FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING"

Transkripsi

1 FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING Ganang Adi Nurcahyo, Rahmi Nurhaini, Yetti O. K. INTISARI Salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan adalah tablet, karena mudah pemakaiannya dan stabilitas obat yang baik selama penyimpanan. Bahan-bahan pelicin dalam pembuatan tablet cenderung bersifat hidrofobik, sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bahan pelicin yang paling baik pada sifat alir granul vitamin C dan mengetahui uji sifat fisis tablet vitamin C. Pembuatan tablet vitamin C menggunakan granulasi kering, penelitian ini menggunakan dua formula, formula I dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan formula II dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 3%. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, sampel dalam penelitian ini adalah granul dan tablet vitamin C. Data hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ditentukan Farmakope Indonesia dan pustaka lainnya. Untuk mengetahui adanya perbedaan secara bermakna dari hasil uji mutu fisik dari kedua formula, hasilnya dievaluasi secara statistik menggunakan uji T-test. Dari hasil penelitian Formula I dan formula II dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% terdapat perbedaan yang signifikan pada uji kerapuhan dan waktu hancur tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada keseragaman bobot dan kekerasan tablet. Formula I pada tablet yang telah diteliti memiliki syarat sebagai mutu tablet yang lebih baik. Kata kunci : Tablet vitamin C, Talk, Magnesium Stearat, Mutu fisik tablet Ganang Adi Nurcahyo, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

2 44 CERATA Journal Of Pharmacy Science PENDAHULUAN Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat di era globalisasi yang serba instan ini, mengharuskan bidang teknologi farmasi untuk selalu mengikutinya. Untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang, studi tentang cara pembuatan dan formulasi sediaan obat yang lebih optimal selalu dikembangkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan adalah tablet, karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain ketepatan dosis, dapat dikemas secara baik, praktis transportasi, serta mudah pemakaiannya dan stabilitas obat yang baik selama penyimpanan (Voight, 1994). Selain bahan aktif dalam pembuatan tablet diperlukan bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin dan bahan penghancur. Senyawa Asam Stearat dengan logam Asam Stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talk termasuk bahanbahan yang sering digunakan dalam penambahan pembuatan tablet. Bahanbahan pelicin dalam pembuatan tablet cenderung bersifat hidrofobik, sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar bahan pelicin yang berlebihan harus dihindarkan (Anonim, 1995). Bahan pelicin Mg Stearat dan talk bersifat hidrofob, sehingga lapisan bahan pelicin yang terjadi akan menghalangi penetrasi medium cair untuk menghancurkan tablet dan untuk pelarutan obatnya. Bahan pelicin talk mempunyai ukuran partikel yang lebih halus daripada Mg Stearat (Anonim, 1995). Dalam pembuatan tablet pengaruh bahan pelicin terhadap sifat-sifat tablet belum banyak diteliti, kebanyakan digunakan sebagai kombinasi dengan Mg Stearat dan Talk 1:9 (Anderson dkk, 1986) perbedaan ini akan memberikan pengaruh sifat fisik terhadap tablet yang dihasilkan. Adapun metode pembuatan tablet dapat dengan menggunakan granulasi kering, granulasi basah, dan cetak langsung. Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan/atau lembap atau juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan/atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai contoh, asetosal dan vitamin C pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi kering (Siregar, 2010). Dalam penelitian ini ingin diketahui konsentrasi bahan pelicin yang paling baik dengan menggunakan kombinasi bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) terhadap sifat alir granul Vitamin C kemudian dilakukan uji sifat fisis tablet. Dalam pembuatan tablet sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir maka granul akan masuk

3 CERATA Journal Of Pharmacy Science 45 keruang kompresi dalam jumlah yang kurang lebih sama sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik (Voight, 1994). Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pengaruh formulasi bahan pelicin terhadap sifat fisis tablet predison (Hidayat, 2010) dan dalam penelitian ini akan dilakukan kembali penelitian tentang pengaruh formulasi bahan pelicin terhadap sifat fisis tablet vitamin C dan disimpulkan formulasi bahan pelicin manakah yang mempunyai sifat fisis paling baik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2009) menggunakan bahan pengikat gelatin dengan berbagai konsentrasi berturut-turut yaitu 5%, 7,5%, 10%, 12,5% kemudiaan dilakukan pemeriksaan sifat granul yang meliputi: uji waktu alir, uji sudut diam dan uji pengetapan dan pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh bahan pengikat gelatin terhadap sifat alir granul vitamin C. Semakin tinggi penambahan bahan pengikat maka akan lebih baik sifat alirnya. Berdasarkan penelitian Purwanti (2011) penggunaan jenis bahan pelicin PEG % dan bahan pelicin campuran Mg Stearat : Talk (1:9) 1% dalam pembuatan tablet parasetamol memberikan hasil yang berbeda secara bermakana terhadap uji waktu alir, kekerasan dan waktu hancur tablet, sedangkan keseragaman bobot dan kerapuhan tablet tidak ada beda yang signifikan. Bahan pelicin Mg Stearat : Talk (1:9) akan memperlambat waktu hancur tablet parasetamol, mempercepat waktu alir dan menurunkan kekerasan dibandingkan penggunaan bahan pelicin PEG Berdasarkan latar belakang di atas akan dibuat granul dan tablet vitamin C dengan variasi konsentrasi bahan pelicin dan ditentukan sifat alir dan sifat fisisnya. Rumusan masalah : Berapakah konsentrasi bahan pelicin yang baik terhadap sifat fisis granul dan sifat fisis tablet vitamin C? Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian mengetahui konsentrasi bahan pelicin yang paling baik pada sifat alir granul dan mengetahui uji sifat fisis tablet vitamin C. 2. Tujuan Khusus a. Tujuan khusus penelitian mengetahui konsentrasi bahan pelicin yang baik pada sifat fisik granul yang meliputi: uji waktu alir, sudut diam dan pengetapan. b. Mengetahui sifat fisik tablet meliputi: uji keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet.

4 46 CERATA Journal Of Pharmacy Science METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi penyiapan bahan, formulasi sediaan, uji sifat alir dan uji sifat fisis tablet. Variabel Penelitian a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dan variasi bahan pelicin. b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sifat fisis granul. c. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah hidrofobisitas dari Mg Stearat. Sampel Penelitian : menggunakan granul dan tablet vitamin C Instrumen Penelitian 1. Alat a. Almari pengering (Memmert) b. Corong Stainless steel (Erweka modifikasi) c. Disintergrator tester d. Friabilator tester (Erweka yang dimodifikasi) e. Gelas Ukur (Pirex) f. Hardness tester (Monsanto) g. Jangka sorong (Einhill) h. Pengayak granul ukuran 12 mesh (Stainless steel) i. Stop watch (Diamond) j. Timbangan digital (Acis) k. Vacuum cleaner (Sayata) 2. Bahan a. Serbuk Vitamin C (Brataco) b. Laktosa (Brataco) c. Magnesium Stearat (Brataco) d. Amylum Manihot (Brataco) e. Talk (Brataco) f. Solutio gelatin 10% g. Aquadest (Brataco) Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data hasil uji sifat alir granul yaitu uji waktu alir granul, sudut diam granul, pengetapan granul dan uji sifat fisis tablet yang meliputi keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan uji waktu hancur. Kemudian hasil dari data tersebut dianalisa dengan independent T-test.

5 CERATA Journal Of Pharmacy Science 47 Jalannya Penelitian 1. Formula Standart Tablet Vitamin C : Tabel 3.1 Formula Standart Tablet Vitamin C Tablet Vitamin C Komposisi Tiap tablet mengandung : Acidum Ascorbicum Zat tambahan yang cocok 50 mg Secukupnya (Anonim, 1978) 2. Formula Tablet Vitamin C Komposisi Tablet Vitamin C dengan berat 200 mg dengan variasi konsentrasi bahan pelicin Talk dan Mg Stearat. Tabel 3.2 Formula Tablet Vitamin C Formula Bahan F1 (mg) F2 (mg) Vitamin C Granulatum simplek Amylum kering Mg Stearat Talk ,4 3, ,6 5,4 Tabel 3.3 Formula Granulatum simplek Amylum manihot : Laktosa(1:1) Formula Granulatum Simplek F1 (mg) F2 (mg) Amylum manihot Laktosa Solutio gelatin 65,5 65,5 qs 64,5 64,5 qs (Anonim, 1978). 3. Metode Pembuatan tablet Vitamin C a. Dibuat campuran bahan pengisi (granulatum simplek) dan bahan pengikat (solutio gelatin), dicampur sampai terbentuk granul. b. Granul yang telah dicampur diayak dengan ayakan 12 mesh, dikeringkan kemudian diayak lagi. c. Ditambahkan zat aktif (vitamin C) dan bahan pelicin (mg stearat dan talk) dalam formula I dan formula II. d. Diuji sifat fisis granul, dibandingkan sifat fisis granul FI dan FII. e. Formula granul yang mempunyai sifat fisis granul yang paling baik dimasukan ke dalam corong alimentasi, dan kemudian ditablet f. Uji sifat fisis tablet

6 48 CERATA Journal Of Pharmacy Science 4. Pemeriksaan Sifat Alir Granul a. Uji Waktu Alir 1. Ditimbang 100 gram granul 2. Granul dituangkan ke dalam corong yang ujung tangkainya tertutup 3. Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis 4. Mencatat lama waktu yang diperlukan dengan menggunakan alat pencatat waktu (stopwatch) 5. Diulang 3 kali b. Uji Sudut Diam 1. Ditimbang 100 gram granul, masukkan secara pelan-pelan lewat lubang bagian atas, sementara bagian bawah ditutup. 2. Buka penutupnya, dan biarkan granul mengalir keluar. 3. Ukur tinggi kerucut yang terbentuk. 4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali. Tinggi kerucut yang dibentuk diukur sudut diam dihitung dengan rumus (Fonner dkk, 1981). tanβ = t / r Dimana : β = sudut diam t = tinggi kerucut r = jari-jari kerucut c. Uji Pengetapan 1. Dituang granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml, catat sebagai V1 2. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor. 3. Mencatat perubahan volume setelah pengetapan (V2) bila t = 5 menit. Pengetapan diteruskan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume sudah konstan). 4. Mencatat tinggi granul. Indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus (Fassihi dkk, 1986). ρ r - ρ B V 1 V 2 X 100% atau X 100% ρ r V 1 dimana : ρ r = tapped density = massa volume 2 (M/V 2 ) ρ B = bulk density = massa volume 1 (M/V 1 )

7 CERATA Journal Of Pharmacy Science Uji Sifat Fisis Tablet a. Uji keseragaman bobot Ditimbang 20 tablet satu per satu dengan timbangan analitik merk Acis, kemudian dihitung bobot rata-ratanya dan penyimpangan masing-masing tablet yang ditimbang. Dihitung pula Cvnya. b. Uji kekerasan tablet Tablet diletakan pada hardness tester dengan posisi tablet berdiri, kemudian tuas alat ditekan secara penuh. Kemudian dibaca skala yang dicapai saat tablet pecah. Batas kekerasan tablet berkisar antara 4-6 kg (Parrot dkk, 1997). c. Uji kerapuhan tablet Ditimbang 20 tablet yang telah di bebas debukan, kemudian dimasukan ke dalam silinder friabilator. Alat uji friabilator di jalankan selama 4 menit atau 100 putaran. Tablet kemudian di ambil dan di bebas debukan lagi, tablet ditimbang kembali dan dihitung selisih bobotnya sebelum dan sesudah diputar (Voight, 1994). d. Uji waktu hancur tablet Tablet dimasukkan satu persatu ke dalam tabung alat uji disintregasi, kemudian alat digerakkan naik turun secara teratur 30 kali tiap menit dalam medium air suhu C. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Catat waktu hancurnya tablet yang terakhir. Waktu hancur yang baik < 15 menit untuk tablet tidak bersalut (Ansel, 1989). HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Uji Sifat Fisis Granul Vitamin C a. Hasil Uji Waktu Alir Sifat alir mempunyai peranan penting dalam pembuatan tablet. Granul yang mudah mengalir, maka tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Untuk mengetahui sifat alir granul pada penelitian ini menggunakan metode langsung (metode corong). Hasil pengujian waktu alir granul tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 : Hasil uji waktu alir granul tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula. Replikasi F1 (detik) F2 (detik) I II III 3,63 3,91 3,69 4,82 4,07 4,57 11,23 13,46

8 50 CERATA Journal Of Pharmacy Science x 3,73 4,48 SD 0,14 0,38 Sumber : Data primer, 2013 Berdasarakan tabel 4.1 menunjukkan bahwa granul tablet vitamin C pada formula I memiliki rata-rata waktu alir 3,73 detik ± 0,14 detik dan pada formula II memiliki rata-rata waktu alir 4,48 detik ± 0,38 detik. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,035 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang berbeda. b. Hasil Uji Sudut Diam Granul Sudut diam diartikan sebagai sudut yang terbentuk oleh setumpuk partikel terhadap bidang datar pada kondisi stabil. Jika sudut diam lebih besar dari 50 maka akan mengalami kesulitan pada saat pentabletan. Sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk. Untuk mengetahui sudut diam granul pada penelitian ini menggunakan metode silinder tetap dengan penyangga. Hasil pengujian sudut diam granul tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 : Hasil uji sudut diam granul tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula. Replikasi F1 ( ) F2 ( ) I II III 34,2 33,4 33,4 34,9 35,7 35, ,9 x 33,6 35,3 SD 0,46 0,40 Berdasarakan tabel 4.2 menunjukkan bahwa granul tablet Vitamin C pada formula I memiliki rata-rata sudut diam 33,6 ± 0,46 dan pada formula II memiliki rata-rata sudut diam 35,3 ± 0,40. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang berbeda. c. Hasil Uji Pengetapan Granul Pengetapan adalah penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan (tapping) dan getaran (vibrating), semakin kecil indeks pengetapan (dalam persen) maka semakin baik sifat alirnya. Untuk mengetahui pengetapan granul tablet vitamin c pada

9 CERATA Journal Of Pharmacy Science 51 penelitian ini dilakukan dengan volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke atas dan ke bawah dengan bantuan motor penggerak. Hasil pengujian pengetapan granul tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 : Hasil uji pengetapan granul tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula. Replikasi F1 (%) F2 (%) I II III x 9,6 13 SD 0,57 1,00 Sumber : Data primer, 2013 Berdasarakan tabel 4.3 menunjukkan bahwa granul tablet vitamin C pada formula I memiliki rata-rata pengetapan 9,6% ± 0,57% dan pada formula II memiliki rata-rata pengetapan 13% ± 1,00%. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,07 dengan demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang sama. 2. Hasil Uji Sifat Fisis Tablet Vitamin C a. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan jika uji keseragaman bobot cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet. Untuk mengetahui keseragaman bobot dari tablet vitamin c pada penelitian ini digunakan alat timbangan analitik. Hasil pengujian keseragaman bobot tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarakan tabel 4.4 menunjukkan bahwa tablet vitamin C pada formula I memiliki rata-rata keseragaman bobot g ± 0,00759 g dan pada formula II memiliki rata-rata keseragaman bobot g ± 0,00641 g. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,823 dengan demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang sama.

10 52 CERATA Journal Of Pharmacy Science Tabel 4.4 : Hasil uji keseragaman tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula. Tablet FI (g) FII (g) ,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 4,00 3,98 x SD 0, ,00641 CV 3,79% 3,37% Sumber : Data primer, 2013 b. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kekerasan tablet adalah suatu parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, tekanan dan kemungkinan terjadinya retakan tablet pada saat pembungkusan atau pengempakan, pengangkutan dan penyimpanan. Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet. Bobot tablet dan waktu hancur tablet. Kekerasan tablet pada penelitian ini digunakan alat hardness tester. Hasil pengujian kekerasan tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 : Hasil uji kekerasan tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula.

11 CERATA Journal Of Pharmacy Science 53 Tablet FI (kg) FII (kg) ,0 5,2 5,0 4,8 5,0 4,9 4,9 5,0 4,8 5, ,6 x 5,0 4,9 SD 0,14 0,08 Sumber : Data primer, 2013 Berdasarakan tabel 4.5 menunjukkan bahwa tablet vitamin C pada formula I memiliki rata-rata kekerasan tablet 5,0 kg ± 0,14 kg dan pada formula II memiliki rata-rata kekerasan tablet 4,9 kg ± 0,08 kg. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,308 dengan demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang sama. c. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet merupakan gambaran lain dari ketahanan dalam melawan pengikisan dan goncangan. Kerapuhan dinyatakan sebagai masa seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet akibat adanya bahan penguji mekanis. Kerapuhan dinyatakan dalam proses yang mengacu kepada masa tablet awal sebelum penguji. Pengukuran uji kerapuhan pada penelitian ini dilakukan dengan alat Friabilator. Hasil pengujian kerapuhan tablet vitamin c dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarakan tabel 4.6 menunjukkan bahwa tablet vitamin C pada formula I memiliki rata-rata kerapuhan tablet 2,26% ± 0,14% dan pada formula II memiliki rata-rata kerapuhan tablet 3,50% ± 0,23%. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,001 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang berbeda. Tabel 4.6 : Hasil Uji Kerapuhan tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula Replikasi FI (%) FII (%) I 2,21 3,53 II III 2,42 2,15 3,72 3,26

12 54 CERATA Journal Of Pharmacy Science 6,78 10,51 x 2,26 3,50 SD 0,14 0,23 Sumber : Data primer, 2013 d. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Waktu hancur tablet merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam medium yang sesuai. Uji waktu hancur tablet sangatlah penting karena supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet haruslah hancur diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet haruslah hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Uji waktu hancur pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat Disintegrator tester. Hasil pengujian waktu hancur tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dapat dilihat pada tabel 4.7. Berdasarakan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tablet vitamin C pada formula I memiliki rata-rata waktu hancur tablet 4,76 menit ± 0,55 menit dan pada formula II memiliki rata-rata waktu hancur tablet 3,26 menit ± 0,07 menit. Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa formula I dan formula II memiliki varian yang berbeda. Tabel 4.7 : Hasil uji waktu hancur tablet vitamin C dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk dalam dua formula. Replikasi FI (menit) FII (menit) I 4,12 3,26 II 5,03 3,20 III 5,14 3,34 14,29 9,8 x 4,76 3,26 SD 0,55 0,07 Sumber : Data primer, 2013

13 CERATA Journal Of Pharmacy Science 55 B. PEMBAHASAN Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anonim, 1978). Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikat tertentu. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet. Granul yang baik memiliki waktu alir untuk seratus gram granul atau serbuk dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu pentabletan (Fudholi, 1987). Granul vitamin C yang dibuat memiliki waktu alir untuk formula I 3,73 detik dan formula II 4,48 detik. Hal ini menunjukkan waktu alir dari kedua formula memenuhi syarat granul yang baik yaitu maksimal 10 detik untuk 100 g granul. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,035 dengan demikian signifikansi < 0,05 sehingga kedua formula memiliki varian yang berbeda, perbedaan ini dapat disebabkan karena penambahan bahan pelicin yang berlebih akan mempercepat waktu alir granul tetapi penambahan bahan pelicin yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Apabila granul mempunyai sifat alir yang baik, maka pengisian pada ruang kempa akan menjadi konstan, sehingga sediaan yang dihasilkan mempunyai bobot yang seragam. Granul yang baik mempunyai sudut diam antara 30 sampai 40 (Fonner dkk, 1981). Granul vitamin C yang dibuat mempunyai sudut diam untuk formula I 33,6 dan untuk formula II 35,3. Hal ini menujukkan sudut diam granul vitamin C yang dibuat telah memenuhi syarat granul yang baik. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan karena perbedaan konsentrasi bahan pelicin yang digunakan, semakin besar bahan pelicin yang digunakan maka sudut diam yang dibentuk akan semakin besar. Pada umumnya serbuk/ granul dikatakan mengalir baik/ free flowing, apabila sudut diamnya antara 30 dan 40 o. Jika sudut diam lebih besar dari 40 o maka pada saat pentabletan akan ditemui kesulitan (Lachman dkk, 1970). Granul atau serbuk yang baik mempunyai indeks pengetapan kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang baik (Fassihi dkk, 1986). Granul vitamin C yang dibuat mempunyai indeks pengetapan untuk formula I 9,6% dan untuk formula II 13%. Hai ini menujukkan kedua formula granul vitamin C telah memenuhi standar yaitu kurang dari 20%. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,007 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang berbeda. Perbedaan ini

14 56 CERATA Journal Of Pharmacy Science dapat disebabkan karena perbedaan konsentrasi bahan pelicin yang digunakan, semakin besar bahan pelicin yang digunakan maka indeks pengetapan yang dibentuk akan semakin besar. Pengetapan merupakan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan (tapping) dan getaran (vibrating), semakin kecil indeks pengetapan (dalam persen) maka semakin baik sifat alirnya. Tablet yang baik memiliki keseragaman bobot tablet yang di tentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot tiap tablet terhadap bobot ratarata dari seluruh tablet yang masih diperbolehkan untuk syarat yang telah ditentukan Farmakope Indonesia. Tablet dengan berat 200 mg memiliki toleransi penyimpangan bobot 185 mg 215 mg pada kolom A dan 170 mg 230 mg pada kolom B. Tablet vitamin C yang dibuat memiliki bobot rata-rata untuk formula I g dan formula II g, kedua formula juga telah memenuhi CV yang telah ditetapkan yaitu kurang dari 5% (Anonim, 1979). Hal ini menunjukkan kedua formula mempunyai keseragaman bobot yang memenuhi standart. Begitu pula pada uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,823 dengan demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang sama. Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan jika uji keseragaman bobot cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet. Tahapan selanjutnya setelah dilakukan pengujian keseragaman bobot, dilakukan pengujian kekerasan tablet yang bertujuan untuk mengetahui kekerasannya agar tablet tidak terlalu rapuh atau keras. Tablet yang baik memiliki batas kekerasan tablet berkisar antara 4 6 kg (Parrot dkk, 1997). Tablet vitamin C yang dibuat memiliki kekerasan untuk formula I 5 kg dan formula II 4,9 kg, hal ini menunjukkan kedua formula mempunyai kekerasan yang memenuhi syarat. Begitu pula pada uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,308 dengan demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang sama. Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet. Kerapuhan tablet yang baik memiliki batas debu kerapuhan tidak lebih dari 5% (Voight, 1994). Tablet vitamin C yang dibuat memiliki kerapuhan untuk formula I 2,26% dan formula II 3,50 %, hal ini menunjukkan kedua formula mempunyai kerapuhan yang memenuhi standart. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,001 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa kedua formula menunjukan varian yang yang berbeda, hal ini mungkin dikarenakan oleh jenis, kadar dan cara penambahan bahan pengikat pada pembuatan granul yang akan berpengaruh

15 CERATA Journal Of Pharmacy Science 57 juga pada kerapuhan, waktu hancur dan disolusi tablet. Kerapuhan tablet merupakan gambaran lain dari ketahanan dalam melawan pengikisan dan goncangan. Kerapuhan dinyatakan sebagai masa seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet akibat adanya bahan penguji mekanis. Kerapuhan dinyatakan dalam proses yang mengacu kepada masa tablet awal sebelum penguji (Voight, 1994). Waktu hancur yang baik untuk tablet adalah tidak lebih dari 15 menit (Ansel, 1989). Tablet vitamin C yang dibuat memiliki waktu hancur untuk formula I 4,76 menit dan formula II 3,26 menit, hal ini menunjukkan kedua formula mempunyai waktu hancur yang memenuhi syarat. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa kedua formula menunjukan varian yang yang berbeda, hal ini mungkin juga dikarenakan oleh jenis, kadar dan cara penambahan bahan pengikat pada proses pembuatan granul yang berpengaruh pada waktu hancur tablet. Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam medium yang sesuai. Uji waktu hancur tablet sangatlah penting karena supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet haruslah hancur diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet haruslah hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Kualitas tablet dalam penelitian ini sudah cukup bagus, akan tetapi pada tablet yang dihasilkan terdapat bercak-bercak hitam pada bagian tepi luar tablet. Hal ini bisa dikarenakan serbuk vitamin C yang digunakan adalah vitamin C uncoated yang kualitasnya kurang bersih dan terdapat butiranbutiran kecil hitam yang pada saat pengempakan tablet akan terjadi gesekan kuat, hal tersebut mempengaruhi sifat dari tablet yang mengakibatkan bercak noda hitam pada tepi luar tablet. Untuk memperbaiki hal tersebut serbuk vitamin C uncoated dapat diganti dengan serbuk vitamin C coated dengan memperhatikan kualitas dari serbuk vitamin C. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa formula I dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% dalam pembuatan tablet vitamin C memberikan hasil yang berbeda signifikan pada waktu alir, sudut diam, pengetapan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Sedangkan keseragaman bobot dan kekerasan tidak ada perbedaan yang signifikan. Bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 3% pada formula II akan memperlambat waktu alir, memperbesar indeks pengetapan dan sudut diam, tetapi mempercepat waktu hancur tablet. Formula I pada tablet yang telah diteliti lebih memiliki syarat sebagai mutu tablet yang baik.

16 58 CERATA Journal Of Pharmacy Science KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN : Dari hasil penelitian Formula I dan formula II dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% terdapat perbedaan yang signifikan pada uji kerapuhan dan waktu hancur tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada keseragaman bobot dan kekerasan tablet. Formula I pada tablet yang telah diteliti memiliki syarat sebagai mutu tablet yang lebih baik. SARAN : Perlu mengganti penggunaan bahan zat aktif dengan serbuk vitamin C coated, perlu dilakukan penyalutan tablet untuk menutupi bercak hitam pada tablet vitamin C tersebut.

17 CERATA Journal Of Pharmacy Science 59 DAFTAR PUSTKA Anonim, Formularium Nasional, Edisi II. Departeman Kesehatan Rupublik Indonesia. Jakarta. Anonim, Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim, Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Ansel, C. Howard Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Universitas Indonesia. Jakarta. Fonner, D.E, Anderson N.R, Banker, G.S, 1981, Granulation and Tablet Characterization, in Lieberman, H.A, Lachman I, (Eds), Pharmaceutical Dosage Form: Tablets, Vol II, Marcell Dekker Inc, New York Fudholi, A, Laktosa Monohidrat Dalam Sistem Granulasi Basah. Simposium Laktosa. Jakarta. Fassihi, A.R, Kanfer,L, Effect of Compressibility and Powder Flow Properties on Tablet Weight Variation in Drug Development and Industrial Pharmacy. Marcell Dekker Inc, New York Hidayat, M.T Pengaruh Kombinasi Bahan Pelicin Magnesium Stearat dan Talk (1:9) Terhadap Sifat Fisis dan Profil Disolusi Tablet Campuran Interaktif Prednison. SKRIPSI. Fakultas Farmasi. Universitas Setia Budi. Surakarta. Lachman, Leon dkk The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. Lea and Febiger. Philadelpia. Lachman, Leon dkk Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Edisi III. Universitas Indonesia. Jakarta. Parrot, Eugene L. and Witold Saski Experimental Pharmaceutics, 4 th Ed. Buergess Publising Company. Minnesota. Purwanti, Pengaruh Perbedaan Jenis Bahan Pelicin Kombinasi Mg Stearat : Talk (1:9) dan PEG 4000 Terhadap Mutu Fisik Tablet Parasetamol. Tugas akhir. Fakultas Farmasi. Universitas Setia Budi. Surakarta Setiawan, Eko W Pengaruh Bahan Pengikat Gelatin Terhadap Sifat Alir Granul Vitamin C. KTI. STIKES Muhammadiyah Klaten. Siregar, J.P Charles Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Voight, R Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic. 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Amilum Biji Nangka Pada penelitian ini didahulu dengan membuat pati dari biji nangka. Nangka dikupas dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian direndam larutan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL Disusun oleh : Grup E Kelompok 1 Karunia Sari (1343050050) Waliroh Komarifah (1343050108) Arie Aulia Rahman (1343050131) FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA 1 Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research 2016, 01, 1-9 PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA Ahmad Ainurofiq 1* dan Nailatul Azizah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tablet Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI Dwi Elfira Kurniati*, Mirhansyah Ardana, Rolan Rusli Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS,

Lebih terperinci

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg. PEMBAHASAN TABLET Setelah dilakukan uji granul dan granul dinyatakan layak untuk dikempa, proses yang selanjutnya dilakukan adalah pencetakan tablet sublingual famotidin. Sebelum pencetakan, yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih hijau (Piper betle, L) diperoleh dari PT. Borobudur Natural Herbal Industry,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco chemical),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam meningkatkan mutu suatu obat. Tablet adalah sediaan

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Sugiyono 1), Siti Komariyatun 1), Devi Nisa Hidayati 1) 1) Program S1 Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch; BAB HI CARA PENELITIAN A. Bahan Dan Alat Yang Digunakan 1. Bahan-bahan yang digunakan Metampiron (kualitas farmasi); Amilum manihot (kualitas fannasi); Amilum ganyong (dibuat dari umbi Canna edulis, Ker);

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah 25 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah buaya (PT. Kavera Biotech, Indonesia), asam sitrat (Cina), asam tartrat (Perancis) dan natrium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), pragelatinisasi pati singkong suksinat (Laboratorium Farmasetika, Departemen Farmasi FMIPA UI),

Lebih terperinci

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari. BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini industri farmasi telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan

Lebih terperinci

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah Jurnal Farmasi Indonesia, November 2010, hal 62-66 ISSN: 1693-8615 Vol. 7 No. 2 Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2. FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH Lindawati Damidjan, Iskandar Soedirman, Dwi Hartanti Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan BAB 1 PENDAHULUAN Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang relatif lebih stabil secara fisika kimia dan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang sering dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN NATRIUM ALGINAT SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh : YENNYFARIDHA K100040034

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Dari jenis-jenis sediaan obat yang ada di pasaran, tablet merupakan bentuk sediaan yang paling

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG Majalah Farmasi Indonesia, 12(4), 166171, 21 PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 15 SEBAGAI BAHAN PENGISIPENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG THE EFFECT OF REPEATED COMPACTION ON STARCH 15 AS A FILLER BINDER

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E Apriani, N.P 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN EXPLOTAB SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh: HENI SUSILOWATI K100 040 020

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tablet CTM digunakan sebagai antihistaminikum. Antihistaminikum adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam menekan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Singkong Gambar 2.1 Tumbuhan singkong (Prastika, 2012) Singkong Manihot esculenta Crantz merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Tanaman singkong tumbuh pada iklim yang panas

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 64-74, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI

Lebih terperinci

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Asetosal 150 mg Starch 10% PVP 5% Laktosa q.s Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% Monografi a. Asetosal Warna Bau

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM Akhmad Jazuli, Yulias Ninik Windriyati, Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6 PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6 Agus Siswanto, Iskandar Sudirman, Santi Patrinia Feranses Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL

PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL A. Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai bagaimana cara pengujian terhadap granul B. Tinjauan Pustaka Granul adalah sediaan bentuk padat berupa partikel

Lebih terperinci

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien) Defenisi tablet Berdasarkan FI III : Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 Pemeriksaan bahan baku Hasil pemeriksan bahan baku ibuprofen, Xanthan Gum,Na CMC, sesuai dengan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono 1), Pipit Murdiyani 1), Yulias Ninik W. 1) 1) Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI Oleh : WADLICHAH SYARIFAH K 100 060 038 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua BAB 1 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, terutama dalam bidang farmasi, memberikan kesempatan pada bagian Research and Development di sebuah industri farmasi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi farmasi berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan lebih banyak lagi

Lebih terperinci

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini industri farmasi telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT FORMULAS TABLET EKSTRAK KUNYT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARAS BAHAN PENGKAT Edi Suyono, Rahmi Nurhaini NTSAR Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Penyakit

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. BAB II PEMBAHASAN Metode kempa atau cetak langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG Mikhania: Perbandingan Sifat Fisik Tablet 7 PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG Mikhania C.E. *, Dewi rashati, Dadang Putra Mardigantara Akademi Farmasi

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI GALENIKA Journal of Pharmacy Kusumawati/Galenika Vol. 1 (2) : 73 - Journal 78 of Pharmacy ISSN : 2442-8744 October 2015 FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON Sugiyono 1), Irawan Sukma 1) 1) Fakultas Farmasi Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau Uji KLT dilakukan sebagai parameter spesifik yaitu untuk melihat apakah ekstrak kering daun sirih yang diperoleh dari PT. Industry

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 % PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan tablet dengan cara Granulasi Kering. Tablet yang dibuat sebanyak 300 buah. Komposisi tablet yang akan kami buat adalah sebagai berikut : R/ Acetosal

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH Winda M. Rori 1), Paulina V. Y.Yamlean 1), Sri Sudewi 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA

Lebih terperinci

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101 FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101 Supomo *, Dayang Bella R.W, Hayatus Sa`adah # Akademi Farmasi Samarinda e-mail: *fahmipomo@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, menggunakan metode kering pada kondisi khusus

Lebih terperinci

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan BAB 1 PENDAHULUAN Saat ini indutri farmasi berfokus pada pengembangan sistem penghantaran obat secara oral yang menawarkan kepatuhan pasien dan dosis yang efektif. Rute pemberian oral tidak diragukan lagi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan melakukan percobaan disolusi tablet floating metformin HCl dan tablet

Lebih terperinci

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80 PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80 Ratih Hapsari Gunawi, Dhadhang Wahyu Kurniawan*, Vitis Vini Fera Ratna Utami Universitas Jenderal Soedirman-Purwokerto *korespondensi:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi dalam industri farmasi sekarang ini, terutama di bidang sediaan solida termasuk sediaan tablet yang telah mengalami banyak perkembangan dalam

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara internasional obat dibagi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA.

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA. PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA. Tri Dara Aprilya, Iskandar Soedirman, Indri Hapsari Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Lebih terperinci

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL Awal P, Yun Astuti Nugroho Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan Kem Kes RI E-mail: b2p2to2t@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Mengapung Verapamil HCl Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih lima formula untuk dibandingkan kualitasnya, seperti

Lebih terperinci

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.setelah itu diayak menjadi granul,dan

Lebih terperinci

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi BAB 1 PENDAHULUAN Sampai saat ini, sediaan farmasi yang paling banyak digunakan adalah sediaan tablet, yang merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkular,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara pemakaiannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Dari jenis sediaan obat yang ada, tablet dan jenis-jenis modifikasinya merupakan sediaan yang

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI Tim Pengajar : Septiana Indratmoko, S. Farm., M. Sc., Apt. Elisa Issusilaningtyas, S. Farm., M. Sc., Apt. PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH

Lebih terperinci

UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN

UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN Yos Banne, Selfie P.J. Ulaen, Fifiliane Lombeng Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Abstrak : Salah satu bentuk sediaan

Lebih terperinci

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN Hingga saat ini, kemajuan di bidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam meningkatkan mutu suatu obat. Tablet adalah sediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang kefarmasian saat ini telah cukup maju atau dapat dikatakan mengalami modernisasi. Hal ini berkenaan dengan derajat kualitas obat

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban INTISARI Jahe merah (Zingiberaceae officinale Rosc) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Ibuprofen, HPMC 6 cps (Shin-Etsu), PVP K-30, laktosa, acdisol, amprotab, talk, magnesium stearat, kalium dihidrogen fosfat, natrium hidroksida, natrium dihidrogen fosfat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Selama ini, kemajuan teknologi dalam industri farmasi, terutama dibidang sediaan solida termasuk sediaan tablet telah mengalami banyak perkembangan dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Oleh : Fitri Wijayanti

Lebih terperinci

SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA

SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA Syamsia 1), Rani Dewi Pratiwi 2), Susana 1) 1) Prodi Farmasi Poltekkes

Lebih terperinci

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn : Jurnal Para Pemikir Volume 6 mor 2 Juni 2017 p-issn : 2089-5313 UJI SIFAT FISIKTABLETHISAP KOMBINASI EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff)

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi. OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyanthawight.) DENGAN BAHAN PENGHANCUR NATRIUM ALGINAT DAN BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM M.Fatchur Rochman 1, Yulias Ninik Windriyati 1, Sugiyono 1 1 Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) DENGAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODA GRANULASI BASAH SKRIPSI Oleh : IMAWAN NUR RAIS AHMAD K 100040165

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di seluruh dunia, karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya

Lebih terperinci

PENGARUH CARA PENGENDAPAN KEMBALI KRISTAL PARASETAMOL DENGAN PELARUT ETANOL SELAMA PROSES FABRIKASI TERRADAP SIFAT FISIK TABLET

PENGARUH CARA PENGENDAPAN KEMBALI KRISTAL PARASETAMOL DENGAN PELARUT ETANOL SELAMA PROSES FABRIKASI TERRADAP SIFAT FISIK TABLET Majalah Farmasi Indonesia, 12(3), 92-96, 2001 PENGARUH CARA PENGENDAPAN KEMBALI KRISTAL PARASETAMOL DENGAN PELARUT ETANOL SELAMA PROSES FABRIKASI TERRADAP SIFAT FISIK TABLET THE ENFLUENCE OF REPRICIPITATION

Lebih terperinci

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati PENGGUNAAN AMYLUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DALAM FORMULASI TABLET IBUPROFEN SECARA KOMBINASI INTRAGRANULAR- EKSTRAGRANULAR (Amylum Manihot As A Desintegrator In Ibuprofen Tablet Formulation By

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM) DENGAN METODE GRANULASI BASAH Oleh STEPANUS RAPAEL NIM : I21109006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu contoh jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan yaitu daun pepaya (Carica papaya). Menurut penelitian Maniyar dan Bhixavatimath (2012), menunjukkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN LAMA PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN LAMA PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL TUGAS AKHIR digilib.uns.ac.id PERBANDINGAN LAMA PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan oral berupa sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT Nursiah Hasyim 1, Mirawati 2, dan Sri Sulistiana 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas

Lebih terperinci

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al, BAB 1 PENDAHULUAN Sediaan farmasi terdapat berbagai macam bentuk berbeda yang didalamnya terkandung suatu bahan obat untuk pengobatan penyakit tertentu. Salah satu bentuk sediaan yang paling populer adalah

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN Juheini, Iskandarsyah, Animar J.A., Jenny Jurusan Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia ISSN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi atas kapsul

Lebih terperinci

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang jumlahnya cukup banyak. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, kulit pisang

Lebih terperinci

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemeriksaan Kualitatif Amilum Ganyong dan Metampiron Tabel III. Hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong Uji Kualitatif 1. Organoleptik a. Bentuk b. Warna c. Bau d. Rasa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN (Durio Zibethinus L.) SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR YANG DITAMBAHKAN SECARA INTERNAL- EKSTERNAL TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET IBUPROFEN Sugiyono 1), Hilda Shofia

Lebih terperinci

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013 KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013 Rancangan formula R/ Ketokenazol PVP Amilum Sagu pregelatinasi Avicel ph 102 Tween 80 Magnesium Stearat Talk HOME 200 mg

Lebih terperinci

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari PENGARUH AMILUM BERAS KETAN ( Oryza sativa L.f.glutinosa Auct ) SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIS TABLET VITAMIN B6 Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MAGNESIUM STEARAT, TALK ATAU KOMBINASINYA TERHADAP WAKTU HANCUR DAN DISOLUSI TABLET PREDNISON PADA CAMPURAN INTERAKTIFNYA

PENGARUH MAGNESIUM STEARAT, TALK ATAU KOMBINASINYA TERHADAP WAKTU HANCUR DAN DISOLUSI TABLET PREDNISON PADA CAMPURAN INTERAKTIFNYA PENGARUH MAGNESIUM STEARAT, TALK ATAU KOMBINASINYA TERHADAP WAKTU HANCUR DAN DISOLUSI TABLET PREDNISON PADA CAMPURAN INTERAKTIFNYA EFFECT OF MG STEARAT, TALC OR THEIR MIXTURES TO THE DISINTEGRATION TIME

Lebih terperinci

PERBANDINGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL. Oleh :

PERBANDINGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL. Oleh : PERBANDINGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN GRANUL TERHADAP KADAR AIR DAN SIFAT FISIS TABLET PARASETAMOL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI TABLET ZETASAL Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 9 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG ABSTRACT ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG Syofyan 1), Thika Dwi Lestari 2), Rieke Azhar 2) 1). Fakultas Farmasi universitas andalas (UNAND) 2). Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA SUDUT DIAM Pengujian Formula A Formula B Formula C Formula D Replikasi 1 31,06 30,81 31,06 32,57 Replikasi 2 31,22 32,23 31,65 32,02 Replikasi 3 30,92 32,42

Lebih terperinci