatan d. Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan e. Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan f. Mendapatkan rasa senang, puas dan dapat bergaul serta berguna bagi masyarakat. Bolabasket merupakan olahraga permainan dan salah satu materi yang diajarkan disekolah. Perkembangan permainan bolabasket sangat pesat sekali. Permainan bolabasket merupakan cabang olahraga yang semakin banyak digemari oleh masyarakat, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini disebabkan karena permainan bolabasket merupakan olahraga yang bisa dilakukan oleh kelompok dari berbagai lapisan masyarakat. Disamping itu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari permainan ini, baik fisik, mental, maupun sosial. Selain itu juga dengan banyaknya pertandingan-pertandingan yang bersifat kompetisi, maupun turnamen baik lokal maupun luar negeri dan lain-lain yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi dan meningkatkan perkembangan cabang olahraga bolabasket khususnya di tanah air. Selain itu permainan olahraga bolabasket juga menjadi salah satu materi pembelajaran mata commit to user

22 digilib.uns.ac.id 3 pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, materi pelajaran bolabasket diajarkan pada kelas VII, VIII dan IX, setiap semester dengan alokasi waktu 6 ( enam ) jam pelajaran atau 3 (tiga) kali tatap muka. Setiap tatap muka terdiri dari 2 (dua) jam pelajaran dan setiap jam pelajaran lamanya 40 menit. Penilaian belajar dalam materi permaian bolabasket di Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi kebenaran gerak (penilaian berdasarkan kualitas gerakan). Hal ini berarti bahwa pembelajaran bolabasket pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih mengutamakan pada kebenaran gerak. Kebenaran gerak yang dinilai meliputi unsur unsur gerak atau teknik dasar bermain bola basket, yaitu menggiring bola, mengoper bola, menembak bola, lay-up dan bermain bolabasket. Kenyataan dilapangan hasil belajar bolabasket di SMP Negeri 2 Sragen masih jauh dari harapan. Nilai rata-rata keseluruhan siswa masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk bolabasket adalah 75. Untuk dapat menguasai keterampilan bermain bolabasket dengan baik, diperlukan belajar dan latihan dengan benar. Dengan belajar dan latihan secara benar akan diperoleh efisiensi gerakan. Gerakan yang efisien akan sangat menguntungkan, karena selain dapat menghemat tenaga atau energi, juga dapat meningkatkan prestasi. Menurut Sugiyanto (1998:296) untuk mencapai efisiensi gerakan diperlukan dukungan dari beberapa unsur kemampuan yang ada pada diri pelakunya. Unsur pendukung tersebut meliputi : kecepatan reaksi, kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas dan ketajaman indera (Sugiyanto, 1998:297). Ketajaman indera yang dibutuhkan dalam melakukan berbagai macam gerakan keterampilan adalah indera penglihatan dan indera gerak (kinesthetic sense) (Sugiyanto, 1998: ). Selain faktor pendukung diatas, peran umpan balik atau feedback juga sangat besar terhadap penguasaan keterampilan. Menurut Magill (1993:307), umpan balik tambahan(augmented Feedback) memiliki dua peranan dalam proses belajar. Peranan yang pertama adalah memberikan informasi performa mengenai seberapa jauh keberhasilan atau kemajuan terhadap gerakan yang dilakukan sedangkan peranan kedua adalah untuk memotivasi siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Robb (1972:94), umpan balik dapat memberikan motivasi, penguatan dan atau pengaturan commit (regulasi) to user perilaku. Hasil penelitian Sugiyanto

23 digilib.uns.ac.id 4 (1984:262), menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penyajian model gerakan terhadap prestasi belajar gerak pada fase asosiasi dan otonom. Ini berarti pada fase asosiatif dan otonom ini, faktor lain yang lebih dominan berpengaruh terhadap prestasi belajar gerak. Dalam kasus ini, menurut Sugiyanto (1984:262) praktik dan umpan balik lebih dominan pengaruhnya dibandingkan dengan instruksi verbal dan demonstrasi gerakan. Dari pendapat ahli yang telah dikemukakan di atas, jelas sekali bahwa pemberian umpan balik merupakan salah satu kondisi eksternal yang berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar gerak, terutama pada fase asosiatif dan otonom, dimana pada fase-fase ini kebenaran dan efisiensi gerak menjadi kriteria utama. Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa cara, antara lain umpan balik langsung (live feedback) tanpa alat bantu, dan umpan balik yang menggunakan alat bantu. Alat bantu yang digunakan dapat berupa kamera yang menghasilkan gambar atau foto, video recorder (audio-visual aid) yang menghasilkan video. Rekaman gerak yang berupa video memiliki kelebihan dibandingkan rekaman yang berupa foto-foto, karena gerakan dapat diamati secara utuh sesuai aslinya, dan dapat diputar dengan gerak lambat, serta dapat dilakukan analisis gerakan dengan lebih akurat. Penggunaan alat bantu audio-visual dalam menerapkan umpan balik sangat membantu guru penjas-orkes, terutama untuk gerakan-gerakan yang kompleks dan terjadi dalam momen yang begitu cepat. Pada gerak teknik dasar bolabasket, fase gerakan terjadi begitu singkat, dan dalam momen yang begitu cepat, sehingga untuk memberikan umpan balik yang didasarkan pada analisis gerak yang akurat dibutuhkan alat bantu yang dapat memudahkan seorang guru menganalisis gerakan secara akurat. Penggunaan alat bantu audio-visual dapat menjadi salah satu solusinya. Dari pengalaman, pengamatan, dan hasil sharing peneliti dengan rekan-rekan guru penjas-orkes yang tergabung dalam MGMP Penjas-Orkes SMP Kabupaten Sragen, masih banyak guru yang belum memanfaatkan umpan balik dalam proses pembelajaran, terutama umpan balik yang menggunakan alat bantu audio-visual. Secara umum para guru penjas-orkes masih memberikan umpan balik secara langsung, dan sebagian besar diberikan secara verbal. Apabila gerakan-gerakan yang dilakukan itu sangat cepat dan kompleks, tentu umpan balik yang demikian ini menjadi kurang akurat dan mungkin agak sulit dipahami oleh para siswa. Oleh commit karena to itu user pemberian umpan balik dengan alat

24 digilib.uns.ac.id 5 bantu audio-visual dapat menjadi alternatif pilihan, karena dapat merekam gerakan sesuai dengan aslinya dan dapat memberikan informasi gerakan yang lebih akurat. Dari uraian di atas, kiranya perlu dikembangkan model penerapan umpan balik yang cocok, apakah menggunakan alat bantu audio-visual ataukah umpan balik langsung, sehingga dapat diketahui sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa permasalahanpermasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apakah benar penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket? 2. Apakah penerapan umpan balik langsung (live feedback) masih sesuai dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dan model umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket, jika persepsi kinestetik ikut dipertimbangkan? C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda, sangatlah perlu diberikan batasan-batasan sehingga ruang lingkup masalah yang diteliti menjadi jelas. Penelitian ini tidak akan membahas semua faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan bolabasket, namun hanya akan meneliti pada permasalahan sebagai berikut: 1. Perbedaan pengaruh penerapan umpan balik yang menggunakan alat bantu audiovisual (recorded feedback), dan umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. 2. Perbedaan peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket, antara siswa yang mepunyai persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang. 3. Interaksi antara pengaruh umpan balik dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. commit to user

25 digilib.uns.ac.id 6 D. Perumusan Masalah 1. Adakah perbedaan pengaruh umpan balik dengan alat bantu audio visual dan umpan balik langsung terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.? 2. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket antara siswa yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang.? 3. Adakah pengaruh interaksi antara umpan balik dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai: 1. Perbedaan pengaruh antara penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audiovisual dan umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. 2. Perbedaan pengaruh peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan persepsi kinestetik baik, sedang, dan kurang. 3. Di antara variabel-variabel penerapan umpan balik dan persepsi kinestetik, variabel mana sajakah yang memiliki pengaruh interaksi terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dari sisi teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang keolahragaan, khususnya pembelajaran permainan bola basket di Sekolah Menengah Pertama. Di samping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk penelitian sejenis di masa mendatang. 2. Manfaat Praktis Dari sisi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi para guru pendidikan jasmani-olahraga dan kesehatan (penjas-orkes) dalam melaksanakan commit to user kegiatan pembelajaran bolabasket.

26 digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Bolabasket a. Hakekat Permainan Bolabasket Permainan bolabasket merupakan permainan beregu, dimana setiap regu yang main adalah lima pemain. Dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu oleh petugas meja, yang bertugas mencatat angka dan semua kejadian pelanggaran atau kesalahan baik yang dilakukan oleh pemain maupun pelatih. Tujuan dari masing-masing regu adalah berusaha untuk memasukkan bola ke ring atau basket untuk membuat angka sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan dengan cara melindungi atau menjaga agar ring basketnya tidak kemasukan bola. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh banyaknya bola yang dimasukkan ke dalam keranjang lawan (Perbasi,1990:2). Bolabasket merupakan suatu cabang olahraga permainan yang dalam pelaksanaan permainannya bola dapat dimainkan dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar dan dipantul-pantulkan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Wissel (2000:2) mengemukakan bahwa permainan bolabasket diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribblenya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan satu tangan atau dua tangan secara bersamaan. Untuk memenangkan pertandingan, maka suatu tim harus memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya. Kualitas tim menjadi baik dan akan mampu memenangkan pertandingan, jika para pemainnya menguasai teknik dasar bolabasket dengan baik dan benar. Permainan bola basket termasuk jenis permainan yang memiliki gerakan yang kompleks. Artinya gerakannya terdiri atas unsur gerak yang terkoordinir dengan rapi, sehingga dapat dimainkan dengan baik. Agar dapat bermain dengan efektif dan efisien maka diperlukan teknik gerakan yang sempurna. Dengan teknik gerakan yang sempurna tersebut dapat menimbulkan efisiensi bermain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berlatih secara teratur dan mempelajari teknik commit secara to user baik(muhadjir,2005:32). 7

27 digilib.uns.ac.id 8 b. Keterampilan Bolabasket Untuk terampil bolabasket, pemain harus menguasai teknik dasarnya. Teknik merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal mungkin. Menurut Hamidsyah Noer (1996:271) Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga. Sedangkan menurut Suharno (1986:47) bahwa: Teknik dasar adalah suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu dalam kondisi sederhana dan mudah. Unsur teknik yang harus dikuasai oleh pemain bolabasket menurut Akros Abidin (1999:48-68) dapat diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu: 1) Menggiring bola (dribling) 2) Mengoper bola (passing) 3) Merayah (rebound) 4) Menembak (shooting) Semua teknik dasar ini harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket, sehingga akan dapat menjadi pemain bolabasket yang handal dan berprestasi. Karena apabila telah menjadi pemain bolabasket yang tangguh dan berprestasi, tentunya ini akan mendukung menjadi pemain bolabasket yang tangguh dan dapat bermain lebih baik dari pemain yang lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan olahraga tertentu secara efektif dan efisien. Dengan demikian teknik dasar bolabasket dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik suatu cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan olahraga, dimana makin lama makin tinggi tuntutan persyaratannya. Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktek dapat memberikan hasil yang baik terhadap pencapaian prestasi maksimal. Dalam olahraga teknik merupakan kemampuan dasar yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi. Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik commit dan to user mental. Kesempurnaan teknik dasar

28 digilib.uns.ac.id 9 tersebut sangat penting, karena akan menentukan gerak keseluruhan. Kelengkapan pokok tersebut hanya dapat dicapai oleh setiap pemain bolabasket dengan latihan yang sistematis, berulang-ulang dan kontinyu serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna menghadapi suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan. Kesempurnaan teknik dalam permainan bolabasket dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju kepada gerakan-gerakan otomatis. Untuk meningkatkan mutu permainan bolabasket, maka teknik dasar ini harus benar-benar sudah dikuasai oleh setiap pemain terlebih dahulu dan dilatih sejak awal. Soebagyo Hartoko (1992:21) berpendapat bahwa seorang pelatih bolabasket harus memahami teknik dan taktik dalam permainan bolabasket sedalam-dalamnya, sebagai tugas praktis pertama kewajiban seorang pelatih bolabasket, di antaranya yang terpokok ialah mengajarkan dasar teknik keterampilan bolabasket sebaik-baiknya. Dengan penguasaan teknik dasar bolabasket, maka setiap pemain akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-ubah. Kualitas penguasaan teknik dasar bolabasket tidak lepas dari unsur-unsur fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu bolabasket. Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai bola, makin cepat kerjasama yang dicapai. Oleh karena itu dalam permainan bolabasket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam-macam teknik dasar dalam bermain. Melihat kenyataan ini, maka seorang pelatih bolabasket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam permainan bolabasket serta membimbing pemain agar dapat memacu perkembangan keterampilan teknik dasar dengan benar dan kontinyu yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan dari latihan dapat tercapai. Untuk memenangkan suatu pertandingan, maka dibutuhkan regu yang benar-benar tangguh dan mampu menampilkan kualitas permainan yang baik serta memiliki kerjasama tim yang kompak. Untuk mencapai kerjasama yang baik dan kompak dalam suatu regu bolabasket diperlukan pemain-pemain commit to user yang dapat menguasai semua macam

29 digilib.uns.ac.id 10 teknik keterampilan yang sesuai dengan apa yang diperlukan dalam permainan bolabasket. A. Sarumpaet, dkk.(1992:223) mengemukakan pendapat bahwa tujuan permainan bolabasket adalah membuat kemenangan dengan memasukkan bola ke basket lebih banyak. Untuk mencapai tujuan ini syarat utamanya harus terampil. Keterampilan dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik dasar) perlu dilakukan dengan cara-cara yang benar, keterampilan dapat ditingkatkan. Menurut Imam Sodikun (1992:47) bahwa pada pemain bolabasket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien ini perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Adapun teknik dasar tersebut dapat dibagi sebagai berikut : 1) Teknik melempar dan menangkap 2) Teknik menggiring bola 3) Teknik menembak 4) Teknik gerakan berporos 5) Teknik lay up shoot 6) Merayah Menurut A. Sarumpaet, dkk. (1992:223) membagi teknik-teknik dasar dalam permainan bolabasket menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) Teknik melempar dan menangkap (passing dan catching) 2) Teknik menggiring bola (dribbling) 3) Teknik menembak (shooting) 4) Pivot dan olah kaki 5) Merayah (rebound) Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar dalam permainan bolabasket meliputi: melempar dan menangkap, menggiring bola, menembak, olah kaki serta merayah bola. Dibawah ini akan dijelaskan teknik-teknik dasar bermain bolabasket: 1. Lempar Tangkap Bola (Passing dan Catching) Lemparan dan tangkapan (passing dan catching) merupakan kecakapan dwi tunggal, untuk dapat menghidupkan permainan bolabasket. Teknik lempar bola yang diharapkan bagi seorang pemain basket mampu memberi dan menerima bola dengan baik. Memberi commit to bola user dengan baik adalah kemampuan

30 digilib.uns.ac.id 11 seseorang dalam mengoper bola dan dapat menguasai bola dengan mudah. Sebaliknya seorang yang dikatakan memiliki kemampuan dalam menerima bola yang baik, apabila orang tersebut memiliki kemampuan dalam menguasai tangkapan bola dari hasil operan atau rampasan yang dilakukan dengan segala bentuk situasi posisi tubuh, dan arah datangnya bola. Keterampilan pemain dalam melakukan operan dan tangkapan dalam kerjasama yang solid akan membuat jalannya pertandingan menjadi indah dan enak ditonton. Hal ini sesuai dengan pendapat Wissel (2000:71) bahwa operan dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim, dan keahlian seperti itulah yang membuat bolabasket menjadi permainan tim yang indah. Penguasaan teknik operan dan tangkapan merupakan unsur yang paling penting pada permainan bolabasket. Sebenarnya kegairahan permainan bolabasket terletak pada unsur menembak. Tetapi untuk melakukan tembakan, diperlukan usaha untuk mendekati basket. Hal ini dapat dicapai terutama dengan mengoper dan menangkap. Operan yang dilakukan dengan tepat dan akurat akan menciptakan peluang untuk membuat skor bagi tim. Sebelum melakukan kegiatan melempar bola perlu dijelaskan dulu bagaimana cara memegang bola yang baik, sehingga lemparan dapat dilakukan dengan baik pula. Cara memegang bola adalah membuka jari-jari kedua tangan dan bola berada diantara kedua telapak tangan. Semua telapak tangan dan jarijari bagian dalam mengenai dan menekan bola sehinggat tidak mudah lepas. Cara memegang bola ini sekaligus berguna untuk menerima atau menangkap bola. Cara melakukannya sebagai berikut: 1) Bola dipegang dengan kedua tangan terbuka, seluruh telapak tangan mengenai bola. 2) Letak tangan berada pada bagian samping bola agak sedikit ke belakang, jarijari terbuka, ibu jari menghadap ke dalam, dan antara ibu yang satu dengan yang lainnya kira-kira satu telapak tangan. 3) Pada waktu menerima operan, hendaknya bola disambut dengan kedua tangan dan ditarik ke arah dada. commit to user

31 digilib.uns.ac.id 12 Gambar 1. Cara Memegang Bolabasket (A. Sarumpaet, dkk., 1992:224) Operan atau passing pada permainan bolabasket ada beberapa macam. Berdasarkan penggunaan tangan, jenis operan dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1) Operan dua tangan (Two Hand Pass) 2) Operan dengan satu tangan (One Hand Pass) Operan dengan dua tangan biasanya digunakan untuk operan jarak dekat. Sedangkan operan dengan satu tangan sering digunakan untuk operan jarak jauh. Ditinjau dari pelaksanaannya operan dapat dilakukan dengan lurus setinggi dada, melambung, menyamping, atau dengan dipantulkan ke lantai. Pada permainan bolabasket biasanya operan yang paling banyak digunakan adalah operan dada. Cara melakukan operan dua tangan setinggi dada yaitu: 1) Bola dipegang dengan kedua tangan terbuka. 2) Siku ditekuk dan diletakkan di samping badan, serta atur jarak jangan terlalu dekat dengan dada. 3) Kaki sejajar atau depan-belakang (sikap kuda-kuda). 4) Lutut sedikit ditekuk, badan sedikit condong ke depan dengan memperhatikan keseimbangan dan sikap rileks. 5) Operan dimulai dengan menarik bola ke arah dada untuk mengambil awalan, kemudian tolakkan bola ke depan dengan kedua lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga jari-jari tangan menghadap ke bawah. 6) Arah operan setinggi dada. 7) Setelah melemparkan bola lakukan gerak lanjut dengan melangkah ke depan. commit to user

32 digilib.uns.ac.id 13 Gambar 2. Mengoper (Passing) Dua Tangan Bola Setinggi Dada (A. Sarumpaet, dkk., 1992:224) 2. Menggiring Bola (Dribble) Menggiring bola adalah salah satu dasar bolabasket yang pertama kali diperkenalkan kepada para pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam permainan bolabasket. Setiap pemain basket bisa menjadi pendribble karena latihan dribble dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun dan tidak diperlukan peralatan lain selain bolabasket. Keterampilan dribble harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket. Wissel (2000:95) manfaat dribble antara lain: Banyak manfaat yang diperoleh dari penguasaan keterampilan melakukan dribble tersebut: 1) Memindahkan bola keluar dari daerah padat penjagaan ketika operan tidak memungkinkan (contoh ketika setelah melakukan rebound atau dijaga dua orang). 2) Memindahkan bola pada saat fast break karena rekan tim tidak bebas penjagaan untuk mencetak angka. 3) Menembus penjagaan ke arah ring. 4) Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan tim. 5) Menyiapkan permainan menyerang. 6) Memperbaiki posisi atau sudut (angle) sebelum mengoper ke rekan. 7) Membuat peluang untuk menembak. Teknik menggiring merupakan teknik dasar bermain bolabasket, sebab menggiring selalu digunakan dalam bermain bolabasket. Menggiring bola diperbolehkan hanya dengan satu tangan, kanan saja atau kiri saja, atau bergantian kanan dan kiri. Sesuai dengan kebutuhan menggiring bola ada dua commit to user

33 digilib.uns.ac.id 14 cara, yaitu: menggiring bola tinggi (setinggi pinggang) dan menggiring bola rendah (setinggi lutut). Teknik dribble harus dilakukan dengan benar sesuai dengan peraturan permainan. Selain itu teknik yang dilakukan harus merupakan teknik gerakan yang efektif. Untuk dapat melakukan teknik menggiring bola yang efektif diperlukan latihan menggiring bola dengan teknik gerakan yang benar. Teknik menggiring dimulai dari memegang bola dengan dua tangan, tangan kanan menghadap ke bawah, di atas bola, dan tangan kiri menyangga bola di depan badan. Sikap berdiri rileks, kaki kiri sedikit di depan kaki kanan dan badan sedikit dicondongkan ke depan. Lepaskan bola (menarik tangan kiri) dan gerakan memantul-mantulkan bola dimulai dengan tangan kanan. Ikuti gerakan lengan yaitu memantulkan bola ke lantai tahan dengan tangan kanan terus dipantulkan kembali, begitu seterusnya. Gerakan ini dimulai ditempat sambil merasakan sifat bolanya, Gerakan diulang-ulang sampai tidak perlu dilihat, berganti tangan kanan dan kiri. Setelah mahir baru dicoba bergerak maju (sambil jalan atau berlari). Gambar 3. Teknik Dasar Menggiring Bola (A. Sarumpaet, dkk., 1992:229) Kesalahan yang sering dilakukan adalah bola ditepuk dengan telapak tangan, bukan lecutan dengan jari-jari. Selain itu sering hanya gerakan pergelangan tangan saja, tanpa diikuti gerakan lengan secara keseluruhan, sehingga pantulan bolanya tidak kuat dan sukar dikontrol. Oleh karena itu gerakan hendaknya di mulai dari lengan bawah, telapak tangan dan ujung jari secara berkesinambungan, serta commit yang to terakhir user adalah lecutan jari-jari secara

34 digilib.uns.ac.id 15 teratur. Pada waktu bola memantul ke atas sebaiknya bola jangan langsung dipantulkan kembali, namun hendaknya diikuti dulu ke atas sambil mengerem. Untuk memahirkan gerakan ini perlu dilakukan latihan mulai memantulkan bola ditempat, tangan kanan dan kiri bergantian, tanpa melihat bola, kemudian majumundur, ke kiri - ke kanan baik menggiring bola tinggi maupun rendah dan berikutnya adalah latihan menggiring bola dengan lawan. 3. Menembak (Shooting) Menurut Imam Sodikun (1992:59) ada beberapa jenis tembakan yaitu: 1) tembakan dengan dua tangan di dada, 2) tembakan dengan dua tangan di atas kepala, 3) tembakan satu tangan, 4) tembakan lay up, 5) tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung mengadakan tembakan lay up, 6) tembakan loncat satu tangan, 7) tembakan loncat dengan dua tangan, 8) tembakan kaitan, dan 9) tembakan lain-lain gaya. Menembak merupakan salah satu teknik dasar permainan bolabasket yang harus dikuasai olah setiap pemain. Menembak merupakan unsur penting dalam suatu pertandingan karena kemenangan ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk ke dalam ring atau keranjang. Dengan demikian agar regu dapat bermain dengan baik dan memenangkan permainan, maka mereka dituntut untuk dapat melakukan unsur gerak tembakan yang benar. Penguasaan teknik menembak harus didahulukan dengan cara melatih gerak dasar tersebut secara sistematis dan kontinyu. Pada permainan bolabasket terdapat bermacam-macam teknik menembak. Menurut A. Sarumpaet, dkk. (1992: ) ada beberapa teknik menembak dalam permainan bolabasket yang perlu dikuasai oleh setiap pemain guna menunjang prestasi, yaitu: 1) Tembakan dengan dua tangan dari dada. 2) Tembakan dengan dua tangan dari atas kepala. 3) Tembakan dengan satu tangan di atas kepala. 4) Tembakan dengan satu tangan dengan meloncat 5) Tembakan lay-up (lay up shot). Tembakan dalam permainan bola basket tersebut di atas terdapat salah satu jenis tembakan yang mana commit sering kali to user digunakan oleh setiap pemain dalam

35 digilib.uns.ac.id 16 pertandingan untuk membuat angka, yaitu tembakan bebas. Tembakan bebas adalah suatu gerakan tembakan bola yang dilepaskan melalui lengan, pergelangan, jari tangan, dengan seluruh tenaga, kemudian angkat bola secara serentak ke atas dengan kaki, punggung dan bahu tanpa ada gerakan lompatan. Dalam tembakan bebas bola harus diangkat tinggi dan menembak ke ring basket. Dalam permainan bola basket melakukan tembakan bebas merupakan tembakan yang paling baik dalam rangka melakukan tembakan ke basket lawan. Dengan tembakan bebas dapat mencapai sasaran yang tepat. Shooting atau tembakan yang dimaksud adalah menembakkan bola ke ring dari belakang garis hukuman dengan jarak 1,8 meter. Secara teknis, kunci pokok keberhasilan tembakan adalah pola gerakan (dasar mekanika) shooting tersebut. Dasar mekanika dalam melakukan tembakan, menurut Wissel (2000:46) antara lain pandangan, keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, irama tembakan, dan pelaksanaannya. (a) Pandangan Pada saat melakukan tembakan, pandangan mata harus cermat dan terpusat pada keranjang. Pemain harus memusatkan perhatian dan pandangan mata ke arah keranjang. Pandangan mata harus terfokus pada sasaran yang akan dituju. Dengan pandangan yang cermat akan dapat menambah keakuratan dalam melakukan tembakan. (b) Keseimbangan Dalam melakukan tembakan, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan tembakan akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Wissel (2000:46) bahwa berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan anda. Kemampuan dalam memberikan tenaga dan mengontrol irama tembakan tersebut akan menambah keakuratan dalam melakukan tembakan. commit to user

36 digilib.uns.ac.id 17 Menurut Wissel (2000:46) bahwa posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan. Oleh karena itu posisi kaki harus tepat dan sikap kepala harus segaris dengan kaki. Dasar penumpu tubuh manusia pada waktu berdiri adalah kaki. Agar keseimbangan dapat dijaga, dalam melakukan tembakan kaki harus direntangkan selebar bahu dan badan tegak agar kepala segaris dengan dasar penumpu. (c) Posisi Tangan Posisi tangan sangat penting saat melakukan tembakan. Untuk menembak adalah penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola sebagai penjaga keseimbangannya. Posisi ini disebut blac-ung-tuck. Tangan untuk menembak bebas dan tidak perlu menjaga keseimbangan bola. Tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari terentang secukupnya. Ibu jari tangan penembak rileks dan tidak terentang lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan atas). Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari, jadi tidak pada telapak tangan. Tangan yang tidak menembak di bawah bola. Lengan dan tangan yang tidak menembak pada sisi yang leluasa dengan siku menunjuk ke belakang dan ke samping. Tangan yang menembak secara langsung di belakang bola, jari telunjuk pada titik tengah. Bola dilepaskan dari jari telunjuk. Pada lemparan bebas jari telunjuk tepat di katup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan sentuhan ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan yang lembut tapi tepat. (d) Pengaturan Siku Bola di depan dan di atas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Siku-siku tetap di dalam. Saat siku penembak di dalam, bola sejajar dengan basket. Beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak di belakang bola saat siku di dalam. Pada kasus seperti ini, pertama-tama tangan commit di belakang to user bola dan kemudian gerakan siku

37 digilib.uns.ac.id 18 ke dalam sejauh mana. Menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus, bersamaan dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritmis tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Lutut sedikit lentur. Tekuk lutut dan kemudian rentangkan sepenuhnya di dalam gerakan naik turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan bahu terentang ke arah atas. Ketika tembakan dimulai, bola di tata kembali mulai dari tangan penyeimbang ke tangan menembak. Cara terbaik saat menyinggungkan bola adalah dengan menarik pergelangan tangan sampai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberikan pelepasan yang cepat dan follow through yang konsisten. Arah lengan, pergelangan tangan dan jari lurus pada ring dengan sudut kemiringan 45 sampai 60 derajat, rentang lengan lurusnya sampai siku. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari pelenturan pergelangan tangan dan jari depan ke bawah. Bola lepas dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus tembakan. Keseimbangan tangan dipertahankan pada bola sampai titik pelepasan. (e) Irama Tembakan Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan tembakan adalah koordinasi antara padangan mata, posisi kaki, gerakan batang tubuh dan gerakan lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wissel (2000:47) bahwa menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tenaga dorongan yang diberikan pada bola tergantung dari jarak tembakan. Untuk jarak dekat lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar. Tembakan jarak jauh memerlukan tenaga atau dorongan kaki, punggung dan bahu. Ritme yang lancar dan follow-through yang sempurna juga akan commit meningkatkan to user jarak tembak.

38 digilib.uns.ac.id 19 Setelah bola lepas dari jari tengah, lengan bertahan untuk tetap di atas dan terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target. Telapak tangan menghadap ke bawah dan telapak tangan keseimbangan menghadap ke atas. Mata bertahan pada sasaran, dan lengan tetap di atas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap kembali masuk. (f) Pelaksanaan Tembakan Berdasarkan pelaksanaannya teknik shooting dibagi menjadi beberapa tahap, tahap-tahap gerakan di dalam melakukan shooting merupakan gerak yang berkesinambungan dan harus dilakukan dengan koordinasi gerakan yang baik. Menurut Wissel (2000:47) bahwa secara garis besar pelaksanaan tembakan terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan follow throught. Pelaksanaan tiap tahapan teknik shooting adalah sebagai berikut: (1) Tahap persiapan gerakan shooting: Gambar 4. Gerakan Shooting pada Fase Persiapan (Wissel, 2000:47) Keterangan: 1. Lihat target commit to user

39 digilib.uns.ac.id Kaki terentang selebar bahu 3. Jari kaki lurus 4. Lutut dilenturkan 5. Bahu rileks 6. Tangan yang tidak menembak berada di bawah bola 7. Tangan untuk menembak di belakang bola 8. Ibu jari rileks 9. Siku masuk ke dalam 10. Bola diantara telinga dan bahu. (2) Tahap pelaksanaan gerakan shooting: Gambar 5. Gerakan Shooting pada Fase Pelaksanaan (Wissel, 2000:47) Keterangan: 1. Lihat Target. commit to user

40 digilib.uns.ac.id Rentangkan kaki, punggung, bahu. 3. Rentangkan siku. 4. Lenturkan pergelangan dan jari-jari ke depan. 5. Lepaskan ibu jari. 6. Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas. 7. Irama yang seimbang. (3) Tahap gerak lanjut setelah shooting: Gambar 6. Gerakan Shooting pada Fase Gerak Lanjutan (Wissel, 2000:47) Keterangan : 1. Lihat target. 2. Lengan terentang. 3. Jari telunjuk menunjuk pada target. 4. Telapak tangan ke bawah saat shooting. 5. Seimbangkan dengan commit telapak to user tangan ke atas.

41 digilib.uns.ac.id 22 Tembakan satu tangan di atas kepala, sikap penembak sebaiknya dilakukan dengan kaki di depan, pertama bola dipegang dengan dua tangan dan dua tangan di atas kepala, siku kanan membuat sudut 90, pergelangan tangan di muka dahi sedikit ke atas. Pegangan bola, bola dikenai seluruh telapak tangan dengan jari berjauhan pada saat akan mengadakan tembakan tangan kiri terlepas dari bola. Sebelum melakukan tembakan ini harus dalam sikap lentur. Pelaksanaannya adalah: (1) lutut ditekuk sedalam mungkin, (2) siku tetap 90, (3) kaki diluruskan dan bersama dengan waktu itu tangan diluruskan juga, (4) gerakan di atas diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan dan jari menghadap ke bawah. Gambar 7. Menembakkan Bola (Muhadjir, 2005:40) Disamping seorang pemain harus menguasai teknik dasar bermain bolabasket, juga perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permainan bolabasket. Faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi olahraga bolabasket menurut Sajoto (1995:2-5) adalah sebagai berikut: 1. Aspek biologis terdiri dari : a. Potensi atau kemampuan dasar tubuh b. Fungsi organ-organ tubuh c. Struktur dan postur tubuh ' d. Gizi 2. Aspek psikologis terdiri dari: commit to user a. Intelektual, ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat

42 digilib.uns.ac.id 23 b. Motivasi c. Kepribadian d. Koordinasi kerja otot dan syaraf. 3. Aspek lingkungan terdiri dari: a. Sosial b. Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia c. Cuaca d. Orang tua, keluarga dan masyarakat 4. Aspek penunjang terdiri dari: a. Pelatih yang berkualitas tinggi b. Program yang tersusun secara sistematis c. Penghargaan dari masyarakat danpemerintah d. Dana yang memadai e. Organisasi yang tertib Faktor-faktor tersebut yang perlu mendapat perhatian baik bagi pemain, pelatih dan semua pihak yang bersangkutan dengan pembinaan prestasi dalam permainan bolabasket. Selain faktor-faktor tersebut dalam setiap cabang olahraga selalu membutuhkan unsur-unsur khusus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Unsurunsur yang menentukan dalam pencapaian prestasi permainan bolabasket secara garis besar terdiri dari kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur kelengkapan pokok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kondisi Fisik Dalam semua cabang olahraga termasuk bolabasket, faktor kondisi fisik merupakan faktor utama yang harus dibina, disamping penguasaan teknik dan taktik. Pada pertandingan bolabasket seringkali terjadi dengan tempo yang sangat tinggi,sehingga diperlukan kerja otot yang tinggi. Dalam hal ini jelas diperlukan kondisi fisik yang prima. Dari gambaran tersebut diketahui bahwa untuk menjadi pemain bolabasket yang berprestasi diperlukan kondisi fisik yang baik. Dalam usaha pencapaian prestasi tinggi dalam permainan bolabasket peningkatan kondisi fisik perlu dilakukan secara terus menerus. Teknik dan taktik dalam permainan bolabasket, tidak mungkin dapat diterapkan secara sempurna apabila tidak ditunjang commit dengan to user kondisi fisik yang baik dari pemain.

43 digilib.uns.ac.id 24 Meskipun unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk masing-masing cabang olahraga berbeda, tetapi unsur kondisi fisik sangat diperlukan oleh semua cabang olahraga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sajoto (1995:8) bahwa kondisi fisik adalah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Demikian halnya dengan cabang olahraga bolabasket, unsur fisik yang memadai merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh semua pemainnya. Adapun unsur-unsur fisik yang harus dimiliki oleh pemain menurut Sajoto (1995:8) adalah mencakup: 1. Kekuatan 2. Dayatahan 3. Dayaledak 4. Kecepatan 5. Daya lentur 6. Kelincahan 7. Koordinasi 8. Keseimbangan 9. Ketepatan 10. Reaksi Unsur-unsur tersebut harus diperhatikan oleh pelatih maupun pemain bolabasket.untuk dapat memiliki kondisi fisik yang prima, pemain bolabasket dituntut untuk melakukan latihan fisik yang sistematis, terprogram dan kontinyu. Apabila seorang pemain memiliki kemampuan fisik yang prima, maka pemain tersebut dapat memungkinkan bermain dengan cepat serta mengikuti pola taktik dan strategi dalam permainan bolabasket yang telah diintruksikan oleh pelatih. 2) Unsur Teknik Penguasaan teknik merupakan unsur utama dalam olahraga. Latihan teknik yang bertujuan untuk mengembangkan penguasaan gerak dalam cabang olahraga tersebut. Penguasaan teknik merupakan suatu landasan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Demikian juga dalam permainan bolabasket, untuk mencapai commit to user

44 digilib.uns.ac.id 25 prestasi dalam permainan bolabasket faktor utama yang harus dikembangkan adalah unsur keterampilan teknik dasar bermain bolabasket. Menurut Suharno (1986:42) bahwa teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga. Penguasaan teknik dasar permainan bolabasket merupakan salah satu unsur yang menentukan menang dan kalahnya satu regu dalam pertandingan, disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Sehingga apabila ingin meningkatkan mutu prestasi pemain bolabasket, maka teknik dasar ini harus benar-benar dikuasai oleh pemain terlebih dahulu. Untuk dapat menguasai keterampilan teknik dasar bermain bolabasket, harus melakukan latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu dan berulang-ulang dengan mengikuti prinsip pola gerak yang benar. 3) Taktik dan Strategi Dalam cabang olahraga khususnya permainan, apabila kemampuan teknik dan fisik telah memadai, maka tahap selanjutnya dalam meningkatkan prestasi atau kemampuan permainan tim adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang strategi dan taktik dalam bermain. Menurut Suharno (1986:42) yang dimaksud dengan taktik ialah siasat atau akal yang digunakan pada saat pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif. Dalam permainan bolabasket, kemampuan dalam strategi dan taktik juga mutlak diperlukan untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Tanpa memiliki kemampuan dalam taktik dan strategi dalam permainan, maka pemain tidak akan dapat mengembangkan pertandingan, sehingga sangat mustahil untuk dapat meraih prestasi yang tinggi dalam permainan bolabasket. 4) Mental Mental yang tinggi merupakan salah satu modal utama untuk menuju jenjang kematangan juara, setelah menguasai teknik, taktik maupun fisik. Tanpa memiliki mental yang baik, sulit kiranya untuk dapat mencapai prestasi yang optimal, meskipun memiliki kemampuan teknik, fisik dan taktik yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:101) bahwa Betapa sempurnanya perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. commit to user

45 digilib.uns.ac.id 26 Pembinaan mental dan kematangan juara dalam bolabasket sama pentingnya dengan pembinaan teknik, fisik dan taktik. Pembinaan mental pemain harus ditujukan pada penanaman unsur-unsur psikologis yang mendukung terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga. Pembinaan mental dan kematangan juara, dapat dilakukan melalui pemberian pengertian kepada siswa serta melalui berbagai pertandingan uji coba didalam tim sendiri maupun uji coba dengan tim yang lain. 2. Belajar Keterampilan Gerak Pembelajaran merupakan proses mengajar yang dilakukan oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. (Sukintaka, 2004:55). Dalam pelaksanaan pembelajaran terjadi interaksi antara pengajar (guru) yang bertugas mengajar dan pembelajar (siswa) sebagai individu yang melakukan proses belajar, dimana interaksi itu merupakan interaksi yang bersifat edukatif. Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29) adalah, seperangkat kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan.mengajar merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pengajar untuk memberikan pengalaman kepada siswa selaku pembelajar. Rusli Lutan (1988:381) menyatakan bahwa, mengajar adalah seperangkat kegiatan sengaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dan pada yang diajar. Nana Sudjana (2000:25) menyatakan bahwa, Hakikat belajar mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi pada siswa commit secara to user aktif berinteraksi dengan lingkungan

46 digilib.uns.ac.id 27 belajar yang diatur oleh guru. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil belajar. Belajar merupakan pengembangan kemampuan yang terdiri dan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang tujuan utamanya mengembangkan aspek psikomotor. a. Hakekat Belajar gerak Pembelajaran keterampilan gerak memiliki ciri khusus jika dibandingkan dengan pembelajaran lainnya, karena berhubungan langsung dengan aktivitas fisik siswa. Tujuan utama yang hendak dicapai adalah peningkatan keterampilan gerak yang terlihat dan kinerja gerak yang ditampilkan oleh siswa. Penguasaan keterampilan tersebut hanya dapat diperoleh melalui pelaksanaan gerak dengan program pembelajaran yang terencana, sistematis dan berkelanjutan. Keterampilan gerak merupakan perubahan yang diperoleh dan proses belajar motorik atau belajar gerak. Schmidt yang dikutip Rusli Lutan (1988:102) menyatakan bahwa, belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Magill (1985:8) menyatakan bahwa, Belajar gerak adalah perubahan dari individu yang didasarkan dari perkembangan permanen dari individu yang dicapai oleh individu sebagai hasil praktek. Drowtzky seperti dikutip Sugiyanto (1998:269) mengemukakan bahwa, belajar motorik atau belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular yang diekspresikan gerakan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh. Pada belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerakan-gerakan olahraga. Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya, kemudian menirukan dan mencoba melakukannya berulang commit kali. to user Dalam menerapkan pola-pola gerak

47 digilib.uns.ac.id 28 yang dikuasai pada kondisi tertentu yang dihadapi dan pada akhirnya diharapkan siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas gerak tertentu. Tujuan utama belajar gerak adalah meningkatkan keterampilan. Menurut Sugiyanto (1998:289) bahwa, keterampilan gerak bisa diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik.gerakan yang baik adalah gerakan yang memiliki kriteria efektif dan efisien. Pembelajaran keterampilan merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan efektivitas dalam melakukan gerakan yang kompleks, yang di dalam melaksanakannya memerlukan koordinasi beberapa bagian tubuh atau bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, untuk memperoleh keberhasilan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dalam pembelajaran keterampilan gerak, konsep kesiapan belajar siswa sangat penting untuk diperhatikan. Kesiapan belajar dan aspek fisik-fisiologis merupakan faktor mendasar bagi penguasaan keterampilan gerak. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa, pembelajaran keterampilan teknik dasar bermain bola basket merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan efektivitas gerakan keterampilan teknik pada permainan bola basket. Gerakan keterampilan teknik dasar bermain bola basket merupakan gerakan yang di dalam melaksanakannya memerlukan koordinasi beberapa bagian tubuh atau bagian-bagian tubuh secara keseluruhan. Gerakan teknik dasar bermain bola basket meliputi, melempar, menangkap bola, dribbling dan shooting. b. Tahapan Belajar Keterampilan Tujuan belajar keterampilan, adalah agar dapat melakukan suatu gerakan secara terampil, otomatis dan reflektif dengan gerakan yang benar. Suatu keterampilan gerak dapat dicapai melalui proses belajar gerak. Penguasaan suatu keterampilan dapat dicapai melalui beberapa tahapan. Menurut Fitts & Posner yang dikutip menurut Singer (1981:87) bahwa, tahapan atau fase belajar keterampilan terdiri dari, (1) Tahap kognitif, (2) Tahap assosiatif, dan (3) Tahap outonom. commit to user

48 digilib.uns.ac.id 29 Fase kognitif merupakan fase awal dan proses belajar gerak. Perkembangan yang menonjol dalam fase awal ini yaitu daya pikir siswa, dimana siswa mengetahui dan memahami mengenai konsep gerakan yang dipelajari. Dalam tahap awal belajar keterampilan gerak pembelajar harus mengetahui dan memahami gerak yang benar dan informasi verbal dan bayangan (visual). Informasi tentang gerakan yang dipelajari ditangkap melalui indera, kemudian diproses dalam mekanisme perseptual. Selanjutnya gerakan yang akan dilakukan terkonsep di dalam pikiran. Agar bisa melakukan gerak tertentu, terlebih dahulu pemain harus tahu tentang gerakan yang akan dilakukan. Dalam fase kognitif, gerakan yang akan dilakukan terkonsep di dalam pikiran. Fase assosiatif yaitu suatu fase menghubung-hubungkan bagian-bagian gerakan yang telah mampu dilakukan sebelumnya. Fase asosiatif merupakan bagian penting dan proses belajar gerak, karena berkaitan dengan kemampuan merangkaikan gerakan yang dipelajani secara terpadu. Dalam tahap asosialif pembelajar telah menguasai gerak yang benar, tetapi belum menjadi gerak otomatis. Dengan praktek berulang-ulang suatu gerakan makin dapat dikuasai.kesalahan-kesalahan yang dilakukan semakin berkurang. Tahap akhir dalam proses belajar keterampilan gerak adalah tahap otonom. Fase otonom atau fase akhir yaitu suatu fase dimana gerakan-gerakan keterampilan sudah mampu dilakukan hampir secara otomatis. Gerakan dapat dilakukan dengan lancar, tidak terputus-putus, akurat, penampilan terbaiknya bisa dicapai secara ajeg. Otomatisasi gerakan ini dapat dicapai melalui latihan secara teratur dan berulang-ulang. Dalam mempelajani suatu pola gerak keterampilan diperlukan jangka waktu tertentu. Lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu keterampilan sesual dengan jenis keterampilan yang dipelajari. Semakin kompleks jenis keterampilan gerak yang dipelajari.waktu yang diperlukan semakin lama. c. Strategi dan Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Bola Basket Pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan bola basket diperlukan strategi pendekatan pembelajaran commit yang to sesuai. user Guru memerlukan penguasaan

49 digilib.uns.ac.id 30 strategi mengajar yang baik. Yang dimaksud dengan strategi mengajar, menurut Sugiyanto (1998:427) yaitu, pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuannya bisa tercapai. Guru perlu memiliki keterampilan medofikasi komponen-komponen yang ada dalam proses pengajaran. Menurut Yoyo Bahagia & Adang Suherman (1999:2) bahwa aspek-aspek dalam pengajaran meliputi, (1) tujuan, (2) karakteristik materi, (3) kondisi lingkungan dan (4) evaluasinya. Aspek-aspek tersebut harus dipahami oleh guru, selanjutnya guru harus dapat melakukan modifikasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pengajar dan Pembina dapat melakukan pembelajaran dengan metode dan model yang bervariasi, agar jalannya pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Model pendekatan pembelajaran keterampilan bermain bola basket dapat dilaksanakan dengan bervariasi. Prosedur pembelajaran keterampilan, khususnya dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan pendekatan bermain dan pendekatan berlatih. Pendekatan bermain dan pendekatan latihan, secara praktis sering digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran bermain bola basket. Dengan melalui pembelajaran yang sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan pendekatan yang sesuai, maka penguasaan keterampilan bermain bola basket akan dapat tercapai. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran bola basket, khususnya teknik bermain bola basket pembina atau pengajar dapat menggunakan berbagai jenis pendekatan d. Pembelajaran Keterampilan Dengan Pendekatan Bermain Bermain merupakan peristiwa hidup yang sangat digemari oleh anak-anak orang dewasa. Bermain merupakan hal yang paling disukai siswa. Bagi mereka, bermain adalah tugasnya. Melalui bermain, banyak yang dipelajari siswa. Mulai dari belajar bersosialisasi, menahan emosi, atau belajar hal lain, yang semuanya diperoleh secara integrasi. Ingatlah bahwa anak belajar melalui berbuat (learning by doing) dengan diberi kesempatan untuk selalu mencoba hal-hal baru, bereksplorasi, siswa akan banyak memeroleh pengalaman baru, dan inilah yang disebut proses belajar yang sebenarnya (Suyatno, 2008). Melalui bermacammacam kegiatan yang ada dalam permainan, banyak fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat ditanamkan commit dan to dikembangkan. user Misalnya keseimbangan

50 digilib.uns.ac.id 31 mental, kecepatan proses berfikir, daya konsentrasi, kepemimpinan, pendekatan sosial dan lain-lain. Kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap manusia tanpa memandang usia manusia. Khususnya untuk anak-anak kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang bersifat sangat penting, sebab melalui kegiatan bermain potensi yang dimiliki oleh anak dapat tergali secara optimal. Keinginan bermain timbul karena minat pada diri seseorang untuk bergerak sesuai dengan kebutuhan, memelihara kondisi tubuh serta untuk menghilangkan kejenuhan. Bermain merupakan kegiatan yang penuh daya hayal, penuh aktivitas, dan anak-anak melakukannya dengan cara mereka sendiri menggunakan tangan dan tubuh mereka. 1. Konsep Dasar Bermain Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain. Filsuf Yunani, Plato, merupakan orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dan bermain. Anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatikan melalui situasi bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi anak. Bermain merupakan cara untuk berekplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dan pengalaman bermain (M. Furqon, 2008). Rusli Lutan (1991:4) memberikan batasan tentang bermain sebagai berikut, bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dan ikatan peraturan.berdasarkan Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan (1998:16) dikemukakan bahwa, Bermain merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan commit to secara user sukarela, tanpa paksaan, dalam

51 digilib.uns.ac.id 32 waktu luang. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai kegiatan bermain jika aktivitas itu dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dengan tanpa adanya tujuan untuk memperoleh keuntungan material, dan terikat pada peraturan tertentu yang harus dipatuhi bersama. Bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan. Bermain menurut Mulyadi, S. (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain antara lain: 1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak 2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik 3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak 4. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak 5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya Menurut Garvey (1990) seperti yang dikutip Savitri Hanny Wreksoo (2008) mengemukakan mengenai, beberapa ciri bermain sebagai berikut: 1. Menyenangkan 2. Tidak memiliki tujuan. Tidak boleh ada intervensi tujuan dan luar si anak yang memotivasi dilakukannya kegiatan bermain 3. Bersifat spontan dan volunter 4. Bermain berarti anak aktif melakukan kegiatan. 5. Memiliki hubungan yang sistematis dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan peran sosial, perkembangan kognitif, dan sebagainya Banyak konsep dasar yang dapat dipelajari anak melalui aktivitas bemain. Pada usia prasekolah, anak perlu menguasai berbagai konsep dasar tentang commit to user

52 digilib.uns.ac.id 33 warna, ukuran, bentuk, arah, besaran, dan sebagainya. Konsep dasar ini akan lebih mudah diperoleh anak melalui kegiatan bermain. Bermain, jika ditinjau dan sumber kegembiraannya di bagi menjadi dua, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Sedangkan jika ditinjau dan aktivitasnya, bermain dapat dibagi menjadi empat, yaitu bermain fisik, bermain kreatif, bermain imajinatif, dan bermain manipulatif. Jenis bermain tersebut juga merupakan ciri bermain pada anak usia pra sekolah dengan menekankan permainan dengan alat (balok, bola, dan sebagainya) dan drama. Berdasarkan definisi bermain yang telah diungkapkan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu kegiatan yang dapat memicu kreativitas serta daya fikir anak secara optimal tanpa anak tersebut merasa dipaksa untuk melakukannya. Kegiatan bermain untuk setiap anak dapat memberi pelajaran atau pengalaman bagaimana beradaptasi baik itu dengan lingkungan, orang lain, maupun dengan dirinya sendiri. Dalam kegiatan bermain anak-anak tidak sungguh-sungguh, melainkan bertindak sesuai perannya, akan tetapi walaupun demikian bermain merupakan suatu hal yang serius bagi mereka. Menurut Sukintaka, ada dua bentuk permainan yang dilakukan anak-anak, yaitu: (1) Permainan yang dilakukan oleh mereka sendiri, peraturan, hukuman dan perwasitan ditentukan oleh mereka sendiri dan (2) Bentuk permainan yang diberikan oleh orang dewasa baik itu guru Penjasorkes, orang tua dan pihak lain. Permainan pada umumnya mempunyai tujuan untuk mempengaruhi agar anak dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Jadi anak yang bermain itu baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja seluruh aspek pribadinya dapat berkembang. Asian Brain.com (2008) bahwa, Permainan anak tidak terlepas dengan masa kanak-kanak yang indah dan menggembirakan. Apabila kita ditanya tentang masa kanak-kanak, tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami Semuanya begitu indah dan menggembirakan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anakanak adalah bermain. commit to user

53 digilib.uns.ac.id 34 Sukintaka (1991:6-8) mengemukakan tentang teori bermain (1) Teori rekreasi atau teori pelepasan, (2) Teori surplus atau teori kelebihan tenaga, (3) Teori sublimasi, 4) Teori Buhler, (5) Teori reinkarnasi. (a) Teori Rekreasi Atau Teori Pelepasan Teori ini diutarakan oleh bangsa Jerman yang bernama Schaller dan Lizarazus, menerangkan bahwa permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kinerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat. (b) Teori Surplus Atau Teori Kelebihan Tenaga Kelebihan tenaga (kekuatan atau vitalitas) pada anak atau orang dewasa yang belum digunakan, disalurkan untuk bermain. Kelebihan tenaga yang dimaksudkan sebagai kelebihan energi, kelebihan kekuatan hidup dan vitalitas, yang dianggap oleh manusia untuk memeliharanya melalui permainan. (c) Teori Sublimasi Oleh El Clafarede (Swiss), bahwa permainan bukan hanya mempelajari fungsi hidup (Teori Groos), tetapi juga merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, tinggi atau indah), yaitu dengan bermain insting, yang tadinya rendah dapat mengalami peningkatan menjadi tinggi. (d) Teori Buhier Oleh Karl Buhier (Jerman), bahwa permainan itu kecuali mempelajari fungsi hidup (Teori Groos), juga merupakan function Lost (nafsu berfungsi). Selanjutnya ia mengatakan bahwa bila perbuatan seperti berjalan, berlari, dan lompat itu mempunyai kegunaan bagi kehidupannya kelak, di samping itu haruslah anak mempunyai kemauan untuk berjalan, berlari dan lompat. (e) Teori Reinkarnasi Maksud teori tersebut ialah bahwa anak-anak selalu bermain dengan permainan yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya. 2. Jenis-jenis Bermain Salah satu bentuk pembelajaran olahraga yang cukup menarik, khususnya anak-anak adalah bermain. Bermain commit merupakan to user kegiatan yang disenangi oleh

54 digilib.uns.ac.id 35 anak-anak. Bentuk-bentuk aktivitas bermain yang sering dilakukan manusia sangat banyak. Jenis permainan dapat dibagi berdasarkan cirinya, yaitu antara lain: a. Permainan fungsi Dalam permainan ini yang diutamakan adalah gerak seperti berlari-lari atau kejar-kejaran. Contoh: Permainan Boy-boyan, Bebentengan, Hitam hijau, dan lain-lain. b. Permainan konstruktif Yang dimaksud dengan permainan ini adalah senang sekali membangun seperti membangun rumah-rumahan, mobil-mobilan dan lainlain. c. Permainan destruktif Dalam permainan ini anak senang bermain dengan cara merusak alatalat permainan itu lalu di susun kembali. Contoh : Permainan Kartu, dan lain-lain: d. Permainan resetif Permainan ini yaitu dengan cara orang tua menceritakan suatu cerita anak, dan anak di dalam jiwanya menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam cerita itu. Contoh: Permainan Si kancil dan si kura-kura (kuya). e. Permainan peranan Dalam permainan ini anak berperan sebagai pelaku dalam permainannya. Contoh: Permainan kucing dan anjing. f. Permainan sukses Dalam permainan ini anak saling berlomba untuk menonjolkan kelebihannya. Contoh: Permainan Tenis meja, dan lain-lain. Masih banyak lagi jenis-jenis permainan yang lain. Berdasarkan analisisnya Caillois yang dikutip Rush Lutan (1991:5) membagi permainan (game) menjadi empat kategori utama yaitu agon, alea, mimikri dan ilinx. Agon merupakan jenis permainan yang mencakup semua bentuk kesempatan yang sama. Hal ini diatur oleh peraturan. Dalam permainan ini diperlukan keberadaan wasit sebagai penengah dan orang yang mengatur jalannya pentandingan agar commit tetap to berjalan user sesuai dengan peraturan yang

55 digilib.uns.ac.id 36 berlaku. Karena itu, wasit yang mengatur jalannya pertandingan menjalankan tugasnya tanpa niat memihak. Tujuan akhir ialah mencapai kemenangan. Karena itu, perjuangan fisik begitu menonjol seperti terungkap dalam kualitas kemampuan organ tubuh berfungsi, misalnya kecepatan, daya tahan, dan lain-lain. Permainan tennis, bulutangkis, bolavoli, bola basket dan lain-lain yang sejenis merupakan contoh dan permainan yang tergolong agon. permainan yang bersifat pertandingan atau perlombaan. Permainan ini biasanya dilakukan oleh dua pihak yang saling berkompetisi. Permainan jenis alea berbeda dengan Agon. Perbedaannya terletak pada keterlibatan fisik dan keterampilan dalam permainan. Alea merupakan sekelompok permainan yang hasilnya bersifat untung-untungan atau keberuntungan salah satu pihak. Permainan dadu, rulet, bakarat, pelaksanaannya, si pemain cenderung pasif dan tak memperagakan kemampuannya yang bersumber pada penguasaan keterampilan, otot, atau kecerdasan. Beberapa jenis permainan yang menggunakan kartu seperti domino atau bridge merupakan kombinasi dari agon dan alea. Selain masih besar faktor untung-untungan, si pemain berikhtiar untuk mengakali lawan dengan siasat tertentu. Seperti dalam permainan bridge, si pemain memanfaatkan alasan-alasan logis atau teori untuk memainkan kartunya. Mimikri adalah jenis ini mencakup semua bentuk permainan yang mengandung ciri pokok bermain seperti kebebasan, batasan waktu dan ruang, dan bukan sungguhan. Tersirat di dalamnya ilusi, imajinasi, dan interprestasi. Permainan jenis mimikri umumnya, banyak dilakukan oleh anak-anak. Semua jenis permainan anak-anak yang cenderung berperan berpura-pura, seperti main perang-perangan, memanusiakan benda, dan memperlakukan satu objek dengan fungsi lain (misalnya, kursi sebagai mobil) tergolong jenis mimikri. Ilinx merupakan jenis permainan yang mencakup semua bentuk permainan yang mencerminkan pelampiasan keinginan untuk bergerak, bertualang, dan dalam ujud kegiatan dinamis, sebagai lawan dari keadaan diam, stabil atau seimbang. Mendaki gunung, olahraga di alam terbuka, commit to user

56 digilib.uns.ac.id 37 permainan ayunan anak-anak, merupakan contoh dan permainan yang termasuk kategon ilinx. 3. Manfaat Bermain Bagi Anak Bermain adalah merupakan peristiwa hidup yang sangat digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa, melalui bermacam-macam kegiatan yang ada dalam olahraga permainan yang diberikan disekolah, banyak fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat ditanamkan dan dikembangkan. Misalnya keseimbangan mental, kecepatan proses berfikir, daya konsentrasi, kepemimpinan, pendekatan sosial dan lain-lain. Suyatno (2008) mengemukakan bahwa, Permainan merupakan kendaraan untuk belajar bagaimana belajar (learning how to learn) untuk kepentingan siswa. Lewat permainan, siswa bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, berlatih peran sosial, dan secara umum memerkuat seluruh aspek kehidupan anak sehingga membuat anak menyadari kemampuan dan kelebihannya.fungsi-fungsi kepribadian dan kejiwaan sangat mungkin dikembangkan melalui kegiatan bermain. Hal ini disebabkan karena didalam bermain banyak kejadian yang melibatkan keaktifan kejiwaan dan kepribadian pada setiap individu. Dalam bermain dituntut adanya kejujuran, dapat bekerjasama dengan orang lain atau anggota kelompoknya, sportifitas, disiplin dan patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Kegiatan permainan yang diberikan di sekolah oleh guru yang berwenang akan banyak membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, dalam arti baik yang bersifat jasmaniah kejiwaan maupun sosial, Dalam bermain banyak tantangan yang harus dapat ditunggulangi. Didalam lapangan permainan tidak ada tempat bagi anak-anak hanya berfantasi saja tanpa diikuti oleh tidakan realisasinya. Melalui kegiatan bermain dapat ditanamkan rasa percaya pada kemampuan diri sendiri, sehingga akan mengurangi rasa ketergantungan pada orang lain. Dalam bermain terutama dalam pertandingan-pertandingan banyak pengalaman yang bermanfaat bagi pengembangan daya penyesuaian diri, pengertian terhadap temannya dan commit kesediaan to user menerima keadaan yang kadang-

57 digilib.uns.ac.id 38 kadang seperti yang diharapkan. Bermain merupakan salah satu cara efektif untuk belajar, sebab bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan. Di samping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Melalui permainan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, pola sosialisasi dan emosi, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah. Bermain memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan anak. Bermain dapat digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan potensi fisik, kognitif, social, dan emosi. M. Furqon (2008) secara rinci menngemukakan mengenai manfaat ini, bermain bagi perkembangan anak sebagai berikut: 1) Perkembangan keterampilan gerak 2) Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani. 3) Dorongan berkomunikasi 4) Penyalur bagi energy emosional yang terpendam. 5) Penyalur bagi kebutuhan dan keinginan 6) Sumber belajar 7) Rangsangan bagi kreativitas 8) Perkembangan wawasan diri 9) Belajar bermasyarakat 10) Perkembangan kepribadian. Selain belajar keterampilan, dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran baik atau jahat membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi commit yang to user dia hadapi. Dengan kegiatan bermain

58 digilib.uns.ac.id 39 memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya. Bagi anak, olahraga bisa menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam permainan olahraga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri seth belajar mengembangkan diri setiap waktu. Beberapa ahli berpendapat tentang teori permainan sebagai alat pendidikan sebagai berikut (Imam Suyudi,1979 : 90-91): 1) Bigot dan kawan-kawan mengatakan, permainan memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai. 2) Bucher. Permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki dan wanita, mampu menggerakkan untuk berlatih, gembira dan relax. Permainan merupakan salah satu komponen pokok pada tiap program pendidikan jasmani, maka tiap-tiap guru olahraga harus mengenal secara mendalam tentang seluk beluk permainan. 3) Drijarkara. Dorongan untuk bermain itu ada pada tiap manusia, lebih-lebih pada manusia muda, Sebab itu semestinya permainan dipergunakan untuk pendidikan. 4) Hadisukatno berpendapat lain, Memang kita kaum Taman Peserta didik mempunyai keyakinan setebal-tebalnya, bahwa dengan permainan kanakkanak sebagai alat dalam pendidikan itu dapat membimbing anak-anak kita kearah kedewasaan, kesempurnaan hidup, kebangsaan semurni-murninya. Dari pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya anak sangat menyukai permainan, maka permainan itu menjadi pusat perhatian anak. commit to user

59 digilib.uns.ac.id 40 a. Belajar dari permainan (Learning by playing) Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child bahwa, Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah b. Permainan mengembangkan otak kanan Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permainan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah. c. Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran baik atau jahat membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari sitüasi yang dia hadapi. Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya. Kegiatan bermain memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan anak, secara fisik, sosial, mental maupun emosional. Manfaat yang diperoleh dan aktivitas bermain antara lain 1) Membantu manusia mengenali dunia, alam kehidupannya sendiri dan lingkungan dunia sekitar tempat hidupnya. 2) Meningkatkan kesehatan jasmani, rohani, dan sosial serta kegairahan hidup. 3) Menimbulkan kegemaran bergerak, keluwesan gerakan kekayaan keterampilan gerak. commit to user

60 digilib.uns.ac.id 41 4) Memberikan bimbingan ke arah penguasaan gerak sebagai orang dewasa, sebagai pribadi yang mantap dan kreatif serta kerjasama. Kegiatan bermain bagi anak-anak sangat penting untuk penyesuaian diri terhadap lingkungan hidupnya, meskipun pada masa anak-anak bermain dilakukan karena dorongan naluri tanpa disadari untuk apa mereka melakukannya. Unsur gerak yang dilakukan pada saat bermain bermanfaat untuk merangsang perkembangan fisik dan mental anak, karena pada masa anak.-anak merupakan masa yang penting dalam memperbaiki dan menyelaraskan gerakan dasar untuk menopang kemampuan motoriknya. Pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan. Bemain merupakan cara yang sangat efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru.itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran keterampilan olahraga, maka pendekatan bermain merupakan salah satu cara pembelajaran yang memberikan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan gerak, serta keterampilan siswa. Bermain dapat meningkatkan motivasi dan menggembirakan, di samping dapat digunakan sebagai salah satu bentuk aktifitas jasmani untuk pembelajaran. Berdasarkan Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan (1998:16) dikemukakan bahwa, Di dalam bermain terkandung nilai pendidikan sehingga perlu dimanfaatkan sebagai upaya menuju pendewasaan melalui pemberian rangsangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial dan moral yang berguna pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan secara normal dan wajar. Pembina atau pelatih dapat memanfaatkan pendekatan bermain sebagai alat untuk pembelajaran keterampilan tertentu. Melalui bermain anak dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan bermain, dengan arti kata belajar bermain. Orientasi commit dan to belajar user gerak tidak hanya pada usaha

61 digilib.uns.ac.id 42 untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak, melainkan juga pada perkembangan keseluruhan anak didik. Aktivitas bermain dapat dirancang dengan berisikan berbagai keterampilan gerak yang diperlukan sesuai tujuan pembelajaran. Gerakan yang dilakukan dalam bermain dapat disusun mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan gerak yang kompleks. Anak dapat belajar berbagai keterampilan melalui permainan. Oleh karena itu dengan bermain akan memberikan perkembangan keterampilan bagi anak. Bentuk-bentuk permainan yang dipilih secara cermat merupakan bagian yang sangat berarti dalam program pembelajaran dan memiliki sumbangan nyata bagi perkembangan anak-anak secara menyeluruh. Bentuk permainan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bermain bola basket yaitu dalam bentuk pertandingan. Bentuk bermain dalam bentuk pertandingan ini dapat disebut agon (Rush Lutan, 1991:5). Lebih lanjut Rush Lutan (1991:5) menyatakan bahwa, agon merupakan jenis permainan yang mencakup semua bentuk permainan yang bersifat pertandingan atau perlombaan. Model-model permainan yang dapat diterapkan untuk pembelajaran keterampilan teknik bermain bola basket antara lain: 1) Tantangan mengumpan 2) Umpan dan menunduk beranting. 3) Drible titik-titik api. 4) Drible jatuh bangun 5) Tepukan drible cepat. 6) Shooting dua puluh satu. 7) Kecepatan menembak (Keven A. Prusak, 2007) Selama pembelajaran siswa aktif bergerak meskipun dia tidak sedang menguasai bola. Aktivitas gerak anak pada pendekatan bermain lebih banyak dibandingkan dengan pendekatan latihan. Dengan demikian, pendekatan bermain merupakan pendekatan yang cocok digunakan dalam pembelajaran bola basket karena sesuai dengan minat dan keinginan anak. Dengan pendekatan bermain banyak hal yang diperoleh anak, baik dari segi kesehatan, pengembangan kepribadian, kreatifitas, commit maupun to user sikap sosialnya.

62 digilib.uns.ac.id 43 Permainan merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan, sehingga bentuk permainan akan dapat meningkatkan gairah dan motivasi mereka untuk menguasai teknik yang diberikan. Pembelajaran ini harus dirancang secara sederhana dengan aturan-aturan yang dapat dipahami oleh anak sehingga mereka dapat bermain dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Permainan merupakan cara untuk menciptakan suasana kompetitif pada siswa, seperti untuk mencapai kemenangan yang peraturannya telah disepakati terlebih dahulu. Motivasi atau dorongan belajar berperanan penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran, oleh karena itu pelajar perlu ditumbuhkan motivasi dan semangat belajarnya. Motivasi belajar dapat ditumbuhkan diantaranya melalui penciptaan rasa kompetitif. Sugiyanto (1998:330) mengemukakan bahwa, Mengenai semangat berusaha bisa ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara pelajar. Dengan adanya suasana kompetitif, pelajar akan berusaha berbuat sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dan teman-teman yang lain. Adanya sifat kompetitif ini membawa peserta merasa tertantang untuk memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap problem yang ia temui dalam permainan. Sedangkan dengan adanya peraturan dapat menumbuh kembangkan sikap disiplin, saling menghargai dan bertanggung jawab dalam mentaati peraturan yang berlaku secara seksama. Terciptanya situasi yang kompetitif ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk melakukan aktivitas gerak dengan sebaik-baiknya. Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan proses pengelolaan kondisikondisi lingkungan belajar yang terdiri dari siswa, guru, media dan alat bantu pendukung sehingga siswa dapat mencapai kompetensi tertentu. Belajar merupakan sebuah proses, dengan tujuan untuk mengubah perilaku. Menurut Robb (1972:6) belajar mempunyai implikasi perubahan perilaku yang relatif permanen. Perubahan perilaku ini direfleksikan dalam perubahan performa atau penampilan. Menurut Charles Galloway dalam Sugiyanto (1998:26) belajar adalah perubahan kecenderungan tingkah laku yang relatif permanen, yang merupakan hasil dan berbuat berulang-ulang. Menurut Gallahue (1998:17) belajar merupakan proses commit internal to yang user menghasilkan perubahan yang

63 digilib.uns.ac.id 44 konsisten dalam perilaku yang muncul sebagai bukti peristiwa belajar. Belajar itu sendiri merupakan hasil dari pengalaman, pendidikan, dan latihan yang berinteraksi dengan proses biologi. Menurut Ormrod (2008:269) belajar atau pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan jangka panjang dalam representasi atau asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman. Ada tiga hal yang terjadi pada proses belajar, yaitu : (1) perubahan jangka panjang, (2) melibatkan representasi atau asosiasi mental, (3) dihasilkan dari pengalaman. Sedangkan menurut Singer(1981:8), belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang potensial yang tercermin sebagai akibat dari latihan dan pengalman masa lalu terhadap situasi tugas tertentu. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat dikatakan bahwa seseorang atau siswa telah mengalami belajar (learning) apabila pada diri siswa tersebut yang terjadi perubahan perilaku, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan perubahan tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Di samping itu perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang tercermin dalam perubahan penampilan atau performa yang sifatnya relatif permanen. Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui aktivitas belajar dapat dikategorikan ke dalam tiga domain, yaitu : domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Materi belajar gerak dalam penelitian ini termasuk dalam keterampilan gerak. Menurut Sugiyanto (2007:90) keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif, sebagai hasil dari kontrol dan koordinasi bagianbagian tubuh yang terlibat dalam gerakan. Keterampilan ini bisa diperoleh dari proses belajar gerak. Bermain bolabasket merupakan salah satu jenis aktivitas atau kegiatan olahraga yang memerlukan keterampilan. Menurut Dal Monte (1975:96) kegiatan yang berdasarkan keterampilan atau skill adalah kegiatan-kegiatan yang mementingkan stimulasi sistem syaraf melalui tindakan motorik yang sangat teliti. Menurut Magill (1993:7) keterampilan gerak menunjukkan sebuah tindakan atau tugas yang memiliki tujuan yang menuntut gerakan yang disadari atau dikehendaki dari tubuh atau anggota tubuh untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi ada beberapa karakteristik yang menunjukkan keterampilan gerak yaitu : ada tujuan yang akan dicapai, gerakan ditampilkan secara sadar atau dikehendaki, bukan gerakan refleks, ada gerakan dari tubuh atau anggota tubuh untuk mencapai commit tujuan to user tindakan atau tugas. Dari pendapat

64 digilib.uns.ac.id 45 para ahli yang sudah dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain bolabasket termasuk dalam keterampilan gerak karena gerakan yang ada dalam bolabaske tmemiliki tujuan, dilakukan oleh tubuh dan anggota tubuh secara sadar atau disengaja, dan menuntut tindakan motorik yang terkontrol dan terkoordinasi dengan baik. Belajar gerak merupakan aspek belajar dimana gerakan merupakan bagian yang utama (Gallahue, 1998:17). Menurut Sugiyanto (1998:268) belajar gerak adalah belajar yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh. Pada proses belajar gerak aspek yang dominan terlibat adalah adalah aspek fisik dan psikomotor. Ini tidak berarti bahwa aspek yang lain seperti kognitif dan efektif tidak terlibat sama sekali. Aspek kognitif dan afektif tetap terlibat, namun dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan aspek psikomotor. Dalam belajar gerak ada fase-fase atau tahapan-tahapan yang harus dilalui. Menurut Fitts dan Posner dalam Richard A. Magill (1993:59-60) belajar keterampilan gerak terjadi dalam tiga tahap, yaitu : (a). tahap kognitif, (b). tahap asosiatif, dan (c) tahap otonom. Sedangkan menurut Adam dalam Magill (1993:60) ada dua tahap yang dilalui dalam belajar keterampilan gerak, yaitu tahap gerak verbal (verbal-motor stage) dan tahap gerak (motor stage). Menurut Robb (1972:51) proses belajar keterampilan (termasuk keterampilan gerak) dibagi dalam tiga fase, yaitu : (1) fase kognitif, (2) fase fiksasi, dan (3) fase otonom. Dari para pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar gerak dilakukan dalam tahapan-tahapan atau fase-fase, dan tidak hanya melibatkan aspek psikomotor saja, namun juga aspek kognitif dan afektif. Aspek psikomotor berkenaan dengan perilaku gerak dan atau kontrol tubuh. Aktifitas psikomotor berorientasi pada gerakan tubuh dan menekankan respon-respon fisik yang tampak atau dengan mudah dapat dilihat. Aspek kognitif berkenaan dengan aktifitas berfikir meliputi ingatan, pengenalan pengetahuan, dan kemampuan atau kecakapan intelektual. Sedangkan Afektif berkenaan dengan perilaku perasaan (feeling), emosi, atau derajad penerimaan atau penolakan. Istilah keterampilan gerak (motor skill) secara konseptual dapat diartikan dalam dua cara. Yang pertama, keterampilan dipandang sebagai sebuah tugas atau kerja (task), dan yang kedua keterampilan dipandang sebagai taraf kecakapan unjuk kerja (level of performance proficiency) yang dapat membedakan taraf keterampilan tinggi dan rendah (Richard A. Schmidt dan Craig D. Wrisberg, (2004:5). Menurut Sugiyanto (2007:90) keterampilan gerak adalah kemampuan commit melakukan to user gerakan secara efisien dan efektif,

65 digilib.uns.ac.id 46 sebagai hasil dari kontrol dan koordinasi bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan. Keterampilan gerak ini diperoleh melalui proses belajar gerak, untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu diperlukan waktunya sangat variatif antar individu, dan juga tergantung dari kompleksitas gerakan yang dipelajari. Faktor bakat, minat, kesungguhan berusaha, dan tingkat kemampuan gerak juga menentukan lamanya waktu belajar yang diperlukan untuk menjadi terampil. Dikatakan memiliki gerakan yang terampil apabila seseorang tersebut mampu melakukan gerakan dengan benar, efisien, dan efektif. Menurut John N. Drowatzky ada 3 komponen yang mendukung gerakan yang efisien, yaitu kesegaran dan kemampuan gerak, kemampuan sensori, dan proses perseptual. Ketiga komponen dapat digambarkan sebagai berikut : Kesegaran dan Kemampuan Gerak Kekuatan Daya Tahan Waktu Reaksi Koordinasi Keseimbangan Kecepatan Kelincahan Kelentukan Pandangan Kinestesis Pendengaran Pengecap Pembau Perasa Peraba Propriosepsi Gerakan Efisien Kesadaran tubuh Kedalaman persepsi Konsistensi Perencanaan gerak Kesadaran ruang Pemrosesan informasi Kesadaran waktu Kemampuan Sensori Proses Perseptual Gambar 8. Komponen-komponen pendukung gerakan efisien. (Dimodifikasi dari Barsch, commit 1968) to user

66 digilib.uns.ac.id 47 Karena dalam belajar gerak juga melibatkan aspek kognitif, maka perlu juga dipertimbangkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak selaras dengan pertambahan usia. Menurut Teori Piaget (Ormrod, 2008:43) tahap-tahap perkembangan kognitif meliputi : a. Tahap Sensorimotor, terjadi setelah kelahiran hingga usia sekitar 2 tahun. Pada tahap sensorimotor ini, anak-anak berfokus pada apa yang mereka lakukan dan lihat pada saat itu, anak-anak mulai bereksperimen dengan lingkungannya melalui prinsip trial and error. b. Tahap Praoperasional, berlangsung pada usia 2 tahun hingga usia sekitar 6 atau 7 tahun. Pada awal tahap ini, keterampilan bahasa berkembang pesat, ditandai dengan penguasaan kosa kata yang meningkat. Namun pada masa ini anak menunjukkan egosentrisme praoperasional yaitu ketidakmampuan memandang situasi dari perspektif orang lain. c. Tahap Operasional Konkret, terjadi pada usia sekitar 6 atau 7 tahun hingga usia 11 atau 12 tahun. Pada tahap ini proses-proses berpikir mulai terorganisasi ke sistem proses-proses mental yang lebih besar yang memudahkan mereka berpikir lebih logis daripada sebelumnya. Anak-anak pada masa ini sudah mampu melakukan penalaran deduktif d. Tahap Operasional Formal, berlangsung pada usia sekitar 11 atau 12 tahun hingga usia dewasa. Anak-anak yang berada pada tahap operasional formal dapat memikirkan dan membayangkan konsep-konsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret. Menurut Persepektif Piaget, kemampuan matematika siswa pada tahap ini cenderung meningkat. Soal-soal matematika yang cenderung abstrak menjadi lebih mudah dipecahkan daripada masa sebelumnya. Berdasarkan teori Piaget di atas, maka anak-anak usia SMP sudah dapat menangkap konsep-konsep dasar gerakan yang disampaikan secara verbal dan bersifat relatif abstrak. Konsepsi gerakan fisik dalam beberapa cabang olahraga seperti senam, atletik, renang, ski dan lain sebagainya dapat ditangkap oleh anak, walaupun konsepsi itu disampaikan melalui uraian secara commit verbal, namun to user demikian konsepsi tersebut akan

67 digilib.uns.ac.id 48 lebih cepat ditangkap apabila disampaikan melalui gerakan konkret, misalnya melalui modelling. 5) Kondisi Belajar Gerak Selain melalui tahapan-tahapan, proses belajar gerak menuntut adanya kondisi belajar. Yang dimaksud dengan kondisi belajar gerak adalah suatu persyaratan yang diperlukan agar terjadi proses belajar gerak(sugiyanto, 2007:95). Kondisi belajar gerak secara garis besar terdiri dari kondisi internal dan eksternal. Menurut Sugiyanto (1998:325) kondisi internal merupakan keadaan yang seharusnya ada pada diri si pelajar (orang yang belajar gerak), yang meliputi dua hal, yaitu : a. Pelajar harus mengingat bagian-bagian gerakan keterampilan b. Pelajar harus mengingat urut-urutan rangkaian gerakan. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi eksternal dalam belajar gerak adalah stimulus dari luar luar diri pelajar atau perlakuan yang dikenakan pada diri pelajar agar proses belajar bisa terjadi. (Sugiyanto, 2007:95). Kondisi eksternal ini meliputi : a. Instruksi verbal atau pemberian penjelasan gerakan Penjelasan tentang gerakan perlu diberikan ketika mengajarkan keterampilan baru, dan diberikan oleh guru atau pelatih. Pada fase awal belajar, prosedur atau rencana gerakan harus dikuasai. Melalui instruksi verbal langkah-langkah gerakan bias diberikan. Pelajar bisa mebayangkan instruksi verbal tersebut pada memori jangka pendek (short term memory) selama proses belajar berlangsung. b. Instruksi visual atau Pemberian contoh gerakan Memberikan contoh gerakan seiring dengan pemberian penjelasan berfungsi untuk melengkapi dan memperjelas instruksi verbal. Pemberian contoh gerakan berfungsi lebih efektif dibandingkan hanya dengan kata-kata untuk menjelaskan bentuk atau gerakan yang diajarkan. Setelah pemberian contoh gerakan, bayangan atau imajinasi gerakan akan timbul pada diri pelajar. Imajinasi gerakan akan membimbing pelajar dalam usaha melakukan gerakan itu. c. Instruksi mempraktikkan gerakan Praktek merupakan kondisi eksternal yang penting dalam usaha untuk penguasaan keterampilan gerak. Siswa diberi kesempatan mempraktikkan gerakan berulang-ulang sampai commit siswa menunjukkan to user peningkatan dan menguasai

68 digilib.uns.ac.id 49 gerakan. Pengaruh praktek berulang-ulang akan tampak pada pelaksanaan gerakan yang semakin baik dan benar. d. Pemberian umpan balik. Umpan balik adalah informasi yang diperoleh siswa setelah praktik gerak yaitu mengenai gerakan yang dilakukan sudah benar atau masih salah. Umpan balik berperan untuk meningkatkan taraf kebenaran gerak. c. Umpan Balik (Feedback) a. Pengertian Umpan Balik Istilah umpan balik sudah tidak terlalu asing, guru maupun pelatih olahraga. Para pakar pendidikan menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk umpan balik ini. Bilodeau menggunakan istilah information feedback (Robb, 1972:93). Sedangkan Smith and Smith (dalam Robb, 1972:93) menggunakan istilah dynamic sensory feedback. Menurut Magill (1993:306) umpan balik dapat dipandang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan informasi yang berasal dari sebuah sumber dan ditujukan kepada sebuah mekanisme yang menggunakan informasi tersebut untuk membuat koreksi terhadap kesalahan. Menurut Bilodeau (dalam Robb, 1972:93) umpan balik merupakan informasi ketidaksesuaian antara tujuan dengan respon yang diperoleh, atau dengan kata lain merupakan informasi kesalahan. Menurut Robb (1972:93), umpan balik merupakan informasi yang muncul selama, dan sebagai konsekuensi dari respon pelaku sendiri, atau yang muncul sebagai sebuah informasi masukan baru dari sumber eksternal. Dari pendapat para ahli tersebut, pada dasarnya umpan balik atau feedback merupakan informasi tentang gerakan yang sudah dilakukan. Informasi tersebut bisa merupakan informasi tentang benar tidaknya gerakan yang dilakukan, kesalahan gerakan mana yang telah dilakukan. Informasi ini sangat penting bagi siswa atau orang yang belajar gerak, baik itu sebagai koreksi terhadap kesalahan, maupun penguatan bagi gerakan yang sudah benar b. Jenis-Jenis Umpan Balik Ditinjau dari sumbernya, umpan balik dapat dibedakan menjadi dua yaitu umpan balik internal dan umpan balik eksternal. Menurut Sugiyanto (2007:96) umpan balik internal berasal dari diri pelajar sendiri, commit yaitu to umpan user balik kinestetik yang berbentuk

69 digilib.uns.ac.id 50 rasa gerak. Sedangkan umpan balik eksternal berasal dari luar diri pelajar, yaitu mungkin dari pelatih, guru, teman latihan, atau hasil rekaman terhadap gerakan yang dilakukan. Ditinjau dari waktu pemberian umpan balik (arrival time), umpan balik dibedakan menjadi dua yaitu concurrent feedback dan terminal feedback. Concurrent feedback berkenaan dengan rasa gerak atau kinesthetic sense terjadi atau diberikan seiring dengan pelaksanaan gerak. Sedangkan terminal feedback berkenaan dengan informasi mengenai gerak setelah gerakan itu selesai dilakukan. Gambar 9. Ilustrasi tipe-tipe umpan balik yang berkaitan dengan belajar dan keterampilan gerak Sumber : Richard A. Magill. Motor Learning : Concepts and Aplications.Indiana : Wm C. Brown Comminications, Inc halaman 306. Dari diagram Feedback Family di atas, dapat dijelaskan bahwa sensory feedback merupakan umpan balik yang berkaitan dengan rasa gerak yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi penglihatan, pendengaran, proprioseptik, dan taktil. Sedangkan augmented feedback yang terdiri dari Knowledge of Results (KR), Knowledge of Performance (KP), dan Augmented Sensory Feedback merupakan umpan balik tambahan yang dapat berasal dari luar maupun dalam. Knowledge of Performance dan Knowledge of Results merupakan umpan balik eksternal yang berasal dari luar diri siswa atau orang yang sedang belajar, sedangkan Augmented Sensory Feedback, merupakan umpan balik tambahan yang berasal dari diri siswa setelah selesai melakukan gerakan, yang berkaitan dengan kualitas gerakan yang dapat dirasakan oleh pelaku atau siswa itu commit to user sendiri. Knowledge of Results berkenaan dengan informasi tentang hasil dari sebuah

70 digilib.uns.ac.id 51 gerakan (outcomes). Knowledge of Performance berkenaan dengan informasi tentang kualitas atau kebenaran gerak yang ditampilkan (nature of movement). Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa cara. Menurut Magill (1993:317) umpan balik dapat diberikan kepada siswa dalam cara yang berbeda-beda, seperti secara verbal (secara langsung), dan dengan videotape atau secara grafis kinematis melalui komputer. Menurut Barlett (2005:247) umpan balik yang ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan performa, dapat menggunakan: demonstrasi langsung rekaman serial (rekaman video) rekaman paralel(berupa rangkaian gerak dalam bentuk gambar) textbook technique (berisi deskripsi teknik secara rinci) model grafis model simulasi computer bagan analisis dari pelatih Masing-masing cara, baik yang menggunakan alat bantu maupun yang tanpa alat bantu atau secara langsung memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan model umpan balik tentu harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti : ketersediaan fasilitas pendukung, sumber daya manusia (SDM) pengguna umpan balik, kompleksitas dan tingkat kesulitan gerakan yang sedang dipelajari. c. Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual Penggunaan alat bantu audio visual saat ini sudah sangat sering dilakukan, terutama di bidang pendidikan. Alat bantu ini secara garis besar terdiri dari video perekam (video camcorder, handycam) dan alat tayang video yang terdiri dari proyektor dan monitor. Proyektor dapat berupa LCD (Liquid Crystal Display), DLP (Digital Light Processing), dan berbagai macam video player, sedangkan untuk monitor dapat berupa TV, atau white screen. Untuk penggunaan LCD dan DLP diperlukan alat bantu komputer atau laptop. Hasil rekaman dari alat bantu audio-visual berupa video klip atau film. Alat audio visual model lama yang masih menggunakan roll film sebagai instrumen perekamnya akan menghasilkan rekaman video yang berupa video kaset film, sedangkan yang model baru biasanya menggunakan kamera digital akan menghasilkan video klip yang dapat langsung disimpan commit dalam to user berbagai jenis hardware seperti :

71 digilib.uns.ac.id 52 harddisk, flashdisk, flopydisk, compactdisk, dan media penyimpanan lainnya. Alat bantu ini sekarang lebih dikenal dengan media digital. Menurut Arif S. Sadiman (1986:68-69) film atau video sebagai media memiliki beberapa keunggulan, antara lain : a) Merupakan suatu denominator belajar yang umum. Siswa yang cerdas dan kurang cerdas akan memperoleh sesuatu sama dari film atau video. b) Merupakan media yang bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan dapat diputar berulang-ulang dan dapat diperlambat untuk tujuan memperjelas gerakan secara detail. c) Dapat menampilkan kembali masa lalu, dan kejadian-kejadian yang sudah berlangsung. d) Dapat memikat perhatian siswa. e) Dapat mengatasi keterbatasan indera penglihatan kita, karena gerak yang sebenarnya cepat dapat diputar dengan diperlambat dan diulang-ulang. f) Dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak. Menurut Gerlach dan Ely, dalam Sugiyanto (1984:91) banyak kelebihan yang dimiliki dengan penggunaan videokaset, antara lain : a) Dalam bentuk gambar bergerak dapat terekam peristiwa sebagaimana terjadinya, dan memungkinkan peristiwa itu diungkapkan kembali. b) Dengan teknik pengaturan kecepatan dalam perekaman gambar, proses yang terjadi sangat lambat, lama, dan hampir tak bisa diamati prosesnya, melalui gambar bergerak ini bisa dilihat dengan jelas dalam waktu yang sangat singkat. c) Peristiwa yang terjadi dengan cepat dan dinamis, dapat diputar ulang dengan diperlambat, sehingga lebih mudah diamati. Di samping memiliki keunggulan atau kelebihan, penggunaan alat bantu audio-visual yang menghasilkan video atau film juga memiliki kelemahan, antara lain: a) Harganya relatif mahal. b) Untuk membuat rekaman dan menampilkan hasil rekaman, dibutuhkan tenagatenaga yang terampil dalam bidangnya. Artinya tidak setiap orang dapat mengoperasikan peralatan ini. c) Membutuhkan tempat khusus agar penggunaan alat bantu ini bisa lebih optimal. d) Untuk bisa ditampilkan kembali, diperlukan waktu tertentu, yang dapat menimbulkan Knowledge Results commit Delay Interval(KR-Delay to user Interval), yaitu waktu

72 digilib.uns.ac.id 53 antara berakhirnya sebuah gerakan dan penyampaian umpan balik. Menurut Ammons (dalam Magill, 1993 : 341), perpanjangan KR-Delay Interval akan menyebabkan penurunan belajar karena nilai informasi Knowledge Results akan berkurang sejalan dengan pertambahan/berlalunya waktu. Model umpan balik ini biasanya diberikan pada akhir pembelajaran atau post trial. d. Umpan Balik Secara Langsung (Live Feedback) Umpan balik tambahan juga dapat diberikan secara langsung tanpa alat bantu. Umpan balik ini dapat diberikan oleh guru, pelatih, atau teman dari orang yang sedang belajar gerak. Menurut Magill (1993:317) umpan balik yang diberikan secara langsung biasa disebut umpan balik verbal yang memanfaatkan verbal knowledge of performance sebagai umpan balik. Ada beberapa kelebihan dari umpan balik jenis ini, antara lain : a) Tidak memerlukan alat dan biaya yang mahal. b) Dapat langsung diberikan setelah gerakan selesai dilakukan, sehingga KR-Delay Interval dapat dihindari. c) Dapat dilakukan dimana dan kapan saja diperlukan. Selain memiliki kelebihan, cara pemberian umpan balik secara langsung juga memiliki kelemahan, antara lain : a) Informasi gerakan sering kurang akurat, karena keterbatasan guru atau pelatih dalam menangkap gerakan melalui indera penglihatan, apalagi kalau gerakan itu terjadi dalam momen yang cepat. b) Siswa tidak memperoleh gambaran tentang gerakan yang dilakukan secara utuh, dan bersifat agak abstrak karena gambaran gerakan diberikan secara verbal. c) Siswa yang tingkat pemahaman dan rasa geraknya kurang baik, akan mengalami hambatan dalam memperoleh gambaran tentang gerak yang dilakukan. d) Membutuhkan kemampuan khusus bagi guru atau pelatih untuk dapat memberikan umpan balik secara baik agar bisa diterima siswa dengan jelas. Model umpan balik langsung ini biasa diberikan pada inter-trial interval yaitu di antara dua trial. e. Peranan Umpan Balik Dalam Penguasaan Keterampilan Bolabasket Dalam pembelajaran gerak, umpan balik tambahan ini sangat besar dalam proses belajar, yaitu peranannya. Menurut Magill (1993:307) umpan balik tambahan mempunyai dua peranan: commit to user

73 digilib.uns.ac.id 54 a) Memberikan informasi kepada siswa, performa atau unjuk kerja mengenai gerakan benar yang telah dilakuakan dilakukan, dan atau gerakan-gerakan yang semestinya dilakukan agar gerakan tersebut dapat dilakukan dengan benar. Jadi informasi ini berfungsi sebagai koreksi untuk gerakan yang salah, dan penguatan untuk gerakan yang benar. b) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berusaha keras mencapai tujuan belajar. Menurut Robb (1972:94) umpan balik berguna untuk memberikan motivasi, penguatan dan atau mengatur perilaku. Mengatur perilaku dalam pengertian memberikan informasi dari satu momen ke momen lain yang relevan dengan pengorganisasian fase respon berikutnya. Menurut Sugiyanto (1984:79) umpan balik berperan untuk meningkatkan taraf kebenaran gerakan. Dari pendapat para pakar yang sudah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa umpan balik memiliki peranan yang penting dalam belajar gerak. Di satu sisi, umpan balik dapat berfungsi untuk mengoreksi kesalahan gerak agar dapat dicapai gerakan yang benar, di sisi lain umpan balik dapat berfungsi untuk penguatan gerakan yang sudah benar dan sesuai dengan tujuan. Sehingga kalau dalam melakukan gerakan sudah benar tentu akan meningkatkan hasil belajar. d. Persepsi Kinestetik a. Pengertian Persepsi Kinestetik Istilah persepsi kinestetik menurut Johnson (1970:182) diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan tubuh dan persendian-persendiannya selama terjadinya aksi atau gerakan otot. Menurut Sugiyanto (2007:86) persepsi kinestetik adalah kemampuan menginterpretasikan rasa posisi dan gerak tubuh atau bagian tubuh, yang merupakan fungsi dari indera yang ada pada otot, sendi, dan tendon. Persepsi kinestetik ini berguna untuk merasakan posisi dan gerakan, baik gerakan yang benar maupun gerakan yang salah dari tubuh, anggota tubuh, dan persendian. Menurut Haywood (1986: ) persepsi kinestetik meliputi beberapa aspek, antara lain : a) Tactile Location, yaitu3 kemampuan untuk mengidentifikasi (tanpa melihat atau mata terpejam) tempat commit pada tubuh to user yang disentuh oleh orang lain.

74 digilib.uns.ac.id 55 b) Multiple Tactile Points, yaitu kemampuan untuk membedakan dua titik sentuhan pada kulit yang berdekatan. c) Perception of Objects : mengenali benda tanpa melihat melalui perabaan. d) Perception of the Body (Body Awareness) : kemampuan untuk mengenali bagian-bagian tubuh secara akurat. e) Limb Movements : kemampuan melakukan gerakan-gerakan anggota tubuh secara akurat tanpa bantuan indera penglihatan. f) Spatial Orientation : meliputi persepsi letak tubuh dan orientasi atau mengenali ruang tanpa bantuan indera penglihatan. g) Perception of Direction : kemampuan untuk memproyeksikan tubuh dalam hubungannya dengan dimensi ruang terhadap ruang sekelilingnya, sering dikaitkan dengan arah gerak. h) Balance : stabilitas atau kesetimbangan tubuh. b. Peranan Persepsi Kinestetik Terhadap Keterampilan Bolabasket Menurut Anthony A. Annarino (1986:65), kemampuan perseptual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengenali, menginterpretasikan, dan merespon stimulus untuk melakukan beberapa bentuk tugas. Kemampuan perseptual ini meliputi : keseimbangan, kinestesis, deskriminasi visual, deskriminasi auditori, dan koordinasi gerak visual. Pengertian kinestesis menurut Anthony A. Annarino adalah kesadaran akan posisi dan gerakan tubuh atau anggota tubuh pada suatu ruang gerak (space) (1986:66). Kinestesis meliputi :body image, body awareness, laterality, directionality, dan dominance. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi kinestetik atau rasa gerak merupakan kemampuan tubuh untuk dapat mengenali dan merasakan posisi dan gerak tubuh dan bagian tubuhnya secara akurat. Rasa gerak ini terdapat pada otot, sendi dan tendon. Kemampuan rasa gerak ini tentu berbeda-beda untuk masing-masing individu. Dalam pembelajaran penjas-orkes, dimana aktivitas gerak merupakan aktivitas yang dominan, kemampuan persepsi kinestetik sangat diperlukan, terutama untuk gerakan yang relatif kompleks. Dengan kemampuan persepsi kinestetik yang baik, seseorang dapat dengan mudah merasakan gerak yang telah dilakukan, apakah sudah sesuai dengan konsep gerakan yang diterima commit to pada user fase kognitif atau belum. Dengan

75 digilib.uns.ac.id 56 kemampuan persepsi kinestetik yang baik, seseorang juga lebih mudah untuk melakukan koreksi terhadap gerakan yang belum benar. Dengan kata lain bahwa kemampuan persepsi kinestetik sangat dibutuhkan dalam penguasaan keterampilan gerak. Gerakan keterampilan bolabasket meliputi gerak mengumpan, menggiring dan menembak dan gerak Persepsi kinestetik yang berkaitan dengan gerak bermain bolabasket, meliputi kemampuan memperkirakan jarak dalam mengumpan, menggiring, menembak bola, dan kemampuan kinestetik untuk menjaga keseimbangan tubuh. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan untuk mendukung atau memperkuat kajian teori untuk selanjutnya dipergunakan sebagai landasan pengajuan hipotesis. Sejauh ini, belum penulis temukan penelitian dari dalam dalam negeri (Indonesia) yang membahasa tentang manfaat atau pengaruh model penerapan umpan balik, baik yang menggunakan alat bantu audio-visual maupun umpan balik langsung (live-feedback) terhadap pembelajaran gerak, khususnya bolabasket. Namun ada penelitian tentang pengaruh penggunaau videokaset, kualitas model gerakan, kelompok umur, jenis kelamin, dan persepsi kinestetik terhadap prestasi belajar keolahragaan pelajar SD, yang dilakukan oleh Sugiyanto(1984). Hasil penelitian Sugiyanto antara lain : (1) ada pengaruh metode penyajian model gerakan terhadap nilai total prestasi belajar gerak, (2) ada pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar gerak pada semua fase belajar, (3) ada pengaruh kemampuan persepsi kinestetik terhadap prestasi belajar gerak pada semua fase belajar. Sajian model yang merupakan variabel perlakuan dalam penelitian ini meliputi penggunaan videokaset peragaan spesialis senam, videokaset peragaan guru, dan model hidup peragaan guru. Dalam penelitian tersebut, prestasi belajar gerak diukur atau dinilai pada tiga fase, yaitu fase kognitif, asosiatif dan fase otonom. Di samping itu juga dipaparkan hasil yang dikutip dari buku referensi tentang belajar gerak atau motor learning. Penelitian yang dilakukan oleh Selder dan Del Rolan pada tahun 1979 (Magill, 1993:327) yang meneliti perbedaan pengaruh pemberian umpan balik dengan videotape dan umpan balik verbal terhadap performa keseimbangan pada balok keseimbangan, pada siswa perempuan umur 12 tahun dan 13 tahun. Hasilnya ada perbedaan pengaruh commit pemberian to user umpan balik dengan alat bantu

76 digilib.uns.ac.id 57 videotape dan tanpa menggunakan videotape terhadap performa keseimbangan pada balok keseimbangan (balance beam). Performa keseimbangan yang diukur ada 8 aspek yaitu : ketepatan seluruh bagian, orientasi dan arah, ritme, keluwesan, amplitudo, koordinasi, keringanan atau kemudahan dalam melakukan lompatan dan guling. Penelitian menunjukkan perbedaan antara dua variabel yang diteliti setelah berlangsung 6 minggu. Hasil penelitian Selder dan Del Rolan secara lengkap disajikan dalam bentuk diagram berikut. Pada sumbu y (axis vertikal) menunjukkan persentase peningkatan skor dari minggu ke minggu (selama perlakuan diberikan, sedangkan sumbu x (axis horisontal) menunjukkan 8 faktor atau unsur-unsur keseimbangan yang diamati perkembangannya atau peningkatannya. Gambar 10. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Videotape terhadap Performa Keseimbangan Pada Balance Beam Sumber : Richard A. Magill Motor Learning : Concepts and Applications. halaman 328. Indianapolis : Wm.C.Brown Communications, Inc. Dari hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan bahwa umpan balik memiliki peranan yang positif terhadap penguasaan gerak. Di samping itu penggunaan alat bantu audio-visual (videokaset) sebagai model sajian materi pembelajaran juga memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi olahraga secara keseluruhan. Kemampuan persepsi kinestetik juga berpengaruh terhadap prestasi belajar gerak. commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLABASKET

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLABASKET PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLABASKET ABSTRACT This research aims to find out: (1) the difference effect of drill practice and games

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAEGERI CUDAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAEGERI CUDAN PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAEGERI CUDAN (Studi Eksperimen Latihan Pliometrik Step-up Jump dan Box To Box pada Karateka Putra UKM INKAI UNS Surakarta)

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS BOLABASKET

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS BOLABASKET PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS BOLABASKET Oleh: Wisnu Mahardika ABSTRACT This research aims to find out: (1) the difference effect of

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERBEDAAN PENGARUH JENIS PERMAINAN DAN KELOMPOK UMUR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR (Eksperimen Pada Siswa Umur 6-7 tahun dan Siswa Umur 10-11 tahun pada SD Negeri Jombor 01 Sukoharjo) TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan pada akhir abad ke- 19. Dr. James Naismith,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

Oleh: IMAM SANTOSA S

Oleh: IMAM SANTOSA S PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISIONS ( STAD ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BALL HANDLING TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLE BOLA BASKET DITINJAU DARI JENIS KELAMIN TESIS

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BALL HANDLING TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLE BOLA BASKET DITINJAU DARI JENIS KELAMIN TESIS PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BALL HANDLING TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLE BOLA BASKET DITINJAU DARI JENIS KELAMIN (Studi Eksperimen Latihan Dribble Crossover Dan Two Ball Dribble Pada Pemain Tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KECERDASAN INTELEKTUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS VIII SMP N 1 KUDUS TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BOLAVOLI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN SERVIS ATAS

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BOLAVOLI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN SERVIS ATAS PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BOLAVOLI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN SERVIS ATAS (Studi Eksperimen Menggunakan Ketinggian Net Bertahap, Jarak Servis Bertahap dan

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PKn DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MTs N DI KABUPATEN KUDUS TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat popular dikalangan muda maupun tua,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar, atau club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket cukup digemari

Lebih terperinci

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) yang Dimodifikasi Pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Lebih terperinci

TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : SRI REJEKI NIM.

TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : SRI REJEKI NIM. PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DABIN V KRADENAN DITINJAU DARI DISIPLIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas 5 pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Random dan Block pada siswa ekstrakurikuler

Lebih terperinci

TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : Endang Lestari S

TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : Endang Lestari S PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (IT) PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR DI GUGUS DIPONEGORO UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS SQUAT JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP KETEPATAN LONG PASS SEPAKBOLA DITINJAU DARI PANJANG TUNGKAI

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS SQUAT JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP KETEPATAN LONG PASS SEPAKBOLA DITINJAU DARI PANJANG TUNGKAI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS SQUAT JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP KETEPATAN LONG PASS SEPAKBOLA DITINJAU DARI PANJANG TUNGKAI (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE DAN MODEL STAD TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI KABUPATEN KUDUS TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket semakin digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak di adakan turnamen atar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA juga sampai

Lebih terperinci

PROGAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

PROGAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 HUBUNGAN KEMAMPUAN KINESTETIK, KECEPATAN DRIBBLE, KOORDINASI MATA TANGAN, PANJANG LENGAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KEMAMPUAN TEMBAKAN LAY UP DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMAN 1 GABUS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak

Lebih terperinci

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SD Negeri Sidoagung 3 Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang) TESIS

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SD Negeri Sidoagung 3 Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang) TESIS PENGARUH METODE LATIHAN INTERVAL DAN METODE LATIHAN KONTINYU TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI MINI SD NEGERI SIDOAGUNG 3 MAGELANG DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA (Studi

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan EFEKTIVITAS INTERNALISASI NILAI KARAKTER MELALUI MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP 4 SURAKARTA TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola basket merupakan salah satu olahraga yang populer di dunia. Khususnya di Indonesia, Olahraga ini diciptakan pada akhir abad ke-19. Penciptanya adalah

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh: Arif Wahyu Hidayat S

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh: Arif Wahyu Hidayat S PENGARUH PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DAN GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI DI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2013/2014 TESIS Disusun

Lebih terperinci

TESIS. Disusununtuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KAMSUN S

TESIS. Disusununtuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KAMSUN S PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DAN KONVENSIONAL TERHADAP KOMPETENSI SISTEM KENDALI ELEKTRONIK BERBASIS PLC PADA SISWA KELAS XI SMK KUDUS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TESIS Disusununtuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh: Agus Widayat A

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh: Agus Widayat A PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLAIOMETRIK DAN LATIHAN BERBEBAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA LANGKAH SILANG DITINJAU DARI RASIO PANJANG LENGAN BAWAH DAN ATAS (Studi Eksperimen pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA i HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui proses pendidikan jasmani yang kondusif siswa dibantu untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan

Lebih terperinci

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bolavoli SD Negeri Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang) TESIS

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bolavoli SD Negeri Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang) TESIS PENGARUH METODE LATIHAN MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP KETERAMPILAN DASAR PASSING BOLAVOLI DITINJAU DARI FLEKSIBILITAS PUNGGUNG DAN TUNGKAI SISWA PUTRA SD KEMIREN SRUMBUNG MAGELANG (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan motorik, pengetahuan

Lebih terperinci

TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh DAVID FIRNA SETIAWAN S

TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh DAVID FIRNA SETIAWAN S EFEKTIVITAS PENERAPAN ISO 9001: 2008 DAN AKREDITASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN PADA SMK SWASTA DI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL SHOOTING FREE THROW PERMAINAN BOLA BASKET TESIS

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL SHOOTING FREE THROW PERMAINAN BOLA BASKET TESIS PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL SHOOTING FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Eksperimen Metodee Latihan Mata Tertutup Dan Wall Shooting Pada Tim Unit Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular dikalangan muda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga bola basket merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Olahraga ini juga sudah berkembang pesat di Indonesia. Terbukti sudah banyak klub-klub

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan teknologi pada saat ini. Semakin ke depan peraturan bola basket juga mengalami

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT UP HILL

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT UP HILL PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT UP HILL, DOWN HILL, KOMBINASI DOWN HILL UP HILL DAN RASIO TINGGI DUDUK TINGGI BADAN TERHADAP PRESTASI LARI CEPAT 100 METER (Studi Eksperimen pada Siswa Putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket.

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Bola Basket Untuk lebih memahami secara mendalam tentang pengertian perrmainan bola basket, maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN ATAU SETING ULANG KONEKSI JARINGAN BERBASIS LUAS (WIDE

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM: Artikel Skripsi HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN JUMP SHOOT PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BASKET MAN KEDIRI II KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

PROGAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PRAKTEK DISTRIBUSI DAN METODE PRAKTEK PADAT TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA DITINJAU DARI KEMAMPUAN GERAK (MOTOR ABILITY) (Studi Siswa SMAN 1 Pulokulon

Lebih terperinci

SUMBANGAN TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN FREE THROW SHOOT PADA ATLET BOLABASKET PUTRI

SUMBANGAN TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN FREE THROW SHOOT PADA ATLET BOLABASKET PUTRI SUMBANGAN TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN FREE THROW SHOOT PADA ATLET BOLABASKET PUTRI (Studi Korelasional Kemampuan Free Throw Shoot pada Atlet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL (Pokok Bahasan Identifikasi dan Penyimpanan Bahan Kimia pada Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI DAN EKSPLORASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BENDOSARI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR MEMANAH DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR MEMANAH DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR MEMANAH DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI (Eksperimen Pembelajaran dengan Metode Taktis dan Drill Pada Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang demikian pesat dan canggih, sehingga segala sesuatu yang semula dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP SHOOTING THREE POINT BOLABASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN GERAK DASAR

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP SHOOTING THREE POINT BOLABASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN GERAK DASAR PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP SHOOTING THREE POINT BOLABASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN GERAK DASAR (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Repetitif Dan Progresif pada Siswa SMAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini permainan bola basket sangat berkembang dengan baik di indonesia, olahraga bola basket merupakan olahraga yang menggunakan bola besar di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang diminati oleh berbagai kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT DIDAHULUI DENGAN OPERAN DAN JUMP SHOOT DIDAHULUI DENGAN DRIBBLE TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BAGI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bola Basket merupakan cabang olahraga yang populer diseluruh dunia. Olahraga ini telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN PROYEK DAN EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS MAHASISWA Pembelajaran Kimia pada Materi Termokimia Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI KABUPATEN GROBOGAN TESIS Untuk

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M. HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG Feby Elra Perdima, M.Pd Correspondence: Universitas Dehasen Bengkulu, Bengkulu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

Lebih terperinci

TESIS. O l e h : NUR ROCHMAH S

TESIS. O l e h : NUR ROCHMAH S PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MODEL JIGSAW DAN MODEL STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TESIS O l e h : NUR ROCHMAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan

Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan Sabaruddin Yunis Bangun, Brian Devani S Correspondence: Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains. Oleh NANIK SURYANTI S

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains. Oleh NANIK SURYANTI S PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN MATEMATIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA (Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Variasi a. Latihan Latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya, realisasi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI 50 METER DITINJAU DARI RASIO PANJANG TUNGKAI DENGAN TINGGI BADAN SISWA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SD NEGERI SURODADI 1 MAGELANG TESIS Disusun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani penting dilakukan karena

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PACITAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PACITAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PACITAN TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak di adakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

ABSTRAK Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training Terhadap Prestasi Lompat Jauh Ditinjau dari Power Otot Tungkai

ABSTRAK Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training Terhadap Prestasi Lompat Jauh Ditinjau dari Power Otot Tungkai ABSTRAK Djoko Priyanto. 2016. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training Terhadap Prestasi Lompat Jauh Ditinjau dari Power Otot Tungkai (Studi Eksperimen Metode Latihan Pada

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh PENGARUH PEMBELAJARAN PEMASARAN MELALUI UNIT PRODUKSI, KREATIVITAS BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga basket dalam perkembanganya sudah menunjukkan perkembangan yang cukup maju. Hal ini ditandai dengan perkembangan cabang olahraga basket yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan suatu penelitian, perlulah adanya suatu metode penelitian untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak diadakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA

Lebih terperinci

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA Ach. Ghuston Arifin SMA Negeri 1 Sampang Email : ghustonarifin@gmail.com Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: FAJAR HIDAYAT

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: FAJAR HIDAYAT PERBEDAAN EFEKTIFITAS LATIHAN LAY UP DARI DEPAN MENGGUNAKAN LAY UP BANK SHOT DAN LAY UP TANPA BANK SHOT TERHADAP HASIL LAY UP SHOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET PUTRA SMP NEGERI

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PENGARUH TAMBAHAN PEMBERIAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA LATIHAN AGILITY DRILL DENGAN POSISI PEMAIN TERHADAP KELINCAHAN (AGILITY) PEMAIN BOLABASKET (Studi Eksperimen Pada Pemain Bolabasket

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola basket khususnya materi chest

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNITIF, KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI, MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR TESIS

HUBUNGAN METAKOGNITIF, KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI, MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR TESIS digilib.uns.ac.id HUBUNGAN METAKOGNITIF, KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI, MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus pada Kedokteran Keluarga angkatan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket. ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DADA MELALUI PENDEKATAN PERLOMBAAN DENGAN MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN III KABUPATEN SUMEDANG Oleh Juariah NIP. 1963 0120 1984 1020 03 Menyikapi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN SIKLUS BELAJAR 5E DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN KEMAMPUAN MATEMATIS

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN SIKLUS BELAJAR 5E DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN KEMAMPUAN MATEMATIS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN SIKLUS BELAJAR 5E DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN KEMAMPUAN MATEMATIS (Materi Pokok Larutan Penyangga Kelas XI Semester II MAN Babakan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci